• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Pengembangan Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

61

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini adalah analisis atas hasil penelitian beserta bahasannya. Hasil analisis dan pembahasan merupakan jawaban atas persoalan penelitian yang terdapat dalam bab satu. Pembahasan bab ini berkaitan dengan profil SMA negeri 1 Boja, strategi pengembangan pengelolaan laboratorium IPA dan pembahasan.

4.1

Deskripsi Subjek Penelitian

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Boja berdiri sejak tahun 1985 dan terletak di Jalan Raya Bebengan No. 203 D Boja, Kelurahan Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi sekolah ini sangat strategis karena terletak di pinggir jalan raya. Sekolah ini memiliki luas tanah sekitar 28.000 m2, luas bangunan 5.683 m2, luas halaman

1007 m2, luas lapangan olahraga 9584 m2, dan

lain-lain 7378 m2. Tanah sekolah ini sepenuhnya milik

negara. Bangunan sekolah ini pada umumnya dalam kondisi baik.

(2)

62

Terwujudnya SMA Unggul Yang Religius, Berdaya Saing Global, Berwawasan Lingkungan Dan Berakar Pada Budaya Bangsa.

Melalui visi ini diharapkan mampu memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh warga SMA Negeri 1 Boja memahami apa yang ingin dicapainya, dan secara bersama-sama berupaya keras untuk mencapai visi tersebut melalui misi yang ditetapkan. Misi SMA Negeri 1 Boja antara lain: 1) Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan di SMA Negeri 1 Boja, berupa sarana-prasarana dan infra struktur pendidikan (sekolah) dan penunjang lainnya; 2) Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan yaitu mengupayakan kebutuhan biaya pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat, dengan mencari sumber-sumber yang sah; 3) Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan yang berstandar internasional dalam rangka meningkatkan mutu dan daya saing di era global; 4) Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, tanpa membedakan layanan pendidikan antar wilayah, suku, agama, status sosial, serta gender; 5) Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan, dan 6) Adanya penjaminan bagi lulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau mendapatkan lapangan kerja sesuai kompetensi.

(3)

63

(MIPA), 4 kelas jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan 1 kelas jurusan Bahasa dengan mengguna-kan Kurikulum 2013, dan 9 rombongan belajar kelas XI (sebelas) yang juga meliputi 4 kelas jurusan MIPA, 4 kelas jurusan IPS dan 1 kelas jurusan Bahasa menggunakan Kurikulum 2013, serta 9 rombongan belajar kelas XII (dua belas) meliputi 4 kelas jurusan IPA, 4 kelas jurusan IPS dan 1 kelas jurusan Bahasa yang masih menggunakan Kurikulum KTSP dan menggunakan sistem kelas reguler/sistem paket. Jumlah peserta didik seluruhnya sebanyak 823 siswa yang terdiri 275 siswa laki-laki dan 548 siswa perempuan.

SMA Negeri 1 Boja dikelola oleh seorang Kepala Sekolah dibantu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten di bidangnya. Jumlah tenaga pendidik yang berstatus PNS sebanyak 43 orang terdiri dari 20 orang guru laki-laki dan 23 orang guru perempuan dan guru PNS dari sekolah lain (pemenuhan mengajar 24 jam) sebanyak 3 terdiri 2 orang guru laki-laki dan 1 orang guru perempuan, sedangkan tenaga guru yang berstatus Non PNS sebanyak 10 orang terdiri dari 5 guru laki-laki dan 5 guru perempuan. Jumlah guru yang sudah lulus sertifikasi sampai dengan tahun 2014 berjumlah 36 orang.

(4)

64

teknisi, perpustakaan, laboran, satpam, dan kebersihan.

Sumber data dari Tata Usaha SMA Negeri 1 Boja, diketahui bahwa dari tenaga pendidik (guru) PNS maupun wiyata bhakti SMA Negeri 1 Boja berkualifikasi pendidikan S2 sebanyak 6 orang, selebihnya semua hampir berkualifikasi pendidikan SI, hanya tinggal 2 orang yang berijasah D3 dan saat ini masih menempuh pendidikan S1.

Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Boja sudah tergolong cukup lengkap untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Fasilitas tersebut meliputi 27 ruang kelas, 5 laboratorium (laboratorium fisika, biologi, kimia, bahasa dan TIK), perpustakaan, UKS, ruang OSIS, gudang, ruang guru, ruang TU, ruang KS, ruang media, gedung serba guna dan sarana olah raga (lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan bola voly, lapangan bulu tangkis dan perlengkapan tenis meja), toilet guru dan siswa, mushola, koperasi, kantin, POS satpam, tempat parkir.

4.1.1 Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

(5)

65

Dalam rangka pemenuhan Standar Nasional adalah standar sarana dan prasarana sesuai dengan Permendiknas nomor 24 tahun 2007, salah satunya adalah pemenuhan ruang laboratorium. Ruang laboratorium yang merupakan suatu tempat dimana siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan percobaan yang memerlukan peralatan khusus. Bangunan laboratorium tidak sama dengan kelas yang mempunyai persyaratan – persyratan khusus sesuai dengan jenis- jenis laboratoriumnya.

Laboratorium di SMA Negeri 1 Boja baru memiliki jenis laboratorium yaitu laboratorium Biologi, Kimia, Fisika, Komputer dan Bahasa. Namun dalam penelitian ini hanya dikaji pada laboratorium IPA (fisika, kimia dan biologi). Guna menunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, maka laboratorium SMA Negeri 1 Boja memiliki visi: Menjadikan Laboratorium Sekolah yang Berliterasi secara Profesional Berdaya Saing Global dengan Berakar Budaya Bangsa.

(6)

66

kan kegiatan praktikum yang berkualitas; 3) Meningkatkan kualitas pendidikan sesuai standar nasional; 4) Meningkatkan jejaring kerjasama nasional; dan 5) Membekali lulusan dengan keterampilan yang telah berteknologi tinggi agar bisa bersaing di dunia global saat ini.

Untuk mewujudkan visi misi laboratorium tersebut, sekolah berupaya agar semua yang terlibat dengan pengelola dan pengguna laboratorium SMA Negeri 1 Boja bisa bekerja sama dan saling mendukung demi ketercapaian serta keberhasilan tujuan pendidikan. Salah satu pendukung agar fungsi laboratorium tercapai adalah adanya sarana prasarana laboratorium yang memadai.

4.1.1.1 Sarana Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja Berdasarkan Permendiknas nomor 24 Tahun 2007, rasio minimum ruang laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) 2,4 m2/peserta didik. Untuk

rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimumnya 48 m2 termasuk luas ruang

penyimpanan dan persiapan 18 m2 . Lebar minimum

ruang laboratorium 5 m2. Ruang laboratorium fisika,

kimia dan biologi memiliki fasilitas yang memungkan pencahayaan memadai untuk membaca dan mengamati objek percobaan.

(7)

67

sudah memenuhi Standar Nasional minimum. Ruang laboratorium IPA (Fisika, Kimia dan Biologi) masing-masing dilengkapi dengan sarana sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Sarana masing-masing Laboratorium IPA (Biologi, Fisika, Kimia)

No Jenis Sarana Jumlah Keterangan

1

Sumber data: hasil observasi dan dokumen

4.1.1.2 Peralatan Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

(8)

68

4.1.1.3 Tata ruang laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

Tata letak ruangan laboratorium berbeda dengan tata letak yang digunakan untuk ruang kelas biasa. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Berikut denah ruang laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja.

Gambar 4.1 Denah ruang laboratorium Biologi

Sumber data: hasil observasi dan dokumen Keterangan :

1. Ruang Asam 7. Kotak PPPK

2. Wastafel 8. Alat Pemadam Kebakaran 3. Meja dan Kursi Guru 9. Papan Tulis

(9)

69

Gambar 4.2 Denah ruang laboratorium Fisika

Sumber data: hasil observasi dan dokumen Keterangan :

1. Wastafel 7. Alat Pemadam Kebakaran 2. Meja dan Kursi Guru 8. Papan tulis

3. Amari simpan 4. Meja dan Kursi Siswa 5. Meja dan kursi petugas 6. Kotak P3K

Gambar 4.3 Denah ruang laboratorium Kimia

Sumber data: hasil observasi dan dokumen Keterangan :

1. Ruang Asam 7. Kotak PPPK

2. Wastafel 8. Alat Pemadam Kebakaran 3. Meja dan Kursi Guru 9. Papan Tulis

4. Almari Simpan 10. Meja Persiapan 5. Meja dan Kursi Siswa

(10)

70

4.1.1.4 Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan

Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja 1. Pengelolaan Laboratorium IPA

Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan,

pengorganisasian, pemberian komando,

pengkoordinasian, dan pengendalian. Menurut Luther M. Gullick menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa

aspek yaitu perencanaan, penataan,

pengadministrasian, pengamanan, perawatan, dan pengawasan

(11)

71

selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.

Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja meliputi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Penaggungjawab Teknis Laboratorium, Kepala Tata Usaha, dan Laboran.

2. Struktur Organisasi Pengelola Laboratorium IPA Manajemen laboratorium (laboratory

management) adalah usaha untuk mengelola

(12)

72

Agar kesinambungan dan daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelolaan laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Menurut Wirjosoemarto dkk. (2004: 46-47), tentang struktur organisasi dan pengelolaan laboratorium adalah sebagai berikut: Staf atau personal Laboratorium mempunyai tanggung jawab terhadap efektifitas dan efesiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. Pada SMA Negeri 1 Boja, laboratorium dikelola oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru.

(13)

73

Gambar 4.4

Struktur Organisasi Laboratorium IPA

Sumber data: hasil observasi dan dokumen

3. Tugas dan Fungsi Pengelola Laboratorium IPA

a. Tugas Kepala Sekolah: 1) Memberi tugas kepada Kepala Labortorium, koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium; 2) Memberi bimbingan, pengarahan, monitoring dan eavaluasi kepada tenaga – tenaga yang bertugas di laboratorium; 3) Memberi motivasi pada guru – guru untuk dapat memanfaatkan laboratorium dalam kegiatan pembelajaran; 4) Menyediakan dana/ anggaran untuk keperluan operasional laboratorium

Penanggungjawab Kepala Sekolah

Wakasek Kurikulum

Wakasek Sarana Prasarana

Penanggungjawab Teknis Lab.Biologi Kepala Laboratorium

Guru Biologi Guru Kimia

Penanggungjawab Teknis Lab. Kimia Penanggungjawab

Teknis Lab. Fisika

Kepala TU

Guru Fisika

Laboran

(14)

74

b. Tugas Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana bertugas mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan guru untuk laboratorium maupun sarana dan prasarananya.

c. Tugas Kepala Laboratorium, membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan untuk: 1) Merencanakan kegiatan pengembangan laboratorium; 2) Mengelola kegiatan laboratorium; 3) Membagi tugas teknisi dan laboran; 4) Memantau sarana dan prasarana, 5) Mengevalusi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboran; 6) Menerapkan gagasan, teori, prinsip kegiatan; 7) Memanfaatkan laboratorium untuk pendidikan dan penelitian; dan 8) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja

(15)

75

Mengatur tata letak bahan, suku cadang dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium; 9) Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium; 10) Menyiapkan paket bahan dan rangkaian yang siap dipakai untuk kegiatan praktikum; dan 11) Menyiapkan penuntun praktikum

e. Tugas Guru Mata Pelajaran/Pembimbing Praktikum: 1) Mengusulkan jadwal penggunaan laboratorium kepada penanggungjawab laboratorium; 2) Menyusun dan menggandakan penuntun praktikum; 3) Melaporkan kebutuhan

alat dan bahan praktikum kepada

penanggungjawab laboratorium; 4) Menguji coba eksperimen yang akan digunakan dalam pembelajaran; 5) Menyiapkan alat dan bahan untuk pelaksanaan paktikum yang dibantu teknisi laboratorium; 6) Membimbing pelaksanaan eksperimen/praktikum; 7) Memeriksa laporan praktikum; 8) Menilai kinerja peserta didik ketika melakukan praktikum.

(16)

76

g. Tugas Kepala Tata Usaha: Berkoordinasi dengan Kepala Laboratorium dalam kegiatan – kegiatan laboratorium

4.1.1.5 Administrasi Laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja

Administrasi laboratorium IPA adalah suatu upaya penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik sebagian maupun menyeluruh.

Pengadministrasian merupakan suatu proses pendokumentasian seluruh komponen fisik laboratorium. Proses ini mencakup kegiatan mendaftar semua fasilitas, alat dan bahan yang ada berdasarkan kategori tertentu atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan lababoratorium ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada, (2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis (Depdikbud, 1979 : 41).

Inventarisasi laboratorium berguna untuk:

a. Informasi dengan cepat dan tepat mengenai keadaan laboratorium

b. Meningkatkan kerjasama dengan laboratorium lain

c. Pencegahan kehilangan atau penyalahgunaan

(17)

77 e. Membina kegiatan laboratorium yang lebih baik dan

teratur.

Administrasi laboratorium IPA yang harus dipenuhi sebagai pengadministrasian standar minimal, yakni sebagai berikut : a) Buku inventarisir, b) Kartu stok, c) Kartu peminjaman alat/bahan, d) Buku catatan harian laboratorium, e) Kartu alat/bahan yang rusak, f) Kartu reparasi, dan g) Format label (Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan LKS, jadwal kegiatan laboratorium, dan program semester kegiatan laboratorium.

Berdasarkan hasil observasi dan dokumen, diketahui bahwa perangkat administrasi laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja sudah tersedia namun belum lengkap dan dalam pelaksanaannya belum dilakukan dengan baik dan tertib. Sebagai contoh belum ada kartu stok, belum mengisi kartu peminjaman alat/bahan, kartu reparasi dan program semester laboratorium.

4.2

Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pada langkah-langkah

pengembangan yang diadopsi dari teori Sugiyono, maka hasil penelitian adalah sebagai berikut :

4.2.1 Potensi dan Masalah

(18)

78

dimiliki sekolah, berdasarkan hasi wawancara dengan kepala sekolah mengatakah bahwa :

« sekolah ini memiliki sumber daya manusia yang memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai motivasi, disiplin, kinerja dan dedikasi yang tinggi dan memiliki sarana laboratorium IPA yang sudah seuai dengan standar » (hasil wawancara tanggal 10 Januari 2015)

Hal tersebut dibenarkan oleh laboran laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja bahwa :

« sarana dan prasarana laboratorium di sekolah ini sudah memenuhi standar serta sekolah memiliki guru yang kompeten pada bidangnya masing-masing ». (hasil wawancara tanggal 10 Januari 2015)

Wawancara dengan waka bidang kurikulum meyebutkan bahwa sekolah memiliki potensi untuk pengembangan pengelolaan laboratorium karena sekolah memiliki struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk adanya penambahan jam pembelajaran IPA sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII serta minat siswa dalam mengikuti kegiatan praktikum IPA yang tinggi.

Selain itu potensi sekolah juga disampaikan oleh kepala sekolah SMA Negeri 1 Boja bahwa tersedianya sumber dana untuk laboraturium di sekolah ini pendanaan dilaksanakan sesuai analisis kebutuhan sehingga memungkinkan adanya pengembangan pengelolaan laboratorium.

(19)

79

Operasional Standar (POS), serta alat dan bahan praktikum belum mencukupi, sehingga hal tersebut berdampak diantaranya: a) Pengelolaan laboratorium meliputi penyimpanan dan pemeliharaan alat serta keselamatan kerja di laboratorium belum dilaksanakan secara baik, b) terjadinya kerusakan alat-alat laboratorium dan bahan praktikum, c) tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen, d) Fungsi laboratorium IPA dalam kegiatan yang bersifat ilmiah belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya, e) Pemanfaatan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) meliputi pemanfaatan penggunaan ruang laboratorium dan pemanfaatan alat-alat laboratorium belum optimal. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru IPA SMA Negeri 1 Boja mengatakan bahwa :

“sesuai dengan analisis silabus pada dasarnya kegiatan laboratorium setiap semester seharusnya dilakukan lima hingga enam kali. Sedangkan pelaksanaannya guru mapel IPA hanya menggunakan tiga sampai empat kali untuk setiap satu semester”.(Wawancara tanggal 10 Januari 2015)

Selain permasalahan di atas, untuk memenuhi peralatan laboratorium agar dapat digunakan untuk sepuluh kelompok anggaran dananya tidak mencukupi dan tidak sesuai RAB dengan dana riil seperti yang dikemukakan oleh laboran laboratorium bahwa :

(20)

80 dan skala prioritas”. (Hasil wawancara tanggal 10

Januari 2015)

Dari hasil uraian wawancara di atas diketahui bahwa penggunaan laboratorium belum dimanfaatkan secara optimal. Melihat data-data di atas, maka bisa dikatakan bahwa SMA Negeri 1 Boja perlu strategi alternatif pengembangan pengelolaan laboratorium IPA untuk meningkatkan mutu pendidikan. Guna meningkatkan pengelolaan laboratorium IPA yang baik ditentukan oleh aspek perencanaan, penataan, pengadministrasi-an, pemeliharaan, perawatan dan keselamatan kerja, serta pengawasan yang ada pada laboratorium IPA tersebut, dengan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

4.2.2 Mengumpulkan Informasi

(21)

81

kegiatan di laboratorium dan dana yang diuraikan sebagai berikut.

1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Komponen aspek Sumber Daya Manusia meliputi kualifikasi dan keterampilan untuk tenaga laboran, kepala laboratorium dan guru IPA di SMA Negeri 1 Boja.

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dari aspek sumber daya manusia (SDM), serta pemberian skor sampai diperoleh IFAS dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dari Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

No. Faktor –Faktor Internal Bobot Rating Total Skor Kekuatan

1. Kualifikasi, keterampilan kepala

laboratorium sesuai 0,1 3 0,3

2. Kompetensi manajerial kepala

laboratorium cukup baik 0,2 4 0,8 3. Kualifikasi, keterampilan tenaga

laboran sesuai 0,1 4 0,4

4. Kinerja staf pengelola

laboratorium IPA yang baik 0,2 5 1,0 5. Semua guru IPA (fisika, kimia

dan biologi) berkualifikasi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku 0,1 3 0,3 6. Kompetensi semua guru IPA

(fisika, kimia, biologi) sesuai dengan bidangnya masing-masing

0,2 4 0,8

7. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai motivasi, disiplin, kinerja dan dedikasi yang tinggi

0,1 4 0,4

(22)

82

Kelemahan

1. Belum adanya tenaga/sumber daya manusia yang mengelola laboratorium fisika dan biologi secara khusus

0,3 4 1,2

2. Tenaga laboran belum

bersertifikat 0,1 2 0,2

3. Keterampilan tenaga laboran

belum memenuhi kompetensinya 0,2 4 0,8 4. Kemampuan guru IPA dalam

penggunan alat/bahan masih terbatas

0,2 4 0,8

5. Kinerja staf pengelola

laboratorium IPA belum optimal 0,2 3 0,6

Total Skor 1 3,6

Total Skor Akhir

(Kekuatan – Kelemahan) 0,4

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

(23)

83

kompetensi manajerial kepala laboratorium yang cukup baik juga diberi bobot 0,2 dan skor 4. Selanjutnya tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai motivasi, disiplin, kinerja dan dedikasi yang tinggi diberi bobot 0,1 dan skor 4. Pendidikan guru IPA semua S-1, bahkan ada beberapa yang sudah S-2, hal ini menunjukkan semua guru IPA (fisika, kimia dan biologi) berkualifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang diberi bobot 0,1 dan skor 4. Tenaga laboran yang berpendidikan S-1 Kimia, hal ini mencerminkan kualifikasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan Permendiknas no. 26 tahun 2008 menyatakan bahwa kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah, yang diberi bobot 0,1 dan skor 3. Kepala laboratorium kualifikasi dan keterampilan sesuai dengan standar Permendiknas no. 26 tahun 2008, bahwa kepala laboratorium Sekolah/Madrasah dari jalur guru pendidikan minimal sarjana (S1), berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum dan memiliki sertifikat kepala laboratorium Sekolah/Madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Kualifikasi, keterampilan kepala laboratorium diberi bobot 0,1 dan skor 3.

(24)

84

skor masing-masing kekuatan untuk faktor kekuatan aspek SDM adalah 4,0.

Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, sekolah dalam hal ini laboratorium IPA juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi seperti belum adanya tenaga/sumber daya manusia yang mengelola laboratorium fisika dan biologi secara khusus, yang diberi bobot 0,3 dan skor 4. Salah satu kendala kegiatan proses pembelajaran di laboratorium belum optimal adalah tidak adanya tenaga laboran selain kompetensi guru atau faktor lainnya, karena keberadaan tenaga laboran diakui membantu dalam pengelolaan laboratorium secara efektif dan efisien. Selanjutnya keterampilan tenaga laboran belum memenuhi kompetensinya yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Kemampuan guru IPA dalam penggunan alat/bahan masih terbatas, yang diberi bobot 0,2 dengan skor 4. Hal ini tentunya dapat berpengaruh terhadap metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajarannya. Di awal disampaikan bahwa tuntutan pembelajaran IPA tidak mungkin dapat terpenuhi apabila tidak didukung oleh kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan praktikum di laboratorium sebagai kunci keberhasilan pembelajaran IPA. Kinerja staf pengelola laboratorium IPA belum optimal diberi bobot 0,2 dan skor 3. Sementara itu untuk tenaga laboran belum bersertifikat, yang diberi bobot 0,1 dan skor 2.

(25)

85

bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 3,6. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek SDM adalah 0,4, yang artinya faktor kekuatan masih lebih tinggi dari pada faktor kelemahan. Hal ini berarti sekolah dapat memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman laboratorium IPA dari aspek SDM dapat dilihat pada Tabel 4.3 yang selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.3

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) dari Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

No. Faktor –Faktor Eksternal Bobot Rating Total Skor Peluang

1. Adanya pelatihan

pengelolaan laboratorium oleh Instansi terkait

0,2 4 0,8

2. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat dan semakin mudah untuk

didapatkan/diakses.

0,2 4 0,8

3. Hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan kabupaten/propinsi.

0,2 3 0,6

4. Tersedianya sumber dana 0,1 4 0,4 5. Hubungan yang baik dengan

komite sekolah 0,1 4 0,4

6. Dukungan komite sekolah 0,1 4 0,4 7. Adanya kerjasama dengan

perguruan tinggi dalam bidang penelitian

0,1 3 0,3

Total Skor 1 3,7

(26)

86

No. Faktor –Faktor Eksternal Bobot Rating Total Skor Ancaman

1. Ketersediaan sumber dana terbatas

0,3 2 0,6

2. Kemauan tenaga laboran mengikuti diklat/workshop

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

(27)

87

baik dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal/Propinsi Jawa Tengah diberi bobot oleh pihak sekolah 0,2 dan skor 3. Sementara itu adanya kerjasama dengan perguruan tinggi dalam bidang penelitian adalah sebuah peluang yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah di wilayah Boja. Untuk aspek ini diberikan bobot oleh pihak sekolah 0,1 dan skor 3.

(28)

88

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut di atas, diketahui bahwa SMA Negeri 1 Boja memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman yang ada.

2. Aspek Sarana Prasarana

Komponen aspek sarana prasana laboratorium IPA meliputi gedung laboratorium, ruang dan luas bangunan laboratorium, alat/bahan praktek, sarana prasarana laboratorium, tata letak ruang maupun alat/bahan praktek.

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dari aspek sarana prasarana, serta pemberian skor sampai diperoleh IFAS dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dari Aspek Sarana Prasarana

No. Faktor –Faktor Internal Bobot Rating Total Skor Kekuatan

1. Memiliki gedung laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) tersendiri

0,2 4 0,8

2. Memiliki luas keseluruhan ruang laboratorium IPA yang sesuai standar

0,2 4 0,8

3. Sarana laboratorium IPA yang sesuai standar

0,3 5 1,5

4. Alat dan bahan praktikum IPA yang cukup memadai

0,3 5 1,5

(29)

89

Kelemahan

1. Belum tertatanya alat dan bahan laboratorium sesuai dengan ketentuan

0,2 4 0,8

2. Alat dan bahan praktikum yang dapat melayani minimal 10 kelompok belum

mencukupi

0,2 4 0,8

3. Belum lengkapnya POS (Prosedur Operasional Standar) di dalam laboratorium IPA

0,2 5 1,0

4. Belum lengkap format untuk pengadministrasian di dalam laboratorium IPA

0,2 4 0,8

5. Belum tertib administrasi dalam pelaksanan kegiatan

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

(30)

90

Kekuatan tersebut di atas menjadi dasar untuk memulai pengembangan pengelolaan laboratorium IPA khususnya pada aspek sarana prasarana. Total bobot masing-masing kekuatan dikalikan dengan skor masing-masing kekuatan untuk faktor kekuatan aspek sarana prasarana adalah 4,6.

Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, sekolah dalam hal ini laboratorium IPA juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi seperti belum lengkapnya POS (Prosedur Operasional Standar) di dalam laboratorium IPA, yang diberi bobot 0,2 dengan skor 5. Faktor ini yang mengakibatkan kegiatan yang berlangsung di laboratorium tidak tertib dan tidak sesuai lagi dengan tujuan dan fungsi keberadaan laboratorium sekolah. Selanjutnya diikuti belum tertatanya alat dan bahan laboratorium sesuai dengan ketentuan, Alat dan bahan praktikum yang dapat melayani minimal 10 kelompok belum mencukupi, dan belum lengkap format untuk pengadministrasian di dalam laboratorium IPA, masing-masing diberi bobot 0,2 dan skor 4. Penataan peralatan secara benar merupakan salah satu kegiatan upaya perawatan laboratorium sehingga dapat meminimalkan kerusakan yang mungkin akan terjadi akibat penataan atau penyimpanan yang tidak benar. Dalam menata alat/bahan berkaitan erat dengan keteraturan dalam

penyimpanan maupun kemudahan dalam

(31)

91

Dari kelemahan-kelemahan aspek sarana prasarana di atas dapat dijadikan dasar untuk memperbaikinya. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 4,0. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek sarana prasarana adalah 0,6, yang artinya faktor kekuatan masih lebih tinggi dari pada faktor kelemahan. Hal ini berarti sekolah dapat memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman laboratorium IPA dapat dilihat pada Tabel 4.5 yang selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.5

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) dari dari Aspek Sarana Prasarana

No. Faktor –Faktor Eksternal Bobot Rating Total Skor Peluang

1. Hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan kabupaten/propinsi/ pusat

0,2 2 0,4

2. Dukungan komite sekolah 0,3 4 1,2

3. Adanya sumber dana 0,3 3 0,9

4. Adanya hubungan kerjasama yang baik dengan pihak ketiga

0,2 4 0,8

Total Skor 1 3,3

Ancaman

1. Keterbatasan dana untuk

pengembangan laboratorium 0,3 3 0,9 2. Peran komite sekolah yang

belum optimal

0,4 4 1,6

3. Hubungan kerjasama dengan pihak ketiga belum optimal

0,3 2 0,6

Total Skor 1 3,1

Total Skor Akhir

(Peluang – Ancaman) 0,2

(32)

92

Sementara itu faktor eksternal laboratorium IPA SMA Negeri 1 Boja dari aspek sarana prasarana memiliki beberapa peluang yang memiliki bobot tertinggi adalah dukungan komite sekolah, yang diberi bobot 0,3 dan skor 4. Peluang urutan kedua, adanya sumber dana oleh sekolah diberi bobot 0,3 dan skor 3. Adanya hubungan kerjasama yang baik dengan pihak ketiga diberi bobot 0,2 dan skor 4. Sebagai contoh pihak ketiga disini adalah perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat/bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai. Sementara itu hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan kabupaten/propinsi/pusat diberi bobot 0,2 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor peluang pada aspek sarana prasarana adalah 3,3.

Untuk faktor ancaman yang memiliki bobot tertinggi adalah peran komite sekolah yang belum optimal yaitu dengan bobot 0,4 dan skor 4. Sementara itu keterbatasan dana untuk pengembangan laboratorium diberikan bobot 0,3 dan skor 3. Untuk hubungan kerjasama dengan pihak ketiga belum optimal diberikan bobot 0,3 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman pada aspek sarana prasarana adalah 3,1 sehingga total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,2.

(33)

93

peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman yang ada.

3. Aspek Pelaksanaan Kegiatan di Laboratorium Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dari aspek pelaksanaan kegiatan laboratorium, serta pemberian skor sampai diperoleh IFAS dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dari Aspek Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium

No. Faktor –Faktor Internal Bobot Rating Total Skor Kekuatan

1. Adanya program kerja laboratorium

0,2 5 1,0

2. Adanya jadwal kegiatan di laboratorium

0,2 4 0,8

3. Struktur kurikulum yang diberi keleluasaan untuk adanya penambahan jam IPA (fisika, kimia dan biologi) sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII

0,2 4 0,8

4. Struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk adanya program lintas minat sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI

0,2 4 0,8

5. Minat siswa mengikuti kegiatan praktikum mata pelajaran IPA (Fisika, kimia dan biologi) tinggi

0,2 5 1,0

(34)

94

Kelemahan

1. Penggunaan laboratorium belum sesuai jadwal

0,1 2 0,2

2. Pemanfaatan laboratorium oleh guru IPA dalam

pembelajaran belum optimal

4. Adanya alat/bahan laboratorium yang rusak

0,2 4 0,8

5. Penggunaan laboratorium belum sesuai POS

0,2 5 1,0

6. Belum adanya penangan limbah kimia

0,1 2 0,2

Total Skor 1 3,6

Total Skor Akhir

(Kekuatan – Kelemahan) 0,8

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

(35)

95

dan skor 4. Adanya keleluasaan untuk program lintas minat peserta didik jurusan IPS memperoleh mata pelajaran fisika maupun biologi, hal ini tentunya memungkinkan mendukung optimalisasi pemanfaatan laboratorium IPA sebagai sumber belajar.

Kekuatan tersebut di atas menjadi dasar untuk memulai pengembangan pengelolaan laboratorium IPA khususnya pada aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Total bobot masing-masing kekuatan dikalikan dengan skor masing-masing kekuatan untuk faktor kekuatan aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium adalah 4,4.

Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, sekolah dalam hal ini laboratorium IPA juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi seperti penggunaan laboratorium belum sesuai POS, diberi bobot 0,2 dan skor 5. Selanjutnya adanya alat/bahan laboratorium yang rusak, yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Pemanfaatan laboratorium oleh guru IPA dalam pembelajaran belum optimal dan guru IPA belum optimal menggunakan metode pembelajaran berbasis laboratorium, masing-masing diberi bobot 0,2 dan skor 3. Sementara penggunaan laboratorium belum sesuai jadwal dan belum adanya penangan limbah kimia, diberi bobot 0,1 dan skor 2.

(36)

96

pelaksanaan kegiatan di laboratorium adalah 0,8, yang artinya faktor kekuatan masih lebih tinggi dari pada faktor kelemahan. Hal ini berarti sekolah dapat memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman laboratorium IPA dapat dilihat pada Tabel 4.7 yang selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.7

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) dari dari Aspek Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium No. Faktor –Faktor Eksternal Bobot Rating Total

Skor Peluang

1. Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang memiliki kompetensi keterampilan ilmiah

0,2 3 0,6

2. Adanya kompetisi di bidang Sains ( OSN Sains)

2. Penilaian masyarakat terhadap kompetensi keterampilan ilmiah

0,5 2 1,0

3. Keterbatasan kesediaan bahan praktikum.

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

(37)

97

sungguh-sungguh ingin menggarap mutu sekolah maka tidak mustahil peserta didik dapat memenangkan kompetisi di bidang Sains baik di tingkat kabupaten, propinsi, bahkan nasional. Selanjutnya tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang memiliki kompetensi keterampilan ilmiah diberikan bobot 0,2 dan skor 3. Kemudian adanya gelar inovasi diberi bobot 0,2 dan skor 2. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang aspek pelaksanaan kegiatan laboratorium adalah 3,0.

Untuk faktor ancaman yang paling menonjol adalah penilaian masyarakat terhadap kompetensi keterampilan ilmiah diberi bobot 0,5 dan skor 2. Hal tersebut menyebabkan guru menjadi kuang obyektif dalam memberikan penilaian kepada peserta didik. Sekolah kompetator menjadi ancaman yang serius bila sekolah tidak mencari solusinya. Hal tersebut diberi bobot oleh sekolah 0,3 dan skor 2. Selanjutnya keterbatasan kesediaan bahan praktikum menjadi ancaman yang diberi bobot 0,3 dan skor 2. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman aspek pelaksanaan kegiatan laboratorium adalah 2,5. Selanjutnya total akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,5.

(38)

98

peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang ada.

4. Aspek Dana

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan laboratorium IPA (fisika, kimia, biologi) dari aspek pendanaan, serta pemberian skor sampai diperoleh IFAS dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dari Aspek Dana

No. Faktor –Faktor Internal Bobot Rating Total Skor Kekuatan

1. Tersedianya sumber dana

laboratorium 0,4 4 1,6

2. Pendanaan dilaksanakan

sesuai analisis kebutuhan 0,4 3 1,2 3. Penggunaan dana sesuai

dengan skala prioritas 0,2 4 0,4

Total Skor 1 3,2

Kelemahan

1. Anggaran dana tidak mencukupi

0,4 3 1,2

2. Tidak sesuainya RAB dengan

dana riil 0,3 3 0,9

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

(39)

99

Meskipun memiliki beberapa kekuatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, sekolah dalam hal ini laboratorium IPA juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi seperti anggaran dana tidak mencukupi untuk kebutuhan laboratorium diberi bobot 0,4 dan skor 3. Kemudian tidak sesuainya RAB dengan dana riil diberi bobot 0,3 dan skor 3, sedangkan penyebab kelemahan yang lain adalah penyusunan administrasi/laporan kurang tertib seperti tidak lengkapnya dokumen, faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3.

Dari kelemahan-kelemahan aspek dana di atas dapat dijadikan dasar untuk memperbaikinya. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 3,2. Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek dana adalah 0,2, yang artinya faktor kekuatan masih lebih tinggi dari pada faktor kelemahan. Hal ini berarti sekolah dapat memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman laboratorium IPA dapat dilihat pada Tabel 4.9 yang selanjutnya diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik External Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.9

Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) dari dari Aspek Dana

No. Faktor –Faktor Eksternal Bobot Rating Total Skor Peluang

1. Adanya dana bantuan dari pemerintah 0,4 4 1,6 2. Adanya kerja sama dengan

masyarakat

0,3 4 2,0

3. Pengumpulan dana dari siswa yang kena sanksi

0,3 3 0,4

(40)

100 Ancaman

1. Anggaran dana tidak sesuai kebutuhan

0,5 3 1,5

2. Kerjasama dengan masyarakat belum optimal

0,2 3 0,6

3. Adanya kebutuhan yang mendesak 0,3 2 0,6

Total Skor 1 2,7

Total Skor Akhir

(Peluang – Ancaman) 0,3

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2015

Faktor utama sebagai peluang dari aspek dana laboratorium adalah adanya dana bantuan dari pemerintah yang diberikan untuk menambah program-program yang ada di laboratorium. Faktor ini diberi bobot 0,4 dan skor 4. Kemudian faktor adanya kerja sama dengan masyarakat diberi bobot 0,3 dan skor 4. Sedangkan faktor pengumpulan dana dari siswa ketika siswa memecahkan alat praktek atau sanksi diberi bobot 0,3 dan skor 3.

Faktor-faktor yang dianggap sebagai ancaman pada aspek dana adalah anggaran dana tidak sesuai kebutuhan pada faktor ini diberi bobot 0,5 dan skor 3, kemudian pada faktor kerjasama dengan masyarakat belum optimal, pada faktor ini diberi bobot 0,2 dan 3. Sedangkan adanya kebutuhan yang mendesak misalnya adanya alat/bahan rusak padahal tidak ada dana sehingga ini akan menjadi ancaman bagi dana di laboratorium, faktor ini diberi bobot 0,3 dan 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman aspek dana adalah 2,7. Selanjutnya total akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 0,3.

(41)

101

beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek dana yang harus diperhatikan, namun sekolah dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang ada.

4.2.3 Desain Produk

1. Strategi Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek SDM kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut ini:

Tabel 4.10 Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek SDM

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 4,0 Peluang (O) 3,7

Kelemahan (W) 3,6 Ancaman (T) 2,5

Total (S-W) 0,4 Total (S-T) 1,2

(42)

102 (0,4,1,2)

Gambar 4.5 Matrik SWOT Aspek SDM

Peluang 4 3 2 1

Kelemahan Kekuatan

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1

-2 -3 -4

(43)

103 Tabel 4.11

Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT

yang pesat dan semakin mudah untuk

didapatkan/diakses. 3. Hubungan yang sangat

baik dengan dinas pendidikan

kabupaten/propinsi. 4. Tersedianya sumber dana 5. Hubungan yang baik

dengan komite sekolah 6. Dukungan Komite sekolah 7. Adanya kerjasama dengan

perguruan tinggi dalam bidang penelitian

Kekuatan Strategi S-O (Strength -Opportunity)

2. Peningkatan keterampilan tenaga laboran sesuai laboratorium IPA yang baik Semua guru IPA (fisika, kimia dan biologi)

(44)

masing-104

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka strategi yang perlu dibuat sebagai upaya pengembangan pengelolaan laboratorium IPA untuk aspek SDM di SMAN 1 Boja adalah sebagai berikut: (1) Rekruitmen penambahan tenaga laboran secara khusus, yaitu melalui usulan rekruitmen tenaga laboran biologi dan fisika; (2) Peningkatan keterampilan tenaga laboran sesuai kompetensinya melalui mengikutsertakan tenaga laboran dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan/workshop tentang pengelolaan laboratorium; (3) Peningkatan kompetensi Guru IPA yaitu melalui pelatihan kemampuan penggunaan alat/bahan praktikum, pelatihan mengatasi kecelakaan kerja, studi banding dengan instansi terkait, dan pelatihan ujicoba alat praktikum sebelum pembelajaran melalui kegiatan MGMP sekolah/kabupaten; (4) Pengembangan organisasi laboratorium melalui menyusun struktur organisasi laboratorium, memilih personalia yang tepat dalam struktur organisasi laboratorium, melaksanakan penyegaran dan penyehatan organisasi, menyusun mekanisme kerja organisasi, dan mengoptimalkan kinerja staf pengelola laboratorium IPA.

2. Strategi Aspek Sarana Prasarana

(45)

105 (0,6,0,2)

Tabel 4.12

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Sarana Prasarana

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 4,6 Peluang (O) 3,3

Kelemahan (W) 4,0 Ancaman (T) 3,1

Total (S-W) 0,6 Total (S-T) 0,2

Dari hasil matrik IFAS dan EFAS diketahui skor akhir IFAS adalah 0,6 dan total skor akhir EFAS adalah 0,2. Hasil tersebut kemudian ditunjukkan melalui matrik SWOT di bawah ini:

Gambar 4.6. Matrik SWOT Aspek Sarana Prasarana

Peluang 4 3 2 1

Kelemahan Kekuatan

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1

(46)

106

Tabel 4.13

Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT

1. Hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan kabupaten/propinsi/ pusat 2. Dukungan komite sekolah 3. Adanya sumber dana 4. Adanya hubungan

kerjasama yang baik dengan pihak ketiga

Kekuatan Strategi S-O (Strength -Opportunity)

Memiliki gedung

laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) tersendiri

1. Pengadaan Sarana prasarana laboratorium 2. Penataan dan penyimpanan

alat dan bahan praktek mapel IPA yang sesuai standar

Sarana laboratorium IPA yang sesuai standar Alat dan bahan praktikum IPA yang cukup memadai

(47)

107

inventaris, pemberian label pada alat dan bahan, penataan dan penyimpanan alat laboratorium, penataan dan penyimpanan suku cadang dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan; (3) Mengoptimalkan POS (Prosedur Operasional Standar) di dalam laboratorium IPA; (4) Penggunaan dan pemeliharaan alat melalui optimalisasi petunjuk penggunaan alat praktikum, dan optimalisasi petunjuk pemeliharaan alat praktikum; (5) Mengoptimalkan Administrasi Laboratorium melalui penggunaan borang–borang administrasi kegiatan dalam laboratorium IPA (fisika, kimia dan biologi).

3. Strategi Aspek Pelaksanaan Kegiatan di Laboratorium

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut ini:

Tabel 4.14

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Pelaksanaan Kegiatan di Laboratorium

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 4,4 Peluang (O) 3,0

Kelemahan (W) 3,6 Ancaman (T) 2,5

(48)

108 (0,8; 0,5)

Dari hasil matrik IFAS dan EFAS diketahui skor akhir IFAS adalah 0,8 dan total skor akhir EFAS adalah 0,5. Hasil tersebut kemudian ditunjukkan melalui matrik SWOT di bawah ini:

Gambar 4.7. Matrik SWOT Aspek Pelaksanaan Kegiatan di Laboratorium

Peluang 4 3 2 1

Kelemahan Kekuatan

-4 -3 -2 -1 1 2 3 4 -1

(49)

109

Tabel 4.15

Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT

2. Adanya kompetisi di bidang Sains ( OSN Sains)

3. Adanya gelar inovasi

Kekuatan Strategi S-O (Strength -Opportunity)

Adanya jadwal kegiatan di laboratorium

Struktur kurikulum yang diberi keleluasaan untuk adanya penambahan jam IPA (fisika, kimia dan biologi) sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII

Struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk adanya program lintas minat sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI Minat siswa mengikuti kegiatan praktikum mata pelajaran IPA (Fisika, kimia dan biologi) tinggi

(50)

110

praktikum, mengoptimalkan form evaluasi dan mengevaluasi praktikum serta pembuatan laporan pelaksanaan praktikum, melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan laboratorium, mengoptimalkan pedoman petunjuk menjaga keselamatan dan kesehatan, penyusunan pedoman penanganan limbah biologi dan kimia; (2) Optimalisasi pemanfaatan laboratorium melalui kegiatan lomba karya ilmiah yang berbasis di laboratorium, kegiatan ekstrakurikuler KIR dan kegiatan pembuatan inovasi alat peraga/praktikum, serta penelitian.

4. Strategi Aspek Dana

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek pendanaan kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut ini:

Tabel 4.16

Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Dana

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 3,2 Peluang (O) 3,0

Kelemahan (W) 3,0 Ancaman (T) 2,7

(51)

111 (0,2;0,3)

Dari hasil matrik IFAS dan EFAS diketahui skor akhir IFAS adalah 0,2 dan total skor akhir EFAS adalah 0,3. Hasil tersebut kemudian ditunjukkan melalui matrik SWOT di bawah ini:

Gambar 4.8. Matrik SWOT Aspek Dana

Peluang

Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Peluang

1. Adanya dana bantuan dari pemerintah

2. Adanya kerja sama dengan masyarakat

3. Pengumpulan dana dari siswa

(52)

112

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka strategi yang perlu dibuat sebagai upaya pengembangan pengelolaan laboratorium IPA untuk aspek dana laboratorium IPA di SMAN 1 Boja adalah sebagai berikut pengembangan sumber dana laboratorium melalui: (1) Pemberdayaan Komite Sekolah; dan (2) Pengembangan proposal pengajuan bantuan ke dinas kabupaten/propinsi.

Dari Analisis SWOT diperoleh isu-isu strategi yang kemudian disusun menjadi strategi-strategi pengelolaan laboratorium IPA yang tertuang pada draf rencana strategi, seperti pada lampiran 19. Draf Rencana strategi ini masih belum diketahui efektivitasannya, maka langkah selanjutnya diperlukan suatu pengujian untuk mengetahui tingkat efektivitasnya.

4.2.4 Validasi Desain

(53)

113 Tabel 4.18

Hasil Uji Validasi Draf Strategi

No Indikator

Rata-rata Kriteria

1 Kesesuaian Judul, Bab dengan Isi Materi dalam tiap Bab.

4 T

2 Kejelasan Isi Bab 4 T

1 Kesesuaian latar belakang dengan

maksud dan tujuan strategi 4 T

2 Kesesuaian dasar hukum dalam strategi 4,5 ST

3 Kejelasan sasaran strategi 4 T

4 Kejelasan profil laboratorium IPA dalam

strategi 4,5 ST

5 Kejelasan visi misi laboratorium IPA

dalam strategi 4,5 ST

6 Kejelesan kondisi laboratorium IPA yang

diharapkan 4,5 ST

7 Kejelasan analisis lingkungan internal 4 T 8 Kejelasan analisis lingkungan eksternal 4 T 9 Kejelasan strategis program

pengembangan pengelolaan laboratorium IPA dengan analisis

lingkungan 4 T

10 Kesesuaian program pengembangan

pengelolaan laboratorium IPA 4,5 ST 11 Kesesuaian implementasi program

pengembangan pengelolaan

laboratorium IPA dalam peningkatan

pelayanan pengguna laboratorium 4,5 ST 12 Kejelasan pengukuran dan evaluasi

kinerja pelaksanaan strategi

4,5 ST 13 Kejelasan bentuk pelaporan

(54)

114 4,3 – 5,0 Sangat tinggi (ST)

Tabel 4.18 memperlihatkan bahwa rata-rata 4,23 pada interval 3,5-4,2 dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa rencana strategi pengelolaan laboratorium IPA yang dikembangkan sudah tergolong valid dengan beberapa saran. Beberapa saran dari validator tersebut antara lain:

Tabel 4.19

Saran Validator terhadap Perbaikan Draf Strategi Validator Saran

Validator 1

Validator 2 1. Belum jelas kaitan antara hasil analis SWOT dengan strategi yang dibuat.

2. Perlu dikaji apakah strategi-strategi yang diusulkan memang termasuk strategi agresif.

3. Bagian Bab III perlu diperdalam, dan: a. Tampilkan hasil analisis SWOT.

b. Jelaskan makna SO (Stenght Opportunity).

c. Baru masuk ke strategi-strategi yang diuraikan satu per satu.

4.2.5 Perbaikan Desain

(55)

115

4.3

Pembahasan

Dalam tahap ini penulis akan membahas langkah-langkah pengembangan strategi pengelolaan laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja sebagai berikut : 4.3.1 Potensi dan Masalah

Potensi yang dimiliki SMA Negeri 1 Boja diantaranya adalah sekolah memiliki sumber daya manusia yang memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai etos kerja tinggi, memiliki sarana dan prasarana laboratorium IPA yang sudah seuai dengan standar, sekolah memiliki struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk adanya penambahan jam pembelajaran IPA sesuai prinsip KTSP bagi kelas XII, minat siswa dalam mengikuti kegiatan praktikum IPA yang tinggi dan tersedianya sumber dana untuk memenuhi kebutuhan laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Boja. Ini berarti sekolah mempunyai sumber daya yang sangat potensial untuk mengembangakan pengelolaan laboratorium IPA. Potensi yang dimiliki sekolah jika dikelola dengan baik maka tujuan pengelolaan laboratorium yang hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi manajer dapat terpenuhi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Henry Fayol (Salirawati, 2009). Serta peranan laboratorium sekolah menurut Emha(2002) dapat terpenuhi.

(56)

116

disampaikan Sudaryanto (1998) bahwa salah satu unsur dari pengorganisasisan laboratorium adalah penyimpanan alat/bahan laboratorium setelah pemeliharaan. Belum lengkapnya Prosedur Operasional Standar (POS), serta alat dan bahan praktikum belum mencukupi, kegiatan laboratorium setiap semester seharusnya dilakukan lima hingga enam kali, sedangkan pelaksanaannya guru mapel IPA hanya menggunakan tiga sampai empat kali untuk setiap satu semester, belum terpenuhinya anggaran dana untuk menambah peralatan, hal ini bertentangan dengan panduan manajemen laboratorium sekolah oleh Depdikbud tahun 1999 tentang pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat/bahan laboratorium dan alokasi dana laboratorium.

Mengingat pentingnya laboratorium IPA, maka seharusnya masalah di atas segera diselesaikan untuk menunjang kegiatan pembelajaran IPA dengan menyusun strategi pengembangan pengelolaan laboratorium IPA.

4.3.2 Mengumpulkan Informasi

(57)

117

pelaksanaan kegiatan di laboratorium dan dana yang diuraikan sebagai berikut.

1. Aspek Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal dari aspek SDM (kekuatan - kelemahan) adalah 0,4. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan: (1) Kualifikasi, keterampilan kepala laboratorium sesuai; (2) Kompetensi manajerial kepala laboratorium cukup baik; (3) Kualifikasi, keterampilan tenaga laboran sesuai; (4) Kinerja staf pengelola laboratorium IPA yang baik; (5) Semua guru IPA (fisika, kimia dan biologi) berkualifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (6) Kompetensi semua guru IPA (fisika, kimia, biologi) sesuai dengan bidangnya masing-masing; dan (7) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang mempunyai motivasi, disiplin, kinerja dan dedikasi yang tinggi mampu mengatasi kelemahan untuk menangani belum adanya tenaga/sumber daya manusia yang mengelola laboratorium fisika dan biologi secara khusus, tenaga laboran belum bersertifikat, keterampilan tenaga laboran belum memenuhi kompetensinya, kemampuan guru IPA dalam penggunan alat/bahan masih terbatas, dan kinerja staf pengelola laboratorium IPA belum optimal.

(58)

118

atau dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi laboratorium IPA SMAN 1 Boja dari aspek SDM berada pada titik (0,4;1,2), posisi tersebut berada pada kuadran SO (Strength - Opportunity) dan merupakan situasi yang cukup menguntungkan karena sekolah memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah untuk menangkap peluang dari lingkungan eksternal.

2. Aspek Sarana Prasarana

(59)

119

belum lengkapnya POS (Prosedur Operasional Standar) di dalam laboratorium IPA, belum lengkap format untuk pengadministrasian di dalam laboratorium IPA, dan belum tertib administrasi dalam pelaksanan kegiatan praktikum.

Skor akhir lingkungan eksternal aspek sarana prasarana (peluang - ancaman) adalah 0,2. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor peluang lebih menonjol atau dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada yaitu: (1) hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan kabupaten/propinsi/pusat; (2) dukungan komite sekolah; (3) Adanya sumber dana; dan (4) Adanya hubungan kerjasama yang baik dengan pihak ketiga untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi laboratorium IPA di SMAN 1 Boja berada pada titik (0,6; 0,2), posisi tersebut berada pada kuadran SO (Strength - Opportunity) dan merupakan situasi yang cukup menguntungkan karena sekolah memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah untuk menangkap peluang dari lingkungan eksternal.

3. Aspek Pelaksanaan Kegiatan

(60)

120

laborataorium IPA (Kekuatan - Kelemahan) adalah 1,0. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan: (1) Adanya program kerja laboratorium; Adanya jadwal kegiatan di laboratorium; (2) Struktur kurikulum yang diberi keleluasaan untuk adanya penambahan jam IPA (fisika, kimia dan biologi) sesuai dengan prinsip KTSP untuk kelas XII; (3) Struktur kurikulum yang memberikan keleluasaan untuk adanya program lintas minat sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI; dan (4) Minat siswa mengikuti kegiatan praktikum mata pelajaran IPA (Fisika, kimia dan biologi) tinggi mampu mengatasi kelemahan penggunaan laboratorium belum sesuai jadwal, pemanfaatan laboratorium oleh guru IPA dalam pembelajaran belum optimal, guru IPA belum optimal menggunakan metode pembelajaran berbasis laboratorium, adanya alat/bahan laboratorium yang rusak, penggunaan laboratorium belum sesuai POS, dan belum adanya penangan limbah biologi dan kimia.

(61)

121

cukup menguntungkan karena sekolah memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah untuk menangkap peluang dari lingkungan eksternal.

4. Aspek Dana

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal dari aspek dana (kekuatan - kelemahan) adalah 0,2. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan daripada faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan: (1) Tersedianya sumber dana laboratorium; (2) Pendanaan dilaksanakan sesuai analisis kebutuhan; (3) Penggunaan dana sesuai dengan skala prioritas mampu mengatasi kelemahan untuk menangani Anggaran tidak mencukupi, Tidak sesuainya RAB dengan dana riil, dan Penyusunan administrasi/laporan kurang tertib.

(62)

122

memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekolah untuk menangkap peluang dari lingkungan eksternal.

4.3.3Desain Produk

Desain produk dikembangkan dari hasil analisis SWOT yang dilakukan dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal sekolah yang diuraikan sebagai berikut :

1. Strategi dari aspek SDM

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek Sumber Daya Manusia (SDM) maka strategi yang perlu dibuat SMA Negeri 1 Boja untuk pengembangan pengelolaan laboratorium IPA adalah sebagai berikut ini:

(63)

123

laboratorium, melayani kegiatan praktikum, dan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.

Sekolah sudah mengambil kebijakan untuk menambah petugas yang membantu laboran dalam pengadministrasian namun belum berdampak terhadap inventarisasi alat/bahan praktikum, kebersihan alat praktikum, penataan alat/bahan laboratorium IPA. Hal yang sangat penting adalah membangun kesadaran rasa memiliki oleh seluruh pengelola dan pengguna laboratorium yang selama ini belum terbangun dengan baik. Pengelola dan pengguna laboratorium kurang peduli terhadap lingkungan laboratorium IPA yang tidak tertib dan nyaman. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan kesepakatan bersama antar pengelola dengan pengguna laboratorium dan membuat regulasi yang melibatkan tenaga kebersihan untuk mendukung terhadap kebersihan, ketertiban, keindahan dan kenyamanan sekolah khususnya laboratorium IPA.

Strategi kedua Peningkatan keterampilan tenaga laboran untuk mengembangkan kompetensi-nya. Sekolah memfasilitasi tenaga laboran untuk meningkatkan keterampilannya melalui mengikutserta- kan kegiatan diklat/workshop tentang pengelolaan laboratorium yang diadakan oleh instansi terkait sehingga nantinya akan meningkatkan kinerjanya sesuai tugas dan fungsinya.

(64)

124

meningkatkan kinerjanya. Seperti pelatihan kemampuan penggunaan alat/bahan praktikum, pelatihan mengatasi kecelakaan kerja, pelatihan ujicoba alat praktikum sebelum pembelajaran. Melihat kualifikasi guru IPA yang sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kompetensi guru IPA sesuai dengan bidangnya masing-masing sangat memungkinkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan adanya pelatihan-pelatihan yang diikuti dan diimplentasikan dalam proses pembelajaran di laboratorium akan memotivasi belajar siswa. Alokasi anggaran peningkatan SDM sekolah semestinya ditambah untuk pengembangan-pengembangan yang selama ini masih minim.

Strategi keempat Pengembangan organisasi laboratorium melalui penyusunan struktur organisasi laboratorium, memilih personalia yang tepat dalam struktur organisasi laboratorium, melaksanakan penyegaran dan penyehatan organisasi, menyusun mekanisme kerja organisasi, dan mengoptimalisasi kinerja staf pengelola laboratorium sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dengan adanya pengembangan dan optimalisasi organisasi laboratorium diharapkan akan berdampak terhadap penggunaan laboratorium semakin optimal.

2. Strategi Aspek Sarana Prasarana

(65)

125

ada di luar sekolah. Berikut ini adalah strategis yang dapat dibuat untuk pengembangan pengelolaan laboratorium IPA dari aspek sarana prasarana laboratorium IPA diSMAN 1 Boja.

Strategi pertama, pengadaan sarana prasarana laboratorium yaitu melalui analisis kebutuhan alat/ bahan keperluan praktek mapel IPA dan inventarisasi alat-alat dan bahan keperluan praktek mapel IPA. Adanya tindakan inventarisasi secara rutin dan teratur dengan instrument inventarisasi yang jelas, mudah dipahami, dan mudah diakses namun tidak dapat diubah secara sembarang oleh orang atau pihak yang tidak berwenang maka pekerjaan operasional yang dilakukan akan berjalan dengan lancar, dapat mengetahui dimana peralatan itu berada, dapat dilakukan pengecekan/pemeriksaan (pengecekan ulang akan sangat membantu pihak-pihak yang bersangkut- an misal pemerintah dalam penginventarisasian harta miliki negara), dan dapat berfungsi sebagai landasan untuk pemesanan/perminataan alat-alat laboratorium yang diperlukan. Melihat sarana prasarana laboratorium IPA yang cukup memadai, namun masih perlu penambahan serta didukung oleh adanya sumber dana seperti dana BOS sangat memungkinkan adanya pengadaan sarana prasarana.

(66)

126

penataan dan penyimpanan suku cadang dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan. Inventarisasi dapat digunakan untuk pencegahan kehilangan atau penyalahgunaan mengurangi biaya oprasional, meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya, permintaan/penambahan alat dan mencegah duplikasi/overlapping dalam banyaknya alat yang dipesan, dan meningkatkan kerjasama dengan laboratorium-laboratorium yang lain.

Strategi ketiga, mengoptimalkan POS (Prosedur Operasional Standar) di dalam laboratorium IPA. POS laboratorium IPA adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk yang mengikat. Hal ini mencakup hal-hal yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi tanpa kehilangan keefektifannya. Dengan adanya POS di laboratorium diharapkan semua kegiatan yang berlangsung akan berjalan dengan baik serta dapat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.

Strategi keempat, penggunaan dan

pemeliharaan alat melalui mengoptimalkan petunjuk penggunaan alat praktikum dan mengoptimalkan petunjuk pemeliharaan alat praktikum.

Gambar

Tabel 4.1 Sarana masing-masing Laboratorium IPA
Gambar 4.1 Denah ruang laboratorium Biologi
Gambar 4.3 Denah ruang laboratorium Kimia
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Laboratorium IPA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mulai diberlakukannya ekonomi pasar bebas dalam konteks MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Pasifik) pada tahun 2003 lalu telah memperluas kesempatan kerja yang dapat

13 Pre test dan post test Tes lisan dan tes tulisan (UAS) Mahasiswa mampu menentukan Kode ICD-9CM terkait Pennakit dioestif, endokrine sebannak 50 kasus denoan

The revenue forecasts are based on our predictive esports market model, which incor- porates data from multiple sources: macroeconomic and census data, primary consumer research,

nd/3.0/es/ o envie una carta a Creative Commons, 171 Second Street, Suite 300, San Francisco, California.

Upaya kesehatan yang dapat dilakukan Puskesmas dalam pengendalian penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Blahbatuh II ada 2 program yaitu program pemberantasan

Dari urian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa di era informasi pengelolaan data base nilai mahasiswa dengan cara konvensional sudah tidak sesuai dengan kebutuhan

Diposkan oleh Norlina Olfah,S.ST di 22.40 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!. Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke

Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas sistem saraf otonom mahasiswa empat tahun dalam keadaan istirahat adalah rendah, ada hipotensi parasimpatis dan ada kecenderungan aktivitas