P U T U S A N
Nomor 14/Pdt.G/2017/PA.Kras
مﯾﺣرﻟا نﻣﺣرﻟا ﷲ مﺳﺑ
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili
perkara pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan
perkara cerai gugat antara :
Penggugat, tempat dan tanggal lahir Karangasem, 19 Agustus1991, agama
Islam, pekerjaan mengurus rumah tangga, pendidikan SD, tempat
tinggal di Lingkungan Segarakaton, Kelurahan Karangasem,
Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, sebagai
Penggugat ;
melawan
Tergugat, tempat dan tanggal lahir Rajatama, 02 April 1981, Agama Islam,
pekerjaan Karyawan Swasta, pendidikan SD, tempat tinggal di
Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng, sebagai Tergugat;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;
Telah mendengar keterangan Penggugat dipersidangan;
DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 17 Juli 2017
telah mengajukan gugatan cerai yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan
Agama Karangasem dengan register nomor 14/Pdt.G/2017/PA.Kras tanggal 18
Juli 2017 dengan dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 24 Maret 2011 Penggugat dengan Tergugat
melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng Nomor
13/05/III/2011, tanggal 24 Maret 2011;
2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah orangtua
Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan
Seririt, Kabupaten Buleleng selama 5 bulan, kemudian Penggugat dan
Tergugat pulang ke rumah orangtua Penggugat di Lingkungan
Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem sampai sekarang;
3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat telah
dikaruniai 1 orang anak bernama Adila Apriani binti Muhammad Supriyadi,
umur 5 tahun, anak tersebut sekarang dalam pemeliharaan dan asuhan
Penggugat;
4. Bahwa sejak tanggal 7 Juli 2016 ketentraman rumah tangga Penggugat
dengan Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan
pertengkaran yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- Bahwa Tergugat pernah berlaku kasar terhadap Penggugat;
- Bahwa selama enam bulan Tergugat tidak pernah pulang ke rumah lagi;
5. Bahwa dengan hal tersebut di atas Penggugat dan Tergugat telah pisah
rumah, Penggugat tinggal di rumah orangtua Penggugat di Lingkungan
Segarakaton, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem, sedangkankan Tergugat pulang ke rumah
orangtua Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem,
Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng;
6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan
Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan
perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan
rahmah sudah sulit diwujudkan lagi, dan karenanya agar masing-masing
pihak tidak melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian
merupakan alternatif terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan
permasalahan Penggugat dengan Tergugat;
7. Bahwa Penggugat dan Tergugat pernah dinasehati oleh kedua orangtua
Penggugat dan Tergugat namun tidak berhasil;
8. Bahwa pekerjaan Penggugat sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, dan
tidak memiliki pekerjaan tetap yang bisa untuk memenuhi kebutuhan
sehar-hari dan dengan ini Penggugat ingin mengajukan perceraian, maka
Penggugat mohon agar dibebaskan dari biaya perkara;
Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim segera memeriksa
dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya
berbunyi:
Primer :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat;
3. Membebaskan Penggugat dari biaya perkara ini;
Subsider :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Penggugat datang
sendiri menghadap di persidangan dan Tergugat tidak datang menghadap di
persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain sebagai kuasanya
meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Juru sita
pengganti Pengadilan Agama Karangasem dengan cara delegasi relass melalui
Juru sita pengganti Pengadilan Agama Singaraja, sedangkan tidak ternyata
bahwa ketidak hadirannya didasarkan pada suatu alasan yang sah yang
dibenarkan oleh hukum ;
Bahwa majelis hakim telah berupaya menasehati Penggugat
agar mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat
namun tidak berhasil, dan pula Majelis Hakim menyatakan upaya mediasi
terhadap kedua belah pihak juga tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat
Bahwa kemudian dibacakan surat gugatan Penggugat yang maksud
dan isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat tanpa ada perubahan;
Bahwa, untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah
mengajukan alat-alat bukti berupa:
A. Surat;
1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 13/05/III/2011, tanggal 24 Maret 2011
yang dikeluarkan oleh KUA KecamatanSeririt, Kabupaten Buleleng, telah
bermaterai cukup, dinazzegelen dan cocok dengan aslinya, diberi tanda
P.1;
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Karmila, Nik
5107045908910002, yang dikeluarkan oleh Disduk dan Capil Kabupaten
Karangasem tanggal 6 Nopember 2012, telah bermaterai cukup,
dinazzegelen dan cocok dengan aslinya, diberi tanda P.2;
B. Saksi;
1. Saksi I, umur 45, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat
tinggal di Jalan Pesagi, Lingkungan Segarkaton, Kelurahan
Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem,
dibawah sumpahnya memberikan keterangan yang pada pokoknya
sebagai berikut:
- Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena Penggugat
anak kedua dari saksi;
- Bahwa saksi hadir pada saat Penggugat dan Tergugat menikah di
- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal berumah
tangga di rumah orangtua Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan,
Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng kemudian
pindah dan tinggal dirumah saksi di Lingkungan Segarakaton,
Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem;
- Bahwa selama masa pernikahan Penggugat dan Tergugat telah
dikaruniai 1 orang anak yang sekarang diasuh oleh Penggugat;
- Bahwa sepengetahuan saksi kehidupan rumah tangga Penggugat
dan Tergugat rukun dan harmonis karena saksi tidak pernah melihat
Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar;
- Bahawa Penggugat sering bercerita kepada saksi bahwa rumah
tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis karena sering
bertengkar;
- Bahwa Penggugat juga bercerita kepada saksi penyebab
pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat
sering minum-minuman keras dan karena Tergugat dinasehati
Penggugat supaya tidak beli motor lagi karena sudah ada,
Penggugat juga pernah dipukul oleh Tergugat;
- Bahwa 1 tahun yang lalu Tergugat mengembalikan Penggugat
kepada saksi setelah itu Tergugat pulang kerumah orangtuanya di
Banjar Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng dan sampai sekarang Tergugat tidak pernah
- Bahwa selama berpisah Tergugat pernah datang sekali pada waktu
lebaran ketupat dan tidak memberikan nafkah kepada Penggugat
dan anak Penggugat dan Tergugat;
- Bahwa saksi sudah menasehati Penggugat dan Tergugat untuk
kembali rukun namun tidak berhasil;
2. Saksi II, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat tinggal
di Jalan Pesagi, Lingkungan Segarkaton, Kelurahan Karangasem,
Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dibawah sumpahnya
memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena saksi
bapak kandung Penggugat;
- Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan pasangan suami isteri
yang menikah di Seririt Kabupaten Buleleng dan saksi hadir pada
pernikahan tersebut;
- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal berumah
tangga di rumah orangtua Tergugat di Banjar Dinas Yehanakan,
Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng kemudian
pindah dan tinggal dirumah saksi di Lingkungan Segarakaton,
Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem;
- Bahwa selama masa pernikahan Penggugat dan Tergugat telah
dikaruniai 1 orang anak dan sekarang anak tersebut diasuh oleh
- Bahawa saksi sering di curhati oleh Penggugat mengenai keadaan
rumah tangga Penggugat dan Tergugat yang tidak harmonis karena
sering bertengkar, namun saksi tidak pernah melihat ataupun
mendengar sendiri pertengkaran tersebut;
- Bahwa menurut cerita Penggugat kepada saksi penyebab
pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat karena Tergugat
sering mabuk;
- Bahwa kemudian Tergugat mengembalikan Penggugat kepada
saksi setelah itu Tergugat pulang kerumah orangtuanya di Banjar
Dinas Yehanakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Kabupaten
Buleleng sejak 1 tahun yang lalu dan sampai sekarang Tergugat
tidak pernah kembali lagi kepada Penggugat;
- Bahwa selama berpisah Tergugat tidak pernah megunjungi dan
memberikan nafkah kepada Penggugat dan anak Penggugat dan
Tergugat;
- Bahwa saksi sudah menasehati Penggugat untuk kembali rukun
dengan Tergugat namun tidak berhasil;
Bahwa terhadap keterangan para saksi tersebut di atas, Penggugat
menyatakan tidak keberatan dan membenarkannya;
Bahwa, Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan
bahwa Penggugat tetap pada pendiriannya untuk bercerai serta mohon
Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini, ditunjuk hal-hal
sebagaimana termuat dalam berita acara sidang sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan ini;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat
sebagaimana telah diuraikan di atas;
Menimbang, bahwa perkara ini mengenai gugatan cerai yang diajukan
oleh pihak yang beragama islam dan atau peristiwa hubungan hukum
perkawinan yang dilakukan para pihak beragama islam, oleh karenanya
berdasarkan Pasal 49 (a) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun
2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009,
maka perkara aquo merupakan kewenangan absolute Peradilan Agama;
Menimbang Majelis Hakim telah berupaya menasehati Penggugat agar
Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat namun tidak berhasil, upaya
damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai
dengan ketentuan Pasal 82 Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama sebagaimana diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun
2006 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006 jo
pasal 31 Peraturan P emerintah No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1)
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;
Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut
akan tetapi Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak terbukti
Hakim menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara sah dan patut
untuk datang menghadap di persidangan tidak hadir, maka putusan atas
perkara ini dapat dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat (verstek);
Menimbang, bahwa mengenai kewajiban adanya mediasi sebagaimana
dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan, Pasal 17 ayat (1) dari PERMA tersebut menentukan
kehadiran kedua belah pihak sebagai syarat formal untuk dapat
dilaksanakannya mediasi, oleh karena Tergugat tidak pernah hadir
dipersidangan maka upaya mediasi tidak dapat dilaksanakan;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 149 ayat (1) R.Bg
yaitu putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat dapat dikabulkan
sepanjang berdasarkan hukum dan beralasan, oleh karenanya Majelis Hakim
tetap memerintahkan wajib bukti kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memerintahkan kepada
Penggugat untuk membuktikan dalil gugatannya, untuk itu Penggugat telah
mengajukan bukti tertulis dan dua orang saksi;
Menimbang, bahwa bukti P.1 (fotokopi kutipan akta nikah) yang
menjelaskan mengenai Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan
perkawinan pada tanggal 24 Maret 2011 tercatat di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng, Majelis Hakim menilai sebagai akta
autentik karena dibuat oleh pejabat umum yang berwenang sebagaimana
ditentukan pasal 1868 KUH Perdata sehingga secara formil dapat diterima
sebagai alat bukti serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan
Menimbang, bahwa dari bukti P.2 diketahui bahwa Penggugat tercatat
sebagai penduduk Kabupaten Karangasem yang merupakan wilayah Yuridiksi
Pengadilan Agama Karangasem sesuai ketentuan Pasal 73 ayat 1
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah
dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir diubah dengan
Undang-Undang Nomor 50 tahun 2006;
Menimbang, bahwa saksi Penggugat, sudah dewasa dan sudah
disumpah, sehingga memenuhi syarat formal sebagaimana diatur dalam Pasal
172 ayat 1 angka 4 dan 5 R.Bg;
Menimbang, bahwa berkaitan alasan perceraian yang diajukan oleh
Penggugat dalam gugatannya mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran
yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat, maka berdasarkan ketentuan
Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134
Kompilasi Hukum Islam bahwa Majelis Hakim juga harus mendengar
keterangan saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang dekat kedua
pihak tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi 1 dan saksi 2
Penggugat mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat
dan Tergugat (dalil gugatan Penggugat angka 4), kedua saksi Penggugat tidak
pernah melihat dan mendengar sendiri hanya mendengar cerita dari
Penggugat, oleh karena itu keterangan kedua saksi tersebut dinilai sebagai
keterangan tidak langsung (de auditu) dan secara materil tidak memenuhi
saksi tersebut tidak memiliki nilai kekuatan pembuktian dan tidak dapat diterima
sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 yaitu mengenai
pisah rumah antara Penggugat dan Tergugat sejak 1 tahun yang lalu sampai
sekarang merupakan fakta yang dilihat sendiri dan relevan dengan dalil angka 5
yang harus dibuktikan oleh Penggugat, oleh karena itu keterangan saksi
tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal
308 R.Bg. sehingga keterangan saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian
dan dapat diterima sebagai alat bukti;
Menimbang, bahwa keterangan saksi 1 dan saksi 2 mengenai
kejadian-kejadian dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut bersesuaian
dan cocok antara satu dengan yang lain oleh karena itu keterangan dua orang
saksi tersebut memenuhi Pasal 308 dan Pasal 309 R.Bg.;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 dan P.2, dan keterangan
para saksi, terbukti fakta kejadian sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat merupakan pasangan suami isteri yang
menikah pada tanggal 24 Maret 2011;
2. Bahwa sejak bulan Juli 2016 antara Penggugat dan Tergugat telah pisah
rumah sampai dengan sekarang;
3. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun tidak
berhasil;
Menimbang, bahwa meskipun saksi-saksi tidak ada yang mendengar
dan melihat pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat, namun Majelis
berbentuk pertengkaran fisik, perbuatan adu otot atau perilaku aneh dalam
keluarga serta perselisihan dan pertengkaran suami isteri tidak selalu diketahui
orang lain, bahkan seringkali orang tidak mengetahui sama sekali adanya
pertengkaran suami isteri yang terjadi di sebelah rumahnya bahkan dalam satu
rumah, dan seringkali orang hanya mengetahui perpisahan tempat tinggal
sebagaimana yang terjadi dalam perkara a quo, perpisahan tempat tinggal
sudah merupakan petunjuk adanya pertengkaran dan perselisihan terus
menerus, sehingga keterangan para saksi yang mengetahui perpisahan tempat
tinggal dan tidak saling memperdulikan antara Penggugat dan Tergugat sudah
cukup menjadi bukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan
dan pertengkaran terus menerus, sebagaimana kaidah hukum yang terdapat di
dalam Yurisprudensi MARI Nomor : 1354 K/Pdt/2000, tanggal 08 September
2003;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dapat
disimpulkan fakta hukum sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami istri yang sah;
2. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan
pertengkaran secara terus menerus;
3. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai namun
tidak berhasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Majelis
Hakim berpendapat telah terbukti rumah tangga Penggugat dan Tergugat
telah terabaikan, oleh karena itu terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang
benar yang menjadi penyebab keduanya bertengkar dan berselisih majelis
hakim berkesimpulan tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang yang
sakinah, mawaddah dan rohmah sebagaimana dimaksud Pasal 1
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo. Pasal 3 Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia 1991 serta maksud dalam surat ar-Rum ayat 21
sangat sulit diwujudkan;
Menimbang, bahwa rumah tangga mereka sudah sampai pada puncak
kritis, sehingga apabila perkawinan dipaksakan untuk diteruskan justru akan
berdampak negatif bagi keduanya dan membawa mafsadah yang lebih besar
dari pada maslahatnya, oleh karena itu menyelamatkan mereka dari keadaan
tersebut melalui perceraian merupakan tindakan yang lebih baik dan maslahat
bagi keduanya daripada tetap mempertahankan perkawinan, sesuai Hadits
Nabi SAW riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dalam Kitab Jami’
Al-Shaghir Juz II halaman 203 yang berbunyi:
ﺮ ﺮ ﺿ ﻻ
ﺮ ا ﺮ ﺿ ﻻ ﻮ
Artinya: Tidak boleh berbuat madlorot dan tidak boleh pula memadlorotkan;
dan sesuai pula dengan qaidah fiqhiyyah dalam kitab al-Asybah wa an-Nadhoir
halaman 62 yang selanjutnya diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim
sebagai berikut:
ﺢ ﻟ ﺎ ﺻ ﻣ ﻟ ا ب ﻠ ﺟ ﻰ ﻠ ﻋ م د ﻘ ﻣ د ﺳ ﺎ ﻔ ﻣ ﻟ ا ء ر د
Artinya: Menolak kemafsadatan harus didahulukan dari pada menarik
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
di atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat
beralasan hukum dan sesuai pula dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi
Hukum Islam, maka gugatan Penggugat yang pada petitumnya mohon
dikabulkan sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa talak yang akan dijatuhkan dalam perkara ini
adalah talak yang dijatuhkan Pengadilan Agama yang merupakan salah satu
macam dari talak ba’in shughra sebagaimana ketentuan Pasal 119 ayat (2)
huruf c Kompilasi Hukum Islam, maka perkara ini akan diputus dengan talak
satu ba’in shughra;
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan
Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka secara exofficio Majelis Hakim
memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk menyampaikan
satu helai salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap
kepada Pegawai Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat perkawinan
Penggugat dan Tergugat dilangsungkan dan kepada Pegawai Pencatat Nikah
yang mewilayahi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum Penggugat nomor 3
maka berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Agama Karangasem Nomor:
W.22-A10/458/Hk.05/VII/2017, bertanggal 18 Juli 2017 yang menetapkan telah
perkara dibebankan kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama
Karangasem tahun 2017;
Memperhatikan segala peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk
menghadap sidang tidak hadir
2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;
3. Menjatuhkan talak satu ba’in shugra Tergugat (Tergugat) terhadap
Penggugat (Penggugat);
4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk
mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama
Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, dan Pegawai Pencatat Nikah
Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem
untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;
5. Membebankan biaya perkara sejumlah Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)
kepada Negara melalui DIPA Pengadilan Agama Karangasem Tahun 2017;
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
yang dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2017 Masehi
bertepatan dengan tanggal 8 Dzul Hijjah 1438 Hijriyah, oleh kami Drs.
AMANUDIN, S.H., M.Hum., sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN, S.Ag.
tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh
Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota tersebut dan
dibantu oleh IRWAN ROSYADI S.HI., sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri
oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.
Hakim Anggota, Ketua Majelis,
ABDURRAHMAN, S.Ag. Drs. AMANUDIN, S.H., M.Hum.
Hakim Anggota,
NURUL LAILY, S.Ag.
Panitera Pengganti,
IRWAN ROSYADI, S.HI.
Perincian Biaya Perkara :
1. Biaya Pendaftaran : Rp.
0.000,-2. Biaya Proses : Rp.
50.000,-3. Biaya Panggilan : Rp.
244.000,-4. Redaksi : Rp.
0.000,-5. Meterai : Rp.