PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
10
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1 Gambaran Wilayah 2.1.1 Geografis
Wilayah Kabupaten Bengkalis terletak pada bagian pesisir Timur Pulau Sumatera antara 2º7’37,2” - 0º 55’33,6” Lintang Utara dan 100º57’57,6” - 102º30’25,2” Bujur Timur.
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Bengkalis umumnya relatif datar dengan kemiringan lereng rata - rata 2 - 6, mdpl. Bentuk wilayah daratannya sebagian besar datar dengan kemiringan berkisar antara 0 – 3%, mencakup 71% (551.949 ha) dari luas wilayah kabupaten, kecuali pada beberapa bagian kecil di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu yang memiliki kemiringan lereng antar 3 – 8% mencakup 19% (147.705 ha), antara 8 - 16 % (berombak dampai bergelombang) mencakup luas 2% (15.548 ha) dan kemiringan > 16% (bergelombang sampai berbukit kecil) seluas 8% (62.191 ha), Fisiografi wilayah Kabupaten Bengkalis diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Cekungan Rawa
Daerah ini dijumpai dibagian tengah, berupa cekungan tertutup yang terdiri dari rawa gambut yang berasal dari bahan endapan aluvial. Bentuk wilayah datar sampai cekung (0 – 3%) dengan drainase jelek. Bentuk ini mencakup 71% luas kabupaten yang tersebar di Kecamatan Rupat, Rupat Utara, Bengkalis, Bantan, Bukit Batu dan Siak Kecil.
2) Dataran
Fisiografi ini berasal dari endapan aluvial mencapai 21% dari luas kabupaten. Bentuk wilayah pada unit fisiografi ini adalah bergelombang sampai berombak (3 – 18%). Drainase sedang sampai baik. Disamping yang terbentuk dari endapan aluvial, bentuk dataran ini juga berasal dari sabuk meander dan teras laut tua. Unit ini terdapat pada beberapa bagian kecil di Kecamatan : Mandau, Pinggir dan sedikit di Kecamatan Bukit Batu.
Dari uraian di atas menunjukkan wilayah Kabupaten Bengkalis didominasi oleh kelompok kubah gambut dan kelompok marin. Kelompok kubah gambut berkembang dari endapan organik dan semakin tebal jika semakin jauh dari pantai. Gambut yang dipengaruhi oleh air laut mempunyai potensi sulfat masam. Sedang kelompok marin berkembang dari endapan mineral yang dipengaruhi pasang surut air laut dan mempunyai lebar bervariasi antara 0,5 – 5 km
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Di Kabupaten Bengkalis terdapat 12 aliran sungai, di Kecamatan Rupat, Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bukit Batu. Sungai - sungai tersebut adalah Sungai Siak Kecil, Sungai Pakning, Sungai Bukit Batu, Sungai Senebak, Sungai Raya, Sungai Rempang, Sungai Nyiur, Sungai Sair, Sungai Penonton, Sungai Jangkang, Sungai Bantan Tengah, dan Sungai Kembung Luar. Diantara sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis, yang sangat penting peranannya sebagai prasarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk adalah Sungai Siak dengan panjang 300 km, dan Sungai Siak Kecil 90 km.
Beberapa sungai yang mencirikan kondisi hidrologi daerah rawa diantaranya adalah Sungai Siak Kecil, Sungai Pakning, Sungai Bukit Batu, Sungai Penebak, Sungai Raya, Sungai Rempang, Sungai Nyiur, Sungai Suir, Sungai Penonton, Sungai Jangkang dan Sungai Bantan Tengah. Sungai – sungai tersebut dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sehingga intrusi air laut tersebut perpotensi menyebabkan kualitas air tanah di wilayah ini bersifat payau/asin dengan salinitas sedang sampai tinggi. Diantara sungai yang ada di daerah ini yang sangat penting sebagai sarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk adalah Sungai Siak dengan panjang 300 km, Sungai Siak Kecil 90 km dan Sungai Mandau 87 km.
Keadaan drainase wilayah sebagian besar dicirikan oleh adanya tanah gambut yang tersebar di Kecamatan Bukit Batu, Mandau dan Rupat. Pada beberapa bagian wilayah banyak yang masih mengalami genangan, terjadi di Kecamatan Rupat dan Mandau. Keberadaan lahan gambut yang mendominasi wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan kantong - kantong penyimpanan air yang sangat besar
2.1.2 Administratif
Luas wilayah Kabupaten Bengkalis 7.773,93 km2, terdiri dari pulau-pulau dan lautan. Tercatat sebanyak 17 pulau utama disamping pulau-pulau kecil lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis. Jika dirinci luas wilayah menurut kecamatan dan dibandingkan dengan luas Kabupaten Bengkalis, Kecamatan Pinggir merupakan kecamatan yang terluas yaitu 2.503 km2 (32,20%) dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Bantan dengan luas 424,4 km2 (5,46%).
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
12
Batas Administrasi Kabupaten Bengkalis yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, dan
Kota Dumai
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Kep.Meranti . Kabupaten Bengkalis terdiri dari 8 Kecamatan dan terdiri dari 155 desa/kelurahan, luas wilayah kabupaten Bengkalis adalah sebesar 774.793 ha dengan perkiraan luas terbangun seluas 73.556 ha. Nama, luas wilayah dan jumlah kelurahan setiap kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Nama, luas wilayah per kecamatan dan jumlah kelurahan
Nama Kecamatan Jumlah desa/ Kelurahan Luas Wilayah Administrasi Terbangun (Ha) (%) thd Total Administrasi (Ha) (%) thd Luas Administrasi Mandau 24 91.247 12,06 9.396 10,3 Pinggir 19 250.300 32,20 25.005 10 Bukit Batu 17 112.800 14,51 6.678 6 Siak Kecil 17 74.221 9,55 9.664 13 Rupat 16 89.435 11,53 1.413 1,6 Rupat Utara 8 62,850 8,08 1182 1,8 Bengkalis 31 51.500 6,61 15.382 29 Bantan 23 42.440 5,46 4.838 11,4 Jumlah 155 774.793 100 73.556 9,8
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Jarak terjauh antara ibukota kecamatan dengan ibukota Kabupaten Bengkalis adalah ibukota Kecamatan Mandau yaitu Kelurahan Air Jamban (Duri) dengan jarak lurus 103 km. Dan jarak terdekat selain Kecamatan Bengkalis adalah ibukota Kecamatan Bantan, yaitu desa Selat Baru, dan ibukota Kecamatan Bukit Batu, yaitu Kelurahan Sungai Pakning dengan jarak lurus 15 km. Dalam menentukan kajian wilayah sanitasi Pokja sanitasi Kabupaten Bengkalis melakukan rapat pokja.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI
14
Peta 2.1 : Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Bengkalis
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Hasil dari kesepakatan pokja kabupaten Bengkalis menetapkan wilayah kajian penyusunan SSK pemutakhiran dengan skala Kabupaten terdiri dari 8 kecamatan dan 155 kelurahan / desa.
2.1.3 Demografi
Penduduk Kabupaten Bengkalis pada tahun 2014 tercatat sebanyak 536.138 jiwa yang terdiri 275.390 jiwa laki-laki dan 260.748 jiwa perempuan. Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Mandau yaitu 236.032 jiwa dan kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Rupat Utara yaitu 13.999 jiwa.
Kecamatan di Kabupaten Bengkalis yang terpadat pada tahun 2013 yaitu Kecamatan Mandau dengan tingkat kepadatan mencapai 255 jiwa per kilometer persegi, sedangkan Kecamatan Rupat Utara merupakan kecamatan yang paling jarang penduduknya dengan tingkat kepadatan 22 jiwa per kilometer persegi.
Rata-rata angka laju pertumbuhan penduduk untuk Kabupaten Bengkalis dalam 5 tahun terakhir (2007-2012) yaitu sekitar 1,86 %, dimana pertumbuhan terbesar terjadi pada Tahun 2011 sebesar 3,61%.
Proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten Bengkalis menggunakan pendekatan Linier dengan dasar pemikiran bahwa perkiraan pertambahan penduduk akan terus tumbuh mengikuti pola pertumbuhan yang linier karena sebagai daerah baru dengan potensi/ peluang untuk kemungkinan berusaha lebih baik akan menjadi daya tarik yang kuat bagi penduduk luar untuk memasuki wilayah Kabupaten Bengkalis (Imigrasi). Adapun formulasi rumus proyeksi penduduk yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan:
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal Pn = Jumlah Penduduk pada tahun ke-n
r = Tingkat Pertumbuhan Penduduk dari Awal Tahun ke Tahun ke-n n = Banyak Perubahan Tahun
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode tersebut maka proyeksi jumlah penduduk, di Kabupaten Bengkalis. Proyeksi penduduk dilakukan dengan pembagian wilayah administratif menjadi daerah perkotaan dan perdesaan. Pembagian ini berdasarkan penggolongan yang di lakukan oleh Badan Pusat Statistik. Secara statistik klasifikasi desa perkotaan perdesaan perlu dijelaskan tentang beberapa sebagai berikut :
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
16
Daerah perkotaan, adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yangmemenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
Daerah perdesaan, adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan yang belum memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Proyeksi berdasarkan pembagian wilayah kta dan desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 a di bawah ini : Tabel 2.2 a : Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk Nama Kecamatan (orang) Wilayah
Wilayah Perdesaan Total
Perkotaan
Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Mandau 227,313 236,405 245,861 255,695 265,923 42,929 44,646 46,432 48,290 50,221 270242 281051 292293 303985 316144 Pinggir 25,772 30,061 37,868 51,519 75,699 95,360 111,227 140,115 190,625 280,089 121132 141288 177983 242144 355788 Bukit Batu 16,487 18,875 23,123 30,310 42,511 26,057 29,833 36,547 47,905 67,190 42544 48708 59670 78215 109701 Siak Kecil 0 0 0 0 0 25863 29610 36274 47547 66688 25863 29610 36274 47547 66688 Rupat 15,032 15,186 15,393 15,551 15,712 17.055 17,231 57375 72434 96933 32.087 32.417 32.752 33.089 33.431 Rupat Utara 0 0 0 0 0 15367 16621 18697 21872 26611 15367 16621 18697 21872 26611 Bengkalis 17,235 41,486 45,333 51,023 59,150 60,087 42,225 46,140 51,931 60,202 77,322 78.488 79,668 80.866 82.081 Bantan 0 0 0 0 0 37377 38128 39284 40879 42964 37.377 38128 39284 40879 42964
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Tabel 2.2 b Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama Jumlah KK
Kecamatan Wilayah Wilayah Total
Perkotaan Perdesaan
Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Mandau 56828 59101 61465 63924 66481 10732 11162 11608 12072 12555 67560 70263 73073 75996 79036 Pinggir 6443 7515 9467 12880 18925 23840 27807 35029 47656 70022 30283 35322 44496 60536 88947 Bukit Batu 4122 4719 5781 7577 10628 6514 7458 9137 11976 16797 10636 12177 14917 19554 27425 Siak Kecil 0 0 0 0 0 6466 7403 9068 11887 16672 6466 7403 9068 11887 16672 Rupat 3.758 3.796 3848 3.887 3.928 10718 12043 14344 18109 24233 10718 12043 14344 18109 24233 Rupat Utara 0 0 0 0 0 3842 4155 4674 5468 6653 3842 4155 4674 5468 6653 Bengkalis 9776 10372 11333 12756 14788 9950 10556 11535 12982 15050 19726 20928 22868 25738 29838 Bantan 0 0 0 0 0 9344 9532 9821 10220 10741 9344 9532 9821 10220 10741
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Menurut Badan Pusat Statistik kecamatan yang memiliki wilayah perkotaan di Kabupaten Bengkalis ada di Kecamatan Mandau, Kecamatan Pinggir, Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Bengkalis. Dari table 2.3 dapat dilihat bahwa Kecamatan yang jumlah penduduk perkotaan terbanyak adalah kecamatan Mandau disusul oleh Kecamatan Bengkalis.
Tabel 2.3 Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Pddk (orang/Ha)
Kecamatan Tahun Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Mandau 4% 4% 4% 4% 4% 2,89 3,01 3,13 3,25 3,38 Pinggir 8% 8% 8% 8% 8% 0,39 0,46 0,58 0,78 1,15 Bukit Batu 7% 7% 7% 7% 7% 0,30 0,34 0,42 0,55 0,77 Siak Kecil 7% 7% 7% 7% 7% 0,35 0,40 0,49 0,64 0,90 Rupat 6% 6% 6% 6% 6% 0,48 0,54 0,64 0,81 1,08 Rupat Utara 4% 4% 4% 4% 4% 0,24 0,26 0,30 0,35 0,42 Bengkalis 3% 3% 3% 3% 3% 1,54 1,63 1,78 2,01 2,33 Bantan 1% 1% 1% 1% 1% 0,88 0,90 0,93 0,96 1,01
Sumber : Hasil perhitungan proyeksi oleh tim Pokja
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi, tingkat pertumbuhan pada tiap kecamatan bervariasi, tingkat pertumbuhan yang paling besar pada kecamatan pinggir yaitu sebesar 8 % . Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bengkalis pada umumnya masih belum terlalu padat, hal ini terlihat bahwa pada tiap kecamatan, kepadatan tidak ada yang mencapai 25 jiwa/ha.
Tabel 2.4 : Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
MANDAU 4.667 PINGGIR 2.831 BUKIT BATU 1.787 SIAK KECIL 1.349 RUPAT 2.446 RUPAT UTARA 1.102 BENGKALIS 3.333 BANTAN 2.478 TOTAL 19.993
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
20
Jumlah penduduk miskin Kabupaten Bengkalis 19.993 KK dengan tingkat kemiskinan tertinggidi kecamatan Mandau dengan 4.667 KK. 2.1.4 Tata Ruang Wilayah
Ruang daratan sebagaimana yang didefinisikan dalam Undang-undang Penataan Ruang Tahun 1992 adalah ruang yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan. Pengertian ruang permukaan daratan ini mencakup seluruh kawasan permukaan perairan darat dan dari garis laut (pantai) terendah kearah daratan. Dengan demikian berdasarkan pemahaman tersebut, maka perumusan rencana alokasi ruang wilayah daratan dalam penyusunan RTRW Kabupaten Bengkalis akan berkaitan dengan alokasi pemanfaatan ruang termaksud bagi pengembangan berbagai kegiatan budidaya dan non budidaya (kawasan lindung).
Tabel 2.5 : Arahan Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun 2020
No. Nama Pusat Jenjang Fungsi Fungsi Utama Perkotaan Nama Pelabuhan
1 Bengkalis – Buruk Bakul PKL a. Bengkalis a. Bengkalis
• Pusat Perdagangan b. Buruk Bakul
• Pusat Pemerintahan Kab. c. Selat Malaka
b. Buruk Bakul d. Bandul
• Pusat Perdagangan dan jasa e. Teluk Belitung
• Kawasan agro industri f. Tanjung Kedabu
g. Tanjung Medang
h. Batu Panjang
2 Duri PKL c. D u r i i. Sei Pakning
• Pusat Perdagangan dan
jasa
• Kawasan industri
• Pusat Kegiatan Migas
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Tujuan dan kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Bengkalis dirumuskan untuk mengatasi permasalahan tata ruang dan sekaligus memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta mendukung terwujudnya strategi dan kebijakan pembangunan kabupaten untuk 20 tahun mendatang. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bengkalis yang dirumuskan adalah Mewujudkan Kabupaten Bengkalis sebagai salah satu kawasan pertumbuhan ekonomi nasional yang bertumpu pada sektor migas, agro, kelautan, industri, dan perdagangan yang berwawasan lingkungan serta terintegrasi secara spasial.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkalis
Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkalis
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkalis
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
24
2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSKA. Air Limbah Domestik
Kegiatan pelaksanaan pembangunan sanitasi di sektor Air Limbah belum ada perkembangan, untuk melihat kemajuan Pelaksanaan SSK air limbah dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 2.6 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik
SSK Tahun 2015 – Tahun 2019 SSK Tahun 2016
Tujuan Sasaran Data Dasar Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Menyediakan sarana
dan prasarana
pengolahan air limbah
domestik yang
berwawasan lingkungan
menurunnya BABS dari 9,13 % menjadi 0 % pada tahun 2019
meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki tanggki septik Individual dari 70,08 % menjadi 85 % dan sistem komunal dari 0,0% menjadi 5, 0% pada tahun 2019
Terbangunnya IPLT pada tahun 2016
1. Perilaku BABS masih ada 9,13 %. 2. Kepemilikan jamban Tanki Septik
Individual 70,08 %.
3. IPLT belum ada
1. Perilaku BABS masih ada 9,13 %.
2. Kepemilikan jamban Tanki Septik Individual 70,08 %.
3.IPLT belum ada
Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten
B. Pengolahan Persampahan
Kegiatan pelaksanaan pembangunan sanitasi di sektor Persampahan belum ada perkembangan, untuk melihat kemajuan Pelaksanaan SSK persampahan dapat dilihat pada tabel dibawah :
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan Perkotaan
SSK Tahun 2015 – Tahun 2019 SSK Tahun 2016
Tujuan Sasaran Data Dasar Status saat ini
(1) (2) (3) (4) Meningkatkan pelayanan pengangkutan persamoahan dan prasarana pengelolaan persampahan serta meningkatkan kepedulian partisipasi dan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan lingkungan
Tersusunnya Master Plan Persampahan pada Tahun 2016
Meningkatnya sampah terangkut perkotaan dari 57,6 % menjadi 88% pada tahun 2019. Meningkatnya Pelayanan TPS 3 R dari 0,5 % menjadi 2,5 % di tahun 2019.
1. Kab. Bengkalis dalam penyusunan Master Plan Persampahan tahun 2016 2. Pelayanan Persampahan Baru
Melayani Wilayah Perkotaan 57,6 %.
3. Pelayanan TPS 3 R baru 0,5%
1. 1. Master Plan Persampahan dalam tahap penyusunan di Tahun 2016
2. Pelayanan Persampahan Baru Melayani Wilayah Perkotaan 57,6 %.
3. Pelayanan TPS 3 R baru 0,5%
Sumber : Hasil Perhitungan Pokja Sanitasi Kabupaten
C. Drainase
Kegiatan pelaksanaan pembangunan sanitasi di sektor Drainase belum ada perkembangan, untuk melihat kemajuan Pelaksanaan SSK Drainase dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase
SSK Tahun 2015 – Tahun 2019 SSK Tahun 2016
Tujuan Sasaran Data Dasar Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Menyediakan sarana dan prasrana drainase yang berbasis lingkungan untuk mengurangi luas genangan.
Berkurangnya luas wilayah genangan dari 3.878 Ha atau 5 % dari Luas wilayah menjadi 1.875 atau 2,5 % dari Luas wilayah Kab. Bengkalis Pada Tahun 2019
Luas genangan 3.87Ha atau 5 % dari Luas wilayah.
Luas genangan 3.87Ha atau 5 % dari Luas wilayah
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
26
2.3 Profil Sanitasi Saat IniPembangunan bidang sanitasi masih belum merupakan prioritas dibandingkan dengan pembangunan di sektor-sektor lainnya. Masih perlu dilakukan penanganan yang terintegrasi dengan baik antar instansi di Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Pembangunan sanitasi merupakan kerja besar bersama yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam waktu singkat. Pembangunan sanitasi memerlukan data yang akurat untuk mengetahui permasalahan yang sesungguhnya guna merumuskan strategi penanganan yang tepat. Penanganan drainase lingkungan, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah serta pembuangan limbah cair dan padat dari rumah-rumah tangga, serta promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya yang harus dilaksanakan dan diusahakan oleh banyak pihak. Hal ini menyangkut perilaku hidup masyarakat, sarana dan prasarana yang harus disiapkan pemerintah, swasta dan juga mayarakat, dana yang harus dianggarkan, peraturan yang harus dibuat dan bahkan kemungkinan kelembagaan yang harus dibentuk dan dijalankan.
Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Bengkalis saat ini masih perlu peningkatan dan perbaikan. Badan air berupa sungai yang ada di Kabupaten Bengkalis merupakan muara dari penerima drainase air hujan dan limbah cair rumah tangga. Pada beberapa kawasan kualitasnya cenderung menurun dari tahun ke tahun, dan sampai saat ini masih kurang upaya untuk meningkatkan kualitasnya. Permukiman yang berada di tepian sungai memperlakukan sungai sebagai penampung air limbah domestik baik limbah padat maupun limbah cair tanpa pengelolaan terlebih dahulu. Paradigma masyarakat yang menganggap air akan menghanyutkan limbah yang dibuang harus segera dianggap serius oleh Pemerintah Daerah dan memerlukan penanganan khusus.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah berupaya meningkatkan sanitasi lingkungan baik dalam bentuk sarana dan prasarana fisik maupun bentuk pemberdayaan masyarakat. Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Meranti dapat diuraikan sebagai berikut :
2.3.1 Air Limbah Domestik
Air limbah domestik terdiri dari 2 jenis, yaitu grey water (air bekas mandi dan cuci) serta black water (tinja). Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkalisi terdapat 2 sistem, yaitu sistem individu dan sistem komunal. Sistem individu adalah sistem pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat di rumah masing-masing, baik menggunakan septik tank maupun cubluk. Sedangkan sistem komunal adalah sistem pengelolaan air
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
limbah yang dikelola secara kelompok (KSM), baik berupa sistem perpipaan maupun MCK komunal.
Secara umum kondisi pengelolaan Air limbah domestik Kabupaten Bengkalis masih belum memadai. Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkalis belum berjalan efektif sebagaimana diharapkan dan itupun hanya diprakarsai oleh pemerintah, belum dilakukan oleh dunia usaha ataupun masyarakat. Kabupaten Bengkasli pada saat ini pengelolaan black water (air limbah yang berasal dari jamban atau WC) masih sebatas pengumpulan dan penampungan, sedangkan unit pengolahan pengangkutan dan pengolahan akhir lumpur tinja atau Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) masih belum ada. Sementara itu Sistem pengolahan air limbah domestik masih dikelola secaraon-site
system (setempat). Sistem pengolahan air limbah secara onsite sistem pun masih belum
memadai. Faktor utama adalah masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah. Sistem pengolahan air limbah domestik yang terdiri atas black water yang berasal dari tinja, urine, air pembersih dan air penggelontor. Masyarakat umumnya menggunakan jamban leher angsa dengan kontruksi penampungan dan pengumpulan berupa tangki septik, pipa sewer dan cubluk. Pada umumnya sistem pembuangan limbah non tinja ini dialirkan melalui lubang resapan yang disalurkan melalui saluran terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau ke sungai.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Gambar 2.1 Diagram SistemSanitasi Pengeelolaan Air LimbahDomestik
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Tabel 2.9 Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bengkalis
No Kec. Jumlah Peduduk(KK) Akses Layak (KK) Akses Dasar (KK) BABS (KK)*
On –Site Off –Site
Tangki Septik Individual Tangki Septik Komunal (≤ 10KK) MCK*** Tangki Septik Komunal (≥ 10KK) IPAL Komunal IPAL Kawasan IPAL Kota Tangki Septik Individual Belum Aman ** Cubluk
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii)
1 Kecamatan Bengkalis 77.322 13.687 405 - - - - 1647 4.706 1.872
2 Kecamatan Bantan 39.044 8382 366 - - - - 1112 3178 1415
3 Kecamatan Bukit Batu
32.840
3296 65 -
- - - 237
947 413
4 Kecamatan Siak Kecil 20.220 2942 181 - - - - 459 1311 607
5 Kecamatan Rupat 33.063 5400 194 - - - - 754 1900 771
6 Kecamatan Rupat Utara 14.201 2398 65 - - - - 182 728 359
7 Kecamatan Mandau 239.513 43.036 488 - - - - 6.188 11.251 5113
8 Kecamatan Pinggir 87.784 15.690 208 - - - - 1.828 4062 1989
Sumber: EHRA,2015 dan instrumen Profil Sanitasi
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
30
Tabel 2.10 Kondisi Sarana dan Prasarana Pengolahan Air Limbah Domestik
No Jenis
Satuan Jumlah/ Kapasitas
Kondisi Keterangan Berfungsi Tdk berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal
- MCK Komunal unit
2. Truk Tinja unit 1 V - Swasta
3 IPLT : kapasitas M3/hari - - - -
SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal
- Tangki septik komunal >10KK
unit - - - -
- IPAL Komunal unit - - - -
2 IPAL Kawasan/Terpusat - - - -
- Kapasitas M3/hari - - - -
- sistem - - - -
Sumber : Data hasil Survei Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis
Dari data tabel di atas Kabupaten Bengkalis belum memiliki sarana dan prasarana pengolahan Air Limbah Domestik di atas sehingga data tidak dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Bengkalis.
Peran serta masyarakat di Kabupaten Bengkalis dalam pengolahan limbah domestik masih terbatas pada kesadaran untuk hidup sehat dengan membangun jamban dan tangki septik sendiri tanpa bantuan pemerintah. Namun tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan jamban rumah tangga maupun jamban umum sudah mulai meningkat yang ditunjukkan dengan adanya deklarasi Stop BABS di sebagian masyarakat. Beberapa sarana dan prasarana yang telah dibangun oleh pemerintah telah Dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal dimanfaatkan dan dioperasionalkan oleh masyarakat namun belum optimal. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat masih rendah.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah melakukan kegiatan untuk mendorong Peran serta masyarakat dalam penangan pembangunan instalasi pengolahan limbah domestik melalui program/proyek layanan yang berbasis masyarakat seperti Program Sanitasi Lokal Berbasis Masyarakat (STBM), PAMSIMAS.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.4 Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
32
2.3.2 PersampahanPengelolaan persampahan merupakan kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bengkalis dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu pengelolaan dari sumber sampah sampai dengan TPS, pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA, dan pengelolaan sampah di TPA. Tanggung jawab pengelolaan sampah hingga saat ini,sebagian besar masih merupakan tanggung jawab dari pemerintah daerah. Hanya sebagian kecil masyarakat yang membuang sampah dari sumber sampah ke TPS.
Operasi pengelolaan sampah di Kabupaten Bengkalis saat ini terfokus penanganannya wilayah perkotaan di Kabupaten Bengkalis dan secara umum terdiri dari operasi pewadahan, pengumpulan/ pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Proses pengolahan sampah saat ini belum menjadi pola umum yang dapat ditemukan di seluruh wilayah perkotaan yang ada di bengkalis. Kabupaten Bengkalis memililki TPA sebanyak 5 Unit , yant terdiri dari :
Tabel 2.11 Kondisi Sarana TPA (Tempat Pembuangan Akhir ) Kabupaten Bengkalis
No. Nama TPA Lokasi Daerah Layanan Kapasitas Sistem 1 Bengkalis Pulau Bengkalis Kec Bengkasli dan Kec. Bantan 120 M3/hr Contol Landfill 2 Bukit Batu Sungai Pakning Kec. Bukit Batu Dan Siak Kecil 20 M3/hr Open Dumping 3 Rupat Pulau Rupat Kec. Rupat 7 M3/hr Open Dumping 4 Pinggir Muara Basung Kec. Pinggir 15 M3/hr Open Dumping 5 Mandau Duri Kec Mandau 160 M3/hr Contol Landfill
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Gambar 2.2 .Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Produk Input A(User Interface) B (Pengumpulan
Setempat C (Pengumpulan Sementara) TPS D (Pengangkutan) E(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat) F (Daur Ulang/Pembuangan Akhir)
Sumber : Hasil Survey Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis Sampah
Organik & Anorganik
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
34
Tabel 2.12 Jumlah timbulan sampah per kecamatan di Kabupaten Bengkalis Perkotaan Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Perkotaan ( Jiwa) Timbulan Sampah Sampah Di Kelola Mandiri di Sumber Sampah Terproses 3r Sampah Terangkut Ke TPA Sampah Tidak Terproses Total
(%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari)
Bengkalis 16,117 9,5 3,82 0,5 0,2 90 36,28 100 40,3 Bantan Bukit Batu 10,626 51 13,56 49 13 100 26,6 Siak Kecil Rupat Utara Rupat 2,315 75 4,35 25 1,45 100 5,8 Pinggir 1,472 64 2,35 36 1,32 100 3,68 Mandau 131,216 11,5 28,26 0,5 1,64 88 288 100 328
Sumber : Dinas Pasar dan Kebersihan Kab. Bengkalis 2015
Sistem layanan sampah yang ada di Kabupaten Bengkalis untuk volume sampah yang terangkut ke TPA dapat dilihat pada Tabel 3.16b. Kabupaten Bengkalis sudah memilki TPS 3 R untuk pengolahan persampahan. Pelayanan pengangkutan sampah ke TPA di masing – masing kecamatan di Kabupaten Bengkalis sudah berjalan tetapi pelayanan pengangkutanya belum maksimal .
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Tabel 2.13 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan yang ada di Kabupaten Bengkalis
No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ luas total terpakai Kapasita s / daya tampung * Ritasi /hari Kondisi Keterangan** M3 Baik Rusak ringan Rusak Berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak unit -
- Becak/Becak Motor unit 16 - Kendaraan Pick Up unit 16
2 Tempat Penampungan Sementara (TPS) - Bak sampah (beton/kayu/fiber) unit 18 - Container unit 10
- Transfer Stasiun unit - SPA (Stasiun Peralihan
Antara)
unit 3. Pengangkutan
- Dump Truck unit 16 4 - 39
- Arm Roll Truck unit 8
- Compactor Truck unit 3
4 Pengolahan Sampah
- Sistem 3R unit 2 - - 2 - - Tidak
beroperasi
- Incinerator unit 2 2
5 TPA/TPA Regional
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
36
saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka- Luas total TPA yg
terpakai Ha 19 322 m3/hr √
- Luas sel Landfill Ha - -
- Daya tampung TPA (M3/hari )
322 - -
6 Alat Berat
- Bulldozer unit 3 - - 3 - - -
- Whell/truck loader unit - - - -
- Excavator / backhoe unit 5 - - 5 - -
- Truk tanah unit - - - -
7 IPL: Sistem
kolam/aerasi/…..
- 200
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD):
- Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
- - - -
Sumber : Dinas Pasar Kab.Bengkalis 2015
Karena cakupan pelayanan sampah yang masih rendah oleh pemerintah jadi penanganan sampah dengan cara membakar secara terbuka (open durnping) masih menjadi pilihan yang dilakukan masyarakat. Padahal dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Juknis SPM Bidang Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa selain kegiatan transportasi dan industri, kegiatan pembakaran terbuka dan kawasan permukiman juga memiliki pengaruh terhadap kualitas udara. Sebagian masyarakat menganggap pembakaran sampah bukanlah sesuatu yang dapat menghawatirkan, terlebih karena Baru dengan luasan lahan yang masih sangat memadai, penggunaan bahan dan materi yang dominan masih alami, dianggap tidak memberikan intervensi terhadap kualitas udara.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.5 Cakupan Pelayanan Persampahan
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
38
2.3.3 DrainaseJaringan drainase di Kabupaten Bengkalis sebagian besar terdapat di pusat-pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan utama. Sedangkan di luar pusat kota sebagian besar menggunakan sistem jaringan drainase alami dimana kondisi fisiknya masih berupa tanah serta dalam keadaan dangkal (tertutup tanah). Secara umum, kondisi drainase di Kabupaten masih belum memadai karena berbagai hal misalnya sistem jaringan yang ada belum terpadu dan terpola dengan baik, sebagian besar kondisi salurannya terputus, fisik saluran masih berupa tanah, dsb
Sistem pengaliran umumnya masih mengandalkan sistem gravitasi. Selain itu,kondisi draiunase yang ada di Kabupaten Bengkalis masih berupa tanah.Keadaan ini menyebabkan besarnya potensi gerusan atau erosi terutama di daerah yang mempunyai tingkat kemiringan lereng sedang sampai dengan tinggi. Banyaknya daerah cekungan dengan tidak dilengkapi saluran drainase yang memadai terhadap timbulnya genangan-genangan akibat arus pembuangan air hujan yang kurang lancar. Dan lagi, curah hujan yang besar sementara saluran drainase yang tersedia relatif kecil rawan terkadi luapan akibat debit air hujan yang melebihi daya tampung saluran drainasenya.
Tabel 2.14 Lokasi dan perkiraan Luas Genangan
No
Nama Kecamatan/
Kelurahan
Wilayah Genangan Infrastruktur
Luas Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab
(Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun) Jenis Ket.
1 Bengkalis 1.224 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - -
2 Bantan 84 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - -
3 Bukit Batu 675 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - -
4 Siak Kecil 70 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - -
5 Rupat Utara 49 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - -
6 Rupat 158 >30 cm >2 jam >1 Hujan/Pasut - -
7 Pinggir 1.330 >30 cm >2 jam >1 hujan - -
8 Mandau 288 >30 cm >2 jam >1 hujan - -
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Luas genangan Kabupaten Bengkalis sebesar 3.878 Ha dengan luas genagan terbesar berada di Kecamatan Mandau sebesar 1,330 Ha.
Tabel2.15.Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten Bengkalis No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Jumlah/ Kapasitas Kondisi Frekuensi Pemeliharaan (kali/tahun) Berfungsi Tdk berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
1 Saluran Drainase m 85.000 65.500 19.500 - S. Primer A m - - - - - S. Primer B m - - - - 2 Saluran Sekunder - Saluran Sekunder A1 m - - - - - Saluran Sekunder A2 m - - - - - Saluran Sekunder B1 m - - - - 3. Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa unit - - - -
- Pintu Air unit - - - -
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis 2015
Jumlah panjang drainase saluran yang ada di Kabupaten Bengkalis 185.000 Km dengan kondisi berfungsi sebesar 55.500 Km dan tidak berfungsi 19. 500 Km.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.6 Peta Lokasi Genangan
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak
Pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai pemetaan area berisiko untuk air limbah domestik, persampahan dan drainase perkotaan saat ini berdasarkan hasil instrumen profil dengan menggunakan data sekunder, Secara lebih rinci adalah sebagai berikut :
2.4.1 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik
Dari hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh area beresiko sanitasi persampahan dengan menggabungkan Indeks Resiko Persampahan (Studi EHRA), persepsi SKPD dan data sekunder. Proporsi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis untuk menentukan area beresiko sanitasi sektor Air Limbah Domestik sebagai berikut :
Data Sekunder 30% IRS EHRA 60% Persepsi SKPD 10%
Untuk lebih jelasnya area beresiko sanitasi sektor area limbah domestik disajikan dalam bentuk peta 2.5 dan tabel 2.16 di bawah ini.
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.7 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Tabel 2.16 Area Beresiko Air Limbah
No Beresiko Area Wilayah Prioritas Air Limbah
1 4 Kec. Bengkalis Kelurahan Rimba Sekampung
Kelurahan Damon
Kec. Mandau Kelurahan Duri Barat
Kelurahan Babussalam
Kelurahan Air Jamban
2 3 Kec. Bengkalis Desa Air Putih
Desa Senggoro
Kelurahan Bengkalis Kota
Desa Kelapa Pati
Kec. Bukit Batu Kelurahan Sungai Pakning
Desa Sungai Selari
Desa Batang Duku
Kec. Mandau Kelurahan Talang Mandi
Kelurahan Gajah Sakti
Kelurahan Pematang Pudu
Desa Tambusai Batang Dui
Kec. Pinggir Kelurahan Titian Antui
Desa Koto Pait Beringin
Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. Bengkalis
Pada komponen Air Limbah diperoleh desa/ kelurahan beresiko sangat tinggi (skor = 4), yaitu Kelurahan Rimba Sekampung, Kelurahan Damon, Kelurahan Duri Barat, Kelurahan Babussalam, Kelurahan Air Jamban . Sementara Desa Air Putih , Desa Senggoro, Kelurahan Bengkalis Kota, Desa Kelapa Pati, Kelurahan Sungai Pakning, Desa Sungai Selari, Desa Batang Duku, Kelurahan Talang Mandi, Kelurahan Gajah Sakti, Desa Pematang Pudu, Desa Tambusai Batang Dui, Kelurahan Titian Antui, Desa Koto Pait Beringin adalah beresiko tinggi (3).
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
44
Tabel2.17.Permasalahan Mendesak Pengelolaan Air Limbah DomestikPermasalahan Mendesak Aspek Teknis
1. Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface:
Jumlah penduduk pada tahun 2015: 543.987Jiwa atau 137.435 KK perkotaan dan pedesaan
Akses jamban pribadi = 66.9% (97.802 KK) Akses Jamban Shering = 1 % ( 1.462 KK )
WC Gantung ( cubluk ) = 22.5% (32.893 KK) Kesungai, kebun dll(BABS) = 9,7% ( 14.180 KK)
(Sumber EHRA)
Jumlah penduduk pada tahun 2015: 543,987 Jiwa atau 137,435 KK
Akses jamban pribadi = 70,08 % (94,830 KK) Akses Jamban Shering = 0,36 % (493 KK ) WC Gantung ( cubluk ) = 20,43 % (28,082 KK) Kesungai, kebun dll (BABS) = 9,13 % (12,541 KK) (sumbe Instrumen Profil Sanitasi)
Pengumpulan dan penampungan/ pengolahan awal
Akses jamban Pribadi dengan tangki septik aman = 65 % Akses jamban pribadi dengan tangki septik tidak aman = 35 %
(Sumber EHRA )
Dari data hasil analisis intrument profil
Akses sesuai dengan SNI ( Tanki septik aman) = 70,44 % Akses dasar (cubluk + tangki septik tidak aman )= 20,43
%
Tidak memiliki akses = 9,13 % Pengangkutran/pengaliran Belum ada truk tinja yang memadai
Pengolahan Akhir Terpusat Belum adanya IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ) Aspek Nonteknis
Aspek Masyarakat Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah pemukiman
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
air limbah pemukiman
Pendanaan Belum optimalnya alokasi pendanaan dari pemerintah untuk pengelolaan dan pengembangan air limbah pemukiman.
Kurangnya pendanaan dari swasta untuk melakukan kegiatan pengolahan air limbah domestik
Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2015
2.4.2 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Persampahan
Untuk komponen Persampahan diperoleh desa/ kelurahan beresiko sangat tinggi (skor = 4), yaitu Kelurahan Sungai Pakning, Kelurahan Talang Mandi, Kelurahan Gajah Sakti, Kelurahan Duri Barat, Kelurahan Air Jamban, Kelurahan Pematang Pudu, Desa Tambusai Batang Dui, Desa Simpang Padang, Kelurahan Titian Antui. Sementara Desa/kelurahan beresiko Tinggi (3) adalah Kelurahan Bengkalis Kota, Desa Selat Baru, Desa Kembung Baru, Desa Teluk Papal, Desa Mentayan, Desa Resam Lapis, Desa Berancah, Desa Sejangat, Desa Tenggayun, Desa Bukit Kerikil, Desa Tanjung Leban, Desa Pakning Asal, Desa Lubuk Garam, Desa Tanjung Belit, Desa Lubuk Gaung, Kelurahan Batu Panjang, Kelurahan Terkul, Desa Teluk Rhu, Desa Kadur, Kelurahan Batang Serosa, Kelurahan Balik Alam, Kelurahan Duri Timur, Kelurahan Babussalam, Desa Sebangar, Desa Balai Makam, Desa Boncah Mahang, Desa Pematang Obo, Desa Pinggir, Desa Buluh Apo. Untuk lebih jelasnya sebaran area beresiko sanitasi di wilayah kajian Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada Peta 2.5. Peta Area Beresiko Persampahan dan Tabel 2.18 Areal Beresiko Persampahan
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.8 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Tabel 2.18: Area Beresiko Persampahan
No Beresiko Area Wilayah Prioritas Persampahan
1 4 Kec. Bukit Batu Kelurahan Sungai Pakning
Kec. Mandau Kelurahan Talang Mandi
Kelurahan Gajah Sakti
Kelurahan Duri Barat
Kelurahan Air Jamban
Kelurahan Pematang Pudu
Desa Tambusai Batang Dui
Desa Simpang Padang
Kec. Pinggir Kelurahan Titian Antui
2 3 Kec. Bengkalis Kelurahan Bengkalis Kota
Kec. Bantan Desa Selat Baru
Desa Kembung Baru
Desa Teluk Papal
Desa Mentayan
Desa Resam Lapis
Desa Berancah
Kec. Bukit Batu Desa Sejangat
Desa Tenggayun
Desa Bukit Kerikil
Desa Tanjung Leban
Desa Pakning Asal
Kec. Siak Kecil Desa Lubuk Garam
Desa Tanjung Belit
Desa Lubuk Gaung
Kec.Rupat Kelurahan Batu Panjang
Kelurahan Terkul
Kec. Rupat Utara Desa Teluk Rhu
Desa Kadur
Kec. Mandau Kelurahan Batang Serosa
Kelurahan Balik Alam
Kelurahan Duri Timur
Kelurahan Babussalam
Desa Sebangar
Desa Balai Makam
Desa Boncah Mahang
Desa Pematang Obo
Kecamatan Pinggir Desa Pinggir
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
48
Sumber: Analisa Pokja Sanitasi Kab. BengkalisUntuk permasalahan mendesak persampahan dapat dilihat pada Tabel 2.19. Tabel 2.19.
Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan
Permasalahan Mendesak Aspek Teknis :
Pengembangan sarana dan prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir)
Sebagian besar belum mengelola sampahnya dengan baik antara lain : − Dikumpulkan dan dibuang ke TPS (terlayani ke TPA) sebesar 8,2%
(107,42 m3/hari)
− Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang : 0,5 % (6,55 m3/hari)
− Dibuang ke lahan kosong/kebun : 0,9% ( 11,8 m3/hari) − Dibakar sebesar : 86,9% (1.138 m3/hari)
− Dibuang ke sungai /danau sebesar : 1,5% (19,65 m3/hari ) − Dibuang ke lubang, terbuka dan ditimbun : 0,4% (5,24 m3/hari) Kesimpulan : (Data berdasarkan data Instrumen profil sanitasi) : − Produksi sampah di Kab. Bengkalis sebesar 1,310 m3/hari
− Tingkat pelayanan pengangkutan sampah ke TPA : 57,6 % ( 318 m3/hari )
Pengumpulan setempat Jumlah fasilitas pengumpulan sampah setempat tidak memadai
Penampungan Sementara
Jumlah sarana Tempat penampungan sementara (TPS) yang ada tidak mencukupi
Pengangkutan Masih kurangnya sarana pengangkut sampah, hanya ada 16 unit dump truk dan 8 unit Amroll hanya untuk melayani wilayah perkotaan.
Pengolahan akhir TPS3R sudah dan befungsi tetapi belum optimal Tempat pemprosesan
akhir
Dari 5 unit TPA 2 unit TPA yang menggunkan sistem Control Landfill dan yang 3 unit masih mengunakan sistem Open Dumping
Aspek Non Teknis :
Peran serta masyarakat - Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan dan pengolahan sampah - Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan persampahan masih rendah (ditingkat kelurahan/kecamatan hanya pada kegiatan pengumpulan sampah dari rumah).
Aspek peraturan dan perundangan
Belum diterapkannya sanksi hukum bagi pelanggaran terhadap perilaku buang sampah sembarangan
Aspek Pendanaan - Belum optimalnya alokasi pendanaan dari pemerintah untuk pengelolaan dan pelayananan Persampahan.
- Kurangnya pendanaan dari swasta untuk melakukan kegiatan pengolahan dan pelayanan persampahan
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
2.4.3 Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Drainase
Pada komponen Drainase Perkotaan desa/ kelurahan beresiko sangat tinggi (skor = 4), adalah Kelurahan Babussalam. Sementara Desa/kelurahan beresiko tinggi (3) adalah Desa Air Putih, Desa Senggoro, Kelurahan Rimba Sekampung, Kelurahan Damon, Desa Kelapa Pati, Desa Sungai Selari, Desa Pakning Asal, Desa Batang Duku, Kelurahan Air Jamban, Kelurahan Pematang Pudu, Desa Koto Pait Beringin. Untuk lebih jelasnya sebaran area beresiko sanitasi di wilayah kajian Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada Peta 2.6. Peta Area Beresiko drainase dan Tabel 2. 20 Areal Beresiko Drainase :
Tabel 2.20 Area Beresiko Drainase
No Area Beresiko Wilayah Prioritas Drainase
1 4 Kec. Mandau Kelurahan Babussalam
2 3 Kec. Bengkalis Desa Air Putih
Desa Senggoro
Kelurahan Rimba Sekampung
Kelurahan Damon
Desa Kelapa Pati
Kec. Bukit Batu Desa Sungai Selari
Desa Pakning Asal
Desa Batang Duku
Kec. Mandau Kelurahan Air Jamban
Kelurahan Pematang Pudu
Kec. Pinggir Desa Koto Pait Beringin
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016
Peta 2.9 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase
PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN BENGKALIS Tahun 2016 Untuk permasalahan mendesak Drainase dapat dilihat pada Tabel 2.21.
Tabel2.21.Permasalahan Mendesak Pengelolaan Drainase
Permasalahan Mendesak Teknis
User Interface Berdasarkan Data EHRA
− Rumah tangga yang mengalami banjir secara rutin di Kab. Bengkalis : 39,4 %
− Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari : 49,6 %
− Adanya terjadi genangan air (banjir ) : 28,9 % Berdasarkan Analisi Intrumen Profil
Luas area pemukiman rawan genangan/banjir 3,878 (ha) atau 5 % dari luas area terbangun Penampungan Gray water masih bercampur dengan saluran drainase
Penanganan drainase masih belum terpadu Non Teknis
Aspek Peraturan dan perundangan
Belum adanya Perda tentang pengelolaan drainase skala kabupaten Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Aspek Masyarakat - Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi drainase
- Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memelihara saluran drainase yang ada
Aspek Pendanaan Belum optimalnya pendanaan untuk sektor Drainase lingkungan. Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2015