• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

No. 18/03/16/Th.XVII, 2 Maret 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

AN

I

NFLASI

/

D

EFLASI

P

EDESAAN

A.

PERKEMBANGAN

NILAI

TUKAR

PETANI

*)

*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 sebesar 97,64 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Februari 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Namun, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Februari 2015 naik sebesar 0,06 persen yang disebabkan karena adanya penurunan indeks harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani secara umum.

2. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 sebesar 102,36 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Februari 2015 lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Februari 2015 turun sebesar 0,23 persen.

3. NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 sebesar 97,60 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Februari 2015 menurun dibandingkan tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan Februari 2015 naik sebesar 0,06 persen.

4. NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 sebesar 102,38 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Februari 2015 lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Februari 2015 turun sebesar 0,27 persen.

5. Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada bulan Februari 2015 hampir semua sub sektor mengalami kenaikan dibandingkan bulan Januari 2015 kecuali sub sektor perkebunan. NTP dan NTUP yang mengalami kenaikan tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman pangan yaitu masing-masing naik 1,94 persen dan 1,17 persen, sub sektor hortikultura masing-masing naik 0,42 dan 0,47 persen, sub sektor peternakan masing-masing naik 0,51 dan 0,31 persen, dan sektor perikanan naik sebesar 0,11 dan 0,76 persen sedangkan sub sektor perkebunan turun masing-masing sebesar 1,18 dan 1,40 persen .

6.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga

petani. Pada bulan Februari 2015 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalami deflasi sebesar 0,55 persen. Deflasi tertinggi terjadi di kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 2,92 persen.

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 47 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten di Sumatera Selatan, NTP di Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 sebesar 97,64 persen, menunjukkan daya beli petani secara umum lebih menurun dibandingkan dengan daya beli pada tahun dasar 2012 yang ditunjukkan dengan nilai NTP di bawah 100 persen. Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2015, NTP Februari 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 sebaliknya mengalami

penurunan sebesar 0,23 persen.

NTP berasal dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib). Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks yang dibayar petani (Ib), dimana kelompok Ib hanya terdiri dari biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM).

Peningkatan nilai NTP bulan Februari 2015 tersebut terjadi karena It secara umum mengalami penurunan lebih rendah dibandingkan penurunan yang dialami Ib. It secara umum pada bulan Februari 2015 sebesar 112,82 persen atau turun 0,37 persen dibanding It Januari 2015. Begitu pula Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) pada bulan Februari 2015 juga mengalami penurunan sebesar 0,43 persen. Penurunan Ib terjadi baik pada kelompok konsumsi rumahtangga maupun pada kelompok BPPBM yaitu masing-masing 0,55 dan 0,13 persen.

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian di Sumatera Selatan Januari–Februari2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100) SEKTOR, KELOMPOK DAN

Januari’15 Februari’15 thd Januari’15 % Januari’15 SUB KELOMPOK

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 113.24 112.82 -0.37

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.05 115.55 -0.43

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.82 118.17 -0.55

2.1.1 Bahan Makanan 125.36 124.36 -0.80

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.93 115.22 0.25

2.1.3 Perumahan 112.06 112.43 0.33

2.1.4 Sandang 111.77 112.24 0.42

2.1.5 Kesehatan 109.22 109.34 0.11

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 109.49 109.57 0.07

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 117.10 113.67 -2.92

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110.37 110.22 -0.13

2.2.1 Bibit 111.24 111.66 0.38

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 108.24 108.87 0.58

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105.10 105.41 0.29

2.2.4 Transportasi 127.24 123.51 -2.93

2.2.5 Penambahan Barang Modal 107.14 107.30 0.15

2.2.6 Upah Buruh 109.49 109.86 0.34

Nilai Tukar Petani (NTP) 97.58 97.64 0.06

(3)

NTP Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 sebesar 97,60 persen,

menunjukkan daya beli petani secara umum juga lebih rendah dibandingkan dengan daya beli pada tahun

dasar 2012. Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2015, NTP Tanpa Sektor Perikanan pada bulan

Februari 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen. Sebaliknya, NTUP Tanpa Sektor Perikanan

Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Februari 2015 turun sebesar 0,27 persen di mana pada bulan

Januari 2015 sebesar 102,66 persen menjadi 102,38 persen pada bulan Februari 2015. Kenaikan nilai NTP

tanpa sektor perikanan bulan Februari 2015 tersebut terjadi karena It secara umum mengalami penurunan

lebih rendah dibandingkan Ib pada bulan Februari 2015 yang juga mengalami penurunan. Penurunan Ib

terjadi pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumahtangga dan BPPBM

It secara umum pada bulan Februari 2015 menurun sebesar 0,37 persen yaitu dari 113,18 persen

pada bulan Januari 2015 menjadi 112,76 persen pada bulan Februari 2015. Indeks Harga yang Dibayar

Petani (Ib) pada bulan Februari 2015 juga mengalami penurunan 0,43 persen. Penurunan Ib secara umum

terutama dipengaruhi oleh penurunan pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga yaitu 0,57

persen, dan kelompok BPPBM turun 0,09 persen

Tabel 2

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan

Januari-Februari2015, serta Persentase Perubahannya (2012=100)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 113.18 112.76 -0.37

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.03 115.54 -0.43

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.85 118.18 -0.57

2.1.1 Bahan Makanan 125.54 124.50 -0.83

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.94 115.22 0.25

2.1.3 Perumahan 111.98 112.38 0.36

2.1.4 Sandang 111.80 112.29 0.43

2.1.5 Kesehatan 109.14 109.27 0.12

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 109.39 109.47 0.07

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 116.74 113.32 -2.93

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110.24 110.14 -0.09

2.2.1 Bibit 111.36 111.76 0.36

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 108.20 108.84 0.60

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105.09 105.39 0.29

2.2.4 Transportasi 127.07 123.50 -2.81

2.2.5 Penambahan Barang Modal 107.10 107.24 0.14

2.2.6 Upah Buruh 109.50 109.89 0.35

Nilai Tukar Petani (NTP) 97.54 97.60 0.06

(4)

2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli

petani padi dan palawija. Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, namun

kemampuan nilai tukarnya mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan

dengan besaran nilai tukar petani padi dan palawija di bawah 100. Nilai tukar petani padi dan palawija

pada bulan Februari 2015 sebesar 96,60 persen. Nilai tukar petani padi dan palawija tersebut berasal dari

perbandingan antara indeks harga yang diterima petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang

dibayar petani tersebut untuk konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya. Namun, bila dibandingkan

dengan bulan Januari 2015, NTP Tanaman Pangan bulan Februari 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,94

persen. Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sektor tanaman pangan pada bulan Februari 2015 juga

mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen yaitu dari 98,40 persen bulan Januari 2015 menjadi 99,56 persen

pada Februari 2015. Kenaikan NTP dan NTUP pada bulan Februari 2015 ini dipengaruhi adanya

kenaikan secara umum pada It sedangkan Ib secara umum mengalami penurunan.

Tabel 3

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan Januari-Februari2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 111.26 112.93 1.50

1.1 Padi 110.98 112.66 1.51

1.2 Palawija 113.30 114.91 1.42

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 117.42 116.91 -0.44

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.99 118.16 -0.70

2.1.1 Bahan Makanan 126.76 125.36 -1.10

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.52 114.79 0.23

2.1.3 Perumahan 112.39 112.86 0.42

2.1.4 Sandang 112.67 113.20 0.47

2.1.5 Kesehatan 109.20 109.14 -0.05

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 108.67 108.78 0.10

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 118.34 114.24 -3.47

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 113.07 113.43 0.32

2.2.1 Bibit 109.77 110.96 1.09

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110.82 111.82 0.90

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 106.76 107.65 0.83

2.2.4 Transportasi 144.84 140.80 -2.79

2.2.5 Penambahan Barang Modal 112.49 112.33 -0.14

2.2.6 Upah Buruh 111.26 111.80 0.48

Nilai Tukar Petani (NTP) 94.76 96.60 1.94

(5)

Indeks harga yang diterima petani padi dan palawija pada bulan Januari 2015 sebesar 111,26 persen turun menjadi 112,93 persen Februari 2015 atau naik sebesar 1,50 persen. Peningkatan It dipengaruhi oleh meningkatnya harga pada komoditi tanaman pangan yaitu padi sebesar 1,51 persen, dan komoditi palawija naik sebesar 1,42 persen. Indeks harga yang dibayar mengalami penurunan sebesar 0,44 persen. Penurunan Ib terjadi pada kelompok konsumsi rumahtangga sebesar 0,70 persen sedangkan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen. Penurunan Ib tertinggi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga adalah sub kelompok transportasi dan komunikasi. Sedangkan pada kelompok pengeluaran BPPBM kenaikan Ib tertinggi terjadi pada sub kelompok bibit.

3. Nilai Tukar Petani Hortikultura

NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani hortikultura. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura juga cukup berfluktuasi. Nilai tukar petani hortikultura pada bulan Februari 2015 sebesar 108,71 persen. Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2015, NTP holtikultura pada bulan Februari 2015, mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen. Begitu pula dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan Februari 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen atau dari 114,57 persen menjadi 115,11 persen. Kenaikan NTP dan NTUP sub sektor hortikultura disebabkan adanya penurunan secara umum pada It lebih rendah dibandingkan penurunan pada Ib.

Tabel 4

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura Januari– Februari 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

SEKTOR, KELOMPOK DAN Januari’15 Februari’15 %Januari’15

thd Februari’15 SUB KELOMPOK

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 126.22 125.99 -0.19

1.1 Sayur-sayuran 128.69 124.97 -2.89

1.2 Buah-buahan 124.72 126.82 1.68

1.3 Tanaman Obat 122.38 124.38 1.63

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.59 115.89 -0.60

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.94 118.24 -0.59

2.1.1 Bahan Makanan 124.84 123.90 -0.75

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 115.57 115.96 0.33

2.1.3 Perumahan 112.72 113.13 0.37

2.1.4 Sandang 111.27 111.74 0.42

2.1.5 Kesehatan 109.34 109.32 -0.02

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110.15 110.17 0.02

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 115.50 111.89 -3.12

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110.17 109.45 -0.66

2.2.1 Bibit 104.58 105.12 0.52

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 105.74 105.94 0.18

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107.49 108.45 0.89

2.2.4 Transportasi 116.69 111.80 -4.19

2.2.5 Penambahan Barang Modal 114.57 114.28 -0.26

2.2.6 Upah Buruh 110.15 111.24 0.98

Nilai Tukar Petani (NTP) 108.26 108.71 0.42

(6)

Pada bulan Februari 2015 It sub sektor hortikultura turun sebesar 0,19 persen, penurunan It terjadi pada komoditi sayur-sayuran yaitu turun sebesar 2,89 persen.

Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum pada bulan Februari 2015 mengalami penurunan 0,60 persen dari 116,59 persen bulan Januari 2015 menjadi 115,89 persen bulan Februari 2015. Penurunan Ib secara umum terutama dipengaruhi oleh adanya penurunan pada kelompok konsumsi rumahtangga yaitu pada sub kelompok transportasi dan komunikasi, dan BPPBM turun 0,66 persen .

4. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun)

Pada bulan Februari 2015, NTP Sub Sektor Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan sebesar 93,88

persen, lebih rendah dibanding bulan Januari 2015 yaitu 95,00 persen atau turun 1,18 persen. NTUP Sub

Sektor Perkebunan Rakyat juga menurun dari 100,72 persen menjadi 99,31 persen bulan Februari 2015

atau turun 1,40 persen. Penurunan NTP dan NTUP sub sektor perkebunan rakyat pada bulan Februari

2015 disebabkan karena penurunan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan

penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) secara umum. Penurunan Ib terjadi pada kedua

kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumahtangga dan BPPBM.

Tabel 5

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Pekebun, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perkebunan Januari– Februari 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 110.53 108.77 -1.59

1.1 Tanaman Perkebunan Rakyat 110.53 108.77 -1.59

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.35 115.86 -0.42

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.78 118.19 -0.50

2.1.1 Bahan Makanan 125.02 124.14 -0.71

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 115.25 115.50 0.22

2.1.3 Perumahan 111.60 111.95 0.31

2.1.4 Sandang 111.42 111.86 0.40

2.1.5 Kesehatan 108.52 108.66 0.13

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 109.91 110.00 0.08

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 115.85 112.98 -2.47

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 109.74 109.52 -0.20

2.2.1 Bibit 114.95 114.84 -0.10

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 108.62 109.09 0.43

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 102.80 102.80 0.00

2.2.4 Transportasi 122.27 119.58 -2.21

2.2.5 Penambahan Barang Modal 103.60 104.05 0.44

2.2.6 Upah Buruh 107.97 108.10 0.13

Nilai Tukar Petani (NTP) 95.00 93.88 -1.18

(7)

Pada bulan Januari 2015, indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 1,59 persen,

Penurunan It pada sub sektor perkebunan rakyat terjadi pada komoditi karet, lada, kopi, dan kakao. Indeks

yang dibayar petani (Ib) juga mengalami penurunan sebesar 042 persen. Penurunan Ib tertinggi terjadi

pada konsumsi rumahtangga 0,50 persen dan BPPBM turun 0,20 persen.

5. Nilai Tukar Peternak

Sub sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan

daya beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks

harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. Sub sektor peternakan juga

mengalami kenaikan baik pada NTP dan NTUP. NTP dan NTUP sub sektor peternak pada bulan Februari

2015 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,51 persen dan 0,31 persen. Kenaikan NTP dan

NTUP tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga yang diterima petani (It)

sementara indeks harga yang dibayar mengalami penurunan.

Tabel 6

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak Januari-Februari2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 116.46 116.70 0.20

1.1 Ternak Besar 110.80 112.00 1.08

1.2 Ternak Kecil 104.64 105.71 1.02

1.3 Unggas 115.62 114.57 -0.91

1.4 Hasil Ternak 135.76 134.98 -0.57

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 111.70 111.35 -0.31

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.75 118.09 -0.55

2.1.1 Bahan Makanan 125.59 124.59 -0.80

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.15 114.49 0.29

2.1.3 Perumahan 111.96 112.42 0.41

2.1.4 Sandang 111.92 112.46 0.49

2.1.5 Kesehatan 111.12 111.74 0.56

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 108.35 108.38 0.02

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 117.79 113.86 -3.34

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 106.52 106.40 -0.11

2.2.1 Bibit 106.70 107.27 0.53

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 103.38 104.34 0.93

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108.25 107.99 -0.24

2.2.4 Transportasi 117.48 112.65 -4.11

2.2.5 Penambahan Barang Modal 103.35 103.34 -0.01

2.2.6 Upah Buruh 111.13 111.55 0.38

Nilai Tukar Petani (NTP) 104.27 104.80 0.51

(8)

Pada bulan Februari 2015 indeks yang diterima (It) peternak yaitu dari 116,70 persen sedangkan pada bulan Januari 2015 menjadi 116,46 persen atau naik sebesar 0,20 persen pada bulan Februari 2015. Kenaikan It terjadi pada sub kelompok ternak besar dan ternak kecil di mana masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,08 dan 1,02 persen. Sedangkan kelompok unggs dan hasil ternak mengalami penurunan sebesar 0,91 dan 0,57 persen.

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sub sektor peternak pada bulan Februari 2015 mengalami penurunan 0,31 persen. Pada konsumsi rumahtangga Ib turun 0,55 persen, penurunan tertinggi terjadi pada kelompok transportasi dan komunikasi sedangkan Ib pada kelompok BPPBM juga turun sebesar 0,11 persen, penurunan tertinggi terjadi pada sub kelompok transportasi.

6. Nilai Tukar Nelayan

Sub sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya

perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat

dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.

. Tabel 7

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Januari-Februari2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114.71 114.31 -0.35

1.1 Tangkap 112.21 111.85 -0.32

1.2 Budidaya 117.18 116.74 -0.38

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 116.47 115.94 -0.45

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.15 117.97 -0.16

2.1.1 Bahan Makanan 120.91 120.99 0.06

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.68 115.08 0.35

2.1.3 Perumahan 113.98 113.63 -0.30

2.1.4 Sandang 110.85 111.07 0.20

2.1.5 Kesehatan 111.12 111.04 -0.07

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111.80 111.94 0.13

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 125.76 122.21 -2.82

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 113.40 112.16 -1.10

2.2.1 Bibit 108.18 109.16 0.90

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109.22 109.50 0.25

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105.43 105.75 0.30

2.2.4 Transportasi 131.27 123.74 -5.73

2.2.5 Penambahan Barang Modal 108.15 108.75 0.55

2.2.6 Upah Buruh 109.22 109.22 0.00

Nilai Tukar Petani (NTP) 98.49 98.60 0.11

(9)

NTN pada bulan Februari 2015 sebesar 98,60 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar

98,49 persen berarti NTN mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen. NTUP sub sektor perikanan

mengalami peningkatan sebesar 0,76 persen atau dari 101,15 persen pada bulan Januari 2015 menjadi

101,92 persen Februari 2015.

Pada bulan Februari 2015, It sub sektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,35 persen.

Penurunan It terjadi pada kelompok perikanan tangkap dan budidaya yaitu masing-masing `turun sebesar

0,32dan 0,38 persen. Demikian juga dengan Ib secara umum, pada bulan Februari 2015 Ib mengalami

penurunan sebesar 0,45 persen, hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan pada kedua kelompok

pengeluaran yaitu konsumsi rumahtangga dan BBBM. Kelompok konsumsi rumahtanga pada bulan

Februari 2015 mengalami penurunan 0,16 persen, penurunan tertinggi terjadi pada sub kelompok

transportasi dan komunikasi. BPPBM pada bulan Februari 2015 turun 1,10 persen, penurunan tertinggi

terjadi pada sub kelompok transportasi.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sub sektor Perikanan pada bulan Februari 2015 menambah ruang lingkup, yaitu dengan

menyajikan data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya.Sub sektor Perikanan

Tangkap, terdiri atas usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.

NTN Usaha Penangkapan pada bulan Februari 2015 sebesar 95,67 persen, hal ini menunjukkan

daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012. Namun, bila

dibandingkan dengan bulan Januari 2015 NTN sub sektor usaha penangkapan ikan mengalami

peningkatan sebesar 0,61 persen, dan NTUP juga mengalami kenaikan sebesar 2,20 persen pada bulan

Februari 2015. Kenaikan NTN usaha penangkapan ikan pada bulan Februari 2015 disebabkan karena It

secara umum mengalami penurunan lebih rendah dibandingkan penurunan Ib secara umum.

Pada bulan Februari 2015 penurunan It sebesar 0,32 persen atau dari 112,21 persen menjadi 111,85

persen. Penurunan It sebesar 0,32 persen tersebut dipengaruhi oleh penurunan It pada kelompok

penangkapan perairan umum sebesar 1,32 persen. Pada kelompok penangkapan perairan umum

penurunan harga tertinggi terjadi di komoditi ikan patin dan gabus.

Sama halnya dengan It, Ib secara umum pada bulan Februari 2015 mengalami penurunan yaitu

0,92 persen. Penurunan Ib terjadi pada kelompok BPPBM sebesar 2,47 persen, penurunan terutama

terjadi pada sub kelompok transportasi. Pada kelompok konsumsi rumahtangga Ib mengalami penurunan

(10)

Tabel 8

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap Januari–Februari2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 112.21 111.85 -0.32

1.1 Penangkapan Perairan Umum 121.22 119.62 -1.32

1.2 Penangkapan Laut 106.03 106.53 0.47

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 117.99 116.91 -0.92

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.02 117.85 -0.15

2.1.1 Bahan Makanan 120.93 121.00 0.06

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.72 115.12 0.35

2.1.3 Perumahan 113.98 113.63 -0.30

2.1.4 Sandang 110.72 110.94 0.20

2.1.5 Kesehatan 111.12 111.04 -0.07

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111.82 111.96 0.13

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 125.76 122.21 -2.82

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 117.93 115.02 -2.47

2.2.1 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 104.33 104.88 0.53

2.2.2 Transportasi 138.09 128.84 -6.70

2.2.3 Penambahan Barang Modal 110.02 110.48 0.41

2.2.4 Upah Buruh 108.27 108.27 0.00

Nilai Tukar Petani (NTP) 95.10 95.67 0.61

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 95.15 97.25 2.20

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya

NTN Usaha Budidaya pada bulan Februari 2015 sebesar 101,53 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 101,93 persen berarti NTN menurun sebesar 0,39 persen. NTUP sektor perikanan budidaya juga mengalami penurunan sebesar 0,74 persen.

NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan budidaya (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya (Ib). Indeks harga yang diterima nelayan budidaya pada bulan Februari 2015 sebesar 116,74 atau turun 0,38 persen dibanding bulan Januari 2015 sebesar 117,18 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) sub kelompok budidaya air tawar turun sebesar 0,38 persen, sedangkan budidaya air payau tidak mengalami perubahan. Penurunan harga tertinggi dari usaha budidaya air tawar adalah dari ikan lele dan patin.

(11)

Tabel 9. Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya,Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian

Sektor Perikanan Budidaya Januari-Februari2015 serta

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 117.18 116.74 -0.38

Budidaya Air Tawar 117.17 116.72 -0.38

Budidaya Air Payau 118.78 118.78 0.00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 114.96 114.98 0.01

2.1 Konsumsi Rumah Tangga 118.28 118.09 -0.17

2.1.1 Bahan Makanan 120.89 120.97 0.07

2.1.2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.64 115.04 0.35

2.1.3 Perumahan 113.98 113.63 -0.30

2.1.4 Sandang 110.98 111.20 0.20

2.1.5 Kesehatan 111.12 111.04 -0.07

2.1.6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111.78 111.92 0.13

2.1.7 Transportasi dan Komunikasi 125.76 122.21 -2.82

2.2 Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 108.92 109.32 0.37

2.2.1 Bibit 108.18 109.16 0.90

2.2.2 Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109.22 109.50 0.25

2.2.3 Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 106.53 106.61 0.08

2.2.4 Transportasi 124.52 118.70 -4.67

2.2.5 Penambahan Barang Modal 106.30 107.04 0.69

2.2.6 Upah Buruh 110.16 110.16 0.00

Nilai Tukar Petani (NTP) 101.93 101.53 -0.39

Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 107.58 106.79 -0.74

B.

INFLASI/DEFLASI

PEDESAAN

Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi

Rumahtangga Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok

IHK pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok

makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan,

rekreasi dan olah raga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Perkembangan IHK pedesaan selama beberapa bulan terakhir ini cenderung mengalami

peningkatan. Perubahan IHK pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi/deflasi pedesaan. Inflasi/Deflasi

pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK bulan sebelumnya. IHK

bulan Februari 2015 sebesar 118,17 sedangkan pada bulan sebelumnya 118,82 berarti terjadi deflasi

sebesar 0,55 persen. Deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan serta transportasi dan

komunikasi. Deflasi tertinggi pada kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi yaitu 2,92 persen

kemudian kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,80 persen. Sedangkan kelompok

(12)

perumahan 0,33 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,25 persen, kelompok

kesehatan sebesar 0,11 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasidan olahraga sebesar 0,07 persen.

Tabel 10

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Pedesaan di Sumatera Selatan, Januari-Februari 2015 (2012=100)

KELOMPOK PENGELUARAN IHK IHK Inflasi Pedesaan Januari 2015 Inflasi Pedesaan Februari2015

Jan-15 Feb-15

(1) (2) (3) (4) (5)

Umum 118.82 118.17 -0.39 -0.55

Bahan Makanan 125.36 124.36 -0.44 -0.80

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 114.93 115.22 0.57 0.25

Perumahan 112.06 112.43 1.12 0.33

Sandang 111.77 112.24 0.27 0.42

Kesehatan 109.22 109.34 0.64 0.11

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 109.49 109.57 1.77 0.07

Transportasi dan Komunikasi 117.10 113.67 -5.02 -2.92

Gambar

Tabel 1 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani dan
Tabel 2 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani
Tabel 3 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani,
Tabel 4 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani,
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Un- fortunately, whereas credit rating agencies have a longer record in assessing the health of banks and corporations in the USA and in some other developed countries, their

shoulder wheel ke atas untuk gerakan fleksi dan ke bawah untuk gerakan ekstensi. Selanjutnya, pasien melakukan latihan dengan dipandu oleh terapis. 2) Untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi dan mengidentifikasi virus penyebab penyakit belang pada tanaman lada yang terdapa t di pulau Bangka, Lampung, Sukabumi, dan Bogor,

Mendahara (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt uk Paket Pekerj aan t ersebut diat as t el ah dil aksanakan Pembukaan Penawaran pada Tanggal

Sehubungan dengan Pemilihan Langsung Pekerjaan Pembangunan Jalan Lingkungan Kantor Kamat Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, untuk Paket Pekerjaan tersebut

yang telah dibuat oleh siswa. Guru membagi kelompok,1 kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dasar ragam gerak tari

Sehubungan dengan Pel el angan Umum Pekerj aan Peningkat an Jal an Oprit Jembat an Muara Sabak sebel ah Timur (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt

The windmill motion of a fastpitch softball pitcher can send the ball to the batter at speeds equal to major league baseball pitchers.. Now its pretty clear why it is hard to hit