• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Faktor-Faktor Risiko Infertilitas Wanita Di Poliklinik Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2010 - Januari 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Faktor-Faktor Risiko Infertilitas Wanita Di Poliklinik Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2010 - Januari 2011."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE JANUARI 2010 – JANUARI 2011

Aggie, 2011; Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes. Pembimbing II : dr. Aloysius Suryawan, Sp.OG-K. Memiliki keturunan sebagai penerus generasi dirasakan sebagai suatu keharusan oleh sebagian besar masyarakat kita. Apabila hal ini tidak dapat dicapai merupakan suatu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Keadaan inilah dinamakan Infertilitas.

Mengetahui gambaran faktor-faktor risiko tentang infertilitas dengan harapan dapat dilakukan pencegahan dan penurunan angka kejadian infertilitas.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan data retrospektif berupa data rekam medik pasien wanita infertil di Poliklinik Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2010 – Januari 2011, dengan variabel yang dicatat berupa jumlah, usia, riwayat partus, faktor risiko anorganik berdasarkan tinggi badan dan berat badan, dan faktor risiko organik berdasarkan diagnosis klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Hasil penelitian didapatkan 112 kasus infertilitas wanita dengan kasus terbanyak adalah infertilitas primer, sebanyak 79 kasus(70,5%). Kelompok usia yang paling sering mengalami infertilitas adalah kelompok usia 25-29 tahun, dengan jumlah 44 kasus(39,3%). Faktor risiko yang paling berperan adalah faktor Tuba dan Peritoneum, yaitu sebanyak 51 kasus(45,5%) dengan kasus terbanyak yaitu kejadian Patensi Tuba sebanyak 48 kasus(77%)

Kejadian tersering yaitu Infertilitas primer, dengan faktor risiko tersering yaitu Patensi Tuba.

(2)

vii

ABSTRACT

THE OVERVIEW OF WOMAN INFERTILITY RISK FACTORS IN

THE POLYCLINIC OF IMMANUEL HOSPITAL

BANDUNG ON JANUARY 2010 - JANUARY 2011 PERIOD

Aggie, 2011; Tutor I : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes. Tutor II : dr. Aloysius Suryawan, Sp.OG-K.

Having descendant as the successor of generation is perceived as a must in most of our community. If this thing can’t be achieved then, it becomes a health problem that needs an attention. This condition is known as infertility.

To know the overview of infertility risk factors with expectation to prevent and decrease the infertility incidence.

This study was a descriptive observational study with retrospective data in the form of infertile female patients’ medical records on January 2010 – January 2011 period, with variables recorded were amount, age, history of childbirth, inorganic risk factors based on body weight and height, and organic risk factors based on clinical diagnostic and laboratory examination result.

From the study were found 112 women infertility cases with the frequent case was the primary infertility, as many as 79 cases (70,5%). The group of age that had the most frequent infertility problem was the 25-29 years old group of age, with 44 cases (39,3%). The most important risk factor was the tubal and peritoneum, as many as 51 cases (45,5%) with the most frequent case was the tubal patency, as many as 48 cases (77%).

The most frequent case was the primary infertility, with tubal patency as the most common risk factor.

(3)

viii

2.3.5.3. Pemeriksaan Fisik Inspeksi... 43

(4)
(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Penyebab Infertilitas di Jakarta, 1980... 21 Tabel 2.2. Interpretasi kadar FSH pada pemeriksaan hari

ke-3 menstruasi...

39 Tabel 2.3. Diagnosis etiologi infertilitas berdasarkan kadar

FSH & LH...

40 Tabel 2.4. Panduan pelayanan klinik infertilitas menurut

ASRM...

46 Tabel 4.1. Distribusi Distribusi Kasus Wanita Infertil

Berdasarkan jenis Infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2010 – Januari 2011...

60

Tabel 4.2. Distribusi Distribusi Kasus Wanita Infertil Berdasarkan Usia Kesuburan di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2010 – Januari 2011...

62

Tabel 4.3. Tabel Distribusi Kasus Wanita Infertil Berdasarkan Faktor Organik Secara Umum di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2010- Januari 2011...

64

Tabel 4.4. Tabel Distribusi Kasus Wanita Infertil berdasarkan Faktor Vagina dan Vulva...

65

Tabel 4.5. Tabel Distribusi Kasus Wanita Infertil berdasarkan Faktor Uterus & Cerviks...

66

Tabel 4.6. Tabel Distribusi Kasus Wanita Infertil berdasarkan Faktor Ovarium...

67 Tabel 4.7. Tabel Distribusi Kasus Wanita Infertil

berdasarkan Faktor Tuba dan Peritoneum...

68 Tabel 4.8. Tabel Distribusi Kasus Wanita Infertil

berdasarkan Faktor Obesitas...

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita Internal... 6 Gambar 2.2. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita... 7 Gambar 2.3. Hubungan hormon-hormon gonadotropin, hormone

steroid yang dihasilkan ovarium beserta fungsi dari ovarium, dan keadaan endometrium...

14

Gambar 2.4. Hubungan sistem reproduksi wanita dan sistem GnRH...

14 Gambar 2.5. Proses Ovulasi yang dipengaruhi oleh hormone

LH,Progesteron

18 Gambar 2.6. Hubungan antara perubahan endometrium-hormon

Perubahan vaskular dalam siklus menstruasi...

18 Gambar 2.7. Masalah infertil menjadi perhatian kesehatan

masyarakat...

21 Gambar 2.8. Vaginismus... 23 Gambar 2.9. Mukus serviks yang normal... 24 Gambar 2.10. Evaluasi gangguan siklus menstruasi... 28 Gambar 2.11. Hubungan aksis hipotalamus-pituitari-gonadal

dengan etiologi amenorrhea...

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Data rekam medik wanita infertil di Poliklinik Rumah

Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2010-Januari 2011

(8)

79

Lampiran 1.

(9)
(10)
(11)

82

94 MAH 45 - 1 OW 4,5 th G1PoA1 28 hari Gin TAK Gin TAK -

95 KT 24 - 1 NW 1,5 th G1PoA1 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

96 RN 24 1 - NW 1 th GoPoAo Metrorraghia Gin TAK PCO -

97 FMA 30 - 1 NW 5 th G1P1Ao 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

98 FAR 27 - 1 OW 5 th G1P1Ao 28 hari Gin TAK Gin TAK Hidrosalping

99 RD 27 1 - NW 1 th GoPoAo 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

100 II 32 1 - OW 3,5 th GoPoA0 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

101 ESS 28 1 - OW 1 th GoPoAo 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

102 NB 32 1 - NW 3 th GoPoAo 28 hari Condyloma, PID CO Tuba paten

103 LY 37 1 - OW 4 th GoPoAo Oligomenorrhea Gin TAK Endometriosis -

104 SK 32 - 1 OW 5 th G1P1Ao 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

105 TI 30 - 1 OW 5 th G1P1Ao - Gin TAK Gin TAK -

106 IM 27 1 - OW 6 th GoPoAo 28 hari Gin TAK Gin TAK -

107 SS 27 - 1 NW 6 th G1P1Ao 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

108 RK 35 - 1 NW 9 th G1P1Ao 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

109 RS 32 1 - NW 6 th GoPoAo 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

110 TML 33 1 - OW 1 th GoPoAo 28 hari Gin TAK CO -

111 RD 31 - 1 OW 4 th G1P1Ao 28 hari Gin TAK Gin TAK -

112 ID 38 1 - NW 8 th GoPoAo 28 hari Gin TAK Gin TAK Tuba paten

Keterangan :

BMI : Body Mass Index, dihitung : kg/m2 Gin TAK : Ginekolog Tak Ada Kelainan

PCO : Polycyst ovarii CO : Cyst Ovarii

HS : Hidrosalping CDO : Cyst Dermoid Ovarii

NW : Normal Weight

UW : Under Weight

(12)

83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aggie Gionta

Tempat tanggal lahir : Bandung, 30 Juli 1991

Alamat : Jl. Terusan Cikutra Baru No 6 Bandung Riwayat Pendidikan :

 Tahun Lulus 2002 : SDK Paulus III Bandung  Tahun Lulus 2005 : SMP Providentia Bandung  Tahun Lulus 2008 : SMA Negeri 20 Kota Bandung  Masuk tahun 2008 : Mahasiswa Fakultas Kedokteran

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Menikah dan memiliki keturunan adalah suatu fase yang dijalani manusia dalam siklus kehidupannya. Memiliki keturunan sebagai penerus generasi dirasakan sebagai suatu keharusan oleh sebagian besar masyarakat kita. Apabila pasangan suami istri tidak dapat mempunyai keturunan merupakan suatu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Keadaan inilah dinamakan Infertilitas. (Sumapraja, 1991)

Pengertian dari infertilitas itu sendiri adalah ketidakmampuan untuk terjadi konsepsi setelah 1 tahun bersenggama secara rutin, tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Masalah infertilitas ini membutuhkan perhatian di seluruh dunia, maupun Indonesia khususnya pada wanita yang sudah menikah tetapi tidak mempunyai anak. Apabila tidak ditangani secara baik, maka akan menambah masalah diluar masalah kesehatan, seperti masalah psikososial. (Sumapraja, 1991)

Menurut penelitian Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) di Jakarta, 36 % infertil pada pria dan 64% berasal dari wanita. Penelitian lain mengatakan angka kejadian infertilitas wanita 15% pada usia produktif (30-34tahun), meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 64% pada usia 40-44 tahun. (PERSI, 2001)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Zamralita dan Henny E. Wirawan dalam jangka waktu antara tanggal 12 Juli-30 Oktober 2000 dengan melibatkan responden berjumlah 4 orang, semuanya perempuan telah didiagnosis infertil secara medis, didapatkan hasil penelitian terhadap keempat responden membuktikan dasar teori yang dikemukakan oleh Keye et al (1995), Miller dan Brooten (1996), serta Wentz et al (1998) bahwa infertilitas yang dialami oleh seorang istri menyebabkan dampak psikologis pada dirinya, seperti munculnya perasaan frustasi, depresi yang cukup berat, stress, perasaan tidak sempurna dan kurang berarti serta hubungan suami istri juga mengalami masalah. (Zamralita, 2003)

(14)

2

sedangkan 64% berada pada wanita menikah. Hal ini di alami oleh 17% pasangan yang sudah menikah lebih dari 2 tahun yang belum mengalami tanda-tanda kehamilan bahkan sama sekali belum pernah hamil. WHO juga memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1 dari 7 pasangan) mempunyai masalah infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan infertil. (WHO, 2011)

Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta pasangan yang mengalami infertil. Para ahli memastikan angka infertil telah meningkat mencapai 15-20% dari sekitar 50 juta pasangan di Indonesia. Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari pria dan wanita, dan 10% tidak diketahui. (Napitupulu, 2010)

Sedangkan di RS Immanuel pasangan usia subur yang mengalami infertil sekitar 20% dialami oleh pria dan 80% dialami oleh wanita. Pada tahun 2009 sekitar 286 pasien (pria dan wanita) datang ke klinik fetomaternal. Pada tahun 2010 jumlah pasien yang datang memeriksakan diri di klinik fetomaternal RSI meningkat secara signifikan menjadi 600 orang dengan perbandingan pria dan wanita yang tidak jauh berbeda. Dan dari data-data tersebut menunjukan wanita mendominasi kasus infertil.

Dengan angka infertilitas pada wanita yang tinggi, maka harus diketahui apa saja yang dapat mempengaruhi keadaan infertilitas pada wanita. Berbagai faktor dapat menyebabkan seorang wanita menjadi infertil. Penyebab seorang wanita infertil dapat disebabkan oleh gangguan ovulasi yang sering disebabkan oleh polycystic ovarian syndrome (PCOS), primary ovarian insufficiency (POI) yang sering muncul

ketika wanita berumur lebih dari 40 tahun, terhalangnya tuba fallopi yang sering disebabkan oleh pelvic inflammatory disease (PID), endometriosis, pasca operasi kehamilan ektopik, kelainan di uterus, dan uterine fibroid. (Puscheck, 2011).

(15)

3

(polusi udara dan air), juga masalah kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormon. (Puscheck, 2011)

Sejauh ini upaya yang dilakukan di RSI untuk wanita infertil adalah stimulasi ovulasi, salphyngography, hydrotubasi, dan operasi. Upaya selanjutnya yang sedang dipersiapkan adalah laparoscopy dan upaya bayi tabung.

Apabila kita perhatikan, banyak sekali faktor-faktor resiko yang sebetulnya dapat mencegah infertilitas. Tujuan lebih lanjut adalah mencegah terjadiya dampak dari infertil, khususnya dalam bidang sosial. Melalui penelitian ini diharapkan bahwa wanita menyadari sejak usia muda pentingnya menjaga kesehatan reproduksi untuk mencegah timbulnya kasus wanita infertil.

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian diatas, infertilitas wanita merupakan suatu hal yang penting dan merupakan suatu masalah kesehatan yang harus diperhatikan.

1. Bagaimanakah distribusi kasus wanita infertil berdasarkan jenis infertilitas di Rumah Sakit Imanuel Bandung periode Januari 2010 – Januari 2011 2. Bagaimanakah distribusi kasus wanita infertil berdasarkan usia di Rumah

Sakit Imanuel Bandung periode Januari 2010 – Januari 2011. Pada usia berapakah kejadian infertilitas tersering

3. Bagaimanakah distribusi faktor risiko organik yang didapat pada pasien wanita yang mengalami infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung perioe Januari 2010 – Januari 2011

4. Bagaimanakah distribusi faktor risiko anorganik yang didapat pada pasien wanita yang mengalami infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2010 – Januari 2011

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah :

1. Mengupayakan kesadaran menjaga kesehatan reproduksi wanita

(16)

4

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data jenis infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung. 2. Mengetahui puncak usia wanita yang mengalami infertilitas di Rumah

Sakit Immanuel Bandung.

3. Mengetahui faktor organik apa saja yang dapat menyebabkan infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

4. Mengetahui faktor anorganik apa saja yang dapat menyebabkan infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung.

1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah

a. Manfaat Akademis (Ilmiah)

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai gambaran infertilitas. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan penelitian selanjutnya yang meneliti bagaimana mekanisme timbulnya infertilitas dari berbagai faktor resiko yang akan dipaparkan.

b. Manfaat Praktis (Klinis)

1. Informasi yang didapat dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mencegah dan mewaspadai terjadinya infertilitas.

2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu para klinisi dalam melengkapi data yang diperlukan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat.

1.5.Metodologi

Jenis Penelitian : Observasional deskriptif Rancangan Penelitian : Retrospective study

Teknik pengambilan data :Observasi/telaah data sekunder rekam medis Rumah Sakit Immanuel

Instrumen : Pengamatan/Observation

(17)

5

Jumlah Sampel : Whole sample

Teknik analisis :Univariat dengan menggunakan statistik dekriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi serta diuntai pembahasannya.

1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian

(18)

71

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan :

1. Dari distribusi 112 pasien wanita yang mengalami infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2010 – Januari 2011, kasus terbanyak merupakan kasus infertilitas primer, dengan presentase 70,5%, sedangkan sisanya 29,5% merupakan kasus infertilitas sekunder.

2. Berdasarkan pembagian kelompok usia dengan interval 5 tahun, kelompok usia yang paling sering datang dengan keluhan infertilitas adalah kelompok usia 25-29 tahun, dengan jumlah 44 kasus atau sebesar 39,3%.

3. Secara umum, faktor risiko organik yang paling sering menimbulkan infertilitas di Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah faktor Tuba dan Peritoneum, yaitu sebanyak 51 kasus, atau 45,5%. Pada faktor ini, yang paling ditemukan secara klinis di Rumah Sakit Immanuel adalah terjadinya Patensi Tuba sebanyak 48 kasus atau sebanyak 77%.

4. Sedangkan apabila dijabarkan, faktor Vulva dan Vagina menyumbang 5 kasus atau 4,5 % dari keseluruhan kasus, dan yang paling banyak ditemukan pada faktor ini adalah Vaginitis yaitu sebanyak 3 kasus atau sebesar 60%.

5. Faktor Uterus dan serviks menyumbangkan 10 kasus (8,9%) dari keseluruhan faktor organik, dan yang paling banyak ditemukan pada faktor ini adalah Cervicitis sebanyak 5 kasus, atau sebesar 50%.

6. Faktor Ovarium merupakan faktor risiko terbanyak kedua, setelah faktor Tuba dan Peritoneum, yaitu sebanyak 37 kasus (33%), dan faktor risiko yang paling sering ditemukan pada kasus adalah kista ovarium, yaitu sebanyak 27 kasus, atau sebesar 73%.

(19)

72

banyak termasuk dalam kategori Normal Weight, yaitu sebanyak 63 kasus atau sebanyak 56%.

5.2. Saran

1. Untuk pengisian rekam medik, diharapkan para dokter melakukan anamnesis secara keseluruhan, dan diharapkan hasilnya dicatat pada rekam medik lebih lengkap dan jelas sesuai dengan ketentuan isi rekam medik. Tujuannya adalah agar dapat ditelusuri lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mungkin belum terungkap, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan untuk kedepannya tentang masalah infertilitas.

2. Perlu dilakukan penyuluhan tentang infertilitas dan penjelasan tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan infertilitas, yang ditujukan tidak hanya kepada pasangan usia muda yang akan merencanakan menikah, tetapi dimulai dari usia reproduksi (kesehatan reproduksi remaja).

(20)

73

DAFTAR PUSTAKA

Advanced Fertility Center of Chicago. 2009. Female Age, Fertility and Infertility. http://www.advancedfertility.com/age.htm. August 23th.

Andersen AE, Ryan GL. 2009. Eating disorders in the obstetric and gynecologic patient population. Obstet Gynecol. 114(6): 1353-1367.

Belsey Mark A,. 1976. The epidemiology of infertility: a review with particular reference to sub-Saharan Africa. Bulletin World Health Organization. 54(3): 319–341

Bhattacharya S., Porter M., Amalraj E., Hamilton A., Lee A.J., Kurinczuk J.J. 2009. The epidemiology of infertility in the North East of Scotland. Oxford Journal. 24(12)3096-107

Centers for Disease Control and Prevention. Fertility, Family Planning, and Reproductive Health of U.S. Women: Data From the 2002 National Survey of Family Growth. http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_23/sr23_025.pdf. May 23th, 2011.

Cohen PG. 1999. The hypogonadal-obesity cycle: role of aromatase in modulating the testosterone-estradiol shunt-a major factor in the genesis of morbid obesity. Med Hypotheses. 52(1):49-51.

Cowan Bryan D. 2009. Polycistic Ovarian Syndrome.

http://emedicine.medscape.com/article/256806-overview. July 11th, 2011. Crosignani PG., Colombo M., Vegetti W., Somigliana E., Gessati A.,Ragni G.

2003. Overweight and obese anovulatory patients with polycystic ovaries: parallel improvements in anthropometric indices, ovarian physiology and fertility rate induced by diet. Hum Reprod. 18: p. 1928–1932.

(21)

74

Dechanet C., Anahory T., Mathieu Daude J C., Quantin, X., Reyftmann, L., Hamamah, S., Hedon B., Dechaud, H. 2010. Effects of cigarette smoking on reproduction. Human Reproduction Update. 17 (1): 76.

Domar AD, Zuttermeister PC, Friedman R .1993. The psychological impact of infertility: a comparison with patients with other medical conditions. J Psychosom Obstetri Gynaecologi. 14 Suppl: 45–52.

Djuwanto, Tono., Ritonga Mulyanusa. 2010. Pemeriksaan dasar Infertilitas Wanita. Bandung : Subbagian Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin.

Drake Richard L., Vogl Wayne., Mitchell Adam W.M. 2005. Gray’s Anatomy for Student. Philadhelpia: Elvesier Inc. p. 411-16; 439-441; 443-44; 456

Fauci Anthony S., Kasper Dennis L., Longo Dan L., Braunwald Eugene., Hauser Stephen L., Jameson J. Larry., Loscalzo Joseph. 2008. Harrison's Principles Of Internal Medicine. Seventeenth Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies Inc: Chapter 51; Chapter 341; Chapter 389.

Figa Irene. 2010. Occupational risk factors and reproductive health of women. Oxford Journals : Medicine. 56(8) : Pp. 521-531

Foresterhill : Department of Obstetrics and Gynaecology, University of Aberdeen. 301(6744): 148–152

Goldstein Andrew., Pukall Caroline F., Goldstein Irwin. Female Sexual Pain Disorder. United Kingdom : Wiley Blackwell. p. 229-31

Gor Hetal B. 2011. Vaginitis. http://emedicine.medscape.com/article/257141-overview#aw2aab6b2b3aa. 27th October 2011

Grodstein Francine., Goldman Marlene B., Cramer Daniel W. 1994. Body Mass Index and Ovulatory Infertility. Harvard School : Departement of Epidemiology. 5 : p.247–250..

(22)

75

Hartz AJ., Barboriak PN., Wong A., Katayama KP., Rimm AA. 1979. The association of obesity with infertility and related menstural abnormalities in women. Int J Obese. 3: p. 5773

Human Reproduction Update. 2005. Sperm transport in the female reproductive tract. Oxford Journal. 12(1) : Pp.23-37

Infertility sterility cause. 2011. http://infertilitysterilitycause.com/?p=4248. August 28 th 2011.

J Barten,. 1978. Sreening for infertility in Indonesia : Result of examination of 863 infertile couples. National Center for Biotechnology Information. (5):405-12.

polycystic ovary syndrome: an update. Curr Opin Obstet Gynecol.22(6):466-476.

Krantz KE. 2003. Anatomy of The Female Reproductive System in Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. 9th ed. McGraw-Hill Co. Leridon Henri. 2004. Can assisted reproduction technology compensate for the

natural decline in fertility with age? A model assessment. Inggris : Oxford University Press. 6:1548-1553.

Lucidi Richard Scott Lucidi. 2011. Polycistic Ovarium Syndrome. http://emedicine.medscape.com/article/256806-overview. August 25th 2011. Manuaba Ida Ayu Chandranita., Manuaba Ida Bagus gde Fajar Manuaba.,

Manuaba Ida Bagus Gde. 2009. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. Edisi II. Jakarta: EGC. p. 254-9

Mazumdar S, Levine AS.1998. Antisperm antibodies: ertiology, pathogenesis, diagnosis, and treatment. Fertil Steril. Pp. 70: 799-810

(23)

76

Mitchell GW.,Rogers J. 1953. The influence of weight reduction on amenorrhea in obese women. N Engl J Med. 249: p. 835–837.

Mokhtar Samiha., Hassan Ali Hassan., Mahdy Nehad,. Elkhwsky., Shehata Gehan. 2006. Risk Factor For Primary and Secondary Female Infertility in Alexandra : A Hospital Based Case Control Study. Alexandria : Department of Biostatistics, High Institute Public Health, Department of Gynecology and Obstetric, Faculty of Medicine Department Medical Statistics, Medical Research Institute. 4: 255 -61.

Mosselhy MH., Hussein MH. 1998. Prevalence of reproductive tract infections among married women of reproductive age. Fertil Steril. 23: p. 543-6.

Napitupulu KN., 2010. Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Universitas Sumatera Utara.

Nawaz FH, Rizvi J. 2010. Continuation of metformin reduces early pregnancy loss in obese Pakistani women with polycystic ovarian syndrome. Gynecol Obstet Invest.69(3):184-189.

Penn State Milton S. Hershey Medical Center. Polycystic Ovary Disease. http://www.pennstatehershey.org/healthinfo/hie/1/000369.htm. February 16, 2011.

Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia. 2001. Infertilitas, Dapat Terjadi Pada Pria Maupun Wanita. http://pdpersi.co.id. October 1st 2011.

Poedjomartono Bagaswoto., Husodoputro Henri Kusumo., Faisal Arif. 1984. Pemeriksaan Hysterosalpingografi pada infertilitas di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito. Yogyakarta : Fakultas Kedokreran Universitas Gajah Mada RSUP Dr. Sardjito. 16(1) : p. 19-27.

Puspitasari Oktaria. 2009. Karakteristik Wanita Infertil di Poli RSUP Dr. Mohhamad Hoesin Palembang. Palembang : Politeknik Kesehatan Palembang.

Puscheck Elizabeth E. 2011. Infertility.

(24)

77

Roupa., M Polikandrioti., P Sotiropoulou., E Faros., A Koulouri., G Wozniak., M Gourni. 2009. Causes Of Infertility In Women at Reproductive Age. Health Science Journal. 3(2):80-7.

Shamila S., Sasikala SL. 2011. Primary Report on the Risk Factors Affecting Female Infertility in South Indian Districts of Tamil Nadu and Kerala. Indian Journal of Community Medicine. 36(1): 59–61.

Speroff Leon., Fritz Marc A. 2005. Clinical gnecologic endocrinology and infertility. Seventh Edition. United States of America : Lippincott Williams & Wilkins. p. 1039-54.

Sumapraja S. 1985. Pemeriksaan pasangan infertil. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. p. 1-44

Sumapraja S. 1991. Infertilitas. Cetakan kelima. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prwirohardjo. p. 426-463 relationship? Gynecol Obstet Invest. 2002;53 (Suppl 1):2-11.

World Health Organization. 2011. http://www.who.int/topics/infertility/en/. 15th July , 2011.

(25)

78

effect of body fat distribution on conception rates. Br Med J. 306. p :484– 487.

Zamralitan. dan Wirawan, H. 2003. Dampak Psikologis pada Diri Seorang Istri yang Mengalami Infertilitas. http://www.psikologi-untar.com. December 20th 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Extending and deepening social power in any one of these configura- tions may be quite compatible with maintain- ing the dominance of capitalism, but if it is possible to

Devia Sari, Afiks {Ka - an} Bahasa Minangkabau di Kota Sawahlunto, Sastra Daerah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Padang, 2012. Bahasa Minangkabau adalah

Pada penelitian ini, estimasi terhadap nilai manfaat dan eksternalitas konversi gumuk pasir menjadi tambak udang diperlukan untuk memberikan rekomendasi bagi Pemda

Berdasarkan identifikasi masalah, permasalahan kemampuan Orientasi dan Mobilitas anak tunanetra sangat kompleks oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada masalah

Dari hasil wawancara singkat penulis dengan beberapa karyawan didapatkan hasil yang cukup mengejutkan karena sebagian besar karyawan sales dan marketing PT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

4082 dan lebih ditingkatkan lagi adalah bagaimana menjaga hubungan yang baik dan benar dengan para pelanggan hotel, atau dengan kata lain dapat diartikan,

Untuk mengatasi permasalahan pada instalasi perpipaan suatu gedung yang digunakan baik sebagai distribusi air bersih maupun instalasi pemadam kebakaran, cara yang