41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran SMA Negeri 1 Boja
SMA Negeri 1 Boja Kabupaten Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah umum di Kecamatan Boja. Sekolah ini berdiri pada tahun 1985 melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0601/0/1985 dengan nomor statistik 304032407015 menempati lahan seluas 2,8 ha yang berlokasi di Jalan Raya Bebengan 203 D Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
Dari periode 1985 sampai sekarang telah terjadi beberapa pergantian kepala sekolah, berikut adalah nama-nama kepala sekolah yang pernah dan sedang menjabat di SMA Negeri 1 Boja.
Tabel 4.1.
Data Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Boja Kendal
No Nama Periode
1 MTN 1 Juli 1985 s.d. 15 April 1987 2 MTM 16 April 1987 s.d. 31 Oktober 1989 3 RMY 1 Nopember 1989 s.d. 1 Oktober
1992
4 MJD 2 Oktober 1992 s.d. 19 April 1995 5 MYN 20 April 1995 s.d. 14 Januari 2001 6 WGY 15 Januari 2001 s.d. 28 Agustus
2008
7 APD 29 Agustus 2008 s.d. 21 Desember 2009
8 STP 22 Desember 2009 s.d. 22 Maret 2012
9 SNT 23 Maret 2012 s.d. 3 Pebruari 2014 10 ASR 4 Pebruari 2014 s.d. sekarang
SMA Negeri 1 Boja telah menerapkan standar mutu ISO 9001: 2008 dan mendapatkan sertifikat ISO dari PT. Global Tahun 2011. Karena prestasinya, SMA Negeri 1 Boja menjadi Sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSBI) pada tahun 2009 dengan dasar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Nomor: 1823/C.C4/LL/2009 tanggal 24 Juni 2009. Sejak tahun 2013 dengan dasar keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus RSBI, sehingga SMA Negeri 1 Boja menjadi sekolah seperti pada umumnya, yang berakibat pembiayaan juga seperti sekolah-sekolah lainnya. SMA Negeri 1 Boja sampai tahun pelajaran 2014/2015 memiliki peserta didik sejumlah 823 yang terdiri dari 275 laki-laki dan 548 perempuan, dengan tenaga pendidik sebanyak 56 guru dan 19 orang tenaga kependidikan.
Sekolah ini dilengkapi dengan sarana prasarana tergolong lengkap untuk mendukung pelaksanaan proses pembelajaran. Fasilitas tersebut meliputi: 27 ruang kelas, 5 laboratorium yaitu lab fisika, biologi, kimia, bahasa dan lab TIK, perpustakaan, UKS, ruang OSIS, ruang gudang, ruang guru, ruang TU, ruang kepala sekolah, ruang media, gedung serba guna dan sarana olahraga (lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan voli, lapangan bulutangkis dan perlengkapan tenis meja), kantin, mushola, toilet guru dan peserta didik, tempat parkir serta pos satpam.
lingkungan dan berakar pada budaya bangsa. Adapun misinya adalah:
1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan di SMA Negeri 1 Boja berupa sarana prasarana dan infrastruktur pendidikan (sekolah) dan penunjang lainnya.
2. Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan yaitu mengupayakan kebutuhan biaya pendidikan yang terjangkau oleh masyarakat, dengan mencari sumber-sumber yang syah.
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, sebagai upaya mencapai kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan daya saing di era global.
4. Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, tanpa membedakan layanan pendidikan antar wilayah, suku, agama, status sosial serta gender.
5. Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.
6. Adanya jaminan bagi lulusan sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya atau mendapatkan lapangan kerja sesuai kompetensi.
4.1.2 Strategi Bersaing Penerimaan Peserta Didik Baru yang Selama ini Dilaksanakan SMA Negeri 1 Boja
tahun 2014/2015 penerimaan peserta didik baru dilaksanakan serempak se Kabupaten Kendal, pendaftaran pada tanggal 23-27 juni 2014, analisis dan penyusunan peringkat dilaksanakan 30 Juni-03 Juli 2014, pengumuman tanggal 4 Juli 2014, daftar ulang tanggal 5-10 Juli 2014 dan hari pertama masuk sekolah 14 Juli 2014. Tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan dengan cara yang tidak jauh berbeda.
4.1.3 Strategi Bersaing SMA Negeri 1 Boja untuk Peningkatan Jumlah Calon Peserta didik Baru Strategi bersaing di SMA Negeri 1 Boja dalam rangka peningkatan jumlah calon peserta didik baru dikembangkan menggunakan dua tahap yaitu tahap penentuan (define) dan tahap pengembangan (develop). 4.1.3.1 Tahap Penentuan (define)
Tahap penentuan merupakan suatu tahapan melakukan identifikasi masalah, menganalisis faktor-faktor penyebab tidak optimalnya penerimaan peserta didik dan menganalisis pesaing-pesaing yang ada sebagai acuan untuk melakukan pengembangan.
1. Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul di SMA Negeri 1 Boja terkait dengan penerimaan peserta didik baru adalah menurunnya jumlah pendaftar. Berdasarkan data jumlah pendaftar pada PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Dari tahun 2007 sampai tahun 2013 jumlah pendaftar terus menurun sehingga antara garis jumlah yang diterima semakin berhimpit dengan jumlah pendaftar. Rata-rata setiap tahunnya mengalami penurunan 4,2%. Itu artinya, pihak sekolah tidak dapat menyeleksi kualitas calon peserta didik secara ketat. Kondisi ini jika berlarut-larut tidak segera diatasi maka akan mempengaruhi output karena inputnya kurang berkualitas.
2. Faktor-faktor Penyebab Penurunan Jumlah Calon Peserta Didik
Kendal di Kecamatan Boja menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan pendaftar secara drastis. Hal ini terbukti dari data perbandingan jumlah pendaftar di SMK Negeri 3 Kendal dan SMA Negeri 1 Boja. Pada tahun 2007 jumlah pendaftar dari kedua sekolah hampir sama yaitu 397 di SMK N 3 Kendal dan 380 di SMA Negeri 1 Boja dan pada tahun-tahun berikutnya mengalami perubahan yang bertolak belakang. Jumlah pendaftar di SMK Negeri 3 Kendal terus meningkat menjadi 445 pendaftar (Th 2008); 562 pendaftar (Th 2009); 509 pendaftar (Th 2010); 599 pendaftar (Th 2011), 512 pendaftar (Th 2012) dan 510 pendaftar (Tahun 2013). Berbeda dengan jumlah pendaftar di SMA Negeri 1 Boja, sebanyak 355 pendaftar (Th 2008), 328 pendaftar (Th 2009), 294 pendaftar (Th 2010), 262 pendaftar (Th 2011), 299 pendaftar (Th 2012) dan 292 pendaftar (Tahun 2013). Data tersebut menunjukkan bahwa persaingan dengan SMK Negeri 3 Kendal menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan jumlah pendaftar di SMA Negeri 1 Boja.
demikian sistem PPDB bukan menjadi faktor penyebab menurunnya jumlah calon peserta didik baru, terbukti dengan menggunakan sistem yang ada, SMK Negeri 3 Kendal justru mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dengan demikian faktor internal yang lebih dominan menjadi faktor penyebab terjadinya penurunan jumlah pendaftar tersebut.
Terkait dengan permasalahan ini, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Boja menyadari bahwa masalah ini merupakan masalah yang penting dan perlu segera di atasi. Kepala sekolah memiliki dua asumsi bahwa penurunan tersebut tidak hanya dari faktor luar karena persaingan saja, namun dari faktor internal yaitu kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang SMA Negeri 1 Boja.
...Kemungkinan yang pertama datangnya dari pihak SMA Negeri 1 Boja sendiri tidak memberikan informasi yang sebenarnya termasuk prestasi yang diperoleh selama ini kepada masyarakat lingkungan dan sekitarnya.
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014) Hasil analisis kepala SMA Negeri 1 Boja tersebut menunjukkan bahwa kurangnya informasi atau promosi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja diprediksi secara kuat menjadi faktor penyebab penurunan jumlah pendaftar. Diperkuat pula oleh pendapat Wakil Kepala Sekolah bidang Humas yang memandang bahwa faktor internal penyebab menurunnya jumlah pendaftar karena terlena dengan prestasi yang diraih dan lupa melakukan promosi.
kekurangan jumlah pendaftar. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa Kami sebenarnya sudah terlena dengan prestasi yang sudah Kami raih, sehingga Kami lupa bahwa Kami perlu melakukan promosi. Semenjak sekolah Kami menjadi SMA RSBI, biaya komite relatif tinggi, mungkin ini menjadi faktor penyebab mengapa masyarakat beralih ke SMK. Kami tahu bahwa masyakat di wilayah Boja yang sebagian besar sebagai petani memandang bahwa lebih baik menyekolahkan ke SMK yang lebih prospek untuk pekerjaan berikutnya setelah lulus.
(Wawancara dengan Waka Humas, 12 Desember 2014) Faktor lainnya selain adanya persaingan menurut asumsi Kepala Sekolah adanya perubahan minat masyarakat ke SMK, ditambah lagi adanya anggapan masyarakat sekitar yang menyatakan biaya masuk ke SMA Negeri 1 Boja tergolong mahal. Informasi tersebut perlu ditepis dengan memberikan informasi seluas-luasnya kepada calon peserta didik dan masyarakat. Menurut kepala sekolah, langkah tersebut dipandang paling cocok untuk meningkatkan jumlah pendaftar, karena informasi secara jelas dan langsung pada sasaran diharapkan dapat berdampak pada minat mendaftar di SMA Negeri 1 Boja.
1 Boja untuk meningkatkan jumlah calon peserta didik antara lain:
a. Memberikan informasi ke masyarakat tentang SMA Negeri 1 Boja adalah sekolah yang tidak dikenai biaya mahal, bahkan banyak peserta didik yang dibebaskan dari biaya sekolah.
b. Memberikan informasi tentang prestasi yang dicapai secara akademis maupun non akademis dengan harapan calon peserta didik yang memiliki kemampuan, bakat dan potensi lebih dapat memilih SMA Negeri 1 Boja.
c. Akan meningkatkan pelayanan prima terhadap proses pembelajaran.
d. Jika diperkenankan akan melakukan langkah penerimaan lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan untuk menyeleksi calon peserta didik berkemampuan, berbakat dan berpotensi.
Karena terbentur oleh peraturan yang ditetapkan oleh Bupati Kendal, maka alternatif yang dipilih kepala sekolah adalah melakukan promosi lebih awal kepada calon peserta didik. Ada beberapa alasan menurut pendapat kepala sekolah, mengapa promosi menjadi pilihan utamanya.
prasarana, prestasi yang dicapai, bahkan besarnya biaya dan beasiswa akan sampai langsung kepada calon peserta didik. Cara ini saya yakin dapat meningkatkan jumlah calon peserta didik yang akan mendaftar di SMA Negeri 1 Boja.
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
Pendapat serupa oleh wakil kepala sekolah bidang Humas yang memberikan pendapat bahwa promosi merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh SMA Negeri 1 Boja.
Yang lebih urgen menurut saya, kami harus melakukan promosi secara intens kepada peserta didik SMP/MTs di wilayah Boja. Promosi menurut saya adalah jalan yang terbaik, karena kami tidak mungkin melakukan pendaftaran di awal seperti sekolah-sekolah swasta, karena kami harus tunduk pada aturan dinas. Promosi yang sudah pernah kami lakukan seperti melalui surat kabar yang menampilkan prestasi-prestasi yang Kami raih perlu kami lanjutkan. Promosi langsung yang belum kami lakukan perlu dilaksanakan, meskipun harus mengeluarkan biaya dan tenaga yang lebih, namun promosi itu menurut saya yang paling efektif perlu kami lakukan.
(Wawancara dengan Waka Humas, 12 Desember 2014)
4.1.3.2 Tahap Pengembangan (Develop)
Model yang dikembangkan adalah strategi bersaing yang difokuskan pada promosi tentang keunggulan-keunggulan SMA Negeri 1 Boja yang membedakan dengan sekolah-sekolah lain. Untuk memperoleh model tersebut dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Perencanaan
Sumber yang akurat, sesuai dengan realita yang ada dapat digunakan sebagai materi promosi yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai daya tarik masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah, SMA Negeri 1 Boja sudah melakukan pelayanan kepada peserta didik. Sesuai dengan tujuan SMA yaitu menyiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, maka outcome SMA dapat dilihat dari persentase lulusannya yang dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri.
Tabel 4.2
Persentase Lulusan yang Masuk Ke Perguruan Tinggi Negeri
Tahun Jumlah %
2011/2012 69 28,87
2012/2013 46 19,49
2013/2014 94 34,33
Sumber: dokumentasi SMA Negeri 1 Boja
Tabel 4.3
Data Lulusan yang Masuk Ke Perguruan Tinggi Negeri
Nama Perguruan
Tinggi Negeri
2011/ 2012
2012/ 2013
2013/ 2014
AMG - - 1
AKMIL 1 - -
IPB 1 - 4
PIP 4 - -
POLINES 7 10 7
POLITEKES 1 3 1
STAN 2 10 14
STPDN 1 - -
STSN - - 2
STTPLN - 1 -
UGM 4 - 1
UNDIP 24 8 23
UNNES 22 10 40
UNY 2 1 -
UNSUD - 1 -
UNIBRAW - 1 -
UNS - 1 1
Sumber: dokumentasi SMA Negeri 1 Boja
Tabel 4.4
Data Prestasi SMA Negeri 1 Boja
Bidang Tingkat Tahun
2011/
Sumber: dokumentasi SMA Negeri 1 Boja
Kebijakan promosi sekolah ini direncanakan dimulai tahun 2015/2016 yang dimasukkan dalam perencanaan manajemen sekolah yaitu rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS). Kebijakan ini diperkuat dengan kepanitiaan promosi oleh Humas yang bersinergi dengan bagian kesiswaan. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Kepala Sekolah terkait dengan kepanitiaan promosi sebagai berikut.
Untuk mengatur kegiatan yang berkaitan dengan program promosi perlu dibuat juklak/juknis yang diatur dengan keputusan kepala sekolah nantinya dan perlu dianggarkan dalam rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS). Untuk itu pos anggaran nanti saya serahkan untuk dikelola Humas dan berkaitan dengan kesiswaan. Tentu saja segala bentuk program perlu direncanakan secara matang, dilaksanakan dan dievaluasi.
kepala urusan Humas yang berkerjasama dengan wakil kepala urusan kesiswaan. Strategi promosi yang dilakukan direncanakan secara bervariasi seperti mencetak brosur, memasang spanduk, pamflet di lokasi yang strategis, beriklan melalui media masa dan media elektronik, mendatangkan guru BK SMP/MTs sasaran ke SMA Negeri 1 Boja untuk diberikan informasi tentang PPDB agar disampaikan kepada peserta didiknya di sekolah dengan harapan banyak yang akan mendaftar di SMA Negeri 1 Boja, serta melakukan promosi langsung kepada SMP/MTs sasaran sehingga dapat bertemu langsung dengan peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait dengan jenis-jenis promosi yang akan dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 Boja.
Kami akan mencoba melakukan promosi dengan berbagai cara antara lain: Melalui pemasangan pamflet dan sepanduk di wilayah yang strategis
seperti di dekat SMP/MTs sekitar Boja.
Melakukan informasi dunia maya seperti
mengupdate informasi tentang kegiatan-kegiatan, hasil lomba melalui web sekolah. Ketika ada prestasi yang dicapai skala nasional maupun internasional kami akan menampilkan informasi melalui media massa. Melaksanakan lomba antar SMP/MTs se wilayah Boja dan sekitarnya yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boja. Mengundang guru BK SMP/MTs untuk memberikan informasi tentang SMA Negeri 1 Boja sebagai bahan untuk layanan informasi karir di SMP/MTs. Melakukan promosi langsung ke SMP/MTs di wilayah Boja dan sekitarnya.
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
yang menjadi prioritas utama yaitu promosi langsung ke SMP/MTs sasaran. Hal ini menjadi pertimbangan bagi kepala sekolah karena kegiatan ini dianggapnya sebagai kegiatan yang akan memberikan dampak positif terhadap kenaikan jumlah pendaftar di SMA Negeri 1 Boja, seperti tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.
Yang menjadi prioritas promosi yang akan dilakukan adalah melakukan promosi langsung ke SMP/MTs di wilayah Boja dan sekitarnya. Saya yakin melalui informasi langsung kepada calon peserta didik, informasi tentang keunggulan, prestasi, pelayanan, sarana dan prasarana, pembiayaan, beasiswa, cara-cara pendaftaran dapat langsung diterima oleh calon peserta didik. Melalui tayangan media promosi, saya berkeyakinan akan menjadi daya tarik bagi calon peserta didik
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
Promosi ini akan memberikan dampak positif, namun perlu diimbangi dengan bentuk pelayanan yang diberikan oleh SMA Negeri 1 Boja sebagai lembaga pendidikan yang mengacu pada 8 standar mutu pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat delapan standar yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan dan standar penilaian pendidikan.
pengetahuan dan keterampilan yang tertuang dalam laporan pendidikan yang disampaikan kepada orang tua peserta didik berupa laporan ulangan harian, mid semester, tes semester, ujian sekolah maupun hasil ujian nasional.
Untuk mencapai standar kompetensi lulusan, SMA Negeri 1 Boja memerlukan standar isi yang di dalamnya termuat materi/kurikulum SMA, silabus, perangkat lainnya yang disesuaikan dengan kurikulum pemerintah. SMA Negeri 1 Boja memiliki dokumen standar isi yang merupakan salah satu alat untuk menjamin mutu layanan pendidikan kepada peserta didik sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan pemerintah.
Berkaitan dengan standar proses, semua guru sudah memiliki perangkat administrasi pembelajaran yang berisi program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, agenda, daftar hadir , daftar nilai dan analisis hasil penilaian peserta didik. Namun demikian, masih ada sebagian besar guru yang hanya mengcopy perangkat pembelajaran tahun sebelumnya tanpa dilakukan evaluasi dan hanya dimodifikasi.
belajar yang representatif dengan fasilitas setiap kelasnya memiliki LCD dan CCTV, memiliki laboratorium, sarana olahraga, sarana ibadah berupa masjid, perpustakaan, parkir peserta didik, aula dan akses internet untuk menunjang pembelajaran berbasis informasi dan komunikasi.
Untuk standar pengelolaan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boja sudah terprogram pada rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS) yang dirapatkan bersama manajemen sekolah dengan komite sekolah dan diketahui Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, dengan hal ini setiap kegiatan yang ada mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dilakukan dengan tertib sehingga penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan transparan.
Standar pembiayaan di SMA Negeri 1 Boja bersumber dari bantuan pemerintah melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS), sumbangan pengembangan institusi yang besarnya dimusyawarahkan bersama manajemen sekolah dengan komite sekolah selaku perwakilan orang tua/wali murid. Berdasarkan input sekolah sesuai dengan delapan standar mutu pendidikan dijadikan sebagai modal untuk melaksanakan promosi.
seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah sebagai berikut.
Secara eksternal, kemungkinan kesulitan kita adalah melakukan kesepakatan waktu dengan pihak sekolah sasaran promosi. Sehingga pendekatan kepada sekolah sasaran menjadi hal yang penting. Secara internal berkaitan dengan pembiayaan, kemampuan sumber daya manusia yang melakukan promosi dan waktu karena sekolah memiliki kegiatan yang padat. Terkait dengan pembiayaan maka kami harus merencanakan anggaran masuk dalam APBS yang bisa didanai oleh BOS maupun komite. Terkait dengan sumber daya promosi perlu dipilih guru-guru yang memiliki kemampuan untuk promosi. Waktu perlu direncanakan dengan baik.
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
Tabel 4.5
Data Rencana Anggaran untuk Promosi Sekolah
No Jenis Kegiatan Anggaran
1 Pembuatan profil sekolah 500.000
2 Pembuatan brosur pamflet/ spanduk 2.500.000
3 Penyampaian pamflet dan pemasangan
spanduk
2.000.000
4 Mengundang guru BK SMP/MTs 2.100.000
5 Promosi melalui media masa 500.000
6 Promosi melalui radio 500.000
6 Rapat dan penyiapan tenaga promosi 1.000.000
7 Transportasi promosi ke sekolah 2.100.000
8 Kegiatan lomba melibatkan peserta
didik SMP/MTs
10.000.000
Total 21.200.000
Sumber: data rencana anggaran Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, 2015
Kegiatan promosi diawali dengan koordinasi awal dengan jalan melakukan kegiatan evaluasi terhadap hasil PPDB tahun sebelumnya untuk menentukan sasaran evaluasi. Berdasarkan hasil rapat dengan kepala sekolah dan waka humas serta waka kesiswaan diperoleh gambaran bahwa promosi dilakukan dengan sasaran utamanya adalah calon peserta didik yang masih di SMP/ MTs dengan cara langsung maupun tidak langsung. Berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait dengan pendapatnya tentang sasaran promosi sekolah.
Calon peserta didik melalui promosi langsung ke SMP/MTs di wilayah Boja dan sekitarnya maupun melaksanakan lomba antar SMP/MTs se wilayah Boja dan sekitarnya yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boja.
Guru BK SMP/MTs dengan harapan dapat
memberikan informasi kepada calon peserta didik di
kedekatan guru BK dengan peserta didik dapat mempengaruhi peserta didiknya yang memenuhi kualifikasi untuk masuk ke SMA N 1 Boja.
Masyarakat, orang tua melalui pemasangan pamflet dan sepanduk di wilayah yang strategis, melakukan
informasi melalui dunia maya, menampilkan
informasi melalui media massa.
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
Sasaran promosi yang lebih diprioritaskan adalah promosi secara langsung ke peserta didik, karena promosi secara langsung akan memberikan informasi yang jelas serta menarik bagi calon peserta didik. Berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait dengan prioritas sasaran promosi.
Sasaran promosi akan diprioritaskan kepada peserta didik SMP/MTs kelas IX pada sekolah diwilayah Boja dan sekitarnya. Hal ini karena calon peserta didik baru SMA Negeri 1 Boja adalah mereka yang masih duduk dibangku SMP/MTs yang saat ini masih berada di kelas IX. Promosi harus benar-benar bisa memberikan informasi yang jelas serta menarik bagi calon peserta didik
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014) Sekolah-sekolah yang dijadikan sasaran promosi didasarkan pada SMP/MTs yang sudah bekerjasama dengan SMA Negeri 1 Boja. Namun demikian ada sekolah-sekolah lain yang peserta didiknya belum pernah masuk di SMA Negeri 1 Boja juga diikutkan dalam sasaran promosi sekolah. Berikut data sekolah yang menjadi sasaran promosi SMA Negeri 1 Boja.
Tabel 4.6
Data Rencana SMP/MTs Sasaran Promosi
1. SMP 1 Boja
2. SMP 2 Boja
3. SMP 3 Boja
4. SMP 4 Boja
5. MTs. NU 02 Boja
6. SMP Tamanpeserta didik
Boja
7. SMP Muhammadiyah Boja
8. SMP PGRI Boja
12.SMP Santo Paulus Mijen 13.SMP Muhammadiyah
Mijen
Sumber: data rencana promosi Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, 2015
Waktu pelaksanaan promosi direncanakan dengan melihat kalender akademik yang ada. Berdasarkan wawancara dengan pihak kepala sekolah diperoleh gambaran bahwa promosi akan direncanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2015. Kepala sekolah memberikan alasan seperti tercantum pada hasil wawancara berikut ini.
Bulan April – Mei merupakan waktu mendekati
pelaksanaan PPDB dengan harapan akan teringat betul oleh calon peserta didik tentang keunggulan-keunggulan yang ada di SMA Negeri 1 Boja.
Penentuan waktu pelaksanaan promosi ini
dikarenakan beberapa guru SMA Negeri 1 Boja khususnya yang mengajar Kelas XII sudah mulai berkurang jam mengajarnya, sehingga ada tenaga dan waktu untuk melaksanakan promosi ke SMP/MTs yang sebagai sekolah sasaran promosi
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
Pihak SMA Negeri 1 Boja perlu mengikuti kesediaan dari SMP/Mts, lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil wawancara kepala sekolah sebagai berikut.
Jauh sebelum akan dilakukan promosi pada bulan April sampai dengan bulan Mei, kami mengajukan permohonan kepada sekolah sasaran untuk dapat melakukan promosi. Setelah diperoleh jawaban dari
sekolah sasaran berkenaan dengan waktu
pelaksanaan promosi, kami membuat jadwal secara intern, memilih guru-guru yang dianggap mampu untuk melakukan promosi dan membuat surat tugas beserta jadwalnya.
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
Keberhasilan promosi tidak lepas dari sumber daya manusia yang melakukan promosi. Promosi akan berhasil ketika dilakukan oleh sumber daya manusia yang mampu melakukan promosi dengan kompetensi sosial yang baik, seperti mampu mempresentasikan di hadapan publik secara lebih menarik. Terkait dengan hal ini, kepala sekolah akan memberikan tugas kepada guru-guru yang memiliki kemampuan menyampaikan informasi secara menarik, seperti tercantum dari hasil wawancara dengan kepala sekolah terkait dengan sumber daya manusia promosi.
Guru-guru yang akan mendapatkan tugas untuk melaksanakan promosi ke sekolah-sekolah sasaran adalah guru-guru yang pada jadwal pelaksanaan promosi tidak meninggalkan tugas jam mengajar. Tapi yang lebih penting adalah mereka yang mampu menyampaikan informasi secara jelas dan menarik. Berkaitan dengan jumlahnya, setiap sekolah sasaran akan saya kirim 2 sampai 3 guru. Dan jumlah itu juga disesuaikan pula dengan permintaan sekolah sasaran.
Pemilihan dan penjadwalan guru yang mendapatkan tugas menjadi tenaga promosi, oleh kepala sekolah diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat dan bidang kesiswaan. Syarat-syarat guru yang akan diberi tugas sebagai tenaga promosi menurut pendapat kepala sekolah adalah: a) memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik; b) memiliki percaya diri ketika tampil di depan umum; c) menguasai materi promosi; d) menguasai media promosi; e) menarik dalam menyajikan materi promosi terutama guru-guru yang muda.
Selanjutnya guru-guru yang dipandang layak menjadi tenaga promosi, oleh kepala sekolah akan mendapatkan pembekalan materi agar memiliki persepsi dan pandangan yang sama ketika melakukan promosi sekolah.
Tim promosi sebelum menjalankan tugas perlu diberikan pembekalan tentang materi dan cara penyampaiannya. Dalam pembekalan tersebut tim promosi perlu mempelajari materi yang dikemas dalam media promosi seperti slide power point, video profil dan dibekali pula cara-cara berkomunikasi dalam promosi langsung
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
sekolah juga akan dioptimalkan untuk transportasi dalam kegiatan promosi.
Materi-materi yang akan dipromosikan menurut pendapat kepala sekolah antara lain:
a. Jenis-jenis kejuaraan di bidang akademik maupun non akademik pada skala provinsi, nasional dan internasional
b. Jumlah lulusan yang diterima Perguruan Tinggi Negeri
c. Lingkungan sekolah yang didukung dengan fasilitas Hotspot memberikan layanan kepada peserta didik untuk dapat mengakses informasi dengan mudah, terutama informasi yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan serta informasi yang berkembang akhir-akhir ini baik Nasional maupun Internasional. d. Kerjasama dengan guru Swiss untuk meningkatkan
kelancaran berbahasa Inggris.
Materi-materi tersebut dikemas dalam bentuk slide presentasi, video profil SMA Negeri 1 Boja, pamflet dan sepanduk. Materi-materi tersebut dikemas dalam bentuk presentasi, video profil SMA Negeri 1 Boja, pamflet dan sepanduk dengan bahasa, gambar, audiovideo yang disesuaikan dengan bahasa anak remaja.
2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan promosi disiapkan, langkah berikutnya adalah melaksanakan promosi sekolah. Beberapa prosedur promosi sekolah yang diungkapkan oleh kepala SMA Negeri 1 Boja sebagai berikut.
materi, video profile, slide, pamflet dan sepanduk); tim II (penyaji materi); tim III (perlengkapan); 2. Pembuatan materi berupa video profil, slide,
pamflet dan sepanduk;
3. Koordinasi dengan sekolah sasaran sampai
memperoleh jadwal secara pasti;
4. Pembuatan jadwal dan pembagian tugas;
5. Pembekalan tim penyaji materi;
6. Pelaksanaan promosi sesuai dengan jadwal yang dibuat ke sekolah sasaran;
7. Melakukan evaluasi berupa feedback dari sekolah
sasaran untuk dijadikan pertimbangan kegiatan berikutnya
(Wawancara dengan Kepala Sekolah, 2 Desember 2014)
Prosedur pelaksanaan sebagai berikut.
1. Kepala sekolah menerbitkan SK Kepanitian promosi sekolah, sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Tim 1 (Pembuat Materi Promosi), Tim 2 (Penyaji Materi) dan Tim 3 (Perlengkapan).
2. Panitia merencanakan dan mengajukan anggaran kegiatan promosi langsung, sekurang-kurangnya memuat pembiayaan untuk pembuatan:
a. Pembuatan profil sekolah
b. Pembuatan pamflet dan sepanduk
c. Penyampaian pamflet dan pemasangan spanduk d. Mengundang guru BK SMP/MTs
e. Promosi melalui media masa
f. Rapat dan penyiapan tenaga promosi g. Transportasi promosi ke sekolah
3. Kepala sekolah mempelajari rencana anggaran yang diusulkan dan mencarikan sumber pembiayaan promosi.
4. Tim 1 membuat materi promosi sekurang-kurangnya berupa video profil sekolah, slide, pamflet, spanduk, dan materi promosi lewat media masa.
5. Tim 1 mempresentasikan hasil produk materi promosi kepada Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah sebelum digunakan sebagai materi promosi. 6. Tim 1 melakukan revisi produk materi promosi
apabila terdapat masukan dari Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah.
7. Tim 1 menggandakan video profil, slide, mencetak pamflet dan spanduk sesuai dengan kebutuhan 8. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas melakukan
koordinasi dengan sekolah sasaran dan memastikan kapan waktu pelaksanaan promosi.
9. Sekretaris membuat jadwal dan daftar petugas promosi di sekolah sasaran
10. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah bidang humas dan kesiswaan membekali Tim 2 petugas promosi agar memiliki persepsi yang sama dalam melakukan promosi.
11. Tim 2 melakukan promosi langsung ke sekolah sasaran sesuai dengan jadwal.
12. Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan melakukan promosi tidak langsung meliputi:
b. Mengundang guru BK untuk memberikan informasi tentang SMA N 1 Boja
13.Evaluasi
a. Sekretaris membuat laporan promosi
b. Melihat hasil PPDB, sekretaris melakukan evaluasi pencapaian target yang ditetapkan.
Prosedur tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.
Gambar 4.1.
Model Prosedur Pelaksanaan Promosi SMA N 1 Boja Kabupaten Kendal
3. Evaluasi
dilakukan evaluasi kinerja dengan cara menghitung nilai capaian kinerja pelaksanaan kegiatan promosi yang telah ditetapkan. Untuk menilai pertanggungjawaban pencapaian tujuan sasaran yang ditetapkan berdasarkan perencanan, dilakukan pula analisis pencapaian promosi dengan menginterpretasi-kan lebih lanjut pengukuran kinerja promosi yang menggambarkan keberhasilan/kegagalan SMA Negeri 1 Boja dalam melaksanakan promosi.
Kinerja yang diukur adalah seluruh aspek kegiatan yang dilakukan dalam promosi SMA Negeri 1 Boja. Kinerja keuangan untuk promosi meliputi efisiensi dan efektivitas. Efisiensi diukur dengan membandingkan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Efektivitas diukur dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Indikator pengukuran kinerja promosi merupakan ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja merupakan sesuatu yang dihitung dan diukur, kemudain digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja.
Beberapa jenis indikator yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja promosi yaitu:
sumber daya manusia tenaga promosi dan materi promosi.
2) Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan promosi. Pengukuran output ini berupa respon langsung dari pihak yang diberikan promosi.
3) Indikator hasil yaitu segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya output kegiatan. Dalam hal ini dapat dilihat dari jumlah calon pendaftar di SMA Negeri 1 Boja saat dilakukan Penerimaan Peserta Didik baru.
Tabel 4.7
Hasil Validasi Ahli Produk Rencana Strategi Bersaing SMA Negeri 1 Boja
No Penyataan Validator
Rata-rata Ket
1 2 3
1 Kesesuaian judul bab dengan isi materi
5 Kejelasan maksud dan
tujuan 4 4 5 4.33 ST 14 Kejelasan evaluasi dan
Secara umum ketiga validator memberikan penilaian terhadap produk hasil pengembangan strategi bersaing di SMA Negeri 1 Boja dalam kategori sangat tinggi dengan rata-rata 4,26. Dengan demikian produk rencana strategi bersaing SMA Negeri 1 Boja dipandang sangat valid dengan beberapa revisi.
Tabel 4.8
Revisi dari Validator tentang Rencana Strategi Bersaing SMA Negeri 1 Boja
Validator Saran dan Revisi
Dr. Bambang
Ismanto, M.Si
Pada bagian analisis kondisi disarankan pada prioritas yang terkait daya saing
Drs. Wagiyo,
M.Pd
1. Sasaran strategi promosi diperluas tidak hanya ke SMP/ MTs seperti menjalin kerjasama dengan Dinas/ Instansi terkait melalui MOU dan memanfaatkan alumni. 2. Petugas promosi perlu melibatkan peserta
didik atau pengurus OSIS
Sunarto, S.Pd,
M.Pd
1. Dalam mengangkat isu-isu strategis perlu
dilakukan need assesment terhadap
masyarakat (calon peserta didik, orang tua
calon peserta didik) sebagai sasaran
promosi. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan dengan paparan oleh tim
promosi saat berkunjung di sekolah
sasaran.
2. Hasil need assesment dijadikan program-program unggulan agar dapat menjadi
sekolah pilihan dan animo dapat
bertambah.
Berdasarkan beberapa saran validator maka rencana strategi bersaing SMA Negeri 1 Boja yang diprioritaskan pada promosi perlu dilakukan penambahan:
melakukan kerjasama dengan perusahaan ataupun instansi lain untuk menyelenggarakan kegiatan perlombaan dalam rangka promosi sekolah.
2. Melibatkan alumni dalam promosi. Sebagai implementasinya, SMA Negeri 1 Boja perlu memiliki ikatan alumni, jejaring sosial media khusus alumni sehingga dapat memberikan masukan bagi sekolah. 3. Melibatkan peserta didik atau pengurus OSIS dalam
kegiatan promosi. Sebagai implikasinya, ketika melakukan kunjungan ke sekolah sasaran, pihak sekolah perlu melibatkan peserta didik terpilih untuk melakukan promosi.
4. Setiap kegiatan promosi perlu dilakukan pula need
assesment terhadap calon peserta didik atau orang
4.2 Pembahasan
4.2.1 Strategi Bersaing Penerimaan Peserta Didik Baru yang Selama ini Dilaksanakan di SMA N 1 Boja
Penerimaan peserta didik baru merupakan kegiatan rutin tahunan untuk memperoleh input. Hasil analisis dokumentasi laporan peserta didik baru SMA Negeri 1 Boja dari tahun 1985 sampai tahun 2003 menunjukkan bahwa jumlah pendaftar mengalami kenaikan, namun mulai tahun 2004 sampai dengan 2013 mengalami penurunan. Peningkatan jumlah pendaftar tersebut karena dari tahun 1985 sampai 2003 belum ada pesaing yang berarti. Sejak tahun 2004 dengan berdirinya SMK Negeri 3 Kendal yang letaknya berdekatan dengan SMA Negeri 1 Boja, jumlah pendaftar terus mengalami penurunan. Menurut Porter (2007:36), terdapat 5 kekuatan kompetitif yang dapat menentukan keunggulan bersaing yaitu: 1) masuknya pendatang baru; 2) ancaman produk pengganti; 3) kekuatan tawar menawar pembeli; 4) kekuatan tawar menawar pemasok dan 5) persaingan diantara para pesaing.
Negeri 3 Kendal terus mengalami kenaikan, sebaliknya jumlah pendaftar di SMA Negeri 1 Boja terus menurun sampai tahun 2013.
Penurunan jumlah pendaftar secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas input atau masukan peserta didik di SMA Negeri 1 Boja. Semakin longgarnya daya saing antara calon peserta didik, menyebabkan sekolah tidak dapat menyaring peserta didik yang berkualitas karena jumlah pendaftarnya sangat minim untuk diseleksi.
Perlu disadari oleh pihak manajemen, penurunan jumlah pendaftar bukan disebabkan oleh faktor eksternal saja, namun yang lebih penting bagaimana pihak sekolah melakukan perbaikan-perbaikan dari dalam sekolah. Kelemahan-kelemahan yang ada di sekolah perlu segera dibenahi termasuk di dalamnya adalah sistem promosi sekolah yang selama ini belum dilakukan. SMA Negeri 1 Boja selama ini hanya mengandalkan sistem penerimaan peserta didik yang dilakukan secara serempak se Kabupaten Kendal atas dasar surat keputusan dari Bupati Kendal melalui Kepala Dinas Pendidikan.
pendaftar dari tahun ke tahun terus menurun. Di tambah pula dengan anggapan dari masyarakat yang menyatakan bahwa SMA Negeri 1 Boja dikenal lebih mahal daripada sekolah lain.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, karena tahun-tahun sebelumnya SMA Negeri 1 Boja merupakan sekolah RSBI yang perlu diakui bahwa pembiayaan yang ditanggung peserta didik lebih mahal daripada sebelum RSBI. Meskipun RSBI sudah dibubarkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia, masyarakat masih memandang tentang pembiayaan yang relatif mahal. Cukup beralasan ketika masyarakat di wilayah Kecamatan Boja beralih ke SMK untuk menyekolahkan anak-anaknya, apalagi dengan munculnya SMK Negeri 3 Kendal yang masih berdekatan dengan SMA Negeri 1 Boja.
penting karena persaingan jasa pendidikan yang kompetitif membawa implikasi pentingnya me-ngenalkan secara terus kepada masyarakat tentang keunggulan dan prestasi yang telah dicapainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dalam Rangkuti (2009: 177) “merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen agar membeli”.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen tidak atau belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut berguna bagi mereka maka mereka tidak akan pernah membelinya. Begitu juga dengan keberhasilan yang sudah diraih SMA Negeri 1 Boja melalui berbagai even kejuaraan di tingkat nasional dalam bidang akademik maupun non akademik dan secara output banyak yang lulusannya dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri namun keunggulan tersebut tidak dipromosikan kepada pelanggan (calon peserta didik) maka mereka tidak akan mengetahui dan tertarik untuk melanjutkan di SMA Negeri 1 Boja. Uraian tersebut menguatkan bahwa pengembangan promosi perlu dilakukan oleh pihak manajemen SMA Negeri 1 Boja.
pada strategi diferensiasi yang memiliki program
Multiple Intelligences, Moving Class, Sekolah Lima Hari,
Wasana Warsa Sekolah Kristen Lentera, Hari Budaya,
Field Trip dan Parent Seminar. Untuk sekolah negeri
seperti SMA Negeri 1 Boja untuk menerapkan strategi diferensiasi dipandang kurang memungkinkan dilaksanakan karena sekolah negeri memiliki standar yang relatif sama sesuai aturan yang berlaku.
Sebuah program tidak lepas dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Seperti halnya dengan pendapat Haryadi (2007: ix ), prosedur yang dilakukan dalam melakukan promosi antara lain: mengumpulkan informasi, memahami jasa yang akan dijual, menentukan, melakukan semua tindakan penting dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan.
4.2.2 Strategi Bersaing SMA Negeri 1 Boja 4.2.2.1 Perencanaan
pertanyaan “dimana” berkaitan dengan lokasi tempat
berbagai kegiatan berlangsung.
Seorang perencana perlu memiliki sense of timing yang tinggi, karena kemampuan ini akan menjawab
pertanyaan”bilamana”. Pentingnya jawaban terhadap pertanyaan “bilamana”, terlihat dari dua hal yaitu pemanfaatan waktu seefisien mungkin, dan sense of
timing yang tepat, yaitu kemampuan memanfaatkan
peluang yang mungkin timbul. Dalam satu rencana perlu terlihat dengan jelas jawaban terhadap
pertanyaaan “bagaimana” cara orang-orang dan satuan kerja dalam suatu organisasi menyelenggarakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikannya. Kejelasan terhadap pertanyaan “
bagaimana” mempunyai dua makna yang sangat penting yaitu untuk kepentingan operasional, perlu ada kejelasan tentang teknik-teknik pelaksanaan tugas untuk dijadikan pegangan oleh para pelaksana kegiatan operasional, sebab kejelasan ini akan menghindarkan para petugas operasional dari kesalahan yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas kerja. Untuk kepentingan koordinasi, melalui koordinasi ditentukan melakukan apa, siapa yang berhubungan dengan siapa, dalam hal apa dan dalam bentuk apa hubungan itu harus diwujudkan. Artinya suatu organisasi tidak boleh merugikan salah satu pihak tetapi harus bersifat simbiosis mutualisme, yang artinya saling ketergantungan dan saling menguntungkan.
melaksanakan rencana tersebut. Pertanyaan “siapa”
sangat dominan peranannya dalam merumuskan rencana yang efektif dan efisien. Penempatan yang rasional dan objektif yang didasarkan pada kriteria latar belakang pendidikan formal, bakat, pengalaman dan kepribadian akan menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, dengan tingkat imbalan yang tepat pula (Siagian, 2005: 37-46). Hanya dengan demikian, organisasi atau suatu lembaga akan bergerak sempurna. Dapat dikatakan secara aksiomatik
bahwa tanpa terjawabnya pertanyaan “siapa” dengan
baik maka jawaban terhadap pertanyaan lain tidak akan ada artinya.
Menanyakan pertanyaan ”mengapa” berarti berusaha menemukan pembenaran yang meyakinkan tentang jawaban-jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan lainnya dalam proses perencanaan. Dengan
kata lain pertanyaan “mengapa” berusaha melihat
secara teliti apakah dalam rencana yang disusun terdapat kelemahan atau tidak. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai ada hal-hal yang harusnya tercantum dalam rencana tetapi tidak atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa menemukan jawaban yang meyakinkan atas enam pertanyaan tersebut di atas akan berakibat pada tersusunnya suatu rencana yang dapat dipertanggung jawabkan, bukan hanya secara ilmiah tetapi juga secara administratif.
mempermudah tercapainya tujuan, perencanaan harus sungguh-sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai, pemenuhan persyaratan keahlian teknis, rencana harus disertai dengan rincian yang cermat; keterkaitan rencana dengan pelaksanaan; kesederhanaan, fleksibilitas, rencana memberikan tempat pada pengambilan resiko; pragmatik; dan rencana sebagai instrumen peramalan masa depan.
Perencanaan program promosi sekolah dilakukan oleh kepala sekolah, komite sekolah bersama manajemen sekolah dengan jalan membentuk kepanitiaan kemudian melakukan koordinasi. Melalui perencanaan dapat ditentukan strategi yang tepat, anggaran, jadwal promosi, SMP/MTs sasaran dan membentuk tim promosi yang solid sehingga diharapkan promosi terlaksana dengan baik.
Strategi promosi yang direncanakan melalui dua jenis promosi yaitu promosi langsung dan promosi tidak langsung. Promosi langsung merupakan promosi yang dilakukan dengan memberikan informasi kepada calon pendaftar di sekolah-sekolah sasaran yaitu SMP/MTs di wilayah Boja dan sekitarnya, sedangkan promosi tidak langsung yaitu di luar kunjungan langsung ke sekolah sasaran seperti pemasangan spanduk di tempat-tempat strategis, penyebaran informasi SMA Negeri 1 Boja ke web maupun media masa, mengundang guru BK SMP/MTs maupun menyelenggarakan even-even perlombaan dengan peserta adalah peserta didik SMP/MTs.
penyebaran brosur, pamflet, spanduk di wilayah yang strategis seperti di dekat SMP/MTs sekitar Boja, melakukan informasi melalui dunia maya seperti mengupdate informasi tentang kegiatan-kegiatan, hasil lomba melalui web sekolah. Ketika ada prestasi yang dicapai skala nasional maupun internasional kami akan menampilkan informasi melalui media massa. Melaksanakan lomba antar SMP/MTs se wilayah Boja dan sekitarnya yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boja dan mengundang guru BK SMP/MTs untuk memberikan informasi tentang SMA Negeri 1 Boja sebagai bahan untuk layanan informasi karir di SMP/MTs serta melakukan promosi langsung ke SMP/MTs di wilayah Boja dan sekitarnya.
1. Promosi melalui Brosur
Media promosi dengan mencetak brosur ini banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam rangka mengenalkan produknya kepada calon pelanggan yaitu calon peserta didik. Direncanakan brosur yang akan dicetak sejumlah 1000 eksemplar dengan kertas foto yang dicetak dengan tinta warna sehingga menarik untuk dibaca.
potensial karena dengan memperoleh informasi tentang SMA Negeri 1 Boja diharapkan akan tertarik mendaftar ke sekolah tersebut. Meskipun sederhana, brosur ini memiliki kekurangan yaitu informasi terbatas, akibatnya informasi-informasi penting lainnya tidak dapat tersampaikan secara utuh oleh calon peserta didik yang membacanya. oleh karena itu dalam tahap perencanaan ini, SMA Negeri 1 Boja membentuk tim khusus untuk mendesain brosur yang akan dicetak melalui jasa percetakan agar hasilnya lebih berkualitas. 2. Promosi melalui Spanduk dan Pamflet
Pemasangan spanduk merupakan salah satu media outdoor (luar ruangan). Rangkuti (2009: 26) memberikan penjelasan bahwa media outdoor yang biasa digunakan perusahaan adalah billboard,
signboard, umbul-umbul dan sticker. Billboard
merupakan iklan yang dipasang pada papan besar bergambar yang dianggap strategis, mudah dilihat dijalan raya yang ramai dilalui kendaraan. Media ini hanya bersifat mengingatkan sehingga diperlukan pesan yang jelas, singkat, mudah dipahami dan gambar yang menarik. Apabila dilihat dari ciri-cirinya, spanduk termasuk dalam kategori billlboard karena dipasang di tempat-tempat yang strategis dan mudah dibaca.
pasar, halte dan tempat-tempat umum yang mudah dibaca. Melalui tim khusus, spanduk dan pamflet dibuat dengan memuat informasi yang jelas dengan huruf yang mudah dibaca, besar dan mencolok. Spanduk dan pamflet direncanakan terbuat dari bahan
Metro Media Technology (MMT) sehingga tidak mudah
rusak dengan pewarnaan yang mencolok sehingga menarik untuk dibaca. Direncanakan pihak sekolah melalui tim pembuat spanduk dan pamflet akan bekerjasama dengan usaha percetakan sehingga dapat didiskusikan tentang desain yang proporsional, menarik untuk dibaca.
Kelemahan promosi melalui spanduk ini antara lain informasi yang disampaikan tidak lengkap karena hanya memuat intinya saja karena keterbatasan tempat untuk menulis pesan, sehingga kadang tidak mengena calon peserta didik baru. Untuk memberikan daya tarik bagi calon peserta didik, konten informasi akan digunakan bahasa yang mudah dipahami oleh kalangan anak remaja.
3. Promosi dengan Media Elektronik
banyak digunakan karena pengingklanan pada media ini biayanya relatif murah.
Direncanakan SMA Negeri 1 Boja akan melakukan kerjasama dengan Radio Boja FM. Proposal akan diajukan dalam bentuk kerjasama siaran tentang SMA Negeri 1 Boja dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah dari masing-masing bidang. Konten yang akan diusulkan adalah tentang keunggulan-keunggulan SMA Negeri 1 Boja. Di samping itu, iklan tentang SMA Negeri 1 Boja akan diusulkan sebagai bentuk promosi media elektronik. Media promosi ini dipandang efektif karena direncanakan akan disampaikan 3 kali sehari selama sebulan di sela-sela acara segmen remaja seperti acara musik, sehingga pesan diharapkan dapat tersampaikan kepada calon peserta didik baru. kelemahannya adalah terbatasnya waktu yang hanya durasi 60 detik sehingga informasi tidak bisa disampaikan dengan lengkap dan detail.
4. Promosi melalui Media Masa dan Web
Promosi ini sudah sering dilakukan, sehingga bentuk promosi ini perlu terus ditingkatkan.
Promosi lainnya adalah melalui web sekolah. SMA Negeri 1 Boja memiliki tim web sekolah sehingga kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil kejuaraan diunggah ke website sekolah yaitu smansaboja.sch.id. Untuk media promosi ini, web dikembangkan dengan memberikan laman sejarah singkat, pendidik dan tenaga kependidikan, galeri gambar dan video, agenda sekolah dan berita kegiatan. Melalui website ini maka informasi-informasi yang lebih luas dapat di-upload sehingga menjadi media yang efektif. Informasi tidak dibatasi seperti penggunaan media promosi seperti spanduk, brosur maupun radio.
5. Promosi dengan Gelar Karya dan Mengundang Guru BK berserta Peserta didiknya
merupakan sebagai media yang efektif untuk mempromosikan SMA Negeri 1 Boja ke guru BK dan calon peserta didik baru.
6. Presentasi Langsung ke SMP Sasaran
Strategi promosi secara langsung yaitu datang langsung ke SMP/MTs sasaran untuk mempresentasikan profil SMA Negeri 1 Boja. Di samping informasi tentang sekolah dan informasi tentang penerimaan calon peserta didik untuk melengkapi informasi yang mungkin belum tersampaikan melalui media informasi lainnya. Jika promosi ini dianggap sebagai proses penjualan, maka strategi ini termasuk penjualan perseorangan
(personnal selling). Menurut Rangkuti (2009: 27),
penjualan perseorangan merupakan interaksi antar-individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Penjualan perseorangan ini merupakan alat promosi yang berbeda dari periklanan karena promosi menggunakan orang atau individu dalam pelaksanaannya. komunikasi yang dilakukan orang secara individu dapat lebih fleksibel dibandingkan alat-alat promosi lainnya.
calon peserta didik baru dengan SMA Negeri 1 Boja melalui petugas promosi, sehingga dampaknya diharapkan meningkatkan jumlah pendaftar ke SMA Negeri 1 Boja.
Kunci keberhasilan dalam promosi ini adalah interaksi personal langsung antara petugas promosi dengan calon pembeli dalam hal ini adalah calon peserta didik. Menurut Rangkuti (2009: 27), interaksi langsung antara seorang pembeli potensial dan seorang salesman akan dapat mengetahui keinginan, motif, dan perilaku konsumen sekaligus dapat melihat reaksi konsumen mengenai produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Promosi sekolah melalui kunjungan langsung dipandang akan memberikan hasil yang efektif, karena petugas promosi akan mengetahui secara langsung melui mimik wajah, antusias calon peserta didik ketika mendapatkan informasi melalui promosi, bahkan dapat diketahui dari pengisian kuesioner tentang respon dan minatnya setelah dilakukan promosi ini.
Rangkuti (2009: 27) memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa alat komunikasi umum yang digunakan dalam personal selling adalah presentasi penjualan, pertemuan penjualan, program intensif dan sampel wiraniaga. Proses promosi langsung dengan mendatangi ke sekolah sasaran merupakan jenis field
selling karena tenaga promosi mendatangi ke tempat
konsumen.
4.2.2.2 Pelaksanaan Promosi
matang. Beberapa prosedur pelaksanaan promosi yang dikembang-kan sebagai masukan bagi manajemen mutu SMA Negeri 1 Boja dalam Prosedur Mutu ISO 9001: 2008.
1. Membuat Kepanitiaan Promosi
Kepanitiaan merupakan bagian penting dalam promosi. Promosi tidak akan berjalan dengan baik tanpa sumber daya manusia yang menggerakkan kegiatan. Tim yang solid, mampu bekerja sama akan berpengaruh pada kelancaran melakukan promosi untuk mencapai target. Sudah menjadi tugas manajemen sekolah untuk memilih orang-orang yang tepat sebagai petugas promosi yang memiliki kemampuan yang baik terutama kemampuan sosial, kemampuan mempresentasikan ke publik tentang SMA Negeri 1 Boja. Sekilas promosi merupakan tugas yang mudah, namun jika didalami seorang petugas promosi hendaknya memiliki kemampuan khusus sehingga orang yang daiajak bicara akan tertarik dengan apa yang disampaikan. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah memiliki tangggung jawab untuk menyeleksi tenaga promosi yang handal.
masing-masing namun dibutuhkan kerjasama antar tim tersebut.
Prosedur yang dilakukan pada tahap awal ini agak berbeda dengan Haryadi (2007: ix). Langkah yang awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Boja menekankan pada pembentukan panitia. Melalui panitia akan terlihat jelas tugas untuk menyiapkan promosi, sedangkan menurut Haryadi (2007: ix), langkah pertamanya adalah mengumpulkan informasi dilanjutkan dengan memahami bahan atau isi materi yang akan ditawarkan. Perbedaan ini karena karakteristik sekolah relatif berbeda dengan perusahaan pada umumya. Sumber daya manusia di sekolah yaitu guru dan karyawan akan menjalankan tugas promosi apabila mendapatkan surat tugas atau surat keputusan kepala sekolah tentang tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Surat tugas atau kepanitian yang dibentuk sebagai dasar bagi petugas menjalankan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan promosi.
2. Penyusunan Anggaran
SMP/MTs, promosi melalui media masa, rapat dan penyiapan tenaga promosi, transportasi promosi ke sekolah dan kegiatan lomba melibatkan peserta didik SMP/MTs. Anggaran pembiayaan promosi perlu dipelajari oleh kepala sekolah dan dirapatkan oleh tim manajemen sehingga dapat dialokasikan dari mana sumber pembiayaan promosi tersebut.
Penentuan anggaran promosi merupakan hal penting menjadi pertimbangan sekolah. Hal ini juga serupa dengan pendapat Haryadi (2007: ix), untuk melakukan promosi perusahaan perlu menentukan anggaran pembiayaan promosi. Tahap ini dilakukan setelah terkumpulnya informasi dan memahami bahan atau isi materi yang akan dipromosikan. Di SMA Negeri 1 Boja juga dikembangkan hal serupa, setelah terbentuk panitia, maka para petugas dibawah koordinasi wakil kepala sekolah bidang humas akan melakukan perencanaan anggaran berdasarkan hal-hal apa yang akan dilakukan dalam promosi dengan mem-pertimbangkan materi apa saja yang perlu disiapkan, jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, kegiatan-kegiatan apa saja yang mendukung proses promosi.
3. Penyiapan Materi
untuk brosur tentu berbeda dengan bahasa untuk spanduk, di radio, web maupun bahasa secara langsung. Tim pembuat materi hendaknya diisi oleh orang-orang yang memiliki keahlian di bidang bahasa, desain dan seni yang memiliki kemampuan publik
relation baik.
Tim 1 yang memiliki tugas untuk materi promosi berupa video profil, brosur, slide, pamflet, spanduk, materi promosi lewat media masa dapat bekerja lebih awal untuk menyiapkan bahan promosi. Setelah materi disusun, Tim 1 perlu mempresentasikan hasil produk materi promosi kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah sebelum digunakan sebagai materi promosi. Hasil masukan sebagai pertimbangan revisi produk materi promosi sebelum dicetak dan digunakan sebagai media promosi. Setelah dilakukan tahap revisi, maka tim 1 dapat menggandakan video profil, slide, mencetak pamflet dan spanduk sesuai dengan kebutuhan.
mendalam mengapa terjado kemerosotan jumlah calon peserta didik. Model pengembangan ini masih didasarkan pada asumsi yang diperkirakan menjadi faktor penyebab penurunan calon peserta didik.
4. Koordinasi Pelaksanaan Promosi
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas yang mendapatkan tugas dari Kepala Sekolah sebagai ketua tim promosi perlu melakukan koordinasi dengan sekolah sasaran dan memastikan kapan waktu pelaksanaan promosi. Dalam kegiatan, waktu menjadi bagian yang penting. Waktu promosi kepada sekolah-sekolah sasaran hendaknya perlu diperhatikan waktu luang dari pihak kedua, oleh karena itu koordinasi secara intesif dengan sekolah sasaran sangat diperlukan demi kelancaran kegiatan promosi. Tugas seorang sekretaris adalah membuat jadwal dan daftar petugas promosi di sekolah sasaran. Koordinasi tidak hanya dilakukan dengan pihak sekolah sasaran saja, namun koordinasi secara internal wajib dilakukan. Agar para petugas promosi memiliki persepsi yang sama, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang humas dan kesiswaan perlu membekali petugas promosi. Di samping itu melalui pembekalan tersebut dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi tim promosi tentang tata cara promosi, menjawab hal-hal yang mungkin ditanyakan oleh publik dan bagaimana strategi agar presentasinya menarik bagi calon peserta didik.
5. Pelaksanaan Promosi
sesuai dengan jadwal. Dengan bekal pengarahan dan materi yang dibuat oleh tim 1 dan didukung oleh tim perlengkapan, promosi langsung dapat dilakukan sesuai rencana. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang bertugas melakukan promosi tidak langsung dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana. Kegiatan perlombaan yang melibatkan peserta didik SMP/MTs dan mengundang guru BK untuk memberi informasi tentang SMA Negeri 1 Boja. Tim lain bagian IT dapat terus melakukan update informasi-informasi yang melakukan promosi melalui web. Tim promosi melalui radio dapat melakukan promosi dengan menyuguhkan informasi yang terbaru tentang SMA Negeri 1 Boja. Kerjasama antar tim, kegiatan yang terpadu dilaksanakan dalam rangka sebagai ajang media promosi SMA Negeri 1 Boja, dengan harapan akan meningkatkan jumlah calon peserta didik baru.
6. Evaluasi
pengisian angket dikumpulkan dan dimasukkan oleh sekretaris sebagai bagian dari laporan promosi.
Evaluasi lain secara riil dapat dilihat dari hasil PPDB. Dari hasil PPDB dapat diketahui berapa persen jumlah pendaftar dari yang diterima sehingga dapat diketahui pencapaian taget yang ditetapkan.