• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Diskusi pada Siswa Kelas V SDN 2 Penawangan Semester 1 / 2012-2013 T1 262011801 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Diskusi pada Siswa Kelas V SDN 2 Penawangan Semester 1 / 2012-2013 T1 262011801 BAB II"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar IPA

2.1.1.1 Pentingnya belajar IPA.

Menurut Stephert dan Ragan ( dalam Catharina Tri Anni, 2004 : 3 ), belajar dapat

diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses yang disadari dengan perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari

proses. Menurut Darsono ( 2009 : 2-4 ), belajar memiliki ciri : (1) perubahan terjadi secara

wajar. (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. (3) perubahan dalam

belajar bersifat positif dan aktif. (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. (5)

perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Dan (6) perubahan mencakup seluruh

aspek tingkah laku.

Gagne ( dalam Din Wahyudin, dkk, 2006 : 3.31 ), berpendapat bahwa belajar

merupakan proses dari yang sederhana ke yang kompleks. Oleh sebab itu proses belajar

selalu bertahap mulai dari belajar melalui tanda ( signal ), kemudian melalui

rangsangan-reaksi (stimulus respons), belajar berangkai ( chaining ), belajar secara verbal, belajar

membedakan ( discrimination ), belajar konsep, sampai kepada cara belajar prinsip dan

belajar untuk pemecahan masalah. Hasil berupa kapabilitas, baik berupa pengetahuan,

sikap ataupun ketrampilan tertentu.

Keaktifan dalambelajar adalah aktif dalam mendengarkan, memperhatikan,

mencatat, menanyakan, membaca, berlatih, menyelesaikan tugas serta dapat

memecahkan masalah yang bersangkutan dengan masalah pendidikan.

2.1.1.2 Hasil Belajar

Menurut Usman, ( 2001 : 5 ) “Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

tingkahlaku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan

lingkungannya “,

(2)

Dalam pengertian ini ada kata perubahan yang berarti bahwa seseorang telah

mengalami proses belajar, ia akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek

pengetahuaanya, ketrampilannya, maupun pada aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bias

menjadi bias, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak

sopan menjadi sopan. Oleh karena itu keberhasilan belajar diantaranya ditandai dengan

adanya perubahan yang terjadi pada tingkah laku diri individu yang belajar.

Menurut Hamalik ( 2001 : 30 ) “Tingkah laku manusia terdari dari sejumlah aspek.

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut.

Adapun aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi,

emosional, hubungan social, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP Nomer 19

Tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional bahwa penilaian pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

1). Penilaian hasil belajar oleh pendidik.

2). Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.

3). Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

2.1.1.3 Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut :

1). Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.

2). Umpan balik dalam menentukan kenaikan kelas.

3). Meningkatkan motivasi belajar siswa.

4). Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

2.1.2 Metode Diskusi

2.1.2.1 Pengertian Metode Diskusi

Metode merupakan salah satu unsur dalam proses pembelajaran. Peran metode

sangat penting karena penerapan metode yang kurang tepat di dalam proses

pembelajaran akan mengaburkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Begitu besar dan pentingnya metode , maka harus tepat di dalam penggunaan metode

dan penerapannya harus dikuasai dengan baik agar kegiatan pembelajaran berlangsung

(3)

Metode adalah merupakan cara atau tehnik yang digunakan dalam melakukan interaksi

dengan siswa, pada saat proses pembelajaran berlangsung. Diskusi adalah melakukan

suatu pembahasan secara kelompok yang bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah

sebuah pemahaman dalam pembelajaran. Metode diskusi artinya cara/tehnik yang

dilakukan dalam interaksi dengan siswa yang tergabung pada saat proses pembelajaran

melalui kelompok untuk mencari kebenaran.

Penggunaan metode diskusi sebenarnya bukan saja sebagai salah satu cara

menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik yang bersifat problematis, tetapi

juga melatih siswa dalam kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan ketrampilan

berkomunikasi dan membentuk kompetensi-kompetensi social yang dibutuhkan.

Metode diskusi bertujuan :

1). Melatih dan membentuk kesetabilan social-emosional.

2). Melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi,

menafsirkan, dan menyimpulkan bahasa.

3). Mengembangkan kemampuan berpikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga

tumbuh konsep diri yang lebih positif.

4). Mengembangkan keberhasilan peserta didik dalam mengemukakan pendapat.

5). Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversional.

6). Melatih siswa berani berpendapat tentang suatu masalah.

2.1.2.2 Keunggulan metode diskusi adalah :

(1) Suasana kelas lebih hidup.

(2) Meningkatkan daya pikir dan kepribadian siswa ( toleransi, demokrasi, berpikir kritis,

dan sistematis secara obyektif ).

(3) Dapat membantu siswa berkelompok membuktikan secara ilmiah terhadap ilmu yang

dipelajari.

Hasil penelitian tentang penggunaan metode diskusi kelompok oleh Lorge,Fox,

Davitz, dan Brenner (Davies, 1984:237--239) dapat disimpulkan dalam rangkuman berikut.

a. Mengenai soal-soal yang berisiko, keputusan kelompok lebih radikal dari pada

(4)

b. Kalau ada berbagai pendapat tentang sebuah soal yang masih baru, maka pemecahan

kelompok lebih tepat daripada pemecahan perorangan; tetapi tidak selalu demikian kalau

soalnya biasa-biasa saja.

c. Kalau bahan persoalan bukan materi baru, dan anggota-anggota kelompok mempunyai

keterampilan dalam memecahkan soal-soal sejenis, pemecahan kelompok lebih baik dari

pemecahan oleh anggota masing-masing, tetapi kadang-kadang pemcahan anggota yang

paling cerdas lebih baik lagi.

d. Kebaikan utama diskusi kelompok bukanlah pengajuan banyak pendekatan, melainkan

penolakan terhadap pendekatan yang tidak masuk akal. (Konklusi ini tidak berlaku untuk

"brain storming").

e. Yang memperoleh keuntungan dari diskusi kelompok, ialah siswa-siswa yang lemah

dalam pemecahan soal.

f. Superioritas kelompok merupakan fungsi dari kualitas tiap anggota kelompok. Sebuah

kelompok dapat diharapkan memecahkan sebuah soal, kalau sekurang-kurangnya satu

anggota dapat memecahkan soal itu secara individual, sekalipun ia memerlukan lebih

banyak waktu.

g. Dalam hal waktu, metode kelompok biasanya kurang efisien. Kalau anggota-anggota

saling percaya dan bekerjasama dengan baik, maka kelompok dapat bekerja lebih cepat

daripada kerja perorangan.

h. Kehadiran orang luar mempengaruhi prestasi anggota-anggota kelompok. Kalau

kelompok itu bekerjasama secara harmonis, dan orang luar bergabung dengan kelompok,

hal itu mempunyai pengaruh positif; kalau kerja sama itu tidak harmonis, maka kehadiran

itu merusak, jika dia hanya bertindak sebagai pendengar saja.

i. Dengan metode diskusi perubahan sikap dapat dicapai dengan lebih baik daripada kritik

langsung untuk mengubah sikap yang diharapkan. Metode diskusi juga paling baik untuk

memperkenalkan inovasi-inovasi atau perubahan.

j. Kalau dipakai struktur pembahasan yang cocok dengan tugas, dan cukup waktu untuk

meninjau persoalan dari segala segi, serta jika anggota-anggota tidak saling

mengevaluasi, maka diskusi kelompok terbukti lebih kreatif daripada belajar perorangan.

(5)

Bertolak dari hasil-hasil penelitian tersebut di atas menyokong asumsi bahwa

keunggulan metode diskusi terletak pada efektivitasnya untuk mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran tingkat tinggi dan tujuan pembelajaran ranah afektif (Davies, 1984: 239).

Karena itu, ada tiga macam tujuan pembelajaran yang cocok melalui penggunaan metode

diskusi:(1) penguasaan bahan pelajaran, (2) pembentukkan dan modifikasi sikap, serta (3)

pemecahan masalah (Gall dan Gall, dalam Depdikbud, 1983:28). Pembentukkan dan

modifikasi sikap merupakan tujuan diskusi yang berorientasi pada isu yang sedang

berkembang. Diskusi yang bertujuan membentuk atau memodifikasi sikap ini, dimulai

dengan guru mengajukan permasalahan atau sejumlah peristiwa yang menggambarkan

isu yang ada dalam masyarakat (seperti: kolusi dalam suatu lembaga, pelecehan seksual,

gerakan disiplin nasional, penggusuran, dan lain sebagainya). Guru atau pimpinan

kelompok selanjutnya meminta pandangan dari anggota kelompok untuk menemukan

alternatif-alternatif pemecahan masalah isu tersebut. Komentar-komentar terhadap

masalah atau jawaban masalah dapat diberikan anggota kelompok maupun pimpinan

kelompok. Selama diskusi berlangsung, pemimpin diskusi mencoba memperoleh

penajaman dan klarifikasi yang lebih baik tentang isu tersebut dengan memperkenalkan

contoh-contoh yang berbeda, dan menggerakkan para anggota diskusi mengajukan

pernyataan-pernyataannya.

2..1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi 2.1.2.3.1 Kelebihan Metode Diskusi :

1) Memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,

misalnya : dalam pertukaran pendapat siswa berperan sebagai peserta diskusi,

berperan sebagai pemimpin diskuai, dan sebagai perumus hasil diskusi.

2) Melatih siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara runtut dengan

menggunakan bahasa baku, sekaligus melatih siswa menghargai pendapat teman

dengan kesadaran bahwa diskusi adalah pengkajian kebenaran dan adanya

perbedaan sudut pandang adalah suatu kewajaran.

3) Diskusi memberi kesempatan perluasan informasi, bahkan penambahan informasi

baru bagi pesertanya.

4) Diskusi memberi kesempatan kerja sama, siswa yang cenderung cerdas dapat

(6)

5) Diskusi melatih siwa untuk berpikir mandiri dan sekaligus meningkatkan taraf

kepercayaan dirinya.

6) Situasi pembelajaran dengan berdiskusi melatih siswa untuk hidup secara

demokratis di masyarakatnya.

7) Situasi diskusi memberi kesempatan pada siswa untuk mengenal diri sendiri,

mencari kemungkinan – kemungkinan yang terbaik dalam pemecahan

masalahnya, mengembangkan pendapat – pendapatnya, meyakini nilai – nilai

hidup tertentu, dan sekaligus meningkatkan ketrampilan siswa dalam membuat

keputusan – keputusan hidupnya.

8) Situasi diskusi memberikan keleluasaan guru untuk membimbing belajar siswa

(secara bervarias ) misalnya : memandu perumusan masalah yang didiskusikan,

menyiapkan sumber belajar, pengelompokan anggota diskusi, pembinaan teknis

berdiskusi, dan guru dapat mengambil jarak dengan kegiatan siswa dalam rangka

mengamati diskusi siswa secara evaluative ( membuat penilaian proses ).

2.1.2.3.2 Kelemahan Metode Diskusi :

1) Dalam situasi diskusi sulit menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan

dalam waktu yang telah direncanakan pula, situasi dapat berkembang bertele –

tele, penuh perbedaan pendapat, bahkan jika koordinasi dan kepemimpinan

diskusi tersebut lemah atau jelek situasinya dapat berkembang menjadi penuh

konflik yang menyesatkan pencapaian tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan diskusi ini akan membawa hasil sebagaimana diharapkan jika para

peserta diskusi menguasai kemampuan yang memadai untuk diskusi.

3) Selain penguasaan bahan diskusi, peserta diskusi juga harus menguasai

ketrampilan teknis dalam diskusi, hal ini perlu dipelajari peserta diskusi sebelum

diadakan situasi diskusi.

4) Proses serta hasil diskusi akan kurang memadai, jika pemimpin diskusi kurang

mendorong setiap peserta bebas berpendapat dan kurang terbuka untuk

(7)

5) Dalam situasi diskusi dapat terjadi gejala tingkah laku peserta yang dominative

dipihak lain, dan dapat terjadi ada peserta yang hanya sebagai penonton saja.

Dan ada pula peserta yang perhatiannya pindah objek – objek lain di luar tema

diskusi.

6) Kegiatan diskusi membutuhkan fasilitas tertentu, misalnya : banyak ruangan untuk

masing – masing kelompok diskusi, mebeler yang memadai serta dapat diatur

secara luwes, dukungan sumber yang relevan serta jumlahnya mencukupi

kebutuhan dan kondisi yang nyaman untuk berdiskusi.

2.1.2.4 Langkah-Langkah Metode Diskusi :

Pembelajaran dengan metode diskusi Menurut Davies (1984:237-2390) dapat

ditempuh dengan langkah-langkah kegiatan :

1. Tahap Persiapan

a. Merumuskan tujuan pembelajaran

b. Menyiapkan bahan diskusi

c. Menyiapkan fasilitas diskusi

2. Tahap pelaksanaan

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.

c. Menjelaskan prosedur diskusi.

d. Mengatur kelompok-kelompok diskusi

e. Melaksanakan diskusi.

f. Membimbing pelaksanaan diskusi

3. Tahap penutup

a. Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.

b. Memberikan umpan balik.

c. Menyimpulkan hasil diskusi.

2.1.2.5 Hubungan Metode Diskusi Dengan Hasil Belajar

Melalui penerapan diskusi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Penawangan kecamatan Penawangan

(8)

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dengan

Metode diskusi sudah pernah dilakukan, akan tetapi berbeda dengan penelitian yang

penulis lakukan ini, diantaranya adalah:

Rahmah (2008), dalam penulisan skripsinya telah melakukan penelitian yang

berjudul “ Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Metode Pengelompokan

Diskusi Dengan STAD Di Kelas V SDN 1 Kalisoro Kabupaten Karanganyar

“Pemilihan judul ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman bahwa kemampuan siswa

kelas V SDN 1 Kalisoro dalam belajar IPA hasil yang dicapai relative rendah.

Suripto (2009), dalam penulisan skripsinya telah melakukan penelitian yang

berjudul “ Penerapan Pendekatan Metode Diskusi Dalam Upaya Peningkatan Prestasi

Belajar IPA siswa Kelas V SDN 1 Gagaksipat Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Tahun Pelajaran 2009 / 2010 “Pemilihan judul ini berdasarkan pengamatan dan

pengalaman bahwa kemampuan siswa kelas V SDN 1 Gagaksipat dalam belajar IPA hasil

yang dicapai rendah.

Dari hasil ke dua penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi

dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar yang ingin dicapai. Oleh karena itu

disarankan agar guru selalu menggunakan metode diskusi pada setiap pembelajaran.

2.3 Kerangka Pikir

Metode diskusi bila diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan materi organ

tubuh manusia dan hewan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena

dengan penggunaan metode diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan aktifitas siwa

dalam pembelajaran. Dengan metode diskusi ini maka suasana kelas lebih hidup, dapat

melatih siswa berpikir kritis dan sistematis, melatih siswa mengemukakan pendapatnya

secara demokratis, dan membantu siswa berkelompok serta bekerjasama dalam

(9)

2.4 Hipotesis Tindakan

Diduga dengan penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SD Negeri 2 Penawangan kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung dengan karyawan yang berhubungan dengan keterangan atau informasi yang diperlukan, sedangkan

PEMERI NTAH KABUPATEN ACEH SELATAN UNI T LAYANAN PENGADAAN. BARANG DAN JASA

POKJA III ULP (Procurement Unit) akan melaksanakan pelelangan paket pekerjaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan

KEGIATAN URAIAN RENCANA PENGADAAN NILAI SATUAN TOTAL SUMBER

[r]

[r]

(2) Memiliki SBU yang masih berlaku dengan Klasifikasi Bangunan Sipil, Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (Kecuali Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta Api,

Rayon Tarbiyah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Walisongo Purwokerto.. Oleh: