• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION ) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA: Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION ) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA: Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KEEFEKTIFAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE,

CONFIDENCE, SATISFACTION ) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK

PADA PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

NAVIKA DZUHISNA 0902438

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2013 Halaman Hak Cipta

KEFEKTIFAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE,

CONFIDENCE, SATISFACTION) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh Navika Dzuhisna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Navika Dzuhisna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

NAVIKA DZUHISNA

KEFEKTIFAN MODEL ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) DALAM MENGUNGKAPKAN KRITIK PADA

PEMBELAJARAN BERBICARA

(Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Vismaia Sabariah D., M. Pd. NIP 196704151992032001

Pembimbing II

Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M. Pd. NIP 196601081990021001

Mengetahui,

(4)

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(5)

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

(6)

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACTS

(7)

i

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kefektifan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, 12 Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

(8)

ii

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Keefektifan Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction ) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”. Pemikiran dasar dari penelitian ini adalah adanya suatu pernyataan, yaitu Model ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek minat serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan minat siswa untuk belajar. Model ARCS menggunakan empat komponen strategi yang penting untuk meminatkan instruksi. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti akan menggunakan model ARCS dalam penelitian ini serta diterapkan dalam kegiatan mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara. Penelitian ini dilaksanakan kepada kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh profil kemampuan berbicara yang dimiliki siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung dalam mengungkapkan kritik; untuk mendeskripsikan proses pembelajaran model ARCS dalam mengungkapkan kritik pada pada pembelajaran berbicara; dan untuk memaparkan model ARCS efektif atau tidak dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasi experiment research, serta menggunakan pretest-posttest design control group design. Metode penelitian eksperimen digunakan untuk membuktikan hipotesis peneliti mengenai adanya pengaruh strategi motivasi ARCS dalam pembelajaran mengungkapkan kritik. Melalui metode penelitian eksperimen semu ini akan mengetahui adanya hubungan sebab akibat antara kedua variabel.

Peneliti menggunakan kelas eksperimen dan kelas pembanding, kedua kelas akan sama-sama menerima tes awal dan tes akhir. Perbedaan pada kedua kelas tersebut adalah kelas eksperimen menerima perlakuan berupa penggunaan model ARCS setelah menerima tes awal, sedangkan kelas pembanding hanya menerima kegiatan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes yang dilaksanakan berupa tes berbicara atau lisan yang akan didokumentasikan. Tes didilaksanakan pada awal dan akhir atau lebih dikenal dengan prates dan pascates. Selanjutnya, teknik observasi pada kegiatan perlakuan belangsung di kelas eksperimen serta observasi pada saat berada di kelas pembanding. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan.

(9)

iii

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini alhamdulillah dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk menambah inovasi atau cara pembelajaran dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan mengungkapkan kritik atau berbicara. Berdasarkan pengetahuan yang ada, hal ini merupakan suatu informasi penting yang dapat menyempurnakan ilmu pengetahuan saya.

Proses belajar mengajar masa kini memerlukan suatu inovasi terbaru dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan pembelajaran memerlukan suatu cara yang lebih baik. Melalui skripsi ini dapat ditemukan suatu kunci dalam proses belajar mengajar agar lebih interaktif. Skripsi ini mampu memberikan warna dalam pelaksanaan dunia pendidikan sehingga lebih variatif.

Saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terhormat atas bantuannya baik moril maupun materil sehingga terwujudnya skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini telah dilaksanakan sebaik-baiknya, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan baik dari segi isi, bahasa, maupun sistematika penulisan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, serta mampu menambah pengetahuan kita .

Bandung, 13 Juni 2013

(10)

iv

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ucapan Terima Kasih

Peneliti memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam terwujudnya skripsi ini. Pihak-pihak tersebut adalah:

1. kedua orang tua yang telah menyampaikan doa tanpa henti, yang selalu mendukung atas terlaksananya skripsi ini. Untuk bapak tercinta, Nandang Setia, terima kasih atas do’anya selama ini. Untuk mamah tersayang, Evi Suviarni, terima kasih atas dukungannya selama ini;

2. dosen pembimbing pertama Dr. Hj. Vismaia Sabariah. D., M. Pd. atas segala kesempatan, bimbingan, dan arahannya selama ini;

3. dosen pembimbing kedua Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M. Pd. atas segala waktu, bimbingan, serta arahan selama penyusunan skripsi ini; 4. Drs. Yayat Sudrayat selaku guru Bahasa Indonesia Kelas XI SMA Negeri

5 Bandung atas bimbingan, waktu, dan bantuannya selama ini serta ilmu dan bantuannya dalam proses judgement terhadap kriteria penilaian;

5. pihak SMA Negeri 5 Bandung yang telah memberikan izin dan fasilitas selama proses penelitian skripsi ini berlangsung;

6. siswa-siswa kelas XI A dan XI D tercinta yang selalu dibanggakan dan seluruh siswa-siswa kelas XI atau angkatan V’14 yang selalu besar karena kebersamaannya;

7. kakak tercinta tercantik Navita Fajrina dan adik tersayang tertampan Nadivi Nursyamsa, serta keponakan kecil tercinta Zaidan Ahmad Fadillah; 8. teman-teman terdekat selama empat tahun ini, Zacky, Rima, Silkvi, dan

Gery. Terima kasih atas pertemanan yang nyaman ini;

9. teman-teman Labirin DIK C 2009 yang tercinta, yang membuat segala kompetensi terbangun.

(11)

v

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Terima kasih atas doa dan dukungan selama ini hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KETERAMPILAN BERBICARA KRITIK DAN MODEL ARCS A. Kritik Sebagai Keterampilan Berbicara ... 7

1. Kritik Sebagai Keterampilan Berbicara ... 7

2. Macam-macam Kritik ... 8

3. Keterampilan Kritik pada Siswa ... 10

4. Kesantunan dan Etika Berbahasa ... 11

5. Teori Pemikiran Kritis ... 14

6. Parameter Berbicara Kritik ... 18

B. Model ARCS ... 19

1. Pengertian Model ARCS ... 19

2. Model ARCS dalam Pembelajaran Berbicara ... 26

C. Anggapan Dasar ... 29

D. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ... 32

2. Desain Penelitian ... 34

3. Teknik Pengumpulan Data ... 39

4. Instrumen Penelitian ... 39

5. Proses Pengembangan Instrumen ... 50

B. Teknik Analisis Data ... 51

(12)

vi

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kemampuan Mengungkapkan Kritik ... 58

1. Deskripsi Awal Penelitian ... 58

2. Hasil Tes Mengungkapkan Kritik ... 60

B. Pelaksanaan Penelitian ... 81

C. Kefektifan Model ARCS... 83

1. Analisis Data ... 83

2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 136

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 140

B. Saran ... 142

(13)

vii

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model ARCS dalam Pembelajaran Mengungkapkan Kritik ... 26

Tabel 3.1 Daftar Populasi Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung ... 32

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding ... 33

Tabel 3.3 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus ... 35

Tabel 3.4 Langkah Pembelajaran Model ARCS ... 39

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian ... 43

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Mengungkapakan Kritik ... 44

Tabel 3.7 Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Berbicara ... 45

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Berbicara ... 46

Tabel 3.9 Kategori Penilaian ... 48

Tabel 3.10 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model ARCS ... 49

Tabel 3.11 Format Anava ... 52

Tabel 3.12 Tabel Guilford ... 53

Tabel 4.1 Hasil Prates Mengungkapkan Kritik Kelas Eksperimen ... 59

Tabel 4.2 Hasil Prates Dan Pascates Mengumgkapkan Kritik Kelas Eksperimen ... 60

Tabel 4.3 Hasil Prates Dan Pascates Mengumgkapkan Kritik Kelas Pembanding ... 73

Tabel 4.4 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Prates Kelas Eksperimen .... 84

Tabel 4.5 Format ANAVA Prates Kelas Eksperimen ... 86

Tabel 4.6 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pascates Kelas Eksperimen . 87 Tabel 4.7 Format Anava Pascates Kelas Eksperimen ... 90

Tabel 4.8 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Prates Kelas Pembanding ... 90

Tabel 4.9 Format Anava Pra-Tes Kelas Eksperimen ... 93

Tabel 4.10 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pascates Kelas Pembanding 94 Tabel 4.11 Format Anava Pascates Kelas Pembanding ... 96

Tabel 4.12 Daftar Distribusi Mean Prates Kelas Eksperimen ... 100

Tabel 4.13 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Prates Kelas Eksperimen ... 101

Tabel 4.14 Normalitas Hasil Prates Kelas Eksperimen ... 102

Tabel 4.15 Daftar Distribusi Mean Pascates Kelas Eksperimen ... 103

Tabel 4.16 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Pascates Kelas Eksperimen ... 104

Tabel 4.17 Normalitas Hasil Pascates Kelas Eksperimen ... 105

(14)

viii

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.19 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Prates

Kelas Pembanding ... 107

Tabel 4.20 Normalitas Hasil Prates Kelas Pembanding ... 108

Tabel 4.21 Daftar Distribusi mean Pascates Kelas Pembanding ... 109

Tabel 4.22 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Pascates Kelas Pembanding ... 110

Tabel 4.23 Normalitas Hasil Pascates Kelas Pembanding ... 111

Tabel 4.24 Varian Data Variabel Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 111

Tabel 4.25 Hasil Pascates Mengungkapkan Kritik Kelas Eksperimen ... 115

(15)

ix

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(16)

x

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Kategori Nilai Prates Kelas Eksperimen ... 62

Grafik 4.2 Persentase Kategori Nilai Pascates Kelas Eksperimen ... 67

Grafik 4.3 Persentase Kategori Nilai Prates Kelas Pembanding ... 74

Grafik 4.4 Persentase Kategori Nilai Pascates Kelas Pembanding ... 78

(17)

xi

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lamiran 1 Surat Izin Penelitian ... 147

Lamiran 2 Instrumen Penelitian ... 151

Lamiran 3 Hasil Penelitian ... 162

(18)

1

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ketika siswa sekolah menengah atas (SMA) diminta untuk mengungkapkan kritik sebagai salah satu keterampilan berbicara, beberapa dari mereka ada yang mau bahkan berani untuk mengungkapkan kritik, ada pula yang tidak. Tidak hanya itu, siswa yang mengungkapkan kritik pun tidak jarang tanpa disertai dasar pemikiran yang baik. Mereka mampu

mengungkapkan kritik hanya sebatas ‘kritik’ tanpa disertai solusi, diksi yang

tepat, dan penjelasan yang kuat.

Daya kritis yang dimiliki siswa yang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) sangatlah tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya data tiga sampai enam siswa dari tiga puluh siswa di salah satu kelas XI SMA Negeri 5 Bandung memiliki daya kritis yang kurang tinggi. Dapat dikatakan hanya 20% siswa dari kelas tersebut yang memiliki daya kritis. Tidak hanya itu, daya kritis mereka kurang terkendali.

Fenomena kekurangtepatan kritik ini menghasilkan sebuah pola pikir pada seorang siswa yang tidak mau berbicara, tidak mau mengungkapkan ide yang ada dipikirannya. Tidak ada yang tahu bahwa akan ada ide-ide hebat yang lahir dari pemikiran siswa tersebut. Namun, percuma apabila ide hebat tersebut tidak diungkapkan ke khalayak umum. Begitu pula, dengan adanya kritik-kritik yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Siswa diharapkan mampu menyampaikan pikiran ataupun gagasan mereka melalui kritik. Namun, siswa sulit untuk membuat dirinya agar mau untuk berpikir sebuah kritik yang tepat untuk menilai suatu objek. Mereka belum percaya diri, takut, kurang mengetahui cara mengungkapkan kritik yang baik.

(19)

2

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengarahan dalam mengungkapkan kritik. Dampak tersebut antara lain, siswa yang malu untuk mengungkapkan kritiknya akan berhenti dan tetap pada kondisi tersebut, kurang terarahnya kritik dari siswa, serta kurangnya stimulus pada diri siswa yang berkaitan dengan daya kritis.

Dengan demikian, diperlukan suatu cara yang mampu merangsang agar siswa mau mengungkapkan kritik. Mereka perlu diajak untuk berpikir dan menilai suatu objek lalu dikritik dengan didasari teori ataupun pemikiran yang kuat. Kepercayaan diri siswa pun perlu ditingkatkan. Tidak hanya itu, siswa semestinya diarahkan pada cara mengungkapkan kritik yang baik bahkan solutif.

Berdasarkan pandangan tersebut, peneliti menemukan pemikiran untuk menerapkan model ARCS (attention, relevance, confidence, satisfaction) terhadap kegiatan pembelajaran mengungkapkan kritik. Dalam penelitian ini peneliti akan mengujicobakan penggunaan model ARCS dalam pembelajaran mengungkapkan kritik.

Model ARCS merupakan suatu strategi yang mampu meningkatkan kemampuan seseorang melalui perkembangan motivasi. Pionir model ARCS adalah John M. Keller pada tahun 1987. The ARCS model of motivation was developed in response to a desire to find more effective ways of understanding the major influences on the motivation to learn, and for systematic ways of identifying and solving problems with learning motivation (Keller, 1987:1).

Penggunaan model ARCS sudah mulai dikenal sejak tahun 1987 oleh Keller. Pada saat pencetusan model tersebut Keller mengembangkan empat komponen model ARCS secara bertahap. Melalui tahapan model ARCS yang berkaitan dengan motivasi, Keller (1987) mendefinisikan motivasi sebagai intensitas dan arah suatu perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang dilakukannya (Wena, 2012:33).

(20)

3

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Model ARCS memiliki beberapa keunggulan yang mampu meningkatkan kemampuan dari seorang siswa. Strategi ini mengembangkan motivasi melalui beberapa aspek, yaitu attention, relevance, confidence, dan satisfaction.

Model ARCS berhubungan langsung dengan motivasi, dalam hal ini secara spesifik berhubungan dengan motivasi belajar siswa dalam mengungkapkan kritik dengan baik. Motivasi belajar tersebut dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan ketekunan dalam kegiatan belajar. Tidak hanya itu, motivasi belajar dapat dilihat dari indikator-indikator seperti keantusianan dalam belajar, minat atau perhatian pada pembelajaran, keterlibatan dalam kegiatan belajar, rasa ingin tahu pada isi pembelajaran, ketekunan dalam belajar, selalu berusaha mencoba, dam]n aktif mengatasi tantangan yang ada dalam pembelajaran.

Model ARCS dianggap mampu memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran mengungkapkan kritik. Hal tersebut disebabkan model ARCS secara langsung mengarah terhadap indikator-indikator yang berkaitan dengan motivasi siswa, seperti perhatian, relevansi, keyakinan siswa terhadap kemampuannya, dan kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakannya.

Merujuk pada pemahaman model ARCS yang diungkapkan oleh Keller, model ini dianggap mampu menangani permasalahan yang ada pada pembelajaran mengungkapkan kritik. Model ARCS dapat dijadikan suatu solusi dalam menangani permasalahan dalam pembelajaran mengungkapkan kritik.

Sekarang model ARCS telah merambah ke Indonesia tepatnya pada tahun 2004, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Departemen Pendidikan Nasional mengembangkan program PEKERTI (Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional). Dalam buku Pedoman Penatar PEKERTI diberikan sebuah model pengelolaan motivasi belajar yang dikenal dengan istilah Model ARCS (Gintings, 2010:101).

(21)

4

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mahasiswa. Terkadang mahasiswa tersebut menggabungkan model ARCS ini dengan beberapa teknik pembelajaran. Hal tersebut disebabkan model ARCS terbukti berhasil dalam mengubah beberapa proses pembelajaran melalui motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Desti Fatin F.

Desti Fatin F (2010) melakukan suatu penelitian berupa penggunaan model ARCS untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VII-D SMP Negeri 40 Bandung. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan menulis setelah memperoleh perlakuan model ARCS.

Penggunaan model ARCS ini pun pernah dilakukan untuk suatu penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) pada Siswa Kelas IV SDN Jatimulyo 1 Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini dilakukan oleh Widha Bhinartika, mahasiswa Universitas Negeri Malang.

Berdasarkan alasan tersebut, yaitu pemahaman model ARCS yang berkaitan dengan motivasi belajar mampu menangani permasalahan dalam pembelajaran mengungkapkan kritik, peneliti berkeinginan melakukan suatu uji coba menggunakan model ARCS dalam pembelajaran mengungkapkan kritik. Uji coba penggunaan model ARCS dalam pembelajaran mengungkapkan kritik disebabkan oleh adanya beberapa masalah yang terjadi pada kegiatan mengungkapkan kritik. Melalui model ARCS ini diharapkan mampu memberikan solusi sehingga siswa mampu mengungkapkan kritik dengan baik.

(22)

5

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengungkapkan Kritik pada Pembelajaran Berbicara (Penelitian

Eksperimen Semu di Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Mengungkapkan kritik termasuk ke dalam keterampilan berbicara. Namun, ketika seorang siswa belum merasa kurang percaya diri dalam mengungkapkan kritik ataupun minimnya pemikiran dasar pada saat mengungkapkan kritik disebabkan beberapa hal.

1. Daya kritis yang dimiliki siswa kurang terkendali sehingga tidak sering mereka kurang tepat dalam menyampaikan kritik.

2. Penyampaian kritik yang kurang baik dilihat dari aspek diksi, isi kritik, dan kesantunan.

3. Pengalaman berbahasa siswa kurang sehingga mereka tidak memiliki keinginan untuk mengungkapkan kritik.

4. Pandangan terhadap kritik yang selalu dianggap kurang baik.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagi berikut.

1. Bagaimana profil kemampuan berbicara yang dimiliki siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung dalam mengungkapkan kritik?

2. Bagaimana proses pembelajaran model ARCS dalam mengungkapkan kritik pada pada pembelajaran berbicara?

3. Apakah model ARCS efektif dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara?

D.Tujuan Penelitian

(23)

6

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. untuk memperoleh profil kemampuan berbicara yang dimiliki siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung dalam mengungkapkan kritik;

2. untuk mendeskripsikan. proses pembelajaran model ARCS dalam mengungkapkan kritik pada pada pembelajaran berbicara; dan

3. untuk memaparkan model ARCS efektif atau tidak dalam mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara.

E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu mempebaharui informasi dalam kegiatan pembelajaran mengungkapkan kritik. Melalui model ARCS mampu membantahkan isu-isu yang terjadi di masyarakat mengenai kegiatan kritik selalu dianggap negatif karena akan menimbulkan polemik di antara pihak yang mengkritik dengan pihak yang dikritik. Namun, melalui model ARCS bisa membantu dalam proses pelaksanaan kritik sehingga menjadi lebih baik. Proses pengungkapan kritik tidak akan lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang mampu menimbulkan kondisi kontradiktif. 2. Manfaat Praktis

(24)

30

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Peneliti akan menggunakan metode penelitian eksperimen atau experiment research, serta menggunakan pretest-posttest design control group design. Metode penelitian eksperimen digunakan untuk membuktikan hipotesis peneliti mengenai adanya pengaruh strategi motivasi ARCS dalam pembelajaran mengungkapkan kritik. Melalui metode penelitian eksperimen ini akan mengetahui adanya hubungan sebab akibat antara kedua variabel.

Peneliti menentukan variabel terikat, yaitu mengungkapkan kritik dan untuk variabel bebas adalah model ARCS. Kelas eksperimen akan dipilih secara acak. Kelas eksperimen akan menerima tes awal atau pretest (O1) terhadap pembelajaran mengungkapkan kritik. Lalu, kelas eksperimen menerima perlakuan model ARCS (X). Tahap akhir akan dilaksanankan tes akhir atau posttest (O2).

Kelas kontrol dan kelas eksperimen diberiken pretest untuk mengetahui kemampuan awal di kedua kelas tersebut. Kemudian hasil pretest tersebut akan dijadikan bandingan untuk hasil posttest setelah kelas eksperimen menerima perlakuan (treatment). Sedangkan untuk kelas kontrol akan diberi perlakuan berupa strategi pelatihan inkuiri. Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas model ARCS dalam pembelajaran mengungkapkan kritik.

(25)

31

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. melaksanakan kajian secara induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Peneliti akan memperhatikan keadaan saat ini mengenai kemampuan berkritik siswa;

2. mengindentifikasi masalah dan mendefinisikan masalah;

3. melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional;

4. membuat rencana penenelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:

a. mengidentifikasi varibel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;

b. menentukan cara mengontrol;

c. memilih rancangan penelitian yang tepat;

d. menentukan populasi, memilih sampel yang representatif serta memilih sejumlah subjek penelitian;

e. membagi subjek dalam kelompok eksperimen;

f. membuat instrumen, memvalidasi instrumen, dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; dan

g. mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.

5. melaksanakan eksperimen;

6. mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen;

7. mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan varibel yang telah ditentukan;

8. menganalisis data dan melakukan tes signifikasi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap siginifikasi hasilnya; dan

(26)

32

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Lokasi, Populasi, dan Sampel

a. Lokasi

Penelitian ini akan berlangsung di SMA Negeri 5 Bandung yang beralamat di Jalan Belitung nomor 8, Bandung, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas alasan sekolah yang berada di cluster satu.

Karakteristik siswa pada umumnya aktif dan pintar. Siswa berada dalam lingkungan yang selalu terpenuhi fasilitasnya. Hal tersebut menyebabkan siswa mereka menuntut untuk dapat digunakannya fasilitas-fasilitas yang ada, baik oleh murid maupun guru.

Karakteristik dari sekolah ini sudah dianggap mutakhir dengan adanya beberapa fasilitas teknologi yang memadai. Setiap ruangan belajar sudah memiliki proyektor dan dilengkapi dengan kamera pengintai. Tidak hanya itu, setiap ruang kelas sudah dilengkapi dengan kamera pengintai. Hal tersebut dilaksanakan agar pihak sekolah mudah memantau kegiatan yang sedang berlangsung.

b. Populasi

Populasi yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas X di SMA Negeri 5 Bandung. Peneliti memilih sekolah ini karena ingin mengetahui bagaimana kemampuan mengungkapkan kritik di sekolah yang berada di kluster pertama. Maksud klaster di sini adalah tingkatan suatu sekolah dilihat dari sudut prestasi sekolah tersebut. SMA Negeri 5 Bandung berada pada kategori klaster pertama dengan nomor urut dua.

Adapun rincian penyebaran kelas di SMA Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar PopulasI Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung

NO KELAS JUMLAH POPULASI JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 XI-A 17 17 34

2 XI-B 17 16 33

(27)

33

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 XI-D 18 22 40

5 XI-E 18 22 40

6 XI-F 17 23 40

7 XI-G 17 23 40

8 XI-H 19 22 41

9 XI-I 17 23 40

10 XI-J 18 21 39

c. Sampel

Peneliti mengambil sampel satu kelas secara acak untuk dijadikan kelas eksperimen. Penentuan kelas ekperimen ini akan dilaksanakan secara random atau acak. Jumlah kelas eksperimen yang digunakan adalah satu kelas yang terdiri tiga puluh enam siswa.

Pemilihan kelas dilakukan secara proporsi atau melalui proses perbandingan. Kelas yang dipilih adalah kelas XI-A. Peneliti memilih kelas tersebut disebabkan adanya sifat aktif yang lebih menonjol dibandingkan kelas lain, maka digunakan pemilihan secara proporsi.

Berikut adalah jumlah siswa kelas XI-A di SMA Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding

KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

(Kelas Eksperimen)

15 15 30

(Kelas Pembanding)

(28)

34

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian experiment atau lebih dikenal dengan eksperimen. Peneliti hendak mengujicobakan model ARCS terhadap variabel lain, yaitu mengungkapkan kritik. Peneliti menggunakan experiment research. Desain penelitian eksperimen dapat dilihat dalam gambar berikut.

Bagan 3.1

Desain Penelitian

(Syamsuddin dan Damaianti, 2009:157 )

Keterangan:

E : kelas eksperimen K : kelas kontrol

O1 : tes awal pada kelas eksperimen O2 : tes akhir pada kelas eksperimen X1 : perlakuan terhadap kelas eksperimen

menggunakan strategi pengelolaan motivasional ARCS X2 : pengamatan terhadap pembelajaran di kelas kontrol O3 : tes awal pada kelas kontrol

O4 : tes akhir pada kelas kontrol

Berikut adalah proses penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. a. Persiapan Pembelajaran

Perencanaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran. Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan keputusan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan.

(29)

35

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Perumusan Tujuan

Perumusan tujuan dituangkan ke dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan pembelajaran umum (strandar kompetensi). 2) Tujuan pembelajaran khusus (indikator pemberlajaran).

Adapun standar kompetensi dan indikator mengungkapkan kritik pada penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut ini.

Tabel 3.3

Tujuan Umum dan Khusus

NO TUJUAN URAIAN

1 UMUM

(Standar Kompetensi)

10. Berbicara : Mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber

2 KHUSUS

(Indikator Pembelajaran)

b. Kognitif a. Produk

 Mengetahui kritik dengan baik  Mengungkapkan kritik yang baik  Menggunakan bahasa yang santun b. Proses

 Mempelajari cara berkritik yang baik  Mempelajari kesantunan berbahasa c. Psikomotor

a. Memperhatikan informasi dari media cetak maupun elektronik

b. Memilik

(30)

36

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Meiliki daya aspirasi yang tinggi d. Afektif

a. Karakter  Perhatian  Keterkaitan  Percaya diri  Kepuasan diri b. Keterampilan Sosial

 Mengungkapkan kritik dengan cara yang baik

 Menggunakan bahasa yang santun  Memiliki rasa peduli yang tinggi

c. Penentuan Alat Evaluasi

Setelah perumusan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur indikator yang telah dirumuskan. Evaluasi merupakan komponen pengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran. Evaluasi digunakan sebagai pengukur derajat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengevaluasi pembelajaran diperlukan alat evaluasi yang sesuai.

Peneliti menggunakan soal evaluasi yang sama dalam prates dan pascates, yakni perintah pada siswa untuk mengungkapkan kritik terhadap informasi yang bersumber dari media cetak atau elektronik. Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaan dan keberadaan perlakuan.

d. Pemilihan Bahan Ajar

Bahan ajar dalam pembelajaran menyimak harus menarik minat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat bahan ajar adalah sebagai berikut.

(31)

37

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bahan ajar hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Materi simakan yang sesuai dan cocok dengan kemampuan siswa akan menghasilkan proses belajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun untuk guru yang bersangkutan.

2) Keterbatasan Waktu

Dalam pembelajaran, guru dituntut agar dapat menyelesaikan waktu yang tersedia dengan bahan yang diajarkan.

3) Perbedaan Karakteristik Siswa

Perbedaan karakteristik pembelajar ditentukan oleh berbagai faktor antara lain: minat, bakat, intelegensi, dan sikap pembelajar. Hal itu tentunya menjadi pertimbangan khusus bagi guru untuk memilih informasi dari media cetak atau elektronik yang selaras dengan minat, bakat, dan sikap pembelajar.

4) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Pada dasarnya pembelajaran mengungkapkan kritik harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Selain menarik, bahan pembelajaran mengungkapkan kritik yang bersumber dari media cetak atau elektronik harus selaras. Keselarasan antara bahan ajar denan

e. Penentuan Urutan Bahan

Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar bahan yang diajarkan kepada siswa dapat terorganisasi secara sistematis sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya. Urutan bahan ajar yang penulis gunakan yaitu pengertian kritik, pengertian kritik yang baik, kesantunan dalam berbahasa, dan cara mengungkapkan kritik yang baik.

f. Penentuan Waktu

(32)

38

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertemuan. Pada pertemuan pertama, adalah waktunya melakukan prates. Kemudian pada pertemuan berikutnya, peneliti melakukan proses kegiatan belajar mengajar, kelas eksperimen akan menerima perlakuan sedangkan kelas kontrol tidak akan menerima perlakuan. Lalu pada pertemuan ke tiga atau terakhir, peneliti melakukan pascates.

g. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga tahap dalam proses ini. Berikut pemaparan tiga tahap pelaksanaan pembelajaran.

1) Tes Awal

Untuk tes awal ini, siswa akan diberikan suatu informasi dari media cetak maupun elektronik. Informasi yang digunakan dalam tes awal ini akan disesuaikan informasi yang kekinian pada saat itu. Lalu, siswa diminta untuk mengungkapkan kritik berdasarkan informasi yang telah mereka peroleh dari media cetak atau elektronik. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui kemampuan dasar siswa dalam mengungkapkan kritik.

2) Perlakuan

Dalam tahap ini, penulis memberikan perlakuan khusus terhadap siswa dalam menghadapi/melaksanakan pembelajaran mengungkapkan kritik ini.

Perlakuan khusus itu berupa model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Keller (Hamoraon, 2010) mengemukakan bahwa model ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar. Model ARCS berisi empat komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu attentation, relevance, confidence, dan satisfaction.

(33)

39

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk tes akhir ini, hampir sama dengan tahap perlakuan. Setelah siswa memperoleh perlakuan melalui model ARCS, maka langkah selanjutnya adalah tes (pasca tes). Tahap ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dan mengukur tingkat keberhasilan dengan menggunakan model ARCS yang peneliti ajukan terhadap pembelajaran mengungkapkan kritik di kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur penelitian ini meliputi pengumpulan data. Proses pengumpulan data akan dilaksanakan pada salah satu kelas X di SMA Negeri 5 Bandung, kelas tersebut diambil sebagai sampel yang dianggap representatif.

Berikut merupakan teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti :

1. Teknik Tes

Dalam tes ini digunakan notes dengan penilaian objektif. Tes ini dilaksanakan dua kali, tes awal dan tes akhir. Kedua tes dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Teknik Observasi

Peneliti akan diamati atau diobservasi pada saat melaksanakan uji coba ini. Observer atau pengamat adalah teman sejawat atau rekan kerja. Pengamat akan melakukan pengamatan lalu memberikan penilaian terhadap beberapa aspek yang telah ditentukan peneliti.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan dengan fungsi sebagai fasilitas atau pun alat yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen penelitian meliputi lembar tes, lembar angket, lembar pertanyaan, format penilaian, dan format observasi.

[image:33.595.114.514.172.605.2]

a. Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Model ARCS

(34)

40

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Langkah Pembelajaran Model ARCS

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Kegiatan Waktu Metode

1. Pendahuluan

a. Guru menyapa sambil mengondisikan siswa untuk belajar.

b. Guru mengecek kehadiran siswa.

c. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

d. Guru mereview materi sebelumnya dan mengaitkan dengan meteri yang akan disampaikan.

e. Guru menyampaikan apersepsi terhadap pentingnya materi yang akan disampaikan

f. Guru memberikan motivasi agar siswa bisa mempraktikan materi yang telah disampaikan yaitu menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel.

10 menit Ceramah

2. Kegiatan utama

a. Guru mengulas kembali mengenai kritik (A)

b. Guru menayangkan suatu video atau guru memaparkan sebuah kisah anggota DPR yang saling mengkritik tanpa menggunakan etika. (A)

c. Guru membuat siswa tertarik dan memili rasa perhatian terhadap pembelajaran mengungkapkan kritik

(35)

41

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu hingga merea akan memberikan perhatian penuh pada pembelajaran. (A)

d. Guru menghubungkan betapa

bermanfaatnya pengetahuan mengenai mengungkapkan kritik terhadap kegiatan sehari-hari, seperti dalam rapat OSIS sehingga siswa mengetahui adanya keterkaitan antara yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. (R)

e. Guru meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari mencari sendiri bagaimana mengungkapkan kritik yang baik. (C)

f. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menilai sendiri bagaimana mengungkapkan kritik yang baik. (C) g. Siswa merasa dianggap mampu dan

percaya diri untuk mencari sendiri sehingga mereka yakin bahwa mereka mampu. (C)

h. Guru memberikan pujian, sebagai bentuk reward (hadiah). (S)

i. Siswa memperoleh sebuah

dokumentasi berupa rekaman dan foto. (S)

j. Selain itu, pujian dapat dijadikan penghargaan hingga siswa akan merasa

(36)

42

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ada kepuasan diri setelah memperoleh pembelajaran kritik. (S)

3. Penutup

a. Siswa bersama guru merefleksi kegiatan pembelajaran.

a.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

c. Guru sedikit mengulas tentang materi selanjutnya.

d. Guru memberikan tugas. e. Guru menutup pembelajaran.

10 menit Ceramah

b. Lembar Soal

Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya, dalam jangka waktu tertentu (Kurniawan, 2012: 165). Tes merupakan suatu bentuk penilaian terhadap hasil pembelajaran. Tes yang digunakan berbentuk tidak tertulis. Siswa akan diminta memberikan kritik terhadap informasi yang ditayangkan melalui media elektronik. Lalu, siswa pun akan menerima tes dengan cara memberikan kritik setelah membaca informasi dari media cetak.

Tes yang digunakan adalah tes untuk mengapresiasi berita atau informasi yang ditayangkan oleh media elektronik maupun media cetak. Siswa akan diminta mengungkapkan kritiknya berdasarkan informasi tersebut.

(37)

43

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Bagan 3.2

Lembar Soal

c. Rubrik Penilaian

[image:37.595.117.511.152.729.2]

Tes berupa nontes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengungkapkan kritik dengan baik. Kurniawan (2012: 163) mengungkapkan penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Penilaian diperlukan untuk mengetahui hasil komulatif dalam pengajara. Dalam melaksanakan tes terdapat penilaian dalam mengungkapkan kritik, yaitu.

Tabel 3.5

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA

MENGUNGKAPKAN KRITIK

Komponen yang Dinilai Nilai Bobot Skor

1 2 3 4 5

Kualitas Isi 4

Solusi 3

Relevansi dengan Topik 4

Jumlah 11

Keterangan:

Kategori Penilaian Soal Mengungkapkan Kritik

Nama :

Kelas :

1. Perhatikan berita yang ditayangkan!

(38)

44

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 = Sangat Kurang 4 = Baik

2 = Kurang 5 = Sangat Baik

[image:38.595.109.542.215.716.2]

3 = Cukup

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Mengungkapkan kritik

NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA SKOR

1. Kualitas Isi Sangat Baik: pengembangan

gagasan baik, relevan dengan tema, di dalamnya banyak terdapat informasi.

Baik: pengembangan gagasan cukup

baik, relevan dengan tema, informasi cukup.

Cukup: pengembangan gagasan kurang, relevan dengan tema, informasi kurang.

Kurang: pengembangan gagasan

kurang, tidak relevan dengan tema, informasi kurang.

Sangat Kurang: pengembangan gagasan kurang, tidak relevan dengan tema, informasi tidak ada.

5

4

3

2

1

2. Solusi Sangat Baik: solusi yang

disampaikan sangat masuk akal dan dianggap mampu dan mudah untuk direalisasikan.

Baik: solusi yang disampaikan masuk akal dan dianggap cukup

5

(39)

45

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mudah untuk direalisasikan.

Cukup: solusi yang disampaikan

cukup masuk akal tapi solusi sulit untuk dilaksanakan

Kurang: solusi yang disampaikan

tidak masuk akal bahkan tidak mungkin untuk direalisasikan.

Sangat Kurang: tidak ada penyertaan solusi

3

2

1

3. Relevansi dengan Topik Sangat Baik: isi atau pembicaraan

sangat cocok dengan topik.

Baik: sedikit ada pembicaraan yang

tidak cocok, tetapi tidak terlalu jauh dari topik.

Cukup: sering dijumpai hal yang

kurang cocok dengan topik, tetapi secara umum cukup baik.

Kurang: banyak hal yang tidak

cocok dengan topik, sehingga kaitan isi dengan topik tidak cocok.

Sangat Kurang: sangat

menyimpang dari topik pembahasan.

5

4

3

2

[image:39.595.107.542.109.734.2]

1

Tabel 3.7

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA BERBICARA

Komponen yang Dinilai Nilai Bobot Skor

1 2 3 4 5

Struktur Bahasa 3

Kosa Kata/Pilihan Kata 3

(40)

46

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kelancaran/Volume 1

Jumlah 9

Keterangan:

Kategori Penilaian

1 = Sangat Kurang 4 = Baik

2 = Kurang 5 = Sangat Baik

[image:40.595.107.541.109.720.2]

3 = Cukup

Tabel 3.8

Kriteria Penilaian Berbicara

NO ASPEK YANG DINILAI KRITERIA SKOR

1. Struktur Bahasa Sangat Baik: struktur bahasa yang

digunakan tidak satu pun yang salah. Baik: ada sedikit kesalahan struktur

bahasa, tapi mungkin hanya kekeliruan lisan.

Cukup: di sana sini masih terdapat

kesalahan struktur bahasa, tapi secara umum masih dianggap baik.

Kurang: cukup banyak kesalahan

struktur bahasa, tapi secara umum masih dianggap baik.

Sangat Kurang: sangat banyak

dijumpai kesalahan struktur bahasa, baik karena tidak menguasai struktur bahasa maupun karena pengaruh bahasa lainnya.

5

4

3

2

1

2. Kosa Kata/Pilihan Kata Sangat Baik: pilihan kata tepat,

ketepatan kata yang membangun

kalimat sangat efektif,

(41)

47

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembendaharaan kata sangat luas (90-100%).

Baik: pemilihan kata cukup tepat,

ketepatan kata yang membangun

kalimat cukup efektif,

pembendaharaan kata cukup luas (80-89%).

Cukup: pemilihan kata kurang tepat,

ketepatan kata yang membangun

kalimat kurang efektif,

pembendaharaan kata sedikit (70-79%).

Kurang: pilihan kata kurang tepat,

ketepatan kata yang membangun

kalimat kurang efektif,

perbendaharaan kata terbatas (60-69%).

Sangat Kurang: pilihan kata kurang

tepat, ketepatan kata yang membangun kalimat kurang efektif, perbendaharaan kata sangat terbatas (50-59%).

4

3

2

1

3. Kuantitas Isi Sangat Baik: isi pembicaraan sangat

lengkap (tema, informasi, pengembangan gagasan), tidak ada hal penting yang tertinggal.

Baik: kekurangan dalam pembicaraan (tema, informasi, dan pengembangan gagasan), namun

5

(42)

48

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bukan hal yang begitu penting sehingga secara umum dapat disebut lengkap.

Cukup: kelengkapan isi memidai,

walaupun ada sedikit yang kurang lengkap.

Kurang: isi pembicaraan terasa

kurang lengkap tetapi belum sampai pada tingkat minim.

Sangat Kurang: isi pembicaraan

sangat minim banyak sekali hal penting tidak diungkapkan.

3

2

1

4. Kelancaran Sangat Baik: pembicaraannya sangat fasih/lancar, baik dari segi penguasaan isi maupun bahasa. Baik: pembicaraannya lancar/fasih,

hanya ada beberapa gagasan yang tidak berarti.

Cukup: pembicaraannya kurang lancar sehingga sering berhenti dalam berbicara.

Kurang: pembicaraannya banyak

sekali diam karena gugup dalam berbicara.

Sangat Kurang: tidak bisa menyampaikan kata-kata karena kesulitan dalam berbicara.

5

4

3

2

(43)

49

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[image:43.595.117.513.183.642.2]

Kedua komponen penilaian antara mengungkapkan kritik dan aspek berbicara akan dijumlahkan. Lalu akan dicocokan dengan kategori penilaian seperti ini.

Tabel 3.9

Kategori Penilaian

Jumlah Skor Ketgori

86-100 Sangat Baik

76-85 Baik

61-75 Cukup

41-60 Kurang

0-40 Sangat Kurang

d. Format Observasi

Observasi bertujuan untuk meninjau jalannya pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita rakyat yang dituturkan dengan menggunakan model ARCS. Dalam proses observasi ini, observer (pengamat) hanya memberikan tanda lembar observasi.

Pengamat melakukan observasi dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu berupa.

a. Proses pembelajaran menggunakan model attention, relevance, confidence, dan satisfaction (ARCS)

b. Tercapainya tujuan.Penggunaan bahasa dan media dengan baik. Berikut lembar observasi yang digunakan.

Tabel 3.10

Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model ARCS

Nama :

NO

ASPEK YANG DINILAI NILAI

1 2 3 4

(44)

50

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1 Kegiatan membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran

b. Memberikan keterkaitan antara pelajaran yang akan dipelajari dengan kegiatan sehari-hari melalui model ARCS

c. Meningkatkan rasa percaya diri siswa d. Memberikan siswa timbal balik

terhadap pelajaran yang telah dipelajari, berupa penghargaan (reward)

2 Kegiatan inti pembelajaran a. Penggunaan bahasa b. Penggunaan media

c. Artikulasi yang cukup jelas d. Mengendalikan kelas e. Penguasaan materi

f. Kesesuaian dengan skenario pembelajaran

g. Melaksanakan evaluasi yang sesuai dengan perencanaan

3 Kegiatan penutup

a. Memberikan kesempatan untuk bertanya

b. Menarik kesimpulan

(45)

51

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang telah dibentuk akan dikembangkan melalui beberapa tahapan sebagai bagian dari proses penelitian. Berikut pengembangan instrumen yang akan dilakukan.

a. Proses Perekaman Kegiatan Mengungkapkan Kritik

Seluruh kegiatan mengungkapkan kritik akan direkam menggunakan alat perekam sebagai arsip dalam proses penelitian ini. Peneliti akan merekam siswa ketika mengungkapkan kritik, baik pada tes awal maupun tes akhir. Hal tersebut mampu membantu dalam proses penilaian siswa dalam mengungkapkan kritik serta membantu dalam proses selanjutnya, yaitu transkrip kritik yang telah diungkapkan.

Begitu pula dengan kegiatan wawancara. Wawancara yang dilaksanakan akan mengalami proses perekaman. Setelah itu, hasil wawancara akan ditranskrip ke dalam bentuk tulisan. Sehingga akan memudahkan proses penelitian untuk mengetahui dan mengukur motivasi yang ada.

b. Proses Transkrip Kritik

Setelah kritik direkam menggunakan alat perekam akan ad proses transkrip. Proses transkrip ini tidak akan dilaksanakan kepada seluruh siswa, tetapi hanya tiga siswa. Pemilihan tiga siswa tersebut disesuaikan dengan nilai tertinggti, nilai rata-rata, dan nilai terendah. Lalu, transkrip itu akan diteliti atau pun dianalisis disesuaikan dengan kajian teori yang ada di bab sebelumnya.

c. Proses Penghitungan

Dalam proses penghitungan ini akan melalui tahapan-tahapan berikut ini.

a. Pengujian Validitas

(46)

52

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu b. Uji Realibilitas

Uji realibilitas menggunakan rumus anava. Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus tabel anava.

B. Teknik Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini digunakan setelah peneliti memperoleh data-data yang dibutuhkan. Data-data yang ditemukan diklasifikasikan berdasarkan variabel yang seseuai. Setelah itu, dilaksanakan pengolahan data berdasarkan pengklasifikasian tersebut dengan cara menghitung data, menjawabrumusanmasalah,dan menguji hipotesisyang telah dirumuskan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.

1. Hasil prates dan pascates kelas eksperimen diperiksa, diteliti, dan ditabulasikan.

2. Uji realibilitas menggunakan rumus alpha

a) Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus tabel anava. Menguji reliabilitas antar penimbang dengan menggunakan rumus.

[image:46.595.116.530.231.746.2]

Uji reliabilitas anatar penimbang dilakukan untuk mengetahui tingkat penilaian antara penilai yang satu dengan yang lainnya. Dengan menggunakan prinsip-prinsip ANAVA maka data-data penilaian dimasukkan ke dalam format ANAVA sebagai berikut.

Tabel 3.11

Format ANAVA

Sumber

Variasi

SS Dk Varians

(47)

53

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Penguji SSp∑d

2

p K – 1 *

Kekeliruan SSk∑d 2

kk (N – 1)(K – 1)

(Sugiyono, 2013:25)

Selain itu, dilakukan perhitungan reliabilitas dengan rumus berikut. r11 =

(Sugiyono, 2013:25) Ket.

r11 = reliabilitas yang dicari Vt = variansi dari siswa Vkk = variasi dari kekeliruan

[image:47.595.172.573.112.180.2]

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan table Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.12

Tabel Guilford

Rentang Kriteria

0,80 – 1,00 Korelasi sangat tinggi

0,60 – 0,80 Korelasi tinggi

0,40 – 0,60 Korelasi sedang

0,20 – 0,40 Korelasi rendah

< 0,20 Korelasi Sangat rendah

(Sugiyono, 2013:25) 3. Uji normalitas

[image:47.595.119.511.220.628.2]
(48)

54

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) mean

(Sugiyono, 2013:54) Keterangan :

X = rata-rata nilai ∑fx = jumlah seluruh nilai f = jumlah siswa 2) modus

(Sugiyono, 2013:52)

b. Menghitung simpangan baku atau standar deviasi

Sd =

(Sugiyono, 2013)

c. Menghitung daftar frekuensi

Rentang kelas (R) = Skor maks – Skor min Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n

Panjang Kelas (P) =

(Sugiyono, 2013:52)

d. Menggunakan rumus chi-kuadrat

(Sugiyono, 2013:52) X2 = nilai chi-kuadrat

(49)

55

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ef = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) Rumus untuk mencari frekuensi teoritis

Ef = (Σfk) x (Σfb) / ΣT Keterangan :

Ef = frekuensi yang diharapkan Σfk = jumlah frekuensi pada kolom Σfb = jumlah frekuensi pada baris

ΣT = jumlah keseluruhan baris atau kolom 4. Menghitung Varian Homogenitas

Fhitung =

Keterangan :

Vb = standar deviasi pra tes kelas eksperimen Vk = standar deviasi pasca tes kelas eksperimen Dengan taraf signifikan (α) = 0,05, maka

Ftabel = F(0,05) (dkvb – 1, dkvb – 1)

5. Uji hipotesis

Untuk mengetahui adanya perbedaan antara rata-rata nilai test pertama dengan test ke dua. Test ke dua yang dilaksanakan setelah memperoleh perlakukan. Uji hipotesis ini menggunakan rumus t-test

t hitung =

(Sugiyono, 2013)

X1 = Mean pasca test kelas eksperimen X2 = Mean pasca test kelas pembanding Sd = Simpangan baku

(50)

56

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu n2 = jumlah siswa kelas pembanding

6. Menguji hasil observasi

Pengamat akan memberikan skor pada saat mereka melakukan observasi terhadap diri kita. Berikut rumus yang digunakan.

(Sugiyono, 2013) Keterangan:

S : skor yang diperoleh

O : jumlah nilai yang diberikan oleh pengamat

JA : total nilai maksimal aspek yang dijadikan acuan penilaian

C. Definisi Operasional

Berikut ini adalah definisi operasional dalam penelitian.

1. Model ARCS merupakan suatu solusi yang mampu meningkatkan motivasi siswa untuk memperoleh pengetahuan yang baru. ARCS sebuah akronim dari attention (perhatian), relevance (keterkaitan), confidence (percaya diri), dan satisfaction (kepuasan). Model ARCS ini mampu meningkatidakan motivasi siswa dalam kemampuan mengungkapkan kritik. Merujuk kepada empat komponen model ARCS, yaitu attention (perhatian), relevance (keterkaitan), confidence (percaya diri), dan satisfaction (kepuasan) dapat memberikan kontribusi dalam proses meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan kritik.

Proses pembelajaran mengungkapkan kritik yang akan dilaksanakan melalui model ARCS adalah sebagai berikut.

(51)

57

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

saat itu, yaitu mengungkapkan kritik. Proses ini akan dilaksanakan melalui kegiatan apersepsi.

b. Relevance (Keterkaitan), pengajar selaku peneliti dalam proses penelitian ini akan memberikan keterkaitan antara materi yang mereka pelajari saat itu dengan kecakapan hidup sehari-hari. Pengajar akan menyampaikan manfaat mengungkapkan kritik dalam kegiatan sehari-hari dan sebagai bekal mereka untuk ke masa depan nanti.

c. Confidence (Percaya Diri), pengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuan kritik yang ada di dalam dirinya sendiri. Hal tersebut dianggap mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa diberikan kesempatan untuk membangkitkan rasa percaya diri mereka terhadap kemampuan yang dimilikinya.

d. Satisfaction (Kepuasan Diri), pengajar memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mengungkapkan kritik yang baik dengan cara memuji atau pun memberikan penghargaan tertentu. Hal tersebut akan membuat siswa merasa dihargai atas apa yang telah mereka pelajari pada saat itu. Siswa pun tidak akan merasa sia-sia dalam mempelajari mengungkapkan kritik yang baik.

2. Salah satu keterampilan berbicara adalah kritik. Kritik merupakan suatu pendapat yang memberikan penilaian baik ataupun buruk disertai uraian mengenai suatu hal. Dalam mengungkapkan kritik diperlukan etika berbahasa, diksi yang baik dan tepat, kesantunan ketika berbicara, serta isi dari kritik tersebut yang semestinya disertai solusi yang relevan. Kemampuan mengungkapkan kritik pada pembelajaran berbicara yang dimiliki siswa harus memiliki beberapa hal yang penting. Kemampuan mengungkapkan kritik tersebut meliputi:

(52)

58

Navika Dzuhisna, 2013

Keefektifan Model ARCS (Attention,Relevance,Confidence,Satisfaction) Dalam Mengungkapkan Kritik Pada Pembelajaran Berbicara

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Disertai solusi. Merujuk pada pengertian kritik, yaitu melakuka penilaian terhadap suatu hal disertasi solusi. Maka, kritik yang baik seharusnya disertai solusi yang baik pula, atau dalam arti lain solusi yang ditawarkan logis dan realistis untuk bisa dilaksanakan atau diwujudkan.

c. Diksi yang baik. Penggunaan kata-kata yang baik mampu menghasilkan kritik yang baik pula. Menggunakan kata-kata yang pantas dan layak untuk diungkapkan.

(53)

Gambar

Tabel 4.19 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Prates Kelas Pembanding  .........................................................................
Gambar 2.1 Tiga Dimensi Berpikir Kritis  .........................................................
Grafik 4.4 Grafik 4.5
Tabel 3.1 Daftar PopulasI Kelas XI SMA Negeri 5 Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan

 Asisten adalah mahasiswa yang berdasarkan persyaratan pendidikan dan keahlian ditugaskan membantu dosen dalam kegiatan praktikum, persyaratan asisten adalah lulus mata kuliah

Artinya untuk memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan keterampilan bermain bola basket, dengan menggunakan instrumen penilaian berupa test keterampilan

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penerapan standar operasional prosedur administrasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan

Dengan ini kami sampaikan bahwa penyusunan Proposal Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi &lt;nama Program Studi&gt; Jurusan &lt;Nama Jurusdan&gt; Fakultas MIPA

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET..

Pada pembahasan ini penulis memfokuskan penelitian kepada suatu efektivitas standar operasional prosedur administrasi yang ada di Rumah Sakit untuk mencapai pelayanan

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari.. teknik observasi dan tes