• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020. 1.

(2) DAFTAR ISI Ucapan terima kasih ...................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1. Sejarah Perkembangan Program Studi .............................................. 1 2. Visi keilmuan PS selaras dengan visi Unhas ..................................... 3 3. Tujuan pendidikan ............................................................................. 4 4. Sasaran Program Studi ........................................................... 5 BAB II METODE DAN MEKANISME PENYUSUNAN/REVISI KURIKULUM ......................................................................................... 9. BAB. III CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) ............................................. 9 a. Profil Lulusan .................................................................................... 9 b. Capaian Pembelajaran (Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus) ................................................................ 11 c. Keterkaitan Rumusan CP dan Profil Lulusan Dokter Gigi................ 12 d. Keterkaitan Rumusan CP dan Aspirasi Pemangku Kepentingan ...... 14 e. Penjabaran Visi UNHAS kedalaman Visi dan CP Prodi ................... 15 BAB IV STRUKTUR KURIKULUM .......................................................... 16 a. Body of Knowledge (Fokus kajian bidang keilmuan dan penelitian prodi) dan Perkembangan bidang ilmu/kajian .......... 16 b. Penjabaran dan Pemetaan CP ke dalam Bahan Kajian ...................... 22 c. Penjabaran Bahan Kajian ke dalam Mata Kuliah .............................. 24 d. Gambar/Skema Struktur Kurikulum/Struktur Matakuliah ................ 38 e. Struktur substansi praktikum………………………………………. 42 e. Rencana Pembelajaran Semester ................................................ 59 BAB V STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN a. Pemetaan CP dan Strategi Pembelajaran ........................................... 60 b. Strategi Pencapaian CP melalui Strategi Pembelajaran ( Bentuk dan Metode Pembelajaran) ................................................. 61 BAB VI STRATEGI DAN ASESMEN PEMBELAJARAN a. Strategi assesmen dalam mencapai Capaian Pembelajaran ............... 66 b. Rancangan Tugas dan Rubrik Mata Kuliah untuk Mengukur Capaian Pembelajaran ....................................................................... 71 BAB VII SPESIFIKASI PROGRAM STUDI ............................................... 79 BAB VIII PENUTUP .................................................................................... 80. 2.

(3) i. 3.

(4) Ucapan Terima Kasih Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin mengucapakan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penyusun para kontributor yang telah bekerja sama menyelesaikan buku Penyelarasan Kurikulum Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Revisi 2018. Tim Penyusun: 1. Prof. Dr. Edy Machmud, drg., Sp.Pros (K) 2. Irfan Sugianto, drg., MMedEd., Ph.D 3. Adam Malik Hamudeng, drg., M.Med.Ed 4. Rafika Hasyim, drg., M.Biomed 5. Abul Fauzi, drg., Sp.BM (K) 6. Irfan Dammar, drg., Sp.Pros (K) 7. Acing Habibie, drg., Ph.D., Sp.Pros 8. Christine A Rovani, drg., Sp.KG (K) Kontributor: 1. Para Wakil Dekan FKG Unhas 2. Direktur RSGM Unhas 3. Ketua Gugus Penjaminan Mutu FKG UNHAS 4. Para Wakil Direktur RSGM Unhas 5. Para Ketua Departemen dalam lingkungan FKG Unhas 6. Dental Education Unit FKG Unhas 7. Komite Koordinasi Pendidikan RSGM Unhas. ii.

(5) KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020 BAB I PENDAHULUAN 1. Sejarah Perkembangan Program Studi Program pendidikan Dokter Gigi diawali dari pertemuan antara drg. Liem Tjing Kiat dan drg. Halima Dg. Sikati dari Lembaga Kedokteran Gigi TNI-AL dan Rektor Universitas Hasanuddin Letkol. M. Nasir, SH untuk membahas kemungkinan pembukaan Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Hasanuddin pada tahun 1968. Penandatanganan kerjasama antara Universitas Hasanuddin dan TNI-AL dilaksanakan pada bulan Januari 1969. Berdasarkan SK Rektor Universitas Hasanuddin tangaal 1 Januari 1969, Institut Kedokteran Gigi menjadi Departemen Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0226/1970 tanggal 27 Juli 1970. Berdasarkan SK rektor No.91/0/02/83 tanggal 22 Februari 1983 dan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0563 tanggal 8 Desember 1983, Departemen Kedokteran Gigi menjadi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Seiring berjalannya waktu, hingga tahun 2020 FKG Unhas telah berkembang dalam membuka beberapa program pendidikan dokter gigi spesialis (PPDGS), antara lain PPDGS Prostodonsi, PPDGS Periodontologi, PPDGS Konservasi Gigi, PPDGS Bedah Mulut Maksilofasial dan PPDGS Ortodonti. Tahun 2020 juga FKG Unhas membuka program studi Magister Kedokteran gigi. Perkembangan kedokteran gigi yang dinamis membutuhkan supporting system yang kuat dan dinamis di bidang pendidikan, hal ini diyakini akan membuahkan hasil yang luar biasa di bidang pencegahan dan perawatan penyakit rongga mulut.. 1.

(6) Paradigma Pendidikan Dokter Gigi harus menambah fitur dari paradigma pendidikan keterampilan menjadi pendidikan keterampilan berbasis riset, sehingga penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Fakultas Kedokteran Gigi dengan merujuk Renstra Unhas 2016- 2020 dan Rencana Pengembangan Jangka Panjang Unhas tahun 2030. Mekanisme peninjauan kembali Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Program Studi di Fakultas Kedokteran Gigi dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : 1. Pembentukan task force yang bertugas membuat peninjauan dalam bentuk konsep Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Fakultas dan Program Studi bersama – sama dengan pihak Pimpinan Fakultas kemudian disampaikan dalam rapat koordinasi Fakultas yang dihadiri oleh seluruh Kepala departemen di lingkungan FKG Unhas. 2. Hasil Draf yang sudah disusun disampaikan pada pertemuan / lokakarya yang dihadiri oleh semua komponen yaitu dosen, mahasiswa, pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran Gigi, alumni dan para pengguna lulusan dengan harapan mendapat masukkan untuk penyempurnaan dan sebagai awal sosialisasi tentang visi, misi yang baru. Lokakarya bertempat di Gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP) UNHAS pada tanggal 14 April 2011. 3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Fakultas dan Program Studi yang telah mendapat masukan dari semua komponen selanjutnya disempurnakan oleh Tim Khusus dan kemudian disahkan dalam rapat senat Fakultas Kedokteran Gigi pada tanggal 10 Mei 2011.. 2.

(7) 4. Yang selanjutnya disempurnakan dan ditetapkan dalam rapat kerja FKG Unhas tahun 2019. Pelaksanaan proses pendidikan dilaksanakan salah satunya melalui inovasi dan pengembangan kurikulum yang melibatkan seluruh. stakeholder yang. memutuskan pemberlakuan sistem student centered learning (SCL) melalui pendekatan problem based learning (PBL) yang telah dimulai sejak tahun 2008 dan telah dilakukan beberapa tahapan evalasi. Dengan penerapan metode pembelajaran aktif dalam PBL ini diperoleh dampak positif keterlibatan mahasiswa dalam proses belajar. Dalam metode ini, mahasiswa aktif mencari, menggali, mengembangkan informasi yang ingin diketahui, dipelajari, dipahami dan dianalisis baik secara kerja kelompok maupun mandiri, memanfaatkan semua sumber belajar, sarana dan prasarana yang tersedia. Mahasiswa mempunyai kesempatan dan waktu yang cukup untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi, keterampilan umum maupun pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang sesuai dengan bidang Kedokteran Gigi. 2. Visi keilmuan PS selaras dengan visi Unhas Visi Universitas Hasanuddin adalah “Pusat Unggulan dalam pengembangan insani, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, seni dan budaya, berbasis benua maritim Indonesia” Rumusan visi ini mengandung makna adanya kebersamaan tekad seluruh sivitas akademika untuk menempatkan Unhas sebagai entitas akademik yang tidak sebatas memfasilitasi, tetapi menstimulasi lahirnya segenap potensi, proses, dan karya terbaik dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis benua maritim Indonesia (BMI). Dalam konsep benua. 3.

(8) maritim Indonesia seluruh program studi memiliki kebebasan dan peluang yang sama untuk berkontribusi dalam pengembangan IPTEKSBUD. Berdasarkan visi Unhas tersebut maka disusun visi FKG Unhas yang merupakan break down dari visi Universitas Hasanuddin, yaitu Menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset kedokteran gigi yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan berbasis Benua Maritim Indonesia. Mengacu pada visi FKG UNHAS, maka visi dari Program Studi Pendidikan Dokter Gigi yaitu Menjadi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset kedokteran gigi yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan berbasis Benua Maritim Indonesia. Hal ini sejalan dengan konsep benua maritim yang memiliki makna sebagai kesatuan alamiah antara darat, laut dan dirgantara, tertata secara unik untuk menampilkan ciri-ciri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim. Visi memberikan kontribusi dalam sistem pendidikan yang handal, dengan membaiknya sistem pembelajaran dengan metode SCL, Memiliki kemampuan untuk menerapkan dan menyebarluaskan ilmu Pengetahuan dan teknologi Kedokteran gigi untuk mengarahkan dan mendorong terciptanya kapasitas dan kompetensi lulusan yang inovatif, proaktif serta perilaku kecendekiawanan yang tinggi.. 4.

(9) 3. Misi keilmuan PS selaras dengan visi Unhas Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi untuk mempersiapkan dan mengembangkan sarjana kedokteran gigi dan dokter gigi masa depan, yaitu : 1. Meningkatkan mutu pembelajaran berbasis kompetensi dengan metode Student Center Learning (SCL) dan menyediakan lingkungan belajar berkualitas untuk mengembangkan kapasitas pembelajar yang inovatif dan proaktif. 2. Menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan riset dalam bidang Kedokteran Gigi. 3. Menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni kedokteran gigi serta tanggap terhadap perubahannya dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat. 4. Tujuan pendidikan Sesuai dengan tujuan pendidikan dokter gigi di Indonesia, yakni sebagai pendidikan profesi yang mendidik mahasiswa sesuai dengan kurikulum Dokter Gigi yang bermoral Pancasila serta mempunyai sikap pengetahuan dan ketrampilan dalam : 1. Pengelolaan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan penekanan pada pemeliharaan dan pemulihan fungsi optimal sistim stomatognatik, baik perorangan maupun masyarakat, dengan memperhatikan sistem rujukan berdasarkan keyakinan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan.. 5.

(10) 2. Kemampuan bekerjasama secara tepat guna dan daya guna dalam satu tim, baik tim kesehatan gigi maupun pelayanan kesehatan yang lain, untuk melaksanakan pelayanan khususnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, guna mengembalikan fungsi sistim stomatognatik dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. 3. Pengetahuan untuk senantiasa mengembangkan prinsip pengelolaan kesehatan, serta mengikutsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Menghasilkan dokter gigi unggul, kompeten, inovatif, proaktif dan berperilaku cendikia yang mampu memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang optimal bagi masyarakat. 5. Sasaran Program Studi 1. Menghasilkan dokter gigi yang berkualitas, profesional dan bertanggung jawab sesuai dengan karakter maritim. 2. Membangun karakter peneliti pada dosen. dan mahasiswa untuk. meningkatkan partisipasi pada kompetisi ilmiah. 3. Mengimplementasikan pengetahuan Kedokteran Gigi untuk kepentingan masyarakat.. 6.

(11) BAB II METODE DAN MEKANISME PENYUSUNAN/REVISI KURIKULUM. Kurikulum pendidikan tinggi ini digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi. Kompetensi inti ditentukan secara nasional oleh organisasi profesi, perguruan tinggi dan masyarakat pengguna. Penyusunan kurikulum pendidikan dokter gigi didasarkan pada kompetensi inti dokter gigi di Indonesia. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum tahun 2003 dilaksanakan dengan pemahaman dan kesadaran bahwa kurikulum sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang kedokteran gigi, perubahan dan perkembangan masyarakat serta lingkungan yang sangat cepat. Regulasi di tingkat nasional tentang ketetapan dari KKI mengenai Standar Pendidikan Dokter Gigi dan Standar Kompetensi Dokter Gigi tahun 2006. Regulasi nasional ini diiringi dengan perubahan kebijakan UNHAS dalam proses pembelajaran dari teaching ke learning. Regulasi dan kebijakan dan inilah yang menjadi awal perubahan dan pelaksanaan kurikulum dengan Sistem SCL pada tahun tahun 2008/2009. Sehingga secara teknis kurikulum pendidikan dokter gigi pada program Sarjana Kedokteran Gigi sejak tahun akademik 2008/2009 sampai tahun akademik 2011/2012 dijalankan dua jenis kurikulum lama yaitu kurikulum 2003 berdasarkan KIPDGI 1994 dan kurikulum 2008 sebagai Kurikulum berbasis Kompetensi dengan metode PBL. Dalam pelaksanaan perubahan kurikulum tersebut telah dilakukan langkah-langkah seperti beberapa kali lokakarya seperti mapping mata kuliah dengan kontennya untuk mengetahui adanya tumpang tindih, penyusunan draf kurikulum baru, lokakarya pelatihan pembuatan modul, pelatihan sebagai tutor, pelatihan pembuatan soal berbasis kasus dan 7.

(12) benchmarking ke beberapa universitas di Indonesia. Tahun 2013/2014 kembali dilakukan evaluasi kurikulum 2008 dan tahun akademik 2015/2016 telah diberlakukan kurikulum 2015. Tahun 2019/2020 dilakukan evaluasi kurikulum 2015. Penyusunan dokumen kurikulum FKG UNHAS ini disusun dengan memperhatikan rencana pengembangan institusi UNHAS dan FKG UNHAS, SKDGI tahun 2015 dan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Berbasis 4.0 tahun 2018. Pada tahap pendidikan profesi Dokter Gigi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Dokter Gigi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDKGI) tahun 2019, yang merupakan acuan pendidikan profesi dokter gigi secara nasional yang pada penyusunannya melibatkan semua bidang Ilmu Kedokteran Gigi. Pada evaluasi dan revisi kurikulum tahun 2019 juga berpedoman pada outcome based education (OBE). Workshop evaluasi kurikulum, yang melibatkan tim task force, ketua dan sekretaris Blok mata kuliah, Ketua dan Sekretaris Departemen dan pimpinan fakultas dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Ruang Rapat Fakultas Kedokteran Gigi. Lokakarya kurikulum yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa, pegawai, alumni dan pengguna lulusan yang dilaksanakan pada tanggal 31 November – 1 Desember 2019 bertempat di Hotel Swiss-Bel Hotel. Pada tanggal 23 Desember 2019 disetujui dan disahkan di Rapat Senat Fakultas.. 8.

(13) BAB. III CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) a. Profil Lulusan. Layanan kedokteran gigi adalah situasi yang sangat dinamis, beberapa ribu tahun yang lalu, ”disease-oriented biomedical model” telah dikenal. Rehabilitasi dan penggantian gigi telah dilakukan. Pencabutan gigi, penambalan gigi dan pembuatan gigi palsu, kerusakan gigi telah diganti dan direstorasi. Sistem orofasial telah dapat diterapi, dan fungsi partial telah didapatkan. Pada era kedokteran gigi modern dilengkapi dengan kan lain, yaitu: “patient- oriented biopsychosocial model”, konsep kedokteran yang berbasis pencegahan. Pasien modern lebih menginginkan pencegahan terhadap penurunan kualitas hidup sebagai dampak dari kesehatan rongga mulutnya. Saat ini, teknologi yang canggih telah dapat dikembangkan oleh peneliti modern untuk dapat merekonstruksi jaringan rongga mulut yang rusak, melalui kedokteran regenerative, tissue engineering, rekayasa genetika Di sisi lain, ada kesepakatan Internasional seperti World Trade Organization (WTO) dan kesepakatan Regional seperti Asean Free Trade Area (AFTA) dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), sehingga di Abad 21 Dokter Gigi Indonesia punya tantangan besar, yaitu: mensejahterakan bangsa Indonesia ditengah tantangan Global. Transfer teknologi, transfer sumber daya, transfer pengetahuan bidang Kedokteran Gigi antar negara sudah tidak terbendung lagi. Karenanya seorang dokter gigi dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk bersikap professional. Untuk mencapai kompetensi tersebut, pendidikan dokter gigi yang merupakan pendidikan profesi harus didasari oleh keilmuan yang kokoh. Pedoman pendidikan dokter gigi yang disepakati secara nasional akan. 9.

(14) menjamin proses pencapaian kompetensi dan pada gilirannya akan dapat meproduksi dokter gigi handal yang mampu bersaing di tingkat internasional. Profil lulusan program studi yang berupa profesi atau jenis pekerjaan atau bentuk kerja lainnya berdasarkan studi keterlacakan lulusan dari program studi sejenis tingkat lokal, nasional, regional ASEAN, dan/atau internasional. Profil lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FKG Unhas seperti pada tabel 1 di bawah ini. Profil Lulusan Care Provider. Decision maker. Communicator. Community Leader. Kemampuan yang harus dimiliki Mampu menangani pasien secara holistik, sebagai individu dan sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat, dan yang menyediakan perawatan berkelanjutan yang berkualitas dalam lingkup hubungan dokter- pasien yang berdasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan. Mampu memilih teknologi tepat guna untuk digunakan dalam mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan berbiaya murah mampu meningkatkan gaya hidup yang sehat dengan penyuluhan yang efektif dan nasehat yang tepat dalam konteks budaya dan ekonomi, dengan demikian kesehatan pada perorangan maupun kelompok akan meningkat dan terjaga. mampu mengetahui kebutuhan kesehatan perorangan maupun kelompok sehingga dapat berperan dalam memotivasi masyarakat untuk turut berpartisipasi. 10. Pengetahuan yang harus dimiliki Peraturan dan Hukum Kesehatan Hukum, Etika & Forensik KG Biomedik Kedokteran Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Dasar Ilmu Psikologi Kesehatan IKGM Ilmu Biostatistik Epidemiologi Metodologi Penelitian Forensik Kedokteran Gigi Kegawat daruratan Kedokteran Gigi Peraturan dan Hukum Kesehatan Wawasan Sosial Budaya Maritim KKN Wawasan Ilmu Teknologi & Seni Ilmu Komunikasi Kesehatan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Epidemiologi, Manajemen & Kebijakan Kesehatan. Etika Kedokteran Pendidikan Kewarganegaraan Wawasan Sosial Budaya Maritim Epidemiologi, Manajemen & Kebijakan Kesehatan.

(15) Manager. Lecturer and Researcher. Creator and Inovator. meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Mampu bekerja secara efektif dan harmonis dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi sistem pelayanan kesehatan untuk mengetahui aspek yang dibutuhkan pasien dan masyarakat. mampu bertindak sebagai pendidik profesional dan ilmuwan, yang senantiasa mampu mengembangkan diri sesuai kemajuan iptek secara tepat guna melalui penambahan ilmu dan penelitian. Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan kesehatan di lingkungannya serta memiliki kreativitas dan inovasi untuk membuat perubahan dan solusi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ilmu Komunikasi Kesehatan Wawasan Sosial Budaya Maritim Wawasan Ilmu Teknologi & Seni Epidemiologi, Manajemen & Kebijakan Kesehatan Etika Kedokteran Biomedik Kedokteran Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Dasar Ilmu Kedokteran Gigi Klinik Psikologi Kesehatan IKGM Ilmu Biostatistik Epidemiologi Metodologi Penelitian Forensik Kedokteran Gigi Keterampilan Belajar & TI + MPI Etika Kedokteran Biomedik Kedokteran Klinik Ilmu Kedokteran Gigi Dasar Ilmu Kedokteran Gigi Klinik Radiologi Kedokteran Gigi Psikologi Kesehatan IKGM Ilmu Biostatistik Epidemiologi Keterampilan Belajar & TI + MPI Metodologi Penelitian Forensik Kedokteran Gigi Wawasan Ilmu Teknologi & Seni. b. Capaian Pembelajaran (Sikap, Pengetahuan, Keterampilan Umum, Keterampilan Khusus) Perumusan Capaian Pembelajaran diperoleh melalui lokakarya yang dilaksanakan dengan melibatkan beberapa narasumber baik dari internal Unhas (LKPP) dan dari Direktorat Pembelajaran dan Wakil Dekan Kemahasiswaan DIKTI. Lokakarya yang dilaksanakan melibatkan seluruh civitas akademika, alumni dan stakeholders. Capaian pembelajaran program studi disesuaikan. 11.

(16) dengan jenjang kualifikasi KKNI dan SN-Dikti Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. Tabel 2. Rumusan Capaian Pembelajaran. Ranah Sikap. Kode S1. Keterampilan Umum. KU1. KU2 Keterampilan Khusus. KK1. KK2. KK3 KK4. Pengetahuan. P1. P2. P3. Capaian Pembelajaran Rumusan CP Menjadi dokter gigi profesional yang menjunjung tinggi etika dan hukum berdasarkan Pancasila; Menggunakan informasi dari berbagai media yang terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi untuk memberikan pelayanan kedokteran gigi yang lebih baik; Bekerja sama dalam tim dan berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain dalam penanganan pasien; Melakukan komunikasi terapeutik, pemeriksaan fisik umum dan sistem stomatognatik, menetapkan diagnosis, rencana perawatan dan prognosis, yang didokumentasikan dalam rekam medik; Melakukan perawatan sistem stomatognatik melalui manajemen pelayanan klinis kedokteran gigi dan didokumentasikan dalam rekam medik; Melakukan perawatan medis pada kasus gawat darurat dan pada pasien kompromis medik; Menerapkan fungsi manajemen dalam praktik kedokteran gigi untuk menganalisis masalah kesehatan gig masyarakat dan memberikan solusi inovatif dengan pendekatan evidence-based dentistry. Mengaplikasikan ilmu psikososial, budaya, dan kemanusiaan untuk melakukan praktik kedokteran gigi sesuai kompetensi dan merujuk kepada teman sejawat sesuai indikasi medis; Mengaplikasikan konsep ilmu pengetahuan kedokteran dan kedokteran gigi dasar serta menggunakan sumber daya maritim untuk mendukung praktik dan penelitian kedokteran gigi; Mengaktualisasikan ilmu pengetahuan kedokteran dan kedokteran gigi klinik untuk melakukan praktik kedokteran gigi secara efektif dan efisien.. 12.

(17) c. Keterkaitan Rumusan CP dan Profil Lulusan Dokter Gigi Keterkaitan profil lulusan dengan capaian pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Keterkaitan profil lulusan dan capaian pembelajaran Capaian Pembelajaran Ranah Sikap Keterampilan Umum Keterampilan Khusus. Pengetahuan. Kode S1 KU 1 KU 2 KK 1 KK 2 KK 3 KK 4 P1 P2 P3. Profil Lulusan Care provider √ √ √ √ √ √ √ √ √ √. Decision Maker √ √ √ √ √ √ √ √. 13. Communicator √ √ √ √ √ √ √. Community Manager Leader √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √. Lecturer /Researcher √ √. Creator dan Inovator √ √. √ √ √.

(18) d. Keterkaitan Rumusan CP dan Aspirasi Pemangku Kepentingan Tabel 4. Keterkaitan capaian pembelajaran dan aspirasi stakeholder Capaian Pembelajaran. Kode. Ranah. Kode. Pemerintah. Alumni. S1 KU1 KU2 KK1 KK2 KK3 KK4 P1 P2 P3. K K K K K K K K K K. K S K K K K K S K K. Sikap Keterampilan Umum Keterampilan Khusus. Pengetahuan. Aspirasi Pemangku Kepentingan. 14. Pengguna Alumni K S L K K K K S K K. Organisasi Profesi /Asosiasi PS K K K K K K K K K K. Institusi/ Unhas K K K K S S S K K K. Benchmark S S K K K K K S K K.

(19) e. Penjabaran Visi UNHAS kedalaman Visi dan CP Prodi Visi Fakultas Kedokteran Gigi adalah “Pendidikan Dokter Gigi menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset kedokteran gigi yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan berbasis Benua Maritim Indonesia. Visi ini sejalan dan selaras dengan Visi Universitas Hasanuddin adalah “Pusat Unggulan dalam pengembangan insani, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, seni dan budaya, berbasis benua maritim Indonesia” Rumusan visi ini mengandung makna adanya kebersamaan tekad seluruh sivitas akademika untuk menempatkan Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS sebagai entitas akademik yang tidak sebatas memfasilitasi, tetapi menstimulasi lahirnya segenap potensi, proses dan karya terbaik dalam pengembangan insani, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya berbasis benua maritim Indonesia. Dalam konsep benua maritim Indonesia maka seluruh program studi yang ada di UNHAS memiliki kebebasan dan peluang yang sama untuk berkontribusi dalam pengembangan IPTEKSBUD termasuk program studi Sarjana Kedokteran gigi. Hal ini sejalan dengan konsep benua maritim yang memiliki makna sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut dan dirgantara di atasnya, tertata secara unik yang menampilkan ciri-ciri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim.. 15.

(20) BAB IV STRUKTUR KURIKULUM. a. Body of Knowledge (Fokus kajian bidang keilmuan dan penelitian prodi) dan Perkembangan bidang ilmu/kajian Bahan kajian minimal pada Pendidikan Dokter Gigi yang telah disusun pada lokakarya Capaian Pembelajaran AFDOKGI (2016), yang dapat dilihat pada tabel dibawah Tabel 4.1 Bahan kajian No Bidang Ilmu Etika Kedokteran. Peraturan dan Hukum Kesehatan. Ilmu Komunikasi Kesehatan. Ilmu Kedokteran Dasar: Anatomi Fisiologi Histologi Mikrobiologi Biokimia Biologi. Bahan Kajian 1. Prinsip dan konsep dasar etika profesi kedokteran gigi 2. Konsep dasar dan ruang lingkup hukum kesehatan yang relevan dengan praktik kedokteran gigi 3. Aspek etikolegal dan disiplin 4. Pembuatan dan pengelolaan Rekam medis, informed consent 5. Wajib simpan rahasia 6. Pola hubungan dokter pasien 7. Professional Obligation (hak dan kewajiban dokter gigi –pasien) 8. Transaksi therapeutik 9. Etika rujukan 10. Hak dan kewajiban pasien dalam manajemen waktu dan biaya perawatan 1. Konsep dasar dan ruang lingkup hukum kesehatan yang relevan dengan praktik kedokteran gigi 2. Tanggung jawab hukum secara administratif, pidana dan perdata yang relevan dengan profesi dokter gigi 3. Kelalaian dan Malpraktik 4. Peraturan dan perundang-undangan yang relevan dengan kedokteran gigi 5. Pemanfaatan jalur organisasi profesi 6. Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia 7. Kebijakan lokal, regional dan global 1. Konsep dasar komunikasi kesehatan 2. Konsep dan prinsip komunikasi efektif dokter – pasien atau pendamping pasien 3. Komunikasi terapeutik dan Konseling (KIE) 1. Konsep biologi sel dan molekuler 2. Mikroorganisme penyebab gangguan medis 3. Konsep Imunologi (Konsep respon imun dan Respon imun terhadap bakteri, virus, parasit) 4. Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia : Kerangka dan Otot, Sistem saraf, Sistem pernafasan, Darah, Sirkulasi dan kardiovaskular, Ginjal dan sistem urinaria, sistem pencernaan, reproduksi dan integumen, Endokrin dan Sistem Imunitas. 16.

(21) 5. Suhu dan metabolisme tubuh 6. Embriologi dentokraniofasial 7. Dasar-dasar Farmakologi dan terapi 8. Penyakit infeksi dan non infeksi 9. Anatomi dan fungsi sistem stomatognati 10. Pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasal 11. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi Ilmu Kedokteran 1. Pengantar ilmu penyakit dalam, manifestasi penyakit sistemik di Klinik rongga mulut Penyakit Dalam 2. Pengantar ilmu THT, penyakit infeksi dan tumor di area telinga, THT hidung, tenggorok Kulit dan Kelamin 3. Pengantar ilmu penyakit kulit dan kelamin, penyakit kulit dan Bedah Umum kelamin yang ada kaitannya dengan sistem stomatogantik Anestesi 4. Dasar-dasar ilmu bedah, pemeriksaan fisik dasar pada kelainan bedah, sterilisasi, tindakan asepsis dan antisepsis, operasi kecil, luka dan penyembuhan luka, dasar –dasar fraktur, dislokasi, trauma kapitis, luka bakar, shock karena perdarahan 5. Pengantar ilmu kedokteran jiwa 6. Penatalaksanaan Gigi mulut dan Sistem rujukan berkaitan dengan kasus kompromis medis Ilmu Kodoketeran 1. Biologi oral : oral anatomi, dental anatomi, oral fisiologi, sistem gigi dasar : imunitas rongga mulut, mikrobiologi rongga mulut, patologi mulut, Oral biologi farmakologi kedokteran gigi Biomaterial/Dental 2. Biomaterial/Dental material dan teknologi kedokteran gigi material Ilmu Kedokteran 1. Data gigi antemortem sesuai format yang berlaku sesuai standar Gigi Forensik DVI-interpol 2. Identifikasi gigi melalui pemeriksaan bite mark dan hasil antropologi forensik, radiologi forensik, DNA forensic serta data antemortem dan post-mortem 3. Pemeriksaan antropologi kranium dan tulang 4. Dental record sesuai standar DVI-interpol 1. Prinsip penggalian data biososiodemografi Kedokteran Gigi 2. Prinsip pemeriksaan subjektif Klinik Ilmu 3. Prinsip pemeriksaan objektif Penyakit Mulut 4. Prinsip pemeriksaan dan penentuan status medik 5. Prinsip analisa infomasi subjektif dan objektif untuk diagnosis kerja 6. Prinsip penentuan kebutuhan pemeriksan penunjang 7. Prinsip penentuan pemeriksaan penunjang yang tepat dan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang sederhana 8. Prinsip mengkatagorisasi temuan normal, variasi normal dan abnormalitas 9. Prinsip penentuan diagnosis definitif 10. Prinsip pemberian KIE sesuai kasus 11. Prinsip terapi rasional sesuai kasus 12. Prinsip membuat rujukan pasien 13. Prinsip menentukan kontrol evaluasi pasien 14. Prinsip mendapatakn informed consent 15. Prinsip melakukan konsultasi medik 16. Prinsip pemberian terapi non-farmasi Farmakologi. 17.

(22) Kedokteran Gigi Klinik Radiologi. Kedokteran Gigi Klinik Periodontologi. Kedokteran Gigi Klinik Bedah Mulut. 17. Prinsip menentukan prognosis 18. Prinsip menjawab konsultasi 1. Identifikasi data dan indikasi pasien pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 2. Prinsip asepsis pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 3. Prinsip KIE pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 4. Prinsip proteksi radiasi pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 5. Teknik radiografi Intra Oral 6. Teknik radiografi Ekstra Oral 7. Prinsip prosesing film 8. Prinsip evaluasi mutu 9. Prinsip interpretasi, gambaran radioanatomi, gambaran radiografi berbagai kasus 10. Differensial radiodiagnosisnya pada radiografi IO dan EO 11. Prinsip rujukan medik dan konsul, Informed consent 1. Informed concent 2. Sistem rujukan 3. Teknik anamnesis dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 4. Pemeriksaan subyektif dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 5. Pemeriksaan obyektif dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 6. Pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 7. Pemeriksaan OHI dan CPITN dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 8. Menentukan etiologi kelainan periodontal 9. Menentukan prognosis penyakit periodontal 10. Menentukan diagnosis, differential diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 11. Rencana perawatan periodontal 12. Scaling - root planing manual 13. Scaling - root planing ultrasonik 14. perawatan periodontal lanjut, Kuretase, Operkulektomi, Gingivektomi sederhana (interdental resection), Operkulektomi 15. perawatan penyesuaian oklusi 16. Periodontal splint ekstra koronal 17. Perawatan dentin hipersensitif 18. Melakukan KIE 19. Evaluasi hasil perawatan (kontrol) 1. Prinsip anamnesis pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 2. Pemeriksaan fisik dan tanda vital pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 3. Status Kompromi Medis/Kelainan sistemik 4. Pemeriksaan ekstra dan intra oral pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial. 18.

(23) Kedokteran Gigi Klinik Konservasi. 5. Pemeriksaan penunjang dan interpretasinya pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 6. Teknik ekstraksi gigi (closed method) 7. Teknik ekstraksi gigi (open method) 8. Teknik odontektomi sederhana 9. Teknik alveoloplasti sederhana 10. Teknik insisi abses intra oral 11. Komunikasi, Instruksi dan Edukasi 12. Informed Cosent 13. Tatalaksana tindakan anestesi lokal topikal 14. Tatalaksana tindakan anestesi lokal teknik infiltrasi supraperiosteal 15. Tatalaksana tindakan anestesi lokal teknik Blok Mandibula indirect/Fischer technique 16. Pjmnrinsip-prinsip dan tindakan penanggulangan pasca tindakan bedah Dry Socket 17. Penatalaksanaan Oro Antral Communication 18. Penatalaksanaan perdarahan post ekstraksi 19. Kegawatdaruratan medik dan dental • Insisi dan drainase abses secara intra oral • Sinkop • Anafilaktik Syok • Basic Life Support • Reduksi manual dislokasi TMJ • Replantasi Gigi Avulsi • Trauma Dentoalveolar sederhana 20. Evaluasi perawatan pasca bedah minor 21. Kerjasama interprofesional 1. Pemeriksaan Subyektif, Obyektif, penunjang Lab & Radiologi, Diagnosis dan prinsip tindakan konservasi gigi pada jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan periapikal 2. Kegawat daruratan endodontik 3. Rencana perawatan & Prognosis 4. Prinsip asepsis (konsep isolasi daerah kerja) pada perawatan restorasi gigi permanen 5. Armamentarium dan material restorasi ) pada perawatan restorasi gigi permanen 6. Prinsip Preparasi kavitas pada perawatan restorasi gigi permanen 7. Penatalaksanaan Restorasi Direk SIK pada perawatan restorasi gigi permanen 8. Penatalaksanaan Restorasi Indirek Inlay / Onlay logam pada perawatan restorasi gigi permanen 9. Indikasi dan kontra Indikasi terapi pulpa vital gigi permanen 10. Armamentarium dan material dalam terapi pulpa vital gigi permanen 11. Penatalaksanaan pulp capping direk gigi permanen 12. Penatalaksanaan pulp capping indirek gigi permanen 13. Evaluasi dan follow up hasil terapi pulpa vital gigi permanen 14. Indikasi dan kontraindikasi perawatan saluran akar gigi permanen 15. Armamaterium dan material perawatan saluran akar gigi permanen 16. Prinsip preparasi akses kavitas & pengukuran panjang kerja gigi permanen 19.

(24) 17. Preparasi saluran akar gigi permanen 18. Disinfeksi & Sterilisasi saluran akar gigi permanen 19. Obturasi Saluran akar gigi permanen 20. Evaluasi pra restorasi gigi pasca perawatan endo 1. Prinsip ergonomis kedokteran gigi Kedokteran Gigi 2. Teknik aseptik kedokeran gigi Klinik Ortodonti 3. Prinsip Anamnesis 4. Pemeriksaan fisik dan sistem stomatognati 5. Pemeriksaan radiografi dan fotografi intra oral dan ekstra oral 6. Dental material dan aplikasinya 7. Klasifikasi Dental dan Skeletal 8. Motivasi perilaku 9. Analisis temuan klinis (fisik, EO, IO dan fungsional) 10. Analisis Model Study 11. Analisis fotografi ekstra oral dan intra oral 12. Analisis sefalometri lateral 13. Pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial 14. Disain alat ortodonti lepasan 15. Konsep dan prinsip dasar mekanik pergerakan gigi 16. Konsep Informed Consent dan prinsip rujukan 17. Prinsip komunikasi efektif, teurapeutik, konseling 18. Konsep dan prinsip dasar biologis pergerakan gigi 19. Insersi alat ortodonti lepasan 20. Aktivasi komponen alat ortodonti lepasan 21. Prinsip-prinsip evaluasi hasil perawatan maloklusi dental 22. Faktor penentu keberhasilan perawatan ortodonsia 23. Prinsip-prinsip tindakan pencegahan maloklusi dental 24. Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi rasa sakit. 1. Keselamatan pasien Kedokteran Gigi 2. Rekam Medik IKGA Klinik IKGA 3. Informed Consent 4. Manajemen Perilaku Anak Non-Farmako Terapi 5. Pemeriksaan fisik dan kompleks kraniofasial 6. Teknik Oral profilaksis 7. Caries Risk Assesment 8. Teknik Topikal Aplikasi Fl 9. Teknik Pit dan fissure sealent 10. Teknik PAR (Preventive Adhesive Restoration) 11. Teknik Analisis Ruang 12. Desain space maintener 13. Perawatan restorasi adhesive gigi sulung 14. Indikasi dan kontra indikasi SSC 15. Teknik Perawatan SSC 16. Ekstraksi gigi sulung 17. Teknik Pulpotomi Vital Gigi Sulung 18. Teknik Pulpektomi Vital Gigi Sulung 19. Teknik Perawatan saluran akar Nekrosis Gigi Sulung 1. Indikasi perawatan gigi tiruan Kedokteran Gigi Klinik Prostodonsi 2. Prinsip komunikasi efektif. 20.

(25) Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat. 3. Klasifikasi kasus kehilangan gigi 4. Diagnosis kasus kehilangan gigi geligi (Obyektif, subyektif, Radiologis, Studi Model, Pemeriksaan stomatognatik) 5. Indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan 6. Desain, konstruksi, pemilihan material dan prognosis gigi tiruan 7. Perawatan pendahuluan prostodontik 8. Prinsip penentuan jaringan pendukung gigi tiruan 9. Prinsip penentuan gigi peyangga pada gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat 10. Prinsip penentuan pontik, gigi penyangga, dan retainer 11. Informed consent dan rujukan 12. Prinsip preparasi rest seat pada tiruan lepasan 13. Prinsip preparasi gigi tiruan cekat 14. Prinsip teknik pencetakan gigi tiruan lepasan 15. Prinsip teknik pencetakan gigi tiruan cekat 16. Prinsip teknik pencetakan pada gigi tiruan lengkap 17. Kesejajaran dan dimensi vertikal 18. Hubungan antero-posterior rahang 19. Evaluasi oklusi dan mounting 20. Prinsip pemilihan dan penyusunan gigi artifisial 21. Prinsip pembuatan mahkota sementara 22. Prinsip sementasi 23. Pemasangan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan lengkap dan cekat 24. Prinsip pemeliharaan oral hygiene 25. Prinsip pemeliharan restorasi 26. Relining, Rebasing, dan reparasi gigi tiruan 27. Prinsip pelepasan gigi tiruan cekat 28. Ulkus traumatik akibat penggunaan gigi tiruan 1. Identifikasi masalah 2. Analisis situasi berdasarkan intrepretasi hasil survei, data epidemiologi yang evidence based 3. Penetapan prioritas masalah berdasarkan hasil analisis situasi 4. Perencanaan program promotif dan preventif kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat berdasarkan prioritas pemecahan masalah 5. Rencana Kerja Operasional Program Kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat 6. Kemampuan mengelola program kesgimul individu, kelompok dan masyarakat 7. Implementasi program tindakan promotif-preventif pada individu, kelompok dan masyarakat 8. Monitoring program kesgimul pada kelompok sasaran selama program berjalan 9. Evaluasi program berdasarkan indikator capaian 10. Teknologi Informasi dalam pelayanan kesehatan sesuai peraturan. 21.

(26) b. Penjabaran dan Pemetaan CP ke dalam Bahan Kajian Bahan Kajian. S1. Etika Kedokteran Peraturan dan Hukum Kesehatan Ilmu Komunikasi Kesehatan Ilmu Kedokteran Dasar: Anatomi Fisiologi Histologi Mikrobiologi Biokimia Biologi Farmakologi Ilmu Kedokteran Klinik, Penyakit Dalam, Kulit dan Kelamin, Neurologi, Bedah Umum, Anestesi, Kedokteran Jiwa Ilmu Kodoketeran gigi dasar : Oral biologi, Biomaterial/Dental material Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Kedokteran Gigi Klinik Ilmu Penyakit Mulut Kedokteran Gigi Klinik Radiologi Kedokteran Gigi Klinik Periodontologi Kedokteran Gigi Klinik Bedah Mulut Kedokteran Gigi Klinik Konservasi Kedokteran Gigi Klinik Ortodonti Kedokteran Gigi Klinik IKGA Kedokteran Gigi Klinik Prostodonsi Kedokteran Gigi Masyarakat. √ √ √. 22. KU 1 √ √ √. √. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √. Capaian Pembelajaran KK KK KK KK 1 2 3 4 √. √ √. √. √ √. KU 2 √ √ √. √. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √. √ √ √. P2. P3. √ √ √. √. √ √. P1. √. √. √ √ √ √ √ √ √ √ √. √ √ √ √ √ √ √ √ √. √. √ √ √ √ √ √ √ √. √. √.

(27) c. Penjabaran Bahan Kajian ke dalam Mata Kuliah Mata Kuliah Study skills & IT MPI. Bahan Kajian 1. Teknologi Informasi dalam pelayanan kesehatan sesuai peraturan. Biomedik Ilmu Kedokteran Dasar 1. 1. Konsep biologi sel dan molekuler 2. Konsep biologi sel dan molekuler 3. Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia : Kerangka dan Otot, Sistem saraf, Sistem pernafasan, Darah, Sirkulasi dan kardiovaskular, Ginjal dan sistem urinaria, sistem pencernaan, reproduksi dan integumen, Endokrin dan Sistem Imunitas 4. Suhu dan metabolisme tubuh 5. Embriologi dentokraniofasial 6. Pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasal 1. Konsep Imunologi (Konsep respon imun dan Respon imun terhadap bakteri, virus, parasit) 2. Suhu dan metabolisme tubuh 3. Penyakit infeksi dan non infeksi 4. Pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasal. Ilmu Kedokteran Dasar 2. Pendidikan Kewarganegaraan Wawasan Ilmu Teknik dan Seni Bahasa Inggris Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 1 1. Embriologi dentokraniofasial 2. Anatomi dan fungsi sistem stomatognati 3. Biologi oral : oral anatomi, dental anatomi, oral fisiologi, sistem imunitas rongga mulut, mikrobiologi rongga mulut, patologi mulut, farmakologi kedokteran gigi Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 2 Biomaterial/Dental material dan teknologi kedokteran gigi 1. Dasar-dasar Farmakologi dan terapi Ilmu Kedokteran Klinik 2. Penyakit infeksi dan non infeksi 3. Pengantar ilmu penyakit dalam, manifestasi penyakit sistemik di rongga mulut 4. Pengantar ilmu penyakit kulit dan kelamin, penyakit kulit dan kelamin yang ada kaitannya dengan sistem stomatogantik 5. Dasar-dasar ilmu bedah, pemeriksaan fisik dasar pada kelainan bedah, sterilisasi, tindakan asepsis dan antisepsis, operasi kecil, luka dan penyembuhan luka, dasar –dasar fraktur, dislokasi, trauma kapitis, luka bakar, shock karena perdarahan 6. Pengantar ilmu kedokteran jiwa Penatalaksanaan Gigi mulut dan Sistem rujukan berkaitan dengan kasus kompromis medis Ilmu Kedokteran gigi Klinik 1. Mikroorganisme penyebab gangguan medis 2. Konsep Imunologi (Konsep respon imun dan Respon imun terhadap bakteri, virus, parasit). 23.

(28) 3. Penyakit infeksi dan non infeksi Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi Penyakit Jaringan Lunak 1 1. Penyakit infeksi dan non infeksi 2. Prinsip penentuan kebutuhan pemeriksan penunjang 3. Prinsip penentuan pemeriksaan penunjang yang tepat dan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang sederhana 4. Prinsip mengkatagorisasi temuan normal, variasi normal dan abnormalitas Pertumbuhan & Perkembangan 1. Rekam Medik IKGA 2. Informed Consent 3. Manajemen Perilaku Anak Non-Farmako Terapi 4. Pemeriksaan fisik dan kompleks kraniofasial 5. Teknik Oral profilaksis 6. Teknik Analisis Ruang 7. Desain space maintener 8. Identifikasi data dan indikasi pasien pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral Ilmu Kedokteran Gigi 1. Implementasi program tindakan promotif-preventif Komunitas pada individu, kelompok dan masyarakat 2. Monitoring program kesgimul pada kelompok sasaran selama program berjalan 3. Evaluasi program berdasarkan indikator capaian 4. Konsep dasar komunikasi kesehatan 5. Konsep dan prinsip komunikasi efektif dokter – pasien atau pendamping pasien 6. Komunikasi terapeutik dan Konseling (KIE) Penyakit Jaringan Keras Gigi 1 1. Caries Risk Assesment 2. Teknik Topikal Aplikasi Fl 3. Teknik Pit dan fissure sealent 4. Teknik PAR (Preventive Adhesive Restoration) 5. Perawatan restorasi adhesive gigi sulung 6. Indikasi dan kontra indikasi SSC 7. Teknik Perawatan SSC 8. Ekstraksi gigi sulung 9. Teknik Pulpotomi Vital Gigi Sulung 10. Teknik Pulpektomi Vital Gigi Sulung 11. Teknik Perawatan saluran akar Nekrosis Gigi Sulung 12. Pemeriksaan Subyektif, Obyektif, penunjang Lab & Radiologi, Diagnosis dan prinsip tindakan konservasi gigi pada jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan periapikal 13. Rencana perawatan & Prognosis Penyakit Jaringan Keras 2 1. Pemeriksaan Subyektif, Obyektif, penunjang Lab & Radiologi, Diagnosis dan prinsip tindakan konservasi gigi pada jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan periapikal 2. Prinsip asepsis (konsep isolasi daerah kerja) pada perawatan restorasi gigi permanen 3. Armamentarium dan material restorasi ) pada perawatan restorasi gigi permanen. 24.

(29) Penyakit Periodontal. Oromaksilofasial 1. 4. Prinsip Preparasi kavitas pada perawatan restorasi gigi permanen 5. Penatalaksanaan Restorasi Direk SIK pada perawatan restorasi gigi permanen 6. Penatalaksanaan Restorasi Indirek Inlay / Onlay logam pada perawatan restorasi gigi permanen 1. Teknik anamnesis dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 2. Pemeriksaan subyektif dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 3. Pemeriksaan obyektif dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 4. Pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 5. Pemeriksaan OHI dan CPITN dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 6. Menentukan etiologi kelainan periodontal 7. Menentukan prognosis penyakit periodontal 8. Menentukan diagnosis, differential diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 9. Rencana perawatan periodontal 10. Scaling - root planing manual 11. Scaling - root planing ultrasonik 12. perawatan periodontal lanjut, Kuretase, Operkulektomi, Gingivektomi sederhana (interdental resection), Operkulektomi 13. perawatan penyesuaian oklusi 14. Periodontal splint ekstra koronal 15. Perawatan dentin hipersensitif 16. Melakukan KIE 17. Evaluasi hasil perawatan (kontrol) 18. Prinsip interpretasi, gambaran radioanatomi, gambaran radiografi berbagai kasus 19. Differensial radiodiagnosisnya pada radiografi IO dan EO 1. Prinsip anamnesis pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 2. Pemeriksaan fisik dan tanda vital pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 3. Status Kompromi Medis/Kelainan sistemik 4. Pemeriksaan ekstra dan intra oral pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 5. Pemeriksaan penunjang dan interpretasinya pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 6. Teknik ekstraksi gigi (closed method) 7. Teknik ekstraksi gigi (open method) 8. Teknik odontektomi sederhana 9. Teknik alveoloplasti sederhana 10. Komunikasi, Instruksi dan Edukasi. 25.

(30) Metode Penelitian Biostatistik. Penyakit Pulpa-Periapikal. Sistem Stomatognatik 1. 11. Informed Cosent 12. Tatalaksana tindakan anestesi lokal topikal 13. Tatalaksana tindakan anestesi lokal teknik infiltrasi supraperiosteal 14. Tatalaksana tindakan anestesi lokal teknik Blok Mandibula indirect/Fischer technique 15. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 16. Penatalaksanaan Gigi mulut dan Sistem rujukan berkaitan dengan kasus kompromis medis dan 1. Rencana Kerja Operasional Program Kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat 2. Kemampuan mengelola program kesgimul individu, kelompok dan masyarakat 3. Teknologi Informasi dalam pelayanan kesehatan sesuai peraturan 1. Pemeriksaan Subyektif, Obyektif, penunjang Lab & Radiologi, Diagnosis dan prinsip tindakan konservasi gigi pada jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan periapikal 2. Indikasi dan kontra Indikasi terapi pulpa vital gigi permanen 3. Armamentarium dan material dalam terapi pulpa vital gigi permanen 4. Penatalaksanaan pulp capping direk gigi permanen 5. Penatalaksanaan pulp capping indirek gigi permanen 6. Evaluasi dan follow up hasil terapi pulpa vital gigi permanen 7. Indikasi dan kontraindikasi perawatan saluran akar gigi permanen 8. Armamaterium dan material perawatan saluran akar gigi permanen 9. Prinsip preparasi akses kavitas & pengukuran panjang kerja gigi permanen 10. Preparasi saluran akar gigi permanen 11. Disinfeksi & Sterilisasi saluran akar gigi permanen 12. Obturasi Saluran akar gigi permanen 13. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 14. Prinsip interpretasi, gambaran radioanatomi, gambaran radiografi berbagai kasus 15. Differensial radiodiagnosisnya pada radiografi IO dan EO 1. Prinsip ergonomis kedokteran gigi 2. Teknik aseptik kedokeran gigi 3. Prinsip Anamnesis 4. Pemeriksaan fisik dan sistem stomatognati 5. Pemeriksaan radiografi dan fotografi intra oral dan ekstra oral 6. Dental material dan aplikasinya 7. Klasifikasi Dental dan Skeletal. 26.

(31) Oromaksilofasial 2. Kegawatdaruratan Medik KG. Penyakit Jaringan Lunak 2. Sistem Stomatognatik 2. 8. Analisis fotografi ekstra oral dan intra oral 9. Analisis sefalometri lateral 10. Pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial 11. Prinsip-prinsip tindakan pencegahan maloklusi dental 12. Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi rasa sakit 1. Teknik insisi abses intra oral 2. Penatalaksanaan Oro Antral Communication 3. Penatalaksanaan perdarahan post ekstraksi 4. Evaluasi perawatan pasca bedah minor 5. Kerjasama interprofesional 6. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 7. Penatalaksanaan Gigi mulut dan Sistem rujukan berkaitan dengan kasus kompromis medis 8. Prinsip interpretasi, gambaran radioanatomi, gambaran radiografi berbagai kasus 9. Differensial radiodiagnosisnya pada radiografi IO dan EO 1. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 2. Kegawatdaruratan medik dan dental • Insisi dan drainase abses secara intra oral • Sinkop • Anafilaktik Syok • Basic Life Support • Reduksi manual dislokasi TMJ • Replantasi Gigi Avulsi • Trauma Dentoalveolar sederhana 3. Kegawat daruratan endodontik 1. 2. 3. 4. 5.. Prinsip penggalian data biososiodemografi Prinsip pemeriksaan subjektif Prinsip pemeriksaan objektif Prinsip pemeriksaan dan penentuan status medik Prinsip analisa infomasi subjektif dan objektif untuk diagnosis kerja 6. Prinsip penentuan diagnosis definitif 7. Prinsip pemberian KIE sesuai kasus 8. Prinsip terapi rasional sesuai kasus 9. Prinsip membuat rujukan pasien 10. Prinsip menentukan kontrol evaluasi pasien 11. Prinsip mendapatakn informed consent 12. Prinsip melakukan konsultasi medik 13. Prinsip pemberian terapi non-farmasi 14. Prinsip menentukan prognosis 15. Prinsip menjawab konsultasi 16. Penatalaksanaan Gigi mulut dan Sistem rujukan berkaitan dengan kasus kompromis medis 1. Analisis temuan klinis (fisik, EO, IO dan fungsional) 2. Analisis Model Study. 27.

(32) Etik, Hukum & Forensik KG. Oral Rehabilitasi 1. 3. Analisis fotografi ekstra oral dan intra oral 4. Disain alat ortodonti lepasan 5. Konsep dan prinsip dasar mekanik pergerakan gigi 6. Konsep Informed Consent dan prinsip rujukan 7. Prinsip komunikasi efektif, teurapeutik, konseling 8. Konsep dan prinsip dasar biologis pergerakan gigi 9. Insersi alat ortodonti lepasan 10. Aktivasi komponen alat ortodonti lepasan 11. Prinsip-prinsip evaluasi hasil perawatan maloklusi dental 12. Faktor penentu keberhasilan perawatan ortodonsia 1. Prinsip dan konsep dasar etika profesi kedokteran gigi 2. Konsep dasar dan ruang lingkup hukum kesehatan yang relevan dengan praktik kedokteran gigi 3. Aspek etikolegal dan disiplinPembuatan dan pengelolaan Rekam medis, informed consent 4. Wajib simpan rahasia 5. Pola hubungan dokter pasien 6. Professional Obligation (hak dan kewajiban dokter gigi –pasien) 7. Transaksi therapeutik 8. Etika rujukan 9. Konsep dasar dan ruang lingkup hukum kesehatan yang relevan dengan praktik kedokteran gigi 10. Tanggung jawab hukum secara administratif, pidana dan perdata yang relevan dengan profesi dokter gigi 11. Kelalaian dan Malpraktik 12. Peraturan dan perundang-undangan yang relevan dengan kedokteran gigi 13. Pemanfaatan jalur organisasi profesi 14. Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia 15. Kebijakan lokal, regional dan global 16. Hak dan kewajiban pasien dalam manajemen waktu dan biaya perawatan 17. Analisis umur untuk kepentingan forensik 18. Prinsip identifikasi data antemortem dan post mortem 1. Indikasi perawatan gigi tiruan 2. Prinsip komunikasi efektif 3. Klasifikasi kasus kehilangan gigi 4. Diagnosis kasus kehilangan gigi geligi (Obyektif, subyektif, Radiologis, Studi Model, Pemeriksaan stomatognatik) 5. Indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan 6. Desain, konstruksi, pemilihan material dan prognosis gigi tiruan 7. Perawatan pendahuluan prostodontik 8. Prinsip penentuan jaringan pendukung gigi tiruan 9. Prinsip teknik pencetakan gigi tiruan lepasan 10. Prinsip teknik pencetakan pada gigi tiruan lengkap 11. Kesejajaran dan dimensi vertikal. 28.

(33) 12. Hubungan antero-posterior rahang 13. Evaluasi oklusi dan mounting 14. Prinsip pemilihan dan penyusunan gigi artifisial 15. Pemasangan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan lengkap dan cekat 16. Relining, Rebasing, dan reparasi gigi tiruan 17. Prinsip pelepasan gigi tiruan cekat Ulkus traumatik akibat penggunaan gigi tiruan Epidemiologi, Manajemen, dan 1. Identifikasi masalah Kebijakan Kesehatan 2. Analisis situasi berdasarkan intrepretasi hasil survei, data epidemiologi yang evidence based 3. Penetapan prioritas masalah berdasarkan hasil analisis situasi 4. Perencanaan program promotif dan preventif kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat berdasarkan prioritas pemecahan masalah 5. Rencana Kerja Operasional Program Kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat 1. Identifikasi masalah KKN 2. Analisis situasi berdasarkan intrepretasi hasil survei, data epidemiologi yang evidence based 3. Penetapan prioritas masalah berdasarkan hasil analisis situasi 4. Perencanaan program promotif dan preventif kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat berdasarkan prioritas pemecahan masalah 5. Rencana Kerja Operasional Program Kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat 6. Evaluasi program berdasarkan indikator capaian 7. Konsep dasar komunikasi kesehatan 1. Indikasi perawatan gigi tiruan Oral Rehabilitasi 2 2. Prinsip komunikasi efektif 3. Klasifikasi kasus kehilangan gigi 4. Diagnosis kasus kehilangan gigi geligi (Obyektif, subyektif, Radiologis, Studi Model, Pemeriksaan stomatognatik) 5. Indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan 6. Desain, konstruksi, pemilihan material dan prognosis gigi tiruan 7. Perawatan pendahuluan prostodontik 8. Prinsip penentuan jaringan pendukung gigi tiruan 9. Prinsip penentuan gigi peyangga pada gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat 10. Prinsip penentuan pontik, gigi penyangga, dan retainer 11. Informed consent dan rujukan 12. Prinsip preparasi rest seat pada tiruan lepasan 13. Prinsip preparasi gigi tiruan cekat 14. Prinsip teknik pencetakan gigi tiruan cekat 15. Prinsip pembuatan mahkota sementara. 29.

(34) Gerodontologi. OSCE Komprehensif. Riset & Kewirausahaan. 16. Prinsip sementasi 17. Pemasangan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan lengkap dan cekat 18. Prinsip pemeliharaan oral hygiene 19. Prinsip pemeliharan restorasi 1. Aspek psikososial pasien usia lanjut 2. Evaluasi gigi geligi pasien usia lanjut 3. Evaluasi jaringan periodontal pasien usia lanjut 4. Kebutuhan perawatan gigi dan mulut pasien usia lanjut 5. Evaluasi kualitas hidup pasien usia lanjut 1. Inform concent 2. Etika rujukan 3. Prinsip ergonomis kedokteran gigi 4. Teknik aseptik kedokeran gigi 5. Prinsip Anamnesis 6. Pemeriksaan fisik dan sistem stomatognati 7. Pemeriksaan radiografi dan fotografi intra oral dan ekstra oral 8. Penegakan diagnosis, prognosis dan rencana perawatan 9. Perawatan gigi dan mulut secara komprehensif 1. Teknologi Informasi dalam pelayanan kesehatan sesuai peraturan 2. Kebijakan lokal, regional dan global 3. Konsep biologi sel dan molekuler. Skripsi. 1. Identifikasi masalah 2. Analisis situasi berdasarkan intrepretasi hasil survei, data epidemiologi yang evidence based 3. Penetapan prioritas masalah berdasarkan hasil analisis situasi 4. Perencanaan program promotif dan preventif kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat berdasarkan prioritas pemecahan masalah 5. Kemampuan mengelola program kesgimul individu, kelompok dan masyarakat 6. Teknologi Informasi dalam pelayanan kesehatan sesuai peraturan. Klinik Radiologi. 1. Etika rujukan 2. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 3. Identifikasi data dan indikasi pasien pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 4. Prinsip asepsis pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 5. Prinsip KIE pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 6. Prinsip proteksi radiasi pada pembuatan radiografi Intra Oral dan Ekstra Oral 7. Teknik radiografi Intra Oral 8. Teknik radiografi Ekstra Oral. 30.

(35) Klinik Ilmu Penyakit Mulut. Klinik Periodontologi. 9. Prinsip prosesing film 10. Prinsip evaluasi mutu 11. Prinsip interpretasi, gambaran radioanatomi, gambaran radiografi berbagai kasus 12. Differensial radiodiagnosisnya pada radiografi IO dan EO 13. Prinsip rujukan medik dan konsul, Informed consent 1. Prinsip penggalian data biososiodemografi 2. Prinsip pemeriksaan subjektif 3. Prinsip pemeriksaan objektif 4. Prinsip pemeriksaan dan penentuan status medik 5. Prinsip analisa infomasi subjektif dan objektif untuk diagnosis kerja 6. Prinsip penentuan kebutuhan pemeriksan penunjang 7. Prinsip penentuan pemeriksaan penunjang yang tepat dan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang sederhana 8. Prinsip mengkatagorisasi temuan normal, variasi normal dan abnormalitas 9. Prinsip penentuan diagnosis definitif 10. Prinsip pemberian KIE sesuai kasus 11. Prinsip terapi rasional sesuai kasus 12. Prinsip membuat rujukan pasien 13. Prinsip menentukan kontrol evaluasi pasien 14. Prinsip mendapatakn informed consent 15. Prinsip melakukan konsultasi medik 16. Prinsip pemberian terapi non-farmasi 17. Prinsip menentukan prognosis 18. Prinsip menjawab konsultasi 19. Etika rujukan 20. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 1. Inform concent 2. Sistem rujukan 3. Teknik anamnesis dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 4. Pemeriksaan subyektif dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 5. Pemeriksaan obyektif dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 6. Pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 7. Pemeriksaan OHI dan CPITN dalam penegakan diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 8. Menentukan etiologi kelainan periodontal 9. Menentukan prognosis penyakit periodontal 10. Menentukan diagnosis, differential diagnosis dan kondisi jaringan periodontal 11. Rencana perawatan periodontal 12. Scaling - root planing manual 13. Scaling - root planing ultrasonik. 31.

(36) Klinik Bedah Mulut. 14. perawatan periodontal lanjut, Kuretase, Operkulektomi, Gingivektomi sederhana (interdental resection), Operkulektomi 15. perawatan penyesuaian oklusi 16. Periodontal splint ekstra koronal 17. Perawatan dentin hipersensitif 18. Melakukan KIE 19. Evaluasi hasil perawatan (kontrol) 20. Etika rujukan 21. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 1. Prinsip anamnesis pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 2. Pemeriksaan fisik dan tanda vital pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 3. Status Kompromi Medis/Kelainan sistemik 4. Pemeriksaan ekstra dan intra oral pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 5. Pemeriksaan penunjang dan interpretasinya pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 6. Teknik ekstraksi gigi (closed method) 7. Teknik ekstraksi gigi (open method) 8. Teknik odontektomi sederhana 9. Teknik alveoloplasti sederhana 10. Teknik insisi abses intra oral 11. Komunikasi, Instruksi dan Edukasi 12. Informed Cosent 13. Tatalaksana tindakan anestesi lokal topikal 14. Tatalaksana tindakan anestesi lokal teknik infiltrasi supraperiosteal 15. Tatalaksana tindakan anestesi lokal teknik Blok Mandibula indirect/Fischer technique 16. Prinsip-prinsip dan tindakan penanggulangan pasca tindakan bedah Dry Socket 17. Penatalaksanaan Oro Antral Communication 18. Penatalaksanaan perdarahan post ekstraksi 19. Kegawatdaruratan medik dan dental • Insisi dan drainase abses secara intra oral • Sinkop • Anafilaktik Syok • Basic Life Support • Reduksi manual dislokasi TMJ • Replantasi Gigi Avulsi • Trauma Dentoalveolar sederhana 20. Evaluasi perawatan pasca bedah minor 21. Kerjasama interprofesional 22. Etika rujukan 23. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi. 32.

(37) Klinik Konservasi. 1. Pemeriksaan Subyektif, Obyektif, penunjang Lab & Radiologi, Diagnosis dan prinsip tindakan konservasi gigi pada jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan periapikal 2. Kegawat daruratan endodontik 3. Rencana perawatan & Prognosis 4. Prinsip asepsis (konsep isolasi daerah kerja) pada perawatan restorasi gigi permanen 5. Armamentarium dan material restorasi ) pada perawatan restorasi gigi permanen 6. Prinsip Preparasi kavitas pada perawatan restorasi gigi permanen 7. Penatalaksanaan Restorasi Direk SIK pada perawatan restorasi gigi permanen 8. Penatalaksanaan Restorasi Indirek Inlay / Onlay logam pada perawatan restorasi gigi permanen 9. Indikasi dan kontra Indikasi terapi pulpa vital gigi permanen 10. Armamentarium dan material dalam terapi pulpa vital gigi permanen 11. Penatalaksanaan pulp capping direk gigi permanen 12. Penatalaksanaan pulp capping indirek gigi permanen 13. Evaluasi dan follow up hasil terapi pulpa vital gigi permanen 14. Indikasi dan kontraindikasi perawatan saluran akar gigi permanen 15. Armamaterium dan material perawatan saluran akar gigi permanen 16. Prinsip preparasi akses kavitas & pengukuran panjang kerja gigi permanen 17. Preparasi saluran akar gigi permanen 18. Disinfeksi & Sterilisasi saluran akar gigi permanen 19. Obturasi Saluran akar gigi permanen 20. Etika rujukan 21. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi Ilmu Kesehatan Gigi 1. Keselamatan pasien Klinik 2. Rekam Medik IKGA Anak 3. Informed Consent 4. Manajemen Perilaku Anak Non-Farmako Terapi 5. Pemeriksaan fisik dan kompleks kraniofasial 6. Teknik Oral profilaksis 7. Caries Risk Assesment 8. Teknik Topikal Aplikasi Fl 9. Teknik Pit dan fissure sealent 10. Teknik PAR (Preventive Adhesive Restoration) 11. Teknik Analisis Ruang 12. Desain space maintener 13. Perawatan restorasi adhesive gigi sulung 14. Indikasi dan kontra indikasi SSC 15. Teknik Perawatan SSC. 33.

(38) Klinik Ortodonti. Klinik Prostodonsi. 16. Ekstraksi gigi sulung 17. Teknik Pulpotomi Vital Gigi Sulung 18. Teknik Pulpektomi Vital Gigi Sulung 19. Teknik Perawatan saluran akar Nekrosis Gigi Sulung 20. Etika rujukan 21. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 1. Prinsip ergonomis kedokteran gigi 2. Teknik aseptik kedokeran gigi 3. Prinsip Anamnesis 4. Pemeriksaan fisik dan sistem stomatognati 5. Pemeriksaan radiografi dan fotografi intra oral dan ekstra oral 6. Dental material dan aplikasinya 7. Klasifikasi Dental dan Skeletal 8. Motivasi perilaku 9. Analisis temuan klinis (fisik, EO, IO dan fungsional) 10. Analisis Model Study 11. Analisis fotografi ekstra oral dan intra oral 12. Analisis sefalometri lateral 13. Pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial 14. Disain alat ortodonti lepasan 15. Konsep dan prinsip dasar mekanik pergerakan gigi 16. Konsep Informed Consent dan prinsip rujukan 17. Prinsip komunikasi efektif, teurapeutik, konseling 18. Konsep dan prinsip dasar biologis pergerakan gigi 19. Insersi alat ortodonti lepasan 20. Aktivasi komponen alat ortodonti lepasan 21. Prinsip-prinsip evaluasi hasil perawatan maloklusi dental 22. Faktor penentu keberhasilan perawatan ortodonsia 23. Prinsip-prinsip tindakan pencegahan maloklusi dental 24. Pendekatan farmakologik dan non farmakologik untuk mengatasi rasa sakit. 25. Etika rujukan 26. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 1. Indikasi perawatan gigi tiruan 2. Prinsip komunikasi efektif 3. Klasifikasi kasus kehilangan gigi 4. Diagnosis kasus kehilangan gigi geligi (Obyektif, subyektif, Radiologis, Studi Model, Pemeriksaan stomatognatik) 5. Indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan 6. Desain, konstruksi, pemilihan material dan prognosis gigi tiruan 7. Perawatan pendahuluan prostodontik 8. Prinsip penentuan jaringan pendukung gigi tiruan 9. Prinsip penentuan gigi peyangga pada gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat 10. Prinsip penentuan pontik, gigi penyangga, dan retainer 11. Informed consent dan rujukan. 34.

(39) Klinik Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat. Klinik Integrasi/Holistik. 12. Prinsip preparasi rest seat pada tiruan lepasan 13. Prinsip preparasi gigi tiruan cekat 14. Prinsip teknik pencetakan gigi tiruan lepasan 15. Prinsip teknik pencetakan gigi tiruan cekat 16. Prinsip teknik pencetakan pada gigi tiruan lengkap 17. Kesejajaran dan dimensi vertikal 18. Hubungan antero-posterior rahang 19. Evaluasi oklusi dan mounting 20. Prinsip pemilihan dan penyusunan gigi artifisial 21. Prinsip pembuatan mahkota sementara 22. Prinsip sementasi 23. Pemasangan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan lengkap dan cekat 24. Prinsip pemeliharaan oral hygiene 25. Prinsip pemeliharan restorasi 26. Relining, Rebasing, dan reparasi gigi tiruan 27. Prinsip pelepasan gigi tiruan cekat 28. Ulkus traumatik akibat penggunaan gigi tiruan 29. Etika rujukan 30. Teknik aseptik dalam KG termasuk kontrol infeksi 1. Identifikasi masalah 2. Analisis situasi berdasarkan intrepretasi hasil survei, data epidemiologi yang evidence based 3. Penetapan prioritas masalah berdasarkan hasil analisis situasi 4. Perencanaan program promotif dan preventif kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat berdasarkan prioritas pemecahan masalah 5. Rencana Kerja Operasional Program Kesgimul pada individu, kelompok dan masyarakat 6. Kemampuan mengelola program kesgimul individu, kelompok dan masyarakat 7. Implementasi program tindakan promotif-preventif pada individu, kelompok dan masyarakat 8. Monitoring program kesgimul pada kelompok sasaran selama program berjalan 9. Evaluasi program berdasarkan indikator capaian 10. Teknologi Informasi dalam pelayanan kesehatan sesuai peraturan 11. Konsep dasar komunikasi kesehatan 12. Konsep dan prinsip komunikasi efektif dokter – pasien atau pendamping pasien 13. Komunikasi terapeutik dan Konseling (KIE) 1. Prinsip anamnesis pada kelainan jaringan keras dan jaringan lunak regio oromaksilofasial 2. Pemeriksaan Subyektif, Obyektif, penunjang Lab & Radiologi, Diagnosis dan prinsip tindakan konservasi gigi pada jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan periapikal 3. Pemeriksaan fisik dan tanda vital. 35.

(40) Marine Innovation Dentistry. 4. Penegakan diagnosis, prognosis dan rencana perawatan 5. Perawatan gigi dan mulut secara komprehensif 1. Biomaterial/Dental material dan teknologi kedokteran gigi 2. Kemampuan mengelola program kesgimul individu, kelompok dan masyarakat. 36.

(41) d. Gambar/Skema Struktur Kurikulum/Struktur Matakuliah. CURRICULUM MAPPING PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN GIGI UNHAS 2019 TAHUN. 1. GANJIL. Study skills & IT MPI. Biomedik. GENAP. Ilmu Kedokteran Dasar 1. Ilmu Kedoktera n Dasar 2. Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Wawasan SosBudBahari 2. 3. Jaringan Lunak 1. Pertumbuhan & Perkembangan. Ilmu Kedokteran gigi Komunitas Pancasila. Penyakit PulpaPeriapikal. Sistem Stomatognatik 1. Oromaksilofa sial 2. Metode Penelitian dan Biostatistik 4. Oral Rehabilitasi 2. Gerodontologi 37. Penyakit Jaringan Keras 1. Kegawatd aruratan Medik KG. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 1. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 2. Ilmu Kedokteran Klinik. Ilmu Kedokteran gigi Klinik. Pendidikan Kewarganegaraan, Wawasan Ilmu Teknik dan Seni, Bahasa Inggris Penyakit Jaringan Keras 2. Penyakit Jaringan Lunak 2. Penyakit Periodontal. Sistem Etik, Hukum , Stomatognati dan Forensik k2 KG. Oromaksilofasial 1. Oral Rehabilitasi 1. KKN, Epidemiologi, Manajemen, dan Kebijakan Kesehatan Klinik IPM.

(42) OSCE Komprehensif. Klinik Radiologi. Klinik Ortodonti. Klinik Prostodonsi. Klinik Periodontologi. Klinik Bedah Mulut. PMW & Riset, Skripsi 5. Klinik Konservasi. 6. Marine Science in Dentistry. Klinik IKGA. 38. IKGM. Klinik Integrasi.

(43) 1. NAMA PROGRAM STUDI MASA STUDI JUMLAH SKS SEMESTER. 1. : KEDOKTERAN GIGI : 7 (TUJUH) SEMESTER : 144 SKS. NAMA MATA KULIAH. SKS. Bahasa Indonesia. 2. WAKTU (MINGGU) *16. Pendidikan Agama. 2. *16. Wawasan SosBudBahari. 2. *16. Study skills & IT MPI. 3. 19J01110103. 3. Biomedik. 5. 19J01110205. 5. Ilmu Kedokteran Dasar 1. 5. 19J01110305. 5. Ilmu Kedokteran Dasar 2. 5. 19J01110405. 5. Jumlah SKS. 2. 24 Pendidikan Kewarganegaraan. 2. *16. Wawasan Ilmu Teknik dan Seni. 2. *16. Bahasa Inggris. 2. *16. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 1. 5. 19J01110505. 5. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 2. 5. 19J01110605. 5. Ilmu Kedokteran Klinik. 4. 19J01110704. 4. Ilmu Kedokteran gigi Klinik. 4. 19J01110804. 4. Jumlah SKS. 3. 24 Pancasila. 2. Penyakit Jaringan Lunak 1. 3. 19J01120103. 4. Pertumbuhan & Perkembangan. 5. 19J01120205. 6. Ilmu Kedokteran Gigi Komunitas. 3. 19J01120303. 4. Penyakit Jaringan Keras Gigi 1. 4. 19J01120404. 5. Jumlah SKS 4. 5. KODE MATA KULIAH. *16. 17. Penyakit Jaringan Keras 2. 6. 19J01120606. 7. Penyakit Periodontal. 5. 19J01120705. 6. Oromaksilofasial 1. 6. 19J01120806. 6. Jumlah SKS. 17. Metode Penelitian dan Biostatistik. 3. 19J01130103. *16. Penyakit Pulpa-Periapikal. 7. 19J01130207. 7. Sistem Stomatognatik 1. 4. 19J01130304. 4. 39.

(44) Oromaksilofasial 2. 6. 19J01130406. 6. Kegawatdaruratan Medik KG. 2. 19J01130502. 2. Jumlah SKS. 6. 21. Penyakit Jaringan Lunak 2. 3. 19J01130603. 4. Sistem Stomatognatik 2. 4. 19J01130704. 4. Etik, Hukum & Forensik KG. 4. 19J01130804. 5. Oral Rehabilitasi 1. 6. 19J01130906. 6. 3. 19J01130100 3. *16. Epidemiologi, Manajemen, dan Kebijakan Kesehatan KKN. 7. 4. *16. Jumlah SKS. 24. Oral Rehabilitasi 2. 6. 19J01140106. 6. Gerodontologi. 2. 19J01140202. 3. OSCE Komprehensif. 2. 19J01140302. 2. PMW & Riset. 2. 19J01140402. *16. Skripsi. 4. 19J01140504. *16. Jumlah SKS. 17. Total SKS. 144. Keterangan (*) Mata Kuliah Non-Blok 2. NAMA PROGRAM STUDI: PROFESI DOKTER GIGI MASA STUDI : 4 (EMPAT) SEMESTER JUMLAH SKS : 30 SKS NO. NAMA MATA KULIAH. SKS. 1. Klinik Radiologi. 1. Kode mata Kuliah 19J02110101. 2. Klinik Ilmu Penyakit Mulut. 2. 19J02110202. 1. 5. 3. Klinik Periodontologi. 3. 19J02110303. 1. 7. 40. SEMESTER 1. WAKTU (MINGGU) 4.

(45) 4. Klinik Bedah Mulut. 4. 19J02110404. 1. 9. 5. Klinik Konservasi. 4. 19J02110504. 2. 9. 6. Klinik Ilmu Kesehatan Gigi Anak. 3. 19J02110603. 2. 7. 7. Klinik Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat. 3. 19J02120203. 2. 7. 8. Klinik Ortodonti. 3. 19J02110703. 3. 7. 9. Klinik Prostodonsi. 4. 19J02120104. 3. 9. 10. Klinik Integrasi/Holistik. 1. 19J02120301. 3. 4. 11. Marine Innovation Dentistry. 2. 19J02120402. 4. 5. Total SKS. 30. 41.

(46) e. Struktur Substansi Kurikulum Tempat / Lokasi Praktik um. Kegiatan pembelajaran Aspek penilaian dalam kurikulum3) No .. Learning outcome. (1) Akademik. 1. 2. 3. Bahan Kajian. (2). Mampu mengaplikasikan prinsip pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan seven jump’s dan menyusun laporan ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan kedokteran gigi secara mandiri dan berkelompok yang bermutu, menghindari plagiasi serta mempresentasikannya dengan sikap profesional dan bertanggung jawab.. Mahasiswa diharapkan mampu lebih meningkatkan dasar-dasar pengetahuan anatomi makro dan mikro tubuh mausia, sebelum lanjut pada proses transformasi ilmu yang lebih kompleks sehingga mahasiswa dapat lebih memahami materi yang diberikan dengan lebih baik. Materi anatomi sangat relevan dengan ilmu kedokteran gigi begitu pula dengan histologi/mikroanatomi yang secara mikroskopis memperlihatkan jaringan penyusun tubuh manusia utamanya jaringan yang ada pada rongga mulut dan pembentukan benih gigi. Mampu meningkatkan dasar-dasar pengetahuan kedokteran mahasiswa, sebelum lanjut pada proses transformasi ilmu yang lebih kompleks. Pemberian. (3) 1. Student Centered Learning (SCL): Pengertian, prinsip, dan ragam metode SCL; 2. Problem Based Learning (PBL): pengertian, dan prinsip PBL; 3. Metode Seven Jump’s dalam PBL: pengertian, langkahlangkap metode seven jump’s, peran dan tanggung mahasiswa dan dosen dalam PBL; 4. Sistem penilaian: prinsip, jenis-jenis penilaian dan dalam pembelajaran PBL 5. Keterampilan belajar: hakekat belajar, mind mapping, strategi belajar di kelas/kuliah, laboratorium dan laboratorium keterampilan klinik; 6. Karya Tulis Ilmiah (KTI): jenis KTI dan teknik penulisan, penilisan catatan kaki/ilustrasi, penulisan daftar pustaka; 7. Teknologi informasi: teknik penelusuran referensi, plagiasi.. Nama Mata Kuliah. (4). Study skills & IT MPI. Beban sks (Kuliahresponsitutorialseminar) (5). 3. Praktikum/Praktik Judul/Modu l1) (6). -. Jam Pelaksa naan/ sks2) (7). 0. Sikap. Penget ahuan. (8). (9). √. √. Keterampilan Keterampilan umum khusus. (10). √. Kelengkapan. Deskripsi. Silabus. RPS. (12). (13). (14). (11). √. √. (15). √. 1. General Anatomy, Anatomy Head and Neck. 2. General Histology: Mikroskop, Pembuatan sediaan, Sitologi, Jaringan Epitel, Jaringan Penyambung, Jaringan Otot, Jaringan Tulang, Jaringan Saraf, Organ limfoid dan sistem limfatis. 3. Cavum Oris: bibir, palatum, lidah, gigi, kelenjar ludah, dan tonsil. Ilmu Kedokteran Dasar 1. 5. 1.Histologi. √. √. √. √. √. √. Lab Anatomi & Histolog i FK Unhas. 1. Definisi dan proses respirasi, fungsi, organ respirasi, mekanisme respirasi, inspirasi, ekspirasi, pertukaran gas, transpor gas, kelainan pernapasan, kontrol pernapasan, dan adaptasi respirasi;. Ilmu Kedokteran Dasar 2. 5. 1. Fisiologi 2. Biokimia. √. √. √. √. √. √. Lab. Fisiologi & Biokimi. 42.

(47) materi secara terintegrasi di harapkan dapat meningkatkan level pemahaman mahasiswa terhadap materi yang di sampaikan . Setelah mengikuti blok Ilmu Kedokteran Dasar 2, kompetensi yang diharapkan dapat dicapai yaitu mampu menjelaskan semua materi yang terkait dengan materi biokimia serta fisiologi secara jelas dan terstruktur.. 4. 5. 2. Konsep neurofisiologi, jenis reseptor sensoris, fisiologi sistem saraf pusat dan perifer; 3. Fungsi sistem endokrin, mekanisme sekresi dan aksi hormon, klasifikasi hormon, dan kelainan endokrin; 4. Proses pencernaan, saluran pencernaan, organ pencernaan, digesti, absorbsi dan transport; 5. Struktur mikrosirkulasi dan sistem kapiler, aliran darah kapiler, pertukaran air, nutrisi dan substansi lain, fisiologi sirkulasi dan perfusi, siklus cardiac dan mekanismenya; 6. Klasifikasi, digesti, dan absorpsi karbohidrat, glikolisis, glukoneogensis, glikogenesis, glikogenolisis; 7. Fungsi dan klasifikasi hormon serta jenis-jenis reseptor hormone; 8. Enzim, mekanisme keylock, teori pembentukan dan kinetika enzim; 9. Struktur, fungsi, klasifikasi dan denaturasi protein; 10. Fungsi, klasifikasi, sifat biokimia dan metabolisme vitamin dan mineral; 11. Sifat, fungsi, kategori, klasifikasi, struktur serta reaksi lipid, asam lemak, metabolisme lipid, kolesterol dan steroid; 12. Fungsi dan komposisi darah, struktur dan mekanisme pembentukan sel darah, serta faktor dan mekanisme pembekuan darah; 13. Antigen, antibodi, komponen selular sistem imun, struktur dan kelas immunoglobulin, susunan gen immunoglobulin; 14. Konsep biokimia respirasi, protein pengikat oksigen, efektor Hb, dan peran respirasi dalam sistem buffer; 15. Konsep metabolism; 16. Biokimia urin, sisa metabolisme dan pembentukan batu ginjal.. a FK Unhas. Mampu memahami secara mendalam dasar-dasar pengetahuan anatomi gigi secara invidual serta dasar fisiologi relasi antar gigi dan terhadap jaringan sekitarnya. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu memahami dasardasar perkembangan gigi mulai dari pembentukan benih hingga erupsi serta berbagai kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi. 1. Terminologi, notasi penamaan gigi; 2. Embryologi dan erupsi gigi; 3. Morfologi gigi permanen dan desidui; 4. Struktur jaringan gigi dan jaringan pendukung gigi; 5. Morfologi pulpa dan saluran akar gigi; 6. Anatomi jaringan periodontal; 7. Anomali gigi; 8. Relasi oklusi secara anatomi; 9. Struktur dentoosseous.. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 1. mampu memahami secara mendalam pengetahuan mengenai penggolongan, struktur dan sifat sifat dari bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi.. 1. Penggolongan, struktur, dan sifat material kedokteran gigi; 2. Sifat Fisik, Biologis ,Kimia dan mekanik material kedokteran gigi; 3. Biokompabilitas; 4. Macam, komposisi, sifat, dan cara manipulasi material Rehabilitatif kedokteran gigi Logam Paduan Tuang Resin Akrilik Dental Ceramic; 5. Macam, komposisi, sifat, dan cara manipulasi material penunjang dan laboratoris kedokteran gigi. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar 2. 43. 5. 1. Anatomi Gigi. √. √. √. 5. 1. Dental Material. √. √. √. √. √. √. √. Laborat orium Anatomi Lantai IV. √. √. √. Ruang CSL FKG Lantai 2.

Gambar

Tabel 2. Rumusan Capaian Pembelajaran
Tabel 3. Keterkaitan profil lulusan dan capaian pembelajaran
Tabel 4. Keterkaitan capaian pembelajaran dan aspirasi stakeholder
Tabel 4.1 Bahan kajian

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria : Keterampilan melakukan tindakan sesuai daftar tilik Bentuk test: Objective Structure Clinical Examination (OSCE) Bentuk: Diskusi, Praktikum, Self-directed

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

Mahasiswa mengetahui cara paling tepat mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kelainan jinak dan ganas pada organ reproduksi wanita sehingga mampu melakukan

Berdasarkan dari hasil penelitian, terlihat bahwa persentase pengukuran resiko karies gigi pada responden mahasiswa angkatan 2008 di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Hasil penelitian adalah rata-rata indeks DMF - T manula sebesar 11 , 11 , yang berindikasi bahwa status kesehatan gigi dan mulut secara signifikan berkorelasi positif dengan

Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, epidemiologi, etiopatogenesis, patomekanisme, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi

10 2 Mahasiswa mampu menjelaskan dasar teori ilmu akupuntur tradisional Bentuk: Kuliah Diskusi Metode: Small group discussion Waktu: 2x50 menit Kuliah daring

management, dan tanya jawab dosen dan mahasiswa TM : 3x50' Bentuk : Belajar Terstruktur dan belajar Mandiri Metode : Penyelesaian tugas terstruktur dan Pembelajaran