• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Dan Konsep Masyarakat Madani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian Dan Konsep Masyarakat Madani"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN

KEWARGANEGARAAN

DI SUSUN:

RELLY MEIWATI 136211189

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM RIAU

(2)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ... ii

Bab 1 Negara ... 1

Bab 2 Identitas Nasional ... 6

Bab 3 Hak dan Kewajiban Warga ... 15

Bab 4 Konstitusi ... 24

(3)

Bab 1 Negara

a. Pengertian Negara

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup

pada tahun 384-322 S.M merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebut sebagai negara polis, yang pada saat itu masih dipahami negara masih

dalam suatu wilayah yang kecil. Artinya negara disebut sebagai negara hukum, yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia). Menurut Aristoteles juga keadilan merupakan syarat

mutlak bagi terselenggaranya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya.

Pengertian lain dikembangkan oleh Agustinus, yang merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artiya negara Tuhan, dan Civitas Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya negara duniawi.

Civitas Terrena ini ditolak oleh Agustinus, sedangkan dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civitas Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini

melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan. Meskipun demekian bukan berarti apa yang diluar Gereja

itu terasing sama sekali dari Civitas Dei (Kusnadi, 1995)

Berbeda dengan konsep pengertian negara, menurut Nicollo Machiavelli

(4)

suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan negara tidak mungkin hanya mengandalkan

kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara. Ajaran Machievelli yang paling terkenal ialah mengenai tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. Akibatnya

muncullah berbagai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral.

Teori negara menurut Machiavelli mendapat reaksi yang kuat dari filsuf lain seperti Thomas Hobbes (1712-1778), John Locke (1632-1704), dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan negara sebagai suatu badan atau organisasi

hasil dari perjanjian masyarakat bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik

serta hak kemerdekaan. Dalam keadaan alamiah sebelum terbentuknya negara hak-hak itu akan dapat dilanggar. Konsenkuensinya dalam kehidupan alamiah tersebut terjadilah pembenturan kepentingan berkaitan dengan hak-hak

masyarakat tersebut. Dalam keadaan naturalis sebelum terbentuknya negara, menurut Hobbes akan terjadi homo homini lupus, yaitu manusia menjadi serigala

bagi manusia lain, dan akan timbul suatu perang semesta yang disebut sebagai belum omnium contre omnes dan hukum yang berlaku adalah hukum rimba.

Konsep pengertian negara modern yag dikemukakan oleh para tokoh antara

lain: Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa negara adalah sebagai alat agency atau wewenang lauthhority yang mengatur atau mengendalikan

persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat (Soltau, 1961). Sementara itu menurut

(5)

agung dari pada individu atau kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama

untuk tercapainya suatu tujuan bersama. Masyarakat merupakan suatu negara manakala cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun kelompok-kelompok, ditentukan suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat

(Lasky, 1947: 8-9). Max Weber mengemukakan pemikirannya bahwa negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan

fisik secara sah dalam suatu wilayah (Weber, 1958: 78). Mc.Iver menjelaskan bahwa negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang

diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud tersebut doberi kekuasaan memaksa (Iver, 1955: 22). Sementara itu, Miriam Budiardjo Guru

Besar Ilmu Politik Indonesia mengemukakan bahwa negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya

melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah (Budiardjo, 1985: 40-41).

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua negara memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur negara adalah meliputi: Wilayah

atau darah teritorial yang sah, rakyat yaitu suatu bangsa sebagai pendukung pokok negara dan tidak terbatas hanya pada salah satu etnis saja, serta pemerintahan

(6)

Negara Indonesia

Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir

semua negara memiliki kesamaan, namun ditinjau dan segi tumbuh dan tterbentuknya negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta ciri khas masing-masing. Negara Inggris tumbuh dan berkembang

berdasarkan ciri khas bangsa serta wilayah bangsa Inggris. Mereka tumbuh dan berkembang dengan dilatarbelakangi oleh megahnya kekuasaan kerajaan,

sehingga negara Inggris tumbuh dan berkembang senantiasa terkait dengan eksistensi kerajaan. Negara Amerika tumbuh dan berkembang dari penduduk imigran yang bertualang menjelajahi benua, meskipun bangsa yang etnis di dunia

seperti dari Cina dan bangsa asia lainnya, Perancis, Spanyol, Amerika Latin dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Negara Amerika terbentuk melalui integrasi

antar etnis di dunia. Demikian pula negara-negara lain di dunia tumbuh dan berkembang dengan ciri khas dan sejarahnya masing-masing.

Demikian pula bangsa dan negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan

dilatarbelakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda serta Jepang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang

dilatarbelakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan di bawah penjajahan bahasa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah

unssur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latarbelakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang

(7)

kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian datanglah bangsa asing ke Indonesia maka bangsa Indonesia saat itu bertekad untuk membentuk suatu persekutuan hidup

yang disebut bangsa, sebagai unsur pokok negara melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Isi sumpah itu merupakan suatu tekad untuk mewujudkan unsur-unsur negara yaitu satu nusa (wilayah) negara, satu bangsa (rakyat), dan satu

bahasa, sebagai bahasa pengikat dan komunikasi antar warga negara, dan dengan sendirinya setelah kemerdekaan kemudian dibentuklah suatu pemerintahan

negara.

Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945. Alinea I, menjelaskan tentang latarbelakang

terbentuknya negara dan bangsa Indonesia, yaitu tentang kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa di dunia, dan penjajahan itu tidak sesuai dengan peri

kemanusiaan dan peri keadilan oleh karena itu harus dihapuskan. Alinea ke II menjelaskan tentang perjalanan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan, alinea III menjelaskan tentang kedudukan kodrat

manusia Indonesia sebagai bangsa yang religius yang kemudian pernyataan kemerdekaan. Adapun alinea IV, menjelaskan tentang terbentuknya bangsa dan

negara Indonesia, yaitu adanya rakyat Indonesia, pemerintahan negara Indonesia yang disusun berdasarkan Undang-Undang Dasar negara, wilayah negara serta dasar filosofis negara yaitu Pancasila (Notonagoro, 1975). (Oleh Wina Fitria, sumber: Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

Bab 2 Identitas Nasional

a. Pengertian Identitas Nasional

(8)

dalam The Capitalis Revolution,era globalisasi dewasa ini Ideologi kapitalislah yang akan menguasai dunia. Kapitalis telah mengubah masyarakat satu persatu

menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dalam ko0ndisi seperti ini negara nasional akan di kuasai oleh negara transnasional, yang lazimnya didasari oleh negara-negara dengan

prinsip kapitalisme. Namun demikian dalam menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.

Menurut Toyenbee ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challance dan response. Jikalau challance cukup besar sementara response kecil maka bangsa tersebut

akan punahdan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa aborigin di australia dan bangsa indian di amerika. Namun demikian jikalau challace kecil sementara

responce besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Oleh karena itu agar bangsa indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang

merupakan kepribadian bangsa indonesia sebagai dasar pengembangan kreativitas budaya globalisasi , sebagaimana yang terjadi di berbagai negara di dunia, justru

dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cendrung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasionalisme.

Istilah Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki

oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di

(9)

Berdasarkan hakikat identitas nasional sebagaimana di jelaskan diatas maka identitas nasinal suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa

atau lebih populer di sebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian sebagai identitas sebenarnya berasal dari para pakar psikologi yang mengatakan “manusia sebagai individu sulit dipahami mana kala ia

terlepas dari manusia lain”, karena manusia melakukan interaksi dengan individu lain yang memiliki sifat kebiasaan ,tingkah laku serta karakter yang khas yang

membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis , psikologis, dan sosiologis

yang mendasari tingkah laku individu, oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan

manusia lain ( Ismaun,1981:6). Jikalau kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa maka persoalannya adalah bagaimana pengertian suatu bangsa itu.

Bangsa pada hakikatnya sekelompok besar manusia yang mempunyai

persamaan nasib dalam proses sejarah, hingga memiliki persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah

tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional “. Berdasarkan uraian diatas maka kepribadiansebagai suatu identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa

tersebut, oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat di pisahkan dengan pengertian “ Peoples Charater”, “Nasional Character” atau

(10)

Hal ini mengingat bangsa indonesia itu sendiri atas berbagai macar unsur etnis,ras,suku,kebudayaan, agama serta karakter yang sejak asalnya memang

memiliki suatu perbedaan, oleh karena itu cara historis berkembang dan menemukan jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945. Namun demikiana identitas nasional suatu bangsa tidak cukup di pahami secara statis

mengingat bangsa adalah merupakan kumpulan dari manusia-manusia yang senantiasa berinteraksi sengan bangsa lain di dunia dengan segala hasil

budayanya.

Menurut Robert de ventos sebagaimana dikutip oleh manuel castells dalam bukunya ,the power of identity (dalam suryo,2002) mengemukakan selain faktor

etnisitas,teritorial,bahasa,agamaserta budaya,juga faktor dinamika suatu bangsa tersebut dalam proses pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh karena

itu identitas nasional bangsa indonesia juga harus di pahami dalam arti dinamis, yaitu bagaimana bangsa itu melakukan akselarasi dalam pembangunan termasuk peroses interaksinya secara global dengan bangsa-bangsa lain di dunia

internasional. Dalam sejarah dunia kita ketahui bahwa banyak anak-anakbansa inggris menemukan ilmu pengetahuan yang yang kemudian dikembangkan

melalui teknologi. Atas karya besar tersebut bangsa inggris mengalami suaturevolusi kehidupan yaitu “ Revolusi industri “. Dengan revolusi industri tersebut bangsa inggris mulai menjelajahi benua lain, sehingga di benua lain

bangsa inggris menanamkan karya besar yang di kembangkan karena kreativitas dari anak bangsa tersebut.

(11)

kemerosotan dari segi Identitas Nasional. Setelah dekrit presiden 5 juli 1959 bangsa indonesia kembali ke UUD 1945 dan pada saat itu di kenal masa priode

lama dengan penekanan kepada kepemimpinanyang sifatnya sentralistik. Dengan adanya priode lama tersebut perkembangan partai komunis semakin berkembang pesat banyak terjadi permasalahan yang menimpa bangsa indonesia seperti

timbulnya gerakan G 30 S PKI,Rakyat indonesia menjadi semakin tidak menentu dan lain-lain.

Terjatuhnya kuasa orde lama diganti dengan masa orde baru dengan munculnya kepemimpinan yang kuat yaitu jendral soeharto, pada masa pemerintahan Soeharto banyak mengembangkan program Pembangunan

Nasionalyang sangat populer disebut dengan program Repelita,selama kurang lebih tiga puluh dua tahun soeharto berkuasa seakan-akan bangsa indonesia

menunjukan kepada masyarakat dunia internasional bahwa bangsa indonesia sebagai bangsa yang demokratis.

Pada saat itu bangsa indonesia berupaya secara dinamis akan mengembangkan

ilmu pengetahuan dan ilmu menristik bahkan juga di kembangkannya ilmu teknologi modren di bagian pesawat terbg yang di pelopori oleh B.J. Habibie.

Namun pada kenyataannya berdirinya industri pesawat terbang tersebut belum memberikan peningkatan kepada kesejahteraan rakyat. Yang sangat memperhatinkan pada saat itu adalah timbulnya permasalahan korupsi sehinga

konsekuensinya identitas nasional indonesia otu dikenal sebagai bangsa yang korup. Oleh karena itu akibatnya pada saat ini sebagian rakyat bahkan banyak

(12)

Pasca kekuasaan orde baru bangsa indonesia melakukan suatu gerakan nasional yang populer dewasa ini disebut dengan gerakan “Reformasi”. Pada era

reformasi ini kehidupan rakyat indonesia semakin bebas ,demokratis, dan yang terlebih penting lagi adalah meningkat kesejahteraannya baik lahir dan batin. Nampaknya makna kebebasan inipun dimaknai lain oleh sebagian besar

masyarakat,bahkan kadangkala aparat dan penegak hukum dibuat tidak berdaya. Dalam hubungan dengan konteks identitas nasional dinamis nampaknya

bangsa indonesia tidak merasa bangga dengan bangsa dan negaranya di dunia internasional. Akibatnya semangat patriotisme,semangat kekuasaan,semangat untuk mempersembahkan karya terbaik bagi bangsa dan negara di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis indonesia harus memiliki visi yang jelasdalam melakukan

reformasi,melalui dasar filosofi bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika yang terkandung dalam filosofi pancasila. Selain itu dengan kesadaran akan kebersamaan dan persatuan tersebut maka insya allah bangsa indonesia akan

mampu mengukir identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.

b. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran Identitas Nasional suatu bangsa memiliki sifat dan ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri yang sangat di tentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor pendukung

kelahiran identitas nasional tersebut meliputi (1) Faktor Objektif yang meliputi faktor geografis ekologis dan demokratis, (2) Faktor subjektif ,yaitu faktor

(13)

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak diperrsimpangan jalan komunikasi

antarwilayah dunia di asia tenggara ikut mempengaruhi proses perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,sosial,dan kultural bangsa indonesia. Melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya hasil dari interaksi dari berbagai

faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat,bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa indonesia,yang muncul tatkala nasionalisme

berkembang di indonesia pada awal abad XX.

Robert de ventos, sebagimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The Power of Identity (suryo,2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas

nasionalsuatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor Primer,faktor pendorong, faktor penarik dan faktor rekreatif .

 Faktor pertama mencangkup etnisitas ,teritorial,bahasa,agama dan

sejenisnya,unsur-unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki criri khas sendiri-sendiri menyatukandiri dalam persekutuanhidup bersama yaitu bangsa indonesia.

 Faktor kedua meliputipembangunan komunikasi dan teknologi,lahirnya

angkat bersenjata modren dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembnagunan merupakan suatu identtas

nasional yang bersifat dinamis. Oleh sebab itu peroses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat di tentukan oleh tingkat

kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia.

 Faktor ketiga Mencangkup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang

(14)

sehingga bahasa indonesia merupakan bahasa resmi negara dan bangsa indonesia.

 Faktor keempat meliputi penindasan,dominasi ,dan pencarian identitas

alternatif melalui memori kolektif rakyat.bangsa indonesia yang hampir tiga setengah abad di kuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat indonesia.

Keempat faktor tersebutlah pada dasarnya tercangkup dalam proses pembentukan Identitas Nasional bangsa indonesia yang telah berkembang dari

masa sebelum bangsa indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain. Dan pembentukan Identitas Nasional melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti Sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis yang saling

berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.

c. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional.

Bangsa indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional memiliki sejarah serta perinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa-bangsa indonesia berkembang menuju fase

nasionalisme modren,diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Filsafat bangsa dan negara yaitu BPUPKI.

Prinsip-prinsip dasar itu di temukan oleh para pendiri bangsa tersebut yang diangkat dari filsafat hidup dan pandangan hidup bangsa indonesia, yang kemudian diabsraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu

pancasila. Jadi filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut titus

(15)

Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai kebudayaan dan

keagamaan yang di miliki oleh bangsa indonesia, jadi Filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang.

Pancasila meripakan nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini menurut Notonagoro bangsa indonesia

adalah sebagai Kausa Materialis pancasila. Proses perumusan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama,sidang “Panitia9”, sidang BPUPKI kedua,serta akhirnya disyahkan secara formal yuridis

sebaai dasar filsafat negara republik indonesia.

SECARA BUDAYA BANGSA SEBAGAI AKAR IDENTITAS NASIONAL

Bangsa indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang. Berdasarkan kenyataan objektif tersebut maka untuk memahami jati diri bangsa indonesia serta identitas nasional Indonesia maka tidak dapat dilepaskan dengan

akar-akar budaya yang mendasari identitas nasional indonesia. Kepribadian, jati diri, serta identitas nasional yang terumus dalam filsafat pancasila harus dilacak

dan dipahami melalui sejarah terbentuknya bangsa indonesia sejak zaman kutai, sriwijaya, maja pahit serta kerajaan lainnya sebelum panjajahan bangsa asing di indonesia.

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila yaitu: Ketuhanan, kemanuasiaan, persatuan, kerakyatan serta keadialan dalam kenyataan secara

(16)

pada abad ke-IV, ke-V, kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke-VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah

wangsa Syailendra di Palembang kemudian kerajaan airlangga dan majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modren menurut yamin dirintis oleh

para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908 kemudian di cetus pada sumpah

pemuda pada tahun 1928, akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri.

Oleh karena itu akar-akar nasionalise indonesia yang berkembang dalam

perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasinal. Yaitu nilai-nilai yang tumbuh berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa

indonesia. (Oleh nurul Rahmadhani, sumber: Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

Bab 3 Hak dan Kewajiban Warga Negara

a. Pengertian Warga Negara dan Pendudukan

Syarat syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah harus ada wilayah

tertentu, ada rakyat yang tetap dan ada pemerintahan yang berdaulat. Ketiga syarat ini merupakan ke-satuan yang tak dapat dipisahkan. Tidak mungkin suatu negara berdiri tanpa wilayah dan rakyat yang tetap, namun bila negara itu tidak memiliki

pemerintahan yang berdaulat secara nasional, maka negara itu belum dapat disebut sebagai negara merdeka.

(17)

sebaliknya warganegara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungin oleh negara.

Dalam hubungan internasional di setiap wilayah negara selalu ada warga negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warganegara adalah penduduk seatu negara, sedangkan setiap penduduk belum tentu

warganegara, karena mungkin seorang warga asing. Penduduk suatu negara mencakup warga negara dan orang asing, yang memiliki hubungan berbeda

ganegara dan orang asing, yang memiliki hubungan berbeda dengan negara. Setiap warganegara mempunyai hubungan yang tak terputus meskipun dia beetempat tinggal di luar negeri. Sedangkan seorang asing hanya mempunyai

hubungan selama dia bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.

Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap penduduk. Misalnya dalam

pasal 29 (2) disebut “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu”. Di bagian lain UUD 1945 menyebutkan hak-hak khusus untuk

warganegara, ,isalnya dalam pasal 27 (2) yang menyebutkan “tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanisiaan” dan dalam pasal 31 (1) yang menebutnkan “tiap-tiap warganegara berhak mendapatkan pengajaran”.

b. Asas-asas Kewarganegaraan

1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli

Setiap negara yang berdaulat berhak untuk menentukan sendiri

(18)

daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahiran di negara a tersebut. Sedangkan asas ius-sanguinin

adalah asas kenegaraan seseorang ditentukan oleh orangtuanya. Seorang adalah warga negara B karena orangtuanya adalah warga negara B.

2. Bipatride dn Apatride

Dalam hubungan antara negara seseorang dapat pindah tempat dan berdomisili dinegara lain. Apabia seseorang atau keluarga yang bertempat

tinggal dinegeri lain melahirkan anak, maka status kewarganegaraan anak ini tergantung pada asas yang berlaku di negara tempat kelahirannya dan yang berlaku di negara tempat kelahirannya dan yang berlaku di negara

orangtuanya. Perbedaan asas yang dianut oleh negara yanglain, misalnya negara a menganut asas sanguinin sedangkan negara b menganut asas

ius-soli, hal ini dapat menimbulkan status bipatrid dan apatrid pada anak dari orang tua yang bermigrasi diantara kedua negara tersebut.

Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua

negara itu. Misalnya, adi dan ani adalah suami istri yang berstatus warganegara A namun mereka berdomisili di negara b. Negara A mengnut asa

ius-sanguinin dan negara B menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak mereka , dani. Menurut nefara A yang menganut asa ius-sanguinis, dani adalah warganegaranya karena mengikuti kewarganegaraan orang tuanya. Menurut

negara b yang menganut ius-soli, dani juga warganegaranya, kerena tempat kelahirannya adalah di negara B. Dengan demikian dani mempunya staus dia

kewarganegaraan atau bipatride.

(19)

negara manapun. Misalnya, agus dan ira adalah suami istri yang berstatus warga negara B yang berasas ius-soli. Mereka berdomisili di negara A yang

berasas ius-sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka, budi, menurut negara A, budi tidak di akui sebagai warganegara. Karna orang tuanya bukan warganegaranya. Begitu pula menurut negara B, budi tidak diakui sebagai

warganegaranya, karena lahir di wilayah negara lain. Dengan demikian tidak mempunyai kewarganegaraan atau apatride. (Oleh Relly Meiwati, sumber: Kaelan dkk. 2002. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

c. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pemahaman tentang hak dan kewajiban, terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang hak asasi manusi. Hak asasi manusia. Hak asasi manusia

adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang sebagai ciptaan tuhan agar mampu menjaga harkat, martabatnya dan keharmonisannya lingkungan. Hak asasi merupakan hak dasar yang melekat secara kodrat pada diri manusia dengan

sifatnya yang universal dan abadi. Oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, tidak boleh diabaikan, tidak boleh dikurangin dan di rampas oleh

siapa pun.

Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atas perlindungan oleh negara melalui pernyataan tertulis yang harus dimuat dalam UUD negara. Peranan negara

sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 39 / 1999 tentang HAM menyatakan. Menunjukan tinggih dan melindingi hak asasi manusia.

A. Hak Warga Negara

Dalam UUD 1945 telah dinyatakan, bahwa hak warga negara adalah sebagai berikut.

(20)

2) Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan pikiran. 3) Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.

4) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan.

5) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup. Tumbuh dan berkembang

serta perlingungan kekerasan dan doskriminasi.

6) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya.

7) Berhak mendapatkan pendidikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejehteraan

hidup manusia.

8) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya

secara kolektif untuk mebangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

9) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlingungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.

10) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

11) Setiap warga negara berhak meperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintah.

12) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

13) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamnya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

(21)

14) Setiap orang berhak atas kebebasan dan menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikapa, sesuai dengan nuraninya.

15) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mngeluarkan pendapat.

16) Setiap orang berhaj untuk berkomunikasi dan memperoleh infosrmasi

untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyamikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

tersedia.

17) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,keluarga, kehormatan, mertabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas

rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan dan berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

18) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik negara lain.

19) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat berhak memperoloeh

pelayanan kesehatan.

20) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

21) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai

persamaan keadailan.

(22)

23) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui

sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat di kurangin dalam keadaan apapun.

24) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan

yang bersifat dikriminatif itu.

25) Identitas budaya dan hak msyarakat tradisional di hormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

B. Kewajiban Warga Negara

1) Wajib menjujung hukum dam pemerintahan.

2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. 3) Wajib ikut serta dalam pembelaan negara

4) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain

5) Wajib tunduk kepada pembatasan yang di tetapkan dengan undang-undang untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebeasan orang

lain.

6) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

7) Wajib mengikuti pendidikan dasar. (Oleh Relly Meiwati, sumber: Syarbaini, Syahrial.Dr.MA. 2011. “Pendidikan Pancasila, Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa”. Bogor: Ghalia Indonesia)

d. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara

(23)

1. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warga negara yang sama dalam hukum pemerintahan, serta kewajiban untuk menjujung hukum dan pemerintah.

2. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warga negara atas pekejaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945 menetapkan hak dan

kewajiban warganegara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara. 4. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara untuk berserikat,

berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

5. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk agamnya masing-masing dan beribadat menurut agamanya.

6. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan negara.

7. Pasal 31 ayat (1) menebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

e. Hak dan Kewajiban Bela Negara

1) Pengertian

Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang di landasin oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadran berbangsa dan

bernegara indonesia dengan keyakinan pada pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi.

(24)

wilayah nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

2) Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara

Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini

menunjukan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap warganegara turut serta dalam menentukan

kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan undang-undang yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warganegara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara,

sesuai dengan kemampuan dam profesinya masing masing. 3) Motivasi dalam pembelaan negara

Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadaranya demikian perlu ditumbuhkan melaui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam

pembelaan negara. Proses motivasi untuk mencibtai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk untuk membela negara

dan bangsa akan berhasil jika setiap warga mehami keunggulan dan kelebihan negara dan bangsanya. Sisamping itu setiap warga negara hendaknya juga meahami kemungkinan segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan

negara indonesia. Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut serta

membela negara indonesia.

a. Pengalaman sejarah perjuangan RI.

(25)

c. Keadaan penduduk (demografis) yang besar d. Kekayaan sumber daya alam

e. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan.

f. Kemungkinan timbulnya bencana perang. (Oleh Relly Meiwati, sumber: Kaelan dkk. 2002. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)

Bab 4 Konstitusi

a. Konstitusionalisme

Konstitusionalisme setiap warga negara modren dewasa ini senantiasa memerlukan sesuatu sistem pengaturan yang dijabarkan dalam suatu

konstitusi. Oleh karena itu konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisme mengacu kepada pengertian sistem

institusionallisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Dengan lain perkataan untuk menciptakan suatu tertib pemerintehan di perlukan pengaturan sedemikian rupa, senhingga

dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat di batasi dan di kendalikan (hamilton, 1931.2 255). Gagasan mengatur dan membatasi

kekuasaan ini secara alamiah muncul karena adanya kebutuhan untuk merespon perkembangan peran relatif kekuasaan dalam suatu kehidupan umat manusia.

Ketika negara negara bangsa (nationstates) mendapatkan bentuknya yang sangan kuat, sentralistis dan sangat berkuasa selam abat ke-16 dan

ke-17, berbagai teori polotik berkembang untuk memberikan penjelasan menganai perkebangan sistim yang kuat tersebut.

Basis konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan

(26)

berkaitan dengan negara. Organisasi negara itu di perlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat di lindungi

atau di promosikan memalui pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut negara (adrews, 1968.29) oleh karena itu kata kuncinya adalah konsensus general agreement. Jika kesepakat itu itu runtuh, maka

runtuh ula legitimasi kekuasaan negara yang bersangkutan dan pada gilirannya dapat terjadi civil war atau perang sipil,atau dapat pula suatu

revolusi. Dalam sejarah perkembangan negara di dunia peristiwa tersebut terjadi di prancis tahun 1789, di amerika tahun 1776, di rusia tahun 1917 bahkan di indonesia terjadi pada tahun 1945, 1965 dan 1998.

Konsensus yang menjaminj tegaknya konstitusinalisme dewasa ini pada umumnya di pahami berdasarkan pada tiga elemen kesepakatan atau

konsensus, sebagai berikut:

1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita cita bersama (the general goals of society or general acceptance of the same philosopy of

govarrument).

2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan

atau penyelengaraan negara (the basis og govarment)

3. Kesepakatan bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan( the from of institusions and prosedures). ( adrews

1968:12).

Kesepakatan pertama yaitu berkenaan dengan cita cita bersama yang

(27)

kesamaan kepentingan sesama warga masyarakat yang dalam kenytaannya harus hidup di tengah tengah plurahlisme atau kemejukan. Oleh karena itu,

pada suatu masyarakat untuk menjaminkan kebersaam dalam keranhgka kehidupan negara. Di perlukan perumusan tentang tujuan atau cita cita bersama yang biasa juga di sebut sebagai falsafah kenegaraan atau

staatsidde (cita negara) yang berfungsi sebagai fhilosofhiscegronslaag dan comenplatforms, diantara sesama warga masyarakat dalam kontes

kehidupan bernegara.

Bagi bangsa indonesia dasar filosis yang dimaksut adalah bahasa filsafat negara pancasila. Limas perinsip dasar yang merupakan filosofis bangsa

indonesia tersebut adalah: 1.Ketuhanan yang maha esa, 2.Kemanusiaan yang adil dan beradap, 3.Persatuan indonesia, 4.Kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.

Kesepkatan kedua, adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahandi

dasarkan atas aturan hukum dan konstitusi. Kesepakatan kedua ini juga sangat prinsipial, karena dalam setiap negara harus ada keyakinan bersama

bahwa dalam segala hal daloam penyelenggaraan negara harus didasarkan atas rule of law.

Kesepakatan tiga, adalah berkenaan dengan a. Bangunan organ negara

dan prosedur prosedur yang mengatur kekuasaan, b. Hubungan hubungan antara organ negara itu satu sam lain, c. Hubungan antara organ organ

(28)

pembatasan kekuasaan atau yang lain disebut sebagai prinsip limited goverment. Dalam pengertian inilah maka konstitutisonalisme mengatur2

hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu : pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga negara, kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan yang satu dengan yang lainnya

b. Konstitusi indonesia

Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah

tentang undang undang 1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amendemen terhadap uud 145 memang amandemen tidak di maksutkan untuk mengati sam sekali UUD 1945, akam tetapi ,merupakan

prosedur penyempurnaan terhadap UUD1945 tanpa harus mengubah UUD nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan perincian

yang di jadikan lampiran ontektik terhadap UUD tersebut(mahfud,1999:64). Dengan sendirinya amandemen dilakukan dengan melakukan perubahan pada pasla pasal maupun tambahan

tambahan.

Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut di dasarkan

terhadap pada kenyataan sejarah pada masla lama dan orde baru bahwa penerapan pada pasal pasal uud dasar memiliki sifat “multi interpretabel” atau dengan kata lain berwayu arti, sehingga ,mengakibatkan adanya

sentralisasi kekuasaan terutama pada presiden.

Satu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945

(29)

akan mengantarkan bangsa indonesia kearah tahapan baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan. Demikianlah bangsa indonesia

memasuki gagasan batu dalam kehidupan ketatanegaraan yang diharapkan membawa perbaikan tingkat kehidupan rakyat.

Hukum Dasar Tertulis ( Undang-Undang Dasar)

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengerytian hukum dasar meliputi dua macam yaitu,hukum dasar tertulis (convensi) oleh karena itu sifatnya

yang tertulis ,maka undang undang dasar itu rumusnya tertulis dan tidak mudah berubah. Jadi prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur dalam undang undang dasar.bagi mereka yang

memandang negara dari sudut kekuasaan dan menggangapnuya sebagai sesuatu organisasi kekuasaan. Dalam penjesan undang undang dasar 1945

disebutkan bahwaundang undang dasar 1945 bersifat singkat dan supel.undang undang dasar 1945 hanya memiliki 37 pasal,

Hukum dasar yang tidak tertulis (convensi)

Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis yaitu aturan aturan dasar yang timbul dan terpilihara dalam praktek penyelenggaraan negara

meskipun siafatnya tidak tertulis.convensi mempunyai siafat sifat sebegai berikut:

1. merupakan kebiasaanyang berulang kali dan terpelihara dalam praktek

penyelenggaraan negara.

2. tidak bertentangan dengan undang undang dasar dan berjalan sejajar.

(30)

Konstitusi

Disamping pengertian undand undang dasar,dipergunakan juga istilah

lain yaitu “konstitusi”.istilah berdasar dari bahasa inggris “constitusion” atau bahasa belanda “constitue”. Terjemahan dari istilah tersebut dalah undang-undang dasar dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang

belanda dan jerman yang dalam percakapan sehari hari memakai kata “grondwet” (grond=dasar,wet=undang-undang ) yang keduanya

menunjukan naskah tertulis.

Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya mempunya arti:

1. Lebih luas dari undang0undang dasar atau 2. Sama dengan pengertian undang undang dasar.

Kata kosntitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian undang- undang dasar, karena pengertian undang undang dasar hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi

tidak tertulis yang tidak tercakup dalam undang-undang dasar.

Sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 hasil amandemen

2002

Sistem pemerintahan negara indonesia sebelum dilakukan amandemen dijelaskan secara terinci dan sistematis dalam penjelasan undang undang

dasar 1945.sistem pemerintahan negara indonesia dibagi atas tujuh yang secara sistematis merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat oleh

karna itu sistem pemeritahan negara ini dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintah negara.

(31)

Negara indonesia berdasarkan atas hukum (rechsstaat) tidk berdasarkan atas kekuasaan belaka(machtsstaat) hal ini mengandung

arti bahwa negara,termasuk dalamnya pemerintahan dan lembga lembaga negara lainya dalam melaksanakan tindakan tindakan apapun.dengan landasan dan semangat negara hukum dalam arti

material itu,setiap tindakan negara haruslah mempertimbang dua kepentingan atau landasan,ialah kegunaannya dan landasn\an

hukumnya.

2) sistem konstitusional

Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar),tidak

bersifat absolut (kekuasaan yang tidak terbatas).sistem ini memberikan pengawasan bahwa cara pengendalian pemerintahan

dibatasi oleh ketentuan ketentu konstitusi.

3) kekuasaan negara yang tertinggi di tangan rakyat

sistem kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan amandemen di

nyatakan dala penjelsan undang undang dasar 1994 sebagai berikut:“kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan,

bernama MPR,sebagai penjelmaan seluruh rakyat indonesia.

4) Presiden ialah penyelengara pemerintahan negara yang tertinggi di samping MPR dan DPR

Kekuatan presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen, dinyatakan dalam penjelasan undang undang dasar

(32)

5) presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

Sistem ini menurut UUD 1945 sebeum mandemen dijelaskan dalam

penjelasan UUD 1945,namun dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 juga memiliki isi yang sama.

6) menteri negara ialah pembantu presiden,menteri negara tidak

bertanggung jawab kepada dewan pewakilan rakyat

Sistem ini dijelaskan dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun

dalam penjelasan UUD 1945 “presiden dalam melaksanakan tugas perintahanya dibantu oleh materi materi negara(pasal 17 ayat (1) UUD 1945 hasil amandemen).

7) kekuasaan kepaka negara tidak tak terbatas

sistem ini dinyatakan secara tidak eksplisit dalam UUD 1945 hasil

amandemen 2002 dan masih sesuai dengan penjelasanm UUD 1945 dijelaskan. Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada dewan perwakilan rakyat, ia bukan “diktator”,artinya kekuasaan tidak

terbatas.

8) Negara indonesia adalah negara hukum

Menurut penjelasan UUD 1945,negara indonesia adalah negra hukum, negara hukum yang berdasarkan pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan.sifat negara hukum hanya dapat

ditunjukan jikalau alat alat perlengkaannya bertindak menurut dan terikat kepada aturean aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat

alat perlengkapan yang dikuasai unyuk mengadakan aturan itu. Ciri ciri suatu negara hukum adalah:

(33)

peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau

kekuatan lain dan tidak memihak

jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan

hukumannya dapat dipahami dapat dilaksankan dan aman dalam melaksanakannya.

Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa indonesia harus menjiwai semua peraturan hukum dan

pelaksanaanya, ketentuan ini menunjukan bahwa dinegara indonesia di jamin adanya perlindungan hak-hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum. Bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar

kekuasaan. Menjadi suatu kewajiban dan kebenaran berdasarkan pancasila yang selanjutnya melakukan pedoman peraturan-peraturan

pelaksanaan. Disamping itu sifat hukum yang berdasarkan pancasila yang berdasarkan pancasila, hukum mempunya fungsi pengayoman agar cita cita luhur bangsa indonesia tercapai dan terpelihara.

Namun demikian untuk menegakan hukum demi keadilan dan kebenaran perlu adanya badan-badan kehakiman yang kokoh kuat

yang tidak mudah dipengaruhi oleh kembaga lembaga lainya. Pemimpin eksekutif (presiden) wajib bekerja sama dengan badan-badan kehakiman untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dan sehat.

Dalam era reformasi dewasa ini bangsa indonesia benar-benar

(34)

kembalikan pada dasar-dasar negara hukum yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 hasil amndemen 2002 yang mengemban

amanat demokrasi dan perlingdungan hak hak asasi manusia.

Adapun pengembangan hukum di indonesia sesuai dengan tujuan negara hukum, diarahkan pada terwujudnya sistem hukum yang

mengabdi pada kepentingan nasional terutama rakyat,melalui penyusunan materi hukum yang bersumberkan pada pancasila

sebagai sumber filosinya dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusionalnya, serta aspirasi rakyat sebagai sumber merialnya.

(Oleh Retta Aglena, sumber: Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Ghalia Paradigma)

Bab 5 Korupsi

a. Pengertian Korupsi

Korupsi berkaitan dengan perbuatan yang merugikan kepentingan umum (publik) atau masyarakat luas untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Menurut WF Wertheim, pemakaian umum istilah “korupsi” pejabat kita

menyebutkan dengan nama korup, apabila seorang pegawai negeri menerima pemberian yang disodorkan oleh seorang swasta, dengan maksud

mempengaruhinya agar memberikannya agar memberikan perhatian istimewa pada kepentingan-kepentingan si pemberi. Terkadang perbuatan ini dilakukan dengan menawarkan pemberian itu atau hadiah lain yang menggoda. Pemerasan

berupa permintaan pemberian atau hadiah dalam pelaksanaan tugas publik (umum), juga biasanya disebut sebagai korupsi. Ciri-ciri korupsi adalah sebagai

berikut.

(35)

2) Kegiatannya serba rahasia.

3) Keuntungan diperoleh secara timbal balik.

4) Berlindung dibalik pembenaran hukum.

5) Mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah. 6) Mengandung penipuan kepada pubik/masyarakat.

7) Bentuk penghkhinatan kepercayaan rakyat. 8) Melanggar norma dan tatanan masyarakat.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan anti korupsi adalah sikap menentang atau gerakan memusuhi segala bentuk penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Konsekuensi perilaku korupsi antara lain:

1) negara mengalami krisis moneter dan menjadi miskin,

2) perusahaan menjadi bangkrut atau pailit, 3) perekonomian negara menjadi terseok-seok,

4) cita-cita masyarakat yang adil makmur menjadi terlambat,

5) menimbulkan kekacuan, stabilitas ketertiban dan keamanan terganggu, dan 6) dapat menimbulkan kerawanan sosial.

Dalam pengertian lain, korupsi adalah penyalahgunaaan kekuasaan atau jabatan publik untuk kepentingan pribadi (The oxford Unabridged Dictionary). Korupsi melibatkan perilaku oleh pegawai sektorpublik, baik politikus atau

pegawai negeri, mereka dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri mereka sendiri atau orang yang dekat dengan mereka, dengan

(36)

b. Pemberantasan Korupsi

Kejahatan (tindak pidana) korupsi merupakan ancaman terhadap

prinsip-prinsip demokrasi, yang menjunjung tinggi keterbukaan, dan keamanan serta stabilitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, korupsi adalah tindakan yang merugikan pembangunan berkelanjutan.

Penggelapan uang kantor, menyalahgunakan wewenangnya untuk menerima suap, menikmati gaji buta tanpa bekerja secara serius adalah tindakan korupsi.

Kerakusan dan membiarkan perilaku korupsi yang dapat membawa kehidupan seseorang tidak berarti secara kemanusiaan, karena mereka telah diperbudak oleh harta benda dalam kehidupan yang sangat singkat. Apabila seseorang terindikasi

dan terbukti melakukan korupsi makan orang tersebut tidak hanya menerima hukum fisik seperti penjara, tetapi yang berat adalah menerima malu dan terisolasi

dalam kehidupan masyarakat.

Penyebab utama dari perilaku korupsi adalah nafsu untuk hidup mewah dalam kelompok yang memerintah. Pemberantasan korupsi sangat penting bagi

kehidupan berbangsa dan bernegara dengan beberapa pertimbangan, antara lain sebagai berikut.

1) Korupsi menghambat dan menghalangi usaha kita berbangsa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka oleh karena itu pemerintah bersama-sama masyarakat mengambil

langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi secara sistematis dan berkesinambungan.

(37)

sama internasional untuk mencegah dan pemberantasannya termasuk pemulihan atau pengambilan aset-aset hasil kejahatan korupsi.

3) Kemiskinan dan kebodohan serta rendahnya mutu kehidupan rakyat kita sangat dipengaruhi oleh kejahatan korupsi, karena dana negara yang seharusnya dapat digunakan untuk mengentaskan kemiskinan dan

meningkatan pelayanan pendidikan telah mengalir kepada tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

4) Kejahatan korupsi sudah merupakan perilaku pengkhianatan kepada negara dan cita-cita proklamasi kemerdekaan, tidak memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air serta merongrong kehidupan bernegara.

5) Pada hakikatnya, kejahatan korupsi sudah menyamai sikap anti Pancasila dan anti UUD 1945, karena nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 mengajarkan kita

untuk hidup bertakwa kepada Tuhan, punya rasa kemanusiaan, punya rasa kebersamaan dan kekeluargaan untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa kecuali.

Atas dasar pertimbangan di atas, pemerintah Indonesia beserta rakyatnya telah ikut aktif dalam upaya masyarakat internasional untuk mencegah dan

memberantas korupsi menandatangani United Nations Convention Against Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa anti korupsi, 2003) pada tanggal 18 Desember 2003 di markas besar PBB. Pemerintah Indonesia

menganggap sangat penting pemberantasan korupsi, sehingga konvensi PBB tentang Anti Korupsi itu telah ditetapkan UU No.7 Tahun 2006 tentang

(38)

1) Memperdayakan komisi pemeriksaan kekayaan pejabat dan latar belakang kehidupannya.

2) Membangun sistem pencegah dini korupsi, undang-undang anti korupsi yang konsisten.

3) Memberi jaminan hidup layak bagi pegawai.

4) Menggubakan sistem pembuktian terbalik artinya membuktikan asal-usul kekayaan pejabat negara.

5) Mengumumkan audit kekayaan pejabat sebelum dan sesudah bertugas. Membuat iklan layanan masyarakat di media massa.

Pemberantasan korupsi ternyata tidak mudah, meskipun Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Intruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, ternyata belum memperoleh hasil

yang menggembirakan.

Presiden telah mengungkapan delapan langkah lanjutan pemberantasan korupsi, sebagai hasil rapat koordinasi antara pemerintah dengan komisi

ombudsman nasional. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1) Dimulai dari lingkungan di sekitar Presiden sperti sekitar sekretariat negara,

kantor Presiden,, sekretariat presiden, dan wakil presiden.

2) Melakukan pemeriksaan dalam pengadaan barang di semua lembaga negara, termasuk departemen-departemen, DPR dan lembaga lainnya. Pengadaan

adalah sebagai ajang korupsi yang paling mudah dilakukan, dengan kasusnya adalah mark-up (pembengkakan) harga barang dan juga meminta potongan

(39)

3) Mencegah penyimpangan proyek rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

4) Mencegah terjadinya penyimpangan tender pada pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan dalam masa empat tahun dianggarkan senilai puluhan triliun asa pemerintahan SBY.

5) Pemerintah akan melakukan penyelematkan terhadap aset-aset negara yang ada di departemen, BUMN dan swasta yang terkait dengan aset negara.

6) Mencari mereka yang sudah divonis oleh pengadilan dan masih dalam proses hukum, namun lari keluar negeri.

7) Meningkatkan intensitas pemberantasan penebangan liar dan penyaluran

dananya terhadap kayu di hutan.

8) Bukti nyata pelaksanaan berbagai program yang telah dicanangkan oleh

pemerintah tentang pemberantasan korupsi.

9) Upaya pemerantasan korupsi juga membutuhkan semangat dari pemimpin tertinggi dari setiap departemen dan birokrasi pemerintah, khususnya para

menteri harus dapat melacak korupsi dilingkungan departemennya.

c. Partisipasi dalam Pemberantasan Korupsi

Masalah korupsi tidak bisa diselesaikan hanya melaui penegakkan hukum. Penyelesaian masalah korupsi haruslah dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu hukum, ekonomi, dan moral. Pemberantasan korupsi haruslah dipimpin oleh

pemimpin yang berani bersih, reputasinya baik, moralnya tinggi dan bisa menjadi teladan. Dukungan masyarakat dalam pemberantasan korupsi sangat penting.

(40)

masyarakat. Dengan demikian, peran serta masyarakat sangat menentukan pemberantasan korupsi.

Dukungan masyarakat terhadap pemberantasan korupsi dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut.

 Mengasingkan dan menolak keberadaan koruptor sertatidak memilih pejabat

yang terlibat korupsi

 Melakukan pengawasan dan mendukung terciptanya lingkungan yang anti

korupsi.

 Melaporkan bila ada penyelewengan dan berani memberikan kesaksian dalam

pemeriksaan perkara korupsi.

Masyarakat yang berjasa mengungkapkan korupsi berhak mendapatkan

penghargaan, berupa piagam dan premi sesuai dengan PP No.17 Tahun 2000. Sebagai peran serta masyarakat dan pemberantasan korupsi, para pelapor telah

dijamin oleh perundang-undangan, seperti larangan menyebut nama atau identitas pelapor serta memberikan rasa aman kepada pelapor yang dilindungi oleh alat negara seperti polisi.

Beberapa instrumen telak dikeluarkan, baik berupa hukum dan undang-undang, maupun berupa kelembagaan yang menangani masalah korupsi.

Instrumen hukum secara kronologis telah dikeluarkan pada masa pemerintahan Soekarno sampai dengan masa reformasi.

1) Masa Pemerintahan Soekarno

Gerakan anti korupsi pertama kai dipimpin oleh Kolonel Zulkifli Lubis, wakil kepala staf angkatan darat. Kampanye anti korupsi, memberantas

(41)

Peraturan Penguasa Militer No.PRT/PM/06/1957. Dalam peraturan itulah muncul istilah korupsi.

2) Masa Pemerintahan Soeharto (1967-1998)

Pada masa pemerintahan Soeharto telah dikeluarkan berbagai instrumen hukum untuk pemberantasan korupsi, yang dapat kita lihat secara kronologis

sebagai berikut.

 Pada tahun 1967, sebagai pejabat negara, Presiden Soeharto mengeluarkan

Presiden No. 228 tahun 1967 untuk membentuk Tim Pemberantasan

Korupsi.

 Pada tahum 1970, dibentuk Komisi Empat berdasarkan Keputusan

Presiden No. 12 tahun 1970. Komisi ini bertugas meneliti dan mengkaji kebijakan dan hasil yang dicapai dalam pemberantas korupsi.

 Pada tahun 1971, pertama kali Indonesia memiliki undang-undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No. 3 tahun 1971.

 Pada tahun 1977, Pemerintah mencanangkan Operasi tertib (Opstib) yang

dilanjutkan dengan Intruksi Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Pembentukan Tim Operasi Tertib. Tim ini untuk meningkatkan daya dan

hasil guna serta meningkatkan kewibawaan aparatur pemerintah dan mengikis habis praktik-pratik penyelewangan dalam segala bentuk.

 Tahun 1980, pemerintah mengeluarkan dua kebijakkan, yaitu; keluarnya

UU No. 11 tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap. Dalam

undang-undang ini yang memberi dan menerima suap bisa didakwa melakukan kejahatan.

3) Masa Pemerintahan B.J. Habibie (1998-1999)

(42)

 Sidang Umum MPR menghasilkan melahirkan Ketatapan MPR No.

XI/MPR/1998 tentang Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

 UU No. 28 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari KKN.

Pada tahun 1999, keluarnya UU No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagai penyempurnaan UU No. 3 tahun 1971.

4) Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001)

Pada tahun 1999, berdasarkan Keputusan Presiden No. 127 tahun 1999, pemerintah membentuk Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggaraan

Negara. Kemudian dikeluarkan lagi Keputusan Presiden pada tanggal 13 Oktober 1999 tentang Pemeriksaan kekayaan Penyelenggaraan Negara

berdasarkan standar pemeriksaan yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2000, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan, yaitu sebagai berikut.

 Keputusan Presiden No. 44 tahun 2000 tanggal 10 Maret 2000 tentang

Komisi Ombudsman Nasional.

 Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana korupsi berdiri yang

didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2000.

 Surat Keputusan Direktorat jenderal Administrasi Hukum Umum

Departemen Kehakiman dan HAM tanggal 7 Juli 2000 untuk menetapkan

(43)

 Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara pelaksanaan

Peran serta Masyarakat dan pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantas Tindak Pidana Korupsi.

5) Pemerintahan Megawati Soekarno Putri (2001-2004)

Pada tahun 2001, telah dikeluarkan dua kebijakan, yaitu sebagai berikut.

 Keluarnya UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31 tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

 Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terpaksa dibubarkan

karena adanya putusan hak uji materiil oleh Mahkamah Agung.

Pada tahun 2002, dikeluarkan UU No. 31 tahun 2002 tentang pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Pada tahun 2003, dikeluarkan beberapa kebijakan, yaitu sebagai berikut.

 Keputusan Pemerintah No. 73 tahun 2003 tentang Pembentukan Panitia

Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tanggal 21 September 2003. Hasil panitia seleksi, diperoleh nama dan

diserahkan ke Presiden pada tanggal 6 Desember 2003. Dari 10 nama itu, DPR memilih lima sebagai pimpinan Komisi.

 DPR pada tanggal 19 Desember 2003 mengesahkan lima pimpinan komisi

pemberantasan korupsi hasil pilihan anggota komisi hukum DPR.

 Indonesia yang diwakili menteri kehakiman dan HAM Yusril Mahnedra

menandatangani Konvensi PBB tentang Pemberantasan Korupsi di New York, pada Kamis 18 Desember 2003.

(44)

Pada tahun 2006, Pemerintah telah mengeluarkan UU No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan Konvensi PPN Anti Korupsi 2003. Instrumen hukum

internasional tersebut amat diperlukan untuk menjembatani sistem hukum yang berbeda dan sekaligus memajukan upaya pemberantasan korupsi secara efektif.

d. Instrumen Kelembagaan Anti Korupsi di Indonesia

Instrumen anti korupsi dalam bentuk alat atau lembaga negara, memiliki

kewenangn dan kekuasaan untuk dapat melakukan tugas dalam memberantas korupsi. Alat atau lembaga itu diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Mahkamah Agung (MA)

UUD 1945 meletakkan MA sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman. Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung

meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha negara. Kewenangan utama MA adalah memeriksa dan memutuskan permohonan kasasi, sengketa tentang

mengadili, permohonan peninjauan kembali putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Dalam proses peradilan perkara korupsi, MA adalah peluang terakhir bagi mereka untuk memperoleh kebebasan atau minimal pengurangan hukuman. Posisi ini sangat strategis dalam percepatan pemberantasan korupsi. MA juga

dapat mengawasi penerapan hukum di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.

2) Komisi Yudisial (KY)

(45)

mengusulkan pengangkatan hakim agung dan menjaga perilaku hakim. Dalam pemberantasan korupsi, KY berwenang untuk mengawasi hakim, baik hakim

agung maupun hakim yang berada di kota-kota besar dan menerima dan mengawasi laporan harta kekayaan penyelenggara negara.

3) Kejaksaan Agung

Kejaksaan Agung menurut UU No. 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan tugas dan wewenang, kejaksaan

membina hubungan kerja sama dengan badan penegak hukum dan keadilan seta badan negara atau instansi lainnya. Kejaksaan Agung memiliki kewajiban untuk menerima dan melakukan analisi atas setiap rekomendasi yang

diberikan, khususnya dari lembaga yang berwenang dalam pemberantasan korupsi, seperti dari komisi pemberantasan korupsi.

4) Kepolisian

Menurut UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, secara umum tugas dan wewenang Polri adalah menegakan hukum

secara profesional dan proporsional, dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan

rasa keadilan, serta memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam konteks pemberantasan korupsi, kepolisian memiliki wewenang penyelidikan dan penyidikan. Dalam hal ini, kepolisian memiliki korps reserse

(46)

kepolisian represif dari penyelidikan, pemanggilan, penangkapan, pemeriksaan, pengeledahan, penyitaan sampai penahanan.

5) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Tanggung jawab BPK adalah untuk turut membongkar praktik-praktik penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara. BPK adalah lembaga

negara yang mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat umum dalam hal pengawasan keuangan negara.

Hasil audit BPK sering mendeteksi adanya korupsi dalam penggunaan APBN. BPK senantiasa melaporkan auditnya kepada lembaga yang berwenang untuk pemberantasan korupsi. Data BPK dapat dijadikan data awal

bagi penegak hukum untuk melakukan penyidikan atas indikasi korupsi yang dilaporkan. Laporan BPK yang akurat juga akan menjadi alat bukti dalam

pengadilan.

6) Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

BPKP merupakan lembaga pemerintah non-departemen dibidang

pengawasan. Tanggung jawabnya adalah merumuskan dan menyusun rencana dan program-program pengendalian umum atas kegiatan

kementerian-kementerian negara dan kantor-kantor proyek mereka. Dalam pemberantasan korupsi BPKP memiliki peran pada tingkat pencegahan, penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi. Namun kelemahannya adalah memiliki

peran dan kewenangan yang sangat bergantung pada kemauan baik Presiden yang berkuasa.

(47)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempunyai kewenangan lebih luas serta indenpenden (mandiri, bebas dari kekuasaan manapun) dengan tujuan

meningkatkan daya guna dan hasil guna upaya pemberantasan korupsi.

KPK memiliki visi, yaitu mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi, sedangkan misinya adalah penggerak perubahan untuk mewujudkan bangsa

yang anti korupsi. Asas KPK adalah kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, proporsionalitas.

Menurut UU No. 30 tahun 2002, KPK memiliki kewenangan melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan, diantaranya menyadap dan merekam pembicaraan, memrintahkan kepada instansi yang terkait untuk

melarang seseorang berpergian ke luar negeri, meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang keadaan keuangan tersangka atau

terdakwa yang sedang diperiksa, memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa atau pihak yang terkait, meminta data kekayaan dan

data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada instansi yang terkait. KPK juga mempunyai wewenang untuk memerintahkan kepada pimpinan atau

atasan tersangka korupsi agar tersangka diberhentikan sementara dari jabatannya, bahkan KPK dapat memerintah Presiden agar membuat izin kepada pejabat negara untuk diperiksa atas dugaan korupsi.

8) Tim Tastipikor

Tim koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tim Tastipikor)

(48)

kepada Presiden. Tim Tastipikor dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 11 tahun 2005 bekerja selama dua tahun dan dapat

Referensi

Dokumen terkait

Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa.. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila Filsafat bgs, jiwa bangsa, identitas

Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia, oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara

Berbeda dengan pendidikan berbasis masyarakat, dimana model seperti ini akan lebih banyak menimbulkan friksi-friksi dalam masyarakat karena yang ditonjolkan justru ciri kedaerahan

Filsafat pendidikan yang mantap hanya mungkin dikembangkan di atas dasar asumsi-asumsi dasar yang kokoh dan jelas tentang hakikat manusia, potensi bawaannya,

Dasar dan tujuan filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya identik dengan dasar tujuan ajaran Islam itu sendiri, dalam kaitannya dengan pandangan filsafat

PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA Merupakan sumber hukum dasar UUD 1945 merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita2 hukum,serta cita2 moral yg luhur yg meliputi suasana

Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Kedudukan dan Fungsi Pencasila membahas

Filsafat pendidikan adalah teori atau ideologi pendidikan yang muncul dari sifat dasar filsafat seorang