Oleh:
Ammesos Sormin NIM 4113131002
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkatNya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Analisis faktor Kesulitan Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Mempelajari Hidrolisis Garam Sesuai implementasi Kurikulum 2013 Di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Sormin, Restu Sormin dan Frengky Sormin juga seluruh sanak keluarga yang ikut memberikan motivasi. Dan tak luput juga teman teman seperjuangan (Agus Muliaman, Dimas Ridho, Kristedi Barus, Idaman Hosea, Putra Malau, Yuni Andriani Ginting, Lenny Yosevine Sihite, Rohana Sianturi, Bernarda Simarmata, Rufmana Ambarita dan teman-teman yang kost di gg.Mual Nauli) juga seluruh teman-teman PPLT 2014 SMA N 1 Tanjung Beringin terkhusus Eva Rosanti Halawa, Widya Situmorang Dan Winda Era Elissa Tumanggor. Dan masih banyak lagi yang belum disebutkan disini yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya kasanah pendidikan
Medan, Juli 2015
Penulis
iii
ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMPELAJARI HIDROLISIS
GARAM SESUAI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN
Ammesos Sormin (4113131002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kesulitan belajar dan kemampuan kognitif siswa dalam mempelajari materi Hidrolisis Garam berdasarkan aspek kognitif dan kesulitan belajar yang dialami siswa sesuai implementasi kurikulum 2013 kelas XI SMA Negeri 5 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel diambil secara purposive sampling yang meliputi, 32 Siswa SMA Negeri 5 Medan. Instrumen berupa tes diagnostik sebanyak 20 soal yang sudah di uji kelayakannya, lembar angket sebanyak 47 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari aspek indikator yang dibuat, rata-rata siswa mengalami kesulitan pada indikator menghitung pH larutan sebesar 58,20% diikuti indikator mengetahui konsep hidrolisis garam sebesar 38,125 %. Berdasarkan angket faktor kesulitan belajar siswa, Faktor internal yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa adalah faktor bakat, minat dan motivasi, dimana faktor terbesar penyebab kesulitan belajar adalah kurang persiapan dalam mempelajari hidrolisis garam. Rata-rata 71,87% memiliki masalah tersebut. Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar adalah aspek sekolah dan kurikulum yang berlaku. Dimana 25,625% pelaksanaan kurikulum mempengaruhi kesulitan belajar. Kemampuan kognitif siswa pada setiap aspek kognitif (C1-C4) adalah C1 = 57,92% berada pada kategori sedang, C2= 65,625% berada pada kategori sedang, C3= 47,5% berada pada kategori rendah dan C4= 46,875% berada pada kategori rendah.
DAFTAR ISI
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar ...12
2.1.6.1. Faktor Intern...13
vii
2.1.7 Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar...17
2.1.8 Identifikasi anak yang mengalami kesulitan belajar ...18
2.1.9 Pengukuran ranah kognitif ...19
2.1.10 Hidrolisis garam ...21
2.1.10.1 Pengertian hidrolisis garam...21
2.1.10.2 Sifat larutan garam dan konsep hidrolisis ...22
2.1.10.3 Menghitung pH larutan garam ...23
2.1.10.4 Hidolisis garam dalam kehidupan sehari-hari...26
BAB III 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...28
3.2 Populasi dan Sampel ...28
4.2.2 Analisis kesulitan siswa berdasarkan skor yang diperoleh siswa ...46
4.2.3 Analisis letak kesulitan siswa untuk masing-masing indikator...47
4.2.4 Hasil tes kemampuan kognitif siswa...51
4.2.5 Identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar ...54
4.3.1 Kesulitan belajar siswa dari hasil tes belajar siswa...65 4..3.2 Hasil penelitian angket...69
BAB V
5.1 Kesimpulan ...72 5.2 Saran...73
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hierarki piramidal aspek kognitif ... 19
Gambar 3.1 Desain penelitian ... 44
Gambar 4.1 Diagram kesulitan belajar siswa berdasarkan indikator ... 50
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan
atau pembaharuan tingkah laku dan kecakapan. Belajar pada dasarnya merupakan
proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk
perilaku menuju arah yang lebih baik. Namun pada kenyataannya tidak semua
kegiatan belajar mencapai hasil yang memuaskan. Masih ada beberapa siswa
mencapai hasil belajar yang rendah dan hal inilah yang memberi gambaran bahwa
dalam pembelajaran belum tercapai ketuntasan belajar dan sekaligus menjadi
gambaran tentang kesulitan belajar yang dialami siswa itu sendiri.
Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan siswa terhadap mata pelajaran adalah prestasi
belajar yang umumnya ditunjukkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa
tersebut dinilai aspek kognitifnya karena berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan
evaluasi (Tulus Tu’u, 2004 )
Kenyataan menunjukkan bahwa siswa SMA menganggap mata palajaran
kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu
untuk mempelajarinya (Yusfiani dan Situmorang, 2006). Di sisi lain Haryati
(2009) menyatakan ketersediaan buku teks kimia yang berkualitas sangat kurang.
Hal ini dapat dilihat dari buku-buku teks yang dipergunakan diberbagai sekolah
masih sulit dipahami siswa. Buku-buku yang ada lebih menekankan pada misi
penyampaian pengetahuan atau fakta belaka. Inovasi dari pengarang buku masih
sangat kurang sehingga siswa sering merasa bosan dalam membaca buku tersebut.
Salah satu kesulitan siswa dalam belajar tercermin dari menurunnya hasil
belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan solusi yang tepat guna mengatasi
kesulitan belajar yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini
sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ahmadi dan Supriyono (2004) bahwa
2
Hambatan itu antara lain : inteligensi, perhatian, minat, bakat, kesehatan dan cacat
badan, sedangkan hambatan dari luar siswa adalah lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
Keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya hendaknya diketahui penyebabnya. Analisis terhadap kesulitan belajar
siswa merupakan tugas dari seorang guru dalam mengajar dan merupakan alat
yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam menemukan anak yang memerlukan
analisis lebih rinci tentang kesulitan mereka. Untuk itu kesiapan guru dalam
menganalisis kemampuan siswa sangatlah penting mengingat bahwa kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang baru diimplementasikan di sekolah, untuk itu
perlu mengetahui bagaimana dampak yang terjadi di dalam diri siswa. Kurikulum
ini, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan),
terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran. Diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif. Disinilah guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap
proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya
cerdas tapi juga adaptip terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa.
(Kemendikbud, 2013). Perubahan yang ditimbulkan oleh siswa setelah
diimplementasikannya kurikulum 2013 menggantikan KTSP tentu akan
mempengaruhi hasil yang didapat siswa. Hasil yang didapat oleh siswa harus
dievaluasi untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan dan area kesulitan peserta
didik dan membantunya keluar dari kesulitan tersebut.
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru
yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti
oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau
jenjang pendidikan. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih
sesuai dengan pilihan mereka. Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib
dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan
menengah
(https://jasmanfaizza.wordpress.com/2014/08/20/buku-guru-dan-siswa-kurikulum-2013-format-pdf/)
Menurut Eprysca Noviasari, dkk (2012) menyatakan bahwa salah satu
materi yang bersifat abstrak dan kompleks yang dipelajari siswa SMA adalah
hidrolisis garam. Ketika membelajarkan materi hidrolisis garam dikaitkan dengan
materi asam-basa dan perhitungan pH Di SMA N 1 Rejotangan hasil belajar
siswa pada materi ini masih tergolong rendah.
Penelitian tentang analisis kesulitan belajar siswa juga sudah dilakukan
oleh Hasanah (2012) dengan judul penelitiannya Analisis Kesulitan Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Sistem Saraf Di Kelas XI SMA N 3 Rantau Utara tahun
pembelajaran 2011/2012. Dalam penelitiannya didapat bahwa kesulitan belajar
yang dihadapi siswa Di Kelas XI SMA N 3 Rantau Utara antara lain : (1)
dipengaruhi oleh keadaan kelas yang tidak kondusif, dimana adanya siswa yang
tidak memperhatikan, berbincang-bincang pada saat proses pembelajaran
berlangsung, (2) siswa kurang aktif untuk mencari penjelasan tambahan, (3)
rendahnya kemampuan siswa mengingat materi pelajaran yang telah diajarkan.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Frans Novalidar Ginting (2013)
diperoleh kesimpulan bahwa 57,88% siswa mengalami jenis kesulitan dalam
memahami soal 73,84% kesalahan konversi volume menjadi massa, 57,33%
kesulitan dalam menerapkan konsep, 40% kesalahan dalam penentuan ∆H reaksi
berdasarkan entalpi, 66,77% kesalahan aplikasi rumus. Faktor penyebab lainnya
adalah kurangnya kemampuan intelektual siswa dalam memahami konsep kimia.
Dari hasil observasi penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan
dan wawancara dengan Ibu Eni Rismawati S.Pd selaku guru bidang studi kimia
diketahui bahwa nilai KKM Kimia di sekolah tersebut pada tahun 2015 adalah 70
4
adalah ± 10 orang dari rata-rata setiap kelas terdiri dari 35 orang dan hal ini
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya
tergolong sedikit. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi ini dan
sedikitnya siswa yang mampu menuntaskan pembelajarannya di atas KKM
sangatlah perlu untuk dianalisis apa penyebabnya, karena seorang siswa yang
tidak mampu menuntaskan pembelajarannya tentu dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang menyebabkan mereka kesulitan. Untuk itu perlu dilakukan analisis
kesulitan belajar kimia di SMA agar dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar
tersebut. Karena hal pertama yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
adalah dengan menganalisis kesulitan belajar untuk kemudian dicari pemecahan
yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa bersangkutan. Penulis juga tertarik
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diimplementasikannya kurikulum
2013 dan mengetahui dampak yang terjadi dalam diri siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap siswa-siswi kelas XI IPA SMA N 5 Medan dengan judul :
”Analisis faktor Kesulitan Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Dalam
Mempelajari Hidrolisis Garam Sesuai implementasi Kurikulum 2013 Di Kelas XI
SMA Negeri 5 Medan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka masalah diidentifikasi sebagai berikut :
1. Letak kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia
pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di
kelas XI
2. Faktor yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan mengalami kesulitan
dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama pada pokok bahasan
hidrolisis garam
3. Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan judul penelitian di atas maka peneliti membatasi
permasalahan dalam penelitian ini pada:
1. Kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada
pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di kelas
XI SMA N 5 Medan
2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam
mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam
3. Aspek kognitif siswa yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
yang berhubungan dengan pelajaran kimia pada pokok bahasan hidrolisis
garam.
1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Pada indikator pembelajaran manakah kesulitan belajar siswa SMA N 5
Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai
implementasi kurikulum 2013 di kelas XI.
2. Apa saja faktor kesulitan belajar yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan
mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama
pada pokok bahasan hidrolisis garam.
3. Bagaimanakah Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam
mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui letak kesulitan belajar yang dialami siswa SMA N 5
Medan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis garam sesuai
6
2. Untuk mengetahui Faktor yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan
mengalami kesulitan dalam mempelajari kimia pada pokok bahasan hidrolisis
garam
3. Untuk mengetahui aspek kognitif siswa ( kemampuan siswa) dalam
menyelesaikan soal-soal pada mata pelajaran kimia pada pokok bahasan
hidrolisis garam
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah dilakukan penelitian ini adalah:
1. Bagi guru kimia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru-guru
kimia tentang kesulitan belajar yang dialami oleh siswa terutama dalam
mepelajari hidrolisis garam.
2. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menemukan permasalahan
yang dihadapinya terutama saat mempelajari hidrolisis garam
3. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan referensi untuk penelitian
selanjutnya
1.7 Defenisi Operasional
1. Kesulitan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yang ditandai dengan
menurunnya hasil yang didapat oleh siswa tersebut. Kesulitan tersebut bisa
berasal dari dalam diri siswa, orang tua, guru kimia, sekolah maupun
kesulitan di dalam memahami materi yang diajarkan. (Syah, 2012)
2. Kemampuan kognitif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
yang dimiliki oleh siswa dalam memahami soal yang disesuaikan dengan
taksonomi Bloom dari tingkat pengetahuan (C1) hingga analisis (C4).
3. Hidrolisis garam merupakan materi yang membahas penguraian garam dalam
air yang menghasilkan asam dan basa. Materi ini sebenarnya adalah reaksi
asam basa Bronsted-lowry dimana komponen garam yang berasal dari asam
atau basa lemah atau asam konjugasi yang relatif kuat dapat bereaksi dengan
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari
data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan
tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh
antara lain:
1. Kesulitan belajar siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia pada
pokok bahasan hidrolisis garam sesuai implementasi kurikulum 2013 di
kelas XI terdapat pada indikator pembelajaran penentuan pH larutan
dimana 58,20% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dan
berada pada kesulitan tinggi, diikuti dengan indikator mengetahui konsep
dari hidrolisis, 38,125% siswa mengalami kesulitan sedang dan yang paling
rendah ditemukan kesulitan belajar siswa adalah pada indikator
mengetahui jenis garam yang terhidrolisis, 20,83% siswa mengalami
kesulitan rendah
2. Faktor kesulitan belajar yang menyebabkan siswa SMA N 5 Medan
mengalami kesulitan dalam menuntaskan pembelajaran di kelas terutama
pada pokok bahasan hidrolisis garam berdasarkan angket faktor kesulitan
belajar adalah dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Pada penelitian
ini faktor intern yang mempengaruhi adalah aspek bakat, motivasi dan
psikis, dimana faktor terbesar penyebab kesulitan belajar adalah kurang
persiapan dalam mempelajari hidrolisis garam. Rata-rata 71,87%
memiliki masalah tersebut. faktor ekstern yang mempengaruhi adalah
keadaan sekolah dan kurikulum yang berlaku, Dimana 25,625%
pelaksanaan kurikulum mempengaruhi kesulitan belajar
3. Kemampuan kognitif siswa SMA N 5 Medan dalam mempelajari kimia
pada pokok bahasan hidrolisis garam menunjukkan bahwa siswa berada
menjawab soal yang berhubungan dengan C4.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang faktor kesulitan
belajar siswa agar lebih mengembangkan faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar siswa dan kriteria kesulitan yang disusun agar lebih
spesifik.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang meneliti kemampuan kognitif siswa pada
materi hidrolisis garam agar lebih menekankan konsep pembelajaran
sehingga memperoleh hasil yang lebih tinggi.
3. Bagi orang tua, agar bisa membimbing anak-anaknya dalam belajar di
rumah, guna memberikan dukungan maupun meningkatkan motivasi bagi
diri anak.
4. Bagi guru kimia, agar selalu memotivasi terlebih dahulu siswa sebelum
memulai topik baru dan menunjukkan guna mempelajari materi yang
dibawakan sehingga minat siswa tumbuh untuk mempelajarinya dengan
baik.
5. Bagi sekolah agar menyediakan buku-buku yang berhubungan dengan
kurikulum 2013 dengan memadai agar siswa lebih banyak banyak
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rhineka
Cipta, Jakarta
Ahmadi,H.A dan Supriyono,W., (2004), Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Anonim., (2014),
Https://Jasmanfaizza.Wordpress.Com/2014/08/20/Buku-Guru-Dan-Siswa-Kurikulum-2013-Format-Pdf/,Buku Guru Dan Siswa Kurikulum 2013
format pdf. Diakses 21 Januari 2015.
Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi
Aksara, Jakarta
Arikunto, S., (1993), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi, Bumi
Aksara, Jakarta
Bangun, R., (2010), Analisis Kesulitan Belajar Pada Materi Pokok Organisasi
Kehidupan Di Kelas VII Semester Genap SMP N 1 Barus Jahe Tahun
Pelajaran 2009/2010, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.
Dahar, R.W., (1988), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta
Daryanto, H., (2010), Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta
Depdiknas., (2003), Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Sains SMP,
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Dan Menengah, Jakarta
Fasnida, V., (2009), Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Termokimia Se-Kabupaten Bener Meriah, Jurnal, FMIPA,
Unimed, Medan.
Ginting,F.N., (2013), Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Pada Pokok
Bahasan Termokimia Di SMA Swasta Eria Medan Tahun Ajaran
2012/2013, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.
Hakim, T., (2000), Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta
Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Harnanto, A. Dan Ruminten., (2009), Kimia 2, Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta
Hasanah., (2012), Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok Sistem
Saraf Di Kelas XI SMA NEGERI 3 Rantau Utara Tahun Pembelajaran
2011/2012, Jurnal, FMIPA, Unimed, Medan.
Kemendikbud., (2013), Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan, Jakarta
kemendikbud., (2013), Keberhasilan kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan, Jakarta
Mappa, S dan Basleman, A.,(1994), Teori Belajar Orang Dewasa, Direktoral
Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta
Nasution, S., (1989), Kurikulum Dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Noviasari, E, dkk., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Materi Hidrolisis
Garam Siswa SMA Negeri 1 Rejotangan Tulungagung Yang Dibelajarkan
Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kolaboratif Dan Non
Kolaboratif Tahun Pelajaran 2012-2013, Jurnal Penelitian, Fmipa,
Universitas Negeri Malang, Malang
Partana, C.F dan Wiyarsi, A., (2009), Mari Belajar Kimia, Pusat perbukuan
departemen pendidikan nasional
Partowisastro, H. Koestoer dan Hadisuparto., (1986), Diagnosa dan Pemecahan
Kesulitan Belajar, Erlangga, Jakarta
Petrucci, R. H., (1996), Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta
Purba, M., (2007), Kimia 2, Erlangga, Jakarta
Sanjaya, H.W., (2005), Pembelajaran Dan Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Prenada Media Grup, Jakarta
Saridewi, R., (2013), Asiknya Menjelajahi Kimia, Unimed Press, Medan
Sinaga, D.S., (2014), Analisis Kesuitan Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Hereditas Di Kelas XII SMA Negeri Se-Kecamatan Binjai Selatan Tahun
Pembelajaran 2013/2014, Jurnal Penelitian, Fmipa, Universitas Negeri
76
Situmorang, M., (2000), Pengembangan Kurikulum Kimia Untuk Sekolah
Menengah Tingkat Pertama, Pelangi Pendidikan
Sudjana, N., (1990), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, P.T Remaja, Jakarta
Sudjana, N., (1982), Dasar-Dasar Penilaian Hasil Belajar Mengajar, CV.
Serajaya, Jakarta
Tulus Tu’u., (2004), Peran Disiplin Pada Prilaku Dan Prestasi Siswa, Genesindo,