BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan bagi sebagai bagian persyaratan pendidikan akademik, bertujuan melatih mahasiswa menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan pendidikan bidang studi serta pengembangan sistem belajar mengajar dalam bentuk penelitian. Skripsi harus berorientasi pada bidang studi masing-masing program yang ditempuh oleh mahasiswa tanpa menutup kemungkinan untuk sedikit memasukan materi skripsi dari bidang studi program lain dengan pendekatan antar disiplin ilmu. Skripsi adalah salah satu jenis karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa berdasarkan hasil penelitian (research) yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana atau strata satu. (Manulang, 2002).
Selanjutnya menurut The Liang Gie (1992), skripsi adalah suatu macam karangan ilmiah yang memaparkan sebuah masalah yang cukup penting dalam sesuatu cabang ilmu sebagai hasil penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa berdasarkan penugasan akademik dari perguruan tingginya untuk menjadi salah satu syarat kelulusan sebagai sarjana.
Berdasarkan Farid Hamid dan A. Rachman dalam
hasil penelitian sarjana yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.
Di dalam s
Dalam penulisan skripsi, sebagaimana juga dicantumkan dalam kripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Pendapat lain mengenai tujuan utama penulisan skripsi adalah memberibekal pengalaman belajar ilmiah sehingga mahasiswa mampu berpikir dan bekerjasecara ilmiah, merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah,dan menuliskan karya ilmiah hasil penelitian (Wasty Soemanto, 2001: 14). Seterusnya dikatakan bahwa skripsi disusun sebagai laporan hasil penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Skripsi disusun untuk menjawab suatu masalah, yang harus dilakukan melalui pengkajian baik secara teoretis maupun secara empiris. Kajian teoretik dengan menggunakan studi kepustakaan atau literatur yang relevan dengan masalah dan data yang dikumpulkan dari lapangan, menggunakan teknik yang sesuai.
skripsi berbeda-beda antara satu kampus dengan yang lain. Namun umumnya, proses penyusunan skripsi adalah mulai dari pengajuan judul skripsi, pengajuan proposal skripsi, dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji yang basanya disebut sebagai sidang tugas akhir.
Dalam menentukan judul skripsi ada banyak pertimbangan, menurut Ainul Huda Afandi (20130, berbagai hal yang menjadi pertimbangan suatu judul penelitian untuk skripsi ialah :
a) Orisinilitas objek yang diteliti. Hal ini untuk menghindari terjadinya duplikasi penelitian terdahulu atau mencegah terjadinya pengulangan penelitian yang tidak perlu, khususnya pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat menguji suatu hipotesis.
b) Relevan dan memiliki daya tarik. Topik yang diteliti sebaiknya memiliki daya tarik, tidak saja bagi calon peneliti, namun juga bagi orang-orang yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.
c) Manfaat. Setiap skripsi yang dibuat oleh mahasiswa seyogyanya mengandung manfaat teoretis dan manfaat praktis.
d) Sesuai dgn disiplin ilmu. Mahasiswa jurusan tertentu tentu saja mengkaji dan meneliti suatu topik permasalahan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang menjadi keahliannya.
mengidentifikasi suatu permasalahan. Selama ini, banyak mahasiswa yang mencari-cari judul dari buku dan diolah menjadi judul penelitian. Sebenarnya cara seperti ini sah-sah saja, namun persoalannya mahasiswa tersebut akan kesulitan menemukan lokasi penelitian yang cocok dan sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Untuk itu, pihak perguruan tinggi yang berwenang menerima atau menolak suatu judul tentunya harus cermat dalam memeriksa judul yang diajukan mahasiswa, terutama penelitian lapangan untuk mencegah terjadinya manipulasi data dan fakta.
f) Dapat diteliti. Misalnya bila mahasiswa mengajukan judul pendekatan pembelajaran, maka sebaiknya diperinci dan dipertegas lagi, karena pendekatan pembelajaran masih bersifat umum. Objek yang diteliti juga harus dapat diukur dan ditentukan indikatornya.
g) Tidak terlalu banyak menyita waktu, tenaga dan biaya untuk menelitinya. Umumnya mahasiswa dibatasi waktu penyusunan skripsi paling lama 1 tahun, maka objek yang diteliti hendaknya tidak memerlukan waktu penelitian melebihi durasi waktu yang paling rasional.
h) Kemampuan mahasiswa. Suatu judul yang bagus bukan berarti otomatis dapat diterima jika mahasiswa yang akan meneliti tidak cukup meyakinkan sanggup menelitinya.
a) Pilihlah judul yang berguna. Judul dikatakan tidak berguna jika pembaca telah mengetahui jawaban penelitian kita dengan hanya membaca judul, sehingga pembaca tidak tertarik untuk membaca lebih lanjut isi skripsi kita mulai dari latar belakang sampai kesimpulan. Tips memilih judul yang berguna yaitu dengan memilih judul penelitian yang mencari penyebab atau solusi terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan memerlukan penyelesaian segera.
b) Pilihlah judul yang kamu minati. Mengapa permasalahan minat menjadi penting? Dengan minat kita akan lebih rela berkorban baik waktu dan pikiran untuk segera menyelesaikan penelitian.
c) Pilihlah judul yang kamu kuasai. Jangan sekali-kali Anda mengambil judul penelitian skripsi di luar lingkup permasalahan yang Anda kuasai. Jika itu Anda lakukan, maka bersiaplah Anda membuang waktu dan uang lebih besar untuk melakukan percobaan. Dengan penguasaan ilmu yang terkait dengan judul yang rendah, kemungkinan Anda melakukan kesalahan penelitian akan lebih besar. Sehingga penelitian perlu dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
2. Pengertian Penelitian dan Jenis-jenis Penelitian
Skripsi dikatakan sebagai karya tulis yang merupakan hasil penelitian, dimana penelitian berdasarkan Fellin, Tripodi & Meyer (1996) dal meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain. Sedangkan menurut Kerlinger (1986) juga tercantum dalam
dan kritis dari suatu proposisihipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena. Sementara itu, menurut (Cooper & Emory, 1995) dalam
penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah, dan berdasarkan
(Suparmoko, 1991) yang juga dituliskan dalam
penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
yang relatif lama. Penelitian memiliki ciri antara lain penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah, harus ada sesuatu yang baru untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, serta originalitas yang dikandung dalam kontribusi penelitian dapat berlainan tingkatnya, dan tingkat kontribusi ini akan menentukan mutu penelitian. Secara umum penelitian dapat dinyatakan sebagai kegiatan meneliti sesuatu kejadian atau barang tertentu dengan menggunakan cara ilmiah (scientific methods).
Berdasarkan Zulkarnain Lubis (2012) dikatakan bahwa ada benang merah antara ilmu dengan penelitian. Ilmu adalah hasil sedangkan penelitian adalah proses. Namun pada kondisi lain, ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses sedang hasilnya adalah kebenaran. Namun demikian ilmu dan penelitian yang dilakukan tidaklah bertujuan untuk mencari kebenaran absolut melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalam tahap perkembangan tertentu. Jadi kebenaran ilmu adalah kebenaran relatif yang hanya dianggap benar sepanjang tidak bisa dibuktikan kesalahannya.
yang diangkakan. Sementara itu, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar.
Lebih lanjut, berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) oleh Sugiyono (2004), penelitian berdasarkan dapat digolongkan atas penelitian diskriptif, penelitian komparatif, penelitian asosiatif. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan, dimana variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Seterusnya penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Dijelaskan lebih lanjut bahwa survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survei adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi, survei mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai. Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator social.
Seterusnya berdasarkan
studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif. Meskipun jumlah subyek cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti sangat luas, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui
semua variabel yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam
melakukan pengamatan, pengumpula hasilnya. Sementara itu, dalam Bent Flyvbjerg (2006), dikatakan sesuai Kamus Sosiologi (Dictionary of Sociology), disebutkan bahwa studi kasus adalah pengujian detail tentang fenomena tertentu yang menggunakan satu sampel saja, studi kasus tidak dapat menyediakan informasi yang reliabel yang terkait dengan kelas yang lebih luas, tetapi studi kasus akan sanga bermanfaat sebagai tahapan awal untuk pengujian hipotesis yang mungkin akan dilakukan untuk samber yang lebih besar.
Selanjutnya, menurut Barney Glaser dan Anselm Strauss sebagaimana dicantumkan dalam Anselm Strauss menyatakan bahwa pendekatan Grounded Theory merupakan metode ilmiah, karena prosedur kerjanya yang dirancang secara cermat sehingga memenuhi kriteria metode ilmiah. Kriteria dimaksud adalah adanya signikansi, kesesuaian antara teori dan observasi, dapat digeneralisasikan, dapat diteliti ulang, adanya ketepatan dan ketelitian, serta bisa dibuktikan. Sesuai dengan namanya, tujuan dari Grounded Theory Approach adalah teoritisasi data, yaitu sebuah metode penyusunan teori yang berorientasi tindakan/interaksi, karena itu cocok digunakan untuk penelitian terhadap perilaku. Penelitian ini tidak bertolak dari suatu teori atau untuk menguji teori (seperti paradigma penelitian kuantitatif), melainkan bertolak dari data menuju suatu teori. Untuk maksud itu, yang diperlukan dalam proses menuju teori itu adalah prosedur yang terencana dan teratur (sistematis).
wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli. Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar metodologinya dari antropologi. Sedangkan menurut Saunders et al (2012) kata kunci dari penelitian etnografi adalah bertujuan untuk menjelaskan kehidupan sosial dimana peneliti ikut tinggal dan bergabung bersama-sama dalam komunitas tersebut untuk waktu yang sangat lama, pengamatannya secara natural.
Dalam dokumentasi (archival research) adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek, sedangkan .menurut Saunders (2012) adalah penelitiaan yang menggunakan catatan adminstratif dan dokumen sebagai sumber data utama. Pada penelitian ini, peneliti focus pada kejadian pada masa lalu, sehingga memiliki keterbatasan yang hanya mengandalkan dokumen dan pencatatan.Termasuk dalam kategori ini adalah penelitian sejarah.
3. Pengertian Komunikasi dan Ilmu Komunikasi
perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, komunikasi
itu penting, sebagaimana diposkan pada
komunikasi penting karena komunikasi merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
Selain penjelasan di atas, masih banyak lagi defenisi lain mengenai
komunikasi seperti dituliskan pada
Hovland, Janis & Kelley (1953) yang menuliskan bahwa komunikasi adalah sebagai mana adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Seterusnya, dituliskan Berelson dan Stainer (1964) menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.Barnlund (1964) menyatakan bahwa komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Ruesch (1957) menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan, sedangkan Weaver (1949) menyatakan bahwa komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Sementara itu, Harold Lasswell dalam bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu komunikator (siapa yang mengatakan), pesan (mengatakan apa), media (melalui saluran/ channel/media apa), komunikan (kepada siapa), dan efek (dengan dampak/efek apa).Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Selanjutnya fungsi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam
(to educated), (iii) menghibur (to entertain), dan (iv) mempengaruhi (to influence). Sementara Onong Uchjana Effendi juga menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut: (i) Social Change / Social Participation (Perubahan Sosial dan partisipasi social), (ii) Attitude Change (Perubahan Sikap), (iii) Opinion Change (Perubahan pendapat), dan (iv) Behaviour Change (Perubahan Perilaku).
Sementara itu, berdasarkan komunikasi secara primer, yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal. (ii) Proses komunikasi secara sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam komunikasi karena komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, fax, radio, majalah, dan lain-lain merupakan media yang sering digunakan dalan komunikasi.
Seterusnya untuk pengertian ilmu komunikasi, secara umum didefenisikan
dalam
digeneralisasikan. Ilmu komunikasi dapat juga dikatakan sebagai ilmu mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataanyakepada manusia lain. Sebagai suatu disiplin ilmu, ilmu komunikasi memiliki objek kajian yaitu, usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain
Sedangkan menurut Berger dan Chaffe sebagaimana ditulis dal
serta dalam
dikatakan bahwa ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. Berdasarkan definisi ilmu komunikasi tersebut, terdapat 3 pokok pikiran :
a. Objek pengamatan yang jadi focus perhatian dalam ilmu komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.
c. Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena social yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Sementara itu, menurut Carl I. Hovland Ilmu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi
serta pembentukan pendapat dan sikap
4. Pengelompokan dan Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Komunikasi
Ilmu komunikasi dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai jenis pengklasifikasian. Salah satunya adalah berdasarkan sifat komunikasi.
Berdasarkan sifatnya, sebagaimana diposkan pada
dijelaskan bahwa komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Komunikasi verbal (verbal communication) yang terdiri dari komunikasi lisan (oral communication), komunikasi tulisan (written communication),
b. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication) yang terdiri dari komunikasi kial (gestural/body communication), komunikasi gambar (pictorial communication), dan komunikasi lain-lain.
c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communicatio) d. Komunikasi bermedia (mediated communication)
(v). Perang urat syarat (psychological warfare), (vi). Perpustakaan (library), (vii). Lain-lain.
Onong Uchjana Effendi membuat pengertian bahwa jurnalistik adalah suatu pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat, laporan harian tersebut bisa berupa peristiwa faktual atau pendapat seseorang yang dinilai akan menjadi bahan berita. Sementara itu, menurut Lee & Johnson (2004), periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum. Selanjutnya Kasali (1994) menyebutkan bahwa Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan periklanan sebagai keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.
Hubungan masyarakat adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial atau bertujuan mencari keuntungan, maupun perusahaan non profit. Menurut Dominick (Morissan, 2006), humas mencakup hal-hal (i) memiliki kaitan erat dengan opini publik, (ii) memiliki kaitan erat dengan komunikasi, dan (iii) merupakan fungsi manajemen.
a. Komunikasi pribadi (personal communication) yang mencakup komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) dan komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
b. Komunikasi kelompok (group communication) yang mencakup (i) komunikasi kelompok kecil (small group communication) meliputi ceramah (lecture),forum, simposium (symposium, diskusi panel (panel discussion, deminar, durah saran (brainstorming), dan lain-lain, (ii) komunikasi kelompok besar (large group communication)
c. Komunikasi massa (mass communication) yang mencakup (i) Komunikasi media massa cetak meliputi surat kabar dan majalah, (ii) komunikasi media massa elektronik yang meliputi radio, televise, film, dan lain-lain
d. Komunikasi medio (medio communication) yang mencakup surat, telepon, pamphlet, poster, spanduk, dan lain-lain.
Seterusnya berdasarkan teknik komunikasi, komunikasi diklasifikasi menjadi (i) Komunikasi informatif (informative communication), (ii) Komunikasi persuasif (persuasive communication), (iii) Komunikasi pervasif (pervasive communication, (iv) Komunikasi koersif (coersive communication), (v) Komunikasi instruktif (instructive communication), dan (vi) Hubungan manusiawi (human relation).
Ditambahkan lagi dalam
tahap (one step flow communication), komunikasi dua tahap (two step flow communication), dan komunikasi multitahap (multistep flow communication).
Selanjutnya berdasarkan bidangnya, komunikasi terdir atas (i) komunikasi sosial (social communication), (ii) komunikasi manajemen/organisasional (management/ organizational communication), (iii) komunikasi perusahaan (business communication), (iv) komunikasi politik (political communication), (v) komunikasi internasional (international communication), (vi) komunikasi antarbudaya (intercultural communication), (vii) komunikasi pembangunan (development communication), (viii) komunikasi lingkungan (environmental communication), dan (ix) komunikasi tradisional (traditional communication).
perintah, komunikasi untuk memberi nasehat atau ucapan selamat, komunikasi untuk memberi saran atau kritik, komunikasi untuk berpidato atau ceramah, komunikasi untuk rapat (meeting), komunikasi untuk perundingan, dan komunikasi untuk wawancara. Sementara itu, untuk pengelompokan menurut prosesnya dibagi atas komunikasi langsung (tanpa perantara atau mediator) dan komunikasi tidak langsung (menggunakan mediator).Untuk jenis komunikasi menurut perilaku terdiri dari komunikasi formal (lisan maupun tertulis), komunikasi informal (lisan maupun tertulis), komunikasi non formal (lisan maupun tertulis). Seterusnya untuk jenis komunikasi menurut ruang lingkup terdiri dari komunikasi internal (berlangsung dalam suatu organisasi) dan komunikasi eksternal (berlangsung antara pihak yang berada di dalam organisasi dengan pihak luar). Untuk pengelompokan berdasarkan aliran informasi terdiri dari komunikasi vertical kebawah (top-down), komunikasi vertical keatas (botton-up), komunikasi horizontal, komunikasi diagonal, komunikasi satu arah dan dua arah. Untuk jenis komunikasi menurut jaringan terdiri dari komunikasi menurut jaringan kerja rantai, k
Hafied Cangara;
omunikasi menurut jaringan kerja lingkaran, dan komunikasi menurut jaringan kerja bintang atau roda. Untuk jenis komunikasi berdasarkan total hubungan terdiri dari komunikasi menurut hubungan tunggal langsung (antara seorang dengan seorang bawahannya), komunikasi menurut hubungan kelompok langsung, dan komunikasi menurut hubungan silang.
tema pokok para mahasiswa program S1 Ilmu Komunikasi Fisip Unhas selama tahun 2007 s/d 2011, 4 diantaranya yang paling menonjol yakni ; (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Interpersonal, (c) Public Relations/Kehumasan, dan Komunikasi Pemasaran. Sedangkan untuk mahasiswa Program Magister (S2) adalah 12 tema, 5 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Politik, (c) Komunikasi Pembangunan, (d) Public Relations/Kehumasan, (e) Media Baru (Internet-online). Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Rahel Fitriani Purba (2013) ditemukaan bahwa pada umumnya penelitian mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi USU lebih sering berkaitan dengan komunikasi massa, CSR dan Komunikasi Antar Pribadi. Berkaitan dengan Jurnalistik Media Cetak dan Komunikasi Penyuluhan masih jarang dilakukan.
massa, perkembangan teknologi komunikasi, pers, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi antar pribadi.
5. Anak Cabang Ilmu Komunikasi
Berdasarkan:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Lebih lanjut dalam Unix Lifes (2011) dijelaskan pemahaman masing-masing anak cabang Ilmu Komunikasi tersebut sebagai berikut. Broadcasting adalah distribusi audio dan / atau video yang mengirimkan sinyal program untuk
penonton. Para penonton mungkin masyarakat umum atau sub-relatif besar
penonton, seperti anak-anak atau orang dewasa muda.
Broadcasting, atau penyiaran radio dan televisi adalah media massa, alat yang
dipakai untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Distribusi program radio
(audio) dan televisi (video) disampaikan dengan transmisi kepada pendengar dan
Selanjutnya, Ilmu jurnalistik dikatakan sebagai salah satu ilmu terapan (applied
science) dari ilmu komunikasi, yang mempelajari keterampilan seseorang dalam
mencari, mengumpulkan,menyeleksi, dan mengolah informasi yang mengandung
nilai berita menjadi karya jurnalistik, serta menyajikan kepada khalayak melalui
media massa periodik, baik cetak maupun elektronik. Ilmu jurnalistik adalah
bagian dari ilmu publisistik (to publish = publikasi). Publisistik sendiri merupakan
bagian dari ilmu komunikasi. Makna jurnalistik adalah hal ihwal yang
berhubungan dengan persurat-kabaran (media massa cetak = pers). Secara lebih
sederhana, jurnalistik sering diartikan sebagai ilmu tentang tulis-menulis di media
massa. Padanan ilmu jurnalistik adalah pengetahuan kewartawanan. Hingga
jurnalis juga dipadankan dengan wartawan, yang merupakan profesi untuk
memperoleh informasi guna disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa
cetak. Sekarang profesi jurnalis / wartawan tidak hanya terkait dengan media
massa cetak, melainkan juga radio, televisi, kantor berita dan multi media (web
site).
Seterusnya periklanan (advertising) adalah penyajian materi secara
persuasif kepada publik melalui media massa dengan tujuan untuk
mempromosikan barang atau jasa. Periklanan(advertising) adalah bisnis ide dan
kreatifitas (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005). Disebutkan bahwa dalam kaitan
dengan periklanan, menggambar hanyalah ekspresi citra yang kita tuangkan
sebagai bentuk konsep ide di dalam pikiran namun akarnya tetap ide itu sendiri,
menggambar lebih merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Proses
gambar yang bagus dan indah bukan hal yang utama karena kita hanya dituntut
untuk dapat menuangkan ide dalam bentuk citra gambar (Lwin & Aitchison.
2005). Jadi, mampu menggambar dengan baik bukan persyaratan di dunia
periklanan. Memiliki naluri dan ide pemasaran yang memungkinkan untuk
memadukan sebuah usulan penjualan dan nilai-nilai komersial sebuah gagasan
jauh lebih penting. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa periklanan atau
promosi (Advertising) adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan untuk
mengajak orang yang melihat, membaca atau mendengarnya untuk melakukan
sesuatu. Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang
diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang
atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.”` Definisi lain
mengatakan bahwa periklanan merupakan penyebaran informasi tentang suatu
gagasan, barang atau jasa, untuk ‘membujuk’ orang agar berfikir, bersikap atau
bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan.
Ditambahkan juga bahwa terkait dengan periklanan, periklanan adalah
kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan
menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan
distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan,
iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik,
tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan
radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran,
pamflet,edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery
Anak cabang Komunikasi berikutnya adalah propaganda, sebuah kata
yang sering kali kita dengar di kalangan public. Propaganda adalah satu alat
untuk melakukan mobilisasi massayang lebih murah daripada terjadinya
kekerasan, penyogokan atau cara-cara control lainnya. Propaganda adalah
informasi yang berisikan doktrin, opini, ataupun pernyataan resmi dari
pemerintah. Propaganda juga adalah suatu kegiatan komunikasi dengan teknik
tertentu.Propaganda berasal dari bahasa latin Propagare atau Propagate yang
artinya mengembangkan/menyebarluaskan dan memekarkan. Dapat ditambahkan
bahwa propaganda adalah penggunaan simbol-simbol untuk mempengaruhi
perilaku atau manipulasi perasaan manusia.
Berikutnya adalah Perang urat saraf (Psy War) yang dapat dikatakan
sebagai suatu proses komunikasi saling melakukan kegiatan propaganda antara
seorang figur politik dengan figur politik lain, antara suatu kelompok dengan
kelompok lain, dan antara suatu negara dengan negara lain, dengan tujuan untuk
saling menekan dan menjatuhkan nama orang atau kelompok atau negara lain
tersebut. Menurut William E.Daugherty dan Morris Janowitz dalam bukunya , A
Psychological warface casebook , disebutkan bahwa bahwa perang urat saraf
adalah penggunaan secara berencana propaganda dan kegiatan-kegiatan lainnya
yang direncanakan untuk mempengaruhi pendapat, emosi, sikap, dan perilaku
pihak musuh, pihak netral dan pihak kelompok asing yang bersahabat dalam
rangka mendukung pencapaian sasaran dan tujuan nasional . Selanjutnya,
menurut Prof.Drs.Onong Uchjana Effendy,MA. perang urat saraf dapat di
sistematis berupaya mengubah sikap , pendapat , atau perilaku seseorang atau
sekelompok orang dalam ajang kemiliteran , politik , ekonomi dan lain-lain untuk
meraih kemenangan.
Seterusnya adalah publisitas, yaitu kegiatan publikasi yang menggunakan
media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi. Publisitas adalah publikasi
perusahaan yang dimuat di media massa. Dengan demikian pengertian publikasi
lebih luas dan publisitas adalah bagian dari aktivitas publikasi. Publisitas dapat
juga dikatakan sebagai kegiatan perusahaan untuk melaporkan berita-berita
mengenai bisnisnya serta segala kegiatan yang dilakukan untuk mengenalkan
suatu perusahaan atau produk kepada masyarakat melalui media massa.
Pemahaman lain dari publisitas adalah kegiatan menempatkan berita mengenai
seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan demikian,
publisitas dapat diartikan sebagai upaya orang atau organisasi agar kegiatanya
diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi
satu arah.
Seterusnya adalah Humas (Hubungan Masyarakat) atau dikenal juga
sebagai Public Relationyang biasa disingkat sebagai PR, Humas diartikan sebagai
seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam
kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi. Dalam menjalankan
kehumasan, setiap hubungan dan komunikasi yang terjadi haruslah bersifat timbal
balik dan tidak hanya searah saja. Humas juga dapat diartikan sebagai sebuah
profesi yang bertanggung jawab untuk memberika mendidik,
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
Menurut IPRA (International Public Relations Association) Humas adalah fungsi
manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan
lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan
dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan
penelitian opini public di antara mereka.
Selanjutnya adalah penerangan. Peneranganini sudah banyak kita dengar di kalangan masyarakat, banyak yang belum memahami arti dan pemahamannya.
Belakangan namanya diganti dengan Ilmu Manajemen Komunikasi. Ilmu
penerangan adalah proses penggunaan berbagai sumber daya komunikasi secara
terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam penerapan ilmu penerangan, komunikator hanya berfungsi
sebagai penyampai informasi saja, jadi komunikasi hanya bersifat top down, yaitu
dari komunikator kepada komunikan,tanpa adanya timbal balik dari komunikan.
Ilmu penerangan/ilmu manajeman komunikasi merupakan program studi
Ilmu Komunikasi yang membentuk profesional-profesional yang mampu
menyusun strategi komunikasi (merencanakan, mengorganisasikan, serta
mengevaluasi) di bidang komunikasi sosial.Ilmu penerangan/ilmu manajemen
sosial juga adalah ilmu yang memiliki keahlian dalam merancang, melaksanakan,
dan mengevaluasi berbagai bentuk kegiatan dan sumber daya komunikasi di
dalam dan di antara sistem sosial. Selanjutnya, penerangan/ ilmu manajemen
ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang
terjadi dalam berbagai konteks komunikasi. Konteks komunikasi yang dimaksud
disini berarti tataran komunikasi individual, interpersonal, organisasional,
governmental, sosial, atau bahkan internasional. Ada yang mengatakan bahwa
ilmu penerangan sama dengan ilmu penyuluhan, tapi ada juga yang menganggap bahwa keduanya adalah sama.
menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis. Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata.
dariberaneka ragam fungsi keorganisasian. Misalnya, komunikasiantar produksi dan pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.
Dari segi lawannya terdiri dari komunikasi satu lawan satu, satu lawan banyak
Kelompok Lawan Kelompok, dan antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Dari segi keresmian terdiri dari komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang memperhitungkan tingkat ketepatan, keringkasan, dan kecepatan komunikasi, sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi , akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal , penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu, gossip atau rumor .
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat dikatakan bahwa skripsi mahasiswa Ilmu Komunikasi sebagai suatu hasil penelitian mahasiswa dilakukan dengan metode ilmiah yang didasarkan atas permasalahan dalam ringkup ilmu komunikasinya dan menggunakan berbagai jenis, strategi, dan tujuan penelitian, sesuai dengan berbagai bidang kajian Ilmu Komunikasi dan berbagai jenis penelitian dan masalah yang diteliti oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Ilmu Komunikasi (i) berdasarkan metoda yang digunakan, (ii) berdasarkan bidang komunikasi, dan (iii) berdasarkan bentuk komunikasi. Selain berdasarkan ruang lingkup Ilmu Komunikasi, penulis juga memilih tiga kategori jenis penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi, yaitu berdasarkan (i) tujuan penelitian, (ii) jenis data yang digunakan, dan (iii) strategi yang dilakukan.
Dalam penelitian ini, untuk kategori metoda, masing-masing skripsi mahasiswa dikelompokkan ke dalam kategori (i) Jurnalistik (ii) Hubungan Masyarakat, (iii) Periklanan, (iv) selain ketiganya. Sedangkan untuk kategori bidang, skripsi mahasiswa dikelompokkan ke dalam 9 kategori yaitu (i) Komunikasi Sosial,(ii) Komunikasi Manajemen, (iii) Komunikasi Perusahaan, (iv) Komunikasi Politik, (v) Komunikasi Internasional, (vi) Komunikasi Antarbudaya, (vii) Komunikasi Pembangunan, (viii) Komunikasi Lingkungan, dan (ix) Komunikasi Tradisional. Selanjutnya untuk kategori bentuk, skripsi mahasiswa Ilmu Komunikasi dikelompokkan atas 4 kategori, yaitu (i) Komunikasi Pribadi, (ii) Komunikasi Kelompok, (iii) Komunikasi Massa, (iv) Komunikasi Medio. Dengan demikian, untuk pengelompokan skripsi mahasiswa berdasarkan lingkup Ilmu Komunikasi, digunakan 16 kategori.
demikian untuk pengelompokan skripsi berdasarkan jenis penelitiannya, akan digunakan sebanyak 11 kategori.
Dalam pengkategorian ini, penulis tidak menggunakan semua klasifikasi yang ada dan membuang sebahagian kategori sebagaimana referensi yang tertulis, karena berdasarkan laporan penelitian Hafied Cangara; Tuti Bahfiarti; Murniati Muchtar; Andi Alimuddin Unde (2013), Rahel Fitriani Purba (2013),
Secara ringkas kerangka konseptual yang penulis susun dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :
Arif Budi Prasetya, 16 dan 11 kategori tersebutlah yang relevan dengan skripsi mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Gambar 2.1. Skema kerangka konseptual SKRIPSI MAHASISWA