UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PREFERENSI SENSORI
DIKELAS VII SMP SWASTA BAITUL AZIZ BANDAR KLIPPA MEDAN TEMBUNG TAHUN AJARAN 2013/2014
Oleh:
GustikaPutri NIM 408311019
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Operasi Bentuk Aljabar Menggunakan Pendekatan Preferensi Sensori Dikelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Tembung Tahun Ajaran 2013/2014”.
Selama dalam penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semuanya teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan untaian kata terima kasih dari hati yang tulus kepada kedua orang tua tersayang Ayahanda Mislan, SST dan Ibunda Juli Senatri yang telah memberikan kasih sayang tanpa batas, dukungan moril dan materil serta do’a restu demi keberhasilan dalam kehidupan.
Berkat dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini dengan tulus dan rendah hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Mulyono, S.Si, M.Si dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi masukan dalam penyempurnaan skripsi ini. Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. Staf Pengajar dan Pegawai FMIPA yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.
v
Bapak Harto Susanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Tembung dan Bapak Abdurrozzaq Sanjaya, S.Pd selaku Guru Kelas VII, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Buat keluarga saya Adinda Duwi Sinta Wulidadari, ST, Adinda Triska Dara Hasanah dan Adinda Pratama Aulia Muhid terima kasih telah memberi semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Buat Seluruh Rekan Kerja saya di Yayasan Baitul Aziz tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Buat sahabat saya Sri, Yunita, Khairina dan Nita serta Mahasiswa Pendidikan Matematika Angkatan 200 . Terima kasih, semoga persahabatan kita tetap terjalin. Buat teman dumay Mbak Aziza, Mbak Delisa dan Mbak Amriani terima kasih yang telah memberikan dukungan, semangat serta do’anya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak tercantum dalam ucapan ini, semoga kebaikan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.
Skripsi ini jauh dari kesempurnaan, apabila terdapat kesalahan/kekhilafan dalam bentuk bahasa dan penyampaian, teknik penulis.oleh karena itu, besar harapan penulis agar pembaca memberi masukan berupa kritik dan sarannya yang bertujuan membangun kesempurnaan skripsi ini guna meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca serta menjadi masukan kepada dunia pendidikan.
Medan, Februari 2014 Penulis
iii
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PREFERENSI SENSORI
DIKELAS VII SMP SWASTA BAITUL AZIZ BANDAR KLIPPA MEDAN TEMBUNG TAHUN AJARAN 2013/2014
Gustika Putri (NIM : 408311019)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep pada operasi bentuk aljabar pada siswa kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Tembung Tahun Ajaran 2013/2014.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan dan prestasi belajar siswa dibidang matematika pada pokok bahasan opeasi bentuk aljabar, siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, siswa belajar dengan menghafal bukan dengan pemahaman, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, siswa sekolah menengah pertama mengalami kesulitan dalam memahami konsep operasi bentuk aljabar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menerapkan pendekatan preferensi sensori.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Tembung Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 26 orang. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan preferensi sensori pada materi operasi bentuk aljabar. Penerapan pendekatan preferensi sensori dalam mengatasi kesulitan dan meningkatkan pemahaman konsep operasi bentuk aljabar diketahui dari kemampuan siswa mengerjakan soal operasi bentuk aljabar sebelum dan sesudah proses belajar mengajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes diagnostik tingkat rata-rata siswa diperoleh 45,8 dengan ketuntasan 30,8%, setelah pemberian tindakan dengan penerapan pendekatan preferensi sensori pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 64,9 dengan ketuntasan 53,8%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata-rata-rata 83,7 dengan ketuntasan 88,5%.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Diagram xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Pembatasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Konsep 8
2.1.2. Pemahaman Konsep Matematika 9
2.1.3. Pembelajaran Konsep Matematika 12
2.1.4. Pendekatan Pembelajaran 14
2.1.4.1. Pendekatan Preferensi Sensori 15
2.1.5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Preferensi Sensori 23 2.1.6. Kajian Tentang Materi Operasi Bentuk Aljabar 24
vii
2.1.6.2. Operasi Bentuk Aljabar 27
2.2. Kerangka Konseptual 32
BAB III METODE PENELITIAN 34
3.1. Lokasi Penelitian 34
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 34
3.3. Jenis Penelitian 34
3.4. Defenisi Operasional 35
3.5. Prosedur Penelitian 35
3.6. Alat Pengumpul Data 41
3.6.1. Tes 41
3.7. Teknis Aanalisis Data 46
3.7.1. Reduksi Data 46
3.7.2. Interpretasi Hasil 46
3.7.2.1. Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Siswa 46
3.7.2.2. Pencapaian Hasil Belajar 47
3.8. Menarik Kesimpulan 49
3.9. Indikator Keberhasilan 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50
4.1. Hasil Penelitian 50
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 58
4.1.1.1. Permasalahan Siklus I 56
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan Siklus I 56
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 58
4.1.1.4. Analisis Data Siklus I 61
4.1.1.5. Refleksi Siklus I 80
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 85
4.1.2.1. Permasalahan Siklus II 85
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan Siklus II 86
viii
4.1.2.4. Observasi 93
4.1.2.4.1. Deskripsi Hasil Observasi II 93
4.1.2.5. Analisis Data II 96
4.1.2.6. Refleksi Siklus II 109
4.2. Temuan Penelitian 110
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 115
5.1. Kesimpulan 115
5.2. Saran 117
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1.Tingkat Penguasaan Siswa 48 Tabel 4.1.Persentase Tes Diagnostik Siswa Dalam Menyatakan Ulang 50
Sebuah Konsep
Tabel 4.2.Persentase Tes Diagnostik Siswa Dalam Mengklasifikasikan 51 Objek Berdasarkan Karakteristik
Tabel 4.3.Persentase Tes Diagnostik Siswa Dalam Menggunakan, 52 Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur
Tabel 4.4. Persentase Tes Diagnostik Siswa Dalam Mengaplikasikan 53 Konsep
Tabel 4.5.Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada 54 TesDiagnostik
Tabel 4.6. Data kesulitan Siswa Pada tes Diagnostik Soal No.1 55 Tabel 4.7. Data kesulitan Siswa Pada tes Diagnostik Soal No. 2 56 Tabel 4.8. Data kesulitan Siswa Pada tes Diagnostik Soal No. 3 56 Tabel 4.9. Data kesulitan Siswa Pada tes Diagnostik Soal No. 4 56 Tabel 4.10. Data kesulitan Siswa Pada tes Diagnostik Soal No. 5 57 Tabel 4.11.Persentase Tes Pemahaman Konsep I Dalam Menyatakan 72
Ulang Sebuah Konsep
Tabel 4.12.Persentase Tes Pemahaman Konsep IDalam 73 MengklasifikasikanObjek Berdasarkan Karakteristik
Tabel 4.13.Persentase Tes Pemahaman Konsep I Dalam Menggunakan, 74 Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur
Tabel 4.14.Persentase Tes Pemahaman Konsep I Dalam 75 Mengaplikasikan Konsep
Tabel 4.15.Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada 76 TesPemahaman Konsep I
xi
Tabel 4.17. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep I Soal 78 No. 2
Tabel 4.18. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep I Soal 78 No. 3
Tabel 4.19. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep I Soal 79 No. 4
Tabel 4.20. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep I Soal 80 No. 5
Tabel 4.21.Persentase Tes Pemahaman Konsep II Dalam Menyatakan 99 Ulang Sebuah Konsep
Tabel 4.22.Persentase Tes Pemahaman Konsep II Dalam 100 Mengklasifikasikan Objek Berdasarkan Karakteristik
Tabel 4.23.Persentase Tes Pemahaman Konsep II Dalam Menggunakan, 101 Memanfaatkan, dan Memilih Prosedur
Tabel 4.24.Persentase Tes Pemahaman Konsep II Dalam 102 Mengaplikasikan Konsep
Tabel 4.25.Persentase Pemahaman Konsep Matematika Siswa Pada Tes 103 Pemahaman Konsep II
Tabel 4.26. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep II Soal 104 No. 1
Tabel 4.27. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep II Soal 105 No. 2
Tabel 4.28. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep II Soal 106 No. 3
Tabel 4.29. Data Kesulitan Siswa pada tes pemahaman Konsep II Soal 106 No. 4
ix
DAFTAR GAMBAR
12
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dari 76
Setiap Indikator Pada Tes Pemahaman Konsep I
Diagram 4.2. Tingkat Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dari 103
Setiap Indikator Pada Tes Pemahaman Konsep II
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah melalui kegiatan pengajaran. Menanggapi rencana perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia pakar pendidikan. Arief Rachman (dalam Majalah Nuansa, 2012:13) mengatakan:
Pemerintah harus menargetkan perubahan perilaku yang baik pada peserta didik sebagai tujuan dari perbaikan kurikulum pendidikan nasional yang di lakukan. Kurikulum yang baik harus mampu menyeimbangkan aspek akademik dan karakter sehingga mampu mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan. Serta dalam metode penyampaian materi tersebut sudah lebih mengedepankan aspek jangka panjang dari mulai TK sampai pendidikan menengah. Proses afektifnya harus kuat, jangan Cuma hapal rumus, tapi ada percobaannya dan kedisiplinan ilmu. Sehingga belajar itu pun jadi instrumen untuk membentuk watak siswa. Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hasil perolehan di bidang ini, upaya yang dilakukan pemerintah antara lain seperti yang dikemukakan oleh Bahrumsyah (2009) adalah :
Meningkatkan pendidikan guru kejenjang yang lebih tinggi, pembaharuan kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, penataran atau sertifikasi guru, penggunaan metode, pendekatan mengajar, melaksanakan penelitian serta mengadakan peningkatan kualitas maupun kuantitas buku ajar.
2
Mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru, melainkan oleh mutu masukan (siswa), sarana, manajemen, dan faktor eksternal lainnya. Akan tetapi, yang paling berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam belajar adalah guru. Sesuai yang dinyatakan pada Education Leadership, Supriadi (1998:98) bahwa :
Hampir semua usaha reformasi dalam pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru akhirnya tergantung pada guru, tanpa mereka dapat mendorong siswanya untuk belajar sungguh-sungguh siswa tidak akan mencapai hasil belajar yang tinggi.
Pada kenyataannya guru sewaktu pembelajaran berlangsung siswa banyak bersikap pasif dan sebagian besar siswa ada yang bercerita. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru terhadap siswa masih bersifat konvensional artinya guru kurang bervariasi dalam menggunakan metode, guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga siswa kurang kreatif dalam belajar, padahal matematika merupakan serangkaian kegiatan yang aktif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Matematika itu merupakan ilmu dasar yang penting sekali dipelajari dan merupakan dasar berpikir logika deduktif. Sayangnya, ilmu ini masih di belajarkan dengan metode yang kuno, yaitu drilling. Metode pencekokan latihan soal yang banyak oleh guru yang berakibat tekanan besar pada belahan otak kiri. Akibatnya, anak menjadi jenuh dan kurang kreatif (Zahar, 2009:1). Selain itu, menurut Angie (dalam Uno, 2010:120) mengatakan :
Umumnya anak menyukai matematika karena faktor pola pengajaran guru atau orang tua yang menyenangkan dan kreatif. Sebaliknya, anak tidak suka matematika karena malas menghapal sehingga nilainya menjadi jelek kemudian trauma pada matematika.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diasumsikan bahwa rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran matematika disekolah menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Ada banyak faktor penyebab yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 1999) ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika yaitu :
Adanya gangguan dalam hubungan keruangan (konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah, depan-belakang, terbesar-terkecil), abnormalitas persepsi visual (kemampuan melihat berbagai objek dalam kelompok), asosiasi visual-motor (hanya menghafal tanpa mengetahui maknanya), perseverasi (perhatian melekat pada satu objek saja dalam waktu relatif lama), kesulitan mengenal dan memahami simbol, gangguan penghayatan tubuh, kesulitan dalam bahasa dan membaca dan performance IQ rendah.
Paradigma lama merupakan pengajaran matematika lebih mementingkan transfer of knowledge . Yang sepenuhnya hanya bergantung pada guru. Sedangkan paradima baru, yaitu pembelajaran matematika yang lebih mementingkan pengembangan dan penggalian potensi dan kreativitas dari siswa. Oleh karena itu, dengan menggunakan pendekatan Preferensi Sensori di harapkan dapat pengembangan dan penggalian potensi dan kreativitasnya. Simanjuntak (1993: 9) menyatakan: “Dasar perkembangan kognitif adalah melalui pengalaman-pengalaman berbuat aktif dengan berbuat terhadap benda-benda nyata di sekeliling”. Menurut pakar Neruo-Liquistic Programing Richard Bandler dan Jhon rinder (dalam Zahar, 2009:23) mengidentifikasi :
Ada tiga gaya belajar dan komunikasi yang berbeda yaitu : (a). Visual : Modalitas ini lebih mudah mengakses gambar, mengingat gambar, bentuk, warna, hubungan ruang, masalah dua dan tiga dimensi. (b). Auditori : Modalitas ini lebih berhubungan dengan jenis bunyi, mengingat kata-kata, nada, irama dan bunyi-bunyian. (c). Kinestetik : Modalitas ini berhubungan dengan koordinasi, gerakan, irama, tanggapan emosionil dan kenyamanan fisik.
tiga modalitas (gaya belajar) yaitu : visual, auditorial, dan kinestetik”. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh leming (2002) bahwa : “Terdapat tiga modalitas belajar, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik”.
(http://heheoye.wordpress.com/2012/04/24/gaya-belajar-2/ aya Belajar)
aktanya, berdasarkan wawancara dengan salah seorang guru matematika di kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Tembung (Abdurrozaq Sanjaya S.Pd, Januari 2013) mengatakan bahwa :
Salah satu materi dalam matematika yang sulit bagi siswa adalah aljabar. Sebagian besar siswa belum memahami lebih dalam langkah-langkah menyelesaikan operasi hitung dalam aljabar, serta tidak adanya contoh yang dapat dilihat langsung oleh siswa pada saat melakukan operasi bentuk aljabar, hal ini mengharuskan kita sebagai guru berupaya memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut.
Setelah di berikan tes diagnostik awal, Jawaban siswa menurut peneliti belum mencapai hasil yang memuaskan dari 20 siswa di kelas VII hanya 5 siswa yang mampu menjawab benar. Selebihnya masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal pada tes diagnostik.
Hal tersebut diakibatkan karena siswa tersebut belum memahami konsep yang digunakan dalam materi operasi bentuk aljabar, juga karena tidak memperhatikan mana suku-suku yang sejenis maupun tidak sejenis. Hal tersebut akan mengakibatkan pengalaman belajar siswa yang diperoleh kurang bermakna sehingga siswa tidak senang belajar matematika dan akan mempengaruhi antusiasme siswa untuk mengikuti proses pembelajaran matematika ke jenjang yang lebih tinggi.
sebabkan karena setiap siswa memiliki modalitas belajar (gaya belajar) yang berbeda-beda. Tim pengajar SBM (2011:55) mengatakan bahwa :
Siswa perlu melihat, mendengar, merasakan, menyentuh, membaui, melakukan bahkan mengajarkannya pada orang lain untuk dapat mengaitkan berbagai informasi di dalam otaknya, dengan cara ini siswa akan semakin banyak belajar. Siswa dapat belajar 10% dari apa yang di baca, 20% dari yang di dengar, 30% dari yang di lihat, 50% dari yang di lihat dan di dengar, 0% dari yang dikatakan dan 90% dari yang di lakukan. Dalam hubungannya dengan aktivias ini setiap orang memiliki gaya belajar dominan di dalam dirinya, meskipun juga dapat memilikinya secara utuh. aya belajar tersebut adalah Visual Auditori Kinestetik.
Pentingnya pemahaman konsep aljabar bagi siswa dan masih banyaknya kesulitan yang dihadapi oleh para siswa maka dirasa perlu untuk dilakukan suatu pengkajian tentang kesulitan belajar siswa dalam mempelajari aljabar. Hal itu perlu dilakukan agar guru dapat mengetahui letak kesulitan siswa dalam penguasaan konsep dan prinsip dalam aljabar sehingga guru dapat meminimalisir kesulitan siswa.
Suatu pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan berfikir secara sempurna untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dan memperoleh kemampuan dalam mengembangkan efektifitas peserta didik. Pendekatan ini merupakan peran yang sangat penting untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Dengan menggunakan pendekatan preferensi sensori, proses belajar mengajar dengan menggunakan benda-benda kongkrit (nyata). Sehingga siswa dapat langsung berinteraksi dengan benda-benda tersebut dan di harapkan siswa dapat mengingat dan menguasai pembelajaran. Terutama memahami konsep dari operasi aljabar dengan harapan siswa lebih mengerti makna dari suku, konstanta dan variabel.
1. . Ident f kas Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah yaitu :
1. Matematika dianggap pelajaran sulit oleh siswa.
2. Siswa kesulitan memahami konsep pada pokok bahasan operasi bentuk aljabar di kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Medan Tembung Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Siswa kesulitan dalam mengenali suku-suku sejenis sehingga pada pembahasan operasi aljabar siswa sulit untuk menyederhanakan bentuk aljabar tersebut.
1. . Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini pembatasan masalah yaitu mengenai penggunaan pendekatan preferensi sensori pada pokok bahasan operasi aljabar yang mencakup bentuk aljabar dan operasi bentuk aljabar di kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Medan Tembung.
1. . umusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah :
Bagaimana strategi penerapan metode pendekatan preferensi sensori dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi operasi aljabar dikelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Medan Tembung ?
Bagaimana aktifitas belajar siswa ketika diterapkan metode pendekatan preferensi sensori pada pokok bahasan operasi aljabar di kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Medan Tembung?
1. . u uan Penel t an
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui strategi penerapan metode pendekatan preferensi sensori
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi operasi aljabar dikelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Medan Tembung.
Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa ketika diterapkan metode pendekatan preferensi sensori pada pokok bahasan operasi bentuk aljabar di kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Medan Tembung.
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan metode pendekatan preferensi sensori pada pokok bahasan operasi bentuk aljabar di kelas VII SMP Swasta Baitul Aziz Bandar Klippa Medan Tembung.
1. . Manfaat Penel t an
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
Bagi siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman konsep siswa dalam pokok bahasan operasi aljabar.
Bagi calon guru berguna untuk mengetahui apakah dengan menerapkan pendekatan preferensi sensori dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Bagi guru khususnya guru bidang studi matematika sebagai bahan masukan
untuk menggunakan pendekatan preferensi sensori sebagai salah satu alternatif pemilihan metode dalam membimbing siswa belajar.
Bagi kepala sekolah sebagai informasi untuk memberikan arahan kepada guru-guru agar sesuai gaya mengajarnya dengan modalitas belajar siswanya. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan
116
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi penerapan pendekatan preferensi sensori adalah:
a. Pada tahap persiapan, lebih memberikan motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran.
b. Pada tahap penyampaian, Memaksimalkan diskusi kelompok dengan memberikan pengawasan yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi.
c. Pada tahap pelatihan, Memberikan LAS kepada setiap siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi.
d. Pada tahap penampilan hasil, Memberi nilai tambah bagi siswa yang maju mempresentasikan hasil diskusinya, bagi siswa yang bertanya maupun bagi siswa yang memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok penyaji. Hal ini bertujuan agar berpartisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat.
2. Aktivitas belajar siswa ketika diterapkan pendekatan preferensi sensori adalah:
a. Perhatian siswa ketika guru memberi penjelasan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Tidak ada lagi siswa yang berbicara di belakang karena guru tidak lagi fokus pada papan tulis dan guru lebih menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan preferensi sensori sehingga siswa telihat aktif dalam berdiskusi.
117
sensori ini guna meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap operasi bentuk aljabar.
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan LAS mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Banyak siswa yang mengerjakan LAS dengan baik karena mereka telah aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
d. Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan ke arah lebih baik. Siswa berdiskusi aktif dengan teman sekelompoknya yang nilainya baik membantu temannya dalam mengerjakan soal.
e. Perhatian siswa ketika kelompok penyaji mempresentasikan hasil diskusinya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Siswa memperhatikan dengan baik karena kelompok penyaji atau guru akan menunjuk kelompok yang selanjutnya akan maju.
f. Dalam menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji mengalami perubahan. Banyak kelompok yang ingin memberikan tanggapan dan mulai aktif dalam menanggapi hasil diskusi.
. Penerapan pendekatan preferensi sensori dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini dapat dilihat dari:
a. Nilai rata-rata Tes Diagnostik , setelah diberikan tindakan pada Tes pemahaman konsep I , dan pada Tes pemahaman konsep II , . b. Persentase Ketuntasan Klasikal Tes Diagnostik 0, % setelah
diberikan tindakan pada Tes Pemahaman Konsep I , % dan pada Tes Pemahaman Konsep II , %.
c. Jika dilihat dari hasil tersebut, maka terjadi peningkatan pemahaman konsep perindikator pemahaman konsep matematika siswa. Maka didapat hasil peningkatan hasil dari nilai tes pemahaman konsep dari siklus I ke siklus II seperti tabel berikut ini :
No. Kode Siswa Siklus I Nilai Siswa Siklus II Keterangan
1 S01 , , Meningkat
2 S02 ,0 , Meningkat
118
S0 , , Meningkat
S0 , ,1 Meningkat
S0 , 0, Meningkat
S0 2, 1, Tidak meningkat
S0 , , Meningkat
S0 , , Meningkat
10 S10 , , Meningkat
11 S11 ,1 ,0 Meningkat
12 S12 , ,0 Meningkat
1 S1 1, , Meningkat
1 S1 , ,0 Meningkat
1 S1 , , Meningkat
1 S1 ,0 2, Meningkat
1 S1 ,0 , Meningkat
1 S1 , , Meningkat
1 S1 0,0 , Meningkat
20 S20 2,0 ,1 Meningkat
21 S21 1, ,0 Meningkat
22 S22 0, , Meningkat
2 S2 , 2, Meningkat
2 S2 , , Meningkat
2 S2 , 2, Meningkat
2 S2 1, 0,2 Meningkat
Hasil tersebut menginterpretasikan bahwa pemahaman konsep siswa meningkat walaupun ada 2 siswa yang belum meningkat.
5.1 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :
1. Guru dapat menggunakan pendekatan preferensi sensori sebagai alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar pembelajaran tersebut lebih bervariasi.
2. Guru juga dapat menggunakan pendekatan preferensi sensori sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
119
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (1999), Pendidikan Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S, dkk., (2002), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Bahrumsyah., (2009), Isu-isu Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Makalah Disajikan Dalam Seminar Internasional 16 Mei 2009, Universitass Negeri Medan, Medan.
B. Uno, Hamzah., (2010), Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta.
De porter. B., Hernacki, M., (2002), Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Kaifa, Bandung.
Emy Indrawati., (2011), Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Preferensi Sensori Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI SMA Muhammadiyah 4 Kendal.
(Http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/119/jtptiain-gdlemyindrawa-5916-1-073711020.pdf) diakses 5 Januari 2014. Erman, Suherman, dkk., (2001), Strategi Belajar Mengajar Kontemporer,
Depdikbud, Bandung.
Gunawan, Adi W., (2003), Genius Learning Strategy petunjuk praktis untuk menerapkan Accelerated Learning, PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Hamalik, Oemar., (2001), Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Herman, Hudojo., (1988), Teori Dasar Belajar Mengajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.
120
Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, kencana, Jakarta.
Simanjuntak, Lisnawaty, dkk., (1993), Metode Mengajar Matematika Jilid I, Rineka Cipta, Jakarta.
Soedjadi, R., (1996), Diagnosis Kesulitan Siswa Sekolah Dasar dalam Belajar Matematika, Jurnal Jurusan Matematika FPMIPA IKIP, Surabaya. Susanto, Harto., (2011), Makalah CAI, LDII, Surabaya.
Syam, Abdullah., (2013), Nuansa Persada, LDII, Jakarta.
Tim dosen SBM, (2011), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA, Unimed, Medan.
ii