• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN NEPENTHES DAN POHON INANG DI TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA T E S I S. Oleh DARIANA /BIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEANEKARAGAMAN NEPENTHES DAN POHON INANG DI TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA T E S I S. Oleh DARIANA /BIO"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

KEANEKARAGAMAN NEPENTHES DAN POHON INANG

DI TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH

KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA

T E S I S

Oleh

DARIANA

077030009/BIO

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

SE K O L A H P A SCA S AR JANA

(2)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

KEANEKARAGAMAN NEPENTHES DAN POHON INANG

DI TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH

KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Biologi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

DARIANA

077030009/BIO

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(3)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Judul Tesis : KEANEKARAGAMAN NEPENTHES DAN POHON

INANG DI TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Dariana

Nomor Pokok : 077030009

Program Studi : Biologi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS) Ketua

Ketua Program Studi,

(

(Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc) Anggota

Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc

Direktur,

) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc

Tanggal lulus: 31 Agustus 2009

(4)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Telah diuji pada

Tanggal 31 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Retno Widhiastuti, MS

Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc 2. Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc

(5)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Nepenthes yang ada di kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai Februari 2009. Lokasi penelitian ditentukan dengan menggunakan Metode Purposive Sampling dan dalam pengambilan data digunakan Metode Kuadrat pada tiga lokasi yang berbeda (3 Danau) dengan ukuran petak 5 m x 5 m sejumlah 45 petak. Dari penelitian ini diperoleh 7 jenis Nepenthes spp. 2 jenis diantaranya hibrida alami, 7 jenis Nepenthes

spp. tersebut adalah Nepenthes reinwardtiana Miq., Nepenthes tobaica Danser., Nepenthes spectabilis Danser., Nepenthes rhombicaulis Sh. Kurata., Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R. Tamin., Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes

spectabilis dan Nepenthes tobaica x Nepenthes reinwardtiana. Tumbuhan yang

mendominasi pada lokasi I adalah Nepenthes reinwardtiana, pada lokasi II adalah

Nepenthes spectabilis dan pada lokasi III adalah Nepenthes reinwardtiana x

Nepenthes spectabilis. Indeks Keanekaragaman tertinggi terdapat pada lokasi III sebesar 1,29 dan Indeks Keseragaman tertinggi terdapat pada lokasi II sebesar 11,01.

(6)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

ABSTRACT

This research aim to know types Nepenthes the in area of Nature Park Ekotourism of Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara. This research have been executed in December 2008 until Februari 2009. Research location determined by using Method Purposive Sampling and in intake of data applied by Quadrat Method at three different location (3 Lake) of the size check of 5 m x 5 m a number of 45 checks. From this research Obtained 7 type Nepenthes spp. 2 type between his (its hibrida are natural, 7 type Nepenthes spp. is Nepenthes reinwardtiana Miq., Nepenthes tobaica Danser., Nepenthes spectabilis Danser., Nepenthes rhombicaulis Sh. I flattened., Nepenthes rigidifolia Akhriadi Hernawati & R. Tamin., Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis and Nepenthes tobaica x Nepenthes reinwardtiana. Plant predominating at location I is Nepenthes reinwardtiana, at location II is Nepenthes spectabilis and at location III is Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis. Highest diversity index there are at location III equal to 1,29 and equitabilitas index is highest there are at location II equal to 11,01.

Keywords: Nepenthes, Ecology of Nepenthes, Nature Park Ekotourism of Sicikeh-Cikeh.

(7)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas rahmat, kekuatan dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian yang berjudul “Keanekaragaman Nepenthes dan Pohon Inang di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu sabar dan juga banyak memberikan arahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian sampai selesainya penyusunan hasil penelitian ini.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc dan Dr. Budi Utomo, SP sebagai Dosen

Penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyempurnaan penyusunan hasil penelitian ini.

2. Teman-teman mahasiswa Ekologi 2007 dan adik-adik mahasiswa S-1 Biologi yang telah banyak membantu dalam penulisan tugas akhir ini.

3. Etti Sartina Siregar, S.Si, M.Si selaku Kepala Laboratorium Taksonomi Tumbuhan pada Fakultas dan Ilmu Pengetahuan Alam USU Medan.

4. Gubernur Sumatera Utara dan Kepala Bappeda Sumatera Utara yang telah memberikan beasiswa S-2 kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S-2.

5. Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Sumatera Utara yang telah memberikan izin lokasi penelitian.

6. Bapak Bupati Pakpak Bharat H. Makmur Berasa, yang telah memberikan tugas belajar dan beasiswa S-2 bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan

(8)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

studi S-2 ini serta seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat, dan keluarga besar SMA N I STTU JULU.

7. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada suami tercinta (Abi Sulaiman Ritonga), Ayah (Tamin Berutu), Ibu (Almh Nurlia Tumangger), Mertua (Alm. H. Panggeran Ritonga dan Hj. T. Pane) serta keluarga besar Kakak (Sariani Berutu, S.Ag) Abang (Kabbah, Samadin, Hairun) Kakak Ipar (Tiar, Rumi) dan Keponakan (Pipah, Yanti, Desi, Beye, Sarah, Pijah dan Buyung) yang telah memberi do’a dan semangat juga kasih sayang sehingga penulis selalu mendapat kekuatan untuk menyelesaikan tesis.

8. Teman-teman Ekologi 07 dalam tim penelitian dan adik-adik mahasiswa yang telah meluangkan waktunya menemani penulis sejak awal survei sampai pada saat penelitian, khususnya Putri, Mahya, S.Si, Kasbi, Zuki, Seneng, Barita, Dwi dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada kita dalam mengejar ilmu dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Terima Kasih...

Medan, Agustus 2009

(9)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dariana

Tempat/Tanggal Lahir : Ulu Merah, 20 Juli 1982

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Rakyat, Gang. Kadhi No. 9, Medan

Agama : Islam

Status : Menikah

Email

PENDIDIKAN FORMAL

1989 – 1995 : SD Negeri Belegen, Aceh Selatan 1995 – 1998 : SMP Negeri 1 Aceh Selatan 1998 – 2001 : MAN I Sidikalang

2001 – 2005 : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UISU Medan 2007 – 2009 : Program Magister Biologi Sekolah Pascasarjana USU Medan

RIWAYAT PEKERJAAN

(10)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... i ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Permasalahan... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1.Deskripsi Tumbuhan Nepenthes... 7

2.2.Taksonomi Tumbuhan Nepenthes... 9

2.3.Bentuk Kantong Nepenthes... 10

2.4.Beberapa Tipe-tipe Habitat Nepenthes yang Telah Ditemukan... 13

a. Hutan Hujan Tropik Dataran Rendah... 13

b. Hutan Pegunungan... 14 c. Hutan Gambut... 15 d. Hutan Kerangas... 15 e. Gunung Kapur... 15 f. Padang Savana... 16 g. Danau... 16 2.5. Pemanfaatan... 16

III. BAHAN DAN METODE... 18

3.1.Waktu dan Tempat Penelitian... 18

a. Letak dan Luas... 18

b. Iklim dan Hidrologi... 19

c. Topografi dan Geologi... 19

d. Flora... 20

(11)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

3.2.Alat dan Bahan... 21

3.3.Metode Penelitian... 21 3.3.1. Di Lapangan... 21 3.3.2. Di Laboratorium... 23 3.4.Analisis Ekologi... 24 3.4.1. Analisis Kuantitatif... 24 3.4.2. Analisis Kualitatif... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 27

4.1.Komposisi Spesies Nepenthes... 27

4.2.Deskripsi Jenis Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh- Cikeh... 32

4.2.1. Nepenthes spectabilis Danser... 32

4.2.2. Nepenthes tobaica Danser... 36

4.2.3. Nepenthes reinwardtiana Miq... 39

4.2.4. Nepenthes rhombicaulis Sh. Kurata... 42

4.2.5. Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis... 44

4.2.6. Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes tobaica... 47

4.2.7. Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hermawati & R. Tamin.... 50

4.3.Analisis Ekologi... 53

4.3.1. Kekayaan Spesies Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi... 53

4.3.2. Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi... 57

4.3.3. Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi... 60

4.3.4. Indeks Similaritas... 64

4.3.5. Tempat Tumbuh Nepenthes spp di Lokasi Penelitian... 65

4.3.6. Analisis Korelasi... 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 71

5.1.Kesimpulan... 71

5.2.Saran... 72

(12)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Spesies-spesies Nepenthes di Kawasan Taman Wisata Alam

Sicikeh-Cikeh ... 27

2. Spesies-spesies Nepenthes spp yang Terdapat di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi ... 54

3. Kerapatan, Frekuensi dan Indeks Nilai Penting (INP) Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi ... 57

4. Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi ... 61

5. Faktor Fisik Lingkungan ... 63

6. Indeks Similaritas. ... 64

7. Tempat Tumbuh Nepenthes spp ... 66

8. Pohon Sebagai Inang Tumbuhan Nepenthes……… 67

9. Nilai Analisis Korelasi Pearson dengan Metode Komputerisasi SPSS Ver. 12.00 ... 69

(13)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Morfologi Bunga Nepenthes spp ... 8

2. Lima Bentuk Kantong Nepenthes ... 11

3. Morfologi Nepenthes ... 12

4. Cara Pengambilan Sampel Tanah ... 23

5. Nepenthes spectabilis Danser... 35

6. Nepenthes tobaica Danser di Habitatnya. ... 38

7. Nepenthes reinwardtiana di Habitatnya. ... 41

8. Spesimen N. rhombicaulis Sh. Kurata. ... 44

9. Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis ... 47

10. Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes tobaica ... 50

11. Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R. Tamin ... 53 12. Perbandingan Jumlah Individu Masing-masing Spesies Nepenthes spp . 55

(14)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Peta Sekitar Kawasan Taman Wisata Danau Sicikeh-Cikeh ... 77 2. Peta Danau Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh ... 78 3. Jenis-jenis Hibrid Alami Nepenthes spp di Sumatera dan Peninsular,

Malaysia Bagian Barat... 79 4. Pengamatan Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh

Kabupaten Dairi. ………... 80

5. Data Nilai K<KR<F<FR dan INP ……….. 81

6. Data Faktor Fisik Lingkungan di Taman Wisata Alam Sicikeh-

Cikeh, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara ………... 82

7. Contoh Perhitungan Nilai Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif, Indeks Nilai Penting, Indeks Keanekaragaman,

Indeks Keseragaman, dan Indeks Similaritas ... 85 8. Data Analisis Korelasi Pearson dengan Metode Komputerisasi

SPSS Ver. 12.00 ……… 88

9. Hasil Identifikasi Spesimen ……….. 89

(15)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Daerah penyebaran utama Nepenthes spp terdapat pada regional Indonesia – Malaysia dan Philipina. Ketiga negara tersebut termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara yang ciri-ciri hutannya identik dengan hutan hujan tropis. Namun tidak semua spesies Nepenthes spp berada di kawasan tersebut, penyebarannya hanya terbatas pada hutan pegunungan dengan ciri hutan hujan tropis sebab beberapa spesies Nepenthes spp dapat ditemukan ada lokasi yang kondisi habitatnya tidak menunjukkan ciri-ciri hutan hujan (RHA, 1999).

Philipps dan Lamb (1996), menyatakan bahwa peta distribusi Nepenthes

terdapat di daerah tropik basah. Dilaporkan pula bahwa di Madagaskar terdapat satu spesies (endemik), Seyechelles satu spesies (endemik), Srilangka satu spesies (endemik), Assam satu spesies (endemik), Indo-Cina lima spesies (empat spesies diantaranya endemik), Semenanjung Malaysia sebelas spesies (tiga diantaranya

endemik), Philipina sepuluh spesies (tujuh diantaranya endemik), dan New Caledonia satu spesies.

Kantung semar memiliki daya tarik yang unik dengan bentuk kantungnya (pitcher) yang sangat beragam sehingga disebut juga dengan Pitcher Plant. Variasi dari morfologi kantung semar ini sedemikian lebar dan merupakan daya tarik yang sangat spesifik serta memungkinkan untuk dilakukan silangan-silangan baru guna

(16)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

mendapatkan variasi bentuk kantong yang lebih banyak lagi. Selain itu kantung ini juga merupakan satu jebakan bagi serangga yang ada di sekitarnya untuk dijadikan sumber nutrien (protein), sehingga tumbuhan ini sering juga sebut dengan insektivora atau tumbuhan pemakan serangga (Handayani dan Samsuddin, 1998).

Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang pertama kali mempopulerkan Nepenthes dengan Pelipur Lara. Sejak itu masyarakat lebih senang menjulukinya dengan sebutan lokal, seperti Kendi Setan atau Miranda Herba yang sekarang diketahui sebagai spesies Nepenthesditilatoria yang ditemukan tahun 1677 atau sembilan tahun setelah Nepenthes madagascariensis. Pada tahun 1690 seorang ahli botani Belanda bernama Rumphius menemukan spesies baru spesies Cantherifera yang kemudian dikenal sebagai Nepenthes mirabilis. Temuannya itu diabadikan dalam Herbarium Amboinensis, sebuah karya ilmiah yang berisi tentang flora asli Maluku dan Ambon (Handayani dan Samsuddin, 1998). Danser (1927) dalam

Chandra (2006), memperkirakan bahwa jumlah spesies dari suku Nepenthaceae ini

sebanyak 65 spesies dan sebagian besar tersebar di Kalimantan dan Sumatera.

Tahun 1914, Jepang mulai menyenangi Nepenthes hasil persilangan Bangsa Eropa. Saat itu cukup banyak penyilangan yang berhasil dilakukan. Beragam hibrida baru yang tumbuh dengan tampilan kantong yang berbeda, serta warna yang mengagumkan. Tahun 1957, Dr. Korstermans menemukan Nepenthes campanulata

(17)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Nepenthes di Malang, Jawa Timur, menemukan spesies baru yang diberi nama

Nepenthes adrianii (Handoyo dan Malogdyn, 2006).

Nepenthes memang belum sepopuler tanaman hias lainnya, seperti anggrek

dan aglaonema. Namun, namanya sudah terkenal sampai mancanegara. Tidak sedikit orang Thailand yang mengoleksinya. Bahkan, budidaya tanaman dari famili

Nepenthaceae ini sudah berkembang menjadi skala industri dan penyumbang devisa

negara di Belanda. Ironisnya, tanaman yang dijuluki sebagai Carnivorous Plant ini kebanyakan berasal dari Indonesia (Mansur, 2006).

Kawasan hutan tropik Indonesia umumnya merupakan hujan hutan tropis, hutan spesies ini menerima hujan berlimpah sekitar 2000-4000 mm/tahun. Suhunya tinggi (sekitar 24-26 oC) dengan kelembaban rata-rata 80%. Komponen dasar hutan ini adalah pohon dengan tinggi maksimum rata-rata 30 m yang tergabung dalam tumbuhan terna, perambat, epifit, pencekik, saprofit, dan parasit. Diantara tumbuhan epifit terdapat sejumlah Nepenthes dan tumbuhan-tumbuhan lainnya serta sejumlah tumbuhan paku (Ewusie, 1990).

Hutan tropik basah merupakan komunitas yang terbanyak di Indonesia, salah satu hutan hujan tropik di Sumatera, khususnya Sumatrea Utara satu diantaranya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Sikeh-Cikeh. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (BKSDA I SUMUT, 2003).

(18)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

TWA Sicikeh-Cikeh ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 78/Kpts-II/1998 tanggal 7 Februari 1989 dengan luas 575 ha. Secara pengelolaan TWA Sicikeh-Cikeh berada di bawah resort TWA Sicikeh-Cikeh Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara I, sedangkan secara administratif berada di Dusun Pancur Nauli Desa Lae Hole Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Provinsi Sumatra Utara, dan kalau dilihat dari kawasannya yang masih berada di satu gugusan dengan Bukit Barisan yang merupakan habitat yang cocok untuk kehidupan Nepenthes atau yang disebut oleh “Zona Nepenthes”. Kawasan Hutan TWA Sicike-Cikeh masih relatif utuh dari tekanan masyarakat setempat karena masih memiliki nilai historis pada proses terjadinya kawasan tersebut (BKSDA I SUMUT, 2003).

Saat ini, seluruh spesies Nepenthes yang ada di Indonesia dilindungi undang-undang dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Hal ini disebabkan populasinya di alam semakin berkurang. Bahkan ada beberapa spesies

Nepenthes yang terancam punah, seperti Nepenthes clipeata dan Nepenthes

aristolochiodes. Kepunahan populasi atau erosi genetis perlu dihindari agar

potensinya tetap dapat dimanfaatkan secara bijaksana untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia (Mansur, 2006).

Dengan semakin menyusutnya luasan hutan yang disertai kerusakan, dikhawatirkan akan berdampak langsung berkurangnya populasi dan keanekaragaman

(19)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

keanekaragaman Nepenthes yang berada di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh untuk mengetahui karakteristik dari tumbuhan ini agar usaha konservasi secara ek-situ dapat dilakukan dengan baik.

Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh banyak ditemukan tumbuhan Nepenthes

dari beberapa spesies yang hidup endemik di Sumatera, belum diklasifikasikan sesuai dengan habitatnya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai Keanekaragaman Nepenthes di TWA Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara.

Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keanekaragaman spesies Nepenthes yang ditemukan di kawasan TWA Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara?

2. Bagaimana dominansi spesies-spesies Nepenthes tersebut di kawasan TWA Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara?

3. Bagaimana kondisi fisika–kimia lingkungan tempat tumbuh dan pohon inang dikaitkan dengan keberadaan Nepenthes di kawasan TWA Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara?

(20)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

1. Mengetahui keanekaragaman spesies dari tumbuhan Nepenthes yang berada di kawasan TWA Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

2. Mengetahui dominasi dari tumbuhan Nepenthes yang berada di kawasan TWA Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

3. Mengetahui kondisi fisika–kimia lingkungan tempat tumbuh dan pohon inang dikaitkan dengan keberadaan Nepenthes di kawasan TWA Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara sehingga upaya konservasi plasma nutfahnya dapat dilakukan dengan baik?

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Melengkapi informasi dan data tentang berbagai spesies Nepenthes di TWA Sicikeh-Cikeh, untuk usaha pelestarian Nepenthes sebagai sumber plasma nuftah di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh dan umumnya di Hutan Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi para kolektor dan pemulia Nepenthes untuk lebih mengenal spesies Nepenthes alam Indonesia dan untuk lebih termotivasi membudidayakannya, sehingga diharapkan agar populasinya dapat dipertahankan. Diharapkan juga diperoleh kultivar-kultivar baru yang lebih unggul dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

(21)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

3. Sebagai sumber informasi bagi Dinas Kehutanan dan masyarakat dalam pengelolaan dan konservasi Nepenthes, sehingga penyelamatan kepunahan plasma nutfah Nepenthes segera dapat teratasi apalagi diduga kawasan tersebut merupakan habitat alami dari Nepenthes spesies baru yang status keberadaannya suda h mulai terancam.

(22)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Tumbuhan Nepenthes

Tumbuhan Nepenthes dapat hidup di daerah rawa dan memiliki enzim yang dapat mencerna serangga yang masuk ke dalam kantong tersebut sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperoleh dari hasil pencernaan serangga tadi. Unsur yang diperoleh berupa nitrat dan zat hara lain yang didapatkan dari serangga yang terjebak bukan dari tanah sehingga kantong semar sangat cocok tumbuh di tanah tandus (Riplay, 1983 dalam Akmalia, 1999).

Status tumbuhan kantong semar termasuk tumbuhan yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Spesies Tumbuhan dan Satwa. Hal ini sejalan dengan regulasi

Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), dari 103 spesies kantong semar di dunia yang sudah dipublikasikan, 2 spesies: Nepenthes rajah dan

Nepenthes khasiana masuk dalam kategori Appendix-1. Sisanya berada dalam

kategori Appendix-2. Itu berarti segala bentuk kegiatan perdagangan sangat dibatasi (Mansur, 2006).

Nepenthes hidup di tanah, ada juga yang menempel pada batang atau ranting pohon lain sebagai epifit. Keunikan dari tumbuhan ini adalah bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Sebenarnya kantong tersebut adalah ujung daun yang

(23)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

berubah bentuk dan fungsinya menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Dengan kemampuan itu maka tumbuhan tersebut digolongkan sebagai

canivorus plant. Ada juga yang menamakan insectivorous plant karena serangga lebih sering terperangkap kedalam kantong yang menawan ini. Tidak sedikit orang menyangka bahwa kantong tersebut sebagai bunganya, padahal kantong adalah daun yang berubah bentuk (Mansyur, 2006).

Bunga berkelamin tunggal berumah dua, aktinomorf, berwarna hijau atau merah, biasanya tersusun dalam rangkaian berupa tanda atau bulir. Kelopak terdiri atas dua daun kelompak, yang bagian dalamnya berkelenjar madu, daun mahkota juga berjumlah dua, benang sari berjumlah 4 – 46, tangkai sarinya berlekatan membentuk suatu kolom. Bakal buah menumpang, beruang empat, berisi banyak bakal bji. Tangkai putik 1 atau tidak terdapat, kepala putik berlekuk-lekuk. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang biji panjang dan mempunyai endosperm dan lembaga yang panjang (Handoyo dan Malogdyn, 2006). Seperti yang terdapat pada Gambar 1.

(24)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Gambar 1. Morfologi Bunga Nepenthes spp

2.2. Taksonomi Tumbuhan Nepenthes

Menurut Qronquist (1981) dalam Jones & Luchsinger (1989), klasifikasi lengkap Nepenthes spp berdasarkan sistem klasifikasi tumbuhan berbunga yang disusun oleh Qronquist adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantea Divisi : Magnoliophyta Subdivisi : Magnoliophyta Kelas : Choripetaleae Ordo : Nepenthales Famili : Nepenthaceae Genus : Nepenthes Spesies : Nepenthes spp.

(25)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Nepenthes spp(kantong semar) adalah tumbuhan yang hidup di hutan dataran rendah mulai dari garis pantai hingga ketinggian 2750 m dpl. Nepenthes satu-satunya genus dalam keluarga Nepenthecae. Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang hidup menjalar, merambat, ataupun membentuk kecambahnya terdiri dari dari dua daun lembaga. Kebanyakan orang mengetahui serangga-serangga dipikat ke dalam piala, di mana serangga ini tergelincir dari bibir piala yang licin berlapis lilin kemudian tenggelam ke dalam piala yang berisi cairan yang terdapat pada dasar piala tersebut. Kelenjar-kelenjar di bagian dalam piala mengeluarkan enzim-enzim pencerna, sehingga makanan yang berasal dari serangga yang tertangkap dirombak menjadi makanan bagi kantung semar (Anwar et al., 1984).

Beberapa daun dari kantung semar memiliki helai yang rata dan berfungsi seperti daun-daun lain, tetapi ada juga yang berbentuk bejana atau kendi-kendi yang memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi, dengan atau tanpa penutup yang menyerupai payung di bagian ujung yang terbuka. Beberapa spesies kantung semar yang terdapat di Asia memiliki sebagian kecil tanaman insektivora memiliki cara yang unik dan hubungan yang luar biasa antara hewan dan tumbuhan yang menggunakan serangga sebagai makanan. Pada tanaman berkantung, daun-daunnya dimodifikasikan menjadi kantung atau kendi. Bagian bawah dari kantung tersebut diisi oleh air. Di bagian atas dari bagian dalam kantung terdapat rambut-rambut kelenjar dan lapisan lilin, hal tersebut memudahkan serangga untuk tergelincir ke

(26)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

dalam air dan susah untuk memanjat ke luar (Sinnot dan Wilson, 1987 dalam

Akmalia, 1999).

2.3. Bentuk Kantong Nepenthes

Di habitat aslinya, Nepenthes dapat tumbuh mencapai tinggi 15 – 20 meter dengan cara menjalar ke tanaman lainnya. Keunikannya terletak pada bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya yang beragam. Bisa beralih fungsi menjadi perangkap serangga dan binatang kecil lainnya. Panjang langsit, gendut bak periuk, hingga ada yang seperti kendi. Namun biasanya bentuk kantong tidak jauh berbeda dengan piala. Tinggi kantong Nepenthes pun beragam, dari yang berukuran 2 cm hingga lebih dari 45 cm, tergantung pada spesies dan asal habitatnya. Nepenthes rajah merupakan spesies terbesar yang tumbuh di Kalimantan (Mansur, 2006).

Pada umumnya Nepenthes memiliki tiga bentuk kantong yang berbeda meski dalam satu individu, ketiga kantong tersebut dikenal dengan nama:

a. Kantong roset, yaitu kantong yang keluar dari kantong ujung roset.

b. Kantong bawah, yaitu kantong yang keluar dari daun yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah dan biasanya menyentuh permukaan tanah. Selain ujung sulurnya berada di depan bawah kantong, juga memiliki dua sayap yang fungsinya seperti tangga untuk membantu serangga naik hingga kemulut kantong. c. Kantong atas, yaitu kantong berbentuk corong, pinggang atau silinder dan tidak

(27)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

untuk menangkap serangga terbang, bukan serangga tanah, ciri lainnya adalah ujung sulur berada di bawah kantong (Mansur, 2006).

Secara keseluruhan, semua spesies Nepenthes memiliki lima bentuk kantong yaitu bentuk tempayan (Nepenthes ampullaria), bulat telur/oval (Nepenthes rafflesiana), silinder (Nepenthes gracillis), corong (Nepenthes rafflesiana) dan pinggang (Nepenthes reinwardhtiana) atau (Nepenthes gymnamphora). Untuk seluruh spesies Nepenthes memiliki bentuk kantong, seperti pada Gambar 2 (Mansur, 2006).

Gambar 2. Lima Bentuk Kantong Nepenthes

Terna menanjak atau menjalar, tinggi 2,5–1,5 meter, sering kali pangkalnya berkayu. Daun pada batang yang berbunga tidak bertangkai, pangkal setengah memeluk batang, melansat, 10–35 cm x 2–6 cm, permukaan bawah berbintik cokelat. Kantong pada daun berwarna kuning, hijau muda atau berbintik coklat hingga merah. Ujung mengerut berbentuk leher, panjangnya 7–22 cm, gigi pada mulut panjang 0,3–1 mm. Perbungaan tandan, panjang 25–50 cm. bunga biasanya berpasangan, jarang yang menyendiri, kuping tenda bunga panjang 1,5– 3,5 cm pada Gambar 3 (Backer & van den Brink, 1963).

(28)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Gambar 3. Morfologi Nepenthes

Nepenthes mengeluarkan enzim yang dapat menguraikan protein untuk

mendapatkan senyawa N yang disebut proteolase. Enzim ini dikeluarkan oleh kelenjar yang ada pada dinding kantong di zona pencernaan yang berfungsi sebagai enzim pengurai. Dengan bantuan enzim tersebut serangga atau binatang yang terperangkap di dalam kantong, kemudian diuraikan menjadi zat-zat yang sederhana, seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan garam-garam mineral. Zat-zat sederhana inilah kemudian diserap oleh tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya (Mansur, 2000).

Nepenthes seperti kebanyakan tanaman epifit lainnya dapat ditemukan tumbuh di beberapa tempat. Seringkali tanaman epifit ini hanya dapat hidup di tempat yang memiliki kelembaban udara tertentu, sehingga frekuensi penyebaran mereka sangat teratur. Penyebaran yang berbeda ini dipengaruhi oleh cahaya, angin dan penyediaan air kadang kala dipengaruhi oleh bahan-bahan organik tanah (Barbour, 1987 dalam

(29)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

2.4. Beberapa Tipe-tipe Habitat Nepenthes yang Telah Ditemukan a. Hutan Hujan Tropik Dataran Rendah

Tipe ekosistem hutan ini memiliki spesies vegetasi lebih beragam dibandingkan dengan tipe lainnya. Tersebar mulai dari garis pantai hingga ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut. Suhunya cukup tinggi antara 22– 34o C dengan kelembaban udara 70–95%. Umumnya, didominasi oleh pohon-pohon yang berdiameter batang 10–20 cm dengan tinggi tajuk rata-rata 20–30 m (Mansur, 2006).

Nepenthes yang hidup di habitat ini ada yang bersifat epifit, yaitu menempel pada batang atau cabang pohon lain, contohnya Nepenthes veitchii

dan Nepenthes gymnamphora. Adapula yang hidup terestrial di permukaan

tanah dan di tempat-tempat yang terbuka, seperti di pinggir sungai atau di puncak bukit yang didominasi oleh paku resam (Gleichenia spp.) (Mansur, 2006).

b. Hutan Pegunungan

Mintakat dasar dalam suatu deretan gunung-gunung pada umumnya mempunyai curah hujan yang lebih tinggi dari pada daratan-daratan rendah di dekatnya, dan sebagai akibatnya sering ditempati oleh komunitas-komunitas yang mirip dengan komunitas-komunitas-komunitas-komunitas yang suka kelembaban yang terdapat di daratan-daratan rendah. Hutan basah dapat tersebar sangat luas dan sering kali sangat lebat pada lereng-lereng bagian bawah di

(30)

gunung-Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

gunung. Tipe vegetasi mintakat gunung lebih mirip dengan daerah iklim sedang, atau dengan kata lain lebih sesuai dengan hutan basah daerah iklim sedang (Polunin, 1990).

Selain itu, batang atau cabang sering ditumbuhi lumut. Oleh karena itu, habitat ini sering disebut hutan lumut yang biasanya memiliki lapisan tanah yang tipis, pH bersifat asam, dan lapisan bawahnya mengandung batu-batuan. Terkadang lapisan tanah ditutupi oleh lumut Sphagnum yang bentuknya seperti hamparan kasur sebagai penyimpan cadangan air yang cukup banyak. Nepenthes yang hidup di habitat pegunungan, antara lain

Nepenthes tentaculata yang biasa hidup terestrial dan Nepenthes lowii yang hidupnya sering sebagai epifit di hutan lumut (Mansur, 2006).

c. Hutan Gambut

Formasi hutan gambut didefinisikan sebagai bentuk hutan yang spesial dan lebih ditekankan pada bentuk habitatnya daripada struktur atau penampakan vegetasinya (Simbolon dan Mirmanto, 2000). Umumnya, hutan digenangi air secara priodik yang bersifat asam. Kondisi lingkungan semacam ini sering juga disebut sebagai hutan rawa gambut. Tumbuhan yang hanya toleran terhadap genangan asam yang dapat hidup di lingkungan yang selalu memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi ini, termasuk beberapa spesies

(31)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Nepenthes, diantaranya Nepenthes refflesiana, Nepenthes ampullaria, dan

Nepenthes gracilis (Mansur, 2007).

d. Hutan Kerangas

Ciri utama hutan kerangas adalah lantai hutannya ditutupi oleh pasir putih yang bersifat asam dan berasal dari batuan ultrabasik. Umumnya, pohon yang tumbuh di daerah ini memiliki tinggi tajuk rendah (tinggi kurang dari 10 m) dan seragam, ukuran batang dan daun biasanya kecil, serta cabang dan ranting tumbuh rapat pada setiap pohon. Meskipun demikian, sinar matahari tetap dapat menembus hingga lantai hutan (Mansur, 2007).

e. Gunung Kapur

Tipe habitat ini lebih ekstrim daripada hutan kerangas. Spesies tumbuhan yang mampu beradaptasi di habitat yang tanahnya berbatu kapur ini umumnya dalam jumlah sedikit. Umumnya, spesies-spesies pionir seperti paku-pakuan, lumut, dan beberapa spesies tumbuhan semak. Sangat jarang tumbuhan berbentuk pohon tumbuh di tempat ini (Simbolon dan Mirmanto, 2000).

f. Padang Savana

Umumnya, daerah padang savana datar hanya ditumbuhi rumput-rumputan. Tipe habitat ini ditemukan di daerah Wuasa-Sulawesi Tengah pada ketinggian 1.100 m dpl. Di tempat inilah Nepenthes maxima hidup berkelompok dekat sumber-sumber air, seperti parit dan sungai kecil.

(32)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Umumnya Nepenthes yang hidup di daerah savana hidup terestrial, tumbuhan tegak, dan memiliki panjang batang kurang dari 2 m (Mansur, 2006).

g. Danau

Danau juga merupakan salah satu habitat beberapa spesies Nepenthes

baik spesies dataran rendah (seperti Nepenthes mirabilis yang ditemukan di Danau Dendam Tak Sudah – Bengkulu pada ketinggian 1.600 mdpl). Di danau tersebut, Nepenthes mirabilis hidup berdampingan dengan Vanda hookeriana dan bakung. Ketiga tumbuhan ini toleran terhadap genangan air (Mansur, 2006).

2.5. Pemanfaatan

Tumbuhan Nepenthes sebagai tanaman hias yang sangat menarik, selain

sebagai tanaman hias Nepenthes juga dapat digunakan sebagai tanaman obat, di daerah Maluku, apabila musim kemarau terlalu panjang orang Ambon tersebut

secara rahasia pergi ke gunung untuk menuangkan semua air yang terdapat di dalam periuk-periuk kecil tersebut. Menurut kepercayaan mereka setelah mengerjakan ini akan ada hujan yang lebat. Untuk mengobati anak yang suka ngompol dapat diambil tumbuhan ini yang masih penuh cairan. Cairan ini sebagian dituangkan di atas kepala dan sebagian lagi diminum. Demikian juga dengan orang tua yang tidak dapat menahan keluarnya air seni dapat juga meminum cairan ini (Mansur, 2006).

(33)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Nepenthes ampullaria di daerah Bangka digunakan untuk menggantikan

rotan. Di daerah tersebut tumbuhan ini banyak sekali ditemukan di rawa-rawa. Batang yang panjangnya beberapa meter dikupas kemudian dijemur. Batang Nepenthes ini dikatakan lebih tahan lama daripada rotan. Di Bangka tumbuhan ini mendapat perlakuan yang sama dengan rotan. Selain itu cairan yang terdapat di dalam periuk-periuk kecil tersebut digunakan sebagai obat batuk. Cairan yang berasal campuran air periuk Nepenthes, bunga kenanga dan garam digunakan untuk mencuci mata (Heyne, 1982).

(34)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Oktober 2008 sampai Pebruari 2009. Lokasi penelitian ini adalah Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh terdapat di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

a. Letak dan Luas

Secara administratif, Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh terdapat di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak pada 02o35–02o45’ Lintang Utara (LU) dan 90o20’–98o30’ Bujur Timur (BT) Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh berbatasan sebelah Utara kawasan Hutan Lindung Adian Tinjaoan, sebelah Selatan Hutan Lindung Adian Tinjaoan, sebelah Timur Berbatasan dengan Dusun Pancur Nauli sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kerajaan (BKSDA 1 SUMUT, 2003).

Lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Kondisi hutan ini berbeda-beda. Di Hutan Adat, penduduk membuka dan mengolah lahan pertanian. Ada bagian yang sudah sedikit terbuka, tetapi masih banyak dijumpai speses tumbuhan seperti spesies-spesies pohon, paku-pakuan, anggrek dan Nepenthes. Sedangkan kondisi Hutan TWA Sicikeh-Cikeh masih dalam keadaan yang sangat baik. Pemisah Hutan

(35)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Lindung dengan TWA Sicikeh-Cikeh adalah sebuah sungai kecil (BKSDA 1 SUMUT, 2003).

Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.78/KPTS.II/1989 tanggal 7 Februari dengan luas area 575 ha (BKSDA I SUMUT, 2003). Lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat (4) dan dua (2) dengan rute : Medan – Berastagi – Kabanjahe – Sumbul – Simpang Tiga Panji – Bangun – Pancur Nauli – TWA Sicikeh-Cikeh dengan jarak tempuh lebih kurang 170 Km dan waktu tempuh 4 jam perjalanan (BKSDA I SUMUT, 2003).

b. Iklim dan Hidrologi

Berdasarkan klasifikasi Schmidt Fergusson, TWA Sicikeh-Cikeh termasuk kedalam tipe B dengan curah hujan rata-rata/tahun 2000 – 2500 mm, musim hujan tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Mei, sedangkan pada musim kemarau terjadi pada bulan Juni – September. Suhu maksimum 14-30 oC dengan kelembaban rata-rata berkisar 90-100%.

Kawasan TWA Sicikeh-Cikeh mempunyai sumber mata air yang tetap berupa danau dan sungai. Terdapat 4 (empat) danau yang terdiri dari 3 (tiga) danau besar dan 1 Satu Danau kecil. Terdapat 2 sungai permanen yaitu Sungai Lae Prada dan Lae Pandaro. Salah satu aliran air untuk mengaliri ladang penduduk (BKSDA I SUMUT, 2003).

(36)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Keadaan topografi Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh pada umumnya datar, sebagian bergelombang sedang dan ringan dengan ketinggian antara 1500-2000 m dpl. Keadaan geologi dan tanah terdiri dari bahan induk batuan beku dan vulkanik dengan spesies tanah podsolik kecokelat-cokelatan kelabu (BKSDA I SUMUT, 2003).

d. Flora

Keragaman tumbuhannya sangat tinggi, dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan tingkat tinggi. Pada umumnya terdiri dari pohon berdaun lebar dan berjarum antara lain: sampinur bunga dan sampinur tali (Podocarpus spp.) haundolok (Eugynia sp.), kemenyan (Styrax benzoyn), hoting (Quercus spp.), medang (Dehaasia oblanceel), meang (Palaquim spp.). Selain populasi yang masih relatif cukup baik, bagian penutup tanah banyak dijumpai tumbuhan yang berbunga indah antara lain Nepenthes, berbagai spesies herba, paku-pakuan, rotan liana dan sebagainya (BKSDA I SUMUT, 2003).

e. Fauna

Spesies-spesies fauna yang ada seperti Beruang Madu (Heilartus malayanus), Harimau (Pantera tigris sumatrana), Rusa (Cervus unicolor), Owa (Hylobates moloch), Babi Hutan (Sus victatus), Kucing Hutan (Felix bagalensis), Kambing Hutan (Capricornis sumatraensis), Ayam Hutan (Gallus-gallus), dan berbagai spesies burung antara lain Poksai Jambul Putih (Garrulax leocphus), Murai Batu (Monticola

(37)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

solitarius), Kutilang (Pycnonothus aurigaster), Enggang (Aceros sp.) dan Itik Air (Anas supersiliosa) (BKSDA I SUMUT, 2003).

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat penelitian yang digunakan antara lain: buku identifikasi spesies anggrek, peta lokasi, kompas, Global Potition system, kamera, gunting, parang, meteran, rol besi 30 meter, alat tulis, lakban, pasak, Aerothermo digital, kamera digital, hygrometer, termometer, lux meter, soil tester, tali plastik, tali kambing, pH universal, goni, bor tanah.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Alkohol 70%, aquades, kantong plastik ukuran 40 x 50 cm, kertas koran, kertas label, karton tebal, label gantung, tali.

3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Di Lapangan

Metode penelitian menggunakan metode Purposive Sampling. Untuk mengetahui keberadaan spesies di dalam komunitas, maka dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode kuadrat. Metode kuadrat ini adalah suatu teknik analisis vegetasi dengan menggunakan plot atau petak contoh yang pada umumnya

(38)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang dengan ukuran tertentu sesuai dengan kurva spesies minimum area dengan cara kerja sebagai berikut:

1. Penentuan daerah sampel pada Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh–Cikeh ditentukan langsung dengan terlebih dahulu dieksplorasi untuk mengetahui homogenitas Nepenthes sehingga diperoleh daerah-daerah yang diperkirakan sebagai daerah tumbuhan Nepenthes. Dalam hal ini dipilih areal yang benar-benar alami.

2. Menentukan jumlah plot, diharapkan dapat mewakili daerah penelitian dengan cara menempatkan plot 5 x 5 = 25 m2 sebanyak 15 plot pada setiap jalur pengamatan sampai pinggiran ke 3 danau sehingga jumlah keseluruhan plot sebanyak 45 plot.

3. Melakukan pencatatan spesies dan jumlah spesies Nepenthes yang terdapat pada masing-masing plot.

4. Pengambilan gambar dengan kamera digital bagian seluruh tanaman, bagian daun, akar, bunga dan buah (jika ada).

5. Melakukan pencatatan ciri tumbuhan yang hilang atau yang tidak dapat diamati setelah diherbarium.

6. Melakukan pencatatan keterangan lapangan yang penting seperti sifat morfologi (akar, batang, daun, bunga, dan buah).

(39)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

7. Melakukan pengkoleksian di lapangan pada tiap spesies Nepenthes dan juga inangnyauntuk keperluan identifikasi lanjutan dan untuk pengusahaan pembuatan herbarium kering di lapangan dan di laboratorium.

8. Pengambilan data ekologi dan media tumbuh tumbuhan Nepenthes dilakukan berdasarkan daerah di mana salah satu spesies ditemukan. Adapun data ekologi dan media tumbuh adalah rona lingkungan, ketinggian dan koordinat tempat (GPS), kelembaban udara (hygrometer), suhu udara (aerothermo digital), suhu tanah (soil termometer), pH dan kelembaban tanah (soil tester), intensitas cahaya (lux meter).

9. Pengambilan sampel tanah dilakukan secara diagonal dengan menggunakan bor tanah, dengan mengambil sampel tanah secukupnya antara kedalaman 1-20 cm (tergantung ketebalan serasah yang menutupi tanah tersebut). Dilakukan tiga kali penglokasi pada setiap stasiun pengamatan, seperti terdapat pada Gambar 4.

Gambar 4. Cara Pengambilan Sampel Tanah 3.3.2. Di Laboratorium

(40)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Analisis data hasil penelitian dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif. Analisis deskriptif digunakan dalam mengidentifikasi Nepenthes seperti sifat morfologi, akar, batang, daun, buah dan khususnya bagian bunga. Penyediaan spesimen tumbuhan diperoleh dari koleksi hidup di lapangan yang diusahakan lengkap berupa bunga, daun, batang, dan akar. Hal-hal yang lain perlu dicatat apabila hilang dalam pengawetan.

Setelah spesimen diawetkan, dilakukan identifikasi lanjutan di laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penentuan spesies dilakukan dengan mencocokkan spesimen dan ciri hasil identifikasi dengan menggunakan buku rujukan = A Field Guide to The

Nepenthes of Sumatra (Akhriadi & Herawati., 2006), Flora Malesiana (Ceek & Jebb 2001), Picther Plant of Borneo (Philipps & Lamb, 1996), Nepenthes of

Mounth Kinabalu (Kurata, 1976), Kantong Semar yang Unik (Mansur, 2006).

3.4. Analisis Ekologi

Analisis keanekaragaman Nepenthes dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut:

3.4.1. Analisis Kuantitatif

A. Kerapatan

a. Kerapatan Dengan rumus:

(41)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

K = J

b. Kerapatan Relatif KR

umlah individu suatu spesies Luas petak contoh

Dengan rumus:

KR = Kerapatan suatu spesies

a. Frekwensi suatu spesies

x 100% (Indriyanto, 2006)

Kerapatan seluruh spesies

B. Frekwensi

Dengan rumus: F =

b. Frekwensi relatif suatu spesies FR

Jumlah petak ditemukan suatu spesies Jumlah seluruh petak contoh

Dengan rumus:

FR = F suatu spesie x 100% (Indriyanto, 2006)

F seluruh spesies

C. Menghitung Indeks Nilai Penting (INP), Dengan rumus:

INP = KR + FR

Keanekaragaman dihitung dengan menggunakan rumus Shannon-Wienner, sebagai berikut:

H’= - Keterangan

(42)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

N = Jumlah individu seluruh spesies Ln = Log Natural (Log = 2,4 Ln)

(Indriyanto, 2006) Setelah diketahui indeks keanakeragaman, maka dapat juga dilakukan perhitungan Indeks Keseragaman. Untuk menghitung indeks keseragaman dari seluruh spesies tumbuhan kantong semar dapat menggunakan Indeks Equitabilitas

(E’). Indeks Equatibiltas (E’) =

(Indriyanto, 2006)

D. Indeks Similaritas

2C

IS= X 100 % A + B

Keterangan: A = Jumlah spesies yang terdapat pada lokasi A B = Jumlah spesies yang terdapat pada lokasi B

C = Jumlah spesies yang terdapat pada kedua lokasi yang dibandingkan

(Indriyanto, 2006)

E. Analisis Korelasis

Untuk mengetahui hubungan keanekaragaman Nepenthes dengan faktor fisik kimia lingkungan dilakukan uji analisis korelasi pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver. 12.00.

(43)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

3.4.2. Analisis Kualitatif

Telah Analisis kualitatif dilakukan dengan membuat tabulasi spesies

(44)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Komposisi Spesies Nepenthes

Berdasarkanhasil penelitian ditemukan 7 spesies Nepenthes spp., yang terdiri atas Nepenthes reinwardtiana Miq, Nepenthes tobaica Danser, Nepenthes spectabilis

Danser, Nepenthes rhombicaulis Sh. Kurata, Nepenthes rigidifolia Akhriadi, Hernawati & R. Tamin, dan 2 spesies diantaranya termasuk spesies hibrid alami yang terdiri atas Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis dan Nepenthes reinwadtiana x Nepenthes tobaica (Tabel 1).

Tabel 1. Spesies-Spesies Nepenthes di Kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh No Spesies Lokasi Danau I Danau II Danau III 1 Nepenthes spectabilis. + + + 2 Nepenthes reinwardtiana. + + + 3 Nepenthes tobaica. + - + 4 Nepenthes rhombicaulis. - - +

5 Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes

spectabilis.

+ - +

6 Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes

tobaica.

+ - -

7 Nepenthes rigidifolia. + - -

Keterangan : (+) ditemukan (-) tidak ditemukan

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada lokasi I merupakan lokasi terbanyak ditemukannya spesies Nepenthes spp yaitu 6 spesies. Keenam spesies tersebut adalah

(45)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis, Nepenthes reinwardtiana,

Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes tobaica, Nepenthes tobaica, Nepenthes spectabilis dan Nepenthes rigidifolia. Pada lokasi I suhu udara rata-rata 20,400C, suhu tanah 22,270C, pH tanah 5,20, pH air danau 4,6, kelembaban udara 87,130/0, intensitas

cahaya 108.100 Lux dan kedalaman serasah 10,73 cm (Tabel 5). Menurut Harianto

et.al. (2008), beberapa spesies organisme sangat menyukai kondisi lingkungan

tertentu sehingga lingkungan yang sesuai dengan spesies tersebut akan banyak individu yang menghuninya. Mansur (2006) menambahkan bahwa Nepenthes spp menyukai kondisi habitat dengan pH tanah dan pH air asam, suhu udara rata-rata 18-240C dan intensitas cahaya tinggi. Pada lokasi ini ditemukan 2 spesies persilangan alami yaitu Nepenthes Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis dan

Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes tobaica. Kehadiran suatu spesies hibrid alami

Nepenthes spp di suatu habitat dapat ditandai bila pada habitat tersebut juga dijumpai dua atau lebih spesies Nepenthes spp (Clarke, 2000). Pada lokasi I ditemukan bahwa jarak antara spesies Nepenthes tobaica, Nepenthes spectabilis dan Nepenthes

reinwardtiana saling berdekatan. Hal ini mempermudah terjadinya perkawinan

silang.

Pada lokasi II ditemukan 2 spesies Nepenthes spp yaitu Nepenthes spectabilis

dan Nepenthes reinwardtiana. Pada lokasi ini suhu udara rata-rata 20,270C, suhu tanah 19,800C, pH tanah 4,9, pH air danau 4,8, kelembaban udara 70,530/0, intensitas

(46)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

vegetasi pohon sangat rapat, keadaan ini sangat mempengaruhi iklim mikro di antaranya intensitas cahaya rendah dan kelembaban udara tinggi, sehingga hanya beberapa spesies Nepenthes spp yang dapat toleran dengan keadaan ini. Keadaan ini juga menyebabkan jumlah spesies pada lokasi ini sedikit. Pada lokasi II tidak ditemukan spesies hibrid, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak antara Nepenthes spectabilis dan Nepenthes reinwardtiana sehingga memperkecil kemungkinan untuk melakukan persilangan. Menurut Menurut Polunin (1994), Penyerbukan Nepenthes

spp dibantu oleh angin karena bentuk serbuk sari yang kecil dan ringan sehingga dalam proses penyerbukannya jarak antara satu spesies dan spesies yang lainnya sangat mempengaruhi.

Pada lokasi III ditemukan 5 spesies Nepenthes spp, yaitu reinwardtiana x

Nepenthes spectabilis, Nepenthes reinwardtiana, Nepenthes tobaica, Nepenthes spectabilis dan Nepenthes rhombicaulis. Faktor fisik lingkungan pada lokasi ini adalah suhu udara rata-rata 22,670C, suhu tanah 23,670C, pH tanah 3,09, pH air danau 4,7, kelembaban udara 71,270/0, intensitas cahaya 70053,33 Lux dan kedalaman

serasah 17,90 cm (Tabel 5). Faktor fisik seperti ini sangat disukai oleh Nepenthes spp. sehingga ia memiliki jumlah spesies yang banyak. Pada lokasi III ditemukan persilangan antara N. reinwardtiana x N. Spectabilis. Hal ini disebabkan karena jauh dekatnya jarak antara kedua spesies ini dan proses pematangan bunga antara kedua spesies yang bersamaan sehingga kemungkinan terjadinya perkawinan silang. Menurut Polunin (1994), Penyerbukan Nepenthes spp dibantu oleh angin karena

(47)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

bentuk serbuk sari yang kecil dan ringan sehingga dalam proses penyerbukannya jarak antara satu spesies dan spesies yang lainnya sangat mempengaruhi.

Dari Tabel 1 Nepenthes spectabilis dan Nepenthes reinwardtiana terdapat pada ketiga lokasi penelitian, hal ini disebabkan dengan adaptasi yang tinggi berdasarkan rona lingkungan yang ada di TWA Sicikeh-Cikeh mendukung terhadap pertumbuhan dari Nepenthes spectabillis dengan kelembaban tinggi (Tabel 5) dan cenderung basah pada lantai hutan karena banyak terdapat lumut dari kelompok

Spaghnum sp dan Andreas sp. Nepenthes reinwardtiana merupakan spesies

Nepenthes yang memiliki toleransi yang tinggi pada kondisi lingkungan, karena dapat tumbuh di berbagai habitat tanah dan di tempat-tempat terbuka maupun agak terlindungi.

Nepenthes reinwardtiana pada ketiga lokasi penelitian ditemukan di pinggiran danau yaitu pada daerah yang terbuka dengan intensitas cahaya yang tinggi. Menurut Hotta (1922) tidak semua spesies Nepenthes spp penyebarannya terbatas hanya pada hutan pegunungan dengan ciri hutan hujan tropis yang lembab, sebab spesies

Nepenthes reinwardtiana dapat ditemukan pada lokasi habitatnya tidak menunjukkan ciri-ciri hutan hujan tersebut, yaitu pada lokasi yang agak terbuka dan pada pH rendah sehingga terjadi degradasi warna yang cukup kontras menjadi berwarna ungu. Dapat dijumpai spesies ini di pinggiran danau, karena air danau pHnya rendah berkisar antara 4,6-4,7 (Tabel 5).

(48)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Nepenthes tobaica ditemukan pada dua lokasi penelitian yaitu pada lokasi pinggiran danau I dan danau III. Nepenthes tobaica sendiri ditemukan berasosiasi dengan Spaghnum sp atau lumut gambut yang kondisinya cenderung lembab.

Nepenthes rhombicaulis hanya ditemukan pada lokasi III yaitu pada danau

tiga. Hal ini menunjukkan bahwa penyebarannya sangat terbatas. Menurut Clarke (2001), penyebaran suatu spesies tumbuhan bisa disebabkan oleh banyak hal, terutama oleh faktor klimatis-edafis dan letak geografis serta faktor lingkungannya.

Nepenthes rigidifolia hanya ditemukan pada satu lokasi yaitu danau satu. Menurut Akhriadi & Hernawati (2006), Nepenthes rigidifolia merupakan tumbuhan endemik Sumatera Utara di hutan dengan ketinggian 1000-1500 m dpl. Tumbuhan ini memiliki penyebaran yang sempit pada daerah yang terbuka.

Nepenthes reinwardtiana x Nepenthes spectabilis ditemukan pada dua lokasi penelitian yaitu danau satu dan danau tiga, sedangkan Nepenthes tobaica x Nepenthes reinwardtiana, hanya ditemukan pada satu lokasi penelitian yaitu danau satu. Menurut Clarke (2001), kehadiran suatu spesies hibrid alami Nepenthes sp di suatu habitat dapat ditandai bila pada habitat tersebut juga dijumpai dua atau lebih spesies Nepenthes spp dan bersama-sama memberikan kontribusi ciri morfologi pada spesies hibrid alami itu.

(49)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

4.2. Deskripsi Spesies Nepenthes spp di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh 4.2.1. Nepenthes spectabilis Danser

Batang roset pada anakan, dewasa memanjat, panjang 5-9 cm, diameter 0,5-0,7 cm, jarak antar nodus 1-8 cm, bentuk silindris berwarna hijau kemerahan, pada bagian yang telah tua memperlihatkan retakan kulit batang tidak teratur, permukaan berbulu rapat dan pendek berwarna cokelat tua. Daun tunggal, tanpa tangkai duduk pada batang, berwarna hijau tua sampai hijau kemerahan, bentuk lanset sampai memanjang, daging seperti kulit tidak terlalu kaku, ibu tulang daun jelas berwarna hijau kemerahan dengan 3-6 vena membujur di kedua sisinya, ujung runcing, pangkal tumpul, dan memperlihatkan tambahan daun setelah pangkal (subpetiolatus) yang menjepit batang ¾-½ lingkaran, tepi rata berwarna hijau kemerahan, panjang sulur 30-40 cm, diameter 0,16-0,19 cm, berwarna merah, permukaan licin.

Kantong bawahbentuk seperti kendi berleher pendek, tinggi 17 cm, berwarna hijau bercak hijau tua sampai cokelat tua, daging seperti kertas berbulu halus dan rapat, memiliki sayap, zona pencernaan berbentuk bulat membesar, panjang 6 cm, zona berlilin berbentuk silindris, panjang 11 cm. Bibir tebal mengembang tidak terlalu keras, bergerigi rapat dan sangat jelas, berwarna hijau dengan garis-garis merah tua sampai coklat tua, peristom rapat seperti duri jelas terlihat berwarna hijau kecokelatan rata dan terkadang berlekuk meruncing di bagian depan, lebar mengembang di kedua sisi naik meninggi di bagian belakang. Daun penutup bangun bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarna hijau

(50)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

dengan bercak-bercak merah sampai cokelat tua. Taji panjang 0,8-2 cm, silindris, tidak bercabang berwarna cokelat tua.

Kantong atas bentuk seperti terompet panjang dan melengkung di bagian pangkal, silindris di bagian atas dan tengah, tinggi 20-25 cm, berwarna hijau bercak hijau tua sampai cokelat tua, daging seperti kertas berbulu halus dan rapat, zona pencernaan berbentuk silindris, panjang 13,5 cm, zona berlilin berbentuk silindris panjang 15 cm, tidak bersayap. Bibir tebal mengembang tidak terlalu keras, bergerigi rapat dan sangat jelas, berwarna hijau dengan garis-garis merah tua sampai cokelat tua, peristom rapat seperti duri jelas terlihat berwarna hijau kecokelatan rata dan terkadang berlekuk meruncing di bagian depan, lebar mengembang di kedua sisi naik meninggi di bagian belakang. Daun penutup bangun bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarna hijau dengan bercak-bercak merah sampai coklat tua. Panjang taji 0,8-2 cm, silindris, tidak bercabang berwarna cokelat tua.

Perbungaan majemuk tidak terbatas, pada bunga jantan panjang ibu tangkai bunga 15-30 cm, anak tangkai 1,5-2 cm, duduk jarang dan merata sepanjang ibu tangkai, bercabang dan menopang dua anak tangkai, masing-masing dengan satu anak daun pelindung di bagian pangkal, pada bunga betina tiap bagian lebih pendek dan anak tangkai satu sama lain duduk lebih rapat dipucuk dibandingkan dengan bunga jantan.

(51)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Buah fusiformis, berlokus dengan banyak biji, bila tua dan mengering membelah menjadi 4 bagian, berwarna cokelat tua. Seperti yang terdapat pada Gambar 5.

Spesimen : DB 05, 25 Januari 2009 (Fl) (MEDA-USU) Distribusi : Sumatera Utara, Endemik (Hernawati & Akhriadi, 2006)

Habitat : Teresterial. Biasanya hidup di hutan pegunungan

1000-2500 m dpl (Hotta, 1922). Pada lokasi penelitian spesies ini hidup pada ketinggian 1399-1425 m dpl. Pada koordinat 020 39' 11,1" LU/980 23" 14,2"BT

Status di Indonesia : UU No. 5 Th. 1990; PP No. 7 Th. 1999, PP No. 8 Th. 1999

Nepenthes spectabilis Danser

(52)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Spesimen Daun Penutup dan Taji

Bunga Betina Bunga jantan Bibir

(53)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

4.2.2. Nepenthes tobaica Danser

Batang roset pada anakan, dewasa memanjat, panjang 4-7 m, diameter 0,2-0,55 cm, jarak antar nodus 1,67-12 cm, bentuk silindris berwarna hijau kemerahan, permukaan berbulu rapat dan pendek berwarna cokelat tua. Daun tunggal, tanpa tangkai duduk pada batang, berwarna hijau tua pada permukaan atas dan merah pada permukaan bawah, bentuk lanset, daging seperti kulit agak kaku, ibu tulang daun jelas berwarna hijau kemerahan dengan 1-3 vena membujur di kedua sisinya, ujung runcing, pangkal tumpul, menjepit batang ½ lingkaran, tepi rata berwarna hijau kemerahan, panjang sulur 4,5-6 cm, diameter 0,16 cm, berwarna merah, permukaan licin.

Kantong bawah bentuk pinggang, membulat di bagian bawah agak mengecil di bagian tengah, tinggi 10 cm, warna biasanya dominan merah, tapi terkadang hijau sampai ungu, daging lembut seperti selaput, memiliki sayap, zona pencernaan berbentuk bulat membesar, panjang 3 cm, zona berlilin berbentuk silindris, panjang 7 cm. Bibir melingkar agak oval sampai bulat rata di bagian depan meninggi di bagian belakang, bergerigi rapat, berwarna hijau sampai merah. Daun penutup bangun bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarna hijau sampai merah. Taji tunggal sampai bercabang 3, panjang 0,5 cm, silindris, berwarna hijau sampai merah.

Kantong atasberbentuk pinggang, membulat di bagian bawah agak mengecil di bagian tengah dan silindris dibagian atas, tinggi 12-25 cm, berwarna hijau sampai

(54)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

merah terkadang diantaranya, daging lembut seperti selaput, memiliki sayap, zona pencernaan berbentuk bulat membesar, panjang 3-5 cm, zona berlilin berbentuk silindris, panjang 7-15 cm. Bibir melingkar agak oval sampai bulat rata di bagian depan meninggi di bagian belakang, bergerigi rapat, berwarna hijau sampai merah. Daun penutup bangun bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarna hijau sampai merah. Taji tunggal sampai bercabang 3, panjang 0,5 cm, silindris, berwarna hijau sampai merah.

Perbungaan majemuk tidak terbatas, pada bunga jantan panjang ibu tangkai bunga 10-20 cm, anak tangkai 0,3-0,5 cm, duduk jarang dan merata sepanjang ibu tangkai, bercabang dan menopang dua anak tangkai, masing-masing dengan satu anak daun pelindung di bagian pangkal, pada bunga betina, duduk jarang dan merata sepanjang ibu tangkai, bercabang dan menopang dua anak tangkai, masing-masing dengan satu anak daun pelindung di bagian pangkal. Buah fusiformis, berlokus dengan banyak biji, bila tua dan mengering membelah menjadi 4 bagian, berwarna cokelat tua. Seperti yang terdapat pada Gambar 6.

Spesimen : DB 06, 25 Januari 2009 (Fl, Fr) (MEDA-USU)

Distribusi : Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera

Barat, Jambi (Hernawati & Akhriadi, 2006)

Habitat : Teresterial. Biasanya hidup di dataran rendah sampai hutan pegunungan 400-2000 m dpl (Hotta,1922). Pada lokasi penelitian ini hidup pada ketinggian 1388-1405 m dpl. Pada

(55)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

koordinat 020 39' 10,3" LU/980 23" 13,7"BT

Status di Indonesia : UU No. 5 Th. 1990; PP No. 7 Th. 1999, PP No. 8 Th. 1999

Kantung Bawah Kantung Atas

Bunga Jantan Buah

(56)

Dariana : Keanekaragaman Nepenthes Dan Pohon Inang Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.

Gambar 6. Nepenthes tobaica Danser di Habitatnya 4.2.3. Nepenthes reinwardtiana Miq

Batang roset pada anakan, dewasa memanjat, panjang 272 cm-7 m, diameter 0,5-0,7 cm, jarak antar nodus 1,67-12 cm, bentuk segi tiga berwarna hijau kecokelatan, Daun tunggal, tanpa tangkai duduk pada batang, pada permukaan berwarna hijau dan permukaan bagian bawah hijau kemerahan, lanset pada anakan dan lebih membulat pada dewasa, daging seperti kulit tidak terlalu kaku, ibu tulang daun jelas berwarna hijau kemerahan dengan 2-4 vena membujur di kedua sisinya, ujung runcing, pangkal tumpul, menjepit batang ½ lingkaran, tepi rata berwarna hijau kemerahan, panjang sulur 13,6 cm, diameter 0,7 cm, berwarna merah, permukaan licin.

Kantong bawah bentuk pinggang, membulat di bagian bawah agak mengecil di bagian tengah, tinggi 8,5-10 cm, warna biasanya dominan hijau berbintik-bintik merah, terkadang berwarna merah, daging lembut seperti selaput, memiliki 2 sayap, zona pencernaan berbentuk bulat membesar, panjang 3 cm, zona berlilin berbentuk silindris memiliki dua spotmata dibagian dinding dalam kantong, panjang 7 cm, bibir sedikit tebal, melingkar agak oval sampai bulat rata di bagian depan meninggi di bagian belakang, bergerigi rapat dan agak jelas, berwarna hijau sampai merah. Daun penutup bangun bulat telur, membulat di bagian ujung dan berlekuk di bagian pangkal, berwarna hijau sampai merah. Taji tunggal, panjang 0,5 cm, silindris, berwarna hijau sampai merah.

Gambar

Gambar 1. Morfologi Bunga Nepenthes spp  2.2.  Taksonomi Tumbuhan Nepenthes
Gambar 2. Lima Bentuk Kantong Nepenthes
Tabel 1. Spesies-Spesies  Nepenthes  di Kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh- Sicikeh-Cikeh  No  Spesies  Lokasi  Danau  I  Danau II  Danau  III  1  Nepenthes spectabilis
Gambar 8. Spesimen N. rhombicaulis Sh. Kurata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan ini, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapkan oleh perusahaan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan metode full

Penulis membuat sebuah website yang menyajikan karya sastra dalam bentuk puisi dan prosa, yang di desain dan dibentuk dengan Macromedia Dreamweaver MX, PHP dan MySQL sebagai

Program ini relatif aman karena yang bertanggungjawab dalam pengolahan kode hanyalah server sehingga pengunjung tidak dapat merubahnya, sedangkan kekurangannya skor IQ dapat

Hendro Gunawan, MA

Tanah di sini didefinisikan sebagai permukaan tanah yang dalam penggunaannya sesuai dengan Pasal 4 ayat 2 meliputi tubuh bumi, air, dan ruang angkasa yang ada

melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan untuk

Dari 1 (satu) Penyedia Barang dengan penawaran terendah yang responsif dan dinyatakan lulus evaluasi dokumen penawaran ditetapkan sebagai pemenang lelang yaitu :.

According Bitar (2003), a firm needs three generic dynamics capability to generate multiple capabilities or competences in turbulent environment, such as: absorptive capacity,