• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan sikap, minat, dan prestasi belajar siswa dengan pendekatan pedagogi reflektif pada mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Gayam semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan sikap, minat, dan prestasi belajar siswa dengan pendekatan pedagogi reflektif pada mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Gayam semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN SIKAP, MINAT, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN PEDAGOGI REFLEKTIF

PADA MATA PELAJARAN IPS

KELAS V SD KANISIUS GAYAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Nicodemus Yordan Adheyanto

NIM. 071134001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

(5)
(6)

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

“IMAJINASI ADALAH SEGALANYA, KILASAN DARI MASA DEPAN” Albert Einstain

Skripsi ini saya persembahan kepada:

1. Tuhanku Yesus Kristus, sumber inspirasiku.

2. Bunda Maria, yang selalu menuntunku pada sumber inspirasiku.

3. Ayah yang aku kasihi, Nicolaus Tujiyantono.

4. Ibu yang aku kasihi, Yuliana Sarjiyem.

5. Adik-adik saya Brigita Krisnilasari Yulianto dan Leonardus Gangga

Setiyanto.

6. Simbah Daliyah.

7. Para Leluhurku.

8. Teman-teman PGSD.

(7)

ABSTRAK

PENINGKATAN SIKAP, MINAT, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN PEDAGOGI REFLEKTIF PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD KANISIUS GAYAM SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nicodemus Yordan Adheyanto Universitas Sanata Dharma

2012

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan pedagogi reflektif meningkatkan 1) sikap belajar siswa, 2) minat belajar siswa, 3) prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Mata Pelajaran IPS kompetensi dasar 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Metode penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) pada siswa kelas VB SD Kanisius Gayam sebanyak 24 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Instrumen penelitian berupa 10 item skala sikap dan minat, 5 indikator pengamatan sikap dan minat, 5 indikator wawancara terhadap guru untuk mengukur sikap dan minat belajar, serta 20 soal pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan membandingan nilai rata-rata kondisi awal, akhir siklus 1 dan akhir siklus 2, serta membandingkan rata-rata kenaikan dengan T-test.

Data penelitian menunjukkan, hasil kondisi awal : siklus I : siklus II, pada indikator nilai rata-rata sikap belajar = 61,38 : 68,33 : 80,93, nilai rata-rata minat belajar siswa = 58,25 : 71,25 : 81,47, dan nilai rata-rata prestasi belajar = 67,50 : 69,31 : 78,75. Berdasar hasil tersebut menunjukkan bahwa, nilai rata-rata sikap belajar siswa kondisi awal : siklus I : siklus II mengalami peningkatan secara signifikan, demikian juga pada nilai rata-rata minat belajar siswa, dan pada nilai rata-rata prestasi belajar siswa.

(8)

ABSTRACT THE ENRICHMENT

OF STUDENTS’ LEARNING ATTITUDE, INTEREST, AND ACHIEVEMENT

THROUGH A REFLEKTIVE PEDAGOGICAL APPROACH IN SOSIAL SCIENCE SUBJECT OF GRADE V EVEN SEMESTER –

KANISIUS ELEMENTARY SCHOOL GAYAM ACADEMIC YEAR OF 2010/2011

Nicodemus Yordan Adheyanto Sanata Dharma University

2012

The purpose of the research was to identify whether the implementation of

a pedagogical approach was reflective in enrichment of the students’: 1) learning attitude, 2) learning interest,and 3) learning achievement in the basic competence of 2.1 in Social Science of the students of grade V - even semester, at Kanisius Elementary School Gayam, academic year of 2010/2011, concerning with

“Describing the struggle of national heroes in the Dutch Colonial time and

Japanese Occupation Period.

The research method used in this research was a classroom action research, with 24 grade VB students of Kanisius Elementary School – Gayam as the subject under research. The research was developed in two cycles of actions with research instruments of ten scale items of attitude and interest, along with 5 indicators of observation on attitude and interest, another 5 indicators concerning

interviews with the teacher to measure the students’ learning attitude and interest, while a set of 20 multiple choice questions was used to measure the students’

learning achievement. The instruments, based on statistical analyses, were qualified for the sake of the validity and reliability of the research. The data analyses was implemented by comparing the mean of achievement at the initial stage, the mean of achievement at the end of the first cycle, and at the end of the second cycle, and comparing the mean of increases by a T-test.

The research data showed that the initial condition : first cycle : second

cycle, the indicator of students’ mean scores in learning attitude, was 61.38 :

68.33 : 80.93; the mean of the students’ learning interest scores was 58.25 : 71.25

: 81.47, and the students’ achievement scores was 67.50 : 69.31 : 78.75 . The result indicated that mean of students’ learning attitude scores mean of the initial

conditions : the first cycle : the second cycle increased significantly, and so were

the students’ mean of learning interest score and the mean of learning

achievements score.

Key terms: reflective pedagogical approach, students’ learning attitude, students’

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang

telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulisan tugas akhir yang berupa skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini tidak akan berhasil

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

a. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Dharma

b. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Dharma dan dosen pembimbing II,

terima kasih atas bimbingan, nasihat dan waktu yang telah diberikan dari awal

hingga tugas akhir ini selesai.

c. Drs. B. Musidi. M. Pd. selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas

bimbingan, nasihat dan waktu yang telah diberikan dari awal hingga tugas

akhir ini selesai.

d. Ibu Christina Isminarti, S. Pd. selaku kepala sekolah SD Kanisius Gayam

e. Ibu Dwi Darmayani, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial SD Kanisius Gayam serta selaku mitra penulis dalam penelitian

(10)

g. Segenap staf guru dan karyawan SD Kanisius Gayam

h. Segenap staf Prodi PGSD

i. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis secara spitiritual maupun material dari awal hingga tugas akhir ini

selesai. Penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian tugas akhir ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukan, kritik, saran

yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penyusunan laporan tugas akhir

masa-masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan penelitian tugas akhir

ini berguna bagi semua pihak.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

(12)

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Pendekatan Pedagogi Reflektif ... 8

2.1.1.1 Pengertian Pedagogi Reflektif... 8

2.1.1.2 Tujuan Pendekatan Pedagogi Reflektif ... 9

2.1.1.3 Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan Pedagogi Reflektif ... 9

2.1.2 Karakteristik Siswa Kelas V ... 12

2.1.2.1 Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget... 12

2.1.2.2 Tahap Perkembangan Anak Menurut Erikson ... 13

2.1.2.3 Tahap Perkembangan Menurut Kohlberg ... 13

2.1.3 Hakikat IPS ... 13

2.1.3.1 Pengertian IPS ... 13

2.1.3.2 Tujuan Mata Pelajaran IPS SD ... 14

2.1.3.3 Pembelajaran IPS Di SD ... 15

2.1.3.4 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS ... 15

2.1.4 Sikap Belajar Siswa Terhadap IPS ... 16

2.1.5 Minat Belajar Siswa Terhadap IPS ... 17

2.1.6 Pretasi Belajar ... 18

2.1.6.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 18

2.1.6.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 19

2.1.7 Tujuan Instruksional Menurut Bloom ... 20

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya... 25

2.3 Kerangka Berfikir... 27

2.4 Hipotesis Tindakan... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

(13)

3.2 Setting Penelitian ... 31

3.3 Rancangan Penelitian ... 32

3.3.1 Pra Penelitian ... 32

3.3.2 Rencana Tindakan Penelitian ... 33

3.3.2.1 Persiapan Penelitian ... 33

3.3.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan ... 34

3.4 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 40

3.4.1 Instrument Penelitian ... 40

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5 Validitas dan Reliabilitas Intrumen ... 48

3.5.1 Penentuan Validitas ... 48

3.5.2. Penentuan Reabilitas ... 48

3.6 Teknik Analisis Data ... 56

3.6.1 Tes Tertulis... 56

3.6.2 Angket Sikap dan Minat Belajar ... 57

3.6.3 Lembar Pengamatan dan Wawancara ... 58

3.6.4 Uji normalitas ... 58

3.6.5 Uji Hipotesis ... 59

3.7 Indikator Keberhasilan ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pra Penelitian Tindakan Kelas ... 61

4.2 Hasil Penelitian ... 69

4.2.1 Siklus Pertama ... 69

4.2.1.1 Perencanaan (Planning) ... 69

4.2.1.2 Tindakan (Acting) ... 70

4.2.1.3 Pengamatan (Observing) ... 72

4.2.1.4 Refleksi (Reflecting) ... 86

4.2.2 Siklus II ... 87

4.2.2.1 Perencanaan (Planning) ... 87

(14)

4.2.2.3 Pengamatan (Observing) ... 90

4.2.2.4 Refleksi (Reflecting) ... 104

4.3 Pembahasan ... 105

4.3.1 Peningkatan Sikap Belajar Siswa ... 105

4.3.2 Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 106

4.3.3 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 107

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 113

(15)

DAFTAR TABEL

JUDUL TABEL HALAMAN

Tabel 1. Waktu penelitian ... 32

Tabel 2. Kisi-kisi soal tes tertulis ... 41

Tabel 3. Kisi-kisi angket sikap ... 42

Tabel 4. Kisi-kisi angket minat ... 43

Tabel 5. Lembar pengamatan ... 44

Tabel 6. Pedoman wawancara guru ... 45

Tabel 7. Uji validitas angket sikap ... 49

Tabel 8. Uji validitas angket minat ... 49

Tabel 9. Uji validitas soal pilihan ganda siklus I ... 50

Tabel 10. Uji validitas soal pilihan ganda siklus II ... 51

Tabel 11. Uji beda item angket sikap ... 53

Tabel 12. Uji beda item angket minat ... 53

Tabel 13. Uji beda pilihan ganda siklus I ... 53

Tabel 14. Uji beda pilihan ganda siklus II ... 54

Tabel 15. Kriteria koefisien reliabilitas ... 55

Tabel 16. Uji reliabilitas angket sikap dan minat ... 55

Tabel 17. Uji reliabilitas soal pilihan ganda siklus I dan II ... 55

Tabel 18. Tabel indikator keberhasilan tiap siklus... 60

Tabel 19. Tabulasi nilai angket sikap belajar kondisi awal ... 62

Tabel 20. Tabulasi nilai angket minat belajar kondisi awal ... 63

Tabel 21. Tabulasi nilai prestasi belajar kondisi awal ... 64

Tabel 22. Uji normalitas data angket sikap belajar kondisi awal ... 66

Tabel 23. Uji normalitas data angket minat belajar kondisi awal ... 67

Tabel 24. Uji normalitas data prestasi belajar kondisi awal... 68

Tabel 25. Jadwal pelaksanaan penelitian ... 69

Tabel 26. Tabulasi nilai angket sikap belajar akhir siklus I ... 72

Tabel 27. Tabulasi nilai angket minat belajar akhir siklus I ... 73

(16)

Tabel 29. Uji normalitas data angket sikap belajar kondisi akhir siklus I ... 76

Tabel 30. Uji normalitas data angket minat belajar kondisi akhir siklus I ... 77

Tabel 31. Uji normalitas data prestasi belajar kondisi akhir siklus I ... 78

Tabel 32. Uji hipotesis sikap belajar kondisi awal dengan kondisi akhir siklus I 79 Tabel 33. Uji hipotesis minat belajar kondisi awal dengan kondisi akhir siklus I 80 Tabel 34. Lembar pengamatan sikap dan minat belajar ... 81

Tabel 35. Lembar wawancara guru ... 82

Tabel 36. Triangulasi sikap, dan minat belajar siswa siklus I ... 84

Tabel 37. Uji hipotesis prestasi belajar kondisi awal dengan kondisi akhir siklus I ... 84

Tabel 38. Kendala dan strategi pemecahan masalah siklus I ... 86

Tabel 39. Tabulasi nilai angket sikap belajar akhir siklus II... 91

Tabel 40. Tabulasi nilai angket minat belajar akhir siklus II ... 92

Tabel 41. Tabulasi nilai prestasi belajar akhir siklus II ... 93

Tabel 42. Uji normalitas data angket sikap belajar kondisi akhir siklus II ... 94

Tabel 43. Uji normalitas data angket minat belajar kondisi akhir siklus II ... 95

Tabel 44. Uji normalitas data prestasi belajar kondisi akhir siklus II ... 96

Tabel 45. Uji hipotesis sikap belajar kondisi akhir siklus I dengan kondisi akhir siklus II ... 97

Tabel 46. Uji hipotesis minat belajar kondisi akhir siklus I dengan kondisi akhir siklus II ... 98

Tabel 47. Lembar pengamatan sikap dan minat belajar ... 99

Tabel 48. Lembar wawancara guru ... 100

Tabel 49. Triangulasi sikap, dan minat belajar siswa siklus II ... 102

Tabel 50. Uji hipotesis prestasi belajar kondisi akhir siklus I dengan kondisi akhir siklus II ... 102

Tabel 51. Tabel evaluasi proses ... 104

(17)

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Literatur Map dari Penelitian-penelitianSebelumnya ... 27

Gambar 2. Proses Penyusunan Hipotesis ... 29

Gambar 3. Skema model penelitian ... 31

Gambar 4. Grafik normalitas angket sikap belajar kondisi awal ... 66

Gambar 5. Grafik nilai angket minat belajar kondisi awal ... 67

Gambar 6. Grafik nilai prestasi belajar kondisi awal ... 68

Gambar 7. Grafik normalitas angket sikap belajar kondisi akhir siklus I ... 76

Gambar 8. Grafik normalitas angket minat belajar kondisi akhir siklus I ... 77

Gambar 9. Grafik normalitas prestasi belajar kondisi akhir siklus I ... 78

Gambar 10. Grafik perbedaan rata-rata nilai angket sikap belajar kondisi awal dan kondisi akhir siklus I ... 80

Gambar 11. Grafik perbedaan rata-rata nilai angket minat belajar kondisi awal dan kondisi akhir siklus I ... 81

Gambar 12. Grafik perbedaan rata-rata nilai prestasi belajar kondisi awal dan kondisi akhir siklus I ... 85

Gambar 13. Grafik normalitas angket sikap belajar kondisi akhir siklus II ... 94

Gambar 14. Grafik normalitas angket minat belajar kondisi akhir siklus II ... 95

Gambar 15. Grafik normalitas prestasi belajar kondisi akhir siklus II ... 96

Gambar 16. Grafik perbedaan rata-rata nilai angket sikap kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II ... 98

Gambar 17. Grafik perbedaan rata-rata nilai angket minat kondisi akhir siklus I dan kondisi akhir siklus II ... 99

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Silabus ... 118

Lampiran 2.RPP ... 127

Lampiran 3.LKS ... 144

Lampiran 4. Soal Tes Pilihan Ganda & Kunci Jawaban ... 162

Lampiran 5. Lembar Refleksi & Rencana Tindakan Pertemuan 1-4 ... 173

Lampiran 6. Angket/Skala Sikap & Minat ... 179

Lampiran 7. Uji Validitas Angket Sikap ... 183

Lampiran 8. Uji Validitas Angket Minat ... 185

Lampiran 9. Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 187

Lampiran 10. Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 190

Lampiran 11. Uji Beda Angket Sikap ... 193

Lampiran 12. Uji Beda Angket Minat... 194

Lampiran 13. Uji Beda Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 195

Lampiran 14. Uji Beda Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 196

Lampiran 15. Uji Reliabilitas Angket Sikap ... 197

Lampiran 16. Uji Reliabilitas Angket Minat... 197

Lampiran 17. Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus I ... 197

Lampiran 18. Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ... 198

Lampiran 19. Uji Normalitas Angket Sikap Kondisi Awal ... 199

Lampiran 20. Uji Normalitas Angket Sikap Siklus I ... 199

Lampiran 21. Uji Normalitas Angket Sikap Siklus II ... 200

Lampiran 22. Uji Normalitas Angket Minat Kondisi Awal ... 200

Lampiran 23. Uji Normalitas Angket Minat Siklus I ... 201

Lampiran 24. Uji Normalitas Angket Minat Siklus II ... 201

Lampiran 25. Uji Normalitas Prestasi Belajar Kondisi Awal ... 202

Lampiran 26. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siklus I ... 202

Lampiran 27. Uji Normalitas Prestasi Belajar Siklus II ... 203

Lampiran 28. Uji Hipotesis Angket Sikap Kondisi Awal dengan Siklus I ... 204

(19)

Lampiran 30. Uji Hipotesis Angket Minat Kondisi Awal dengan Siklus I ... 205

Lampiran 31. Uji Hipotesis Angket Minat Siklus I dengan Siklus II ... 205

Lampiran 32. Uji Hipotesis Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I ... 206

Lampiran 33. Uji Hipotesis Prestasi Belajar Siklus I dengan Siklus II ... 206

Lampiran 34. Foto-Foto Penelitian ... 207

Lampiran 35. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 210

Lampiran 36. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian... 212

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran penting dalam proses pembentukan pribadi

manusia secara utuh. Peran penting pendidikan tersebut sejalan dengan kodrat

manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna. “Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang sempurna, diberi bekal untuk membentuk pribadinya secara utuh” (P3MP,

2008: 3). Bekal tersebut adalah hidup, tubuh, bakat, kemampuan, akal budi, dan

kehendak bebas.

Selain berperan dalam proses pembentukan pribadi manusia secara utuh,

pendidikan juga mempunyai peran dalam proses mewujudkan kebebasan manusia

yang sejati. Peran tersebut, mempunyai tujuan untuk mengembangkan seluruh

aspek yang ada dalam diri setiap manusia, “sehingga manusia dapat mengetahui,

menyadari, dan menerima jati dirinya sebagai ciptaan yang berharga serta dicintai

Tuhan” (P3MP, 2008: 5).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok

di jenjang pendidikan sekolah dasar, bahkan IPS juga digunakan sebagai salah

satu mata pelajaran untuk Ujian Akhir Sekolah (UAS). Untuk itu, agar mendapat

hasil yang baik dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat dan dipersiapkah

secara matang oleh guru.

Mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek dalam

(21)

nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Untuk itu, dalam menanamkan konsep-konsep IPS

kepada siswa alangkah lebih baik apabila pembelajarannya dilakukan dengan

melibatkan faktor interen siswa khususnya faktor psikologis siswa yaitu sikap dan

minat belajar siswa. Kedua faktor tersebut dapat membantu siswa untuk

memahami atau bahkan menanamkan dalam dirinya konsep-konsep IPS, sehingga

siswa tidak hanya menghafal saja tetapi memaknai dan mau menerapkan

konsep-konsep hidup bersosial dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses memaknai

dan mau menerapkan konsep-konsep tersebut, siswa terlibat aktif dalam sebuah

pembelajaran. Apabila siswa aktif untuk memaknai dan berusaha menerapkan

pengetahuannya dengan cara yang konkrit maka pengetahuannya pun akan lebih

dapat tersimpan untuk jangka waktu yang lebih lama bahkan tidak akan

terlupakan, daripada pengetahuan yang hanya didapatnya dengan cara menghafal.

Selama ini metode yang digunakan oleh sebagian besar guru untuk

mengajar IPS di sekolah dasar adalah metode mengajar yang masih tradisional

serta bersifat informatif, yaitu guru cenderung menggunakan metode bercerita,

berceramah, atau mendikte. Siswa cenderung bersifat pasif, yaitu hanya duduk,

mendengarkan dan mencatat. Metode pembelajaran tersebut membuat siswa

hanya membayangkan hal-hal yang diceritakan oleh gurunya, sehingga siswa

menjadi kurang termotivasi untuk belajar, bahkan banyak yang merasa bosan,

mengantuk, atau bahkan mencari kesibukan dan asik dengan kegiatannya sendiri.

Keadaan di atas sesuai dengan hasil observasi lapangan peneliti pada hari Sabtu,

(22)

Dampak dari keadaan tersebut membuat siswa menjadi malas untuk

belajar, memaknai pengetahuan atau bahkan menerapkan pengetahuannya ke

dalam dunia konkrit, siswa menjadikan IPS sebuah mata pelajaran yang

menakutkan, karena harus menghafalkan konsep-konsep IPS yang begitu banyak

dalam waktu sekejap dan prestasi belajar menjadi rendah. Rendahnya prestasi

belajar terlihat dari hasil data kondisi awal yang dilakukan pada hari Senin, 10

Januari 2011. Hasil data kondisi awal menunjukkan nilai sebagian siswa masih di

bawah kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM) yaitu 66. Ada 13 siswa dari 24

siswa yang nilainya di bawah KKM atau jika dipersentasikan 54% siswa nilainya

di bawah KKM

Dewasa ini sudah banyak metode pembelajaran yang dirancang untuk

mengatasi pembelajaran yang tradisional dan bersifat informatif tersebut, namun

dalam penelitian ini peneliti akan mencobakan sebuah paradigma atau pendekatan

yang dapat mengaktifkan siswa, dan mengarahkan siswa untuk memaknai

pengetahuan yang mereka dapat dan mengajak untuk menerapkan konsep-konsep

IPS dalam dunia konkrit. Selain itu siswa mengalami perkembangan kepribadian

yang utuh dan menyadari bahwa dirinya adalah mahluk ciptaan Tuhan yang

sempurna serta memiliki kebebasan sejati.

Salah satu pendekatan atau paradigma yang sesuai untuk mata pelajaran

IPS adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). “PPR merupakan suatu pendekatan yang dapat membentuk pribadi siswa secara utuh, mewujudkan

(23)

intelektual, religiusitas siswa, dan kemampuan siswa untuk mewujudkan

nilai-nilai kehidupan dalam lingkungannya” (P3MP, 2008: 3-4).

Bertolak dari pandangan di atas maka penulis mengambil judul

“Peningkatan Sikap dan minat Belajar Siswa dengan Paradigma Pedagogi

Reflektif pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kanisius Gayam Semester Genap

Tahun Pelajaran 2010/2011”. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan tersebut sikap, minat, dan prestasi belajar siswa meningkat sehingga siswa dapat

memaknai pengetahuan, menerapkan konsep-konsep IPS dalam dunia konkrit,

mengalami perkembangan kepribadian utuh, dan menyadari bahwa dirinya adalah

mahluk sempurna ciptaan Tuhan yang memiliki kebebasan sejati.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan dengan

mempertimbangkan terbatasnya waktu, maka penelitian ini dibatasi pada proses

peningkatan sikap, minat, dan prestasi belajar siswa di kelas V SD Kanisius

Gayam Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran IPS Standar Kompetensi

2.: Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankaan kemerdekaan Indonesia. Serta pada Kompetensi Dasar 2.1:

Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda

dan Jepang dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif.

(24)

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan masalah dalam

penelitian ini, yaitu :

1. Apakah Pendekatan Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan sikap belajar

siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester genap pada mata pelajaran

IPS tahun pelajaran 2010/2011?

2. Apakah Pendekatan Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan minat belajar

siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester genap pada mata pelajaran

IPS tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah Pendekatan Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester genap pada mata

pelajaran IPS tahun pelajaran 2010/2011?

1.4 Batasan Istilah

Batasan istilah pada penelitian ini adalah :

a. PPR merupakan cara pandang dalam pembelajaran bertujuan untuk

mengembangkan pribadi manusia secara utuh, yang memiliki unsur-unsur

pokok: konteks – pengalaman – refleksi – tindakan - evaluasi.

b. Sikap merupakan kecenderungan dalam subyek menerima atau menolak

suatu yang berharga/baik atau tidak berharga/baik.

c. Minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam diri subyek untuk

merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung

(25)

d. Prestasi belajar adalah hasil perubahan setelah proses belajar berupa

penguasaan pengetahuan (kognitif) yang dinyatakan dalam skor kemudian

dikonversikan dalam bentuk nilai.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan sikap belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester

genap dengan menggunakan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata

pelajaran IPS tahun pelajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester

genap dengan menggunakan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata

pelajaran IPS tahun pelajaran 2010/2011.

3. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester

genap dengan menggunakan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata

pelajaran IPS tahun pelajaran 2010/2011.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi tambahan bacaan di perpustakaan sekolah.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi guru dalam menerapkan

pembelajaran berbasis pendekatan pedagogi reflektif.

(26)

Mendapat pengalaman belajar dengan Pendekatan Pedagogi Reflektif.

4. Bagi Penulis

Mendapat pengalaman berharga dalam menerapkan pendekatan pedagogi

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II landasan teori berisi kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas teori-teori

yang relevan dengan penelitian, Hasil penelitian sebelumnya yang berisi

pengalaman penelitian yang pernah ada. Selanjutnya hasil penelitian dirumuskan

dalam kerangka berpikir dan hipotesis penelitian yang berisi jawaban sementara

dari rumusan masalah penelitian.

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Pendekatan Pedagogi Reflektif 2.1.1.1. Pengertian Pedagogi Reflektif.

Menurut Tim PPR SD Kanisius dalam Seminar PPR di Yogyakarta,

mengemukakan PPR adalah sebuah pendekatan yang dapat membentuk sikap dan

kepridadian yang super dengan cara merefleksikan materi dan proses belajar guna

menemukan nilai-nilai kehidupan. Menurut Yakob Dere Beonang dalam majalah

Educare (2010: 29) “PPR merupakan usaha mengembangkan pendidikan pada umumnya dan pembelajaran pada khususnya dengan menekankan refleksi

(28)

kompetensi dan ketrampilan saja, tetapi merupakan proses refleksi untuk

menemukan dan menginternalisasi nilai-nilai kehidupan”.

Berdasar dari tiga pendapat di atas secara umum PPR dapat diartikan

sebagai pendekatan yang mengembangkan kemampuan akademik, ketrampilan,

dan sikap siswa lewat proses refleksi untuk menemukan nilai-nilai kemanusian

dan kehidupan dalam materi dan proses pembelajaran.

2.1.1.2. Tujuan Pendekatan Pedagogi Reflektif

Tujuan Pembelajaran PPR menurut Pendidikan Yesuit (1987: 23) yaitu

“berusaha untuk memperkembangkan dalam diri para siswa kecakapan untuk

memahami kenyataan dan menilainya secara kritis”. Kemampuan menanggapi kenyataan di sekitar secara kritis tersebut merupakan upaya untuk mempertajam

pembelajaran yang telah diterima di sekolah dan di lingkungan sosial mereka,

sehingga dihasilkan lulusan yang handal dan cakap dalam mengatasi

permasalahan kehidupan di lingkungan sosialnya (Subagya, 2010: 22-25).

Tujuan pembelajaran PPR terwujud dalam 3 unsur tujuan pembelajaran.

Ketiga unsur tersebut meliputi competence, conscience dan compassion.

Competence merupakan kemampuan kognitif atau intelektual, conscience

merupakan kemampuan afektif untuk menentukan pilihan-pilihan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan compassion merupakan

kemampuan psikomotorik berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap

bela rasa bagi sesama (Subagya, 2010: 23-24).

(29)

Penerapan model pembelajaran PPR ini dirumuskan dalam sebuah siklus

yang terdiri dari unsur-unsur pokok. Unsur-unsur pokok tersebut meliputi:

konteks (context) – pengalaman (experience) – refleksi (reflection) – tindakan (action) – evaluasi (evaluation) (P3MP, 2008: 8). Berikut penjabaran mengenai

unsur-unsur pokok pada siklus pembelajaran PPR:

1. Konteks

Proses yang dilakukan oleh guru dan didukung dengan keterbukaan diri

siswa. Proses ini mengajak siswa untuk mencermati konteks-konteks kehidupan

yang ada pada diri siswa. Sedangkan guru berperan untuk menggali

konteks-konteks kehidupan yang ada pada diri siswa dan mengamati sejauh mana siswa

mencapai perkembangan pribadi yang utuh pada materi yang akan diajarkan

(Subagya, 2010: 43).

2. Pengalaman

Pengalaman adalah proses siswa memahami materi pembelajaran secara

mendalam, dengan melibatkan seluruh kemampuannya (kognitif, afektif, dan

psikomitor). Pengalaman dalam pembelajaran yaitu mencakup pengalaman

langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung merupakan

pengalaman atas peristiwa yang dialami oleh siswa sendiri yang dikaitkan dengan

mata pelajaran (Subagya, 2010: 52). Contoh dari pengalaman langsung yaitu

bermain, diskusi, dan pengamatan. Sedangkan pengalaman tidak langsung

merupakan pengalaman yang diperoleh siswa bukan berasal dari pengalaman

dirinya sendiri yaitu pengalaman melalui mendengarkan, melihat, dan membaca

(30)

3. Refleksi

Refleksi merupakan unsur yang paling penting dan harus ada pada

pembelajaran PPR. Refleksi merupakan proses mempertimbangkan dengan

seksama menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi dan, pengalaman, serta

ide-ide atau tujuan yang diinginkan (Subagya, 2010: 55). Refleksi menjadi

penghubung antara pengalaman yang telah diperoleh siswa pada kegiatan

pembelajaran dengan tindakan yang akan dilakukan oleh siswa. Melalui proses

refleksi siswa diharapkan dapat memaknai proses pembelajaran dan menangkap

nilai-nilai positif yang ada pada pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu

diharapkan siswa mengalami perubahan pribadi yang dapat mempengaruhi

lingkungan sekitarnya.

4. Tindakan

Langkah ini bersumber dari langkah refleksi yang telah dilakukan oleh siswa.

Hasil refreksi diwujudkan menjadi tindakan atau aksi yang disertai dengan

semangat magis. Tindakan merupakan pertumbuhan batin yang mencakup dua

tahap, yaitu pilihan-pilihan batin (hasil dari refleksi pengalaman) dan perwujudan

dalam tindakan nyata. Pilihan batin merupakan momentum bagi siswa untuk

memilih suatu nilai kebenaran sebagai miliknya (Subagya, 2010: 61). Sedangkan

pilihan perwujudan tindakan nyata yaitu tindakan konsisten yang berdasar dari

makna-makna hidup, sikap, nilai-nilai yang telah dipilih oleh siswa menjadi

bagian dari dirinya (Subagya, 2010: 62).

(31)

Evaluasi dilakukan berdasar pada tujuan pendidikan PPR itu sendiri, yaitu

membentuk manusia yang berkepribadian utuh, kompeten secara intelektual,

bersedia untuk selalu berkembang, bersikap religius, penuh kasih dan memiliki

tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan yang tulus kepada sesama umat Allah.

Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan evaluasi yang menyeluruh pada

aspek-aspek pengetahuan, perkembangan sikap, penentuan prioritas dan

tindakan-tindakan nyata yang sesuai dengan prinsip menjadi orang demi orang

lain “man for others” (Subagya, 2010: 63-64)

2.1.2. Karakteristik Siswa Kelas V

Siswa merupakan anak-anak yang mengikuti pelajaran dalam satuan

pendidikan. Siswa memiliki tingkat perkembangan dan tugas perkembangan yang

berbeda-beda sesuai dengan usianya. Siswa kelas V SD adalah anak yang berada

pada usia 11 tahun yang memiliki tahap perkembangan dan tugas perkembangan

sesuai usianya. Berikut ini pemaparan tahap perkembangan dan tugas

perkembangan menurut para ahli:

2.1.2.1. Tahap Perkembangan Anak Menurut Piaget

Menurut Piaget (dalam Thalib, 2010: 29) tahap perkembangan kognitif

anak dibagi menjadi empat bagian, yaitu periode sensorimotor (usia 0–2 tahun),

(32)

di mana anak sudah memiliki kemampuan membentuk berbagai operasi mental,

dan berfikir secara konkret.

2.1.2.2. Tahap Perkembangan Anak Menurut Erikson

Menurut Erikson (dalam Thalib, 2010: 25), perkembangan manusia

dibagi dalam delapan tahap, yaitu bayi (0 – 1 tahun), masa kanak-kanak (1 – 2 tahun), masa pra sekolah (2 – 6 tahun), masa sekolah (6 – 12 tahun), masa remaja (12 – 18 tahun), masa dewasa awal (19 – 40 tahun), masa dewasa (40 – 65 tahun),

masa dewasa akhir ( > 65 tahun). Berdasar tahap perkembangan di atas anak kelas

V SD termasuk dalam tahap masa sekolah di mana anak belajar membuat

keputusan, memperoleh keterampilan untuk bidang pendidikan dan pekerjaan,

serta perkembangan potensi dasar anak.

2.1.2.3. Tahap Perkembangan Menurut Kohlberg

Menurut Kohlberg (dalam Sukmadinata, 2009: 119) yang disempurnakan

Helm dan Turner, tahap perkembangan moral dibagi menjadi tiga tahap, yaitu

tahap pra konvensi (masa bayi sampai kanak-kanak), konvensi (masa anak kecil

sampai anak, dan tahap pasca konvensi (masa remaja sampai dewasa).

Berdasarkan pemaparan di atas siswa kelas V SD termasuk pada tahap konvensi

yaitu anak berbuat baik agar dinilai baik atau mendapat pujian, dan anak berbuat

baik karena patuh akan peraturan atau hukum.

(33)

Somantri berpendapat (dalam Sapriya, 2009: 11) pengertian Ilmu

Pengetahuan Sosial ada dua jenis, yaitu pendidikan IPS untuk persekolahan dan

pendidikan IPS untuk perguruan tinggi. Pengertian pendidikan IPS untuk

persekolahan adalah “penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan

humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan

secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan” (dalam Sapriya, 2009: 11). Sedangkan pengertian pendidikan IPS untuk perguruan tinggi

adalah “seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk

tujuan pendidikan” (dalam Sapriya, 2009: 11).

Dari dua pengertian tersebut terlihat ada perbedaan istilah yaitu

penyerderhanaan pada pengertiaan pendidikan IPS untuk persekolahan, dan

pengertian pendidikan IPS untuk perguruan tinggi. Menurut Somantri “istilah perbedaan istilah penyerderhanaan dan seleksi mempunyai maksud untuk

menunjukkan tingkat kesukaran bahan yang diberikan” (dalam Sapriya, 2009: 12). Adanya pembedaan bahan ajar tersebut merupakan penyesuaian tingkat

perkembangan anak, sehingga pada taraf persekolahan pendidikan IPS tidak

diberikan terlalu luas yang dapat memberatkan siswa dalam memahami materi

yang diberikan.

2.1.3.2. Tujuan Mata Pelajaran IPS SD

Pemberian Mata pelajaran IPS kepada siswa SD bukanlah tanpa tujuan.

Menurut Depdikbub (Kurikulum SD, 2006: 575) mata pelajaran IPS bertujuan

(34)

“1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal dan global.”

2.1.3.3. Pembelajaran IPS di SD

Pembelajaran IPS di SD disajikan dalam bentuk pembelajaran terpadu.

Pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi

untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran

terpadu IPS SD melibatkan bidang studi geografi dan sejarah. Pembelajaran

terpadu menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam belajar, dan membuat

siswa dapat membuat keputusan tepat terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya

(Tim Pengembang PGSD, 2001: 6).

Menurut Nursid (1980: 80) dalam memberikan pembelajaran IPS perlu

menggunakan teknik dan strategi yang tepat. Teknik dan strategi itu meliputi: “1)

membina konsep dan mengembangkan generalisasi pada IPS, 2) mengajarkan

keterampilan pada pengajaran IPS, 3) mengajarkan nilai dan sikap pada

pengajaran IPS, 4) mengembangkan inkuiri dan berpikir, dan 5) prosedur bertanya

efektif pada pengajaran IPS”.

2.1.3.4. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS SD

Kompetensi Dasar (KD) yang akan diteliti adalah KD 2.1 pada mata

pelajaran IPS kelas V semester 2. KD tersebut adalah mendiskripsikan perjuangan

para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Materi yang akan

(35)

perjuangan para tokoh pejuang melawan perjajahan Belanda pada abad ke-17 dan

abad ke-18, perjuangan para tokoh pejuang melawan penjajahan Belanda pada

abad ke-20, Sumpah Pemuda dan perjuangan para tokoh melawan penjajahan

Jepang.

2.1.4. Sikap Belajar Siswa Terhadap IPS

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa terlepas dari

lingkungannya. Dalam berinteraksi tersebut sikap mempunyai peranan yang

sangat vital dalam memberikan penilaian apakah obyek yang ada di sekitarnya

berharga atau tidak bagi dirinya, memberi penilainan apakah senang atau tidak

senang terhadap suatu obyek.

Dalam dunia pendidikan ada berbagai macam definisi sikap, antara lain,

menurut Nurkancana (1983: 259) sikap adalah sebagai suatu kecenderungan untuk

melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik

berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu, sikap ini memberi arah

kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Sedangkan Winkel berpendapat

(1983: 30) sikap adalah kecenderungan dalam subyek menerima atau menolak

suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai obyek yang

berharga (baik) atau tidak berharga (tidak baik). Dalam sikap terdapat aspek

kognisi, aspek afeksi, dan aspek konasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan

kecenderungan untuk bertindak, merespon terhadap obyek tertentu, dapat secara

(36)

menjawab pertanyaan tentang apa yang dipikirkan atau di persepsikan terhadap

obyek, komponen afektif menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakan dalam

emosinya terhadap obyek, dan komponen tingkah laku menjawab pertanyaan

persiapan atau kesediaan untuk bertindak terhadap obyek.

Dalam Bidang IPS sikap siswa terhadap IPS merupakan kecenderungan

siswa untuk menerima atau menolak pelajaran IPS berdasarkan penilaiannya

terhadap IPS sebagai hal yang berguna / berharga (sikap positif terhadap IPS) atau

sebagai hal yang tidak berguna / berharga (sikap negatif terhadap IPS). Penilain

tersebut dapat terlibat dari sejauh mana kesediaan siswa untuk mau mendengarkan

dengan penuh perhatian, memperhatikan aktivitas-aktivitas kelas, dan menghargai

peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian Sikap belajar

siswa dapat mengacu pada tujuan instruksional ranah afektif menurut Taksonomi

S. Bloom tingkat Penerimaan, Partisipasi, dan penilaian atau penentuan sikap

(dalam Winkel, 2004: 276).

2.1.5. Minat Belajar Siswa Terhadap IPS

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat.

Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut

aktivitas-aktivitas yang dapat secara bebas dilakukan oleh individu (dalam Nurkancana,

1983: 224). Sedangkan menurut Winkel (1983: 30) “minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang studi/hal tertentu

(37)

rumusan “minat adalah kecenderungaan yang tetap untuk memperhatikan

terus-menerus yang disertai rasa senang” (dalam Slameto, 2003: 58).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan

suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara

diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, semakin besar minat. Dari definisi-definisi di atas juga dapat dikatakan

bahwa minat erat hubungannya dengan perasaan, individu, obyek, aktivitas, dan

situasi.

Dalam bidang studi IPS minat seseorang terhadap IPS merupakan

kecenderungan siswa yang menetapkan untuk merasa tertarik pada IPS dan

merasa senang berkecimpung dalam IPS. Minat besar pengaruhnya terhadap

proses belajar siswa pada mata pelajaran IPS karena bila siswa mempunyai minat

terhadap IPS maka siswa tersebut akan berbuat lebih giat belajar IPS dan hasil

belajarnya juga akan lebih baik. Minat belajar siswa ditunjukkan dengan Mau

merumuskan suatu rencana hidup yang selaras dengan kemampuan, minat, dan

kepercayaannya, dan menunjukkan kebiasaan baik dalam keseharian. penilaian

Minat belajar siswa dapat mengacu pada tujuan instruksional ranah afektif

menurut Taksonomi S. Bloom tingkat organisasi dan pembentukan pola hidup

(dalam Masijo, 1995: 94).

2.1.6. Prestasi Belajar

(38)

Menurut Darsono (2000: 110) “prestasi belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif,

keterampilan/ psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi aktif

dengan lingkungan”. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar

dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif, psikomotorik, dan

afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar. Menurut Usman (1997:

29) “Perubahan kognitif siswa merupakan suatu perubahan yang menyangkut

tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan

intelektual”. Winkel (1983) menambahkan bahwa taraf prestasi belajar dinyatakan

dalam bentuk nilai.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah hasil perubahan setelah proses belajar berupa penguasaan

pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai (afektif) dan ketrampilan (psikomotor)

yang dinyatakan dalam skor yang dikonversikan ke dalam nilai.

2.1.6.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal

dari dalam maupun dari luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar menurut Arikunto (1990: 21) adalah:

(39)

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak

langsung dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Carrol (dalam Sudjana, 1989:

40) bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: (1)

bakat, (2) waktu yang tersedia untuk belajar, (3) waktu yang diperlukan siswa

untuk menjelaskan pelajaran, (4) kualitas pengajaran dan (5) kemampuan

individu. Empat faktor tersebut di atas (1, 2, 3, 5) berkenaan dengan kemampuan

individu dan faktor (4) adalah faktor di luar individu. Kedua faktor tersebut

(kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding

lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan

kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

dipengaruhi oleh faktor intern sebagai faktor dari dalam diri siswa dan faktor

ekstern sebagai faktor dari luar diri siswa.

2.1.7. Tujuan Instruksional Menurut Bloom

Menurut Bloom (dalam Masidjo, 2004: 92) bahwa “tiga tujuan instruksional yang dapat digunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa yaitu

kognitif, afektif, psikomotor”. Berikut ini tingkatan-tingkatan ketiga tujuan

instruksional yang dapat dinilai oleh guru:

1. Dalam ranah kognitif tingkat tingkah laku terdiri atas enam level. Ke enam

level tersebut menurut Bloom yang sudah direvisi (dalam Nugrahanta, 2009:

1-4), yaitu sebagai berikut:

(40)

Level pengetahuan ini mengacu pada kemampuan mengenal atau

mengingat materi yang sudah dipelajari dari taraf sederhana sampai pada taraf

sukar.

b. Pemahaman

Level pemahaman ini mengacu pada kemampuan memahami atau

menangkap makna materi yang dipelajari.

c. Penerapan

Level penerapan ini mengacu pada kemampuan menggunakan atau

menerapkan suatu metode kerja pada suatu kasus yang nyata atau baru.

d. Analisis

Level analisis yaitu kemampuan untuk menerima suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya tersebut

dapat dipahami dengan baik dan tepat.

e. Evaluasi

Level evaluasi ini meliputi kemampuan untuk membentuk suatu pendapat

bersama dengan pertanggungjawabannya, mengenai sesuatu atau beberapa

hal, yang berdasarkan suatu kriteria tertentu.

f. Menciptakan

Level menciptakan ini meliputi kemampuan membuat aneka gagasan, cara

melihat persoalan yang baru, dan memecahkan sebuah permasalahan. Pada

level menciptakan ini terdapat tiga fase yaitu membuat hipotesis, membuat

(41)

2. Dalam ranah afektif siswa terdiri atas lima tingkat perilaku, yaitu sebagai

berikut:

a. Penerimaan

Pada tingkat penerimaan ini mencakup kepekaan akan adanya suatu

rangsangan dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut.

Kesediaan ini dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu, namun perhatian ini

pasif (Winkel, 2004: 276).

b. Partisipasi

Tingkat partisipasi ini meliputi kesedian diri untuk rela memperhatikan

dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan ini diwujudkan dalam

memberikan reaksi terhadap rangsangan yang disajikan (Winkel, 2004: 276).

c. Penilaian atau penentuan sikap

Pada tingkat penilaian atau penentuan sikap ini meliputi kemampuan untuk

memberikan penilaian terhadap sesuatu yang diperoleh dalam kegiatan

belajar dan membawa diri sesuai dengan penilaian tersebut (Winkel, 2004:

277).

d. Organisasi

Tingkat organisasi ini meliputi kemampuan membentuk sistem nilai

sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai yang diakui dan diterima, dipilah

kemudian ditempatkan pada skala nilai mana yang penting dan mana yang

tidak begitu penting (Winkel, 2004: 277).

(42)

Pada tingkat pembentukan pola hidup ini meliputi kemampuan untuk

menghayati nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut diolah secara

sadar, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dalam

mengatur kehidupan sendiri (Winkel, 2004: 277).

3. Tingkatan pada ranah psikomotoris siswa terdiri atas tujuh bagian, yaitu

sebagai berikut:

a. Persepsi

Pada tingkat persepsi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan

diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan

pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran

akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan

yang ada (Winkel, 2004: 278).

b. Kesiapan

Pada tingkat kesiapan ini mencakup kemampuan untuk menempatkan

dirinya dalam keadaan akan memulai sesuatu gerakan atau rangkaian

gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani atau

mental sebelum suatu kegiatan dilakukan (Winkel, 2004: 279).

c. Gerakan terbimbing

Tingkat gerakan terbimbing ini mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan.

Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh menurut

(43)

d. Gerakan terbiasa

Tingkat gerakan terbiasa ini mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih sepenuhnya,

tanpa memperlihatkan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini

dinyatakan dalam menggerakkan anggota-angota tubuh, sesuai dengan

prosedur yang tepat (Winkel, 2004: 278).

e. Gerakan kompleks

Pada tingkat gerakan kompleks ini mencakup kemampuan untuk

melaksanakan ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan

lancar, tepat dan efisien. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian

perbuatan yang beruntun dan menggabungkan beberapa sub atau bagian

ketrampilan menjadi satu kesatuan gerak-gerik yang teratur (Winkel, 2004:

279).

f. Penyesuaian pola gerakan

Tingkat penyesuaian pola gerakan ini mencakup kemampuan untuk

mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi

setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Kemampuan ini

dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai

kemahiran (Winkel, 2004: 279).

g. Kreativitas

Pada tingkat kreativitas ini mencakup kemampuan untuk melahirkan pola

gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

(44)

berani berfikir kreatif, sehingga dicapai kesempurnaan ketrampilan tersebut

(Winkel, 2004: 279).

Pada pembelajaran berbasis PPR penilaian prestasi belajar siswa tetap

berpedoman pada teori Bloom. Perbedaannya hanya pada pengolongan tingkat

instruksional. Pada pembelajaran berbasis PPR tingkat instruksional dibagi

menjadi dua, yaitu tingkat akademik dan non akademik. Pada tingkat akademik

penilaian terfokus pada aspek intektual siswa. Sedangkan pada tingkat non

akademik penilaian terfokus pada aspek sikap, minat, ketrampilan.

2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya

Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang Pendekatan Pedagogi

Reflektif, sikap belajar siswa, minat belajar siswa, dan prestasi belajar siswa :

Katarina (2010) yang berjudul “ Peningkatan Prestasi Belajar Mata

Pelajaran IPS dengan Metode Kerja Kelompok Bagi Siswa Kelas II Semester 2

SD Kanisius Sorowajan Tahun Pelajaran 2009-2010”. Kondisi awal siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 60%. Setelah tindakan penelitian siklus I terjadi

peningkatan hasil prestasi belajar siswa dengan rata-rata 65,6. Siswa yang belum

mencapaki KKM sebanyak 14 siswa atau 37,3% dan yang sudah mencapai KKM

sebanyak 19 siswa atau 62,7%. Hasil siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar

72,4 dengan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 25 siswa atau

75% dan yang belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau 24,2%. Dengan hasil

(45)

Dari hasil tersebut, metode kerja kelompok dalam mata pelajaran IPS dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Lega (2011) yang berjudul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan

Compassion Kelas II SD Kanisius Gayam”. pada kondisi awal mata pelajaran PKn rata-rata nilai akhir 70,58 meningkat menjadi 82,59 pada akhir siklus II.

Rata-rata nilai akhir peserta didik pada mata pelajaran Matematika mengalami

peningkatan, yaitu dari 66,38 pada kondisi awal menjadi 84,04 pada akhir siklus

II. Dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan atau

mengalami sendiri materi yang diajarkan, dapat meningkatkan nilai rata-rata

conscience dan compassion peserta didik. Meskipun data kondisi awal tidak ada

dokumentasi nilai conscience dan compassion, namun peningkatan tersebut

ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata conscience dan compassion dari

siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata conscience peserta didik meningkat dari 84,62

pada akhir siklus I menjadi 93,84 pada akhir siklus II. Nilai rata-rata compassion

peserta didik meningkat lebih banyak dari pada nilai conscience, yaitu dari 56,92

pada akhir siklus I menjadi 93,84 pada akhir siklus II. Dari penelitian yang telah

dilakukan peneliti pada siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran tematik dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat

meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas II SD

Kanisius Gayam.

Afindra (2011) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Dengan

(46)

Bagi Siswa Kelas IV A SDN Glagahombo 1 Sleman Semester Genap Tahun

Pelajaran 2010/2011.” Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa adalah 58,97 dengan

jumlah siswa yang tuntas KKM hanya 34,38%. Namun setelah dilaksanakan

siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 65,22 dengan jumlah siswa yang tuntas

KKM 47.83% dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata siswa mencapai

71.02 dengan jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM 78,26% dari 23.

Berikut ini literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya:

Gambar 1. Literatur Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya 2.3. Kerangka Berpikir

Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) mengarahkan peserta didik

untuk dapat menyelami proses pembelajaran secara sadar, sehingga mendapatkan

pengetahuan/pengalaman yang menjadikannya berkembang.

Pengetahuan/pengalaman yang didapat kemudian direfleksikan untuk dapat

menentukan sikap apakah menerima atau menolak pengetahuan tersebut.

Rumusan dan penentuan sikap dievaluasi, sehingga bisa merumuskan tindakan

yang lebih baik dan lebih konkret untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Lega (2011) Teknik mind map dan

prestasi belajar Yang diteliti

PPR dan sikap belajar, minat belajar, prestasi

(47)

Proses pembelajaran dengan pendekatan PPR tidak hanya berhenti pada

perumusan tindakan atau penentuan sikap, sikap positif yang telah didapat

kemudian diolah sehingga menetap dalam diri siswa atau mengembangkan sikap

positif siswa menjadi sebuah minat yang tertanam dengan erat dalam diri siswa.

Munculnya minat tersebut membuat siswa termotivasi mengikuti pelajaran IPS

dan berusaha lebih giat dalam menerima pelajaran IPS, sehingga berdampak pada

prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Jika Pendekatan Pedagogi Reflektif

diterapkan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Kanisius Gayam,

sikap, minat dan prestasi belajar akan meningkat dari pencapaian sebelum

menggunakan Pendekatan Pedagogi Reflektif.

2.4. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Penerapan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran IPS

meningkatkan sikap belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester

genap Tahun Pelajaran 2010/1011.

2. Penerapan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran IPS

meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester

genap Tahun Pelajaran 2010/1011.

3. Penerapan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran IPS

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Gayam semester

(48)

Landasan teori dalam bab II ini dapat disintesaskan dalam piramida terbalik

dengan mengikuti logika berpikir deduktif yang menjadi dasar dari penelitian ini

yang mulai dengan kajian pustaka, penelitian-penelitian sebelumnya, kerangka

berpikir, dan hipotesis.

Gambar 2. Proses Penyusunan Hipotesis Variabel

Pendekatan Pedagogi Reflektif Sikap, minat dan prestasi Variabel belajar

Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian sebelumnya

Kerangka berpikir

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III metode penelitian berisi jenis penelitian, setting penelitian, rencana

tindakan, pengumpulan data dan instrument penelitian, uji validitas dan reliabilitas

instrument, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan. Hal tersebut

digunakan peneliti untuk penelitian ini.

3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Model Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas

untuk meningkatkan sikap dan minat belajar siswa. Penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1)

merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif

dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil

belajar siswa dapat meningkat (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009: 9).

Lewin (dalam Kasboelah 2001) penelitian tindakan adalah penelitian yang berupa

rangkaian kegiatan satu dengan kegiatan lainnya yang masih saling berhubungan,

rangkaian kegitan tersebuat meliputi penyusunan rencana, tindakan, observasi,

dan refleksi.

Penelitain tindakan kelas merupakan cara yang strategis bagi guru untuk

memperbaiki layanan kependidikan dalam lingkup pembelajaran di kelas dan

peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan (Aqib, 2006: 18).

(50)

nyata terjadi di dalam kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam

pengembangan profesinya (Kunandar, 2008: 45).

Gambar 3. Skema model penelitian (adaptasi dari Hopkins dalam Aqib, 2007: 31)

3.2 Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Gayam, JL. Ki Mangunsarkoro No

80, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.

2. Subjek penelitian

Perencanaan

Refleksi PelaksanaanTindakan

Observasi

Obsevasi Refleksi

Perencanaan Ulang

PelaksanaanTindakan Siklus 1

Siklus 2

(51)

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Kanisius Gayam

Yogyakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

3. Objek penelitian

Sikap, minat, prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS KD perjuangan

para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

4. Waktu penelitian

Pengambilan data dilaksanakan dari tanggal 31 Januari sampai 21 Februari

2011. Secara rinci waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1. Waktu penelitian

2010 2011

Peneliti merencanakan dua siklus dalam penelitian ini dan satu siklus terdiri

dari satu pertemuan dengan lama tatap muka 2 x 40 menit. Adapun

langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksankan penelitian ini diantaranya:

3.3.1 Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah:

1. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD

(52)

2. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas V SD Kanisius

Gayam.

3. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah.

4. Mengkaji kompetensi dasar, mendeskripsikan materi pokok yaitu perjuangan

para tokoh perjuangan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

5. Membuat kisi-kisi intrumen penilaian.

6. Menyusun angket sikap, minat, dan soal evaluasi.

7. Melakukan uji coba instrumen penelitian (angket sikap, minat, dan soal

evaluasi) di SD Cahaya Nur, Kudus.

8. Menentukan kondisi awal yang didapat dari nilai angket sikap, minat dan

prestasi belajar IPS kelas V pada kompetensi dasar perjuangan para tokoh

perjuangan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

3.3.2 Rencana Tindakan Penelitian 3.3.2.1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian yang dilakukan mencakup:

1. Menyusun silabus IPS pada kompetensi dasar perjuangan para tokoh

perjuangan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang (lampiran 1, halaman

119-126).

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 2, halaman 128-143).

3. Menyusun lembar kerja siswa (lampiran 3, halaman 145-161).

4. Membuat kisi-kisi intrumen penilaian.

5. Membuat lembar pengamatan.

(53)

7. Membuat angket soal evaluasi (lampiran 4 halaman 163-172).

8. Membuat pedoman wawancara guru.

9. Membuat lembar refleksi dan rencana tindakan siswa (lampiran 5, halaman

174-178).

10. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan diajarkan.

3.3.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan, menyiapkan hal-hal yang diperlukan

dalam penelitian antara lain :

Rancangan Pembelajaran Siklus I (Pertemuan 1)

a. Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang meliputi:

1) Siswa menjawab pertanyaan apersepsi “Apa julukan atau nama lain dari

daerah Aceh dan Bali?”

2) Siswa mendengarkan penyampaian guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

3) Siswa membentuk kelompok diskusi yang tiap kelompok terdiri dari 6

orang.

4) Siswa berdiskusi dalam kelompok.

5) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

6) Siswa menunjukkan lokasi perjuangan tokoh pejuang pada peta Indonesia.

7) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum dipahami.

(54)

9) Siswa melakukan refleksi dengan mengisi lembar refleksi yang sudah

disediakan oleh guru.

10) Siswa membahas hasil refleksi dengan bimbingan guru.

11) Siswa merencanakan tindakan yang ingin dilakukan pada lembar tindakan

yang sudah disediakan oleh guru.

12) Siswa membahas rencana tindakan dengan bimbingan guru.

13) Siswa merangkum materi dengan bimbingan guru.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.

c. Pengamatan

1) Mengamati hasil refleksi yang telah dikerjakan peserta didik.

2) Mengamati perkembangan pola belajar, sikap dan minat peserta didik

selama pembelajaran

d. Refleksi

1) Mencatat dan mengevaluasi proses pembelajaran (kendala, kekurangan dan

temuan-temuan lain selama proses pembelajaran).

2) Membicarakan permasalahan yang ditemui dengan guru kelas.

3) Menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian indikator dengan

hasil pembelajaran untuk mempersiapkan pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Rancangan Pembelajaran Siklus I (Pertemuan ke-2)

a. Perencanaan

(55)

1) Siswa menyanyikan lagu “Ibu Kita Kartini”.

2) Siswa mendengarkan penyampaian guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

3) Siswa membentuk kelompok diskusi yang tiap kelompok terdiri dari 6

orang.

4) Siswa mendapat bahan diskusi berupa LKS.

5) Siswa berdiskusi dalam kelompok.

6) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum dipahami.

7) Siswa melakukan permainan anak ayam mencari induknya.

8) Siswa melakukan refleksi dengan mengisi lembar refleksi yang sudah

disediakan oleh guru.

9) Siswa membahas hasil refleksi dengan bimbingan guru.

10) Siswa merencanakan tindakan yang ingin dilakukan pada lembar tindakan

yang sudah disediakan oleh guru.

11) Siswa membahas rencana tindakan dengan bimbingan guru.

12) Siswa mengerjakan soal evaluasi, angket sikap, angket minat, merangkum

materi yang sudah dibahas.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.

c. Pengamatan

1) Mengamati hasil refleksi, angket sikap, angket minat dan soal evaluasi yang

(56)

2) Mengamati perkembangan pola belajar, sikap dan minat peserta didik

selama pembelajaran

d. Refleksi

1) Mencatat dan mengevaluasi proses pembelajaran PPR (kendala, kekurangan

dan temuan-temuan lain selama proses pembelajaran).

2) Membicarakan permasalahan yang ditemui dengan guru kelas.

3) Menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian indikator dengan

hasil pembelajaran untuk memutuskan apakah penelitian akan dihentikan

atau dilanjutkan ke siklus II.

Rancangan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan 1)

a. Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap penyusunan rencana tindakan yang meliputi:

1) Siswa menjawab pertanyaan “Apakah kalian tahu di mana letak kantor pusat organisasi Muhammadiah?”

2) Siswa mendengarkan penyampaian guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

3) Siswa membentuk kelompok diskusi yang tiap kelompok terdiri dari 4

orang.

4) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli.

5) Siswa mempresentasikan hasil diskusi di dalam kelompok asal.

6) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang belum dipahami.

Gambar

Gambar 1. Literatur Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya
Gambar 2. Proses Penyusunan Hipotesis
Gambar 3. Skema model penelitian
Tabel 1. Waktu penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa sensitive sensor warna sebagai sensor kekeruhan air.Berdasarkan dari permasalahan yang ada, untuk pendeteksi

Pentransferan energi dari stator ke rotor dari satu motor induksi adalah besaran induksi elektromagnetik, karenanya motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan

Hipotesis yang terjawab yaitu H1 (Individual yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan mengurangi perilaku cyberloafing dibandingkan dengan individual yang

Kemampuan suatu zat antimikroba dalam menghambat pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya konsentrasi zat pengawet, waktu penyimpanan, suhu

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Area Malang sudah sangat baik yang berdampak pada motivasi kerja,

Contoh SBR (styrene butadiene rubber) merupakan kopolimer acak dari butadiene dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi..

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan reaktor fluidisasi tiga fase dalam meningkatkan kandungan DO dan menurunkan kandungan organik yaitu COD dan mempelajari