Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 1 dari 94 hal
P U T U S A N
NOMOR : 155/PDT/2016/PT.MDN.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
1.TARIPAR SIAHAAN, umur 73 tahun, pekerjaan pensiunan, alamat di Jalan Gn. Simanukmanuk No. 33 Pematang Siantar, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING-I semula PENGGUGAT- I;
2.RAMBIO SIAHAAN, umur 58 tahun, pekerjaan Wiraswasta, alamat di Lumban Sitogu, Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING-II semula PENGGUGAT - II;
3.Ir. MARANGKUP SIAHAAN, umur 55 tahun, pekerjaan Wiraswasta, alamat di Jalan Menteng VII Gg. Duma No. 37 Medan, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING-III semula PENGGUGAT - III;
Dalam perkara ini Penggugat I, Penggugat II, Penggugat III, telah memberikan kuasa kepada : RENTI SITUMEANG, SH, Advokat/Pengacara yang beralamat di Jalan Balige Km.2 Pohan Tonga Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 30 September 2014, selanjutnya disebut sebagai para PEMBANDING semula para PENGGUGAT ;
L a w a n
1.JUDIKA TAMPUBOLON, jenis kelamin laki-laki, umur 49 tahun, pekerjaan Tani, beralamat di Silangit Desa Pariksabungan Kec.
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 2 dari 94 hal
Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING-I semula TERGUGAT -I ; Dalam perkara ini telah memberikan kuasanya kepada Ramses J.P Simamora,SH, Advokat/Pengacara yang beralamat di Jln. Pendidikan No. 06 Kec. Dolok Sanggul Kab. Humbang Hasundutan berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 17 April 2015 ;
2.SAUT TULUS PANGGABEAN, jenis kelamin laki-laki, umur 48 tahun, pekerjaan Anggota Polri (Kapolsek Pahae Jae), beralamat di Kompleks Kantor Polisi Sektor Pahae Jae, Kecamatan Sarulla, Kabupaten Tapanuli Utara, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING-II semula TERGUGAT- II ;
3.SWANDI SIMORANGKIR, jenis kelamin laki-laki, umur 56 tahun, beralamat di Jl. Pahae, Kompleks Dinas Kesehatan Tapanuli Utara, Desa Simorangkir Julu, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING-III semula TERGUGAT- III ;
Dalam perkara ini Tergugat II dan III telah memberikan kuasa kepada: RAJA INDUK SITOMPUL, SH.MH, Advokat/Pengacara berkantor di Jln. Dr. Gerhard Lumban Tobing No. 25 Tarutung, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, dengan surat Kuasa Khusus tertanggal 5 Mei 2015;
4.ROBIN ROBERTHUS MANURUNG, SE, jenis kelamin laki-laki, umur 53 tahun, Pekerjaan swasta, beralamat dahulu di Kelurahan Pasar Laguboti Kabupaten Toba Samosir, sekarang beralamat di Jalan Turi No.120 Kelurahan Teladan, Kecamatan Medan Kota, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING-IV semula TERGUGAT-IV;
5.Ny. Guntar Manurung Br SIAHAAN (istri Alm. Guntar Manurung), pekerjaan Pensiunan, beralamat di Desa Aruan, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING-V semula TERGUGAT- V;
Dalam perkara ini telah memberikan kuasanya kepada Ramses J.P Simamora,SH, Advokat/Pengacara yang
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 3 dari 94 hal
beralamat di Jln. Pendidikan No. 06 Kec. Dolok Sanggul Kab. Humbang Hasundutan berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 19 September 2015 ;
6.PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA cq KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PUSAT Cq KEPALA KANTOR WILAYAH PERTANAHAN PROPINSI SUMATERA UTARA Cq KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TAPANULI UTARA, di Tarutung, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBANDING-I semula TURUT TERGUGAT- I;
7.HALIDA HANOEM LUBIS, jenis kelamin Perempuan, umur 76 tahun, beralamat di Jl. Ekawarni Gg. KUD No.26 Lingk. III, Kelurahan Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan Sumatera Utara, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBANDING-II semula TURUT TERGUGAT- II;
Dalam perkara ini Turut Tergugat II telah memberikan kuasa kepada: RAJA INDUK SITOMPUL, SH.MH, Advokat/Pengacara berkantor di Jln. Dr. Gerhard Lumban Tobing No. 25 Tarutung, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, dengan surat Kuasa Khusus tertanggal 5 Mei 2015;
8.EMMI BANJARNAHOR, SH, Notaris di Tarutung, beralamat di Jln. SM. Raja No. 259 Tarutung Kab. Tapanuli Utara, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBANDING-III semula TURUT TERGUGAT- III;
9.ROIDA GURNING SH, PPAT Kabupaten Tapanuli Utara, beralamat di Jl. Sisingamangaraja Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBANDING-IV semula TURUT TERGUGAT- IV;
Dalam perkara ini Turut Tergugat IV telah memberikan kuasa kepada : RAJA INDUK SITOMPUL, SH.MH, Advokat/Pengacara berkantor di Jln. Dr. Gerhard Lumban Tobing No. 25 Tarutung, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, dengan surat Kuasa Khusus tertanggal 26 Mei 2015;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 4 dari 94 hal
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Setelah membaca berkas perkara Nomor 155/PDT/2016/PT.Mdn tanggal 25 April 2016 dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut ;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa para Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 1 April 2015, yang didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri Tarutung, pada tanggal 1 April 2015, dalam register Nomor : 17/Pdt.G/2015/PN.Trt, telah mengajukan gugatan sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat-Penggugat adalah keturunan/ahli waris dari Alm. St. Julianus Siahaan, dan sekaligus mewakili seluruh keturunan dari Alm. Julianus Siahaan ;
2. Bahwa semasa hidupnya Alm. Julianus Siahaan memiliki sebidang tanah darat yang diperoleh dari Hula-hulanya yaitu Alm. Renatus Sianturi (Oppung bao Penggugat-penggugat) yang telah diuloskan kepada Alm. Julianus Siahaan dan istrinya Br. Sianturi secara adat batak, pada tahun 1960 akan tetapi wakti itu belum ada dibuatkan surat Penyerahan dari Alm. Renatus Sianturi, namun tanah tersebut telah diusahai oleh Alm. Julianus Siahaan bersama istrinya Br Sianturi dengan mananami kayu pinus;
3. Bahwa selanjutnya setelah Alm. Renatus Sianturi meninggal dunia, maka oleh ahli warisnya (anak kandungnya) Karlos Sianturi telah membuat surat Penyerahan tanah tersebut bersama-sama dengan Alm. Viktor Hutagaol yang kebetulang memiliki tanah berbatasan langsung dengan tanah milik Alm. Renatus Sianturi, karena Viktor Hutagaol adalah Tulang Rorobot Penggugat-penggugat, sehingga tanah milik Alm. Julianus Siahaan yang diperoleh dari Alm. Renatus Sianturi dan Alm. Viktor Hutagaol menjadi seluas 60.000 m persegi yang terletak di Silangit (selatan bandara), Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara dengan batas-batas sebagai berikut : Utara berbatas dengan Pinus milik kehutanan, timur berbatas dengan : tanah milik GM. Panggabean/Hantus Tampubolon, Selatan berbatas dengan Pinus milik Julianus Siahaan, Barat berbatas dengan Pinus Pargompulan/Tanah Viktor Hutagaol, Tanah milik Karlos Sianturi;
4. Bahwa selanjutnya pada tanggal 26 Februari 1990, oleh Karlos Sianturi dan Viktor Hutagaol mensahkan kepemilikan tanah Alm. Julianus Siahaan dengan memberikannya secara Hibah dihadapan Camat Kecamatan Siborongborong,
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 5 dari 94 hal
selaku Pejabat Pembuat Akte Tanah, sesuai dengan Akta Hibah No. 81 tanggal 26 Februari 1990;
5. Bahwa tanah Hibah (Tanah Alm. St. Julianus Siahaan) yang diperoleh berdasarkan hibah tersebut berada dan berbatasan langsung dengan tanah miliknya yang diperoleh berdasarkan warisan dari orangtuanya, sehingga tanah milik Alm. Julianus Siahaan setelah menjadi satu kesatuan dengan tanah hibah tersebut menjadi seluas lebih kurang 10 Ha;
6. Bahwa semasa hidupnya Alm. Julianus Siahaan selalu mengusahai tanah-tanah miliknya dengan menanami kayu pinus, tidak pernah ada gangguan darimanapun, dimana penduduk Desa Pohan Tonga dan penduduk Desa pariksabungan mengetahui secara jelas bahwa tanah tersebut adalah tanah-tanah milik Alm. Julianus Siahaan;
7. Bahwa setelah Alm. Julianus Siahaan meninggal dunia maka Alm. Julianus Siahaan mewariskan seluruh harta peninggalannya kepada seluruh keturunannya termasuk Penggugat-penggugat dan sampai saat ini bahwa tanah Alm. Julianus Siahaan masih milik bersama keturunannya yang belum dibagi-bagi;
8. Bahwa oleh karena tanah Alm. Julianus Siahaan tersebut diusahai dengan menanami tanaman kayu pinus, sehingga tidak mengharuskan Alm. Julianus Siahaan setiap hari ke ladang (tanah) miliknya tersebut, demikian halnya keturunannya, namun sejak penanaman pertama pada tahun 1960, Alm. Julianus Siahaan telah dua kali panen kayu pinus dari atas tanahnya tersebut, kemudian diteruskan oleh keturunannya yaitu Penggugat II, yang tinggal dikampung dengan menanami kayu pinus dan Eukalyptus, tidak pernah ada gangguan dan keberatan dari pihak manapun;
9. Bahwa penggugat-penggugat telah pernah berkordinasi dengan Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara, Cq. Dinas Kehutanan tentang batas tanah Penggugat-penggugat dengan tanah kehutanan, akan tetapi tanah milik Alm. Julianus Siahaan tidak termasuk tanah milik kehutanan, dimana Pihak Kehutanan telah menggambar dan membuat lokasi tersebut, tidak pernah ada pihak ketiga yang keberatan;
10. Bahwa akan tetapi tanpa sepengetahuan Penggugat-penggugat selaku Pemilik sah tanah-tanah milik Alm. Julianus Siahaan, ternyata sudah ada pihak ketiga yang menjual dan mengalihkan sebahagian tanah-tanah milik Alm. Julianus Siahaan kepada orang lain;
11. Bahwa adapun tanah yang sudah dialihkan/dijual/diserahkan oleh Alm. Hantus
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 6 dari 94 hal
Tampubolon yang diteruskan oleh anaknya yaitu : Judika Tampubolon (tergugat I) kepada Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V, adalah tanah darat yang terletak di Silangit (Selatan Bandara), Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara (objek perkara) sebagaimana Akta Hibah No. 81/Siborongborong/1990 tertanggal 26 Februari 1990 yang dikeluarkan oleh Camat, Kepala Wilayah Kecamatan Siborongborong bertindak sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah atas nama Julianus Siahaan, telah diusahai dan/atau dikuasai oleh Para Tergugat dengan melawan hak, dengan cara sebagai berikut :
a. Penyerahan sebagian Objek Perkara oleh Almarhum Hantus Tampubolon dan Judika Tampubolon kepada Terguagt IV pada tahun 2006 seluas 19.921,5 M2 (Sembilan belas ribu Sembilan ratus dua puluh satu koma lima meter persegi) dan telah disertifikatkan oleh Tergugat IV sebagaimana Sertifikat Hak Milik No. 204 tertanggal 28 Februari 2001 pemegang hak Robin Roberthus Manurung, SE, yang dikeluarkan oleh Turut Tergugat I, dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : pinus milik kehutanan
Sebelah Timur :parik/tembok tanah dan tanah milik GM. Panggabean Sebelah Selatan : parit dan objek Perkara 2
Sebelah Barat : Tanah milik Penggugat (objek perkara II) Selanjutnya disebut sebagai Objek perkara I
b. Penyerahan sebagian Objek Perkara oleh Alm. Hantus Tampubolon dan Judika Tampubolon kepada Alm. Guntar Manurung (suami Tergugat V) pada tahun 2006 seluas 19.921,5 M2(Sembilan belas ribu Sembilan ratus dua puluh satu koma lima meter persegi), dengan batas-batas : Sebelah Utara : pinus milik kehutanan
Sebelah Timur : tanah yang diusahai Robin Roberthus Manurung (objek perkara I)
Sebelah Selatan : Tanah Pargompulan, Tanah Perkara III
Sebelah Barat :Tanah milik Karlos Sianturi dan tanah Viktor Hutagaol ;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 7 dari 94 hal
Selanjutnya disebut sebagai Objek perkara II
c. Sebagian lagi Objek Perkara dijualbelikan oleh Tergugat I kepada Almarhum Mangaraja Panggabean pada tahun 2003 sebagaimana Sertifikat Hak Milik No. 206 tertanggal 28 Februari 2001 pemegang hak Judika Tampubolon yang dikeluarkan oleh Turut Tergugat I, berdasarkan Akta Jual Beli No. 80/PRK/SBR/2003 tanggal 3 Juni 2003 yang diperbuat oleh Turut Tergugat III, dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Objek perkara I
Sebelah Timur : parik/tembok tanah dan tanah milik Hantus Tampubolon
Sebelah Selatan : tanah milik Alm. St. Julianus Siahaan (in casu Para Penggugat)
Sebelah Barat : Tanah milik Pargompulan Selanjutnya disebut sebagai : Objek perkara III
d. Kemudian Objek perkara III sebagaimana Sertifikat No.206 tertanggal 28 Februari 2001 diwariskan oleh Almarhum Mangaraja kepada turut Tergugat II pada tahun 2013 berdasarkn Surat Keterangan Ahli Waris tanggal 28 Januari 2011 yang disertai Surat Pernyataan/Penyerahan/Penolakan Hak Waris tertanggal 25 Juni 2013 yang masing-masing diperbuat dibawah tangan yang disaksikan dan dibenarkan Kepala Desa Pariksabungan dan mengetahui Camat Siborongborong;!
e. Selanjutnya tanah tersebut dijualbelikan oleh Turut Tergugat II kepada Tergugat III dan Tergugat IV berdasarkan Akta Jual Beli No. 03/2014 tertanggal 6 Januari 2014 yang diperbuat oleh Turut Tergugat IV.
12. bahwa perbuatan Para Tergugat dan Turut Tergugat II yang telah mengklaim sebagai pemilik tanah dan ataupun mengusahai/menguasai objek perkara dengan memperjualbelikan dan ataupun mewariskan objek perkara yang merupakan milik Para Penggugat dengan melawan hak telah dapat dikategorikan sebagai perbuatan Melawan Hukum (ontrechtmatigedaad);
13. bahwa meskipun demikian keadaannya, Para Penggugat tetap berupaya
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 8 dari 94 hal
mencari jalan damai guna menyelesaikan persoalan ini akan tetapi Para Tergugat sama sekali tidak mengindahkannya sehingga dengan terpaksa Para Penggugat harus membawa persoalan ini ke jalur hukum dengan mengajukan gugatn ini kepada Pengadilan Negeri Tarutung;
14. bahwa Turut Tergugat I sebagai pejabat telah menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan Para Tergugat atau setidak-tidaknya melakukan kecerobohan yang sangat fatal dengan menerbitkan Sertifikat Hak Milik No. 204 tahun 2001pemegang hak Robin Roberthus Manurung, SE (tergugat IV) dan Sertifikat Hak Milik No. 206 tahun 2001 pemegang hak Judika Tampubolon (tergugat I), tanpa meneliti dan menelisik asal-usul objek perkara. Dengan demikian Turut Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum;
Mohon kiranya Majelis Hakim yang terhormat memberikan putusan yang amarnya menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 204 tahun 2001 pemegang hak Robin Roberthus Manurung, SE dan Sertifikat Hak Milik No. 206 tahun 2001 pemegang hak Judika Tampubolon adalah tidak sah serta tidak berkekuatan hukum.
15.Bahwa turut Tergugat III dan Turut Tergugat IV jelas-jelas juga telah menyalahgunakan wewenang atau setidak-tidaknya melakukan kekeliruan dengan menerbitkan Akta Jual Beli yang mana perbuatan Turut Tergugat III dan Turut Tergugat IV ikut andil dalam mengalihkan SHM No. 206 dari Tergugat I kepada Turut Tergugat II dan Tergugat III serta Tergugat IV, dengan demikian Turut Tergugat III dan Turut Tergugat IV juga telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum.Dengan demikian sudi kirannya Majelis Hakim juga memberikan putusan yang amarnya menyatakan Akta Jual Beli No. 80/PRK/SBGN/SBR/2003 tanggal 03 Juni 2003, Surat Keterangan Ahli waris tanggal 28 Januari 2011 yang disertai Surat Pernyataan/Penyerahan/Penolakan Hak Waris tertanggal 25 Juni 2013 dan Akta Jual Beli No. 03/2014 tertanggal 6 Januari 2014, tidak berharga serta tidak berkekuatan hukum.
16. Bahwa pada tahun 2005, Turut Tergugat III menerbitkan Akta Pernyataan dan kesaksian tertanggal 02 Mei 2005 Nomor 03 yang didasari atas pernyataan-pernyataan pemilik batas tanah daripada tanah Alm. St. Julianus Siahaan dan Akta Pernyataan Karlos Sianturi tertanggal 02 Mei 2005 Nomor 04 yang
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 9 dari 94 hal
didasari atas Akta Hibah No.81/Siborongborong/1990 tertanggal 26 Februari 1990 yang dikeluarkan oleh Camat, Kepala Wilayah Kecamatan Siborongborong bertindak sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah atas nama Julianus Siahaan; Oleh karenanya, mohon kepada Majelis Hakim yang mulia untuk memberikan putusan dengan amarnya yang menyatakan bahwa Akta Pernyataan dan Kesaksian tertanggal 02 Mei 2005 nomor 03 dan Pernyataan Karlos Sianturi tertanggal 02 Mei 2005 Nomor 04 adalah sah dan berharga menurut hukum.
17. Bahwa tanpa sepengetahuan dan seijin Penggugat-penggugat selaku Pemilik Sah tanah terperkara I ternyata Tergugat I (Judika Tampubolon) telah menyatakan tanah-tanah terperkara menjadi miliknya, dengan merekayasa surat-surat keterangan tanpa adanya tanda tangan saksi-saksi batas sehingga Judika Tampubolon telah memohon penerbitan sertifikat diatas tanah terperkara III, dan selanjutnya oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara telah mengeluarkan Sertifikat Hak Milik atas nama Judika Tampubolon yaitu : Surat Hak Milik No. 206 pada tanggal 28 Februari 2001; 18. Bahwa kemudian tanah terperkara III, kembali dialihkan/dijual oleh Tergugat
I(Judika Tampubolon) kepada Pemegang Hak Mangaraja Panggabean pada tanggal 9 Juni 2003, berdasarkan akta jual beli No. 80/Prk/SBGN/2003 tanggal 3 Juni 2003 yang diperbuat oleh Turut Tergugat III (Emmi Banjar Nahor, SH selaku PPAT, Kabupaten Tapanuli Utara;
19. Bahwa selanjutnya tanah terperkara III, kembali dialihkan oleh Mangaraja Panggabean kepada Halida Hanoem Lubis (Turut Tergugat II) berdasarkan warisan yang didaftarkan pada tanggal 29 Juli 2013;
20. Bahwa selanjutnya Halida Hanoem Lubis (Turut Tergugat II) kembali mengalihkan tanah terperkara II dengan cara Jual Beli kepada Saut Tulus Panggabean (Tergugat II) dan Swandi Simorangkir (tergugat III) berdasarkan akta Jual Beli yang diperbuat oleh Roida Gurning, SH (PPAT Tapanuli Utara); 21. Bahwa Objek Terperkara I adalah tanah seluas lebih kurang 2 Ha, tanpa seijin
dan tanpa sepengetahuan dari Penggugat-penggugatselaku pemilik sah tanah terperkara I, ternyata Alm. Hantus Tampubolon telah berani menjual/menyerahkan tanah terperkara I kepada Robin Roberthus Manurung (Tergugat IV), hal ini telah diakui dan dibenarkan oleh Judika Tampubolon (tergugat I) sebagaimana termuat dalam surat pernyataan Judika Tampubolon tanggal 26 April 2006, dimana Robin Roberthus Manurung telah memohonkan diterbitkannya Sertifikat Hak Milik No 204 atas nama Robin Roberthus
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 10 dari 94 hal
Manurung yang dikeluarkan tanggal 28 Februari 2001;
22. Bahwa Objek Terperkara III adalah tanah seluas lebih kurang 2 Ha, telah masuk kedalam Sertifikat Hak Milik No 206 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara, karena Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara telah mengeluarkan Sertifikat Hak Milik No 206 dengan melawan hak dan melawan hukum, karena penerbitan Sertifikat Hak Milik No 206 tersebut tidak pernah membuat Pengumuman dan pengukuran resmi, sehinga tidak diketahui oleh Penggugat-penggugat selaku pemilik sah tanah terperkara serta tidak diketahui oleh Penggugat-penggugat selaku pemilik sah tanah terperkara serta tidak diketahui oleh saksi-saksi batas yang sebenarnya, karena saksi-saksi batas yang termuat dalam gambar Ukur Sertifikat tersebut sama sekali bukanlah pemilik tanah-tanah/batas tanah terperkara, sehingga Sertifikat Hak Milik No 206 tersebut haruslah dinyatakan tidak berharga dan tidak memiliki kekuatan hukum;
23. Bahwa selanjutnya Penggugat III telah melihat tanah Terperkara III ditraktor, dan kemudian Penggugat III, telah melarang pekerja Tergugat II agar tidak meneruskan pengusahaannya dengan mentraktor diatas tanah terperkara III, akan tetapi Tergugat II malah melaporkan Penggugat III ke Polsek Siborongborong, namun setelah Penggugat III, menunjukkan Akta Hibah sebagai bukti Kepemilikan sah Penggugat-penggugat atas tanah terperkara I, II, III, sehingga Penggugat III dibebaskan dari tuduhan Tergugat II;
24. Bahwa selanjutnya Penggugat-penggugat sudah tidak sabar lagi, karena Penggugat-penggugat sudah berulangkali menjumpai Kepala Desa Parik Sabungan dan juga Camat, Kecamatan Siborongborong, namun tidak mendapat tanggapan, dimana Penggugat-penggugat juga melalui Pengetua-pengetua kampung telah sering mengingatkan Tergugat-tergugat, terutama Tergugat II, III, IV, V agar tidak membeli tanah terperkara karena yang menjual bukanlah pemilik yang sebenarnya, akan tetapi Tergugat II, III, IV, V tidak mengindahkannya, dimana perbuatan Tergugat II, III, IV, V yang membeli tanah-tanah terperkara adalah termasuk tindakan yang tidak baik, sehingga perbuatan Tergugat II, III, IV, V selaku Pembeli tanah adalah merupakan Pembeli yang tidak beritikat baik, dimana tindakan tersebut telah bertentangan dengan Hukum dan merupakan Perbuatan Melawan Hukum; 25. Bahwa selanjutnya, meskipun Penggugat-penggugat terus berusaha
membicarakan permasalahan ini terhadap Tergugat I, sebagai awal terjadinya jual beli diatas tanah-tanah terperkara, namun Tergugat I selaku keturunan
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 11 dari 94 hal
Alm. Hantus Tampubolon, tidak mengindahkannya bahkan selalu berkeras mengatakan bahwa tanah-tanah terperkara adalah miliknya;
26. Bahwa permasalahan ini telah pernah ditangani oleh Pengetua-pengetua adat, bahkan telah sampai ke Polsek Siborongboorng, namun tidak bisa diselesaikan sehingga persoalan ini terpaksa dibawa ke sidang Pengadilan Negeri Tarutung;
27. Bahwa Perbuatan Tergugat I, II, III, IV, V yang menyatakan tanah terperkara I dan tanah terperkara II serta tanah terperkara III adalah miliknya, serta tindakan Tergugat II, III, IV, V yang terus mengusahai tanah Terperkara I, II, III tanpa seijin dari Penggugat-penggugats selaku ahli waris dari Alm. Julianus Siahaan telah dapat dikategorikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum;
28. Bahwa oleh karena tanah terperkara I dan tanah terperkara II serta tanah terperkara III adalah merupakan tanah-tanah Peninggalan dari Alm. Julianus Siahaan dan menjadi hak milik Penggugat-penggugat serta ahli waris lain dari Alm. Julianus Siahaan, maka segala surat-surat ataupun segala sesuatunya yang dapat menimbulkan hak bagi Tergugat-tergugat dan turut tergugat maupun orang lain/Pihak ketiga yang diterbitkan dengan melawan hak, sudah sepatutnya dinyatakan tidak berharga serta batal demi hukum;
29. Bahwa oleh karena perbuatan Tergugat IV yang menyatakan tanah terperkara I, adalah miliknya sendiri adalah perbuatan melawan hukum dan melawan hak maka sudah sepatutnya Tergugat IV maupun oranglain/Pihak ketiga yang mendapat hak daripadanya untuk segera menyerahkan tanah terperkara I kepada Penggugat-penggugat beserta ahli waris lain dari Alm. Julianus Siahaan dengan keadaan baik dan kosong untuk dapat dikuasai dan diusahai Penggugat-penggugat dengan leluasa;
30. Bahwa demikian halnya akibat dari perbuatan Tergugat V yang menyatakan tanah terperkara II, miliknya adalah perbuatan melawan hukum dan melawan hak maka sudah sepatutnya Tergugat V maupun oranglain/Pihak ketiga yang mendapat hak daripadanya untuk segera menyerahkan tanah terperkara II kepada Penggugat-penggugat beserta ahli waris lain dari Alm. Julianus Siahaan dengan keadaan baik dan kosong untuk dapat dikuasai dan diusahai Penggugat-penggugat dengan leluasa;
31. Bahwa demikian halnya, oleh karena Perbuatan Tergugat II, III yang menyatakan tanah terperkara III menjadi miliknya sendiri adalah perbuatan melawan hukum dan melawan hak maka sudah sepatutnya Tergugat II, III maupun oranglain/Pihak ketiga yang mendapat hak daripadanya untuk segera
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 12 dari 94 hal
menyerahkan tanah terperkara III kepada Penggugat-penggugat beserta ahli waris lain dari Alm. Julianus Siahaan dengan keadaan baik dan kosong untuk dapat dikuasai dan diusahai Penggugat-penggugat dengan leluasa;
32. Bahwa agar tuntutan Penggugat-penggugat tidak illusoir kelak, karena ada kekwatiran yang didasarkan sangka yang beralasan, bahwa Tergugat I, II, III, IV,V akan bertindak lebih jauh lagi yakni akan mengalihkan menjual tanah/objek terperkara kepada orang lain atau pihak ketiga, dengan ini Penggugat-penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Tarutung supaya terlebih dahulu meletakkan sita atas tanah terperkara (conservatior beslaag);
33. Bahwa oleh karena gugatan penggugat ini berdasarkan bukti-bukti yang relevan diajukan dipersidangan yang tidak dapat disangkal kebenarannya oleh Tergugat-etrgugat dan Turut Tergugat, patut menurut hukum apabila putusan dalam perkara ini dapat dijalankan serta merta meskipun ada perlawanan banding maupun kasasi (Uit Voerbaar bij voraad);
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Tarutung untuk memanggil pihak-pihak yang berperkara untuk hadir di Pengadilan Negeri Tarutung, serta menetapkan suatu hari sidang seraya mengambil putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Dalam Provisi :
a. Memerintahkan Para Tergugat ataupun orang lain untuk menghentikan penguasaannya dan atau mengusahai atas Objek Perkara; b. Memerintahkan agar atas Objek Perkara diletakkan Sita Jaminan
(conservatoir beslaag). Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya ;
2. Menyatakan dalam hukum bahwa Para Penggugat adalah merupakan keturunan dan ahli waris dari Alm. St. Julianus Siahaan ;
3. Menyatakan :
Tanah terperkara I yaitu : sebidang tanah dengan luas lebih kurang 2 Ha, yang terletak di Silangit (Selatan Bandara), Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara dengan batas-batas : Timur berbatas-batas dengan Parik/Tembok tanah dan tanah GM.Panggabean, Selatan berbatas dengan Parit dan objek terperkara
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 13 dari 94 hal
III, Barat berbatas dengan Tanah Penggugat (objek perkara II), Utara berbatas dengan tanah kehutanan, adalah milik Penggugat-penggugat beserta ahli waris lain dari Alm. St. Julianus Siahaan;
Tanah terperkara II yaitu : sebidang tanah dengan luas lebih kurang 2 Ha, yang terletak di Silangit (Selatan Bandara), Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara dengan batas-batas : Timur berbatas-batas dengan tanah Penggugat (objek perkara I), Selatan berbatas dengan Parit dan objek terperkara III dan tanah Pargompalan, Barat berbatas dengan Tanah Karlos Sianturi dan Viktor Hutagaol, Utara berbatas dengan tanah kehutanan, adalah milik Penggugat-penggugat beserta ahli waris lain dari Alm. St. Julianus Siahaan;
Tanah Terperkara III yaitu : sebidang tanah darat seluas lebih kurang 2 Ha, yang terletak di Silangit (Selatan Bandara), Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara dengan batas-batas : Timur berbatas-batas dengan Parik/Tembok tanah dan tanah Alm. Hantus Tampubolon, Selatan berbatas dengan tanah milik St. Julianus Siahaan, Barat berbatas dengan Tanah milik Viktor Hutagaol dan tanah Pargompulan, Utara berbatas dengan Parit dan Objek terperkara I, adalah milik Penggugat-penggugat beserta ahli waris lain dari Alm. St. Julianus Siahaan;
4. Menyatakan tanah terperkara seluas (objek perkara 1,2 dan objek perkara 3 ) yaitu sebidang tanah yang terletak di Silangit, Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara adalah merupakan tanah-tanah milik Pengugat-penggugat dan seluruh ahli waris dari Alm. St. Julianus Siahaan yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Akta Hibah No. 81/Siborongborong/1990 tanggal 26 Februari 1990 yang dikeluarkan Camat Siborongborong, selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah. Seluas ± 60.000 M2 (enam puluh ribu Meter persegi) dengan batas-batas 5. sebagai berikut :
Utara : Pinus milik kehutanan
Timur : Tanah milik GM. Panggabean/Hantus Tampubolon Selatan : Pinus milik Alm. St. Julianus Siahaan
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 14 dari 94 hal
Barat : Pinus Pargompulan/Tanah Viktor Hutagaol/Tanah milik Karlos Sianturi
6. Menyatakan perbuatan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, dan Turut Tergugat IV telah terbukti melakukan Perbuatan Melawan Hukum ;
7. Menyatakan Akta Hibah No. 81/Siborongborong/1990 tertanggal 26 Februari 1990 yang dikeluarkan oleh Camat, Kepala Wilayah Kecamatan Siborongborong bertindak sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, sah dan berkekuatan hukum;
8. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 204 tahun 2001 tertanggal 28 Februari 2001 yang diterbitkan oleh Turut Tergugat I yaitu : Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara di Tarutung, tidak sah, tidak berharga serta tidak berkekuatan hukum;
9. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 206 tahun 2001 tertanggal 28 Februari 2001 yang diterbitkan oleh Turut Tergugat I yaitu : Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara di Tarutung, tidak sah, tidak berharga serta tidak berkekuatan hukum;
10. Menyatakan Akta Jual Beli N0. 80/PRK/SBGN/SBR/2003 tanggal 3 Juni 2003 yang diterbitkan oleh Sdr. Emmi Banjarnahor, SH, Notaris di Tarutung, tidak sah, tidak berharga serta tidak berkekuatan hukum;
11. Menyatakan Surat Keterangan Ahli Waris tanggal 28 Januari 2011 yang disertai Surat Pernyataan/Penyerahan/Penolakan Hak Waris tertanggal 25 Juni 2013, tidak sah, tidak berharga, serta tidak berkekuatan hukum;
12. Menyatakan Akta Jual Beli No.03/2014 tertanggal 6 Januari 2014 yang diterbitkan oleh Sdr. Roida Gurning, PPAT, Kabupaten Tapanuli Utara, tidak sah, tidak berharga serta tidak berkekuatan hukum;
13. Menyatakan Akta Pernyataan dan Kesaksian tertanggal 02 Mei 2015 nomor 03 yang diterbitkan oleh Sdr. Emmi Banjarnahor, SH, Notaris di Tarutung, sah, dan berharga serta berkekuatan hukum;
14. Menyatakan Akta Pernyataan Karlos Sianturi tertanggal 02 Mei 2015 Nomor 04 yang diterbitkan oleh Sdr. Emmi Banjarnahor, SH, Notaris di Tarutung, sah, dan berkekuatan hukum;
15. Menyatakan segala surat-surat yang dapat menimbulkan hak bagi Tergugat-tergugat maupun oranglain dan Pihak ketiga yang diterbitkan dengan melawan hak dan melawan hukum, tidak berharga serta batal demi hukum;
16. Menghukum Para Tergugat dan Turut Tergugat atau orang lain yang mendapat
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 15 dari 94 hal
hak daripadanya, menyerahkan Objek Perkara kepada Para Penggugat dalam keadaan kosong dan baik tanpa syarat guna dapat diusahai oleh Para Penggugat bersama-sama dengan keturunan dan ahli waris Almarhum St. Julius Siahaan yang lainnya sebagai pemilik sah tanah perkara ;
17. Menghukum Para Tergugat dan Para Turut Tergugat membayar ongkos perkara yang timbul dalam perkara ini;
18. Menghukum Para Tergugat dan Para Turut Tergugat membayar kerugian Moril sebesar Rp.1.000.000.000,-(satu Milyard Rupiah) dan kerugian Materil sebesar Rp. 1.000.000.000,-(satu Milyard Rupiah) atau sebesar yang patut menurut Majelis Hakim yang mengadili perkara ini;
19. Menghukum Para Tergugat dan Para Turut Tergugat membayar denda setiap harinya serta tanggung menanggung denda sebesar Rp. 500.000,-(lima ratus ribu rupiah) akibat kelalaian menjalankan putusan sejak perkara ini memperoleh kekuatan hukum yang tetap (incracht);
20. Menyatakan putusan dapat dijalankan dengan serta-merta meskipun adanya Perlawanan Banding, maupun kasasi ataupun upaya hukum lainnya (uitvoerbar bij voorrad) ;
Subsidair :
Apabila Majelis Hakim yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono) ;
Pada tanggal 30 Juni 2015 Para Penggugat menyatakan ada perbaikan gugatan yaitu :
Bahwa dalam gugatan penggugat yang didaftarkan pada tanggal 01 April 2014 pada halaman pertama menyebutkan bahwa :
1. SAUT TULUS PANGGABEAN, jenis kelamin laki-laki, umur 48 Tahun, Pekerjaan Aggota Polri beralamat di Silangit, Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, selanjutnya Disebut Tergugat II;
Dengan ini kami perbaiki menjadi :
SAUT TULUS PANGGABEAN, jenis kelamin laki-laki, umur 48 Tahun, Pekerjaan Aggota Polri (Kapolsek Pahae Jae), beralamat di Kompleks Kantor Polisi Sektor Pahae Jae, Kecamatan Sarulla, Kabupaten Tapanuli Utara, selanjutnya disebut Tergugat II;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 16 dari 94 hal
2. SWANDI SIMORANGKIR, jenis kelamin laki-laki, umur 56 Tahun, beralamat di Silangit, Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara Tergugat III;
Dengan ini kami perbaiki menjadi
SWANDI SIMORANGKIR, jenis kelamin laki-laki, umur 56 Tahun, beralamat di Jl. Pahae, Kompleks Dinas Kesehatan Tapanuli Utara, Desa Simorangkir Julu, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara Tergugat III;
3. ROBIN ROBERTHUS MANURUNG, SE, jenis kelamin laki-laki, umur 53 tahun, pekerjaan swasta, beralamat di Kelurahan Pasar Laguboti Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut sebagaiTergugat IV; Dengan ini kami perbaiki menjadi :
ROBIN ROBERTHUS MANURUNG, SE, jenis kelamin laki-laki, umur 53 tahun, pekerjaan swasta, beralamat dahulu di Kelurahan Pasar Laguboti Kabupaten Toba Samosir, sekarang beralamat di Jalan Turi No. 120, Kelurahan Teladan, Kecamatan Medan Kota, selanjutnya disebut sebagai Tergugat IV
4. Ny. Guntar Manurung Br Siahaan (istri Alm. Guntar Manurung), pekerjaan Pensiunan, beralamat di Kelurahan Pasar Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut sebagai Tergugat V; Dengan ini kami perbaiki menjadi:
Basaria Br Siahaan (istri Alm. Guntar Manurung), pekerjaan Pensiunan, beralamat di Desa Aruan, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut sebagai Tergugat V;
Menimbang, bahwa atas gugatan dari Para Penggugat tersebut Tergugat I, telah mengajukan jawaban secara tertulis pada tanggal 11 Agustus 2015 sebagai berikut :
Dalam Eksepsi
1. Gugatan error in persona, penggugat tidak mempunyai dasar hukum sebagai penggugat (tidak mempunyai legal standing);
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 17 dari 94 hal
Penggugat tidak mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sebagai keturunan ahli waris dari Almarhum Julianus Siahaan untuk sah secara hukum mengajukan gugatan terhadap Para Tergugat. Penggugat tidak mempunyai bukti hukum, berupa surat keterangan waris, Surat Penetapanahli waris yang ditetapkan oleh lembaga yang sah untuk itu, maka oleh karena gugatan penggugat tidak mempunyai dasar hukum sebagai penggugat sehingga gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima menurut hukum;
2. Bahwa gugatan mengandung cacat formil karena dalil gugatan penggugat tidak mempunyai dasar hukum yang jelas;
Penggugat mengklaim hak objek sengketa asal-usulnya berdasarkan Hukum Adat Batak yaitu milik Almarhum St. Julianus Siahaan disatu sisi dan sisi yang lain penggugat mendasarkan objek sengketa asal-usulnya berdasarkan hukum tertulis yaitu akta Hibah No.81 tanggal 26 Pebruari 1990 yang dibuat dihadapan Camat Siborongborong selaku Pejabat Pembuat Akte Tanah. Hukum Adat Batak adalah hukum kebiasaan-kebiasaan masyarakat Batak yang berasal dan diwarisi secara turun temurun yang sifat dan bentuknya tidak tertulis.
Maka karena gugatan tidak mempunyai dasar hukum yang jelas mengenai asal usul objek sengketa itu berdasarkan hukum tidak tertulis dan hukum tertulis sehingga sangat beralasan gugatan penggugat dinyatakan tidak dapat diterima.
3. Gugatan penggugat dalam gugatannya dia mempunyai dasar hukum. Gugatan penggugat mengenai objek sengketa Aquo dan terhadap tanah-tanah milik penggugat yang dikuasainya berdasarkan warisan orangtuanya dimasukkan/digabungkan dalam satu gugatan.
Dalam gugatan objek sengketa adalah mempunyai hukum yang berdiri sendiri dan juga tanah yang dikuasainya berdasarkan warisan adalah mempunyai hukum dan permasalahan yang berdiri sendiri sehingga tidak bisa dimasukkan/digabung dalam satu gugatan maka gugatan penggugat beralasan dinyatakan tidak dapat diterima.
4. Gugatan error in persona dalam bentuk Pluriumlitis Consurtium yaitu gugatan yang diajukan kurang pihak sebagai Tergugat.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 18 dari 94 hal
Pihak Mangaraja Panggabean sebagai pihak yang terlibat memperoleh dan memilih tanah objek Perkara III dari Tergugat I berdasarkan Akta Jual Beli memiliki No. 80/PRK/SBGN/2003 tanggal 3 Juni 2003, serta Pihak Mangaraja Panggabean yang terlibat mewariskan tanah objek perkara III kepada Turut tergugat II yang bernama Halida Hanoem Lubis, Sh tanggal 28 Januari 2011 yang disertai Surat Pernyataan/Penyerahan/Penolakan Hak Waris tanggal 25 Juni 2013 yang masing-masing dibuat di bawah tangan yang disaksikan, dibenarkan oleh Kepala Desa Pariksabungan dan mengetahui Camat Siborongborong.
Maka oleh karena gugatan yang diajukan kurangnya pihak sebagai Tergugat sehingga gugatan dinyatakan tidak dapat diterima.
5. Gugatan error in persona dalam bentuk Pluriumlitis Consurtium (gugatan kurang pihak).
Penggugat yang menyatakan adalah keturunan/ahli waris dari St. Julianus Siahaan dan sekaligus mewakili seluruh keturunan dari Almarhum St. Julianus Siahaan tanpa melibatkan dan mendapatkan persetujuan, serta tanpa perlimpahan kuasa secara sah menurut hukum dari ahli waris yang lain untuk mewakili seluruh keturunan dari Alm. St. Julianus Siahaan dalam melakukan gugatan dalam perkara aquo sehingga sangat beralasan gugatan penggugat dinyatakan tidak dapat diterima.
Dalam Pokok Perkara
1. Bahwa hal-hal yang dikemukakan dalam eksepsi tersebut diatas, sepanjang ada relevansinya mohon dianggap pula telah termasuk dan merupakan bagian serta satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pokok perkara ini;
2. Bahwa Tergugat-I menolak dan menyangkal dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan yang telah diajukan penggugat kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui keberannya oleh Tergugat-I;
3. Bahwa dalil Gugatan Penggugat poin 2 tanggal 1 April 2015 dan dalam perbaikan gugatannya tanggal 30 Juni 2015 tidak ada bukti hukum bahwa Renatus Sianturi adalah sebagai pemilik Tanah dan tidak mempunyai dasar hukum untuk memberikan tanah darat secara adat batak kepada Almarhum
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 19 dari 94 hal
Julianus Siahaan tahun 1960;
4. Bahwa dalil Gugatan Penggugat poin 3 tanggal 1 April 2015 dan dalam perbaikannya tanggal 30 Juni 2015, bahwa setelah almarhum Renatus Sianturi meninggal dunia maka ahli warisnya (anak kandungnya) Karlos Sianturi telah membuat Surat Penyerahan Tanah, dalil ini adalah sesuatu yang tidak mempunyai dasar hukum yang tidak jelas dan tidak beralasan secara hukum karena sesuatu yang berdasarkan secara hukum Adat Batak adalah bentuknya tidak tertulis. Hukum adat batak adalah kebiasaan perbuatan-perbuatan penduduk asli orang batak dalam praktek upacara adat batak yang merupakan warisan dan yang diwarisi secara turun menurun dari orang batak. Dan apabila melakukan upacara adat yakni memberikan tanah harus dihadiri oleh saksi-saksi dari lingkungan masyarakat adat sekampung dan dari pengetua-pengetua adat setempat sehingga masyarakat mengetahui tanah kepunyaak milik seseorang. Dalam hal ini tidak pernah dilakukan secara tertulis dalam setiap upacara adat dan jika dilakukan secara tertulis maka bertentangan dengan hukum adat batak karena bentuknya hukum adat batak adalah tidak tertulis sehingga terhadap tindakan hukum Karlos Sianturi bersama-sama dengan Viktor Hutagaol yang membuat surat penyerahan tanah kepada Alm. Julianus Siahaan adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum karena bertentangan dengan hukum.
Dalam hal ini sesuatu yang diperoleh berdasarkan hukum adat dan penggabungan objek tanah dalam satu surat adalah mempunyai hukum yang berdiri sendiri karena asal-usul objek tanah mempunyai permasalahan yang berdiri sendiri dan pemilik objek tanah mempunyai yang berbeda permasalahannya yang berdiri sendiri.
Maka oleh karena dalil gugatan tidak mempunyai dasar hukum yang jelas dan beralasan hukum sehingga gugatan penggugat harus ditolak menurut hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
5. Bahwa dalil gugatan poin 4 yang mensahkan kepemilikan tanah Alm. Julianus Siahaan yang diperolehnya berdasarkan hukum adat secara hibah oleh Karlos Sianturi dan Viktor Hutagaol dihadapan Camat Siborongborong sesuai dengan Akte Hibah nomor 81 tanggal 26 Februari 1990 adalah tidak berdasarkan hukum karena dilakukan tidak dengan sesuai menurut hukum
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 20 dari 94 hal
yang sah. Sesuatu hak yang diperoleh secara hibah berdasarkan hukum ada batak adalah bentuknya tidak tertulis dan tidak dibuatkan secara tertulis. Hal ini adalah karena hukum adat batak adalah merupakan kebiasaan-kebiasaan adat yang timbul dalam praktek-praktek berdasarkan adat Batak yang berasal dari warisan hukum yang diwariskan secara turun temurun oleh orang batak yang sifatnya tidak tertulis dan sacral.
Dalam dalil gugatan pengesahan kepemilikan yang dilakukan oleh Karlos Sianturi dan Viktor Hutagaol atas tanah milik St. Julianus Siahaan secara hibah dihadapan Camat Siborongborong selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah sesuai dengan hibah nomor 81 tanggal 26 Februari 1990 adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum sehingga dalil gugatan ini ditolak tegas secara hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
6. Bahwa terhadap dalil penggugat point 5 yang menggabungkan akta hibah (tanah Alm. St. Julianus Siahaan) yang diperoleh berdasarkan hibah tersebut berada dan berbatasan langsung dengan tanah miliknya yang diperoleh berdasarkan warisan orangtuanya sehingga tanah milik Alm. St. Julianus Siahaan setelah menjadi satu kesatuan dengan tanah hibah tersebut menjadi seluas kurang lebih 10 ha adalah suatu dalil gugatan yang tidak mempunyai hukum yang jelas dan tidak dibenarkan digabung karena gugatannya tidak sejenis dan hubungan hukum antara tergugat dengan objek perkara adalah tidak mempunyai hubungan hukum dimana tergugat tidak mempunyai hubungan dengan tanah milik Alm. St. Julianus Siahaan yang diperoleh berdasarkan warisan dari orangtuanya yang dikuasainya serta pembuktian tidak sama sehingga objek perkara tanah aquo masing-masing mempunyai kasus yang berdiri sendiri, maka mempersulit penyelesaian perkara.
Maka oleh karena dalil gugatan penggugat tidak mempunyai dasar hukum yang jelas sehingga sangat beralasan harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima menurut hukum.
7. Bahwa dalil penggugat point 6 yang menyatakan semasa hidupnya Alm. Julianus Siahaan selalu mengusahai tanah miliknya dengan menanami kayu pinus tidak pernah ada gangguan dari manapun dan penduduk Desa Pariksabungan mengetahui secara jelas bahwa tanah tersebut adalah
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 21 dari 94 hal
tanah milik Julianus Siahaan, bahwa semasa hidupnya Julianus Siahaan pada saat itu adalah Pegawai Dinas Kehutanan di Kabupaten Tapanuli Utara, tanah tersebut yang menanami kayu pinus dan eukaliptus adalah ditanam oleh Pramuka termasuk tanah-tanah penduduk juga tanah milik dari Tergugat-I ditanami oleh Pramuka, sehingga dalil gugatan ini adalah dalil yang mengada-ada dan tidak jelas fakta dan peristiwanya karena tidak diketahui dimana letak tanah yang ditanami kayu pinus dan tidak diketahui sejak kapan ditanami oleh Julianus Siahaan sehingga dalil gugatan ini harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;
8. Bahwa dalil gugatan point 7 setelah Alm. Julianus Siahaan meninggal dunia maka mewariskan harta peninggalannya kepada seluruh keturunannya termasuk penggugat-penggugat dan harta tersebut masih milik bersama serta belum dibagi-bagi. Dalam perkara aquo ini penggugat tidak ada suara hukum secara terang dan jelas sebagai keturunan Alm. Julianus Siahaan untuk sah secara hukum. Penggugat tidak mempunyai bukti hukum berupa surat keterangan waris surat penetapan ahli waris dari Alm. Julianus Siahaan yang ditetapkan oleh Lembaga yang sah untuk itu. Sehingga dalil penggugat ini harus ditolak karena tidak berdasarkan hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;
9. Bahwa dalil penggugat poin 8 tentang Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara Cq. Dinas Kehutanan tentang batas-batas tanah penggugat dengan tanah kehutanan yang telah menggambar dan membuat lokasi tanah tersebut. Dalam dalil gugatan ini menunjukkan bahwa yang digambar dan dibuat lokasi tersebut adalah tanah batas milik kehutanan. Maka terhadap kasus ini tidak ada bukti dan fakta yang menyatakan secara hukum yang sah bahwa batas tanah adalah milik penggugat dan kebetulan pada saat itu Alm. Julianus Siahaan adalah Pegawai Dinas Kehutanan di Kecamatan Siborong-borong. Maka dalil gugatan yang menunjukkan batas tanah milik penggugat harus ditolak secara hukum dan atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima.
10. Bahwa dalil penggugat poin 10 yang menyatakan tanpa sepengetahuan penggugat selaku pemilik sah tanah milik Alm. Julianus Siahaan sudah ada pihak ketiga yang menjual dan mengalihkannya. Dalam dalil ini penggugat adalah tidak pemilik yang sah dan tidak mempunyai hubungan hukum
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 22 dari 94 hal
secara hukum terhadap objek perkara, maka tidak ada kewajiban Tergugat I agar memberitahukannya kepada Penggugat untuk menjual dan mengalihkan objek perkara. Maka dalil gugatan ini harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima menurut hukum;
11. Bahwa dalil gugatan point 11 tidak berdasarkan fakta-fakta dan peristiwa hukum. Dalam dalil gugatan ini Tegrugat I tidak pernah mengadakan hubungan untuk mengalihkan/menjual objek tanah kepada Tergugat II. Tergugat I pernah menjual tanah miliknya kepada Pihak Mangaraja Panggabean. Tergugat I tidak pernah mengadakan hubungan hukum untuk mengalihkan tanah kepada Tergugat IV. Penggugat dalam gugatannya tidak jelas fakta dan peristiwanya sehingga Penggugat menyatakan Tergugat I mengalihkan menjual dan meyerahkan objek perkara kepada Tergugat III. Bahwa Tergugat I tidak ada secara hukum mengalihkan tanah objek perkara telah dikuasai oleh para tergugat dengan melawan hak adalah suatu dalil yang tidak berdasar dan mengada-ada karena tanah tersebut dimiliki oleh Tergugat I mulai sejak warisan yang diwarisi turun temurun hingga diwariskan kepada Tergugat I sebagai penduduk awal dan penduduk asli yang dimiliki tanah di Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong;
11.a. bahwa dalil gugatan penggugat poin 11.a yang mendalilkan penyerahan objek perkara Hantus Tampubolon dan Judika Tampubolon kepada Tergugat IV pada tahun 2006 seluas 19.921,5 m2 (Sembilan belas ribu Sembilan ratus dua puluh satu koma lima meter persegi) kepada Tergugat IV adalah suatu dalil yang tidak berdasar hukum karena tidak sesuai dengan fakta dan persitiwa hukum.
Bahwa Hantus Tampubolon telah meninggal dunia pada tanggal 4 Juli 2013 di Silangit Pariksabungan Kecamatan Siborongborong. Kematian tersebut sesuai dengan surat yang dikeluarkan oleh Pendeta Huria Kristen Batak Protestan Pohan Julu Pariksabungan oleh pendeta Herry SW. Pasaribu STh.
Pembuktian tertanda surat keterangan meninggal dunia tertanda (T.2) Bahwa tanah tersebut adalah milik Hantus Tampubolon yang diperoleh secara warisan yang diwarisi secara turun temurun dari kakeknya sebagai
orang pertama dan sebagai orang awal yang memiliki tanah di
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 23 dari 94 hal
Pariksabungan dan sebagai penduduk asli dan tanah tersebut di jual kepada tergugat V (suami tergugat V) bernama Guntar Manurung pada tanggal 18 Desember 2000.
Maka dalil gugatan penggugat tersebut di atas harus di tolak karena tidak berdasarkan hukum yang tidak di dukung oleh fakta dan peristiwa hukum, sehingga sangat beralasan gugatan tersebut harus di tolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima menurut hukum.
11.bahwa dalil gugatan penggugat poin 11.b yang menyatakan penyerahan sebagian objek perkara oleh Alm. Hantus Tampubolon dan Judika Tampubolon kepada Alm. Guntar Manurung (suami tergugat V) pada tahun 2006 seluas 19,921,5 m2 (Sembilan belas ribu Sembilan ratus dua puluh satu koma lima persegi) adalah suatu dalil yang tidak sesuai dengan fakta dan kejadian karena Hantus Tampubolon telah meninggal dunia tahun 2003 bulan Juli (T.2) Hantus Tampubolon sebagai pemilik tanah yang diwarisinya secara turun temurun dan sebagai penduduk asli dan sebagai orang pertama pembuka perkampungan di Desa Parik Sabungan telah menyerahkan tanah Parik Sabungan sebahagian tanggal 18 Desember 2000 kepada Guntar Manurung seluas 39843 m2 (tiga puluh sembilan ribu delapan ratus empat puluh tiga meter bujur sangkar) dengan saksi-saksi: 1. Judika Tampubolon 2. A. Lina Sianipar 3. K. Saragih serta diketahui oleh Kepala Desa Parik Sabungan bernama P. Simanjuntak.
Pembuktian tertanda Surat Penyerahan Tanah tertanda (T.3).
Bahwa Hantus Tampubolon telah meninggal dunia tanggal 4 Juli 2003 di Silangit Kecamatan Siborongborong dan kematian tersebut sesuai surat kematian yang dikeluarkan oleh Pendeta Huria Kristen Batak Puanjulu Pariksabungan oleh Pendeta Herry. SW Pasaribu STh (T.2)
Maka dalil Penggugat adalah dalil yang dibuat-dibuat fakta-fakta dan peristiwa hukumnya maka dalil gugatan tersebut harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima menurut hukum.
11.Bahwa dalil gugatan penggugat poin 11.c yang menyatakan Tergugat I menjual tanah kepada Alm. Mangaraja Panggabean sebagaimana sertifikat hak milik nomor 206 tertanggal Februari 2001 pemegang hak Judika Tampubolon yang di keluarkan Turut Tergugat III berdasarkan akta jual beli
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 24 dari 94 hal
nomor 80/PRK/SBGN/SBR/2003 tanggal 3 Juli 2003 yang diperbuat Turut tergugat III.
Bahwa Tergugat I adalah penduduk asli Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Tergugat I memperoleh hak milik sesuai sertifikat hak milik nomor 206 Tahun 2001 adalah berdasarkan warisan yang diwarisi secara turun temurun dari orangtua dan kakek-kakeknya sebagai orang awal dan orang I pemilik tanah yang berdomisili dan mendiami Desa Pariksabungan. Selama kepemilikan Tergugat I dan orangtua dan kakek-kakeknya belum pernah dialihkan atau dijual kepada setiap siapapun. Pada Tahun 2001 selaku pemilik asli objek tanah, Tergugat I mengurus surat Sertifikat atas tanah kepada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara sesuai peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-undang, lalu dikeluarkanlah sertifikat pemilik nomor 206 Tahun 2001 atas pemegang Hak Judika Tampubolon. Setelah itu Tergugat I menjual objek tanah kepada Mangaraja Panggabean Tahun 2003 dihadapan Notaris Emmi Banjarnahor, SH selaku Turut Tergugat III maka dikeluarkan akta jual beli nomor : 80/PRK/SBGN/2003 tanggal 3 Juni 2003;
Maka perbuatan Tergugat I yang mengurus dan memohon sertifikat nomor 206 Tahun 2001 adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum dan perbuatan Tergugat I yang mengadakan jual beli tanah dihadapan Notaris (turut Tergugat III) sah dan mempunyai kekuatan hukum.
12. Bahwa dalil penggugat Poin 12, penggugat yang menyatakn telah merekayasa surat-surat adalah suatu dalil yang mengada-ngada dan tidak beralasan menurut hukum karena Tergugat I (Judika Tampubolon) dalam memohon sipenerbitan sertifikat hak milik nomor 206 atas nama Judika Tampubolon kepada badan pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara telah memenuhi syarat-syarat dan prosedur menurut peraturan yang ditetapkan.
Bahwa Tergugat I adalah pemilik sah terhadap objek tanah III yang diperoleh dan diwarisi secara turun-temurun sejak dari adanya awal pemilik tanah di Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong.
Maka oleh karena dalil gugatan penggugat tidak berdasar dan beralasan menurut hukum sehingga harus ditolak menurut hukum atau setidak-
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 25 dari 94 hal
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;
13. Bahwa dalil penggugat Poin 15, bahwa tergugat I sebagai anak (ahli waris) dari Hantus Tampubolon adalah sebagai yang sah atas objek perkara sehingga dalam mengurus sertifikat Hak Milik Nomor : 206 tahun 2001 pemegang hak Judika Tampubolon telah melakukan syarat-syarat dalam pengurusan suatu sertifikat tanah dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tapanuli Utara. Tanah milik berdasarkan Sertifikat Nomor 206 Tahun 2001 tersebut berasal dari hak waris dari orang tua tergugat I dan tanah tersebut berdasarkan dari warisan turun temurun yang diwarisi sejak orang mendiami Desa Pariksabungan yang belum pernah dialihkan kepada orang lain.
Maka sertifikat Hak Milik Nomor : 206 tahun 2001 pemegang hak Judika Tampubolon (tergugat I) berlaku sah dan mempunyai kekuatan hukum. 14. Bahwa dalil gugatan penggugat Poin 20, dalam gugatan
Penggugat-penggugat terus membicarakan permasalahan tersebut dengan Tergugat I hal ini adalah alasan yang dibuat-buat dan sifatnya mengada-ada karena Tergugat I tidak pernah membicarakan mengenai obyek perkara dengan Penggugat serta tidak pernah berhubungan tentang permasalahan dengan Penggugat disebabkan tergugat I tidak mempunyai hubungan hukum dengan Penggugat. Sehingga dalil gugatan ini harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
15. Bahwa dalil penggugat Poin 23, Tanah perkara I, II,III bahwa tidak beralasan menurut hukum dan tidak mempunyai dasar hukum tanah tersebut adalah merupakan tanah-tanah peninggalan Alm. Julianus Siahaan dan menjadi hak milik Penggugat serta ahli waris lain karena penggugat tidak mempunyai hubungan hukum dengan tanah objek perkara dan dengan tergugat I. adalah suatu dalil gugatan penggugat yang tidak beralasan dan berdasar hukum yang jelas serta kabur dan tidak tentu menurut hukum yang menyatakan segala surat-surat atau segala sesuatunya yang dapat menimbulkan hak bagi tergugat-tergugat dan turut tergugat maupun orang lain/pihak ke III yang diterbitkan dengan melawan hak sudah sepatutnya dinyatakan tidak berharga serta batal demi hukum karena tidak menjelaskan surat-surat yang mana, dan segala sesuatu yang dapat menimbulkan hak-hak apa, bagi tergugat-tergugat dan turut tergugat
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 26 dari 94 hal
maupun orang lain, bahkan penggugat tidak mempunyai dasar hukum untuk menyatakan segala sesuatu surat-surat yang dapat menimbulkan hak-hak bagi tergugat I dinyatakan tidak berharga serta batal demi hukum karena Penggugat tidak mempunyai hubungan hukum dengan Tergugat I; Maka oleh karena dalil gugatan ini tidak beralasan dan tidak berdasarkan menurut hukum yang jelas serta kabur dan tidak tertentu maka harus ditolak hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
16. Bahwa terhadap dalil gugatan Poin 25 yang mendalilkan tanah terperkara II adalah milik Tergugat V adalah perbuatan hukum dan melawan hukum adalah tidak beralasan menurut hukum karena terperkara II adalah merupakan penyerahan oleh Hantus Tampubolon sebagai pemilik/yang menyerahkan secara sah kepada Guntar Manurung yang dalam hal ini dimiliki oleh Tergugat V yang bernama Basaria Br Siahaan (istri Guntar Manurung) tanggal 18 Desember 2000 yang dilakukan dihadapan dan ditanda tangani saksi-saksi yaitu :
1 Judika Tampubolon 2. A. Lina Sianipar 3. K. Saragih serta diketahui oleh Pembuktian tertanda surat penyerahan tanah (T.2).
Oleh karena Tergugat V memperoleh objek perkara II dengan sah menurut hukum dari Hantus Tampubolon dan penggugat tidak mempunyai hubungan hukum dengan objek perkara II maka tidak ada dasar hukum penggugat untuk menyerahkan objek perkara kepada penggugat.
Maka dalil gugatan ini harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima menurut hukum.
17. Bahwa dalil penggugat Poin 27 tentang permohonan sita atas tanah perkara (Conser Vatoir Beslag) harus ditolak setidak-tidaknya dinyatakan tidak diterima karena dalil gugatan penggugat dibantah dan tidak diakui kebenarannya oleh tergugat I juga mengenai bukti dan fakta-fakta dibantah oleh tergugat serta permohonan sita tidak berdasarkan alasan yang didukung fakta yang objektif dan masuk akal, serta tidak relevan dan mendesak dengan isi gugatan karena tidak ada upaya Tergugat I untuk mengalihkan dan mengasingkan serta menggelapkan tanah objek perkara selama proses pemeriksaan berlangsung, maka permohonan sita penggugat harus ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 27 dari 94 hal
diterima.
18. Bahwa Tergugat I yang mempunyai hubungan hukum dan alas hak yang otentik dengan objek perkara serta bukti-bukti yang diakui maka menurut hukum penggugat tidak beralasan dan berdasar menurut hukum dalam dalil gugatannya poin 28 untuk putusn dalam perkara ini dapat dijalankan serta merta meskipun ada perlawanan, Banding maupun kasasi (uit Voerbaar bij Voraad), dan juga tidak terdapat alasan-alasan atau keadaan yang bersifat eksepsional/urgent sebagai syarat dikabulkannya putusan yang dijalankan terlebih dahulu.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, mohon kiranya Majelis Hakim yang menyidangkan, memeriksa dan memutus perkara ini menjatuhkan putusan dengan amar putusan sebagai berikut :
Dalam Provisi
a. Menyatakan para Tergugat sah menurut hukum untuk menguasai dan mengusahai atas objek perkara;
b. Menolak sita jaminan (Conservatoir Beslag) Dalam Eksepsi
Mengabulkan eksepsi tergugat I
Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvankelijkeveklaard)
Dalam pokok perkara
1. Menolak gugatan penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima menurut hukum;
2. Menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum akta hibah nomor 81/Siborongborong/1990 tanggal 26 Pebruari 1990 yang dikeluarkan Camat Siborongborong selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah seluas 60.000 M2 (enam puluh ribu meter persegi) dengan batas-batas sebagai berikut : Utara : Pinus Milik Kehutanan
Timur : Tanah milik G.M Panggabean/Hantus Tampubolon Selatan : Pinus milik Alm. St. Julianus Siahaan
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 28 dari 94 hal
Barat :Pinus Pargompulan/Tanah ViktorHutagaol/Tanah milik Karlos Sianturi
3. Menyatakan penggugat tidak sah dan tidak mempunyai dasar hukum untuk mengajukan Gugatan kepada Tergugat I;
4. Menyatakan penggugat tidak mempunyai hubungan hukum dengan tanah perkara (objek Perkara I, II, dan III);
5. Menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum akta pernyataan dan kesaksian nomor 03 tanggal 2 Mei 2005 yang diterbitkan turut tergugat III dan akta penyataan Karlos Sianturi nomor 4 tanggal 2 Mei 2005;
6. Menyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum sertifikat hak milik nomor 204/tahun 2001 tanggal 28 Februari 2001 yang diterbitkan turut tergugat I;
7. Menyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum sertifikat hak milik nomor 206 tahun 2001 tanggal 28 Februari 2001 yang diterbitkan turut tergugat I;
8. Menyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum akta jual beli nomor 80/PRK/SBGN/2003 tanggal 3 Juni 2003 yang diterbitkan turut tergugat III; 9. Menyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum surat penyerahan tanah
antara Hantus Tampubolon sebagai pemilik/yang menyerahkan dengan Guntar Manurung sebagai yang menerima tanah seluas 39,843 M2 (tiga puluh Sembilan ribu delapan ratus empat puluh tiga meter bujur sangkar) tanggal 18 Desember 2000;
Atau Subsidair
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili Perkara Aquo berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono).
Menimbang, bahwa atas gugatan dari Para Penggugat tersebut Tergugat II,III dan Turut Tergugat-II, telah mengajukan jawaban secara tertulis pada tanggal
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 29 dari 94 hal
28 Juli 2015 sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi
i. tentang Kewenangan Absolut
1. Bahwa turut tergugat-II,III dan Turut Tergugat-II menolak tegas seluruh gugatan yang diajukan Penggugat di Pengadilan Negeri Tarutung;
2. Bahwa didalam posita dan Petitum gugatan para penggugat telah dimohonkan agar Sertifikat Hak Milik No.206 Desa Parik Sabungan tanggal 28 Februari 2001 dinyatakan tidak sah;
3. Bahwa Sertifikat Hak Milik No.206 Desa Parik Sabungan tanggal 28 Februari 2001 diterbitkan Badan Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara dalam hal ini hasil Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara; 4. Bahwa menurut Undang-undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara yang dirubah dengan UU No.9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara untuk menyatakan sah tidaknya suatu keputusan Pejabat Tata Usaha Negara merupakan kewenangan Pengadilan Negeri i.c Pengadilan Negeri Tarutung;
5. Bahwa karena untuk menyatakan sah tidaknya suatu keputusan Pejabat Tata Usaha Negara adalah merupakan kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara atau bukan kewenangan Pengadilan Negeri i.c Pengadilan Negeri Tarutung maka Pengadilan Negeri Tarutung tidak berwenang memeriksa perkara ini;
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini menyatakan dalam hukum bahwa, Pengadilan Negeri Tarutung secara absolute tidak berwenang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini;
ii. Gugatan Penggugat Kadaluwarsa
1. Bahwa menurut dalil gugatan Para Penggugat objek eprkara sejak tahun 1960 telah diusahai Alm. Julianus Siahaan, dan setelah Julianus Siahaan meningal dunia tanah perkara tetap
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 30 dari 94 hal
diusahai para Penggugat selaku ahliwaris;
2. Bahwa seandainya benar objek perkara diusahai para penggugatsecara terus menerus sejak dari orangtuanya, para penggugat khususnya penggugat-II yang berdomisili di Desa Pohan Tonga tidak logika dan tidak masuk akal tidak mengetahui proses penerbitan sertifikat objek perkara;
3. Bahwa objek yang digugat para penggugat telah terbit sertifikat sejak tahun 2001 sesuai Sertifikat Hak Milik No.206 tahun 2001 Desa Parik Sabungan tanggal 28 Februari 2001 atas nama Judika Tampubolon;
4. Bahwa menurut ketentuan PP.24 tahun 1997 pasal 32 ayat (2) ditegaskan “dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkan sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut”
5. Bahwa dari tahun 2001 sampai gugatan ini didaftarkan para penggugat di Pengadilan Negeri Tarutung kurun waktu terbitnya sertifikat telah 14 (empat belas) tahun lamanya tetapi para penggugat tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan penerbitan sertifikat tersebut, dengan demikian gugatan para penggugat kadaluwarsa hukum menurut ketentuan PP.24 tahun 1997 pasal 32 ayat (2).
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas karena dalil-dalil gugatan
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 31 dari 94 hal
para penggugat tidak masuk akal dan tidak logika, mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara Perdata ini menyatakan dalam hukum bahwa gugatan para penggugat tidak berdasar menurut hukum karena telah kadaluwarsa;
iii. Para Penggugat mengajukan gugatan menggunakan multi tafsir;
1. Bahwa para penggugat dalam surat gugatannya mendalilkan, dimasa hidupnya Alm. Julianus Siahaan memiliki sebidang tanah darat yang diperoleh dari hula-hulanya yaitu Alm. Renatus Sianturi (Oppung bao penggugat-penggugat) yang telah diuloskan kepada Alm. Julianus Siahaan dan istrinya br Sianturi secara adat batak pada tahun 1960 akan tetapi waktu itu belum ada dibuatkan surat penyerahan dari Alm. Renatus Sianturi, namun tanah tersebut telah diusahai oleh Alm. Julianus Siahaan bersama istrinya Br Sianturi dengan menanami kayu pinus;
2. Bahwa para penggugat didalam surat gugatan tersebut tidak menegaskan :
a. Oleh sebab apa surat penyerahan tidak dibuatkan antara Alm. Renatus Sianturi dengan Alm. Julianus Siahaan; b. Tidak jelas berapa luas keseluruhan tanah milik Alm.
Renatus Sianturi dan berapa luas objek yang diserahkan; c. Tidak jelas siapa-siapa pemilik batas tanah yang
diserahkan;
d. Tidak jelas dimana letak tanah yang diserahkan;
3. Bahwa selanjutnya para penggugat mendalilkan lagi, setelah Alm. Renatus Sianturi meninggal dunia maka oleh ahliwarisnya (anak kandungnya) Karlos Sianturi telah membuat surat penyerahan tanah tersebut bersama-sama dengan Alm. Viktor Hutagaol yang kebetulan memiliki tanah berbatasan langsung dengan tanah milik Alm. Renatus Sianturi, karena Viktor Hutagaol adalah Tulang Rorobot penggugat-penggugat, sehingga tanah milik Alm. Julianus
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 155/PDT/2016/ PT. MDN Halaman 32 dari 94 hal
Siahaan yang diperoleh dari setelah Alm. Renatus Sianturi dan Alm. Viktor Hutagaol menjadi seluas 60.000 meter persegi yang terletak di Silangit (Selatan Bandara), Desa Parik Sabungan, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara dengan batas-batas sebagai berikut : Utara berbatas dengan Pinus milik kehutanan, Timur berbatas dengan tanah milik GM Panggabean/Hantus Tampubolon, Selatan berbatas dengan pinus milik Julianus Siahaan, Barat berbatas dengan Pinus Pargompulon/Tanah Viktor Hutagaol, tanah milik Karlos Sianturi;
4. Bahwa menurut ketentuan hukum perdata, peralihan sebidang tanah dari pemberi kepada penerima termasuk dikategorikan suatu perbuatan yang timbul karena persetujuan, karena dalam peralihan tersebut ada dua pihak sebagai subjek hukum yaitu adanya pihak yang memberikan dan adanya pihak yang menerima;
5. Bahwa karena suatu peralihan hak atas tanah termasuk dikategorikan dalam perbuatan hukum yang timbul karena persetujuan maka syarat-syarat penyerahan tersebut harus secara jelas ditegaskan :
a. Adanya perjanjian
b. Letak objek yang diserahkan c. Luas objek yang diserahkan
d. Batas-batas objek yang diserahkan
e. Dibuatnya bukti tertulis sebagai pendukung hak telah terjadinya peralihan (bandingkan dengan pasal 1320 ayat (3) KUHPerdata
6. Bahwa karena dari kedua dalil-dalil para penggugat tersebut tidak menjelaskan :berapa luas tanah yang diserahkan Alm. Renatus Sianturi kepada Julianus Siahaan, dimana letak dan siapa-siapa batasnya, berpaa luas tanah yang diserahkan Karlos Sianturi dan kepada siapa diserahkan dan kapan