BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Manajemen Sekolah
Menurut Wibowo (2007:8) untuk dapat memahami manajemen dengan benar diperlukan adanya penyamaan persepsi tentang pengertian manajemen, fungsi manajemen, peran manajemen, ketrampilan manajemen, hirarki manajemen dan tantangan yang dihadapi manajemen. Ini berarti bahwa pemahaman terhadap manajemen harus utuh agar proses manajemen dapat mengantarkan kepada tujuan organisasi secara maksimal.
Keutuhan inilah yang oleh stoner dan Freeman (1992) mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi serta menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen dan penilaian khusus.
Perencanaan program sekolah meliputi visi, misi, tujuan, rencana kerja sekolah jangka menengah untuk 4 tahun (RKJM) dan rencana kerja tahunan (RKT). Sedangkan untuk pelaksanaan rencana kerja sekolah diperlukan panduan pengelolaan sekolah yang meliputi 1) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); 2) kalender pendidikan/akademik; 3) struktur organisasi sekolah/ madrasah; 4) pembagian tugas di antara guru; 5) pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; 6) peraturan akademik; 7) tata tertib sekolah/madrasah; 8) kode etik sekolah/madrasah; 9) biaya operasional sekolah/madrasah.
Kegiatan pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Sedangkan kegiatan evaluasi meliputi evaluasi diri sekolah (EDS) yang dilakukan secara internal setiap tahun dan Akreditasi sekolah yang merupakan evaluasi eksternal dilakukan 4 tahun sekali.
memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel.
Adapun yang dimaksud penilaian khusus yaitu keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas dasar rekomendasi BSNP.
2.2 Strategi Bersaing
Menurut Porter (1992:1) Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu arena fundamental di mana persaingan berlangsung. Hal ini berarti setiap organisasi atau perusahaan perlu merumuskan strategi dan posisi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan.
organisasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut nantinya dapat ditentukan strategi bersaing yang efektif, apakah tindakan-tindakan menyerang (ofensif) atau bertahan (defensive) guna menciptakan posisi bertahan yang aman (defendable position).
sama atau bahkan lebih baik daripada sekolah yang besar. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi bersaing, setiap sekolah harus mengembangkan keunggulan bersaing yang tidak mudah diimitasi oleh pesaing. Keunggulan bersaing tersebut diciptakan melalui efisiensi, kualitas produk, dan inovasi (Wijaya 2008)
Sedangkan Kotler dalam Lupiyoadi (2013:67) menyatakan bahwa sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria :
1. Penting, artinya keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting oleh cukup banyak pembeli
2. Berbeda artinya belum ada kompetitor yang menawarkan/memosikan keunggulan itu. Atau ada kompetitor yang sudah menawarkan, tetapi masih dengan cara yang lebih umum
3. Unggul (superior) artinya keunggulan itu lebih baik dibandingkan dengan produk barang atau jasa lainnya yang dimiliki kompetitor
4. Dapat dikomunikasikan artinya keunggulan itu dapat dikomunikasikan dan menjadi perhatian pembeli atau calon pembeli
6. Harga terjangkau artinya pembeli mampu membayar biaya keunggulan yang ditambahkan dalam produk tersebut
7. Menguntungkan. Perusahaan dapat memperoleh laba dari pemberian keunggulan tersebut
2.3 Strategi Pemasaran Sekolah
Menurut Joewono dalam Wijaya (2008) menjelaskan pengertian pemasaran jasa sebagai suatu konsep pemasaran yang mendefinisikan bahwa organisasi harus lebih peduli terhadap apa yang dirasakan konsumen dibanding apa yang dipikirkan konsumen tentang produk/jasa yang mereka tawarkan. Di dalam pemasaran jasa, lebih penting mengetahui bagaimana cara menawarkan produk/jasa dari pada apa yang ditawarkan produk/jasa. Jadi, pemasaran jasa bertujuan untuk menciptakan memorable experience bagi konsumen.
bahwa layanan jasa pendidikan yang kita lakukan sungguh relevan dengan kebutuhan mereka. (3) kita perlu melakukan kegiatan pemasaran agar jenis dan macam jasa pendidikan yang kita lakukan dapat dikenal dan dimengerti secara luas oleh masyarakat, apalagi “pelanggan” kita. (4) agar eksistensi lembaga pendidikan yang kita kelola tidak ditinggalkan oleh masyarakat luas serta “pelanggan” potensial.
Implementasi tiga strategi generik untuk pemasaran
jasa pendidikan seperti dikemukakan Wijaya (2008:54)
yaitu:
1. Diferensiasi, yaitu strategi sekolah dalam memberikan
penawaran yang berbeda dibandingkan dengan
penawaran yang diberikan oleh pesaing. Strategi
diferensiasi ini mengisyaratkan sekolah mempunyai jasa
yang mempunyai kualitas ataupun fungsi yang bisa
membedakan dirinya dengan pesaingnya. Strategi
diferensiasi dilakukan dengan cara menciptakan persepsi
terhadap nilai tertentu pada konsumennya. Misalnya
persepsi terhadap keunggulan kerja, inovasi produk,
pelayanan yang lebih baik, citra merek yang lebih unggul,
dan sebagainya.
2. Keunggulan biaya, yaitu strategi sekolah dalam
mengefisienkan seluruh biaya operasionalnya sehingga
menghasilkan jasa yang bisa dijual lebih murah
dibandingkan pesaingnya. Strategi keunggulan biaya ini
berfokus pada harga, jadi biasanya sekolah tidak terlalu
peduli dengan berbagai faktor pendukung dari jasa
ataupun harga. Misalnya, biaya sekolah yang murah
biasanya mengandalkan strategi harga. Pihak
penyelenggara sekolah tersebut biasanya tidak peduli
dengan kenyamanan siswa pada waktu belajar, bahkan
bisa menawarkan jasa dengan harga yang sangat
bersaing.
3. Fokus, yaitu strategi sekolah dalam menggarap satu
target pasar tertentu. Strategi fokus biasanya dilakukan
untuk jasa yang memang mempunyai karakteristik
khusus.
2.4 Bauran Pemasaran Sekolah
Dalam menjalankan pemasaran jasa harus memperhatikan 7 P sebagaimana disebutkan Alma (2003) yang mengatakan bahwa bauran pemasaran jasa terdiri dari Product (produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (pemasaran), People (orang), Physical Evidence (bukti fisik) dan Process (proses).
a. Produk (Product)
konsumen. Keunikan produk jasa yang kita tawarkan, siapa pasar sasaran utama jasa kita, dan apakah produk tersebut akan mampu bertahan (dalam arti tidak akan digantikan posisinya oleh produk lain), untuk berapa lama produk tersebut akan bertahan (Lupiyoadi,2006)
b. Orang (People)
Merupakan pihak yang merencanakan atau memberikan pelayanan kepada konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang maka orang tersebut perlu diseleksi, dilatih dan dimotivasi agar memberikan kepuasan kepada konsumen. Setiap karyawan harus berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap, perhatian, responsif, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar dan ihlas (Alma, 2003).
c. Bukti Fisik (Physical Evidence)
gambar-gambar, penataan ruang, kesegaran udara dan temperature (Alma, 2003).
d. Tempat (Place)
Lamb, et.al (2001) mengatakan elemen utama dari penampilan tempat adalah suasana, yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik dan dekorasi. Suasana dapat menciptakan perasaan santai ataupun sibuk, kesan mewah atau efisiensi, sikap ramah ataupun dingin, terorganisir atau kacau. Tata letak tempat adalah kunci keberhasilan, tata letak direncanakan sehingga semua ruang digunakan secara efektif, termasuk lorong-lorongnya, perlengkapan tetap, pemajangan barang, dan wilayah bukan penjualan. Tata letak yang efektif tidak hanya menjamin kenyamanan dan kemudahan, melainkan juga mempunyai pengaruh besar pada lalu lintas konsumen dan perilaku pembelian.
e. Harga (Price)
harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk suatu produk atau jasa, atau suatu jumlah nilai dari pelanggan untuk membayar manfaat yang diberikan atau digunakan oleh produk atau jasa.
f. Pemasaran (Promotion)
Pemasaran adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu aktifitas yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2002). Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (1997) promotion is activities that communicate the merits of the product and persuade target customers to buy it. Artinya promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan produk dan mempengaruhi target pelanggan untuk membelinya.
masyarakat, f) Personal Selling/penjualan personil yang dilakukan tatap muka langsung.
g. Proses (Process)
Proses merupakan prosedur, mekanisme dan arus aktifitas aktual saat jasa di delivery dan sistem operasi jasa. Langkah-langkah aktual delivery sebagaimana dialami pelanggan atau arus operasional jasa akan memberi bukti pada pelanggan dalam menilai kualitas jasa. Beberapa produk jasa sangatlah komplek, pelanggan perlu melalui berbagai tahapan yang rumit dan ekstensif guna menjalani proses layanan. Jasa berbirokrasi tinggi kerap mengikuti pola ini dan logika di balik tahapan-tahapan ini seringkali tidak dipahami pelanggan. Ciri lain dari proses yang bisa memberikan bukti bagi pelanggan adalah jasa mengikuti lini produksi/pendekatan standar atau apakah proses tersebut merupakan proses yang costomized dan pemberdayaan.
2.5 Tinjauan Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian tentang strategi bersaing telah dilakukan antara lain :
dimana yang menjadi fokusnya adalah pangsa pasar, keuntungan serta penjualan. Dengan meningkatkan kualitas SDM serta menjalankan strategi pemasaran yang efektif diharapkan mampu membangun citra IEC yang lebih baik lagi.
2. Penelitian Jubelina Inosensia Kastanja (2013) tentang Strategi Bersaing Sekolah Kristen Lentera Ambarawa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk menghadapi persaingan antar lembaga pendidikan, strategi yang perlu dilakukan dengan menerapkan berbagai program yang berbeda dari sekolah lainnya di Ambarawa seperti Multiple Intelligences, Moving Class, Sekolah Lima Hari, Wasana Warsa Sekolah Kristen Lentera, Hari Budaya, Field Trip dan Parent Seminar. 3. Penelitian Myrna Louise Dyah M (2013) tentang
Rencana Strategi Pemasaran Berdasarkan Variabel
Marketing Mix untuk Meningkatkan Jumlah Siswa
Baru di SD Kanisius Gedongan Salatiga menyatakan
bahwa analisis SWOT SD Kanisius Gedongan Salatiga
berada pada kuadran SO sehingga mendukung
strategi agresif. Rencana strategis yang
direkomendasikan antara lain (1) merevisi visi misi
sekolah, (2) Membuat program bedah alat peraga dan
fasilitas pembelajaran, (3) Meningkatkan kualitas
layanan pada peserta didik maupun stakeholder, dan
2.6 Kerangka Pikir
Gambar 1
Kerangka Berpikir Peningkatan Peserta Didik Baru
Peningkatan Peserta Didik Baru Strategi
Pemasaran Sekolah Kinerja
Manajemen Pengelola
Mutu Sekolah
Harapan masyaraka
t Tuntutan
Sekolah bermutu
Visi Misi Sekolah
Strategi Pemasaran (Diferensiasi, keunggulan
biaya, fokus mutu)
Program Pemasaran (Presentasi, iklan, spanduk,