• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

 NTP Sumatera Barat bulan Juli 2014 tercatat sebesar 100,53 atau turun sebesar 0,32 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 100,85 (Juni 2014). Indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,72 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik lebih tinggi sebesar 1,05 persen.

 Pada bulan Juli 2014 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 98,18 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP), 95,21 untuk Subsektor Hortikultura (NTPH), 104,38 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), 101,81 untuk Subsektor Peternakan (NTPT), dan 105,40 untuk Subsektor Perikanan (NTN). Untuk Subsektor Perikanan terbagi menjadi dua, yaitu Subsektor Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 102,71 dan 106,07.

 Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan Juli 2014 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 1,31 persen yang disebabkan oleh hampir semua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Bahan Makanan (2,25%), kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau (0,54%), kelompok Perumahan (0,69%), kelompok Sandang (1,71%) kelompok Kesehatan (0,41%) dan kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (1,43%), Sedangkan kelompok Transportasi & Komunikasi mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,05 persen.

No. 45/8/13/Th. XVII, 4 Agustus 2014

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

,

D

AN

H

ARGA

P

RODUSEN

G

ABAH

A.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NTP SUMATERA BARAT JULI 2014 SEBESAR 100,53 ATAU TURUN 0,32%

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/ daya beli petani di pedesaan . NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/ daya beli petani.

(2)

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Juni 2014–Juli 2014

(2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Juni 2014 Juli 2014 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a.Nilai Tukar Petani (NTPP) 100.52 98,18 -2,32 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 103,29 101,66 -1,58 c. Indeks Diterima Petani 111,56 110,23 -1,20

- Padi 112,06 110,95 -0,99 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 98,73 100,26 1,56 c. Indeks Diterima Petani 104,61 106,48 1,79 - Sayur-sayuran 104,02 105,88 1,79 - Buah-buahan 105,61 107,66 1,94

-Tanaman Obat 107,26 104,53 -2,55

d. Indeks Dibayar Petani 110,67 111,84 1,06 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111,69 113,06 1,23

- Indeks BPPBM 105,96 106,20 0,23

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a.Nilai Tukar Petani (NTPR) 104,19 104,38 0,18 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 110,79 112,07 1,15 c. Indeks Diterima Petani 116,26 117,85 1,36 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 116,26 117,85 1,36 d. Indeks Dibayar Petani 111,59 112,90 1,18 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112,80 114,31 1,35 - Indeks BPPBM 104,94 105,16 0,21 4. Peternakan

a.Nilai Tukar Petani (NTPT) 100,97 101,81 0,84 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 104,89 106,34 1,38 c. Indeks Diterima Petani 108,40 110,04 1,51 - Ternak Besar 107,12 108,63 1,41 - Ternak Kecil 100,23 102,30 2,06

- Unggas 114,86 116,46 1,39

- Hasil Ternak 110,87 112,98 1,90 d. Indeks Dibayar Petani 107,37 108,08 0,66 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 111,77 113,11 1,20 - Indeks BPPBM 103,35 103,48 0,13 5. Perikanan

a.Nilai Tukar Petani (NTN) 105,03 105,40 0,35 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 111,45 112,18 0,65 c. Indeks Diterima Petani 113,35 114,87 1,34

- Tangkap 113,04 114,05 0,89

- Budidaya 113,42 115,07 1,45

(3)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Juni 2014 Juli 2014 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

5.a. Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Petani 102,66 102,71 0,05 b. Nilai Tukar Usaha Pertanian 105,23 105,81 0,55 c. Indeks Diterima Petani 113,04 114,05 0,89 - Penangkapan Perairan Umum 110,27 112,46 1,99 - Penangkapan Laut 113,12 114,09 0,86 d. Indeks Dibayar Petani 110,12 111,04 0,84 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112,12 113,46 1,19 - Indeks BPPBM 107,42 107,79 0,34

5.b. Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Petani 105,62 106,07 0,43 b. Nilai Tukar Usaha Pertanian 113,06 113,82 0,67 c. Indeks Diterima Petani 113,42 115,07 1,45 - Budidaya Air Tawar 113,42 115,07 1,45 d. Indeks Dibayar Petani 107,39 108,48 1,02 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112,37 113,69 1,18 - Indeks BPPBM 100,32 101,10 0,77 Gabungan

a.Nilai Tukar Petani (NTP) 100,85 100,53 -0,32 b.Nilai Tukar Usaha Pertanian 105,37 105,84 0,45 c. Indeks Diterima Petani 111,23 112,03 0,72 d. Indeks Dibayar Petani 110,29 111,45 1,05 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 112,16 113,63 1,31 - Indeks BPPBM 105,56 105,85 0,27

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pada bulan Juli 2 0 1 4 NTP empat subsektor mengalami kenaikan, yaitu Subsektor Hortikultura (0 ,7 2 persen), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (0 ,1 8 persen), Subsektor Peternakan (0 ,8 4 persen) dan Subsektor Perikanan (0 ,3 5 persen). Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 2 ,3 2 persen.

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Juli 2 0 1 4 terjadi kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0 ,7 2 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 1 1 1 ,2 3 menjadi 1 1 2 ,0 3 .

(4)

3.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Juli 2014 terjadi kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 1,05 persen bila dibandingkan Juni 2014, yaitu dari 110,29 menjadi 111,45. Naiknya nilai Ib diakibatkan oleh meningkatnya nilai Ib pada semua subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,15 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 1,06 persen,Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,18 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,66 persen,dan Subsektor Perikanan sebesar 0,98 persen.

Grafik 1

NTP Sumatera Barat Bulan Januari 2013 – Juli 2014 (2012=100)

4. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada bulan Juli 2014 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 2,32 persen. Hal ini dikarenakan menurunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,20 persen, Sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 1,15 persen.

Menurunnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh menurunnya indeks subkelompok padi dan palawija, yaitu sebesar 0 ,9 9 persen dan 1 ,9 3 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 1 ,1 5 persen diakibatkan oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 1 ,4 0 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0 ,3 8 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Berbeda dengan bulan sebelumnya, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) pada bulan Juli 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen dari 94,53 menjadi 95,21.

(5)

Hal ini disebabkan oleh Meningkatnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1,79 persen, sekaligus dengan adanya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 1,06 persen.

Meningkatnya nilai It disebabkan adanya menaiknya nilai indeks harga pada berbagai komoditas subkelompok Sayur-sayuran sebesar 1,79 persen, subkelompok Buah-buahan sebesar 1,94 persen, Sedangkan subkelompok Tanaman Obat mengalami penurunan sebesar 2,55 persen. Sementara kenaikan Ib sebesar 1,06 persen disebabkan meningkatnya indeks harga subkelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,23 persen dan indeks subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,23 persen.

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

NTPR pada bulan Juli 2 0 1 4 mengalami kenaikan sebesar 0 ,1 8 persen, yaitu dari 1 0 4 ,1 9 menjadi 1 0 4 ,3 8 . Meningkatnya NTPR ini disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang diterima petani sebesar 1 ,3 6 persen, yang juga diiringi meningkatnya Indeks yang dibayar petani sebesar 1 ,1 8 persen. Naiknya nilai Ib diakibatkan adanya peningkatan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 1 ,3 5 persen dan 0 ,2 1 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

NTPT pada Juli 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen, yaitu dari 100,97 menjadi 101,81. Kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,51 persen. Sementara disisi lain, indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,66 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena terjadinya kenaikan pada semua subkelompok yaitu: subkelompok subkelompok Ternak Besar, Ternak Kecil, Unggas, dan Hasil Ternak, dan Hasil Ternak yaitu masing-masing sebesar 1 ,4 1 persen, 2 ,0 6 persen, dan 1 ,3 9 persen dan 1 ,9 0 persen.

e.

Subsektor Perikanan (NTN)

Pada bulan Juli 2 0 1 4 , Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan (NTN) mengalami kenaikan sebesar 0 ,3 5 persen, yaitu dari 1 0 5 ,0 3 menjadi 1 0 5 ,4 0 . Kondisi ini diakibatkan kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1 ,3 4 persen, lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0 ,9 8 persen.

Kenaikan nilai It yang cukup tinggi merupakan kontribusi dari kenaikan subkelompok budidaya ikan yang naik sebesar 1 ,4 5 persen dan subkelompok penangkapan ikan sebesar 0 ,8 9 persen. Untuk indeks yang dibayar petani, kenaikan yang terjadi diakibatkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga ( IKRT) sebesar 1 ,1 8 persen dan subkelompok BPPBM sebesar 0 ,6 8 persen.

4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/ deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Juli 2 0 1 4 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 1 ,3 1 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

(6)

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0 ,5 4 %), kelompok perumahan

(0 ,6 9 % ), kelompok sandang ( (1 ,7 1 % ), kelompok kesehatan (0 ,4 1 % ), kelompok

pendidikan, rekreasi, dan olah raga ( 1 ,4 3 % ), Sedangkan kelompok Transportasi dan Komunikasi mengalami deflasi sebesar 0 ,0 5 persen.

Tabel 2

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Juni 2014-Juli 2014

(2012=100)

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 106,19 107,71 1,43 2.78 3.18

Transportasi dan Komunikasi 111,50 111,44 -0,05 0.92 2.19

*) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juli 2014 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juli 2014 terhadap Bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Juli 2014 terhadap Bulan Juli 2013

Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Juli 2 0 1 4 sebesar 2 ,9 4 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun ( year on year) sebesar 4 ,1 0 persen.

Grafik 2

(7)

 Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat selama Juli 2014, didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 99 persen dan Gabah Kualitas Rendah sebesar 1 persen.

 Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Anak Daro, yaitu sebesar Rp 5.750,- per kg yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR 66, yaitu senilai Rp 3.600,00- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.

 Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada bulan Juli rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dari Rp 4.521,54,- per kg (Juni 2014) menjadi Rp 4.504,14,- per kg (Juli 2014), dan di tingkat penggilingan turun 0,54 persen dari Rp 4.609,05,- per kg (Juni 2014) menjadi Rp 4.584,38,- per kg (Juli 2014). Sementara itu, rata – rata harga gabah kualitas rendah ditingkat petani naik sebesar 6.38 persen dari Rp 4.700,- per kg (Juni 2014) menjadi Rp 5000,- per kg (Juli 2014) dan tingkat penggilingan naik sebesar 6.34 persen dari Rp 4.765,- per kg (Juni 2014) menjadi Rp 5.067,- per kg (Juli 2014). Untuk gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.

B.

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JULI 2014

HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 0,38%

Survei harga produsen gabah berasal dari 9 9 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat,

Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Juli 2014

Kelompok Kualitas

Jumlah Observasi

(8)

Harga gabah kualitas GKP terendah pada Juli 2 0 1 4 di tingkat petani dijumpai di Kabupaten

Pesisir Selatan, yaitu sebesar Rp 3 .6 0 0 ,0 0 ,- per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Rp 3 .7 0 3 ,7 0 ,- per kg. Sementara harga

tertinggi di tingkat petani dan penggilingan terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu

masing-masing sebesar Rp5 .7 5 0 ,0 0 ,- per kg dan Rp 5 .8 2 0 ,0 0 ,- per kg. Tabel 4

Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Mei2014 s/d Juli 2014

No. Kabupaten

Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Tingkat Petani (Rp/Kg)

Mei.’14 Juni.’14 Juli.’14

Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan

Sumatera Barat Juli 2012 –Juli 2014

Berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2 0 1 2 tentang Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras

oleh Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak

tanggal 2 7 Februari 2 0 1 2 , yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3 .3 0 0 ,0 0 , - per kg di tingkat

petani dan Rp 3 .3 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar Rp4 .1 5 0 ,0 0 ,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan April 2 0 1 4 tidak

(9)

Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat

Jl Khatib Sulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161 Homepage : http://sumbar.bps.go.id

Email : sumbar@bps.go.id

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hal yang dilakukan dalam pembuatan konsep video company profile BPMTPK tidak jauh berbeda dengan proses produksi pada umumnya, yaitu terdiri dari proses pra

perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki

Sedangkan pada uji kemiripan, pada penelitian ini menggunkan metode chi square distance, yang merupakan pengembangan dari chi-square test yang biasa digunakan menghitung

Pada perancangan alat ini, terdapat dua tahap yaitu perancangan hardware yang berisi rancangan mekanik dan rancangan rangkaian yang dibutuhkan, dan rancangan software

Setelah mencermati dan mempelajari Nota Keuangan dan Raperda Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

Berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan dan solusi yang diasumsikan serta didukung dengan penelitian sebelumnya yang relevan, dapat disimpulkan bahwa alat bantu

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “