• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

No. 61/11/16/Th.XVII, 2 November 2015

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

AN

I

NFLASI

/ D

EFLASI

P

EDESAAN

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

*)

*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

1. Nilai Tukar Petani (NTP)*Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2015 sebesar 96,24 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Oktober 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun dasar 2012. Namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Oktober 2015naik sebesar 0,54 persen yang disebabkan indeks harga yang diterima petani meningkat sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalamipenurunan dibanding bulan September 2015.

2. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2015 sebesar 102,37 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Oktober 2015 lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Oktober 2015 naik sebesar 0,13 persen.

3. NTP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2015 sebesar 96,13 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Oktober 2015menurun dibandingkan tahun dasar 2012. Namun sebaliknya bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP tanpa perikanan Oktober 2015naik sebesar 0,49 persen.

4. NTUP Tanpa Sektor Perikanan Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2015 sebesar 102,31 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan Oktober 2015 lebih baik dibandingkan tahun dasar 2012. Begitupula bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTUP Oktober 2015 mengalamikenaikan relatif kecil yaitu sebesar 0,08 persen.

5. Berdasarkan NTP dan NTUP sub sektor, pada bulan Oktober 2015 sub sektor yang mengalami peningkatan dibandingkan bulan September 2015 yaitu sub sektor tanaman pangan, sub sektor tanaman hortikultura, dan sub sektor perikanan. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan adalah sub sektor tanaman perkebunan rakyat, dan sub sektor peternakan.

6.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga petani. Pada bulan Oktober 2015 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalami deflasi sebesar 0,51 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok pengeluaran bahan makanan, perumahan, dan transportasi dan komunikasi.

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 11

kabupaten di Sumatera Selatan, NTP di Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2015 sebesar 96,24 persen,

menunjukkan daya beli petani secara umum menurun dibandingkan dengan daya beli pada tahun dasar

2012 yang ditunjukkan dengan nilai NTP di bawah 100 persen. Namun bila di bandingkan dengan bulan

September 2015, NTP Oktober 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen. Begitupula Nilai Tukar

Usaha Pertanian (NTUP) Gabungan Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2015 mengalami kenaikan

sebesar 0,13 persen.

NTP berasal dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang

Dibayar Petani (Ib). Sedangkan NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)

terhadap indeks yang dibayar petani (Ib), dimana kelompok Ib hanya terdiri dari biaya produksi dan

penambahan barang modal (BPPBM).

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian di Sumatera Selatan September–Oktober 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,54 114,76 0,19

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,65 119,24 -0,34

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123,29 122,66 -0,51

2.1.1. Bahan Makanan 131,26 129,53 -1,32

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,80 119,52 0,61

2.1.3. Perumahan 115,22 115,16 -0,06

2.1.4. Sandang 118,16 118,45 0,24

2.1.5. Kesehatan 111,55 111,73 0,16

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,79 112,22 0,38

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118,84 118,65 -0,15

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 112,03 112,10 0,06

2.2.1. Bibit 112,84 112,55 -0,25

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,64 110,75 0,10

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,70 105,80 0,10

2.2.4. Transportasi 128,24 128,27 0,02

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,61 109,09 0,44

2.2.6. Upah Buruh 111,18 111,20 0,02

(3)

Peningkatan nilai NTP bulan Oktober 2015 sebesar 0,54 persen tersebut terjadi karena indeks

harga yang diterima petani mengalami kenaikan sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami

penurunan. Selanjutnya kenaikan NTPUP sebesar 0,13 persen disebabkan kenaikan indeks yang diterima

petani (It) lebih tinggi dibanding kenaikan Ib BPPBM. Pada bulan Oktober 2015 indeks harga yang

diterima petani sebesar 114,76 dari 114,54 bulan September 2015 persen atau naik 0,19 persen

sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) secara umum pada bulan Oktober 2015 turun 0,34

persen. Penurunan Ib terjadi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu turun 0,51 persen

sedangkan kelompok BPPBM naik 0,06 persen.

Tabel 2

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan

September-Oktober 2015, serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 114,48 114,63 0,14

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,67 119,25 -0,35

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123,33 122,69 -0,52

2.1.1. Bahan Makanan 131,45 129,68 -1,35

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,81 119,53 0,60

2.1.3. Perumahan 115,18 115,11 -0,06

2.1.4. Sandang 118,28 118,54 0,22

2.1.5. Kesehatan 111,45 111,63 0,16

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,69 112,14 0,40

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 118,59 118,40 -0,16

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,98 112,05 0,06

2.2.1. Bibit 112,96 112,66 -0,26

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,67 110,77 0,09

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,71 105,80 0,09

2.2.4. Transportasi 128,15 128,18 0,02

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,55 109,03 0,45

2.2.6. Upah Buruh 111,26 111,28 0,02

Nilai Tukar Petani (NTP) 95,66 96,13 0,49 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102,23 102,31 0,08

NTP Tanpa Sektor Perikanan di Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2015 sebesar 96,13 persen,

menunjukkan daya beli petani secara umum lebih rendah dibandingkan dengan daya beli pada tahun dasar

2012. Bila dibandingkan dengan bulan September 2015, NTP Tanpa Sektor Perikanan pada bulan

Oktober 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen. Penurunan nilai NTP tanpa sektor perikanan pada

bulan Oktober 2015 disebabkan karena It mengalami peningkatan sedangkan Ib secara umum mengalami

(4)

sebesar 0,08 persen atau dari 102,23 persen menjadi 102,31 persen. Kenaikan NTPUP dipengaruhi oleh

kenaikan It lebih tinggi dibanding kenaikan indeks BPPBM.

It bulan Oktober 2015 naik sebesar 0,14 persen yaitu dari 114,48 persen pada bulan September

2015 menjadi 114,63 persen. Sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) secara umum pada bulan

Oktober 2015 turun 035 persen. Penurunan Ib terjadi pada kelompok konsumsi rumahtangga yaitu turun

0,52 persen, sedangkan kelompok BPPBM naik 0,06 persen.

2. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

Nilai tukar petani tanaman pangan merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli

petani padi dan palawija. Selain itu, nilai tukar petani tanaman pangan merupakan perbandingan antara

indeks harga yang diterima petani padi dan palawija terhadap indeks harga yang dibayar petani baik untuk

konsumsi rumahtangga dan biaya produksinya.

Tabel 3

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Tanaman Pangan September-Oktober 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 120,21 122,49 1,89

1.1. Padi 120,81 123,32 2,08

1.2. Palawija 115,93 116,51 0,49

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 121,30 120,85 -0,37

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123,54 122,95 -0,48

2.1.1. Bahan Makanan 132,90 130,98 -1,45

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,54 119,25 0,60

2.1.3. Perumahan 115,36 115,37 0,01

2.1.4. Sandang 119,54 119,90 0,30

2.1.5. Kesehatan 111,48 111,58 0,08

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110,26 111,13 0,79

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120,27 120,04 -0,19

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 115,10 115,04 -0,06

2.2.1. Bibit 113,84 112,81 -0,91

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 114,60 114,52 -0,07

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,29 108,29 0,00

2.2.4. Transportasi 145,09 145,18 0,06

2.2.5. Penambahan Barang Modal 115,13 115,32 0,17

2.2.6. Upah Buruh 112,24 112,25 0,01

(5)

Perkembangan nilai tukar petani padi dan palawija cukup berfluktuasi, pada bulan September 2015

NTP tanamana pangan mengalami penurunan dibanding tahun dasar 2012, namun pada bulan Oktober

2015 NTP tanaman pangan mengalami peningkatan dibandingkan tahun dasar 2012. Hal ini ditunjukkan

dengan besaran nilai tukar petani tanaman pangan di atas 100. Bila dibanding bulan September 2015 Nilai

tukar petani padi dan palawija bulan Oktober 2015 juga mengalami kenaikan 2,27 persen yaitu dari 99,11

persen menjadi 101,36 persen. Sejalan dengan NTP, Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) sub sektor

tanaman pangan pada bulan Oktober 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 1,95 persen yaitu dari

104,44 persen bulan September 2015 menjadi 106,48 persen pada bulan Oktober 2015.

Kenaikan NTP dan NTUP sub sektor tanaman pangan pada bulan Oktober 2015 disebabkan oleh

adanya kenaikan It secara umum yaitu naik 1,89 atau dari 120,21 persen menjadi 122,49 persen,

sedangkan Ib secara umum turun 0,37 persen. Penurunan Ib secara umum didukung oleh adanya

penurunan pada kedua kelompok pengeluaran yaitu konsumsi rumah tangga dan BPPBM yaitu

masing-masing turun 0,48 persen dan 0,06 persen .

3. Nilai Tukar Petani Hortikultura

NTP hortikultura merupakan indikator untuk menunjukkan kemampuan daya beli petani

hortikultura. Sama halnya dengan petani padi dan palawija, perkembangan nilai tukar petani hortikultura

juga cukup berfluktuasi. Indeks nilai tukar petani hortikultura pada bulan Oktober 2015 sebesar 110,79

persen, lebih tinggi dibanding bulan September 2015 yaitu 110,14 persen atau mengalami kenaikan 0,59

persen. Begitu pula dengan NTUP sektor hortikultura pada bulan Oktober 2015 juga mengalami kenaikan

sebesar 0,19 persen atau dari 118,37 persen menjadi 118,59 persen. Peningkatan NTP dan NTUP sub

sektor hortikultura disebabkan It lebih tinggi dari lb.

Pada bulan Oktober 2015 It sub sektor hortikultura naik sebesar 0,20 persen, kenaikan It terjadi

pada kelompok buah-buahan dan tanaman obat, sedangkan kelompok sayur-sayuran mengalami

penurunan. Kenaikan harga tertinggi pada kelompok buah-buahan yaitu buah jeruk, untuk tanaman obat

kenaikan harga tertinggi terjadi pada tanaman kencur. Sedangkan pada kelompok sayur-sayuran

penurunan harga tertinggi terjadi pada komodit cabe merah.

Indeks yang dibayar petani (Ib) secara umum pada bulan Oktober 2015 turun 0,39 persen dari

120,02 persen bulan September 2015 menjadi 119,55 persen bulan Oktober 2015. Penurunan Ib terjadi

pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga yaitu turun 0,52 persen, penurunan tertinggi terjadi

(6)

Tabel 4

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Petani, Dan Nilai Tukar Pertanian Hortikultura September– Oktober 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

4. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun)

Pada bulan Oktober 2015, Indeks NTP Sub Sektor Perkebunan Rakyat di Sumatera Selatan sebesar

88,02 persen, lebih rendah dibanding bulan September 2015 yaitu 88,11 persen atau turun 0,11 persen.

Indeks NTUP Sub Sektor Perkebunan Rakyat juga turun dari 95,03 persen bulan September 2015 persen

menjadi 94,45 persen bulan Oktober 2015 atau turun 0,61 persen.

Penurunan NTP dan NTUP sub sektor perkebunan rakyat pada bulan Oktober 2015 disebabkan

indeks harga yang diterima petani (It) sub sektor perkebunan rakyat turun sebesar 0,48 persen, sedangkan

Ib secara umum turun 0,37 persen, namun sebaliknya Ib BPPBM naik 0,14 persen.

Penurunan It secara umum dipengaruhi terutama oleh adanya penurunan harga pada komoditi

kelapa sawit. Selanjutnya Ib secara umum turun 0,37 persen, hal ini dipengaruhi oleh penurunan pada

kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga yaitu pada sub kelompok bahan makanan dan transportasi

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 132,18 132,45 0,20

1.1. Sayur-sayuran 133,26 129,95 -2,49

1.2. Buah-buahan 131,69 134,39 2,05

1.3. Tanaman Obat 128,04 130,26 1,73

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,02 119,55 -0,39

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123,06 122,42 -0,52

2.1.1. Bahan Makanan 130,00 128,31 -1,30

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,39 120,10 0,59

2.1.3. Perumahan 116,14 115,97 -0,15

2.1.4. Sandang 117,58 117,77 0,17

2.1.5. Kesehatan 111,44 111,58 0,13

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,45 112,83 0,33

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,27 117,07 -0,17

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,66 111,68 0,01

2.2.1. Bibit 105,61 104,60 -0,96

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 107,44 107,58 0,14

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,57 108,88 0,29

2.2.4. Transportasi 118,33 118,39 0,05

2.2.5. Penambahan Barang Modal 116,08 116,15 0,06

2.2.6. Upah Buruh 111,51 111,52 0,01

(7)

dan komunikasi. Sedangkan Ib BPPBM naik 0,14 persen, kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub

kelompok penambahan barang modal.

Tabel 5

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Pekebun, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perkebunan Rakyat September– Oktober 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 105,81 105,30 -0,48

1.1. Tanaman Perkebunan Rakyat 105,81 105,30 -0,48

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,08 119,64 -0,37

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123,30 122,63 -0,54

2.1.1. Bahan Makanan 131,04 129,37 -1,27

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,08 119,77 0,58

2.1.3. Perumahan 114,78 114,69 -0,08

2.1.4. Sandang 117,68 117,89 0,18

2.1.5. Kesehatan 110,59 110,80 0,19

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,57 112,90 0,29

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 117,42 117,26 -0,14

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 111,34 111,49 0,14

2.2.1. Bibit 115,13 115,54 0,35

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 110,57 110,77 0,18

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 102,97 102,97 0,00

2.2.4. Transportasi 123,29 123,27 -0,02

2.2.5. Penambahan Barang Modal 104,39 105,09 0,68

2.2.6. Upah Buruh 110,50 110,50 0,00

Nilai Tukar Petani (NTP) 88,11 88,02 -0,11 Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 95,03 94,45 -0,61

5. Nilai Tukar Peternak

Sub sektor Peternakan terdiri atas ternak besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak. Kemampuan

daya beli peternak dapat dilihat dari nilai tukar peternak, yang merupakan perbandingan antara indeks

harga yang diterima peternak terhadap indeks harga yang dibayar peternak. NTP Sub sektor peternakan

pada bulan Oktober 2015 turun yaitu 1,20 persen, sementara NTUP juga turun 1,45 persen.

Penurunan NTP dan NTPUP bulan Oktober 2015 disebabkan indeks yang diterima (It) peternak

turun sebesar 1,40 persen yaitu dari 120,94 persen bulan September 2015 turun menjadi 119,25 persen

bulan Oktober 2015. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sub sektor peternak secara umum

(8)

rumah tangga yaitu turun 0,52 persen sedangkan Ib BPPBM naik 0,05 persen lebih rendah dari kenaikan

It secara umum.

Penurunan It terjadi pada semua kelompok ternak. Penurunan harga tertinggi pada komoditi ternak

besar, ternak kecil, unggas dan hasil ternak yaitu terjadi masing-masing pada komoditi sapi potong,

domba dan ayam ras pedaging, dan telur ayam ras. Selanjutnya penurunan Ib secara umum didukung

oleh penurunan pada kelompok konsumsi rumahtangga yaitu pada sub kelompok bahan makanan,

perumahan, dan transportasi dan komunikasi. Sedangkan kenaikan Ib BPPBM didukung oleh kenaikan

harga pada semua sub kelompok kecuali pada sub kelompok bibit yang mengalami penurunan.

Tabel 6

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Peternak Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Peternak September-Oktober 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 120,94 119,25 -1,40

1.1. Ternak Besar 115,88 114,16 -1,49

1.2. Ternak Kecil 110,82 110,24 -0,52

1.3. Unggas 118,68 117,05 -1,37

1.3. Hasil Ternak 140,04 137,92 -1,52

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 114,67 114,43 -0,21

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 123,21 122,56 -0,52

2.1.1. Bahan Makanan 131,17 129,27 -1,44

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 117,92 118,76 0,71

2.1.3. Perumahan 115,52 115,48 -0,03

2.1.4. Sandang 118,49 118,82 0,28

2.1.5. Kesehatan 114,57 114,83 0,23

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 110,75 110,82 0,07

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 120,52 120,31 -0,17

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 108,40 108,45 0,05

2.2.1. Bibit 108,97 108,12 -0,78

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 105,75 105,81 0,06

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 108,36 108,79 0,40

2.2.4. Transportasi 120,00 120,07 0,06

2.2.5. Penambahan Barang Modal 104,81 105,38 0,55

2.2.6. Upah Buruh 111,89 112,01 0,11

(9)

6. Nilai Tukar Nelayan

Sub sektor terakhir adalah Perikanan, yang terdiri atas usaha penangkapan ikan dan usaha budidaya

perikanan. Perkembangan Nilai Tukar Nelayan (NTN) selama setahun ini cukup berfluktuasi dan sangat

dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan musim.

NTN pada bulan Oktober 2015 sebesar 98,96 persen, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar

97,43 persen berarti NTN mengalami kenaikan sebesar 1,57 persen. NTUP sub sektor perikanan juga

mengalami kenaikan yaitu 1,24 persen atau dari 102,66 persen pada bulan September 2015 menjadi

103,93 persen pada bulan Oktober 2015.

Tabel 7

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan September-Oktober 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

Peningkatan NTP dan NTUP sektor perikanan pada bulan Oktober 2015, disebabkan It secara

umum mengalami kenaikan sebesar 1,42 persen. Kenaikan It terjadi baik pada kelompok perikanan

tangkap maupun kelompok perikanan budidaya. Namun sebaliknya Ib secara umum, pada bulan Oktober

2015 turun sebesar 0,14 persen, hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan pada kelompok pengeluaran

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 116,15 117,80 1,42

1.1. Tangkap 115,20 116,74 1,34

1.2. Budidaya 117,08 118,85 1,51

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 119,21 119,04 -0,14

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,44 122,07 -0,30

2.1.1. Bahan Makanan 126,84 125,84 -0,79

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,56 119,36 0,67

2.1.3. Perumahan 116,27 116,18 -0,08

2.1.4. Sandang 115,47 116,30 0,72

2.1.5. Kesehatan 114,03 114,12 0,08

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,20 114,20 0,00

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,92 124,87 -0,04

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 113,14 113,35 0,18

2.2.1. Bibit 110,00 110,00 0,00

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109,95 110,44 0,45

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 105,43 105,83 0,38

2.2.4. Transportasi 130,49 130,43 -0,04

2.2.5. Penambahan Barang Modal 110,13 110,56 0,39

2.2.6. Upah Buruh 109,22 109,22 0,00

(10)

konsumsi rumahtangga, yaitu pada sub kelompok bahan makanan, perumahan, dan transportasi dan

komunikasi. Selanjutnya Ib BPPBM pada bulan Oktober 2015 naik sebesar 0,18 persen, lebih rendah dari

kenaikan It secara umum. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada sub kelompok pupuk, obat-obatan, dan

pakan.

7. Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan

Sub sektor Perikanan pada bulan Oktober 2015 menambah ruang lingkup, yaitu dengan menyajikan

data Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan dan Usaha Budidaya. Sub sektor Perikanan Tangkap,

terdiri atas usaha penangkapan perairan umum dan usaha penangkapan laut.

Tabel 8

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Penangkapan, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Tangkap September–Oktober 2015

serta Persentase Perubahannya (2012=100)

NTN Usaha Penangkapan pada bulan Oktober 2015 sebesar 97,18 persen, hal ini menunjukkan

daya beli nelayan usaha penangkapan ikan lebih rendah dibanding tahun dasar 2012. Namun bila

dibandingkan dengan bulan September 2015 NTN sub sektor usaha penangkapan ikan mengalami

kenaikan sebesar 1,46 persen, dan NTUP juga mengalami kenaikan sebesar 1,14 persen pada bulan

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 115,20 116,74 1,34

1.1. Penangkapan Perairan Umum 126,76 130,33 2,82

1.1. Penangkapan Laut 107,29 107,44 0,14

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 120,28 120,13 -0,12

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,28 121,95 -0,27

2.1.1. Bahan Makanan 126,86 125,86 -0,79

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,60 119,40 0,67

2.1.3. Perumahan 116,27 116,18 -0,08

2.1.4. Sandang 115,34 116,16 0,71

2.1.5. Kesehatan 114,03 114,12 0,08

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,22 114,22 0,00

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,92 124,87 -0,04

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 116,25 116,48 0,19

2.2.1. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 103,52 103,87 0,34

2.2.2. Transportasi 132,30 132,17 -0,10

2.2.3. Penambahan Barang Modal 112,00 112,75 0,67

2.2.4. Upah Buruh 108,27 108,27 0,00

(11)

Oktober 2015. Peningkatan NTN penangkapan ikan pada bulan Oktober 2015 disebabkan adanya

kenaikan It secara umum, sedangkan Ib secara umum turun bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Selanjutnya kenaikan NTPUP disebabkan kenaikan pada It lebih tinggi dari kenaikan Ib BPPBM.

Pada bulan Oktober 2015 Kenaikan It sebesar 1,34 persen atau dari 115,20 persen pada bulan

September 2015 menjadi 116,74 persen bulan Oktober 2015. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan It

pada kedua kelompok penangkapan ikan, terutama pada penangkapan ikan perairan umum yaitu sebesar

2,82 persen. Kenaikan harga tertinggi pada kelompok perairan umum yaitu pada komoditi ikan lais,

sedangkan penangkapan di laut pada komoditi ikan senangin/kuro

Selanjutnya, Ib secara umum pada bulan Oktober 2015 turun 0,12 persen. Penurunan Ib terjadi

pada kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu sub kelompok bahan makanan, perumahan, transportasi

dan komunikasi. Sedangkan Ib BPPBM naik 0,19 persen, kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok

penambahan barang modal.

8. Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya

NTN Usaha Budidaya pada bulan Oktober 2015 sebesar 100,75 persen, sedangkan pada bulan

sebelumnya sebesar 99,10 persen berarti NTN naik sebesar 1,67 persen. Dibanding tahun dasar 2012

NTN sub sektor perikanan budi daya pada bulan Oktober 2015 lebih baik dibanding bulan September

2015, ini ditunjukkan dengan angka indeks diatas 100. Begitu juga dengan NTUP sub sektor perikanan

budidaya mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen.

NTN Usaha Budidaya diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan

budidaya (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan budidaya (Ib). Indeks harga yang diterima

nelayan budidaya pada bulan Oktober 2015 sebesar 118,85 atau naik 1,51 persen dibanding bulan

September 2015 sebesar 117,08 persen. Peningkatan It terjadi sub kelompok budidaya air tawar yaitu naik

1,52 persen, sedangkan budidaya air payau tidak mengalami perubahan. Peningkatan harga tertinggi dari

usaha budidaya air tawar adalah komoditi ikan patin.

Sementara itu, Ib secara umum sub sektor perikanan budidaya pada bulan Oktober 2015 sebesar

117,96 atau turun 0,16 persen dibandingkan bulan September 2015 sebesar 118,15 persen. Penurunan Ib

terjadi pada kelompok pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 0,33 persen, sedangkan Ib BPPBM

naik 0,17 persen. Penurunan Ib tertinggi pada bulan Oktober 2015 untuk konsumsi rumahtangga adalah

sub kelompok bahan makanan, sedangkan untuk BPPBM kenaikan tertinggi terjadi pada sub kelompok

(12)

Tabel 9.

Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar, Nilai Tukar Nelayan Usaha Budidaya, Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Sektor Perikanan Budidaya September-Oktober 2015 serta

Persentase Perubahannya (2012=100)

B.

INFLASI/DEFLASI PEDESAAN

Indeks Harga Konsumen (IHK) pedesaan dapat ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumsi

Rumahtangga Petani yang merupakan kelompok dalam Indeks Harga yang Dibayar Petani. Sub kelompok

IHK pedesaan terdiri dari 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok

makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan,

rekreasi dan olah raga, serta kelompok transportasi dan komunikasi.

Inflasi/Deflasi pedesaan diperoleh dari persentase perubahan IHK bulan tertentu terhadap IHK

bulan sebelumnya. Perkembangan IHK pedesaan selama beberapa bulan terakhir ini cenderung

mengalami peningkatan. Namun pada bulan Oktober 2015 Perubahan IHK pedesaan menunjukkan

penurunan atau terjadi deflasi. IHK bulan Oktober 2015 sebesar 122,66 persen, sedangkan bulan

sebelumnya 123,29 berarti terjadi deflasi sebesar 0,51 persen. Deflasi terjadi pada sub kelompok bahan

makanan sebesar 1,32 persen, sub kelompok transportasi dan komunikasi 0,15 persen, dan sub kelompok

Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok September’2015 Oktober’2015

% Oktober’15 thd September’15

(1) (2) (3) (4)

1. Indeks Harga yang Diterima Petani 117,08 118,85 1,51

1.1. Budidaya Air Tawar 117,08 118,86 1,52

1.2. Budidaya Air Payau 117,59 117,59 0,00

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani 118,15 117,96 -0,16

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 122,60 122,20 -0,33

2.1.1. Bahan Makanan 126,81 125,81 -0,79

2.1.2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,53 119,32 0,67

2.1.3. Perumahan 116,27 116,18 -0,08

2.1.4. Sandang 115,60 116,43 0,72

2.1.5. Kesehatan 114,03 114,12 0,08

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 114,18 114,18 0,00

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 124,92 124,87 -0,04

2.2. Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 110,06 110,25 0,17

2.2.1. Bibit 110,00 110,00 0,00

2.2.2. Pupuk, Obat-obatan, dan Pakan 109,95 110,44 0,45

2.2.3. Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 107,32 107,78 0,42

2.2.4. Transportasi 128,70 128,71 0,01

2.2.5. Penambahan Barang Modal 108,28 108,40 0,11

2.2.6. Upah Buruh 110,16 110,16 0,00

(13)

perumahan 0,06 persen. Sedangkan sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, sub

kelompok sandang, sub kelompok kesehatan, sub kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami

inflasi yaitu secara berurut masing-masing 0,61 persen, 0,24 persen, 0,16 persen, 0,38 persen.

Tabel 10

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Pedesaan di Sumatera Selatan, September-Oktober 2015 (2012=100)

KELOMPOK PENGELUARAN

IHK IHK Inflasi Pedesaan September

2015

Inflasi Pedesaan Oktober 2015 September

2015

Oktober 2015

(1) (2) (3) (5) (5)

Umum 123,29 122,66 0,55 -0,51

Bahan Makanan 131,26 129,53 0,79 -1,32

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 118,80 119,52 0,17 0,61

Perumahan 115,22 115,16 0,65 -0,06

Sandang 118,16 118,45 0,78 0,24

Kesehatan 111,55 111,73 0,25 0,16

Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 111,79 112,22 0,15 0,38

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar,Nilai Tukar Petani,
Tabel 4
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

menjaring data aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini observasi merupakan alat bantu yang. digunakan peneliti mengumpulkan data melalui

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi dan mengidentifikasi virus penyebab penyakit belang pada tanaman lada yang terdapa t di pulau Bangka, Lampung, Sukabumi, dan Bogor,

The windmill motion of a fastpitch softball pitcher can send the ball to the batter at speeds equal to major league baseball pitchers.. Now its pretty clear why it is hard to hit

Mendahara (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt uk Paket Pekerj aan t ersebut diat as t el ah dil aksanakan Pembukaan Penawaran pada Tanggal

Sehubungan dengan Pemilihan Langsung Pekerjaan Pembangunan Jalan Lingkungan Kantor Kamat Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, untuk Paket Pekerjaan tersebut

yang telah dibuat oleh siswa. Guru membagi kelompok,1 kelompok terdiri dari 5 peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dasar ragam gerak tari

Sehubungan dengan Pelelangan di atas, dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja II Konstruksi ULP Barang dan Jasa Kabupaten

Sehubungan dengan Pel el angan Umum Pekerj aan Peningkat an Jal an Oprit Jembat an Muara Sabak sebel ah Timur (Lanj ut an) Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt