• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKPJ TAHUN 2015 1. LKPJ Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKPJ TAHUN 2015 1. LKPJ Tahun 2015"

Copied!
423
0
0

Teks penuh

(1)

LKPJ 2015

Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Walikota Dumai

Akhir Tahun Anggaran 2015

Pem

Tah

LKPJ 2015

Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Walikota Dumai

Akhir Tahun Anggaran 2015

Pemerintah Kota Dumai

Tahun Anggaran 2016

LKPJ 2015

Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Walikota Dumai

(2)

Kata Pengantar

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Dumai Akhir Tahun 2015 i - 1

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan tuntunan - Nya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 telah disusun dan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Dumai.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 disusun sebagai implementasi pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2007 sebagai laporan Walikota Dumai kepada DPRD Kota Dumai, menyangkut pelaksanaan tugas - tugas desentralisasi, pembantuan dan tugas umum pemerintahan selama kurun waktu 1 (satu) tahun.

Kita merasakan bersama bahwa pembangunan Kota Dumai yang dilaksanakan dalam kurun waktu sampai akhir tahun 2015 terdapat kemajuan dan keberhasilan dalam rangka memenuhi peningkatan pelayanan kepada masyarakat walaupun belum sepenuhnya harapan masyarakat belum terwujud. Tetapi kita terus berusaha dan berdoa kepada Allah Swt, pelaksanaan program pembangunan selanjutnya pada periode Walikota dan Wakil Walikota Dumai Tahun 2016 – 2021 semakin lebih baik dan lebih mensejahterahkan menuju masyarakat Dumai yang makmur dan madani.

Dumai, Maret 2016

WALIKOTA DUMAI

(3)

Daftar Isi

J Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 ii -1

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ... i

DAFTAR ISI ………... ii

DAFTAR TABEL ………... iii

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR GAMBAR

………...

………

iv

v

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

A. Dasar Hukum ... I-1 B. GambaranUmum Daerah………... I-2 1. KondisiGeografis………... I-2 2. Gambaran Umum Demografis………. I-4 3. Potensi Unggulan Daerah ... I-5 4. Kondisi Ekonomi……….. I-6

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ... II-1

A. Visi dan Misi Pembangunan ... II-1 B. Misi Pembangunan Kota Dumai………... II-1 C. ArahKebijakan Pembangunan………... II-2 D. Perioritas Belanja Daerah………...………... II-8

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH………..... III-1

A. PengelolaanPendapatan Daerah………... III-1 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan………... III-1 2. Target dan Realisasi Pendapatan ... III-2 3. Permasalahan dan Solusi ... III-15 B. PengelolaanBelanja Daerah………... III-16

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN

PILIHANPEMERINTAHAN DAERAH

...

IV-1

A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan ... IV-3

1. Urusan Wajib Pendidikan.

Dinas Pendidikan………. 2. Urusan Wajib Kesehatan.

a. Dinas Kesehatan………..

IV-3

(4)

Daftar Isi

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 ii -2

b. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)………... 3. Dinas Pekerjaan Umum.

Dinas Pekerjaan Umum ... 4. Urusan Wajib Perhubungan.

Dinas Perhubungan ... 5. Urusan Wajib Perumahan Rakyat dan Lingkungan Hidup.

Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan ... 6. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan, Lingkungan hidup,

Perumahan Rakyat dan Pemberdayaan masyarakat dan desa. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) ... 7. Urusan Wajib Lingkungan Hidup.

Kantor Lingkungan Hidup ... 8. Urusan Wajib Kependudukan dan Catatn Sipil.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ... 9. Urusan Wajib Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan.

Badan Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan

dan Perlindungan Anak (KB, PP & PA) ... 10. Urusan Wajib Sosial.

Dinas Sosial ... 11. Urusan Wajib Tenaga Kerja.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ... 12. Urusan Wajib Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah,

Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa.

Dinas Koperasi, UKM Dan Pemberdayaan Masyarakat ... 13. UrusanWajib Kebudayaan, Pemuda Dan Olahraga.

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga ... 14. UrusanWajib Pemerintahan Umum.

a. Badan Pelayanan Terpadu Dan Penanaman Modal ... b. Sekretariat DPRD ... c. Dinas Pendapatan Daerah ... d. Inspektorat ... e. Badan Kepegawaian dan Diklat ... 15. UrusanWajibKesatuanBangsa Dan PolitikDalamNegeri.

a. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat ... b. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL-PP) ...

(5)

Daftar Isi

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 ii -3

c. Badan Penanggulangan Bencana Daerah ... 16. UrusanWajib Kearsipan, Komunikasi Dan Informatika.

Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Data Elektronik ... 17. UrusanWajib Pemerintahan Umum, Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa, Lingkungan Hidup, Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

B.Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan ... IV-248

1. Urusan Pilihan Pertanian Dan Kehutanan.

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan ... 2. Urusan Pilihan Kelautan Dan Perikanan, Pertanian.

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan ... 3. Urusan Pilihan Perindustrian dan Perdagangan.

a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan ... b. Kantor Pelayanan Pasar ... 4. Urusan Pilihan Pariwisata.

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga ... 5. Urusan Pilihan Energi dan sumberdaya Mineral.

Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan ... 6. Urusan Pilihan Transmigrasi.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ...

IV-248

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN……….. V-1

A. Dinas Kesehatan ... B. Rumah Sakit Umum Daerah ... C. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan ...

(6)

Daftar Isi

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 ii -4

B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga………... C. Kerjasama Dengan Luar Negeri………. D. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah………. E. Pembinaan Batas Wilayah……….. F. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana………... G. Pengelolaan Kawasan Khusus……… H. Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum……….

VI-7 VI-24 VI-27 VI-31 VI-36 VI-38 VI-39

(7)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah merupakan suatu laporan atas penyelenggaraan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran oleh Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, maka LKPJ akhir tahun anggaran kepala daerah disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. LKPJ akhir tahun anggaran Kepala Daerah disusun berdasarkan Rencana kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). LKPJ akhir tahun anggaran Kepala Daerah mencakup penyelenggaran urusan desentraliasi, tugas pembantuan dan tugas umum pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. LKPJ yang disampaikan oleh pemerintah kota Dumai pada saat ini adalah LKPJ Walikota akhir tahun anggaran 2015.

A. DASAR HUKUM

Landasan hukum penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Dumai Akhir Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Undang - undang No.16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kota Madya Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3829);

2. Undang - undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4286, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 487);

3. Undang undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang -undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

(8)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 2

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagai mana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggunjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat.

7. Peraturan Walikota Dumai Nomor 17 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Dumai Tahun 2015.

8. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 01 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Dumai Tahun 2015.

9. Peraturan Walikota Dumai Nomor 03 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015.

10. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 25 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Dumai Tahun 2011 –2015 (Lembaran Daerah Kota Dumai Tahun 2011 Nomor 7 Seri D);

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Kondisi Geografis

a. Karekteristik Lokasi dan Wilayah

Kota Dumai merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Riau, terbentuk pada tanggal 20 April 1999 yang semula merupakan kota Administratif disinkronisasikan berdasarkan tata ruang Kota Dumai dengan luas wilayah 2.046,75 Km2 dan wilayah perairan seluas 71.393 ha.

Pembentukan Kota Dumai ini ditetapkan dengan Undang - undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1999 dan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 50. Kota Dumai yang sebelumnya hanya 5 kecamatan melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 telah terbagi menjadi 7 kecamatan, yaitu :

(9)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 3

6) Kecamatan Sungai Sembilan 7) Kecamatan Medang Kampai

Secara geogafis, Kota Dumai berada pada koordinat 101023’37’ - 101028’ 13” Bujur Timur dan 123’- 124-23 Lintang Utara. Kota Dumai memiliki luas wilayah sebesar 1.727,38 km² dengan batas - batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat;

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis;

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis; dan

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.

Kota Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan sebagian dataran tinggi sebelah selatan. Umumnya struktur tanah terdiri dari tanah Podsolik merah kuning dari batuan endapan dan Alluvial serta tanah Organosol dan Gleyhumus dalam bentuk rawa - rawa atau tanah basah. Dilihat secara topografi, Kota Dumai berada pada lahan bergambut dengan kedalaman 0 - 0,5 m dan ketinggian rata - rata berkisar 2 meter di atas permukaan laut.

Diwilayah Kota Dumai terdapat 15 buah sungai yang dapat dilayari oleh kapal pompong, sampan dan perahu sampai jauh kedaerah hulu sungai. Sungai Bulu Hala, Sungai Senepis, Sungai Mesjid merupakan tiga sungai yang terpanjang.

b. Iklim dan Curah Hujan

Kota Dumai sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut, musim hujan jatuh pada bulan September hingga bulan Februari dan periode kering dimulai pada bulan Maret hingga bulan Agustus dengan iklim Tropis. Kondisi ini didukung dengan suhu rata-rata 210C - 34,80C dengan kelembaban antara 72 - 74% dan laju kecepatan angin berkisar antara 6 - 7 Knot.

Kemampuan lahan di Wilayah Kota Dumai secara umum sangat baik. Terdapat dua kelompok atau golongan tanah, yaitu : Typic Tropaquepts atau Fluvisol Gleik dan Hydric Trophemis atau

(10)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 4

2. Gambaran Umum Demografis

Jumlah penduduk Kota Dumai tahun 2014 berdasarkan data Badan Pusat Statistik data publikasi tahun 2014 adalah sebanyak 280.129 jiwa. Jumlah penduduk laki - laki sebanyak 143.900 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 136.209 jiwa. Dengan kepadatan penduduk sebanyak 162 jiwa per km².

Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Dumai Kota dengan jumlah penduduk 60.450 jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terendah adalah Medang Kampai dengan jumlah penduduk 11.240 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah dan penyebaran penduduk di Kota Dumai Tahun 2014 sebagaimana tergambar padaTabel 1.1berikut ini :

Tabel 1. 1

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kota Dumai Tahun 2012 - 2014

No Kecamatan 2012 2013 2014

1. Bukit Kapur 42.082 45.933 42.399

2. Medang Kampai 10.983 11.235 11.240

3. Sungai Sembilan 29.920 32.065 30.475

4. Dumai Barat 38.871 38.062 39.688

5. Dumai Timur 58.793 50.429 50.593

6. Dumai Kota 42.122 60.482 60.450

7. Dumai Selatan 48.752 41.815 45.264

Jumlah 271.522 280.027 280.109

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Dumai

Grafik 1. 1

Penduduk Kota Dumai menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan Tahun 2004–2014

(11)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 5

3. Potensi Unggulan Daerah

Kota Dumai yang berhadapan langsung dengan Selat Rupat dan Selat Selat Malaka, berada pada jalur perhubungan laut terpadat sehingga Kota Dumai menjadi salah satu pelabuhan Samudra yang paling strategis dan potensial untuk kegiatan eksport dan import. Terletak di tengah - tengah intensitas jalur penghubung darat, yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat serta penghubung untuk daerah Riau Daratan dan Kota Dumai sebagai penghubung laut yang berdekatan dengan negara tetangga Malaysia khususnya Malaka, Negeri Sembilan dan Singapura, maka Kota Dumai sangat layak menjadi Pusat Perdagangan. Dumai dicanangkan menjadi Kawasan Perdagangan Bebas(Free Trade Zone).

Gambar 1. 1 Peta Kota Dumai

Sumber : Dokumen Ranperda RTRW Kota Dumai

Sebagai sebuah kota yang berkembang pesat, Dumai telah dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur yang baik seperti sarana tranportasi (jalan raya, pelabuhan dan bandar udara), listrik, perbankkan, layanan telekomunikasi canggih (termasuk telepon seluler dan jaringan internet).

(12)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 6

dengan persimpangan selat Malaka.

Hal ini disebabkan oleh beberapa lokasi industri Kota Dumai yang kaya akan potensi seperti Kawasan Industri Pelintung, Kawasan Industri Lubuk Gaung, Kawasan Industri ini memiliki beberapa keunggulan sekaligus potensi penarik investasi diantaranya disisi pertanian, perkebunan, kelautan, budaya, pariwisata dan keamanan. Kesemuanya melibatkan masyarakat Dumai sebagai sumber daya yang mampu menaikkan nilai ekonomi Kota Dumai itu sendiri.

Secara geografis Pelabuhan Dumai merupakan pelabuhan samudera, terletak pada koordinat 01o - 41' - 14" LU dan 101o - 27' - 42" BT, terlindungi oleh Pulau Rupat sehingga terbebas dari gelombang dan badai, kondisi pasang surut tertinggi ± 346 cm dan terendah ± 36 cm. Pelabuhan Dumai berada di Provinsi Riau - Indonesia, dibangun tahun 1957 dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibawah wilayah kerja PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I.

Pelabuhan Dumai mempunyai peran yang penting sebagai pintu gerbang perekonomian nasional Indonesia khususnya Provinsi Riau dan Provinsi lainnya di sekitarnya. Hal ini didukung oleh lokasinya yang strategis berada di Selat Malaka dan memiliki potensi hinterland pertanian, perkebunan sawit yang luas, pertambangan minyak bumi dan industri. Pelabuhan Dumai memiliki alur pelayaran sepanjang 55 mil terdiri dari 22 mil melalui Selat Bengkalis dan 33 mil melalui Selat Rupat, kelebaran alur minimum 255 meter dan maksimum 1,7 km dengan kedalaman rata - rata 16 meter, dapat dikunjungi oleh kapal - kapal samudera dan antar pulau dengan ukuran maksimum LOA 255 m, 30.000 Grt, 47.000 DWT dengan draft 10,5 m. Pelabuhan Dumai memiliki area seluas 785.161 M , dimanfaatkan untuk fasilitas kepelabuhanan (dermaga, perkantoran, gudang, lapangan penumpukan, terminal penumpang dll) juga mempunyai area yang disewakan. Umumnya area yang disewakan dibangun Industri, gudang dan tangki penimbunan CPO. Komoditi dominan melalui Pelabuhan Dumai adalah CPO (Crude Palm Oil) dan turunannya serta komoditi curah kering yaitu PKE(Palm Kernel Ekspeller), PKS(Palm Kernel Shell)serta pupuk.

4. Kondisi Ekonomi

(13)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 7

a. Perkembangan PDRB

Kondisi ekonomi daerah dapat dilihat melalui perkembangan PDRB. Selama tahun 2010-2014, PDRB Kota Dumai terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010, PDRB Kota Dumai dengan migas ADHK adalah sebesar 3,7 triliun rupiah, sedangkan PDRB tanpa migas ADHK adalah sebesar 2,08 triliun rupiah (tabel 1.2 dan tabel 1.3 Peningkatan PDRB ini menunjukkan adanya kegiatan ekonomi masyarakat yang terus berkembang di Kota Dumai.

Tabel 1.2

PDRB Kota Dumai 2010-2014 Dasar Harga Konstan 2010

No Kategori PDRB ADHK 2010

2010 2011 2012 2013 2014

A.

Pertanian, kehutanan, dan

perikanan 1.110.864,10 1.132.320,30 1.131.619,70 1.119.819,80 1.138.121,40

B.

PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN 85.132,60 85.549,70 86.416,20 86.479,50 87.258,60 C.

INDUSTRI

PENGOLAHAN 9.227.341,40 9.771.772,20 10.035.476,90 10.409.620,80 11.178.854,30

D.

PENGADAAN LISTRIK

DAN GAS. 9.076,80 9.861,80 10.521,20 10.629,00 11.620,60

E.

PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH

DAN DAUR ULANG 3.273,60 3.313,20 3.341,90 3.363,40 3.399,00

F. BANGUNAN 2.064.270,00 2.041.231,40 2.117.406,70 2.181.412,10 2.011.314,50

G.

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASIMOBIL DAN

SEPEDA MOTOR 3.392.881,80 3.543.891,10 3.652.938,20 3.723.616,90 3.856.270,30

H.

TRANSPORTASI DAN

PERGUDANGAN 429.143,10 453.613,60 503.239,10 542.461,40 601.001,20

I.

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN

MAKAN MINUM 99.042,50 107.986,80 123.319,20 154.478,80 178.744,70

J.

INFORMASI DAN

KOMUNIKASI 127.002,10 144.674,60 170.547,10 206.134,10 229.294,90

K.

JASA KEUANGAN

DAN ASURANSI 322.902,30 292.164,60 397.959,40 473.575,10 285.819,70 L. REAL ESTATE 78.110,00 81.753,50 83.055,80 86.988,10 90.248,60

M, N JASA PERUSAHAAN 710,20 772,40 831,70 883,50 958,60

O.

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIALWAJIB 389.026,10 402.020,00 412.484,00 419.717,30 421.465,80 P. JASA PENDIDIKAN 67.853,70 74.949,80 78.210,70 82.520,20 89.917,60

Q.

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN

SOSIAL 23.592,90 24.430,20 26.531,20 28.650,40 29.384,70 R, S, T,

U JASA LAINNYA 65.249,40 71.957,60 75.946,70 83.596,50 92.630,50

PDRB 17.495.472,60 18.242.262,80 18.909.845,70 19.613.946,90 20.306.305,00

(14)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 8 Tabel 1.3

PDRB Kota Dumai 2010-2014 Dasar Harga Berlaku

No Kategori PDRB ADHK 2010

2010 2011 2012 2013 2014

A.

Pertanian, kehutanan, dan

perikanan 1.110.864,10 1.195.515,00 1.247.513,80 1.290.663,20 1.437.574,70

B.

PERTAMBANGAN &

PENGGALIAN 85.132,60 87.981,00 90.719,40 93.219,00 108.904,90 C.

INDUSTRI

PENGOLAHAN 9.227.341,40 9.468.326,00 9.345.365,10 10.927.090,80 12.409.075,40

D.

PENGADAAN LISTRIK

DAN GAS. 9.076,80 8.604,20 7.674,20 6.369.,00 13.192,60

E.

PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH

DAN DAUR ULANG 3.273,60 3.374,30 3.520,40 3.454,50 3.653,90

F. BANGUNAN 2.064.270,00 2.230.760,60 2.337.085,10 2.476.624,70 2.512.176,40

G.

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASIMOBIL DAN

SEPEDA MOTOR 3.392.881,80 3.681.731,10 3.861.649,40 4.014.813,20 4.689.145,70

H.

TRANSPORTASI DAN

PERGUDANGAN 429.143,10 477.523,60 551.241,30 615.012,00 727.106,60

I.

PENYEDIAAN AKOMODASI DAN

MAKAN MINUM 99.042,50 113.141,90 126.321,90 149.081,90 207.381,60

J.

INFORMASI DAN

KOMUNIKASI 127.002,10 145.290,00 173.009,50 198.535,20 234.989,00

K.

JASA KEUANGAN

DAN ASURANSI 322.902,30 308.613,80 462.454,80 578.397,50 366.931,60 L. REAL ESTATE 78.110,00 87.925,60 92.715,10 100.011,60 113.119,60

M, N JASA PERUSAHAAN 710,20 808,60 965,10 1.070,50 1.233,70

O.

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIALWAJIB 389.026,10 407.170,50 453.573,60 474.552,00 494.473,40 P. JASA PENDIDIKAN 67.853,70 84.449,20 89.696,00 96.837,50 122.921,40

Q.

JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN

SOSIAL 23.592,90 25.735,60 29.852,50 33.349,60 37.775,20 R, S, T,

U JASA LAINNYA 65.249,40 79.469,70 83.006,20 94.672,30 115.702,10

PDRB 17.495.472,60 18.406.420,70 18.956.363,40 21.153.754,50 23.595.347,80

(15)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 9

Adapun Struktur ekonomi kota Dumai Tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.4

Kontribusi Sektoral PDRB 2010-2014

No Sektor/Sub sektor KONTRIBUSI SEKTORAL (%) Pergeseran (%) 2010 2011 2012 2013 2014

A. Pertanian, kehutanan, dan perikanan 6,35 6,50 6,58 6,10 6,09 -0,26 B. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,49 0,48 0,48 0,44 0,46 -0,03 C. INDUSTRI PENGOLAHAN 52,74 51,44 49,30 51,66 52,59 -0,15 D. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS. 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,00 E. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN

SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,00

F. BANGUNAN 11,80 12,12 12,33 11,71 10,65 -1,15

G. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN,

REPARASIMOBIL DAN SEPEDA MOTOR 19,39 20,00 20,37 18,98 19,87 0,48 H. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 2,45 2,59 2,91 2,91 3,08 0,63

I. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN

MAKAN MINUM 0,57 0,61 0,67 0,70 0,88 0,31

J. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 0,73 0,79 0,91 0,94 1,00 0,27 K. JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 1,85 1,68 2,44 2,73 1,56 -0,29

L. REAL ESTATE 0,45 0,48 0,49 0,47 0,48 0,03

M, N JASA PERUSAHAAN 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,00

O.

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIALWAJIB

2,22 2,21 2,39 2,24 2,10 -0,13

P. JASA PENDIDIKAN 0,39 0,46 0,47 0,46 0,52 0,13

Q. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN

SOSIAL 0,13 0,14 0,16 0,16 0,16 0,03

R, S, T,

U JASA LAINNYA 0,37 0,43 0,44 0,45 0,49 0,12

Total 100 100 100 100 100 0,0

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Dumai 2015

b. Pertumbuhan PDRB

Besaran PDRB Kota Dumai terus meningkat dari tahun ke tahun, namun begitu pertumbuhan ekonomi KOT DUMAI SELALU BEFLUKTUASI selama lima tahun terakhir, tabel berikut menyajikan pertumbuhan ekonomi kota Dumai tahun 2010-2014 atas dasar harga konstan 2010.

Tabel 1.5

Pertumbuhan PDRB Kota Dumai Atas Dasar Harga Konstan 2010

No Kategori Pertumbuhan(%)

(16)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 10

No Kategori Pertumbuhan(%)

2010 2011 2012 2013 2014

D. PENGADAAN LISTRIK DAN GAS.

- 8,65 6,69 1,02 9,33

E. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN

SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG 1,70 1,21 0,87 0,64 1,06

F. BANGUNAN

9,46 (1,12) 3,73 3,02 (7,80) G. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN,REPARASIMOBIL DAN SEPEDA MOTOR 6,75 4,45 3,08 1,93 3,56

H. TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

5,82 5,70 10,94 7,79 10,79 I. PENYEDIAAN AKOMODASI DANMAKAN MINUM 3,03 9,03 14,20 25,27 15,71

J. INFORMASI DAN KOMUNIKASI - 13,92 17,88 20,87 11,24 K. JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

- (9,52) 36,21 19,00 (39,65) L. REAL ESTATE

5,55 4,66 1,59 4,73 3,75 M, N JASA PERUSAHAAN

8,73 8,76 7,68 6,23 8,50

O.

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN

SOSIALWAJIB - 3,34 2,60 1,75 0,42

P. JASA PENDIDIKAN

2,41 10,46 4,35 5,51 8,96 Q. JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN

SOSIAL 3,93 3,55 8,60 7,99 2,56

R, S, T,

U JASA LAINNYA - 10,28 5,54 10,07 10,81

Pertumbuhan ekonomi 4,52 4,27 3,66 3,72 3,53

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Dumai 2015

Grafik 1.2

Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun 2010-2014

(17)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 11

Dumai adalah sebesar 4,52%, tahun 2011 melambat menjadi 4,27% dan tahun 2012 menjadi 3,66%. Pada Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi membaikmenjadi 3,72% namun pada tahun 2014 kembali melambat menjadi 3,53%. Hal ini perlu menjadi perhatian dalampengambilan strategi dan kebijkan terkait perkembangan ekonomi kota Dumai kedepannya.

Berdasarkan hasil perhitungan sektor basis pada sektor PDRB kota Dumai, maka sektor-sektor PDRB kota Dumai tahun 2014 dapat ditipologikan pada:

1. Sektor basis prospektif yaitu industri pengolahan;perdagangan besar dan eceran, reparasimobil dan sepeda motor'; transportasi dan pergudangan; penyediaan akomodasi dan makan minum; informasi dan komunikasi; jasa lainnya

2. Sektor basis tidak prospektif pengadaan listrik dan gas; jasa keuangan dan asuransi; administrasi pemerintahan,pertahanan dan jaminan sosialwajib

3. Sektor non basis prospektif jasa pendidikan

4. Sektor non basis, non prospektif Pertanian, kehutanan, dan perikanan; pertambangan & penggalian; real estate; jasa perusahaan; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Berdasarkan analisa shift share dengan metode klasik didapatkan klasifikasi sebagai berikut: 1. Sektor yang mengalami pertumbuhan pesat adalah sektor pengadaan listrik dan gas ; penyediaan

akomodasi dan makan minum; informasi dan komunikasi; jasa pendidikan

2. Sektor Yang Berkembang Adalah Sektorpertanian, Kehutanan, Dan Perikanan; Industri Pengolahan; Bangunan; Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasimobil Dan Sepeda Motor; Transportasi Dan Pergudangan; Jasa Keuangan Dan Asuransi; Real Estate; Jasa Perusahaan; Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial; Jasa Lainnya

3. Sektor yang cenderung berpotensi adalah sektor pertambangan & penggalian

Sektor yang tidak mampu berkembang adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosialwajib

c. Pendapatan per Kapita

(18)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 12 Tabel 1.6

Pendapatan per Kapita Kota Dumai tahun 2010-2014

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

PDRB perkapita 69.103.447,38 69.992.777,67 69.815.202,45 75.541.838,82 84.236.307,29

Pertumbuhan ekonomi 4,52 4,27 3,66 3,72 3,53

Sumber: BPS, 2015, data diolah Bappeda

Grafik 1.3

Perkembangan Tingkat Pendapatan Per Kapita Kota Dumai Tahun 2010-2014

Pada terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pendapatan perkapita pada tahun 2010-2014, jika diambil selisih antara tahun 2010 dan tahun 2010-2014, maka kenaikan Pendapatan perkapita masyarakat kota Dumai berdasarkan PDRB tahun 2010-2014 adalah sebesar15,132 juta Rupiah.

d. Kemiskinan

(19)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 13 Tabel 1.7

Penduduk Miskin di Kota Dumai Tahun 2009-2013

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah penduduk miskin (000) 15,70 16,50 13.97 14.30 13.70 Persentase penduduk miskin 6,08 6,45 5.27 5.23 4.98 Garis kemiskinan (Rp/kapita/bln) 261.859 287.975 298.127.00 311.891.00 328.158.00 Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan ,BPS , 2015 dan RPJMD 2011-2015

Grafik 1.4

Persentase Tingkat Kemiskinan Kota Dumai dan Provinsi Riau Tahun 2010-2013

Sumber: Data dan Informasi Kemiskinan, BPS

Berdasarkan data rumah tangga sasaran program PPLS tahun 2011 yang diolah, maka pada tahun 2011, tingkat kemiskinan antar kecamatan menunjukkan perbedaan yang relatif besar antara tingkat kemiskinan tertinggi dan terendah. Tingkat kemiskinan terendah hanya sebesar 10,60%, yaitu di Kecamatan Dumai Barat, sedangkan tingkat kemiskinan tertinggi mencapai 28,49%, yaitu di Kecamatan Medang Kampai (lihat tabel 1.8 dan gambar 1.5). Berdasarkan data terlihat bahwa ada 2 kecamatan yang tingkat kemiskinannya lebih rendah daripada tingkat kemiskinan kota (15,24%), yaitu Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan Dumai Timur. Sementara itu, wilayah dengan tingkat kemiskinan lebih dari 15,24% adalah Kecamatan Bukit Kapur, Kecamatan Sungai Sembilan, dan Kecamatan Medang Kampai.

Tabel 1.8

Jumlah Rumah Tangga Miskin Sasaran Tahun 2015

No Kecamatan Jumlah RT Miskin Jumlah RT Persentase RT Miskin

1 Dumai Timur 1.611 18.637 8,6%

(20)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 14

No Kecamatan Jumlah RT Miskin Jumlah RT Persentase RT Miskin

3 Sungai Sembilan 1.890 9.918 19,1%

4 Medang Kampai 745 3.643 20,5%

5 Bukit Kapur 1.900 13.347 14,2%

6 Dumai Selatan 1.226 14.730 8,3%

7 Dumai Kota 1.087 14.446 7,5%

Kota Dumai 9.423 86.213 10,9%

Sumber: Dinas Sosial, 2016

Grafik 1.5

Tingkat Kemiskinan Menurut Kecamatan di Kota Dumai Tahun 2015

5. Perkembangan Investasi a. Industri

Dari rangkaian Program/ Kegiatan yang telah dilaksanakan selama kurun waktu 2011 - 2014, tujuannya selain menumbuhkan dan mengembangkan industri kecil, juga meningkatkan produktifitas dan daya saing industri kecil itu sendiri melalui peningkatan kwalitas serta diversifikasi produk dengan menggunakan teknologi madya sehingga menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi dan mampu bersaing dipasaran.

Grafik 1. 6

Perkembangan Unit Usaha Industri Tahun 2011 s/ d 2015

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

(21)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 15

1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000

2011 2012 2013 2014 2015

Te

n

aga

K

e

rja (O

rg)

IKAHH ILME IKAK

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

Grafik 1. 8

Penyerapan Investasi Sektor Indstri 2011 s/ d 2015 Kota Dumai

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

(22)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 16 Tabel 1. 9

Perkembangan Industri berdasarkan Unit Usaha, Nilai Investasi dan Tenaga Kerja Kota Dumai sampai dengan Tahun 2015

Uraian Unit

Ind. Kimia, Agro dan Hasil Hutan 335 4.248.378 7.259 Ind. Logam, Mesin dan Elektronika 376 26.215 1.771 Ind. Kecil Aneka dan Kerajinan 474 50.601 2.650

Total 1.185 4.325.194 7.071

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

b. Perdagangan

Dari rangkaian program/ kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2011 - 2015 disektor Perdagangan cukup memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan usaha di Sektor perdagangan di Kota Dumai.

Grafik 1. 9

Perkembangan Unit Usaha Sektor Perdagangan Berdasarkan Kelompok Usaha Kota Dumai Tahun 2011 - 2015

-Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

Sejak tahun 2011 sampai dengan akhir tahun 2015 terjadi peningkatan unit usaha perdagangan dari 3.915 unit usaha pada tahun 2011 meningkat menjadi 55.110 unit usaha pada akhir tahun 2015 atau terjadi peningkatan usaha sebanyak 1195 Unit Usaha (30,52%). Jika dilihat dari kelompok usaha, maka 85,22% adalah kelompok Usaha Dagang Kecil Menengah (UDKM).

(23)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 17

meningkat, namun pada tahun 2014 - 2015 menurun bila dilihat dari volume dan nilai eksport. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pajak eksport serta menurunnya permintaan luar negeri, untuk gambaran kinerjaeksport kota Dumai dapat dilihat padaGrafik 1. 8berikut :

Grafik 1. 10

Realisasi Ekspor Non Migas Kota Dumai Tahun 2011 - 2015

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

Demikian pula dengan Import, dari tahun 2011 samapai dengan akhir tahun 2015 cendrung menurun baik dari segi nilai maupun volume, dan sebagian besar barang import di Kota Dumai merupakan barang - barang modal. Untuk mendapat gambaran perkembangan import sebagaimana Grafik 1. 9berikut :

Grafik 1. 11

Realisasi Import Kota Dumai Tahun 2011 - 2015

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

(24)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 18

akhir 2015, makaeksportbersih Kota Dumai (Nilaieksportdikurangi nilaiImport) rata - rata setiap tahunnya terjadi surplus, dan sebagai gambaran dapat dilihatGrafik 1. 10 berikut :

Grafik 1. 12

Perbandingan NilaiEksportdanImport (Jutaan US $) Tahun 2011–2015 Kota Dumai

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Dumai

6. Bidang Pendidikan

I. Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan pra sekolah

Ketersediaan akses pendidikan pra sekolah ditunjukkan melalui indikator sebagai berikut:

a. Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/ RA

Tabel 1.10.

Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/RA

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat

TK/RA >55% 80,73% 146,78

(25)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 19

Pada tahun 2014 ini jumlah penduduk usia sekolah 4-6 tahun di Kota Dumai menjadi sebanyak 18.591 orang, sementara jumlah peserta didik yang tertampung di lembaga pendidikan pra sekolah berjumlah 6.048 orang. Dengan demikian Angka Partisipasi Kasar pendidikan pra sekolah Kota Dumai tahun 2013 adalah 78,60%.

Di tahun 2015 ini jumlah penduduk usia sekolah 4-6 tahun di Kota Dumai menjadi sebanyak 17.277 orang, sementara jumlah peserta didik yang tertampung di lembaga pendidikan pra sekolah berjumlah 13.947 orang. Dengan demikian Angka Partisipasi Kasar pendidikan pra sekolah Kota Dumai tahun 2015 adalah 80,73%. Dari data tersebut dapat kita cermati bahwa terdapat penurunan jumlah penduduk usia sekolah 4-6 tahun sebanyak 1.314 orang, sedangkan dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam lembaga pendidikan anak usia dini meningkat sebanyak 7.899 orang. Hal ini tentu menjadi pekerjaan di masa mendatang bagaimana anak usia sekolah 4-6 tahun semaksimal mungkin masuk ke dalam lembaga pendidikan mengingat pentingnya pendidikan pada masa usia emas bagi anak-anak.

Selain itu saat ini di Kota Dumai lembaga pendidikan anak usia dini yang telah terdaftar pada Data Pokok Pendidikan Anak Usia Dini (DAPODIK-PAUDNI) terdapat 16 buah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 38 kelompok bermain (play groups), 6 buah tempat penitipan anak (TPA), dan lebih dari 10 buah tempat pembelajaran Al-Qur’an. Keberadaan lembaga-lembaga ini cukup berkembang pesat dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir. Sebagian peserta didik, meskipun sudah dibatasi perbedaan usianya, tersebar di dalam berbagai lembaga pendidikan pra sekolah ini.

Sementara itu sejak tahun 2014 sampai 2015 ini Pemerintah Kota Dumai belum ada menambah unit sekolah baru TK. Jumlah TK Negeri di Kota Dumai saat ini sudah menjadi 4 (empat) unit yakni TKN Dumai Timur, TK Negeri Medang Kampai, TK Negeri Bukit Kapur 1 dan TK Negeri Bukit Kapur 2.

Dalam tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Dumai belum menambah ruang kelas di TK tersebut. Dan jumlah peserta didik yang paling banyak tentu saja ada di sekolah swasta. Diharapkan di tahun mendatang, jika belum sanggup membangun unit sekolah baru di beberapa kecamatan lainnya, minimal harus dilaksanakan kegiatan penambahan ruang kelas di TK negeri tersebut.

(26)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 20

akses pendidikan pra sekolah ini khususnya di dalam membangun unit sekolah baru masih mengalami kendala. Oleh karena itu upaya tersebut harus dilakukan dengan mengusahakan dana dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya di tahun-tahun mendatang.

Tentu saja dengan gencarnya sosialisasi dan munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini seharusnya di setiap kecamatan minimal ada tersedia 1 (satu) TK Negeri yang berperan sebagai TK Pembina bagi TK swasta lainnya.

II. Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan dasar yang bermutu.

Ketersediaan akses pendidikan dasar yang bermutu ditunjukkan melalui indikator sebagai berikut :

Tabel 1.11.

Capaian Kinerja Pendidikan Dasar Tahun 2015

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat-SD/MI/ SDLB/ Paket A

 Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat-SMP/MTS/ SMPLB/Paket B

 Angka Putus Sekolah

 Persentase ruang kelas kondisi baik

 Rata-rata nilai ujian nasional SD

 Rata-rata nilai ujian nasional SMP

>99,00

Untuk tingkat SD/ MI dan SMP/ MTs kalau kita melihat angka partisipasi kasar (APK) di tahun 2008-2010 sudah melebihi 100%. Oleh karena itu pada tahun 2015 ini APK untuk tingkat pendidikan dasar tidak dijadikan lagi sebagai ukuran indikator keberhasilan program/ kegiatan Dinas Pendidikan Kota Dumai.

Dengan kata lain data dikatakan bahwa sudah semua masyarakat usia sekolah 7-12 tahun dan 13-15 tahun tertampung di sekolah. Dengan kalimat lain dapat disimpulkan bahwa Kota Dumai sudah berhasil dalam Program Nasional Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.

(27)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 21

Aktifitas pendidikan dasar tingkat SD/ MI di Kota Dumai terkonsentrasi pada Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, sedangkan untuk tingkat SMP/ MTS banyak terkonsentrasi di Kecamatan Dumai Barat. Hal ini dikarenakan persebaran sekolah SMP/ MTS yang lebih banyak berada di Dumai Barat sehingga penduduk usia sekolah dari kecamatan lain bersekolah di Dumai Barat.

Oleh karena itu kecamatan lainnya terutama Sungai Sembilan masih membutuhkan perluasan akses pendidikan dasar seperti pembangunan unit sekolah baru dan penambahan ruang kelas. Untuk masa mendatang perluasan akses pendidikan sekaligus penyediaan alat praktik dan sarana peningkatan mutu lainnya difokuskan ke kecamatan yang masih membutuhkan sehingga kepadatan siswa tidak bertumpu pada kecamatan-kecamatan di tengah kota saja.

a. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/SDLB/ Paket A

Pada tahun 2015 jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun di Kota Dumai sebanyak 33.854 orang sedangkan jumlah peserta didik yang berusia 7-12 tahun di tingkat pendidikan SD/MI/SDLB/ Paket A adalah 34.998 orang. Dengan demikian APM SD/MI/SDLB/ Paket A adalah 103,38%. Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2014 yakni APM SD/MI/SDLB/ Paket A sebesar 91,09%, maka tingkat pencapaian APM tersebut sudah melebilihi target.

Pencapaian target tersebut dikarenakan pada tahun 2014 dan 2015 pemerintah semakin gencar melakukan sosialisasi dan pengetatan aturan usia masuk sekolah. Sebagaimana diketahui dari tahun ke tahun usia masuk sekolah pendidikan dasar cenderung semakin cepat. Menurut data tahun 2012 siswa baru yang memasuki sekolah SD di tingkat pertama atau calon siswa yang mendaftar masuk SD atau sederajat lebih hampir 20% belum mencukupi umur 7 tahun. Bahkan masih ada yang belum mencapai umur 6 tahun.

Hal ini pada dasarnya diharapkan peserta didik dapat mengikuti pendidikan pada jenjang tertentu sesuai dengan kematangan psikologi perkembangan anak dan sesuai juga dengan lingkungan pendidikan yang diterimanya. Namun di sisi lain dapat dikatakan bahwa jika banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya meskipun secara usia belum cukup, yang seringkali diasumsikan seiring dengan perkembangan tingkat ekonomi sebuah keluarga atau masyarakat.

(28)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 22

partisipasi murni, dimana indikator ini membandingkan siswa SD/ sederajat yang berumur 7-12 tahun (bukan seluruh siswa SD/ sederajat) dengan penduduk usia sekolah 7-12 tahun.

Hal ini didukung oleh surat edaran dari Kementerian Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau yang mengingatkan pentingnya mematuhi ketentuan umur calon peserta didik bagi sekolah pada saat penerimaan siswa baru. Dan diharapkan pada tahun-tahun mendatang hal ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Hal ini dipandang penting karena jika aturan umur tidak secara ketat dilakukan pada tingkat SD/ sederajat akan mempengaruhi APM di tingkat pendidikan selanjutnya.

b. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/SMPLB/ Paket B

Pada Pada tahun 2015, berdasarkan data Dinas Kependudukan Kota Dumai, jumlah penduduk usia sekolah 13-15 tahun di Kota Dumai sebanyak 15.134, sedangkan jumlah peserta didik yang berusia 13-15 tahun di tingkat pendidikan SMP/MTs/SMPLB/ Paket B adalah 13.058 orang. Dengan demikian APM SMP/MTs/SMPLB/ Paket B adalah 86,28%. Jika dibandingkan dengan target kinerja tahun 2014 yakni APM SMP/MTs/SMPLB/ Paket B sebesar 72.80%, maka tingkat pencapaian APM tersebut meningkat dari tahun sebelumnya.

Sama seperti APM SD/MI/SDLB/ Paket A, pencapaian target tersebut dapat berhasil dikarenakan pada tahun 2014 dan 2015 pemerintah semakin gencar melakukan sosialisasi dan pengetatan aturan usia masuk sekolah yang dimulai dari pendidikan anak usia dini. Hal ini tentu saja selain berpengaruh terhadap APM di tingkat pendidikan selanjutnya. Diharapkan di tahun mendatang target yang ditetapkan dievaluasi kembali agar lebih realistis dan dapat dicapai dengan program dan kegiatan yang efektif. Dan diharapkan upaya sosialisasi dan pengetatan usia sekolah ini dapat tetap dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya.

c. Angka Putus Sekolah

Pada tahun 2015 ini melalui Data Pokok Pendidikan untuk tingkat SD/MI dan SMP/MTs tidak terdapat anak putus sekolah.

(29)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 23

sejak tahun 2007 telah memberikan subsidi operasional sekolah untuk seluruh SD dan SMP negeri. Untuk sekolah swasta masih memungut uang pendidikan di luar dana BOS Pusat.

Selain itu berbagai program bantuan beasiswa dari pemerintah Provinsi Riau dan pemerintah pusat telah mampu mendukung program penuntasan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun di Kota Dumai.

Diharapkan di tahun mendatang angka putus sekolah ini dapat semakin diperkecil sehingga dipastikan tidak ada lagi anak yang putus sekolah dengan alasan apapun baik alas an ekonomi ataupun faktor budaya. Sebab dengan berbagai program penyediaan bantuan operasional sekolah dan beasiswa bagi siswa miskin dipandang sudah sangat memadai bagi setiap keluarga untuk menyekolahkan anaknya sampai dengan tamat SMP sederajat.

d. Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik

Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan terutama ruang kelas adalah salah satu target Pemerintah Kota Dumai dalam 3 (tiga) tahun ke depan. Diharapkan di akhir tahun 2018 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang/ berat. Oleh karena itu di tahun 2014 dan dilanjutkan tahun 2015 ini seluruh ruang kelas yang sudah dipetakan dalam kondisi rusak telah dianggarkan perbaikannya secara bertahap dan menjadi skala prioritas dalam kebijakan anggaran.

Di tahun 2015 telah dianggarkan sekitar Rp. 322 juta untuk memperbaiki ruangan kelas yang rusak. Dana tersebut selain berasal dari APBD Kota Dumai juga salah satunya berasal dari APBD Provinsi Riau melalui Dana Bantuan Pemerintah Provinsi Riau serta Dana Percepatan Pembangunan Infrastrutur Daerah (DPPID) yang berasal dari pemerintah pusat dan kemudian dianggarkan di dalam APBD Perubahan Kota Dumai Tahun Anggaran 2015.

Jumlah ruangan kelas yang dapat diperbaiki tahun 2015 sebanyak 4 ruang kelas. Kerusakan ruang kelas tersebut sebagian besar terdapat pada dinding dan atap. Meskipun demikian dengan anggaran yang masih terbatas perbaikan tersebut sebagiannya tidak langsung 100% dari bangunan sekolah yang rusak, tetapi bagian bangunan yang dianggap sangat mempengaruhi kenyamanan dan kemanan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

(30)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 24

95,30%. Sedangkan untuk tingkat SMP jumlah ruang kelas dalam kondisi baik sebanyak 328 unit dari 365 ruang kelas yang ada atau sekitar 89,80% (lihat tabel). Di tahun-tahun mendatang angka ini akan semakin ditingkatkan terutama untuk tingkat SMP.

Tabel 1.12.

Kondisi Ruang Kelas

Tingkat Jumlah Ruang Kelas Ruang Kelas Kondisi Baik %

SD 900 857 95,30

SMP 365 328 89,80

Jumlah 1.265 1.185 93,68

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

Diharapkan di masa mendatang jumlah ruang kelas dan bangunan sekolah yang rusak berat sudah tidak ada lagi di semua tingkat pendidikan dan jumlah bangunan sekolah yang rusak ringan dapat ditekan sehingga kurang dari 2 %. Ruang kelas yang baik dan nyaman adalah salah satu syarat utama untuk mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan berkualitas.

e. Hasil Ujian Nasional Tingkat SD/MI Tahun Pelajaran 2014/2015

Hasil UN dapat berfungsi sebagai alat evaluasi diri bagi sekolah, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah. Berdasarkan analisis hasil UN maka Pemerintah Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota dan sekolah dapat melakukan program tindak lanjut. Bagi sekolah atau daerah yang nilainya masih rendah dapat melakukan pelacakan dan diagnostic secara menyeluruh sehingga dapat perbaikan.

f. Persentase Tingkat Kelulusan Ujian Nasional

Persentase tingkat kelulusan ujian nasional tahun 2014/2015 sebagai berikut : 1) Tingkat SD/ MI

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Dasar/Madrasah di Kota Dumai tahun ini sudah mencapai 100.00 persen, angka tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang mencapai 99.92 persen dilihat dari nilai rerata dari 5.572 peserta. Hasil diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SD/MI dikategorikan

(31)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 25 Tabel 1.13.

Persentase Tingkat Kelulusan SD/MI

Tngkat Jml Siswa Jml Lulus % Lulus Jml Tidak Lulus % Tdk Lulus

SD/MI 5.572 5.572 100.00% 0 0.00%

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

2) Tingkat SMP/ MTS

Tingkat kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah di Kota Dumai tahun ini mencapai 100.00 persen. Angka tersebut meningkat dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 99,94 persen dari 4.658 peserta.

Hasil diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SMP/MTS 100.00% dengan tingkat ketidaklulusan 0.00%, dapat dikategorikan MEMUASKAN.

Tabel 1.14.

Persentase Tingkat Kelulusan SMP/MTs

Tingkat Jml Siswa Jml Lulus % Lulus Jml Tidak Lulus % Tdk Lulus

SMP/MTS 4.658 4.658 100.00% 0 0.00%

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

g. Perbandingan Capaian Persentase Kelulusan dan Nilai Ujian Nasional tahun 2011

2015

Perbandingan capaian persentase kelulusan dan nilai ujian nasional tahun 2011 –

2015 disajikan dalam table dibawah berikut: 1) Tingkat SD/ MI

Tabel 1.15.

Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai UN SD/MI

Tingkat Tahun Persentase Capaian Kelulusan

Prestasi Dari Tahun Sebelumnya

Capaian Rerata Nilai UN

Prestasi Dari Tahun Sebelumnya

Peringkat Se-Prov

Riau

SD/ MI

2011 99.96% Turun 7.38 Naik 4

2012 100.00% Naik 7.12 Turun 8

2013 100.00% Naik 7.35 Naik 4

2014 99.94% Turun 7.05 Turun 6

2015 100.00% Naik 7.37 Naik 4

(32)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 26

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase capaian kelulusan pada tahun 2015 lebih tinggi dari kelulusan pada tahun 2014 yakni 100.00%. Secara keseluruhan hasil yang dicapai dapat dikategori MEMUASKAN. Dari 12 Kabupaten/Kota tersebar di Provinsi Riau, Kota Dumai berada pada urutan ke 4 (empat). 2) Tingkat SMP/ MTS

Tabel 1.16.

Capaian Persentase Kelulusan dan Capaian Nilai UN SMP/MTs

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase capaian kelulusan tingkat SMP/MTs pada tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 0.06% dari tahun sebelumnya, tercatat 99,94% pada tahun 2014 naik menjadi 100.00% pada tahun 2015. Pada periode yang sama capaian rerata nilai UN tingkat SMP/MTs tahun 2015 terjadi penurunan dari 8.01 pada tahun 2014 menjadi 5.99 pada tahun 2015. Dari 12 Kabupeten/Kota yang berada di Provinsi Riau, Kota Dumai memperoleh rangking ke 10 (sepuluh).

h. Rasio Siswa/Ruang Kelas/Rombongan Belajar

Selain indikator-indikator sebagaimana yang tertuang di dalam Penetapan Kinerja Pendidikan Dasar Tahun 2015 berikut perlu kami tambahkan kondisi pencapaian akses pendidikan dasar yakni rasio Siswa/ruang kelas/rombongan belajar. Hal ini dipandang penting karena untuk menjamin perluasan akses dapat diikuti dengan mutu pembelajaran, jumlah siswa per ruang kelasnya harus dibatasi sampai batas efektif seorang pendidik dapat memantau perkembangan setiap peserta didiknya. Untuk tingkat SD sederajat jumlah ruang kelas yang tersedia di Kota Dumai adalah 900 unit dengan jumlah siswa sebanyak 38.870 orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SD sederajat adalah 1 : 43.

Dari data di atas terlihat bahwa kita masih membutuhkan tambahan perluasan akses

Tingkat Tahun

2011 99.57% Naik 7.61 Naik 9

2012 99.21% Turun 7.71 Naik 9

2013 99.85% Naik 7.23 Turun 3

2014 99.94% Naik 8.01 Naik 1

(33)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 27

pendidikan khususnya untuk tingkat SD untuk mencapai standar pelayanan minimal pendidikan yakni 1 : 32. Selain hal itu persebaran siswa yang terfokus di kecamatan-kecamatan di tengah kota menyebabkan rasio siswa per ruang kelas juga cukup tinggi di kecamatan-kecamatan tersebut.

Pada Jumlah ruang kelas tingkat SMP sederajat di Kota Dumai adalah 365 unit, sedangkan jumlah siswa sebanyak 15.128 orang. Dengan demikian rasio siswa per ruang kelas tingkat SMP sederajat adalah 1 : 41.

Dari data di atas terlihat bahwa kita masih membutuhkan tambahan perluasan akses pendidikan khususnya untuk tingkat SMP untuk mencapai standar pelayanan minimal pendidikan yakni 1 : 36. Selain hal itu persebaran siswa yang terfokus di kecamatan-kecamatan di tengah kota menyebabkan rasio siswa per ruang kelas juga cukup tinggi di kecamatan-kecamatan tersebut.

3) Meningkatnya ketersediaan akses pendidikan menengah yang terjangkau, relevan,

dan bermutu.

Ketersediaan akses pendidikan menengah yang terjangkau, relevan, dan bermutu ditunjukkan melalui indikator sebagai berikut :

Tabel 1.17.

Capaian Kinerja SMA/MA/SMK

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

a. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ MA/ SMK

Untuk tingkat sekolah menengah (SMA/MA/SMK) APK pada tahun 2014 sebesar 81,88%. Sedangkan pada tahun 2015 menjadi 100,66%. Dengan demikian ada kenaikan sebanyak lebih dari 18,78% dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini didukung oleh beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 diantaranya pembangunan 4 ruang kelas yang bersumber dari dana APBD Kota Dumai dan dari APBD Provinsi Riau di SMA dan SMK di Kota Dumai.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK

 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK

 Angka Putus Sekolah

 Persentase ruang kelas kondisi baik

 Rata-rata nilai ujian nasional SMA/SMK

(34)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 28

Dan yang lebih penting adalah bahwa sejak tahun 2013 mulai disosialisasikan gerakan wajib belajar pendidikan 12 tahun sampai SMA sederajat oleh Pemerintah Kota Dumai. Dari APK di atas secara teoritis hal ini dapat saja ditafsirkan bahwa seluruh penduduk usia sekolah 16-18 tahun sudah sekolah.

b. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/ MA/ SMK

Melihat data APM di atas sebenarnya berkaitan dengan data APK. Hanya saja pada APM kita membandingkan penduduk usia sekolah dengan siswa dengan usia sekolah yang sama. APM lebih rendah dibandingkan APK dikarenakan banyaknya penduduk yang seharusnya belum masuk di tingkat sekolah tertentu namun sudah sekolah, meskipun usianya belum cukup. Atau di sisi lain dapat melihat gejela kelebihan umur peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu.

c. Angka Putus Sekolah

Pada tahun 2015 ini tidak ada anak putus sekolah di tingkat SMA/MA/SMK. Hal ini dapat dikatakan sudah berhasil dimana Kota Dumai dapat menekan angka putus sekolah. Program-program yang selama ini mendukung adalah sebagiamana disebutkan di atas yakni bantuan pendidikan bagi siswa miskin yang bersumber dari APBD Kota Dumai yang difokuskan kepada sekolah swasta (yang tidak mendapatkan bantuan operasional sekolah dari Pemerintah Kota Dumai) dan Bantuan Operasional Mutu (BOM) dari pemerintah pusat.

Bahkan di masa mendatang diharapkan akan semakin banyak lulusan sekolah menengah dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi dan dapat mengikuti berbagai pelatihan untuk dapat mengisi lapangan kerja dari berbagai investasi berbagai perusahaan di Kota Dumai atau membuka usaha sendiri yang juga sekaligus membuka lapangan kerja bagi orang lain.

d. Persentase Jumlah Kelas Dalam Kondisi Baik

Perbaikan sarana dan pra sarana pendidikan menengah adalah target Pemerintah Kota Dumai dalam 3 (tiga) tahun ke depan. Diharapkan di akhir tahun 2018 tidak ada lagi ruang kelas dalam kondisi rusak sedang/ berat.

(35)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 29

di akhir tahun 2018 mendatang.

e. Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014/2015 Tingkat SMA/SMK/MA

Hasil UN dapat berfungsi sebagai alat evaluasi diri bagi sekolah, Kabupaten/ Kota, Provinsi dan Pemerintah. Berdasarkan analisis hasil UN maka Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan sekolah dapat melakukan program tindak lanjut. Bagi sekolah atau daerah yang nilainya masih rendah dapat melakukan pelacakan dan diagnosa secara menyeluruh sehingga dapat dilakukan perbaikan. Persentase tingkat kelulusan ujian nasional tahun 2014/ 2015 sebagai berikut :

Tabel 1.18.

Persentase Tingkat Kelulusan Tingkat SMA/SMK/MA

Dari tabel I.26 peserta yang mengikuti ujian nasional sebanyak 3.832 yang lulus dengan tingkat kelulusan mencapai 100.00 persen. Hasil diatas menunjukkan bahwa persentase kelulusan tingkat SMA/MA/SMK dengan tingkat ketidak lulusan 0.00 persen dapat dikategorikanMEMUASKAN.

Ujian nasional memang dapat menjadi indikator mutu pendidikan di sebuah daerah. Dan yang menjadi pembanding adalah hasil ujian nasional di daerah lain. Namun ujian nasional bukan satu-satunya indikator keberhasilan atau mutu pendidikan. Dan hasil ujian nasional sangat dipengaruhi oleh banyak hal lain seperti kualitas guru, metode pembelajaran, dan kurikulum.

Jika hanya melihat hasil ujian nasional ini meskipun mengalami peningkatan namun belum membuat prestasi pendidikan Kota Dumai dalam hal hasil ujian nasional menjadi kebanggaan bersama. Masih banyak hal yang perlu dievaluasi dan dibenahi ke depan dengan berbagai strategi dan program kerja yang lebih efektif sehingga angka kelulusan ujian nasional di Kota Dumai dapat menjadi yang terdepan di Provinsi Riau.

4) Meningkatnya Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Meningkatnya kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan dilihat dari

No Tingkat Jumlah Siswa Jumlah Lulus % Lulus Jumlah Tidak Lulus % Tidak Lulus

1 SMA/MA 2.190 2.190 100,00% 0 0,00%

(36)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 30

indikator sebagai berikut :

a. Persentase Pendidik Berpendidikan S-1 atau D-4

Dalam upaya memenuhi amanat UU No.14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pemerintah Kota Dumai menyadari bahwa ada banyak hal yang harus dibenahi. Hal ini terutama karena masih banyak sekali tenaga pendidik belum memiliki tingkat pendidikan setara S-1, sebagaimana tuntutan undang-undang.

Tentu saja masih banyak tenaga pendidik yang harus membenahi diri. Oleh karena itu untuk mempercepat pemenuhan tuntutan undang-undang, selain terbatasnya anggaran untuk menyekolahkan para guru, Dinas Pendidikan Kota Dumai berkoordinasi dengan Universitas Terbuka dan Universitas Riau sehingga dapat menambah akses bagi para guru dalam mencapai pendidikan setara sarjana.

Pada tabel di bawah ini dapat kita lihat persentase kualifikasi pendidik berpendidikan S-1 atau D-4.

Tabel 1.19.

Kualifikasi Guru

Jumlah Guru Guru S-1 %

4.251 3.491 82.12

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Dumai

Sebagaimana kita lihat pada tabel di atas bahwa masih sebesar 82,12% tenaga pendidik yang memiliki ijazah setara sarjana. Angka ini sudah lebih baik dibandingkan tahun 2014 baru 73,57% pendidikan yang berkualifikasi S-1 atau D-4. Artinya pada tahun 2015 ini terdapat kenaikan sebanyak lebih dari 8,55% jumlah keseluruhan pendidik yang memenuhi kualifikasi S-1 atau D-4.

Sampai tahun 2015 guru SD sebagian besar masih berpendidikan SPG (setara SMA) dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) serata D-2, sedangkan guru yang sudah berpendidikan DIV/S1 berjumlah 1.866 orang dari 2.225 orang atau sebanyak 83.86%. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang semakin banyak guru yang menamatkan pendidikan sehingga persentase guru berpendidikan S-1 dapat semakin meningkat. Sementara itu pada tingkat pendidikan SMP/ MTs dan SMA/MA/SMK jumlah guru berpendidikan S-1 sudah mencapai masing-masing 76,30% dan 84,63%.

(37)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 31

diharapkan jumlah guru berpendidikan S-1 sudah di atas 95% dari keseluruhan jumlah guru.

Program sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan juga adalah program nasional yang dilaksanakan Pemerintah Kota Dumai, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan dimaksudkan sebagai legitimasi status profesi seorang pendidik. Dengan status sebagai professional, konsekuensinya harus ada pengakuan dalam hal tunjangan profesi. Kota Dumai, seperti daerah lainnya mendapatkan quota dari Pemerintah Pusat setiap tahunnya.

7. Bidang Kesehatan

a. Hasil Pelaksanaan Prioritas Urusan Wajib Bidang Kesehatan

Pelaksanaan program di bidang kesehatan selama tahun 2015 dapat dilihat dari pencapaian sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai sebagai berikut :

Tabel 1. 20

Sasaran 1 : Menurunnya Mortalitas (Angka Kematian) Tahun 2015

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

1. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup

< 23 14,09 100%

2. Angka Kematian Balita per 1.000 Kelahiran Hidup

< 32 16,64 100%

3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup

102 145,75 57,11%

4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir Tahun 72 72,29 100% Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai

Pencapaian indikator kinerja dari Sasaran 1 yakni menurunnya Mortalitas (angka kematian) pada tahun 2015 adalah sebesar 89,28% karena ada 1 indikator kinerja yakni Angka Kematian Ibu yang pencapaiannya rendah (melebihi terget).

1) Angka Kematian Bayi

(38)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 32

bawah target (yang berarti tingkat pencapaiannya baik). Hal ini menggambarkan kualitas kuantitas pelayanan kesehatan terhadap perinatal masih baik. Pencapaian Angka Kematian Bayi Tahun 2011 sampai dengan 2015 dan target 2015 Kota Dumai dapat di lihat padaGrafik 1. 11berikut ini :

Grafik 1. 13

Pencapaian Angka Kematian Bayi Kota Dumai Dari Tahun 2011 sampai dengan 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai

2) Angka Kematian Balita

Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor - faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi dan penyakit infeksi. Pada tahun 2015 jumlah kasus kematian balita yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 137 kasus. Dengan demikian angka kematian balita tahun 2015 di Kota Dumai sebesar 16,64 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 dimana angka kematian bayi sebesar 15,87 per 1000 kelahiran hidup, terlihat adanya peningkatan angka kematian balita. Namun bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2015 yakni < 32 per 1.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian balita ini masih di bawah target (yang berarti tingkat pencapaiannya baik). Pencapaian Angka Kematian Balita dan Tahun 2011 sampai dengan 2015 serta target 2015 Kota Dumai dapat di lihat padaGrafik 1. 14berikut ini :

Grafik 1. 14

Pencapaian Angka Kematian Balita Kota Dumai Dari Tahun 2011 sampai dengan 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai

(39)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 33

Angka kematian ibu melahirkan berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kondisi ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2015 jumlah kasus kematian ibu melahirkan yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 12 kasus dari 8.233 kelahiran hidup. Dengan demikian angka kematian ibu melahirkan tahun 2015 di Kota Dumai sebesar 145,75 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014, di mana angka kematian ibu melahirkan sebesar 114.29 per 100.000 kelahiran hidup, maka terlihat ada peningkatan angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2015. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2015 yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian ibu melahirkan ini sudah diatas target (yang berarti tingkat pencapaiannya tidak baik). Pencapaian Angka Kematian Ibu Melahirkan dari tahun 2011 sampai dengan 2015 serta target 2015 Kota Dumai di lihat pada Grafik 1. 15berikut ini :

Grafik 1. 15

Pencapaian Angka Kematian Ibu Melahirkan di Kota Dumai Dari Tahun 2011 sampai dengan 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai

4) Angka Harapan Hidup Waktu Lahir

Pada tahun 2015 angka harapan hidup waktu lahir (umur harapan hidup) di Kota Dumai sebesar 72,29 tahun. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 yakni sebesar 72,29 tahun, terlihat pencapaian angka harapan hidup waktu lahir pada tahun 2015 statis. Meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir secara tidak langsung memberikan gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat. Pencapaian Angka Harapan Hidup waktu lahir di Kota Dumai tahun 2011 sampai dengan 2015 serta target 2015 dapat di lihat padaGrafik 1. 16berikut ini :

(40)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 34 Pencapaian Angka Harapan Hidup Waktu Lahir di Kota Dumai

Dari Tahun 2011 sampai dengan 2015

Tabel I. 21

Sasaran 2 : Menurunnya Morbiditas (Angka Kesakitan) Tahun 2015

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

1. Angka Kesakitan Malaria per 1.000

penduduk 1 6,60 4,60%

2. Angka Kesembuhan Penderita TB

Paru BTA + % 88 89,68 100%

3. Prevalensi Penderita HIV Terhadap

Penduduk Beresiko % < 1 0,69 100%

4. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)

per 100.000

penduduk 51 115,89 27,23%

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai

Pencapaian indikator kinerja dari Sasaran 2 yakni menurunnya Morbiditas (angka kesakitan) pada tahun 2015 adalah sebesar 57,96% karena ada 2 indikator kinerja yakni Angka Kesakitan Malaria dan Angka Kesakitan DBD yang pencapaiannya rendah (melebihi target).

5) Angka Kesakitan Malaria

Upaya kegiatan pengendalian vektor melalui penyemprotan rumah (IRS) dapat dinilai efektif bila dilihat dari dampak terhadap penurunan angka malaria klinis. Pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 2.090 kasus malaria klinis di Kota Dumai denganAnnual Malaria Incidence(AMI) sebesar 6,60 per 1.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 di manaAnnual Malaria Incidence (AMI) sebesar 2,75 terlihat adanya peningkatan Annual Malaria Incidence (AMI) pada tahun 2015. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2015 yakni 1 per 1.000 penduduk maka pencapaian Annual Malaria Incidence (AMI) ini melebihi target (yang berarti terjadi pencapaianya kurang baik). Dari 2.090 kasus yang ada terdapat 20 kasus penderita malaria positif sehingga di dapatkanAnnuali Parasite Incidence(API) sebesar 0,06 per 1.000 penduduk.

Seluruh penderita penderita Malaria (100%) telah mendapat pengobatan standar di puskesmas. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria. Pencapaian tersebut dapat dilihat dariGrafik 1. 17berikut ini :

(41)

Bab I Pendahuluan

LKPJ Walikota Dumai Akhir Tahun Anggaran 2015 I - 35 Grafik 1. 17

Pencapaian Angka Kesakitan Malaria Kota Dumai dari tahun 2011 sampai dengan 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai

Berdasarkan kecamatan, jumlah kasus Malaria terbanyak ditemukan di Kecamatan Sungai Sembilan yakni sebanyak 1.476 kasus. Hal tersebut disebabkan tingginya mobilitas penduduk melalui transmigrasi, pembukaan lahan perkebunan, pengembangan tambak udang serta penebangan pohon bakau sebagai industri arang bakau. Dengan faktor resiko tersebut maka satu wilayah Kecamatan Sungai Sembilan menjadi daerah high endemis Malaria. Kecamatan Bukit Kapur merupakan kecamatan terbanyak kedua ditemukannya kasus Malaria yakni sebanyak 441 kasus, seperti terlihat padaGrafik 1. 18berikut ini :

Grafik 1. 18

Jumlah Kasus Malaria Berdasarkan Kecamatan Di Kota Dumai Tahun 2015

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Dumai

6) Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +

Gambar

Tabel 1.12.
Tabel 1.15.
Tabel 1.16.
Tabel 1.17.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran Komite Audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan di Bank Pembiayaan

Peran Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPTTIK) Penyelenggaraan Pelayanan oleh Unit Kerja yang sekarang menjadi berbasis Teknologi

Berbagai hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini dapat.CNC II di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Jenis

Sebagaimana diungkapkan oleh guru (Abdul) sebagai berikut: “Kepala madrasah dalam memimpin beliau itu tidak otoriter (sesuka hati), hanya mengeluarkan perintah

• jI= perbedaan suhu retort dengan suhu awal semu, yang diambil pada titik potong kurva pemanasan dengan waktu 0 menit yang sebenarnya (waktu 0 menit ini besarnya sama dengan 0,6

Hasil analisis regresi yang telah dilakukan menunjukkan, bahwa secara parsial perputaran piutang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini

Rerata Uji Organoleptik Sirup Dari Gambar 4 di atas terlihat hasil uji tingkat kesukaan terhadap sirup stevia aroma cengkeh yang paling disukai yaitu pada massa stevia 5

Hasil penelitian bahwa persepsi peserta didik terhadap kriteria kualitas LKPD pada pembelajaran Fisika mengenai kriteria kualitas LKPD terdapat tiga syarat yaitu