• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 1

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KABUPATEN

HALMAHERA SELATAN

5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

5.1.1. Kawasan Strategis Kabupaten Halmahera Selatan

Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

Penetapan Kawasan strategis provinsi dilakukan berdasarkan kepentingan: 1. Pertahanan dan keamanan

2. Pertumbuhan ekonomi 3. Sosial dan budaya

4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi 5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Mengingat kawasan strategis berdasarkan kepentingan pertahanan dan keamanan

memuat kepentingan nasional, penetapannya, pengawasan dan pelaksanaan

pembangunan dilakukan oleh negara RI. Namun mengingat Provinsi Maluku Utara merupakan provinsi yang berbatasan dengan negara lain, perlu menetapkan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, mengingat provinsi ini merupakan garda depan menghadapi negara lain.

Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:

a. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

b. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi provinsi; c. Memiliki potensi ekspor;

d. Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi; e. Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan provinsi; f. Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan sosial budaya bangsa ditetapkan dengan kriteria:

(2)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 2

a. Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat-istiadat atau budaya provinsi;

b. Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial budaya dan jati diri bangsa dan masyarakat lokal;

c. Merupakan aset nasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;

d. Sebagai tempat perlindungan peninggalan budaya nasional di wilayah provinsi; e. Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;

f. Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional dan provinsi.

5.1.2. Arahan Pola Ruang Terkait dengan Pembangunan Cipta Karya

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Berdasarkan hasil analisis pola pemanfaatan ruang, maka rencana zona pemanfaatan ruang untuk Kawasan Lindung yang terdapat di Kawasan Kab. Halmahera Selatan Perkotaan Labuha adalah sebagai berikut:

1. Zona Kawasan Lindung dan Buffer Lindung, yang terdiri dari:

a. Kawasan resapan air terdapat di timur Kawasan Perkotaan Labuha Kab. Halmaherea Selatan, tepatnya di daerah perbukitan. Kawasan resapan air pada dasarnya berupa hamparan bukit dengan vegetasi pohon-pohon besar dengan daya resap air yang cukup tinggi. Dengan adanya perlindungan terhadap kawasan resapan air ini, maka upaya konservasi air dapat terlaksana di utara (Perbukitan Amasing) dan Selatan Kota Labuha (Cagar Alam Sibela).

b. Seluruh daerah pantai di Kawasan Perkotaan Labuha perlu dikonservasi yang terkait dengan upaya untuk melestarikan lingkungan alami di pantai-pantai tersebut. Upaya perlindungan terhadap daerah pantai ini juga Pembangunan permukiman dan area terbangun seperti gedung perkantoran tidak diperkenankan di bangun di daerah pantai ini. Pembangunan area terbangun lainnya masih memungkinkan selama berupa jaringan utilitas dan transportasi (jalan).

c. Daerah rawa/genangan terdapat di wilayah bagian utara Kawasan Perkotaan Labuha. Perencanaan rawa perlindungan adalah dengan pembuatan green belt sebagai barier supaya kawasan rawa perlindungan dapat dipertahankan keberadaanya, khususnya untuk konservasi habitat rawa, konservasi air tanah dan air permukaan, perlindungan flora dan fauna. Kawasan rawa di Kawasan Perkotaan Labuha sebagian besar dipertahankan keberadaannya dan sebagian boleh ditimbun. 2. Potensi Cagar Alam Einusa (CAE) terdapat di Wayamiga, dengan Danau Einusa dan

habitat buaya di dalamnya, yang perlu untuk dilindungi

3. Sesuai konsep pengembangan Kawasan Perkotaan Labuha, dan dengan memperhatikan potensi yang dimilikinya, maka di masa mendatang akan dikembangkan kawasan hutan wisata (kebun raya) dengan konsep taman hutan kota (City Botanical Garden).

4. Zona Kawasan Hutan Kota (HK)dan Taman Kota (TK), yang dikembangkan di sekitar Panamboang dan diantara zona niaga dan perkantoran

(3)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 3

(4)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 4

Gambar 5.1 : Peta Pola Pemanfaatan Ruang Lindung

(5)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 5

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Pada dasarnya kawasan budidaya terdiri dari budidaya terbangun dan non terbangun.

1. Kawasan Budidaya Non Terbangun

Kawasan budidaya non terbangun yang dimaksud adalah jenis kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan budidaya dengan intensitas pembangunan fisik yang minim. Adapun jenis kegiatan pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya non terbangun di Kota Labuha ini adalah kegiatan pertanian dan perkebunan.

2. Kawasan Budidaya Terbangun

Kawasan Budidaya Non Pertanian di Kawasan Perkotan Labuha dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kawasan Permukiman, yang dialokasikan secara menyebar di seluruh wilayah Kawasan Perkotaan Labuha dengan mempertimbangkan kondisi eksisting dan arahan distribusi penduduk. Kawasan Permukiman yang dialokasikan terdiri dari: 1) Kawasan Permukiman Eksisting (Permukiman Petani/PP dan Pekebun serta

Permukiman Nelayan/PN)

hasil identifikasi di lapangan, bahwa permukiman eksisting di Kawasan Perkotaan Labuha di dominasi permukiman nelayan dan pekebun. Pada dasarnya lokasi eksisting dari permukiman nelayan menyebar di seluruh pesisir Kawasan Perkotan Labuha. Namun kondisi permukiman nelayan, perlu mendapatkan prioritas penanganan, terkait dengan mitigasi bencana, melalui penyediaan escape route. Sementara itu permukiman pekebun berada di kaki-kaki bukit.

2) Kawasan Permukiman Baru, yang kemudian diklasifikasikan sebagai berikut:

• Kawasan Permukiman Berkepadatan Tinggi (PKT)

Memiliki karakteristik persil rendah dan diperuntukkan bagi Masyarakat Menengah Bawah. Berdasarkan hasil analisis luas persil untuk permukiman ini adalah 150 m2. Alokasi lahan permukiman berkepadatan tinggi adalah pada area yang dekat dengan lokasi industri, dalam hal ini ada di Kecamatan Bacan Timur serta pada area yang dekat dengan kegiatan pertanian dan perkebunan yaitu di Kecamatan Bacan Selatan.

• Kawasan Permukiman Berkepadatan Sedang (PKS)

Memiliki karakteristik persil sedang dan diperuntukkan bagi Masyarakat Menengah. Berdasarkan hasil analisis luas persil untuk permukiman ini adalah 400 m2. Alokasi lahan permukiman berkepadatan sedang adalah pada sisi jalan arteri Labuha-Babang dan kolektor primer maupun sekunder jauh dari kawasan pesisir.

• Kawasan Permukiman Berkepadatan Rendah (PKR)

(6)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 6

b. Kawasan Niaga

Analisa pengembangan kawasan niaga di Kab. Halmahera Selatan meliputi: 1) Zona Perdagangan dan Jasa (PJ)

• Toko/warung

Merupakan tempat belanja kehidupan sehari-hari masyarakat di tiap unit lingkungan permukiman. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh jumlah kebutuhan toko/warung di tahun 2013 adalah 95 buah. Alokasi ruang untuk toko/warung berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan adalah 50 m2

• Pertokoan

Merupakan pertokoan dengan skala pelayanan untuk tingkat desa, dengan barang yang diperjualbelikan adalah kebutuhan sandang dan papan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh jumlah kebutuhan pertokoan di tahun 2013 adalah 4 buah. Pertokoan ini dibangun di sepanjang jalan utama Kawasan Perkotaan Labuha dan berdekatan dengan Kawaan Permukiman Berkepadatan Sedang/Rendah. Alokasi ruang untuk Pertokoan berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan adalah 1.200 m2

• Pasar Lingkungan

Merupakan fasilitas perekonomian dengan skala pelayanan unit lingkungan untuk menjembatani pelayanan lingkungan dengan kawasan, dengan barang yang diperjualbelikan selain kebutuhan pokok penduduk juga berupa barang-barang kelontong, sandang, pangan, alat tulis dan lainnya bahkan pasar bagi komoditas industri pengolahan/agroindustri. Fasilitas ini terdiri dari pasar dan beberapa pertokoan dan jasa yang terletak dalam satu lokasi dan berada

dalam unit-unit lingkungan, khususnya liingkungan Permukiman

Berkapadatan Tinggi. Alokasi ruang untuk Pasar Lingkungan berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan adalah 10.000 m2.

2) Zona Kawasan Bisnis (KB)

• Pusat Perbelanjaan

Merupakan fasilitas perdagangan untuk menjual kebutuhan sehari-hari sekaligus untuk pelayanan jasa perbengkelan, rerparasi dan unit produksi yang tidak menimbulkan polusi. Pusat Perbelanjaan ini diletakkan di masing-masing Pusat Kegiatan Hirarki I. Alokasi ruang untuk Pasar Lingkungan berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan adalah 36.000 m

• Perkantoran swasta

Perkantoran swasta yang dimaksud adalah kantor cabang dari perusahaan-perusahaan yang berusaha di Kab. HALSEL dan kantor jasa keuangan serta perbankan.

3) Zona Terminal Barang (KTB), merupakan zona dengan dominasi peruntukan lahan terminal barang. Zona KTB ini akan dikembangkan pada sekitar Pelabuhan Babang (areal yang cocok dikembangkan sebagai terminal barang)

4) Terminal Penumpang (KTP), merupakan zona dengan dominasi peruntukan lahan terminal penumpang. Zona KTP ini akan berada di lokasi terminal penumpang eksisting di labuha lama dan dekat pelabuhan babang dan Belang-Belang. Luas total Kawasan Niaga ini adalah 770.319 Ha.

c. Kawasan Wisata

(7)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 7

1) Kawasan Wisata Pesisir (WAP)

Potensi Kawasan Wisata Pesisir terdapat di sepanjang pesisir dari Labuha Lama sampai Panamboang.

2) Kawasan Wisata Mangrove (KWM)

Potensi wisata mangrove di Kecamatan Bacan Timur, tepatnya di sekitar Desa Sayoang

3) Kawasan City Park Panamboang (CPP)

Potensi wisata pesisir salah satunya dikembangkan dengan pengembangan areal bermain di pesisir

4) Kawasan Eco-Wisata (KEW)

Terdapat danau besar yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata, yaitu Wisata Danau Manggayoang di Kecamatan Bacan Timur dan alam sekitarnya yang menjadi habitat flora dan fauna endemik yang ada di Kab.HALSEL

5) Kawasan Pusat Hiburan Rakyat (PHR)

Potensi wisata yang akan dikembangkan adalah hiburan rakyat, yang dikemas dalam event-event tertentu, baik bulanan (turnamen sepakbola) maupun harian seperti wisata pesisir

6) Kawasan Eduwisata (KedW)

Potensi wisata yang akan dikembangkan dalam zona ini adalah wisata air terjun di Bibinoi dan Wayaua. Kedua air terjun yang nantinya dikembangkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dapat dikembangkan sebagai lokasi wisata edukasi, dimana para pengunjung dapat sekaligus menambah pengetahuan mengenai cara-cara/teknik yang digunakan dalam PLTMH. Luas total Kawasan Wisata ini adalah 2.125,44 Ha.

d. Kawasan Industri

Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa potensi kegiatan industri yang sudah dan dapat dikembangkan adalah Agro Industri Menengah (AIM). Industri yang akan dikembangkan di zona ini adalah industri pengolahan hasil perkebunan dan pertanian. Zona ini dikembangkan secara terintegrasi dengan keberadaan gudang dan pelabuhan di Babang. Luas total Kawasan Industri ini adalah 257,074 Ha. e. Kawasan Tertentu

Kawasan tertentu adalah kawasan yang mempunyai nilai strategis untuk dikembangkan, baik strategis dari sisi pertahanan dan keamanan, maupun strategis dari sisi perkonomian dan fungsi humanis lainnya. Alokasi pemanfaatan lahan dengan fungsi khusus ini terdiri dari beberapa bentuk dengan lokasi yang tersebar pada beberapa bagian wilayah sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan pengelompokan terhadap kawasan tertentu, maka didapat potensi kawasan tertentu yaitu:

1) Zona Pendidikan Terpadu (KPT)

Kawasan Pendidikan Terpadu yang dimaksud adalah kawasan pendidikan yang memadukan berbagai tingkat pendidikan dari SD hingga SLTA. Pengembangan Kawasan Pendidikan Terpadu diarahkan di Kecamatan Bacan Selatan, tepatnya di Desa Kupal.

2) Kawasan Olaraga Terpadu (KOT)

(8)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 8

Kawasan Olahraga Terpadu diarahkan di Kecamatan Bacan Selatan, tepatnya di Desa Kupal

3) Kawasan Pemerintahan (KPR)

Kawasan Pemerintahan yang dimaksud adalah pemerintahan terpadu antara kelompok eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam satu lokasi

4) Kawasan Pelabuhan (KP) tingkat wilayah di Babang dan lokal di Belang-belang 5) Kawasan Bandar Udara (KBU) di Tomori

6) Hutan Tanaman Rakyat (HTR), yaitu hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. HTR ini dikembangkan di sekitar Cagar Alam Sibela dan dibatasi oleh Buffer lindung.

(9)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 9

Gambar 5.2 : Peta Pola Pemanfaatan Ruang Budidaya

(10)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 10

5.1.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Dengan Pembangunan Cipta Karya

Arahan struktur ruang terkait dengan pembangunan bidang cipta karya antara lain: 1. Sistem Jaringan Air Minum

Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Halmahera Selatan sampai dengan tahun 2028, dibuat berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum perkecamatan di kabupaten Halmahera Selatan.

Perencanaan SPAM di Kabupaten Halmahera Selatan sampai dengan tahun 2028 secara garis besar dibagi menjadi 1 (satu) sistem Kota dan 24 Sistem IKK. Rencana pengembangan SPAM Sistem Kota ditujukkan untuk melayani kebutuhan air minum wilayah perkotaan Labuha (ibukota Kabupaten Halmahera Selatan), dimana proyeksi kebutuhan air minumnya dibuat berdasarkan asumsi pertumbuhan penduduk 5 (lima) kecamatan (Kecamatan Bacan, Kecamatan Bacan Timur, Kecamatan Bacan Selatan, Kecamatan Bacan Timur Tengah dan Kecamatan Bacan Timur Selatan). Sedangkan rencana pengembangan sistem IKK ditujukkan untuk melayani kebutuhan air minum per kecamatan di luar 3 (tiga) kecamatan di atas.

2. Sistem Pengolahan Limbah

Karena kepadatan penduduk pada tahun akhir perencanaan pada tahun 2028 maka sistem yang cocok diterapkan untuk kepadatan < 250 orq/ha adalah adalah ; sistem setempat yaitu:

a. Untuk muka air tanah 0,3 – 1 m, cocok diterapkan sistem tangki septik dengan up

flow filter atau sistem pengolahan dengan sistem anaerobik;

b. Untuk yang tinggal di daerah pasang surut, daerah genangan atau tepi pantai atau sungai, adalah dengan Tangki septik dengan biofiler

c. Untuk muka air tanah >1 m diterapkan sistem tangki septik dengan bidang resapan atau sistem cubluk tunggal atau kembar;

d. Sistem tangki septik bersusun dengan biofilter anaerobik dapat diterapkan di semua kondisi muka air tanah.

e. Untuk sistem komunal diterapkan sisten tangki septik dengan biofilter, dengan sistem ini air limbah dapat langsung dibuang kebadan air penerima.

3. Sistem Persampahan

Rencana pengelolaan sampah untuk Kabupaten Halmahera Selatan diatur sesuai dengan kondisi geografi wilayah. Secara fisik kebijakan pengelolaan sampah diatur menurut wilayahnya, yakni wilayah Kota Labuha, di dalam pulau Bacan selain kota Labuha dan diluar Pulau Bacan.

a. Kota Labuha

Sesuai dengan delineasi wilayah perencanaan, wilayah kota Labuha yang terdiri atas Kecamatan Bacan, Kecamatan Bacan Timur, Kecamatan Bacan Selatan, jika mengacu kepada hasil analisis kependudukan, dan dengan asumsi yang sama diterapkan untuk wilayah Kabupaten Halmahera Selatan diatas;

1) Bahwa produksi sampah sebesar 1 – 3 liter/org/hari atau rata-rata 2 liter/org/hari,

2) Perkiraan pada tahun 2008, 40 % dari timbulan sampah yang tertangani 3) Pada tahun 2029, 80% dari timbulan sampah dapat ditangani,

b. Di Dalam Pulau Bacan

(11)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 11

1) Sistem pengumpulan dilakukan secara koordinasi dibawah tanggung jawab

kelurahan masing – masing.

2) Pengumpulan sampah rumah tangga terlebih dahulu dilakukan oleh individu rumah tangga dengan prinsip pemilahan terdiri atas 2 jenis sampah, yakni sampah organik dan non organik.

3) Sebelum dikumpulkan oleh petugas pengumpul sampah dari kecamatan, sampah organik dapat dikelola untuk dijadikan kompos. Petunjuk dan cara-cara pembuatan kompos diberikan oleh BPLHD Kabupaten Halmahera Selatan selaku pengelola sampah di Kabupaten Halmahera Selatan.

4) Untuk sampah non organik, kecamatan disarankan melakukan pemilihan lokasi tempat pengumpulan sampah sementara. Untuk selanjutnya pembuangan akhir dapat dilakukan di TPA yang bergabung dengan TPA kota Labuha khusus untuk lokasi Pulau Bacan.

5) Sampah diperlakukan sesuai dengan prinsip 3R, yakni reduce (mengurangi jumlah sampah), reuse (menggunakan sampah kembali jika memungkinkan) dan recycle (mendaur ulang). Teknik perlakuan ini dapat disesuaikan menurut keadaan dan situasi.

4. Sistem Drainase Kab. Halmahera Selatan

Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pengelolaan sistem drainase adalah sebagai berikut :

a. Rehabilitasi saluran drainase yang berupa perbaikan saluran dan pengembalian ke kapasitas semula baik pada saluran sekunder maupun saluran primer.

b. Rehabilitasi sarana dan prasarana seperti rumah pompa dan peralatannya yang telah habis umur teknisnya sehingga dapat kembali berfungsi secara optimal.

c. Pemeliharaan sarana dan prasarana sistem drainase , yaitu saluran, pintu air dan peralatannya lainnya secara baik dan rutin.

d. Perbersihan saluran dari sedimen/lumpur dan tumbuhan air yang ada secara rutin. e. Optimalisasi pengoperasian pintu air dan rumah pompa yang ada.

f. Pembangunan saluran drainase pada permukiman yang belum ada saluran drainasenya atau yang belum mencukupi.

g. Pembangunan saluran drainase pada kawasan yang sudah ada saluran drainase namun belum terkait oleh bangunan sekunder ataupun primer.

h. Penanganan percepatan penurunan genangan yang ada disesuaikan dengan sektor lain yang terkait.

i. Optimalisasi pembangunan sistem pengelolaan untuk memperbaiki kualitas lingkungan.

(12)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 12

5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 5.2.1. Kebijakan Pembangunan Daerah

Visi Pembangunan Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2014-2019 adalah:

”Menjadi Kabupaten Kepulauan yang Adil dan Damai, Maju dan Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat, Melayani dan

Diridhoi Allah Yang Maha Kuasa”

Visi di atas mengandung pengertian bahwa :

Kabupaten Halmahera Selatan telah dikaruniai Allah Yang Maha Kuasa dengan

wilayah yang berkarakter kepulauan. Wilayah seperti ini memiliki karakteristik khas dalam

hal kondisi alam dan penduduknya. Kondisi alam yang kaya akan berbagai potensi dan penduduk yang beragam suku, bahasa dan agama adalah karakteristik khas kepulauan yang harus disyukuri melalui pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan karakteristiknya.

Adil adalah kata kunci untuk meredam semua potensi konflik dan potensi buruk yang

mengancam kesatuan wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. Ketidakadilan adalah akar dari semua bentuk kecemburuan, ketegangan dan konflik sosial. Sebaliknya, perwujudan nilai keadilan yang bermakna menempatkan dan memperlakukan sesuatu sesuai dengan tempat dan ukurannya, dalam aspek sosial, ekonomi, politik, hubungan antar agama dan suku serta semua aspek kehidupan masyarakat lainnya.

Damai adalah kebutuhan mendasar masyarakat sebagai prasyarat dalam melakukan pembangunan pada semua aspek. Untuk itu perlu menciptakan stabilitas sosial, politik dan keamanan dalam berbagai kehidupan masyarakat. Wilayah kepulauan yang dikelola dengan adil dalam suasana damai akan menjadikan Kabupaten Halmahera Selatan sangat

berpotensi untuk maju dan mandiri. Sumber daya yang ada harus dioptimalkan menjadi

potensi unggulan dan daya saing daerah. Semua potensi lokal harus diapresiasi, diolah dan dikembangkan menjadi bagian dari proses kemajuan dan kemandirian daerah.

Sejahtera dan bermartabat adalah kondisi masyarakat Kabupaten Halmahera Selatan yang dicita-citakan 20 tahun ke depan. Sejahtera mengacu kepada capaian-capaian indikator pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Sementara bermartabat mengacu kepada pengamalan nilai-nilai agama, kepercayaan diri yang timbul akan prestasi daerah dan moral yang menjadi landasan mengabdi kepada kemajuan Kabupaten Halmahera Selatan. Selain itu, termasuk di dalamnya adalah penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan meningkatnya harkat kemanusiaan yang semakin beradab.

Visi di atas harus didukung oleh sistem pemerintahan yang berparadigma melayani,

tanpa membeda-bedakan asal kelompok, suku maupun agama. Sistem pemerintahan dan birokrasi harus menjadi khadimatul ummat, artinya pelayan bagi seluruh masyarakat. Aparat birokrasi dalam melayani tanpa pamrih. Motifnya semata-mata mengabdi kepada Allah SWT dan demi kemajuan daerahnya. Di depan memberi contoh kepada masyarakat dan di belakang memberi motivasi. Karakter birokrasi semacam inilah yang akan mengetuk pintu

langit untuk turunnya ridho Allah Yang Maha Kuasa kepada Kabupaten Halmahera

Selatan menjadi Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghafur dimana berkah dari langit akan

turun melingkupi.

(13)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 13

1. Meningkatkan stabilitas sosial, politik dan keamanan adalah mematuhi aturan hukum, menjaga keamanan lingkungan, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, penegakan hukum dan hak asasi manusia, memantapkan persatuan dan kesatuan masyarakat Halmahera Selatan yang heterogen, memberdayakan peran partai poltik sebagai saluran aspirasi politik masyarakat, perluasan akses masyarakat terhadap media massa. Stabilitas bertujuan menciptakan kondisi aman dan damai sehingga masyarakat dapat melaksanakan pembangunan disegala bidang.

2. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang adil adalah pembangunan berpihak kepada masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial dalam masyarakat, kesenjangan antar wilayah, menaggulangi kemiskinan dan pengangguran, serta menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan dasar dan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi.

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan budaya untuk kemajuan wilayah

artinya mengutamakan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing berbasis kelautan dan kepariwisataan, pengembangan akses dan mutu pendidikan, peningkatan derajat kesehatan, peningkatan peran serta perempuan dan pemuda dalam pembangunan, pengendalian laju pertumbuhan penduduk, peningkatan

kapasitas aparatur serta kelembagaan pemerintahan daerah dan desa,

mengembangkan budaya dan kearifan lokal.

4. Mewujudkan pembangunan ekonomi, infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam untuk mendorong terbentuknya kemandirian daerah artinya optimalisasi pengembangan potensi ekonomi lokal berbasis keunggulan komparatif dan kompetitifdengan membangun sistem produksi dan distribusi yang terpadu, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan pariwisata, bahari dan kelautan, meningkatkan kegiatan perdagangan dan investasi, pengembangan sektor keuangan, UKM dan Koperasi, diversifikasi bahan pangan lokal, pengembangan komoditas pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan berorientasi ekspor, pemanfaatan potensi tambang dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati kelautan secara berkelanjutan, membangun ekonomi kelautan secara terpadu, pemanfaatan ruang yang serasi antara permukiman, kegiatan sosial dan ekonomi serta upaya konservasi, penyediaan infrastruktur wilayah, infrastruktur ekonomi, serta utilitas pendukungnya, pengembangan pusat-pusat pertumbuhan wilayah.

5. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, bermartabat, bermoral dan berbudaya berlandaskan nilai-nilai agama artinya pelaksanaan pembangunan menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas pendidikan, derajat kesehatan, serta keadaan sosial dan ekonomi masyarakat yang semakin baik, memperkuat jati diri dan karakter masyarakat melalui pendidikan agama yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral dan etika bangsa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama.

(14)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 14

pembangunan daerah, peningkatan kualifikasi dan kompetensi aparatur, menerapkan prinsip-prinsip Good Governance.

Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan RPJMD Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2010-2015, maka perlu strategi dan arah kebijakan yang terencana, terpadu dan terukur dengan memperhitungkan lingkungan strategis.

1. Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Pertama

Upaya mewujudkan Misi Kesatu yaitu mewujudkan suasana yang aman dan damai dalam kehidupan bermasyarakat dilandasi nilai-nilai keagamaan yang universal, maka stategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Tabel 5.1. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kesatu

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 2 3 4 5

insentif dan disinsentif hukum

Pengembangan system

ketertiban dan keamanan yang maju aparatur tentang hak azasi manusia

Peningkatan pemahaman aparatur tentang nilai-nilai keutamaan daerah (hukum pengurus organisasi dan lembaga masyarakat

Harmonisasi hubungan

kelembagaan antara

pemerintah desa, badan

musyawarah desa,

kerukunan hidup baik

intern umat beragama

maupun antara umat

beragama

(15)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 15

pemahaman dan

formal dan informal) Percepatan peningkatan kualitas pendidikan agama

Pelestarian seni dan

budaya daerah

ekonomi lokal berbasis pengembangan budaya

dialog dan kerjasama

lintas komunitas

informative dan edukatif, konsultatif serta advokatif

dalam pembinaan

melaksanakan ibadah dan

ajaran agama sesuai

(16)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 16

2. Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Kedua

Dalam upaya mewujudkan Misi Kedua yaitu Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing, maka stategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kedua

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 2 3 4 5

Peningkatan sarana dan prasana kesehatan

berperilaku hidup bersih dan sehat

pendidikan dasar dan

(17)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 17

Perbaikan manajemen

tenaga kesehatan yang berkualitas

tenaga pendidikan yang berkualitas olah raga dan seni

Meningkatkan minat

pemuda terhadap

olah raga dan seni

Penyediaan fasilitas olah raga

dan sarana pendidikan

dan pelatihan

perempuan yang terlibat di

pemerintahan dan anak di bawah umur

Meningkatkan

(18)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 18

keluarga pra

3. Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Ketiga

Dalam upaya mewujudkan Misi Ketiga yaitu mewujudkan ekonomi kerakyatan berbasis pengelolaan Sumber Daya Kepulauan yang berdaya saing, maka strategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Ketiga

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 2 3 4 5

perikanan dan kelautan dari hulu sampai hilir

Peningkatan SDM di

bidang kelautan (nelayan dan pengelola perikanan)

distribusi dan pemasaran

hasil kelautan dan

(19)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 19

jangkauan

Penyebar luasan jaringan BMT

4. Strategi dan Arah Kebijakan untuk Mewujudkan Misi Keempat

Dalam upaya mewujudkan Misi Keempat yaitu mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang bersih dan profesional, maka stategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Keempat

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

(20)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 20

pemangku

Pengembangan data dan informasi keuangan daerah yang transparan

masyarakat Meningkatkan peran

pegawai melalui publik sesuai prosedur standar operasional

(21)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 21

masyarakat

5. Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Kelima

Dalam upaya mewujudkan Misi Kelima yaitu mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, maka stategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.5. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kelima

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 2 3 4 5

6. Strategi dan Arah Kebijakan Untuk Mewujudkan Misi Keenam

(22)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 22

Tabel 5.6. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Keenam

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

1 2 3 4 5 darat dan laut secara terpadu

Pengembangan jaringan

transportasi antar moda

2

sumberdaya air untuk

pemenuhan bagi

perumahan

5.2.2. Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan Pendapatan Daerah Kabupaten Halmahera Selatan sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu :

a. Pemantapan kelembagaan dalam system operasional pemungutan pendapatan daerah.

b. Peningkatan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi.

c. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui penyediaan sarana prasana pelayanan, penyempurnaan system pungutan dan peningkatan profesionalisme aparatur.

d. Pengembangan koordinasi secara sinergis dalam pengelolaan pendapatan daerah. e. Melakukan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah. f. Peningkatan dan penggalian sumber-sumber pendapatan asli daerah lainnya.

2. Dana Perimbangan

Kebijakan Pendapatan Dana Perimbangan yaitu :

a. Peningkatan akurasi data sumber daya alam sebagai dasar perhitungan dan pembagian dana perimbangan.

b. Mendorong upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh OPDN), PPh pasal 21 dan BPHTB.

c. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan dana perimbangan.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

(23)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 23

a. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dalam perhitungan dan pembagian Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi.

b. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam upaya peningkatan alokasi Dana Penyesuaian

4. Kebijakan Umum Belanja Daerah

Kebijakan umum belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang prposional, efisien dan efektif, antara lain :

1. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan fixed cost dan variable cost, sesuai dengan visi dan misi didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan.

2. Peningkatan efektivitas belanja bantuan, belanja hibah dan bagi hasil serta belanja tidak terduga.

3. Alokasi dari block grant dari pos bagi hasil secara proporsional, guna memperkuat kapasitas fiscal dalam melaksanakan otonomi daerah.

4. Alokasi belanja tidak terduga adalah penyediaan dana yang ditujukan untuk dapat menanggulangi beban belanja yang tidak dapat diduga/diperhitungkan sebelumnya, serta tidak dianggarkan pada pos belanja sebelumnya yaitu untuk :

a) Penanggulangan bencana alam dan bencana social b) Kegiatan yang bersifat mendesak dan bersifat strategis.

Untuk mencapai sasaran Terwujudnya Pembangunan Ekonomi Yang Mandiri pokok tersebut, maka Arah Pembangunan selama kurun waktu 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan perokomomian diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup tinggi, masyarakat menganut asas demokrasi ekonomi dengan prinsip pemerataan, kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi usaha kecil, menengah dan koperasi.

b. Perekonomian berorientasi pada daya saing nasional yang dikembangkan bertahap dari

perekonomian berbasis keunggulan komparatif sumberdaya alam menjadi

perekonomian yang berkeunggulan kompetitif dan inovatif dengan prinsip-prinsip:

pengelolaan secara berkelanjutan menuju peningkatan produktivitas melalui

penguasaan, penerapan, penciptaan (inovasi) teknologi tepat guna; pengelolaan kelembagaan ekonomi secara berkelanjutan yang menguasai hajat hidup masyarakat banyak.

c. Struktur perekonomian diperkuat dengan pembangunan sektor perikanan dan kelautan sebagai sektor andalan yang mampu memberikan multiplier effect (efek pengganda) bagi kemajuan sektor lain dengan menciptakan linkage (keterkaitan) dengan sektor-sektor lain terutama industri pengolahan hasil laut, perdagangan, dan jasa-jasa pelayanan lainnya.

(24)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 24

investasi secara berkelanjutan dengan peningkatan iklim investasi yang kondusif serta selaras dengan fokus peningkatan daya saing perekonomian daerah.

e. Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku ekonomi yang berdaya saing nasional melalui penguatan kewirausahaan dan peningkatan collective bargaining position (posisi tawar kolektif) didukung upaya peningkatan penguatan kelembagaan dan pengelolaan terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan teknologi tepat guna.

f. Sektor keuangan dikembangkan agar senantiasa memiliki kemampuan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara berkelanjutan sehingga mampu bertahan terhadap gejolak yang mempengaruhinya.

g. Perbaikan pengelolaan keuangan daerah bertumpu pada sistem anggaran yang transparan, bertanggung jawab, dan mampu menjamin efektivitas pemanfaatannya. Dalam rangka meningkatkan kemandirian daerah, peran pemerintah pusat dan pemerintah propinsi dijaga pada tingkat aman, sedangkan sumber pendapatan daerah dari pajak ditingkatkan efektivitasnya. Prioritas utama pembiayaan pemerintah daerah adalah pembiayaan yang dapat menjamin kemampuan peningkatan pelayanan publik baik dalam penyediaan pelayanan dasar (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan), prasarana dan sarana fisik serta ekonomi dan mendukung peningkatan daya saing ekonomi.

h. Sistem ketahanan pangan diperkuat dengan pembangunan sektor pertanian yang diarahkan untuk menciptakan diversifikasi bahan pangan lokal. Bahan pangan lokal dipertahankan kelestariaannya, diolah, dipromosikan sehingga menjadi produk pangan lokal yang mampu menopang swasembada pangan daerah. Pengolahan bahan pangan lokal diarahkan dengan tetap mempertimbangkan standar kualitas gizi.

i. Pembangunan sektor perkebunan diarahkan terutama untuk tanaman perdagangan yang bernilai ekspor seperti pala, cengkeh, kelapa, dan lain-lain. Produk perkebunan diarahkan untuk dijual tidak dalam bentuk bahan mentah tetapi bahan olahan setengah jadi atau bahan jadi sehingga mempunyai nilai jual tinggi.

j. Pembangunan sektor pertambangan, diarahkan untuk mengidentifikasi dan mengkaji potensi tambang, perumusan strategi eksplorasi dan pemanfaatan potensi tambang untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestariaannya dimasa mendatang

k. Membangun infrastruktur perekonomian daerah yang mendukung kondusifnya dunia usaha seperti pasar, kios, warung, toko, bank, lembaga keuangan mikro, koperasi simpan pinjam dan lain-lain.

5.2.3. Indikator Kinerja

Indikator kinerja pembangunan merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengukur capaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2010-2015, serta mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan seluruh SKPD Kabupaten Halmahera Selatan. Penetapan indikator kinerja dan capaian sasaran dilakukan dengan mempertimbangkan indikator yang khusus, terukur, dapat dicapai, rasional dan memperhitungkan waktu pencapaian.

(25)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 25

Tabel 5.7. Indikator Pembangunan Daerah Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2011-2015

No Indikator Kinerja Satuan

Capaian Sasaran

2011 2012 2013 2014 2015

EKONOMI

1 Pertumbuhan Ekonomi % 5,60 5,70 5,80 5,90 6,00

2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Rp Milyar 959,00 1.020,00 1.083,00 1.147,00 1.212,0 0

3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Rp Milyar 598,00 636,00 675,00 712,00 750,00

4 Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita Harga Konstan Tahun 2000 Rp 000 2.947 3.071 3.196 3.306 3.418

Pendapatan perkapita Harga Berlaku Rp 000 4.723 4.929 5.124 5.323 5.519

5 Inflasi % 5,00 4,85 4,70 4,55 4,40

6 Keuangan Daerah

Pendapatan Daerah Rp milyar 551,60 595,10 619,80 659,20 707,60

Pendapatan Asli Daerah Rp milyar 29,10 31,30 34,10 36,40 38,20

Dana Perimbangan Rp milyar 460,20 497,20 513,00 544,30 586,10

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Rp milyar 62,30 66,60 72,70 78,50 83,30

Belanja Daerah Rp milyar 560,53 586,00 611,46 651,23 702,18

Belanja Tidak Langsung Rp milyar 258,82 278,82 298,82 317,82 337,81

Belana Langsung Rp milyar 301,72 307,18 312,64 333,41 364,37

SOSIAL BUDAYA 7 Penduduk

(26)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 26

Laju Pertumbuhan penduduk % 2,06 2,01 1,96 1,91 1,86

Angka Kepadatan Penduduk Jiwa / km2 23 24 24 25 25

8 Kemiskinan

Persentase Penduduk Miskin % 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00

Indkes Kedalaman Kemiskinan (P1) 1,25 1,20 1,15 1,10 1,00

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,30 0,28 0,26 0,24 0,22

9 Pengangguran

Jumlah Angkatan Kerja Jiwa 1.724 1.689 1.651 1.648 1.565

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 68 69 70 71 72

(27)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 27

5.3. ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG

5.3.1 Ketentuan Fungsi Bangunan

Bangunan – bangunan di Kab. Halmahera Selatan diklasifikasikan sebagi berikut:

1. Jumlah bangunan

a. Kategori baik apabila jumlah bangunan dalam kawasan 0 – 40 unit/ha

b. Kategori sedang apabila jumlah bangunan dalam kawasan 40 - 80 unit/ha

c. Kategori kurang apabila jumlah bangunan dalam kawasan 80 – 150 unit/ha

2. Luas kawasan

a. Kategori baik apabila luas lahan tertutup dalam kawasan 30 – 45 %

b. Kategori sedang apabila luas lahan tertutup dalam kawasan 45 -60 % c. Kategori kurang apabila luas lahan tertutup dalam kawasan > 75 % 3. Kepadatan bangunan

a. Kategori baik apabila KDB kawasan40:60 b. Kategori sedang apabila KDB kawasan 50 :50 c. Kategori kurang apabila KDB kawasan <50 4. Karakteristik bangunan

a. Kategori baik apabila karakteristik bangunan kawasan umumnya didominasi oleh rumah permanen

b. Kategori sedang apabila karakteristik topografi kawasan umumnya didominasi oleh rumah semipermanen

c. Kategori kurang apabila karakteristik topografi kawasan umumnya didominasi oleh rumah tidak permanen

5. Kondisi bangunan

a. Kategori baik apabila kondisi bangunan dalam kawasan sesuai standar kelayakan 70-100%

b. Kategori sedang apabila kondisi bangunan dalam kawasan sesuai standar kelayakan 50-70%

c. Kategori kurang apabila kondisi bangunan dalam kawasan sesuai standar kelayakan < 50%.

5.4. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP2KP)

5.5.1. Visi dan Misi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Halmahera Selatan

Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur Kab. Halmahera Selatan selaras dengan Visi dan Misi yang tertuang dalam RTRW dan RPJMD. Rencana dan Kebijakan konsep pembangunan Kab. Halmahera Selatan pada dasarnya dibagi kedalam 2 (dua) bahagian penting, yakni rencana dan kebijakan konsep makro Kab. Halmahera Selatan dan konsep mikro Kawasan Prioritas. Tujuan dan kebijakan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Konsep Makro Kawasan

(28)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 28

meliputi aspek-aspek, antara lain : (a) aspek pengaturan penguasaan atas tanah, tidak saja menata dan menertibkan bentuk fisik bidang-bidang tanah, tetapi juga hubungan hukum antara pemilik dan tanahnya, (b) aspek penyerasian penggunaan tanah dengan rencana tata guna tanah/tata ruang, (c) aspek penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya yang diperlukan, (d) aspek peningkatan kualitas lingkungan hidup atau konservasi sumber daya alam. Penataan bidang-bidang tanah yang baik dengan tersedianya sarana dan prasarana dan juga aksesibilitas yang baik akan dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan nilai jual dari tanah tersebut. Penerapan konsep konsolidasi lahan diarahkan pada daerah permukiman kumuh di bantaran sungai Inggoi untuk pembangunan RTH. Konsep konsolidasi lahan juga diterapkan untuk pembangunan jaringan jalan dan saluran drainase.

b. Pembangunan Baru merupakan kegiatan pembangunan dan penataan kembali suatu kawasan dengan terlebih dahulu melakukan pembongkaran dari sebagian/seluruh kawasan kota yang tidak dapat dipertahankan lagi. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai bagi kawasan tersebut sesuai dengan potensi yang dimiliki. Konsep Pembangunan Baru diterapkan untuk pembangunan permukiman nelayan, pembangunan kawasan permukiman baru, dan pembangunan Keraton Kesultanan Bacan.

c. Revitalisasi Kawasan merupakan rangkaian upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat. Tujuan dari revitalisasi kawasan adalah untuk meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan signifikan dari kawasan yang masih memiliki potensi. Penerapan konsep revitalisasi kawasan diarahkan pada kawasan Benteng Bernavelt, dan Kawasan Lapangan Samargalila.

d. Revitalisasi infrastruktur diyakini dapat meningkatkan kondisi infrastruktur permukiman, untuk itu tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan fungsi infrastruktur. Proses revitalisasi infrastruktur permukiman yang diterapkan pada kawasan prioritas Labuha Amasing berupa peningkatan kapasitas badan jalan, dan normalisasi saluran drainase.

e. Pengembangan ekonomi masyarakat dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak

masyarakat bagi peningkatan kehidupan ekonomi. Penerapan konsep

pengembangan ekonomi masyarakat diarahkan pada segmen B blok B1 dan blok B3. f. Konservasi daerah resapan air bertujuan untuk menjaga keseimbangan air tanah,

(29)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 29

sehingga mempertinggi kelembaban tanah, dan pembangunan waduk sebagai pengendali banjir dan dimanfaatkan untuk daerah pariwisata.Konsep konservasi daerah resapan air diarahkan pada sub kawasan A blok A5, dan sub kawasan B blok B1 dan blok B2.

g. Peningkatan estetika lingkungan pada kawasan prioritas Labuha Amasing berupa pembangunan dan penataan RTH yang memiliki fungsi ekologi dan berfungsi sebagai barrier serta sarana interaksi sosial, selain itu upaya peningkatan estetika lingkungan pada kawasan prioritas Labuha Amasing juga diarahkan pada pembangunan jalur pedestrian jalan dan penataan street furniture.

2. Konsep Mikro Kawasan

a. Konsep Pembangunan Blok A1 : 1) Pembangunan Baru

2) Pengamanan daerah manfaat sungai 3) Peningkatan Estetika Lingkungan b. Program Pembangunan Blok A1:

1) Pengembangan Kawasan Permukiman Nelayan 2) Pembangunan Keraton Kesultanan Bacan 3) Pembangunan Sanitasi Lingkungan 4) Penataan RTH Bantaran Sungai

c. Konsep Pembangunan Blok A2, A3, dan A4: 1) Konsolidasi Lahan

2) Pembangunan Baru

3) Revitalisasi Infrastruktur Permukiman d. Program Pembangunan Blok A2, A3, dan A4:

1) Peningkatan Infrastruktur Permukiman 2) Pengendalian Banjir Kawasan

e. Konsep Pembangunan Blok A5 : 1) Revitalisasi Kawasan

2) Pembangunan Baru

3) Konservasi Daerah Resapan Air f. Program Pembangunan Blok A5:

1) Revitalisasi Kawasan Benteng Bernavelt 2) Revitalisasi Kawasan Lapangan Samargalila 3) Pengendalian Banjir Kawasan

g. Konsep Pembangunan Blok B1 dan B2: 1) Konservasi Derah Resapan Air 2) Peningkatan Estetika Lingkungan 3) Pembangunan Baru

4) Konsolidasi Lahan

5) Pengembangan Ekonomi Masyarakat h. Program Pembangunan Blok B1 dan B2:

1) Penataan Ruang Terbuka Hijau 2) Pembangunan Anjungan

(30)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 30

i. Konsep Pembangunan Blok B3 dan B4: 1) Konsolidasi Lahan

2) Pembangunan Baru

j. Program Pembangunan Blok B3 dan B4: 1) Pengendalian Banjir Kawasan

2) Pengembangan Infrastruktur Permukiman 3) Pembangunan Dermaga Penyebrangan k. Konsep Pembangunan Blok C1 dan C2:

1) Konsolidasi Lahan 2) Pembangunan Baru

l. Program Pembangunan Blok C1 dan C2: 1) Pengembangan Infrastruktur Permukiman m. Konsep Pembangunan Sub Kawasan D:

1) Konsolidasi Lahan 2) Pembangunan Baru

3) Pengembangan Ekonomi Masyarakat 4) Pengamanan Daerah Manfaat Sungai n. Program Pembangunan Sub Kawasan D: 1) Pengembangan Kawasan Permukiman 2) Pengembangan Infrastruktur Permukiman 3) Penataan Lokasi PKL

(31)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 31

5.5.2. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kab. Halmahera Selatan

Tabel 5.8 .Matriks Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kab. Halmahera Selatan

No Kawasan TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI

1 2 3 4 5

1

Prioritas PPIP

Kabupaten Halmahera Selatan

a. Pengendalian banjir perkotaan melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur sistem jaringan drainase, normalisasi aliran sungai dan penyiapan kantong-kantong air b. Penanganan ancaman kebakaran kota

melalui penyediaan sarana dan prasarana proteksi kebakaran

c. Pembangunan dan penyiapan infrastruktur dalam kerangka penanganan kawasan permukiman kumuh

d. Penanganan dan pengelolaan persampahan dari sumber sampai pengolahan akhir melalui penyediaan sarana dan prasarana sampah

e. Peningkatan arus jalan dan kapasitas badan jalan dalam kerangka meningkatkan daya hubung unit-unit lingkungan permukiman, antar kawasan dan akses menuju ke jalan utama perkotaan

f. Pengendalian dan pemerataan jumlah

penduduk melalui penyebaran fungsi-fungsi aktivitas sosial ekonomi perkotaan

g. Penyebaran fungsi-fungsi kota yang

didukung penanganan system transportasi dalam arti yang luas

h. Peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka penyediaan air minum secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas (K3)

a. Pembangunan dan

pemeliharaan infrastruktur

b. Pengembangan jaringan

transportasi antar moda

c. Peningkatan infrastruktur

perkotaan

d. Pengembangan kawasan

perumahan

e. Pengembangan sumberdaya air

untuk pemenuhan bagi

(32)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 32

5.5.3. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

Penentuan skala prioritas pada kawasan-kawasan permukiman perkotaan pada dasarnya termasuk masalah yang rumit karena banyak aspek yang ikut berpengaruh, termasuk aspek kebijakan ruang dan perencanaan pembangunan. Sebagai masukan awal tentu saja dibutuhkan informasi-informasi kawasan permukiman yang perlu ditentukan skala prioritasnya melalui suatu Forum Group Discussion (FGD), dimana dalam forum tersebut semua SKPD terlibat dalam suatu tim pokjanis yang telah dibentuk. Banyaknya faktor dan kriteria yang harus dipertimbangkan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas diperhadapkan pada pemilihan suatu metode analisis. Berdasarkan hasil kesepakatan dengan Tim Pokjanis dan Tim Konsultan setelah memberikan beberapa alternative metode analisis yang berkenaaan dengan penentuan skala prioritas pada kegiatan ini, maka disepakati metode analisis, yakni menggunakan analisis sistem skoring atau pembobotan. Pemberian nilai sesuai dengan sifat kriteria tersebut, kriteria yang bersifat kuantitatif dan terukur seperti kondisi fisik lingkungan, aksesibilitas dan mobilitas dan lain sebagainya diberi nilai sesuai dengan proporsi kuantitasnya. Kriteria membutuhkan opini, nilai perolehan kriteria diperoleh dengan wawancara melalui instrumen kuesioner.

Kriteria penilaian yang kemudian disebut sebagai variable dan indikator penilaian ditetapkan sesuai dengan lingkup kegiatan yang menjadi dasar dalam penanganan pada kawasan permukiman prioritas dan didasarkan pada karakteristik kawasan yang telah diusulkan untuk dijadikan sebagai kawasan prioritas. Adapun jumlah variabel yang telah disepakati dalam kegiatan FGD 2 adalah sebanyak 7 variabel dan 43 indikator .

Variabel dan indikator yang telah disepakati tersebut, dapat dilihat pada penjelasan Tabel di bawah ini.

Tabel 5.9. Kriteria Pembanding Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas Kab. Halmahera Selatan

No Variabel Indikator

1 Karakteristik Fisik

a. Tofografi b. Kelerengan c. Tata Guna Lahan d. Daya Dukung Lahan e. Daya Tampung Ruang f. Tipologi Lahan

g. Curah Hujan h. Fisiografis i. Tipologi Pantai j. Morfologi Kota k. Jenis Tanah

2 Kependudukan

a. Kepadatan

b. Pertumbuhan Penduduk c. Tekanan Penduduk

3 Bangunan

a. Jumlah Bangunan b. Luas Kawasan c. Kepadatan

d. Karakteristik Bangunan e. Kondisi Bangunan

(33)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 33

b. Kondisi Sanitasi c. Kondisi Persampahan d. Kondisi Saluran Drainase e. Kondisi Jaringan Jalan f. Pengelolaan Air Buangan g. Ketersediaan Jaringan Listrik

h. Ketersediaan Jaringan Telekomunikasi i. Kesehatan Lingkungan

5 Tingkat Aksesibilitas

a. Aksesibilitas Antar Wilayah b. Daya Hubung Antar Wilayah c. Aksesibilitas Antar Pulau d. Sarana Transportasi

6 Kondisi Sosial Ekonomi

a. Lapangan Kerja b. Lapangan Usaha c. Tingkat Pendapatan d. Tingkat Pengangguran

e. Ketersediaan Sarana Perdagangan f. Daya Beli Masyarakat

g. Pembinaan Usaha Ekonomi

7 Kondisi Sosial Budaya

a. Prilaku Masyarakat b. Hubungan Sosial

c. Tradisi Budaya Masyarakat d. Tata Nilai

Hasil analisis penetapan kawasan permukiman prioritas terhadap kawasan yang diusulkan dalam SPPIP Kabupaten Halmahera Selatan, dapat dilihat pada penjelasan Tabel dibawah ini.

Tabel 5.10. Hasil Analisis Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas SPPIP Kabupaten Halmahera Selatan

No Item/Sub Sistem

(34)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya – Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

V - 34

Sx2 74.56 12.36 12.06 11.06

110.032 5

(SX2)/n

50.22321

4 8.691429 8.47 7.612857 74.9975

`X

2.678571

4 1.114286 1.1 1.042857

Penetapan kawasan permukiman perioritas berdasarkan hasil analisis Tim Konsultan dan disepakati oleh Tim Pokjanis SPPIP Kabupaten Halmahera Selatan, dengan urutan prioritas sebagai berikut :

a. Kawasan Labuha Amasing sebagai kawasan prioritas 1

b. Kawasan Mandaong Panambuang sebagai kawasan prioritas 2 c. Kawasan Babang Sayoang sebagai kawasan prioritas 3

Gambar

Gambar 5.1 : Peta Pola Pemanfaatan Ruang Lindung
Gambar 5.2 : Peta Pola Pemanfaatan Ruang Budidaya
Tabel 5.1. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kesatu
Tabel 5.2. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kedua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan Akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Garut Nomor: 137/Pdt.G/2011/PA.Grt pada tanggal 06 Mei 2011, yang menyatakan Pembanding

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat cetakan penekukan (Curling Dies) untuk membentuk pelat engsel melingkar dengan satu langkah

Sistem pendukung keputusan penempatan lokasi mesin ATM dengan menerapkan metode Analytical Network Process dapat memberikan nilai terhadap lokasi untuk penempatan

Hasil analisis metode Payback Period (PP) lamanya waktu yang direncanakan untuk mengembalikan biaya investasi terjadi pada tanggal 3 Maret 2016 dan periode

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa menulis cerpen merupakan suatu kegiatan kreatif yang bertujuan untuk mengung- kapkan gagasan atau

9 Relevan dengan Surya, Slameto dan Ali seperti yang dikutip Tohirin, menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid sekolah dasar kelas I – VI yang ada di SD X Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir dengan total 599 murid. Pengambilan

Melaksanakan audit sistem informasi manajemen rumah sakit berdasarkan COBIT 4.1 pada RSI Jemursari sesuai dengan perspektif proses bisnis internal dengan cara wawancara,