• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD DAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD DAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD DAN

CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN

SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Dwi Meinurhandayani C9609009

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user MOTTO

1. Succes is a journey, not a destination. (Penulis) (Kesuksesan adalah sebuah perjalanan, bukan sebuah tujuan)

2. 世上无难事,只怕有心人。(Pepatah China)

(Di dunia tidak ada hal yang susah, hanya rasa takut yang dimiliki seseorang) 3. Berusaha, Berharap, Berdoa. (Penulis)

(5)

commit to user PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini dipersembahkan kepada:

Keluarga yang sangat saya cintai, Almamater,

(6)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah pada junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Laporan Tugas Akhir yang berjudul "Penggunaan Media Flash Card dan

Crossword Puzzle untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin

Siswa SMA Negeri 4 Surakarta" ini dapat terselesaikan berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Universitas Sebelas Maret Surakarta karena telah memberikan izin magang kepada penulis.

2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program Study dan selaku Pembimbing Akademik Program D3 Bahasa China Universitas Sebelas Maret Surakarta atas bimbingan yang telah diberikan kepada kami anak didiknya selama mengikuti masa perkuliahan.

3. Bp. Teguh Sarosa, S.S., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan nasihat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan baik.

4. Pan Shaoping Laoshi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat

(7)

commit to user menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan baik.

5. Seluruh Dosen Program Study DIII bahasa China yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan, sehingga penulis dapat belajar dengan baik.

6. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di SMA Negeri 4 Surakarta.

7. Bp. Danar Ary Susanto, Amd, selaku Guru Pamong bahasa Mandarin SMA Negeri 4 Surakarta yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan berlangsung.

8. Bapak dan Ibuku tersayang, terima kasih atas doa, kasih sayang dan dukungan yang tiada hentinya Bapak dan Ibu berikan kepadaku.

9. Adikku Yudik tersayang yang selalu menghiburku dan membuatku tertawa di saat merasa lelah.

10. Keluarga Besarku, terimakasih atas doa dan dukungannya.

11. Sahabatku Luckyta, terimakasih atas kerja sama dan dukungannya, semoga kita bisa menjadi sahabat selamanya.

12. Sahabat-sahabatku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan waktu kalian untuk kita berbagi.

13. Sahabat-sahabat angkatan 2009 yang telah memberikan banyak kesan selama masa perkuliahan berlangsung, semoga kita akan tetap menjadi sahabat.

(8)

commit to user

15. Seluruh Karyawan Program D3 bahasa China atas segala dukungannya. 16. Seluruh Siswa SMA Negeri 4 Surakarta atas dukungan dan kerjasamanya.

17. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

Akhirnya penulis berharap, semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis.

Surakarta, Juli 2012

(9)

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN……… iii

MOTTO………. iv

PERSEMBAHAN………. v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL………. xi

DATAR GAMBAR……….. xii

ABSTRAK………. xiii 提要... xiv BAB I PENDAHULUAN……….. 1 A. Latar Belakang………... 1 B. Rumusan Masalah……… 6 C. Tujuan Penelitian………. 6 D. Manfaat Penelitian………... 7

BAB II LANDASAN TEORI……….. 9

A. Pengertian Belajar………... 9

B. Pengertian Pembelajaran………... 10

C. Pembelajaran Kosakata……… …………. 11

D. Pengertian Kosakata………... 13

E. Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin………... 14

F. Pengertian Bahasa Mandarin……… 18

G. Media Pembelajaran………. 19

1.Media Pembelajaran………... 19

(10)

commit to user

3.Media Crossword Puzzle……….. 25

BAB III PEMBAHASAN……… 27

A. Gambaran Umum Sekolah………... 27

1. Sejarah Berdirinya……… 27

2. Motto, Visi, dan Misi……… 29

3. Struktur Organisasi……… 30

4. Ekstrakulikuler……….. 32

B. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan………...………. 33

1. Kegiatan Observasi Kelas……… 33

2. Kegiatan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran………….. 36

3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar………. 73

C. Hasil Refleksi dan Evaluasi……… 89

1. Kendala-Kendala dalam Proses Pembelajaran……… 89

2. Upaya Menyelesaikan Kendala dalam Proses Pembelajaran.. 89

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……… 91

A. Kesimpulan………... 91

B. Saran………. 92

DAFTAR PUSTAKA……….. xv

(11)

commit to user DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Goresan dasar hanzi

Tabel 2 : Daftar nama siswa kelas X-F Tabel 3 : Jadwal Pelajaran Kelas X

Tabel 4 : Jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan Tabel 5 : Daftar nilai pre-test siswa kelas X-F Tabel 6 : Daftar nilai ulangan siswa kelas X-F Tabel 7 : Daftar nilai post test siswa kelas X-F

(12)

commit to user DAFTAR GAMBAR

(13)

commit to user ABSTRAK

Dwi Meinurhandayani. 2012. Penggunaan Media Flash Card dan Crossword

Puzzle untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin Siswa

SMA Negeri 4 Surakarta. Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Penulisan Tugas Akhir ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa kendala yang dihadapi siswa SMA negeri 4 Surakarta dalam mempelajari kosakata bahasa Mandarin. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penggunaan media

Flash card dan Crossword puzzle mampu meningkatakan kemampuan penguasaan

kosakata bahasa Mandarin siswa SMA negeri 4 Surakarta, kendala-kendala yang terjadi, dan upaya untuk menyelesaikan kendala tersebut. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media Flash card dan

Crossword puzzle, kendala-kendala yang terjadi, dan upaya menyelesaikan kendala

tersebut.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan kegiatan observasi, wawancara, dan study pustaka.

Penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Mandarin. Kendala yang dihadapi adalah bentuk gambar Flash card yang kurang jelas, Flash card kurang besar, dan ada beberapa siswa yang ramai, pada Crossword

puzzle adalah ada siswa yang hanya ikut-ikutan menjawab dan cara menjawab hanya

dengan pinyin. Cara menyelesaikannya adalah memberi penjelasan tentang gambar

Flash card, pengajar berdiri ditengah, dan pengajar meminta siswa untuk tenang

dengan cara menegur dan memberi pertanyaan. Pada Crossword puzzle adalah dengan memberikan soal individu dan memperlihatkan huruf hanzi pada siswa setelah selesai menjawab Crossword puzzle.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan media Flash card dan

Crossword puzzle dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam mempelajari

(14)

commit to user 提要 这篇论文讲述关于怎么用画卡和猜字谜能够提高学生掌握汉语生词的能 力。使用画卡和猜字谜教学生的困难是什么,和解决困难的办法。这篇论文是 我在梭罗国立第四中学的实习报告。 画卡会帮学生背生词。使用画卡和猜字谜能够提高学生掌握汉语生词的 能力,学生的成绩也越来越好,他们比以前更积极。 使用画卡和猜字谜教学生的时候会遇到一些困难。因为我的画卡是我自 己做的,所以有一些画儿的意思不太清楚,因为画卡不太大,所以坐在后面的 学生看不见,有时问一个学生问题的时候 其他同学没有注意。使用猜字谜的 困难是因为两个人在一起做,所以有几个学生不一起做,有的只一个人做。回 答猜字谜的问题只会用拼音写的,所以学生不能够学习写汉字。 解决使用画卡和猜字谜困难的办法是, 如果学生不明白画儿上的意思, 就给学生一些提示,以便全部学生看见那个画卡,教师站在中间,有时候走来走 去,让不回答问题的学生还能注意听讲。解决使用猜字谜困难的办法是,教师 让学生个别回答问题。

(15)

commit to user PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD DAN CROSSWORD

PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN SISWA SMA NEGERI 4

SURAKARTA

Dwi Meinurhandayani1

Teguh Sarosa, S.S.M.Hum2 Pan Shaoping3

ABSTRAK

2012. Penggunaan Media Flash Card dan Crossword Puzzle untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin Siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Penulisan Tugas Akhir ini dilatarbelakangi oleh adanya

beberapa kendala yang dihadapi siswa SMA negeri 4 Surakarta dalam mempelajari kosakata bahasa Mandarin. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle mampu meningkatakan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Mandarin siswa SMA negeri 4 Surakarta, kendala-kendala yang terjadi, dan upaya untuk menyelesaikan kendala tersebut. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle, kendala-kendala yang terjadi, dan upaya menyelesaikan kendala tersebut.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

1 Mahasiswa Jurusan D III Bahasa China dengan NIM C9609009 2

Dosen Pembimbing I

3 Dosen pembimbing II

melakukan kegiatan observasi, wawancara, dan study pustaka. Penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Mandarin. Kendala yang dihadapi adalah bentuk gambar Flash card yang kurang jelas, Flash card kurang besar, dan ada beberapa siswa yang ramai, pada Crossword puzzle adalah ada siswa yang hanya ikut-ikutan menjawab dan cara menjawab hanya dengan pinyin. Cara menyelesaikannya adalah memberi penjelasan tentang gambar Flash card, pengajar berdiri ditengah, dan pengajar meminta siswa untuk tenang dengan cara menegur dan memberi pertanyaan. Pada Crossword puzzle adalah dengan memberikan soal individu dan memperlihatkan huruf hanzi pada siswa setelah selesai menjawab Crossword puzzle.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dapat meningkatkan penguasaan siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Mandarin.

(16)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, belajar bahasa Mandarin mulai dianggap perlu dipelajari karena bahasa Mandarin merupakan bahasa Internasional kedua setelah bahasa Inggris. Bahasa Mandarin dikatakan perlu dipelajari karena sering digunakan untuk berkomunikasi pada taraf Internasional mengingat negara China yang mulai menguasai pasar bisnis dunia. Untuk menjalin kerja sama yang baik dengan negara China kita diharuskan mampu berkomunikasi dengan baik dengan menggunakan bahasa Mandarin. Oleh karena itu bahasa Mandarin mulai dipelajari di kawasan Asia termasuk Indonesia.

Pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia mulai diberikan bagi siswa, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) baik swasta maupun negeri. Bahkan ada beberapa Universitas di Indonesia yang telah membuka program study bahasa Mandarin.

Pengajaran bahasa Mandarin diberikan di Indonesia juga dikarenakan hubungan kerjasama Indonesia dan China dalam berbagai bidang dan banyaknya warga keturunan China yang tinggal dan menetap di Indonesia, bahkan telah menjadi warga negara Indonesia yang sedikit banyak telah mempengaruhi

(17)

commit to user

kebudayaan Indonesia. Kesenian yang berasal dari negara China pun kini mudah ditemui di Indonesia, misalnya kesenian Barongsai, tari-tarian dari negara China, lagu-lagu bahasa Mandarin dan lain sebagainya.

Di kota Surakarta pelajaran bahasa Mandarin mulai dipelajari pada sebagian besar sekolah negeri dan swasta, salah satunya adalah SMA Negeri 4 Surakarta yang telah memasukkan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran mereka. Mata pelajaran bahasa Mandarin di SMA Negeri 4 Surakarta diajarkan bagi seluruh siswa, yaitu mulai dari siswa kelas X, XI, XII. Masing-masing kelas mendapatkan 1 kali pertemuan setiap minggunya. Kelas X mempelajari tentang kosakata dasar, cara melafalkan pinyin, dan cara menulis hanzi. Kelas XI mulai belajar memahami kata-kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk kelas XII mulai belajar praktek berbicara dengan menggunakan bahasa Mandarin dan praktek menulis hanzi dengan goresan yang benar.

Belajar bahasa Mandarin pada dasarnya hampir sama dengan mempelajari bahasa asing lainnya yaitu meliputi pembelajaran berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan. Masing-masing aspek tersebut pasti dipelajari pada saat kita mempelajari suatu bahasa asing, akan tetapi dalam pembelajaran bahasa Mandarin ada satu aspek lagi yang harus dikuasai, yaitu menghafal huruf Hanzi (karakter huruf dalam bahasa Mandarin). Dalam mempelajari huruf hanzi kita diharuskan menghafal karakter Hanzi pada tiap kosakata, karena setiap suku kata mempunyai

(18)

commit to user

satu karakter Hanzi. Belajar berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan dibutuhkan penguasaan kosakata yang baik, karena apa yang kita ucapkan, kita tulis, kita baca dan kita dengar merupakan kosa kata-kosa kata yang dirangkai menjadi kalimat.

Dalam pembelajaran penguasaan kosakata bahasa Mandarin, siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta menemui sedikit kesulitan. Kesulitan tersebut terjadi karena (1) Kurangnya minat siswa untuk belajar bahasa Mandarin. Hal ini disebabkan oleh anggapan siswa bahwa belajar bahasa Mandarin sangat sulit sedangkan agar siswa bisa belajar dengan baik dibutuhkan rasa senang dalam proses belajar. Menumbuhkan rasa senang dalam proses belajar juga sangat penting karena jika siswa tidak merasa senang, pasti juga siswa tidak ada perhatian. Dan akhirnya siswa akan pasif, jenuh, dan masa bodoh (Suyatno, 2005:1). (2) Kurangnya waktu tatap muka yang membuat siswa kurang bisa menguasai kosa kata baru, (3) Kurangnya variasi media pembelajaran yang mampu meningkatkan minat siswa dan kemampuan siswa untuk menguasai kosakata bahasa Mandarin.

Menguasai kosakata dalam pembelajaran bahasa Mandarin sangatlah penting, karena jika siswa tidak mengenal kosakata dalam suatu kalimat, akan menyulitkan bagi siswa dalam menjawab soal maupun menerjemahkan suatu kalimat. Mempelajari bahasa asing berarti mempelajari kosakata bahasa tersebut, karena

(19)

commit to user

kosakata merupakan komponen penting bagi kita untuk berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan, semakin banyak kosakata yang dikuasai semakin baik pula kemampuan seseorang dalam menguasai bahasa yang mereka pelajari.

Untuk meningkatakan kemampuan siswa menghafal kosakata diperlukan media dan metode yang tepat agar pembelajaran lebih efektif, menarik, dan menyenangkan mengingat waktu tatap muka di SMA Negeri 4 Surakarta yang sangat sedikit yaitu dalam satu minggu hanya ada satu kali pertemuan untuk masing-masing kelas. Belajar menghafal kosakata dengan menggunakan Flash

card atau kartu bergambar sangat membantu siswa dalam belajar mengingat dan

menghafal kosa kata dengan cara yang lebih menyenangkan, karena dalam Flash

card terdapat gambar yang dapat membantu siswa mengingat kosakata. Levie &

levie (1975) yang membaca kembali stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Dengan menambahkan visual pada pelajaran menaikan ingatan 200% ketika kosa kata diajarkan dengan menggunakan alat visual Bahkan waktu yang diperlukan untuk penyampaian konsep berkurang sampai 40% ketika visual digunakan untuk menambah presentasi verbal. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan Flash card atau kartu bergambar juga mampu menarik minat siswa untuk memperhatikan

(20)

commit to user

pelajaran dan kemudian mampu menghafalnya dengan cara yang lebih menyenangkan.

Media pembelajaran yang juga bisa bermanfaat dalam proses pembelajaran kosakata adalah dengan menggunakan Crossword puzzle yang bisa menjadi strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Penggunaan Crossword puzzle mampu memberikan rasa penasaran tentang suatu jawaban dan akhirnya siswa berusaha mencari jawaban tersebut. Jika siswa merasa penasaran tentang kosakata dari teka teki tersebut siswa akan berusaha mencari jawaban yang tepat, pada saat itulah siswa kembali membaca kosakata dan diharapkan siswa lebih mampu menguasainya. Belajar menggunakan Crossword puzzle juga dapat melatih siswa mengeja huruf dalam kosakata bahasa Mandarin karena cara mengisi Crossword

puzzle adalah dengan cara mengisi huruf perhuruf. Apabila rasa penasaran siswa

dapat dipertahankan tentunya siswa akan merasa lebih tertarik untuk mempelajari kosa kata bahasa Mandarin, kemudian melatih untuk menghafalnya. Tarigan (1986:234) menyatakan bahwa „pada umumnya para siswa menyukai permaianan dan mereka dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle,

Crosswords puzzle, anagram dan palindron. Belajar menggunakan Crossword puzzle tidak hanya dapat dikerjakan secara individu melainkan dapat juga

(21)

commit to user

Mengingat pentingnya penggunaan media pembelajaran yang lebih bervariasi dalam upaya meningkatkan minat dan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta untuk mempelajari kosakata dalam pembelajaran bahasa Mandarin, membuat penulis mengangkat judul “Penggunaan Media Flash Card dan

Crossword Puzzle Untuk Meningkatkan Kemampuan Penguasaan KosaKata

Bahasa Mandarin Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dapat meningkatkan kemampuan siswa menguasai kosakata bahasa Mandarin?

2. Apa sajakah kendala-kendala yang terjadi dalam penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin?

3. Bagaimanakah upaya untuk menghadapi kendala-kendala yang terjadi dalam penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripisikan penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dapat meningkatkan kemampuan siswa menguasai kosakata bahasa Mandarin.

(22)

commit to user

2. Untuk mendeskripsikan kendala-kendala apa saja yang terjadi dalam penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin.

3. Untuk mendeskripsikan upaya dalam menyelesaikan kendala-kendala yang terjadi dalam penggunaan media Flash card dan Crossword puzzle dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari dilaksanakannya penelitian adalah: 1. Secara Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pengajar untuk mengkaji pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa mempelajari bahasa Mandarin.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru Pamong

Sebagai bahan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi siswa saat mempelajari dan menghafal kosakata, serta bisa menjadikan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan kemampuan siswa menguasai kosakata bahasa Mandarin.

(23)

commit to user b. Bagi Siswa

Siswa menjadi lebih mudah untuk menghafal kosakata dengan media belajar yang lebih menyenangkan.

(24)

commit to user

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun diluar kelas (Soemarsono, 2007:1).

Belajar adalah suatu proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi tahu atau dari tahu menjadi lebih tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap belum baik menjadi baik, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti dan seterusnya (Drs. Purwoto, 2003:21).

Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil ketrampilan sederhana, seperti memegang botol susu dan mengenal ibunya. Selama masa kanak-kanak dan remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai dan ketrampilan hubungan sosial, demikian pula diperoleh kecakapan dalam berbagai mata pelajaran sekolah (Margaret E. Bell Gredler, 1994:1). Kemampuan orang untuk belajar ialah ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan itu memberikan manfaat bagi individu dan juga bagi masyarakat.

(25)

commit to user

Menurut pandangan Skiner, belajar ialah tingkah laku. Ketika subyek belajar responnya meningkat dan bila terjadi hal kebalikannya (unlearning), angka responnya menurun (Skiner, 1950). Karena itu belajar resminya didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.

Menurut beberapa pendapat tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa untuk memperoleh berbagai kecakapan dan keterampilan dan sikap, dan dapat memberikan respon yang meningkat, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi lebih tahu, dari belum terampil menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari belum baik menjadi baik.

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu penyampaian pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. untuk itu proses komunikasi harus diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan penyampaian pesan, tukar menukar pesan atau informasi dari setiap pengajar kepada pembelajar, atau sebaliknya. Dalam pembelajaran pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran terdapat komponen yang mempunyai prinsip yang sama dengan proses komunikasi, yaitu terdapat pesan, sumber pesan, saluran atau

(26)

commit to user

media, dan penerima pesan. Artinya pada proses pembelajaran telah menjalankan fungsi komunikasi tersebut. Komponen yang terdapat dalam pembelajaran sebagai komunikasi adalah: (a) pengajar dapat menjalankan fungsinya sebagai pemberi pesan (komunikator), (b) pembelajar sebagai penerima pesan (komunikan), (c) materi pelajaran sebagai pesan, (d) alat bantu pembelajaran sebagai saluran atau media pembelajaran dan, (e) ada faktor lain dalam pembelajaran adalah umpan balik yang manifestasinya berupa pertanyaan, jawaban, dan persilangan pendapat, baik dari pembelajar maupun dari pengajar.

C. Pembelajaran Kosakata

Pembelajaran kosakata adalah penyampaian materi tentang kosakata suatu bahasa yang bertujuan agar siswa mampu menguasai kosakata meliputi berbicara, membaca, menulis, dan mendengar, sehingga siswa mampu menggunakan kosakata tersebut untuk berkomunikasi. Pembelajaran kosakata dilakukan dengan media dan metode tertentu yang dianggap mampu meningkatkan kemampuan siswa mengasai kosakata. Ada dua hal pokok yang berkaitan dengan pembelajaran kosakata, yaitu (1) pembelajaran menurut KTSP, (2) pembelajaran kosakata menurut tradisional.

(27)

commit to user Pembelajaran Kosakata Menurut Kurikulum.

Pembelajaran kosakata diajarkan dalam konteks wacana dipadukan dengan kegiatan pembelajaran antara lain berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan. Bahkan penguasaan kosakata diperoleh dari pelajaran lain yang disebut dengan pembelajaran yang bersifat integrative dalam konteks wacana. Makin banyak seseorang membaca wacana makin banyak kosakata yang dimilikinya. Makin sering seseorang berbicara atau menulis semakin lancar dalam menggunakan kosakata (Suyono,1996:53). Dengan demikian pengajaran kosakata tidak dapat dilepaskan dari konteks sebagai relevan dengan pendekatan komunikatif yang dalam pembelajarannya dilaksanakan secara integrative. Pembelajaran kosakata di sekolah berlangsung secara bertahap.

Pembelajaran Kosakata Secara Tradisional

Pembelajaran kosakata secara tradisional adalah pengajaran kosakata yang terlepas dari konteks wacana. (Nagi, 1991:4) mengatakan bahwa secara tradisional pengajaran kosakata melibatkan pendekatan defisional. Pembelajaran dengan teknik defisien maupun penggunaanya dalam kalimat di luar konteks wacana akan sulit diperoleh maknanya secara tepat. Gillet (1986 dalam Winisih, 1997:26) mengatakan jika kata-kata tidak dilihat dari konteksnya maka kata sulit dipahami karena mempunyai berbagai kemungkinan makna.

(28)

commit to user

Pembelajaran kosakata perlu mendapat penanganan yang serius mengingat penguasaan kosa kata yang baik akan mempengaruhi komunikasi baik lisan maupun tertulis pada siswa. Kurangnya penguasaan kosa kata adalah sesuatu yang menghambat bagi siswa.

D. Pengertian Kosakata

Berdasarkan KBBI (2003:597) kosakata adalah perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang dimiliki suatu bahasa . Pendapat ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hendri Guntur Tarigan (1985:197) bahwa ”Kosakata adalah kata-kata yang merupakan perbendaharaan suatu bahasa.” Sedangkan Soedjito (1988:1) memberikan batasan kosakata sebagai berikut: Kosakata adalah (a) Semua kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa. (b) Kata yang dipakai dalam suatu ilmu. (c) Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara. (d) Daftar kata yang disusun kamus disertai penyelesaian singkat dan praktis.

Secara tradisional kata dijelaskan sebagai kumpulan huruf yang mengandung arti (Tardjan Hadidjaja,1963:19, S. Zainuddin,1956:39). Sejumlah kosakata yang dimiliki siswa, belum tentu siswa yang bersangkutan benar-benar terampil dalam berbahasa. Belum tentu semua kata-kata yang dimiliki benar-benar dipahami maknanya, sehingga mampu menerapkannya dalam kegiatan berbahasa, baik lisan

(29)

commit to user

maupun tulisan dengan tepat. Agar siswa terampil, diperlukan pemahaman dalam penggunaan kosakata yang baik. Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1993:2) bahwa ”Kualitas ketrampilan berbahasa seseorang jelas tergantung pada kualitas kosa kata yang dimilikinya”. Semakin kaya seseorang akan kosakata yang dimilikinya, semakin besar pula kemungkinan terampil dalam berbahasa.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa kosakata adalah perbendaharaan kata yang dimiliki suatu bahasa yang mengandung arti. Dari kosakata-kosakata akan terbentuk kalimat yang akan digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.

E. Penguasaan Kosakata Bahasa Mandarin

Kosa kata bahasa Mandarin adalah perbendaharaan kata yang terdapat dalam bahasa Mandarin. Kosakata dalam bahasa Mandarin berupa huruf hanzi dan

pinyin. Dalam belajar menguasai kosakata bahasa Mandarin siswa tidak hanya

diharapkan mengerti artinya saja, tetapi juga harus mengerti cara pelafalan dan penulisannya.

Pelafalan

Untuk membantu siswa membaca hanzi maka diberikanlah pinyin (sebagai alat bantu mentranskrip huruf Mandarin). Bentuk penulisan pinyin berupa suku kata yang dinamakan yinjie (音节). Cara penulisan yinjie (音节) tidak seperti suku

(30)

commit to user

kata biasa yang terdapat dalam bahasa Indonesia, setiap suku kata dalam tulisan yinjie terdiri dari huruf konsonan shengmu (声母), vocal yunmu (韵母), dan diberi tanda intonasi shengdiao ( 声 调 ). Satu silabel pinyin berfungsi untuk mentranskripkan satu huruf. Akan tetapi, satu silabel tidak selalu identik dengan satu huruf. Artinya satu silabel pinyin dapat mewakili satu atau beberapa huruf. Dalam bahasa Mandarin, pinyin yinjie memiliki sekitar 400 suku kata dan setelah dikombinasikan dengan intonasinya, jumlahnya bertambah sekitar 1.300 buah. Pelafalan Konsonan

Cara mengeja konsonan: a) Suara bibir : b p m t b) Suara ujung lidah : d t n l c) Suara akar lidah : g k h d) Suara belakang lidah : j q x

e) Suara lidah melingkar kerongga atas : zh ch sh r f) Suara lidah menuju gigi depan : z c s

Cara Mengucapkan Huruf Konsonan: b dibaca p

d dibaca t g dibaca k

(31)

commit to user pengucapan bahasa Indonesia.

Cara Mengucapkan Konsonan j, q, x j dibaca ci

q dibaca ji x dibaca xi

Cara Mengucapkan Konsonan z, c, s z dibaca ce

c dibaca je s dibaca se Vocal :

1. Vocal tunggal : a, o, e, i, u, ü

2. Vocal ganda : ai, ao, ei, ia, iao, ie, iu (iou), ou, ua, uai, ui (uei)

3. Vocal nasal : an, ang, en, eng, ian, iang, in, ing, iong, ong, uan, uang, un (uen), ung, üan, ün.

Intonasi (声调)

Intonasi adalah hal yang sangat vital, yang berfungsi sebagai alat untuk membedakan antara silabel satu dengan yang lainnya atau kata-kata yang identik. Ada empat nada:

1. Nada 1 : ―

(32)

commit to user 3. Nada 3 : v

4. Nada 4 : \

Tanda nada diletakkan diatas huruf vocal dengan urutan a o e i u ü Contoh : měi, duì, cuò

Khusus untuk iu tanda baca diletakkan diatas u, contoh : qiú Menulis Hanzi

Penulisan huruf hanzi memiliki aturan dalam penulisan goresannya, yaitu:

Tabel 1.

Goresan Dasar Hanzi Bentuk

Goresan

Nama Goresan

Cara Penulisan Goresan Contoh

Hanzi

横 (heng) Dari kiri mendatar ke kanan 二 竖 (shu) Dari atas lurus ke bawah 十 撇 (pie) Dari atas melengkung ke kiri bawah 月 捺 (na) Dari atas melengkung ke kanan bawah 大 点 dian) Dari atas lurus ke kanan bawah, kecil 六 提 (ti) Dari bawah ke atas kanan, tarikan lepas 江 折 (zhe) Dari kiri mendatar ke kanan, lalu ditarik

ke bawah, tarikan lepas 口

钩 (gou) Dari goresan yang diikuti ditarik pancing 我 Sumber : Bahasa Mandarin Untuk Pemula; Percakapan Dasar Bahasa Mandarin; New Practical Chinese Reader Textbook; 500 Basic Chinese

(33)

commit to user

Penulisan huruf hanzi memiliki aturan dalam penulisannya yaitu: 1. Penulisan dimulai dari heng ( ) kemudian shu ( ) contoh: 十 2. Penulisan dimulai dari pie ( ) kemudian na ( ) contoh: 人 3. Dari atas kemudian kebawah contoh: 三

4. Dari kiri ke kanan contoh: 明 5. Dari luar ke dalam contoh: 同

6. Dari luar dalam lalu tutup contoh: 国 7. Dari tengah kiri lalu kanan contoh: 小

dan aturan-aturan lainnya yang merupakan aturan dalam menentukan goresan mana yang harus ditulis terlebih dahulu.

F. Pengertian Bahasa Mandarin

Mandarin adalah sebuah kategori dialek China terkait cara berbicara di sebagian besar China utara dan selatan hingga barat. Dalam penggunaan sehari-hari, "Mandarin" mengacu pada Standar China atau Standar Mandarin (Pǔtōnghuà / Guóyǔ / Huáyǔ), yang merupakan bahasa lisan resmi dari Republik Rakyat Cina (RRC), bahasa resmi Republik China (RRC / Taiwan), dan salah satu dari empat bahasa resmi Singapura. Hal ini juga berfungsi sebagai bahasa

(34)

commit to user

pengantar di RRC dan di Taiwan. Standar Mandarin didasarkan pada dialek Mandarin tertentu yang diucapkan di Beijing. Cukup disebut "China". Dalam dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa, adalah salah satu dari enam bahasa resmi PBB. Dalam pengertian yang lebih luas, istilah bahasa Inggris "Mandarin" digunakan untuk merujuk kepada berbagai kelompok dialek Mandarin yang diucapkan di China utara dan barat daya (Guānhuà / Běifānghuà).

G. Media Pembelajaran 1. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau mengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Scram mengatakan bahwa media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan intruksional. Y. miarso, mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarannya. Maka

(35)

commit to user

secara umum media adalah “alat bantu” yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifitaskan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas.

Ciri Umum Media Pembelajaran

Media pembelajaran identik dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata raga yaitu suatu bentuk yang dapat diraba, dilihat, didengar, diamati melalui panca indra. Tekanan utama media adalah terletak pada benda atau hal-hal yang dilihat, didengar, dan diraba. Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam proses pembelajaran antara pengajar dan pembelajar. Media pembelajaran adalah semacam alat bantu dalam proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pengertian lain, media pembelajaran merupakan suatu perantara (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian media pembelajaran mengandung aspek alat dan teknik yang sangat erat kaitannya dengan metode

(36)

commit to user mengajar.

Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran apabila dilihat dari sudut pandang yang luas, tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja. Melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan tingkah laku pengajar. Maka media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan)

b. Alat-alat audio visual, alat-alat yang tergolong ini yaitu: 1) Media proyeksi (overhead, projector, slide, film, dan LCD),

2) Media non proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik dan lain-lain) dan

3) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah.

c. Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu, slide, film strif, film rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium elektronik, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, system interkomunikasi, komputer, internet. d. Kumpulan benda-benda, yaitu berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian,

(37)

commit to user

industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain.

e. Contoh-contoh kelakuan, perilaku pengajar. Pengajar memberikan contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, memberi contoh perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.

Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya. Maka, untuk menggunakan suatu media pembelajaran secara baik, efektif, dan efisien dalam proses pembelajaran diperlukan kemampuan, pengetahuan dalam memilih, menggunakan, dan kemampuan untuk mendesain serta membuat suatu media pelajaran tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan media dengan tujuan pembelajaran, metode, materi pembelajaran, kondisi pembelajar. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Mempermudah pembelajaran di kelas,

b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

c) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar, dan d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

(38)

commit to user

a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar,

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar untuk menguasai tujuan pengajaran dengan baik,

c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya berkomunikasi verbal melalui kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,

d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktifitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. 2. Media Flash Card

Flash card atau kartu bergambar adalah kartu kecil yang berisi

gambar-gambar, teks, atau tanda symbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Kartu bergambar (Flash card) biasanya berukuran 8x12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi.

Flash card sangat mudah digunakan karena bentuknya yang kecil, mudah

disimpan dan dibawa kemana-mana. Dengan menggunakan Flash card pembelajaran menjadi tidak monoton karena siswa menjadi aktif saat pengajar

(39)

commit to user

menggunakan media Flash card untuk alat tebak kata. Menggunakan media Flash

card dalam pembelajaran sangat praktis karena dilihat dari cara pembuatan dan

penggunaanya yang sangat praktis, dalam penggunaan media ini guru tidak harus mempunyai keahlian khusus dan tidak membutuhkan listrik. Selain itu belajar mengenal kosakata dengan menggunakan Flash card juga gampang diingat karena karakteristik media Flash card yang menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan, sajian pesan pendek ini akan membantu siswa mengingat kosakata.

Fungsi Flash card :

1. Untuk menarik minat siswa agar lebih aktif selama pembelajaran kosakata dalam bahasa Mandarin.

2. Untuk melatih siswa menghafal kosakata bahasa Mandarin dengan cara Tanya jawab menggunakan Flash card.

Langkah – langkah penggunaan media Flash card:

1. Tunjukan bagian depan kartu (yang berisi gambar atau kata dalam bahasa Mandarin) kepada siswa,

2. Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap kepada siswa,

3. Sambil menunjukan kartu, guru membacakan teks bahasa Mandarin sesuai pelafalan yang tertera dibelakang kartu, kemudian bacakan pula artinya agar

(40)

commit to user siswa paham,

4. Bacakan teks pada kartu dengan suara yang terdengar jelas dan bimbinglah siswa agar mengikuti,

5. Jangan beralih kekartu lain sebelum siswa dapat mengikuti pelafalan bahasa Mandarin dengan baik dan benar. Ulangi sampai lafal bahasa Mandarin yang diucapkan siswa baik dan benar,

6. Lakukan berulang-ulang secara konsisten, agar siswa dapat belajar secara sistematis sehingga daya serapnya dalam mengingat akan optimal.

3. Media Crossword Puzzle

Crossword puzzle atau teka-teki silang adalah suatu permainan di mana

kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori 'mendatar' dan 'menurun' tergantung arah kata-kata yang harus diisi.

Belajar dengan menggunakan Crossword puzzle akan memberikan variasi pembelajaran yang lebih menyenangkan. Crossword puzzle mampu membangkitkan rasa ingin tahu pada siswa. Belajar menggunakan Crossword

puzzle juga dapat menambah perbendaharaan kata pada siswa, karena pada saat

siswa mengisi teka-teki silang secara tidak langsung siswa dilatih untuk menghafal kosakata.

(41)

commit to user Fungsi Crossword puzzle :

1. Untuk lebih memperkaya kosakata dalam pembelajaran bahasa Mandarin. 2. Untuk memantapkan hafalan kosakata dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Langkah-langkah penggunaan media Crossword puzzle:

1. Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari,

2. Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi oleh kata-kata yang telah dipilih. Seperti yang ada diteka teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperluakan,

3. Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pernyataan-pernyataan mengarah kepada kata-kata tersebut,

4. Bagikan teka-teki ini kepada siswa. Bisa individu atau kelompok, 5. Batasi waktu mengerjakan,

6. Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan benar.

(42)

commit to user

27 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 4 Surakarta

Pada awal perkembangannya SMA Negeri 4 Surakarta yang ada sekarang adalah SMA bagian C yang didirikan pada tahun 1966 oleh Bapak Drs.GHP, M. Prawironegoro dan setelah itu berganti nama menjadi SMA Negeri III bagian C Surakarta dengan kepala sekolah adalah Bapak Drs.GHP, M Prawironegoro dan Bapak Kabul Dwijo Laksono sebagai wakil kepala sekolahnya.

SMA Negeri III bagian C Surakarta pertama-tama menempati gedung SD Ksatrian Baluarti Surakarta yang berlangsung dari tahun 1959-1951, kemudian pindah ke gedung SMP Kristen Banjarsari dan SMP Negeri IV Jalan Trian Solo yang berlangsung dari tahun 1951-1958 yang semuanya berlangsung siang hari antara jam 13.00 sampai dengan 18.00 WIB.

Karena peminatnya terlampau banyak maka SMA Negeri III bagian C dipecah menjadi dua bagian dengan SK Menteri PP dan K No.4083/B III Agustus 1955, pemecahan itu yakni:

1. SMA Negeri 4 Surakarta bagian C dengan kepala sekolahnya Bapak Drs.GHP, M Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen Banjarsari Solo.

(43)

commit to user

2. SMA Negeri 5 bagian C dengan kepala sekolah Bapak Kabul Dwijo Laksono, sekolah ini menempati gedung SMP Negeri 4 Jalan Trian Solo. Pada bulan Agustus 1958 kedua SMA tersebut pindah ke gedung SMA yang baru di Jalan Laksamana Adisucipto No.1 Solo ( yang sekarang menjadi gedung induk) dengan pembagian waktu belajar yaitu : Untuk SMA Negeri 4 Bagian C masuk pagi antara pukul 07.00-12.00 WIB, dan SMA Negeri 5 bagian C masuk siang dari pukul 13.00 sampai dengan 18.00 WIB.

Dengan adanya program SMA gaya baru pada tahun 1963 yang semua SMA harus mempunyai jurusan ilmu pasti dan pengetahuan alam, sastra sosial dan sastra budaya, sehingga SMA Negeri 4 Surakarta yang berada di jalan Laksamana Adisucipto No.1 sampai sekarang, sedangkan untuk SMA bagian C diubah menjadi SMA Negeri 5 Surakarta yang terletak di Bibis Lingkik Surakarta, pada bulan Septembar 1974.

Dengan adanya perpindahan tersebut maka seluruh kompleks bangunan SMA di jalan Laksamana Adisucipto No.1 Surakarta sepenuhnya dipergunakan oleh SMA Negeri 4 Surakarta.

Sejak awal berdirinya SMA Negeri 4 Surakarta telah beberapa kali mengalami pergantian kepemimpinan, yakni antara lain:

1. Tahun 1950-1960 : Bapak Drs. GHP.M. Prawironegoro 2. Tahun 1960-1972 : Bapak KRT. Tondonegoro

(44)

commit to user 3. Tahun 1973-1978 : Bapak Drs. Kartono 4. Tahun 1979-1986 : Bapak Winoto Sugeng 5. Tahun 1986-1992 : Ibu Sutami

6. Tahun 1992-1994 : Bapak Ahmad Sukri, SH 7. Tahun 1994-1995 : Bapak Soegiman, B.Sc 8. Tahun 1995-2000 : Bapak Drs. Sadiyat

9. Tahun 2000-2002 : Ibu Dra. Hj Tatik Sutarti, MM

10. Tahun 2002-Septembar 2007 : bapak Drs. Soedjinto SF. MM 11. Tahun 2007-2011 : Bapak Drs. Edy Pudyanto

12. Tahun 2011- sekarang : Bapak Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd.

2. Motto, Visi dan Misi SMA Negeri 4 Surakarta

MOTTO:

Megah, Indah, Jaya

VISI:

Unggul Dalam Prestasi, Santun Dalam Perilaku

Dengan indikator:

1. Unggul dalam Ujian Nasional

(45)

commit to user 3. Unggul dalam lomba akademik dan non akademik

4. Unggul dalam mentalitas dan moralitas

Misi

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani, dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan dengan upaya:

1. Memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan siswa

2. Mengantarkan siswa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Menyediakan wahana Pembina siswa melalui pengembangan IMTAQ

4. Memperluas pengetahuan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pembelajaran.

3. Stuktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta

Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan. Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam

(46)

commit to user

penanganannya. Oleh sebab itu, SMA Negeri 4 Surakarata dalam pengelolaannya memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 1.

Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta

Keterangan : Garis komando Garis Koordinas

Dasar dari struktur organisasi di SMA negeri 4 Surakarta, yaitu:

1. Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No. 0371/0/1978 tertanggal 22 Desember 1978

2. Juklak Adsministrasi Pendidikan di sekolah kurikulum SMA ( Depdikbud 1964 hal 4)

Wks.Kurikulum Kurikulum

Kepala Sekolah

Koor. Tata Usaha

Wks.Sarana Prasarana Komite Sekolah

Wks. Kesiswaan Wks. Humas

Siswa

(47)

commit to user

Tugas dari struktur organisasi di SMA Negeri 4 Surakarta:

1. Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan Depdiknas di bawah tanggung jawab kepala Kantor Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta.

2. Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian tamatan SMP.

3. Melaksanakan kurikulum yang berlaku.

4. Membina hubungan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. 5. Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa.

6. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah.

4. Ekstrakulikuler

Tujuan Ekstrakulikuler

Adalah untuk dapat lebih memperkaya dan memperluas wawasan, mendorong pembinaan nilai atau sikap serta kemungkinan penerapan lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum baik program inti maupun program khusus.

(48)

commit to user

Jenis kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 4 Surakarta antara lain:

1. Pasukan inti 15. KIR IPA 30. MADING

2. Pramuka 16. Teater 31. PS2K/rokhis

3. PKS 17. OTAKU/bahasa jepang 32. Basket 4. Karate 18. Seni musik 33. Rebana 5. Olimpiade fisika 19. Dance/cheerleader

6. Kimia 20. Baca tulis AL-QUR’AN

7. Biologi 21. PMR

8. Matematika 22. Seni tari tradisional 9. Akutansi 23. Sepak bola/futsal 10. Ekonomi 25. Bulu tangkis

11. Astronomi 26. Conversation/bahasa Inggris 12. Komputer 27. Taekwondo

13. Bahasa Indonesia (KIR)28. Koor/acapella

14. IPS 29. PAL

B. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan 1. Kegiatan Observasi Kelas

Keadaan Siswa Kelas X-F Pada Umumnya

Keadaan kelas X-F hampir sama dengan keadaan kelas X lainnya. Kelas terlihat rapi dan bersih. Media yang tersedia di kelas juga memadai, terdapat LCD,

White board, dan alat tulis seperti spidol dan penghapus. Siswa kelas X-F

(49)

commit to user

pelajaran berlangsung siswa kelas X-F mampu mengikuti pelajaran dengan baik meskipun ada beberapa siswa yang terlihat kurang memperhatikan pelajaran atau bercanda dengan temannya, namun disaat guru pamong menegur, siswa langsung kembali memperhatikan penjelasan dari guru pamong.

Struktur Kelas X-F

Ketua : Irfiade Zarkasyi Talaththof Wakil ketua : Nurma Yunita Ningsih Sekertaris 1 : Suci Cahyaningrum Sekertaris 2 : Astiti Wahyu Murti

Bendahara 1 : Rizki Musidatun Bakdiyah Bendahara 2 : Endah Budiningsih

(50)

commit to user

Berikut ini adalah daftar nama siswa kelas X-F SMA Negeri 4 Surakarta Tabel 2.

Daftar Nama Siswa Kelas X-F NO. NIS NAMA SISWA

1 19261 Agita Desi Pespita

2 19262 Ahmad Iqbal Wahid Dimyati 3 19263 Akbar Pradana Putra Sarinop 4 19264 Andika Wahyu Sukma 5 19265 Astiti Wahyu Murti 6 19266 Binti Qoeroti 7 19267 Devi Malinda 8 19268 Endah Budiningsih

9 19269 Erwin Dyah Wahyu Novitasari 10 19270 Fajar Pradiyta Gotawa

11 19271 Hanafi Mualim 12 19272 Ihang Panji Pusaka

13 19273 Irfiade Zarkasyi Talaththof 14 19274 Kevin Ajat Sudrajat

15 19275 Kumala Dhea Pradani 16 19276 Mochammad Fajara Fadillah 17 19277 Moniek Ramadhani Tri Utami 18 19278 Muftika Hanung

19 19279 Muhamad Seno Probo Waskito 20 19280 Muhammad Faizal

21 19281 Muhammad Rifai 22 19282 Nur Fitri Istiqomah 23 19283 Nurma Yunita Ningsih 24 19284 Octarina Nuria Salsabila 25 19285 Raden Ilham Yulidar 26 19286 Rizki Musidatun Bakdiyah 27 19287 Singgih Wijayanto

28 19288 Suci Cahyaningrum 29 19289 Surya Yuli Astuti 30 19290 Umu Fadhilah Isnaini

31 19291 Winda Kartika Puspitasari Wiranto 32 19292 Wingkan Septianing P

(51)

commit to user

2. Kegiatan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan menejemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar Isa dan dijabarkan dalam silabus. Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP adalah menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif dan berhasil, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaannya dalam pembelajaran.

Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, ketrampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. RPP merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan baik untuk guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus

(52)

commit to user

ada dalam setiap RPP sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik.

Tujuan dan manfaat RPP adalah memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator, memberikan gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek, serta memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa.

(53)

commit to user

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin

Materi : Kosakata baru tentang arah mata angin Pertemuan Ke : 2 (Dua) Kelas : X-F Semester : 2 ( Dua ) Waktu : 1X45 Menit Tanggal : 9 Februari 2012 I. Standar Kompetensi

Siswa mampu memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari dan di sekolah.

II. Kompetensi dasar

1. Menguasai kosakata baik dalam pelafalan dan mengenal hanzi. 2. Memahami arti kosakata dalam kalimat atau dialog sederhana. III. Indikator

1. Siswa mampu menguasai arti dari kosakata.

2. Siswa mampu melafalkan kosakata dalam bahasa Mandarin dengan benar. 3. Siswa mampu memahami arti kosakata dalam kalimat atau dialog

(54)

commit to user IV. Materi Pembelajaran

4 Mata Angin (四个方向)

北 běi : Utara

北边 běi biān : Sebelah Utara 南 nán : Selatan

南边 nán biān : Sebelah Selatan 东 dōng : Timur

东边 dōng biān : Sebelah Timur 西 xī : Barat

西 边 Xī biān : Sebelah Barat 前 qián : Depan

前面 qián miàn : di Depan 后 hòu : Belakang

后面 hòu miàn : di Belakang 左 zuǒ : Kiri

左边 zuǒ biān : Sebelah kiri 右 yòu : Kanan

右边 yòu biān : Sebelah Kanan 中 zhōng : Tengah/Pusat 中间 zhōng jiān : di Tengah

里 lǐ : Dalam

里面/里边 lǐ miàn/lǐ biān : di Dalam 外 wài : Luar

外面/外边 wài miàn/wài biān : di Luar 厕 所 : kamar mandi cè suǒ 停 车 场 : tempat parkir tíng chē cháng 办公室 : kantor bàngòngshì 食 堂 : kantin shí táng 校 长 室 : kantor kepsek xiào zhǎng shì 图 书 馆 : perpustakaan tú shū guǎn 然 后 : kemudian rán hòu 对 : benar duì

(55)

commit to user 不 用 谢 : jangan sungkan bù yòng xi

V. Media

Power point.

VI. Metode Pembelajara

Metode Ceramah, Metode Latihan, dan Metode Penugasan VII. Sumber Belajar

Buku materi:

Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta: Yudistira.

VIII. Langkah-langkah Kegiatan A. Pembukaan:

1. Mengucapkan salam 2. Berdoa bersama-sama 3. Mengabsen siswa B. Inti

(56)

commit to user Eksplorasi 1. Dalam pertemuan kedua ini

guru menjelaskan tentang kosakata baru arah mata angin menggunakan media power point.

2. Guru memberi contoh bagaimana melafalkan kosakata dengan benar. 3. Guru menjelaskan arti dan

contoh penggunaan kosakata dalam sebuah kalimat.

1. Siswa memperhatikan apa yang guru jelaskan tentang kosakata arah mata angin.

2. Siswa menirukan pelafalan yang telah dicontohkan oleh guru. 3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru.

Elaborasi 1. Guru meminta siswa untuk membaca kosakata

bersama-sama tanpa contoh dari guru, dengan pelafalan yang benar.

2. Guru mengecek pelafalan siswa dan membenarkan apabila ada yang salah

1. Siswa membaca kosakata

bersama-sama.

2. Siswa membenarkan pelafalan yang salah.

Konfirmasi 1. Guru memberikan pertanyaan tentang arti kosakata yang telah dipelajari.

1. Siswa menjawab pertanyaan guru.

C. Penutup

1. Meringkas pelajaran

2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas

3. Pemberian PR untu menulis hanzi dari kosa kata yang telah ditentukan guru. 4. Menyampaikan materi yang akan datang yaitu dialog percakapan 图书馆在哪 儿?

(57)

commit to user 5. Salam penutup

Surakarta, 9 Februari 2012 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

NIP: NIP:

(58)

commit to user

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin

Materi : Kosakata tentang arah mata angin Pertemuan Ke : 4 (Empat) Kelas : X-F Semester : 2 ( Dua ) Waktu : 1X45 Menit Tanggal : 23 Febfuari 2012 I. Standar Kompetensi

Siswa mampu menguasai wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari dan di sekolah.

II. Kompetensi dasar

1. Menguasai kosakata baik dalam pelafalan dan mengenal hanzi. 2. Memahami arti kosakata dalam kalimat atau dialog sederhana. III. Indikator

1. Siswa mampu menguasai arti dari kosakata.

2. Siswa mampu melafalkan kosakata dalam bahasa Mandarin dengan benar. 3. Siswa mampu memahami arti kosakata dalam kalimat atau dialog

sederhana.

(59)

commit to user VI. Materi Pembelajaran

学 生 : 你 好 Nǐ hǎo

老 师 : 你 好 Nǐ hǎo

学 生 : 对不起 ,厕所 在 哪儿 ? Duìbùqǐ, cèsuǒ zài nǎr 老 师 : 厕所 在 食堂 的 北 边

cèsuǒ zài shítáng de běi biān

学 生 : 校长室 在 哪儿 ? xiàozhǎngshì zài nǎr

老 师 : 校长室 在 食堂 的 东 边

xiàozhǎngshì zài shítáng de dōng biān 学 生 : 图书馆 呢 ?

túshūguǎn ne

老 师 : 图书馆 在 食堂 的 南 边

túshūguǎn zài shítáng de nán biān

学 生 : 办公室 呢 ? bàngòngshì ne ?

老 师 : 办公室 在 食堂 的 西 边 bàn gòng shì zài shítáng de xī biān

(60)

commit to user

学 生 : 老师 , 食堂 在 图书馆 和 厕所 中间 吗 ? Lǎoshī, shítáng zài túshūguǎn hé cèsuǒ zhōngjiān ma

老 师 : 对 阿 ,食堂 在 图书馆 和 厕所 中 间

duì ā, sh táng zài túshūguǎn hé cèsuǒ zhōng jiān 学 生 : 然后 , 停车处 呢 ?

Ránhòu, tíngchēchǔ ne

老 师 : 停车场 在 厕所 的 东 边

tíngchēchá zài cèsuǒ de dōng biān

学 生 : 谢谢 xièxiè 老 师 : 不 用 谢 bù yòng xiè Soal latihan: 1. 厕 所 在 哪儿 ? Cèsuǒ zài nǎr 2. 图书馆 在 哪儿 ? túshūguǎn zài nǎr 3.食堂 在 哪儿 ? shítáng zài nǎr 4.校长室 在 哪儿 ?

(61)

commit to user xiàozhǎng shì zài nǎr

5.办公室 在 哪儿 ? bàn gòng shì zài nǎr ? V. Media

Flash card dan Power point.

VI. Metode

Metode Ceramah dan Metode Latihan.

VII. Sumber Belajar Buku materi:

Sri Haryati dan Tsai Fu Mei. 2010. Mudah belajar Mandarin 学汉语很容易. Jakarta: Yudistira.

VIII. Langkah-langkah kegiatan A. Pembukaan:

1. Mengucapkan salam 2. Berdoa bersama-sama 3. Mengabsen siswa B. Inti

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Eksplorasi 1. Guru memulai pelajaran dengan mereview pelajaran kosakata minggu lalu, yaitu tentang arah mata angin

1. Siswa

memperhatikan apa yang guru jelaskan dan menebak

(62)

commit to user menggunakan media Flash

card.

2. Guru mengajak siswa

membaca dialog

percakapan.

3. Guru menjelaskan tentang arti dari dialog percakapan yang telah dibaca.

kosakata yang ada dalam Flash card. 2. Siswa membaca

dialog percakapan dengan menirukan pelafalan guru. 3. Siswa

mencatat arti dari dialog percakapan. Elaborasi 1. Guru meminta siswa untuk

membaca kosakata bersama-sama tanpa contoh dari guru, dengan pelafalan yang benar.

2. Guru mengecek pelafalan siswa dan membenarkan apabila ada yang salah

1. Siswa membaca kosakata

bersama-sama.

2. Siswa membenarkan pelafalan yang salah.

Konfirmasi 1. Guru memberikan soal latihan kepada siswa.

2. Guru membahas jawaban dari soal latihan.

1. Siswa menjawab soal latihan. 2. Siswa mencocokan jawaban dan membenarkan jawaban dari masing-masing siswa jika salah. C. Penutup 1. Meringkas pelajaran

2. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya bila belum jelas

(63)

commit to user 4. Salam penutup.

Surakarta, 23 Februari 2012 Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

NIP: NIP:

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : SMA Negeri 4 Surakarta

Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin

Materi : Kosakata tentang arah mata angin Pertemuan Ke : 5 (lima) Kelas : X-F Semester : 2 ( Dua ) Waktu : 1X45 Menit Tanggal : 1 Maret 2012 I. Standar Kompetensi

Siswa mampu menguasai kosakata dan memahami wacana lisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari dan di sekolah. II. Kompetensi dasar

(64)

commit to user

2. Memahami arti kosakata dalam kalimat atau dialog sederhana. III. Indikator

1. Siswa mampu menguasai arti dari kosakata baru.

2. Siswa mampu melafalkan kosakata dalam bahasa Mandarin dengan benar.

3. Siswa mampu memahami arti kosakata dalam kalimat atau dialog sederhana.

4. Siswa mampu menjawab soal-soal latihan dengan benar. IV. Materi Belajar

B. Jodohkanlah 1. 厕所 A. Dimana 2. 图书馆 B. Terimakasih kembali 3. 东边 C. Kantin 4. 食堂 D. Guru 5. 学生 E. Luar 6. 南边 F. Dalam 7. 老师 G. Kemudian 8. 校长 H. Kamar kecil 9. 对不起 I. Maaf 10. 在哪儿 J. Murid

(65)

commit to user 11. 和 K. Belakang 12. 对 L. Kiri 13. 然后 M. Terima kasih 14. 谢谢 N. Dan 15. 不用谢 O. Depan 16. 左边 P. Kepala Sekolah 17. 后边 Q. Timur 18. 前边 R. Selatan 19. 里边 S. Benar 20. 外边 T. Perpustakaan

C. Pilihlah jawaban benar dui (对)atau salah cuo (错) berdasarkan denah yang telah ditentukan!

1. 我 的 教室 在 大 树 的 北 边 (……….) wǒ de jiàoshì zài dàshù de běibiān

2. 食堂 在 厕所 的南边 (...) shítáng zài cèsuǒ de nánbiān

3. 图书馆 在 食堂 和 我的教室 的 中间 (……….) túshūguǎn zài shítáng héwǒ dejiàoshì de zhōngjiān

4. 广场 在 厕所 和 食堂 的 中间 (……….) guǎngcháng zài cèsuǒ hé shítáng de zhōngjiān

(66)

commit to user

5. 厕所 在 广场 的 西边 (…...) cèsuǒ zài guǎngcháng de xī biān

6. 校长室 在 图书馆 的 南边 (...) Xiàozhǎng shì zài túshūguǎn de nán biān

7. 办公室 在 校长室 的 东边 (...) bàn gòng shì zài xiàozhǎng shì de dōngbiān

8. 图书馆 在 我 的 教室 的 西边 (...) túshūguǎn zài wǒ de jiàoshì de xī biān

9. 停车处 在 广场 的 东边 (...) tíngchēchǔ zài guǎngcháng de dōngbiān

10. 广场 在 厕所 的 西 边 (...) guǎngcháng zài cèsuǒ de xī biān

No Hanzi Hanyu Pinyin

Kegunaan 1

个 gè Digunakan untuk umum seperti orang, murid, benda-benda umum

2

张 zhāng Digunakan untuk benda- benda berbentuk lembaran seperti papan tulis, meja, kertas, peta, tiket, dll

3

本 běn Digunakan untuk benda-benda berjilid seperti buku kamus, komik,majalah,dll

4

盆 pén Digunakan untuk benda yang berada di dalam pot seperti bunga

5

把 bǎ Digunakan untuk benda yang dipegang seperti kursi,sapu,penggaris,dll

Gambar

Tabel 1    : Goresan dasar hanzi
Gambar 1  : Struktur organisasi SMA Negeri 4 Surakarta

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian sebelumnya berjudul Disonansi Kognitif Konsumen Pelumas Pertamina Di Kelurahan Komperta Plaju yang dilakukan oieh Muhammad Daniel (2008) Nim 21.2004.153 M.

Gudang Garam Tbk Kediri merupakan perusahaan yang memproduksi rokok kretek dengan selalu mengedepankan kualitas produk yang diproduksi, dimana hal tersebut dapat diketahui

ah pada usia muda menghadapi problem atau masal mukakan bahwa dampak dari seorang wanita yang mela pada anak yang dilahirkannya. Hal tersebut sering me ngtua,

When you hear the four statements, look at the picture on your test paper and choose the statement that best describes what you see in the picture.. Then, on your answer sheet, find

2Ol4 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Angaran Bagian lGsra Setda llabupaten Musi Banyuasin Nomor : 03g Tahun 2014 tangal 27 Januar'i 2014, Mengumumkan

menggunakan metode pembelajaran role playing berbantuan media audio visual dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V

Dari strategi ini diharapakan nanti permasalahan utama agribisnis kopi robusta di Kabupaten Solok yaitu rendahnya kualitas beras kopi yang dihasilkan dan daya saing yang

Di sisi lain, meskipun nilai bantuan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha, namun dari hasil analisa terhadap rata-rata nilai bantuan yang diterima oleh Masyarakat