• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Kajian Pustaka"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Kemandirian Belajar

a. Hakikat Kemandirian Belajar 1) Kemandirian

Pengertian kemandirian belajar dikemukakan oleh Riawan (2011) yaitu kemandirian merupakan suatu sikap otonomi individu yang bebas dari orang lain dan diharapkan bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam berbagai hal.

Sedangkan pengertian kemandirian menurut Mustika (2019) kemandirian merupakan keadaan individu yang mampu mengatur dan mengendalikan dirinya baik tindakan, pikiran, maupun perasaan tanpa bergantung dengan orang lain

Hal senada juga diungkapkan oleh Fajrin (2015) yang menyatakan bahwa:

Kemandirian merupakan usaha seseorang untuk bisa mempertahankan keberlangsungan hidupnya dengan melakukan sesuatu atas dorongan dari diri sendiri, tanpa bantuan dari orang lain, dan kepercayaan pada dirinya sendiri serta mengambil inisiatif untuk mengatur kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan pengertian ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian merupakan sikap individu dalam mengatur dirinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa bergantung dengan orang lain.

2) Belajar

Arti belajar menurut Fauziah (2017) adalah suatu aktivitas seseorang untuk bisa memperoleh suatu konsep, pemahaman, dan pengetahuan baru dalam dirinya sehingga menyebabkan adanya perubahan perilaku dalam berpikir dan bertindak, khususnya dalam hal yang positif.

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(2)

Hal senada juga diungkapkan Gesa & Yuli (2019), yang mengartikan belajar sebagai suatu bentuk perubahan tingkah laku individu yang merupakan hasil dari pengalaman, latihan, dan interaksinya dengan lingkungan, dimana perubahan tingkah laku tersebut menjadi perubahan tetap yang dialami individu.

Mustika (2019) juga menyatakan pengertian belajar yaitu:

Belajar merupakan perubahan perilaku atau potensi perilaku seseorang yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman yang telah dialaminya, dalam hal ini adalah perubahan dalam tingkah laku, pengetahuan, keterampilan, pola pikir dan hal lainnya yang berkaitan dengan kehidupannya.

Pengertian belajar menurut Cimermanová (2018)merupakan proses dimana peserta didik membangun ide atau konsep baru berdasarkan ide atau konsep pengetahuan mereka sendiri, baik dari pengetahuan yang lama maupun yang baru.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh informasi yang berdampak pada perubahan perilaku individu yang relatif permanen, baik perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan, pola pikir dan lain sebagainya.

3) Kemandirian Belajar

Pengertian kemandirian belajar yang dikemukakan oleh Marfuati (2019) adalah kemauan dan inisiatif sendiri dalam penentuan tujuan belajar untuk memecahkan masalah belajarnya.

Sedangkan pengertian kemandirian belajar menurut Hidayat (2018), merupakan kegiatan belajar yang berasal dari diri sendiri, dan tidak bergantung dengan orang lain, dan bertanggung jawab dalam tujuan belajarnya.

Kemandirian belajar menurut Sari (2017) yaitu suatu tindakan siswa untuk mencapai keinginan dan tujuan belajarnya dengan tidak bergantung dengan orang lain. commit to user

(3)

10

Kemandirian belajar menurut Naibaho (2019) merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mengontrol diri mereka sendiri selama proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, kemandirian belajar merupakan suatu perilaku siswa untuk secara sadar dan atas kemauannya sendiri melakukan aktivitas belajarnya, mengontrol dan bertanggung jawab dalam mewujudkan tujuan belajarnya.

b. Pentingnya Kemandirian Belajar

Kemandirian dalam belajar merupakan suatu yang penting dalam proses belajar seseorang. Suyanto dan Jihad (2013: 183) mengemukakan bahwa dalam menghadapi tantangan kehidupan di zaman modern, kemandirian dan kreativitas itu sangat diperlukan.

Alasan pentingnya kemandirian dalam belajar menurut Suyanto dan Jihad (2013: 183) adalah:

a) Bisa memberikan kesempatan individu untuk dapat mengaktualisasikan dirinya.

b) Bisa secara mandiri menemukan alternatif dalam pemecahan masalah belajarnya.

c) Memberikan kepuasan hidup dalam hal ini adalah kepuasan dalam belajar apabila proses belajarnya dapat mencapai tujuan.

d) Memberikan peluang kepada individu untuk bisa meningkatkan kualitas hidupnya dalam hal ini adalah kualitas belajarnya.

e) Bisa memungkinkan peserta didik untuk bisa ber-inovasi dan membawa perubahan dalam hidupnya.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Al- Fatihah (2016), yang berpendapat bahwa urgensi kemandirian belajar siswa perlu dikembangkan karena kemandirian belajar membawa perubahan yang positif bagi individu.

Kemandirian belajar dianggap penting karena semakin meningkatnya kemandirian belajar siswa, maka semakin meningkat pula kemampuan dan hasil belajarnya. Untuk itu, lingkungan belajar harus bisa mendukung model pembelajaran yang sesuai (Mulyono, 2017).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah hal yang sangat penting dalam proses commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(4)

pembelajaran. Kemandirian belajar dapat membantu peserta didik untuk bisa memecahkan permasalahan belajarnya. Selain itu juga bisa menemukan cara belajar yang tepat sehingga bisa memahami materi secara mandiri.

c. Ciri ciri Kemandirian Belajar

Menurut Desmita (2015: 185) kemandirian belajar memiliki ciri sebagai berikut:

1) Dapat menentukan nasibnya sendiri 2) Memiliki kreativitas

3) Inisiatif

4) Bisa mengatur tingkah lakunya

5) Bertanggung jawab terhadap belajarnya 6) Membuat keputusan sendiri

7) Mampu mengatasi masalah belajarnya tanpa bantuan orang lain.

Al-Fatihah (2016) juga menyatakan ciri-ciri seseorang memiliki kemandirian belajar yaitu:

Seseorang yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah belajarnya secara mandiri. Selain itu, perubahan perilaku peserta didik dalam peningkatan berpikir, dan belajar secara mandiri tanpa bergantung dengan orang lain termasuk guru yang berperan sebagai fasilitator, serta dengan menggunakan sumber dan media untuk belajar.

Menurut Rusman (2011: 354), peserta didik yang memiliki kemandirian belajar adalah:

1) Mengetahui dan menentukan tujuan belajarnya.

2) Memilih sumber belajar dan bahan belajar sesuai kebutuhannya.

3) Kalau mengalami kendala dalam belajar, dia dapat mencari narasumber untuk membantu menyelesaikan masalahnya.

4) Menilai tingkat kemampuannya sendiri untuk mempelajari sesuatu sesuai dengan kebutuhannya.

Sedangkan aspek kemandirian belajar menurut Desmita (2014:

286) memiliki beberapa aspek yang terdiri dari tiga bentuk, meliputi:

1) Kemandirian emosional, yakni aspek kemandirian emosional yang berhubungan dengan perubahan kedekatan emosional antarindividu.

2) Kemandirian tingkah laku, yakni aspek untuk mengatur dan membuat keputusan terkait tingkah lakunya secara mandiri tanpa bergantung dengan orang lain secara bertanggung jawab. commit to user

(5)

12

3) Kemandirian nilai, yakni kemandirian untuk bisa memaknai tentang apa yang dianggap benar atau salah, penting maupun tidak penting dalam proses belajarnya.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kemandirian belajar adalah seseorang yang mengetahui dan memiliki tujuan belajar. Selain itu, seseorang yang memiliki kemandirian belajar adalah seseorang yang mampu menentukan cara belajar dan sumber belajar sesuai kebutuhannya, serta ia adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam belajarnya, dan dapat menyelesaikan permasalahan dalam belajarnya.

d. Faktor yang Memegaruhi Kemandirian Belajar 1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Faktor internal yang memengaruhi kemandirian belajar.

menurut Djaali (2017), antara lain:

a) Konsep Diri

Konsep diri merupakan gambaran kesadaran seseorang berdasarkan pengalaman dengan lebih memfokuskan dalam mengesampingkan ego dan bertindak secara dewasa, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Ardiyanti, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Sakti (2016) membuktikan bahwa konsep diri berpengaruh dalam kemandirian belajar.

Semakin tinggi konsep diri yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi pula kemandirian belajarnya.

b) Motivasi

Motivasi belajar merupakan dorongan siswa untuk melaksanakan aktivitas belajarnya sehingga mencapai tujuan yang diinginkan (Widhiarti, 2018)

c) Sikap

Rijal dan Bachtiar (2015) menyatakan bahwa sikap siswa yang menunjang dalam mencapai tujuan belajar adalah sikap positif commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(6)

yang mendukung pembelajaran. Namun terkadang sikap seseorang dipengaruhi oleh sikap yang tidak mendukung terhadap suatu objek.

d) Minat

Achru (2019) menyatakan bahwa:

Minat adalah pemusatan perhatian yang mengandung perasaan, kesenangan, kecenderungan hati, dan keinginan yang ada dalam dirinya untuk menerima sesuatu dari luar, sedangkan minat belajar adalah suatu dorongan atau kekuatan yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan belajarnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syarkiyah (2018) minat belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemandirian belajar.

e) Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar berpengaruh dalam kemandirian belajar.

Kebiasaan belajar menjadi gaya belajar bagi setiap individu.

Tindakan berdasarkan kebiasaannya dalam belajar menimbulkan kesenangan. Cara belajar yang efisien adalah cara belajar yang memberikan hasil yang besar menyesuaikan dengan perkembangan setiap individu.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang memengaruhi kemandirian belajar dari luar diri siswa. Faktor eksternal yang memengaruhi kemandirian belajar menurut Djaali (2017) adalah:

a) Faktor keluarga

Menurut Pradini (2017) keluarga merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan maupun ikatan darah.

Pengertian keluarga juga dinyatakan oleh Aziz (2015), yaitu keluarga merupakan sekumpulan orang yang terikat dalam ikatan perkawinan dan memiliki hubungan yang membentuk

commit to user

(7)

14

sebagai gabungan bersama dalam memberikan kebahagiaan, kesejahteraan dan ketenteraman hidup bagi anggotanya.

Dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan sekelompok orang yang terikat perkawinan atau darah yang berdiri sebagai gabungan untuk bersama-sama memperteguh ketenteraman bersama. Proses belajar siswa akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:

(1) Cara orang tua mendidik (2) Relasi antar anggota keluarga (3) Suasana Rumah

(4) Keadaan ekonomi keluarga (5) Latar belakang kebudayaan b) Faktor sekolah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Erlina Zanita (2018) tentang pengaruh lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar terhadap kemandirian belajar membuktikan bahwa lingkungan sekolah sangat berpengaruh dalam membentuk kemandirian belajar siswa. Semakin baik lingkungan sekolah, maka semakin tinggi pula kesiapan belajarnya. Kepala sekolah memiliki peran yang penting, karena kepemimpinan yang baik bisa menjadi cara yang ampuh dalam membentuk dan mengembangkan karakter siswa (Marmoah, 2019).

c) Faktor masyarakat

Masyarakat menjadi tempat bergaul dengan teman sebaya, orang yang lebih dewasa, sehingga memengaruhi dalam perkembangan kemandirian belajar seseorang.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi kemandirian belajar dibagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari konsep diri, motivasi, sikap, minat, dan kebiasaan

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(8)

belajar. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

e. Indikator Kemandirian Belajar

Menurut Hendriana, et al. (2017: 233) kemandirian belajar memiliki beberapa indikator, antara lain:

1) Memiliki inisiatif dan motivasi dalam belajar 2) Mendiagnosa kebutuhan belajar

3) Dapat menetapkan tujuan atau target dalam belajar 4) Memonitor, mengatur dan bisa mengontrol belajarnya 5) Memandang kesulitan sebagai tantangan

6) Menerapkan strategi belajar

7) Mengevaluasi proses dan hasil belajar 8) Self efficacy / kemampuan diri

Sedangkan indikator kemandirian belajar menurut Hidayanti dan Listiani (2013) yaitu:

1) Tidak bergantung dengan orang lain.

2) Percaya diri 3) Disiplin

4) Tanggung Jawab

5) Memiliki inisiatif sendiri 6) Kontrol diri

Indikator kemandirian belajar siswa juga dikemumakan oleh Egok (2016) yaitu:

Indikator kemandirian belajar siswa adalah apabila siswa memiliki kepercayaan diri, mampu mengambil keputusan, memiliki inisiatif dalam belajar, memiliki sikap tanggung jawab, disiplin terhadap peraturan, dan tidak bergantung dengan orang lain dalam kegiatan pembelajaran.

commit to user

(9)

16

Berdasarkan pendapat ahli di atas, di dalam penelitian ini, indikator kemandirian belajar yang akan digunakan adalah seseorang yang memiliki kepercayaan diri, disiplin, memiliki tanggung jawab dalam belajar, memiliki inisiatif dalam belajar dan tidak bergantung dengan orang lain.

2. Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning) a. Pengertian PJJ (Distance Learning)

Pengertian pembelajaran jarak jauh menurut Sadeghi (2019) merupakan jenis pembelajaran dimana siswa tidak hadir secara fisik di sekolah, dengan kata lain berbasis online.

Menurut (Daru & Adhiwibowo, 2016), pendidikan jarak jauh atau distance learning adalah suatu metode pembelajaran dimana peserta didik dan pengajar tidak berada dalam ruangan yang sama, dan dipisahkan oleh ruang dan waktu.

Pengertian pembelajaran jarak jauh juga dikemukakan oleh Nurdin (2017) yang menyatakan bahwa:

Pembelajaran jarak jauh adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan pendidikan dengan adanya keterbatasan antara pengajar dan peserta didik untuk bisa melakukan pembelajaran secara tatap muka dengan mengadakan pembelajaran yang terpisah dengan bantuan media cetak maupun media elektronik yang berisi materi pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik tanpa adanya batasan waktu dan letak geografis.

Berdasarkan pengertian ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah suatu sistem pembelajaran dimana antara pengajar dan peserta didik tidak berada dalam ruang yang sama dan terpisah. Dengan adanya pandemi Covid-19 mengharuskan pembelajaran dilakukan degan sistem pembelajaran jarak jauh dan dilakukan dengan berbasis teknologi.

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(10)

b. Aspek Pembelajaran Jarak Jauh

Menurut Warsita (2015) terdapat tiga aspek yang sangat penting menyangkut dengan pembelajaran jauh, antara lain:

1) Keterpisahan

Keterpisahan memiliki maksud antara peserta didik dan guru tidak dalam satu ruangan, dan proses pembelajaran dilakukan dengan terpisah.

2) Kemandirian

Karena guru dan peserta didik terpisah dalam proses pembelajaran, maka kemandirian belajar merupakan suatu yang harus dimiliki peserta didik, sehingga tidak selalu bergantung dengan guru yang bertindak hanya sebagai fasilitator.

3) Layanan belajar

Layanan belajar yang diberikan guru dalam pembelajaran jarak jauh berpengaruh dengan kemandirian belajar siswa. Apabila guru menyusun pembelajaran dengan mempertimbangkan pengembangan kemandirian siswa, maka kemandirian belajar siswa juga akan meningkat.

c. Pelaksanaan PJJ

1) Pengelolaan materi belajar mandiri dalam PJJ

Nindiati (2020) menjelaskan bahwa materi belajar dalam pembelajaran jarak jauh yang diberikan kepada siswa adalah:

a) Harus menstimulasi siswa untuk bisa belajar secara mandiri dan membentuk kemandirian belajarnya.

b) Harus memiliki arah dan tujuan yang jelas sesuai silabus dan standar kompetensi capaian siswa.

c) Materi ajar dan tugas yang diberikan kepada siswa harus terstruktur dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi.

d) Sebelum pemberian tugas terstruktur, pendidik harus menyampaikan materi yang bersumber dari buku paket atau modul materi kepada siswa terlebih dahulu. Materi tidak hanya uraian, namun harus mempertimbangkan pada proses belajar efektif, konsep sulit yang perlu pengulangan agar bisa mengatasi keterbatasan siswa.

e) Penugasan yang diberikan harus berkaitan dengan materi yang dibahas.

commit to user

(11)

18

2) Sistem pelaksanaan pembelajaran jarak jauh

Menurut Warsita (2015), dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, pendidik harus memerhatikan beberapa peraturan berikut:

a) Pilihan materi yang dipersiapkan oleh guru dan yang akan diberikan kepada peserta didik merupakan materi yang sesuai dengan kebutuhan yang tersaji dalam berbagai strategi pembelajaran.

b) Dalam mengatur waktu belajar harus disesuaikan dengan kondisi dari masing masing siswa.

c) Kemajuan dalam proses belajar peserta didik dipantau dan dilakukan kapan saja apabila peserta didik siap.

d) Evaluasi hasil belajar dilakukan menyesuaikan dengan kondisi peserta didik.

e) Strategi belajar, metode belajar yang digunakan guru sebaiknya menyesuaikan degan kondisi dan karakteristik peserta didik.

Pendidik setidaknya harus menyusun pembelajaran dengan memerhatikan beban tugas, waktu pembelajaran dan pemahaman karakteristik masing masing siswa.

3) Inovasi pembelajaran

Dalam pembelajaran jarak jauh, proses pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis teknologi atau biasa disebut dengan E- learning.

Menurut Michael (2013) E-learning adalah pembelajaran yang disusun dan direncanakan dengan menggunakan sistem elektronik atau komputer dalam mendukung proses pembelajaran.

Sedangkan pengertian E-Learning menurut Rhoderick et al.

(2020) merupakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan suatu pemahaman.

Sedangkan pendapat lain menurut Garrison (2017) mengartikan e-learning sebagai teknologi disruptif yang mengubah pendekatan pembelajaran dalam konteks pendidikan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa E-learning merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(12)

teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dalam konteks pendidikan.

Menurut Azis (2020), inovasi pembelajaran sebagai media pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran dengan berbasis E-learning dilakukan dengan:

a) Google Sites

Proses pembelajaran dengan menggunakan google sites yaitu dengan guru mengunggah materi pembelajaran di web site, dan setelah itu, peserta didik bisa mendapatkan informasi tanpa perlu bertemu langsung sehingga peserta didik tidak ketinggalan informasi tentang pembelajarannya.

b) Whatsapp

Proses pembelajaran yang dapat memanfaatkan fitur whatsapp yaitu pemberian tugas, mengirimkan materi pembelajaran, interaksi, dan bimbingan.

c) Google Drive

Google drive memungkinkan untuk proses belajar mengajar. Kegunaan google drive dalam pembelajaran adalah untuk:

(1) Mengirim bahan tayang yang berhubungan dengan pembelajaran, misalnya video.

(2) Memungkinkan untuk memberikan pertanyaan tentang topik pembelajaran yang dikirimkan guru.

(3) Merekam aktivitas siswa, misalnya kehadiran dan nilai.

(4) Evaluasi hasil belajar (5) Kerja tim

(6) Merangsang kreativitas siswa (7) Layanan presentasi

(8) Spreadsheet

(9) Layanan mengirim gambar (10) Layanan Formulir commit to user

(13)

20

d) Kendala dalam pelaksanaan PJJ

Menurut Aldina (2020) kendala pembelajaran jarak jauh dalam masa pandemi Covid-19 adalah karena adanya kendala teknis yang sering terjadi, misalnya jaringan ataupun server eror, guru sebagai fasilitator pembelajaran tidak tepat dalam menggunakan pembelajaran, sehingga peserta didik akan cepat merasa bosan, dan kurangnya rasa tanggung jawab pengajar dalam pembelajaran jarak jauh. Hal ini terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh Semradova & Hubackova (2016) membuktikan bahwa guru menganggap bahwa bertanggung jawab dalam pengajaran secara tatap muka atau konvensional umumnya lebih tinggi dibandingkan dalam pendidikan jarak jauh.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan PJJ, terdapat pengelolaan materi belajar dalam PJJ, sistem pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, inovasi pembelajaran yang bisa digunakan dalam PJJ dan kendala dalam pelaksanaan PJJ. Pengelolaan materi belajar yang digunakan dalam PJJ yaitu materi harus memunculkan kemandirian belajar siswanya, juga disampaikan dengan media teknologi, dan diberi penugasan sesuai dengan materi. Sistem pelaksanaan PJJ yaitu harus dilaksanakan dengan memerhatikan kondisi karakteristik dari peserta didik. Dalam pelaksanaanya, teknologi yang digunakan dapat menggunakan google sites, whatsapp dan google drive.

Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi adalah adanya kendala teknis, kurangnya peran guru dalam pembelajaran dan kurangnya tanggung jawab guru sebagai pengajar.

3. Pendemi Covid-19 a. Pengertian Covid-19

Covid-19 merupakan virus yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan yang pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei,

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(14)

Cina pada akhir Desember tahun 2019. Virus ini mempunyai kemiripan dengan virus SARS (WHO, 2020).

Virus corona merupakan sebuah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, jenis yang paling baru menyebabkan penyakit bernama Corona Virus Disease 2019 atau disingkat dengan Covid-19 (WHO, 2020).

Menurut (Muniyappa, 2020) Pandemi Coronavirus Disease 2019 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome (SARSCoV-2) yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang substansial.

Covid-19 dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui droplet yang keluar pada saat batuk atau saat bersin. Penularan virus biasanya terjadi selama periode inkubasi dan akan muncul gejala antara 2- 10 hari (Sohrabi, et al., 2020). Pada 12 Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai sebuah pandemi global karena telah menjangkit lebih dari 190 Negara, termasuk Indonesia (Susilo, et al., 2020).

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa covid-19 adalah sebuah penyakit yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan yang merupakan jenis baru dari virus corona. Penularan penyakit ini melalui droplet, dan akan muncul gejala dalam 2-10 hari, virus ini merupakan sebuah pandemi global.

b. Dampak Pandemi Covid-19

Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat. Menurut Valerisha (2020), pandemi Covid- 19 berdampak pada 2 hal yaitu:

1) Aktor

Penyebaran virus Covid-19 ini telah berdampak pada setiap aktor, meliputi dampak terhadap individu, komunitas, masyarakat, maupun perusahaan.

2) Aspek

Penyebaran Covid-19 juga telah berdampak pada setiap aspek kehidupan, meliputi sosial, ekonomi dan politik.

commit to user

(15)

22

Menyebarnya virus Covid-19 ini dapat dikatakan sebagai sebuah ancaman bagi manusia, Negara, bahkan merupakan ancaman ditingkat global. Dampak adanya pandemi Covid-19 dalam bidang pendidikan menurut Daniel (2020) yaitu:

1) Kecemasan guru dan peserta didik meningkat.

2) Adanya kecemasan orang tua terkait dengan pendidikan anaknya.

3) Pembatalan ujian, seperti contoh pembatalan Ujian Nasional sebagai akibat dari adanya pandemi Covid-19

4) Penggunaan web sebagai media dalam pembelajaran.

5) Pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh.

Pembelajaran yang beralih dengan menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh otomatis menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajarannya. Menurut Aji (2020) penggunaan media teknologi sebagai media dalam pembelajaran memilki permasalahan yang disebabkan oleh:

1) Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru dan siswa masih terbatas.

2) Sarana prasarana untuk proses pembelajaran kurang memadai.

3) Perbedaan akses internet yang terkadang masih terbatas.

4) Kurang siapnya penyedia anggaran pendidikan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Covid-19 berdampak pada dua faktor, yaitu faktor aktor dan aspek kehidupan. Selain itu, adanya pandemi Covid-19 menyebabkan permasalahan dalam dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan ditengah pandemi Covid-19 mengharuskan menggunakan media teknologi. Namun, penggunaan teknologi juga nyatanya memberikan permasalahan baru karena kurangnya kesiapan guru maupun peserta didik.

c. Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19

Upaya pencegahan Covid-19 merupakan upaya penting yang perlu dilakukan masyarakat sekarang ini. Upaya pencegahan Covid-19 menurut pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (2020), commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(16)

yaitu dengan selalu menjaga kebersihan tangan, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan menggunakan tangan, terlebih apabila belum mencuci tangan, menerapkan etika batuk dan bersin, serta dengan menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang gangguan pernapasan.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam mencegah penyebaran Covid-19 menurut Sulaeman & Supriadi (2020: 14) adalah dengan:

1) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan Covid-19 kepada masyarakat luas.

2) Penyuluhan terkait menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 3) Penyemprotan lingkungan dengan disinfektan.

Upaya pencegahan Covid-19 bisa dilakukan dengan tinggal di rumah saja dan menghindari kontak langsung dengan orang lain, mematuhi aturan jarak sosial ketika di tempat umum, sering mencuci tangan minimal 20 detik, mendisinfeksi permukaan rumah (Lotfi, Hamblin, & Rezaei, 2020). Hal senada juga disampaikan WHO (2020), tindakan menjaga kesehatan bersama perlu dilakukan dengan tidak meninggalkan rumah bila sakit, menerapkan etika bersin dan batuk, rajin cuci tangan, sering membersihkan benda yang sering disentuh.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, upaya yang dilakukan dalam pencegahan penyebaran Covid-19 adalah dengan menjaga kesehatan, menerapkan protokol kesehatan, serta mengadakan sosialisasi dan penyuluhan terkait pencegahan Covid-19 kepada masyarakat luas. Upaya- upaya tersebut perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin tinggi.

commit to user

(17)

24

B. Penelitian yang Relevan

Dalam melaksanakan penelitian ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang peneliti gunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

Penelitian tersebut diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fety Tresnaningsih, Dina Pratiwi Dwi Santi, dan Etty Suminarsih pada tahun 2019 yang berjudul Kemandirian Belajar Siswa Kelas III SDN Karang Jalak I dalam Pembelajaran Tematik telah menyimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa berkembang dengan baik dengan nilai 68,3. Kemandirian belajar siswa yang diukur adalah percaya diri, bertanggung jawab, bekerja sendiri, mengambil keputusan, memiliki hasrat bersaing, disiplin dan aktif dalam belajar. Hasilnya semua indikator baik, kecuali indikator mengambil keputusan yang masuk kriteria cukup baik.

Persamaan dengan penelitian ini adalah menganalisis kemandirian belajar siswa. Perbedaannya terletak pada pembelajarannya karena penelitian ini meneliti pada sistem pembelajaran jarak jauh.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hafsah Salimah pada tahun 2019 yang berjudul Analisis Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SDI Al Azhar 17 Bintaro menyimpulkan bahwa kemandirian belajar siswa di SD tersebut berkembang dengan baik. Upaya guru adalah dengan memberikan aturan belajar, sanksi bagi yang melanggar, dan membiasakan mengerjakan tanpa bantuan guru, sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Persamaan dengan penelitian ini adalah menganalisis kemandirian belajar siswa. Perbedaannya terletak pada pembelajarannya karena dalam penelitian ini meneliti pada sistem pembelajaran jarak jauh.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Finarti Uki dan Asni Ilham pada tahun 2020 yang berjudul “Pengaruh Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar di SDN 03 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo” telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar. Semakin meningkatnya kemandirian belajar akan turut meningkatkan prestasi belajar siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(18)

menganalisis kemandirian belajar siswa. Perbedaannya terletak pada pembelajarannya, karena dalam penelitian ini meneliti pada sistem pembelajaran jarak jauh. Perbedaan juga terletak pada metode penelitian, penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, bukan kuantitatif yang membuktikan pengaruh.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Roida Pakpahan pada tahun 2020 yang berjudul “Analisa Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Jarak Jauh ditengah Pandemi Virus Corona Covid-19” telah membuktikan bahwa proses pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di masa pandemi Covid-19 berjalan dengan memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang diantaranya adalah google class, whatsapp, zoom, webex, dan lain sebagainya. Persamaan dengan penelitian ini adalah menganalisis pembelajaran siswa selama pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid- 19. Perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti, penelitian ini menganalisis kemandirian belajar siswa.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Anggy et al pada tahun 2020 yang berjudul Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Pembelajaran Siswa di SDIT Cendekia Purwakarta telah membuktikan bahwa pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di sekolah tersebut cukup efektif karena siswa mengaku bisa memahami materi yang disampaikan guru, media yang diberikan sesuai minat siswa, dan evaluasi yang diberikan guru sesuai dengan materi yang diberikan dan sesuai kemampuan siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah menganalisis pembelajaran siswa selama pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19. Perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti, penelitian ini menganalisis kemandirian belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 berjalan tidak efektif, hal ini dikarenakan masih rendahnya kemandirian belajar siswa. Berbagai faktor yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran jarak jauh, akhirnya berdampak pada terhambatnya pembelajaran karena biasanya pembelajaran commit to user

(19)

26

dilaksanakan secara tatap muka. Berdasarkan dengan fenomena ini, peneliti ingin meneliti kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 siswa Kelas VB SDN Dukuhan Kerten No. 58 yang terletak di Jalan Ahmad Yani No. 24, Kerten, Laweyan, SurakartaBerikut adalah kerangka berpikir penelitian:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Lapangan: adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan proses pembelajaran menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh

Kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh

Keterpisahan Kemandirian Upaya

Indikator Kemandirian Belajar:

1) memiliki kepercayaan diri, 2) disiplin,

3) memiliki tanggung jawab dalam belajar.

4) memiliki inisiatif dalam belajar.

5) tidak bergantung dengan orang lain.

1. Analisis Kemandirian Belajar dalam Proses

Pembelajaran Jarak Jauh selama Pandemi Covid-19 2. Kendala dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh selama

Pandemi Covid-19

3. Upaya mengatasi kendala dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh selama Pandemi Covid-19

4.

commit to user

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap pertama ada 2 model peragaan yang dikembangkan, yaitu menggunakan pendekatan himpunan (alat peraga manik-manik) dan menggunakan pendekatan hukum kekekalan

Cara membuat analisis tugas menurut Astati (2010: 44) adalah menentukan tujuan dengan menentukan kemampuan yang diharapkan dicapai anak tunagrahita pada akhir

Menurut Buhler (Sobur, 2016: 118) anak pada rentang usia 9-11 tahun berada dalam fase keempat yaitu fase anak berada pada masa untuk mencoba, menyelidiki, dan

Pada model pembelajaran discovery learning, siswa dengan z kecerdasan logis matematis tinggi mempunyai kemampuan berpikir kreatif dan penalaran matematis z yang lebih baik

a) The Semi-socialize child, anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan tertentu. Misalnya: keluarga dan

Selain itu, penelitian yang dilaksanakan oleh Sukerti (2013) tentang penggunaan media gambar beseri pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu keterampilan menulis narasi

Penerapan Siklus Belajar 5e (Learning Cycle 5e) Disertai Peta Konsep untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia pada Materi Kelarutan dan Hasil

Pada umumnya dalam mengidentifikasi tentang faktor-faktor bakat yang dilakukan adalah membuat urutan (rangking) mengenai faktor-faktor bakat pada setiap individu. Seseorang