• Tidak ada hasil yang ditemukan

Made Carlos. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Korespondesi:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Made Carlos. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Korespondesi:"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN DENYUT NADI SEBELUM DAN SESUDAH

HARVARD STEP TEST BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

PADA SISWA/I KELAS XII DI SMAN 5 MEDAN

TAHUN AJARAN 2015-2016

Made Carlos

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Korespondesi: [email protected]

ABSTRACT

Background : Exercise undertaken properly in portions and exercise procedures that fit, either directly or indirectly, will bring positive results for the physical as well psychological health for the culprit. Physical exercise can maintain health and improve health by reducing weight, improving the concentration of fat in the blood so as to prevent coronary artery disease, obesity, hypertension, and hypercholesterolemia. This research aimed to compare the pulse before and after the Harvard Step Test is based on the Body Mass Index in class XII students of SMAN 5 Terrain Academic Year 2015-2016.

Methods : This research is a comparative analytic approach one group pretest posttest. The population in this study were all students class XII SMA Negeri 5 Terrain totaling 220 people. The sample included the inclusion criteria as many as 152 people. Data collection method for calculating the pulse rate is done by using three fingers that is index finger , middle finger and ring finger , Stopwatch , body mass index using manual scales , Stature meter , and the Harvard Step Test using Harvard Step Test chairs , and metronome. Data analysis using paired t test.

Results : There is a positive correlation between pulse before the Harvard Step Test with a pulse after the Harvard Step Test . From these data can also be seen that the pulse before the Harvard Step Test has an average value of 1.22 with a standard deviation of 0.414 , while the pulse after the Harvard Step Test has an average value of 1.06 with a standard deviation of 0.237

Conclusion : Based on this research can be concluded there is a significant comparison between pulse before the Harvard Step Test with a pulse after the Harvard Step Test .

Keyword : Harvard Step Test, Pulse Rate, Body Mass Index

PENDAHULUAN

Olahraga rutin dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh baik langsung maupun tidak langsung. Olahraga yang dilakukan dengan baik dan benar dalam porsi dan prosedur latihan yang pas, baik yang secara langsung, akan membawa hasil positif bagi kesehatan fisik juga psikis bagi pelakunya1. Variasi dalam denyut nadi

sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu. Terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh seseorang untuk mempertahankan maupun meningkatkan status kesehatannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mempertahankan maupun meningkatkan status kesehatan yakni dengan cara melakukan latihan fisik2. Latihan fisik dapat

mempertahankan kesehatan maupun meningkatkan kesehatan dengan mengurangi berat badan, memperbaiki konsentrasi lemak

dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit pembuluh darah koroner, obesitas, hipertensi, maupun hiperkolesterolemia. Prevalensi pada penduduk diatas 15 tahun di Indonesia cukup tinggi seperti di Sumatera Utara 20,9% dengan 17,7% pria dan wanita 23,8%, di DKI Jakarta 26,9% dengan 22,7% pada pria dan 30,7% pada wanita3 . Dan di Indonesia adalah 19,1% dengan wanita 23,8% dan pria 13,9%. Untuk mengurangi terjadinya peningkatan prevalansi obesitas, maka perlu olahraga guna untuk menjaga kesehatan dan ketahanan dari sistem kardiovaskular4. Olahraga adalah kegiatan dalam peri kehidupan manusia yang tidak hanya melibatkan aspek jasmani, tetapi juga aspek rohani dan aspek sosial. Dengan demikian maka menjadi semakin jelas betapa luasnya lingkup kesehatan olahraga yaitu meliputi aspek Jasmani, aspek Rohani dan aspek Sosial5. Berdasarkan uraian diatas dan mengingat

(2)

pentingnya berolahraga, yang mempengaruhi kesehatan tubuh baik pada anak, remaja maupun orang dewasa dan terjadi peningkatan angka prevalansi obesitas yang terjadi pada anak-anak maupun remaja yang menyebabkan terjadi gangguan pada sistem kardiovaskular salah satunya peningkatan denyut nadi. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian tentang perbandingan denyut nadi sebelum dan sesudah Harvard Step Test berdasarkan indeks massa tubuh untuk mengetahui perbandingannya. Serta, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya peningkatan atau penurunan denyut nadi.

BAHAN DAN CARA

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Jenis penelitian ini adalah analitik komparatif dengan cara dua kali pengumpulan data sebelum dan sesudah Harvard Step Test. Penelitian ini menggunakan pendekatan One Group Pretest Posttest , dilakukan observasi pertama (pretest) dan melakukan observasi kedua (posttest) setelah diberikan intervensi (perlakuan). Penelitian ini digunakan untuk melihat perbandingan denyut nadi sebelum dan sesudah Harvard Step Test berdasarkan indeks massa tubuh.

PROSEDUR PENELITIAN

Adapun prosedur yang digunakan dalam penelitian meliputi pemrosesan hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuosioner tersebut. Selanjutnya adalah coding, setelah semua kuosioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data atau bilangan. Kemudian memasukkan data (Data Entry) atau Processing. Data entry adalah jawaban-jawaban

dari masing-masing responden yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program komputer yang digunakan untuk “entry data” penelitian yaitu program Software Statistical Packages for Social Science (SPSS). Langkah selanjutnya adalah memeriksa semua data dari setiap sumber data atau responden yang telah selesai dimasukkan (input) untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak-lengkapan, dan selanjutnya dilakukan pembetulan dan koreksi. Statistik inferensial akan digunakan untuk menguji hipotesis nol (Ho) penelitian, yaitu tidak ada perbandingan denyut nadi sebelum dan sesudah Harvard Step Test berdasarkan indeks massa tubuh pada siswa/i kelas XII di SMA Negeri 5 Medan. Teknik statistik inferensial yang akan digunakan adalah jika data berdistribusi normal maka uji yang digunakan yaitu uji t berpasangan (paired t-test) sedangkan jika data tidak normal maka uji yang digunakan yaitu uji Wilcoxon. Hipotesis nol penelitian akan diterima apabila nilai probabilitas (p) lebih kecil dari alfa(0,05). Nilai p = besarnya peluang untuk mendapatkan hasil yang diobservasi (atau hasil yang lebih eksrtrem) bila hipotesis 0 (pada hipotesis tidak ada perbandingan atau tidak ada hubungan) benar.

HASIL

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan Denyut Nadi sebelum dan sesudah Harvard Step Test berdasarkan Indeks Massa Tubuh pada Siswa/i kelas XII SMAN 5 Medan Tahun Ajaran 2015-2016. Berdasarkan tabel 1. di atas dapat di lihat bahwa jenis kelamin siswa/i mayoritas perempuan sebanyak 83 orang (54,4%) dan minoritas laki-laki sebanyak 69 orang (45,4%). Berdasarkan tabel 2. dapat di lihat bahwa usia siswa/i mayoritas 17 tahun sebanyak 111 orang (73%) dan minoritas usia 16 tahun sebanyak 3 orang (2%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa/i Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 69 45.4

Perempuan 83 54.6

(3)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Siswa/i Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Frekuensi %

16 3 2.0

17 111 73.0

18 33 21.7

19 5 3.3

Total 152 100.0

Berdasarkan tabel 3. dapat di lihat bahwa denyut nadi siswa/i sebelum Harvard Step Test mayoritas normal sebanyak 119 orang (78,3%) dan minoritas tidak normal sebanyak 33 orang (21,7%). Berdasarkan tabel 4. dapat di lihat

bahwa denyut nadi siswa/i sesudah Harvard Step Test mayoritas normal sebanyak 143 orang (91,4%) dan minoritas tidak normal sebanyak 9 orang (5,9%).

Tabel 3. Distribusi Denyut Nadi Sebelum Harvard Step Test Denyut Nadi Sebelum

Harvard Step Test

Frekuensi %

Normal (60-100) 119 78.3

Tidak normal (<60) 33 21.7

Total 152 100.0

Tabel 4. Distribusi Denyut Nadi Sesudah Harvard Step Test Denyut Nadi Sesudah

Harvard Step Test

Frekuensi %

Normal (75-100) 143 94.1

Tidak Normal (<75) 9 5.9

Total 152 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di lihat bahwa indeks masa tubuh siswa/i mayoritas normal sebanyak 84 orang (55,3%) dan minoritas

kekurangan berat badan tingkat ringan sebanyak 4 orang (2,6%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh

Indeks Masa Tubuh Frekuensi %

Kekurangan berat badan tingkat berat 36 23.7

Kekurangan berat badan tingkat ringan 4 2.6

Normal 84 55.3

Kelebihan berat badan tingkat ringan 12 7.9

Kelebihan berat badan tingkat berat 16 10.5

Total 152 100,0

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Denyut Nadi Sebelum Harvard Step Test Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

N o Denyut Nadi sebelum Harvard Step Test

Indeks Masa Tubuh

Total Kekurang an berat badan tingkat berat Kekurang an berat badan tingkat ringan Normal Kelebiha n berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat n % n % n % n % n % N % 1 Normal (60-100) 30 25,2 4 3,4 67 56,3 9 7,6 9 7,6 119 100

(4)

2 Tidak normal

(<60) 6 18,2 0 0,0

17 51,5 3 9,1 7 21,2

33 100

Total 36 23,7 4 2,6 84 55,3 12 7,9 16 10,5 152 100

Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa dari 119 orang (100%) denyut nadi yang normal sebelum Harvard Step Test terdapat 30 orang (25,2%) indeks masa tubuh dengan kekurangan berat badan tingkat berat, 4 orang (3,4%) kekurangan berat badan tingkat ringan, 67 orang (56,3%) yang normal, 9 orang (7,6%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 9 orang (7,6%) kelebihan berat badan tingkat berat. Sedangkan

dari 34 orang (100%) denyut nadi yang tidak normal sebelum Harvard Step Test terdapat 6 orang (18,2%) kekurangan berat badan tingkat berat, 17 orang (51,5%) yang normal, 3 orang (9,1%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 7 orang (21,2%) kelebihan berat badan tingkat berat.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Denyut Nadi Sesudah Harvard Step TestBerdasarkan Indeks Massa Tubuh

N o Denyut Nadi sesudah Harvard Step Test

Indeks Masa Tubuh

Total Kekurang an berat badan tingkat berat Kekurang an berat badan tingkat ringan Normal Kelebiha n berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat n % n % n % n % n % n % 1 Normal (75-100) 35 24,5 4 2,8 80 55,9 11 7,7 13 9,1 143 100 2 Tidak normal (<75) 1 11,1 0 0 4 44,4 1 11,1 3 33,3 9 100 Total 36 23,7 4 2,6 84 55,3 12 7,9 16 10,5 152 100

Berdasarkan Tabel 7. di atas dapat dilihat bahwa dari 143 orang (100%) denyut nadi yang normal sesudah Harvard Step Test terdapat 35 orang (24,5%) indeks masa tubuh dengan kekurangan berat badan tingkat berat, 4 orang (2,8%) kekurangan berat badan tingkat ringan, 80 orang (57,9%) yang normal, 11 orang (7,7%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 13 orang (9,1%) kelebihan berat badan tingkat berat. Sedangkan dari 9 orang (100%) denyut nadi yang tidak normal sesudah Harvard Step Test terdapat 1 orang (38,5%) indek masa tubuh dengan kekurangan berat badan tingkat berat, yang normal sebanyak 4 orang (44,4%), 1 orang (11,1%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 3 orang (33,3%) kelebihan berat badan tingkat berat. Berdasarkan tabel 8. diatas dapat dilihat bahwa seluruh data tidak berdistribusi normal dimana nilai p <0,05 pada uji Kolmogorov-Smirnov sehingga uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon (non parametrik).

(5)

Tabel 8. Uji Normalitas Data

Variabel

Kolmogorov-Smirnov

Keterangan Denyut nadi sebelum Harvard

Step Test

0,000 Data tidak berdistribusi normal Denyut nadi sesudah Harvard

Step Test

0,000 Data tidak berdistribusi normal

Tabel 9. Perbandingan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Harvard Step Test Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Variabel Mean Standar deviasi N p value Keterangan Denyut nadi sebelum Harvard Step Test 1.22 .414 152 0,000 Signifikan Denyut nadi sesudah Harvard Step Test 1.06 .237 152

Berdasarkan tabel 9. diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbandingan antara denyut

nadi sebelum Harvard Step Test dengan denyut

nadi sesudah Harvard Step Test, dengan nilai p = 0,000. Dari data tersebut juga dapat dilihat

bahwa denyut nadi sebelum Harvard Step Test

memiliki nilai rata-rata 1,22 dengan standar deviasi 0,414 sedangkan denyut nadi sesudah Harvard Step Test memiliki nilai rata-rata 1,06 dengan standar deviasi 0,237.

PEMBAHASAN

Hasil analisis data dimulai dengan

melakukan uji normalitas data yaitu

Kolmogorov Smirnov (sampel >50 dengan p >0,05), jika data berdistribusi normal maka uji yang digunakan ada uji t berpasangan dan sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa seluruh data tidak berdistribusi normal dimana nilai p <0,05 pada uji Kolmogorov-Smirnov sehingga analisis data berdasarkan hasil uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa dapat dilihat bahwa terdapat perbandingan antara denyut nadi sebelum Harvard Step Test dengan denyut nadi sesudah Harvard Step Test, dengan nilai p = 0,000. Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa denyut nadi sebelum Harvard Step Test memiliki nilai rata-rata 1,22 dengan standar deviasi 0,414 sedangkan denyut nadi sesudah Harvard Step Test memiliki nilai rata-rata 1,06 dengan standar deviasi 0,237.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa indeks masa tubuh siswa/i mayoritas normal

sebanyak 84 orang (55,3%) dan minoritas kekurangan berat badan tingkat ringan sebanyak 4 orang (2,6%).

Sebelum melakukan Harvard Step Test dapat dilihat bahwa dari 119 orang (100%) denyut nadi yang normal sebelum Harvard Step Test terdapat 30 orang (25,2%) indeks masa tubuh dengan kekurangan berat badan tingkat berat, 4 orang (3,4%) kekurangan berat badan tingkat ringan, 67 orang (56,3%) yang normal, 9 orang (7,6%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 9 orang (7,6%) kelebihan berat badan tingkat berat. Sedangkan dari 34 orang (100%) denyut nadi yang tidak normal sebelum Harvard Step Test terdapat 6 orang (18,2%) kekurangan berat badan tingkat berat, 17 orang (51,5%) yang normal, 3 orang (9,1%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 7 orang (21,2%) kelebihan berat badan tingkat berat.

Olahraga rutin dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh baik langsung maupun tidak langsung. Olahraga yang dilakukan dengan baik dan benar dalam porsi dan prosedur latihan yang pas, baik yang secara langsung, akan membawa hasil positif bagi kesehatan fisik juga psikis bagi pelakunya. Latihan fisik dapat

mempertahankan kesehatan maupun

meningkatkan kesehatan dengan mengurangi berat badan, memperbaiki konsentrasi lemak dalam darah sehingga dapat mencegah penyakit pembuluh darah koroner, obesitas, hipertensi, maupun hiperkolesterolemia7.

Berdasarkan hasil penelitian juga dapat di lihat bahwa denyut nadi siswa/i sebelum Harvard Step Test mayoritas normal sebanyak 119 orang (78,3%) dan minoritas lebih

(6)

sesudah Harvard Step Test denyut nadi siswa/i mayoritas meningkat sebanyak 139 orang (91,4%) dan minoritas lebih sebanyak 13 orang (8,6%). Sesudah responden melakukan Harvard Step Test dilihat bahwa dari 143 orang (100%) denyut nadi yang normal terdapat 35 orang (24,5%) indeks masa tubuh dengan kekurangan berat badan tingkat berat, 4 orang (2,8%) kekurangan berat badan tingkat ringan, 80 orang (57,9%) yang normal, 11 orang (7,7%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 13 orang (9,1%) kelebihan berat badan tingkat berat. Sedangkan dari 9 orang (100%) denyut nadi yang tidak normal sesudah Harvard Step Test terdapat 1 orang (38,5%) indek masa tubuh dengan kekurangan berat badan tingkat berat, yang normal sebanyak 4 orang (44,4%), 1 orang (11,1%) kelebihan berat badan tingkat ringan dan 3 orang (33,3%) kelebihan berat badan tingkat berat.

Individu dengan aktivitas olahraga rutin memiliki resiko yang rendah untuk mengalami

penyakit kardiovaskular dan penyakit

degeneratif lainnya. Individu yang sehat dapat dilihat dari kesehatan jantungnya. Kerja sistem

kardiovaskular dapat diukur dengan

menghitung denyut nadinya8.

Denyut nadi dipengaruhi oleh banyak faktor. Jumlah dalam semenit dapat berbeda pada kondisi sebelum dan sesudah berolahraga. Pada kondisi normal baik terlatih atau tidak, denyut nadi akan normal. Kecuali, pada kondisi individu tertentu9.

Program latihan yang lengkap dapat membantu mengendalikan berat badan dalam beberapa cara. Ketika aktivitas aerobik, seperti berjalan dan berenang, dilakukan terus-menerus, anda menggunakan lemak tubuh yang disimpan sebagai bahan bakar utama untuk berektivitas. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan selama satu hari, semakin banyak kalori lemak yang dibakar semakin sedikit kalori yang disimpan dalam tubuh.

Olahraga juga memacu metabolisme,

pembakaran kalori tubuh. Ketika tubuh membentuk otot baru, tubuh akan membakar lebih banyak kalori sepanjang hari, bahkan saat kita tidur. Artinya, lebih sedikit kalori yang akan disimpan sebagai lemak. Latihan aerobik maupun latihan kekuatan sangat penting untuk menurunkan berat badan dan mengendalikan

berat badan dalam jangka waktu yang lama10.

Penelitian ini juga didukung oleh Irenne Elly M.S di Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2009 melakukan penelitian dengan

judul perubahan denyut nadi pada mahasiswa setelah aktivitas naik turun tangga. Didapatkan sebagian besar subyek penelitian berumur 21 tahun sebanyak 36,67%. Rerata denyut nadi awal adalah 72,09 dan rerata denyut nadi setelah naik turun tangga adalah 74,49 dengan uji t-berpasangan didapatkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara denyut nadi awal dan denyut nadi setelah naik turun tangga yaitu p=0,000.

Penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Sandi di Universitas Udayana Bali pada tahun 2013 dengan judul hubungan antara tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, dan umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat siswa SMKN 5 Denpasar menunjukkan hasil didapatkan hubungan antara indeks massa tubuh dan frekuensi denyut nadi istirahat dengan r = 0,540 dan p = 0,001, antara umur dengan frekuensi denyut nadi istirahat dengan r = 0,460 dan p = 0,007 (p≤ 0,05) serta tidak ada hubungan antara berat badan dan tinggi badan dengan frekuensi denyut nadi istirahat dengan nilai r dan p masing-masing; r = -0,146 dengan p = 0,417 dan r = 0,190 dengan p = 0,290 (p>0,05). Dengan demikian maka frekuennsi

denyut nadi istirahat secara langsung

dipengaruhi oleh umur dan IMT dengan korelasi positif.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan denyut nadi sebelum dan sesudah Harvard Step Test berdasarkan Indeks Massa Tubuh pada Siswa/i kelas XII SMAN 5 Medan Tahun Ajaran 2015-2016, maka dapat diambil kesimpulan adalah terdapat perbandingan antara denyut nadi sebelum Harvard Step Test dengan denyut nadi sesudah Harvard Step Test, dengan nilai p = 0,000. Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa denyut nadi sebelum Harvard Step Test memiliki nilai rata-rata 1,22 dengan standar deviasi 0,414 sedangkan denyut nadi sesudah Harvard Step Test memiliki nilai rata-rata 1,096 dengan standar deviasi 0,237 dan didapatkan perbandingan yang signifikan.

(7)

1. Barasi, Mary E (2010). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga, h: 12.

2. Bushman, Barbara & Young, J.C (2012). Program Olahraga Menopause. Klaten: Citra Aji Parama, h: 32.

3. Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC, h: 573;606;-9;630

4. Harvard (2012), Petunjuk Gizi Untuk

Setiap Cabang Olahraga. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada, h: 38.

5. Khasan NA, Rustadi T, Annas M. Kolerasi

Denyut Nadi istirahat dan Kapasitas Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik. Journal of physical Education, Sport, Health, and Recreation 2012, h: 4;161-4

6. Lee, D., Artero, E.G., Xueimei, S., Blair,

S.N (2010). Mortality Trends in the General Population: the Importance of Cardiorespiratory Fitness. Journal of Psyhopharmacology. h: 27-35.

7. Aaronson, Philip I. & Jeremy P. T. Ward,

(2008). At a Glance Sistem Respirasi. Jakarta: Erlangga, h: 10;38.

8. Miyatake N, Nishikawa H, Fujii M. (2011)

Clinical Evaluation of Physical Fitness in Male Obese Japanese. Chin Med J ; 114(7): 707-10.

9. Malamed SF (2007) Medical

Emergencies. Edisi 6. St.louis ; Mosby Elsevier.h: 38-44. [9] Siswanto H (2010). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Pustaka Rihama, h: 184-185.

10. Proverawati, A. (2010). Obesitas dan

Gangguan Prilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika, h: 14.

Gambar

Tabel 3. Distribusi Denyut Nadi Sebelum Harvard Step Test  Denyut Nadi Sebelum
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Denyut Nadi Sesudah Harvard Step TestBerdasarkan Indeks Massa Tubuh
Tabel 9. Perbandingan Denyut Nadi Sebelum Dan Sesudah Harvard Step Test  Berdasarkan Indeks Massa  Tubuh

Referensi

Dokumen terkait

Karya tulis ilmiah berupa Laporan Akhir Skripsi ini dengan judul “Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di

10 Melihat penggunaan perangkat digital yang semakin intens dan menjadi peran penting dalam hal pendidikan di masa Pandemi COVID-19 disertai dengan banyaknya data

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data perbandingan kadar gula darah sewaktu dan indeks massa tubuh mahasiswa baru angkatan 2018 Fakultas Kedokteran USU sebelum dan

Mahasiswa mengetahui cara paling tepat mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kelainan jinak dan ganas pada organ reproduksi wanita sehingga mampu melakukan

Latar Belakang: Pus merupakan hasil dari proses infeksi bakteri. Penanganannya adalah dengan pemberian antibiotik. Namun pemberian antibiotik sering menimbulkan

Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi

Diagram batang di atas menunjukkan tingkat pengetahuan mengenai gambaran klinis penyakit DBD dari seluruh mahasiswa yang ikut sebagai subjek penelitian, terdapat 85 orang

management, dan tanya jawab dosen dan mahasiswa TM : 3x50' Bentuk : Belajar Terstruktur dan belajar Mandiri Metode : Penyelesaian tugas terstruktur dan Pembelajaran