• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN GIZI KASUS JANTUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN GIZI KASUS JANTUNG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN GIZI KASUS JANTUNG

(Diselesaikan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Dietetika Lanjut, Semester V)

Oleh: Kelompok VI A

KOMANG DWI PRADNYANI LAKSMI NIM. P07131013018

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN GIZI DENPASAR

(2)

KASUS

1. Identitas Klien

 Nama Pasien : Tuan P

 Tanggal Lahir : 24 Januari 1928

 Alamat : Br. Lumintang, Denpasar

 Umur : 82 tahun

 Tinggi Badan : 172 cm  BB Biasanya : 63 kg

 BB MRS : 62 kg

 Jenis Kelamin : Laki-laki  Bangsa/Suku : Indonesia/Bali

 Agama : Hindu

 Status Perkawinan : Sudah Menikah  Pendidikan :Tamat SD  Pekerjaan : Pedagang  Ruang Perawatan : Cempaka

 Dr yang merawat : dr. Wisramayasa, Sp.PD

 No CM : 102670

 MRS : 21 Februari 2015

 Diagnose : Suspec penyakit jantung koroner/akut miokard infark inferior, akut chronic kidney diseases.

2. Data Riwayat  Riwayat Penyakit

Sejak satu tahun yang lalu menderita sakit jantung dan juga memiliki riwayat stroke lima tahun yang lalu. Dari wawancara juga diperoleh keterangan belum ada keluarga yang pernah mengalami gejala seperti yang dialami pasien saat ini.

(3)

Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas di dada satu minggu yang lalu, mulanya dirasakan ringan dan semakin menguat dua hari terakhir. Disamping dada terasa berat, pasien juga mengeluh mual dan muntah.

 Riwayat Keluarga

Dari wawancara jga diperoleh keterangan belum ada keluarga yang pernah mengalami gejala seperti yang dialami pasien saat ini.

 Riwayat Gizi

Kebiasaan makan pasien kurang teratur antara 3-4 kali sehari. Susunan hidangan berupa nasi, lauk, sayur, dan kadang-kadang buah. Makanan selingan berupa pisang goreng, krupuk babi. Pasien sering makan diluar rumah dan lebih menyukai makanan berlemak serta makanan yang digoreng. 3. Data Antropometri

Penilaian antropometri meliputi penilaian berat badan, tinggi badan, dan berat badan ideal. BB sebelum MRS : 63 kg BB setelah MRS : 62 kg BBI : 64,8 kg TB : 172 cm 4. Data Klinis

Pemeriksaan klinis merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan pasien yang meliputi nadi, tensi, respirasi, dan suhu tubuh. Cara pengumpulan pemeriksaan klinis/fisik dapat dilihat dari hasil catatan rekam medis pasien. Pada hasil pemeriksaan awal data klinis pasien yaitu tensi 120/70 mmHg, nadi: 100 x/menit, respirasi: 29x/menit, dan suhu tubuh: 37,8oC.

Sedangkan pada hasil pemeriksaan awal data fisik saat MRS 24 Januari 2008 yaitu:

Kesadaran : Gs En

Rx meningcal : kaku kuduk (-), keming (-)

Thorax : AP

(4)

Gerakan Broncho Vase meningkat Motorik : 555/445

555/445

Tabel 1

Hasil Pemeriksaan Klinis Tanggal Tensi (120/80 mmHg) Nadi (80-100/menit) Respirasi (20-24 x/ menit) Suhu (36 – 37 0 C) 21/2/2015 120/70 100 29 36 22/2/2015 110/80 100 20 36 23/2/2015 100/60 74 18 36 Tabel 2

Hasil Pemeriksaan Fisik Tanggal Hasil pemeriksaan 21/2/2015 KU : Px dalam keadaan lemah

Nyeri dada : + 22/2/2015 KU : tampak lemah Nyeri dada : -Batuk : + Dahak : + 23/2/2015 KU : tampak lemah Nyeri dada : Sesak :

(5)

-Data Laboratorium

Penilaian biokimia meliputi hasil dari lab yang terkait dengan diagnose pasien. Pengumpulan hasil lab dilakukan dengan melihat catatan remak medis pasien. Adapun hasil lengkapnya dapat dilihat dari lampiran. Berikut ini ditampilkan hasil pemeriksaan lab pada pertama MRS.

Tabel 3

Hasil Pemeriksaan Laboratorium 21/2/2015

Test Hasil pemeriksaan Nilai normal

Pemeriksaan darah lengkap BUN Creatinin 190 mg/dl 2.6 mg/dl 5,0 – 23,0 0,5 – 1,20 Pemeriksaan Kimia WBC Lym Mono 14 K/UL 2 0,4 4,10 – 10,9 1,00 – 4,00 0,1 – 1,2 Fungsi Hati SGOT SGPT 58 U/L 32 U/L 0,0 – 38 0,0 – 41,0 Diabetes GDS 189 mg/dl 55 – 115 Lemak Cholest Total 185 mg/dl 110 – 200 5. Anamnese Gizi

Anamneses Gizi dilakukan untuk mengetahui riwayat gizi pasien selama dirumah. Dari hasil wawancara dengan pasien dan keluarganya diketahui bahwa pasien tidak pernah menjalani program diet khusus, tidak ada pantangan dan alergi makanan tertentu. Pasien mempunyai kebiasaan makan 3-4 kali sehari dengan jadwal waktu yang tidak teratur. Pasien suka mengonsumsi makan diluar rumah disamping itu sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan digoreng. Pasien juga jarang mengonsumsi buah.

(6)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui kebiasaan makan pasien dan jumlah yang dikonsumsi. Hasil anamneses kemudian dikonversikan kedalam berat mentah untuk mengetahui kandungan zat-zat gizinya. Berdasarkan analisis konsumsi zat gizi makanan penderita di rumah dalam sehari diketahui konsumsi zat-zat gizi sebagai berikut :

1. Energi : 2167,4 kkal 2. Protein : 97,18 gram 3. Lemak : 64,41 gram 4. KH : 272, 93 gram

Tabel 4

Hasil Recall Makanan Sehari di Rumah

Waktu Hidangan Bahan makanan Berat (gram) 7.00 Nasi Ikan goreng Plecing kangkung Beras Ikan segar Minyak Kangkung 100 100 5 75 12.00 Nasi Telur goreng Tahu bb kuning Tumis sayur Beras Telur ayam Minyak Tahu Kacang panjang Minyak 100 30 5 50 50 5 15.00 Pisang goring Pisang goreng

Minyak Tepung 100 5 5 18.00 Nasi

Ayam kuah kuning Tempe goreng Tumis sayur Beras Daging ayam Tempe Minyak Tauge 100 50 50 5 75

Dari hasil recall kemudian dikonversikan kedalam berat mentah untuk mengetahui kandungan zat-zat gizinya. Berdasarkan analisa konsumsi zat gizi makanan pasien di rumah dalam sehari diketahui konsumsi zat-zat gizi pasien sebagai berikut :

(7)

Tabel 5

Analisa Konsumsi Makanan Pasien di Rumah

No Nama BM Berat(gr) Energi Protein Lemak KH

1 Beras 300 1080 20,4 2,1 236,7 2 Ikan segar 100 142 27 3 14 3 Telur ayam 30 243 19,2 17,25 0 4 Ayam 50 151 9,1 12,5 0 5 Tahu 50 34 3,9 2,3 3,2 6 Tempe 50 74,6 9,2 2 0 7 Kacang panjang 50 22 1,35 0,15 3,9 8 Kangkung 75 21,8 2,25 0,23 4,05 9 Minyak kelapa 25 217,5 0,25 24,5 4 10 Tauge 75 17,3 2,18 0,15 3,08 11 Pisang kapok 100 146 2 0,2 0 12 Tepung 5 18,2 0,35 0,03 4,0

Dari tabel diatas didapatkan hasil bahwa konsumsi zat gizi pasiens selama di rumah : Energi : 2167,4 kkal

Protein : 97,18 gram Lemak : 64,41 gram KH : 272,93 gram

Berdasarkan tingkat konsumsi energi pasien di rumah dapat dikategorikan baik. Namun, tingkat konsumsi protein dan lemak sangat tinggi yaitu 120,56 %, dan 134,83 % sedangkan tingkat konsumsi KH masih kurang yaitu 78,12 %.

(8)

LEMBAR KERJA UNTUK ASUHAN GIZI 1. PENGKAJIAN GIZI

DATA TERKAIT GIZI STANDAR PEMBANDUNG ATAU NILAI NORMAL

MASALAH Antropometri: BB sebelum MRS = 63 kg, BB setelah MRS = 62 TB = 172 cm. IMT = 20,96 (Normal) IMT = 18,5-25,0 BBI = 64,8 kg Biokimia:  BUN : 190 mg/dl  Creatinin : 2,6 mg/dl  WBC : 14 K/UL  Lym : 2  Mono : 0,4  SGOT : 58 U/L  SGPT : 32 U/L  GDS : 189 mg/dl  Kolesterol Total: 185 mg/dl  BUN : 5,0-23,0 mg/dl  Creatinin : 0,5-1,20 mg/dl  WBC : 4,10-10,9 K/UL  Lym : 1,00-4,00  Mono : 0,1-1,2  SGOT : 0,0-38 U/L  SGPT : 0,0-41,0 U/L  GDS : 55-115 mg/dl  Kolesterol Total: 110-200 mg/dl

Perubahan nilai lab yang terkait gizi yaitu peningkatan BUN, creatinin, WBC, SGOT, dan GDS.

Fisik/klinis:

 Kesadaran: tampak lemah  Nyeri dada: - Sesak: - Tensi: 100/60 mmHg  Nadi: 74/menit  Respirasi: 18x/menit  Suhu: 36oC  Tensi: 120/80 mmHg  Nadi: 80-100/menit  Respirasi: 20-24x/menit  Suhu: 36-37oC

Pasien lemah, nadi lemah, dan tekanan darah rendah.

Diet/Riwayat Gizi:

Pasien tidak pernah menjalani program diet khusus, tidak ada pantangan dan alergi makanan tertentu. Pasien mempunyai kebiasaan makan 3-4 kali sehari dengan jadwal waktu yang tidak teratur. Pasien suka mengonsumsi makan diluar rumah disamping itu sering mengonsumsi makanan yang berlemak dan makanan

Tingkat konsumsi protein, lemak, dan karbohidrat:  Protein: 120,56% (Sangat tinggi)  Lemak: 134,83% (Sangat tinggi)  Karbohidrat: 78,12 (Kurang)

(9)

digoreng.

Pasien juga jarang mengonsumsi buah. Kebiasaan makan pasien kurang teratur antara 3-4 kali sehari. Susunan hidangan berupa nasi, lauk, sayur, dan kadang-kadang buah. Makanan selingan berupa pisang goreng, krupuk babi. Pasien sering makan diluar rumah dan lebih menyukai makanan berlemak serta makanan yang digoreng.

 Energi : 2167,4 kkal  Protein : 97,18 gram  Lemak : 64,41 gram  KH : 272, 93 gram Riwayat Individu:

Pasien berumur 82 tahun, dengan pekerjaan sebagai pedagang. Sejak satu tahun yang lalu menderita sakit jantung dan juga memiliki riwayat stroke lima tahun yang lalu. Dari wawancara juga diperoleh keterangan belum ada keluarga yang pernah mengalami gejala seperti yang dialami pasien saat ini.

Memiliki riwayat sakit jantung dan stroke.

2. DIAGNOSA GIZI

No PROBLEM ETIOLOGI / AKAR

MASALAH

TANDA / GEJALA 1 Perubahan nilai lab

terkait gizi (NC.2.2)

Adanya gangguan fungsi jantung.

Peningkatan nilai lab terkait gizi, yaitu:

 BUN : 190 mg/dl  Creatinin : 2,6 mg/dl  WBC : 14 K/UL

(10)

 SGOT : 58 U/L  GDS : 189 mg/dl 2 Kelebihan asupan

protein (NI.5.7.2)

Konsumsi protein hewani dan nabati yang berlebih.

Tingkat konsumsi protein yaitu 120,56%. 3 Kelebihan asupan lemak

(NI.5.6.2)

Menyukai makanan berlemak serta makanan yang digoreng.

Tingkat konsumsi lemak yaitu 134,83%.

4 Asupan karbohidrat tidak adekuat (NI.5.8.1)

Konsumsi makanan sumber karbohidrat yang kurang.

Tingkat konsumsi karbohidrat yaitu 78,12%.

3. INTERVENSI GIZI

No DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI

1 PROBLEM Perubahan nilai lab terkait gizi.

Tujuan : mencapai nilai lab hingga normal. ETIOLOGI Adanya gangguan fungsi

jantung.

Cara : mengatur pola makan sesuai dengan gizi seimbang dan diet yang tepat.

SIGN/SIMPTOM Peningkatan nilai lab terkait gizi, yaitu:

 BUN : 190 mg/dl  Creatinin : 2,6 mg/dl  WBC : 14 K/UL  SGOT : 58 U/L  GDS : 189 mg/dl

Target : nilai lab mencapai normal dalam waktu 2 minggu.

2 PROBLEM Kelebihan asupan

protein. Tujuan: tingkat asupanprotein mencapai 100%.

ETIOLOGI Konsumsi protein

hewani dan nabati yang berlebih.

Cara: mengatur pola

makan dengan

mengurangi makanan yang mengandung protein.

SIGN/SIMPTOM Tingkat konsumsi

protein yaitu 120,56%. Target: tingkat asupanprotein mencapai 100% dalam waktu 2 minggu. 3 PROBLEM Kelebihan asupan lemak. Tujuan: tingkat asupan

lemak menjadi 100%

ETIOLOGI Menyukai makanan

(11)

yang digoreng. mengandung lemak dan gorengan.

SIGN/SIMPTOM Tingkat konsumsi lemak yaitu 134,83%.

Target: tingkat asupan lemak menjadi 100% dalam waktu 2 minggu.

4 PROBLEM Asupan karbohidrat

tidak adekuat.

Tujuan: meningkatkan asupan karbohidrat menjadi 100%

ETIOLOGI Konsumsi makanan

sumber karbohidrat yang kurang.

Cara: meningkatkan asupan makanan yang mengandung

karbohidrat.

SIGN/SIMPTOM Tingkat konsumsi

karbohidrat yaitu 78,12%. Target: meningkatkan asupan karbohidrat menjadi 100% dalam waktu 2 minggu. PRESKREPSI DIET

Jenis Diet : Diet Jantung II  Tujuan Diet :

1. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal. 2. Mencapai nilai laboratorium hingga normal.

3. Mencapai asupan protein, lemak dan karbohidrat hingga mencapai 100%.  Syarat Diet :

1) Frekuensi pemberian makan yaitu 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan. 2) Energi yang diberikan yaitu sebesar 2192,04 kkal.

3) Protein yang diberikan yaitu sebesar 49,6 gram.

4) Karbohidrat yang diberikan yaitu sebesar 328,81 gram. 5) Lemak yang diberikan sebesar 60,89 gram.

6) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan. 7) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas. 8) Serat cukup untuk menghindari konstipasi.

9) Cairan cukup ± 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan.  Bentuk : Saring

(12)

Jalur Pemberian : Oral

Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 2 kali selingan  Nilai Gizi : BEE : 66 + (13,7 x BBI) + (5 x TB) – (6,8 x U) : 66 + (13,7 x 62) + (5 x 172) – (6,8 x 82) : 66 + 849,4 + 860 – 557,6 : 1217,8 kkal TEE : BEE x AF x SF : 1217,8 x 1,2 x 1,5 : 2192,04 kkal Protein : 0,8 gr/kg BB : 0,8 gr x 62 kg : 49,6 gr Lemak=25 x2192,04 9 =60,89gram Karbohidrat=60×2192,04 4 =328,81gram EDUKASI GIZI

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit jantung koroner dan jantung II serta perubahan prilaku makan pada pasien.

Konten Materi

A. Pengertian Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit dimana pembuluh darah yang menyuplai makanan dan oksigen untuk otot jantung mengalami sumbatan. Sumbatan paling sering terjadi diakibatkan karena adanya penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah koroner.

(13)

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Bila mana penyempitan ini menjadi parah, dapat terjadi serangan jantung.

Penyakit jantung koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya.

B. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner a. Faktor Risiko yang Dapat Dicegah

1) Merokok

Didalam rokok terkandung 4000 zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan, seperti nikotin yang bersifat adiktif, tar yang bersifat karsinogenik, dan bahkan juga formalin. Soeharto (2004) mengatakan bahwa:

 Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyut jantung dan tekanan darah.

 Asap rokok mengandung karbon monoksida (CO) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah (haemoglobin) untuk menarik atau menyerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk jantung.

 Merokok dapat menyembunyikan angina yaitu sakit di dada yang dapat memberi sinyal adanya sakit jantung. Tanpa adanya sinyal tersebut penderita tidak sadar bahwa ada penyakit berbahaya yang sedang menyerangnya, sehingga ia tidak mengambil tindakan yang diperlukan.

 Perokok dua atau tiga kali lebih mungkin terkena stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

2) Hipertensi

Orang yang mempunyai darah tinggi berisiko mengalami penyakit jantung, ginjal, bahkan stroke. Hal ini dikarenakan tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja dengan berat sehingga lama kelamaan jantung juga akan kecapaian dan skait.

(14)

Bahkan jika ada sumbatan di pembuluh darah koroner jantung maupun pembuluh darah yang lain, tekanan darah tinggi akan berakibat pada pecahnya pembuluh darah.

3) Kolesterol

Kolesterol sebenarnya merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh, namun bukan dalam jumlah yang banyak. Kolesterol sendiri berasal dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi misalnya minyak, makanan yang digoreng, lemak hewan, dan lain-lain. Kelebihan makanan yang mengandung kolesterol dapat menyebabkan kolesterol dalam darah kita menjadi tinggi, dan ini tidak baik bagi jantung kita. Kolesterol yang tinggi sering tidak dirasakan gejalanya. Apabila kadar kolesterol LDL pada angka diatas 160 mg/dl, maka dapat dikatakan bahwa kadar koesterol LDL berada pada level tinggi. LDL yang tinggi inilah yang lama kelamaan akan menyebabkan terbentuknya plak atau penyumbatan pada pembuluh darah. Apabila penyumbatan yang parah sudah terjadi, maka jantung kita akan merasakan nyeri dada.

Kadar LDL dikatakan normal adalah jika berada dibawah 100 mg/dl. Sedangkan kadar kolesterol HDL dikatakan normal jika diatas 60 mg/dl. Hal ini dikarenakan HDL merupakan kolesterol baik sehingga dapat melindungi jantung kita. Adapun untuk kolesterol total sendiri harus dijaga kadarnya dibawah angka 200 mg/dl.

4) Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan merupakan potensi untuk gangguan kesehatan. Berdasarkan penelitian, orang dengan kelebihan berat badan berisiko mengalami serangan jantung. Selain itu kelebihan berat badan berisiko untuk terjadinya kadar kolesterol ayng tinggi dan penyakit diabetes mellitus. Kelebihan berat badan juga mengakibatkan sensitivitas insulin menurun sehingga kadar gula darah yang tidak terkendali sering terjadi pada orang yang terlalu gemuk. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan komplikasi, salah satunya menimbulkan komplikasi penyakit jantung.

5) Kurang Olahraga

Olahraga dapat membakar lemak-lemak yang berlebihan didalam tubuh. Bila lemak-lemak banyak yang dibakar, maka pembuluh darah kita akan terbebas dari

(15)

lemak jahat sehingga keelastisannya menjadi terjaga. Pembuluh darah yang sehat pada gilirannya juga akan membuat jantung kita menjadi sehat.

6) Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes merupakan penyakit yang berpotensi menjadi kronis dan menjadi penyakit jangka panjang. Penyakit yang diderita jangka panjang memiliki potensi untuk mengalami komplikasi atau penyakit lanjutan. Komplikasi penyakit diabetes sangatlah banyak dan kompleks. Ia diantaranya berpotensi menimbulkan komplikasi pada penyakit jantung, ginjal, pembuluh darah, dan saraf.

b. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dicegah

1) Penuaan merupakan faktor risiko yang tidak bisa kita hindari. Semakin tua seseorang, semakin ia berisiko terkena penyakit jantung.

2) Pada perempuan, menopause merupakan salah satu faktor risiko yang tidak bisa dihindari pada perempuan. Karena perubahan hormon pada usia menopause menambah risiko penyakit jantung koroner.

3) Riwayat keluarga. Keluarga yang memiliki riwayat serangan penyakit jantung, akan menambah risiko terserang penyakit yang sama.

C. Gejala Penyakit Jantung Koroner

Seseorang kemungkinan mengalami serangan jantung, karena terjadi iskemia miokard atau kekurangan oksigen pada otot jantung, yaitu jika mengeluhkan adanya nyeri dada atau nyeri hebat di ulu hati (epigastrium) yang bukan disebabkan oleh trauma, terjadi pada laki-laki berusia 35 tahun atau perempuan berusia di atas 40 tahun. Sindrom koroner akut ini biasanya berupa nyeri seperti tertekan benda berat, rasa tercekik, ditinju, ditikam, diremas, atau rasa seperti terbakar pada dada. Umumnya rasa nyeri dirasakan dibelakang tulang dada (sternum) disebelah kiri yang menyebar ke seluruh dada. Rasa nyeri dapat menjalar ke tengkuk, rahang, bahu, punggung dan lengan kiri. Keluhan lain dapat berupa rasa nyeri atau tidak nyaman di ulu hati yang penyebabnya tidak dapat dijelaskan. Sebagian kasus disertai mual dan muntah, disertai sesak nafas, banyak berkeringat, bahkan kesadaran menurun.

D. Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

(16)

Makanan Sumber KH Sumber protein hewani Sumber protein nabati Sumber sayuran Sumber buah Sumber lemak Sumber minuman Bumbu

Beras ditim atau disaring, roti, mie, kentang, macaroni, biskuit, tepung berat, terigu, sagu, gula pasir, gula merah, madu dan sirup

Daging sapi, ayam dengan lemak rendah, ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah yang ditetapkan

Kacang-kacangan kering, seperti kacang kedelai dan hasil olahannya, seperti tahu, tempe Sayuran yang tidak mengandung gas seperti bayam, kangkung, kacang buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu siam dan tauge

Semua buah segar seperti pisang, pepaya, jeruk, melon, apel, semangka dan sawo

Minyak jagung, minyak kedelai, margarin, mentega dalam jumlah terbatas dan tidak untuk digoreng tetapi menumis, kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas

Teh encer, coklat dan sirup Semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas

Makanan yang mengandung gas dan alcohol, seperti ubi singkong, tape singkong, dan tape ketan Daging sapid dan ayam yang berlemak, gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting, kerang-kerangan, keju dan susu penuh

Kacang-kacangan kering yang mengandung lemak cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang mete dan kacang bogor

Semua sayuran bergas seperti kol, kembang kol, lobak, sawi, dan nangka muda

Buah-buahan segar yang mengandung gas atau alcohol seperti durian dan nangka matang Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, santan kental

Teh atau kopi kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol seperti bir

Lombok, cabe rawit, dan bumbu berbau tajam lainnya

(17)

4. MONITORING DAN EVALUASI Parameter Target /

Tujuan

Capaian / Hasil Monitor Evaluasi Tindak Lanjut 20-11-2015 23-11-2015 26-11-2015

Nilai lab Nilai

laboratorium mencapai normal dalam waktu 2 minggu.  BUN: 190 mg/dl  Creatinin: 2,6 mg/dl  WBC: 14 K/UL  SGOT: 58 U/L  GDS: 189 mg/dl  BUN: 170 mg/dl  Creatinin: 2,0 mg/dl  WBC: 13 K/UL  SGOT: 53 U/L  GDS: 179 mg/dl  BUN: 150 mg/dl  Creatinin: 1,9 mg/dl  WBC: 12 K/UL  SGOT: 50 U/L  GDS: 169 mg/dl Nilai laboratoriu m normal belum mencapai target. Apabila belum mencapai target, dapat dilakukan modifikasi diet serta konsultasi pada ahli gizi senior.

Asupan

Protein Asupanprotein mencapai 100% dalam waktu 2 minggu. 120,56% 110% 105% Asupan protein menjadi 100% belum mencapai target. Apabila belum mencapai target, dapat dilakukan modifikasi diet serta konsultasi pada ahli gizi senior.

Asupan

Lemak Asupanlemak mencapai 100% dalam waktu 2 minggu. 134,83% 120% 110% Asupan lemak menjadi 100% belum mencapai target. Apabila belum mencapai target, dapat dilakukan modifikasi diet serta konsultasi pada ahli gizi senior.

Asupan

karbohidrat Asupankarbohidrat mencapai 100% dalam waktu 2 minggu. 78,12% 85% 95% Asupan karbohidrat menjadi 100% belum mencapai target. Apabila belum mencapai target, dapat dilakukan modifikasi diet serta konsultasi pada ahli gizi senior.

Referensi

Dokumen terkait

Sikap nasionalisme dalam berbahasa berarti, setiap mahasiswa memiliki kesadaran sepenuhnya bahwa, BI merupakan bahasa resmi Negara atau bahasa yang digunakan untuk keseluruhan

Untuk setiap kata kunci dalam variabel array $wordmap akan di query pada tabel Keyword, jika kata kunci sudah ada maka record baru Keyid dan Contentid akan

NO NAMA TEMPAT TUGAS KECAMATAN BIDANG STUDI JADWAL UJIAN TEMPAT UJIAN ALAMAT 253 IKE RISRIYANINGRUM TK FLORY Tambak Sari Guru Kelas TK 2014-03-05(07.30-10.00) SMK NEGERI 1

mendayagunakan zakat secara produktif sebagai pemberian modal usaha yang tujuannya adalah supaya zakat tersebut dapat berkembang. Zakat didayagunakan dalam rangka

Seseorang berada dalam sebuah kendaraan yang sedang melaju dengan kelajuan v, kemudian tiba-tiba kendaraan tersebut direm, sehingga orang tersebut terdorong kedepan,

Justeru itu, bahawa individu yang bergelar pemimpin berwibawa itu merupakan seorang insan yang memiliki sifat keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain dalam sesuatu

a) Berdasarkan uji koefisien korelasi diperoleh kesimpulan bahwa laba bersih ( LB), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), dan arus kas dari aktivitas investasi (AKI)

Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dari data lapangan yang diperoleh peneliti dan pembahasan mengenai Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pencemaran