PT. WAHANA INTERFOOD NUSANTARA BANDUNG
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran.
Oleh :
DWI MURTININGSIH NIM. 0907264
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh: Dwi Murtiningsih
0907264
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
© Dwi Murtiningsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
KARYAWAN BAGIAN PABRIK
PT. WAHANA INTERFOOD NUSANTARA BANDUNG
Oleh:
DWI MURTININGSIH NIM 0907264
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Janah Sojanah, M.Si. NIP. 19571219 198403 2 002
Adman, S.Pd., M.Pd. NIP. 19740412 200112 1 002
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Teoretik ... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9
BAB II KERANGKA TEORETIS ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Konsep Pelatihan ... 10
2.1.2 Produktivitas Kerja ... 21
2.1.3 Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja ... 26
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Pemikiran ... 30
2.4 Hipotesis ... 36
BAB III DESAIN PENELITIAN ... 38
3.1 Objek Penelitian ... 38
3.2 Metode Penelitian ... 38
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 39
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 45
3.5.1 Populasi ... 45
3.5.2 Sampel ... 45
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 47
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... 48
3.7.1 Pegujian Validitas Instrumen ... 48
3.7.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen... 50
3.8 Teknik Analisis Data ... 52
3.8.1 Analisis Deskriptif ... 53
3.8.2 Analisis Inferensial ... 55
3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 56
3.9.1 Uji Normalitas ... 56
3.9.2 Uji Homogenitas ... 57
3.9.3 Uji Linieritas ... 58
3.10 Pengujian Hipotesis ... 59
3.11 Analisis Regresi Sederhana ... 60
3.11.1 Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana ... 61
3.11.2 Koefisien Determinasi ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Hasil Penelitian... 64
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 64
4.1.2 Karakteristik Responden ... 66
4.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 68
4.1.4 Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... 72
4.1.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 89
4.1.6 Uji Hipotesis ... 92
4.1.7 Analisis Regresi Sederhana ... 95
4.2 Pembahasan ... 96
4.2.1 Pelatihan ... 97
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.3 Pengaruh Efektivitas Pelatihan Terhadap Tingkat
Produktivitas Kerja Karyawan ... 99
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 101
5.1 Kesimpulan ... 101
5.2 Rekomendasi ... 102
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Produksi, Produk Reject, dan Target Maksimal Produk
Reject ... 2
Tabel 1.2 Target Produksi, Hasil Produksi, dan Produk Reject ... 3
Tabel 1.3 Target Produksi, Target Waktu Produksi, dan Penyelesaian Produk ... 5
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Bebas (X) ... 40
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Terikat (Y) ... 42
Tabel 3.3 Daftar Responden Penelitian ... 46
Tabel 3.4 Skala Penilaian Jawaban Angket ... 47
Tabel 3.5 Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas ... 50
Tabel 3.6 Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi ... 50
Tabel 3.7 Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Reliabilitas ... 51
Tabel 3.8 Contoh Format Tabel Perhitungan Varians Item dan Varians Total .. 52
Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Skoring ... 53
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan (X) ... 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas Kerja (Y) ... 70
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y ... 72
Tabel 4.7 Kriteria Penafsiran Deskripsi Variabel X ... 73
Tabel 4.8 Kriteria Penafsiran Deskripsi Variabel Y ... 74
Tabel 4.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Efekivitas Pelatihan ... 75
Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tujuan Pelatihan ... 76
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.12 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Materi
Pelatihan ... 78
Tabel 4.13 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Metode Pelatihan ... 79
Tabel 4.14 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Peserta Pelatihan ... 80
Tabel 4.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Produktivitas Kerja Karyawan ... 82
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Tindakan Konstruktif ... 83
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Percaya Diri ... 84
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Tanggung Jawab ... 85
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Kecintaan terhadap Pekerjaan ... 86
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Orientasi Ke Depan ... 87
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Problem Solving dan Adaptasi ... 88
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Kontribusi Positif ... 89
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mangenai Indikator Potensi ... 89
Tabel 4.24 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Pelatihan (X) ... 91
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perbandingan Antara Target Produksi dengan Hasil Produksi ... 4 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 36 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung ... 66 Gambar 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Efektivitas Pelatihan .... 75 Gambar 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Tingkat Produktivitas
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PABRIK
PT. WAHANA INTERFOOD NUSANTARA BANDUNG Oleh:
Dwi Murtiningsih 0907264
Skripsi ini dibimbing oleh:
Dr. Janah Sojanah, M.Si. dan Adman, S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini mengkaji mengenai belum optimalnya produktivitas kerja karyawan bagian pabrik di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung. Penyebabnya adalah belum tercapainya target produksi yang ditetapkan oleh perusahaan, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun waktu penyelesaian produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran efektivitas pelatihan dan gambaran tingkat produktivitas kerja karyawan serta mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas pelatihan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti. Pertama adalah Variabel X (pelatihan) dengan indikator: tujuan pelatihan, pelatih, materi pelatihan, metode pelatihan, dan peserta pelatihan. Kedua adalah Variabel Y (produktivitas kerja) dengan indikator: tindakannya konstruktif, percaya diri, tanggung jawab, kecintaan terhadap pekerjaan, orientasi ke depan, mampu mengatasi persoalan dan beradaptasi, berkontribusi positif, serta berpotensi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 42 responden (karyawan bagian pabrik). Instrumen yang digunakan adalah angket model Skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.
Skor tertinggi dalam variabel pelatihan terdapat pada indikator peserta pelatihan, sedangkan skor terendahnya terdapat pada indikator metode pelatihan. Skor tertinggi dalam variabel produktivitas kerja terdapat pada indikator tanggung jawab, sedangkan skor terendahnya terdapat pada indikator kontribusi positif. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa efektivitas pelatihan berpengaruh positif terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
Saran dari penelitian ini adalah karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung perlu meningkatkan produktivitas kerjanya dengan mengikuti pelatihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan karyawan.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TRAINING TO THE WORK PRODUCTIVITY OF FACTORY EMPLOYEES IN PT.WAHANA INTERFOOD NUSANTARA
BANDUNG
By:
Dwi Murtiningsih 0907264
This script is guided by:
Dr. Janah Sojanah, M.Si. dan Adman, S.Pd., M.Pd.
This research is about the work productivity of factory employees in PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung which have been optimal yet. This case has been marked that there are less of target achievement, such as quality, quantity, and production timing.
The objective of this research to know description about the effectivity of training and the level of productivity, as well as does the influence of training to the productivity of factory employees in PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
In this research there are two variables examined. The first is the Variable X (training) that include indicators: the aims of training, trainer, training matters, training methods, and trainees. Second one is the Variable Y (productivity), the indicators include: constructivity, self confidience, responsibility, passion of work, visioner, problem solving and adaptability, contributive, and having power of potention.
The method of this research is explanatory survey. Data collectivity is using questionnaire which shared to 42 respondents of the factory employees. The instrument is using Likert Scale Model and the analysis technique is using simple linear regression analysis.
The score highest in variable training is found in an indicator of the training participants, while scores terendahnya is found in an indicator methods of training.
The highest score in the variable training is an indicator of the trainees, and the lowest one is an indicator of the training methods. The highest score in the variable productivity is an indicator of the responsibility, and the lowest one is an indicator of the positive contributive. The result finds that the effectivity of training has a positive result to the level of productivity employees in PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberlangsungan hidup sebuah perusahaan bergantung pada kemampuan produktivitas organisasinya. Produktivitas organisasi bergantung pada produktivitas kerja setiap individu dalam perusahaan. Oleh karena itu, masalah produktivitas kerja bagi suatu perusahaan sangatlah penting, salah satunya bagi perusahaan manufaktur.
PT. Wahana Interfood Nusantara (disingkat PT. WIN) merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Bandung yang memproduksi coklat. Sebagai produsen coklat, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, perusahaan juga harus bisa memenuhi permintaan para konsumennya sesuai kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan.
Kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu perusahaan dalam menghasilkan produk, tentunya akan berdampak pada penilaian konsumen terhadap perusahaan tersebut. Oleh karena itu, para karyawan dituntut untuk memiliki produktivitas kerja yang tinggi agar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan konsumennya.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai tenaga operasional perusahaan, seringkali tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.
Ketidaksesuaian hasil produksi dari yang telah direncanakan, dapat dilihat melalui data pencapaian target produksi perusahaan dalam hal kuantitas produk pada tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1
Realisasi Hasil Produksi SCHOKO IBT @ 4x5 kg Tahun 2008 – 2012
Sumber: Divisi Produksi PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
realisasi kuantitas hasil produksi karyawan masih belum memenuhi target yang ditetapkan. Target produksi yang tidak tercapai tersebut disebabkan oleh kurang baiknya kualitas produk yang dihasilkan. Setelah dilakukan penilaian mutu produk oleh bagian Quality Control (QC), ditemukan beberapa peaches produk gagal atau reject hasil produksi. Persentase peningkatan reject produk setiap tahunnya, dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini.
Gambar 1.1
Penilaian Kualitas Produk SCHOKO IBT @ 4x5 kg Tahun 2008 – 2012
Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 hingga tahun 2012,
reject yang terjadi melebihi standar yang ditetapkan sebesar lima persen. Selama lima tahun berturut-turut, besar reject terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya faktor kelalaian manusia, seperti kurangnya ketelitian karyawan selama melakukan proses produksi dan kurangnya skill karyawan.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penyelesaian Target Produksi SCHOKO IBT @ 4x5 kg
Tahun 2008 – 2012
Sumber: Divisi Produksi PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fenomena di atas menjelaskan bahwa produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan belum optimal. Adanya reject produk yang melebihi standar maksimal
reject yang ditetapkan perusahaan menandakan masih kurangnya kemampuan karyawan dalam menjaga kualitas produk pada waktu proses pengerjaannya. Kemudian dengan banyaknya reject produk yang dihasilkan, berdampak pula pada ketidaktercapaian kuantitas produk yang ditargetkan perusahaan. Terkait dengan kedua hal tersebut, maka waktu penyelesaian produk menjadi bertambah dan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Fenomena tersebut memberikan indikasi masih adanya kesenjangan antara target perusahaan yang harus dipenuhi oleh karyawan bagian pabrik dalam penyelesaian produk dengan realisasi atau kenyataan yang terjadi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut, perlu dicari faktor-faktor yang mempengaruhi kurang optimalnya produktivitas kerja karyawan bagian pabrik, sehingga diharapkan solusi yang tepat dapat membuat para karyawan melakukan pekerjaannya dengan lebih baik lagi.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut hasil wawancara, manajer pabrik PT. WIN mengatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan karyawan bagian pabrik masih terbatas dikarenakan pada umumnya latar belakang pendidikan mereka adalah lulusan SMA/SMK. Selain itu, sikap karyawan dalam mendisiplinkan diri masih kurang, sehingga perlu ada pembinaan agar mereka dapat bekerja sesuai dengan prosedur perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan, keterampilan, serta sikap kerja karyawan bagian pabrik diduga menjadi salah satu faktor penyebab belum optimalnya produktivitas kerja karyawan.
PT. WIN sebagai perusahaaan manufaktur, yang memiliki tujuan utama menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan konsumennya, tentunya tidak dapat mengabaikan kondisi tersebut. Kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu dari produk yang dihasilkan, memberikan penilaian tersendiri terhadap konsumen mengenai baik buruknya citra perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan yang terbaik, maka perusahaan akan dinilai kurang tanggap dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Klingner dan Nanbaldian dalam
Gomes (2001:160), “Produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha
karyawan (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, kemampuan karyawan (ability), yang diperoleh melalui latihan-latihan”.
Veitzal Rivai (2004:226) juga mengungkapkan bahwa:
Pelatihan adalah proses secara sistematis untuk mengubah tingkah laku karyawan dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, skill, perubahan sikap, perilaku, serta menjadi koreksi terhadap kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan dalam melakukan pekerjaan.
Pelatihan yang dilakukan oleh PT. WIN diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap karyawan ke arah yang lebih baik, sehingga akan memberikan dampak positif terhadap produktivitas kerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang muncul pada perusahaan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya pengetahuan, keterampilan serta sikap karyawan dalam bekerja, yang ditandai dengan masih kurangnya ketepatan dan kecepatan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, khususnya untuk karyawan bagian pabrik. 2. Produktivitas kerja karyawan masih belum optimal. Hal tersebut ditunjukkan
dengan belum sesuainya produk yang dihasilkan dengan target yang ditetapkan perusahaan, dalam segi kuantitas, kualitas dan waktu penyelesaian produk.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, diantaranya sikap kerja, pendidikan, tingkat keterampilan, hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan, tingkat penghasilan, lingkungan serta iklim kerja, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dan setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi PT. WIN, diduga faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan adalah masalah pelatihan karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta memperbaiki sikap karyawan dalam bekerja.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana gambaran efektivitas pelatihan karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung?
2. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh efektivitas pelatihan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai permasalahan yang dikaji. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk:
1. Memperoleh gambaran mengenai efektivitas pelatihan yang diadakan PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
2. Memperoleh gambaran mengenai tingkat produktivitas kerja karyawan di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas pelatihan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretik
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, bisa dijadikan sebagai bahan pembanding terhadap penelitian serupa, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan di masa mendatang serta menjadi pembandingan antara ilmu menejemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung di lapangan (praktek). 1.4.2 Kegunaan Praktis
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
DESAIN PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Arikunto (2010:96), “Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat dimana variabel melekat merupakan subjek penelitian”.
Dalam penyusunan skripsi ini, objek penelitiannya yang digunakan terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dimana efektivitas pelatihan sebagai variabel bebas dan tingkat produktivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat. Sedangkan subjek penelitiannya adalah PT. Wahana Interfood Nusantara, yang berkantor pusat di Jalan Dadali No. 16 Bandung 40184.
3.2 Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, perlu dilakukan penentuan metode yang akan digunakan. Menurut Sugiyono (2011:1), “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Penelitian ini menggunakan Metode Survey Penjelasan (Explanatory Survey Method). Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:3),
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Penelitian survey dilakukan untuk mengetahui suatu keadaan atau suatu permasalahan yang aktual pada suatu objek. Sedangkan “Penelitian penjelasan (explanatory) yakni penelitian untuk menjelaskan hubungan kausal dengan pengujian hipotesis”
(Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995:5).
Berdasarkan pendapat tersebut, metode explanatory survey pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan atau gambaran dari kedua variabel, yaitu variabel pelatihan dan variabel produktivitas kerja, serta untuk menjelaskan hubungan antara efektivitas pelatihan (Variabel X) dan tingkat produktivitas kerja karyawan (Variabel Y) melalui pengujian hipotesis.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Pada penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:61), “Variabel yaitu segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai”. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Sesuai dengan judul skripsi ini, yaitu “Pengaruh Pelatihan Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara
Bandung”, maka variabel bebas (X) adalah efektivitas pelatihan dan variabel
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Bebas (X) Variabel Bebas
kerja karyawan Ordinal 3 d. Tingkat rasa
tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan
Ordinal 4
2. Pelatih a. Tingkat kesesuaian pengetahuan pelatih
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pelatihan materi dengan
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Terikat (Y) Variabel Bebas
2. Percaya diri a. Tingkat penguasaan
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Sumber Data
Sumber data penelitian adalah subjek dimana data yang diperlukan untuk penelitian tersebut diperoleh, baik secara langsung berhubungan dengan objek penelitian maupun secara tidak langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu:
1) Sumber Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, dimana data primer ini dapat berupa opini subjek (orang), secara individual atau kelompok (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Dalam penelitian ini, digunakan metode survey dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara (WIN) Bandung dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait penelitian, yaitu manajer pabrik dan manajer personalia.
2) Sumber Data Sekunder
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah keseluruhan objek atau subjek penelitian yang diambil untuk diteliti dan kemudian menghasilkan suatu kesimpulan. Menurut Sugiyono (2011:90), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Pendapat lain yang dikemukakan Arikunto (2010:108) yang menyatakan
bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin
mengadakan penelitian di wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara yang berjumlah 42 orang.
3.5.2 Sampel
Berikut merupakan penjelasan mengenai sampel yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:91), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi”.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui apakah penelitian ini merupakan penelitian populasi ataukah penelitian sampel, maka penulis dapat mengacu pada pendapat yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2010:134) bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penelitian ini ditetapkan sebagai penelitian populasi karena jumlah populasi yang terbatas, yaitu kurang dari 100, sehingga akan diambil seluruh subjek pada karyawan bagian pabrik sebanyak 42 orang yang disebut dengan sampling jenuh (total sampling).
Menurut Sugiyono (2011:96), “Sampling jenuh merupakan teknik
penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
Daftar responden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Responden Penelitian
No. Divisi Jumlah Karyawan
1. Research & Development 5
2. Production 26
3. Warehouse & PPIC 3
4. Quality Control 6
5. Purchasing 1
6. Maintenance 1
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner atau angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan harus diisi oleh responden.
Bentuk kuesioner yang dipergunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang disusun dengan pembatasan pilihan jawaban, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih, misalnya responden dapat memberikan tanda checklist (√) untuk jawaban yang dianggap tepat pada setiap item. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel X (efektivitas pelatihan) dan variabel Y (tingkat produktivitas kerja karyawan). Menurut Sugiyono (2011:107), “Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial”. Tiap alternatif jawaban pada skala Likert diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.4
Skala Penilaian Jawaban Angket
No. Alternaif Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Ragu-ragu 3 3
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpulan data perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2011:137), “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Sedangkan “Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula” (Sugiyono, 2011:137). Jadi, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa reliabel artinya instrumen yang digunakan dapat dipercaya.
Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dalam mengumpulkan data diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Uji coba angket dilakukan terhadap 20 orang responden (karyawan bagian kantor PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung). Angket tersebut terdiri dari 30 item, meliputi 15 item angket variabel efektivitas pelatihan (X) dan 15 item variabel tingkat produktivitas kerja karyawan (Y). Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya.
3.7.1 Pengujian Validitas Instrumen
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dilakukannya uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya kuesioner yang disebar.
Menurut Arikunto (2010:211), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Formula yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen ini adalah rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson, dengan rumus sebagai berikut:
(Sambas Ali Muhidin, 2010:26) Keterangan:
rxy = Korelasi antara variabel X dan Y
X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba
Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba X = Jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden
Y = Jumlah skor total butir angket dari tiap responden
N = Banyaknya data
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengukur validitas instrumen seperti yang diungkapkan oleh Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2010:117) adalah sebagai berikut:
1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan dan pengolahan data selanjutnya. Contoh format tabel perhitungan uji validitas sebagai berikut.
Tabel 3.5
Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas No
Responden
Nomor Item Instrumen
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 ... n
5) Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh dengan menggunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Contoh format tabel perhitungan korelasi sebagai berikut.
Tabel 3.6
Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi No
Responden X Y XY X
2
Y2
7) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2 dan α = 5%.
8) Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya yaitu:
rhitung > r tabel, maka instrumen penelitian dinyatakan valid. rhitung ≤ r tabel, maka instrumen penelitian dinyatakan tidak valid.
3.7.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:31) menyatakan bahwa:
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (1951), dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen atau koefisien korelasi atau korelasi alpha k = Banyaknya bulir soal
= Jumlah varians bulir = Varians total
N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka menguji reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Contoh format tabel perhitungan uji reliabilitas sebagai berikut.
Tabel 3.7
Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Reliabilitas No
Responden
Nomor Item Instrumen
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 ... n
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6) Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total menggunakan tabel pembantu berikut.
Tabel 3.8
Contoh Format Tabel Perhitungan Varians Item dan Varians Total
No Responden X X2
Rumus Varians Item
Rumus Varians Total
7) Menghitung nilai koefisien alfa.
8) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi derajat bebas (db) = n – 2
dan α = 5%.
9) Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya yaitu:
Jika rhitung > rtabel, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel. Jika rhitung < rtabel, maka tidak reliabel.
(Sambas Ali Muhidin, 2010:31-35)
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun tujuan dilakukannya analisis data antara lain: (a) mendeskripsikan data, dan (b) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Untuk mencapai tujuan analisis data tersebut, maka langkah-langkah atau prosedur yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.
2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut Variabel-Variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Skoring
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 7 8 ... n 1
2 ... n
(Ating dan Sambas, 2006:39)
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.8.1 Analisis Deskriptif
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:234), “Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau suatu keadaan”.
Analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Teknik analisis data deskriptif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor satu dan rumusan masalah nomor dua dengan tujuan untuk mengetahui gambaran Variabel X (efektivitas pelatihan) dan untuk mengetahui gambaran Variabel Y (tingkat produktivitas kerja karyawan) di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
Penggunaan kriteria tertentu yang mengacu pada skor yang diperoleh dari responden melalui penyebaran angket bertujuan untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian.
Pada teknik analisis data deskriptif ini akan digunakan tiga kategori, yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Menurut Sambas (2010:59), “Rentang (range) adalah
selisih antara nilai maksimum (highest value) dengan nilai minimum (lowest value) dalam suatu gugus data”. Untuk mengetahui besarnya rentang pada ketiga kategori tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
Rentang = Skor Maksimum – Skor Minimum
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah panjang interval kelas ditemukan, maka akan ditentukan bobot dari masing-masing kategori. Sehingga kemudian dapat dilihat bagaimana gambaran dari setiap variabel yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimal dalam bentuk interval. Dengan demikian data ordinal hasil pengukuran diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Metode Succesive Internal
(MSI).
Metode Succesive Internal (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Internal. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.
2. Pilih “Add-ins” pada menu bar.
3. Klik “Analize”.
4. Klik “Succesive Internal” pada Menu Analize, hingga muncul kotak dialog
“Method Of Succesive Internal”.
5. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
6. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list () Input Label in First now.
7. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.
3.8.2 Analisis Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk data interval dan ratio. Sementara statistik nonparametrik yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Penelitian ini menggunakan analisis parametrik karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah nomor tiga, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efektivitas pelatihan terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
Adapun hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametrik, yaitu dengan menggunakan Uji F (F-test). Selain itu, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Tujuan penggunaan analisis regresi sederhana ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel efektivitas pelatihan (X) terhadap variabel tingkat produktivitas kerja karyawan (Y).
3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data 3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang ada dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini tidak
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau seluruh karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara (WIN)
Bandung. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:92), “Data yang normal biasanya
dimiliki oleh parameter populasi”. Pendapat tersebut sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Keppel & Wickens (2004) dan Howell (1986) bahwa memang
distribusi normal dimiliki oleh data yang dikumpulkan dari populasi. Selain itu
faktor lainnya adalah data dalam penelitian ini merupakan jenis data yang bersifat
numerik, yaitu menggunakan skala interval. Menurut Sambas (2010:93) “Data
yang normal biasanya dimiliki oleh jenis data yang bersifat numerik, yaitu interval
dan ratio”.
3.9.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas bertujuan untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Menurut Sambas Ali Muhidin (2010:96) mengemukakan bahwa:
Ide dasar uji asumsi homogenitas adalah untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Pengujian homogenitas data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Bartlett. Kriteria yang digunakan adalah apabila hilai hitung χ2> nilai tabel χ2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya
diterima. Nilai hitung χ2
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana:
Si2 = Varians tiap kelompok data
dbi = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Bartlett = (Log S2gab)(dbi)
S2gab = Varians gabungan = (Sambas Ali Muhidin, 2010:96)
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini dikutip dari Sambas Ali Muhidin (2010:97) adalah:
1) Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan. 3) Menghitung varians gabungan.
4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Bartlett.
6) Menghitung nilai χ2.
7) Menentukan nilai dan titik kritis. 8) Membuat kesimpulan.
3.9.3 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut Sambas Ali Muhidin (2010:99-101) adalah sebagai berikut:
1) Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y. 2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg (a)) dengan rumus:
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b│a (JKreg ba), dengan rumus:
4) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
JKres = Y2–
7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
8) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
Mengurutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya untuk menghitung JKE. 9) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
10) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
11) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
12) Mencari nilai uji F dengan rumus:
13) Menentukan kriteria pengukuran: jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
Jika Fhitung< Ftabel maka data dinyatakan berpola linier Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.10 Pengujian Hipotesis
Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan
uji hipotesis. Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2010:78),
“Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah yang
telah dirumuskan”. Hipotesis bersifat sementara, maka harus dilakukan pengujian
secara empiris untuk mendapatkan suatu keputusan apakah hipotesis itu diterima
atau ditolak.
Pengujian keberartian pada analisis regresi sederhana dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin, 2006:245-255)
1) Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1.
H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh positif efektivitas pelatihan
terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
H1 : β > 0, Terdapat pengaruh positif efektivitas pelatihan terhadap
tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung.
2) Menentukan taraf kemaknaan/nyata α (lefel of significant α).
3) Menghitung nilai koefisien tertentu, sesuai dengan teknik analisis yang digunakan. Uji statistika yang digunakan adalah uji F dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus:
b) Menghitung jumlah kuadrat regresi b│a (JKreg(b/a)) dengan rumus:
c) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b│a (RJKreg(b/a)) dengan rumus:
f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
g) Menghitung F, dengan rumus:
4) Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg(b/a) = 1 dan dbres = n-2
3.11 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi digunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. (Sambas Ali Muhidin, 2010:104)
Pada penelitian ini akan digunakan analisis regresi sederhana karena hanya ada dua variabel yang diteliti. Analisis regresi sederhana ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel.
3.11.1 Persamaan dan Koefisien Regresi Sederhana
Model persamaan regresi sederhana adalah ŷ = a + bx, dimana:
ŷ = variabel terikat (produktivitas kerja)
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x = variabel bebas (pelatihan)
a = penduga bagi intersap (α)
b = penduga bagi koefisien regresi (β)
Pada koefisien regresi (b), angka koefisien regresi ini berfungsi sebagai
alat untuk membuktikan hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya. Maksudnya adalah apakah angka koefisien regresi yang diperoleh
dapat mendukung atau tidak mendukung konsep-konsep atau teori yang
menunjukkan hubungan kausalitas antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya.
Tanda yang terdapat di depan angka koefisien regresi, yaitu tanda positif
atau negatif dapat menunjukkan hubungan kausalitas antara dua variabel. Tanda
positif artinya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berjalan
satu arah, dimana setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas akan diikuti
dengan peningkatan atau penurunan variabel terikatnya. Sementara tanda negatif
menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat berjalan dua
arah, dimana setiap peningkatan variabel bebas akan diikuti dengan penurunan
variabel terikatnya, dan sebaliknya.
Dengan demikian peneliti dapat melihat angka koefisien regresi tersebut
sebagai estimasi parameter cocok atau tidaknya teori yang digunakan. Sehingga
hasil penelitian dapat dikatakan mendukung atau tidak mendukung terhadap teori
yang sudah ada.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sambas Ali Muhidin, 2010:106)
Setelah ditemukan nilai a dan b melalui rumus di atas, kemudian nilai a
dan b tersebut dimasukkan ke dalam persamaan regresi sederhana.
3.11.2 Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel bebas
terhadap variabel terikat maka digunakan koefisien determinasi (KD). Menurut
Sambas Ali Muhidin (2010:109), “Koefisien determinasi digunakan untuk melihat
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat”. Berikut adalah rumus
dari koefisien determinasi:
KD = r2 × 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi (nilai r diperoleh dengan rumus koefisien korelasi
product moment)
Jika r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Secara umum, gambaran mengenai pelatihan karyawan bagian pabrik di PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung dapat dikatakan cukup efektif. Hal ini didasarkan pada hasil pengukuran dari beberapa indikator, yaitu: tujuan pelatihan, pelatih, materi pelatihan, dan peserta pelatihan. Penilaian responden terhadap kelima indikator pada Variabel X, rata-rata berada pada kategori sedang. Kemudian skor tertinggi diperoleh indikator peserta pelatihan, dengan ukuran: (a) tingkat motivasi peserta mengikuti pelatihan, (b) tingkat kebutuhan peserta mengikuti pelatihan, dan (c) tingkat kesesuaian syarat bagi peserta untuk mengikuti pelatihan. Sedangkan skor terendah diperoleh indikator metode pelatihan, dengan ukuran: (a) tingkat kesesuaian metode dengan tujuan pelatihan dan (b) tingkat keefektifan metode terhadap pemahaman peserta pelatihan.
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap pekerjaan, orientasi ke depan, mampu mengatasi persoalan dan beradaptasi, kontribusi positif, serta potensi. Penilaian responden terhadap kedelapan indikator pada Variabel Y, rata-rata berada pada kategori sedang. Kemudian skor tertinggi diperoleh indikator tanggung jawab, dengan ukuran: (a) tingkat kesuaian hasil kerja dengan target perusahaan, (b) tingkat kesesuaian penyelesaian pekerjaan dengan waktu yang ditetapkan, dan (c) tingkat kesesuaian kualitas kerja dengan standar perusahaan. Sedangkan skor terendah diperoleh indikator kontribusi positif, dengan ukuran: tingkat kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan bagi perusahaan.
3) Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa efektivitas pelatihan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat produktivitas kerja karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung. Artinya, jika terdapat peningkatan pada efektivitas pelatihan maka produktivitas kerja karyawan pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, ada beberapa rekomendasi yang akan penulis ajukan terkait masalah pelatihan dan produktivitas kerja karyawan bagian pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara, diantaranya sebagai berikut: 1) Salah satu indikator pada variabel efektivitas pelatihan, yaitu indikator
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebutuhan karyawan. Apabila karyawan masih lemah dalam hal pengetahuan, maka perusahaan perlu memberikan pembekalan materi pada karyawan dengan menggunakan metode presentasi dan juga tanya jawab. Sedangkan untuk meningkatkan keterampilan karyawan, perusahaan dapat menggunakan metode simulasi atau aktivitas sesuai arahan supervisor (on the job training). Kemudian untuk menumbuhkan sikap karyawan dapat digunakan metode diskusi kelompok, debat, atau studi kasus. Penerapan metode yang tepat diharapkan dapat membuat karyawan akan lebih paham dan lebih mudah untuk merealisasikan ilmu yang diperolehnya dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaannya. Selain itu, pelatihan kerja juga harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan untuk memperbaharui wawasan dan keterampilan yang dimiliki karyawan dalam menghadapi tuntutan pekerjaannya saat ini. 2) Salah satu indikator pada variabel tingkat produktivitas kerja, yaitu indikator
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki kesadaran mengenai pentingnya partisipasi dalam bekerja dan lebih memperhatikan hal-hal yang dapat menghambat produktivitas kerjanya. 3) Berdasarkan hasil penelitian, pelatihan memiliki pengaruh positif terhadap
Dwi Murtiningsih, 2014
Pengaruh Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pabrik PT. Wahana Interfood Nusantara Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Anwar Prabu Mangkunegara. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Dessler, Gary. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1(Terjemahan oleh Paramita Rahayu). Jakarta: PT. Indeks.
Friyatiningsih. (2003). Pengukuran Produktivitas. Yogyakarta: Kanisius.
Gomes, Faustino Cardoso. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.
Gibson et. al. (2006). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Komaruddin Satradipoera. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu Pendekatan Fungsi Operatif. Bandung: Kappa-Sigma.
---. (2006). Pengembangan dan Pelatihan: Suatu Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Kappa-Sigma. M. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Sambas Ali Muhidin. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
---. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.