• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 1

KETERPADUAN STRATEGI

PENGEMBANGAN KABUPATEN

HALMAHERA BARAT

5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA 5.1.1. Kawasan Strategis Kabupaten Halmahera Barat

Kawasan strategis kabupaten di Kabupaten Halmahera Barat adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Kawasan ini perlu diprioritaskan pengembangan atau penanganannya serta memerlukan dukungan penataan ruang segera dalam kurun waktu rencana. Untuk menyusun rencana bagi pengembangannya, terlebih dahulu perlu diidentifikasi kawasan strategis kabupaten tersebut.

Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :

1. Tata ruang di wilayah sekitarnya;

2. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau

3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jenis kawasan strategis, antara lain adalah :

1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, yang menjadi kewenangan pemerintah pusat;

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya;

4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;

5. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(2)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 2

Tabel 5.1. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten Berdasarkan RTRW

Kawasan Strategis Kabupaten Sudut

Kepentingan

Lokasi/Batas Kawasan

Kawasan Pertumbuhan Ekonomi (Koridor) Jailolo-Sidangoli-Sofifi

Ekonomi Jailolo, Sidangoli, Sofifi

Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Koridor Tongute Ternate-Duono-Kedi

Ekonomi Tongute Ternate, Duono,

Kedi

Kawasan Perikanan Terpadu Loloda dan jailolo

Ekonomi Kec. Loloda, Kec. Jailolo

Kawasan sentra budaya, yang terletak di kecamatan Ibu Selatan, di desa Talaga, Gamsungi, Gamkonora dan di Kec. Sahu Timur

Sosial Budaya kecamatan Ibu Selatan

(desa Talaga, Gamsungi, Gamkonora), Kec. Sahu Timur

Kawasan Situs Wisata, meliputi : Rumah adat di kec. Sahu, Pantai Marimbati, Kec. Jailolo, Situs Sejarah Kesultanan Jailolo, Benteng-Benteng dan Peninggalan Pahlawan Nasional Banau.

Sosial Budaya Kec. Sahu, Kec. Jailolo

Kawasan lindung yang ada di laut dan merupakan habitat berkembang biaknya berbagai jenis flora dan fauna, khususnya berbagai jenis ikan dan flora lainnya.

Lingkungan Hidup

(3)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 3

(4)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 4

5.1.2. Arahan Pengembangan Pola Ruang dan Struktur Ruang

Arahan pola ruang terkait dengan pengembangan Kawasan Permukiman

Perkotaan antara lain:

1. Kegiatan perkotaan berskala regional, didukung fasilitas dan prasarana yang sesuai dengan skala pelayanan regional

2. Pengembangan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 30 % dari luas kawasan perkotaan

3. Pelarangan terhadap kegiatan yang tidak sesuai dan/ atau dapat menurunkan kualitas lingkungan perkotaan

4. Pembatasan terhadap kegiatan budidaya bukan perkotaan (seperti pertanian dsb) yang dapat mengurangi fungsi sebagai kawasan perkotaan

5. Intensitas pemanfaatan ruang rendah hingga sedang, dan mulai dikembangkan bangunan vertikal/ bertingkat

Perkiraan kebutuhan fasilitas ruang terbuka hijau di Kabupaten Halmahera Barat diperhitungkan dengan menggunakan standar penyediaan fasilitas ruang terbuka hijau pada lingkungan permukiman di kota kecamatan dan kota besar. Pada tingkatan tersebut, jenis fasilitas ruang terbuka hijau yang dibutuhkan adalah taman, lapangan olah raga, dan termasuk juga fasilitas makam. Arahan Penggunaan lahan untuk fasilitas ruang terbuka hijau tersebut diatur sebagai berikut :

1. Untuk lingkup lokal disediakan fasilitas dengan dukungan 250 penduduk yang membutuhkan lahan seluas 500 m2 per unit fasilitas (termasuk makam).

2. Untuk lingkup lingkungan disediakan fasilitas dengan dukungan 2500 penduduk yang membutuhkan lahan seluas 2500 m2 (termasuk makam)

Rencana sistem jaringan prasarana terdiri dari rencana sistem jaringan transportasi darat, sistem jaringan transportasi laut, sistem jaringan transportasi udara, sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan. Diantara beberapa rencana sistem jaringan yang telah disebutkan yang berkaitan dengan pembangunan Bidang Cipta Karya, antara lain sistem jaringan sumber daya air, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan.

Rencana pengelolaan persampahan di Kabupaten Halmahera Barat dapat dilakukan dengan :

1. Pola pengumpulan individual langsung adalah cara pengumpulan sampah dari

rumah-rumah/sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa proses pemindahan.

Pola pengumpulan individu langsung ini dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Kondisi togografi bergelombang (rata-rata >5%) sehingga alat pengumpulan non

mesin sulit beroperasi,

(5)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 5

c. Kondisi dan jumlah alat memadai,

d. Jumlah timbulan sampah > 0.3 m3/hari.

2. Pola pengumpulan individual tak langsung adalah cara pengumpulan sampah dari

masing-masing sumber sampah dibawa ke lokasi pemindahan (menggunakan gerobak) untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Persyaratan dilakukannya pola ini adalah;

a. Bagi daerah yang partisipasi masyarakatnya rendah,

b. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia,

c. Alat pengumpul masih dapat menjangkau langsung,

d. Bagi kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 5%) dapat menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak),

e. Kondisi lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan lainnya,

f. Organisasi pengelola harus siap dengan sistem pengendalian.

3. Pola pengumpulan komunal langsung adalah cara pengumpulan sampah dari

masing-masing titik wadah komunal dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir.

Persyaratan pola komunal langsung:

a. Bila alat angkut terbatas,

b. Bila kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah,

c. Alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah (kondisi berbukit, gang/jalan sempit),

d. Peran serta masyarakat tinggi,

e. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah dijangkau oleh alat pengangkut (truk),

f. Untuk pemukiman tidak teratur.

4. Pola pengumpulan komunal tidak langsung adalah cara pengumpulan sampah

dari masing-masing titik pewadahan komunal dibawa ke lokasi pemindahan (menggunakan gerobak) untuk kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir.

Persyaratan pola komunal tidak langsung:

a. Peran serta masyarakat tinggi,

b. Wadah komunal ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah dijangkau alat pengumpul,

c. Lahan untuk lokasi pemindahan tersedia,

(6)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 6

e. Lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan lainnya,

f. organisasi pengelola harus ada.

5. Pola penyapuan jalan adalah proses pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan

dengan menggunakan gerobak.

Persyaratan:

a. Juru sapu harus mengetahui cara penyapuan untuk setiap daerah pelayanan (diperkeras, tanah, lapangan rumput, dll);

b. Penanganan penyapuan jalan untuk setiap daerah berbeda tergantung pada fungsi dan nilai daerah yang dilayani;

c. Pengumpulan sampah ahsil penyapuan jalan diangkut ke lokasi pemindahan untuk kemudian diangkut ke TPA;

d. Pengendalian personel dan peralatan harus baik.

5.2. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

5.2.1. Kebijakan Pembangunan dan Keuangan Daerah

Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat dalam Rencana Pembangunan Daerah tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

“Membangun dengan Kasih, Wujudkan Halmahera Barat yang Berbudaya, Mandiri, Adil dan Makmur”.

Penjelasan mengenai visi ini terdiri dari lima bagian yang memaknai arah pelaksanaan pembangunan lima tahunan ke depan, seperti dinyatakan berikut ini:

1. Membangun dengan Kasih, mengandung arti bahwa arah kebijakan pembangunan daerah ke depan harus dapat memastikan model pembangunan yang didasari pada prinsip cinta kasih yang terjalin dalam interaksi sosial, budaya dan ekonomi baik antar pemerintah, pemerintah dan masyarakat, serta antar sesama masyarakat, dalam iklim multietnis dan multikultural. Model pembangunan seperti ini diharapkan akan tercipta relasi kehidupan sosial budaya yang baik di tengah masyarakat Halmahera Barat yang memiliki karakteristik multi etnik; beragam agama, budaya, tradisi; dan bahasa, untuk saling menghargai; santun dalam berperilaku dan bertutur kata; tolong-menolong, aman, tentram dan damai; serta saling melindungi antar sesama warga masyarakat. Keberagaman dalam cinta kasih ini menjadi modal sosial (social capital) Kabupaten Halmahera Barat untuk menjadi pilar penguatan dalam akselerasi pembangunan daerah lima tahun ke depan.

(7)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 7

agama, budaya keterbukaan dan kesetaraan dalam multi etnis, budaya etos kerja tinggi, dan budaya yang bernuansa religi, adalah faktor fundamental dan berdimensi kohesi kultural yang mangandung spirit pendorong kemajuan pembangunan di daerah ini. Disamping itu nilai-nilai kebudayaan lokal tersebut menjadi simbol identitas kelokalan masyarakat Halmahera Barat yang majemuk dan menjadi perisai dari infiltrasi dan akulturasi arus budaya global.

3. Halmahera Barat Mandiri, mengandung arti bahwa pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Halmahera Barat harus bisa menciptakan kemandirian daerah di berbagai bidang pembangunan melalui optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya sosial budaya. Kemandirian daerah Halmahera Barat harus menjadi obsesi dalam pencapaian prestasi pembangunan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh pengerahan investasi masuk ke daerah guna menggerakan perkembangan sektor-sektor pembangunan. Obsesi pencapaian Halmahera Barat yang Mandiri ini pada intinya bertujuan mengurangi ketimpangan sosial dan pendapatan antar masyarakat, pengurangan kemiskinan, pengurangan pengangguran, perluasan lapangan kerja, kesetaraan gender, dan konservasi lingkungan bagi pembangunan daerah yang berkelanjutan. 4. Halmahera Barat yang Adil, mengandung arti bahwa pembangunan daerah

Kabupaten Halmahera Barat didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan yang hakiki, yaitu pembangunan yang berkeadilan ekonomi, berkeadilan sosial dan budaya, berkeadilan pendidikan, serta berkeadilan hukum. Pilar keadilan sebagai prinsip dalam membangun Halmahera Barat ke depan adalah tolok ukur integritas dan komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan distribusi pembangunan yang merata dalam keadilan baik antar semua lapisan masyarakat, antar pelaku usaha, antar sektor ataupun antar bidang pembangunan. Disamping itu dimensi keadilan yang memaknai pelaksanaan pembangunan di daerah ini adalah juga bermakna upaya menciptakan iklim kesamaan dan keseimbangan dalam pembangunan yang partisipasipatif dimana masyarakat menjadi bagian penting dalam menentukan arah dan tujuan pembangunan di daerah ini.

5. Halmahera Barat Makmur, mengandung arti bahwa pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Halmahera Barat harus bisa menciptakan kemakmuran di semua lapisan masyarakat dalam jangka panjang. Pencapaian kemakmuran dimaksud tidak hanya pada dimensi ekonomi, namun juga pada dimensi non ekonomi yang melingkupi semua aspek kehidupan masyarakat di segala bidang. Dengan begitu, Halmahera Barat Makmur berkonotasi pada keharusan pencapaian taraf kesejahteraan hidup masyarakat ke arah yang lebih baik dari setiap tahapan pelaksanaan pembangunan daerah, sehingga akan mencapai kondisi masyarakat yang berkehidupan makmur di masa akan datang.

Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Halamahera Barat tahun 2011-2015, maka ditempuh melalui tiga misi pembangunan daerah sebagai berikut:

(8)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 8

2. Mewujudkan kemakmuran Halmahera Barat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pedesaan, adalah memperkuat perekonomian daerah Halmahera Barat melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan, dimana desa menjadi basis pertumbuhan dan penggerak ekonomi rakyat dan sekaligus menjadi pilar penopang perekonomian urban untuk tumbuh secara agregat menjadi perekonomian makro daerah Halmahera Barat yang dinamis;

3. Menyelenggarakan birokrasi pemerintahan daerah yang demokratis konstitusional, yang bersih dan efektif, adalah membangun sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dengan menekankan pada kultur birokrasi yang tertib aturan, taat azas, akuntabel, berdedikasi, kompeten, berintegritas, dan komitmen terhadap penegakan konstitusi dan pemberdayaan

hukum (law enforcement).

Mengacu pada Visi dan Misi pembangunan Kabupaten Halmahera Barat tahun 2011-2015 maka tujuan pembangunan daerah selama 5 tahun ke depan adalah:

1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, damai, dan tentram dalam cinta kasih;

2. Mewujudkan pelestarian kebudayaan lokal dalam kehidupan masyarakat; 3. Membangun kemandirian daerah di berbagai bidang pembangunan; 4. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkeadilan bagi masyarakat; 5. Mewujudkan kemakmuran hidup bagi seluruh masyarakat Halmahera Barat.

Berdasarkan misi yang telah tetapkan, maka sasaran pembangun yang hendak dicapai selama lima tahun ke depan adalah:

1. Misi pertama: Membentuk karakter masyarakat lokal yang religius dalam kepribadian, dengan sasaran:

a. Terciptanya kesadaran pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama di masyarakat;

b. Terwujudnya toleransi dan kerukunan baik internal maupun antar umat beragama dalam suasana yang kondusif;

c. Berkembanganya pendidikan keagamaan di setiap jenjang pendidikan dalam upaya membentuk karakter generasi penerus yang bermoral agamis, berdedikasi, disiplin, beretos kerja tinggi dan berjiwa membangun daerah;

d. Terhindarnya generasi muda dari perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama;

e. Mengurangi tindak kriminalitas di masyarakat sebagai wujud dari peningkatan kesadaran beragama;

f. Meminimalisir dan mencegah penyimpangan dan perilaku menyimpang dalam penyelenggaran birokrasi pemerintahan di daerah.

2. Misi kedua: Mewujudkan kemakmuran Halmahera Barat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis pedesaan, dengan sasaran:

a. Memperkuat ekonomi pedesaan sebagai basis perekonomian kerakyatan di daerah;

b. Menciptakan kemakmuran masyarakat pedesaan melalui penguatan

kelembagaan ekonomi perdesaan;

(9)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 9

d. Memajukan perekonomian daerah melalui penguatan sektor-sektor unggulan daerah dan peningkatan kemajuan sektor-sektor lainnya;

e. Terwujudnya pemerataan pembangunan ekonomi, antar desa, antar desa dengan kecamatan, dan antar kecamatan;

f. Menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran melalui perluasan lapangan kerja;

g. Mewujudkan ketahanan pangan dan sumberdaya energi yang ramah lingkungan; h. Meciptakan daya saing daerah melalui penguatan struktur ekonomi berbasis

keunggulan kompetetif;

i. Mewujudkan pembangunan kewilayahan yang berbasis sumberdaya alam dan struktur keruangan wilayah yang berdimensi ramah lingkungan dan berkelanjutan. 3. Misi ketiga: Menyelenggarakan birokrasi pemerintahan daerah yang demokratis

konstitusional, yang bersih dan efektif, dengan sasaran:

a. Terciptanya pemerintahan yang bersih dan baik (clean and good government) di

daerah;

b. Terciptanya budaya birokratis dan konstitusional di setiap aparatur

penyelenggaran pemerintahan dalam melakukan pelayanan publik;

c. Peningkatan kinerja aparatur pemerintahan daerah melalui tata kelola birokrasi yang profesional, efisien dan efektif;

d. Meningkatkan kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan publik di daerah; e. Mendukung pelayanan dunia usaha dan sektor swasta dalam berinvestasi di

daerah ini;

f. Meningkatkan peningkatan pelayanan dalam menunjang promosi pariwisata di daerah ini;

g. Mempermudah dan memperluas peluang kerjasama antar pemerintah daerah dengan berbagai pihak dalam memajukan pembangunan daerah;

h. Menciptakan iklim politik yang demokratis dan stabil dalam mewujudkan percepatankemajuan pembangunan di segala bidang.

Dalam upaya mewujudkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Halmahera Barat tahun 2011-2015, maka penjabarannya dirumusan dalam bentuk strategi, arah kebijakan dan program secara sistematis sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaan pembangunan lima tahunan ke depan. Strategi dan arah kebijakan RPJMD kabupaten Halmahera Barat yang terkait

dengan pembangunan Bidang Cipta Karya yaitu pada misi ke 2 “Mewujudkan

kemakmuran Halmahera Barat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis

pedesaan”antara lain:

1. Strategi dan Arah Kebijakan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Strategi :

a. Peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dan kemajuan perdesaan;

b. Peningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat di daerah terpencil dan wilayah pesisir;

c. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan dalam meingkatkan pemberdayaan masyarakat di segala bidang;

d. Pengembangan pembangunan berbasis perdesaan, dalam menciptakan otonomi desa yang mandiri dan tangguh;

(10)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 10

Arah Kebijakan :

a. Meningkatkan penyempurnaan seluruh kebijakan dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan aturan perundang-undangan;

b. Meningkatkan kemampuan dan etos kerja apparatur di lingkungan BPMD; c. Mendorong prakarsa dan kemandirian masyarakat dalam merencanakan dan

melaksanakan program serta kegiatan pemberdayaan masyarakat;

d. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama terpadu dengan instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM, swasta dan masyarakat dalam rangka perumusan kebijakan, rencana, program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat; e. Memfasilitasi pemerintah kecamatan dan desa untuk menempatkan

Musrenbangdes dan Musrenbang tingkat Kecamatan sebagai wadah prioritas kebijakan dan program pemerintah;

f. Membuka ruang gerak yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan;

g. Menggunakan program kegiatan yang disepakati sebagai titik masuk dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dirasakan langsung masyarakat;

h. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang hukum, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya;

i. Meningkatan pembangunan perdesaan berorientasi potensi sumberdaya alam lokal dalam mewujudkan kemakmuran masyarakat.

2. Strategi dan Arah Kebijakan Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Strategi :

a. Peningkatan, penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan; b. Peningkatan sarana dan prasaran pengelolaan sumberdaya air dan jaringan

irigasi;

c. Pengembangan infrastruktur pengendalian banjir, konservasi sungai dan pengamanan pantai;

d. Pengembangan perumahan penduduk;

e. Pengembangan infrastruktur pemukiman penduduk dan transportasi perkotaan serta pedesaan;

Arah Kebijakan :

a. Meningkatkan penyediaan infrastruktur jalan, jembatan, drainase dan irigasi untuk mendukung keterpenuhan penyanan publik;

b. Mengembangkan pembangunan prasarana dan sarana pencegahan dan pengendalian banjir serta abrasi wilayah sungai dan pesisir pantai;

c. Mengembangkan pembangunan prasarana perhubungan laut yang menunjang keamanan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakan pengguna;

d. Mengembangkan pembangunan prasarana angkutan darat;

e. Mengembangkan pembangunan dan penyediaan pemukiman penduduk yang layak;

f. Mengembangkan model penataan ruang dan wilayah perkotaan secara efisien dan efektif yang didukung oleh infrastruktur publik yang layak dan memadai;

g. Meningkatkan kapasitas SDM yang mendukung perencanaan dan

(11)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 11

Dengan landasan Visi, Misi, Strategi dan arah kebijakan pembangunan

Kabupaten Halmahera Barat, program prioritas pembangunan Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011-2015 yang terkait dengan pembangunan Bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :

1. Program Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa a. Program tata kelola administrasi perkantoran;

b. Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan; c. Program pengembangan lembaga ekonomi perdesaan;

d. Program pengembangan teknologi tepat guna bebasis perdesaan; e. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa; f. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa;

g. Program perimbangan keuangan antara pemerintah Kabupaten dan Desa; h. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat;

i. Program pengembangan desa mandiri dan maju dalam pembangunan; j. Program peningkatan kinerja aparatur pemberdayaan masyarakat; k. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan.

2. Program Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan

a. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan; b. Program pembagunan jalan dan jembatan;

c. Program pengembangan dan pengelolaan air baku, jaringan irigasi, koservasi sungai, pengedalian banjir dan pengaman pantai;

d. Program pengembangan perumahan; e. Program peningkatan kualitas lingkungan;

f. Program pengembangan sarana dan prasarana pemukiman perkotaan dan pedesaan dalam upaya mendorong kemajuan wilayah perdesaan, masyarakat nelayan;

g. Program pengembangan kawasan agropolitan, daerah perbatasan dan pulau-pulau terpencil;

h. Program penunjang peningkatan penyelenggaraan penata ruang daerah; i. Program penyediaan database bidang pekerjaan umum dan perumahan. 3. Program Bidang Lingkungan Hidup

a. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan;

b. Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan hidup; c. Program perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam;

d. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan Sumber Daya Alam;

e. Program peningkatan kualitas dan akses informasi Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup;

f. Program peningkatan pengendalian polusi;

g. Program pembangunan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan konservasi dan hutan;

h. Program pengendalian kebakaran hutan;

i. Program pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut; j. Program pengelolaan ruang terbuka hijau.

4. Program Bidang Tata Ruang

(12)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 12

c. Program penataan keruangan dan pengembangan tata letak sentra-sentra aktivitas pengerak pembangunan daerah;

d. Program penyediaan data dan informasi keruangan berbasis teknologi infromasi; e. Program penyediaan dokumen pemetaan spasial berbasis potensi sumberdaya

alam.

5.2.2. Indikator Kinerja

Indikator kinerja pembangunan daerah merupakan tolok ukur yang digunakan

untuk mencapai tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Halmahera Barat Tahun 2011 –

2015, serta dijadikan pedoman untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan seluruh SKPD Kabupaten Halmahera Barat. Penetapan indikator kinerja dan pencapaian sasaran dilakukan dengan mempertimbangkan indikator yang khusus, terukur, rasional serta memperhitungkan waktu.

Tabel 5.2. Indikator Kinerja

SASARAN INDIKATOR KINERJA

1. Peningkatan Pendidikan melalui akses

pendidikan yang murah dan terjangkau, fasilitas pendidikan yang memadai (sarana dan prasarana), peningkatan sumber daya manusia, terutama bagi tenaga pendidik serta peningkatan mutu pendidikan.

1. Persentase sarana pendidikan, pemerataan

tenaga pengajar dan peningkatan mutu pendidikan

2. Penyediaan kelengkapan bahan belajar

(buku) dan Perpustakaan

3. Peningkatan dana bantuan penunjang

kegiatan sekolah, baik tingakt dasar, menengah, umum dan sekolah tinggi

4. Peningkatan jumlah tenaga pengajar yang

professional dengan basic ilmu yang memadai

5. Pemberian beasiswa bagi siswa dan

mahasiswa berprestasi serta kurang mampu

6. Pemberian insentif bagi tenaga pengajar di

wilayah terpencil

7. Angka melek huruf

8. Angka rata-rata lama sekolah

9. Angka partisipasi sekolah

10. Rasio tenaga pengajar dan murid untuk

semua jenjang pendidikan

2. Peningkatan Kesehatan melalui akses

kesehatan yang mudah, murah dan

terjangkau, dukungan fasilitas kesehatan yang memadai (sarana dan prasarana), ketersediaan dokter dan tenaga kesehatan profesional yang cukup serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang lebih baik.

1. Persentase sarana pelayanan kesehatan, dokter dan tenaga kesehatan professional serta penyediaan kelengkapan obat-obatan di rumah sakit, puskesmas/pustu dan poskeskel

2. Pemberian insentif kepada dokter dan tenaga kesehatan di wilayah terpencil 3. Jumlah masyarakat miskin yang mendapat

jamkesda

4. Angka harapan hidup

5. Angka kematian bayi per persentase kelahiran hidup setiap tahun

6. Angka kematian ibu per persentase

(13)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 13

8. Persentase desa dan kecamatan bebas rawan gizi buruk

9. Persentase posyandu

10. Persentase persalinan dengan tenaga lain diluar tenaga kesehatan

11. Rasio puskesmas 12. Rasio penderita malaria

3. Peningkatan dan penataan infrastruktur

perkotaan, khususnya Kota Jailolo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Barat

1. Persentase penataan jaringan jalan dalam kondisi baik

2. Pemerataan dan peningkatan pelayanan air bersih yang memadai

3. Peningkatan pelayanan listrik yang

memadai

4. Persentase penataan area yang ramah lingkungan

5. Rasio taman kota dan ruang terbuka hijau 6. Persentase penataan fasilitas infrasupra

struktur Kota jailolo

7. Persentase pembangunan di Kota Jailolo 8. Persentase alokasi anggaran

4. Peningkatan sektor pertanian, melalui

pemberdayaan masyarakat petani serta meningkatkan produktivitas masyarakat di sektor pertanian

1. Kebijakan one Regency one Produk

2. Persentase peningkatan sarana dan

prasarana pertanian

3. Persentase kelompok tani

4. Peningkatan produksi pertanian

5. Penyediaan lahan untuk produk unggulan

6. Rasio petani professional meningkat

7. Pemberian insentif bagi tenaga penyuluh

pertanian di wilayah terpencil

8. Adanya produk unggulan di Halmahera

Barat

5. Peningkatan sektor perikanan dan

pariwisata, melalui pemberdayaan

masyarakat serta meningkatkan

produktivitas masyarakat di sektor perikanan dan peningkatan sektor pariwisata yang berdaya saing

1. Pemetaan jumlah kelompok nelayan dan potensi masyarakat pesisir

2. Persentase kelompok yang diberikan

bantuan fasilitas perikanan

3. Persentase kelompok usaha kecil &

menengah untuk masyarakat pesisir

4. Rasio pendampingan, pengembangan dan pemberdayaa masyarakat pesisir

5. Rasio anggaran pemberdayaan masyarakat 6. Rasio investasi di bidang perikanan dan

pariwisata

7. Peningkatan sarana dan prasarana

pariwisata

8. Pemetaan potensi pariwisata di Halmahera Barat

9. Pengoptimalan sumber-sumber wisata

bahari

6. Optimalisasi pemanfaatan sektor

pertambangan yang berkelanjutan, melalui upaya mendorong investasi yang pro terhadap lingkungan

1. Persentase investasi di bidang

pertambangan

2. Peningkatan dan penyediaan tenaga

professional untuk audit lingkungan

3. Persentase dampak lingkungan terhadap masyarakat

4. Penyediaan sarana dan prasarana untuk pengembangan sektor pertambangan 5. Jumlah tenaga kerja yang direkrut

(14)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 14

5.3. STRATEGI SANITASI KOTA

5.4.1. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi

Visi Misi Sanitasi telah dirumuskan untuk memberikan arah bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Halmahera Barat. Visi Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat yaitu

Terwujudnya Halmahera Barat yang bersih dan Sehat melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Ramah Lingkungan Tahun 2017” . Visi sanitasi ini dirumuskan dari Visi Misi Kabupaten Halmahera Barat yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menenengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Halmahera Barat 2011.

Tabel 5.3. Visi Misi Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat

Visi Kab. Halmahera

bagi seluruh lapisan masyarakat

Sumber : RPJMD Kabupaten Halmahera Barat , 2011

Pentahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisis terhadap kondisi wilayah serta arah pengembangan kota secara menyeluruh sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan seperti,

RPJMD, RTRW dan dokumen-dokumen lainnya. Faktor-faktor yang harus

(15)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 15

1. Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan visi dan misi Kabupaten Halmahera Barat dalam jangka panjang

2. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan 3. Kawasan beresiko sanitasi

4. Kondisi fisik wilayah ( topografi dan struktur tanah)

Tahapan pemngembangan sektor sanitasi antara lain sub sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan dan sub sektor drainase, yaitu :

1. Tahapan Pengembangan Sub Sektor Air Limbah Domestik

Seiring perkembangan pembangunan yang cukup pesat, dan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 3,7% setiap tahun. Pertambahan jumlah penduduk tersebut pada akhirnya berakibat pada meningkatnya volume buangan limbah domestik , baik air

limbah cucian dan kamar mandi (grey water)maupun limbah WC (black water).

Perkembangan ini tentunya memerlukan antisipasi pengelolaan agar tidak mencemari dan menurukan kualitas lingkungan, terutama air tanah dan air permukaan, untuk itu perlu disusun pentahapan pembangunan mulai dari jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pada masing-masing kawasan.

Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan dan perdesaan),

karakteristik tata guna lahan (Center of Business Development / komersial atau

rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut membagi daerah kajian ke dalam beberapa zonasi sitem pengelolaan air limbah.

Dengan menggunakan trend pertumbuhan penduduk Kabupaten Halmahera Barat 2007-2011 yang mengahsilkan rata-rata pertumbuhan penduduk 3,7% pertahun, dalam jangka waktu 15 tahun kedepan, beberapa wilayah yang termasuk dalam katagori rural area (kepadatan kurang dari 25 orang/Ha) sebesar 43.80% yg meliputi 74 kelurahan/desa yang tersebar di 9 kecamatan. Peri urban area ( Kepadatan 25-100 orang/Ha) sebesar 18.25% meliputi 29 kelurahan/desa yang tersebar di Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Jailolo Timur, Kecamatan Sahu Timur, dan Kecamatan Loloda. Urban low area ( kepadatan 100-175 orang/Ha) sebesar 8.61% yang meliputi 16 Desa yang tersebar di Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan, Kecamatan Jailolo Timur, Kecamatan Sahu, dan Kecamatan Sahu Timur. Urban medium area (kepadatan 175-250 orang/ha sebesar 3.25% meliputi 7 desa yang tersebar di Kecamatan Jailolo dan Kecamatan Sahu Timur. Dan urban high area (kepadatan diatas 250 orang/Ha) sebesar 26.10% meliputi 20 kelurahan/desa yang tersebar di Kecamatan Jailolo, Kecamatan Jailolo Selatan, dan Kecamatan Sahu Timur.

(16)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 16

pengelolaan air limbah di Kabupaten Halmahera Barat dibagi menjadi 3 (tiga) zonasi sitem pengelolaan air limbah domestik yaitu ;

a. Zona I : yaitu pengelolaan limbah melalui penyediaan sarana septik tank

individual/STBM / MCK++, bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi. Yang termasuk dalam zona ini yaitu wilayah yang masuk dalam klasifikasi rural (kerapatan penduduk < 25 org/Ha) dan peri urban (kerapatan penduduk 25-100 org/Ha) sebagai berikut ;

1) Klasifikasi wilayah rural ;

Kecamatan Jailolo : Desa Matui

Kecamatan Jailolo Selatan : Desa Tuguruci

Kecamatan Jailolo Timur : Desa Pasir Putih, Tetewang, dan Gamsungi

Kecamatan Sahu : desa Lako Akelamo, Susupu, Tacim, Balisoan, Goro,

Taraudu, Tacici, Worat-worat, Todahe, Peot, Sasur, Goro-goro, Lako Akediri Jarakoe, dan Rapu Tengah Balu

Kecamatan Ibu : Desa Togola Waloyi, Togola Sangir, Tahafo, Kie Ici,

Maritango, Togute Goin, Akesibu, Tongute Sungi, Tongute Ternate, Tobaol, Gam Ici, Gamlamo, dan Naga

Kecamatan Ibu Selatan : Desa Tabobol, Tosoa, Baru, Adu, Nanas

Ngawet, Jere, Gamsungi, Bataka, talaga, Tobelos, Gamkonora, dan Sarau,

Kecamatan Ibu Utara : Desa Podolo, Tengowange, Togowo, Duono,

Goin, Sangji Nyeku, Tuguis, Todoke, Togoreba Sungi, Borona, Tolisaor, Pasalulu, dan Togoreba Tua.

Kecamatan Loloda : Desa Totala, Tolofuo, Tuguis, Tasye, Laba Besar,

Laba Kecil, Jano, Bakun, Barataku, Gamkahe, Pumadada, Bosala Tuakara, Jangailulu, dan Salu

2) Klasifikasi Wilayah Peri Urban

Kecamatan Jailolo : Desa Bukubualawa, Tuaro, Tuada Todowongi, Idam

Dehe, Maimbati, dan Guaria

Kecamatan Jailolo Selatan : Desa Rioribati, Tewe, Akeara, Akeara,

Biamahai, Akejailolo, Domato, Gamlange, Tataleka, dan Moiso

Kecamatan Jailolo Timur : Desa Bobaneigo, dan Dum-dum

Kecamatan Sahu Timur :Desa Campaka, Gaon, Goal, dan Golago

Kusuma.

Kecamatan Loloda : Desa Soa-siu, Kedi, Buo, Bakun Pantai, Baja,

Tosomolo, dan Kahatola

b. Zona II : pengelolaan limbah domestik mengunakan sistem IPAL Komunal

yang termasuk dalam zona ini yaitu wilayah yang klasifikasi urban low (Kerapatan penduduk 101-175 org/Ha) dan urban medium (kerapatan penduduk 176-250 org/Ha) yang meliputi ;

1) Klasifikasi Wilayah Urban Low ;

Kecamatan Jailolo : Desa Bukumatiti, Gamtala, dan Acango

Kecamatan Jailolo Selatan : Toniku, Dodinga, Akelaha, Tabadamai, dan

Braha

(17)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 17

Kecamatan Sahu : Taruba

Kecamatan Sahu Timur : Desa Idam Gamlamo, Taraudu Kusu, Tibobo,

Hoku-hoku Gam, Gamsungi, dan Taba Campaka

2) Klasifikasi Wilayah Urban Medium :

Kecamatan Jailolo : DesaSaria, Idamdehe Gamsungi, Lolori, dan Taboso

Kecamatan Sahu Timur : Desa Loce, Aketola, dan Gamnyial,

c. Zona III : yaitu Pengelolaan limbah domestik dengan mengunakan sistemoff-site.

Jangka menegah yang termasuk dalam zona ini yaitu wilayah yang klasifikasi urban high ( kerapan penduduk > 250 org/Ha yaitu :

1) Kecamatan Jailolo : Desa Porniti, Gamlamo, Gufasa, Guemaadu, Galala,

Bobanehena, Payo, Bobo, Soakonora, Hoku-Hoku Kie, Tedeng, Akediri, dan Hatebicara

2) Kecamatan Jailolo Selatan : Desa Sidangole Dehe, Sidangoli Gam, dan

Bangkit Rahmat

3) Kecamatan Sahu Timur : Desa Gamomeng, Akelamo, dan Awer

(18)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 18

(19)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 19

(20)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 20

Dari peta diatas dapat dijelaskan bahwa perencanaan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Halmahera Barat dengan mengunakan sistem off-site dalam jangka menengah ke panjang dilakukan di wilayah yang kerapatan penduduk > 250

org/Ha dan merupakan kawasan Central Business Districts (CDB) dan permukiman.

Sesuai dengan penentuan zona sistem perencanaan penyediaan layanan air limbah domestik di Kabupaten Halmahera Barat , maka sistem yang digunakan untuk wilayah yang kurang padat penduduk akan dilayani dengan penyediaan sarana air limbah domestik individual tengki septik/MCK++/MCK Komunal , wilayah yang padat penduduk dilayani dengan sistem IPAL komunal, dan untuk wilayah kota dengan tingkat kerapatan sangat tinggi dilayani dengan sistem IPAL Gabuangan/terpusat untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Halmahera Barat

No

Cakupan

Layanan Eksisting

yang aman (%)

Target Cakupan Layanan (%)

Sistem Jangka

Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

(a) (b) © (d) (e) (f)

A Sistim On-site

1 Individual (tangki septik) 30.0% 20% 30% 50%

2 MCK Umum 6.4% 22.0% 26% 32%

B Sistem Hybrid

1 Ipal Komunal - 2% 5% 7%

2 MCK++ dengan Sistem perpipaan - 1% 4% 6%

3 Tengki septic Komunal - 1% 2% 4%

B Sistem Off-Site

2 IPAL kawasan - - - 1%

3 IPAL Terpusat - - - 1%

Ipal Skala Kota - - - 0%

Sumber: SSK Kab. Halmahera Barat, 2012

Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh system dimaksud atas total penduduk

(21)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 21

Tabel 5.4. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik jangka pendek Kabupaten Halmahera Barat.

No Sistem

Cakupan Layanan Eksisting

(%)

Target Cakupan Layanan

Jangka pendek

Jiwa yang belum terlayani

Unit

Jiwa yang terlayani

A Sistim On-site

1 Individual (tangki septik) 46.14% 47% 11,863 11,232 23,095

MCK Umum 20% 22.0% 5,142 113 10,810

B Sistem Hybrid

Ipal Komunal 0 2 13,000 5 983

2 MCK++ dengan Sistem

perpipaan 0 1 5 491

Tengki septic Komunal 0 1 49 491

Sumber : SSK Kab. Halmahera Barat, 2012

Tabel 5.5. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik jangka menengah Kabupaten Halmahera Barat

No Sistem

Cakupan Layanan Eksisting

(%)

Target Cakupan Layanan

Jangka Menegah

Unit Jiwa

yang terlayani

A Sistim On-site

1 Individual (tangki septik) 46.14% 48% 491 23,586

2 MCK Umum 20% 26% 142 12,776

3 IPLT 1

B Sistem Hybrid

1 Ipal Komunal 0 2 5 2,457

2 MCK++ dengan Sistem perpipaan 0 1 15 1,966

3 Tengki septic Komunal 0 1 49 983

(22)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 22

Tabel 5.6. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik jangka Panjang Kabupaten Halmahera Barat

No Sistem

Cakupan Layanan Eksisting

(%)

Target Cakupan Layanan Jangka

Panjang

Unit Jiwa

yang terlayani

Sisa jiwa yang belum terlayani

A Sistim On-site

1 Individual (tangki septik) 46.14% 50% 491 24,569

MCK Umum 20% 32% 142 15,724

IPLT 1

Sistem Hybrid

Ipal Komunal 0 7 5 3,440

2 MCK++ dengan Sistem

perpipaan 0 6 15 2,941

Tengki septic Komunal 0 4 49 1,960

B Sistem Off-Site 7,371

1 IPAL kawasan 0 1 491

2 IPAL Terpusat 0 1 491

3 Ipal Skala Kota 0 0 -

Sumber : SSK Kab. Halmahera Barat, 2012

2. Tahapan Pengembangan Sub Sektor Persampahan

Penentuan kebutuhan penanganan persampahan dikelompokkan menurut wilayah pelayanan.Terdapat 2 (dua) kriteria utama penetapan prioritas penanganan

persampahan, yaitu tata guna lahan/Klasifikasi wilayah (komersial/CDB,

permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Kedua kriteria tersebut sangat berhubungan dengan aktivitas penghuninya yang akan mempengaruhi perhitungan jenis dan volume timbunan sampah.

Dari hasil analisis yang didasarkan pada kedua kriteria tersebut maka didapatkan zona-zona kebutuhan pelayanan persampahan yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. ZonaI : Merupakan area komersil dan padat penduduk dengan klasifikasi (

Urban low, Urban medium, dan urban high) yang harus dilayani secara penuh (full

coverage) yang termasuk dalam zona ini ;

1) Kecamatan Jailolo : Desa Bukumatiti, Porniti, Gamlamo, Gufasa,

(23)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 23

2) Kecamatan Jailolo Selatan : Desa Toniku, Dodinga, Akelaha, Sidangoli Dehe,

Sidangoli Gam, Tabadamai, Braha, dan Bangkit Rahmat.

3) Kecamatan Jailolo Timur : Desa Akelamo Kao

4) Kecamatan Sahu : Desa Taruba

5) Kecamatan Sahu Timur : Desa Idam Gamlamo, Loce, Gamomeng, Akelamo,

Taraudu Kusu, Awer, Aketola, Tibobo, Haku-Hoku Gam, Gamnyial, Gamsungi, dan Taba Campaka. Dalam peta diberiwarna merah

b. Zona II : Merupakan area dengan kepadatan penduduk dengan klasifikasi (areal

rural dan peri-urban), kawasan yang termasuk dalam zona ini dilayani dengan sistem tidak langsung cakupan min 70%, yakni sampah dari rumah tangga dibuang ke Tempat. Pengumpulan Sementara (TPS) atau di kelola d TPS, baru diangkut oleh armada Kantor Tata Kota/Kebersihan untuk dibuang ke Tempat Pengelolaan Akhir (TPA). Yang termasuk dalam zona ini meliputi ;

1) Kecamatan Jailolo : Desa Bukumatiti, Tuaro, Matui, Tuada, Todowongi, Idam

Dehe, Marimbati, dan Guaeria

2) Kecamatan Jailolo Selatan :DesaRioribati, Tewe, Akeara, Tuguruci,

Biamaahi, Ake Jailolo, Domato, Gamlange, Tataleka, dan Moiso.

3) Kecamatan Jailolo Timur : Desa Pasir Putih, Bobaneigo, Tetewang,

Gamsungi, dan Dum-dum.

4) Kecamatan Sahu : Desa Lako Akelamo, Susupu, Tacim, Balisoan, Golo,

Taraudu, Tacici, Worat-worat, Todahe, Peot, Sasur, Goro-goro, Lako Akediri, Jarakore, dan Ropu Tengah Balu

5) Kecamatan Sahu Timur : Desa Campaka, Ngaon, Goal, dan Golago Kusuma

6) Kecamatan Ibu : Desa Togola Waloyi, Togola Sangir, Tahafo, Kie Ici,

Maritango, Tongute Goin, Akesibu, Tongute Sungi, Tongute Ternate, Tobaol, Gam Ici, Gamlamo, dan Naga.

7) Kecamatan Ibu Selatan : Desa Tabobol, Tosoa, Baru, Adu, Nanas, Ngawet,

Jere, Gamsungi, Bataka, Talaga, Tobelos, Gamkonora, dan Sarau.

8) Kecamatan Ibu Utara : Desa Podol, Tengowango, Togowo, Duono, Goin,

Sangaji Nyeku, Tuguis, Todoke, Togoreba Sungi, Borona, Tolisaor, Pasalulu, dan Togoreba Tua.

9) Kecamatan Loloda : Desa Totala, Tolofuo, Tuguis, Soa-Sio, Kedi, Tasye, Laba

Besar, Laba Kecil, Jano, Bakun, Buo, BakunPantai, Barataku, Gamkahe, Pumadada, Baja, Bosala, Tuakara, Jangailulu, Tosomolo, Salu, dan Kahatola.

(24)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 24

(25)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 25

Tabel 5.7. Tahapan Pengembangan Persampahan di Kabupaten Halmahera Barat

No Sistem

Cakupan Layanan Eksisting (%)

Target Cakupan Layanan (%)

Jangka

A Penanganan Langsung

(Direct)

1 Kawasan Komersial dan

permukiman

0 % 16.21% 14.09% 0%

B Penanganan Tidak

Langsung (Indirect)

1 Kawasan komersial dan

permukiman

19,19% 9.18% 0 % 41,33 %

Sumber : SSK Kab. Halmahera Barat, 2012

Tabel 5.8. Tahapan Pengembangan Persampahan di Kabupaten Halmahera Barat

No Sistem

Sumber : SSK Kab. Halmahera Barat, 2012

(26)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 26

menengah sebesar 14,09 % yang ditangani dengan sistem langsung di kecamatan jailolo selatan, dan untuk jangka panjang sebesar 41,33 % yang ditangani dengan sistem tidak langsung meliputi kecamatan jailolo timur, kecamatan ibu, kecamatan ibu selatan, kecamatan ibu utara dan kecamatan loloda.

3. Tahapan Pengembangan Sub Sektor Drainase

Sebagaimana halnya subsektor sanitasi lainnya, pengembangan sub sektor drainase juga memerlukan analisis yang tepat untuk menentukan pengembangan sistem

sesuai dengan kebetuhan masing-masing wilayah.Berbagai keterbatasan

mengharuskan pemerintah untuk mengklasifikasikan setiap kawasan kedalam beberapa zona prioritas agar pengembangan sistem drainase dapat berjalan dengan efektif dan berkisinambungan.

Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (kawasan CDB/komersial atau permukiman), daerah genangan air baik oleh ROB maupun karena air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Hasil analisis yang akan menjadi acuan untuk perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut ;

a. Zona I : Merupakan area dengan tingkat resiko tinggi, wilayah dengan

kerapatan penduduk sangat tinggi, rawan banjir, dan diperuntukan komersial (CDB) . Kawasan-kawasan yang termasuk dalam zona ini harus ditangani dalam jangka pendek. Zona ini meliputi

1) Kecamatan Jailolo :Desa Bukumatiti, Porniti, Gamlamo, Gufasa,

Guaemaadu, Galala, Bobanehena, Saria, Payo, Bobo, Idamdehe Gamsungi, Jalan Baru, Soakonora, Lolori, Taboso, Hoku-hoku Kie, Acango, Tedeng, Akediri, Guaeria, dan Hatibicara.

2) Kecamatan Jailolo selatan :Desa Sidangoli dehe, Sidangoli Gam, dan

Bangkit Rahmat.

3) Kecamatan Jaiolo Timur : Desa Bobaneigo

4) Kecamatan Sahu Timur : Desa Loce, Gamomeng, Akelamo, Awer, Aketola,

Gamnyial, dan Campaka

5) Kecamatan Loloda : Desa Soa-sio, dan Kedi

b. Zona II : Merupakan area dengan resiko kesehatan tinggi, kewasan yang padat,

dan rawan banjir/genagan. Untuk zona ini genangan tahunan ditangani jangka menengah, yang termasuk dalam zona ini meliputi ;

1) Kecamatan Jailolo : Desa Marimbati

2) Kecamatan Jailolo Selatan : Desa Tabadamai

3) Kecamatan Sahu Timur : Desa Idam Gamlamo

c. Zona III : Merupakan area dengan kerapatan penduduk tidak padat, resiko

kesehatan tinggi, pengelolaan drainase pada zona ini dapat dilakukan dalam jangka panjang, yang masuk dalam zona ini meliputi ;

1) Kecamatan Jailolo :Desa Buku bualawa, Tuaro, Matui, Tuada, Todowongi,

dan Idam dehe.

2) Kecamatan Jailolo Selatan : Desa Rioribati, Toniku, Tewe, Dodinga,

(27)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 27

3) Kecamatan Jailolo timur : Desa Pasir Putih, tetewang, Akelamo Kao,

Gamsungi, dan Dum-dum.

4) Kecamatan Sahu : Desa Lako Akelamo, Susupu, Tacim, Taruba, Balisoan,

Golo, Taraudu, Tacici, Worat-worat, Todahe, Peot, Sasur, Goro-goro, Lako Akediri, Jarakore, dan Ropu Tengah Balu.

5) Kecamatan Sahu Timur : Desa Taraudu Kusu, Tibobo, Hoku-hoku Gam,

Ngaon, Gamsungi, Taba Campaka, Goal, dan Golago Kusuma.

6) Kecamatan Ibu :Desa Togola Wayoli, Togola Sangir, Tahafo, Kie Ici,

Maritango, Tongute Goin, Akesibu, Tongute Sungi, Tongute Ternate, Tobaol, Gam Ici, Gamlamo, dan Naga.

7) Kecamatan Ibu Selatan :Desa Tabobol, Tosoa, Baru, Adu, Nanas, Ngawet,

Jere, Gamsungi, Bataka, Talaga, Tobelos, Gamkonora, dan Sarau.

8) Kecamatan Ibu Utara : Desa Podolo, Tengowango, Togowo, Duono, Goin,

Sangaji Nyeku, Tuguis, Todoke, Togoreba Sungi, Borona, Tolisaor, Pasalulu, dan Togoreba Tua.

9) Kecamatan Loloda : Desa Totala, Tolofuo, Tuguis, Tasye, Laba Besar, Laba

Kecil, Jano, Bakun, Buo, Bakun Pantai, Barataku, Gamkahe, Pumadada, Baja, Bosala, Tuakara, Jangailulu, Tosomolo, Salu, dan Kahatola.

(28)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 28

(29)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 29

Tabel 5.9.Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Halmahera Barat

No Sistem

Cakupan Layanan Eksisting

(%)

Target Cakupan Layanan (%) Jangka

Pendek

Jangka Menengah

Jangka Panjang

1 Drainase 25% 34.4% 1.5% 63.2%

Sumber : SSK Kab. Halmahera Barat

Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh system dimaksud atas total penduduk

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa cakupan eksisting layanan drainase di Kabupaten Halmahera Barat sebesar 25% yang terdiri dari 5% drainase tersier, 20% drainese sekunder, dan 20% masih berupa galian tanah (kanal). Untuk perencanaan kedepan sesuai dengan analisa penetuan zona sanitasi sistem, perencanaan drainase jangka pendek sebesar 34.4%, jangka menegah sebesar 1.5% dan jangka panjang sebesar 63,2%.

5.4.2. Tujuan, Sasaran, dan Sektor Sanitasi

Strategi pengolahan sanitasi di Kabupaten Halmahera Barat didasarkan pada isu-isu strategi dan permasalahan yang saat ini dihadapi. Isu strategi dan tantangan dalam pengelolaan sanitasi tidak hanya mengenai masalah teknis, tetapi juga terkait dengan aspek non teknis seperti aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterbatasan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, serta aspek monitoring dan evaluasi. Strategi pengelolaan sanitasi ini selanjutnya akan dijabarkan menjadi program dan kegiatan.

5.4.2.1. Tujuan Sasaran, dan Strategi Pembangunan Air Limbah Domestik

Untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman yang akan datang, baik yang berada diperkotaan maupun di pedesaan, memerlukan pengelolaan air limbah permukiman yang memadai, yang dapat memenuhi sumber-sumber air baku bagi air minum dari pencemaran pembuangan air limbah baik yang berasal dari aktifitas rumah tangga maupun industry rumah tangga yang berada di tengah-tengah permukiman.

Penetapan tujuan, sasaran , dan strategi pengembangan air limbah domestic didasarkan pada anilasa SWOT ; Kekutan (strength), Kelemahan (weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat), sehingga terlihat tantangan dan peluang dalam penyelengaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman di Kabupaten Halmahera Barat :

1. Masih ada masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebesar 29,2% 2. Sarana dan prasarana air limbah domestic yang belum menunjang

(30)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 30

4. Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakan pengelolaan air limbah permukiman secara lebih profesional dengan dukungan sumber daya manusia yang memadai

5. Peningkatan kesedaran masyarakat terhadap permasalahan lingkungan 6. Belum ada perda yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik

7. Adanya potensi peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestic.

8. Adanya sumber pendanaan dari APBD, APBN ,dan DAK Sanitasi untuk peningkatan pengelolaan air limbah domestic

9. Adanya pengelolaan air limbah di tingkat SKPD terkait

Tabel 5.10. Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pembangunan Air Limbah Domestik

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

Tersedia standar pelayanan minum (SPM) untuk layanan air limbah domestic

Meningkatkan cakupan

Tidak ada penduduk di wilayah yang kurang untuk melayani 11,8 % penduduk di wilayah yang kerapatan penduduk tinggi

Tidak ada penduduk di wilayah yg padat melakukan praktek BABS tahun 2017

Meningkatakan akses layanan air limbah di wilayah yang padat sangat tinggi) tahun 2017

(31)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 31

sangat tinggi)

Tersedianya Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) dan mobil tinja 2 unit (Jangka panjang) air limbah domestik di Kabupaten Halmahera domestik di 127 desa tahun 2017 air limbah domestik di Kabupaten Halmahera Barat

Tahapan 1. Pembangunan septic tank individual di daerah kurang padat

penduduk

(32)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 32

3. Pembangunan IPAL Terpusat / Gabungan di wilayah perkotaan dan kerapatan penduduk sangat tinggi

4. Menumbuhkembangkan dan penguatan kelembagaan desa dalam pengelolaan air limbah domestik

5. Penyiapan DED dan lahan untuk pembangunan MCK Komunal dan IPLT

6. Penyediaan truk tinja

7. Penyiapan perda terkait dengan pengelolaan limbah domestik 8. Optimalisasi pencapaian ODF 100%

5.4.2.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan

Untuk menciptakan kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang akan datang baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan, ada sangat diperlukan adanya lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelolah secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana masyarakat beraktifitas didalamnya. Untuk mewujudkan kondisi tersebut di Kabupaten Halmahera Barat sangat diperlukan pelayanan persampahan yang baik sehingga dapat menciptakan kondisi sebagai berikut ; i) Seluruh masyarakat, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan memiliki akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari di lingkungan perumahan, perdagangan, perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya, ii) Masyarakat memiliki lingkungan permukiman yang bersih karena sampah yang dihasilkan dapat tertangani secara benar, iii) Masyarakat dapat memelihara kesehatannya karena tidak ada sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diarrhea, thypus, disentri, dan lain-lain, serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran udara, air dan tanah, iv) Masyarakat dan dunia usaha/swasta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi kesejahteraannya.

Penetapan tujuan, sasaran , dan strategi pengembangan persampahan didasarkan pada anilasa SWOT ; Kekutan (strength), Kelemahan (weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat), sehingga terlihat tantangan dan peluang dalam penyelengaraan sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Halmahera Barat ;

1. Peningkatan cakupan layanan secara menyeluruh di wilayah pelayanan

2. Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakan pengelolaan sampah secara lebih professional dengan dukungan SDM

3. Peningkatan jumlah TPS yang masih belum menjangkau di seluruh wilayah pelayanan

4. Peningkatan pengelolaan persampahan secara menyeluruh dari pemilihan sampah, pengolahan, composting dan daur ulang melalui pendidikan dan penyuluhan serta sumber daya dan alat pendukung

5. Peningkatan kualitas TPA yang berwawasan lingkungan

6. Penerapan peraturan daerah (Perda) dapat dilaksanakan secara optimal

(33)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 33

8. Adanya sumber pendanaan dari APBD , DAK untuk peningkatan pengelolaan persampahan.

Tabel 5.11. Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

Tujuan

Sasaran

Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

Tersedianya terlayani di tahun 2017

Optimalisasi pelayanan persampahan di daerah perkotaan (kecamatan Timur sebesar 7,99%, dan Kecamatan Jalolo Selatan 14,09 %

Masyarakat di

kecamatan sahu, sahu timur, Jailolo Selatan yang belum terlayani

langsung coverage min 70% , dan kecamatan sahu timur dengan sistem penanganan

langsung (full coverage)

Pengelolaan insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R

 Optimalisasi sarana dan

prasarana 3R

 Meningkatkan pegetahuan

dan ketrampilan staeholder pengelolaan sampah dengan system 3R

 Meningkatkan sistem

(34)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 34 usaha/ swasta, dapat berperan dalam

 Menyebarluaskan

pemahaman tentang dini melalui pendidikan di sekolah

 Meningkatkan kinerja

operatur layanan persampahan

 Meningkatkan kerja sama

dan koordinasi dengan pemangku kepentingan

Tahapan 1. Menyebarluaskan pemahaman pengelolaan persampahan baik di tananan

masyarakat maupun tatanan sekolah

2. Penyediaan sarana dan prasarana persampahan di kecamatan yang belum terlayani

3. Pengelolaan sampah sistem 3R

Sumber : SSK Kab. Halmahera Barat, 2012

5.4.2.3. Tujuan, sasran dan Strategi Pengembangan Drainase

(35)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 35

berkesinambungan, agar penanganan permasalahan system drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sabaik-baiknya.

Penetapan tujuan, sasaran , dan strategi pengembangan drainase lingkungan didasarkan pada anilasa SWOT ; Kekutan (strength), Kelemahan (weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat), sehingga terlihat tantangan dan peluang dalam penyelengaraan sistem pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Halmahera Barat:

1. Mengurangi Banjir dan genangan di beberapa wilayah

2. Peningkatan layanan drinase lingkungan secara menyeluruh di wilayah sasaran 3. Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakan pengelolaan drainase

secara lebih professional dengan dukungan SDM yang ahli.

4. Adanya potensi peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan pengelolaan drainase lingkungan.

5. Adanya sumber pendanaan dari APBD , DAK untuk peningkatan pengelolaan drainase lingkungan.

6. Peningkatan sarana dan prasarana drainase lingkungan

Tabel 5.12. Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase

Tujuan Sasaran Strategi

Pernyataan

1. Meningkatkan akses layanan drainase bagi masyarakat 2. Peningkatan alokasi anggaran

drainase APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN 3. Pembangunan drainase sesuai

dengn masterplan yang ada 4. Peningkatan peran serta

masyarakat dalam

pemeliharaan saluran drainase

Tahapan 1. Target Pembangunan saluran drainase di setiap kecamatan

2. Penyiapan DED drainase 3. Pengurangan area rawan banjir

Sumber : SSK Kab. Halmahera Barat, 2012

5.4.2.4. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS dan Promosi Higiene

Pelaksanaan program PAMSIMAS di Kabupaten Halmahera Barat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat hidup kesehatan masyarakat, produktifitas dan kualitas hidup

(36)

Bantuan Teknis

RPI2JM

Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun

2014

V - 36

lingkungan, dan 3) penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang aman cukup dan mudah dijangkau.

Program Pamsimas ini mempunyai komitmen untuk mendorong keberlanjutan pemanfaatan sarana air minum dan sanitasi dapat berlangsung secara mandiri oleh masyarakat , oleh karena itu melalui Village Incentive Grant (HID) dan dukungan

Pemerintah Daerah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk

mengembangkan/meningkatkan layanan akses air minum dan sanitasi.

Penetapan tujuan, sasaran , dan strategi pengelolaan PHBS dan promosi higiene didasarkan pada anilasa SWOT ; Kekutan (strength), Kelemahan (weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat), sehingga terlihat tantangan dan peluang dalam pengelolaan PHBS dan promosi higiene di Kabupaten Halmahera Barat ;

1. Peningkatan perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene secara menyeluruh di masyarakat

2. Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakan promosi hygiene dan perubahan perilaku kepada masyarakat dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM)

3. Sosialisasi PHBS dan Promosi Higiene sejak usia dini di tatanan sekolah

4. Adanya potensi peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat 5. Adanya dukungan dan kerja sama pemerintah daerah pelaksanaan program/kegiatan

Pamsimas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berkesinambungan.

Tabel 5.13. Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga

Tujuan

Sasaran

Strategi

Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran

Peningkatan derajat sehat, baik di tatanan masyarakat maupun

Gambar

Gambar 5.1. Kawasan Strategis Kabupaten Halmahera Barat (Sumber : RTRW Kab. Halmahera Barat)
Tabel 5.2. Indikator Kinerja
Tabel 5.3. Visi Misi Sanitasi Kabupaten Halmahera Barat
Gambar 5.2. Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik – Sistem Onsite (sumber : SSK Kab
+7

Referensi

Dokumen terkait

pemasangan pompa pada pertemuan anak-anak sungai dengan Kali Madiun. Pemanfaatan sempadan sungai sebagai kawasan hijau. Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman penduduk. b)

Perwilayahan Jember direncanakan dalam Wilayah Pengembangan (WP) dengan kedalaman penataan struktur pusat permukiman perkotaan, merupakan upaya untuk mengendalikan

Penyajian kebijakan umum dan program pembangunan masing-masing SKPD di Kabupaten Halmahera Tengah yang berkaitan dengan bidang cipta karya tertuang di bawah ini.. Misi 3

industri dipisahkan dari sistem pematusan yang didukung dengan sarana penunjang Pengembangan sistem drainase diprioritaskan di pusat perkotaan dan

Berdasarkan hasil analisis, kawasan yang sesuai untuk permukiman di wilayah Kabupaten Paser terdapat di bagian timur wilayah yang meliputi wilayah Kecamatan Long

SPPIP ini selanjutnya diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) sebagai acuan kebijakan program dan

Permukiman Daerah (RP4D); b) penataan lingkungan permukiman perdesaan; c) penataan lingkungan permukiman perkotaan; d) peremajaan lingkungan kumuh; e) pembangunan sarana

(2) Kawasan permukiman perdesaan seluas 5.072,49 Ha atau 1,46 % dari luas wilayah Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah suatu kawasan untuk