• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

10

A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Keagenan ( Agency Theory )

Jensen dan Meckling (dalam Masdupi, 2005:59) mendefinisikan teori keagenan sebagai hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memperkerjakan orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atau nama principal dan member wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal.

2. Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan mempunyai peranan penting karena laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Definisi laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Kuangan (SAK) No.1 paragraf ke 7 revisi (2009) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu :” laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

(2)

harus meliputi komponen-komponen berikut ini : (a) laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, (b) laporan laba rugi komprehensif selama periode, (c) laporan perubahan ekuitas selama periode, (d) laporan arus kas selama periode, (e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan, (f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan. Laporan keuangan menurut (Sofyan Safri, 2010 : 36) adalah sebagai berikut :

Media informasi yang merangkum semua aktivitas suatu perusahaan. Tanpa melihat langsung keperusahaan kita sudah bias mengetahui keadaan dan hasil usaha hanya dari screen laporan keuangan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut.

Pengertian laporan keuangan juga disampaikan oleh Kasmir (2008 : 7) yang menyatukan bahwa “ laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu’’. Selain itu SFAC No. 1 (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) menyatakan bahwa fungsi pelaporan keuangan yaitu :

a. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi invertor potensial dan kreditur dan pengguna lainnya dalam rangka pengambilan keputusan investasi rasional, kredit dan keputusan sejenis lainnya.

(3)

b. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan potensial investor, kreditur, dan pengguna lainnya untuk menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian prospek perolehan kas dari deviden, atau bunga dari penerimaan, penebusan, atau pinjaman.

c. Menyediakan informasi tentang sumber daya perusahaan, Klaim terhadap sumber daya tersebut, dan pengaruh transaksi, kejadian dan lingkungan serta klaim yang dapat berpengaruh terhadap sumber daya tersebut.

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan yang dsapat berguna bagi para pemakainya.Keempat karakteristik kualitatif informasi tersebut yaitu dapat dipahami

(understanability), relevan (relevance), andal (reliability), dan dapat

diperbandingkan (comparability).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (AIA) keempat karakteristik laporan keuangan tersebut mempunyai arti :

a. Dapat dipahami (understandability)

Ini berarti bahwa kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari dengan ketekunan yang wajar.

(4)

b. Relevan (relevance)

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut mmiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangn. Atau dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil. c. Keandalan (Reliability)

Keandalan merupakan kualitas informasi yang disampaikan laporan keuangan menyebabkan pemakai informasi akuntansi sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan.Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar keandalan / peristiwa yang digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

d. Dapat diperbandingkan (comparability)

Suatu laporan keuangan dapat diperbandingkan bila informasi tersebut dapat saling diperbandingkan baik antar periode maupun antar perusahaan.

Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi banyak pihak, sehingga ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat dibutuhkan.

(5)

3. Ketepatan Waktu (Timeliness)

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang parsial, karena ketepatan waktu menentukan keputusan yang paling tepat oleh pemakai laporan keuangan. Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara :

1. Ketepatan waktu mendefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal pelaporan keuangan sebagai tanggal melaporkan

2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relative atas tanggal pelaporan yang diharapkan.

Dyer dan Hugh dalam Hilmi dan Ali (2008) menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam melihat ketepatan waktu penelitiannya :

1. Preliminary lag, interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2. Auditor’s report lag, interval jumlah hari antara tanggal pelaporan

keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag, Yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal penerimaan laporan keuangan dipublikasikan oleh bursa.

4. Peraturan Pelaporan Keuangan

Di Indonesia diatur mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keauangan.Peraturan mengenai ketepatan waktu tersebut diatur oleh Badan pengawas Pasar Modal (Bapepam).Peraturan tersebut diatur dalam UU No.8 tahun 1995 dan peraturan Bapepam No. X.K.2 Keputusan ketua Bapepam Pada

(6)

tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan ketua Bapepam Nomor : KEP/80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan public untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.

BAPEPAM mengeluarkan semakin memperkerat peraturan pada tanggal 30 september 2003, BAPEPAM mengeluarkan surat keputusan ketua BAPEPAM Nomor : Kep/36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepad BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila perusahaan tidak menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu maka akan dikenakan sanksi administratif.

Dari peraturan tersebut diketahui bahwa ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tersebut sangat penting. Perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu maka akan dikenakan sanksi administratif berupa denda sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf e peraturan pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa :

“Emiten yang menyatakan pendaftarannya telah menjadi efektif,

dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).”

(7)

5. Profitabilitas

5.1 Pengertian Profitabilitas

Menurut Harahap (2008:304) profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan lain sebagainya. Dyer dan Mchuge dalam Saleh (2004) berpendapat bahwa ada kecendrungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan melaporkan terlambat. Begitu juga menurut Givoly dan Palmon (1982) bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik (good news) maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat waktu dan begitu juga sebaliknya.

Penelitian Dyer dan Hugh (1975) menunjukan bahwa terdapat kecenderungan perusahaan yang memperoleh laba menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang mengalami rugi menyampaikan laporan keuangannya terlambat. Penelitian Lawrence (19830, juga menunjukan bahwa perusahaan di amerika Serikat yang mengalami tekanan financial (financial distress) menunda penyampaian laporan keuangannya. Hasil penelitian Lawrence tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), yang menemukan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian meminta auditor untuk menjadwalkan pengauditan lebih lambat dari yang seharusnya sehingga penyerahan laporan keuangan tersebut.

(8)

Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka diduga perusahaan akan semakin cepat menyerahkan laporan keuangannya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan menyerahkan laporan keuangan lebih segera atau tepat waktu.

5.2 Profitabilitas dan ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Informasi kinerja keuangan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan (IAI, 2009). Profitabilitas juga digunakan sebagai indicator keberhasilan kinerja suatu perusahaan untuk menghasilkan laba.Semakian tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik (good new). Perusahaan yang laporannya berisikan berita baik akan cenderung lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Sementara perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah maka laporan keuangannya mengandung berita buruk (bad new).Perusahaan yang laporannya berisikan berita buruk akancenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti.Berdasarkan yang dilakukan Dyer dan Mc Hugh (dalam Hilmi dan Ali, 2008) diperoleh bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dan sebaliknya jika mengalami

(9)

kerugian.Sedangkan Carslaw dan Kaplan (dalam Hilmi dan Ali, 2008) menemukan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditannya lebih lambat dari yang seharusnya, akibatnya penyerahan laporan keuangannya menjadi lambat.

6 Leverage

6.1 Pengertian Leverage

Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

mambayar hutang atau kewajiban jangka pendek maupun kawajiban jangka panjang dalam sebuah perusahaan (Kasmir, 2008:113). Leverage mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aktiva perusahaan (Hilmi dan Ali, 2008). Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali, 2008).

6.2 Leverage dan ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Leveragesuatu perusahaanmenunjukan tingkat kemampuan perusahaan berganting pada kreditor untuk membiayai aktiva perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkaat leverage yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan mengandung berita buruk (bad news). Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi akan cenderung tidak tepat waktu dalam

(10)

menyampaikan laporan keuangannnya untuk menghindari reaksi yang kurang baik dari investor. Perusahaan yang mempunyai tingkat Leverage yang rendah akan menghasilkan laporan keuangan yang mengandung berita baik (good new), sehingga perusahaan tersebut akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannnya.

Penelitian Scwartz dan Soo (dalam Hilmi dan Ali, 2008) menunjukan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang didak mengalami kesulitan keuangan karena perusahaan tersebut akan memberikan bad newskepada para investornya. Untuk menghindari reaksi yang kurang baik dari investor, perusahaan cenderung akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

7. Likuiditas

7.1 Pengertian Likuiditas

“Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya” (Harahap, 2006 : 301). Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Likuiditas merupakan salah satu faktor yang nantinya dapat mempengaruhi ketepatan penyampaian laporan keuangan.

Tingkat likuiditas yang tinggi pada sebuah perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan

(11)

baik, sedangkan tingkat likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kabar baik (good news) bagi perusahaan, hal ini nantinya akan mempengaruhi perusahaan untuk menyampaikan laporan

keuangannya dengan tepat waktu karena akan membuat reaksi pasar menjadi positif terhadap perusahaan.

7.2 Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.Tingkat likuiditas yang tinggi pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita yang baik bagi pemakai laporan keuangan sehingga perusahaan akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang rendah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan ini merupakan berita buruk. Oleh karena itu, perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.

Pendapat ini sesuai dengan penelitian Dye dan Sridhar, (dalam Made Gede, 2004) yang mengungkapkan bahwa jika perusahaan mengalami good news,

(12)

maka perusahaan akan cenderung untuk menyajikan laporan keuangannya lebih tepat waktu Made Gede (2004). Suharli dan Rachpiliani (dalam Hilmi dan Ali, 2008) juga melakukan penelitian tentang hubungan tingkat likuiditas suatu perusahaan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan ditemukan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan memiliki hubungan searah.

8. Ukuran Perusahaan

8.1 Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total.

penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008). Dyer dan Mc. Hugh et.al (dalam Hilmi dan Ali, 2008) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian internal yang kuat, adanya pengawasan investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka akan memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu.

(13)

8.2 Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Ukuran perusahaan yang besar menunjukkan bahwa ada banyak informasi yang terdapat di dalam perusahaan tersebut, selain itu perusahaan tersebut juga akan disoroti oleh banyak masyarakat umum dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Oleh karena itu, perusahaan besar akan cenderung lebih menjaga image perusahaannya di depan masyarakat, untuk menjaga image tersebut maka perusahaan-perusahaan besar akan berusaha menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu Dyer dan Mc Hugh (dalam Srimindarti, 2008). Selain itu, perusahaan yang besar tentunya juga mempunyai sistem pengendalian manajemen yang baik pula sehingga pihak manajemen akan lebih teliti dan lebih patuh pada aturan yang dibuat perusahaaan dengan demikian manajemen akan menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.

B. Penelitian Terdahulu

Bandi dan Hananto (2000) melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu atas laporan keuangan perusahaan di Indonesia.

Penelitian Bandi dan Hananto menguji ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness), reaksi pasar atas laporan keuangan dalam hubungannya dengan ketepatan waktu.Periode waktu yang digunakan pada perusahaan ini mulai daritahun 1993-1998.Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.

(14)

Saleh dan Susilowati (2004) melakukan penelitian mengenai studi empiris ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2000, 2001, 2002.Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh antara rasio gearing, profitabilitas, size, age, extra, dan ownership terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan regresi berganda.Sampel yang digunakan sebanyak 155 perusahaan.Hasil dari penelitian ini yaitu Extra mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sedangkan gear, size, own, profit dan age tidak mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Hilmi dan Ali (2008) melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2006.Penelitian ini menguji apakah terdapat pengaruh antara profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, kepemilikan publik, reputasi KAP, dan opini auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif, kemudian dilakukan pengujian model dan terakhir pengujian hipotesis.Sampel perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu 879 perusahaan. Hasil dari penelitian ini yaitu profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan

(15)

keuangan sedangkan leverage keuangan, ukuran perusahaan, dan opini auditor tidak mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hubungan teoritis antara variabel-variabel profitabilitas, leverage keuangan, likuiditas, ukuran perusahaan, maka kerangka pemikiran teoritis akan tampak sebagai berikut :

Intisari yang dapat diperoleh dari pustaka diatas dapat dibuat Gambar1. GAMBAR 1

Kerangka Pemikiran Teoritis

X1 X2 X3 X4 Profitabilitas Leverage Keuangan Likuiditas Ukuran Perusahaan Ketepatan Waktu Penyampaian

Lap. Keu (Y) Laporan Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Selain makam Laksamana Koja Hasan terdapat pula makam lainnya yaitu makam istri dari Laksamana Koja Hasan yang bernama Tun Sirah binti Hang Tuah nisan yang

Dari 176 spesimen yang memenuhi kriteria inklusi, 55 spesimen diekslusi antara lain karena hasil MAC ELISA CSS pada fase akut negatif tetapi positif pada

Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.. Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan

Jos lähtökohtana on normaaliaikaan tehty normaalitiheä kylvö ilman orasäestystä, myöhäistetty kylvö yhdessä tihennetyn kylvön ja orasäestyksen kanssa vähensi

Kelas Graphics2D mempunyai method public abstract void rotate(double theta, double x, double y) apakah maksud dari method diatas Memutar objek sebesar theta dan kemudian di

v) Prosedur eksperimen termasuk satu kaedah mengawal pembolehubah dimanipulasikan dan satu kaedah mengukur pembolehubah bergerak balas.. vi) Cara anda menjadualkan data vii) Cara

Akibatnya peserta didik jadi pasif dalam proses pembelajaran di kelas, bahkan sebagaian peserta didik menyatakan jadi malas dalam menyelesaikan soal ± soal yang