• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI TAHARAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI TAHARAH DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI TAHARAH

DENGAN METODE

JIGSAW

PADA SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

INDRI ISWANTO

NIM : 11113101

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI TAHARAH

DENGAN METODE

JIGSAW

PADA SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 2 TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

INDRI ISWANTO

NIM : 11113101

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sabar dan tabahlah dalam menghadapi segala persoalan.”

(Al-Ghazali)

PERSEMBAHAN

Penyusun persembahkan SKRIPSI ini untuk:

1. Kedua orang tuaku Bapak Rosidi dan Ibu Siswanti yang selalu memberikan

doa, motivasi dan dukungan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Adik-adikku Iin Krisniwidiyanti, Yuyun Tri Rejeki, dan Riska Safitri.

3. Calon ibu dari anak-anakku Mudrikah yang selalu memberikan doa, dukungan

dan perhatian sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Teman-teman PAI angkatan 2013 yang telah menemani selama 4 tahun.

5. Teman-teman futsal Rebonan yang selalu memberikan suasana hangat dan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah

menuntun umatnya dari jaman kebodohan menuju jaman yang terang benderang.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM MATERI HIDUP BERSIH SEMUA MENJADI NYAMAN DENGAN

METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TUNTANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan

pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya

skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan pendidikan

Agama Islam yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai

6. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam

(9)

ix

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca

pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia

pendidikan.

Salatiga, 19 September 2017

Penulis,

Indri Iswanto

(10)

x ABSTRAK

Indri Iswanto. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Taharah dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi belajar, Metode Jigsaw.

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh prestasi belajar yang kurang pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Taharah. Hal ini dikarenakan guru banyak menggunakan metode ceramah yang kurang menarik keaktifan siswa. Guru perlu melakukan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa dengan menggunakan metode jigsaw. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Tahara pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang Tahun Pelajaran 2017/2018?.

Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan tes.

(11)

xi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

BAB II Kajian Pustaka A. Prestasi belajar ... 16

B. Pendidikan Agama Islam ... 30

C. Taharah ... 37

(12)

xii BAB III Pelaksanaan Penelitian

A. Gambaran Umum Sekolah ………. ... 45

1. Identitas Sekolah ………... 45

2. Sejarah SMP Negeri 2 Tuntang ………... 47

3. Visi Misi SMP Negeri 2 Tuntang………... 47

B. Fasilitas Sarana Prasarana ... 49

1. Data Ruang Kelas ………. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

1. Pra Siklus……… ... 61

2. Siklus I ………. 63

3. Siklus II ……… 69

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lembar Observasi Siswa ……… 12

Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru ………. 12

Tabel 3.1 Identitas Sekolah ……… 44

Tabel 3.2 Data Periodik………45

Tabel 3.3 Data Sanitasi……….46

Tabel 3.4 Data Ruang Kelas ………... 49

Tabel 3.5 Data Ruang Lainnya ………... 49

Tabel 3.6 Daftar Fasilitas ……… 50

Tabel 3.7 Data Guru dan Karyawan ……….... 50

Tabel 3.8 Struktur Organisasi ……….. 53

Tabel 3.9 Data Siswa ………... 54

Tabel 4.1 Data Pra siklus………... ……….. 61

Tabel 4.2 Kategori Data Nilai Pra Siklus……….. ... 63

Tabel 4.3 Prestasi Belajar Siswa Siklus I….………. 65

Tabel 4.4 Kategori Nilai Prestasi Belajar Siswa pada pelajaran PAI siklus I….68 Tabel 4.5 Prestasi Belajar Siswa Siklus II………..71

Tabel 4.6 Kategori Nilai Prestasi Belajar Siswa pada pelajaran PAI Siklus II...73

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 4 Silabus

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa dan Guru Siklus I

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa dan Guru Siklus II

Lampiran 11 Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 13 Laporan SKK

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kebutuhan mendasar manusia yang harus

dipenuhi, disamping itu juga merupakan kewajiban bagi manusia. Dengan

belajar manusia menjadi tahu, mengerti, memahami dan dapat

melaksanakan dan memiliki sesuatu pengetahuan. Dalam keseluruhan

proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan

kegiatan paling pokok, hal ini berarti bahwa keberhasilan atau tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang

dilakukan siswa sebagai anak didik.

Belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusa lahir

sampai akhir hayat (Baharuddin, 2007:11). Belajar merupakan kegiatan

sehari-hari bagi siswa sekolah.Siswa adalah subjek yang terlibat dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa

mengalami tindak mengajar dan merespons dengan tindak belajar. Dalam

proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk

mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif,

psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin

rinci dan menguat (Dimyati, 2006:22).

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang

(17)

2

mencapai berbagai kajian keislaman, tetapi dalam hal ini siswa mampu

mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.Oleh

karena itu hendaknya guru Pendidikan Agama Islam senantiasa dapat

mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian

kompetensi peserta didik secara keseluruhan baik itu kognitif, afektif dan

psikomotorik. Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan

terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau latihan(Nazarudin, 2007:17).

Guru seharusnya mampu memberikan proses pembelajaran yang

dapat mengembangkan kompetensi peserta didik, dalam hal ini guru

seharusnya dapat dengan cermat menggunakan metode-metode

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang dialami peserta didik. Hal

terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan yang

dialami peserta didik..

Masalah yang dihadapi oleh kebanyakan peserta didik adalah

rendahnya minat belajar siswa sehingga masih sedikit diantara mereka

yang memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Demikian halnya yang

terjadi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi

Hidup Bersih Semua Menjadi Nyamanyangmerupakan salah satu sub bab

yang terhimpun dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dalam proses pembelajaran seringkali guru menggunakan metode

(18)

3

duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

Sehingga sangat minim partisipasi siswa untuk ikut mengaktifkan proses

pembelajaran yang berlangsung, siswa cenderung pasif karena dominasi

guru sangat tinggi sehingga siswa enggan untuk bertanya. Proses

pembelajaran yang seperti ini membuat siswa jenuh dan tidak kondusif

dalam mengikuti pelajaran.

Dengan demikian, proses pembelajaran yang kurang bervariasi dan

monoton menjadikan siswa tidak kondusif, apatis dan cenderung

pasif.Demikian pula yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di kelas VII SMP Negeri 2tuntang. Dimana hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menunjukkan hasil

yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM).

Proses pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton,

dominasi guru masih sangat besar sehingga siswa kurang mandiri yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Salah satu alternatif yang dapat

dilakukan oleh guru untuk lebih mengaktifkan belajar siswa di kelas yaitu

dengan menggunakan metode Jigsaw.

Untuk memahami permasalahan ini perlu kiranya dikaji melalui

kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya dengan menerapkan

metode Jigsaw. Secara lengkap penelitian tindakan kelas ini

berjudul“Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi

Taharah Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIISMP Negeri 2

(19)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

“Apakah penerapan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasibelajar

Pendidikan Agama Islam Materi Hidup Bersih Semua Menjadi Nyaman

Pada SiswaKelas VIISMP Negeri 2 Tuntang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

Materi Hidup Bersih Semua Menjadi NyamanKelas VIISMP Negeri 2

Tuntang TahunPelajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa, akan memperoleh pengalaman pembelajaran yang lebih

baik dan menarik sehingga memudahkan dalam pemahaman belajar

dan meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi Guru, menambah wawasan guru tentang pembelajaran yang

efektif dan memotivasi guru untuk menggunakan metode-metode yang

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah, akan memberikan sumbangsih dalam rangka

meningkatkatkan kualitas pendidikan.

4. Bagi Peneliti, akan memberikan pengalaman serta wawasan yag luas

(20)

5 E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

peneliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto 1992:87).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu jika penerapan metode jigsaw

dilakukan dengan baik dan benar maka akandapat meningkatkan prestasi

belajar Pendidikan Agama Islam Materi Taharah Kelas VII SMP Negeri 2

Tuntang Tahun Pelajaran 2017/2018.

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke

siklus berikutnya dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.

2. Pemahaman siswa berdasarkan tes siklus dikatakan meningkat apabila

dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan jumlah siswa

yang tuntas pemahaman dari siklus 1 ke siklus berikutnya dengan

kriteria 75% dari total siswa dalam kelas.

G. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengerttian

dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul

diatas, maka di jelaskan dibawah ini:

1. Peningkatan

Membuat naik atau mempertinggi sesuatu (Poerwadarminta,

(21)

6

nilai yang lebih tinggi dari yang sebelumnya, dengan berbagai cara

sesuai dengan peraturan yang ada.

2. Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie sedangkan

dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha

(Arifin, 1990:2). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang

telah dikerjakan atau dilakukan (Depdiknas, 2007:895). Belajar

merupakanproses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusa

lahir sampai akhir hayat (Baharuddin, 2007:11).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil usaha yang telah dicapai oleh individu baik itu

melalui pengalaman dan latihan yang berkaitan dengan bahan

pelajaran yang akan diukur dengan tes.

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami agama Islam

seluruhnya, kemudian menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serat menjadikan islam sebagai pandangan hidup (Majid

dan Andatani, 2004: 130-131). Pendidikan Agama Islam merupakan

usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah

keberagaman peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati

(22)

7 4. Taharah

Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas, taharah dari najis

adalah membersihkan sesuatu dari najis, yang didalamnya ada tiga

macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis mutawassitah, dan najis

mughaladah. Sedangkan taharah dari hadas adalah membersihkan

sesuatu dari hadas, yang di dalamnya ada dua macam hadas, yaitu

hadas kecil dan hadas besar. Selain membahas pengertian

macam-macam najis dan hadas, pada materi ini juga dibahas bagaimana cara

mensucikan badan dari najis dan hadas tersebut, kemudian yang paling

akhir adalah mengetahui hikmah dari taharah.

5. Metode Jigsaw

Metode jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas

yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke

kelompok” dengan suatu perbedaan penting yaitu setiap peserta didik

mengajarkan sesuatu. Setiap kali peserta didik mempelajari sesuatu

yang dikombinasikan dengan materi yang dipelajari oleh peserta didik

lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau

keahlian (Silbermen, 2006: 168).

Metode Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang

terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung

jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan

(23)

8

Jadi yang dimaksud peningkatan prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam Materi Taharah Dengan Metode Jigsaw adalah cara yang

digunakan untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dan

ketrampilan melalui pembelajaran kooperatif dimana kelompok

bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu

mengajarkan kepada kelompok yang lain.

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang peneliti laksanakan merupakan jenis penelitian

tindakan kelas (PTK) atau classroom action research yang berarti

(penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Penelitian

Tindakan Kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap

tindakan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersamaan (Arikunto 2006:18). Penelitian ini terdiri dari

dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas VIISMP Negeri 2

TuntangTahun pelajaran 2017/2018.Subyek ini perlu ditingkatkan

hasil belajarnya karena nilai yang diperoleh pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam materi Taharah belum memuaskan. Untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa dikelas ini digunakan metode

(24)

9 3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus

kegiatan. Satu siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan dan

pengamatan serta refleksi. Siklus pertama dimulai dengan melakukan

perencanaan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1.1

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Refleksi Pelaksanaan

(25)

10

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari empat tahap, secara rinci

prosedur penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan, pada tahap ini terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu

identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.

Pada masing-masing kegiatan terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya

dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.

b. Pelaksanaan, pada tahap kedua ini adalah menerapkan apa yang telah

direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya

perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan

rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini

akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan

agar hasilnya disinkronkan dengan maksut semula.

c. Pengamatan, pada tahap ketiga ini adalah pengumpulan data. Dengan

kata lain, pengamatan atau observasi adalah alat untuk memotret

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini,

peneliti harus menguraikan jenis data yag dikumpulkan, cara

mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data

(angket/wawancara/observasi), dan lain-lain.

d. Refleksi, tahap keempat atau tahap terakhir ini adalah refleksi. Refleksi

adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah

dilakukan. Refleksi juga sering disebut denga istilah “memantul”.

(26)

11

sehingga tampak jelas penglihataanya, baik kelebihan dan

kekurangannya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

Kegiatan Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Silabus, Materi, Soal Tes, Lembar Observasi Peserta Didik, Lembar

Observasi Guru dan lain sebagainya.

a. Lembar Observasi Siswa

Tabel 1.1

No Hal yang diamati Skor

Siswa 1 2 3

1 Keaktifan siswa :

a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran

b. Siswa aktif bertanya

c. Siswa aktif mengajukan ide

2 Perhatian siswa :

a. Diam

b. Rame

c. Terfokus pada materi

d. Antusias

3 Kedisiplinan :

a. Kehadiran absensi

b. Datang tepat waktu

(27)

12 4 Penugasan :

a. Mengerjakan semua tugas

b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai

waktunya

c. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan: 1. Kurang Baik 2. Baik

3. Sangat baik

b. Lembar Observasi Guru

Tabel 1.2

No Hal yang diamati Skor

Guru 1 2 3

1 Penguasaan materi :

a. Kelancaran menjelaskan materi

b. Kemampuan menjawab pertanyaan

c. Keragaman pemberian contoh

2 Sistematika penyajian :

a. Ketuntasan menjelaskan materi

b. Uraian materi mengarah pada tujuan

c. Urutan materi sesuai dengan SK, KD

3 Penerapan metode :

a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi

b. Mudah diikuti siswa

4 Penggunaan media :

a. Ketrampilan pemilihan media dengan materi

b. Media memperjelas terhadap materi

(28)

13 5 Perfomance :

a. Kejelasan suara yang diucapkan

b. Kekomunikatif guru dengan siswa

c. Keluwesan sikap guru dengan siswa

6 Pemberian motivasi :

a. Keantusiasan guru dalam mengajar

b. Kepedulian guru terhadap siswa

Keterangan:

1. Kurang Baik 2. Baik

3. Sangat Baik

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Tes

Mengadakan tes atau evaluasi terhadap siswa untuk

mengetahui prestasi belajar siswa materi Hidup Bersih Semua

Menjadi Nyaman dalam proses pembelajaran menggunakan

metode jigsaw.

b. Observasi

Melakukan pengamatan terhadap siswa selama

pembelajaran berlangsung untuk mengetahui keaktifan siswa dan

hasil belajar dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

jigsaw.

(29)

14

Dokumentasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai

kumpulan data variabel yang berbentuk tulisan, sedangkan dalam

arti luas dokumentasi berupa sertifikat, foto, dan lain-lain.

6. Analisis Data

Peneliti menganalisa data dengan menyusun dan mengolah data

yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi. Analisis data

sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk menarik

kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan

di setiap siklusnya.

Analisis data untuk menjelaskan peningkatan prestasi belajar

siswa, dapat diketahui dengan menentukan ketuntasan belajar. Untuk

menentukan ketuntasan individual dan klasikal siswa terhadap

indikator yang telah ditentukan, maka dapat diperoleh melalui tes hasil

belajar. Untuk mengetahui presentase ketuntasan individual atau

ketuntasan per siswa ditentukan dengan rumus di bawah ini :

Nilai =Jumlah jawaban soal yang benar x 100%

Jumlah seluruh soal

Sedangkan untuk mengetahui presentase ketuntasan

klasikal digunakan rumus sebagai berikut:

% ketuntasan =Jumlah siswa yang tuntas x 100%

(30)

15 I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tidakan kelas

meliputi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian

akhir. Tiap-tiap bagian dapat dirinci sebagai berikut:

BAB I, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis tindakan, indikator keberhasilan, kegunaan

penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II, berisi kajian pustaka, memuat tentang: Prestasi Belajar,

Pendidikan Agama Islam, Hidup Bersih Semua Menjadi Nyaman,

Metode Jigsaw.

BAB III, Pelaksanaan Penelitian, gambaran umum sekolah, sarana

prasarana sekolah, data guru dan staf, subyek penelitian, deskripsi

pelaksanaan per siklus.

BAB IV,berisi hasil penelitian dan pembahasan memuat hasil

deskripsi per siklus dan pembahasan.

(31)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata, yaitu

prestasi dan belajar, keduanya memiliki makna yang berbeda.

Untuk memahami keduanya maka dibawah ini akan dijelaskan

pengertian prestasi dan belajar.

a. Pengertian Prestasi

Prestasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah hasil

yang dicapai (Poerwadarminta, 2006: 910). Dari segi Istilah bahwa

yang dimaksud dengan Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok.

Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa yang

dimaksud dengan prestasi adalah suatu hasil usaha yang telah

dikerjakan, diciptakan yang diperoleh melalui usahanya sendiri

atau kelompok.

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan,

ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru

dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan

menyesuaikan dengan situasi baru (Sriyanti, 2009:17). Belajar

(32)

17

pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain.

Belajar merupakan proses berubahan tingkah laku pada diri

seseorang berkat pengalaman dan pelatihan ( Hamalik, 2002: 16).

Dalam pandangan Skinner bahwa belajar adalah suatu perilaku.

Pada saat orang belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik.

Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya akan menurun.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil dari aktivitas belajar siswa baik berupa usaha,

latihan, pengalaman serta dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal.Adapun yang diperoleh oleh anak didik adalah berupa

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sedangkan perubahan yang

diharapkan adalah perubahan dalam pengetahuan, pengalaman,

sikap, keterampilan, kebiasaan dan mental. Untuk mengetahui

seberapa jauh perubahan yang dilakukan setelah proses belajar

tersebut perlu diadakan penelitian. Hasil penelitian tersebut

memberikan gambaran secara nyata mengenai hasil

perubahan.Hasil perubahan tersebut biasa disebut dengan prestasi

belajar.

2. Fungsi Prestasi Belajar

(33)

18

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai

b. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidik.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan

pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi dan berperan sebagai umpan balik.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan.

c. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Asumsinya bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini

sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum

pada manusia.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

intitusi pendidikan. Indikator intern dalam hal ini bahwa dalam

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas

suatu institusi pendidikan. Asumsinya kurikulum yang digunakan

relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator

ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik (Arifin, 1990:3).

3. Komponen-komponen Belajar

(34)

19

Peserta didik adalah manusia dengan segala

fitrahnya.Mereka mempunyai perasaan dan fikiran serta

keinginan atau aspirasi. Menurut undang-undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,

jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah

subyek yang bersifat unik yang mencapai kedewasaan secara

bertahap.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

peserta didik adalah sesorang dengan segala potensi dan

kemampuan yang dimiliki yang harus dikembangkan melalui

proses pembelajaran maupun dalam interaksi antar sesama.

b. Guru

Guru merupakan bagian penting dan sentral dalam proses

pembelajaran. Guru yang setiap hari berhadapan langsung

dengan siswa termasuk karakteristik dan problem mengajar

yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Guru adalah

seseorang dengan fitrahnya sebagai manusia berkepribadian

yang memegang peranan penting dalam proses belajar dan

mengajar dan berprestasi penuh dalam menyelenggarakan

(35)

20 c. Tujuan Pembelajaran

Dalam Permendiknas RI No. 52 tahun 2008 tentang standar

proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan

petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan

topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih

alat-alat bantu pengajaran, serta menyediakan ukuran untuk

mengukur prestasi belajar siswa. Upaya merumuskan tujuan

pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi

guru maupun bagi siswa.

d. Materi/isi

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi

pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan.Materi pembelajaran

menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan

kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan

pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus

sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

harus dicapai siswa. Artinya, materi yang ditentukan untuk

kegiatan pembelajaran hendaknya benar-benar menunjang

tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan

(36)

21 4. Ciri-ciri Belajar.

Proses belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku

dalam belajar maka terdapat ciri-ciri perubahan tingkah laku

tersebut seperti yang dikemukakan oleh Slameto (1991:3-5) dalam

bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:

a. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seorang yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu sekurang-kurangnya ia merasa telah

terjadi adanya perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi pada diri

seseorang berlangsung secara kesinambungan, tidak statis. Satu

perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar

berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan senantiasa

bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih

baik dari sebelumnya.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat

menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang

(37)

22

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena

ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses

belajar meliputi suatu belajar dan perubahan keseluruhan

tingkah laku.

5. Prinsip-prinsip Belajar

Untuk melengkapi pengertian dan pemahaman mengenai

makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan

dengan belajar. Menurut Hamalik (2002:280) prinsip-prinsip

belajar adalah sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu proses aktif, dimana terjadi hubungan

saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan

lingkungan.

b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi

siswa, karena tujuan akan menuntut dalam belajar.

c. Belajar paling aktif bila didasari motivasi yang murni

bersumber dari dalam dirinya.

d. Dalam belajar senantiasa ada rintangan dan hambatan, karena

(38)

23

e. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru maupun dari

buku pelajaran.

f. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berfikir kritis,

lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan

mekanis.

g. Cara belajar yang paling efektif dalam bentuk pemecahan

masalah melalui kerja kelompok, asal masalah tersebut telah

didasari bersama.

h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari

sehingga memperoleh pengertian-pengertian.

i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah

dipelajari dapat dikuasai.

j. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk

mencapai tujuan dan hasil.

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berkaitan dengan hal ini Sumadi Suryabrata (Sriyanti,

2009:24) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu yang sedang belajar.Faktor internal terdiri dari

faktor fisiologis dan faktor psikologis.

(39)

24

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yag terdapat

dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada

dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil

belajar.Keadaan tonus jasmani secara umum ini

misalnya, tingkat kesehatan dan kebugaran fisik

individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar

dan sehat maka akan mendukung hasil belajar.

Sebaliknya jika badan individu dalam keadaan kurang

bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah

keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi panca indera merupakan pintu gerbang

masuknya pengetahuan dalam individu.

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar.

Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi

proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat,

sikap, dan bakat.

(40)

25

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen,

faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses

belajar siswa. Dalam hal ini, ada beberapa faktor eksternal

yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor lingkungan sosial

dan faktor lingkungan nonsosial.

1) Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu

yang berupa manusia.Faktor eksternal yang bersifat

sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat termasuk teman pergaulan anak.Faktor

sosial yang dimaksud disini adalah faktor manusiawi

yang dalam hal ini adalah adanya interaksi antara

sesama manusia yakni lingkungan dimana anak itu

melakukan pendidikan.Lingkungan pendidikan dapat

dibedakan menjadi tiga macam yaitu, lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah lingkungan utama yang

dikenal dan digeluti oleh anak didik.Pada

lingkungan ini banyak identifikasi yang diperoleh

(41)

26

bimbingan atau didikan.Secara informal anak

diberikan pengetahuan yang tidak diberikan

disekolahnya.

b) Lingkungan Sekolah

Sebagaimana telah kita ketahui bersama

bahwa lingkungan sekolah adalah merupakan

lingkungan belajar secara sistematis dan terampil

serta terarah.Sekolah merupakan tempat belajar

yang sangat efektif, maka dari itu tugas dan

tanggung jawab sekolah mempunyai arti yang

sangat besar dalam mempengaruhi pendidikan anak.

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat mempunyai peranan

yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya

pendidikan.Karena pendidikan anak itu sangat

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.Mengingat

demikian besarnya pengaruh dari lingkungan

masyarakat maka perlu sekali untuk mengusahakan

lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh

yang positif terhadap siswa atau anak didik,

sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya

dengan hasil yang maksimal dan memuaskan.

(42)

27

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar

individu yang berupa kondisi fisik yang ada di

lingkungan belajar, diantaranya adalah berupa

cuaca, alat, gedung dan sejenisnya.

c. Metode Belajar

Metode adalah teknik-teknik atau cara untuk mencapai

suatu tujuan yang akan di gunakan oleh guru pada saat

penyajian bahan pelajaran, baik secara individual maupun

kelompok (Sabri, 2007:49).

Sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa

dalam menunjang keekfetifan dan efisiensi proses mempelajari

materi tertentu. Strategi dalam hal ini meliputi seperangkat

langkah operasional yang dirancang sedemikian rupa untuk

memecahkan masalah dan untuk mencapai tuhuan

tertentu.Dalam hal ini adalah faktor pendekatan belajar dengan

menggunakan metode-metode pembelajaran yang relevan

dengan keadaan peserta didik.

Metode merupakan cara, tekhnik yang digunakan guru

dalam menyampaikan pelajaran. Metode bisa menyangkut

pendekatan atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan

materi yang mendukung tujuan pembelajaran.Dalam pemilihan

suatu metode harus mempertimbangkan kemampuan guru

(43)

28

lingkungan tempat pembelajaran, serta kesesuainnya dengan

tujuan dan materi pembelajaran.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan

dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan

proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Maka yang disebut prestasi belajar pada hakekatnya adalah

keberhasilan seseorang menerima informasi baru dan mampu

memberikan perubahan perilaku yang lebih baik. Untuk

konteks pembelajaran formal prestasi masih disimbolkan

dengan angka (nilai), tetapi yang penting adalah bertambahnya

wawasan dulu, sebab dengan banyaknya wawasan angka itu

akan mengikuti. Angka itu sebenarnya adalah reward atas

wawasan yang kita punya.

d. Metode Jigsaw

Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang

dikembangkan oleh Ellio Aronson’s. Model pembelajaran ini

didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang

lain (Hamdayama, 2014:87).

Dalam metode ini, masing-masing anggota tim siswa yang

telah dibentuk bertanggung jawab untuk menguasai salah satu

(44)

29

yang dikuasainya tersebut kepada anggota-anggota lainnya di

timnya.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat

kelompok ahli dan kelompok asal.Kelompok asal adalah

kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli

yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar

belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa

yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang

ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian

dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Disini, peran guru

adalah memfasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok

ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.

Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa

terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang

diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab

dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk

mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang

diberikan.

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional,

model pembelajaran jigsaw memiliki beberapa kelebihan

(45)

30

1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena

sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi

kepada rekan-rekannya.

2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu

yang lebih singkat.

Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk

lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan, meskipun secara sekilas hampir sama dengan

pengajaran, tetapi dalam pendidik memiliki makna lebih luas

karena mencakup kepribadian peserta didik. Sehingga pengajaran

lebih terfokus pada bagaimana mentransfer pengetahuan kepada

peserta didik sehingga unsur kepribadian relatif terabaikan.Dalam

pandangan Agus Salim (2004:13), pendidikan merupakan gerak

humanis yang bertujuan memperbaiki peradaban manusia secara

umum.

Sementara itu, Wahyudin (2008:1) menyatakan bahwa

pendidikan adalah humanisi, yaitu upaya memanusiakan manusia

atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan dari

sesuai dengan martabat kemanusiaanya.

Dari kedua pendapat tersebut di atas, dapat diartikan bahwa

(46)

31

peserta didik menjadi manusia seutuhnya. Hal tersebut sesuai

dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mendefinisikan

pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

ahlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.”

Dengan memperhatikan definisi pendidikan tersebut, dapat

dijelaskan bahwa pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia tidak

hanya mengajar pada kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan

tekhnologi saja, melainkan juga spriritual keagamaan.Hal ini logis

karena dalam rangka membangun manusi Indonesia seutuhnya

tidak hanya dalam hal fisik tapi juga jiwa.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional, maka

pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi tujuan

pendidikan nasional yaitu dalam hal membentuk manusia yang

bertaqwa dan berbudi pekerti luhur. Dengan demikian diperlukan

perpaduan antara pendidikan materi secara umum dengan materi

(47)

32

Depdiknas dalam (2001:8) menyatakan bahwa pendidikan

agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik dalam mengenal, menghayati, hingga mengimani,

bertaqwa, dan berahlak mulia dalam menjalankan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab Al-qur’an dan hadits melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan serta penggunaan

pengalaman.

Menurut Daradjat, dkk (2011:86) pendidikan agama Islam

adalah pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam, yaitu

berupa bimbingan yaitu berupa bimbingan dan asuhan dan asuhan

terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia

dapat memahami, menghayati, mengamalkan ajaran agama Islam

yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran

agama Islam itu sebagai suatu pendangan hidupnya demi

keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun kehidupan di

akhirat kelak.

Sedangkan menurut Achmadi (1987:10) pendidikan agama

Islam adalah usaha yag lebih khusus ditekankan untuk

mengembangkan fitrah keberagaman dan sumber daya insani agar

lebih memahami, menghayati, mengamalkan ajaran agama Islam.

2. Landasan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

(48)

33

Pendidikan Islam sebagai suatu usaha untuk membentuk

manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan

dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu

dihubungkan.

Adapun landasan tersebut terdiri dari:

1) Al-qur’an

Al-qur’an adalah firman Allah berupa wahyu yang

disampaikan Jibril kepada nabi Muhammad SAW.

Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek

kehidupan melalui ijtihad.Ajaran yang terkandung

dalam Al-qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu

yang berhubungan dengan masalah keimanan yang

disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amal

disebut syari’ah.

Pendidikan karena termasuk ke dalam usaha atau

tindakan untuk membentuk manusia termasuk kedalam

ruang lingkup mu’amalah. Pendidikan sangat penting

karena ia ikut menetukan corak dan bentuk amal dan

kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyarakat.

2) As-sunnah

As-sunnah adalah perkataan, perbuatan, atau

(49)

34

pengakuan itu adalah kejadian atau perbuatan orang lain

yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja

kegiatan atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan

sumber ajaran agama kedua setelah Al-qur’an, seperti

Al-qur’an, sunnah juga berisi tentang akidah dan

syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk

kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya,

untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau

muslim yang bertaqwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi

guru dan pendidik utama.Beliau sendiri mendidik

pertama dengan menggunakan rumah Al-Arqam ibn

Abi Al-arqam, kedua dengan memnfaatkan tawanan

perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan

mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru

masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam

rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat

Islam. Oleh karena itu, sunnah merupakan landasan

kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim

(Daradjat, dkk, 2011:20-21).

3) Ijtihad

Ijtihad adlah istilah para fuqaha, yaitu berfikir

dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh

(50)

35

menetukan suatu hukum syari’at Islam dalam hal-hal

yang ternyatabelum ditegaskan hukumnya oleh

Al-qur’an dan sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat meliputi

seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan,

tetapi tetap berpedoman dengan Al-qur’an dan sunnah.

Namun demikian, ijtihad harus mengikuti

kaidah-kaidah yang diatur oleh para mujtahid tidak boleh

bertentangan dengan isi dari Al-qur’an dan sunnah.

Karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber

hukum Islam yang dibutuhkan sepanjang masa setelah

Rasul SAW wafat.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah suatu

usaha atau kegiatan selesai (Daradjat, dkk, 2011:9).Sedangkan

tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan setelah

subyek didik mengalami proses pendidikan baik pada tingkah

laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan

masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup

(Achmadi, 1987:82).

Tujuan pendidikan Islam menurut GBPP PAI (1994) adalah

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan

pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga

(51)

36

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara (Muhaimin, dkk, 2008:78).

Adapun tujuan pendidikan meliputi:

1) Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai

dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan

pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi

seluruh aspek kemanusiaan yaitu sikap, tingkah laku,

penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini

berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi, dan

kondisi, dengan kerangka yang sama (Daradjat, dkk,

2011:30).

2) Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung seumur hidup,

maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup ini telah

berakhir pula. Tujuan umum yang berbentuk insan kamil

dengan pola taqwa dapat mengalami perubahan naik

turun.Bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup

seseorang.Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat

mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam

berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk,

mengembangkan, memelihara dan mempertahankan

(52)

37

proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan

akhirnya. Insan Kamil yang mati dan akan menghadap

Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan

Islam (Daradjat, dkk, 2011:31).

3) Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai

setalah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu

yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan

formal (Daradjat, dkk, 2011:31).

4) Tujuan Operasional

Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan

dicapai dengan kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit

kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah

dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan

tertentu disebut tujuan operasional (Daradjat, dkk,

2011:32).

C. Taharah

1. Pengertian Taharah

Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah

kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk

beribadah kepada Allah Swt. Sedangkan hadas adalah keadaan

tidak suci pada seseorang Muslim yang menyebabkan ia tidak

(53)

38

Ayat Al-qur’an yang berhubungan dengan taharah adalah

Surah Al-Maidah ayat 6:



Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai

dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan

(54)

39

sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)

atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka

bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu

dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,

tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan

nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Taharah meliputi dua hal, yaitu taharah dari najis dan dari

hadas. Taharahdari najis maksutnya adalah membersihkan sesuatu

dari najis.Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis

mutawassitoh, dan najis mughaladah.Pertama, najis mukhaffafah

adalah najis ringan seperti air seni bayi laki-laki yang belum

berumur dua tahun dan belum makan apapun selain air susu ibu.

Cara mensucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan

atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena

najis.Kedua, najis mutawassitah adalah najis sedang atau

pertengahan, contohnya adalah darah, nanah, tinja, bangkai

binatang, dan sebagainya. Cara mensucikannya adalah dengan

menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan

menggunakan air yang suci. Ketiga, najis mughaladah adalah

najis berat yang bersumber pada anjing dan babi. Cara

mensucikannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh

tujuh kali, satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur

dengan tanah.

Taharah dari hadas meliputi dua hal yaitu hadas kecil dan

(55)

40

dari empat hal, yaitu: keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan

dubur, hilang akal (tidur), bersentuhan kulit antara laki-laki dan

perempuan yang bukan mukhrim, menyentuh qubul dan dubur

dengan telapak tangan. Cara mensucikannya adalah dengan

berwudu, jika tidak ada air maka bisa bertayamum. Jika terkena

hadas besar apabila melakukan atau mengalami salah satu dari

enam perkara, yaitu: berhubungan suami istri, keluar mani, haid,

melahirkan, nifas, meninggal dunia. Cara mensucikannya adalah

dengan mandi wajib, yaitu dengan membasahi seluruh tubuh dari

ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau

karena suatu hal maka bias dengan tayamum.

2. Tata cara Taharah

a. Mandi Wajib

Mandi wajib adalah mandi untuk menghilangkan

hadas besar, atau sering disebut dengan mandi janabat

/junub. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:

1) Niat

2) Menghilangkan najis apabila terdapat di badannya,

seperti bekas tetesan darah

3) Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut

sampai ujung kaki. Pada saat mandi wajib, kita juga

disunahkan membaca basmalah, mencuci kedua tangan

(56)

41

dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri,

menggosok tubuh.

b. Wudu

Wudu adalah cara bersuci untuk menhilangkan

hadas kecil. Tata caranya adalah sebagai berikut:

1) Niat

2) Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur,

dan membersihkan kedua lubang hidung

3) Membasuh muka

4) Mengusap kepala

5) Disunahkan membasuh telinga

6) Membasuh kaki sampai kedua mata kaki

7) Tertib

8) Berdoa setelah wudu

3. Tayamum

Tayamum adalah pengganti wudu atau mandi

wajib.Hal ini dilakukan karena rukhsah (keringanan) untuk

orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa

halangan.Tayamum dilakukan dengan sarana debu yang

suci, debu ini digunakan sebagai pengganti air. Adapun tata

cara tayamum adalah sebagai berikut:

1) Niat.

(57)

42

3) Mengusap tangan kanan hingga siku-siku dengan debu.

4) Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu.

c. Hikmah Taharah

Betapa pentingnya bersuci (taharah) dalam

kehidupan manusia, baik itu dari najis ataupun hadas.

Bersuci memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa.

Keutamaan dan manfaat itu adalah sebagai berikut:

1) Orang yang hidup bersih akan terhindar dari segala

macam penyakit, karena kebanyakan penyakit

bersumber pada kuman dan kotoran.

2) Rasulullah Saw bersabda bahwa orang yang selalu

menjaga wudu akan bersinar wajahnya kelak saat

dibangkitka dari kubur.

3) Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri

kepada Allah Swt.

4) Rasulullah Saw menegaskan bahwa kebersihan adalah

sebagian dari iman.

5) Kebersihan akan membuat kita menjalani hidup lebih

nyaman.

D. Kaitan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menggunakan Metode

Jigsaw

Selama ini mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan

(58)

43

sekolah. Minat terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

sangat rendah. Kurang diminatinya pelajaran agama Islam salah

satunya dipengaruhi oleh cara guru dalam menggunakan metode yang

diterapkan dalam pembelajaran. Cara guru dalam menyampaikan

materi dianggap terlalu monoton dan membosankan, oleh karena itu

banyak peserta didik yang apatis terhadap pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dan akibatnya semakin rendah minat mereka dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran yang mejadikan peserta didik

aktif dalam pembelajaran agama Islam khusunya dalam materi

Taharah adalah metode jigsaw, karena metode ini melibatkan siswa

secara aktif untuk dapat bekerjasama di dalam suatu kelompok dalam

memahami isi materi yang diberikan. Materi yang didalamnya berisi

tentang najis dan hadas akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik

dengan metode pembelajaran jigsaw, dengan bekerjasama dan saling

bertukar pengalaman dalam kelompok akan memudahkan peserta didik

untuk memahami materi pelajaran. Setiap kelompok diberi materi

mengenai hidup bersih menjadi nyaman, dimana di dalamnya berisi

macam-macam najis dan hadas, serta tata cara mensucikannya.

Kondisi ini secara tidak langsung akan memaksa peserta didik untuk

aktif bekerjasama di dalam kelompok.

Adanya kelompok asal dan kelompok ahli akan membuat

(59)

44

ditunjuk untuk menjadi kelompok ahli akan memainkan perannya

dalam menyampaikan informasi lain dari kelompok ahli ke kelompok

asal, sehingga setiap anggota dari kelompok asal mendapat suasana

(60)

45 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Identitas sekolah

a) Identitas Sekolah

Identitas SMP Negeri 2 Tuntang dapat dilihat dari tabel

dibawah ini:

Tabel 3.1

Nama Sekolah SMP NEGERI 2 TUNTANG

NPSN 20320272

Status Sekolahan Negeri

Jenjang Pendidikan SMP

Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten/Kota Kab. Semarang

Kecamatan Kec. Tuntang

Desa/Kelurahan Candirejo

Alamat Jl. Mertokusumo

Kode Pos 50773

Posisi Geografis -7.2869 Lintang

110.4851 Bujur

SK Pendirian Sekolah 0557/O/1984

(61)

46

Status Kepemilikan Pemerintah Daerah

SK Izin Operasional 0557/O/1984

Tanggal SK Izin Operasional

1984-11-20

Kebutuhan Khusus Dilayani 0

Nomor Rekening 3-033-09592-8

Nama Bank BANK JATENG

Cabang KCP/Unit Salatiga

Rekening Atas Nama SMPN 2 TUNTANG

MBS Ya

Luas Tanah Milik (m2) 17775

Luas Tanah Bukan Milik (m2) 0

Nama Wajib Pajak Bendahara BOS

NPWP 005985627505000

b) Data Periodik

Data periodik sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Waktu Penyelenggaraan Pagi

Bersedia Menerima Bos? Ya

Sertifikasi ISO Belum Bersertifikat

Sumber Listrik PLN/4400

(62)

47 c) Sanitasi

Sanitasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Kecukupan Air Cukup

Sekolah Memproses Air Sendiri Tidak

Air Minum Untuk Siswa Tidak Disediakan

Mayaroritas Siswa Membawa Air

Minum

Ya

Jumlah Toilet Berkebutuhan Kusus 0

Sumber Air Sanitasi Ladeng/PAM

Ketersediaan Air di Lingkungan

Sekolah

Ada Sumber Air

Tipe Jamban Leher angsa (toilet jongkok)

Jumlah Tempat Cuci Tangan 12

Sabun dan Air Mengalir pada

Tempat Cuci Tangan

Ya

Jumlah Jamban dapat digunakan Laki-laki: 1, perempuan: 0,

bersama: 0

Jumlah Jamban tidak dapat

digunakan

Laki-laki: 0, perempuan: 0,

(63)

48 2. Sejarah SMP Negeri 2 Tuntang

SMP Negeri 2 Tuntang terletak di Jl. Mertokusumo, Desa

Candirejo, Tuntang. Meski letak sekolah yang jauh dari jalan raya

besar akan tetapi lokasi SMP Negeri 2 Tuntang sangat strategis dan

sangat mudah di jangkau oleh masyarakat karena terdapat angkutan

kota yang sampai di depan sekolah. SMP Negeri 2 Tuntang berdiri

pada tanggal 20 November 1984, dan memiliki izin operasional pada

tanggal 20 November 1984.

SMP Negeri 2 Tuntang untuk pembelajaran 2017/2018

menerapkan KTSP untuk kelasVIII dan IX serta K13 untuk kelas VII.

Dari sisi akademik maupun non akademik prestasi yang diraih oleh

SMP Negeri 2 Tuntang dari tahun ketahun semakin menunjukkan

peningkatan sehingga dapat dikatakan cukup memenuhi harapan

dimasyarakat.

3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Tuntang

a. Visi Sekolah

Mengacu pada standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk

jenjang Pendidikan Dasar sebagaimana dalam PP 19/2005 tentang

standar Nasional Pendidikan (pasal 26), maka tujuan pendidikan

SMP/MTs adalah untuk meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sejalan degan

(64)

49

2 Tuntang adalah Terselenggaranya Pendidikan bermutu yang

ditandai dengan meningkatnya prestasi dan budi pekerti luhur“.

Indikator Visi, antara lain sebagai berikut:

1) Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif,

2) Terwujudnya pengembangan tenaga pendidik dan

kependidikan,

3) Terwujudnya penyelenggaraan proses pembelajaran aktif,

inovatif, kreatif, dan menyenangkan;

4) Terwujudnya peningkatan fasilitas pendidikan,

5) Terwujudnya peningkatan kompetensi kelulusan,

6) Terwujudnya peningkatan mutu kelembagaan dan manajemen;

7) Terwujudnya pengembangan pembiayaan pendidikan yang

memadai wajar, dan adil;

8) Terwujudnya pengembangan penilaian,

9) Terwujudnya pendidikan karakter dan imtaq yang terintegrasi

dengan semua mata pelajaran dengan baik.

b. Misi Sekolah

1) Mewujudkan kurikulum yang adaptif,

2) Meningkatkan pengembangan tenaga pendidikan dan

kependidikan

3) Mengupayakan penyelenggaraan proses pebelajaran aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan,

(65)

50

5) Mewujudkan peningkatan kompetensi kelulusan,

6) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh,

7) Memperdayakan peran serta masyarakat dalam peningkatan

pembiayaan, pendidikan yang memadai, wajar, dan adil,

8) Meningkatkan pengembangan penilaian,

9) Mewujudkan pendidikan karakter dam imtaq yang terintegrasi

dengan semua mata pelajaran yang baik.

B. Fasilitas Sarana dan Prasarana

1. Data Ruang Kelas SMP Negeri 2 Tuntang

Tabel 3.4

Ruang Kelas Jumlah Ruang Kelas

Kelas VII 7

Kelas VIII 7

Kelas IX 7

Jumlah 21

2. Data Ruang Lainnya SMP Negeri 2 Tuntang

(66)

51

5. BK 1 ....x...

6. playground 1 ...x...

3. Data Fasilitas SMP Negeri 2 Tuntang

Tabel 3.6

NO FASILITAS JUMLAH

1 L. Badminton 1

2 L.Basket 1

3 L.Volli 1

4 Kantin 1

5 Parkiran motor 3

6 Musola 1

C. Guru dan Karyawan

1. Data Guru dan Karyawan

Tabel 3.7

No Nama Status Kepegawaian

1. ADI NUGROHO PNS

2 AGUS TRIYONO PNS

3 ANDI IRAWATI PNS

(67)

52

5 ANTONIA INDARTI PNS

6 ARDINA NOVIANTI PNS

7 AS’ADIYATI PNS

8 BADRI PNS

9 CATUR RUSMIYANTO PNS

10 CH. TRININGRUM PNS

11 DIDIK BUDI JATMIKO PNS

12 DINAR EFISANTI PNS

13 DWI LESTARI PNS

14 EDIJ KISMARTANTO PNS

15 EKO SULISTIANTO GTY/PTY

16 ELLY MURTININGSIH PNS

17 ENY BUDI RAHAYU PNS

18 FARIDA RATNA DEWI PNS

19 HARI LATIYANA PNS

20 HENY RATNA TULIANA

RAHMAWATI PNS

21 ISTIROKHAH PNS

22 IWAN ERFANI PNS

23 L. SULISTYOWATI PNS

24 MUHAMMAD TUNGGONO PNS

25 NUGRAHENI CAHYANINGRUM

Gambar

Gambar 1.1
No Tabel 1.1 Hal yang diamati
No Tabel 1.2 Hal yang diamati
Tabel 3.2 Waktu Penyelenggaraan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Khadziq, (2016) Konvergensi Media Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja dalam Membangun Industri Media

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan atlet cabang olahraga tenis meja sebelum menghadapi pertandingan pada Kejuaraan Nasional di Semarang

optimal bagi kepentingan kegiatan pembelajaran, (b) para guru juga tidak dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang pengembangan

Kemudian penulis menggunakan metode Cause-Effect Diagram, Analytical Hierarchy Process, dan Failure Mode Effect Analysis untuk mengetahui penyebab cacat pada produk.. Pada

“misi sosio -pedagosis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makhluk sosial menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, taat hukum,

membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada “ Hubungan antara kualitas produk dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen di Matahari. Department Store

Situs web ini terdiri dari fitur-fitur yang memudahkan pelanggan untuk mencari informasi produk, memesan produk dan membantu pelanggan mencari solusi atas masalah yang

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuanitatif untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan, strategi promosi dan kepuasan