• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015  NTP Sumatera Barat bulan Agustus 2015 tercatat sebesar 96,97 atau turun sebesar 0,40 persen bila

dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 97,36 (Juli 2015). Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,01 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0.39 persen.

 Pada bulan Agustus 2015 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 93,35 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 98,32 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 94,07 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 104,03 untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 107,09 untuk subsektor perikanan (NTN). Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 102,18 dan 108,34.

 Secara regional, di Sumatera Barat pada bulan Agustus 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0,44 persen yang disebabkan terjadinya inflasi pada kelompok bahan makanan (0,59 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,56 persen), kelompok perumahan (0,24 persen), kelompok sandang (0,26 persen), kelompok kesehatan (0,05 persen), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga (0,21 persen), dan kelompok transportasi dan komunikasi (0,11 persen).

No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

,

D

AN

H

ARGA

P

RODUSEN

G

ABAH

A.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NTP SUMATERA BARAT AGUSTUS 2015 SEBESAR 96,97 ATAU TURUN 0,40%

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015

Juli 2015 Agustus 2015

(1) (2) (3) (4)

1. T anaman Pangan

a. NilaiT ukar Petani (NT PP) 92,49 93,35 0,92

b. NilaiT ukar Usaha Pertanian 97,66 98,78 1,14

c. Indeks Diterima Petani 110,91 112,37 1,31

- Padi 110,91 113,04 1,91

- Palaw ija 110,91 110,05 -0,78

d. Indeks Dibayar Petani 119,92 120,38 0,39

- Indeks Konsumsi RumahTangga 122,12 122,67 0,46

- Indeks BPPBM 113,57 113,76 0,17

2. Hortikultura

a. Nilai T ukar Petani (NT PH) 97,94 98,32 0,39

b. NilaiT ukar Usaha Pertanian 106,49 107,18 0,64

c. Indeks Diterima Petani 116,42 117,36 0,80

- Say ur-say uran 120,47 121,93 1,21

- Buah-buahan 109,37 109,40 0,02

- Tanaman Obat 104,92 104,47 -0,43

d. Indeks Dibayar Petani 118,87 119,37 0,41

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 120,95 121,51 0,46

- Indeks BPPBM 109,32 109,50 0,16

3. T anaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai T ukar Petani (NT PR) 96,75 94,07 -2,77

b. NilaiT ukar Usaha Pertanian 105,87 102,96 -2,75

c. Indeks Diterima Petani 116,92 114,21 -2,32

- Tanaman Perkebunan Raky at (TPR) 116,92 114,21 -2,32

d. Indeks Dibayar Petani 120,84 121,41 0,47

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122,74 123,32 0,47

- Indeks BPPBM 110,43 110,93 0,45

4. Peternakan

a. Nilai T ukar Petani (NT PT ) 103,27 104,03 0,74

b. NilaiT ukar Usaha Pertanian 109,82 110,79 0,89

c. Indeks Diterima Petani 117,82 119,01 1,01

- Ternak Besar 114,51 115,97 1,27

- Ternak Kecil 109,83 111,46 1,48

- U nggas 127,70 128,97 0,99

- H asil Ternak 126,49 126,27 -0,18

d. Indeks Dibayar Petani 114,09 114,40 0,27

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,53 122,04 0,42

- Indeks BPPBM 107,29 107,42 0,12

5. Perikanan

a. Nilai T ukar Petani (NT N) 107,40 107,09 -0,28

b. NilaiT ukar Usaha Pertanian 115,79 115,39 -0,34

c. Indeks Diterima Petani 123,28 123,15 -0,11

- Tangkap 122,38 121,53 -0,70

- Budiday a 123,50 123,55 0,04

d. Indeks Dibayar Petani 114,79 114,99 0,18

- Indeks Konsumsi RumahTangga 120,67 120,84 0,14

- Indeks BPPBM 106,47 106,72 0,23

Tabel 1

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015

a. Nilai T ukar Petani (NT P) 97,36 96,97 -0,40

b. NilaiT ukar Usaha Pertanian 104,69 104,42 -0,26

c. Indeks Diterima Petani 115,55 115,54 -0,01

d. Indeks Dibayar Petani 118,69 119,15 0,39

- Indeks Konsumsi RumahTangga 121,92 122,46 0,44

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada bulan Agustus 2015 NTP tiga subsektor mengalami peningkatan, yaitu subsektor tanaman pangan (0,92 persen), subsektor hortikultura (0,39 persen) dan subsektor peternakan (0,74 persen). Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan yang cukup tajam sebesar 2,77 persen, dan diikuti penurunan pada subsektor perikanan sebesar 0,28 persen.

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Agustus 2015 terjadi penurunan pada indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,01 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 115,55 menjadi 115,54. Menurunnya nilai It diakibatkan oleh menurunnya nilai It pada dua subsektor, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat yang cukup tajam sebesar 2,32 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,11 persen. Walaupun It pada tiga subsektor mengalami kenaikan masing-masing subsektor tanaman pangan sebesar (1,31 persen), subsektor hortikultura (0,80 persen), dan subsektor peternakan (1,01 persen).

3.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015

a.

Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) pada bulan Agustus 2015 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,92 persen. Hal ini dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani 1,31 persen lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,39 persen.

Meningkatnya nilai indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh meningkatnya indeks subkelompok padi sebesar 1,91 persen, walaupun subkelompok palawija mengalami penurunan sebesar 0,78 persen. Sementara itu, perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen diakibatkan oleh naiknya indeks subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,46 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,17 persen.

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) pada bulan Agustus 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen dari 97,94 menjadi 98,32. Hal ini dikarenakan kenaikan indeks harga yang diterima petani 0,80 persen lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,41 persen.

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

NTPR pada bulan Agustus 2015 mengalami penurunan sebesar 2,77 persen, yaitu dari 96,75 menjadi 94,07. Menurunnya nilai NTPR ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 2,32 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen.

Meningkatnya nilai Ib sebesar 0,47 persen diakibatkan menaiknya indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,47 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,45 persen.

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

NTPT pada Agustus 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,74 persen, yaitu dari 103,27 menjadi 104,03. Kenaikan NTP ini terjadi diakibatkan oleh peningkatan pada indeks harga yang diterima petani (1,01 persen) lebih besar dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (0,27 persen).

Kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi karena kenaikan harga pada tiga subkelompok yaitu : subkelompok ternak besar (1,27 persen), subkelompok ternak kecil (1,48 persen), dan subkelompok unggas (0,99 persen). Sedangkan subsektor hasil ternak mengalami penurunan sebesar 0,18 persen. Kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib) diakibatkan oleh kenaikan indeks harga pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,42 dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen.

e.

Subsektor Perikanan (NTN)

Pada bulan Agustus 2015, nilai tukar petani subsektor perikanan (NTN) mengalami penurunan sebesar 0,28 persen, yaitu dari 107,40 menjadi 107,09. Kondisi ini diakibatkan penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,11 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen.

Penurunan nilai It merupakan kontribusi dari penurunan peningkatan subsektor budidaya ikan sebesar 0,11 persen, walaupun subkelompok subsektor penangkapan ikan meningkat sebesar 1,97 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi diakibatkan kenaikan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,14 persen, dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,23 persen.

4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Agustus 2015 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 0,44 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015 Tabel 2

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Juli 2015-Agustus 2015

(2012=100)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Konsumsi Rumah Tangga 121,92 122,46 0,44 0,91 6,70

Bahan Makanan 131,82 132,59 0,59 -1,11 6,61

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan

Tembakau 114,81 115,45 0,56 5,46 7,61

Perumahan 115,82 116,10 0,24 3,81 6,81

Sandang 112,72 113,01 0,26 4,92 5,97

Kesehatan 113,08 113,14 0,05 3,38 5,37

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 110,49 110,72 0,21 2,53 2,84

Transportasi dan Komunikasi 119,72 119,85 0,11 -5,52 7,38

Rincian Pengeluaran

*) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Agustus 2015 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Agustus 2015 terhadap Bulan Desember 2014 ***) Persentase perubahan IHK Perdesaan Bulan Agustus 2015 terhadap Bulan Agustus 2014

Laju inflasi pedesaan tahun kalender bulan Agustus 2015 sebesar 0,91 persen, sedangkan nilai inflasi pedesaan tahun ke tahun (year on year) sebesar 6,70 persen.

Grafik 2

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015  Komposisi jumlah observasi dari 99 transaksi harga gabah di tujuh kabupaten di Sumatera Barat

selama Agustus 2015, didominasi didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 100 persen.

 Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Cisokan yaitu sebesar Rp 5.666,- per kg yang terjadi di Kabupaten Solok. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ir 66 , yaitu senilai Rp 3.889,00- per kg, terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.

 Berbeda dengan bulan sebelumnya, pada bulan Agustus 2015 rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 3,93 persen dari 4.198,76,- per kg ( Juli 2015) menjadi Rp 4.363,77,- per kg ( Agustus 2015), dan di tingkat penggilingan naik 2,07 persen dari Rp 4.360,24,- per kg (Juli 2015) menjadi Rp 4.450,29,- per kg ( Agustus 2015). Sementara itu, rata – rata harga gabah kualitas rendah dan gabah kualitas GKG tidak dapat dibandingkan.

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH AGUSTUS 2015

HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 3,93 %

Survei harga produsen gabah berasal dari 99 observasi di tujuh kabupaten di Sumatera Barat,

yaitu: Pesisir Selatan, Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, dan Pasaman.

Rata-rata harga gabah di tingkat petani bulan Agustus dibanding bulan Juli untuk kualitas GKP

mengalami kenaikan sebesar 3,93 persen dari 4.198,76 per kg (Juli 2015) menjadi Rp 4.363,77 per kg

(Agustus 2015). Sementara di tingkat penggilingan harga gabah GKP naik sebesar 2,07 persen dari Rp

4.360,24,- per kg (Juli 2015) menjadi Rp 4.450,29,- per kg (Agustus 2015).

Tabel 3

Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Agustus 2015

Kelompok Kualitas

Jumlah Observasi

Harga di Tk Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tkt Penggilingan

(Penggilingan) 700,29 18.67

KualitasRendah 0

(0 %) -- -- -- -- -- -- --

Total 103

(100,00) -- -- -- -- -- -- --

Harga gabah kualitas GKP terendah pada Agustus 2015 di tingkat petani dijumpai di Kabupaten

Pesisir Selatan, yaitu sebesar Rp 3.889,- per kg, sedangkan harga terendah di tingkat penggilingan juga

(8)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015

terjadi di Kabupaten Solok , yaitu sebesar Rp5.666,00,- per kg . Sedangkan harga tertinggi di tingkat

penggilingan juga terjadi di Kabupaten Solok yaitu sebesar Rp 5.916,- per kg.

Tabel 4

Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat Jun 2015 s/d Agustus 2015

No. Kabupaten

Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Tingkat Petani (Rp/Kg)

Jun.’15 Jul.’15 Agt.’15

Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Tingkat Penggilingan

Dan HPP Sumatera Barat Agt 2013 – Agt 2015

Berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh

Pemerintah, telah ditetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru yang berlaku sejak tanggal

17 Maret 2015, yaitu untuk gabah kualitas GKP sebesar Rp 3.700,00,- per kg di tingkat petani dan Rp

3.750,00,- per kg di tingkat penggilingan, sedangkan HPP untuk gabah kualitas GKG sebesar

Rp4.600,00,- per kg di tingkat penggilingan. Pada pemantauan bulan Agustus 2015 tidak ditemukan

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Barat No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015 Informasi lebih lanjut hubungi:

Azwir, S.Si

Kepala Bidang Statistik Distribusi

JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159 Homepage : http://sumbar.bps.go.id

Email : sumbar@bps.go.id

Gambar

Tabel 1Nilai Tukar Petani per Subsektor dan Perubahannya
Tabel 2 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan
Tabel 3 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani  dan Penggilingan,
Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Harga Gabah Kualitas GKP di Sumatera Barat

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Skor DECAF menunjukkan tidak terdapatnya korelasi terhadap lama hari perawatan pasien menjadi stabil tetapi memiliki hubungan dengan LOS dan kondisi pasien pulang. Hal ini

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki

Sedangkan pada uji kemiripan, pada penelitian ini menggunkan metode chi square distance, yang merupakan pengembangan dari chi-square test yang biasa digunakan menghitung

Pada perancangan alat ini, terdapat dua tahap yaitu perancangan hardware yang berisi rancangan mekanik dan rancangan rangkaian yang dibutuhkan, dan rancangan software

Setelah mencermati dan mempelajari Nota Keuangan dan Raperda Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan

1) Pasien menggunakan obat yang tidak sesuai dengan indikasi yang dialami saat itu. 2) Penggunaan produk obat lebih dari satu pada kondisi yang seharusnya

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1