Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
1. Gambaran Umum Objek Penelitian... 40
2. Kependudukan ... 42
3. Prasarana Pendukung... 45
4. Hasil Kuesioner ... 46
B. Pembahasan dan Analisis Data ... 51
1. Potensi Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Kawasan Wisata Kreatif ... 51
2. Kendala yang Dihadapi dalam Proses Pengoperasian Kampung Wisata Dago Pojok ... 65
3. Peran Komunitas Lokal dalam Kegiatan Operasional Kampung Wisata Dago Pojok ... 69
4. Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok sebagai Wisata Kreatif .. 73
a. Zonasi dan Peletakan Fasilitas ... 73
b. Bentuk Perencanaan Kampung Wisata ... 82
c. Penentuan Aktivitas yang Dapat Berkembang ... 90
d. Paket Wisata Tour Kampung Wisata Dago Pojok ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93
A. Kesimpulan ... 93
B. Rekomendasi ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN ... 99
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Tabel Hal
1.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011 ... 2
1.2 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung ... 4
4.6 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43
4.7 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44
4.8 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok ... 44
4.9 Penduduk Berdasarkan Agama ... 44
4.10 Prasarana Pendidikan Kelurahan Dago ... 45
4.11 Prasarana Kesehatan Kelurahan Dago ... 45
4.12 Persentase Tempat Tinggal Pengelola ... 46
4.13 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
4.14 Persentase Berdasarkan Kelompok Umur ... 48
4.15 Persentase Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49
4.16 Persentase Berdasarkan Status Marital ... 50
4.17 Pokjawis Dago Pojok ... 56
4.18 Potensi Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif ... 63
4.19 Rata-rata Tingkat Respon Masyarakat ... 70
4.20 Rata-rata Peran Serta Masyarakat ... 71
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
4.23 Aktivitas dan Peletakan Fasilitas ... 81
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Gambar Hal
3.1 Peta Lokasi Jalan Dago Pojok ... 28
4.1 Peta Kondisi Kelurahan Dago ... 41
4.2 Persentase Tempat Tinggal Pengelola ... 46
4.3 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
4.4 Persentase Berdasarkan Kelompok Umur ... 48
4.5 Persentase Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49
4.6 Persentase Berdasarkan Status Marital ... 50
4.7 Berbagai Jajanan Kampung ... 53
4.8 Degungan ... 55
4.9 Kegiatan Mural Painting ... 75
4.10 Kesenian Karinding dan Degung ... 76
4.11 Kegiatan ‘Festival Kaulinan Barudak 2012’ ... 77
4.12 Peta Zonasi Kampung Wisata Dago Pojok ... 79
4.13 Lokasi dan Bentuk Pasar Komersil ... 84
4.14 Musholla, Toilet, dan Kamar Mandi ... 84
4.15 Lapangan Terbuka ... 85
4.16 Pintu Masuk Kampung Wisata ... 86
4.17 Homestay ... 87
4.18 Jaringan Jalan ... 88
4.19 Tempat Parkir ... 89
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Lampiran Hal
Kuesioner ... 100
Surat Keputusan Ujian Sidang ... 102
Surat Keterangan Perbaikan Skripsi ... 105
Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi ... 108
Surat Penelitian ... 110
Surat Izin Penelitian dari Kesbanglinmas ... 111
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitianzb
Pariwisata telah bergerak sangat cepat dan telah menjadi stimulus
pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata
adalah bidang ilmu pengetahuan yang memiliki banyak keterkaitan dengan
disiplin ilmu lainnya. Besarnya disiplin ilmu lain dalam pengembangan pariwisata
telah menyebabkan ilmu pariwisata menjadi semakin berkembang. Ilmu
pariwisata kemudian berkembang tidak hanya sekedar sebagai sebuah ilmu yang
belajar meracik masakan, menyediakan jasa akomodasi, dan mengatur perjalanan
saja, namun ia kemudian melengkapi dirinya dengan berbagai bidang keilmuan
lainnya seperti ilmu ekonomi, sosial, lingkungan, sejarah, dan bahkan ilmu
geografi.
Menurut Oka A. Yoeti (2008 : 14), “Hampir selama dua dekade terakhir
pariwisata menunjukkan kinerja yang mantap dan stabil sebagai penghasil devisa
negara dan bila dikembangkan dengan baik diharapkan dapat membantu sebagai
katalisator pembangunan (agent of development) di Indonesia.” Selanjutnya, Oka A. Yoeti masih dalam buku Ekonomi Pariwisata (2008 : 14) juga menjelaskan
bahwa pariwisata dapat mempercepat pemerataan pendapatan, meningkatkan
kesempatan kerja, penerimaan pajak, meningkatkan pendapatan nasional,
meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan, memperluas pasar produk
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Kegiatan kepariwisataan sendiri tidak terlepas dari suatu kegiatan yang
kompleks dan melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah pihak penyelenggara
kegiatan pariwisata dan wisatawan itu sendiri. Pendit (2003 : 23) dalam
Rekomendasi PATA (Pacific Area Travel Association) yang didasarkan atas batasan League of Nation tahun 1936 dan yang telah diberi amandemen oleh Komisi Teknik IUOTO (International Union of Official Travel Organization)
menjabarkan definisi wisatawan, sebagai berikut : “Istilah wisatawan pada
prinsipnya haruslah diartikan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan
perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam
suatu negara yang bukan merupakan negara dimana biasanya ia tinggali. Jumlah
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sendiri setiap tahunnya
mengalami kenaikan dari periode tahun 2007-2011.
Tabel 1.1
Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011
Tahun Wisatawan Mancanegara Rata-Rata Lama
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat statistik jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia dari tahun 2007-2011 terus mengalami kenaikan. Hal
ini menjadi harapan yang besar akan terus meningkat pula devisa negara
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Indonesia secara geografis maupun demografis sesungguhnya memiliki
potensi yang sangat luar biasa sebagai daya tarik bagi pariwisata internasional,
mengingat kekayaan alam, seni dan budayanya sangat kental dan memiliki ciri
khas yang unik. Namun, potensi tersebut sudah seharusnya diimbangi dengan
perbaikan fasilitas dan pra sarana, sumber daya manusia dan sikap mental dalam
menyambut atau menerima para wisatawan yang datang. Strategi perencanaan dan
pengembangan yang matang dirasa sangat diperlukan bagi proses kepariwisataan
Indonesia selanjutnya.
Menurut Suparwoko (2010 : 5) dalam jurnal „Pengembangan Ekonomi
Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata‟, menyatakan bahwa :
“Ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik. Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada
something to see, something to do, dan something to buy. Something to see
terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, sementara something to buy
terkait dengan souvenir khas yang dibeli di daerah wisata sebagai memorabilia pribadi wisatawan. Dalam tiga komponen tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan produk-produk inovatif khas daerah.”
Jawa Barat merupakan salah satu dari 33 provinsi di Indonesia yang
memiliki potensi kepariwisataan yang beragam. Mulai dari wisata alam, wisata
seni dan budaya, wisata minat khusus, dan wisata industri. Jumlah wisatawan
yang datang ke Kota Bandung baik wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara periode 2005-2011 mengalami fluktuasi, hal tersebut dapat dilihat
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 1.2
Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung
Tahun Wisatawan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2012
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Bandung baik wisatawan lokal maupun mancanegara terus mengalami
kenaikan dari tahun 2005-2009, sedangkan dari tahun 2009 sampai 2010
kunjungan wisatawan ke Bandung mengalami penurunan namun meningkat lagi
pada tahun 2011.
Hermatoro dalam Creative-Based Tourism (2011:119) menyatakan bahwa perhatian terhadap kreativitas saat ini menjadi semakin terasa menarik. Kreativitas
dianggap mampu mendorong peluang usaha bagi usaha kecil melalui
pengembangan cenderamata, festival rakyat, dan sebagainya. Di samping
beberapa hal tersebut di atas, pengembangan pariwisata kreatif juga diyakini dapat
memberikan berbagai keuntungan, yaitu sebagai sumber baru untuk aktivitas
pariwisata, mendorong tumbuhnya atmosfer pembangunan berkelanjutan, alat
untuk pengembangan bisnis terutama produsen kerajinan dan usaha kecil
menengah, kesempatan lebih luas bagi masyarakat lokal untuk mengembangkan
kreativitasnya, dan merupakan sumberdaya yang selalu terbarukan, termasuk
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Inspirasi untuk strategi pengembangan pariwisata kreatif dapat ditemukan
dalam gagasan umum bahwa kreativitas dapat memberikan manfaat lebih luas dari
sebuah strategi budaya saja. Budaya, dipandang lebih relatif statis dan umumnya
berorientasi di masa lalu. Fokus dari banyak strategi pengembangan pariwisata
kini telah termodifikasi antara kekayaan budaya dengan kreativitas.
Sedangkan menurut Richards dalam bukunya ‘Tourism, Creativity, and
Development’ (2007 : 6):
“Kreativitas tidak hanya berhubungan dengan seni, budaya dan ilmu pengetahuan, tetapi dengan segala bentuk aktivitas manusia, dimana 'inovasi' adalah pengenalan kreasi baru atau membawa arti penciptaan baru ke khalayak umum oleh masyarakat. Hal ini bisa terjadi melalui
productization dari makna kreatif, yaitu dengan produksi produk kreatif. Kreativitas muncul dalam kondisi yang tepat dan di lingkungan operasi yang tepat. Inovasi dengan demikian merupakan konsolidasi dari proses dalam arti kreatif yang dikombinasikan dengan perubahan sosial perilaku.”
Dalam pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata yang
dijelaskan Yozcu dan İçöz dalam jurnalnya yang berjudul „A Model Proposal on the Use of Creative Tourism Experiences in Congress Tourism and the Congress Marketing Mix’ (2010):
“Kreativitas akan merangsang daerah tujuan wisata untuk menciptakan produk-produk inovatif yang akan memberi nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari sisi wisatawan, mereka akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata yang memiliki produk khas untuk kemudian dibawa pulang sebagai souvenir. Di sisi lain, produk-produk kreatif tersebut secara tidak langsung akan melibatkan individual dan pengusaha enterprise bersentuhan dengan sektor budaya. Persentuhan tersebut akan membawa dampak positif pada upaya pelestarian budaya dan sekaligus peningkatan ekonomi serta estetika lokasi wisata.”
Kegiatan pariwisata sendiri telah bergerak sangat pesat dan menjadi nilai
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
sebagai kota yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi, hal ini bisa dilihat dari
banyaknya objek wisata di Bandung yang mengaplikasikan nilai seni dan budaya
dalam pengembangannya, misalnya saja Kampung Adat Mahmud, Taman
Budaya Dago, Kampung Adat Cirendeu, dan sebagainya.
Salah satu objek potensi dalam pengembangan wisata kreatif adalah
Kampung Wisata Dago Pojok. Kampung Wisata Dago Pojok resmi dibuka pada
tanggal 28 Oktober 2011. Kampung Wisata Dago Pojok memiliki konsep berupa
wisata, edukasi, dan industri dengan tujuan untuk mengangkat potensi daerah
perkampungan sebagai pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Rencana jangka
pendek pengembangan Kampung Wisata Dago Pojok adalah untuk mencari
program sponsor untuk pembangunan lebih lanjut. Sedangkan rencana jangka
panjang pengembangan kampung wisata ini adalah perwujudan Kampung wisata
yang terintegrasi agar mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Diharapkan kedepannya, kampung wisata ini akan memberikan kontribusi yang
berguna baik bagi masyarakat sekitar maupun pemerintah daerah, khususnya
pemerintah Kota Bandung.
Di kampung wisata ini, para wisatawan bisa belajar tari dan melukis. Serta
menyaksikan acara kesenian seperti musik karinding, calung, seni reog, dan
pencak silat. Selain itu, warga juga menyajikan beragam kuliner khas. Hal lain
yang membuat kampung wisata ini terasa berbeda dengan kampung wisata
lainnya, yaitu adanya mural yang mengelilingi Kampung Wisata Dago Pojok.
Mural-mural tersebut merupakan wujud kreativitas yang dihasilkan masyarakat
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
tersendiri, seperti cerita tentang kehidupan masyarakat Sunda, cerita yang
mengangkat tema politik, pemerintahan, dan lain-lain.
Kampung Wisata Dago Pojok ini memang masih tergolong baru,
pengoperasiaannya juga masih belum berlangsung secara optimal. Dari
latarbelakang pemikiran tersebut, penulis bermaksud untuk menganalisis
perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok dari aspek potensi dan kendala yang
dimiliki kampung wisata dan respon masyarakat mengenai kegiatan pariwisata
yang ada di Kampung Wisata Dago Pojok, berdasarkan permasalahan tersebut,
penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul : “Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal di Kota Bandung.”
B. Identifikasi Masalah
Pariwisata berbasis kreativitas bermula dari tumbuhnya kegiatan industri
kreatif yang berbasis pada kekuatan lokal, dan kemudian dikemas dalam kemasan
pariwisata. Perencanaan pariwisata berbasis kreativitas ini masih cenderung baru
dan belum dikenal banyak orang, diperlukan perencanaan lebih lanjut mengenai
studi tersebut. Permasalahan yang kemudian muncul dalam perencanaan wisata
kreatif ini diantaranya adalah kendala di bidang sarana dan prasarana, kendala
kurangnya fasilitas yang lengkap bagi wisatawan maupun seniman-seniman yang
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya/langkah konkret untuk menjawab
semua permasalahan yang timbul. Salah satu diantara upaya-upaya yang ada
adalah dengan mengembangkan Kampung Wisata Dago Pojok Bandung sebagai
objek wisata kreatif yang berbasis komunitas lokal. Oleh karena itu perencanaan
industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang tepat dalam menjawab
persoalan-persoalan yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijelaskan maka dapat dirumuskan batasan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana potensi kepariwisataan yang ada di Kampung Wisata Dago
Pojok ?
2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam proses pengoperasian wisata
kreatif berbasis komunitas lokal di Kampung Wisata Dago Pojok ?
3. Bagaimana peran komunitas lokal dalam kegiatan operasional
Kampung Wisata Dago Pojok ?
4. Bagaimana bentuk perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk merencanakan kawasan wisata kreatif
berbasis komunitas lokal di kampung wisata Dago Pojok Bandung yang
terintegrasi dan terencana dengan baik. Perencanaan Kawasan Wisata Kreatif
Berbasis Komunitas di Kampung Wisata Dago Pojok Bandung dapat terlaksana
dan menghasilkan sebuah sintesa dengan penjabaran sasaran-sasaran penelitian
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
1. Mengidentifikasi potensi kepariwisataan yang dimiliki Kampung
Wisata Dago Pojok.
2. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pengoperasian
Kampung Wisata Dago Pojok.
3. Menganalisis peran komunitas lokal dalam kegiatan operasional yang
ada di Kampung Wisata Dago Pojok.
4. Menjabarkan bentuk perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, penelitian ini berperan dalam peningkatan kualitan serta
pengetahuan tentang pariwisata yang berbasis kreativitas serta memberi
pengetahuan tentang pengembangan pariwisata yang berbasis kreativitas.
2. Bagi pihak pengelola Kampung Wisata Dago Pojok, sebagai bahan
referensi dalam perencanaan dan pengembangan selanjutnya.
3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang pentingnya peran kreativitas masyarakat dalam mengemas industri
kreatif menjadi wisata yang berbasis kreativitas di Bandung.
4. Sebagai masukan kepada pemerintah daerah, khususnya pemerintah Kota
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Populasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah daerah di Jalan Dago Pojok
RW 03 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Provinsi Jawa
Barat. Batas-batas wilayah kelurahan Dago, yaitu :
a. Sebelah utara berbatasan dengan daerah Kabupaten Bandung
b. Sebelah timur berbatasan dengan daerah Kelurahan Cigadung,
Kelurahan Sekeloa, Kelurahan Lebak Gede.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan daerah Kelurahan Lebak Siliwangi
d. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cikapundung, Kelurahan
Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap
Gambar 3.1 : Peta Lokasi Jalan Dago Pojok
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah “Wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah daerah Dago Pojok RW 03.
Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan
menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu
yang berlaku bagi populasi. Sampel ndalam penelitian ini terdiri dari dua jenis,
yaitu sampel wilayah dan sampel responden.
1. Sampel wilayah
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah kawasan kampung wisata
Dago Pojok. Dari sampel wilayah dilakukan penelitian yang dimaksudkan
untuk menganalisis perencanaan kawasan Kampung Wisata Dago Pojok.
2. Sampel responden
Jumlah penduduk Kelurahan Dago pada tahun 2011 adalah sebesar 25.372
orang dengan kepala keluarga sebesar 8.589, jumlah warga RW 03 di
Kelurahan Dago sendiri pada tahun 2011 sebanyak 1512 orang dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 378.
Pengumpulan sampel responden menggunakan teknik purposive sampling
yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
yang aktif tersebut yaitu 315 orang. Pengambilan sampel responden
menggunakan rumus Slovin, yaitu:
�= N
1 +�(�)2
Dengan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
d = Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir. (d = 0.15)
� = 315
1 + 315(0.15)2
� = 315
1+7.0875 = 38.94 ≈ 40 responden
Maka berdasarkan perhitungan tersebut di atas, jumlah minimum sampel
masyarakat yang masuk dalam wilayah kajian penelitian yang harus diambil
dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 orang/responden.
B. Desain dan Waktu Penelitian
Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102)
adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh
bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Selanjutnya dijelaskan
oleh Margono (2009:100) desain penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan dan
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Teknik pengumpulan data yang dilakukan ini adalah dengan cara :
a. Langsung mengunjungi tempat yang dijadikan penelitian (Observasi
lapangan) dan mengetahui kondisi lahan.
b. Mengumpulkan informasi dasar dan dokumentasi foto.
c. Membuat gagasan dan tujuan perencanaan kawasan wisata kreatif
berbasis masyarakat.
2. Tahap Inventarisasi
Di tahap ini harus dilakukan inventarisasi atau pengumpulan data
mengenai kondisi lingkungan di Kampung Wisata Dago Pojok agar
memudahkan dalam melaksanakan penelitian, tahap inventarisasi tersebut
yaitu :
a. Wawancara dengan sumber terkait.
b. Inventarisasi konsep perencanaan.
c. Menyebarkan Angket (Kuesioner) yaitu penyebaran kepada warga
lokal guna mendapatkan informasi mengenai respon masyarakat
terhadap perencanaan yang akan dilakukan.
3. Tahap Analisis
Tahap analisis yaitu tahap pemecahan persoalan yang dimulai dari dugaan
akan kebenarannya. Di tahap analisis yang harus dilakukan ialah :
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
respon masyarakat lokal yang berpartisipatif di Kampung Wisata
Dago Pojok.
c. Aplikasi analisis menggunakan teori dan mereduksi data.
d. Menganalisis potensi dan kendala melalui hasil wawancara dengan
sumber terkait dan observasi langsung.
4. Tahap Sintesis
Tahap sintesis adalah tahap perpaduan berbagai pengertian sehingga
menjadi satu kesatuan yang selaras. Tahap yang harus dilakukan ialah :
a. Mengkaji konsep perencanaan yang telah dibuat sebelumnya untuk
digunakan pengolahan data selanjutnya
b. Menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif tentang potensi
dan kendala yang ada di Kampung Wisata Dago Pojok.
c. Triangulasi data, yaitu menggabungkan berbagai teknik pengumpulan
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu berikut.
Tabel 3.1 Desain dan Waktu Penelitian
Waktu Penelitian Minggu Desain Penelitian
April
Sumber : Diolah peneliti, 2012
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu : Masa Bimbingan
: Persiapan Penelitian
: Pelaksanaan Penelitian
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119). Di samping
itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data
untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan
keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek
yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
Nazir (2003:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian
deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tatacara yang
berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan,
kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh
dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan
fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif.
Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi serta penelitian terhadap
fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Oleh
karena itu, metode deskriptif juga dinamakan studi kasus.
Metode deskriptif lebih menekankan pada suatu studi untuk memperoleh
informasi mengenai gejala yang muncul saat penelitian berlangsung. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Moh.Nazir,
2003:54).
Metode kualitatif menurut Sugiyono (2007:1) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
D. Definisi Operasional
Perencanaan menurut Wardiyanto (2011 : 41) adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang pada hakekatnya terdapat pada setiap jenis
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
dengan mempertimbangkan rencana penggunaan tanah secara keseluruhan.
Menurut diskusi pariwisata kreatif dengan judul “Towards Sustainable
Strategies for Creative Tourism” yang diadakan UNESCO di Santa Fe, New
Mexico, Amerika Serikat (2006), wisata kreatif adalah kegiatan kepariwisataan
yang melibatkan interaksi dari pendatang, sehingga pendatang dapat belajar,
berhubungan secara emosional, sosial, dan interaksi partisipatif dengan tempat,
budaya, dan masyarakat lokal. Dalam hal ini, interaksi tersebut akan
menyebabkan wisatawan mendapatkan nilai-nilai edukasi, emosional, sosial
terhadap kehidupan masyarakat lokal, sehingga mereka akan merasa menjadi
bagian dari masyarakat lokal itu sendiri.
Komunitas menurut Hermantoro (2011 : 128) sering dipahami sebagai
penduduk yang tinggal di area geografis yang sama dan memiliki ikatan sosial
serta psikologikal yang erat, baik diantara mereka maupun diantara mereka
dengan lingkungannya. Pembangunan pariwisata melalui pendekatan komunitas
merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena interaksi yang terjadi antara
wisatawan dan komunitas akan dapat menguntungkan komunitas itu sendiri dalam
beberapa hal.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
secara sistematis dan untuk membedakan sumber data yang diperlukan dalam
melengkapi penelitian ini dari berbagai sumber.
1. Studi Literatur
Studi literatur yaitu teknik pengambilan data, informasi, teori dan hukum
dari buku, hasil penelitian, laporan, artikel dan browsing internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Data yang dikumpulkan
melalui pengamatan langsung ada yang dapat di kuantifikasikan, maupun tidak.
3. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara merupakan proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka.
4. Dokumentasi
Dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang
sedang diteliti dengan jalan mencari informasi dari dokumen yang diperlukan
dalam mendukung penelitian ini baik dari instansi pemerintah maupun swasta.
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Kuesioner merupakan pertanyaan tentang fakta-fakta yang dianggap
dikuasai oleh responden. Fakta-fakta tersebut bisa saja berhubungan dengan
responden, dengan suatu keadaan ataupun dengan orang-orang yang dikenal oleh
oleh responden sendiri. Dalam membuat pertanyaan peneliti harus selalu merujuk
pada permasalahan yang diteliti, dengan kata lain pertanyaan yang dibuat harus
mempunyai hubungan yang relevan dengan permasalahan pokok. Dalam
menjawab pertanyaan diperlukannya waktu maka pertanyaan seyogyanya harus
dapat dijawab oleh responden dalam waktu singkat, biasanya waktu yang
diperlukan tidak lebih dari 10 menit.
F. Teknik Analisis Data
Patton dalam Lexy J. Moleong (2002: 103) menjelaskan bahwa analisis
data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Miles and Huberman dalam Sugiyono (2007:91) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh Aktivitas
dalam analisis data Miles and Huberman ini, yaitu data reduction, data display,
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.
3. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kegiatan pariwisata sendiri telah bergerak sangat pesat dan menjadi nilai
unggul dalam penghasil devisa di Kota Bandung. Bandung sendiri terkenal
sebagai kota yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi, hal ini bisa dilihat dari
banyaknya objek wisata di Bandung yang mengaplikasikan nilai seni dan budaya
dalam pengembangannya.
Salah satu objek potensi dalam pengembangan wisata kreatif adalah
Kampung Wisata Dago Pojok yang memiliki konsep berupa wisata, edukasi, dan
industri dengan tujuan untuk mengangkat potensi daerah perkampungan sebagai
pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Adanya konsep wisata seperti itu
memposisikan Kampung Wisata Dago Pojok sebagai wisata kreatif, dimana
wisata kreatif itu sendiri merupakan jenis wisata yang melibatkan wisatawan
langsung dalam proses pengembangannya.
Kampung Wisata Dago Pojok sendiri merupakan destinasi wisata yang
tergolong baru, diperlukan perencanaan lebih lanjut mengenai potensi yang dapat
dikembangkan di Kampung Wisata tersebut, kendala yang dihadapi dalam proses
pengoperasian Kampung Wisata Dago Pojok, serta analisis mengenai peran serta
masyarakat terhadap kegiatan kepariwisataan yang ada di Kampung Wisata Dago
Pojok.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
untuk dikembangkan menjadi wisata kreatif berdasarkan fakta bahwa
Kampung Wisata Dago Pojok memenuhi lima kriteria wisata kreatif,
yaitu wisatawan menjadi bagian dari pengembangan destinasi itu
sendiri, adanya pengalaman otentik yang dirasakan wisatawan, adanya
pembelajaran secara partisipatif, interaktif, dan informal, tidak bersifat
massal, dan berhubungan erat dengan masyarakat lokal.
2. Berdasarkan potensi sumber daya pariwisata, Kampung Wisata Dago
Pojok juga memenuhi kriteria sebagai atraksi wisata yang dapat
dipublikasikan, dipasarkan, dikelola serta dikembangkan menjadi
kawasan wisata dilihat dari indikator potensi wisata yang ada.
3. Dalam proses pengoperasian Kampung Wisata Dago Pojok, ditemukan
kendala-kendala yang dapat menghambat keberlangsungan kegiatan
kepariwisataan di kampung tersebut. Kendala yang muncul diantaranya
berasal dari faktor pengelola/SDM, faktor ekonomi, faktor politik,
faktor lingkungan, sosial, dan budaya
4. Masyarakat Dago Pojok berperan serta membangun Kampung Wisata
Dago Pojok. Peran tersebut berupa pengambilan keputusan mengenai
kebijakan perencanaan, peran serta dalam proses pengelolaan, desain
perencanaan, pemantauan/pengendalian, serta peran serta dalam proses
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk
perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok sebagai wisata kreatif berbasis
komunitas lokal di Kota Bandung adalah :
a. Masyarakat membentuk panitia atau lembaga untuk pengelolaan
kegiatan kepariwisataan dengan dukungan dari pemerintah dan
organisasi masyarakat.
b. Prinsip local ownership , yaitu pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat dan diterapkan sedapat mungkin terhadap sarana
pra-sarana yang ada di kawasan wisata tersebut.
c. Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan obyek wisata menjadi
tanggungjawab masyarakat setempat, termasuk penentuan biaya untuk
wisatawan.
d. Menjalin kerjasama antara masyarakat lokal sebagai creator atraksi wisata dengan operator penjual paket wisata, sehingga perlu dibangun
hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.
e. Pariwisata yang tumbuh dan berkembang di masyarakat ini harus
mengaplikasikan prinsip optimalisasi bukan pada eksploitasi.
f. Melakukan program peningkatan sumber daya manusia dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan untuk bidang keahlian pariwisata sehingga
dapat dipastikan bahwa pekerja siap untuk bekerja dengan uraian
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
kepariwisataan akan melahirkan ide-ide terhadap kemajuan kegiatan
pariwisata di Kampung Wisata Dago Pojok.
h. Berbagai bentuk kemudahan dalam regulasi berinfestasi dibidang
pariwisata akan mempercepat pembenahan keterbatasan fasilitas di di
Kampung Wisata Dago Pojok..
i. Perlu dikembangkan berbagai usaha pariwisata lainnya seperti hotel
restoran, tranportasi wisata di Kampung Wisata Dago Pojok. yang
dikemudian hari dapat meningkatkan pendapatan bagi Pemerintah
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 97
BUKU
Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Best, John, W. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada
Hermantoro, Henky. (2011). “Creative-Based Tourism : Dari Wisata Rekreatif Menuju Wisata Kreatif”. Depok : Aditri.
Ibnu Hajar. (1999). Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif. PT. Raja Grafindo. Persada-Jakarta.
Meleong J, Lexy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Kelimabelas. Bandung : PT. Remaja Rosada Karya.
Margono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.
Marpaung, H., dan Bahar, H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Pendit, Nyoman, S. (2003). Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Pitana, I.G. dan Gayatri, P.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi. Pitana, I.G. dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta :
C.V. Andi Offset
Richards, Greg dan Wilson, Julie. (2007). “Tourism, Creativity, and
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 98
Sebagai Kawasan Ekowisata.
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta : Bumi Aksara.
Wardiyanto dan Baiquni, M. (2011). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata.
Bandung : Lubuk Agung.
Yoeti, Oka, A. (2008). Ekonomi Pariwisata. Jakarta : Kompas.
Yoeti, A Oka. (2005). Prencanaan Strategis Pemasaran “Daerah Tujuan
Wisata”. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Yoeti, Oka, A. (1985). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
JURNAL
Anonim. (2004). “Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat”. Kabar Dari
Tim Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinao.Malinao:tidak diterbitkan.
Sastrayuda, G. (2009). Planning the Facilities. Handout Mata Kuliah Konsep Resort. Program Studi Manajemen Resort & Leisure. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Suparwoko. (2010). “Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri
Pariwisata”. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif : Tidak Diterbitkan.
Suryadi, I.G.I. (2010). Kepariwisataan. Materi Mata Kulia Pengantar Kepariwisataan. STMIK STIKOM. Bali.
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 99
Creative Tourism Experiences in Congress Tourism and the Congress
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 100
Desy Chairunnisa, 2012
Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 101
Penulis dilahirkan di Kota Bogor, pada tanggal 16
Desember 1989. Merupakan putra pertama dari dua
bersaudara dari bapak Suyadi dan Ibu NR. Jamilah.
Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN Cibuluh I
pada tahun 2002 dan pada tahun yang sama melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Bogor. Setelah menamatkan
pendidikan selama tiga tahun, pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Umum hingga tahun 2008 di SMA Negeri 3 Bogor. Pada
tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
pada Program Studi Manajemen Resort & Leisure melalui jalur SNMPTN.
Selama masa perkuiahan, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan
BEM KM MRL, aktif dalam organisasi Angklung (2010) dan aktif dalam
acara-acara seminar yang diselenggarakan oleh program studi. Riwayat pekerjaan