• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kimia Organik Analisis Aspirin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kimia Organik Analisis Aspirin"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

Acara

: I

Analisa Aspirin dan Kafein dalam Tablet

Disusun oleh :

Nama

: Yunisha Febriani

No. Mhs

: 140801460

Hari/Tanggal

: Jumat, 20 Maret 2015

Asisten

: Stefani Eka Aprilia

LABORATORIUM TEKNOBIO PANGAN

FAKULTAS TEKNOBIOLOGI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

(2)

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul Acara : Analisa Aspirin dan Kafein dalam Tablet

(3)

A. Judul

Analisis Aspirin dan Kafein dalam Tablet

B. Tujuan

1. Menentukan kadar aspirin suatu tablet. 2. Menentukan kadar kafein suatu tablet. 3. Mengenal sifat dari aspirin dan kafein. 4. Mengenal kegunaan dari aspirin dan kafein.

(4)

Analisa Aspirin

Obat-obat kimia sintetis mulai tampak kemajuannya pada permulaan abad ke-20, dengan ditemukannya obat-obat termashyur, yaitu Salvarsan dan Aspirin

sebagai pelopor, yang kemudian disusul oleh sejumlah obat lain (Tjay dan Rahardja, 2007). Sejarah penemuan aspirin dimulai dari zat antipiretik yang terdapat dalam kulit pohon willow yang sudah terkenal sejak zaman dahulu. Bahan aktif yang terdapat dalam kulitnya, yang disebut salicin, sebuah glikosida pahit dari golongan alkohol salisilat, pertama kali diisolasi oleh Leroux pada tahun 1827. Pada tahun 1875, Buss menggunakan sodium salisilat sebagai obat antipiretik dan sebagai pengobatan untuk penyakit demam reumatik. Tiga belas tahun kemudian, Dresser memperkenalkan asam asetil salisilat (atau aspirin) dalam bidang obat-obatan sebagai upaya untuk mengurangi toksisitas lambung (Feinman, 1994). Gambar struktur kimia aspirin menurut Sumardjo (2006) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Gambar Struktur Kimia Aspirin

Saat ini, aspirin adalah sebuah obat untuk terapi kimiawi yang paling banyak digunakan di dunia. Aspirin digunakan untuk mengobati reumatik, sakit kepala, dan digunakan secara luas di dunia karena khasiat dan sifatnya analgesik dan antipiretik. Aspirin berbentuk bubuk kristal berwarna putih. Aspirin sedikit larut dalam air, namun larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan gliserin, serta bersifat stabil ketika dalam udara kering namun akan terurai sedikit demi sedikit pada keaadaan lembab (Feinman, 1994).

(5)

sisi buruk dari aspirin adalah efeknya pada lapisan perut, karena aspirin bersifat asam, maka dia dapat mengganggu atau merusak lapisan protein. Karena aspirin mencegah penggumpalan, maka dia dapat menyebabkan pendarahan lebih banyak pada orang yang mengidap borok perut. Anda bisa mengurangi efek samping itu dengan minum setengah gelas air hangat sebelum dan sesudah minum pilnya (Roizen dan Oz, 2009).

Analisa Kafein

Kafein atau 1,3,7-Trimetilxantin adalah senyawa alkaloid yang ditemukan dalam teh, kopi, dan biji kola (Amiruddin, 2008). Kristal kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit. Kafein yang tidak mengandung air kristal akan mencair pada suhu 238OC. Kafein larut dalam larutan

pirol dan tetrahidrofuran. Kelarutan kafein dalam air berkurang dengan adanya asam-asam organik. Kafein meningkatkan kerja sistem saraf pusat dan kekuatan jantung, khasiat lainnya sebagai diuretik (Sumardjo, 2006).

Sejarah ilmiah penemuan kafein sendiri dimulai pada 1819, sewaktu Henry Watts melaporkan dalam bukunya yang berjudul Dictionary of Chemistry

(6)

Gambar 2.2 Gambar Struktur Kimia Kafein

Semua obat psikoaktif, termasuk kafein, memberikan efek dengan cara memengaruhi neurotransmiter, senyawa kimia yang mengatur interaksi sel-sel saraf. Kafein memberikan efek dengan cara menghambat aktivitas adenosin, neurotransmiter yang memengaruhi hampir seluruh sistem dalam tubuh. Salah satu fungsi adenosine adalah membuat kita letih atau mengantuk. Karena itu, kafein membantu kita menghambat keletihan dengan cara menghambat penyerapan adenosine (Weinberg dan Bealer, 2008).

Titrasi Alkalimetri dan Iodometri

Alkalimetri adalah titrasi menggunakan larutan standar alkali (basa). Zat yang sering digunakan sebagai larutan standar adalah KOH, NaOH, dan Ba(OH)2.

NaOH paling banyak digunakan karena harganya lebih murah. Kelemahan NaOH dan KOH adalah sifatnya yang higrokospis, serta NaOH korosif terhadap gelas dan bereaksi dengan CO2 di udara (Sunarto, 2010).

Iodometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif volumetri secara oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi. Pada titrasi iodometri secara tidak langsung, natrium tiosulfat digunakan sebagai titran dengan indikator larutan amilum. Natrium tiosulfat akan bereaksi dengan larutan iodin yang dihasilkan oleh reaksi antara analit dengan larutan KI berlebih. Sebaiknya indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekivalen karena amilum dapat memebentuk kompleks yang stabil dengan iodine (Padmaningrum, 2008).

Senyawa I2 dapat membentuk kompleks berwarna biru terhadap amilum.

(7)

dengan hilangnya warna biru dari larutan. Indikator amilum sebaiknya ditambahkan sesaat sebelum titik ekivalen terjadi, yaitu ketika larutan yang dititrasi telah berubah menjadi kuning jerami. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan titrasi, sebab kompleks iod amilum tidak larut secara sempurna dalam pelarut air (Padmaningrum, 2008).

(8)

A. Alat

1. Indikator Phenolphtalein (PP) sebanyak 3 tetes 2. Aspirin sebanyak 1 tablet

3. Bodrex sebanyak 1 tablet

4. Larutan Iodin 0,1 N sebanyak 20ml 5. Larutan Na2S2O3

6. Larutan H2SO4 10% sebanyak 5ml

7. Larutan NaOH 0,1 N 8. Aquades

9. Indikator amilum sebanyak 3 tetes 10. Larutan alkohol 95%

C. Cara Kerja

(9)

Tablet aspirin ditimbang, kemudian dicatat merk (Aspirin) dan kadarnya (500mg). Tablet digerus dalam lumpang porselin dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lumpang porselin dicuci dengan menggunakan alkohol 95% sebanyak 25ml, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang selama lebih kurang lima menit, kemudian dipanaskan hingga mendidih.

Larutan yang ada di dalam erlenmeyer dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan dengan aquades hingga mencapai tanda batas. Larutan diambil sebanyak 20ml, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan aquades sebanyak 5ml serta indikator PP sebanyak 3 tetes. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N sampai warna berubah menjadi merah muda dan titrasi dilakukan sebanyak dua kali. Hasil pengamatan dicatat dan untuk menentukan kadar aspirin dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Kadar Aspirin (mg/tablet): 100 x ∑ V. NaOH x 18,02 20

Kadar Aspirin (%):100 x ∑ V. NaOH x 0,01802 x 100% 20

Berat Tablet 2. Cara Kerja Analisa Kafein dalam Tablet

Tablet kafein ditimbang, kemudian dicatat merk (Bodrex) dan kadarnya (50mg). Tablet digerus dengan lumpang porselin dan dimasukkan ke dalam labu ukur. Lumpang porselin kemudian dicuci dengan alkohol 95% sebanyak 25ml. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur dan digoyang selama lebih kurang lima menit.

Larutan dalam labu ukur ditambahkan dengan larutan H2SO4 10%

sebanyak 5ml dan iodin 0,1N sebanyak 20ml, lalu diencerkan dengan menggunakan aquades hingga mencapai tanda batas. Larutan disaring dengan kertas saring, kemudian hasil saringan dikocok. Larutan diambil sebanyak 20ml, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer serta

(10)

larutan Na2S2O3 sebanyak dua kali hingga warnanya menjadi bening. Hasil

pengamatan dicatat dan untuk menentukan kadar kafein dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Kadar Kafein (%): ((20 – (100 x ∑V. Na2S2O3) x 0,00483 x 100%

20

Berat Tablet

Kadar Kafein (mg/tablet): ((20 – (100 x ∑V. Na2S2O3) x 4,83

20

(11)

A. Hasil

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, berikut di bawah ini tabel hasil analisa kadar aspirin dan hasil analisa kadar kafein:

Tabel 1. Analisa Kadar Aspirin

No. Volume NaOH (ml) Berat Tablet (gr) Kadar Aspirin % mg/tablet farmakodinamika mempunyai efek analgesik, piretik, inflamasi, anti-trombotik, dan urikosurik, namun mempunyai efek samping pada saluran cerna (Lintang, 2013). Aspirin berbentuk bubuk kristal berwarna putih. Aspirin sedikit larut dalam air, namun larut dalam alkohol, eter, kloroform, dan gliserin, serta bersifat stabil ketika dalam udara kering namun akan terurai sedikit demi sedikit pada keaadaan lembab. Satu sisi buruk dari aspirin adalah efeknya pada lapisan perut, karena aspirin bersifat asam, maka dia dapat mengganggu atau merusak lapisan protein. (Feinman, 1994).

Kafein atau 1,3,7-Trimetilxantin adalah senyawa alkaloid yang ditemukan dalam teh, kopi, dan biji kola (Amiruddin, 2008). Kristal kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih, tidak berbau, dan berasa pahit. Kafein yang tidak mengandung air kristal akan mencair pada suhu 238OC. Kafein larut dalam larutan

(12)

asam-asam organik. Kafein meningkatkan kerja sistem saraf pusat dan kekuatan jantung, khasiat lainnya sebagai diuretik (Sumardjo, 2006).

Reaksi yang terjadi adalah reaksi asam-basa atau reaksi netralisasi. Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan melakukan titrasi dengan larutan NaOH. Dalam reaksi netralisasi ini, gugusan - gugusan karbonil mengalami reaksi dalam persamaan reaksi kima sebagai berikut:

Titk ekuivalen ditandai oleh terjadinya perubahan warna larutan, dengan indikator PP yang konstan selama satu menit. Sebelum dititrasi, larutan disaring terlebih dahulu menggunakan kertas saring. Penyaringan ini bertujuan agar larutan yang hendak dititrasi merupakan larutan murni di mana sudah tidak terdapat endapan asing yang dapat mempengaruhi proses berlangsungnya titrasi. Fungsi penambahan aquades adalah untuk mengencerkan larutan.

Penambahan asam sulfat (H2SO4) akan membuat reaksi berada dalam

suasana asam. Perubahan larutan menjadi suasana asam karena larutan memiliki kepekatan yang lebih besar, sehingga jika dalam suasana asam maka reaksi akan terjadi dibandingkan saat larutan dalam suasana basa atau netral. Sementara itu, penambahan larutan iodium akan menyebabkan ikatan rangkap c=c pada kafein akan mengalami reaksi adisi dengan iodium yang ditambahkan. Kafein memiliki dua ikatan rangkap c=c, sehingga ketika penambahan I2 maka masing-masing ion

I akan bereaksi dengan ikatan rangkap c=c tersebut.

Pada titrasi digunakan indikator amilum yang berbentuk ion kompleks warna biru yang berasal dari amilum, reaksi yang terjadi pada indikator amilum adalah sebagai berikut:

(13)

Tujuan penggunaan indikator amilum ini dalam proses titrasi natrium tiosulfat dan kafein ini dikarenakan natrium tiosulfat lebih kuat pereaksinya dibandingkan amilum sehingga amilum tersebut dapat didesak keluar dari proses reaksi tersebut. Jadi, hal ini menyebabkan warna berubah kembali seperti semula setelah tercapainya titik ekivalen pada saat proses titrasi dengan natrium tiosulfat.

Penggunaan larutan Na2S2O3 sebagai larutan penitrasi dikarenakan

kelebihan iodium pada titrat setelah terjadinya reaksi adisi dan iodium yang teradisi pada kafein dapat diketahui. Reaksi termasuk dalam reaksi adisi, berikut adalah reaksi yang terjadi:

I2 (aq) + S2O32-(aq) 2 I- + S4O6

Tiosulfat Tetrationat

Iodium merupakan jenis larutan oksidator. Dikarenakan proses titrasi yang akan berlangsung adalah reaksi redoks, sehingga dibutuhkan larutan yang bersifat reduktor, yakni Na2S2O3. Fungsi pencucian dengan alkohol adalah untuk

menghilangkan zat pengotor yang tidak ikut tersaring. Aspirin larut dalam alkohol yang bersifat nonpolar, sehingga dapat dikatakan bahwa aspirin bersifat nonpolar.

(14)

V. KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(15)

3. Aspirin bersifat analgesik dan antipiretik, sedangkan kafein bersifat psikoaktif (stimulan sistem syaraf pusat) dan analeptik.

4. Kegunaan aspirin untuk mengobati sakit kepala dan reumatik, sedangkan kafein untuk meningkatkan kerja sistem syaraf pusat.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, A. 2008. Kamus Kimia Organik. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.

(16)

Diinduksi dengan Aspirin. Jurnal Biomedik, 5(1): 38-45. Padmaningrum, R.T. 2008. Titrasi Iodometri.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-tutik

padmaningrum-dra-msi/c8titrasiiodometrireginatutikuny.pdf. Diakses tanggal 15 Maret 2015.

Roizen, M.F., dan Oz, M.C. 2009. Sehat Tanpa Dokter: Panduan Lengkap Memahami Tubuh Agar Tetap Sehat dan Awet Muda. PT Mizan Pustaka, Bandung.

Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sunarto. 2010. Alkalimetri.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Sunarto,Drs.,%20M.Si/ Modul%20Kimia%20Analisis%20titrasi%20alkalimetri.pdf. Diakses tanggal 15 Maret2015.

Tjay, T.H. dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

(17)

Penyelesaian:

(18)

Gambar

Gambar 2.2 Gambar Struktur Kimia Kafein
Tabel 1. Analisa Kadar Aspirin

Referensi

Dokumen terkait

Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai trayek perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat telah tepat

Dalam analisis kimia kuantitatif, reaksi tersebut dapat dimanfaatkan dalam titrasi karena suatu reaksi redoks dapat menimbulkan perubahan warna yang dimanfaatkan sebagai indikator

Pada aldehid yang teroksidasi akan muncul perubahan warna dari coklat kemerahan – berasal dari Cr 6+berwarna kemerahan, menjadi hijau karena kromat yang tereduksi menjadi Cr 3+

Dalam titrasi ada pula yang tidak memerlukan indikator sebagai penunjuk titik akhir titrasi, hal ini memungkinkan karena zat asalnya yang berwarna dan memiliki perbedaan warna pada

Reaksi yodium akan menimbulkan warna biru yang menandakan adanya pati dalam sampel, warna merah menunjukkan adanya glikogen dan eritrodekstrin, warna coklat menandakan adanya

Pada percobaan selanjutnya yaitu ion triiodida ditambahkan ke dalam air + amilum, dari hasil pengamatan terlihat warna larutan tersebut menjadi merah tua pekat

Tetapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan I 2 yang berwarna biru

Untuk penetapan reaksi khusus golongan senyawa organik, didapatkan hasil positif pada pemeriksaan senyawa amin aromatis primer dengan terbentuknya warna merah jingga