• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1. Profil Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung berdasarkan peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 11 tahun 2011 tanggal 30 Juni 2011 tentang susunan Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Bhayangkara berkedudukan dibawah Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat melalui Kabiddokkes dengan tugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan kedokteran kepolisian untuk mendukung tugas operasional Polri dan pelayanan kesehatan Kepolisian bagi pegawai negeri pada Polri dan keluarganya serta masyarakat umum secara prima.

Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung telah memiliki Surat Izin Operasional tetap Nomor : 445/7102-Dinkes/01-SIPRS/IX/14 tanggal 22 September 2014 tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit dari Walikota Bandung untuk menyelenggarakan kegiatan Rumah Sakit.

Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung awalnya adalah sebuah klinik yang berdiri pada tanggal 15 Maret 1957 dijalan H. Wasid No.1diatas lahan Eigendom No.159. Klinik ini didirikan dan dikelola oleh yayasan Kesejahteraan Pegawai Polisi Karesidenan Priangan yang dipimpin K.B.P Moestafa Pane dengan nama Klinik Budi Bakti dengan tujuan memelihara kesejahteraan dan perekonomian dalam arti seluas-luasnya, termasuk perawatan kesejahteraan bagi anggotanya, sedangkan bentuk pelayanan yang disediakan adalah perawatan ibu hamil dan pertolongan persalinan.

Dalam perjalanan selanjutnya klinik bersalin Budi Bakti dikembangkan menjadi Rumah Sakit Sartika Asih setelah dilakukan pengembangan bangunan oleh Pimpinan Daerah Angkatan Kepolisian Jawa Barat dan diresmikan pada tanggal 21 Mei 1969 dengan nama Rumah Sakit

(2)

2

Sartika Asih dengan tambahan layanan berupa laboratorium sederhana, rawat jalan dan rawat inap pasien-pasien kebidanan dan non kebidanan.

Pada tahun 1977 Rumah Sakit Sartika Asih ditetapkan menjadi Rumah Sakit ABRI tingkat IV berdasarkan S.K. Menhankam/Pangab No.Skep/226/a/II/1977, kemudian ditingkatkan menjadi Rumkitpol tingkat III oleh Kapolri dengan Surat Keputusan Kapolri No.Pol. : Skep/262/VI/1989 tanggal 22 Juli 1989 dengan kapasitas tempat tidur pasien yang semula 50 tempat tidur menjadi 75 tempat tidur pasien.

Pada bulan Agustus tahun 2000, lokasi Rumah Sakit Sartika Asih dipindahkan ke Jl. Mochamad Toha No. 369 Bandung, diatas lahan seluas 8.083 M², atas kebijakan pimpinan Polda saat itu dengan menempati lokasi baru yang lebih lengkap dan penambahan kemampuan layanan. Rumah Sakit Sartika Asih ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/1549/X/2001 tanggal 30 Oktober 2001dengan nama Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih serta peningkatan statusnya menjadi Rumah Sakit Tingkat II.

Pada tahun 2009 Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung lulus akreditasi 5 pelayanan dasar oleh komisi akreditasi rumah sakit dengan Sertifikat No. : YM.01.10/III/2098/09.

Pada 11 Mei 2011 Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung dirubah namanya menjadi Rumkit Bhayangkara Bandung (RSBB) berdasarkan surat rujukan Kapolri nomor : B/1574/V/2011/Srena, kembali menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor : Kep/195/IV/2012 tanggal 10 April 2012 tentang penetapan Rumah Sakit Bhayangkara sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai persyaratan administratif untuk menjadi sebuah BLU yang sudah didapatkan oleh Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih melalui penetapan Keputusan Menteri Keuangan No.265/KMK.05/2011 bersama-sama dengan 33 RSB diseluruh Indonesia.

(3)

3

1.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung

1. Visi dan Misi a. Visi

Menjadi Rumah Sakit unggulan dalam kegiatan Kedokteran Kepolisian dan Pelayanan Kesehatan di Jawa Barat.

b. Misi

1) menyelenggarakan pelayanan kedokteran kepolisian seluruh jajaran wilayah hukum Polda

2) menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pegawai negeri Polri dan keluarganya serta masyarakat umum

3) menyelenggarakan pengelolaan keuangan badan layanan umum bidang layanan kesehatan melalui penerapan praktik bisnis yang sehat

4) mewujudkan klasifikasi rumah sakit dari C+ menjadi B 5) menyelenggarakan tata kelola klinis dan tata kelola

rumah sakit sesuai dengan standar akreditasi versi 2012.

2. Tujuan

Tujuan Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung adalah: a. Terwujudnya pelayanan Kedokteran Kepolisian yang dapat

mendukung pelaksanaan tugas di wilayah hukum Polda Jabar

b. Terwujudnya Pelayanan Kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Polri dan masyarakat umum c. Terwujudnya pengelolaan keuangan badan layanan umum

bidang layanan kesehatan yang menguntungkan bagi masyarakat Polri dan masyarakat umum

(4)

4

d. Terwujudnya peningkatan klasifikasi rumah sakit yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dukungan terhadap pelaksanaan tugas Polda Jabar

e. Terselenggaranya tata kelola klinis dan tata kelola rumah sakit sesuai standar akdreditasi versi 2012 yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat Polri dan masyarakat umum.

1.1.3. Budaya Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung memiliki dan mengembangkan budaya organisasi yang menjadi landasan cita-cita organisasi dipengaruhi oleh dua hal yaitu budaya rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan kepada seluruh pegawai negeri pada Polri dan keluarga serta masyarakat umum; dan budaya rumah sakit sebagai dukungan terhadap pelaksanaan tugas pokok Kepolisian.

Budaya Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung diarahkan menuju dua hal tersebut yaitu mengutamakan kepuasan pelanggan yang berarti mejadikan keluhan pelanggan sebagai modal untuk penyempurnaan layanan dan kebersamaan yang berarti setiap tindakan yang dilakukan didasarkan pada pertimbangan kepentingan bersama antara rumah sakit dan staf maupun dengan pasien.

Budaya Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung tercermin dalam 3 (tiga) “P” dan 5 (lima) hal perilaku yaitu :

a) Profesional yang berarti setiap tindakan yang dilakukan didasarkan pada standar kompetensi yang ditetapkan.

b) Prosedural yang berarti setiap tindakan yang dilakukan didasarkan pada SPO yang sudah ditetapkan.

c) Proporsional yang berarti setiap tindakan yang dilakukan didasarkan pada pertimbangan seimbang, sesuai moral etika yang berlaku.

(5)

5 a) Jujur dan bertanggung jawab; b) Menampilkan ketauladanan; c) Menjadi konsultan yang solutif;

d) Meningkatkan kualitas kinerja (bawahan dan kesatuan); e) Anti KKN dan anti kekerasan.

Budaya tersebut diwujudkan kedalam perilaku sehari-hari pada pelaksanaan tugas bagi seluruh personel Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung.

1.1.4. Susunan Pejabat Pengelola Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung

Susunan Pejabat pengelola Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih berdasarkan Keputusan Kapolda Jabar

A. Unsur Pimpinan

1 Kepala Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung (Karumkit Bhayangkara)

2 Wakil Kepala Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung (Wakarumkit Bhayangkara)

B. Unsur Pembantu Pimpinan dan Pelaksana Staf

1 Subbagian pengawasan internal (Subbag Wasintern) (a) Kaurwasbin

(b) Kaurwasopsyan (c) Pamin

(d) Bamin/Banum

2 Subbagian perencanaan dan administrasi (Subbag Renmin) (a) Kaurtu (b) Kaurren (c) Kaurmin (d) Kaurkeu (e) Pamin (f) Bamin/Banum

(6)

6

3 Subbagian pembinaan fungsi (Subbag Binfung) (a) Kaur SIM dan RM

(b) Kaur Diklit (c) Pamin

(d) Bamin/Banum C. Unsur pelaksana Utama

1 Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian (Subbid Yanmed Dokpol)

(a) Kaur Yanmed (b) Kaur Yanwat (c) Kaur Yandokpol (d) Paur

(e) Pamin

(f) Bamin/Banum

2 Sub Bidang Penunjang Medik dan Umum (Subbid Jang Medum)

(a) Kaur Jang Med (b) Kaur Jang Um (c) Paur

(d) Pamin

(7)

7 1.2. Latar Belakang Masalah

Tuntutan kualitas pelayanan menjadi prioritas di Indonesia khususnya dalam pelayanan di rumah sakit terutama di kota-kota besar. Rumah sakit tidak cukup bila hanya menawarkan pelayanan dengan kosep asal “selamat” tetapi perlu menawarkan hasil maksimal berupa pelayanan yang berdasarkan kepuasan dengan standar profesi yang tinggi.

Rumah sakit tidak hanya berfungsi untuk kegiatan mengobati, tetapi merupakan tempat untuk meningkatkan status kesehatan individu, sehingga kualitas kesehatan dan hidup manusia Indonesia meningkat pula. Lebih jauh dikatakan bahwa rumah sakit merupakan salah satu tatanan pemberi jasa layanan kesehatan yang semakin berkembang dan jika dilihat jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun (Hafizurrachman, 2009).

Menurut Permenkes RI Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit, sedangkan Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit.

Berdasarkan penjelasan di atas Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung termasuk kedalam klasifikasi rumah sakit umum karena Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung menyelenggarakan pelayanan medis dan keperawatan serta penunjang medis umum seperti halnya yang biasa ditemukan pada Rumah Sakit Umum lainnya. Namun, sebagai rumah sakit milik Kepolisian Republik Indonesia, Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung memiliki karakteristik khusus dibanding Rumah Sakit Umum (RSU) lainnya khususnya dalam pelayanan kedokteran kepolisian forensik. Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung dituntut dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih teliti dan lebih cepat dalam memberikan pelayanan kedokteran

(8)

8

kepolisian kepada masyarakat dan penyidik dibandingkan dengan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum lainnya.

Hasil Survey Sensus Nasional tahun 2013 menunjukan bahwa jumlah rumah sakit umum di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 saja telah mencapai 205 unit, pertumbuhannya dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 1.1

Jumlah Pertumbuhan Rumah Sakit Umum, dan Rumah Sakit Khusus Provinsi Jawa Barat, 2012 dan 2013

Sumber : data yang telah diolah (www.bps.go.id , 2016)

Tren kenaikan jumlah rumah sakit tahun 2012 dan 2013 yang semakin bertambah mengindikasikan bahwa rumah sakit harus mampu bersaing dan memenangkan persaingan tersebut khususnya rumah sakit umum. Untuk itu, sebagai rumah sakit yang termasuk kedalam klasifikasi rumah sakit umum, Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung harus bisa meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan rumah sakit umum lainnya.

Ada beberapa hal yang dibutuhkan rumah sakit untuk memenangkan persaingan, terutama sumber daya dan sistem manajerial agar mampu menciptakan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit yang berkualitas bagi pelanggannya. Sumber daya manusia yang harus dimiliki rumah sakit pada

2012 2013 0 50 100 150 200 250

Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Khusus 182

61 205

69 2012

(9)

9

prinsipnya telah diatur melalui akreditasi rumah sakit yakni dalam penentuan jumlah dan spesifikasi tenaga kerja serta fasilitas penunjang layanan yang harus dimiliki oleh sebuah rumah sakit.

Keberadaan sumber daya manusia yang handal memiliki peran yang lebih strategis dibandingkan sumber daya yang lain. Sumber daya manusia saat ini dianggap sebagai modal paling penting yang dimiliki oleh suatu organisasi, oleh sebab itu perusahaan atau organisasi harus mampu memberdayakan modal tersebut untuk mencapai tujuannya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mendorong para karyawannya agar mampu mencapai tujuan organisasi yaitu melalui manajemen kinerja. Hal ini didukung oleh pendapat Dessler, G (2003:322) yang menyatakan bahwa manajemen kinerja termasuk praktik manager mendefinisikan tujuan dan pekerjaan karyawan, mengembangkan kemampuan karyawan, serta mengevaluasi dan memberikan penghargaan pada usaha seseorang yang keseluruhannya ada dalam kerangka bagaimana seharusnya kinerja karyawan berkontribusi untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung dituntut dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih teliti dan lebih cepat dalam memberikan pelayanan dari rumah sakit - rumah sakit pada umumnya, maka rumah Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung harus mampu memiliki kinerja yang baik untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Capaian indikator kinerja utama pada Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung menggunakan perjanjian kinerja tahun 2015 yang telah diperbaharui dan ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan.

Penghitungan persentase capaian indikator kinerja utama, perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi dengan menggunakan rumus :

Sumber : Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung % tingkat capaian

kinerja =

% pencapaian/realisasi

X 100% % rencana/target

(10)

10

Semakin tinggi reaslisasi menunjukkan capaian kinerja yang semakin baik. Tabel 1.1

Capaian Indikator Kinerja Utama Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TA 2015 % Target % Realisasi % Kinerja 1 Terwujudnya pelayanan kedokteran kepolisian yang unggul sesuai standar Rumkit Bhayangkara TK II. a. Persentase capaian Pelayanan Kedokteran Forensik. 90 57 63 b. Persentase capaian Pelayanan Kesehatan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. 83 63 76 2 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang produktif, efisien, berdaya saing tinggi, berkualitas serta memberi manfaat kepada masyarakat Polri dan masyarakat umum. a. Persentase capaian Pertumbuhan produktivitas. 93 79 85 b. Persentase capaian Efisiensi layanan. 71 63 89 c. Persentase capaian Pengembangan SDM. 100 100 100 d. Persentase capaian Penelitian dan Pengembangan. 100 100 100 3 Terwujudnya pengelolaan a. Persentase capaian Rasio Keuangan. 82 76 93

(11)

11 keuangan badan layanan umum bidang layanan kesehatan yang efesien, produktif melalui penerapan praktik bisnis yang sehat. b. Persentase capaian Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU. 91 85 93 4 Terwujudnya peningkatan klasifikasi Rumah Sakit menuju Rumah Sakit kelas B.

a. Persentase tersedianya SDM sesuai standar Rumah Sakit kelas B.

80 80 100

b. Persentase tersedianya alkes sesuai standar Rumah Sakit kelas B.

80 75 94

c. Persentase tersedianya faskes sesuai standar Rumah Sakit kelas B.

80 79 99

5

Terwujudnya akreditasi Rumah Sakit sesuai standar akreditasi versi 2012. a. Persentase jumlah SDM yang diikutkan workshop akreditasi. 75 60 80 b. Persentase tersusunnya dokumentasi akreditasi. 75 50 66

Sumber : Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung

Dari tabel 1.1 diketahui bahwa kinerja Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung terdapat 10 indikator dari total 13 indikator yang bermasalah karena persentase dari realisasi kurang dari persentase dari target yang menyebabkan kinerja pada Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung masih kurang. 10 indikator tersebut di antaranya:

(12)

12 Tabel 1.2

Capaian Indikator Kinerja Utama Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung yang Tidak Memenuhi Target

NO Indikator Kinerja Utama Target %

Realisasi %

Kinerja %

1 Persentase capaian pelayanan

kedokteran forensik 90 57 63

2

Persentase capaian pelayanan kesehatan keamanan dan ketertiban masyarakat

83 63 76

3 Persentase capaian pertumbuhan

produktifitas 93 79 85

4 Persentase capaian efisiensi layanan 71 63 89 5 Persentase capaian rasio keuangan 82 76 93 6 Persentase capaian Kepatuhan

Pengelolaan Keuangan BLU. 91 85 93

7 Persentase tersedianya alkes sesuai

standar Rumah Sakit kelas B. 80 75 94

8 Persentase tersedianya faskes sesuai

standar Rumah Sakit kelas B. 80 79 99

9 Persentase jumlah SDM yang

diikutkan workshop akreditasi. 75 60 80

10 Persentase tersusunnya dokumentasi

akreditasi 75 50 66

Rata-rata 82 68,5 77.2

Sumber : Data yang telah diolah (2016)

Dari tabel 1.2 dapat di lihat bahwa penilaian kinerja dari 10 indikator yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Rumkit

(13)

13

Bhayangkara Tk. II Sartika Asih 2015 mengalami kegagalan dalam mencapai target yang sudah ditetapkan. Secara keseluruhan rata-rata realisasi kinerja masih berada dibawah nilai dari rata-rata target sehingga rata-rata kinerja pada Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung menunjukan hasil yang negatif.

Besarnya peranan SDM di perusahaan berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan ataupun organisasi. Peningkatan kinerja suatu perusahaan tidak terlepas dari kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan para karyawannya. Kebutuhan tersebut dapat berupa pemberian kompensasi yang adil sesuai dengan kontribusi yang diberikan karyawan dan dapat memenuhi harapan karyawan itu sendiri. Supaya dapat bekerja dengan optimal, para karyawan membutuhkan suatu pendorong untuk semakin meningkatkan kinerjanya. Salah satu contohnya adalah melalui pemberian kompensasi yang sesuai dengan harapan karyawan.

Wibowo (2007:133) kesalahan dalam menerapkan sistem kompensasi akan berakibat timbulnya de-motivasi dan tidak adanya kepuasan kerja dikalangan pekerja. Apabila hal tersebut terjadi dapat menyebabkan turunnya kinerja baik pekerja maupun organisasi.

Hasibuan (2012:118) membagi kompensasi menjadi dua yaitu: kompensasi langsung (direct compensation) berupa gaji, upah, insentif dan kompensasi tidak langsung (indirect compensation atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan). Disebutkan oleh Samsudin (2009 : 187) kompensasi mempunyai dua aspek: Pertama, pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus, dan kedua, pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan, seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan. Mathis dan Jackson dalam Subekhi dan Januar (2012:188) Gaji pokok dan penghasilan tidak tetap merupakan bentuk paling umum kompensasi langsung, sedangkan kompensasi tidak langsung terdiri atas tunjangan karyawan dan asuransi karyawan.

Wawancara penulis dengan Ajun Kominsaris Polisi (AKP) Lukman Hakim (2016) selaku Kepala Urusan Perencanaan, bahwa memang kompensasi sangat memiliki peran penting dalam kelangsungan sebuah Instansi Pemerintahan karena

(14)

14

ini berkaitan langsung dengan para karyawan, kemudian melihat hal itu Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung telah berusaha sebaik mungkin dalam melakukan pemberian kompensasi langsung maupun kompensasi tidak langsung kepada karyawan, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.3

Jenis Kompensasi Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung

No Kode Jenis Keterangan

1 P1 Pay For Position (Job) Gaji

Tunjangan Tetap

2 P2 Pay For Performance

(Remunerasi Berdasarkan Kinerja)

Unit Individu

3 P3 Pay For Personal

Uang Makan Tunjangan Hari Tua

Asuransi Sumber : Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung

Terlihat dari tabel 1.3 menunjukan bahwa terdapat dua jenis kompensasi yaitu kompensasi langsung (direct compensation) dan kompensasi tidak langsung

(indirect compensation atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan).

Kompensasi langsung yang diberikan Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung berupa :

1. P1 Pay For Position yaitu kompensasi yang diberikan langsung

berdasarkan tingkat kepangkatan dan juga tanggung jawab jabatan yang diberikan oleh Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung kepada masing-masing karyawannya. Dimana gaji yang diberikan dihitung berdasarkan tingkat kepangkatan yang dimiliki karyawan, sedangkan tunjangan tetap diberikan berdasarkan tanggung jawab jabatan yang diemban oleh karyawan.

2. P2 Pay For Performance yaitu kompensasi yang diberikan berdasarkan

(15)

15

secara unit ataupun individu, biasanya kompensasi yang didapat dari hasil ini berupa uang.

Selanjutnya, bentuk kompensasi tidak langsung yang diberikan Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung kepada karyawannya adalah tunjangan yang terdiri dari uang makan, tunjangan hari tua, dan asuransi. Asuransi yang diberikan Rumkit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung berupa pembiayan penuh untuk semua penyakit yang diderita oleh karyawan maupun keluarga karyawan (suami/istri dan 2 orang anak) atau sekedar konsultasi kesehatan dan check-up rutin tanpa bayar sedikitpun. Dalam hal ini uang makan dan tunjangan hari tua yang diberikan Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung termasuk dalam upaya untuk mensejahterakan karyawan yang bersifat tidak stabil dan tidak diketahui dengan pasti berapa jumlahnya. Hal tersebut sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Hasibuan (2012:118).

Adanya fenomena seperti uang makan, dan tunjangan hari tua yang tidak stabil dan tidak diketahui dengan pasti berupa jumlah nominal ataupun sistem perhitungan tentang penerimaan kompensasi yang diterima bisa mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri, dikatakan oleh Sunyoto (2012:153), Akibat ketidakpuasan dalam pembayaran kompensasi akan mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan, penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologis, seperti ketidakhadiran dan sebagainya.

Maka dari yang telah dijabarkan, menjaga kepuasan karyawan merupakan suatu hal yang penting karena dapat berdampak pada sukses atau tidaknya suatu perusahaan ataupun organisasi. Hal ini selaras dengan penelitian Dangnga (2013) yang menyatakan bahwa “secara parsial gaji memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Peningkatan pemberian gaji, yang akan dibarengi dengan meningkatnya pula kinerja karyawan”.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan maka penulis akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung”

(16)

16 1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1) Seberapa besar tingkat kompensasi yang ada di Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung menurut persepsi karyawan? 2) Seberapa besar kinerja karyawan yang ada di Rumah sakit Bhayangkara

Tk. II Sartika Asih Bandung menurut persepsi karyawan?

3) Apakah terdapat pengaruh antara kompensasi dan kinerja karyawan Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kompensasi di Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung.

2) Untuk mengetahui seberapa besar kinerja karyawan Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung.

3) Untuk mengetahui pengaruh antara kompensasi terhadap kinerja karyawan Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung. 1.5. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah keilmuan dibidangnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya pada kajian kompensasi dan kinerja karyawan. Disamping itu beberapa temuan yang terungkap dalam penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya. b. Kegunaan Praktis

Diharapkan berguna sebagai bahan evaluasi dan masukan kepada manajemen Rumah sakit Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Bandung

(17)

17

terhadap pemberian kompensasi karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan Sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat menambah literatur hasil penelitian dalam bidang kompensasi yang berpengaruh pada kinerja karyawan.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian terdiri dari lima bab yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Berikut adalah sistematika penulisan dari penelitan ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mejelaskan secara umum mengenai penelitian yang dilakukan. Berisi informasi umum diantaranya yaitu, gambaran umum objek penelitian, latarbelakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Pada bab ini dibahas teori-teori yang di ambil dari beberapa sumber baik berupa buku maupun media lain seperti internet. Terdapat pula perbandingan dengan laporan terdahulu yang mengangkat tema yang sama. Dibahas juga kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan dari analisis data.

BAB V PENUTUP

Sebagai bab akhir, dalam bab ini akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian penulis dan beberapa saran dari penulis bagi pihak yang berkepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai sebuah perusahaan keluarga yang terkenal di Bandung, Roti Gempol telah berhasil melanjutkan keberlangsungan bisnis keluarga yang ada sejak tahun 1958,

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja PDAM Kabupaten Bandung dengan mengambil judul penelitian “ Peranan Metode Balance

Networking yang dibentuk dalam komunitas NGADUide dibentuk untuk mendukung entrepreneur generasi muda kota Bandung untuk membuka opportunity dan resources dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak Rumah Sakit Islam Kendal dalam pengembangan sistem informasi melalui rancangan sistem informasi

Hasil dari penelitian analisis proses manajemen risiko pada proyek migrasi PT.Telekomunikasi Indonesia Divisi Telkom Regional III Unit Engineering and Deployment Bandung

Sebagai kota yang sempat ditetapkan sebagai ibu kota Hindia Belanda pengganti Jakarta, Bandung memiliki sejumlah tempat dan gedung bersejarah seperti yang terdapat

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih objek penelitian yaitu Kantor Akuntan Publik di Bandung sebagai unit analisis untuk menguji apakah Pengalaman Kerja,

1) Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bandung, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dalam menerapkan secara penuh standar akuntansi