• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJEMEN PT INALUM (Persero) TESIS. Oleh EDY PRIYANTO /IM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJEMEN PT INALUM (Persero) TESIS. Oleh EDY PRIYANTO /IM"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJEMEN PT INALUM (Persero). TESIS. Oleh EDY PRIYANTO137019029/IM. MAGISTER ILMU MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN2017 ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJEMEN PT INALUM (Persero). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Oleh : EDY PRIYANTO 137019029 / IM. MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) Telah diuji pada Tanggal : 24Agustus 2017. PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA Anggota : 1. Dr. Beby KF Sembiring, SE, MM 2. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si 3. Prof. Dr. Paham Ginting, MS 4. Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) PERNYATAAN ORISINALITAS. Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini dengan judul “ANALISIS PENERAPAN. SISTEM. INFORMASI. PRODUKSI. TERHADAP. PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJEMEN PT INALUM (Persero)”disusun sebagai syarat utuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri. Adapun pengutipan teori atau data yang penulis lakukan pada bagian bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila di kemudian hari ternyata seluruh atau sebagian tesis ini terbukti bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang sesuai peraturan yang berlaku.. Medan, 24 Agustus 2017 Yang Membuat Pernyataan,. Edy Priyanto. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI PRODUKSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH MANAJEMEN PT INALUM (Persero). ABSTRAK. PT Inalum (Persero) yang pada awalnya merupakan perusahaankerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan konsorsium investor Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Company Ltd dan telah berakhir pada akhir tahun 2013 menjadi awal terjadinya perubahan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dari PMA menjadi BUMN. Proses kegiatan usaha di PT Inalum (Persero) semakin komplek, baik dari segi jenis hasil usaha, produk yang dihasilkan ataupun sumber daya yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha tersebut. Sistem informasi manajemen PT Inalum yaitu SAP ERP sangat mendukung pada setiap kegiatan perusahaan khususnya pada pengambilan keputusan untuk kegiatan operasi. Permasalahan yang dihadapi pada sistem informasi ini berupa updating data yang kadang terkendala dengan pembaruan dari sistem itu sendiri sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali normal. Penelitian ini yang bersifat deskriptif kualitatif menjadikan pimpinan bagian operasi sebagai informan untuk sistem informasi di bagian operasi/produksi. Sistem informasi SAP ERP di PT Inalum yang terdiri dari 14 modul kerja menjadi modal bagi Inalum untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam bidang aluminium. Semua modul tersebut saling terintegrasi sehingga data yang akurat dan saling berinteraksi untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Sistem informasi yang bersifat terbuka dan tertutup memberikan kemudahan bagi para pimpinan di Inalum khususnya di dalam pengambilan keputusan. Pengembangan pada sistem informasi di PT Inalum merupakan suatu keharusan guna mengantisipasi serta dapat mengikuti perkembangan teknologi baik itu keakuratan, kecepatan, kehandalan serta keamanan data. Kata kunci : Deskriptif Kualitatif, Sistim Informasi Manajemen, Pengambilan Keputusan, SAP-ERP. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) AN ANALYSIS ON THE IMPLEMENTATION OF PRODUCTION INFORMATION SYSTEM IN DECISION MAKING BY THE MANAGEMENT OF PT INALUM (Persero). ABSTRACT. PT Inalum (Persero), which used to be a joint company between the Indonesian government and a consortium of the Japanese investor with the name, Nippon Asahan Company, Ltd, and ended in 2013, has changed from PMA (Joint Venture) to BUMN (State Owned Company). The process of its activities becomes more complex in its business, its product, and its resources needed to run the business. Its management information system, SAP-ERP, highly supports each activity of the company, especially in decision making for its operation. The problem of this system is updating data which is sometimes hampered by its own renewal so that it takes a long time to be normal again. This research used descriptive qualitative method. The informant was the management of the Operation department for information system in the operation/production department. SAP-ERP information system consisted of 14 work modules which became the initial capital for the company to be the world’s class in aluminum. All the modules were integrated to one another so that the data would be accurate and interacted in yielding accurate decision. Closed and disclosed information system would make it easy for the management, especially in decision making. The development of the information system at PT Inalum is a must in order to anticipate and to follow technological development in accuracy, speed, reliability, and security of data. Keywords:. Descriptive Qualitative, DecisionMaking, SAP-ERP. Management. Information. System,. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) KATA PENGANTAR. Bismillah, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tesis sebagai tugas akhir belajar pada program Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Sumatera Utara dengan judul "ANALISIS PENERAPAN SISTEM. INFORMASI. PRODUKSI. TERHADAP. PENGAMBILAN. KEPUTUSAN OLEH MANAJEMEN PT INALUM (Persero)”. Penelitian ini telah berupaya dan berusaha dengan segala kemampuan yang ada, namun menyadari dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah membantu, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1.. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MHum. selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara.. 2.. Bapak Prof.Dr.Ramli, SE, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.. 3.. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si.selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4.. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan juga selaku Pembimbing-I yang telah banyak memberikan bimbingan dan mengarahkan peneliti dalam penulisan tesis ini.. 5.. Ibu Dr. Beby KF Sembiring, SE, MM. selaku Pembimbing-II yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.. 6.. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, M.Si.selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.. 7.. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, MEng.selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) 8.. Bapak-bapak pimpinan PT INALUM beserta seluruh karyawan/i yang ikut andil mendukung Peneliti dalam penyusunan tesis.. 9.. Ayahanda Redjo (alm) dan Ibunda Samitun terima kasih atassemua kasih sayang dan semangat yang telah diberikan serta Bapak/Ibu mertua yang telah menyemangati untuk selalu belajar.. 10. Istriku tercinta dr. Rita Adelina. serta anak-anakku tersayang Muthiah Nurhasanah, Muhammad al Fathih dan Muhammad Yusuf Habiburrahman atas semua doa dan kasih sayang yang telah diberikan. 11. Rekan-rekan Sekolah Magister Ilmu Manajemen Angkatan 2013, atas bantuan serta dukungan selama peneliti menempuh studi dan dalam penulisan tesis ini. Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada Peneliti. Peneliti menyadari tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang pemasaran. Medan, 24 Agustus 2017 Peneliti,. EDY PRIYANTO. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) RIWAYAT HIDUP. Edy Priyanto, lahir diCilacaptanggal 14 Mei 1972 merupakan anak ke-2 (dua) dari empat bersaudara dari pasangan AyahandaRedjo (alm)dan Ibunda Samitun, berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam, menikah dengan dr. Rita Adelina pada tahun 1999 dan dikaruniai 4 orang anak yaitu Muthiah Nurhasanah, Maisarah Nur Afifah (alm), Muhammad al Fathih dan Muhammad Yusuf Habiburrahman. Pendidikan Sekolah Dasar sampai pendidikan Sekolah Menengah Umum di SD Negeri Sidakaya V Cilacap, SMP Negeri III Cilacap, SMA Negeri 1 Cilacap, lulus SMA tahun 1991, dan menamatkan Program Tingkat Sarjana (S1) pada Fakultas MIPA jurusan Fisika program studi Elektronika dan Instrumentasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) lulus pada tahun 1997,. kemudian. melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013. Mulai bekerja bekerja di PT Indonesia Asahan Aluminium (PT INALUM) pada tahun 1998 sebagai staff Engineering Hydro Electric Power Plant dan pada tahun 2016 sampai sekarang bekerja pada direktorat pengembangan bagian proyek PLTU.. Medan, 24 Agustus 2017 Peneliti,. EDY PRIYANTO. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) DAFTAR ISI. ABSTRAK .................................................................................................. i ABSTRACT .................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 1.4.1. Manfaat Teoritis ........................................................ 1.4.2. Manfaat Praktis .......................................................... 1 1 8 8 8 8 8. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 2.1. Landasan Teori ................................................................... 2.1.1. Enterprise Resource Planning (ERP) ........................ 2.1.2. Modul-modul dan peranan system ERP ..................... 2.1.3. ERP sebagai Sistem Informasi ................................... 2.2. Pengertian Manajemen Produksi ......................................... 2.3. Pengertian Pengambilan keputusan ..................................... 2.3.1. Proses Pengambilan Keputusan ................................. 2.3.2. Peran SIM dalam pengambilan keputusan ................. 2.4. Penelitian Terdahulu .......................................................... 2.5. Kerangka Berpikir ............................................................... 10 10 10 12 13 14 15 17 21 23 26. BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 3.1. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 3.3. Informan Penelitian ............................................................ 3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 3.5. Definisi Operasional ........................................................... 3.6. Metode Pengukuran ............................................................ 3.7. Metode Analisis Data .......................................................... 28 28 29 29 30 33 34 36. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 4.1. Gambaran Umum Perusahaan .......................................... 4.2. Riwayat Singkat ................................................................ 4.3. Profil Perusahaan .............................................................. 4.4. Jenis Usaha ....................................................................... 4.4.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ................ 38 38 39 41 41 41. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. 4.10.. BAB V. 4.4.2. Pabrik Peleburan Aluminium ................................ Struktur Organisasi ............................................................ Bidang Usaha .................................................................... Proses Produksi ................................................................. Hasil Akhir Produksi PT Inalum ...................................... Hasil Penelitian ................................................................. Hasil Analisis .................................................................... 4.10.1. Sistem Informasi Manajemendi bagian Produksi PT Inalum (Persero) .............................................. 4.10.2. Penerapan Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan oleh pimpinan (Manager) bagian Produksi PT Inalum (Persero) ................................ 42 42 44 46 47 47 52 53. 65. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 67 5.1. Kesimpulan ....................................................................... 67 5.2. Saran ................................................................................. 68. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 69. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) DAFTAR TABEL. Nomor. Judul. Halaman. 1.1. Informasi Manajemen yang dilakukan di bagian produksi. …………………. 5. 2.1. Penelitian sebelumnya ……………………………………………………….. 23. 4.1. Jumlah Karyawan PT Inalum (2017) ………………………………………….. 45. 4.2. Standard Produk Aluminium Ingot PT Inalum …………………………….... 48. 4.3. Distribusi masa kerja pada staf yang terlibat pada sistem informasi…………... 49. 4.4. Distribusi pendidikan pada staff yag terlibat pada system informasi …….…… 49. 4.5. Daftar hasil wawancara ……………………………………………………… 50. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) DAFTAR GAMBAR. Nomor. Judul Halaman. 1.1. Proses/alur produksi di PT Inalum (Persero) …………………………………… 4. 1.2. Rencana Pengembangan Inalum hingga 2025 …………………………………. 7. 2.1. Enterprise resource Planning (ERP) …………………………………………… 11. 2.2. Lingkup sistem Informasi di Enterprise resource planning ……………………. 13. 2.3. Kerangka berpikir ……………………………………………………………… 28. 4.1. Struktur Organisasi PT Inalum (Persero) ……………………………………….. 44. 4.2. Produk Aluminium Ingot ………………………………………………………. 46. 4.3. Aliran Proses produksi Aluminium batangan ………………………………….. 47. 4.4. Alur proses data perawatan dan operasi di PT Inalum …………………………. 57. 4.5. Sistim terbuka pengendalian persediaan ……………………………………….. 58. 4.6. Proses rencana perawatan di PT Inalum ………………….…………………… 59. 4.7. Data yang diproses menjadi informasi …………………………………………. 60. 4.8. Siklus Informasi ………………………………………………………………… 61. 4.9. Alur proses data rekaman dari suatu peralatan …………………………………. 62. 4.10 Data rekaman peralatan yang ada pada sistem informasi ……………………… 62 4.11 Sistim informasi terkait dengan suku cadang peralatan pabrik ………………… 63 4.12 Informasi dan SIM untuk semua tingkat manajemen ………………………….. 65. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) DAFTAR LAMPIRAN. Nomor. 1. Judul. Halaman. Kuesioner-1 : Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Manajemen bagian produksi PT Inalum (Persero) …………………………………………………. 73. 2. Kuesioner-2 : Analisis Penerapan SIM dan Pengambilan Keputusan pada bagian Produksi PT Inalum (Persero) ……………………………………... 74. 3. Kuesioner 3 : Analisis Penerapan SIM dan Pengambilan Keputusan– pada bagian Produksi PT Inalum (Persero) ……………………………………. 76. 4. Data Operasi ……………………………………………………………………. 77. 5. SAP Product Portfolio …………………………………………………………. 82. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LatarBelakang Perubahan yang sangat cepat, yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan perhatian dan tanggapan terhadap lingkungannya. Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk kemudian merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan perusahaan (Febrianto, 2012). Dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat serta persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu menyusun strategi pengembangan bisnis serta sarana yang mendukung dan tepat untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan keunggulan bersaing dalam hal ini sistem informasi manajemen sebagai pusat data/informasi yang terkait dengan proses manajemen. Jika dilihat secara mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplementasikan proses penciptaan produk dan atau jasanya secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat (cheaper, better and faster) dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Usaha untuk menciptakan rangkaian proses tersebut bukanlah target semasa saja, melainkan sifatnya dinamis, dalam arti harus selalu diupayakan secara terus menerus dan berkesinambungan (sustainability). Sejauh perusahaan masih bisa memperbaiki kinerjanya, maka sejauh itu pula perusahaan cenderung akan mampu bertahan dalam ketatnya kompetisi global.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) SistimInformasiManajemenmemberikanbeberapamanfaatbagiorganisasibisnis sebagaisaranakoordinasi yang efektifdanefisienantarabagian/departemen, referensi yang cepatdandapatdiandalkan, pemakaiantenagakerja yang lebihsedikitdan juga dapatmeningkatkankegiatanorganisasisepertipengelolaankegiatansehari-hari (akuntansi, pergudangan, pengontrolansukucadang,pengadaanbarang,gaji dan lain lain) Perubahan sistim informasi yang telah dilakukan oleh PT Inalum dari sistem yang lama berupa Avantis sistem menjadi SAP-ERP (Enterprize Resource Planning) tidak dapat terlepas dari pengaruh yang ditimbulkan oleh dampak global sehingga dibutuhkan kesiapan infrastruktur dan sarana yang berstandar global untuk mendukung upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar mampu memenuhi kebutuhan pasar dan pelanggan yang mana pada kondisi saat ini, data dan informasi merupakan komponen penting bagi setiap proses kegiatan manajemen, baik itu pengelolaan keuangan, proses produksi sampai perencanaan sumber daya manusia. Proses kegiatan usaha di PT Inalum (Persero) semakin komplek, baik dari segi jenis hasil usaha, produk yang dihasilkan ataupun sumber daya yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha tersebut. Penambahan atau optimalisasiperalatan mesin saja tidak cukup, tetapi memerlukan manajemen selanjutnya yang lebih sesuai, maka sistem informasi sangat dibutuhkan agar dapat menunjang manajemen yang lebih sesuai. Menurut (Listiani, 2004), Tidak cukup lagi hanya pelayanan dan peralatan canggih saja yang akan memberikan kepuasan kepada pelanggan tetapi pelayanan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) dan lokasi sumber daya yang merupakan bagian langsung dari keputusan manajemen harus ditata dengan canggih pula. Pemanfaatan sumber daya perusahaan dan keputusan yang strategis sangat bergantung pada informasi-informasi yang akurat. Informasi adalah bahan mentah (the raw material) dari manajemen perencanaan, pemecahan masalah. Pengendalian dan pengawasan yang efektif hanyadapat dilaksanakan bila pimpinan mempunyai informasi yang akurat, tepat, lengkap, relevan dan aktual dalam format yang benar sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu informasi sangat dirasakan kebutuhannya, tidak saja pada pimpinan perusahaan tetapi pada setiap karyawan. Untuk meyakinkan bahwa informasi yang penting dan memadai dapat dikumpulkan, diolah dan disebarluaskan secara teratur dan terpadu, maka perlu dibentuk suatu mekanisme berkomunikasi formal melalui suatu sistem informasi manajamen (Rokiah, 1993) Sistim informasi manajemen dibangun untuk menunjang pengambilan keputusan manajemen, termasuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan atas suatu mutu produk.Dalam era globalisasi ini dimana perubahan faktor eksternal sangat cepat, sehingga berpengaruh pula pada perkembangan teknologi aluminium mulai dari hulu sampai ke teknologi hilir. Oleh karena itu, pengambilan keputusan akan selalu berkaitan dengan upaya menciptakan gagasan baru yang berkaitan denga perubahan/perkembangan permintaan pasar (Soejitno, 2002) Perkembangan sistiminformasi yang terjadiselama ini juga berdampak kepada PT. Inalum. (Persero). yang. diharuskanmelakukanberbagaiperubahandalamsistiminformasi. juga yang. ada. di. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) lingkunganperusahaan.. Hal. ditimbulkanolehpengaruh. ini. global. tidakdapatterlepasdaripengaruh serta. tuntutan. sehinggadibutuhkankesiapaninfrastrukturdansarana. yang. dari. konsumen. berstandar. untukmendukungupayapeningkatankemampuandankapasitas. yang. global yang. bertujuanuntukmeningkatkankualitaspelayanan.Informasiterhadap kemajuanteknologidalambidangpeleburanaluminiumdankelistrikan. sangat. dibutuhkan untuk memenuhituntutankebutuhanpelanggan. Padakondisiini data daninformasimerupakankomponenpentingbagi sebagaiperusahaan. global. yang. PT. Inalum(persero). bertarafinternasionaldalambidangaluminium.. Perkembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen perusahaan yang didukung oleh data yang akurat dan lebih cepat, untuk mendukung setiap keputusan manajerial diharapkan manajemen dapat lebih cepat meningkatkan upaya akuntabilitas, efisiensi dan kinerja lainnya yang secara jangka panjang menjadi lebih ekonomis.. Sumber : RJPP Inalum 2016~2025. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) Gambar 1.1 . Proses/alurproduksi di PT Inalum (Persero) Sistem Informasi ERP SAP sering dianggap sebagai senjata strategik manajemen sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan dimana kompetisi semakin ketat dalam dunia bisnis. Sistem tersebut menyajikan informasi mengenai kegiatan operasional perusahaan kepada para pelaku manajemen, sehingga dapat dilakukan perencanaan, pengendalian dan pengembangan strategik perusahaan. Sistem SAP yang langsung menangkap, memproses serta merekam data untuk ditampilkan sebagai informasi penting bagi manajemen. Tabel 1.1. Informasi Manajemen yang dilakukan di bagian produksi No 1. Jenis Informasi Manajemen Pengoperasian tungku peleburan. Bagian Operasi. 2. Perawatan minor tungku peleburan. Operasi. 3. Produksi metal cair. Operasi. 4. Pencetakan Aluminium batangan. Operasi. 5. Perawatan peralatan secara berkala. Perawatan. 6. Pelaksanaan overhaul peralatan. Perawatan. 7. Peremajaan peralatan produksi. Perawatan. Pencapaian produksi Aluminium Ingot oleh PT Inalum (Persero) yang telah mencapai 7 juta ton merupakan prestasi yang sangat luar biasa bagi karyawan, perusahaan serta negara. Hal ini akan menjadi lebih baik apabila segala proses maupun informasi yang ada pada perusahaan terintegrasi dalam suatu sistim informasi manajeman yang utuh sehingga dapat menunjang proses perusahaan yang akuntabel, terbuka dan akurat.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) Permasalahan yang dihadapi pada sistem informasi di PT Inalum saat ini ada 2 (dua) yang pertama di bagian akuntansi dan di bagian produksi. Pada bagian akuntansi berupa belum jalannya otomatisasi proses depreciation of asset atau penyusutan nilai aset secara otomatis sehingga masih dilakukan secara manual. Hal ini sangat berhubungan erat dengan nilai dari suatu asset atau dalam hal ini usia peralatan yang juga terkait perencanaan anggaran untuk proses perawatan, perbaikan atau penggantian dengan unit yang baru sehingga apabila terjadi kesalahan dalam memasukan data yang secara manual akan mengakibatkan ketidakakuratan di dalam perencanaan perawatan suatu peralatan, sedangkan permasalahan yang ada di bagian produksi yang merupakan sasaran dari penelitian ini adalah belum jalannya proses inputtingdata untuk semua informasi yang terkait dengan peralatan yang baru yang tergabung di dalam module project. Salah satu proyek baru yang sedang dikerjakan oleh PT Inalum adalah pembangunan pabrik Alloy dan Billet sebagai hasil produk tambahan di samping dari produk utama yaitu berupa Aluminium Ingot. Permasalahan ini berdampak pada terhambat atau tertundanya proses produksi Alloy dan Billet secara menyeluruh seperti proses pengadaan bahan baku dan bahan pendukung (Master Alloy), pencetakan, penyimpanan dan proses penjualan ke konsumen, sehingga untuk mengatasi sementara dengan cara manual untuk semua proses yang dilakukan seperti yang disampaikan diatas. Permasalahan tersebut diatas sedang diatasi oleh tim Inalum bersama dengan konsultan sehingga perlunya pembelajaran yang lebih mendalam terhadap sistem informasi SAP ERP bagi karyawan Inalum guna mengatasi hal hal tersebut diatas pada khususnya serta aplikasi-aplikasi lainnya pada sistem informasi yang telah berjalan dengan baik.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) PT Inalum (Persero) yang telah menjadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengharuskan setiap tindakan atau proses manajemen perusahaan mengikuti aturan perundangan yang berlaku yang didukung dengan informasi atau data yang valid yang terkumpul dari setiap proses bagian di perusahaan, sehingga visi PT Inalum dapat menjadi perusahaan global terkemuka berbasis aluminium terpadu ramah lingkungan dapat tercapai.. Sumber : RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) Inalum 2016~2025 Gambar 1.2. Rencana Pengembangan Inalum hingga 2025 Rencana pengembangan PT Inalum (Persero) hingga tahun 2025 untuk mencapai target produksi hingga 1 juta Ton Aluminium per tahun serta program hilirisasi produk sangat membutuhkan sistem pengelolaan sumber daya yang efektif dan terpercaya sehingga sistem informasi manajemen berupa SAP ERP sebagai sarana pengelola data dan pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam proses operasi.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) 1.2. PerumusanMasalah Berdasarkanuraian. yang. melatarbelakangipermasalahandi. atas. maka. perumusan masalah adalah Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam pengambilan keputusan oleh Manajemen bagian Produksidi PT Inalum (Persero). 1.3. TujuanPenelitian Untuk. mengetahui. Penerapan. Sistem. Informasi. Manajemen. dalam. pengambilan keputusan oleh Manajemen bagian produksi di PT Inalum (Persero). 1.4. ManfaatPenelitian Manfaat penelitianiniterbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1.4.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya terkait dengan sistem informasi perusahaan yang memanfaatkan teknologi sistem informasi yang terbaru SAP-ERP (System Applications and Product–Enterprise Resource Planning) sehingga dapat digunakan sebagai alat pengambil keputusan bagi manajemen. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. PT Inalum (Persero) a) Sebagai bahan evaluasi pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen ERP SAP di lingkungan kerja produksi.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) b) Sebagai masukan untuk pengembangan dan pemberdayaan ERP SAP untuk masa yang akan datang. c) Pemanfaatan ERP SAP dengan baik sehingga dapat dipergunakan sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan.. 2. InstansiPendidikan Sebagaibahankajian. dan. informasi. tentangseberapabesarpengaruhsistiminformasimanajemen terhadappengambilankeputusanpihakmanajemen produksidi PT Inalum (Persero), serta diharapkan dapat memberikan solusi agar Sistem informasi manajemen di PT Inalum (Persero) dapat digunakan secara optimal pada proses operasional.. 3. Penelitilainnya Hasilpenelitianinidiharapkan. dapat. dipakaisebagaibahanmasukankepadamasyarakatdanpenelitilainnyadalamm engembangkanpenelitiandanilmupengetahuansertamenambahkhasanahkep ustakaanUniversitas Sumatera Utara.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3.1.Landasan Teori 2.1.1. Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning menurut Matende dan Ogao (2003) merupakan suatu metode bagi industri dalam mengupayakan proses bisnis yang lebih efisien dengan membagi informasi di dalam dan antar bisnis proses dan menjalankan bisnis secara elektronik.Enterprise Resource Planning juga dapat diartikan sebagai sistem informasi yang mengintegrasikan dan mengotomisasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi perusahaan. Enterprise Resource Planning (ERP) dapat digambarkan sebagai: 1. Sekumpulan tools manajemen untuk peramalan (forecasting), perencanaan dan penjadwalan pada perusahaan besar yang menyeimbangkan antara permintaan dan persediaan. 2. Berisi kemampuan untuk menjembatani customer dan supplier dalam rantai pasok yang lengkap (complete supply chain). 3. Penggunaan proses bisnis dan pengambilan keputusan (decision making) yang sudah teruji dan menyediakan integrasi lintas fungsional dengan derajat tinggi, meliputi penjualan, pemasaran, proses manufaktur, operasi, logistik, pembelian, keuangan, pengembangan produk baru dan sumber daya manusia.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) 4. Memungkinkan untuk menjalankan bisnis yang dapat melayani konsumen dan produktivitas dengan level tinggi, dengan biaya yang rendah dan inventori yang lebih murah dan menyediakan dasar yang kuat untuk perdagangan secara elektronik (e-commerce). 5. Mampu mengembangkan perencanaan dan penjadwalan yang berkaitan dengan sumber daya manusia, material, mesin, dll.. PERENCANAAN STRATEGIS. PERENCANAAN PENJUALAN DAN OPERASI PERENCANAAN KAPASITAS. PERMINTAAN (DEMAND). PENGELOLAAN PERAMALAN DAN PERMINTAAN. PERENCANAAN BISNIS. PENJADWALAN UTAMA. PERENCANAAN RINCI. EKSEKUSI. PERSEDIAAN (SUPPLY). Sumber : Penerbit Informatika Bandung Gambar 2.1 Enterprise resource Planning (ERP). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) Enterprise Resource Planning (ERP) sering disebut sebagai Back Office System yaitu tidak adanya keterlibatan customer dalam sistem dan berbeda dengan Front Office System yang melibatkan customer secara langsung seperti sistem eCommerce, Customer RelationshipManagement (CRM), e-GovernmentEnterprise Resource Planning (ERP) merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) yang juga merupakan hasil pengembangan dari Material Requirement Planning (MRP). 2.1.2. Modul-modul dan peranan sistem ERP ERP biasanya terbagi atas modul utama Operasi dan modul pendukung Finansial, Akunting dan Sumber Daya Manusia sebagai berikut: 1. Modul Operasi Terdiri atas General Logistic, Sales and Distribution, Materials Management, Logistic Execution, Quality Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control, Project System, Environment Management 2. Modul Finansial dan Akunting Terdiri. atas. Controlling,. General Investment. Accounting, Management,. Financial Treasury,. Accounting, Enterprise. Controlling 3. Modul Sumber Daya Manusia. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) Terdiri atas Personnel Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event Management, Organizational Management, Travel Management ERP berfungsi untuk mengintegrasikan seluruh proses yang ada sehingga dapat menjadi satu-satunya sumber informasi yang diperlukan dalam menjalankan operasional perusahaan secara real time. ERP juga berfungsi sebagai pengawasan dan penyedia informasi yang transparan dalam meningkatkan pelayanan kepada customer dan meningkatkan persaingan pasar yang selalu berubah.. 2.1.3. ERP sebagai Sistem Informasi Sistem Informasi merupakan suatu kumpulan dari komponenkomponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Komponen-komponen dalam perusahaan tersebut meliputi teknologi informasi, proses dan prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, customer, supplier, partner, dll sehingga keandalan suatu sistem informasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) INFORMATION SYSTEM. Research and Development Rules and Policy Cost and Investment. Processes. People and Culture. Electronic Commerce. Management. Human Resources. INFORMATION SYSTEM. Market and Customers Strategic Business Plan. Standards and Procedures. Organization. Products and Services. Infrastructure. Internet People and Culture. ISDN, VSAT. Decision Support System. Digital Nervous System. Intranet. Extranet. Electronic Data Interchange. Sumber : SAP AG. SAP Module 2012 Gambar 2.2Lingkup Sistem Informasi di Enterprise resource Planning. 3.2.. Pengertian Manajemen Produksi Produksi merupakan aktivitas penggunaan sumber daya baik alam maupun. manusia untuk meningkatkan daya guna suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan kemampuan. Secara sederhana produksi merupakan pengadaan barang atau jasa yang dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya dan jumlah permintaan dari konsumen. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen kemudian didistribusikan kepada konsumen melalui proses-proses tertentu tergantung dari jenis produksinya. Dengan menggabungkan pengertian manajemen dan produksi, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi memiliki definisi usaha untuk mengatur atau mengkoordinasi suatu kegiatan produksi agar menghasilkan hasil produksi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) yang berkualitas dan sesuai dengan standard organisasi dalam jangka waktu dan jumlah tertentu. Dalam manajemen produksi, konteks-nya adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh tim manajemen produksi dalam sebuah organisasi untuk menghasilkan produk sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Menurut Suyadi Prawirosentono (2000:1), bahwa: “Manajemen produksi adalah proses perencanaan, pelaksanaan/pengendalian dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activities) untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain. 1) Perencanaan Produksi Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas produk, kuantitas produk yang dihasilkan, bahan yang akandigunakan, target konsumen di mana produk akan dipasarkan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, atau departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam tahap ini bahkan anggota tim bisa mengajukan ide produk baru melalui proses yang disebut dengan brainstorming di mana si pencetus ide harus meyakinkan seluruh timnya bahwa ide-nya relevan dan efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi. 2) Pelaksanaan/Pengendalian Produksi Agar proses produksi dilakukan sesuai jadwal dan semua yang telah direncanakan dalam proses perencanaan berjalan dengan lancar maka tahap ini harus dilakukan. Dalam pengendalian produksi, jadwal kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga diatur, dan lain sebagainya. Tujuan dari tahap pengendalian produksi adalah agar hasil produksi bisa berjalan efektif dan efisien. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) 3) Pengawasan Produksi Setelah jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya untuk melakukan proses produksi. Bersamaan saat melakukan proses produksi adalah pengawasan yang dilakukan bertujuan agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, selesai tepat waktu, tidak overbudget atau bahkan kekurangan budget, kualitasnya sesuai dengan standard, dan lain sebagainya hingga siap untuk dilemparkan ke pasar. 3.3.. Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan melukiskan proses pemilihan suatu arah tindakan. sebagai cara untuk memecahkan sebuah masalah tertentu. Sejalan dengan itu, jumlah informasi yang tersedia bagi kita ketika mengambil suatu keputusan akan berbeda satu sama lain, oleh karena itu sistem informasi sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan (Suprapto, 1998) Ada beberapa pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli yaitu : 1). Atmosudirjo (Setiawan, 2011), bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.. 2). Terry (Kusuma, 2015), pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentuM dari dua atau lebih alternatif yang ada.. 3). Siagian. (Setiawan,. 2011),,. pengambilan. keputusan. adalah. suatu. pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. 4). Stoner (Hasan, 2002:9), pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.. Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi, adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan(decision).. 2.3.1. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk mengambil keputusan, tahap-tahap ini merupakan keragka dasar sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap disebut langkah yang lebih khusus atau spesifik dan lebih operasional. Secara umum proses pengambilan keputusan terdiri atas 3 (tiga) tahap, antara lain sebagai berikut : a. Penemuan masalah Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan bukan masalah ( misalnya isu) menjadi jelas. Sehingga masalah yang dihadapi dapat di cari model dan jalan keluar yang sesuai.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) b. Pemecahan Masalah Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut : 1) Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah 2) Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia, identifikasi peristiwaperistiwa di masa datang (state of nature) 3) Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya berbentuk tabel hasil (pay off table) 4) Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan. c. Pengambilan keputusan Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan kondisi konflik. Beberapa pendapat mengenai proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh : a) Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ) Menurut Simon proses pengamblan keputusan dibagi menjadi 3 (tiga) fase yaitu:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) 1) Fase Intelijensia Fase ini merupakan informasi untuk keadaan yang memungkinkan dalam rangka pengambilan keputusan 2) Fase Disain Fase ini merupakan kegiatan perencanaan dalam pengambilan dari keputusan terdiri dari : a) Identifikasi masalah b) Formulasi masalah 3) Fase Pemilihan Fase ini merupakan fase seleksi alternatif atau tindakan. b) Levin (Pramita, 2013) Menurut Levin proses pengambilan keputusan terdiri dari 6 (enam) tahap yaitu : 1) Observasi Tahap ini berupa (aktifitas proses) kunjungan lapangan, konprensi, observasi, dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang 2) Analisis dan pengenalan masalah Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan penggunaan, penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi pedoman atau petunjuki yang jelas untuk mencari pemecahan yang dibutuhkan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) 3) Pengembangan Model Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses) model yang berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan. 4) Memilih data masukan yang sesuai Tahap ini dapat berupa data internal dan ekternal, kenyataan, pendapat, serta data bank computer yang dapat menjadi (output process) input yang memadai untuk mengerjakan dan menguji model yang digunakan. 5) Perumusan dan pengetesan yang dapat dipertanggungjawabkan Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi pemecahan yang membantu pencapaian tujuan. 6) Penerapan Pemecahan Tahap ini berupa pembahasan perilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen, serta penjelasan yang menjadi pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.. c. Bacon (Pramita, 2013) Menurut Bacon proses pengambilan keputusan terdiri dari 6 (enam) tahap yaitu : 1) Merumuskan/mendefinisikan masalah Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya 2) Pengumpulan informasi yang relevan Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) 3) Mencari alternatif tindakan Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada. 4) Analisis Alternatif Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternative menurut krietria tertentu yang sifatnya kualitatif dan kuantitatif 5) Memilih alternatif terbaik Tahap ini merupakan pemilihan alternative terbaik yang dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu 6) Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang berguna untuk memperbaiki suatu keptusan atau mangubah tujuan semula karena telah terjadi perubahan-perubahan.. d. Atmosudirjo (Pramita, 2013) Menurut Atmosudirjo proses pengambilan keputusan terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu: 1) Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan dalam organisasi dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut muncul masalah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) 2) Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitasnya. 3) Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi organisasi dan masalahnya 4) Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing untuk kemudian dipilih satu di antara alternative-alternatif tersebut yang dianggap paling tepat. 5) Setelah keputusan diambil, kemudian keputusan itu dilaksanakan. Keberhasilannya. tergantung. pada. jiwa. dan. manajemen. dari. kepemimpinan.. 2.3.2. Peran SIM dalam pengambilan keputusan Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun non komputer. Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data base.Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, .yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada proses pemilihan. Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan, itu sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan sebagainya). Jadi Inti dari sistem informasi manajemen adalah penyusunan informasi secara teratur dan sistematik mengikuti struktur organisasi dan digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen. Dalam lingkup keputusan yang bersifat rutin maka sistem informasi manajemen merupakan alat Bantu yang sangat diperlukan karena informasi yang terolah dengan baik dapat memberi arah pada keputusan yang baik tinggal menambahkan faktor pertimbangan yang perlu dihasilkan oleh pengambil keputusan.. 3.4. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan tinjauan pustaka yang berasal dari penelitianpenelitian yang sudah pernah dilakukan. Dalam penelitian terdahulu secara sistematis mengenai hasil-hasil penelitan yang didapat oleh peneliti terdahulu dan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.Beberapa penelitian berkaitan dengan analisis pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap pengambilan keputusan disajikan dalam Tabel 2.1 berikut:. Tabel 2.1.Penelitian Sebelumnya No. Nama. Judul Penelitian. Tahun. 1. Mukhtar. Analisis Penerapan Sistem Informasi manajemen dalam Pengambilan Keputusan oleh Direktur di BLU dr. Fauziah Kabupaten Bireun. 2008. 2. Anggadani. Analisis Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dalam proses Pengambilan Keputusan. 2012. Metode/Alat analisis Varibel Tunggal: Penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit yang digunakan oleh direktur dalam pengambilan keputusan. Teknik Pengambilan Sampel: Wawancara – Langsung. Pengisian kuesioner Metode penelitian kualitatif berupa pembahasan dari literature tentang peran SIM berbasis computer dalam pengambilan keputusan. Hasil Hasil : Pengambilan keputusan oleh direktur BLU-RSD dr. Fauziah Bireuen sebagian besar belum berdasarkan sistem informasi. Dengan aktivitas SIM berbasis komputer, para pimpinan perusahaan/manajer dapat lebih mudah, jmurah, efisien dan efektif dalam upaya pengambilan keputusan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) LanjutanTabel 2.1 No 3. Nama. Judul Penelitian. Tahun. Arifianti. Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan seorang Manajer. 2010. 4. Anastasia. Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam Pengambilan Keputusan. 2013. 5. Firman. Pengaruh Sistem Informasi Manajemen terhadap efektivitas pengambilan keputusan pada kantor PT Bosowa Marga Nusantara. 2011. Metode/Alat analisis Metode penelitian kualitatif berupa pembahasan dari teori tentang tingkatan manajemen dari level operasi sampai level strategik Metode penelitian kualitatif berupa pembahasan sistem informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan dengan unsur-unsur pengambilan keputusan Varibel : Pengaruh factor sistem informasi manajemen yaitu Timeless, Accuracy, Consistency, Completeness dan Relevance terhadap efektivitas pengambilan keputusan. Teknik Pengambilan Sampel: Pengisian kuesioner. Hasil SIM merupakan sistem yang dibutuhkan dalam kegiatan organisasi untuk kegiatan operasi dan mendukungpenga mbilan keputusan seorang manajer.. Sistem informasi mutlak diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok sehari hari di semua lapisan masyarakat. Bahwa faktor sistem informasi manajemen yaitu timeless, accuracy, consistency, completeness dan relevance mempunyai pada PT Bosowa Marga Nusantara. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) LanjutanTabel 2.1 No. Nama. Judul Penelitian. Tahun. 6. Samson. Management Information System Impact on Profitability and Decision making in selected manufacturing firms in Nigeria. 2013. 7. Nowduri. Management Information systems and business decision making: review, analysis, and recommendations. 2010. 8. Asefeh. The Role of ManagementInformation system (MIS) and decision support system (DSS) for Manager’s decision Making Process. 2011. Metode/Alat analisis Varibel Tunggal Penerapan SIM di perusahaan manufaktur serta pengaruhnya terhadap keuntungan danpengambilan keputusan. Teknik Pengambilan Sampel: Pengisian kuesioner (Skala Likert) Metode penelitian kualitatif berupa pembahasan dari teori manajemen yang disampaikan oleh para ahli.. Hasil Hasil : Sistim Manajemen informasi membantu dalam pengambilan keputusan pada perusahaan manufaktur dan memberikan nilai tambah pada perusahaan.. Hasil : Penelitian ini masih bersifat ekspresif analitis perlu kajian yang lebih mendalam. Strategi SIM harus disesuaikan dengan perkembangan sehingga tujuan bisnis dapat tercapai Metode SIM paling cocok penelitian untuk kualitatif berupa mengidentifikasi pembahasan dari masalah dan teori SIM dan membantu teori DSS pengambilan keputusan sedangkan DSS sangat diperlukan untuk mendukung keputusan yang diambil.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) LanjutanTabel 2.1 No. Nama. Judul Penelitian. Tahun. 9. Al-Zahrani. Management Information Systems Role in DecisionMaking during Crises: Case Study. 2010. 10. Omirin. The Use on Mangement Information Systems (MIS) in decision making in the south west Nigerian Universities. 2007. Metode/Alat analisis Penelitian Deskriptif jenis Survey. Penerapan SIM untuk pengambilan keputusan selama krisis. Teknik Pengambilan Sampel: Pengisian kuesioner (Skala Likert) Penelitian Deskriptif jenis Survey. Teknik Stratified Random Sampling Pengambilan Sampel: Pengisian kuesioner (Skala Likert). Hasil SIM digunakan untuk pengambilan keputusan untuk perencanaan dalam menghadapi krisis oleh penjaga perbatasan di Arab Saudi. SIM tidak memadai untuk digunakan dalam membuat keputusan jangka panjang, perencanaan jang pendek dan penyusun anggaran di universitas. Sumber : Jurnal dan Tesis. 2.5.. Kerangka Berpikir Sistem informasi manajemen produksi sangat diperlukan untuk menjalankan. proses manajemen, sedangkan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan perusahaan. Data atau informasi yang telah tersimpan sistem informasi manajemen atau ERP (Enterprice Resource Planning) dapat dipergunakan sebagai dasar menentukan perencanaan, pengendalian serta pengawasan produksi yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai perusahaan. Sistim informasi yang tepat akan menjadi alat bagi manajemen dalam bertindak lebih tepat dan cepat dalam pengambilan suatu keputusan. Keputusan yang diambil dengan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) mempertimbangkan kondisi yang ada serta historical peralatan tersebut akan menghasilkan keputusan yang lebih baik untuk perusahaan sesuai dengan salah satu misi perusahaan yaitu Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan serta menuju tercapainya Visi perusahaan yaitu Menjadi Perusahaan Global berbasis Alumnium Terpadu Ramah Lingkungan.. Berdasarkan SIM Data/Informasi dari Sistem Informasi (ERP SAP). Pengambilan Keputusan Tidak berdasarkan SIM. Gambar 2.3. Kerangka Berpikir. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian merupakan salah satu usaha menemukan kebenaran dan pemecahan masalah yang sedang diteliti. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu metode yang tepat dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Sugiyono (2012) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Hidayat (2010), penelitian deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji (2010) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang tujuannya untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata. Sukmadinata. (2006). menyatakan. bahwa. Penelitian. deskriptif. kualitatif. merupakan suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, perubahan, karakteristik, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang ada.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Metode ini dimulai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, mengumpulkan data untuk memperoleh gambaran tentang objek yang diamati, lalu mengolah dan menganalisa data dan membandingkannya dengan teori yang ada untuk kemudian ditarik kesimpulan.. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi kerja PT Inalum (Persero) di kabupaten Batubara. Penelitian ini dimulai dengan survei awal, persiapan proposal penelitian, daftar pertanyaan untuk interview, pelaksanaan penelitian, penelusuran daftar pustaka dan penyusunan laporan akhir. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Juni 2017.. 3.3. Informan Penelitian Pada penelitian ini hanya menggunakan informan sebagai sumber data penelitian, tidak menggunakan populasi dan sampel karena bentuk penelitiannya merupakan deskriptif dengan analisa kualitatif sehingga untuk memperoleh data yang dibutuhkan secara jelas, mendetail, akurat dan terpercaya hanya bisa diperoleh melalui informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian, jadi ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian, ia berkewajiban secara sukarela menjadi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal, sebagai anggota tim dengan kebaikan dan dengan kesukarelaannya informan tersebut dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaannya yang menjadi latar penelitian tersebut. Dengan demikian, penulis menetapkan pihak-pihak yang menjadi informan kunci (key informan), informan biasa pada penelitian ini secara sengaja, yakni dengan perincian sebagai berikut: a. Informan kunci (Key informan) 1. Kepala bagian perawatan 2. Kepala bagian operasi/produksi 3. Kepala bagian percetakan hasil produksi b. Informan biasa yang terdiri dari 8 orang staff bagian perawatan. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian deskriptif kualitatif. menggunakan metode pendekatan. kualitatif yang mana proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena pekerjaan di lapangan dan masalah manusia berupa sikap dan perilakunya. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. 1.. Observasi Observasi menurut Kusuma (1987:25) adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan.Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di bagian operasi dan perawatan PT Inalum (Persero).Sehingga peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti dan juga untuk mengetahui jabatan, tugas/kegiatan, alamat, nomor telepon dari calon informan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) 2.. Wawancara Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (daftar narasi dan hasil wawancara pada lampiran-1). Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam dengan bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap dan kompleks yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi.. 3.. Dokumentasi Dokumen menurut Sugiyono, (2009:240) merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-data mengenai rekaman proses operasi yang diperoleh dari sistem informasi bagian operasi maupun para pekerja yang secara langsung terlibat pada proses sistem informasi ini. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh data-data yang nyata yang berasal dari data operasi.. Selain itu juga pada penelitian ini memakai data tambahan yang dikategorikan sebagai data primer dan data sekunder. 1.. Data Primer Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) langsung (Arikunto, 2010:22) Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan : a. Wawancara langsung dengan pimpinan di bagian operasi b. Wawancara langsung dengan pimpinan pada bagian perawatan c. Pengisian angket oleh pimpinan serta staf yang terlibat secara langsung pada pengelolaan sistem informasi pada bagian operasi dan perawatan. 2.. Data Sekunder Data sekunder adalah adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa berasal dari dokumendokumen grafis seperti tabel, foto dan lain-lain (Arikunto, 2010:22).. 3.5. Definisi Operasional Beberapa pendapat para ahli tentang definisi operasional, seperti berikut: 1.. Penerapan sistim informasi manajemen (ERP) menurut Lee (2003) adalah penerapan metode bagi industri dalam mengupayakan proses bisnis yang lebih efisien dengan membagi informasi di dalam dan antar bisnis proses dan menjalankan bisnis secara elektronik, dalam hal ini di PT Inalum (Persero) oleh pimpinan di bagian produksi. 2.. Pengambilan Keputusan (Atmosudirjo 2011) adalah pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 3.6. Metode Pengukuran Pendekatan dengan skala Likert dengan pilihan jawaban pertanyaan kuesioner lebih dari 2 dan minimal 3 contohnya sering, kadang kadang, dan tidak pernah. Panduan Penilaian dan pemberian skoring dengan menggunakan pendekatan skala Linkert adalah sebagai berikut : Jumlah pilihan. :3. Skoring terendah. :1. Jumlah pertanyaan. :7. skoring tertinggi. :3. Jumlah skor terendah = skoring terendah x jumlah pertanyaan yaitu 1 x 7 = 7 sehingga nilainya menjadi (7/21 x 100 % = 33,3%) Jumlah skor tertinggi = skoring tertinggi x jumlah pertanyaan yaitu 3 x 7 = 21 atau 100 %. Sedangkan penentuan skoring pada kriteria objektif sesuai rumus sebagai berikut : Interval (I) = Range (R) / Kategori (K) Range (R) = skor tertinggi – skor terendah atau 100 – 33,3 = 66,7 % (skor 14) Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif suatu variabel (dalam hal ini adalah Baik dan Kurang) Sehingga Interval (I) = 66,7 / 2 = 33,3 % Kriteria penilaian = skor tertinggi – interval = 100 – 33, 3 = 66,7% sehingga kategori Baik jika skor≥ 66,7 % dan kategori Kurang jika skor < 66,7 % Untuk mengukur penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam pengambilan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) keputusan oleh Manajemen bagian produksi di PT Inalum (Persero) dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan kategori : 1. SIM diukur dengan memberi skor pada kuesioner yang telah diberi bobot, jumlah pertanyaan ada 6 dan total skor 18 dengan kriteria sebagai berikut : a. Jawaban a diberi skor 1. c. Jawaban c diberi skor 3. b. Jawaban b diberi skor 2 Berdasarkan nilai diklasifikasikan dengan kategori : a. Baik. : Jika nilai skor ≥ 12. b. Kurang. : Jika nilai skor < 12. 2. Penerapan SIM dalam pengambilan keputusan oleh manajemen bagian produksi dapat diukur dengan memberi skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot, jumlah pertanyaan ada 6 dan total skor 18 dengan kriteria sebagai berikut : a. Jawaban a diberi skor 1. c. Jawaban c diberi skor 3. b. Jawaban b diberi skor 2 Berdasarkan nilai diklasifikasikan dengan kategori : a. Ya. : Jika nilai skor ≥ 12. b. Tidak : Jika nilai skor < 12 3. Dalam menilai hasil wawancara dengan manajemen bagian produksi yaitu dengan menilai terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan sistem informasi.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) 3.7. Metode Analisa Data Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen (1982) sebagaimana dikutip Moleong (2007:248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain. McDrury ( Collaborative Group Analysis of Data, 1999 ) seperti yang dikutip Moleong (2007:248) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: 1.. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data,. 2.. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.. 3.. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.. 4.. Koding yang telah dilakukan. Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan. informan kunci, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi obyek penelitian. Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat transkrip hasil wawancara, dengan cara menganalisa hasil. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) wawancara, kemudian menuliskan kata-kata tersebut dengan menambahkan data dari sumber lain sebagai pendukung. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata-kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan bahasa informan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan 12 konsorsium perusahaan Jepang didirikan di Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan perjanjian induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan aluminium Co., Ltd, pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam perjanjian induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No.5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintahan yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. Inalum dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang Industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. Secara de facto, perubahan status Inalum dari PMA menjadi BUMN terjadi pada 1 November 2013 sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Induk. Pemutusan kontrak antara Pemerintah Indonesia dengan Konsorsium Perusahaan asal Jepang berlangsung pada 9 Desember 2013, dan secara de jure Inalum resmi menjadi BUMN pada 19. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) Desember 2013 setelah Pemerintah Indonesia mengambil alih saham yang dimiliki pihak konsorsium. PT INALUM (Persero) resmi menjadi BUMN ke-141 pada tanggal 21 April 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2014, dengan kepemilikan saham 100% dimiliki pemerintahan Indonesia. Perubahan status ini juga mengubah lingkup bisnis perusahaan melalui program pengembangan bisnis ke arah hulu dan hilir guna meningkat daya saing perusahaan.. 4.2. Riwayat Singkat Tahun 1908. Gagasan untuk mengelola tenaga air sungai Asahan sebagai Pembangkit Tenaga Listrik. Tahun 1919. Pemerintah Hindia Belanda mengadakan studi kelayakan proyek atas gagasan tersebut. Tahun 1939. MEWA (Perusahaan Belanda) memulai pembangunan PLTA (Pembangkit. Listrik. Tenaga. Air). Siguragura,. namun. sehubungan dengan pecahnya Perang Dunia II, proyek ini tidak dapat diteruskan. Tahun 1962. Pemerintah Indonesia dan Rusia (USSR) menandatangani Perjanjian Kerjasama untuk mengadakan studi kelaikan tentang pembangunan Proyek Asahan, tetapi kondisi politik dan ekonomi. tahun. 1966. menyebabkan. proyek. ini. gagal. direalisasikan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) Tahun 1968. Nippon Koei (Perusahaan Konsultan Jepang) menyerahkan laporan kelaikan interim proyek Aluminium Asahan, disusul dengan laporan mengenai Power Development Plant.. 7 Juli 1975. Pemerintah. RI. dan. para. penanam. modal. Jepang. menandatangani perjanjian induk untuk membangun PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan. 6 Jan. 1976. PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) didirikan di Jakarta. yang. Pemerintah. merupakan. Republik. perusahaan. Indonesia. dengan. patungan 12. antara. Perusahaan. Penanaman Modal Jepang yaitu Nippon Asahan Aluminium (NAA Co. Ltd) untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium. 20 Jan. 1982. Presiden Suharto meresmikan operasi tahap pertama Pabrik Peleburan Aluminium INALUM di Kuala Tanjung dan menyebut proyek ini sebagai “Impian Yang Menjadi Kenyataan”. 14 Okt 1982. Ekspor perdana produksi PT Indonesia Asahan Aluminium ke Jepang. 19 Des 2013. Penandatanganan Akta Pengalihan 100% Saham INALUM kepada Pemerintah Indonesia.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) 4.3. Profil Perusahaan 1. Nama Perusahaan. : PT Indonesia Asahaan Aluminium (Persero). 2. Didirikan. : 6 Januari 1976. 3. Saham. : 100% Pemerintah Indonesia. 4. Total Karyawan. : 1831 orang (Juni 2017). 5. Produk Akhir. : Aluminium Ingot, Alloy dan Billet. 4.4. Jenis Usaha 4.4.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLTA merupakan bagian terintegrasi dari Pabrik Peleburan yang tidak terpisahkan berlokasi di Paritohan, Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. PLTA tersebut memanfaatkan aliran sungai Asahan yang memiliki debit air pada musim kemarau 60 m3/detik dan pada musim hujan lebih dari 100 m3/detik. Potensi tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan 2 stasiun PLTA yaitu PLTA Siguragura dan PLTA Tangga, dengan kapasitas total: 1. Kapasitas terpasang. : 603 MW. 2. Output tetap. : 426 MW. 3. Output puncak. : 513 MW. Tenaga listrik yang dihasilkan PLTA Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, dengan total Jaringan transmisi: 4. Panjang Jaringan. : 120 km. 5. Jumlah Menara. : 271 unit. 6. Tegangan. : 275 kV. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) 4.4.2. Pabrik Peleburan Aluminium Pabrik Peleburan Aluminium merupakan bagian utama dari PT INALUM (Persero) dibangun di atas areal seluas 200 ha berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Propinsi Sumatera Utara sekitar 117 km dari Kota Medan. Pabrik Peleburan Aluminium dilengkapi dengan pabrik Utama dan fasilitas pendukung sebagai berikut: 1. Pabrik Karbon: tempat memproduksi balok-balok anoda karbon yang akan digunakan pada tungku-tungku reduksi. 2. Pabrik Reduksi: tempat peleburan (proses elektrolisis) Alumina menjadi Aluminium cair. 3. Pabrik Penuangan: tempat pencetakan Aluminium cair menjadi Aluminium batangan (Aluminium Ingot). 4. Fasilitas pendukung lainnya terdiri dari Stasiun tenaga listrik, Bengkel, Gudang penyimpanan bahan baku, Pelabuhan, Pengolahan limbah, Komplek perumahan karyawan dan mess/penginapan.. 4.5. Struktur Organisasi Struktur. organisasi. menunjukan. bahwa. adanya. pembagian. dan. pengelompokan kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan.Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi adalah Rapat Umum Pemegang Sahan (RUPS) yang dalam hal ini adalah Menteri BUMN, sedangkan untuk melaksanakan kegiatan operasional dipegang oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh RUPS. Struktur organisasi PT Inalum (Persero) dapat dilihat pada Gambar 4.1. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) Sumber : Bagian Kepegawaian – PT Inalum Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT INALUM (Persero). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(60) Jumlah keseluruhan karyawan PT Inalum (Persero) adalah sebanyak 1.831 orang yang tersebar di beberapa kantor sebagai Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Jumlah Karyawan PT Inalum (Juni 2017) Jumlah No. Lokasi. Keterangan Karyawan. 1. Inalum Smelter Plant, Kuala Tanjung. 1.586 orang. Kantor Utama. 2. Inalum Power Plant, Paritohan. 223 orang. Power Plant. 3. Inalum Jakarta Office, Jakarta. 15 orang. Kantor Perwakilan. 4. Inalum Medan Office, Medan. 7 orang. Kantor Perwakilan. Total. 1.831 orang. Sumber: Data Karyawan PT Inalum (Persero) pada Juni2017. 4.6. Bidang Usaha PT INALUM (Persero) merupakan BUMN yang bergerak di sektor industri logam dasar, yaitu aluminium. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Asahan Aluminium, sesuai dengan akte notaris Aryanti Artisari, SH., MKn. Nomor 35 tanggal 8 Mei 2014, untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut: 1.. Membangun dan menyelenggarakan usaha di bidang produksi dan pengolahan Alumina, Pabrik Kalsinasi Kokas termasuk produk turunannya, Pabrik Peleburan Aluminium (Aluminium Smelter) termasuk produk turunannya.. 2.. Membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik untuk menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(61) 3.. Melaksanakan kegiatan pemasaran, penjualan dan distribusi hasil produksi sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas dan produk sejenis lainnya.. 4.. Membangun dan mengoperasikan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan usaha utama.. Selain kegiatan usaha utama tersebut, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk: 1.. Melaksanakan kegiatan usaha di bidang jasa, meliputi jasa konsultansi, rancang bangun/desain dan rekayasa/engineering di bidang seperti pada angka 1 pada usaha utama di atas.. 2.. Menjual tenaga listrik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.. 3.. Melaksanakan kegiatan usaha di bidang perdagangan meliputi pemasaran dan penjualan produk sejenis yang dihasilkan oleh pihak lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri.. 4.. Menyewakan atau melakukan kerjasama atas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Perseroan.. PT Inalum (Persero) sejak didirikan fokus pada satu produk yaitu aluminium batangan (aluminium ingot) dengan merek dagang INAL.. Sumber : PT Inalum bagian produksi Gambar 4.2 Produk Aluminium Ingot PT INALUM (Persero). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis data, menyusun bahan dan saran pemecahan masalah perijinan dan pengamanan cagar budaya dan koleksi museum serta menyusun laporan pelaksanaan tugas

Pada aplikasi ini menggunakan macromedia flash MX, aplikasi ini merupakan penggabungan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks, suara, dan animasi yang dirangkum menjadi

Persentase PSLH di luar pengadilan sebesar 75% per tahun dari jumlah sengketa lingkungan hidup yang terjadi 75% dari jumlah sengketa LH yang terjadi Jumlah pendaftaran

konsumen menggunakan lembaga pemasaran sebagai perantara, maka produsen perlu mempertimbangkan jumlah biaya yang dikeluarkan, bagian harga yang diterima, dan

Wattimena (1992) menyatakan bahwa morfogenesis pada eksplan sangat tergantung pada rasio antara sitokinin dan auksin yang ditambahkan ke dalam media serta

Sistem ini bertujuan agar pengolahan data pustaka dapat menjadi lebih mudah dan penyampaian informasi data buku serta proses peminjaman buku juga lebih cepat dan

Untuk mengetahui hubungan sebab akibat keempat variabel dengan mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel pengetahuan awal siswa, iklim

– PERSETUJUAN DPR HANYA MEMILIKI SATU MAKNA, YAITU MENGIJINKAN PRESIDEN UNTUK MERATIFIKASI PERJANJIAN INTERNASIONAL TANPA MEMILIKI KONSEKUENSI DI LEVEL NASIONAL (BACA: