• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.

Pengkajian

1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 5-7-2010 di Ruang larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang dengan diagnosa medis skizofrenia paranoid. Pasien bernama Nn. J dengan nomor Registrasi 072090, umur 18 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMP, suku jawa indonesia, agama islam, status belum menikah. tempat tinggal di kebumen, pasien di bawa keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondo Hutomo pada tanggal 05-06-2010 pukul 09.00 WIB dengan penanggung jawab Tn. P umur 41 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan wiraswasta hubungan dengan pasien adalah kakak.

2. Alasan Masuk

8 hari yang lalu sebelum Pasien dibawa masuk oleh keluarganya ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondo Hutomo pasien sering suka melamun, marah-marah, mendengar suara kucing dimalam hari, menyendiri dikamar, hubungan dengan tetangga renggang.

3. Faktor Presipitasi a. Riwayat penyakit

Nn. J, pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun sebelumnya semenjak putus sekolah sering melamun dan marah-marah. Pada tanggal 05-06-2010 Nn. J masuk Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino

(2)

Gondho Hutomo Semarang dengan keluhan sering melamun, suka sendiri dan marah-marah. Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang.

b. Nn. J tidak pernah mengalami aniaya fisik dalam keluarga maupun dalam lingkungannya.

c. Dalam keluarga Nn. J tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

d. Nn. J mengatakan selama sakit kadang melaksanakan ibadahnya dan terkadang tidak menjalankan ibadahnya.

4. Faktor Predisposisi

Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu diputus sama pacarnya semenjak itu pasien suka melamun, menyendiri sampai mengunci diri di rumah, pasien sering suka melamun, marah-marah, menyendiri dikamar, hubungan dengan tetangga renggang.

5. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan pada Nn. J, diperoleh dengan keadaam umum : Pasien dalam keadaan sadar, tanda – tanda vital : tensi darah: 130/90 mmHg nadi : 80 x/mnt, respiratori : 20x/mnt, suhu : 36oC, berat badan : 50 kg, tinggi badan :153 cm, keadaan fisik : kulit : putih, tidak keriput, turgor baik, tidak ada luka, kepala : rambut hitam, tidak kotor , mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, hidung : bersih, tidak ada polip, telinga : bersih, tidak ada sekret, mulut : mukosa lembab, Leher : tidak ada pembesaran tyroid, dada : simetris, pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan nyeri pada dada, abdomen : tidak ada masa dan tidak ada

(3)

benjolan, ekstremitas atas: di tangan tidak terpasang infus, tidak terjadi udem begitu juga dengan ekstremitas bawah tidak terpasang infus pada kakinya, dan tidak didapati udem.

6. Psikososial a. Genogram: keterangan gambar: : laki-laki : Perempuan : Meninggal dunia : Klien : Menikah : Garis keturunan : Tinggal serumah

Penjelasan : klien anak ke 4 dari 4 bersaudara, klien mengalami gangguan jiwa, ayah klien sudah meninggal dunia, ayah klien meninggal karena usianya yang sudah tua, klien mempunyai 3 kakak

(4)

perempuan, semua kaka klien sudah menikah dan masing-masing sudah dikaruniai anak, keluarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat gangguan jiwa, klien tinggal satu rumah dengan ibu klien. b. Konsep diri

1) Gambaran diri

Pasien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada kecacatan pada anggota tubuhnya.

2) Identitas diri

Pasien adalah seorang gadis, pasien menerima dirinya sebagai seorang wanita.

3) Peran diri

Sebelum sakit pasien mampu menjalankan tugas sebagai anak, namun setelah sakit pasien tidak bisa menjalankan perannya sebagai anak.

4) Ideal diri

Pasien mengharapkan kalau keluarganya memperhatikan dirinya. Pasien ingin kembali ke rumah supaya dapat berkumpul dengan saudaranya.

5) Harga diri

Pasienmerasa malu dengan teman-temannya karena temannya sudah ada yang menikah, pasien mengatakan kurang percaya diri bila kumpul dengan teman-temannya.

(5)

c. Hubugan sosial

Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat, pasien lebih suka sendiri, dan diam, begitu juga dalam Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino Gondo Hutomo pasien sering menyendiri, diam, menundukkan kepala, sulit di ajak komunikasi, dan Nn. J mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.

Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri. d. Spiritual

Pasien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari Allah. Selama di rumah pasien melaksanakan kegiatan ibadah, begitu juga di Rumah Sakit pasien masih melaksanakan ibadahnya.

e. Penampilan

Penampilan pasien cukup rapi, pasien memakai pakaian dengan sesuai. f. Pembicaraan

Pasien bicara dengan suara lambat, halus tapi jelas, inisiatif untuk memulai pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan topik pembicaraan

g. Aktivitas motorik

Pasien termasuk pasien yang kurang kooperatif, suka menyendiri. h. Alam prasaan

(6)

i. Afek

Pasien mengalami jenis afek apropiate (tepat) yaitu: klien sesuai dengan suasana yang terjadi, klien mengatakan senang dan klien tampak senyum ketika di ajak bermain, klien mengatakan benci dan muka tampak tegang ketika ada salah satu dari beberapa temannya yang menghinanya.

j. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara respon pasien mau menceritakan masalahnya kepada perawat walaupun kontak mata sulit dipertahankan selama berinteraksi.

k. Persepsi

Pasien mengatakan hanya mendengar suara-suara kucing sebanyak 5 kali pada waktu malam hari tetapi kucingnya tidak pernah ada dan saat dilakukan pengkajian klien pun tampak berbicara sendiri.

Masalah keperawatan : Perubahan persepsi sensori: halusinasi l. Proses pikir

Pasien mampu bercerita secara urut dan berarah. m.Isi pikir

Saat dikaji pasien tidak mempunyai gangguan isi pikir atau waham. n. Tingkat kesadaran

Kesadaran pasien composmentis, pasien menyadari bahwa dirinya ada di Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondohutomo, pasien mengetauhi hari, pasien mengenal nama perawat dan teman-temannya.

(7)

o. Memori

1) Daya ingat jangka panjang baik : pasien dapat mengatakan kalau dirinya lahir di kebumen.

2) Daya ingat jangka pendek baik : pasien mengutarakan kalau disini bersama kakaknya

3) Daya ingat sesaat baik : pasien masih ingat nama perawat selama 10 menit.

p. Tingkat konsentrasi berhitung

1) Konsentrasi : pasien dapat berkonsentrasi dengan baik pertanyaan dan pembicaraan yang diajukan oleh perawat.

2) Berhitung : pasien mampu berhitung 1-10. 3) Kemampuan penilaian

Pasien mampu mengambil keputusan yang sederhana tanpa bantuan perawat, misal : mandi.

q. Daya tilik diri

Pasien tidak mengingkari bahwa dirinya berada dalam RSJD Amino Gondo Hutomo, dan tidak menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan kondisi seperti ini akan tetapi pasien menganggap dirinya tidak sakit.

r. Kebutuhan persiapan pulang 1) Makan

Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat makan, dengan bantuan.

(8)

2) BAK/ BAB

Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempat wc. 3) Mandi

Pasien secara mandiri dapat mandi 2x sehari. 4) Berpakaian

Pasien dapat mengenakan pakaian sendiri dengan rapi, menyisir rambut, dan memakai sandal.

5) Istirahat tidur

Pasien mengatakan istirahat tidurnya nyenyak, pasien istirahat siang hari 2-3 jam, malam 8-9 jam.

6) Penggunaan obat

Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter (frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberiaan) secara rutin dengan bimbingan perawat.

7) Mikanisme koping

Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah, pasien sering memendamnya (tidak mau menceritakan pada orang lain) dan saat dilakukan pengkajian klien tampak menyendiri

Masalah keperawatan : Mikanisme koping tidak efektif 8) Masalah psikososial dan lingkungan

Selama di Rumah Sakit pasien tidak mempunyai masalah dalam hubungan sesama pasien.

(9)

9) Pengetahuan

Pasien kurang mengerti tentang penyakit jiwa yang diderita dan kurang bisa menggunakan kopingnya.

s. Aspek medik

Terapi : Cpz 2 x 50 mg, Stelazin 2 x 10 g, THP 2 x 2 g. t. Hasil laboratorium tanggal: 06 - 22 - 2010

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Glukosa puasa mm/100ml Glukosa 2 jam pp mm/100ml 70 – 115 Glukosa sewaktu mm/100ml Ureum mm/100ml 10 – 50 Creatinin mm/100ml Lk. 06 – 1.1 Cholesterol total mm/100ml 50 – 220 Trigliserid mm/100ml sd/150 Protein total mm/100ml 6.3 – 8.0 Albumin mm/100ml 3.8 – 5.1 Globulin mm/100ml 1.8 – 2.5 Bilirubin total mm/100ml s/d 1.0 Direk mm/100ml s/d 0.75 Indirek mm/100ml Lk. s/d 37 SGOT Unit /l kk.s/d 42 SGPT Unit /l Dws : 50 – 90 Alkali phospatase Unit /l L : 3.5 – 7.0

(10)

Urie Acid mg/160ml P : 2.5 – 57

Natrium 141.8 Mmol/l 135 – 145 mmol/L Kalium 3.74 Mmol/l 3.5 – 5.5 mmol/L Chloride 104. mg/dl 334 – 395 mg/dl Magnesium mg/dl 1.9 – 2.5 mg/dl Calcium mg/dl 8.1 – 10.4 mg B. Analisa Data No Tgl/jam Data Masalah 1. 05-07-2010 Ds :

-Pasien merasa malu dengan teman-temannya karena temannya sudah ada yang menikah -pasien mengatakan kurang percaya diri bila

kumpul dengan teman-temannya. Do :

-kontak mata sulit dipertahankan.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah 2 05-07-2010 Ds :

-Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain

Do :

-Pasien sulit diajak komunikasi -Pasien menundukkan kepala -Pasien menyendiri Isolasi sosial : menarik diri 3. 4. 05-07-2010 05-07-2010 Ds :

-Pasien mengatakan hanya mendengar suara-suara kucing sebanyak 5 kali pada waktu malam hari tetapi kucingnya tidak pernah ada.

Do :

-klien tampak berbicara sendiri Ds :

-Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah, pasien sering memendamnya (tidak mau menceritakan pada orang lain)

Do :

- klien tampak menyendiri

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Koping individu tidak efektif

(11)

C. Daftar Masalah Keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 2. Isolasi sosial : menarik diri

3. Perubahan persepsi sensori: halusinasi 4. Koping individu tidak efektif

D. Pohon masalah

Perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Koping individu tidak efektif

E. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 2. Isolasi sosial : menarik diri

3. Perubahan persepsi sensori: halusinasi 4. Koping individu tidak efektif

(12)

F. Perencanaankeperawatan

Nama : Nn. J Ruang : Larasati

Umur : 18 tahun CM : 072090

Perencanaan

Tgl No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional

5-7-2010 1 Gangguan konsep diri : harga diri rendah Sp lp 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Setelah Ix interaksi diharapkan: a. Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa tenang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi. 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik: a. Sapa pasien dengan ramah tamah baik verbal maupun nonverbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati 1. Hubungan saling percaya merupakan dasar kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

(13)

dan menerima pasien g. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien 2. Klien dapat mengidentifik asi a. Aspek positif dan kemampua n yang di miliki klien b. Aspek positif keluarga c. Aspek positif lingkungan klien b. Klien dapat menyebutkan aspek positif yang dimiliki klien, keluarga lingkungan 2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki klien 2.2 Setiap pertemuan hindari nilai negatif 2.3 Bersama klien buat daftar tentang aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan dan kemampuan yang dimiliki klien 2.1 Utamakan pemberian pujian yang realitis 2. Sebagai dasar asuhan keperawa-tan 3. membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan c. Klien dapat menilai kemampuan yang di miliki untuk dilaksanakan 3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat di gunakan selama sakit Dan dapat di lanjutkan penggunaan 3. Memoti- vasi diri untuk tetap mempertah ankan penggun aannya 4. membantu klien memilih d. klien dapat merencanakan 4.1 Tingkatkan kegiatan yang 4. Klien dapat

(14)

kegiatan yang akan di latihan sesuai dengan kemampuan klien kegiatan yang sesuai kemampuan yang dimiliki sesuai dengan toleransi dan kondisi 4.2 Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien (kegiatan mandiri, dengan bantuan) 4.1 Beri contoh kegiatan yang boleh digunakan berfikiran positif sehingga bisa membuat klien percaya diri 5. melatih klien kegiatan yang di pilih sesuai rencana yang di buat sesuai kemampuan klien e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat 5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan 5.2 Pantau kegiatan yang telah dilaksanakan 5.1 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang 5. Karena klien adalah individu yang bertanggun g jawab terhadap dirinya 6. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian f. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat 6.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan kedalam jadwal kegiatan harian 6. Agar klien terbiasa melakukan -nya

(15)

5-7-2010 1 Gangguan konsep diri : harga diri rendahnya Sp 2 p 1. Memvalidasi masalah dari latihan sebelum Setelah 2x interaksi diharapkan: a. Klien dapat menyebutkan dan mendemon-strasi kan latihan yang diajarkan sebelum nya 1.1 Motivasi klien untuk menyebutkan dan mendemons-trasikan latihan sebelumnya 1. Untuk mengingat kembali latihan sebelum-nya 2. Melatih kegiatan selanjutnya yang dipilih sesuai kemampuan b. Klien mendemo-nstrasikan cara yang dilatih 2.1 Beri pujian atas jawaban yang benar a. Motivasi klien untuk lebih bisa apa yang diajarkan b. Anjurkan klien untuk mengikuti lain memprak-tekan c. Beri reinforceme n positif atas tidakan yang di lakukan klien 2. Karena klien adalah individu yang bertanggun g jawab terhadap dirinya 3. Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian c. Klien bersedia untuk memasukkan kegiatan yang telah di lakukan ke dalam kegiatan jadwal harian 3.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan kedalam jadwal kegiatan harian 3. Agar klien terbiasa melakukan -nya

(16)

5-7-2010 1 Gangguan konsep diri : harga diri rendah Sp lk 1. Mendiskusi-kan masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat klien a. Keluarga dapat: - Menjelaskan perasaannya - Menjelaskan cara merawat harga diri rendah - Mendemon-strasikan cara perawatan klien harga diri rendah - Berpartisi-pasi dalam perawatan klien harga diri rendah 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga : a. Saling berkenalan b. Jelaskan tujuan c. Buat kontrak d. Ekplorasi 1.1 Motivasi keluarga klien menyetujui dan mengikuti kontrak 1. Hubungan saling percaya merupakan dasar kelancaran hubungan interaksi selanjut-nya 2. Menjelaskan pengertian harga diri rendah, tanda dan gejala serta prosesnya b. Keluarga mengerti dan menyebutkan kembali pengertian tanda dan gejala dan proses terjadinya harga diri rendah. 2.1 Diskusikan dengan keluarga klien tentang : a. Harga diri rendah b. Penyebab harga diri rendah c. Akibat yang akan terjadi jika harga diri rendah tidak ditangani d. Cara keluarga menghadapi harga diri rendah 2. Menganti-sipasi masalah yang timbul 3. Menjelaskan cara merawat pasien harga diri rendah c. Keluarga mengerti tentang cara merawat klien dengan harga 3.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara 3. Mening-katkan kemam-puan keluarga

(17)

diri rendah merawat klien dengan harga diri rendah dalam merawat klien dengan harga diri rendah. 4. Melatih keluarga memprakteka n cara meawat klien dengan harga diri rendah d. Keluarga mampu mempraktekan cara merawat klien dengan harga diri rendah 4.1 Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara merawat klien harga diri rendah 4. Mendorong keluarga akan sangat berpenga-ruh dalam memper-cepat proses penyem-buhan klien. 5-7-2010 2 Isolasi sosial : menarik diri Sp lp 1. Membina hubungan saling percaya a. Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa tenang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi. l. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik: a. Sapa pasien dengan ramah tamah baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati 1. Hubungan saling percaya merupakan dasar kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

(18)

janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima pasien g. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien 2. Mengidenti-fikasi penyebab isolasi sosial : menarik diri klien b. Klien dapat mengungkap-kan penyebab isolasi sosial : menarik diri. 2.1 Tanyakan pada klien tentang orang yang tinggal serumah / teman sekamar, orang yang paling dekat dengan klien di rumah / di ruang perawatan, apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut dan tidak dekat dengan orang tersebut, dan upaya apa yang sudah dilakukan supaya dekat dengan orang tersebut. 2.1 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri / tidak mau bergaul dengan orang lain 2. untuk mengeta-hui pengeta-huan klien dan alasan menarik diri

(19)

3. Mengidentifi-kasi keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. c. Diharapkan klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial misalnya : - Banyak teman - Tidak kesepian - Bisa berdiskusi - Saling menolong, Dan kerugian menarik diri, misal: - Sendiri - Kesepian - Tidak bisa diskusi 3.1 Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik diri 3.1 Diskusikan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik diri 3. Meningk-atkan pemaha-man klien tentang berhubung an dengan orang lain. 4. Melatih klien berkenalan dengan satu orang d. Klien dapat memperagaka n cara berkenalan dengan 1 orang 4.1 Beri motivasi dan bantu klien berkenalan atau komukasi dengan : perawat, pasien dan kelompok 4.2 Beri reinforcement positif atas keberhasilan dan usaha klien dalam berkenalan dengan 1 orang 4.1 Motivasi klien untuk lebih banyak lagi 4. Mening-katkan interaksi klien dengan lingkungan .

(20)

berkenalan dengan orang 5. Membimbing klien memasukkan ke dalam jadwal e. Klien mau memasukkan kegiatan yang telah dilakukan kedalam jadwal harian 5.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal harian 5. Agar klien terbiasa melakukan -nya 5-7-2010 2 Isolasi sosial : menarik diri Sp2p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien berkenalan dengan 2 orang atau lebih a. Klien dapat menyebutkan dan mendemostra-sikan latihan yang diajarkan sebelum nya b. Klien dapat mendemonstra si-kan cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih 1.1 Motivasi klien untuk menyebutkan dan mendemonstra sikan latihan sebelumnya 2.1 Motivasi klien untuk berkenalan lebih banyak lagi dengan orang 2.2 Anjurkan klien untuk mengikuti lalu mempraktekan berkenalan dengan lebih banyak orang 1. Untuk mengingat latihan sebelum nya 2. meningkat-kan interaksi klien dengan lingkungan . 3. Membimbing klien memasu-kan ke dalam jadwal kegiatan harian c. Klien memasukan kegiatan yang telah di lakukan ke dalam kegiatan jadwal harian 3.2 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah di lakukan kedalam jadwal kegiatan harian 3. Agar klien terbiasa melakukan nya

(21)

5-7-2010 2 Isolasi sosial : menarik diri Sp 3 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelum nya a. Klien dapat mengungkap-kan apa yang dirasakan b. Klien dapat menyebutkan dan Memperaga-kan kembali latihan sebelumnya 1.1 Motivasi klien untuk mengungkap-kan masalah dan mendemonstra si kan kembali latihan sebelumnya 1. Untuk mengingat latihan sebelum-nya 2. Melatih klien berinteraksi dengan kelompok c. Klien mau mengikuti dan mempraktek-kan apa yang di ajarkan 2.1 Motivasi klien untuk mengikuti apa yang telah diajarkan 2. meningkat-kan interaksi klien dengan lingku-ngan. 3. Membimbing klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian d. Klien bersedia untuk memasukkan kegiatan yang telah di lakukan ke dalam jadwal kegiatan harian 3.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang akan diakukan ke dalam jadwal kegiatan harian 3. Agar klien terbiasa melakukan -nya 5-7-2010 2 Isolasi sosial menarik diri Sp l k 1. Mendiskusi-kanmasalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien a. Keluarga dapat : -. Menjelaskan perasaannya -. Menjelaskan cara merawat klien menarik diri - Mendemon-strasikan cara perawatan klien 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga a. Saling berkenalan b. Jelaskan tujuan c. Buat kontrak d. Ekplorasi perasaan 1. Hubungan saling percaya merupakan dasar kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

(22)

menarik diri - Berpartisi-pasi dalam perawatan klien menarik diri keluarga klien 2. Menjelaskan pengertian menarik diri, tanda dan gejala serta proses terjadinya b. Keluarga mengerti dan menyebutkan kembali pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial : menarik diri. 2.1 Diskusikan dengan keluarga klien tentang : Isolasi sosial : menarik diri, Penyebab isolasi sosial, akibat yang akan terjadi jika isolasi sosial : menarik diri tidak di tangani, cara keluarga menghadapi isolasi sosial : menarik diri 2. Menganti-sipasi masalah yang timbul 3. Menjelaskan cara merawat klien isolasi sosial :menarik diri c. Keluarga mengerti dan meyebutkan kembali cara merawat klien isolasi sosial : menarik diri 3.1 Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara merawat klien isolasi sosial : menarik diri 3. Mening-katkan kemam-puan keluarga dalam perawat klien dengan isolasi sosial : menarik diri 5-7-2010 3 Perubahan sensori persepsi : halusinasi Sp lp 1. Mengidenti-fikasi jenis halusinasi 2.Mengidentifi-kasi isi halusinasi 3.Mengidentifi-Setelah Ix interaksi diharapkan: a. Klien dapat menyebutkan : - Mengetahui jenis 1.1 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (dengar / lihat / pennghidu / raba / kecap ) 1. Mengenal perilaku pada saat halusina si timbul memudah-kan perawatan

(23)

kasi waktu halusinasi 4. Mengidentifi-kasi frekuensi halusinasi 5. Mengidenti-fikasi situasi yang menimbulkan halusinasi halusinasi - Mengetahui isi halusinasi - Mengetahui waktu halusinasi - Mengetahui frekuensi halusinasi - Mengetahui situasi dan kondisi yang menimbulka n halusinasi jika menemukan pasien yang sedang halusinasi : a. Tanyakan apakah pasien mengalami sesuatu halusinasi (dengar / lihat / pennghidu / raba / kecap) b. Jika pasien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya c. Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi) d. Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama e. Katakan bahwa klien akan membantu dalam melaksana-kan intervenisi dan mengena1 halusinasi memungkin -kan klien untuk menghindar kan faktor pencetus timbulnya halusinasi

(24)

klien Jika pasien tidak sedang berhalusinasi, diskusikan dengan pasien : a. Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasiny a (pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang-kadang) b. Situasi dan kondisi yang menimbul-kan atau tidak menim-bulkan halusinasi 6. Mengidentifi-kasi respon pasien terhadap halusinasi b. Klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi : Marah -Takut - Sedih - Senang - Cemas - Jengkel 6.1 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk meng-ungkapkan perasaannya 6.2 Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut 6.1 Diskusikan 6. Sebagai dasar asuhan kepera-watan

(25)

tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya. 7. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik. c. Klien menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya d. Klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasinya e. Klien dapat memilih dan Mempe-ragakan cara mengatasi halusinasi (dengar / lihat / penghidu / raba kecap ) f. Klien melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengontrol halusinasinya

7.1 Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dll) 7.2 Diskusikan cara yang digunakan klien : a. Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian b. Jika cara yang digunakan maladaptive Diskusikan kerugian cara tersebut 7.3 Diskusikan cara baru untuk memutuskan/ mengontrol timbulnyahalu sinasi : a. Katakan pada diri sendiri bahwa itu tidak 7. Upaya untuk memutusk an siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut.

(26)

nyata ("saya tidak mau dengar / lihat / penghidu / raba/kecap pada saathalusina si terjadi") b. Menemui orang lain (perawat /teman /anggota keluarga ) untuk mencerita-kan tentang halusinasi-nya c. Membuat dan melaksana-kan jadwal yang telah disusun d. Meminta keluarga / teman / perawat menyapa jika sedang berhalusi-nasi 7.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya 7.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara

(27)

yang dipilih dan dilatih 7.1 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian 8. Membimbing memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian g. klien mau memasukkan kegiatan yang telah dilakukan kedalam jadwal harian 8.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal harian 8. Agar klien terbiasa melakukan -nya 5-7-2010 3 Perubahan sensori persepsi : halusinasi Sp2p 1. Memvalidasi masalah dari latihan sebelum nya 2. Melatih cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain 3. Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian a. Klien dapat menyebutkan dan mendemonstra si-kan latihan yang diajarkan sebelum nya b. Klien melaksanakan cara yang dipilih untuk mengendalikan halusinasiny c. Klien merasa senang d. Klien bersedia untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam kegiatan jadwal harian 1.1 Motivasi klien untuk menyebutkan dan mendemonstra -sikan latihan sebelumnya 2.1 Bantu pasien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya 2.1 Beri kesempatan untuk melakukan yang dipilih dan di latih 3.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian 1. Untuk mengingat latihan sebelumnya 2. Upaya untuk memutuska n siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut 3. Agar klien terbiasa melakukan nya

(28)

5-7-2010 3 Perubahan sensori persepsi : halusinasi SP3p 1. Memvalidasi masalah dari latihan sebelum nya 2. Melatih cara control halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan klien) a. Klien dapat menyebutkan dan mendemonstra sikan latihan yang di ajarkan sebelum nya b. Klien melaksanakan cara yang dipilih untuk mengendalikan halusinasinya c. Klien merasa senang 1.1 Motivasi klien untuk menyebutkan dan mendemons-trasikan latihan sebelumnya 2.1 Bantu pasien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya 2.1 Beri kesempatan untuk melakukan yang dipilih dan di latih 1. Untuk mengingat latihan sebelumny a 2. Upaya untuk memutuska n siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut 3. Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian d. Klien bersedia untuk memasukkan kegiatan yang telah di lakukan ke dalam kegiatan jadwal harian 3.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan kedalam jadwal kegiatan harian 3. Agar klien terbiasa melakukan -nya 5-7-2010 3 Perubahan sensori persepsi : halusinasi Sp 4 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Mengajarkan cara kontrol halusinasi a. Klien dapat mengungkapk an apa yang dirasakan b. Klien dapat menyebutkan dan Mempe-ragakan lagi latihan sebelumnya c. Klien melak-sanakan cara yang telah 1. Motivasi klien untuk mengucapkan masalah dan mendemonstra-sikan kembali latihan sebelumnya 2. Diskusikan dengan Pasien tentang 1. Untuk menging at latihan sebelum nya 2. Upaya untuk memutuska

(29)

dengan minum obat (prinsip 5 benar minum obat) dipilih untuk mengontrol halausinasinya d. Klien mengerti tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat e. Klien mengerti akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama,warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat 3. Pantau Pasien saat penggunaan obat

4. Ben pujian jika Pasien menggunakan obat dengan benar 5. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 6. Anjurkan Pasien untuk konsultasi kepada dokter/ perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan n siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut 3. Membimbing klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian f. Klien bersedia untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian 3.1 Motivasi klien untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan kedalam jadwal kegiatan harian 3. Agar klien terbiasa melakukan -nya 5-7-2010 3 Perubahan sensori persepsi : halusinasi Sp lk 1. Mendiskusi-kan masalah yang a. Keluarga dapat: - Menjelaskan l.l Diskusikan masalah yang dihadapi 1. Mengenal masalah yang di

(30)

dirasakan keluarga dalam merawat klien perasaannya - Menjelaskan cara merawat halusinasi-nya - Mendemons-trasikan cara perawatan klien halusi-nasinya - Berparti-sipasi dalam perawatan halusinasi-nya. keluarga dalam merawat klien hadapi keluarga memudah-kan perawatan dalam melaksana -kan intervenisi 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami klien beserta proses terjadinya. b. Keluarga mengerti dan menyebutkan kembali pengertian tanda dan gejala serta proses terjadinya halusinasinya. 2.1 Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami klien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat klien halusinasi, cara merawat anggota keluarga yang halusinasi 2. Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memu-dahkan perawatan dalam melaksa-nakan intervenisi dan mengena1 halusinasi memungki n kan klien untuk menghinda rkan faktor pencetus timbulnya halusinasi 3. Menjelasan cara-cara merawat klien halusinasi c. Keluarga dapat menyebutkan dan Mempe-ragakan lagi latihan sebelumnya 3.1 Berikan kesempatan pada keluarga untuk Mempe-ragakan cara merawat klien dengan 3. Menganti-sipasi masalah yang timbul

(31)

4. Melatih keluarga memprakteka n cara merawat klien dengan halusinasi 5. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien halusinasi d. Keluarga mampu memprak-tekkan cara merawat klien dengan halusinasi e. Keluarga mampu memprak-tekkan langsung cara merawat klien dengan halusinasi halusinasi 4.1 Diskusikan bersama keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan halusinasi 5.1 Diskusikan bersama keluarga mempraktekan cara merawat klien dengan halusinasi 4. Meningkat-kan kemam-puan keluarga dalam merawat klien dengan harga diri rendah. 5. Mendorong keluarga akan sangat berpe-ngaruh dalam memper cepat proses penyembu han klien 6. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum obat 7. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang f. Keluarga bersedia untuk memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian g. Keluarga mengerti / memahami follow up yang telah diarahkan pada klien. 6.1. Diskusikan bersama keluarga membuat jadwal aktifitas dirumah termasuk minum obat 7.1 Diskusikan follow up untuk keluarga

(32)

G. Implementasi dan Evaluasi

Nama : Nn. J Ruang : Larasati

Umur : 18 tahun CM : 072090

No Tgl Diagnosa

Keperawatan Implementasi Evaluasi ttd

1 Senin 5-7-2010 Jam 09.00 Gangguan konsep diri : harga diri rendah Sp I P

1. Membina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara: a. menyapa klien dengan

ramah

b. memperkenalkan diri: c. menanyakan nama dan

nama panggilan klien d. menjelaskan tujuan interaksi e. memberi perhatian dan

memperhatikan kebutuhan dasar klien

f. membuat kontrak yang jelas (waktu, topik, tempat)

2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien 3. Membantu kUen menilai

kemampuan pasien yang masih 4. Membantu klien memilih

kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien

5. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuannya 6. Memberi pujian yang wajar

terhadap keberhasilan klien 7. Menganjurkan klien memasukan

dalam jadwal kegiatan klien.

S : Nn. J mengatakan "Selamat siang mas, nama saya Nn. J, panggil saja Nn. J, rumah saya kebumen, saya kalau dirumah peraah bersih-bersih rumah, mencuci piring dan gelas, tapi selama disini saya senam dan jalan-jalan pagi terkadang juga nyuci piring, sendok dan gelas yang habis dipakai".

O : Suara klien pelan, kontak mala sulit di pertahankan, klien tampak mencuci gelas dan sendok

A : Nn. J mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, Nn. J mampu menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, Nn. J mampu memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan, Nn. J mampu melatih sesuai kegiatan yang dipilih sesuai kemampuannya, Nn. J mau memasukkan ke dalam kegiatan harian. P : K: Menganjurkan klien untuk menerapkan rencana kegiatan yang

(33)

telah di buat bersama, Menganjurkan pada klien untuk mempraktekan kemampuan yang dimiliki di RSJD Amino Gondo Hutomo, Menganjurkan klien untuk menyusun dalam jadwal harian. P : Melanjutkan Sp2p: Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, melatih kegiatan kedua yaitu

menyapu yang dipilih pasien sesui kemampuan pasien Selasa, 06/07 2010, Jam 09.00 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Sp2p

1. Memvalidasi masalah dan latihan

2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya yang dipilih sesuai kemampuan pasien)

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : Nn. J mengatakan masih ingat apa yang dilakukan kemarin, Nn. J mengatakan sudah memasukkan kedalam kegiatan harian. O : Nn. J tampak menyapu, Nn. J mampu memasukkan kegiatan ke jadwal kegiatan harian. A : Nn. J mampu memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, Nn. J melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan, Nn. J sudah belajar memasukan jadwal kegiatan harian P : K: Menganjurkan Nn. J untuk menerapkan rencana kegiatan yang telah dibuat bersama, menganjurkan untuk memasukan kedalam jadwal kegiatan harian

(34)

P : Melanjutkan Sp2p Mengevaluasi

jadwal kegiatan harian pasien, melatih kegiatan ketiga yaitu membersihkan tempat makan yang dipilih pasien sesui kemampuan pasien. Rabu 07/07 2010 Jam 09.00 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Sp2p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumya

2. Melatih kegiatan ketiga (atau selanjutnya yang dipilih sesuai kemampuan pasien):

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian:

S : Nn. J mengatakan sudah melakukan kegiatan yaitu menyapu serta mencuct gelas dan klien juga sudah memasukan dalam jadwal kegiatan harian O : Nn. J tampak membersihkan meja tempat makan A : Nn. J mampu memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, Nn. J melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya, Nn. J memasukkan dalam jadwal kegiatan harian P : K : Menganjurkan Nn. J

untuk melakukan dan mempraktekkan kegiatan yang dipilih. Menganjurkan Nn. J untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. P : Melanjutkan Sp2 p: Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Nn. J, melatih kegiatan keempat yaitu merapikan tempat tidur yang dipilih Nn. J sesui kemampuannya Kamis 08/07 2010 Jam Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Sp2p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumya

2. Melatih kegiatan keempat (atau

S : Nn. J mengatakan sudah melakukan kegiatan yaitu membersihkan meja

(35)

09.00 selanjutnya yang dipilih sesuai kemampuan pasien):

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian:

tempat makan, Nn. J juga sudah

memasukan dalam jadwal kegiatan harian O : Nn. J tampak merapikan tempat tidur A : Nn. J mampu memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, Nn. J melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya, Nn. J memasukkan dalam jadwal kegiatan harian P : K : Menganjurkan Nn. J

untuk melakukan dan mempraktekkan kegiatan yang dipilih. Menganjurkan Nn. J untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. P : Melanjutkan Sp2 p Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Nn. J, melatih kegiatan kelima yaitu merapikan tempat gelas yang dipilih Nn. J sesui kemampuannya 1 Jum'at 09/07 2010 Jam 09.00 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Sp2p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. MeIatih kegiatan kelima (atau selanjutnya yang dipilih sesuai kemampuan pasien):

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian:

S : Nn. J mengatakan sudah melakukan kegiatan yaitu merapikan tempat tidur, Nn. J juga sudah memasukkan dalam jadwal kegiatan harian O : Nn. J tampak merapikan tempat gelas A : Nn. J mampu memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, Nn. J melakukan kegiatan sesuai dengan

(36)

kemampuannya, Nn. J memasukkan dalam jadwal kegiatan harian P:K : Menganjurkan Nn. J

untuk melakukan mempraktekkan kegiatan yang dipilih. Menganjurkan Nn. J untuk memasukan dalam jadwal kegiatan harian. P : Melanjutkan Sp2 k agar pasien mendapat dukungan dari keluarga. 2 Senin 05-07-2010 Jam 10.00 Isolasi sosial: Menarik diri. Splp:

1. Membina hubungan saling percaya:

a. menyapa klien dengan ramah b. memperkenalkan diri:

c. menanyakan nama dan nama panggilan

d. menjelaskan tujuan interaksi e. membuat kontrak yang jelas

(waktu, topik, tempat) 2. Mengidentivikasi penyebab isolasi

sosial: menarik diri klien. 3. Mengidentifikasi keuntungan

berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.

4. Melatih pasien untuk berkenalan dengan satu orang,

5. Membimbing pasien

memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

S : Nn. J mengatakan "Selamat siang mas, nama saya Nn. J, panggil saja Nn. J, rumah saya kebumen, saya lebih suka menyendiri karna malu dengan teman karena teman-teman sudah ada yang menikah dan saya kurang percaya diri bila kumpul dengan teman-teman". Nn. J mengatakan mau berkenalan dengan satu temannya, Nn. J mengatakan mengerti keuntungan berinteraksi dengan orang lain yaitu mempunyai teman dan kerugian tidak

berinteraksi dengan orang lain yaitu tidak mempunyai teman O : Nn. J tampak berjabat

tangan dan mau berkenalan dengan mahasiswa. Nn. J tersenyum saat berkenalan. A : Nn. J mampu menyebutkan alasan kenapa pasien menarik

(37)

diri. Nn. J mampu mengetahui kerugian tidak berinteraksi dan keuntungan jika mau berinteraksi. Nn. J mau berkenalan dengan 1 orang. P : K : Menganjurkan Nn. J

untuk berkenalan dengan temannya lagi Memimbing pasien supaya kegiatan yang sudah diajarkan tadi di masukkan dalam jadwal harian. P : Melanjutkan SP2P

yaitu melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih.

2 Selasa 06-07-2010 Jam 10.00 Isolasi sosial: Menarik diri. Sp2p:

1. memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih 3. membimbing pasien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. S : Nn. J mengatakan sudah melakukan kegiatan yang diajarkan kemarin , Nn. J mengatakan mau berkenalan lagi, Nn. J juga mengatakan sudah membuat jadwal kegiatan harian O : Pasien tampak

berkenalan dengan dua orang. Pasien tampak senyum A : Pasien mampu berkenalan dengan 2 orang. P : K : Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal harian

Memberikan PR pada pasien untuk berinteraksi dengan teman sekamar. P : P : Melanjutkan SP3P yaitu :melatih Nn. J berinteraksi dengan kelompok Rabu 07/07-2010 Jam Isolasi sosial: menarik din Sp3p:

1. Memvalidasi masalah sebelumnya. 2. melatih pasien berinteraksi

bersama kelompok

S : Nn. J mengatakan masih mengingat pertemuan yang kemarin yaitu

(38)

10.00 3. membimbing pasien dalam jadwal kegiatan harian

berkenalan dengan orang lain dengan 2 orang. Nn. J juga mengatakan mau mencoba untuk berinteraksi dengan kelompok

O : Nn. J mau berkenalan atau interaksi dalam kelompok. Pasien tampak ikut dalam TAK sosialisasi yang diadakan praktekan, Nn. J sudah bisa mengisi jadwal kegiatan harian sendiri. A : Pasien Nn. J sudah

mau belajar mencoba mempraktekan

berkenalan dengan 2 orang lebih.

Untuk jadwal kegiatan harian Nn. J sudah bisa mandiri P : K : menganjurkan klien untuk selalu mengingat cara berkenalan atau berinteraksi dengan orang lain, mengetahui keuntungan dan kerugiannya P : melanjutkan ke SP

keluarga agar pasien selalu mendapat dukungan dari keluarga Senin 05/07-2010 Jam 11.00 Gangguan sensori persepsi : halusinasi SpIP

1. Membina hubungan saling percaya

a. Memberi salam setiap interaksi

b. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, panggilan, alamat dan berjabat tangan

c. Menanyakan nama lengkap, panggilan serta alamat klien

S : Nn. J mengatakan "nama saya Nn. J, panggil saja saya Nn. J, rumah saya kebumen, suara-suara kucing itu datang pada malam hari sebanyak 5x dan suara itu datang pada saat saya berdiam diri, jika saya mendengar suara itu

(39)

2. Mengidentifikasi jenis halusinasinya 3. Mengidentifikasi isi halusinasinya 4. Mengidentifikasi waktu halusinasinya 5. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi 6. Mengidentifikasi situasi yang

menimbulkan halusinasi 7. Mengidentifikasi respon klien

terhadap halusinasi

8. Melatih klien cara kontro! halusinasi dengan menghardik

9. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

saya merasa jengkel dan ingin marah. O : Nn. J mau bersalaman, Nn. J dapat menceritakan tentang halusinasinya, Nn, J dapat mengulang kembali cara memutuskan halusinasi dengan menghardik, A : Nn. J dapat mengidentifikasi jenis halusinasi, Nn, J dapat mengidentifikasi isi halusinasi, Nn, J dapat mengidentifikasi waktu halusinasi, Nn, J dapat mengidentifikasi frekuensi halusinasi, Nn, J dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, Nn, J dapat mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasinya, Nn, J dapat mengontrol cara halusinasi dengan menghardik, Nn, J dapat membuat jadwal untuk melatih cara kontrol halusinasi P : K : Motivasi klien untuk

melatih cara kontrol halusinasi dengan menghardik,

Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam jadwal harian. P : Lanjutkan untuk Sp2 P : Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan

(40)

berbincang dengan orang lain. 3 Selasa 06/07-2010 Jam 11.00 Gangguan sensori persepsi : halusinasi Sp2 P

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain

3. membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : Nn. J mengatakan sudah memasukkan kedalam kegiatan harian, Nn. J mengatakan sudah bisa cara memutus hatusinasi dengan menghardik dan berbincang dengan orang lain O : Nn. J tampak berbincang-bincang, A : Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, melatih klien cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain,

membimbing klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian P : K : Motivasi klien untuk

melatih cara kontrol halusinasi dengan berbincang dengan orang lain ke dalam jadwal yang sudah disusun P : Lanjutkan untuk Sp3 P : Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, melatih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan, membimbing klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian. 3 Rabu 07/07 2010 Gangguan sensori persepsi: Sp3P

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa

dilakukan klien)

3. Membimbing klien

S : Nn. J mengatakan sudah tahu cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, berbincang dan dengan kegiatan, Nn. J mengatakan sudah

(41)

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian memasukkan kedalam kegiatan harian. O : Nn. J tampak melakukan kegiatan merapikan tempat tidur

A : Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan klien), membimbing klien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian

P : K : Motivasi klien untuk melatih cara kontrol halusinasi dengan kegiatan ke dalam jadwal yang sudah disusun P : Lanjutan untuk Sp4 P yaitu : Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya, menjelaskan cara control halusinasi dengan teratur minum obat, membimbing klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Referensi

Dokumen terkait

Hardiyanto Wibowo SE, M.Si, AK, CA, yang telah memberikan berbagai pertanyaan untuk menguji kelayakan saya sebagai Sarjana Ekonomi;.. Ibu Dini dan Bapak Suparno alias

hasil wawancara di ruangan neuro yang belum menerapkan MPKP pada 5 responden, 3 diantaranya mengatakan kurang puas dengan pelayanan yang ada diruangan tersebut dan

Data yang digunakan dalam proses evaluasi supplier ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada Active Participant (Departemen Pengadaan

Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Infeksi cacing saluran pencernaan ini dievaluasi pada kambing betina yang dipelihara oleh petani kakao

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian tindakan ini adalah 1) bagi siswa, hasil penelitian ini agar memperoleh pengalaman belajar yang lebih

Penggunaan teknik token economy bukan tanpa resiko. Resiko di dalam token economy adalah sama halnya dengan teknik pengubahan perilaku yang lain. Pekerja Sosial atau Petugas

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan fakta. Dalam hal

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang diambil adalah penilaian dari tim validasi ahli, sedangkan data