• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 31 Mei 2010 Jam 07.30 WIB A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 48 th

Jenis kelamin : Perempuan Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Batan Timur Raya Miroto Tanggal masuk : 29 Mei 2010, Jam : 07.50 No. Register : 6332009

(2)

33 b. Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 53 th

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Buruh

Hubungan dg pasien : Suami pasien

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama

Klien mengeluh sesak napas. b. Riwayat penyakit sekarang

Klien mengeluh sesak napas pada saluran napas, 2 minggu pasien mengeluh sesak napas dan sesaknya hilang timbul. Sesak bertambah saat pasien batuk, sesak dipengaruhi bila pasien berjalan agak jauh dan naik tangga. Sesak dirasakan sehingga pasien hanya berbicara sepotong-sepotong saja. Tidak bisa mengulang satu kalimat penuh. Pasien sering mengeluh pada malam hari kemudian sesak dan batuk, keringat dingin saat malam hari, klien batuk berdahak dengan warna kuning dan kental namun susah dikeluarkan.

(3)

34 timbul. Faktor yang memperberat adalah batuk, faktor yang memperingan adalah bila pasien minum obat.

c. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu

Pasien pernah dirawat di RS selama empat kali. Klien mempunyai riwayat DM dan klien minum obat teratur, obat yang diminum 2 macam. 1 minggu sebelum masuk RS pasien berobat ke BP4, klien di Rontgen dengan hasil rontgent TB Paru positif kemudian klien di rujuk ke RSDK.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini. Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit DM, Hipertensi dan penyakit seperti yang klien derita sekarang.

3. Pola Kesehatan Fungsional (Data Fokus) a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan saat sakit seperti sekarang klien berusaha mendapatkan pengobatan di RS agar cepat sembuh.

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengatakan makan 3x sehari, sebelum masuk RS klien sudah mengalami penurunan nafsu makan. Selama di RS klien juga mengalami penurunan nafsu makan, klien makan ± ½ porsi dari yang disediakan rumah sakit. Klien minum 800-900cc/hari, BB: 50 kg (klien mengalami

(4)

35 penurunan BB yaitu 8 kg), klien mengeluh mual.

c. Pola eliminasi 1) Eliminasi Feses

Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat BAB.

2) Eliminasi urine

Klien mengatakan BAK dalam sehari 6-7 kali: ± 500cc, warna kuning bau khas.

d. Pola aktivitas dan latihan

Klien mengatakan aktivitas sehari-hari selalu dilakukan sehari seperti makan, mandi, BAB, BAK. Setelah masuk RS aktivitas klien dibantu oleh perawat. Klien mengeluh bertambah sesak saat beraktivitas dan mengeluh batuk saat tiduran.

e. Pola istirahat dan tidur 1) Kebiasaan tidur

Klien mengatakan sebelum di RS klien jarang tidur siang dan tidur dari jam 21.00 bangun jam 05.00 WIB. Setelah di RS klien susah tidur karena klien mengeluh batuk terus dan dahak sulit dikeluarkan sehingga klien sulit tidur.

2) Kesulitan tidur

(5)

36 sering terbangun pada malam hari karena klien batuk terus dan uluhati sakit saat batuk.

f. Pola persepsi sensori dan kognitif

Klien tidak mengalami gangguan penglihatan, penciuman, perabaan, pendengaran dan pengecap. Klien belum mengetahui tentang proses therapy, kemungkinan kambuh dan perawatan penyakitnya. Klien merasa bosan ditempat tidur dan batuk tidak lekas hilang, klien tampak tegang dan gelisah.

g. Pola hubungan dengan orang lain

Klien mempunyai hubungan yang baik dengan anggota keluarga dan teman-temannya baik di RS maupun dimasyarakat, dengan perawat juga baik.

h. Pola reproduksi dan seksual

Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah. Selama di RS klien tidak dapat melakukan hubungan suami istri, tetapi itu tidak masalah bagi klien.

i. Persepsi diri dan konsepsi diri

Identitas diri : klien adalah perempuan yang berperilaku dan berpenampilan sebagai perempuan

Peran diri : klien seorang istri dan seorang ibu rumah tangga Ideal diri : klien berharap segera sembuh dari penyakitnya

(6)

37 Gambaran diri : klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan

dirawat di RS

Harga diri : klien di RS merasa dirinya sebagai seseorang yang memerlukan pengobatan dan perawatan yang tepat sebagai layaknya manusia dan berkeyakinan akan sembuh.

j. Pola mekanisme, koping

Saat mempunyai masalah klien beristirahat, dengan beristirahat klien merasa beban masalah berkurang.

k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Klien beragama Islam dan tetap beribadah dalam keadaan sakit, klien berdoa supaya cepat sembuh, meski klien belum mengetahui perawatan penyakitnya.

4. Pengkajian Fisik

a. Penampilan / keadaan umum : klien tampak lemah, tampak sesak b. Tingkat kesadaran : composmentis GCS: E4 M6 V5

c. Tanda-tanda vital :

1) TD : 110/70 mmHg 2) N : 84 kali/ menit 3) RR : 24 kali/ menit 4) S : 370C

(7)

38 d. Pengukuran antropometri

 TB: 155 cm, BB: 50 kg, LILA: 24 cm, IMT: BB/(TB) m2 : 50/(155)2 : 50/2,4: 20,8 (N)

e. Kepala

1) Rambut : warna hitam, rambut tebal, kebersihan cukup

2) Mata : reflek cahaya positif, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, tidak memakai alat bantu pandang

3) Hidung : tidak ada polip, cuping hidung tampak saat napas

4) Telinga : bersih tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik. 5) Mulut : tidak ada bau mulut, bibir lembab, warna merah muda. f. Dada

1) Paru-paru

I : secara umum bentuk simetris dan tidak ada lesi Pal : tactil fremitus teraba sama

Per : pekak

Aus : terdengar suara wheezing dan ronchi 2) Jantung

I : ictus cordis tak tampak

Pal : ictus cordis teraba di ic 5 simetris sejajar garis midklavikula Per : pekak

Aus : S1-S2 murni 3) Abdomen

(8)

39 I : tidak ada acites

Aus : peristaltic usus 10 kali/ menit

Pal : hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan Per : tympani

4) Ekstremitas

a) Ektremitas atas : tidak ada oedema pada ekstremitas atas, akral hangat kapilery refill < 2 detik, tangan sebelah kanan terpasang infuse Nacl 0,9% 20 tpm

b) Ekstremitas bawah : tidak ada oedema kaki 5) Genetalia

Bersih dan terawat, tidak terpasang DC 6) Integumen

Kulit warna sawo matang, kulit tidak pucat dan tidak sianosis. 5. Data Penunjang a. Laboratorium 1) Kimia klinik tgl 29/5/10 Asam urat 4,20 mg/dl N: 2.60-7.20 Cholesterol 113 mg/dl N: 50-200 Trigliserida 82 mg/dl N: 30-150 HDL Cholesterol 19 mg/dl N: 35-60 IDL Cholesterol 75 mg/dl N: 62-130

(9)

40 Protein total 6,9 gr/dl N: 6,4-8,2

Albumin 2,5 gr/dl N: 3,4-5,0

2) Hematologi tgl 31/5/10 Hit jenis + darah tepi

Easinofil 1% N: 1-3 Basofil 0% N: 0-2 Batang 0% N: 2-5 Segmen 85% N: 47-80 Limfosit 10% N: 20-45 Monosit 4% N: 2-10 Lain-lain - Eritrosit

Anisusitosis ringan (mikrosit) Pulkilositosis ringan (ovalosit)

Trombosit jumlah normal bentuk besar Leukosit jumlah tampak normal LED

LED 1 jm 115.0 mm N : 3,0-14,0 H

LED 2 jm 129,0 mm 3) Kimia klinik 31/5/10

(10)

41 Glukosa puasa 142,0 mg/dl Pengelolaan DM : 80-109 : baik 110-125 : sedang > : 126 : buruk

GDP terganggu bila 110 < GDP <126 & GTT 2 jam < 140 Reduksi I Gula 2 PP + reduksi Glukosa PP 2 jam 194 Pengelolaan DM : 80-140 : baik 145-179 : sedang > : 180 : buruk 4) Hematologi tgl 01/6/10 Hematologi paket Hemoglobin 10,90 gr% N: 12,00-15,00 Hematokrit 30,8% N: 35,0-47,0 Eritrosit 3,79 jt/mmk N: 3,90-5,60 MCH 28,70 Pg N: 27,00-32,00 MCV 81,30 Fl N: 76,00-96,00 MCHC 35,30 g/dl N: 29,00-36,00

(11)

42 Lekosit 9,93 ribu/mmk N: 150,0-400,0 Trombosit 399,0 ribu/mmk N: 11,60-44,80 RDW 13,70% N: 11,60-44,80 MPV 7,51 Fl N: 4.00-11,00 5) Pengecatan gram tgl 01/6/10 Diplococcus (+) / positive Streptococcus (+) / positive 6) Pengecatan ziehl Nielsen

BTA (1+) / Positive 7) Pengecatan jamur

Jamur (-) / negative 8) Laboratorium tgl 3/6/10

Kimia klinik

Gula darah + reduksi Glukosa puasa 139,0 mg/dl Pengelolaan DM :

80-109 : baik 110-125: sedang >:126 : buruk

GDP terganggu bila 110 < : GDP < 126. Dan GTT 2 jam < 140 Reduksi I

(12)

43 Gula 2PP + reduksi Glukosa 2 jam 209,0 mg/dl Pengelolaan DM 80-140 : baik 145-179 : sedang >: 180 : buruk 9) Reduksi II tgl 31/5/10 HbA1C 10,6% 4,8-6,0 10) Hasil foto thorak tgl 2/6/10

Kesan: cor tak membesar

Gambaran TB paru aktif dengan pneumonia Reduksi II Elektrolit Natrium : 127 mmol / L, N : 136-145 Kalium : 4,5 mmol / L, N : 3,5-5,1 Chlorida : 102 mmol / L, N : 98-107 b. Therapy tgl 01/6/10 1) O2 nasal 3 lt/mnt 2) Cefriaxone 2 x 1 gr (IV) 3) Ambroxol 3 x 1 tab

(13)

44 4) Paracetamol (jika suhu ≤ 38oC)

5) OBH 3 x cth

6) Metroclorpramid 3 x 1 amp 7) Nacl 0,9 % 20 tpm

Tgl 3/6/10

Inj ceftriaxone 2 x 1mg stop Tambahan :

1) Glimepirrid 2 mg (1-0-0) P.O (pg) 2) FDC 1 x 3 tablet (hr-2)

c. Diet

Diet yang didapat klien adalah lunak DM 1900 kkal

B. Analisa Data

Data Fokus Masalah (P) Etiologi (E)

Ds :

 Klien mengatakan sesak napas  Klien juga mengeluh batuk terus

dan dahak sulit dikeluarkan Do:

 RR 28x/menit

 Klien terlihat batuk terus  Wajah tegang dan gelisah  Tampak napas cuping hidung  Sputum dahak kental

 Terpasang O2 nasal 3 lt/menit

Bersihan jalan napas tidak efektif Akumulasi sekret yang berlebih

(14)

45  Mendapatkan therapy

ambroxol 3x1 tab dan OBH 3xcth

 Terdengar suara wheezing dan ronchi

Ds :

 Klien mengatakan mual

 Klien mengatakan nafsu makan menurun

Do :

 Mukosa mulut agak kering  Konjungtiva anemis  BB: 58 kg, BB saat pengkajian 50 kg TB:155 cm,  IMT: BB/(TB) m2 : 50/(155)2 : 50/2,4: 20,8 (N)  LILA : 24 cm  Selama di RS klien menghabiskan makanannya ½ porsi  Hb: 10,90 gr %  Albumin: 2,5 gr/dl  Diit: lunak DM kkal

Ds :

 Klien mengatakan sering terbangun dan susah tidur karena batuk terus dan sesak

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan pola istirahat tidur Intake yang tidak adekuat sekunder terhadap mual Sesak nafas dan batuk

(15)

46 Do :

 Klien tidak dapat tidur  Wajah tampak kusut  Klien gelisah

 Klien tampak cemas  TD : 130/80 mmHg  ND : 84x/menit  S : 370C

C. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efktif berhubungan dengan akumulasi sekret yang berlebih.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat sekunder terhadap mual.

3. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan batuk.

D. Intervensi Keperawatan

Tgl Diagnosa Keperawatan

Intervensi TTD

Tujuan LKH Tindakan Kep Rasional

31/5 /10 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan a. Kaji fungsi pernapasan, ex: bunyi nafas, kec. Irama dan

a. Peningkatan bunyi napas dapat menunjukkan ronchi, mengi,

(16)

47 dengan

akumulasi sekret yang berlebih

bersihan jalan napas efektif dengan KH : pasien dapat mempertahankan jalan napas dan mengeluarkan sekret tanpa bantuan. penggunaan alat bantu b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa batuk efektif, catat karakter jumlah sputum adanya hemoptisis c. Berikan klien posisi semi/fowler tinggi d. Lakukan postural drainase e. Bersihkan sekret dari menung. akumulasi sekret b. Pengeluaran sulit

bila sekret sangat kental c. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru untuk menurunkan upaya pernapasan d. Membantu mengeluarkan sekret e. Mencegah obstruksi respirasi,

(17)

48 01/6 Perubahan Setelah dilakukan

mulut dan trakea penghisapan sesuai keperluan. f. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali kontra indikasi. g. Sarankan pasien untuk menggunakan tisue saat batuk dan bersin ditempat umum a. Catat status penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret f. Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret membantu untuk mudah dikeluarkan g. Mencegah terjadinya penyebaran infeksi melalui udara. a. Berguna dalam

(18)

49 /10 nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat sekunder terhadap mual tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan KH : pasien menunjukkan peningkatan berat badan dan melakukan prilaku atau perubahan pola hidup. nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, BB dan derajat kekurangan BB, riwayat mual muntah diare. b. Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai / tidak disukai. c. Kaji anoreksia mual dan muntah dan catat mendefinisikan derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat. b. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet. c. Dapat mempengaruhi pilihan diet an mengidentifikasi

(19)

50 kemungkinan hubungan dengan obat, awasi frekuensi, volume, konsistensi feses d. Dorong dan berikan periode istirahat sering e. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan area pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan/penggu naan nutrien. d. Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan meningkat saat demam e. Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputum obat untuk/obat untuk pengobatan

respirasi yang merangsang pasien

(20)

51 02/6 /10 Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan batuk. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola tidur terpenuhi

f. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein g. Kolaborasi rujuk keahli diet untuk menentukan komposisi diet a. Diskusikan perbedaan individu dalam kebutuhan tidur berdasarkan hal muntah f. Masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu / kebutuhan energy dari makanan yang banyak menurunkan iritasi gester g. Bantu dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk ketahanan metabolik diet. a. Rekomendasikan tidur 8 jam tiap malam

(21)

52

E. Implementasi Keperawatan

dengan KH: pasien dapat istirahat tidur tanpa terbangun usia tingkat aktivitas, gaya hidup tingkat stress b. Tingkatkan relaksasi berikan lingkungan yang gelap dan tenang, berikan kesempatan untuk memilih penggunaan bantal, linen dan selimut, berikan ritual waktu tidur yang menyenangkan.

b. Tidur akan sulit dicapai sampai tercapai relaksasi lingkungan RS dapat mengganggu relaksasi.

(22)

53

Tgl/jam No.Dx Implementasi Respon Pasien TTD

31/5 10 08.20 08.25 09.00 10.00 10.30 1 1,2.3 1 2 1 - Mengkaji pernafasan,

frekuensi, irama, kedalaman, bunyi nafas, alat bantu nafas

- Mengobservasi TTV

- Memberikan posisi semi/fowler tinggi

- Injeksi metoclorpramid 1 ampul IV (2ml/10mg)

- Mengajarkan pasien latihan

S : klien mengatakan sesak nafas O : pernafasan cepat, dangkal, RR : 24x/menit, terpasang O2

S : klien tampak lemah O : TD :110/ 70 mmHg

N : 84 x/menit, S: 37oC RR : 24x/menit

S : klien mengatakan sesak berkurang

O : klien tampak lebih nyaman, TD: 110/70 mmHg, N : 84x/menit, S : 37oC, RR : 24x/menit

S : -

O : obat dapat masuk (2ml/10mg), tidak ada alergi

(23)

54 10.40 11.30 12.00 12.30 1, 2 2 2 2

napas dalam dan batuk efektif

- Menganjurkan pasien untuk minum air hangat.

- Mengkaji status nutrisi A : Mengukur BB, TB, LILA

B: Memantau hasil lab C: Melakukan pemeriksaan fisik

D: memberikan diit yang dianjurkan

- Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering

- Mengkaji adanya mual dan muntah

dikeluarkan

O : sekret bisa dikeluarkan

S: klien mengatakan tenggorokan terasa gatal

O : klien tampak lebih nyaman S : Klien mengatakan tidak nafsu makan dan terasa mual

O : TB: 155 cm, BB: 50 kg, LILA: 24 cm, Hb: 10,90 gr%, albumin: 2,5 gr/dl, turgor kurang, konjungtiva anemis, diit: lunak DM 1900 kkal

S : klien mengatakan nafsu makan berkurang

O : klien menghabiskan ½ porsi makanan

S : pasien mengatakan mual O : klien tidak muntah

(24)

55 12.40 13.00 13.10 13.20 01/6 5 09.00 3 1, 3 3 3 1

- Mengkaji penyebab klien tidak bisa tidur

- Mengajarkan pasien distraksi relaksasi

- Menganjurkan klien minum air hangat

- Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman dengan membatasi pengunjung

- Mengkaji pernafasan

S : klien mengatakan tidak bisa tidur karena batuk terus dan sesak O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan lebih mendingan

O : klien tampak tenang

S : klien mengatakan susah tidur karena batuk dan sekret susah dikeluarkan

O : klien terlihat minum air hangat

S : -

O : klien tampak tenang dan nyaman

S : Klien mengatakan kadang masih sesak

(25)

56 09.15 09.30 09.40 09.50 10.00 2 1 1 1 2 - Mempertahankan dan memberikan posisi semi fowler

- Mempertahankan asupan cairan sedikitnya 2500 ml/hari

- Membantu pasien latihan napas dalam dan batuk efektif

- Menyarankan pasien untuk menggunakan tisue saat batuk dan bersin

- Injeksi metoclorpramid 1 ampul IV (2ml/10mg)

22x/menit,terdengar suara wheezing dan ronchi S : klien mengatakan

kadang-kadang masih sesak dan batuk O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan dahak masih kental dan susah dikeluarkan O : cairan masuk 1500 ml

S : klien mengatakan lebih enakan dan lega

O : sekret berkurang, sekret kental, berwarna kuning kehijauan

S : klien mengatakan mau melakukannya

O : klien kooperatif

S : -

(26)

57 11.00 11.10 11.30 12.30 1,2,3 2 2 3 - Mengukur TTV - Menganjurkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan

- Memotivasi pasien untuk makan dan menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering

- Mengobservasi keadaan umum klien

tidak ada alergi

S : -

O : TD : 130/80mmHg, N :

80x/menit, RR : 22x/menit, S : 36o C

S : klien mengatakan lebih segar dan mual berkurang

O : klien tampak segar

S : klien mengatakan mau makan O : klien menghabiskan 1 porsi

makanannya

S : Klien mengatakan semalam belum bisa tidur karena masih batuk terus dan sesak

O : Klien tampak tegang, wajah kusut

(27)

58 13.00 13.30 02/6 10 09.30 10.00 11.00 3 3 1 1 1,2,3

- Meningkatkan relaksasi dan memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman - Memotivasi pasien untuk

istirahat

- Memberikan masase pada punggung dan postural drainase

- Mempertahankan O2 dan

memberikan posisi semi fowler

- Mengukur TTV

- Memotivasi pasien untuk

S : klien mengatakan nyaman

O : klien tampak senang dan nyaman

S : klien mengatakan susah tidur O : klien tampak tegang

S : klien mengatakan rasanya lebih enakan

O : klien tampak nyaman

S : klien mengatakan sesak berkurang

O : klien tampak tenang dan nyaman, O2 masuk 3 ltr/mnt

S : -

O : TD : 120/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit S: 36oC

(28)

59 12.00 13.00 13.15 2 3 3

makan sedikit tapi sering dan menganjurkan pasien untuk minum obat sesuai advis dokter

- Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman dengan membatasi pengunjung

- Mengobservasi ulang pola istirahat tidur Ny. S

S : klien mengatakan tidak mual lagi O : klien menghabiskan 1 porsi

makanan yang disediakan RS dan mau minum obat

S : -

O : klien tampak tenang

S : klien mengatakan semalam tidurnya nyenyak, batuk

berkurang,dan sesak nafas hilang O : klien tampak segar, wajah tidak

kusut,tidak ada kantung mata

F. Evaluasi

Tgl/jam No Dx Evaluasi ( SOAP ) TTD

02/6/ ‘10 14.20

1 S : klien mengatakan mengatakan sudah tidak sesak lagi, sekret bisa dikeluarkan

O : klien tidak sesak,klien dapat melakukan batuk efektif, tidak ada ronchi dan wheezing, sekret bisa dikeluarkan,TD : 120/30,

(29)

60 16..00 16.10 2 3 N : 80x/menit, S : 36OC, RR: 22xmenit A : masalah teratasi

P : optimalkan intervensi ( latihan nafas dalam dan batuk efektif)

S : klien mengatakan tidak mual lagi, nafsu makan sudah meningkat

O : klien menghabiskan 1 porsi makanannya, konjungtiva tidak anemis,mukosa bibir lembab, turgor baik,belum ada

kenaikan BB yaitu 50kg. A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi( pantau BB tiap hari )

S : klien mengatakan tidurnya nyenyak, batuk berangsur kurang,dan sesak nafas hilang

O : klien tampak segar, wajah tidak kusut,tidak ada kantung mata

A : masalah teratasi

P : pertahankan intervensi ( ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman )

Referensi

Dokumen terkait

Pola makan pasien 3x sehari dengan porsi makanan nasi, sayur dan lauk. Saat sakit pun pasien tidak ada keluhan dalam makan, seperti kemampuan mengunyah, menelan, mual atau muntah

Menurut keterangan keluarga, sebelumnya klien sudah pernah mengalami kejang beberapa kali dan sempat dirawat di beberapa RS. Klien mulai sakit- sakitan dan kejang setelah

Pada waktu sakit makan klien dalam sehari 3 kali dengan porsi

Do: Klien lemah, mukosa oral kering, BB menurun 53 kg semula 55 kg, TB : 165 cm, porsi makan tidak habis. Ds: Klien mengeluh nyeri pada pinggang, klien mengatakan punya

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan dengan porsi biasa 3x sehari, dengan lauk-pauk, sayur, nasi, buah dan sering ngemil serta ditambah minum air putih 7-8

1) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (penurunan nafsu makan), di tandai dengan ibu pasien mengatakan bahwa pasien mual dan

Tindakan yang dilakukan penulis lakukan setelah merencanakan adalah pada tanggal 14 Mei jam 11.00 WIB mengkaji input dan output cairan dengan respon klien mengatakan muntah 3x

Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan nafsu makan menurun (Anoreksia), mual,