• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMPELAJARI HIDROLISIS GARAM SESUAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS XI SMA N 5 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMPELAJARI HIDROLISIS GARAM SESUAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS XI SMA N 5 MEDAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Ammesos Sormin NIM 4113131002

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkatNya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Analisis faktor Kesulitan Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Mempelajari Hidrolisis Garam Sesuai implementasi Kurikulum 2013 Di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

(3)

Sormin, Restu Sormin dan Frengky Sormin juga seluruh sanak keluarga yang ikut memberikan motivasi. Dan tak luput juga teman teman seperjuangan (Agus Muliaman, Dimas Ridho, Kristedi Barus, Idaman Hosea, Putra Malau, Yuni Andriani Ginting, Lenny Yosevine Sihite, Rohana Sianturi, Bernarda Simarmata, Rufmana Ambarita dan teman-teman yang kost di gg.Mual Nauli) juga seluruh teman-teman PPLT 2014 SMA N 1 Tanjung Beringin terkhusus Eva Rosanti Halawa, Widya Situmorang Dan Winda Era Elissa Tumanggor. Dan masih banyak lagi yang belum disebutkan disini yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya kasanah pendidikan

Medan, Juli 2015

Penulis

(4)

iii

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMPELAJARI HIDROLISIS

GARAM SESUAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN

Ammesos Sormin (4113131002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kesulitan belajar dan kemampuan kognitif siswa dalam mempelajari materi Hidrolisis Garam berdasarkan aspek kognitif dan kesulitan belajar yang dialami siswa sesuai implementasi kurikulum 2013 kelas XI SMA Negeri 5 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel diambil secara purposive sampling yang meliputi, 32 Siswa SMA Negeri 5 Medan. Instrumen berupa tes diagnostik sebanyak 20 soal yang sudah di uji kelayakannya, lembar angket sebanyak 47 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari aspek indikator yang dibuat, rata-rata siswa mengalami kesulitan pada indikator menghitung pH larutan sebesar 58,20% diikuti indikator mengetahui konsep hidrolisis garam sebesar 38,125 %. Berdasarkan angket faktor kesulitan belajar siswa, Faktor internal yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa adalah faktor bakat, minat dan motivasi, dimana faktor terbesar penyebab kesulitan belajar adalah kurang persiapan dalam mempelajari hidrolisis garam. Rata-rata 71,87% memiliki masalah tersebut. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar adalah aspek sekolah dan kurikulum yang berlaku. Dimana 25,625% pelaksanaan kurikulum mempengaruhi kesulitan belajar. Kemampuan kognitif siswa pada setiap aspek kognitif (C1-C4) adalah C1 = 57,92% berada pada kategori sedang, C2= 65,625% berada pada kategori sedang, C3= 47,5% berada pada kategori rendah dan C4= 46,875% berada pada kategori rendah.

(5)

DAFTAR ISI

2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar ...12

2.1.6.1. Faktor Intern...13

(6)

vii

2.1.7 Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar...17

2.1.8 Identifikasi anak yang mengalami kesulitan belajar ...18

2.1.9 Pengukuran ranah kognitif ...19

2.1.10 Hidrolisis garam ...21

2.1.10.1 Pengertian hidrolisis garam...21

2.1.10.2 Sifat larutan garam dan konsep hidrolisis ...22

2.1.10.3 Menghitung pH larutan garam ...23

2.1.10.4 Hidolisis garam dalam kehidupan sehari-hari...26

BAB III 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...28

3.2 Populasi dan Sampel ...28

4.2.2 Analisis kesulitan siswa berdasarkan skor yang diperoleh siswa ...46

4.2.3 Analisis letak kesulitan siswa untuk masing-masing indikator...47

4.2.4 Hasil tes kemampuan kognitif siswa...51

4.2.5 Identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar ...54

(7)

4.3.1 Kesulitan belajar siswa dari hasil tes belajar siswa...65 4..3.2 Hasil penelitian angket...69

BAB V

5.1 Kesimpulan ...72 5.2 Saran...73

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hierarki piramidal aspek kognitif ... 19

Gambar 3.1 Desain penelitian ... 44

Gambar 4.1 Diagram kesulitan belajar siswa berdasarkan indikator ... 50

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan

atau pembaharuan tingkah laku dan kecakapan. Belajar pada dasarnya merupakan

proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk

perilaku menuju arah yang lebih baik. Namun pada kenyataannya tidak semua

kegiatan belajar mencapai hasil yang memuaskan. Masih ada beberapa siswa

mencapai hasil belajar yang rendah dan hal inilah yang memberi gambaran bahwa

dalam pembelajaran belum tercapai ketuntasan belajar dan sekaligus menjadi

gambaran tentang kesulitan belajar yang dialami siswa itu sendiri.

Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan

pengetahuan dan ketrampilan siswa terhadap mata pelajaran adalah prestasi

belajar yang umumnya ditunjukkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa

tersebut dinilai aspek kognitifnya karena berhubungan dengan kemampuan siswa

dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan

evaluasi (Tulus Tu’u, 2004 )

Kenyataan menunjukkan bahwa siswa SMA menganggap mata palajaran

kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu

untuk mempelajarinya (Yusfiani dan Situmorang, 2006). Di sisi lain Haryati

(2009) menyatakan ketersediaan buku teks kimia yang berkualitas sangat kurang.

Hal ini dapat dilihat dari buku-buku teks yang dipergunakan diberbagai sekolah

masih sulit dipahami siswa. Buku-buku yang ada lebih menekankan pada misi

penyampaian pengetahuan atau fakta belaka. Inovasi dari pengarang buku masih

sangat kurang sehingga siswa sering merasa bosan dalam membaca buku tersebut.

Salah satu kesulitan siswa dalam belajar tercermin dari menurunnya hasil

belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan solusi yang tepat guna mengatasi

kesulitan belajar yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini

sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ahmadi dan Supriyono (2004) bahwa

(10)

2

Hambatan itu antara lain : inteligensi, perhatian, minat, bakat, kesehatan dan cacat

badan, sedangkan hambatan dari luar siswa adalah lingkungan keluarga, sekolah

dan masyarakat.

Keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana

mestinya hendaknya diketahui penyebabnya. Analisis terhadap kesulitan belajar

siswa merupakan tugas dari seorang guru dalam mengajar dan merupakan alat

yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam menemukan anak yang memerlukan

analisis lebih rinci tentang kesulitan mereka. Untuk itu kesiapan guru dalam

menganalisis kemampuan siswa sangatlah penting mengingat bahwa kurikulum

2013 merupakan kurikulum yang baru diimplementasikan di sekolah, untuk itu

perlu mengetahui bagaimana dampak yang terjadi di dalam diri siswa. Kurikulum

ini, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan

observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan),

terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi

pembelajaran. Diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan

pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih

produktif. Disinilah guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap

proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya

cerdas tapi juga adaptip terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa.

(Kemendikbud, 2013). Perubahan yang ditimbulkan oleh siswa setelah

diimplementasikannya kurikulum 2013 menggantikan KTSP tentu akan

mempengaruhi hasil yang didapat siswa. Hasil yang didapat oleh siswa harus

dievaluasi untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan dan area kesulitan peserta

didik dan membantunya keluar dari kesulitan tersebut.

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru

yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk

menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013

merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan

pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam

berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.

(11)

diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti

oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau

jenjang pendidikan. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih

sesuai dengan pilihan mereka. Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib

dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan

menengah

(https://jasmanfaizza.wordpress.com/2014/08/20/buku-guru-dan-siswa-kurikulum-2013-format-pdf/)

Menurut Eprysca Noviasari, dkk (2012) menyatakan bahwa salah satu

materi yang bersifat abstrak dan kompleks yang dipelajari siswa SMA adalah

hidrolisis garam. Ketika membelajarkan materi hidrolisis garam dikaitkan dengan

materi asam-basa dan perhitungan pH Di SMA N 1 Rejotangan hasil belajar

siswa pada materi ini masih tergolong rendah.

Penelitian tentang analisis kesulitan belajar siswa juga sudah dilakukan

oleh Hasanah (2012) dengan judul penelitiannya Analisis Kesulitan Belajar Siswa

Pada Materi Pokok Sistem Saraf Di Kelas XI SMA N 3 Rantau Utara tahun

pembelajaran 2011/2012. Dalam penelitiannya didapat bahwa kesulitan belajar

yang dihadapi siswa Di Kelas XI SMA N 3 Rantau Utara antara lain : (1)

dipengaruhi oleh keadaan kelas yang tidak kondusif, dimana adanya siswa yang

tidak memperhatikan, berbincang-bincang pada saat proses pembelajaran

berlangsung, (2) siswa kurang aktif untuk mencari penjelasan tambahan, (3)

rendahnya kemampuan siswa mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Frans Novalidar Ginting (2013)

diperoleh kesimpulan bahwa 57,88% siswa mengalami jenis kesulitan dalam

memahami soal 73,84% kesalahan konversi volume menjadi massa, 57,33%

kesulitan dalam menerapkan konsep, 40% kesalahan dalam penentuan ∆H reaksi

berdasarkan entalpi, 66,77% kesalahan aplikasi rumus. Faktor penyebab lainnya

adalah kurangnya kemampuan intelektual siswa dalam memahami konsep kimia.

Dari hasil observasi penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan

dan wawancara dengan Ibu Eni Rismawati S.Pd selaku guru bidang studi kimia

diketahui bahwa nilai KKM Kimia di sekolah tersebut pada tahun 2015 adalah 70

(12)

4

adalah ± 10 orang dari rata-rata setiap kelas terdiri dari 35 orang dan hal ini

menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya

tergolong sedikit. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi ini dan

sedikitnya siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya di atas KKM

sangatlah perlu untuk dianalisis apa penyebabnya, karena seorang siswa yang

tidak mampu menuntaskan pembelajarannya tentu dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang menyebabkan mereka kesulitan. Untuk itu perlu dilakukan analisis

kesulitan belajar kimia di SMA agar dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar

tersebut. Karena hal pertama yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

adalah dengan menganalisis kesulitan belajar untuk kemudian dicari pemecahan

yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa bersangkutan. Penulis juga tertarik

untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diimplementasikannya kurikulum

2013 dan mengetahui dampak yang terjadi dalam diri siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap siswa-siswi kelas XI IPA SMA N 5 Medan dengan judul :

”Analisis faktor Kesulitan Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam

Mempelajari Hidrolisis Garam Sesuai implementasi Kurikulum 2013 Di Kelas XI

SMA Negeri 5 Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas maka masalah diidentifikasi sebagai berikut :

1. Letak kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia

pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di

kelas XI

2. Faktor yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan mengalami kesulitan

dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama pada pokok bahasan

hidrolisis garam

3. Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada

(13)

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan judul penelitian di atas maka peneliti membatasi

permasalahan dalam penelitian ini pada:

1. Kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada

pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di kelas

XI SMA N 5 Medan

2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam

mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam

3. Aspek kognitif siswa yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

yang berhubungan dengan pelajaran kimia pada pokok bahasan hidrolisis

garam.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Pada indikator pembelajaran manakah kesulitan belajar siswa SMA N 5

Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai

implementasi kurikulum 2013 di kelas XI.

2. Apa saja faktor kesulitan belajar yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan

mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama

pada pokok bahasan hidrolisis garam.

3. Bagaimanakah Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam

mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa SMA N 5

Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai

(14)

6

2. Untuk mengetahui Faktor yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan

mengalami kesulitan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis

garam

3. Untuk mengetahui aspek kognitif siswa ( kemampuan siswa) dalam

menyelesaikan soal-soal pada mata pelajaran kimia pada pokok bahasan

hidrolisis garam

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukan penelitian ini adalah:

1. Bagi guru kimia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru-guru

kimia tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa terutama dalam

mepelajari hidrolisis garam.

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menemukan permasalahan

yang dihadapinya terutama saat mempelajari hidrolisis garam

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi untuk penelitian

selanjutnya

1.7 Defenisi Operasional

1. Kesulitan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yang ditandai dengan

menurunnya hasil yang didapat oleh siswa tersebut. Kesulitan tersebut bisa

berasal dari dalam diri siswa, orang tua, guru kimia, sekolah maupun

kesulitan di dalam memahami materi yang diajarkan. (Syah, 2012)

2. Kemampuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

yang dimiliki oleh siswa dalam memahami soal yang disesuaikan dengan

taksonomi Bloom dari tingkat pengetahuan (C1) hingga analisis (C4).

(15)

3. Hidrolisis garam merupakan materi yang membahas penguraian garam dalam

air yang menghasilkan asam dan basa. Materi ini sebenarnya adalah reaksi

asam basa Bronsted-lowry dimana komponen garam yang berasal dari asam

atau basa lemah atau asam konjugasi yang relatif kuat dapat bereaksi dengan

(16)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari

data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan

tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh

antara lain:

1. Kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada

pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di

kelas XI terdapat pada indikator pembelajaran penentuan pH larutan

dimana 58,20% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dan

berada pada kesulitan tinggi, diikuti dengan indikator mengetahui konsep

dari hidrolisis, 38,125% siswa mengalami kesulitan sedang dan yang paling

rendah ditemukan kesulitan belajar siswa adalah pada indikator

mengetahui jenis garam yang terhidrolisis, 20,83% siswa mengalami

kesulitan rendah

2. Faktor kesulitan belajar yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan

mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama

pada pokok bahasan hidrolisis garam berdasarkan angket faktor kesulitan

belajar adalah dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Pada penelitian

ini faktor intern yang mempengaruhi adalah aspek bakat, motivasi dan

psikis, dimana faktor terbesar penyebab kesulitan belajar adalah kurang

persiapan dalam mempelajari hidrolisis garam. Rata-rata 71,87%

memiliki masalah tersebut. faktor ekstern yang mempengaruhi adalah

keadaan sekolah dan kurikulum yang berlaku, Dimana 25,625%

pelaksanaan kurikulum mempengaruhi kesulitan belajar

3. Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia

pada pokok bahasan hidrolisis garam menunjukkan bahwa siswa berada

(17)

menjawab soal yang berhubungan dengan C4.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang faktor kesulitan

belajar siswa agar lebih mengembangkan faktor-faktor yang menyebabkan

kesulitan belajar siswa dan kriteria kesulitan yang disusun agar lebih

spesifik.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang meneliti kemampuan kognitif siswa pada

materi hidrolisis garam agar lebih menekankan konsep pembelajaran

sehingga memperoleh hasil yang lebih tinggi.

3. Bagi orang tua, agar bisa membimbing anak-anaknya dalam belajar di

rumah, guna memberikan dukungan maupun meningkatkan motivasi bagi

diri anak.

4. Bagi guru kimia, agar selalu memotivasi terlebih dahulu siswa sebelum

memulai topik baru dan menunjukkan guna mempelajari materi yang

dibawakan sehingga minat siswa tumbuh untuk mempelajarinya dengan

baik.

5. Bagi sekolah agar menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan

kurikulum 2013 dengan memadai agar siswa lebih banyak banyak

(18)

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rhineka

Cipta, Jakarta

Ahmadi,H.A dan Supriyono,W., (2004), Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Anonim., (2014),

Https://Jasmanfaizza.Wordpress.Com/2014/08/20/Buku-Guru-Dan-Siswa-Kurikulum-2013-Format-Pdf/,Buku Guru Dan Siswa Kurikulum 2013

format pdf. Diakses 21 Januari 2015.

Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi

Aksara, Jakarta

Arikunto, S., (1993), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi

Aksara, Jakarta

Bangun, R., (2010), Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi Pokok Organisasi

Kehidupan Di Kelas VII Semester Genap SMP N 1 Barus Jahe Tahun

Pelajaran 2009/2010, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Dahar, R.W., (1988), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta

Daryanto, H., (2010), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta

Depdiknas., (2003), Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Sains SMP,

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar Dan Menengah, Jakarta

Fasnida, V., (2009), Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok

Bahasan Termokimia Se-Kabupaten Bener Meriah, Jurnal, FMIPA,

Unimed, Medan.

Ginting,F.N., (2013), Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Pada Pokok

Bahasan Termokimia Di SMA Swasta Eria Medan Tahun Ajaran

2012/2013, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Hakim, T., (2000), Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta

Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

(19)

Harnanto, A. Dan Ruminten., (2009), Kimia 2, Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta

Hasanah., (2012), Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem

Saraf Di Kelas XI SMA NEGERI 3 Rantau Utara Tahun Pembelajaran

2011/2012, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.

Kemendikbud., (2013), Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan

Dan Kebudayaan, Jakarta

kemendikbud., (2013), Keberhasilan kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan, Jakarta

Mappa, S dan Basleman, A.,(1994), Teori Belajar Orang Dewasa, Direktoral

Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta

Nasution, S., (1989), Kurikulum Dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Noviasari, E, dkk., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Materi Hidrolisis

Garam Siswa SMA Negeri 1 Rejotangan Tulungagung Yang Dibelajarkan

Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kolaboratif Dan Non

Kolaboratif Tahun Pelajaran 2012-2013, Jurnal Penelitian, Fmipa,

Universitas Negeri Malang, Malang

Partana, C.F dan Wiyarsi, A., (2009), Mari Belajar Kimia, Pusat perbukuan

departemen pendidikan nasional

Partowisastro, H. Koestoer dan Hadisuparto., (1986), Diagnosa dan Pemecahan

Kesulitan Belajar, Erlangga, Jakarta

Petrucci, R. H., (1996), Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta

Purba, M., (2007), Kimia 2, Erlangga, Jakarta

Sanjaya, H.W., (2005), Pembelajaran Dan Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Prenada Media Grup, Jakarta

Saridewi, R., (2013), Asiknya Menjelajahi Kimia, Unimed Press, Medan

Sinaga, D.S., (2014), Analisis Kesuitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok

Hereditas Di Kelas XII SMA Negeri Se-Kecamatan Binjai Selatan Tahun

Pembelajaran 2013/2014, Jurnal Penelitian, Fmipa, Universitas Negeri

(20)

76

Situmorang, M., (2000), Pengembangan Kurikulum Kimia Untuk Sekolah

Menengah Tingkat Pertama, Pelangi Pendidikan

Sudjana, N., (1990), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, P.T Remaja, Jakarta

Sudjana, N., (1982), Dasar-Dasar Penilaian Hasil Belajar Mengajar, CV.

Serajaya, Jakarta

Tulus Tu’u., (2004), Peran Disiplin Pada Prilaku Dan Prestasi Siswa, Genesindo,

Gambar

Gambar 2.1 Hierarki piramidal aspek kognitif .............................................

Referensi

Dokumen terkait

= Rata-rata n-Gain kemampuan membedakan siswa pada kelas yang dite- rapkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik pada materi hidrolisis garam. = Rata-rata n-Gain

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan pada materi garam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa pada materi Metabolisme di kelas XII dari aspek kognitif, indikator pembelajaran, dan faktor

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrolisis garam di kelas XI IPA

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) siswa-siswi SMA Al-Islam 1 Surakarta memiliki kesulitan belajar pada materi hidrolisis garam; (2) kesulitan belajar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) keterampilan proses sains dan (2) prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam kelas XI MIA 1 di SMA N 1

Terdapat interaksi penggunaan model inkuiri terbimbing dan POGIL dengan rasa ingin tahu terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif pada materi hidrolisis garam

Berarti ada hubungan yang linear dan signifikan antara kemampuan matematika dengan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan hidrolisis garam.. Pengujian