• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. 12/77/14.73/Th.VII, 1 Desember 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "No. 12/77/14.73/Th.VII, 1 Desember 2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bulan November 2014, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 1,86 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Dumai sebesar 117,65. Inflasi tahun kalender (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 6,76 persen dan laju inflasi “year on year” (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 6,86 persen. Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,24 persen; kelompok bahan makanan sebesar 2,99 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,71 persen; sandang sebesar 0,46 persen; pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,28 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen.

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumaiantara lain : cabai merah, bensin, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok filter, salak, lontong sayur, celana panjang jeans, tarif listrik, rokok kretek, ayam goreng, apel, pisang, angkutan dalam kota, solar, gembung, es, sate, lauk, tarif kendaraan travel, mi, teh manis dan lain sebagainya.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 3,44 persen; Sibolga sebesar 2,45 persen; Bungo sebesar 2,29 persen; Jambi sebesar 2,18 persen; Bengkulu sebesar 2,11 persen; Pekanbaru dan Palembang sebesar 2,10 persen; Lubuklinggau sebesar 2,07 persen; Bukit Tinggi sebesar 2,03 persen; Padang Sidempuan sebesar 1,98 persen; Pematang Siantar sebesar 1,95 persen; Dumai sebesar 1,86 persen dan terendah di Tanjung Pinang sebesar 0,77 persen. Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Padang, Jambi, dan Bengkulu.

0,08 persen.

Di Kota Dumai pada November 2014 terjadi peningkatan harga pada 59 komoditas kebutuhan masyarakat, diantaranya yang mengalami inflasi adalah cabai merah, tarif listrik, kue kering berminyak, bahan bakar rumah tangga gulai, gambolo/aso-aso, air kemasan, tomat buah, kentang, cabai hijau, teri, sandal kulit, gabus, jeruk, wortel, lele, susu untuk balita, martabak, kayu balokan, batu bata/ batu tela, rokok kretek dan sebagainya.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, hampir semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 1,18 persen; Bandar lampung 0,83 persen; Meulaboh 0,82 persen, Bungo dan Palembang 0,80 persen; Medan 0,71 persen; Sibolga 0,69 persen; Tanjung Pinang 0,66 persen; Lubuklinggau 0,64 persen; Pekanbaru 0,56 persen; Tembilahan 0,55 persen dan inflasi terendah terjadi di Pangkal Pinang -0,68 persen.

No. 12/77/14.73/Th.VII, 1 Desember 2014

INFLASI DIKOTA DUMAI

Berdasarkan hasil pemantauan oleh BPS Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 1,86 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Dumai sebesar 117,65. Inflasi tahun kalender (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 6,76 persen dan laju inflasi “year on year” (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 6,86 persen.

Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,24 persen; kelompok bahan makanan sebesar 2,99 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,71 persen; sandang sebesar 0,46 persen;

(2)

pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,28 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen. Tabel 1.

Inflasi Kota Dumai Bulan November 2014, Tahun Kalender dan Year on Year 2014 Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Laju Inflasi November 2013 Desember 2013 November 2014 Tahun ke Tahun 3) (%) (%) (%) [2] [3] [4] [5] [6] [7] U m u m 110,10 110,20 117,65 1,86 6,76 6,86 1 Bahan Makanan 115,78 115,72 125,56 2,99 8,50 8,45

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan 109,00 109,21 118,82 1,72 8,80 9,01

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan 106,52 106,60 112,65 0,71 5,68 5,75

4 Sandang 107,17 107,25 114,49 0,46 6,75 6,83

5 Kesehatan 107,49 107,49 110,80 0,06 3,08 3,08

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 105,63 106,13 110,37 0,28 4,00 4,49

7 Transpor dan Komunikasi dan Jasa 111,05 111,15 116,78 3,24 5,07 5,16

Tahun Kalender 2014 2)

Inflasi Kelompok Pengeluaran

[1]

IHK IHK IHK % perub

thd Oktober 2014 1)

Di Kota Dumai pada November 2014 terjadi peningkatan harga pada 46 komoditas kebutuhan masyarakat, diantaranya yang mengalami inflasi adalah cabai merah, bensin, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok filter, salak, lontong sayur, celana panjang jeans, tarif listrik, rokok kretek, ayam goreng, apel, pisang, angkutan dalam kota, solar, gembung, es, sate, lauk, tarif kendaraan travel, mi, teh manis dan lain sebagainya.

Tabel 2.

Andil Inflasi menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Dumai November 2014 (%)

KelompokPengeluaran AndilInflasi(%)

[1] [2]

Umum

1,86

1.

BahanMakanan 0,78

2.

Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,33

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas danBahanBakar 0,15

4.

Sandang 0,03

5.

Kesehatan 0,00

6.

Pendidikan, RekreasidanOlahraga 0,02

7.

Transpor, komunikasi dan Jasa Keuangan 0,55

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi terbesar pada November 2014 di Kota Dumai yaitu terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,78 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,55 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,33 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen; kelompok sandang sebesar 0,03 persen,

1) Kolom (5) Persentase perubahan IHK bulan November 2014 terhadap IHK bulan Oktober 2014 2) Kolom (6) Persentase perubahan IHK bulan November 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 3) Kolom (7) Persentase perubahan IHK bulan November 2014 terhadap IHK bulan November 2013

(3)

PERKEMBANGAN INFLASI KOTA DUMAI

Gambar 1.

Perkembangan Inflasi Bulanan Kota Dumai, 2012-2014

Setelah 10 (sepuluh) bulan Januari-Oktober Tahun 2014, kita berada di ”zona aman” dimana inflasi cukup terkendali. Pada bulan November, kita dikejutkan kenaikan BBM yang berdampak cukup besar terhadap inflasi tahunannya. Dampak derivatif dari kenaikan BBM, hampir semua komoditas mengalami penyesuaian. Inflasi tahunan pada bulan yang lalu masih pada angka 5 persen, pada November 2014 inimencapai 6,76 persen. Mudah-mudahan di bulan mendatang inflasi cukup dapat terkendali sehingga double digit tidak terlewati.

Gambar 2.

Perkembangan Inflasi Year On Year Kota Dumai 2012-2014

-2 0 2 4 6 8 10

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

In flas i Y ea r o n Y ea r ( % ) 2012 to 2011 2013 to 2012 2014 to 2013 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

IN

FLA

S

I

(4)

URAIAN INFLASI KOTA DUMAI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Pada bulan November 2014, kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,99 persen atau terjadi peningkatan indeks harga dari 121,91 pada Oktober 2014 menjadi 125,56 pada November 2014 . Inflasi tahun kalender pada kelompok ini (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 8,50 persen dan laju Inflasi Year on Year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 8,45 persen.

Dari sebelas sub kelompok dalam kelompok bahan makanan, 6 (enam) sub kelompok mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 20,97 persen; sub kelompok buah-buahan sebesar 4,30 persen; sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 2,20 persen, sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 1,21 persen, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,79 persen dan sub kelompok ikan segar sebesar 0,15 persen. Sedangkan 5 (lima) sub kelompok mengalami deflasi yaitu sub kelompok kacang-kacangan sebesar 1,92 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 1,44 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 1,15 persen; sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,88 persen dan sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,34 persen.

Sumbangan kelompok bahan makanan terhadap total inflasi Kota Dumai pada November 2014 sebesar 0,78 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain cabai merah sebesar 0,65 persen, beras sebesar 0,11 persen, salak sebesar 0,04 persen, apel,pisang dan gembung/banyar/gambolo/aso-aso masing masing sebesar 0,02 persen, kelapa kangkung, udang basah, jeruk, cabe hijau, susu bubuk, susu untuk balita, semangka dan susu kental manis masing-masing sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan

deflasi daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,05 persen, tongkol/ambu-ambu sebesar 0,02

persen dan kentang, bawang merah, teri, tahu mentah, bayam, anggur masing-masing sebesar 0,01 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau pada November 2014 mengalami inflasi sebesar

1,72 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 116,81 pada Oktober 2014 menjadi 118,82 pada November 2014.

Inflasi tahun kalender (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 8,80 laju inflasi Year on Year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 9,01 persen.

Dari 3 (tiga) sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 2,35 persen; diikuti sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 2,19 persen dan sub kelompok makanan jadi sebesar 1,30 persen.

Sumbangan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau terhadap total inflasi Kota Dumai pada November 2014 sebesar 0,34 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain rokok kretek filter sebesar 0,08 persen, ketupat /lontong sayur sebesar 0,04 persen, rokok kretek sebesar 0,03 persen, ayam goreng, es, sate, nasi dengan lauk, dan mi masing-masing sebesar 0,02 persen, teh manis, air kemasan, martabak, kopi manis, biskuit, teh, rokok putih, ice cream, dan bubur masing-masing sebesar 0,01 persen. Komoditas yang yang lain relatif stabil.

(5)

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar pada bulan November 2014 mengalami inflasi

sebesar 0,71 persen atau terjadi peningkatan indeks harga dari 111,86 pada Oktober 2014 menjadi 112,65 pada

November 2014. Inflasi tahun kalender pada kelompok ini (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 5,68 persen dan laju inflasi Year on Year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 5,75 persen.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, semua sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu: sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 2,32 persen diikuti sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga dengan nilai sebesar 0,19 persen, sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,18 persen dan sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,04 persen.

Pada November 2014, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan sumbangan

inflasi sebesar 0,15 persen dengan komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada komoditas bahan bakar rumah

tangga sebesar 0,10 persen komoditas tarif listrik sebesar 0,04 persen, sedangkan komoditas lain relatif stabil.

4. Sandang

Kelompok Sandang pada November 2014 mengalami inflasi sebesar 0,46 persen, atau terjadi peningkatan indeks harga dari 113,97 pada Oktober 2014 menjadi 114,49 persen pada November 2014. Inflasi tahun kalender pada kelompok ini (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 6,75 persen dan laju inflasi Year on Year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 6,83 persen.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, 3 (tiga) sub kelompok mengalami inflasi, yaitu: sub kelompok sandang laki-laki sebesar 2,22 persen diikuti sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0,43 persen dan sub kelompok sandang wanita relatif stabil sedangkan yang mengalami deflasi adalah sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya dengan nlai sebesar 1,41 persen.

Pada November 2014 kelompok sandang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen, dengan komoditas penyumbang inflasi tertinggi adalah komoditas celana panjang jeans pria sebesar 0,04 persen dan komoditas celana panjang katun dan gaun masing-masing sebesar 0,01 persen sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi adalah emas perhiasan sebesar 0,02 persen.

5. Kesehatan

Kelompok Kesehatan pada November 2014 mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, atau terjadi peningkatan indeks harga dari 110,73 pada Oktober 2014 menjadi 110,80 pada November 2014. Inflasi tahun kalender pada kelompok ini (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 3,08 persen dan laju inflasi Year on Year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 3,08 persen.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, 2 (dua) sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok obat-obatan sebesar 0,28 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetiksebesar 0,02 persen, sedangkan 2 (dua) sub kelompok yaitu sub kelompok jasa kesehatan,dan sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil.

(6)

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga pada bulan November 2014 mengalami inflasi sebesar 0,28

persen atau terjadi perubahan indeks dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu dari 110,06 pada Oktober 2014

tetap110,37 pada November 2014. Inflasi tahun kalender pada kelompok ini (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 4,00 persen dan laju inflasi Year on Year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 4,49 persen.

Dari lima sub kelompok dalam kelompok ini, 2 (dua) sub kelompok mengalami inflasi yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,95 persen, sub kelompok pendidikan sebesar 0,22 persen, sedangkan sub kelompok kursus-kursus/pelatihan, ,sub kelompok rekreasi dan sub kelompok olah raga relatif stabil.

Pada November 2014 komoditas kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen dengan komoditas penyumbang inflasi adalah lapotop/note book dan SPP sekolah menengah atas masing- masing sebesar 0,01 persen sedangkan komoditas lain relatif stabil.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan pada bulan November 2014 mengalami inflasi

sebesar 3,24 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 113,11 pada Oktober 2014 menjadi 116,78 pada

November 2014. Inflasi tahun kalender pada kelompok ini (November 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 5,07 persen dan laju inflasi Year on Year(November 2014 terhadap November 2013) sebesar 15,16 persen.

Dari empat sub kelompok dalam kelompok ini, dua sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok jasa keuangan sebesar 11,36 persen diikuti sub kelompok transport sebesar 0,02 persen, sub kelompok sarana dan penunjang transport relatif stabil sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami deflasi sebesar 0,15 persen.

Pada November 2014 kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,55 persen, dengan komoditas penyumbang terbesar inflasi adalah bensin sebesar 0,47 persen, angkutan dalam kota, solar dan travel masing-masing sebesar 0,02 persen, transfer uang, tariff sewa becak dan biaya atm masing-masing sebesar 0,01 persen, sedangkan komoditas lain yang memberikan andil deflasi adalah komoditas telepon seluler sebesar 0,01 persen..

INFLASI DI PULAU SUMATERA

Di Pulau Sumatera terdapat 23 kota yang melakukan penghitungan Indeks Harga Konsumen dengan tahun dasar 2012 = 100. Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 3,44 persen; Sibolga sebesar 2,45 persen; Bungo sebesar 2,29 persen; Jambi sebesar 2,18 persen; Bengkuli sebesar 2,11 persen; Pekanbaru dan Palembang sebesar 2,10 persen; Lubuklinggau sebesar 2,07 persen; Bukit Tinggi sebesar 2,03 persen; Padang Sidempuan sebesar 1,98 persen; Pematang Siantar sebesar 1,95 persen; Dumai sebesar 1,86 persen dan terendah di Tanjung Pinang sebesar 0,77 persen.

(7)

Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 3,44 persen, Jambi sebesar 2,18 persen, Bengkulu sebesar 2,11 persen, Pekanbaru dan Palembangmasing-masing sebesar 2,10 persen, Medan sebesar 1,75 persen, Banda Aceh senbesar 1,28 persen, Pangkal Pinang sebesar 1,10 persen, Bandar Lampung sebsar 1,04 persen, dan terendah di Tanjung Pinang sebesar 0,77 persen.

Tabel 3.

Perbandingan IHK dan Inflasi November 2014 Kota-Kota di Pulau Sumatera

Kota IHK NOVEMBER 2014 % perub

thdOktober 2014 [1] [2] [3] PADANG 122.76 3.44 SIBOLGA 117.38 2.45 BUNGO 116.64 2.29 JAMBI 116.99 2.18 BENGKULU 120.89 2.11 PEKANBARU 117.57 2.10 PALEMBANG 113.83 2.10 LUBUKLINGGAU 113.05 2.07 BUKITTINGGI 116.08 2.03 PADANGSIDIMPUAN 115.61 1.98 PEMATANG SIANTAR 118.78 1.95 DUMAI 117.65 1.86 MEDAN 117.71 1.75 LHOKSEUMAWE 113.28 1.60 TANJUNG PANDAN 122.87 1.59 BATAM 113.95 1.49 BANDA ACEH 112.38 1.28 PANGKAL PINANG 115.29 1.10 MEULABOH 119.16 1.08 BANDAR LAMPUNG 115.26 1.04 METRO 123.69 1.00 TEMBILAHAN 121.97 0.99 TANJUNG PINANG 116.09 0.77 NASIONAL 116.14 1.50

(8)

Tabel 4.

Indeks Harga Konsumen Kota Dumai dan Perubahannya, November 2014 (Tahun 2012 = 100,00)

Kelompok/Sub kelompokPengeluaran IHK November 2014 % Perub. November 2014 thdOktober 2014 (InflasiBulanan) % Perub. November 2014 thd Des 2013 (InflasiTahunKalender) % Perub. November 2014 thdNovember 2013 (InflasiYearon Year) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) UMUM 117.65 1.86 6.76 6.86 1. BAHAN MAKANAN 125.56 2.99 8.50 8.45

a. Padi-padian, Umbi-umbian, &Hasil-hasilnya 121.34 2.20 14.85 14.88

b. DagingdanHasil-hasilnya 119.11 -1.44 -2.74 -2.34

c. Ikan Segar 110.31 0.15 2.60 4.53

d. IkanDiawetkan 115.26 -0.88 0.79 0.76

e. Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 122.01 -1.15 13.20 14.56

f. Sayur-sayuran 122.38 -0.34 -2.45 1.36

g. Kacang-kacangan 107.01 -1.92 -4.73 -6.28

h. Buah-buahan 144.71 4.30 11.38 11.73

i. Bumbu-bumbuan 189.48 20.97 27.88 18.89

j. Lemak dan Minyak 106.16 0.79 6.22 7.68

k. BahanMakananLainnya 107.13 1.21 3.43 3.88

2. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN

TEMBAKAU 118.82 1.72 8.80 9.01

a. MakananJadi 119.72 1.30 9.80 10.02

b. Minuman yang TidakBeralkohol 114.33 2.35 6.37 6.46

c. TembakaudanMinumanBeralkohol 120.11 2.19 8.39 8.71

3. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 112.65 0.71 5.68 5.75

a. BiayaTempatTinggal 105.61 0.04 1.08 1.31

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 129.38 2.32 15.39 15.47

c. PerlengkapanRumahTangga 111.52 0.18 4.81 4.82 d. PenyelenggaraanRumahTangga 110.02 0.19 5.07 4.51 4. SANDANG 114.49 0.46 6.75 6.83 a. SandangLaki-laki 122.27 2.22 14.20 14.22 b. SandangWanita 117.09 0.00 6.17 6.17 c. SandangAnak-anak 114.65 0.43 3.55 3.55

d. Barang Pribadi dan Sandang Lainnya 102.14 -1.41 1.74 2.09

5. KESEHATAN 110.80 0.06 3.08 3.08

a. JasaKesehatan 111.79 0.00 2.64 2.64

b. Obat-obatan 109.40 0.28 4.92 4.92

c. JasaPerawatanJasmani 111.62 0.00 4.51 4.51

d. PerawatanJasmani dan Kosmetika 110.74 0.02 2.36 2.36

6. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 110.37 0.28 4.00 4.49

a. JasaPendidikan 117.71 0.22 6.01 6.34

b. Kursus-kursus/Pelatihan 116.02 0.00 14.70 14.70

c. Perlengkapan/PeralatanPendidikan 105.93 0.95 2.58 4.43

d. Rekreasi 102.01 0.00 0.20 0.20

e. Olahraga 101.60 0.00 1.13 1.13

7. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 116.78 3.24 5.07 5.16

a. Transpor 127.28 5.11 7.16 7.29

b. Komunikasi&Pengiriman 97.60 -0.15 -2.17 -2.15

(9)

Untukketeranganlebihlanjutdapatmenghubungi

BPS KOTA DUMAI

KHAIRUNAS, SE

Kepala BPS Kota Dumai

Jl. TuankuTambusaiBaganBesarDumai.

Hp. 0852 7118 1113, Email: [email protected]

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan inflasi di Bali yang dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Denpasar pada Triwulan IV-2013 tercatat sebesar 7,35% (yoy), sedikit

Year on Year Inflasi tertinggi di kota Ternate (11,07 persen) dan terendah di kota Gorontalo (3,83 persen). Kalender Inflasi tertinggi di kota Ternate

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada Oktober 2017 tercatat deflasi sebesar 0,81 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,89 pada

Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan Maret 2014 Kota Maumere mengalami deflasi sebesar 0,46 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 110,51 pada

Inflasi gabungan 3 kota di Riau pada bulan November 2018 sebesar 0,49 persen terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan

Angka Inflasi tersebut berada di bawah Kota Cilacap yang mengalami inflasi sebesar 0,61 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 125,79; di atas rata-rata inflasi

Sedangkan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 125,59. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,10

Sebaliknya, empat kelompok yang menyusun inflasi gabungan dua kota IHK di Kepulauan Riau justru mengalami kenaikan indeks, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,65 persen;