• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... SAMBUTAN DEKAN FKIP UNSYIAH...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... SAMBUTAN DEKAN FKIP UNSYIAH..."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

SAMBUTAN DEKAN FKIP UNSYIAH... ii

DAFTAR ISI... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

Makalah Utama 1. Peranan Pendekatan Klasifikasi, Penalaran dan Berpikir Sistem dalam Pengembangan Kepedulian dan Pemahaman Siswa tentang biodiversitas ... Prof. Dr. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd. 1 2. Hutan Sebagai Sumber Keanekaragaman Hayati dan Laboratorium Alam dalam Kaitannya dengan Implementasi Kurikulum 2013... Dr. Djufri, M.Si. 12 Makalah Paralel BIODIVERSITAS & EKOLOGI 3. Identifikasi Kawasan Burung Predator dalam Pengendalian Hama Ulat Bulu di Hutan Saree Kabupaten Aceh Besar... Abdullah, Dian Aswita, dan Jalaluddin 23 4. Mendeteksi Albunea melalui Morfologi Sarang di Zona Littoral Pesisir Leupung Kabupaten Aceh Besar... M. Ali S. 29 5. Status Konservasi Burung yang Diperdagangkan di Kota Banda Aceh Provinsi Aceh ... Samsul Kamal, Muslich Hidayat, dan Rahmad Hidayat 34 6. Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) Sebagai Solusi Konflik Babi Hutan (Sus scrofa vittatus) di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh... Ainul Mardhiah, M. Ali S., dan Abdullah 39 7. Deskripsi Morfologi dan Pola Distribusi Spasial Filum Echinodermata di Pantai Lampuyang Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar... Nurul Mawaddah 44 8. Indikasi Penetasan Telur Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) di Penangkaran Penyu Lampu’uk, Lhoknga Aceh Besar... Maslim dan M. Ali S. 50 9. Analisis Keberadaan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Kawasan Ekosistem Ulu Masen... Taufan Mustafa, Dahlian Oesman, Abdullah, Matthew Linkie dan Dolly Priatna 54 10. Keanekaragaman Spesies Terumbu Karang Delapan Tahun Pasca Tsunami di Zona Neritik Pantai Lampuyang Kecamatan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar... 62

Mimie Saputrie, M. Ali S., dan Durrah Hayati

(3)

[iv]

Lainnya di Lamteuba Kecamatan Seulimeum Aceh Besar...

Zikriah

12. Stock Carbon (Karbon Tersimpan) pada Tanaman di Hutan Kota BNI

65

Kota Banda Aceh...

Muslich Hidayat

13. Tumbuhan Lumut (Bryophyta) di Kawasan Wisata Peukan Biluy

70

Kabupaten Aceh Besar...

Nurdin Amin

MIKROBIOLOGI & BIOTEKNOLOGI

14. Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostrealus) dengan Menggunakan Mediatanam Serbuk Gergaji dan Pakan Ternak untuk di Kembangkan sebagai

77

Diversifikasi Bahan Pangan...

Yunizar Hendri

84

15. Karakterisasi Fage Litik Spesifik Shigella Asal Limbah Rumah Tangga...

Iswadi

89

16. Penyebaran Trichoderma pada Lapisan Serasah Daun Acacia mangium...

Samingan

17. Uji Aktivitas Protease dan Karakterisasi pH Actinomycetes Isolat ATH-03 Asal

95

Tahura Pocut Meurah Intan Kabupaten Aceh Besar...

Muhajjir dan Samingan

18. Keanekaragaman Mikroorganisme Tanah di Rizosfer Jagung Akibat Pengaruh Praktek

99

Pertanian pada Entisol...

Fikrinda

19. Isolasi, Karakterisasi, dan Uji Kemampuan Rizobakteri untuk Menghambat Pertumbuhan

104

Koloni Beberapa Patogen Terbawa Benih Cabai Secara In Vitro ...

Syamsuddin, Marlina, Hasanuddin dan M. Abduh Ulim

20. Variasi Genetik Mycobacterium Leprae dari Sumber Air Penduduk di Daerah

109

Endemik Kusta...

Mudatsir, Dinar Adriaty, Iswahyudi, Indropo Agusni dan Shinzo Izumi

118 21. Analisis Eksistensi Jamur Mikoriza pada Berbagai Rhizosfer Tanaman Inang ...

Nurhayati, Ainun Marliah dan Cut Nur Ichsan

BIOLOGI STRUKTUR & FUNGSI

22. Pengaruh Pemberian Limbah Merkuri Penambangan Emas Tradisional di Kawasan

123

Krueng Sabee terhadap Perkembangan Fetus Tikus (Rattus wistar)...

Sunarti,Widya Sari dan Yulia Fitri

23. Struktur Mikroskopis Kelenjar pada Proventrikulus Ayam Hutan, Ayam Bura

129

dan Ayam Broiler... 134

(4)

24. Kematian Maternal di RSU dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008-2012...

Hilwah Nora

25. Identifikasi Bentuk Tipe Spikula pada Holothuroidea sebagai Penunjang Praktikum

139

Zoologi Invertebrata...

Safrida

26. Keseimbangan Fase Vegetative dan Generative dengan Pengaturan Jumlah Cabang

144

Lateral dan Buah pada Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard)...

Cut Nur Ichsan, Zaitun dan Nimratul

27. Pengaruh Dosis Biochar dan Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan dan Hasil

147

Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)...

Kodrajad Raudal Mahbub, Mardhiah Hayati dan Erita Hayati

28. Pengaruh Jenis Pupuk Organik dan Jumlah Umbi Per Lubang terhadap Pertumbuhan dan

153

Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)...

Muhammad Iqbal, Nurhayati dan Mardhiah Hayati

29. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai

159

(Glycine max (L.) Merill)...

Safrizal, Ainun Marliah dan Zaitun

30. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos dan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan

164

Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)...

Erfina Muthmainnah

170 31. Penggunaan Pupuk Organik Cair pada Tanaman Sawi (Brassica juncea)...

Lusni Tampubolon

32. Kajian Variasi Lama dan Wadah Fermentasi pada Fermentasi Biji Kakao

176

(Theobroma cacao L.) ...

Rita Hayati, Yusmanizar dan Muhammad Chairil

33. Pengaruh Varietas dan Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil

181

Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)...

Bayhaqqi, Elly Kesumawati dan Erita Hayati

34. Pengaruh Pupuk Phonska terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat

187

(Lycopersicum esculentum MILL.) ...

Hafnati Rahmatan dan Fitria Ulfah

EDUKASI & PTK

35. Upaya Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah melalui Model

193

Problem Based Learning ... Safryadi A., M. Ali S. dan Cut Nurmaliah

36. Aplikasi Metakognitif dalam Keterampilan Perencanaan pada Pembelajaran Ekosistem

(5)

[vi]

terhadap Siswa di MAN Rukoh...

Eriawati dan Khairil

37. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa dengan Implementasi Blended

205

Learning pada Mata Kuliah Pengembangan Sistem Evaluasi Biologi ... 211

Eva Nauli Taib dan Nurasiah

38. Faktor-Faktor yang Menentukan Keprofesionalan Guru tentang Laboratorium:

Suatu Kajian Ex Post Facto pada Guru Biologi SMA di Kabupaten Aceh Besar...

Amir Hamzah

39. Hubungan antara Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada Konsep Ekosistem

218

di MTsN Model Banda Aceh...

Nurmahni Harahap

40. Hubungan Sikap Siswa tentang Pemanfaatan Laboratorium dengan Prestasi Belajar

222

Biologi di SMA Negeri 3 Sigli Kabupaten Pidie ...

Muhammad Nur, Razali dan M. Ali S.

41. Mitos-Mitos Reproduksi di Kalangan Remaja (Studi Kasus Mitos Menstruasi Pada

227

Siswi Kelas XI MAN Darussalam-Aceh Besar) ...

Tuti Marjan Fuadi

231

42. Pemahaman Siswa pada Konsep Plantae di Kelas X SMAN Aceh Besar...

Anita Noviyanti dan Armi

43. Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division pada Materi

235

Sistem Ekskresi di SMA Negeri Kota Banda Aceh ...

Khairil

44. Penerapan Model Problem Based Learning pada Konsep Perusakan dan Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Sikap Peduli Lingkungan Siswa

240

SMA Negeri 1 Sabang...

Syarifah Husna, Abdullah dan Cut Nurmaliah

45. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Berbasis Praktikum terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pencernaan Manusia

245

di SMA Negeri 1 Sigli ...

Rosdiani, Khairil dan Cut Nurmaliah

46. Studi Komparatif Kinerja Guru Biologi yang Belum Sertifikasi dengan Guru Biologi

248

yang Sudah Sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie ...

M. Nasir, Abdullah dan Samingan

47. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Cooperatif Learning Tipe Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Instruction) Siswa Kelas VII.6

253

MTS Negeri Tungkob Aceh Besar ...

Suji Hartini

48. Pengembanganmodel Pembelajaran Inkuiri Berbasis Sikap Ilmiah pada Pembelajaran

(6)

Pelestarian Makhluk Hidup di Sekolah Dasar...

Evi Apriana

49. Peran Strategi Metakognisi dan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Merangkum

263

Materi Kuliah...

Hasanuddin

50. Penerapan Model Problem Based Learning pada Materi Struktur dan Fungsi

269

Jaringan Tumbuhan... 273

Cut Nurmaliah

51. Implementasi Pendekatan Science Technology Society (STS) dalam Pembelajaran Sains

sebagai Upaya Peningkatan Life Skill Siswa...

Jailani

52. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Peningkatan Hasil Belajar

277

Biologi Siswa SMA Kota Banda Aceh...

Musriadi, Djufri dan Muhibbuddin

283 53. Kurikulum Integratif Islami pada Pembelajaran IPA-Biologi Berdasarkan Karakter...

Ibrahim

294

54. Efektifitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah...

Jalaluddin

55. Penerapan Model Problem Based Instruction terhadap Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa

298

pada Konsep Perusakan dan Pencemaran Lingkungan di SMA Negeri 4 Bireuen ...

Jumiati, Cut Nurmaliah dan Razali

56. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual pada Kecakapan Hidup Siswa di MTsS

304

Al-Wasliyah Lhokseumawe...

Nellyati Pulungan, Cut Nurmaliah dan Samingan

308

57. Efektivitas Pemberian Praktikum Biologi Terhadap Ranah Psikomotorik Siswa...

Yanti Afrida

58. Pemanfaatan MOL (Mikro Organisme Lokal) Sebagai Bahan Pupuk Organik pada

313

Pembibitan Kopi sebagai Penunjang Praktikum Biologi SMA ... 316

(7)
(8)

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA

KECAKAPAN HIDUP SISWA DI MTsS AL-WASHLIYAH LHOKSEUMAWE

Nellyati Pulungan Guru SMA

Muhammadiyah Lhokseumawe

Cut Nurmaliah

Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Samingan

Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui (1) Kecakapan hidup personal siswa pada materi ekosistem

yang dibelajarkan dengan

pembelajaran kontekstual lebih

tinggi dari pada yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. (2) Kecakapan hidup sosial siswa

pada materi ekosistem yang dibelajarkan dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari pada yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di MTsS Al-Washliyah Lhokseumawe dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap pada Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah dua kelas paralel yaitu kelas VII A dan kelas VII B. Penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara acak. Pengambilan data kecakapan hidup generik dilakukan melalui observasi pada saat pembelajaran. Data dianalisis dengan uji t menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil penenelitian menunjukkan (1) terdapat perbedaan skor kecakapan hidup personal siswa yang signifikan (P>0,05) antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konven-sional. (2) terdapat perbedaan skor kecakapan hidup sosial yang signifikan (P>0,05) antara siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran konvensional. Penerapan pembelajaran kontekstual memberikan dampak yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap parameter yang diamati.

Kata Kunci: pembelajaran kontekstual, kecakapan hidup siswa, ekosistem. PENDAHULUAN

alah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Hasil studi PISA (Programe for

International Student Assessment) tahun 2009.

Indonesia termasuk peringkat sepuluh besar terbawah dari 65 negara peserta PISA (Elianur, 2011). Hasil penilaian PISA ini menempatkan Indonesia pada posisi terbelakang dalam hal mutu pendidikan.

Rendahnya mutu pendidikan Indonesia juga dapat terlihat dari kecakapan hidup (life skills) yang dimiliki siswa lulusan SLTP dan SMA. Fenomena pada masyarakat menunjukkan bahwa lulusan SLTP dan SMA banyak yang menjadi pengangguran di pedesaan karena sulitnya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya kecakapan hidup memunculkan keluhan dari dunia usaha bahwa lulusan sekolah tersebut belum memiliki kesiapan kerja yang memadai (Depag, 2005). Menurut Sumarna dalam Wasis (2006) kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata (real world). Hal ini disebabkan karena sekolah tidak menerapkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa (Komalasari, 2012). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan kurangnya kecakapan hidup peserta didik menunjukkan masih rendahnya mutu kualitas pendidikan.

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan di MTsS Al-Washliyah Kota Lhokseumawe pada

mata pelajaran IPA ditemui pembelajaran belum menggunakan pendekatan kontekstual. Aktivitas siswa kebanyakan hanya mendengar dan menulis, siswa bekerja sendiri-sendiri sehingga pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Siswa tidak dilibatkan supaya aktif, kecakapan hidup (life

skill) siswa kurang dibangun, yang akhirnya

statisnya situasi belajar, yang berakibat rendahnya penguasaan konsep siswa terhadap materi yang diajarkan dan rendahnya kecakapan hidup siswa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Hal ini sesuai pendapat Pramitasari dkk., (2011) pembelajaran kontekstual merupakan salah satu strategi pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Lebih lanjut menurut Nurhadi (2003) “pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya.” CTL menjadikan suasana kelas lebih hidup dan pem-belajaran lebih bermakna. Melalui pembelajaran yang bermakna dapat meningkatkan kecakapan hidup siswa yang meliputi kecakapan hidup personal dan kecakapan hidup sosial.

Komalasari (2010) mengemukaan bahwa “pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

(9)

Nellyati, dkk, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual

[309] dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja“. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2008).

Pembelajaran kontekstual mempunyai ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan pendekatan pembelajaran lainnya. Dirjen Dikdasmen (2003), menyebutkan tujuh komponen utama dalam pembelajaran kontekstual, yaitu: (a) Kontruktivisme (contruktivism) (b) Menemukan (inquiry) (c) Bertanya (questioning) (d) Masyarakat belajar (learning community) (e) Pemodelan (modeling) (f) Refleksi (reflection) (g) Penialaian yang sebenarnya (authentic assessment).

Pembelajaran kontekstual menggunakan konteks yang dekat dengan kehidupan sehari–hari, pendekatan pembelajaran kontekstual dapat melatih siswa untuk berpikir dan menemukan solusi dalam pembelajaran. Dengan demikian diharapkan pembelajaran dapat menumbuhkan kecakapan hidup siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Corebima dalam Irwandi (2009) “bahwa pendidikan kontekstual sangat sesuai dengan pembelajaran berorientasi kecakapan hidup”. Pengembangan kecakapan hidup didasarkan pada pemikiran bahwa proses pembelajaran tidak hanya penguasaan siswa terhadap kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran saja, tetapi juga berupa kecakapan lain yang secara implisit diperoleh melalui pengalaman belajar. Sudah seharusnya pendidikan kecakapan hidup dimasukkan dalam pembelajaran di sekolah. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengatur supaya kurikulum di sekolah memasukkan pendidikan kecakapan hidup.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimental research) dengan melakukan eksperimen di dalam kelas yang sudah tersedia sebagaimana adanya, dengan tidak melakukan perubahan situasi kelas dan jadwal pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan melakukan pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL pada materi Ekosistem, dan kelas

kontrol dengan pembelajaran konvensional pada materi ekosistem.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013, berlangsung mulai 18 Maret sampai dengan 6 April 2013 di MTsS AL-Washliyah Lhokseumawe. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas VII MTsS Al-Washliyah Lhokseumawe tahun pelajaran 2012-2013, yang berjumlah 64 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII yang hanya terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VII A dan kelas VII B. Kelas VII A digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B digunakan sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi kecakapan hidup. Data disajikan dalam bentuk persentase dan kemudian ditafsirkan. Data kecakapan hidup generik terdiri dari data kecakapan hidup personal dan data kecakapan hidup sosial. Persentase kecakapan hidup pada setiap aspek dihitung dengan menggunakan rumus:

Tafsiran persentase kecakapan hidup generik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tafsiran Persentase Kecakapan Hidup Generik

Besar Persentase Kategori

0 - 33 Rendah

34 - 67 Sedang

68 - 100 Tinggi

Data dianalisis dengan uji t menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kecakapan Hidup Personal

Hasil observasi kemunculan setiap aspek kecakapan hidup personal pada pembelajaran materi ekosistem disajikan pada Gambar 1 berikut ini. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Menggali Informasi Mengolah Informasi Memecahkan Masalah Mengambil Kesimpulan , 748 68,8 6 76, 81,6 59 6 65, 57,8 , 492

Aspek Kecakapan Hidup Personal

Eksperimen Kontrol

(10)

Nellyati, dkk, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Minimum 61,36 45,45 Maksimum 90,91 72,73 Mean 75,42 57,81 Sd 6,14 7,78 . 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Rendah Sedang Tingg

i 0 32,82 18 67, 0 81,25 18,75 Eksperimen Kontrol

Gambar 1. Histogram Kecakapan Hidup Personal Siswa untuk Setiap Aspek

Pada Gambar1. terlihat persentase kecakapan hidup personal siswa untuk setiap aspek pada kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Persentase jumlah siswa yang memiliki kecakapan hidup personal untuk setiap kategori, rendah, sedang dan tinggi pada setiap aspek dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Histogram Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki Kecakapan Hidup Personal untuk Setiap Kategori

Secara keseluruhan kecakapan hidup personal siswa yang muncul pada saat pembelajaran materi ekosistem dianalisis secara statistik deskriptif. Data yang disajikan berupa mean, standar deviasi, skor maksimum,dan skor minimum pada tabel 2. Tabel 2. Kecakapan Hidup Personal Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari Tabel 2 terlihat kecakapan hidup personal siswa kelas eksperimen lebih bagus dari kelas kontrol. Hal ini dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum dan mean yang lebih tinggi pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol. Berdasarkan uji t terhadap data kecakapan hidup personal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh t hitung 10,04 dan t tabel1,99. Berarti t hitung > t tabel, dengan demikian hipotesis

kecakapan hidup personal siswa pada materi ekosistem yang dibelajarkan dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari pada yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di kelas VII MTsS AL-Washliyah Lhokseumawe dapat diterima. Hal ini cukup beralasan sesuai dengan salah satu keunggulan yang dimiliki pembelajaran kontekstual, yaitu sangat sesuai dengan pembelajaran yang berorientasi kecakapan hidup. Kecakapan Hidup Sosial

Kecakapan hidup sosial siswa dirincikan menjadi dua aspek, yaitu aspek berkomunikasi dan aspek bekerja sama. Hasil observasi kemunculan setiap aspek kecakapan hidup sosial pada pembelajaran materi ekosistem dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Histogram Kecakapan Hidup Sosial Siswa untuk Setiap Aspek

Pada Gambar 3 terlihat persentase kecakapan hidup sosial siswa untuk setiap aspek pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Persentase jumlah siswa yang memiliki kecakapan hidup sosial untuk setiap kategori, rendah, sedang dan tinggi pada setiap aspek dapat dilihat pada Gambar 4.

Kategori Kecakapan Hidup Sosial 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Rendah Sedang Tinggi

0 17 35, , 6484 2,34 ,12 78 19,53

Kategori Kecakapan Hidup Personal

Eksperimen Kontrol 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Berkomunikasi Bekerjasama 13 , 83 66,41 ,03 57 58,44

Aspek Kecakapan Hidup Sosial

Eksperimen Kontrol

(11)

Nellyati, dkk, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual

[311]

Gambar 4. Histogram Persentase Jumlah Siswa yang Memiliki Kecakapan Hidup Sosial untuk Setiap Kategori.

Secara keseluruhan kecakapan hidup sosial siswa yang muncul pada saat pembelajaran konsep ekosistem dianalisis secara statistik deskriptif. Data yang disajikan berupa mean, standar deviasi, skor maksimum,dan skor minimum pada tabel 3. Tabel 2. Kecakapan Hidup Sosial Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Minimum 47,50 47,50

Maksimum 87,50 67,50

Mean 74,76 57,73

Sd 7,57 5,25

Dari Tabel 3 terlihat nilai minimum kecakapan hidup sosial siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.Tetapi nilai maksimum dan nilai mean lebih tinggi pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol. Hal ini menunjukkan kelas eksperimen mempunyai nilai kecakapan sosial lebih tinggi dibanding kelas kontrol.Berdasarkan uji t terhadap data kecakapan hidup sosial siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh t hitung 10,45 dan t tabel1,99. Berarti t hitung > t tabel, dengan demikian hipotesis kecakapan hidup sosial siswa pada materi ekosistem yang dibelajarkan dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di kelas VII MTsS AL-Washliyah Lhokseumawe dapat diterima.

Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kecakapan hidup (life skiil) siswa, sejalan dengan keunggulan yang dimiliki oleh pendekatan pembelajaran kontekstual. Keunggulan pendekatan pembelajaran kontekstual itu antara lain: (1) Merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka. (2) Sangat sesuai dengan pembelajaran yang berorientasi kecakapan hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Corebima dalam Irwandi (2009) “bahwa pendidikan kontekstual sangat sesuai dengan pembelaaran berorientasi kecakapan hidup.” Pengembangan kecakapan hidup didasarkan pada

pemikiran bahwa proses pembelajaran tidak hanya penguasaan siswa terhadap kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran saja, tetapi juga berupa kecakapan lain yang secara implisit diperoleh melalui pengalaman belajar.

Penelitian yang menunjukkan adanya hubu- ngan pembelajaran kontekstual dengan kecakapan hidup diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Komalasari (2012) pada SMP di Jawa Barat tentang efek dari pembelajaran kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan pada pengembangan karakter siswa. Pembelajaran dilakukan oleh guru yang telah mengikuti pelatihan terpadu yang berazaskan kecakapan hidup. Temuan dalam penelitian ini bahwa pembelajaran kontekstual dalam pendidikan kewarganegaraan memiliki hubungan yang positif yang kuat dengan perkembangan karakter siswa. Pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan mengajarkan kecakapan hidup siswa.

Hal ini juga sejalan dengan Johnson dalam Nurhadi dkk., (2004) mengatakan bahwa komponen pendekatan pembelajaran kontekstual adalah membuat hubungan yang bermakna, melahirkan kegiatan yang signifikan, belajar sendiri secara teratur, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatif, mencapai standar tinggi, dan menggunakan penilaian otentik. The Washington dalam Nurhadi dkk., (2004) pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan di luar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia nyata.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Kecakapan hidup personal siswa pada materi ekosistem yang dibelajarkan dengan penerapan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di kelas VII MTsS AL-Washliyah Lhokseumawe; 2) Kecakapan hidup sosial siswa pada materi ekosistem yang dibelajarkan dengan penerapan pembelajaran kontekstual lebih tinggi daripada yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di kelas VII MTsS AL-Washliyah Lhokseumawe.

(12)

Nellyati, dkk, Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Dirjen Dikdasmen Depdiknas RI. 2003.

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL).

Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Depag. 2005. Pedoman Integrasi Pendidikan

Kecakapan Hidup (life Skill) dalam Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Kelembagaan

Agama Islam.

Elianur, R. 2011. Indenesia Peringkat Sepuluh

Besar Terbawah dari 65 Negara Peserta

PISA. Tersedia pada

http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/30/ indonesia-peringkat-10besar-terbawah-dari-65-negara-peserta-pisa/.

Diakses pada tanggal 24 Januari 2013.

Irwandi. 2009. Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi Melalui Strategi

Inkuiri dan Masyarakat Belajar pada Siswa dengan Kemampuan Awal Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif di SMA Negeri Kota Bengkulu. Kependidikan Triadik, 12(1): 33-43.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual:

Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika

Aditama.

Komalasari, K. 2012. The Effect of Contextual Learning in Civic Education on Students’ Civic Skills. Educare, 4(2): 179-190.

Nurhadi., B. Yasin., dan A. G. Senduk. 2004.

Pembelajaran Kontekstual dan

Penerapannya dalam KBK. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Peraturan Pemerintah R I Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standarisasi Pendidikan Nasional, Depdiknas.

Pramitasari. A., Y. Indriana., dan J. Ariati. 2011. Hubungan antara Persepsi terhadap Metode Pembelajaran Kontekstual dengan Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pangkalan Kerinci Riau. Psikologi Undip, 9(1):92-102.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran:

Berorientasi Standar Pendidikan. Jakarta:

Kencana.

Wasis. (2006). Contextual Teaching and Learning dalam Pembelajaran Sains-Fisika SMP.

Gambar

Tabel  1.  Tafsiran  Persentase  Kecakapan  Hidup  Generik
Gambar  2.  Histogram  Persentase  Jumlah  Siswa  yang  Memiliki  Kecakapan  Hidup  Personal  untuk  Setiap Kategori

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk-bentuk dari ke-7 desain elemen estetis interior berornamen kearifan lokal yang dikembangkan pada Masjid Imaduddin Tancung mengusung konsep dan filosofi

Sementara kategori sikap kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika menunjukkan : kategori sikap siswa selalu sebanyak 22.53 % (16 dari 71 siswa) atau

yang Memenuhi Syarat ditanggung sampai batas maksimum tahunan Polis Grup, setelah dikurangi setiap Biaya Risiko Sendiri per kunjungan Rawat jalan atau Ko-Asuransi atau

caesaria. Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah Sakit

IMANDA KARTIKA SARI, D1214038, PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI NON REGULER, KOTA KREATIF DESAIN DALAM MEDIA KOMUNIKASI (Strategi Penggunaan Media Komunikasi

Terdapat 2 IPR (Ijin Pertambangan Rakyat), yaitu milik Darso, dan Klp.Sengon dengan bahan galian batu putih dan jenis hasil produksi berupa batu andesit dan

Pemahaman bahwa semakin sulitnya mencari bahan baku bambu Hitam berpengaruh pada kesadaran masyarakat (pengguna) untuk melakukan konservasi dengan cara penanaman

Kemudian, guru BK SMP Negeri di Jakarta Timur yang termasuk dalam kategori rendah pada variabel pengetahuan mengenai layanan konseling individual sebanyak 4