• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pasien Epistaksis di RSUP H.Adam Malik Medan pada Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Pasien Epistaksis di RSUP H.Adam Malik Medan pada Tahun 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PASIEN EPISTAKSIS DI RSUP H. ADAM MALIK

MEDAN PADA TAHUN 2014

Oleh :

YENTY OKTAVIA SUTANTO

120100207

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KARAKTERISTIK PASIEN EPISTAKSIS DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

“ Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”

Oleh:

NAMA : YENTY OKTAVIA SUTANTO

NIM : 120100207

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)

ABSTRAK

Pendahuluan : Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang penyebabnya bisa kelainan lokal maupun kelainan sistemik. Kelainan lokal dapat diakibatkan oleh trauma, iritan, tumor dan infeksi. Kelainan sistemik dapat disebabkan oleh hipertensi, kelainan darah, kelainan kongenital dan penyakit kardiovaskular. Sumber perdarahan pada epistaksis ada dua yaitu anterior dari pleksus Kiesselbach dan posterior dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior.

Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang. Data penelitian diperoleh dari data sekunder rekam medis rumah sakit yang mencakup 45 pasien pada tahun 2014.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien epistaksis berada pada kelompok usia 26-45 tahun yaitu sebanyak 33,3%, berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 60%, dengan etiologi kelainan sistemik yaitu sebanyak 55,6%, dan lokasi perdarahan di posterior yaitu sebanyak 55,6%.

Kesimpulan : Mayoritas pasien epistaksis berada pada kelompok usia 26-45 tahun yaitu sebanyak 33,3%, berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 60%, dengan etiologi kelainan sistemik yaitu sebanyak 55,6%, dan lokasi perdarahan di posterior yaitu sebanyak 55,6%.

(5)

ABSTRACT

Introduction : Epistaxis is bleeding from nose. Epistaxis may be caused by local or systemic disorders. Local disorders can be caused by trauma, irritants, tumor and infections. Systemic disorders can be caused by hypertension, blood disorder, congenital disorder and cardiovascular disease. There are two sources of bleeding in epistaxis, anterior part from Kiesselbach plexus and posterior part from sphenopalatine artery and posterior etmoidalis artery.

Method : This research is a descriptive study with cross sectional research design. Data was obtained from hospital’s medical records which is 45 patient in 2014.

Result : The results show that the majority of the epistaxis patients were in the 26-45 year-old group which was 33,3%, the gender was male which was 60%, mostly caused by systemic disorders that was 60%, and located in the anterior part which was 55,6%.

Conclusion : The majority of the epistaxis patients were in the 26-45 year-old group which was 33,3%, the gender was male which was 60%, mostly caused by systemic disorders that was 60%, and located in the anterior part which was 55,6%.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini berjudul

“Karakteristik Pasien Epistaksis Di RSUP H. Adam Malik Medan Pada Tahun 2014”,

yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala rasa hormat penyusun

ingin menyampaikan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof.dr.Gontar Alamsyah

Siregar, Sp.PD-KGEH.

2. Dosen Pembimbing, dr.Andrina Y.M. Rambe, Sp.THT yang telah bersedia

meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk memberikan bimbingan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Dosen Penguji I, Prof.dr.Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) dan Dosen Penguji II,

dr.Tri Widyawati, Msi untuk setiap kritik dan saran yang membangun.

4. Dosen pembimbing Akademik, dr.Fereza Amelia,Sp.A yang telah membimbing

selama menempuh pendidikan.

5. Semua staf pengajar Ilmu Kesehatan Kedokteran (IKK) Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi petunjuk dan bimbingan

dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini

6. Semua pihak RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membantu kelancaran dan

terlaksananya penelitian ini.

6. Keluarga penulis yang telah banyak memberikan dukungan sehingga karya tulis

ilmiah ini dapat selesai.

8. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil dalam proses

(7)

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari pembaca agar penulis dapat menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Semoga karya tulis ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 7 Desember 2015

(8)
(9)

2.9. Komplikasi Epistaksis ……….…………... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .………. 27

5.1. Hasil Penelitian ………...………. 27

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 27

5.1.2. Hasil Analisa Penelitian ……… 27

5.2. Pembahasan ………. 29

5.2.1. Usia ……….. 29

5.2.2. Jenis Kelamin ……….. 29

(10)

5.2.4. Lokasi Perdarahan ……….. 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 31

6.1. Kesimpulan ……… 31

6.2. Saran ……….. 31

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. 32

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Anatomi Hidung ……….. 6

2.2. Anatomi Hidung ……….. 7

2.3. Anatomi Hidung ……….. 8

2.4. Anatomi Hidung ……….. 9

2.5. Anatomi Perdarahan Hidung ……… 11

2.6. Pleksus Kiesselbach dan Pleksus Woodruff ………..….. 11

2.7. Epistaksis Anterior ………... 14

2.8. Epistaksis Posterior ………. 15

2.9. Tampon Anterior ………. 17

(12)

DAFTAR SINGKATAN

THT-KL Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher

SD Sekolah Dasar

CT-Scan Computerized Tomography Scan AgNO3 Perak Nitrat ( Nitrat Argenti )

RSUP Rumah Sakit Pendidikan

FK Fakultas Kedokteran

USU Universitas Sumatera Utara

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien memiliki karakteristik berjenis kelamin laki-laki, pada kelompok usia 26-45 tahun, tidak bekerja,

umumnya sama, dan distribusi umur penderita epistaksis biasanya terjadi pada usia.. Universitas

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin mayoritas pada laki – laki sebanyak 56 orang (76,7%), berdasarkan umur mayoritas berada pada um ur 17 – 29 tahun

Kesimpulan: Kadar homosistein serum ditemukan tinggi pada pasien vitiligo dengan jenis kelamin laki-laki, berusia > 60 tahun, dengan riwayat keluarga negatif,

distribusi kasus menurut usia yaitu perempuan sebanyak 28 kasus (58,3%), distribusi karakteristik berdasarkan perempuan dari segi usia paling banyak 11 kasus 39,3%, pendidikan

Frekuensi tertinggi dari distribusi kasus menurut usia yaitu perempuan sebanyak 28 kasus (58,3%), distribusi karakteristik berdasarkan perempuan dari segi usia paling banyak 11

Proporsi penderita TB MDR berdasarkan karakteristik sosiodemografi paling besar pada kelompok umur ≤45 Tahun (56,3%), jenis kelamin laki – laki (66,5%), status

Paritas terbanyak pada pasien sectio caesarea adalah yang telah melahirkan lebih dari sekali, yaitu sebanyak 206 orang (69,4%).. Mayoritas pasien sectio caesarea adalah