• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Ilmu Bahan Makanan Kac

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Ilmu Bahan Makanan Kac"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BAHAN MAKANAN

ACARA

KACANG-KACANGAN

Disusun oleh :

Nama : Enka Angraini Ismail NIM : 35.2014.7.2.0985 Kelompok : 2

Tanggal : Minggu, 19 April 2015

Asisten : Elisa Sulistianingrum, S.Gz, Dietisien, MPH Ayu Rahardianti, S.Gz, MPH

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Acara

Praktikum Ilmu Bahan Makanan dengan tema kacang-kacangan B. Tanggal

Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium KMI pada tanggal 04 April 2015 C. Tujuan

1. Mahasiswi mampu mengetahui kriteria mutu fisik kacang-kacangan serta perbedaan jenis kacang-kacangan bedasarkan penampang fisiknya 2. Mahasiswi memahami proses pengolahan kacang-kacangan secara benar 3. Mahasiswi mampu mengetahui jenis hasil olahan kacang-kacangan

4. Mahasiswi mampu membandingkan perbedaan karakteristik dan nilai gizi produk olahan kacang-kacangan

BAB II

METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Kompor 1 buah

b. Panci 1 buah

c. Stopwatch 1 buah d. Timbangan 1 buah e. Tabung/gelas ukur1 buah

f. Jangka sorong 1 buah g. Termometer 1 buah 2. Bahan

a. Kacang tanah 120 gram b. Kacang kedelai 60 gram c. Kacang hijau 60 gram d. Kacang merah 60 gram

e. Tempe 100 gram

f. Selai kacang 20 gram g. Sari kacang hijau 100 ml h. Susu kedelai 100 ml

i. Air secukupnya

(3)

1) Mengamati sifat fisik kacang-kacangan

Kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah

Mengamati warna dan bentuk

2) Mengamati daya serap air

Kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah

Menimbang berat masing-masing sampai 10 g

Menuangkan air 200 ml ke dalam panci dan merebus hingga air mendidih

Memasukkan sampel ke dalam panci

Merebus sampel selama 20 menit

Meniriskan sampel

Memasukkan bahan-bahan tersebut ke dalam panci (di tempat terpisah)

Menimbang berat sampel setelah direbus

Menghitung daya serap air

3) Mengamati rasio pengembangan

Kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah

Menimbang sampel masing-masing 25 gram

Merendam Tidak merendam

meniriskan

Masukkan ke dalam gelas ukur

(4)

Merebus sampel sampai lunak (memasukkan kacang-kacangan ke dalam panci setelah air mendidih)

Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk merebus sampel sampai lunak

Memasukkan ke dalam gelas ukur

Menghitung rasio pengembangan

4) Mengamati produk olahan

Selai kacang, susu kedelai, sari kacang hijau, tempe

Mengamati sifat organoleptiknya (warna, rasa, bau, dan tekstur

Mengamati nilai gizinya

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil (tabel hasil percobaan/pengamatan)

1. Pengamatan sifat fisik kacang-kacangan

Tabel 1. Pengamatan sifat fisik kacang-kacangan

Sampel Warna Bentuk Panjang Lebar

Kacang kedelai Pucat kekuningan

Agak bulat 0,3 cm 0,2 cm

Kacang merah Merah hati Lonjong 1,2 cm 0,5 cm Kacang tanah Coklat Agak lonjong 1 cm 0,5 cm

Kacang hijau Hijau lumut Bulat agak lonjong

0,2 cm 0,1 cm

Kacang tolo Coklat tua Lonjong 0,525 cm 0,915 cm Kacang kedelai

hitam

Hitam pekat Bulat agak lonjong

0,2 cm 0,5 cm

Tabel 2. Hasil pengamatan daya serap air

Sampel Berat awal (g) Berat setelah direbus Daya serap air

Kacang tanah 10 g 14 g 40 %

Kacang hijau 10 g 15 g 50 %

Kacang tolo 10 g 17 g 70 %

(5)

Kacang kedelai 10 g 17 g 70 %

Rendam 7,5 menit 130 ml 80 ml 0,615 Tidak rendam 11,5 menit 110 ml 25 ml 0,68 Kacang

kedelai

Rendam 13 menit 150 ml 100 ml 0,66 Tidak rendam 15 menit 170 ml 60 ml 0,35 Kacang hijau Rendam 14,34

Rendam 11 menit 225 ml 100 ml 0,44 Tidak rendam 11,4 menit 225 ml 50 ml 0,22

Tabel 4. Hasil pengamatan produk olahan kacang-kacangan

Sampel Warna Rasa Tekstur Bau

Susu kedelai Putih pucat Manis gurih Cair Kedelai Kacang hijau Coklat Manis Cair, Kasar Gula merah dan

kacang hijau Sari kacang Coklat Khas kacang Lembut Kacang

Tempe Putih coklat Kedelai Kasar Apek

B. PEMBAHASAN

1. Cara kerja dan fungsi perlakuan

a. Pengamatan fisik kacang-kacangan

(6)

b. Pengamatan daya serap air kacang-kacangan

Pengamatan terhadap daya serap air dilakukan dengan membandingkan penyerapan/ kemampuan penyerapan air pada 4 sampel yang berbeda. Yaitu kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, serta kacang merah. Proses terlebih dahulu dilakukan dengan penimbangan masing-masing sampel sebanyak 10 g. kemudian sampel yang sudah ditimbang masing-masing dimasukkan ke dalam panci secara terpisah dan ditambahkan 10 ml air yang diukur dengan tabung atau gelas ukur, lalu direbus hingga airnya mendidih di atas kompor. Sampel yang airnya sudah mendidih kemudian dimasukkan ke dalam panci yang berbeda lalu direbus kembali diatas kompor hingga 20 menit. Sampel yang sudah masak tersebut kemudian ditiriskan dan dihitung beratnya dengan menggunakan rumus :

Daya serap air = berat bahan sesudah – berat bahan sebelum Berat bahan sebelum

Pengamatan ini dilkakukan dengan berbagai alat seperti timbangan untuk menimbang sampel, panci yang berguna sebagai wadah dalam pemasakanan, serta kompor yang digunakan untuk memasak

Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui kemampuan daya serap air ketika dimasak, karena pada saat proses pemasakan terjadi penyerapan air dalam kacang-kacangan sehingga ukurannya menjadi lebih besar dari ukuran semulanya yang disebabkan karena adanya air yang meresap ke dalam kacang, sehingga dapat dihitung dan dibandingkan kemampuan daya serap air dari tiap varietas yang berbeda.

c. Pengamatan rasio pengembangan

Dalam pengamatan ini, 4 sampel yang berbeda yaitu kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang merah diamati rasio pengembangannya. Pertama-tama proses dilakukan dengan penimbangan masing sampel sebanyak 25 gram yang masing-masing bahan dibagi menjadi dua yaitu sampel A yang direndam dan sampel B yang tidak direndam.

(7)

Rasio pengembangan = Volume akhir Volume awal

Keseluruhan proses ini dilakukan untuk mengetahui rasio pengembangan/besarnya selisih antara volume akhir perebusan dan volume awal perebusan dengan memperlukan beberapa alat yaitu timbangan yang berguna untuk menimbang sampel, gelas ukur untuk menentukan takaran bahan yang ada serta takaran yang diinginkan, kompor untuk merebus bahan, panci sebagai wadah dalam proses perebusan, stopwatch untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam proses pemasakan

d. Pengamatan Produk olahan

Pengamatan produk olahan dilakukan dengan mengamati berbagai sifat organoleptik seperti warna, rasa, bau, dan tekstur pada tiap-tiap produk olahan, dengan menggunakan berbagai pancaindra pengamat seperti indra penciuman, indra pengecap, dan indra peraba. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berbagai perbedaan karakteristik sifat fisik masing-masing produk.

Pengamatan juga dilakukan pada kandungan nilai gizi masing-masing produk olahan yang tertera di belakang kemasan, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kandungan gizi yang terkandung dalam produk olahan sehingga dapat dibandingka dengan kadar gizi produk olahan lainnya.

2. Hasil dan metode percobaan

2.1 Hasil pengamatan sifat fisik kacang-kacangan

Kacang-kacangan merupakan kelompok Fabaceae atau leguminoceace yang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein dan lemak dengan nilai gizi yang tinggi (20 – 25 g/100 g), vitamin B (thiamin, riboflavin, niacin, asam folat), mineral (Ca, Fe, P, K, Zn, Mg, dan lain-lain), dan serat. (J.Dostalova, 2009). Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin dan sistin namun tinggi lisin dan kekurangan ini dapat diatasi dengan kombinasi serealia

(8)

memiliki warna hijau lumut dengan bentuk bulat agak lonjong, serta memiliki panjang 0,2 dan lebar 0,1 , kacang tolo yang memiliki warna coklat tua dengan bentuk yang lonjong, serta memiliki rasio panjang 0,5 dan lebar 0,2 , serta kacang kedelai hitam yang yang memiliki warna hitam pekat, berbentuk bulat agak lonjong, dan memiliki panjang 0,2 dan lebar 0,1. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kacang merah memiliki bentuk yang paling panjang dibandingkan kacang lainnya dengan panjang 1,2. Sedangkan kacang yang paling pendek adalah kacang hijau dengan panjang 0,2. Sehingga apabila diurutkan dari kacang yang paling panjang adalah kacang merah – kacang tanah – kacang tolo – kacang kedelai – kacang kedelai hitam dan kacang hijau. Untuk lebar ditemukan bahwa kacang tanah memiliki ukuran yang paling lebar diantara kacang lainnya dengan kelebaran 0,6 sedangkan kacang hijau memiliki kelebaran terkecil dengan 0,1. Sehingga dapat diurutkan dari kacang terlebar adalah kacang tanah – kacang merah – kacang tolo – kacang kedelai – kacang kedelai hitam dan kacang hijau

Warna berbeda yang terdapat dalam kacang-kacangan disebabkan oleh kandungan pigmen alami yang terdapat di dalamnya seperti pigmen antosianin dalam sel, klorofil dalam plastisida, flavonoid, kuinon, leukoantosianin, belatanin, karoten, xanton, dan berbagai hasil uraian pigmen-pigmen dalam lapisan palisade dari epidermis. Pigmen-pigmen alami yang terkandung dalam berbagai makanan antara lain :

a. Klorofil

Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan xiantofil. Saat ini ada 2 jenis klorofil yang telah diidentifikasi. Yaitu klorofil a dan klorofil b, yang kandungan keduanya pada tanaman memiliki perbandingan 3:1 dan memiliki struktur kimia yang sangat mirip

b. Karatenoid

Karatenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye serta larut dalam minyak (lipida). Karatenoid umumnya terdapat dalam kloroplas (0,5%) bersama sama dengan dengan klorofil (9,3%) pada bagian permukaan atas daun, dekat dengan dinding-dinding sel palisade, serta pada buah-buahan yang memiliki warna terang

c. Karoten dan likopen

Karoten dan likopen merupakan molekul yang simetrik, yang berarti separuh bagian kiri merupakan bayangan cermin dari bagian kanannya. Beta-karoten dan likopen merupakan molekul yang hampir serupa, perbedaanya hanya terletak pada cincin pada karbon ujung. Pada karoten cincinnya tertutup, sedangkan pada likopen cincinnya terbuka

(9)

Antosianin dan antoxianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut pada air. Plavonoid mengandung 2 cincin benzena yang dihubungkan oleh 3 atom karbon. Ketiga atom tersebut dirapatkan oleh sebuah atom oksigen sehingga terbentuk cincin diantara 2 cincin benzena. Antosianin memiliki pigmen yang berwarna merah, biru dan violet, yang biasanya ditemukan pada bunga, buah dan sayuran. Dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu membentuk ester dengan monosakarida (glukosa, galaktosa, ramnosa dan kadang-kadang pentosa). Yang sewaktu pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin pecah menjadi antosianidin dan gula

e. Antoxiantin

Antoxiantin termasuk pigmen flavonoid yang berwarna kuning dan larut dalam air. Antoxiantin banyak terdapat dalam lendir sel daun yang kebanyakan tidak digunakan sebagai makanan. Beberapa flavon yang terkenal adalah kuersetin (kulit bawang, teh), hesperitin (jeruk dan lemon), dan apigenin (dahlia kuning). Antosianin berbeda dengan pigmen kuning atau jingga (karatenoid) karena sifatnya yang larut dalam air, sedangkan karatenoid larut dalam lipida.

f. Tanin

Tanin disebut juga asam tanat dan asam galotanat. Tanin dapat tidak berwarna sampai berwarna kuning atau coklat.

Sedangkan bau langu yang terdapat dalam kacang-kacangan disebabkan oleh beberapa komponen seperti : Alkanal, Alkanon, Aldehid, Alkanol, As.lemak folafil, Amin, ester alifatik, yang juga disebabkan oleh aktifitas enzim lipoksidase.

Dalam pemilihan kacang-kacangan berkualitas, harus diperhatikan berbagai keriteria mutu fisik seperti kadar air, butir rusak, butir belah, dan butir keriput. Selain itu, pemilihan juga harus memperhatikan berbagai unsur seperti bebas hama dan penyakit, bebas bau busuk, asam, apek, dan bau asing lainnya, Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida, serta memiliki suhu normal.

(10)

yang tidak lembab, lingkungan yang baik dan bersih, serta sirkulasi udara yang lancar dengan rancangan bangunan yang baik dengan adanya ventilasi.

Sedangkan untuk pemasakan, kacang-kacangan harus dimasak dalam suhu yang benar agar tidak mengurangi nilai gizi yang mudah hilang serta agar dapat mengurangi zat anti gizi yang terkandung dalam kacang-kacangan dengan cara menginaktivasinya, yang juga dapat dilakukan dengan perluasan permukaan, fermentasi, perendaman dengan air, germinasi (perkecambahan), serta dengan pengelupasan kulit biji.

Nilai dan mutu gizi kacang-kacangan menjadi lebih baik setelah dikecambahkan. Selama pengecambahan komponen antigizi (tripsin inhibitor, asam pitat, pentosan, tannin) menurun dan setelah pengecambahan terbentuk komponen fitokimia (glokosinolates, antioksidan alami yang berperan untuk kesehatan. (M. Marto, 2010). Para ahli fisiologi menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya radikula menembus kulit benih. Sedangkan para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum (Tohari, 1995). Perkecambahan ditentukan oleh kualitas benih (vigor dan kemampuan berkecambah), pengujian awal (pematahan dormansi) dan kondisi perkecambahan seperti: air, suhu, media, cahaya dan terbebas dari hama dan penyakit. Dengan cahaya, suhu dan kelembaban merupakan tiga faktor utama yang mempengaruhi proses perkecambahan (Utomo, 2006).

2.2 Pengamatan daya serap air

Pengamatan ini dilakukan dengan menimbang masing-masing sampel sebanyak 10 gram yang kemudian direbus dalam panci dengan 200 ml air hingga air mendidih, memindahkannya ke panci lain dan merebusnya kembali selama 20 menit, kemudian ditiriskan dan menimbang sampel yang telah mengembang setelah direbus.

(11)

Perbedaan daya serap air yang dimiliki oleh masing-masing varietas disebabkan oleh kekompakan biji, ukuran, dan jenis dari masing-masing kacang yang digunakan. Dan penyerapan yang terjadi pada kacang-kacangan dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi air antara permukaan dan bagian dalam kacang-kacangan yang mengakibatkan masuknya air ke dalam kacang melalui inhibisi dan osmosis.

2.3 Pengamatan rasio pengembangan

Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan rasio tingkat pengembangan dari 4 sampel yang tersedia. Pengamatan dimulai dengan menimbang masing-masing sampel sebanyak 25 gram yang dibagi menjadi 2 penggolongan, sampel yang mengalami proses perendaman dan tidak mengalami proses perendaman yang masing-masing sampel dimasukan ke dalam gelas ukur, direbus dalam panci sampai lunak kemudian di masukkan ke gelas ukur kembali untuk di hitung rasio pengembangannya.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan (tabel 3.), disimpulkan bahwa kacang hijau memiliki rasio pengembangan paling bayak dibandingkan dengan kacang lainnya dengan rasio pengembangan kacang hijau rendam sebanyak 1,65 dan kacang hijau yang tidak direndam sebanyak 2,5, sedangkan kacang merah memiliki rasio pemgembangan paling kecil dibandingkan kacang lainnya dengan rasio menggunakan perendaman sebesar 0,44 sedangkan rasio tanpa perendaman sebesar 0,22

Dari penelitian ini diketahui waktu yang diperlukan masing-masing kacang dengan perendaman ternyata lebih singkat dibandingkan dengan kacang tanpa perendaman. Hal ini disebabkan karena dalam proses perendaman sudah ada air yang masuk ke dalam biji sehingga mempersingkat waktu pelunakan kacang

2.4 Pengamatan produk olahan kacang-kacangan

Pengamatan produk olahan kacang-kacangan dilakukan dengan mengamati sifat organoleptik yang meliputi warna, rasa, bau dan tekstur serta nilai gizi yang terdapat dalam setiap sampel produk olahan. Dari pengamatan yang dilakukan (tabel 4.), ditemukan berbagai perbedaan yang signifikan dari tiap-tiap sampel yang didasarkan pada bahan dasar dan jenis pengolahan produk olahan,seperti :

(12)

hawatir akan terjadinya alergi. Hal ini karena ketidakadaannya kandungan laktosa pada susu kedelai yang biasanya menjadi penyebab terjadinya alergi

b. Sari kacang hijau, memiliki warna coklat, rasa yang manis, tekstur cair dan agak sedikit kasar karena ampas, berbau gula merah dan aroma khas kacang hijau

c. Selai kacang; berwarna coklat, rasa kacang, bertekstur lembut dengan aroma khas kacang

d. Tempe; memiliki warna putih pucat, berasa kedelai, memiliki tekstur yang kasar, serta berbau apek

e. Tahu kopong; berwarna coklat, rasa yang tawar, tekstur yang kasar, serta bau yang kecut

Dalam pengamatan yang dilakukan terhadap 5 sampel yang berbeda-beda, masing-masing produk olahan kacang-kacangan memiliki nilai gizi yang beragam. Nilai gizi tersebut yaitu :

a. Tahu; yang memiliki kandungan protein 10,9 g, lemak4,7 g, karbohidrat 0,8 g, serta jumlah energy total sebesar 80 Kkal

b. Tahu goreng; memiliki kandungan protein 9,7 g, lemak 8,5 g, karbohidrat 2,5 g, dan jumlah energy total sebesar 115 Kkal

c. Tempe goreng; dengan kandungan protein 20,8 g, lemak 8,8 g, kandungan karbohodrat 13,5 g, serta total energy 201 Kkal

d. Sari kacang hijau; dengan kandungan protein 3 g, tanpa lemak, karbohidrat 13,5 g, dan total energy 201 Kkal

e. Susu kedelai; dengan protein 3 g, karbohidrat 18 g, lemak 1,5 g, dan memiliki energy total 100 Kkal

(13)

dalam produk sari kacang hijau dan susu kedelai dengan kandungan protein sebesar 3 g, lemak terendah terkandung di sari kacang hijau dengan tanpa lemak, karbohidrat terendah pada tahu dengan 0,8 g, dan total energi terendah pada tahu dengan 80 Kkal. Maka bila diurutkan kandungan proteinnya dari yang tertinggi adalah tempe (20,8 g), tahu(10,9 g), tahu goreng(9,7 g) dan sari kacang hijau dengan susu kedelai yang memiliki kandungan yang sama sebesar 3 g, Sedangkan bila kandungan karbohidrat diurutkan bedasarkan kandungan tertinggi yaitu tempe dan sari kacang hijau dengan 13,5 g, sari kedelai(18 g), tahu goreng (2,5 g), dan tahu(0,8 g), kandungan lemak bila diurutkan dari yang tertinggi yaitu tempe(8,8 g), tahu goreng(8,5 g), tahu(4,7 g), susu kedelai(1,5 g), serta sari kacang hijau(0 g) serta kandungan total energi bila diurutkan dari yang tertinggi yaitu Tempe dan sari kacang hijau (201 Kkal), tahu goreng(115 Kkal), Susu kedelai(100 Kkal), sert tahu(80 Kkal)

KESIMPULAN

1. Dalam pemilihan kacang-kacangan perlu diperhatikan kriteria mutu fisik seperti kadar air, butir rusak, butir belah, dan butir keriput. Selain itu, pemilihan juga harus memperhatikan berbagai unsur seperti bebas hama dan penyakit, bebas bau busuk, asam, apek, dan bau asing lainnya, Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida, serta memiliki suhu normal. Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kacang merah memiliki bentuk yang paling panjang dibandingkan kacang lainnya dengan panjang 1,2. Sedangkan kacang yang paling pendek adalah kacang hijau dengan panjang 0,2

2. Jenis kacang-kacangan dapat dibedakan bedasarkan penampang fisiknya yaitu ; a. Yaitu kacang kedelai yang memiliki warna pucat kekuningan, agak bulat, dan

memiliki panjang 0,3 cm dan lebar 0,2 cm

b. kacang merah yang mempunyai warna merah hati, dengan bentuk lonjong dan memiliki rasio panjang 1,2 cm dan lebar 0,5 cm

c. kacang tanah yang mempunyai warna coklat, bentuk agak lonjong, dengan panjang 1,20 cm dan lebar 0,6 cm

d. kacang hijau yang memiliki warna hijau lumut dengan bentuk bulat agak lonjong, serta memiliki panjang 0,2 cm dan lebar 0,1 cm

e. kacang tolo yang memiliki warna coklat tua dengan bentuk yang lonjong, serta memiliki rasio panjang 0,5 cm dan lebar 0,2 cm

(14)

Mutu dan kualitas kacang-kacangan akan terjaga dan terhindar dari berbagai kerusakan seperti kerusakan fisik, kimia, dan biologis jika pengolahannya dilakukan secara benar yang meliputi cara penyimpanan dan cara pemasakan atau pengolahan.

3. Pemanfaatan kacang tidak hanya terbatas pada pemanfatannya secara langsung tetapi juga dengan mengubahnya menjadi berbagai macamproduk olahan seperti tahu, tempe, selai kacang, tempe, tahu kopong, dsb

4. Masing-masing produk olahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Yaitu ; a. Susu kedelai, berbahan dasar kedelai yang berwarna putih pucat, rasa manis

dengan sedikit gurih, tekstur yang cair, dengan aroma khas kedelai

b. Sari kacang hijau, memiliki warna coklat, rasa yang manis, tekstur cair dan agak sedikit kasar karena ampas, berbau gula merah aroma khas kacang hijau

c. Selai kacang; berwarna coklat, rasa kacang, bertekstur lembut dengan aroma khas kacang

d. Tempe; memiliki warna putih pucat, berasa kedelai, memiliki tekstur yang kasar, serta berbau apek

e. Tahu kopong; berwarna coklat, rasa yang tawar, tekstur yang kasar, serta bau yang kecut

Sedangkan kandungan zat gizi yang terdapat dalam produk olahan meliputi :

a. Tahu; yang memiliki kandungan protein 10,9 g, lemak 4,7 g, karbohidrat 0,8 g, serta jumlah energy total sebesar 80 Kkal

b. Tahu goreng; memiliki kandungan protein 9,7 g, lemak 8,5 g, karbohidrat 2,5 g, dan jumlah energy total sebesar 115

c. Tempe goreng; dengan kandungan protein 20,8 g, lemak 8,8 g, kandungan karbohodrat 13,5 g, serta total energy 201 Kkal

d. Sari kacang hijau; dengan kandungan protein 3 g, tanpa lemak, karbohidrat 13,5 g, dan total energy 201 Kkal

(15)

DAFTAR PUSTAKA

-Winarno F.G., 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta, PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA -Dian Titisari, Bolly Herda, Dyah Mirna, Pemanfaatan Limbah Kulit Kacang Tanah (Arachis Hypogea) Sebagai Bahan Asap Cair (Liquid Smoke) Antioksidan Dan Aplikasinya Dalam Pengasapan Ikan Bandeng (Chanos chanos F.), PKMP-2-6-1

-Aminah Siti, Hersoelistyorini Wikanastri, 2012, Karakteristik Tepung Kecambah Serealia Dan Kacang-kacangan Dengan Variasi Blanching, hal.212

-E.J. Michael, 2006, Ilmu Pangan, Gizi dan Kesehatan, Yogyakarta, PENERBIT PUSTAKA PELAJAR

Gambar

Tabel 1. Pengamatan sifat fisik kacang-kacangan
Tabel 3. Hasil pengamatan rasio pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Tipe ini merupakan tipe yang paling banyak dipakai dalam merepresentasikan angka dalam Java, dikarenakan dianggap paling efisien dibandingkan dengan tipe-tipe integer

Banyak manfaat yang dapat diambil dari rempah-rempah untuk berbagai keperluan, misalnya untuk keperluan industry yang menggunakan rempah sebagai bahan baku pembuatan jamu,

pertumbuhan kecambah lebih cepat di bandingkan kacang hijau yang di tempatkan di tempat terang terbukti dengan hasil pengamatan pada hari 1 dan 2 kacang hijau yang berada di

Foton pada cahaya merah ialah foton yang memiliki energi paling rendah jika dibandingkan dengan foton pada spektrum warna lainnya, namun pada proses

Percobaan Imbibisi yang dilakukan oleh 7 kelompok pada biji kacang kedelai dan biji kacang hijau yang direndam pada berbagai macam larutan dengan konsentrasi dan suhu yang

Dari hasil pengamatan I dan III yang telah dilakukan dapat dibandingkan bahwa tinggi tanaman untuk jagung ( Zea mays ) lebih tinggi dibandingkan dengan tananman kacang tanah

Kemudian pada bahan tepung dilakukan hal yang sama juga dengan bahan kacang hijau, tetapi bedanya dari bahan tepung ini tekstur dari tepung ini lebih lembut sehingga pada saat di

Kecenderungan ini lebih kritis pada inlay waxes dibandingkan material cetak lainnya, karena hasil dari logam atau bahan restorasi keramik yang dapat ditekan dengan panas terbuat dari