• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di SMA Negeri 1 Boja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di SMA Negeri 1 Boja"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bagian ini didiskripsikan temuan (hasil penelitian) dan dilakukan pembahasan sesuai teori dan juga penelitian yang relevan.

4.1 Hasil Penelitian

Bagian ini dideskripsikan profil SMA Negeri 1 Boja, manajemen sarana dan prasarana sekolah meliputi perencanaan, pengadaan, pengawaan dan pemeliharaan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja.

4.1.1 Profil SMA Negeri 1 Boja

SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah umum di Kecamatan Boja. Sekolah ini berdiri pada tahun 1985 melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0601/0/1985 dengan nomor statistik 304032407015 menempati lahan seluas 2,8 ha yang berlokasi di Jalan Raya Bebengan 203 D Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.

SMA Negeri 1 Boja memiliki visi terwujudnya SMA yang religius, berdaya saing global, berwawasan lingkungan dan berakar pada budaya bangsa. Adapun misinya adalah:Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan di SMA Negeri 1 Boja berupa sarana prasarana dan infrastruktur pendidikan (sekolah) dan penunjang lainnya. Meningkatkan mutu dan relevansi layanan pendidikan, sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan daya saing di era global dengan mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, tanpa membedakan layanan pendidikan antar wilayah, suku, agama, status sosial serta gender.Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.Adanya jaminan bagi lulusan sekolah untuk

41

(2)

melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau mendapatkan lapangan kerja sesuai kompetensi.

Dari periode 1985 sampai sekarang telah terjadi beberapa pergantian kepala sekolah, berikut adalah nama-nama kepala sekolah yang pernah dan sedang menjabat di SMA Negeri 1 Boja. Kepala sekolah pertama kali Drs. Mintono, H.S, disusul Muchtomi, B.A, Rusmoyo, B.A, Mahjudi, B.A, Drs. Muryono, S.H, Drs Wagiyo, M.Pd, Dra. Anni Prabandari, Drs. Sutopo, M.Pd, Sunarto, S.Pd, M.Pd dan Asari, S.Pd.

SMA Negeri 1 Boja telah menerapkan standar mutu ISO 9001: 2008 dan mendapatkan sertifikat ISO dari PT. Global Tahun 2011. Karena prestasinya, SMA Negeri 1 Boja menjadi Sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSBI) pada tahun 2009 dengan dasar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Nomor: 1823/C.C4/LL/2009 tanggal 24 Juni 2009. SMA Negeri 1 Boja sampai tahun pelajaran 2014/2015 memiliki peserta didik sejumlah 823 yang terdiri dari 275 laki-laki dan 548 perempuan, dengan tenaga pendidik sebanyak 56 guru dan 19 orang tenaga kependidikan.

SMA Negeri 1 Boja menempati pada lahan seluas 2,8 Ha, dengan rombongan belajar sebanyak 27 kelas. Rasio antara luas lahan dengan jumlah peserta didik adalah 34 m2/ peserta didik. Sesuai dengan standar minimal untuk rombongan belajar antara 25-27 kelas yaitu 12,8 m2/ peserta didik, menunjukkan bahwa SMA N 1 Boja sudah sangat memenuhi standar minimal yang ditetapkan. Total bangunan gedung yang ada SMA N 1Boja adalah 4.680m2 sehingga rasio luas bangunan dengan jumlah peserta didik mencapai 5,7 m2/ peserta didik. Jika dibandingkan batas minimal untuk rombongan belajar 25-27 kelas yaitu 3,9, menunjukkan sudah memenuhi standar minimal.

(3)

Fasilitas tersebut meliputi: 27 ruang kelas, 5 laboratorium yaitu lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS, ruang OSIS, ruang gudang, ruang guru, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang media, gedung serba guna dan sarana olahraga (lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan voli, lapangan bulutangkis dan perlengkapan tenis meja), kantin, mushola, toilet guru dan peserta didik, tempat parkir serta pos satpam.

4.1.2 Manajemen Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Manajemen sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Boja dapat dilihat dari perencanaan, pengadaan, pengawasan dan pemeliharaan.

4.1.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

(4)

Ya, harus dilakukan perencanaan dulu. Saya tidak mau menanggung resiko akibat dari kesalahan dalam proses pembelian dan pengadaan sarpras sekolah. Apalagi dalam situasi yang harus serba transparan ini, kita harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang kita laksanakan, apa dasarnya kita melakukan pembelian atau pengadaan sarpras (Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Perencanaan sarpras yang baik pada prinsipnya untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan. Di samping itu untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya. Biasanya terjadi kekeliruan perencanaan karena kurang memandang kebutuhan ke depan dan kurang cermat dalam menganalisis kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat kepentingan, seperti tercantum pada petikan wawancara dengan kepala sekolah berikut ini.

Saya bersama jajaran wakil kepala sekolah maupun komite harus secara cermat dalam menentukan kebutuhan jangan sampai terjadi kesalahan. Kami harus melihat ke depan, apakah pengadaan sarpras tersebut benar-benar dibutuhkan. Dan yang paling penting harus cermat dalam menganalisis kebutuhan apakah sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat kepentingan sekolah.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) Melalui perencanaan yang dilakukan terlebih dahulu, pihak sekolah dapat menentukan tujuan dilakukan pengadaan barang, meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkan yang akan dilakukan, menghilangkan ketidakpastian karena sudah ada dasarnya, dan menjadi pedoman atau dasar untuk pengawasan, pengendalian bahkan penilaian agar nantinya kegiatan pengadaan sarpras dapat berjalan efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat kepala sekolah sebagai berikut.

(5)

pengawasan, pengendalian bahkan apabila dilakukan penilaian atau monitoring dari pihak lain.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) Agar tujuan pemenuhan tuntutan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah sesuai dengan kebutuhan maka pihak manajemen SMA N 1 Boja dalam melakukan perencanaan melibatkan berbagai unsur yang ada di sekolah yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, kepala TU, bendahara dan komite. Tujuannya agar unsur-unsur yang dilibatkan tersebut memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya, seperti tercantum pada hasil wawancara dengan kepala sekolah.

Kami melibatkan wakil-wakil saya, perwakilan guru, kepala TU, bendahara serta komite sekolah. Dengan keterlibatan mereka saya harap memberikan masukan sesuai dengan bidang keahliannya.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) Perencanaan sarana dan prasarana sekolah yang dilakukan oleh jajaran manajemen SMA N 1 Boja memperhatikan tujuan dan kebermanfaatannya yang mengarah pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar sesuai dengan misinya yaitu meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan berupa sarana prasarana dan infrastruktur penunjang lainnya.

Tujuan atau target yang akan dicapai digunakan sebagai acuan dalam membuat perencanaan sarana dan prasarana sehingga dapat dilakukan perkiraan biaya/harga yang diperlukan. Perencanaan yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana oleh pihak manajemen juga memperhatikan sumber daya manusia (SDM) pelaksana. Tidak semua guru mampu melaksanakan tugas pengadaan sarpras di SMA Negeri 1 Boja, sehingga kepala sekolah mempertimbangkan siapa yang pantas dan mampu bertanggungjawab untuk melaksanakan pengadaan dan pelaporannya. Pada umumnya kepala sekolah menunjuk guru ataupun karyawan yang memiliki pengalaman dalam bidang ini.

(6)

form usulan, pihak manajemen melakukan inventarisasi usulan sehingga dapat diketahui bahan dan alat apa yang dibutuhkan.

Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat dilaksanakan. Kesepakatan dan keputusan bersama diperoleh saat dilakukan rapat internal oleh pihak manajemen. Agar pelaksanaan yang dilakukan tidak menyalahi aturan maka pelaksanaannya mengikuti pedoman atau standar jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan skala prioritas. Perencanaan pengadaan sarpras juga sesuai dengan plafond anggaran yang disediakan, mengikuti prosedur yang berlaku, mengikutsertakan unsur orang tua siswa melalui perwakilan komite dan dilakukan secara fleksibel karena disesuaikan dengan keadaan perubahan situasi yang tidak disangka-sangka.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.

Yang terpenting harus diperhatikan dalam pengadaan sarpras adalah segi kebermanfaatan-nya dalam meningkatkan kualtias proses belajar mengajar. Selanjutnya harus diperhatikan kejelasan dari perencanaan-nya seperti sasaran atau target yang ingi dicapai, bentuk kegiatannya, petugas pelaksana, bahan yang dibutuhkan, bahan dan peralatan yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan dan harus realistis. Kami harus taat kesepakatan berdasarkan keputusan bersama, berpedoman pada standar, sesuai plafond anggaran, mengikutsertakan unsur orang tua, fleksibel dan dapat didasarkan pada jangka pendek, menengah dan panjang.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) Prosedur yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja dalam melakukan perencanaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan beberapa tahap sebagai berikut:

(7)

prasarana sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar, baik untuk kebutuhan sekarang maupun akan datang. Berkaitan dengan hal ini, kepala sekolah memberikan tugas kepada semua wakil kepala sekolah melalui stafnya untuk mengidentifikasi dan melakukan pencatatan kebutuhan barang atau sarpras sesuai kebutuhan di bidangnya masing-masing.

2. Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yang ada

Setelah dilakukan identifikasi dan analisis kebutuhan, dilakukan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris secara teratur menurut ketentuan yang berlaku. Terkait dengan inventarisasi sarpras ini, bagian Tata Usaha melakukan pencatatan barang, melakukan pemberian label pada barang atau sarpras sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Mengadakan seleksi

Tahap berikutnya adalah mengadakan seleksi, perencanaan sarana dan prasarana. Tahapan ini dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi barang, sehingga dapat diketahui sarpras mana yang masih dalam kondisi baik, mana yang sudah rusak sehingga perlu penggantian atau memang belum ada dan sifatnya mendesak sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk diusulkan dalam pengadaan sarpras. Prinsip yang dipegang di SMA N 1 Boja dalam perencanaan pengadaan sarpras ada dua hal yaitu menyusun konsep program dan melakukan pendataan. Ketika menyusun konsep program, selalu diperhatikan: a) siapa penanggungjawab yang memimpin pelaksanaan program, b) kegiatan konkrit apa yang dilakukan, c) sasaran apa yang ingin dicapai, d) ada batasan waktu yang jelas dan e) memiliki alokasi anggaran yang pasti untuk melaksanakan program pengadaan sarpras. Ketika melakukan pendataan, SMA N 1 Boja memperhatikan jenis, jumlah, dan kondisi barang yang dibutuhkan.

(8)

koordinasi dengan baik dengan memperhatikan kondisi yang ada. Perencanaan penganggaran merupakan rangkaian kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan. kegiatan perencanaan dan penentuan kebutuhan didasarkan atas beban tugas dan tanggung jawab masing-masing unit sesuai dengan anggaran yang tersedia dengan memperhatikan barang apa yang dibutuhkan, dimana dibutuhkan, mengapa di-butuhkan, berapa biayanya, siapa yang mengurus dan yang menggunakan.

Skala prioritas merupakan alasan yang penting dalam pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah, seperti tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.

Pembelian dan pengadan sarana dan prasarana sekolah didasarkan pada kebutuhan. Kebutuhan tersebut tentu saja diusulkan oleh masing-masing bidang yang dimasukkan dalam RAPBS, sehingga pengadaan sarpras tidak dilakukan secara mendadak, namun telah direncanakan terlebih dahulu, kecuali ada hal-hal yang sangat mendesak. Di awal tahun pelajaran, saya bersama Ka TU selalu mengumpulkan para wakil-wakil saya dari setiap bidang untuk membuat perencanaan anggaran termasuk di dalamnya usulan pengadaan barang atau sarana prasarana yang dibutuhkan.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) SMA Negeri 1 Boja memberikan kesempatan kepada semua bidang untuk mengajukan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan. Usulan–usulan tersebut dituliskan dalam blangko usulan dan selanjutnya dilakukan seleksi berdasarkan prioritas dan kondisi keuangan yang ada, seperti tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.

(9)

waka humas dan bidang-bidang lainnya juga dilakukan dengan cara yang sama.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Data hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa manajemen sekolah sudah menerapkan manajemen secara transparan, karena setiap bagian mendapatkan kesempatan untuk mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana guna mendukung proses pembelajaran atau berjalannya kegiatan-kegiatan di sekolah, seperti tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.

Untuk mengajukan sarana dan prasarana sekolah dengan menulis pada blangko/format yang sudah disediakan oleh sekolah. Semua komponen dari wakil kepala sekolah, Tata Usaha, guru diberikan formulir usulan sarana prasarana yang dibutuhkan. Selanjutnya, usulan-usulan tersebut ditampung dan dibahas dalam rapat manajemen. Untuk sarpras dengan pembiayaan kecil cukup diputuskan oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, sedangkan untuk pengadaan atau pembelian sarpras dengan biaya besar dirapatkan dengan pengurus komite.

(10)

Yang kami jadikan pedoman untuk menentukan usulan mana yang perlu disetujui berdasarkan skala prioritas. Tidak hanya satu pertimbangan saja. kami harus melihat sarana prasarana apa yang dibutuhkan, mengapa dibutuhkan, berapa besar biayanya, siapa yang mengurus dan alasan apa sarpras tersebut diusulkan.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015)

Sumber-sumber pembiayaan untuk pengadaan dan pembelian sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja terdapat tiga pintu yaitu diusulkan melalui dana BOS, Iuran komite dan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Untuk menentukan besarnya iuran komite maupun SPI ditentukan melalui rapat bersama wali murid yang didasarkan pada usulan melalui RAPBS.

Secara umum prosedur yang ditetapkan oleh SMA N 1 Boja berkaitan dengan perencanaan pengadaan atau pembelian sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: 1) usulan dari masing-masing bagian menggunakan blangko atau formulir usulan di awal tahun pelajaran, 2) memasukkan usulan-usulan tersebut ke dalam RAPBS, 3) melakukan rapat pihak manajemen yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan pengurus komite, 5) melakukan rapat pleno dengan wali murid, 6) melakukan penetapan pembiayaan dan 7) pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

4.1.2.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

(11)

Pada umumnya kami melakukan proses pembelian terhadap barang-barang atau sarpras yang dibutuhkan. Hal ini lebih praktis karena kita tinggal melakukan pembelian, ada bukti kwitansi pembelian dan pelaporan. Di samping itu kita sering mendapatkan hibah atau bantuan dari pemerintah berdasarkan proposal yang kita usulkan. Hal ini juga relatif praktis, kita tidak perlu melakukan pembelian, kita tinggal menerima barang sesuai spesifikasi yang kita usulkan. Nah, jika ada barang-barang yang rusak dan masih bisa diperbaiki, kita lakukan perbaikan. Biasanya kita minta tenaga yang ahli di bidangnya. Misalnya setiap tahun, pasti ada kursi atau meja yang rusak, kita lakukan perbaikan atau daur ulang dan kita mengundang tukang untuk memperbaiki.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) Prosedur yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana SMA N 1 Boja yang didanai oleh pemerintah didasarkan pada Kepres No 80 Tahun 2003 yang disempurnakan melalui Permen No 24 Tahun 2007. Secara umum pengadaan sarpras tersebut dilakukan dengan cara: 1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana; 2) Mengkalisifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan; 3) Membuat proposal pengadaan sarpras yang ditujukan kepada pemerintah; 4) Bidang disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapatkan persetujuan dari pihak yang dituju; 5) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasaran akan dikirim ke sekolah.

Menurut kepala sekolah, pengadaan sarpras ini sering dilakukan oleh SMA N 1 Boja dengan mengusulkan kepada pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah maupun langsung ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika SMA N 1 Boja ditunjuk menjadi sekolah RSBI, banyak bantuan yang diperoleh dari pemerintah untuk mendukung keterlaksanaannya sekolah berstandar Internasional.

(12)

peserta didik. Ada beberapa prosedur yang dilakukan untuk melakukan pengadaan sarpras sekolah dari sumber pembiayaan dari komite. Pertama dilakukan inventarisasi kebutuhan oleh setiap bagian melalui daftar usulan sarpras, dilakukan perekapan dan melakukan pemilihan sesuai dengan skala prioritas, membuat perencanaan anggaran dan dimasukkan dalam RAPBS, dilakukan rapat bersama secara internal dengan jajaran manajemen sekolah bersama perwakilan komite, dilanjutkan dengan rapat bersama wali murid sehingga diputuskan tentang besarnya sumbangan dari wali murid untuk pengadaan sarpras, setelah terkumpul biaya sumbangan orang tua murid dapat digunakan untuk pengadaan sarpras. Berikut ini hasil wawancara dengan kepala sekolah.

Prosedur yang digunakan untuk pengadaan sarpras di sekolah pada umumnya kita berikan tanggungjawab kepada masing-masing bidang untuk melakukan inventarisasi kebutuhan menggunakan form usulan sarpras yang mendukung proses belajar. Usulan-usulan tersebut dibawa ke bagian sarpras untuk dilakukan pencatatan sebagai bahan untuk melakukan rapat pengadaan sarpras. Dalam rapat ini kami bahas, sarpras apa saja yang sekiranya sangat mendesak, penting dan perlu segera diadakan, serta membahas anggaran untuk pengadaannya. Anggaran ini selanjutnya dimasukkan dalam RAPBS dan dilakukan rapat secara internal dengan wakil kepala sekolah dan perwakilan komite. Hasil rapat ini digunakan untuk menentukan besarnya sumbangan dari orang tua untuk pengadaan sarpras yang dirapatkan bersama wali murid.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) Untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan yang tercantum di RAPBS, kepala sekolah membuat surat keputusan tentang panitia pengadaan sarpras. Panitia inilah yang bertugas melaksanakan pengadaan sarpras yang dapat bekerja sama dengan pihak luar sebagai rekanan. Pada umumnya untuk pengadaan sarpras dengan biaya besar yaitu di atas Rp 50.000.000 dilakukan pelelangan, sedangkan di bawah Rp 50.000.000 dilakukan swa kelola.

(13)

Pengawasan merupakan bagian penting dalam pengadaan sarpras. melalui pengawasan, kualitas dan kuantitas sarpras dapat dikendalikan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam perencanaan. Pengawasan pengadaan sarpras di SMA N 1 Boja dilakukan oleh kepala sekolah yang dibantu oleh panitia yang bertugas melakukan pengecekan. Hasil pengecekan selanjutnya ditulis dalam berita acara. Bentuk pengawasan lainnya adalah berupa laporan pengadaan sarpras yang oleh panitia yang dilaporkan kepada kepala sekolah. Laporan tertulis yang dilengkapi dengan kwitansi, foto-foto kegiatan dan hasil pengadaan sarpras sebagai bukti transparansi pengadaan sarpras.

4.1.2.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Setelah dilakukan pengadaan sarpras dan pengawasan, hal yang paling penting adalah melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana yaitu proses kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam pencapaian tujuan pendidikan. Pemeliharan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan sarpras, sehingga kondisinya baik dan selalu siap digunakan. Pemeliharaan ini mencakup daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar sarpras tetap dalam keadaan baik.

Menurut pendapat kepala SMA N 1 Boja, pemeliharaan merupakan bagian yang lebih sulit daripada pengadaan sehingga diperlukan kesadaran dari setiap unsur untuk ikut melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah.

Pemeliharaan merupakan bagian yang paling penting setelah dilakukan pengadaan sarpras. Yang paling sulit sebenarnya adalah perawatan, karena tidak semua komponen di sekolah ini mau melakukan perawatan terhadap sarpras di sekolah. Ini yang harus ditingkatkan untuk melakukan perawatan oleh semua komponen di sekolah ini.

(14)

Beberapa alasan mengapa pemeliharaan perlu dilakukan, antara lain untuk mengoptimalkan usia pemakaian, menjamin kesiapan operasioanl sehingga mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil wawancara dengan kepala sekolah berikut.

Perawatan menjadi hal penting karena untuk mengoptinmalkan usia pakai sarpras itu sendiri. hal ini sangat penting terutama dilihat dari aspek biaya, karena untuk melakukan pembelian suatu peralatan misalnya akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan itu sendiri. Yang lebih penting lagi untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.

(Sumber: wawancara kepala sekolah, 28 Januari 2015) Ada beberapa macam pemeliharaan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja Kendal antara lain: pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, perawatan darurat dan perawatan prefentif.

Perawatan secara rutin pada umumnya dilakukan oleh tenaga pesuruh yang masuk di bagian Tata Usaha. Di SMA N 1 Boja memiliki 5 orang yang bertugas sebagai tenaga kebersihan. Ia memiliki tugas secara rutin melakukan pembersihan terhadap saluran drainase dari sampah dan kotoran, pembersihan ruangan-ruangan dan halaman dari sampah dan kotoran, pembersihan terhadap kaca, jendela, kursi, meja, lemari dan lain-lain. Petugas-petugas tersebut juga memiliki tangungjawab untuk pembabatan rumput semak yang tidak teratur dan melakukan pembersihan dan penyiraman kamar mandi/WC untuk menjaga kesehatan.

(15)

Perawatan darurat pada umumnya dilakukan oleh pihak luar yang memiliki keahlian khusus. Kerusakan yang tidak terduga dan membahayakan apabila tidak diantisipasi secepatnya perlu ditangani secara khusus oleh orang yang ahli. Kerusakan komponen listrik yang tidak bisa ditangani sendiri maka sekolah meminta bantuan dari tenaga PLN langsung.

Perawatan preventif merupakan perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Tujuan perawatan ini untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan sarana dan prasarana tidak bekerja dengan normal dan membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif sesuai fungsinya.

Prosedur yang dilakukan SMA Negeri 1 Boja dalam melakukan perawatan prefentif antara lain: 1) menyusun program perawatan prefentif di sekolah; 2) membentuk tim pelaksana perawatan preventif sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha dan tata usaha; 3) menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap peralatan dan fasilitas sekolah; 4) menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian sekolah; 5) memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

(16)

prasarana efektif, maka dalam melakukan perencanaan memperhatikan sarana prasana apa yang diusulkan dan sifatnya mendesak menjadi prioritas, siapa yang dianggap sanggup dan mampu bertanggungjawab melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Dari perencanaan akan terlihat pula waktu pengadaan yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan prioritasnya. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja sesuai dengan prinsip-prinsip perencanaan dalam manajemen.

Perencanaan dalam suatu manajemen akan memberikan cara pandang secara menyeluruh terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan dan kapan akan dilaksanakan (Herlambang, 2012: 19). Pendapat Siagian (2007: 35) menyatakan bahwa perencanaan merupakan suatu kegiatan untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai beserta menetapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dengan kata lain perencanaan merupakan usaha konkretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar-dasarnya telah ditetapkan dalam strategi organisasi.

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh sekolah setiap tahunnya. Agar pengadaan sarana dan prasarana dapat berjalan secara efektif dan efisien, diperlukan perencanaan yang matang, karena melalui perencanaan tersebut maka sarana dan prasana apa saja yang perlu diadakan akan terinventarisasi secara jelas, siapa yang akan melaksanakan, dan kapan pengadaan sarana dan prasarana akan dilakukan.

(17)

sarpras di masing-masing bidang di setiap wakil kepala sekolah, tata usaha dan kepala perpustakaan. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk melihat tingkat kebutuhan dari masing-masing bidang sebagai acuan untuk membuat rencana anggaran pengadaan sarana dan prasarana. Sesuai dengan pendapat Terry (2005) bahwa perencanaan merupakan penetapan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.

Penelitian serupa oleh Tangela (2013), Darmastuti (2010) dan Kurniawati (2013) juga memberikan gambaran bahwa pengadaan sarana dan prasarana di sekolah dilakukan dengan perencanaan terlebih dahulu untuk menganalisis kebutuhan yang diperlukan. Implementasi perencanaan tersebut pada umumnya dalam bentuk master plan dan rencana operasional.

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Boja dituangkan dalam bentuk RAPBS, yang prosesnya dilakukan dengan cara pengisian blangko pengadaan sarana prasarana yang diperlukan dari masing-masing bagian yang dibawa pada rapat manajemen bersama komite sekolah dan rapat pleno bersama orang tua/wali siswa.

(18)

Prosedur seleksi merupakan bagian yang penting dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Melalui seleksi akan diperoleh usulan-usulan yang benar-benar mencerminkan kebutuhan dan hal-hal yang penting sehingga pengeluaran akan sesuai dengan nilai kebermanfaatan untuk mendukung proses pembelajaran. Kegiatan seleksi ini pada prinsipnya sesuai dengan prosedur perencanaan sarana prasarana yang diatur menurut ketentuan Depdiknas (2007) yaitu mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan, meng-inventarisasi sarana dan prasarana yang ada dan mengadakan seleksi.

Dilihat dari prosedurnya, SMA Negeri 1 Boja sudah menggunakan prosedur yang jelas dan terarah. Setiap usulan digunakan formulir usulan, hasilnya dimasukkan dalam daftar usulan yang akan dimasukkan ke dalam RPBS, dilanjutkan dengan rapat manajemen untuk melakukan identifikasi dan penyeleksian usulan dengan memperhatikan tingkat prioritas, berlanjut dengan rapat pleno dan penetapan pembiayaan dan siap untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana.

(19)

diterima berdasarkan perwakilan dengan setiap usulan disesuaikan kebutuhan.

4.2.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan jenis dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan (Depdiknas, 2007). Pengadaan sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Boja berpedoman pada perencanaan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen pengadaan sarana dan prasarana dilakukan secara teratur dan terarah, karena setiap pengadaan dilakukan berdasarkan perencanaan yang ada.

Perkembangan saat ini, sumber pembiayaan di SMA Negeri 1 Boja diperoleh dari sumbangan orang tua peserta didik dan dari pemerintah melalui BOS. Penggunaan dana harus mengacu pada prinsip transparansi, sehingga setiap pembelian dan pengadaan sarana dan prasarana tidak dapat dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu. Prinsip ini sesuai dengan apa yang diatur oleh Depdiknas (2007) yang menyatakan bahwa pengadaan sarana dan prasarana sekolah merupakan bentuk kegiatan penyediaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Kata kunci prinsip tersebut adalah dapat dipertanggungjawabkan dari pembiayaan, pelaksanaan maupun spesifikasinya sesuai dengan perencanaan yang dilakukan dan yang telah disetujuinya.

(20)

(Terry & Rue, 2010: 168). Terkait dengan fungsi manajemen ini, pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi utama setelah perencanaan dilakukan.

Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja dilakukan berdasarkan sumber pendanaannya. Ketika pendanaan berasal dari dana dari komite maupun BOS, maka pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan RAPBS yang ada.

Kepala sekolah membuat surat keputusan tentang panitia pengadaan barang yang selanjutnya dapat dilakukan melalui swakelola maupun pelelangan dengan pihak kedua. Ketika pengadaan sarana dan prasarana didanai dari dana BOS, maka pengadaan sarana dan prasarana dilaksanakan ketika dana BOS sudah dicairkan. Pelaksanaannya juga diatur tersendiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengadaan sarana dan prasarana yang didanai oleh BOS dilakukan dengan prosedur yang lebih teliti, karena akan menyangkut bagaimana proses pertanggung-jawaban dan pelaporannya.

Pengadaan sarana dan prasarana yang diperoleh dari proses hibah atau bantuan dari pemerintah dilakukan dengan prosedur yang telah disepakati dengan pemerintah. Hibah atau bantuan yang selama ini diperoleh di SMA Negeri 1 Boja berdasarkan dokumentasi adalah pembangunan gedung untuk ruang kepala, guru dan TU yang diperoleh pada tahun 2014. Sesuai dengan prosedur menurut Permen No 24 Tahun 2007 pengadaan sarana dan prasarana yang diperoleh dari hibah dilakukan dengan pembuatan proposal pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan analisis kebutuhan, kalisifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan setelah disetujui dilakukan pengadaan sarana dan prasarana melalui swakelola.

(21)

kepala sekolah dengan alokasi dana sesuai yang tercantum dalam RAPBS. Pengadaan sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja memiliki kendala- kendala yaitu biaya yang belum ideal untuk pengadaan kebutuhan sarana prasarana sekolah karena sumber biaya yang relatif terbatas maka pengadaan menggunakan skala prioritas.Faktor pendukung pengadaan sarana prasarana yaitu budaya manajemen yang terbuka dan ada pengurus komite yang berlatar belakang pengusaha dapat memperlancar pengadaan sarana prasarana sekolah .Kendala-kendala pengadaan sarana prasarana di SMA Negeri 1 Boja dapat diatasi dengan bekerjasama dengan pihak kedua atau pengusaha yang mampu dan dapat dibayar pada kemudian hari apabila dana dari peserta didik sudah membayar.

4.2.3 Pengawasan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

(22)

SMA Negeri 1 Boja selalu melakukan pengawasan terhadap segala bentuk pengadaan sarana dan prasarana apalagi yang memerlukan biaya yang tinggi. Bentuk pengawasan yang dilakukan berupa pengecekan terhadap laporan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana, maupun pengecekan saat pengadaan berlangsung. Demi terjaminnya adanya keterbukaan, maka manajemen SMA Negeri 1 Boja melakukan proses open manajemen dengan membuat pelaporan yang dilengkapi dengan kwitansi, foto-foto kegiatan dan pengecekan spesifikasi dengan standar yang ada dalam perencanaan,sedangkan kendala-kendala dalam pengawasan sarana prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Boja adalah sumber daya manusia yang terbatas sedangkan sarana prasarana yang perlu diawasi sangat banyak dan menyebar tempatnya,faktor pendukung pengawasan sarana prasarana sekolah adalah lokasi yang tertutup pagar keliling dan sistem keamanan 24 jam.

4.2.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja

Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2007). Pemeliharaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang penting setelah dilakukan pengadaan dan pengawasan.

(23)

Dengan adanya petugas yang melakukan pencatatan keluar masuknya barang yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran akan memperkecil resiko kerusakan.

Kondisi yang terjadi di SMA Negeri 1 Boja sudah memiliki prosedur penggunaan sarana dan prasarana sekolah yang tertuang dalam dalam ISO, 2008, namun pelaksanaannya belum dilakukan secara optimal. Hanya sebagian yang menggunakan sesuai prosedur.

Pemeliharaan sarana dan prasarana seperti gedung dilakukan oleh tenaga kebersihan yang melakukan proses perawatan secara rutin, berkala dan insidental. Pemeliharaan alat-alat khusus dilakukan oleh tenaga khusus yang memiliki kemampuan memelihara peralatan tersebut,sedangkan kendala-kendala pemeliharaan sarana prasarana adalah dana pemeliharaan yang terbatas,tempat yang belum memadai serta sumber daya manusia yang terbatas. Kendala pemeliharaan sarana prasarana dapat diatasi dengan merekayasa atau mengkanibal sarana prasarana yang rusak dengan tenaga sendiri untuk yang mampu diatasi tanpa memanggil tenaga profesional, apabila ada sarana prasarana yang rusak sedangkan tenaga dari intern tidak mampu baru memanggil atau mengirim ketenaga luar yang professional.

Referensi

Dokumen terkait

Mampu memahami proses kreatif pembuatan Iklan Radio dengan benar dan lengkap serta tepat. Mampu memahami proses kreatif pembuatan Iklan Radio dengan benar

Begitu pula dengan pedoman wawancara juga di konsultasikan untuk dimintai pendapatnya oleh ahli (judgment expert) sehingga akan diketahui apakah instrumen

test Tes lisan Dapat menguraikan dan memberikan analisa mengenai kreativitas dalam Iklan Layanan Masyarakat ( bagian 1 ) secara benar dan lengkap Dapat menguraikan dan

Empat studi kasus sebagai contoh materi ajar yang mengeksploitasi peran analogi yang akan dibahas dalam artikel ini antara lain: (1) analogi antara gaya gravitasi dengan

Computer (internet on line)/Bahasa dan multi media (1 siswa 1 unit computer).

Upaya kesehatan yang dapat dilakukan Puskesmas dalam pengendalian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Blahbatuh II ada 2 program yaitu program pemberantasan

Dari urian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di era informasi pengelolaan data base nilai mahasiswa dengan cara konvensional sudah tidak sesuai dengan kebutuhan

Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang