LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
OBAT TETES TELINGA KLORAMFENIKOL 5%
OBAT TETES TELINGA KLORAMFENIKOL 5%
Disusun oleh: Disusun oleh: Farmasi 3B Farmasi 3B Kelompok 7 Kelompok 7 Ana Miryanti Ana Miryanti
Devi Ulfah Nurazizah Devi Ulfah Nurazizah Fitri Nurafia
Fitri Nurafia Ihsan Nurihsan Ihsan Nurihsan Resti Siti Rohmah Resti Siti Rohmah Rian Adrianto Rian Adrianto
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bakti Tunas Husada
Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya
Tasikmalaya
2014
2014
I.
I. DASAR TEORIDASAR TEORI
Kemajuan ilmu pengaetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan yang Kemajuan ilmu pengaetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan yang semakin pesat, menuntut farmasis untuk selalu mengembangkan pembuatan obat dan semakin pesat, menuntut farmasis untuk selalu mengembangkan pembuatan obat dan formulasi sediaan obat. Peningkatan kualitas obat dan efisiensi dalam pembuatan formulasi sediaan obat. Peningkatan kualitas obat dan efisiensi dalam pembuatan merupakan hasil
merupakan hasil yang ingin yang ingin dicapai dari pengembangan dicapai dari pengembangan cara pembuatan dan caracara pembuatan dan cara formulasi suatu sediaan obat sehingga dapat lebih diterima dan sesuai dengan formulasi suatu sediaan obat sehingga dapat lebih diterima dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
kebutuhan masyarakat.
Dalam pengembangan obat tersebut dibuatlah sediaan yang ditunjukkan untuk Dalam pengembangan obat tersebut dibuatlah sediaan yang ditunjukkan untuk telinga berdasarkan adanya gangguan pada telinga yakni berupa penyumbatan akibat telinga berdasarkan adanya gangguan pada telinga yakni berupa penyumbatan akibat kotoran telinga, infeksi dan lain-lain. Sediaan telinga kadang-kadang dikenal sebagai kotoran telinga, infeksi dan lain-lain. Sediaan telinga kadang-kadang dikenal sebagai sediaan otic atau aural. Sediaan-sediaan yang digunakan pada permukaan luar telinga, sediaan otic atau aural. Sediaan-sediaan yang digunakan pada permukaan luar telinga, hidung, rongga mulut termasuk macam-macam dari sediaan farmasi dalam bentuk hidung, rongga mulut termasuk macam-macam dari sediaan farmasi dalam bentuk larutan, suspensi dan salep yang semuanya dibuat dalam keadaan steril sehingga larutan, suspensi dan salep yang semuanya dibuat dalam keadaan steril sehingga disebut dengan sediaan steril. Tujuannya untuk memperlihatkan lebih dekat tipe-tipe disebut dengan sediaan steril. Tujuannya untuk memperlihatkan lebih dekat tipe-tipe bentuk sediaan
bentuk sediaan yang digunakan dengan yang digunakan dengan tempat tempat pemakaiannya dan pemakaiannya dan untuk menentukanuntuk menentukan dari komponen dalam formulasi (Ansel, 2005).
dari komponen dalam formulasi (Ansel, 2005).
Guttae atau obat tetes merupakan salah satu dari bagian sediaan farmasi yang Guttae atau obat tetes merupakan salah satu dari bagian sediaan farmasi yang termasuk ke dalam sediaan steril. Guttae adalah sediaan cair berupa larutan emulsi termasuk ke dalam sediaan steril. Guttae adalah sediaan cair berupa larutan emulsi atau suspensi yang dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar digunakan dengan atau suspensi yang dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia. tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia. Definisi tetes telinga menurut berbagai sumber
Definisi tetes telinga menurut berbagai sumber yaitu:yaitu: 1.
1. FI III : 10FI III : 10
Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk Guttae Auriculares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air. Cairan pembawa yang telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air. Cairan pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada dinding telinga, umumnya digunakan gliserol dan propylenglikol. Dapat juga dinding telinga, umumnya digunakan gliserol dan propylenglikol. Dapat juga digunakan
digunakan etanol 90%, heksilenglikol detanol 90%, heksilenglikol dan minyak nabati. Zan minyak nabati. Zat pensuspensi dapatat pensuspensi dapat digunakan sorbitan, polisorbat atau surfaktan lain yang cocok. Keasaman-kebasaan digunakan sorbitan, polisorbat atau surfaktan lain yang cocok. Keasaman-kebasaan kecuali dinyatakan lain pH 5,0
kecuali dinyatakan lain pH 5,0
–
–
6,0 penyimpanan, kecuali dinyatakan lain dalam6,0 penyimpanan, kecuali dinyatakan lain dalam wadah tertutup rapat.2.
2. Ansel : 567Ansel : 567
Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga dengan cara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, telinga untuk melepaskan kotoran telinga (lilin telinga) atau untuk mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit.
peradangan atau rasa sakit. 3.
3. DOM King : 153DOM King : 153
Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga, Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga, yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan-bahan obat tersebut dapat berupa yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan-bahan obat tersebut dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan-bahan antibakteri dan fungisida, yang berbentuk anestetik lokal, peroksida, bahan-bahan antibakteri dan fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan, menghangatkan, atau mengeringkan telinga larutan, digunakan untuk membersihkan, menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.
bagian luar. 4.
4. Farmakope Indonesia Edisi IVFarmakope Indonesia Edisi IV Larutan tetes telinga atau la
Larutan tetes telinga atau larutan otic adalah larutan yang mengandung air ataurutan otic adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan pada telinga luar gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan pada telinga luar misalnya larutan otic benzokain dan antipirin, larutan otic neomisin dan polimiskin misalnya larutan otic benzokain dan antipirin, larutan otic neomisin dan polimiskin sulfat dan larutan otic hidrokortison.
sulfat dan larutan otic hidrokortison.
Guttae atau obat tetes terdiri dari guttae atau obat tetes yang digunakan untuk Guttae atau obat tetes terdiri dari guttae atau obat tetes yang digunakan untuk obat luar dilakukan dengan cara meneteskan obat ke dalam makanan atau minuman. obat luar dilakukan dengan cara meneteskan obat ke dalam makanan atau minuman. Kemudian guttae oris atau tetes mulut, guttae auriculars atau tetes telinga, guttae Kemudian guttae oris atau tetes mulut, guttae auriculars atau tetes telinga, guttae opthalmicae atau tetes mata dan guttae nasals yaitu tetes hidung.
opthalmicae atau tetes mata dan guttae nasals yaitu tetes hidung. Dari semua obat
Dari semua obat tetes hanyalah obat tetes telinga ytetes hanyalah obat tetes telinga yang tidak mengguang tidak menggunakan airnakan air sebagai zat pembawanya. Karena obat tetes telinga harus memperhatikan kekentalan. sebagai zat pembawanya. Karena obat tetes telinga harus memperhatikan kekentalan. Agar dapat menempel dengan baik kepada dinding telinga. Guttae auriculars ini Agar dapat menempel dengan baik kepada dinding telinga. Guttae auriculars ini sendiri merupakan obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan sendiri merupakan obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Zat pembawanya biasanya menggunakan gliserol dan obat ke dalam telinga. Zat pembawanya biasanya menggunakan gliserol dan propilenglikol.
propilenglikol. Bahan Bahan pembuatan pembuatan tetes tetes telinga telinga harus harus mengandung bahan mengandung bahan yang yang sesuaisesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang masuk secara tidak untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan dikatakan bersifat bakteriostatik. sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan dikatakan bersifat bakteriostatik.
Jika terkena cahaya matahari atau cahaya yang lainnya akan merusak sediaan Jika terkena cahaya matahari atau cahaya yang lainnya akan merusak sediaan tetes telinga tersebut. Karena guttae auriculars ini merupakan salah satu sediaan obat tetes telinga tersebut. Karena guttae auriculars ini merupakan salah satu sediaan obat dalam bidang farmasi, maka seorang farmasis wajib mengetahui bagaimana cara dalam bidang farmasi, maka seorang farmasis wajib mengetahui bagaimana cara pembuatannya dan bagaimana pu
Cara pengg
Cara penggunaan dunaan dari tetes ari tetes telinga, yaitu telinga, yaitu :: 1.
1. Cuci tanganCuci tangan 2.
2. Berdiri atau duduk depan cerminBerdiri atau duduk depan cermin 3.
3. Buka tutup botolBuka tutup botol 4.
4. Periksa ujung penetes dan pastikan tidak pecah atau patahPeriksa ujung penetes dan pastikan tidak pecah atau patah 5.
5. Jangan menyentuh ujung penetes dengan apapun usahakan tetap bersJangan menyentuh ujung penetes dengan apapun usahakan tetap bers ihih 6.
6. Posisikan kepala miring dan pegang daun telinga agar memudahkan memasukkanPosisikan kepala miring dan pegang daun telinga agar memudahkan memasukkan sediaan tetes telinga
sediaan tetes telinga 7.
7. Pegang obat tetes telinga dengan ujung penetes di bawah sedekat mungkin denganPegang obat tetes telinga dengan ujung penetes di bawah sedekat mungkin dengan lubang telinga tetapi tidak menyentuhnya
lubang telinga tetapi tidak menyentuhnya 8.
8. Perlahan-lahan tekan botol tetes telinga sehingga jumlah tetesan yang diinginkanPerlahan-lahan tekan botol tetes telinga sehingga jumlah tetesan yang diinginkan dapat menetes dengan benar pada lubang telinga
dapat menetes dengan benar pada lubang telinga 9.
9. Diamkan Diamkan selama selama 2-3 2-3 menitmenit 10.
10. Bersihkan kelebihan cairan dengan tisuBersihkan kelebihan cairan dengan tisu 11.
11. Tutup kembali obat tetes telinga, jangan mengusap atau mencuci ujung penutupnya.Tutup kembali obat tetes telinga, jangan mengusap atau mencuci ujung penutupnya. Komposisi pada sediaan steril tetes telinga yakni sebagai berikut (Syamsuni, Komposisi pada sediaan steril tetes telinga yakni sebagai berikut (Syamsuni, 2006):
2006): 1.
1. Zat aktif, misalnya neomisin, klorampenikol, gentamycin sulfat dan lain-lain.Zat aktif, misalnya neomisin, klorampenikol, gentamycin sulfat dan lain-lain. 2.
2. Zat tambahn bukan airZat tambahn bukan air 3.
3. Pelarut : gliserin, propileglikol, etanol, minyak nabati, dan heksilenglikolPelarut : gliserin, propileglikol, etanol, minyak nabati, dan heksilenglikol 4.
4. Antioksidan : alfa tokoferol, asam ascorbat, Na-Disulfida, Na-BisulfitAntioksidan : alfa tokoferol, asam ascorbat, Na-Disulfida, Na-Bisulfit 5.
5. Pengawet : Klorbutanol (10,5 %) dan kombinasi parabenPengawet : Klorbutanol (10,5 %) dan kombinasi paraben 6.
6. Pensuspensi : Span dan TweenPensuspensi : Span dan Tween
Zat aktif yang digunakan untuk sediaan tetes telinga biasanya adalah sebagai Zat aktif yang digunakan untuk sediaan tetes telinga biasanya adalah sebagai berikut (Ansel, 1989):
berikut (Ansel, 1989): 1.
1. Untuk melunakkan kotoran telinga, misalnya : minyak mineral encer, minyak nabati,Untuk melunakkan kotoran telinga, misalnya : minyak mineral encer, minyak nabati, asam peroksida
asam peroksida 2.
2. Sebagai antiinfeksi, misalnya : kloramfenikol, neomisin, kolistin fosfat, polimiksin BSebagai antiinfeksi, misalnya : kloramfenikol, neomisin, kolistin fosfat, polimiksin B sulfat, gentamicyn
sulfat, gentamicyn 3.
3. Sebagai aniseptik dan anestesi, misalnya : fenol, AgNO3, lidokain HCl, danSebagai aniseptik dan anestesi, misalnya : fenol, AgNO3, lidokain HCl, dan benzokain
benzokain 4.
4. Sebagai antiradang, misalnya : hidrokortison dan deksametazone, natrium fosfatSebagai antiradang, misalnya : hidrokortison dan deksametazone, natrium fosfat 5.
Evaluasi yang dilakukan untuk sediaan steril tetes telinga adalah : Evaluasi yang dilakukan untuk sediaan steril tetes telinga adalah : 1.
1. Uji organoleptis : bau, warna dan rasaUji organoleptis : bau, warna dan rasa 2.
2. Uji kejernihanUji kejernihan 3.
3. Uji pH : pH standar untuk tetes telinga adalah 5,5-6,5Uji pH : pH standar untuk tetes telinga adalah 5,5-6,5
Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces Kloramfenikol diisolasi pertama kali pada tahun 1947 dari Streptomyces venezuelae. Karena ternyata Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat venezuelae. Karena ternyata Kloramfenikol mempunyai daya antimikroba yang kuat maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950 maka penggunaan Kloramfenikol meluas dengan cepat sampai pada tahun 1950 diketahui bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. diketahui bahwa Kloramfenikol dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air (1:400) dan rasanya Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air (1:400) dan rasanya sangat pahit. Rumus molekul kloramfenikol ialah kloramfenikol R= -NO2.
sangat pahit. Rumus molekul kloramfenikol ialah kloramfenikol R= -NO2. a.
a. FarmakodinamikFarmakodinamik
Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.
sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.
Kloramfenikol bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol Kloramfenikol bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Spektrum anti kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Spektrum anti bakteri
bakteri meliputi meliputi D.pneumoniae, D.pneumoniae, S. S. Pyogenes, Pyogenes, S.viridans, S.viridans, Neisseria, Neisseria, Haemophillus,Haemophillus, Bacillus spp, Listeria, Bartonella, Brucella, P. Multocida, C.diphteria, Chlamidya, Bacillus spp, Listeria, Bartonella, Brucella, P. Multocida, C.diphteria, Chlamidya, Mycoplasma, Rickettsia, Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob.
Mycoplasma, Rickettsia, Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob. b.
b. FarmakokinetikFarmakokinetik
Setelah pemberian oral, kloramfenikol diserap dengan cepat. Kadar puncak Setelah pemberian oral, kloramfenikol diserap dengan cepat. Kadar puncak dalam darah tercapai hingga 2 jam dalam
dalam darah tercapai hingga 2 jam dalam darah. Untuk anak biasanya diberikan dalamdarah. Untuk anak biasanya diberikan dalam bentuk ester kloramfenikol palmitat atau stearat yang rasanya tidak pahit. Bentuk ester bentuk ester kloramfenikol palmitat atau stearat yang rasanya tidak pahit. Bentuk ester ini akan mengalami hidrolisis dalam usus dan membebaskan kloramfenikol. Untuk ini akan mengalami hidrolisis dalam usus dan membebaskan kloramfenikol. Untuk pemberian
pemberian secara secara parenteral parenteral diberikan diberikan kloramfenikol kloramfenikol suksinat suksinat yang yang akan akan dihidrolisisdihidrolisis dalam jaringan dan membebaskan kloramfenikol.
dalam jaringan dan membebaskan kloramfenikol.
Masa paruh eliminasinya pada orang dewasa kurang lebih 3 jam, pada bayi Masa paruh eliminasinya pada orang dewasa kurang lebih 3 jam, pada bayi berumur
berumur kurang kurang dari dari 2 2 minggu minggu sekitar sekitar 24 24 jam. jam. Kira-kira Kira-kira 50% 50% kloramfenikol kloramfenikol dalamdalam darah terikat dengan albumin. Obat ini didistribusikan secara baik ke berbagai darah terikat dengan albumin. Obat ini didistribusikan secara baik ke berbagai jaringan tubuh, termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.
jaringan tubuh, termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.
Di dalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi, sehingga waktu paruh Di dalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi, sehingga waktu paruh memanjang pada pasien dengan gangguan faal hati. Sebagian di reduksi memanjang pada pasien dengan gangguan faal hati. Sebagian di reduksi menjadisenyawa arilamin yang tidak aktif lagi. Dalam waktu 24 jam, 80-90% menjadisenyawa arilamin yang tidak aktif lagi. Dalam waktu 24 jam, 80-90% kloramfenikol yang diberikan oral diekskresikan melalui ginjal. Dari seluruh kloramfenikol yang diberikan oral diekskresikan melalui ginjal. Dari seluruh
kloramfenikol yang diekskresi hanya 5-10% yang berbentuk aktif. Sisanya terdapat kloramfenikol yang diekskresi hanya 5-10% yang berbentuk aktif. Sisanya terdapat dalam bentuk glukoronat atau hidrolisat lain yang tidak aktif. Bentuk aktif dalam bentuk glukoronat atau hidrolisat lain yang tidak aktif. Bentuk aktif kloramfenikol diekskresi terutama melalui filtrat glomerulus sedangkan metaboltnya kloramfenikol diekskresi terutama melalui filtrat glomerulus sedangkan metaboltnya dengan sekresi tubulus.
dengan sekresi tubulus.
Pada gagal ginjal, masa paruh kloramfenikol bentuk aktif tidak banyak Pada gagal ginjal, masa paruh kloramfenikol bentuk aktif tidak banyak berubah s
berubah sehingga ehingga tidak tidak perlu perlu pengurangan dosis. pengurangan dosis. Dosis Dosis perlu perlu dikurangi dikurangi bila bila terdapatterdapat gangguan fungsi hepar.
gangguan fungsi hepar. c.
c. Penggunaan klinikPenggunaan klinik
Banyak perbedaan pendapat mengenai indikasi penggunaan kloramfenikol, Banyak perbedaan pendapat mengenai indikasi penggunaan kloramfenikol, tetapi sebaiknya obat ini digunakan untuk mengobati demam tifoid dan meningitis tetapi sebaiknya obat ini digunakan untuk mengobati demam tifoid dan meningitis oleh H.Infuenzae juga pada pneumonia; abses otak; mastoiditis; riketsia; relapsing oleh H.Infuenzae juga pada pneumonia; abses otak; mastoiditis; riketsia; relapsing fever; gangrene; granuloma inguinale; listeriosis; plak (plague); psitikosis; tularemia; fever; gangrene; granuloma inguinale; listeriosis; plak (plague); psitikosis; tularemia; whipple disease; septicemia; meningitis.
whipple disease; septicemia; meningitis.
Infeksi lain sebaiknya tidak diobati dengan kloramfenikol bila masih ada Infeksi lain sebaiknya tidak diobati dengan kloramfenikol bila masih ada antimikroba lain yang masih aman dan efektif. Kloramfenikol dikontraindikasikan antimikroba lain yang masih aman dan efektif. Kloramfenikol dikontraindikasikan pada pasien neonatus, pasien dengan gangguan faal hati, dan pasien yang hipersensitif pada pasien neonatus, pasien dengan gangguan faal hati, dan pasien yang hipersensitif terhadapnya. Bila terpaksa diberikan pada neonatus, dosis jangan melebihi 25 terhadapnya. Bila terpaksa diberikan pada neonatus, dosis jangan melebihi 25 mg/kgBB sehari.
mg/kgBB sehari. d.
d. Efek sampingEfek samping 1)
1) REAKSI SALURAN CERNAREAKSI SALURAN CERNA
Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare, dan enterokolitis. Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare, dan enterokolitis. 2)
2) REAKSI ALERGIREAKSI ALERGI
Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria dan Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan demam Tifoid walaup
pengobatan demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.un yang terakhir ini jarang dijumpai. 3)
3) REAKSI NEUROLOGIKREAKSI NEUROLOGIK
Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit kepala. Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit kepala. Sediaan.
Sediaan.
Kloramfenikol terbagi dalam bentuk sediaan : Kapsul 250 mg, Dengan cara pakai Kloramfenikol terbagi dalam bentuk sediaan : Kapsul 250 mg, Dengan cara pakai untuk dewasa 50 mg/kg BB atau 1-2 kapsul 4 kali sehari.Untuk infeksi berat dosis untuk dewasa 50 mg/kg BB atau 1-2 kapsul 4 kali sehari.Untuk infeksi berat dosis dapat ditingkatkan 2 x pada awal terapi sampai didapatkan perbaikan klinis, salep dapat ditingkatkan 2 x pada awal terapi sampai didapatkan perbaikan klinis, salep mata 1 %, obat tetes mata 0,5 %, salep kulit 2 % dan obat tetes telinga 1-5 %. mata 1 %, obat tetes mata 0,5 %, salep kulit 2 % dan obat tetes telinga 1-5 %. Keempat sediaan tersebut dipakai beberapa kali sehari.
II.
II. FormulasiFormulasi 1.
1. PreformulaPreformulasi Zat si Zat AktifAktif Kloramfenikol
Kloramfenikol Pemerian
Pemerian Hablur halus berbentuk jarum atau lempengHablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan ; larutan praktis netral terhadap kekuningan ; larutan praktis netral terhadap lakmus P; stabil dalam larutan netral atau agak lakmus P; stabil dalam larutan netral atau agak asam.
asam.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV
Farmakope Indonesia Edisi IV . Jakarta: Hal 189.. Jakarta: Hal 189. Kelarutan
Kelarutan Sedikit larut dalam air (1:400); mudah larut dalamSedikit larut dalam air (1:400); mudah larut dalam etanol (1:2,5); mudah larut dalam propilenglikol etanol (1:2,5); mudah larut dalam propilenglikol (1:7
(1:7 ) )..
(The Pharmaceutical Codex 12
(The Pharmaceutical Codex 12thth Edition:787) Edition:787) Stabilitas Stabilitas PanasPanas Hidrolisis/oksidasiHidrolisis/oksidasi CahayaCahaya pH pH
Tidak tahan terhadap panas dan mudah Tidak tahan terhadap panas dan mudah terdekomposisi.
terdekomposisi.
Terdegradasi melalui hidrolisis amida pada pH di Terdegradasi melalui hidrolisis amida pada pH di bawah 7.
bawah 7.
Hidrolisis amida tidak bergantung pada pH pada Hidrolisis amida tidak bergantung pada pH pada daerah pH 2-6.
daerah pH 2-6.
(Analytical
(Analytical Profiles Profiles of of Drugs Drugs Subtances Subtances Vol.Vol. 4:68-69)
4:68-69)
Larutan kloramfenikol dengan pembawa air Larutan kloramfenikol dengan pembawa air mengalami degradasi oleh cahaya. Adanya cahaya mengalami degradasi oleh cahaya. Adanya cahaya menyebabkan oksidasi, reduksi, atau kondensasi menyebabkan oksidasi, reduksi, atau kondensasi dari kloramfenikol.
dari kloramfenikol.
(The Pharmaceutical Codex 12
(The Pharmaceutical Codex 12thth Edition:787) Edition:787)
4,5-7,5 4,5-7,5
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia E
Farmakope Indonesia Edisi IV disi IV . Jakarta: Hal 189.. Jakarta: Hal 189. Kesimpulan:
Bentuk zat aktif
Bentuk zat aktif yang digunakan: Serbukyang digunakan: Serbuk Bentuk sediaan: Larutan sejati
Bentuk sediaan: Larutan sejati
Cara sterilisasi sediaan: Penyaringan membran Cara sterilisasi sediaan: Penyaringan membran Kemasan: Botol coklat obat tetes teli
Kemasan: Botol coklat obat tetes telinga 15 mLnga 15 mL
2.
2. Perhitungan Tonisitas/OsmoPerhitungan Tonisitas/Osmolaritas dan laritas dan DaparDapar a.
a. Pada sediaan Pada sediaan tetes telinga, tetes telinga, keisotonisan tidak keisotonisan tidak mutlak dmutlak dipersyaratkan. ipersyaratkan. Selain itu,Selain itu, larutan pembawa yang digunakan adalah bukan air. Oleh karena itu, tidak ditambahan larutan pembawa yang digunakan adalah bukan air. Oleh karena itu, tidak ditambahan zat pengisitonis seprti NaCl.
zat pengisitonis seprti NaCl. b.
b. Karena larutan pembawa adalah bukan air, maka tidak perlu dilakukan pendaparan.Karena larutan pembawa adalah bukan air, maka tidak perlu dilakukan pendaparan. 3.
3. Pendekatan FormulaPendekatan Formula Untuk 15 mL sediaan Untuk 15 mL sediaan
No
No Bahan Bahan Jumlah (%) Jumlah (%) Fungsi/alasan penambahan bahanFungsi/alasan penambahan bahan 1
1 Kloramfenikol Kloramfenikol 5 5 % % Zat Zat AktifAktif 2
2 Propilenglikol Propilenglikol Ad Ad 15 15 mL mL PelarutPelarut
4.
4. PreformulaPreformulasi si EksipientEksipient Propilenglikol
Propilenglikol (Hand Book of Pharmaceutical Exipients 5(Hand Book of Pharmaceutical Exipients 5 th th ed., 2006,hal 592-593). ed., 2006,hal 592-593). CH
CH33CH(OH0CHCH(OH0CH22OH); BM 76,09OH); BM 76,09
Pemerian
Pemerian Merupakan cairan kental, jernih tidakMerupakan cairan kental, jernih tidak berwarna,
berwarna, rasa rasa khas, khas, praktis praktis tidaktidak berbau,
berbau, dan dan menyerap menyerap air air pada pada udaraudara lembab.
lembab.
(FI IV hal.712) (FI IV hal.712) Kelarutan
Kelarutan Bercampur dengan etanol (95%),Bercampur dengan etanol (95%), gliserin, dan air.
gliserin, dan air.
(Hand Book of Pharmaceutical (Hand Book of Pharmaceutical Exipients:625 Exipients:625 Stabilitas Stabilitas PanasPanas HidrolisisHidrolisis CahayaCahaya
Pada temperatur tinggi dan dalam Pada temperatur tinggi dan dalam keadaan terbuka cenderung keadaan terbuka cenderung menggalami oksidasi menghasilkan menggalami oksidasi menghasilkan propionaldehid,
propionaldehid, asam asam laktat, laktat, asamasam piruvat, dan asam asetat.
piruvat, dan asam asetat.
Stabil ketika dicampur dengan air. Stabil ketika dicampur dengan air. Tidak tahan terhadap cahaya. Tidak tahan terhadap cahaya.
(Hand Book of Pharmaceutical (Hand Book of Pharmaceutical Exipients 5
Cara sterilisasi
Cara sterilisasi : Larutan yang mengandung propilenglikol dapat disterilkan: Larutan yang mengandung propilenglikol dapat disterilkan dengan autoclave.
dengan autoclave.
(Hand Book of Pharmaceutical Exipients 5
(Hand Book of Pharmaceutical Exipients 5 th th ed., 2006,hal 592) ed., 2006,hal 592) Kemasan
Kemasan : Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari: Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, terlindung dari cahaya, sejuk, dan kering.
cahaya, sejuk, dan kering.
(Hand Book of Pharmaceutical Exipients 5
(Hand Book of Pharmaceutical Exipients 5 th th ed., ed., 2006,hal593)2006,hal593)..
5.
5. Alasan Penggunaan BahanAlasan Penggunaan Bahan a.
a. Penggunaan Bahan AktifPenggunaan Bahan Aktif
Kloramfenikol merupakan zat aktif yang digunakan pada pembuatan obat. Kloramfenikol merupakan zat aktif yang digunakan pada pembuatan obat. Dalam sediaan tetes telinga yakni berkhasiat sebagai antibiotik (zat-zat yang Dalam sediaan tetes telinga yakni berkhasiat sebagai antibiotik (zat-zat yang digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme) tetapi dalam digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme) tetapi dalam pembuatannya
pembuatannya zat zat ini ini tidak tidak boleh boleh terlalu terlalu banyak banyak karena karena efeknya efeknya sangat sangat fatal fatal yakniyakni terjadi iritasi. Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas. Kloramfenikol terjadi iritasi. Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas. Kloramfenikol berhubungan dengan
berhubungan dengan gangguan darah gangguan darah yang serius yang serius sebagai sebagai efek efek yang tidak yang tidak diinginkandiinginkan sehingga harus disimpan untuk pengobatan infeksi berat, terutama yang disebabkan sehingga harus disimpan untuk pengobatan infeksi berat, terutama yang disebabkan hemofilus influenza dan demam tifoid.
hemofilus influenza dan demam tifoid.
b.
b. Penggunaan Bahan TambahanPenggunaan Bahan Tambahan
Propylenglikol merupakan zat tambahan yang berguna sebagai pelarut dari Propylenglikol merupakan zat tambahan yang berguna sebagai pelarut dari kloramfenikol, selain sebagai pelarut yang umum dalam pembuatan sediaan tetes kloramfenikol, selain sebagai pelarut yang umum dalam pembuatan sediaan tetes telinga. Propylenglikol juga digunakan karena kloramfenikol sukar larut dalam air telinga. Propylenglikol juga digunakan karena kloramfenikol sukar larut dalam air sehingga digunakan propylenglikol sebagai pelarut.
sehingga digunakan propylenglikol sebagai pelarut.
III.
III. Persiapan Alat/Wadah/BahanPersiapan Alat/Wadah/Bahan a.
a. Alat dan wadahAlat dan wadah No
No Nama Nama Alat Alat Jumlah Jumlah Cara Cara sterilisasi sterilisasi (lengkap)(lengkap) 1
1 Gelas Gelas Kimia Kimia 100 100 ml ml 1 1 Oven Oven 170170oo C,1 jam C,1 jam 2
2 Kaca Kaca Arloji Arloji 1 1 Oven Oven 170170oo C,1 jam C,1 jam 3
3 Pipet Pipet Tetes Tetes 1 1 Oven Oven 170170oo C,1 jam C,1 jam 4
4 Batang Batang Pengaduk Pengaduk 1 1 Oven Oven 170170oo C,1 jam C,1 jam 5
5 Corong Corong 1 1 Oven Oven 170170oo C,1 jam C,1 jam 6
7
7 Karet Karet Pipet Pipet Tetes Tetes 1 1 Alcohol Alcohol 70%, 70%, 24 24 jamjam 8
8 Gelas Gelas Ukur Ukur 100 100 ml ml 1 1 Autoklaf Autoklaf 121121 o o C,15 menit C,15 menit 9
9 Botol Botol Obat Obat Tetes Tetes 15 15 ml ml 1 1 Direndam Direndam dalam dalam larutanlarutan etanol 70%
etanol 70%
b.
b. BahanBahan No
No Nama Nama Bahan Bahan Jumlah Jumlah Cara Cara sterilisasi sterilisasi (lengkap)(lengkap) 1
1 Kloramfenikol Kloramfenikol 5% 5% --2
2 Propilenglikol Propilenglikol ad ad 15 15 mL mL
--c.
c. Penimbangan BahanPenimbangan Bahan
Jumlah sediaan yang dibuat: 70 mL Jumlah sediaan yang dibuat: 70 mL
No
No Nama Nama Bahan Bahan Jumlah Jumlah yang yang ditimbang ditimbang (70 (70 mL)mL)
1 Kloramfenikol
1 Kloramfenikol
2 Propilenglikol
2 Propilenglikol
d.
d. Prosedur PembuatanProsedur Pembuatan
Prosedur
Prosedur Nama Nama ParafParaf
1.
1. Semua alat dan wadah disterilisasi denganSemua alat dan wadah disterilisasi dengan caranya masing-masing.
caranya masing-masing. 2.
2. Kloramfenikol ditimbang di atas kacaKloramfenikol ditimbang di atas kaca arloji steril dan propilenglikol diukur arloji steril dan propilenglikol diukur dengan gelas ukur steril.
dengan gelas ukur steril. 3.
3. Kloramfenikol yang telah ditimbangKloramfenikol yang telah ditimbang dilarutkan di dalam gelas kimia dengan dilarutkan di dalam gelas kimia dengan propilenglikol.
propilenglikol. Diaduk Diaduk dengan dengan batangbatang pengaduk hingga
pengaduk hingga melarut sempurna.melarut sempurna. 4.
4. Larutan disaring dengan membran 0,45Larutan disaring dengan membran 0,45 µm dan membran 0,22 µm.
µm dan membran 0,22 µm. 5.
5. Larutan disaring dengan kertas saring.Larutan disaring dengan kertas saring. 6.
6. Masukan sediaan ke dalam wadah obatMasukan sediaan ke dalam wadah obat tetes telinga secara aseptic dengan tetes telinga secara aseptic dengan menggunakan spuit steril yang sudah menggunakan spuit steril yang sudah dibilas dengan larutan sediaan sebanyak dibilas dengan larutan sediaan sebanyak 10,7 mL.
10,7 mL. 7.
7. Pasang tutup wadah yang telah disiapkan.Pasang tutup wadah yang telah disiapkan.
Piket Piket Ana Ana Devi Devi --Fitri Fitri Ihsan Ihsan Resti Resti Rian Rian
IV.
IV. Evaluasi SediaanEvaluasi Sediaan
NO
NO Jenis Jenis Evaluasi Evaluasi Prinsip Evaluasi Prinsip Evaluasi JumlahJumlah Sampel Sampel Hasil Hasil Pengamatan Pengamatan Syarat Syarat 1
1 Uji Uji penetapanpenetapan pH sediaan pH sediaan (Farmakope (Farmakope Indonesia Indonesia ed.IV, 1995,hal ed.IV, 1995,hal 1039) 1039) Menggunakan pH Menggunakan pH meter meter 1
1 botol botol 7,2 7,2 pH pH 4-84-8 (FI(FI IV hal. 191) IV hal. 191)
2
2 Uji partikulatUji partikulat (Farmakope (Farmakope Indonesia Indonesia ed.IV, 1995,hal ed.IV, 1995,hal 1061) 1061) Partikel pengotor Partikel pengotor cairan dihitung cairan dihitung dengan system dengan system elektronik yang elektronik yang dilengapi sensor dilengapi sensor cahaya redup tau cahaya redup tau dilihat dengan latar dilihat dengan latar
belakang hitam belakang hitam
1
1 botol botol BebasBebas partikel asing partikel asing dan serat dan serat halus halus Bebas Bebas partikel partikel asing dan asing dan serat halus serat halus 3
3 Uji Uji VolumeVolume Terpindahkan Terpindahkan (Farmakope (Farmakope Indonesia Indonesia ed.IV, 1995,hal ed.IV, 1995,hal 1089) 1089) Pengukuran jumlah Pengukuran jumlah sediaan yang sediaan yang dikemas dalam dikemas dalam wadah sediaan dosis wadah sediaan dosis ganda. Jika sediaan ganda. Jika sediaan tersebut dikeluarkan tersebut dikeluarkan dari wadah aslinya dari wadah aslinya akan memberikan akan memberikan jumlah yang s jumlah yang sesuaiesuai
seperti yang seperti yang tercantum pada tercantum pada etiket. etiket. 1
1 botol botol VolumeVolume sesuai seperti sesuai seperti yang yang tercantum di tercantum di etiket 10 mL etiket 10 mL Volume Volume rata-rata rata-rata yang yang diperoleh diperoleh dari 10 dari 10 wadah wadah tidak tidak kurang dari kurang dari 100% dan 100% dan tidak ada tidak ada satupun satupun wadah yang wadah yang kurang dari kurang dari 95% dari 95% dari volume volume yang yang dinyatakan dinyatakan pada etiket. pada etiket. 4 Penetapan 4 Penetapan Kejernihan Kejernihan (( Farmakope Farmakope Indonesia Indonesia ed.IV, 1995,hal ed.IV, 1995,hal 881) 881)
Dua tabung reaksi, Dua tabung reaksi, zat uji dan suspensi zat uji dan suspensi
larutan padanan larutan padanan dibandingkan setelah dibandingkan setelah
5 menit
5 menit pembuatanpembuatan suspensi padanan, suspensi padanan,
dengan latar dengan latar belakang ca belakang cahayahaya hitam yang berdifusi hitam yang berdifusi tegak lurus kearah tegak lurus kearah
bawah tabung. bawah tabung.
1
1 botol botol Jernih Jernih KejernihanKejernihan nya sama nya sama dengan air dengan air atau pelarut atau pelarut yang yang digunakan. digunakan.
V.
V. PembahasanPembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan yaitu membuat guttae Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan yaitu membuat guttae auriculares atau obat tetes telinga. Sebagaimana telah diketahui definisi guttae auriculares atau obat tetes telinga. Sebagaimana telah diketahui definisi guttae auriculares adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan auriculares adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga. Obat tetes telinga ini dibuat menggunakan cairan pembawa obat ke dalam telinga. Obat tetes telinga ini dibuat menggunakan cairan pembawa bukan
bukan air air tetapi tetapi menggunakan menggunakan propilenglikol. propilenglikol. Dalam Dalam praktikum praktikum ini ini pembawa pembawa yangyang digunakan adalah propilenglikol, karena pemeriannya yang kental lebih digunakan adalah propilenglikol, karena pemeriannya yang kental lebih memungkinkan kontak yang lama antara obat dengan jaringan telinga. Dan juga memungkinkan kontak yang lama antara obat dengan jaringan telinga. Dan juga sebagai zat tambahan karena sifat higroskopiknya memungkinkan menarik sebagai zat tambahan karena sifat higroskopiknya memungkinkan menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan membuang kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Bahan lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Bahan pembuatan
pembuatan tetes tetes telinga telinga harus harus mengandung mengandung bahan bahan yang yang sesuai sesuai untuk untuk mencegahmencegah pertumbuhan
pertumbuhan atau atau memusnahkan memusnahkan mikroba mikroba yang yang masuk masuk secara secara tidak tidak sengaja sengaja saatsaat wadah dibuka pada waktu penggunaan atau dikatakan bersifat bakteriostatik. Dalam wadah dibuka pada waktu penggunaan atau dikatakan bersifat bakteriostatik. Dalam hal ini kloramfenikol yang menjadi zat aktif yang berfungsi sebagai antibiotik hal ini kloramfenikol yang menjadi zat aktif yang berfungsi sebagai antibiotik spektrum luas.
spektrum luas.
Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu dilakukan sterilisasi pada Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu dilakukan sterilisasi pada semua alat dan bahan yang akan digunakan, tujuannya agar alat dan bahan yang kita semua alat dan bahan yang akan digunakan, tujuannya agar alat dan bahan yang kita gunakan dalam keadaan steril dan bebas dari mikroba yang bersifat patogen. Alat gunakan dalam keadaan steril dan bebas dari mikroba yang bersifat patogen. Alat yang digunakan adalah batang pengaduk, gelas kimia, dan botol (wadah) untuk yang digunakan adalah batang pengaduk, gelas kimia, dan botol (wadah) untuk sediaan. Alat-alat tersebut disterilkan dengan cara sterilisasi A yakni dengan sediaan. Alat-alat tersebut disterilkan dengan cara sterilisasi A yakni dengan menggunakan uap air bertekanan dengan suhu dan waktu yang telah ditentukan. menggunakan uap air bertekanan dengan suhu dan waktu yang telah ditentukan. Sterilisasi cara A ini dilakukan di dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 Sterilisasi cara A ini dilakukan di dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121ooCC atau pada suhu 115
atau pada suhu 115ooC selama 30 menit. Sedangkan bahan yang disterilkan adalahC selama 30 menit. Sedangkan bahan yang disterilkan adalah kloramfenikol dengan teknik sterilisasi cara D yakni sterilisasi panas kering atau kloramfenikol dengan teknik sterilisasi cara D yakni sterilisasi panas kering atau menggunakan oven dan kloramfenikol ini disterilkan pada suhu 115
menggunakan oven dan kloramfenikol ini disterilkan pada suhu 115ooC selama 1 jam.C selama 1 jam. Sebaiknya sebelum dilakukan sterilisasi kloramfenikol ini digerus lalu diayak agar Sebaiknya sebelum dilakukan sterilisasi kloramfenikol ini digerus lalu diayak agar partikel-partikelnya menjadi lebih
partikel-partikelnya menjadi lebih kecil dan pada saat kecil dan pada saat dicampurkan dengan pembawa,dicampurkan dengan pembawa, kloramfenikol ini bisa larut dengan sempurna sehingga bebas dari bahan yang tidak kloramfenikol ini bisa larut dengan sempurna sehingga bebas dari bahan yang tidak larut serta bebas partikel
larut serta bebas partikel kasar yang dapat menyebabkan infeksi pada telinga pada saatkasar yang dapat menyebabkan infeksi pada telinga pada saat pemakaian tetes telinga.
pemakaian tetes telinga.
Kemudian ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, barulah dilakukan Kemudian ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, barulah dilakukan sterilisasi. Setelah dilakukan sterilisasi, bahan ditimbang sebanyak ... gram lalu sterilisasi. Setelah dilakukan sterilisasi, bahan ditimbang sebanyak ... gram lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkam dengan propilenglikol dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkam dengan propilenglikol
sambil diaduk hingga klomfenikol larut. Setelah itu dimasukkan dalam wadah botol sambil diaduk hingga klomfenikol larut. Setelah itu dimasukkan dalam wadah botol yang berwarna gelap agar terlindung dari cahaya.
yang berwarna gelap agar terlindung dari cahaya.
Sebelum wadah botol tetes telinga diberi etiket, brosur dan dikemas, terlebih Sebelum wadah botol tetes telinga diberi etiket, brosur dan dikemas, terlebih dahulu kita lakukan uji pemeriksaan hasil sediaan atau evaluasi. Pertama yang kita dahulu kita lakukan uji pemeriksaan hasil sediaan atau evaluasi. Pertama yang kita lakukan yaitu uji pH, dimana pH tetes telinga harus sesuai dengan Farmakope Edisi lakukan yaitu uji pH, dimana pH tetes telinga harus sesuai dengan Farmakope Edisi IV yaitu 4-8 dengan menggunakan pH meter. Kedua yaitu uji kejernihan, uji ini IV yaitu 4-8 dengan menggunakan pH meter. Kedua yaitu uji kejernihan, uji ini bertujuan agar obat tetes telinga yang kita buat dapat jernih dan bebas dari bahan yang bertujuan agar obat tetes telinga yang kita buat dapat jernih dan bebas dari bahan yang tidak larut serta bebas partikel kasar yang dapat menyebabkan infeksi pada telinga tidak larut serta bebas partikel kasar yang dapat menyebabkan infeksi pada telinga pada
pada saat saat pemakaian pemakaian tetes tetes telinga. telinga. Ketiga Ketiga yaitu yaitu uji uji partikulat, partikulat, uji uji ini ini bertujuan bertujuan untukuntuk mengetahui apakah sediaan tersebut mengandung partikel asing atau tidak. Evaluasi mengetahui apakah sediaan tersebut mengandung partikel asing atau tidak. Evaluasi yang terakhir yaitu uji volume terpindahkan, dimana uji ini bertujuan untuk yang terakhir yaitu uji volume terpindahkan, dimana uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah volume sediaan tersebut sama dengan volume waktu pertama mengetahui apakah volume sediaan tersebut sama dengan volume waktu pertama pembuatan atau tidak.
pembuatan atau tidak.
VI.
VI. KesimpulanKesimpulan
Berdasarkan percobaan dan evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan Berdasarkan percobaan dan evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sediaan
bahwa sediaan yang telah yang telah dibuat dibuat sebanyak 6 sebanyak 6 botol botol dengan volume dengan volume @10,7 mL @10,7 mL adalahadalah sesuai dengan syarat yang ditentukan atau sesuai dengan literatur
sesuai dengan syarat yang ditentukan atau sesuai dengan literatur yang seharusnya.yang seharusnya.
VII.
VII. Daftar PustakaDaftar Pustaka Ditjen POM. 1979.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia E Farmakope Indonesia Edisi III disi III . Jakarta: Depkes RI.. Jakarta: Depkes RI. Ditjen POM. 1995.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia E Farmakope Indonesia Edisi IV disi IV . Jakarta: Departemen Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Republik Indonesia.
Martindale The Complete Drug Reference 35th edition 2.e-MIMS Australia, 2003 Martindale The Complete Drug Reference 35th edition 2.e-MIMS Australia, 2003
3.AHFS 2007, p.2680-82 4. BNF 54th ed (elect.version). 3.AHFS 2007, p.2680-82 4. BNF 54th ed (elect.version). Rowe, Raymond C. 2006.
Rowe, Raymond C. 2006. Handbook of Pha Handbook of Pharmaceutical Excipients 5rmaceutical Excipients 5thth ed. ed. London: London: Pharmaceutical Press.