• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI MODEL INQUIRY DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI MODEL INQUIRY DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CIMAHI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

Tresna Riswandini 1005674

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Oleh

TresnaRiswandini

Sebuahskripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Tresna Riswandini 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi,

(3)

TRESNA RISWANDINI

STUDI DESKRIPTIF PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI MODEL INQUIRY DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 3 CIMAHI

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dewi Karyati, S.Sen.,M.Pd. NIP. 195807061984032002

Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

(4)

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL……….... ix

DAFTAR BAGAN……..………... x

DAFTAR DIAGRAM………. xi

DAFTAR GAMBAR……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian……….. 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian……….. 8

C. Rumusan Masalah Penelitian………. 8

D. Tujuan Penelitian………... 8

E. Manfaat Penelitian………. 9

F. Struktur Organisasi Penelitian……….. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS………….. 13

A. Penelitian Terdahulu………. 13

B. Pembelajaran Seni Tari………. 13

1. Pengertian Pembelajaran………. 13

2. Komponen-komponen Pembelajaran……….. 15

3. Konsep Pembelajaran Seni Tari……….. 25

4. Tujuan Pembelajaran Seni Tari……….. 25

C. PerencanaanPembelajaran dan Penerapannya dalam Pembelajaran SeniTari………… 26

D. Model Pembelajaran Inquiry………. 29

(5)

2. Macam-macam Model Pembelajaran………. 31

3. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry……… 33

4. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Inquiry……… 35

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry………. 38

6. Implementasi Model Pembelajaran Inquiry dalam Proses Pembelajaran…………. 39

E. Kurikulum 2013………... . 41

1. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013………... 48

2. keunggulan Kurikulum 2013……….... 49

BAB III METODE PENELITIAN………... 51

A. Lokasi dan Subjek Penelitian……… 51

B. Desain Penelitian……….. 51

C. Metode Penelitian………. 53

D. Definisi Operasional………. 53

E. Instrumen Penelitian………. 55

F. Teknik Pengumpulan Data………... 57

G. Pengolahan dan Analisis Data……….. 60

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 62

A. Hasil Penelitian………. 62

1. Deskripsi Profil SMP Negeri 3 Cimahi sebagai Lokasi Penelitian……… 62

2. Perencanaan Pembelajaran Seni Tari pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Cimahi dalam Implementasi Kurikulum 2013………... 66

3. Proses Pembelajaran Seni Tari dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry di SMP Negeri3 Cimahi……… 90

4. Hasil Pembelajaran Seni Tari melalui Model Inquiry dalam Implementasi Kurikulum 2013……….103

B. Pembahasan………..112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……… 117

A. Simpulan……… 117

B. Saran……… 118

(6)

LAMPIRAN 4……… 164

LAMPIRAN 5……… 166

(7)

Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Pembelajaran Seni Tari Melalui model Inquiry

Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Cimahi”.

Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu terhambatnya keaktifan dan daya kreatif siswa dalam pembelajaran seni tari. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perencanaan, proses, dan hasil pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Cimahi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Cimahi dengan subjek penelitian pada guru seni tari dan siswa kelas VII. Hasil penelitian diperoleh selama lima kali pertemuan yaitu keaktifan dan kreativitas siswa terdorong saat guru menggunakan model Inquiry dalam pembelajaran seni tari pada kelas VII A di SMP Negeri 3 Cimahi, hal tersebut dapat dilihat dari penilaian siswa dan sebaran angket pada siswa yang menyatakan 60% siswa aktif dalam pembelajaran dan 75% siswa kreatif dalam pembelajaran seni tari. Oleh karena itu dengan menggunakan model tersebut dapat mendorong keatifan dan daya kreatif siswa dalam pembelajaran seni tari. Saran untuk guru seni budaya diharapkan dapat terus mengembangkan cara mengajarnya dengan model-model pembelajaran lainnya yang mendukung agar menghasilkan siswa yang aktif dan kreatif dan untuk peneliti sendiri diharapkan dapat menjadi acuan untuk menggunakan model-model pembelajaran yang baik dan dapat dikembangkan saat menjadi seorang guru.

(8)

e School Negeri 3 Cimahi“. The

problem in this research, which is hampered him being active and the creative students in

learning the art of dance. The purpose of this research to describe the arrangements, the process,

and the learning the art of dance through the Inquiry in the implementation of curriculum for

2013 to VII graders in middle school Negeri 3 Cimahi. The research is used is descriptive of a

qualitative. The research done in junior high school Negeri 3 Cimahi to the subject of research

on teacher of dance and VII graders. The result obtained for five times the meeting, which is

being active and creative students motivated the teacher in a Inquiry in learning the arts of dance

at the class VII A in middle school Negeri 3 Cimahi, with the model could lead to being active

and the creative students in learning the art of dance.

(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam proses pendidikan pembelajaran merupakan bagian terpenting dimana guru

atau pengajar dan siswa saling berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan.

Pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan berkualitas manakala seperangkat

kompetensi sebagai rumusan dari tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka guru dapat

berperan sebagai seorang desainer pembelajaran yang dapat merancang proses

pembelajaran secara optimal dan berkualitas, yaitu proses pembelajaran yang dapat

mengantarkan peserta didik untuk mencapai berbagai kompetensi yang telah

dirumuskan. Seperti yang dikemukakan oleh Wiyani (2013, hlm. 20) bahwa :

Pembelajaran diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang untuk belajar, jadi pada hakikatnya pembelajaran adalah proses menjadikan orang agar mau belajar dan mampu (kompeten) belajar melalui berbagai pengalamannya agar tingkah lakunya dapat berubah menjadi lebih baik lagi.

Dari pendapat di atas maka pembelajaran merupakan proses yang dilakukan guru

dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki

pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran guru memposisikan dirinya sebagai

fasilitator yang memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta didiknya agar

mereka mau belajar serta membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didiknya

saat belajar supaya mereka mampu belajar melalui berbagai pengalaman untuk

mengubah tingkah lakunya, dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran guru

membelajarkan peserta didik melalui berbagai kegiatan seperti mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik sesuai

(10)

Sesuai dengan hal tersebut sebagai seorang desainer dalam pembelajaran,

guru harus memposisikan peserta didiknya sebagai pusat dari segala proses

pembelajaran, sehingga saat kegiatan belajar mengajar peserta didik ikut berperan

aktif dalam mengembangkan materi pembelajaran dan dapat mengeluarkan

potensinya dalam semua bidang studi, khususnya pembelajaran seni tari.

Pembelajaran seni tari merupakan salah satu pembelajaran yang dapat

menjadi alat ekspresi dalam meningkatkan kreativitas siswa dan memacu keaktifan

siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Melalui pembelajaran seni tari

siswa dapat mengeluarkan ekspresi dan perasaannya dalam sebuah gerak, seperti

yang diungkapkan oleh Parani dalam Zahro-Wahyuni.blogspot.com (1984) bahwa :

Tari dalam konteks pendidikan merupakan kegiatan yang kreatif dan konstruktif serta menumbuhkan intensitas emosional dan makna-makna yang dapat menjadi aktivitas rekreasi dan dapat menjadi aktivitas ekspresi dan laku estetis.

Dalam pembelajaran seni tari siswa bebas mengeksplor sebuah gerak bisa

dengan apa yang siswa rasakan, yang dialami atau yang siswa lihat. Maka ide-ide

kreatif siswa akan muncul dengan sendirinya karena dalam pembelajaran seni tari

guru tidak harus memaksakan siswa untuk bergerak sesuai dengan keinginan guru,

tetapi siswa diberi kebebasan untuk mengeluarkan ide-idenya tetapi tidak lepas dari

kompetensi yang sudah dibuat dalam kurikulum, maka dari itu pembelajaran seni

tari berperan penting dalam proses pendidikan untuk menciptakan siswa-siswa yang

berbakat, mencintai budaya, melestarikannya dan dapat menjadikan pengalaman

bagi siswa sendiri.

Dalam proses pembelajaran tentunya didasari oleh pedoman pelaksanaan

pembelajaran yang sering disebut dengan kurikulum. Kurikulum merupakan salah

satu unsur yang bisa memberikan kontribusi pada seluruh pihak baik kepala

sekolah, guru, orang tua, dan khususnya peserta didik yaitu untuk mewujudkan

(11)

menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan potensial menjadi kemampuan

aktual peserta didik serta kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki peserta didik.

Pemahaman tentang peserta didik sangat penting dalam pengembangan kurikulum.

Melalui kajian tentang perkembangan peserta didik, diharapkan upaya pendidikan

yang dilakukan sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik penyesuaian dari segi

kemampuan yang harus dicapai, materi atau bahan yang harus disampaikan, proses

penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari segi evaluasi

pembelajaran.

Secara umum kurikulum adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada

semua jenis dan jenjang pendidikan. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945,

kurikulum sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan politik bangsa

Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sebagai cerminan masyarakat

Indonesia. Pendidikan dan kurikulum di Indonesia, sejak dari Taman Kanak-Kanak

(TK) sampai dengan perguruan tinggi, baik formal, nonformal maupun informal

harus diarahkan dan disesuaikan dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional

yang tertuang dalam UU.RI.No.20 Tahun 2003.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu sebagaimana

dalam UU.RI.No.20 Tahun 2003; PP No.19 Tahun 2005. Kurikulum selalu

mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan

teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta kebutuhan

masyarakat, oleh sebab itu, para pengembang kurikulum termasuk guru harus

memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang hal tersebut. Dalam praktik,

guru merupakan pelaku dalam pengembangan kurikulum sekaligus pelaksana

(12)

kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan

IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan

perkembangan ilmu pendidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru

disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Dalam proses pembelajaran guru harus pandai menggunakan

pendekatan secara arif dan bijaksana. Seperti yang telah dipaparkan di atas guru ikut

berperan penting dalam perkembangan sebuah kurikulum. Setelah pemerintah

memberlakukan kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) saat ini pemerintah mencanangkan dan memberlakukan kurikulum 2013

yang merupakan penyempurna dari kurikulum 2006. Sebelumnya pada kurikulum

2006 atau KTSP terdapat istilah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) yang merupakan arah dan landasan dalam mengembangkan materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan idikator pencapaian kompetensi. Namun

Dalam kurikulum 2013 ini SK dan KD diganti menjadi Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD). Menurut Hasan (2013, dikutip dari Wiyani hlm. 99)

mengemukakan bahwa :

Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (aspek afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.

Kurikulum 2013 ini memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu

siswa dan mendorong siswa untuk aktif, di sini siswa bukan lagi menjadi objek

melainkan siswa menjadi subyek dengan ikut mengembangkan materi yang guru

(13)

kurikulum 2013 ini juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dimana

siswa dapat mengeluarkan atau mengaplikasikan ide-idenya secara kreatif.

Implementasi kurikulum 2013 ini dengan mata pelajaran seni budaya

khususnya pembelajaran seni tari bertujuan untuk membuat siswa terampil dalam

menyajikan pengetahuan yang dikuasainya dalam karya seni budaya. Sesuai dengan

pedoman pembelajaran atau kurikulum, dalam mengajar guru memerlukan

pemahaman terhadap model-model pembelajaran yang akan membantu guru dalam

pelaksanaan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang

mempunyai tujuan menyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui,

dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh

dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik sesuai dengan materi yang

diberikan dan kondisi di dalam kelas. Adapun macam-macam model pembelajaran

diantaranya Pembelajaran kooperatif (cooperative learning), Pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning), problem solving, TGT (teams games

tournament), menemukan (Inquiry), dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak model pembelajaran yang paling mendukung agar siswa

aktif dan lebih kreatif yaitu digunakannya model pembelajaran Inquiry

(menemukan). Model pembelajaran Inquiry menempatkan peserta didik sebagai

subyek belajar yang aktif. Menurut Kourilsky dalam Arifin (2012, hlm. 68) bahwa “

Pembelajaran dengan menggunakan model Inquiry yaitu suatu pembelajaran yang

berpusat pada siswa di mana kelompok siswa mencari jawaban-jawaban terhadap isi

pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural

kelompok ”.

Dalam model Inquiry ini siswa dapat mencari dan menemukan apa yang

mereka lihat sehingga dapat memunculkan ide-ide atau pendapat sedangkan posisi

(14)

Model Inquiry ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran seni tari, yaitu siswa

diberikan suatu bidang penelitian, pada tahap kedua siswa menyusun masalah, lalu

selanjutnya tahap ketiga siswa mengidentifikasi masalah dalam penelitian, dan

untuk tahap keempat siswa diminta untuk memperjelas masalah. Peran guru dalam

proses pembelajaran seni tari adalah membimbing, melatih, dan mendidik serta

membujuk siswa untuk bercermin pada proses tersebut dan guru harus mengarahkan

siswa saat proses pembelajaran agar siswa dapat mengatasi kesulitannya dalam

belajar.

Dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran seni tari sering

ditemukan dalam proses pembelajaran guru mendominasi pembicaraan dengan

bercerita sementara siswa terpaksa atau dipaksa untuk duduk, mendengar, dan

mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga siswa hanya dapat

menerima materi dengan cara mendengar dan mencatat tanpa diketahui siswa

tersebut mengerti atau tidak terhadap materi yang disampaikan dan karena faktor

tesebut keaktifan siswa pun terhambat serta tidak dapat mengembangkan potensi

yang dimiliki siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Suryosubroto (2002, hlm.

67-168) yaitu :

Kemudian kalau dalam pembelajaran guru bilang: „ada pertanyaan?‟ pada murid-murid dan ternyata tidak seorangpun mengajukan pertanyaan, inipun tidak menjamin adanya pengertian yang baik pada mereka, sebab mungkin sekali dan sering dalam kenyataannya bahwa murid-murid tidak mengajukan pertanyaan, justru oleh karena mereka tidak mengerti/bingung pada bab yang dipelajarinya.

Dari pemaparan di atas dapat dilihat secara realita bahwa masih ada guru

yang belum bisa mengaplikasikan dan mengembangkan model pembelajaran yang

beragam sedangkan dalam kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013 siswa harus

lebih aktif dan mencari sumber atau informasi sendiri sesuai dengan materi yang

(15)

dan mencatat saja tetapi siswa dapat mencari informasi-informasi lain baik itu dari

internet, lingkungan sekitar ataupun dari pengalaman siswa sendiri.

Untuk mengatasi masalah tersebut dalam proses pembelajaran bidang studi

apapun khususnya pembelajaran seni tari dapat menggunakan model Inquiry, model

tersebut merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung proses

pembelajaran siswa aktif di kelas, dimana siswa dapat menemukan dan mencari

informasi sendiri sesuai materi dan menemukan masalah dari pencariannya tersebut,

masalah atau kesulitan tersebut dapat mengantarkan siswa menjadi aktif bertanya

serta dapat memunculkan daya pikir yang kreatif, kritis, siswa pun bebas

mengeluarkan pendapatnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bruner (1960, dikutip

dari Uno 2005) bahwa “Proses belajar akan belajar dengan baik dan kreatif jika

guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sesuatu melalui

contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya”.

Dengan menggunakan model tersebut diharapkan siswa lebih aktif dan

kreatif dalam pembelajaran seni tari dan lebih terbuka untuk mengeluarkan

ide-idenya serta mengembangkan potensinya untuk menghasilkan karya seni.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti ingin melihat dan menginformasikan

sejauh mana kesiapan guru dalam pembelajaran seni tari atau dapat disebut dengan

perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru dan pengaplikasian model Inquiry

oleh guru dalam proses belajar mengajar serta untuk mengetahui hasil siswa dalam

proses belajar mengajar dengan menggunakan model Inquiry dalam implementasi

kurikulum 2013, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul:

(16)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang di atas yang sudah dipaparkan dapat diidentifikasikan

masalah yang terkait dalam penelitian, yaitu :

1. Guru terlalu mendominasi siswa saat kegiatan belajar mengajar

2. Guru kurang inovatif dalam mengaplikasikan model pembelajaran

3. Terhambatnya keaktifan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang sudah dipaparkan di atas, maka dirumuskan

masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam

implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP N 3 Cimahi ?

2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran seni tari dalam implementasi

kurikulum 2013 melalui model Inquiry pada siswa kelas VII SMP N 3 Cimahi ?

3. Bagaimana hasil pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam

implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP N 3 Cimahi ?

D. Tujuan Penelitian

Dalam tujuan penelitian terdapat tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu

sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Mengetahui proses belajar mengajar siswa dalam pembelajaran seni tari

dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry dan perencanaan guru dalam

mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus

(17)

a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran seni tari melalui model Inquiry

dalam implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP N 3 Cimahi.

b. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran seni tari melalui model

Inquiry dalam implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP N 3

Cimahi.

c. Mendeskripsikan hasil pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam

implementasi kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP N 3 Cimahi.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari manfaat untuk siswa, guru, sekolah,

dan peneliti yang dipaparkan sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa dapat lebih terbuka untuk mengeluarkan ide-idenya atau pendapatnya

karena dengan model Inquiry dan implementasi kurikulum 2013 ini siswa dituntut

lebih aktif dan kreatif.

2. Bagi Guru

Guru dapat mengembangkan model-model pembelajaran yang lebih baik,

berkualitas dan lebih inovatif sehingga ada peningkatan cara mengajar guru di

dalam kelas yang selanjutnya akan menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

3. Bagi Sekolah

Manfaat yang dicapai oleh sekolah adalah dapat dijadikan evaluasi

bagaimana berjalannya pembelajaran seni tari sehingga sekolah dapat

mengembangkan dan memberikan arahan kepada guru dalam proses pembelajaran

untuk lebih menghasilkan siswa-siswa yang aktif dan kreatif dengan diterapkannya

kurikulum 2013 menggunakan model Inquiry dalam pembelajaran seni tari.

(18)

Peneliti mendapatkan wawasan dan pengetahuan serta dapat mengetahui

proses belajar mengajar seni tari di SMP N 3 Cimahi dalam implementasi

kurikulum 2013 yang dapat bermanfaat bagi peneliti untuk bekal menjadi seorang

guru di lapangan.

F. Struktur Organisasi

Dalam skripsi ini Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar

belakang penelitian yaitu dengan permasalahan terhambatnya keaktifan dan

kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari di SMP Negeri 3 Cimahi, oleh karena

itu untuk mengatasi masalah tersebut guru seni budaya di SMP Negeri 3 Cimahi

menggunakan model Inquiry (menemukan) dalam pembelajaran seni tari untuk

mendorong keaktifan dan kreativitas siswa. kemudian terdapat identifikasi masalah

penelitian, yaitu terhambatnya keaktifan dan kreativitas siswa tersebut dikarenakan

guru terlalu mendominasi pembicaraan dengan bercerita pada siswa saat kegiatan

belajar mengajar dan guru kurang inovatif dalam mengaplikasikan model

pembelajaran. Untuk rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana

perencanaan, proses, dan hasil pembelajaran seni tari melalui model Inquiry.

Selanjutnya tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan perencanaan, proses, dan

hasil pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam implementasi kurikulum

2013, sementara untuk manfaat penelitian ini yaitu dilakukan bagi peneliti, siswa,

guru, dan sekolah. Kemudian yang terakhir struktur organisasi yaitu urutan

penulisan dari bab I hingga bab V.

Pada Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam

penelitian dan bersumber baik dari buku, jurnal, artikel, maupun internet. Dalam

bab ini peneliti membahas mengenai pembelajaran seni tari yang di dalamnya

terdapat pengertian pembelajaran, komponen-komponen pembelajaran, konsep

(19)

penerapannya dalam pembelajaran seni tari, model pembelajaran Inquiry yang di

dalamnya terdapat pengertian model pembelajaran, macam-macam model

pembelajaran, pengertian model Inquiry , macam-macam model Inquiry,

tahap-tahap model Inquiry, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Inquiry, dan

implementasi model Inquiry dalam pembelajaran, selanjutnya terdapat bahasan

mengenai kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat tujuan pengemabangan

kurikulum 2013, dan keunggulan kurikulum 2013.

Bab III berisi tentang penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang

digunakan. Dalam metode penelitian tersebut diawali dengan membahas lokasi dan

subjek penelitian yaitu untuk lokasinya peneliti melakukan penelitian di SMP

Negeri 3 Cimahi dan subjeknya yaitu pada guru seni tari dan siswa kelas VII di

SMP Negeri 3 Cimahi. Desain penelitian, yaitu dimulai dari perencanaan penelitian

dan pelaksanaan penelitian. Dalam metode penelitian, peneliti menggunakan

metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, selanjutnya definisi

operasional yaitu batasan-batasan istilah yang digunakan dalam judul. Instrumen

penelitian, yaitu peneliti menggunakan pedoman observasi dan pedoman

wawancara dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi,

wawancara, studi pustaka, studi dokumentasi, dan angket. Teknik pengolahan data

dan analisis data yaitu peneliti mendeskripsikan mengenai perencanaan

pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran seni tari melalui model

Inquiry.

Bab IV menjelaskan tentang hasil penelitian yang didalamnya membahas

deskripsi lokasi penelitian SMP Negeri 3 Cimahi, kemudian perencanaan

pembelajaran seni tari yang dilakukan oleh guru seni tari di SMP Negeri 3 Cimahi,

proses pembelajaran seni atri selama lima kali pertemuan, dan hasil pembelajaran

(20)

membahas kembali perencanaan, proses, dan hasil pembelajaran yang dilakukan

oleh guru seni tari dengan dikaitkan pada teori yang mendukung.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti. Simpulan dalam penelitian yaitu bahwa dapat diketahui

model pembelajaran Inquiry merupakan model yang tepat dan cocok dalam

pembelajaran seni tari, karena dengan digunakannya model tersebut dalam hasil

penelitian siswa di kelas terlihat aktif dan kreatif saat menerima pembelajaran seni

tari. Saran dalam penelitian ini yaitu ditujukan kepada peneliti, siswa, guru seni

(21)

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Cimahi. Sekolah ini diambil sebagai

lokasi penelitian karena merupakan sekolah yang strategis di daerah cimahi dan sekolah

tersebut sudah lebih dulu menerapkan kurikulum 2013 khususnya untuk siswa kelas

VII.

2. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah Guru yang mengajar mata pelajaran Seni

Budaya dan siswa kelas VII di SMPN 3 Cimahi. Diambilnya subjek siswa kelas VII

karena guru seni tari yang diteliti mengajar pada siswa kelas VII dan guru tersebut

menerapkan model Inquiry pada siswa kelas VII.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses

penelitian, hal ini penting karena menurut Sugiyono (2011, hlm. 289) :

Desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat ukur mengontrol variable yang berpengaruh dalam penelitian.

Di dalam desain penelitian terdapat tiga komponen di dalamnya, yaitu :

1. Perencanaan Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

(22)

Ketiga komponen di atas dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Bagan 2.3 Desain Penelitian

Perencanaan Penelitian

1. Mengumpulkan informasi dari berbagai subjek

2. Melakukan survei sekolah 3. Menyusunt proposal penelitian 4. Membereskan administrasi

untuk penelitian.

Pelaksanaan Penelitian

1. Observasi lapangan

2. Membuat proposal penelitian 3. Mengumpulkan data penelitian 4. Pengolahan data

5. Analisis data

6. Membuat kesimpulan penelitian

(23)

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

analisis, dimana peneliti mendeskripsikan suatu gejala atau peristiwa yang terjadi yaitu

mendeskripsikan perencanaan pembelajaran seni tari, proses pembelajaran seni tari, dan

hasil pembelajaran seni tari, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu menggunakan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang

dapat diamati.

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian tersebut, karena peneliti hanya

ingin menginformasikan dan menggambarkan peristiwa yang terjadi di lapangan yaitu

melihat secara langsung guru mengaplikasikan pembelajaran seni tari dengan 1. Penyusunan Data

Penyusunan data dilakukan melalui tahap pengolahan data yang dihasilkan dalam penelitian dilapangan, melakukan proses bimbingan. Hal ini dilakukan agar penulisan laporan penelitian menjadi sistematis

2. Pengetikan Data

(24)

menggunakan model Inquiry. Selain itu alasan kedua peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif, karena dalam penelitian terdahulu judul yang berkaitan dengan

model Inquiry ini peneliti sebelumnya menggunakan metode eksperimen, maka peneliti

ingin melakukan penelitian dengan metode penelitian yang berbeda dari penelitian

terdahulu yaitu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan

kualitatif.

D. Definisi Operasional

Peneliti memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian :

“Studi Deskriptif Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Inquiry dalam implementasi

Kurikulum 2013 pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Cimahi”. Istilah tersebut akan

dipaparkan di bawah ini ;

Studi Deskriptif sama halnya dengan menggambarkan suatu objek sesuai dengan

kenyataan yang ada tanpa dilebih-lebihkan, seperti dalam penelitian ini yaitu peneliti

menggambarkan atau mendeskripsikan proses pembelajaran seni tari melalui model

Inquiry dalam implementasi kurikulum 2013.

Pembelajaran seni tari merupakan pembelajaran dari sub bidang studi kesenian

yang memberikan dan mengenalkan pemahaman kepada siswa tentang jenis-jenis tari,

fungsi tari, makna tari, dan unsur gerak tari, sehingga melalui pembelajaran seni tari

tersebut dapat membimbing siswa untuk bisa memahami nilai-nilai kebudayaan. Dalam

pembelajaran seni tari siswa dapat berapresiasi serta menciptakan karya seninya sesuai

dengan ide-ide yang dimilikinya. Untuk menciptakan karya seninya tersebut siswa

dapat memanfaatkan lingkungan yang ada baik di sekitar sekolah atau luar sekolah

dengan bimbingan pengajar atau guru.

Model pembelajaran Inquiry yang merupakan cara penyampaian bahan pengajaran

dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi

(25)

sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan

kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis,

kritis dan sistematis.

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi

(KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. Dalam kurikulum 2013 ini akan

menghasilkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melan, dan melalui

penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Selanjutnya

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar

anak didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa

untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar anak didik yang bersifat

internal. (Djamarah, 2010, hlm. 325).

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan studi deskriptif pembelajaran seni tari

melalui model Inquiry dalam implementasi kurikulum 2013 merupakan model

pembelajaran yang baik digunakan oleh guru saat proses pembelajaran khususnya

pembelajaran seni tari, karena saat proses pembelajaran siswa diposisikan sebagai

subyek untuk menemukan dan memecahkan masalah sendiri secara berkelompok

dengan bimbingan guru, sehingga siswa terpacu lebih aktif dan kreatif saat memperoleh

materi pembelajaran seni tari .

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data-data dan informasi yang lebih banyak saat penelitian

memerlukan alat bantu agar peneliti mudah mendapatkan informasi saat proses

penelitian di lapangan, yaitu :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang dilakukan yaitu observasi secara langsung ke lapangan di

SMP Negeri 3 Cimahi yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Dalam observasi ini

peneliti akan merekam dalam kegiatan pembelajaran seni tari di SMPN 3 Cimahi

(26)

Pedoman observasi ini perlu dilakukan karena dengan adanya pedoman observasi

peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menentukan

kegiatan apa saja yang hendak peneliti lihat di lapangan sesuai dengan masalah yang

akan peneliti bahas. Pedoman observasi ini dibuat sebagai panduan peneliti saat

melakukan observasi di SMP Negeri 3 Cimahi yaitu peneliti melihat guru seni tari

mengajar dengan menggunakan model Inquiry. Tujuan dari pedoman observasi ini yaitu

agar peneliti dapat mendeskripsikan fenomena atau kejadian yang akan dipelajari atau

diteliti, selain itu dengan pedoman observasi ini juga peneliti dapat mengetahui siapa

saja orang-orang yang terlibat dalam aktifitas yang akan diteliti khususnya dalam

penelitian ini yaitu aktifitas proses pembelajaran, serta peneliti dapat mengetahui makna

dari setiap kejadian yang diteliti. Dalam pedoman observasi ini peneliti mengamati

sesuai dengan rumusan masalah yaitu bagaimana perencanaan pembelajaran yang

dibuat oleh guru seni tari dan melihat proses pembelajarannya serta hasil pembelajaran

seni tari. Semua tingkah laku dan objek yang diteliti dicatat untuk di deskripsikan.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dalam penelitian ini sangat penting karena dipergunakan

untuk membantu peneliti memperoleh data-data tambahan atau informasi secara

langsung/bertatap muka dengan orang yang akan diteliti khususnya dalam penelitian ini

yaitu mewawancarai guru Seni Budaya (Seni Tari) saat penelitian di SMPN 3 Cimahi.

Tujuan digunakannya pedoman wawancara ini yaitu untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus ditanyakan dan dibahas agar peniliti dapat

memberikan pertanyaan yang tepat kepada subyek penelitian sehingga informasi yang

diteliti dapat diketahui dengan baik. Diantaranya pembahasan dalam pedoman

wawancara yang peneliti lakukan yaitu tentang perencanaan pembelajaran seni tari,

proses pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam implementasi kurikulum

(27)

dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti buku catatan, camera, dan alat bantu

lainnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar. Seperti yang diungkapkan Hadi dalam Sugiyono (2011, hlm. 203)

“Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologi. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan.” Observasi itu sendiri dibedakan menjadi observasi

tersruktur dan tidak terstruktur. Observasi terstruktur merupakan observasi yang telah

dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana

tempatnya. Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi di SMPN 3 Cimahi dengan

menggunakan observasi langsung dan tidak terstruktur untuk mendapatkan informasi

secara langsung. Dalam observasi ini peneliti merekam dan melihat langsung proses

pembelajaran seni tari dengan menggunakan model Inquiry dalam implementasi

kurikulum 2013 sebagai bahan informasi. Alasan observasi ini penting dilakukan yaitu

sebagai berikut :

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang apa yang diteliti atau

terjadi.

b. Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang disadari oleh subyek

peneliti.

c. Observasi dapat memberikan data kepada peneliti tentang hal-hal yang tidak

(28)

Dari alasan yang dipaparkan diatas observasi memiliki tujuan yaitu

mendeskripsikan kejadian yang terjadi dalam proses pembelajaran, aktivitas-aktivitas

guru dan siswa, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas di sekolah, dan makna

kejadian yang terlihat dalam kejadian yang diamati.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Teknik pengumpulan data melalui wawancara ini dilakukan dengan menemui

narasumber secara langsung dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada subyek

penelitian yang telah disusun dalam pedoman wawancara. Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VII di SMP

N 3 Cimahi. Alasan wawancara ini sangat penting dalam penelitian yaitu peneliti dapat

memperoleh informasi secara langsung atau bertatap muka dengan subyek yang akan

diwawancarai serta untuk menyerasikan antara jawaban subyek dengan

pengaplikasiannya langsung di dalam kelas. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

seperti informasi tentang perencanaan pembelajaran seni tari yang disusun oleh guru,

proses pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam implementasi kurikulum

2013 dan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran seni tari. Sedangkan tujuan dari

wawancara ini yaitu mendeskripsikan informasi atau jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada subyek penelitian. Dalam wawancara ini peneliti

melakukan dua tahap wawancara, yaitu :

a. Wawancara Awal

Dalam wawancara awal ini peneliti bertanya kepada guru mata pelajaran seni tari

seputar perencanaan pembelajaran seni tari yang dibuat, model pembelajaran yang

digunakan saat proses pembelajaran, pendapat guru seni tari mengenai implementasi

kurikulum 2013 yang digunakan di SMPN 3 Cimahi, serta hasil pembelajaran seni tari.

(29)

Tujuan dalam wawancara akhir ini yaitu untuk mengetahui relevansi antara

perencanaan proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dengan

pelaksanaannya di dalam kelas. Wawancara akhir ini peneliti menyerasikan antara

jawaban dari guru seni tari tersebut mengenai perencanaan pembelajaran seni tari

dengan kegiatan proses pembelajaran seni tari secara langsung di dalam kelas.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan informasi dengan cara mempelajari

beberapa sumber diantaranya buku sumber yang mendukung penelitian.

Sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bantuan dalam penelitian ini seperti buku-buku,

artikel, internet, Koran, majalah, jurnal, skripsi, atau bacaan lainnya yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan. Selain observasi dan wawancara yang bersifat

penting dalam pengumpulan data studi pustaka pun penting dilakukan yaitu alasannya

untuk membantu peneliti dalam menemukan teori-teori yang mendasari masalah dan

bidang yang akan diteliti. Sedangkan untuk tujuan dari studi pustaka ini yaitu mencari

teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan tujuan kedua yakni

sebagai data sekunder , termasuk data public dan data yang berasal dari internet/web

site, dokumen, jurnal, dan lain sebagainya. Dalam penelitian yang saya lakukan

sebagian besar bersumber dari buku-buku, seperti buku Belajar dan Pembelajaran,

Kurikulum Pembelajaran, dan beberapa buku lainnya serta dilengkapi juga teori yang

bersumber dari internet.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan saat

penelitian baik dalam bentuk visual ataupun audiovisual yaitu berupa photo atau video

saat proses pembelajaran seni tari di SMPN 3 Cimahi, arsip-arsip dan

dokumen-dokumen yang mendukung dalam penelitian ini. Alasan pentingnya studi dokumen-dokumentasi

digunakan dalam penelitian yaitu sebagai bukti peneliti dalam penelitian baik itu bukti

(30)

rekaman lainnya yang menjadi penyempurna saat memperoleh informasi-informasi data

penelitian. Jenis dokumentasi yang diteliti seperti proses pembelajaran seni tari,

perilaku siswa, serta kegiatan lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Untuk

tujuannya dari studi dokumentasi ini yaitu menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat

oleh peneliti.

5. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang

diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Selain macam-macam pengumpulan

data yang dipaparkan di atas angket juga termasuk alat pengumpul data yang

dibutuhkan saat penelitian. Pentingnya angket disini yaitu agar peneliti memperoleh

keterangan dari sejumlah responden untuk memperkuat hasil penelitian. Tujuan angket

di sini yaitu memperoleh informasi yang relevan dan juga valid. Dalam penelitian ini

peneliti menyebarkan angket kepada siswa kelas VII di SMPN 3 Cimahi sebagai teknik

pengumpulan data. Pertanyaan dalam angket tersebut mengenai kurikulum 2013, cara

mengajar guru seni tari, keaktifan dan kreativitas siswa, serta hasil yang diperoleh siswa

dari pembelajaran seni tari. Yang kemudian dari angket yang dijawab siswa tersebut

dapat diserasikan dengan hasil wawancara guru dan observasi,

G. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data menjadi pegangan saat penelitian, menurut Nasution dalam

Sugiyono (2011, hlm. 336) mengemukakan bahwa “Analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan maslah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung

terus sampai penulisan hasil penelitian.”

Langkah-langkah dalam analisis data, diantaranya :

1. Reduksi Data

Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

(31)

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini setelah peneliti melakukan beberapa

langkah teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, studi pustaka, dan

beberapa data dari sumber buku langkah selanjutnya yaitu peneliti menyaring atau

merangkum kembali hal-hal yang penting atau pokok sesuai dengan topik yang dibahas

dalam penelitian.

2. Penyajian Data

Dalam penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, dan sejenisnya. Dengan menggunakan penyajian data ini, maka akan

memudahkan peneliti untuk memahami dan merencanakan langkah kerja selanjutnya

yaitu mendeskripsikan data yang telah didapat. Selain itu dalam analisis data ini

menggunakan rumus sebagai berikut :

Option Jawaban = Jumlah option yang dipilih x 100%

Jumlah total siswa

3. Kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam penelitian yaitu penarikan kesimpulan.Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan tersebut bisa berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2011, hlm. 345). Dalam penelitian

ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu mulai dari

perencanaan pembelajaran seni tari, proses pembelajaran seni tari, dan hasil

pembelajaran seni tari. Kesipulan ini dibuat untuk menyimpulkan data-data yang

diperoleh saat penelitian dengan tujuan agar mempermudah pembaca untuk mengetahui

(32)

A. Simpulan

Proses pembelajaran seni tari pada kelas VII di SMP Negeri 3 Cimahi melalui

model pembelajaran Inquiry (menemukan) dapat diketahui siswa terdorong aktif dan

kreatif saat mengikuti proses pembelajaran, karena dalam model pembelajaran tersebut

guru tidak mendominasi pembicaraan di dalam kelas yaitu dengan meminta siswa

duduk, mendengarkan, dan mencatat materi, sehingga menyebabkan keraguan pada

siswa ketika ingin bertanya maupun berpendapat, tetapi dalam model pembelajaran

tersebut siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan materi mengenai unsur gerak

tari dengan cara mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai panduan untuk siswa

saat eksplorasi gerak, maka dari itu model Inquiry merupakan model pembelajaran yang

cocok dan tepat dalam pembelajaran seni tari untuk mendorong keaktifan dan kreatifitas

siswa. Pembelajaran seni tari pada kelas VII dilakukan sebanyak lima kali pertemuan,

dimana dalam lima kali pertemuan tersebut guru mengaplikasikan model Inquiry

berdasarkan tahapan-tahapannya.

Dalam proses pembelajarannya guru melakukan penilaian terhadap siswa, penilaian

tersebut terdiri dari tiga aspek yaitu aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk

penilaian pada aspek pengetahuan indikator penilaiannya yaitu penilaian pertama pada

saat siswa melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah dan untuk penilaian

kedua dalam aspek pengetahuan yaitu pada saat siswa eksplorasi gerak sesuai dengan

hasil temuannya di luar kelas, selanjutnya untuk penilaian sikap indikator yang

dinilainya yaitu yang sikap spiritual seperti berdoa dahulu sebelum memulai

pembelajaran, kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran seni tari seperti memakai

(33)

royong seperti siswa harus menjaga kekompakan dengan temannya khususnya dengan

teman sekelompoknya saat berdiskusi dan mengeksplorasi gerak tari, dan sikap

tanggung jawab seperti mengerjakan tugas dengan baik. Untuk penilaian terakhir yaitu

penilaian keterampilan indikator yang dinilai yaitu ksaat siswa menggerakan hasil

eksplorasi geraknya sesuai unsur gerak tari dengan keluwesan dan indah dan saat siswa

menyusun gerakan yang dieksplor dengan baik dan berkesinambungan.

Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran Inquiry (menemukan) yang

digunakan pada siswa kelas VII dapat menjadi model pembelajaran yang tepat dalam

mata pelajaran seni tari dan sesuai dengan tujuan kurikulum 2013, karena dengan

digunakannya model tersebut dapat mendorong dan menghasilkan siswa yang aktif,

kritis, dan kreatif, serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang hidup di dalam

kelas dalam pembelajaran seni tari.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Cimahi tentang

studi deskriptif pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam implementasi

kurikulum 2013, diharapkan dapat memberikan perkembangan yang terus menerus

dalam pembelajaran seni tari, diantaranya :

Bagi pihak sekolah diharapkan dapat memberikan terus motivasi dan bimbingan

kepada guru khususnya dalam pembelajaran seni tari agar dapat terus menghasilkan

siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam bidang seni tari yang nantinya dapat

berprestasi dan membawa nama baik sekolah.

Bagi guru seni tari, diharapkan dengan menggunakan model Inquiry ini dapat terus

mengembangkan cara mengajarnya dalam pembelajaran seni tari serta menjaga

kekompakan dengan siswa agar menghasilkan siswa-siswa yang aktif dan menciptakan

karya seni yang baik. royong seperti siswa harus menjaga kekompakan dengan

(34)

gerak tari, dan sikap tanggung jawab seperti mengerjakan tugas dengan baik. Untuk

penilaian terakhir yaitu penilaian keterampilan indikator yang dinilai yaitu ksaat siswa

menggerakan hasil eksplorasi geraknya sesuai unsur gerak tari dengan keluwesan dan

indah dan saat siswa menyusun gerakan yang dieksplor dengan baik dan

berkesinambungan.

Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran Inquiry (menemukan) yang

digunakan pada siswa kelas VII dapat menjadi model pembelajaran yang tepat dalam

mata pelajaran seni tari dan sesuai dengan tujuan kurikulum 2013, karena dengan

digunakannya model tersebut dapat mendorong dan menghasilkan siswa yang aktif,

kritis, dan kreatif, serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang hidup di dalam

kelas dalam pembelajaran seni tari.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Cimahi tentang

studi deskriptif pembelajaran seni tari melalui model Inquiry dalam implementasi

kurikulum 2013, diharapkan dapat memberikan perkembangan yang terus menerus

dalam pembelajaran seni tari, diantaranya :

Bagi pihak sekolah diharapkan dapat memberikan terus motivasi dan bimbingan

kepada guru khususnya dalam pembelajaran seni tari agar dapat terus menghasilkan

siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam bidang seni tari yang nantinya dapat

berprestasi dan membawa nama baik sekolah.

Bagi guru seni tari, diharapkan dengan menggunakan model Inquiry ini dapat terus

mengembangkan cara mengajarnya dalam pembelajaran seni tari serta menjaga

kekompakan dengan siswa agar menghasilkan siswa-siswa yang aktif dan menciptakan

karya seni yang baik.

Bagi siswa, diharapkan siswa terus menggali potensinya melalui pembelajaran seni

(35)

di luar sekolah pun siswa mampu mendapatkan informasi yang bermanfaat khususnya

untuk pelajaran seni tari, dan diharapkan lebih kreatif menciptakan sebuah gerak tari

yang indah.

Bagi peneliti, diharapkan sesuai dengan hasil penelitian di lapangan, peneliti dapat

mengembangkan model-model pembelajaran di sekolah saat menjadi seorang guru

(36)

Arifin. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah, S.B. (2010). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, O. (2011). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosda.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Joyce, Weil & Calhoun. (2009). Models of Teaching Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosda.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rosmayanti, Dewi. (2005). Pendekatan Inkuiri Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Tari Pada Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 29 Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Syaiful. (2004). Konsep Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

(37)

Uno, H.B. (2008 a). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H.B. (2010 b). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Wena. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (suatu tinjauan konseptual operasional). Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran (panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wiyani, N.A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

B. Internet

Tapan, I. (2011). Metode Pendekatan Inquiry. [Online]. Tersedia di: http://www.imal.blogspot. Com [Diakses 12 Desember 2013].

Dharma. (2012). Model-Model Pembelajaran (Metode Inquiry). [Online]. Tersedia di: http://dclicquer.blogspot.com/2012/03/metode-inquiry.htm [Diakses 13

Desember 2013].

Eko, A. (2013). Dokumen Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia di:

http://azizeko77.files.wordpress.com/2013/11/dokumen-kurikulum-2013.pdf [Diakses 13 Desember 2013].

Muhfida. (2009). Model-Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia di: http://tigisport.wordpress.com [Diakses 24 September 2014].

Rita. (2010). Manfaat Pembelajaran Seni Tari. [Online]. Tersedia di: http://wwwritha-artcom.blogspot.com [Diakses 21 Agustus 2014].

Slamento. (2012). Proses Belajar Mengajar Dalam Proses Kridit Semester. Jakarta: Bumi Aksara [Online]. Tersedia di:

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pembelajaran-pengertian-metode-inquiry.html [Diakses 13 Desember 2013].

Triyanto. (2007). Strategi Pembelajaran. [Online]. Tersedia di:

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan mengenai keterkaitan variabel makroekonomi seperti inflasi, nilai tukar dan suku bunga Bi Indonesia, indeks EIDO, indeks Nikkei 225 , indeks harga saham gabungan

Menurut Bapak/Ibu hal-hal apa saja yang menjadi kekuataan UMKM dalam implementasi

Acara indonesia lawak klub (ilk) trans7(suatu kajian morfosemantik).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daerah istimewa Yogyakarta mempunyai obyek wisata yang sangat banyak oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap menggenai tempat obyek wisata agar di ketahui oleh para

Setelah semua jaringan terpasang pada masing-masing unit komputer di laboratorium, maka dilakukan pengaturan IP addres, jumlah komputer yang akan dibuat jaringan atau

kompetensi menerapkan teknik pengolahan dengan suhu tinggi.. Mengetahui kelayakan modul praktikum pada standar kompetensi. menerapkan teknik pengolahan dengan suhu tinggi

Dengan adanya website ini penulis berharap masyarakat pada umumnya dapat mengetahui informasi tentang tempat wisata, hotel, dan restoran yang ada di Bali. Tujuan dari

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN DENGAN SUHU TINGGI DI SMK NEGERI 2 INDRAMAYU.. Universitas Pendidikan Indonesia |