• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI STEREOTIP ISLAM DALAM FILM AIRLIFT SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPRESENTASI STEREOTIP ISLAM DALAM FILM AIRLIFT SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI STEREOTIP ISLAM DALAM FILM AIRLIFT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh :

Abitu Rohmansyah

1112051000092

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Representasi Stereotip Islam dalam Film Airlift Oleh: Abitu Rohmansyah

Film Airlift merupakan film Bollywood yang diangkat dari kisah nyata pada saat invasi Irak terhadap Kuwait. Dalam film ini menceritakan tentang perjuangan seorang pengusaha India yang tinggal di Kuwait untuk membebaskan 170.000 warga India yang terjebak pada saat invasi Irak terhadap Kuwait. Banyak pesan moral yang disampaikan oleh sutrada melalui Ranjit sebagai pemeran utama dalam film tersebut, akan tetapi dibalik banyaknya pesan moral yang disampaikan terdapat presentasi stereotip islam yang bersifat stereotip yang dilakukan oleh tentara Irak dan juga pemerintah Kuwait yang bernotabene sebagai agama Islam.

Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaannya adalah, bagaimana representasi stereotip islam yang ditampilkan dalam film Airlift? Bagaimana wacana seputar representasi Islam dalam film Airlift karya Raja Khrisna Menon dari level teks (struktur makro, superstruktur, struktur mikro), level kognisi sosial, dan level konteks sosial?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana Teun A Van Dijk. Teun A Van Dijk membagi analisis wacana menjadi tiga bagian, yaitu level teks, kognisi social, dan konteks social. Level teks terbagi menjadi tiga, pertama struktur makro yaitu tematik/topik, kedua superstruktur yaitu skematik/skema, dan ketiga yaitu struktur mikro yaitu semantik (latar, detail, maksud, peranggapan), sintaksis (bentuk kalimat, koherensi, kata ganti), stilistik dan retoris (grafis, metafora, ekspresi). Level kognisi sosial melihat permasalahan dari kognisi/mental penulis naskah/skenario. Level konteks sosial melihat bagaimana wacana tersebut berkembang di masyarakat.

Dilihat dari struktur makro dalam film Airlift memberikan pesan moral kepada penonton melalui tokoh utama Ranjit, akan tetapi terdapat representasi stereotip islam yang bernilai stereotip, seperti teroris, diskriminasi, tamak, tidak bertanggung jawab, dan pelecehan seksual. Dari superstruktur film ini terdapat skematik dari Opening Bill Board, Opening Scene, Conflict Scene, Anti Klimaks, dan Ending. Dari struktur mikro terdapat semantik yang terbagi menjadi empat, yaitu latar detail, dan peranggapan, kemudian sintaksis seperti koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti, kemudian stilistik yang digunakan yaitu bahasa Inggris, India, dan Arab, kemudian retoris seperti grafis, metafora, dan ekspresi. Dari segi kognisi sosial film ini dibuat karena Raja Khrisna Menon ingin memberitahu kepada generasi masa kini bahwa India mempunyai sejarah yang baik. Dari segi konteks sosial film ini dibuat karena Raja Khrisna Menon yang berasal dari Kerala sadar dengan warga Kerala yag hadapi pada saat Irak menginvasi Kuwait.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

نيحرلا يوحرلا الله نضب

Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah

membuat tinta untuk menulis, tulisan untuk dibaca dan membaca merupakan jendela ilmu. Atas berkah dan karunia-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam semoga Allah SWT sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena perjuangan beliau kita dapat menikmati Iman dan Islam hingga saat ini sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita semua.

Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan segala usaha dan tekad yang kuat, walaupun hambatan dan rintangan yang penulis hadapi cukup banyak, namun atas izin dari Allah SWT semua hambatan dapat teratasi dan skripsi ini terselsaikan dengan baik. Namun, penulis juga yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki, mengingat kemampuan dan pengetahuan penulis yang serba terbatas.

Terselsaikannya skripsi ini merupakan salah satu anugerah terindah yang pernah penulis rasakan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai. Dalam kesempatan ini dengan penuh rasa hormat, penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Orangtua H. Ali Sahari dan Elis Carmiati yang telah memberikan kasih sayang

tiada taranya dan juga telah mendidik saya untuk menjadi orang yang bisa berguna untuk sesama hingga saat ini. Semoga Allah memberikan umur yang berkah kepada kalian. Amiiiin.

(7)

iii

2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M,Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. Drs. Masran, MA. sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fita Faturrokhmah, M. Si sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 4. Rachmat Baihaky, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk memberi arahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Umi Musyarofah, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajari Saya banyak ilmu di Kampus ini. Semoga ilmu yang diberikan, menjadi amal baik di akhirat kelak.aamiin.

6. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan kemudahan dalam melayani penulis mendapatkan refrensi buku-buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Keluarga Besar Komunikasi Penyiaran Islam, Seluruh teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya untuk teman dan sahabat seperjuangan, Afrizal Rasikhul Ilmi, Falahul Mualim, Sukmana Galih, Dani Perdana, Ramdhan Hidayat, Muhammad Nur, Sopyan Assauri, Abdi Maulana, dan teman-teman Manajemen Komunikasi Penyiaran Islam 2102 lainnya yang selalu memberikan banyak cerita dalam kehidupan penulis semasa menempuh

(8)

iv

studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selalu memberikan support serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Kelompok Mahasiswa Lintas Alam (KMLA) Garuda FIDKOM yang telah

banyak memeberikan inspirasi, para Pionir, Badan Pengawas Organisasi, Pengurus dan Anggota terimakasih untuk kalian sudah memberikan pengalaman untuk berproses menjadi manusia yang selalu bersyukur atas kenikmatan ―Terbang Tinggi Tak Lupa Bumi‖

9. Untuk Desba Nurshafitri terima kasih atas waktu yang selalu disempatkan untuk sekedar saling menyemangati. Terima kasih telah menjadi teman hidup dan teman perjalanan yang sudah kita lalui bersama.

10. Untuk kakak-kakak tercinta Nda, A Cecep, A Ukon, A Nde, dan A Nunu terimaksih atas pelajaran hidup kalian yang telah mengingatkan adikmu ini untuk menjadi pribadi yang baik.

11. Teman-teman angkatan 19 BRIGTISAR yang saya anggap sebagai keluarga sendiri ketika saya menuntut ilmu di Mahad Tarbiyatul Mubtadiin, terimakasih karena telah mencoretkan kisah yang dramatis untuk kita semua. 12. Dan untuk semua pihak yang telah memberi segala dukungannya dalam

penyusunan skripsi ini yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Jakarta, 18 Januari 2017 19 Rabiul Akhir 1438 H

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 6

F. Metodologi Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Representasi stereotip islam ... 10

1. Pengertian Representasi ... 10

2. Pengertian Stereotip ... 11

3. Pengertian Islam ... 12

4. Definisi Representasi Stereotip Islam ... 13

B. Tinjauan Tentang Film ... 14

1. Pengertian Film ... 14 2. Klasifikasi Film ... 16 3. Jenis Film ... 17 4. Struktur Film ... 18 5. Sinematografi ... 19 C. Analisis Wacana ... 23

1. Pengertian Analisis Wacana... 23

2. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk ... 25

BAB III GAMBARAN UMUM ... 32

A. Sekilas Tentang Film Airlift ... 32

B. Sinopsis Film Airlift ... 33

C. Profil Sutradara Film Airlift ... 35

(10)

vi

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS ... 41

A. Wacana Seputar Representasi stereotip islam Dalam Film Airlift Dari Level Teks 41 1. Struktur Makro ... 41

2. Superstruktur ... 59

3. Struktur Mikro ... 64

B. Wacana Representasi stereotip islam dalam Film Airlift Dilihat dari Level Kognisi Sosial ... 76

C. Wacana Seputar Representasi stereotip islam dalam Film Airlift Dari Level Konteks Sosial ... 78 BAB V PENUTUP ... 81 A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 91

(11)

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Bagian Sinematografi

2. Tabel 2.2 Skema Penelitian dan Metode Van Dijk 3. Tabel 2.3 Struktur Analisis Wacana Kritis

4. Tabel 4.1 Tentang Teroris 5. Tabel 4.2 Tentang Diskriminasi 6. Tabel 4.3 Tentang Tamak

7. Tabel 4.4 Tentang Tidak Bertanggung Jawab 8. Tabel 4.5 Tentang Pelecehan Seksual

9. Tabel 4.6 Opening Billboard 10. Tabel 4.7 Opening Scene 11. Tabel 4.8 Conflict Scene

12. Tabel 4.9 Anti Klimaks (Solusi) 13. Tabel 4.10 Ending

14. Tabel 4.11 Stilistik 15. Tabel 4.12 Metafora 16. Tabel 4.13 Ekspresi

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film merupakan sebuah karya seni yang bersifat hidup dan bisa memberikan imajinasi atau gambaran kepada publik tentang keadaan suatu tempat, budaya, sampai karakter orang yang berada dalam film tersebut, sesuai dengan dimana film itu dibuat. Selain dari itu film juga merupakan sebuah hiburan untuk masyarakat umum, bahkan film dizaman sekarang sudah merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena film juga merupakan salah satu media komunikasi dan sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi atau pesan-pesan yang sangat efektif.

―Ketika sebuah realitas sosial telah diteguhkan dalam format realitas

media maka bayangan realitas sosial yang digambarkan dalam film, akan di anggap sebagai realitas yang sesungguhnya yang terjadi ditengah masyarakat.‖1

Keefektifan tersebut terjadi karena untuk memahami isi film tidak diperlukan kemampuan membaca, cukup melihat dan mendengarkan. Pada dasarnya dalam kajian media, tayangan film dijadikan alat untuk menyampaikan pesan baik sosial, politik, budaya maupun pesan lainnya.

―Film memberikan pengaruh yang besar terhadap jiwa manusia. Hal ini

berhubungan dengan ilmu jiwa sosial tentang gejala “Identifikasi Psikologi” yaitu orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan sehingga ia ikut merasa apa yang dirasakan tokoh tersebut.‖2

1

Sumbodo Tinarbuko, Mendengarkan Dinding Fesbuker, (Yogyakarta: Galangpress Group, 2009), h.81

2 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosda

(13)

2

Pengaruh yang diberikan oleh film akan membawa dampak kepada penontonnya, baik itu dampak yang positif maupun negatif. Dampak yang akan dibawa oleh film dalam positif maupun negative bukan hanya soal perilaku saja, melainkan juga dari mindset penonton kepada hal-hal yang disampaikan dari alur cerita film tersebut. Karena dari alur cerita film selalu menggambarkan keadaan suatu tempat, budaya, dan karakter orang yang berada dalam film yang diceritakan.

Dalam alur cerita film, selain pesan-pesan baik yang disampaikan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sering muncul adegan-adegan kurang baik, yang sifatnya mengintimidasi sesuatu seperti individu manusia, agama bahkan negara.

Pada awal tahun 2016 tepatnya pada tanggal 29 Januari 2016, dunia perfilman India atau yang biasa dikenal dengan Bollywood merilis film terbarunya yang bergenre action dengan judul Airlift. Film ini disutradai oleh Raja Khrisna Menon dan dibintangi oleh Akhsay Kumar dan Nimrat Kaur.

Film ini diambil dari kisah nyata yang di alami oleh 170.000 warga India yang sedang berada di Kuwait pada saat invasi Irak terhadap Kuwait. Mereka ingin membebaskan diri dari Kuwait dan harus bertahan dari serangan Irak, dengan berbagai cara untuk meloloskan diri sehingga mereka harus melewati perjalanan seribu kilometer melintasi perbatasan ke Yordania untuk sampai pada titik aman.

Sejarah mencatat bahwa ini merupakan evakuasi udara tersukses dan terbesar di dunia dengan membebaskan 170.000 orang India untuk dibawa pulang kenegaranya. Selama 59 hari evakuasi ini dilaksanakan dengan penerbangan sebanyak 488 penerbangan komersial Air India secara aman dan selamat.

(14)

3

Dalam alur cerita film Airlift, Ranjit Katyal berperan sebagai pahlawan untuk membantu membebaskan warga India dari Kuwait. Skenario perjalanan itu dijabarkan banyak halang rintang yang harus dihadapinya, sehingga banyak pesan moral yang disampaikan oleh sutradara melalui Ranjit kepada penonton. Khususnya pesan untuk tidak pantang menyerah dalam menghadapi segala sesuatu untuk mencapai kepada satu tujuan.

Ranjit yang sebenarnya dia adalah seorang pengusaha sukses di Kuwait hanya ingin menyelamatkan keluarganya saja dari Negara Kuwait, namun pada akhirnya dia sadar bahwa dia adalah salah seorang dari 170.000 warga india lainnya yang sedang terperangkap dalam Invasi Irak, sehingga dia merubah sifatnya yang egois menjadi peduli kepada warga sebangsanya. Ketika dia sudah peduli ternyata masih ada cobaan yang harus dihadapinya dalam memperjuangkan untuk membebaskan warga negaranya sendiri. Cobaan itu dia hadapi dengan penuh kesabaran, karena dia harus melakukan diplomasi kepada jendral tentara Irak agar bisa menyelamatkan warganya dari invasi, belum lagi dari salah satu warga India yang selalu membuat ulah dan emosi terhadap Ranjit.

Akan tetapi selain pesan moral baik yang disampaikan dalam cerita tersebut, terselip scene-scene yang mempresentasikan tentara Irak yang bernotabene agama Islam mempunyai moral yang buruk dan tidak sesuai dengan ajaran agama Islam yang sebenarnya, dalam film ini ada beberapa adegan Islam diceritakan memiliki sifat kekerasan, keangkuhan, tindakan asusila, dan keserakahan yang dilakukan oleh tentara Irak.

(15)

4

Sesungguhnya negara Irak pada waktu itu merupakan sejarah kejayaan Islam pada jaman dinasti Abbasiyah3, yang selalu disenandungkan oleh para sejarahwan dan budayawan karena Baghdad yang menjadi ibu kota Irak merupakan kota termasyhur sehingga mendapat julukan sebagai kota 1001 malam. Kemajuan umat Islam pada masa itu menjadikan Irak sorotan dunia karena banyak perkembangan yang dilakukan, seperti kemajuan Islam dalam bidang sosial budaya, kemajuan dalam bidang politik dan militer, kemajuan dalam bidang ilmu agama islam, dalam bidang sistem pemerintahan politik dan bentuk Negara, kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga pada saat itu Baghdad sebagai ibu kota Irak merupakan perpustakaan terbesar di dunia.

Film ini merupakan salah satu film Bollywood tersukses dan mencetak rekor terbaru dengan nilai rating 9.1 dalam Internet Movie Database (IMDB) dan meraih keuntungan sebesar 160 miliar dalam waktu seminggu. Banyak pelajaran tentang pesan moral yang disampaikan dalam film ini, tetapi film ini mempunyai maksud tersendiri dalam menilai stereotip islam yang ditayangkan dalam beberapa adegan.

Berdasarkan latar belakang diatas, perlu adanya penelitian secara mendalam pada aspek cerita film ―Airlift‖ ini. Sebab dalam industri perfilman, khususnya bagi sang sutradara mempunyai maksud yang ingin disampaikan kepada masyarakat luas. Oleh karenanya judul yang di ambil penulis adalah

“Representasi Stereotip Islam Dalam Film “Airlift”.

3 Bani Abbasiyah dalam sejarah lebih banyak berbuat ketimbang Bani Umayyah.

Pergantian Dinasti Umayah kepada Dinasti Abbasiyah tidak hanya sebagai pergantian

kepemimpinan, lebih dari itu telah mengubah, menorah wajah dunia Islam dalam refleksi kegiatan ilmiah. Pengembangan ilmu pengetahuan pada Bani Abbasiyah merupakan iklim pengembangan wawasan dan disiplin keilmuwan. Drs. Ajid Thohir, M.Ag, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Cet-1 (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004), h.50

(16)

5

B. Fokus Penelitian

Untuk menghindari semakin luas dan melebarnya batasan masalah, maka penelitian ini dibuat suatu fokus penelitian. Ruang lingkup difokuskan hanya tentang representasi stereotip islam yang terdapat dalam film Airlift, dan juga hanya dibatasi dengan model analisis wacana Teun A Van Dijk (Critical

Discourse Analysis) yang membahas tentang tiga struktur dalam suatu teks, yaitu

struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro, serta dilihat dari level kognisis sosial dan konteks sosial.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana representasi stereotip islam yang ditampilkan dalam film

Airlift?

2. Bagaimana wacana seputar representasi yang ditampilkan dalam film

Airlift yang dilihat dari level teks (struktur makro, superstruktur, struktur

mikro)?

3. Bagaimana wacana film Airlift dilihat dari level kognisi sosial dan konteks sosial?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan proposal ini adalah:

1. Mengetahui tentang representasi stereotip islam yang ditampilkan dalam film Airlift?

(17)

6

2. Mengetahui tentang wacana seputar representasi yang ditampilkan dalam film Airlift yang dilihat dari level teks (struktur makro, superstruktur, struktur mikro).

3. Mengetahui kognisi sosial dan konteks sosial yang terdapat dalam film

Airlift.

b. Kegunaan Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembang Ilmu Komunikasi, khususnya penelitian tentang analisis wacana film. Disamping itu penelitian analisis wacana film Airlift ini juga memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang analisis wacana model Teun A Van Dijk (Critical Discourse

Analysis) yang dilihat pada level teks (struktur makro, superstruktur, struktur

mikro), level kognisi sosial dan level konteks sosial.

c. Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai representasi mengenai stereotip islam yang dianalisis dengan menggunakan wacana Teun A Van Dijk (Critical

Discourse Analysis) bagi para remaja khususnya untuk memaknai konsep

stereotip islam.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini tentang Representasi stereotip islam dalam film Airlift, adapun tinjauan pustaka yang menginspirasi peneliti dari skripsi-skripsi terdahulu diantaranya:

1. ―Analisis Wacana Percintaan Beda Agama Dalam Film Cinta Tapi Beda‖, oleh Zakiyah Al-Wahdah, tahun 2014. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(18)

7

2. ―Representai Islam Dalam Film PK‖, oleh Nurleli, tahun 2015. Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Metodologi Penelitian

a. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A Van Dijk. Untuk mengkaji atau mendeskripsikan dan menganalisa dengan nalar kritis, maka digunakan pendekatan dekkriptif-analitis. Tipe penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat.

Pengertian dari analisis deskriptif sendiri adalah suatu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan mengualifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul secara apa adanya, setelah itu baru disimpulkan.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah film Airlift, dengan meneliti stereotip islam yang digambarkan dalam film Airlift tersebut.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai antara lain:

1. Observasi adalah mengamati secara langsung tanpa perantara sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Peneliti akan menonton dan mengamati tayangan film berikut dialog-dialog seiring adegan dalam film Airlift. Kemudian peneliti

(19)

8

mencatat, memilih serta menganalisis sesuai dengan model penelitian yang digunakan.

2. Dokumen Research, yakni pencarian dan pengumpulan data-data, dengan mengkaji berbagai literatur yang sesuai dengan materi penelitian untuk dijadikan bahan penelitian seperti majalah, artikel, arsip, buku, internet dan catatan perkuliahan.

d. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian diklasifikasikan sesuai pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah. Kemudian, dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis wacana kritis (critical

discourse analysis) Teun Van A Dijk.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses penelitian ini, peneliti membagi skripsi ini menjadi lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teori, di dalamnya diuraikan tentang metode-metode,

meliputi Representasi stereotip islam, Tinjauan Tentang Film, dan

Analisis Wacana.

BAB III : Gambaran umum film Airlift. Bab ini menggambarkan secara umum film Airlift karya Raja Krishna Menon, terdiri dari sekilas tentang film Airlift, Sinopsis Film Airlift, Biografi Sutradara Film Airlift, Tim Produksi Film Airlift, dan Profil Pemain Film Airlift.

(20)

9

BAB IV : Temuan dan Analisis Data, didalamnya dibahas tentang data dan

hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya. BAB V : Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

(21)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Representasi Stereotip Islam

1. Pengertian Representasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), representasi mempunyai arti apa yang mewakili; perwakilan. Representasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tanda untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik.4 Tanda yang dimaksud seperti gambar, kata, atau cerita yang mewakili ide, emosi fakta, dan sebagainya untuk dimaknai arti dari pesan yang ingin disampaikan.

Menurut David Croteau dan William Hoynes, representasi adalah suatu proses penyeleksian hal-hal tertentu dan menggarisbawahi dari hasil penyeleksiannya.5 Maksud dari proses penyeleksian tersebut adalah tanda yang ingin digunakan sebagai representasi tentang sesuatu akan mengalami proses seleksi, sebelum nantinya akan dipublikasikan kepada publik. Tanda mana yang sekiranya merupakan sesuai dengan kepentingan ideologisnya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

‖Representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan

proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan berubah. Representasi merupakan suatu proses usaha kontruksi. Karena pandangan-pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan hasil pertumbuhan kontruksi. Ini menjadi

4 Marcel Dansei, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.24

5

(22)

11

proses penandaan praktik yang membuat suatu hal menjadi bermakna sesuatu.‖6

Pada dasarnya arti dari representasi berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan sesuatu secara bermakna, atau mempresentasikan sesuatu kepada orang lain melalui tanda yang mewakili. Hal ini mewakili fungsi tanda yang kita tahu dan mempelajari realitas sosial dari tanda tersebut, meskipun konsep representasi dapat berubah-ubah atau dinamis.

Dari beberapa gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa representasi adalah sebuah cara memaknai tanda yang mewakili, representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan, bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar. Representasi merujuk kepada segala bentuk media, terutama media massa terhadap segala aspek realitas atau kenyataan seperti masyarakat, objek, dan peristiwa.

2. Pengertian Stereotip

Stereotip dalam KBBI adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Stereotip sangat erat hubungannya dengan prasangka, prasangka disini diartikan sebagai suatu sikap negatif kepada seseorang atau kelompok lain dan membandingkan dengan kelompok nya sendiri.7

Streotip merupakan suatu hambatan terhadap suku, etnis, dan agama dalam membangun sebuah komunikasi antarbudaya yang efektif, streotip terpaku pada suatu keyakinan yang berlaku untuk digeneralisasikan, terlalu dibuat mudah, sederhana atau bisa dilebih-lebihkan mengenai suatu kelompok orang tertentu,

6

Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h.123

7 Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(23)

12

dan lebih mudahnya streotip adalah generalisasi atas sekelompok orang yang dianut oleh budaya tertentu.8 Dari sini sudah jelas bahwa streotip merupakan citra suatu kelompok rasa tau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut, dapat dikatakan bahwa streotip merupakan kecenderungan untuk menggeneralisasikan setiap benda, individu, maupun kelompok-kelompok tertentu ke dalam kategori-kategori yang sudah dikenal.

Steoreotip masuk kedalam kehidupan publik sebagai istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas atau karakter negatif pada kelompok tertentu, dengan cara direpresentasikan dalam beberapa media.9

3. Pengertian Islam

Islam merupakan salah satu agama yang ada dimuka bumi ini, agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan melalui nabi Muhammad SAW sebagai penutup dari para nabi. Islam sebagai agama yang diwahyukan kepada nabi Muhammad merupakan agama yang sempurna dan menyempurnakan dari agama yang sebelumnya pernah ada.

Sebagaimana Allah SWT telah berifirman :

اًٌيِد َم َلَإصِ إلْا ُنُكَل ُتيِضَرَو يِتَوإعًِ إنُكإيَلَع ُتإوَوإتَأَو إنُكٌَيِد إنُكَل ُتإلَوإكَأ َمإوَيإلا

―Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah aku

cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu.‖10

Menurut KH.M.Syafi’I Hadzami pengertian Islam adalah tunduk dan patuh kepada apa yang diberitakan oleh Rasulullah.11 Karena yang diberitakan oleh

8 Feybee H, Rumondor, Stereotip Suku Minahasa Tehadap Etnis Papua, (Journal ―Acta

Diurma‖ Vol:3/ No.2, 2014)

9

Selvira Meiseisar, Representasi Terorisme dalam film java heart, (Commonline Departemen Komunikasi Vol:4/No:2) , h.258

10 Qur’an Surat Al-Maidah : 3

11

(24)

13

Rasulullah bersumber dari Allah SWT, sesuai dengan arti dari islam adalah ―berserah diri‖ maka kita harus patuh kepada kehendak dan kemauan Allah serta taat kepada hukum-Nya.

Jadi Islam adalah agama yang menganjurkan untuk mematuhi segala perintah Allah SWT yang dituangkan didalam kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam dan mempercayai bahwa nabi Muhammad sebagai Rasulullah.

4. Definisi Representasi Stereotip Islam

Berdasarkan dari konsep diatas, representasi adalah suatu tanda perwakilan atau mewakili pesan yang mempunyai pemaknaan, penggambaran pada suatu hal menjadi bermakna sesuatu yang memiliki tujuan tertentu.12 Pemaknaan bisa disamakan apabila kita memiliki pengalaman yang sama dan pengalaman sendiri berkaitan dengan tanda yang mewakili tersebut.

Pengertian stereotip yaitu suatu konsepsi atau pandangan mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Stereotip terpaku pada suatu nilai yang menjadi sudut pandang sederhana atau bisa dilebih-lebihkan mengenai suatu orang kelompok tertentu.

Juga pengetian Islam yaitu agama yang diajarkan kepada masyarakat yang ajarannya diwahyukan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW dimana pedoman untuk melaksanakan ajarannya adalah Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu umat Islam harus mematuhi segala apa yang diperintahkan Allah SWT

12 Wibowo, Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi

(25)

14

dan menjauhi segala larangannya, sesuai dengan arti dari Islam yaitu ―berserah diri‖.13

Jadi representasi stereotip islam adalah bagaimana memaknai suatu tanda yang mempunyai makna tertentu untuk menilai sikap atau perbuatan suatu kelompok yang dinilai dengan prasangka yang subjektif dan tidak tepat terhadap agama Islam.

B. Tinjauan Tentang Film

1. Pengertian Film

Film adalah susunan gambar yang ada dalam selluloid, yang kemudian diputar menggunakan teknologi proyektor dan bisa ditafsirkan dengan berbagai makna.14 Maka dari itu saat ini dunia perfilman telah mampu merebut perhatian masyarakat, karena dengan bantuan teknologi yang membuat gambar berjalan film lebih mudah untuk dipahami dan lebih menarik karena kita tidak hanya mendengarkan melainkan juga melihat gambar yang ditayangkan tanpa harus berimajinasi dari alur yang diceritakan.

Film adalah salah satu media komunikasi massa yang bisa menyebarluaskan informasi dan berbagai pesan secara luas selain radio, televisi, koran, majalah.15 Karena film saat ini bukan lagi dimaknai hanya sebagai karya seni, melainkan sebagai komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu melalui alur cerita yang ditayangkan kepada penontonnya.

13 M.Syafi’I Hadzami, Tauhid Adilah, h.7

14

Gatoto Prakoso, Film Pinggiran-Ontologi Film Pendek, Eksperimental dan Dokumenter. FFTV-IKJ dengan YLP(Jakarta: Fatma Press), h.22

15 Sean Mac Bried, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan, Aneka

(26)

15

Menurut Alex Shobur film merupakan bayangan yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan selalu ada kecenderungan untuk mencari relevasi antara film dengan kehidupan nyata yang kemudian memproyeksikannya ke atas layar.16. Karena dalam film mengangkat realita kehidupan yang ada dimasyarakat yang dikombinasikan dengan hiburan dan pengetahuan didalamnya, meskipun kisah-kisah yang diangkat lebih bagus dari kondisi nyata sehari-hari atau sebaliknya malah bisa menjadi lebih buruk dari kondisi nyata sehari-hari. Pengetahuan yang dimaksud seperti pengetahuan tentang budaya, sosial dan politik yang terdapat dalam cerita film tersebut

‖Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat berpengaruh bagi

kehidupan manusia. Kerjanya ibarat jarum hipodermik atau peluru yang banyak dicetuskan oleh pakar ilmu komunikasi, dimana kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang dapat langsung merasuk kedalam jiwa penerima pesan.‖17

Film merupakan media komunikasi massa yang unik dibandingkan dengan media massa lainnya, karena film sifatnya bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, film juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya.18

―Menurut UU Perfilman No 8 Tahun 1992, film adalah karya cipta seni dan

budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil temuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara yang dipertunjukan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.‖19

16

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.127

17 Morrisan, Media Penyiaran: Strategi Mengola Radio dan Televisi, (Tangerang:

Ramdina Prakarsa, 2005), h. 12.

18

Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar, (Jakarta: BPSDM Citra Pusat Perfilman, 2000), h.6

19 UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1 Ayat 1.

(27)

16

Jadi dapat dipahami film adalah media gambar bergerak yang merupakan karya seni berupa hiburan dan pembelajaran yang dipertunjukan untuk menyampaikan suatu pesan agar dapat memberikan pengaruh pada kehidupan sehari-hari manusia.

2. Klasifikasi Film

Klasifikasi film atau yang biasa disebut dengan genre dalam film berawal dari klasifikasi drama yang lahir pada abad ke XVIII, pada saat itu terdapat beberapa naskah drama, diantaranya adalah lelucon, banyolan, opera balada, komedi sentimental, komedi tinggi, tragedi borjois dan tragedi neoklasik.20

Seiring perkemangan zaman, klasifikasi dalam dunia perfilman mengalami sedikit perubahan. Namun tidak menghilangkan yang terdahulunya. Sejauh ini film diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu film komedi, drama, horror, musical, dan laga.21

Komedi adalah jenis film yang ceritanya mendeskripsikan tentang kelucuan, kekonyolan, kebanyolan para pemainnya. Sehingga alur cerita dalam filmnya tidak membosankan karena ada hal-hal kejenakaan yang membuat para penonton merasa terhibur. Film komedi sering kita temui dimana-dimana, di Indonesia salah satu film komedinya adalah film ―Warkop DKI‖, alur cerita filmnya banyak sekali kekonyolan yang dilakukan oleh Dono, Kasino dan Indro sebagai pemeran utamanya. Sehingga sampai saat ini film itu masih banyak digemari oleh kalangan masyarakat Indonesia.

20

Hermawan J Waluyo, Drama: Teori dan Pengajarannya, (Yogyakarta: PT Hanindita, 2003), cet ke-2, h.38

21 Eky Imanjaya, Why Not: Remaja Doyan Nonton, (Bandung: PT Mizan Budaya

(28)

17

Drama adalah jenis film yang ceritanya mendeskripsikan seperti realita (kenyataan) dalam kehidupan manusia. Sehingga dalam alur ceritanya dapat membuat penonton merasakan senang atau sedih bahkan ada yang sampai meneteskan air matanya. Di Indonesia khususnya banyak sekali tayangan film drama yang disajikan, hampir disetiap chanel televisi Indonesia menayangkan film tersebut, seperti film FTV di SCTV, tukang bubur naik haji di RCTI, the east di NET TV, dan masih banyak yang lainnya.

Horor adalah jenis film yang beraroma mistis, alam gaib, dan spiritual, dalam alur ceritanya dapat membuat penonton lebih sering merasakan terkejut sehingga membuat jantung penonton berdegup kencang, karena alur ceritanya yang menegangkan, dan penonton dapat berteriak histeris.

Musikal adalah jenis film yang alur certinya penuh dengan nuansa musik, alur ceritanya hampir sama dengan drama, hanya saja dibeberapa bagian adegan dalam film pemain bernyanyi, berdansa, bahkan berdialog menggunakan musik. Film jenis musikal ini lebih sering dimainkan dari film-film Bollywood.

Laga (action) adalah jenis film yang dipenuhi dengan aksi, perkelahian, tembak menembak, dan adegan-adegan berbahaya yang mendebarkan. Alur ceritanya sederhana, hanya saja dapat menjadi luar biasa setelah dibumbui aksi-aksi yang membuat penonton tidak mengalihkan perhatiannya.

3. Jenis Film

Menurut Elvinaro dan Lukiati dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, film dapat dikelompokan menjadi empat jenis, diantaranya adalah jenis film cerita, film berita, film dokumenter dan film kartun.22

22 Elvinaro Ardianto, dan Lukati Komala Erdiyana, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,

(29)

18

Film cerita (story film) adalah film yang mengandung suatu cerita yang dapat dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film yang terkenal, film ini biasanya didistribusikan sebagai barang dagangan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Film cerita ini dibuat semenarik mungkin agar tidak membosankan, film cerita ini memiliki alur maju-mundur atau sebaliknya bahkan ada juga yang membuat alur ceritanya dengan campuran. Film cerita dapat berupa satu film dengan satu masa putar, dapat pula berupa film serial dengan masa putar lebih dari satu kali.

Film berita (newsreel) adalah film yang dibuat untuk mengkaji suatu kejadian yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita yang penting dan menarik.

Film dokumenter (documentary film) adalah film yang dibuat dari hasil interpretasi pembuatnya mengenai sebuah kenyataan tersebut. Film dokumenter berisikan peristiwa penting yang diperkirakan tak akan terulang lagi, karena rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang berlangsung.

Film kartun (cartoon film) adalah film yang dibuat untuk anak-anak, sepanjang film kartun ini diputar akan membuat penontonya tertawa karena kelucuan-kelucuan dari tokoh pemainnya, karena inti dari film kartun ini untuk menghibur.

4. Struktur Film

Film jenis apapun yang sudah dijelaskan sebelumnya pasti memiliki struktur fisik. Menurut Himawan dalam bukunya ―Memahami Film‖, secara

(30)

19

fisik struktur film dapat dibagi menjadi tiga struktur, yaitu shot, scane (adegan), dan sequence 23

Shot merupakan sebuah proses pengambilan gambar dengan menggunakan

kamera, sejak kamera di aktifkan hingga kamera dimatikan. Sekumpulan shot biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan, satu adegan bisa berjumlah belasan hingga puluhan kali shot.

Scane (adegan) adalah gabungan dari beberapa shot yang menimbulkan satu

pengertian yang utuh. Membuat satu scane sama seperti dengan membuat satu kalimat, yang terdiri dari awal, isi yang mengembangkan atau pemaknaan dan diakhiri dengan penutup.

Sequence adalah satu segmen yang besar yang memperlihatkan kejadian yang

utuh. Dalam karya literature, sequence bisa di ibaratkan seperti sekumpulan bab yang berkesinambungan dari bab yang sebelum-sebelumnya.

―Satu sequence umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling

berhubungan.‖24

5. Sinematografi

Sinematografi adalah cara bagaimana mengambil objek gambar atau biasa disebut dengan jarak kamera terhadap objek (type of shot), M. Bayu dan Winastwan dalam bukunya ―Bikin Film Itu Mudah‖ menjelaskan tentang bagian-bagian dari sinematografi seperti big close up, close up, medium close up, medium

shot, medium full shot, full shot, medium long shot, long shot, dan extreme long shot.25

23 Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h.29-30

24

Heru Effendy, Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1986), Cet. Ke-3, h.35.

25 M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S, Bikin Film Itu Mudah, (Yogyakarta: CV

(31)
(32)
(33)

22

Medium Long Shot (MLS) adalah pengambilan gambar dengan mengikutsertakan setting sebagai pendukung suasana diperlukan karena ada kesinambungan cerita dan aksi tokoh dengan setting tersebut.

Long Shot (LS) adalah pengambilan gambar objek akan terlihat keseluruhan. Dengan pengambilan gambar long shot bisa menimbulkan suatu suasana yang dapat memperlihatkan keseluruhan pemandangan.

Extreme Long Shot (ELS) adalah

pengambilan gambar yang hamper tak terlihat membuat artis tampak berada di kejauhan. Shot yang di ambil dari jarak yang sangat jauh, mulai dari kira-kira 200 meter sampai dengan jarak yang lebih jauh lagi.

(34)

23

C. Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa tahun yang lalu, aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penelitiannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagai ahli bahasa mengalihkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana.26

―Istilah wacana berasal dari bahasa sansekerta wac/wak/vak yang memiliki

arti „berkata‟ atau „berucap‟. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata „ana‟ yang berada dibelakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna membedakan (nominalisasi). Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan. Dalam kamus bahasa Jawa kuno Indonesia karangan Wojowasito terdapat kata waca yang berarti baca, wacaka berarti mengucapkan dan kata wacana berarti perkataan.‖27

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana, tetapi apa yang dinamakan wacana tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis melainkan sebuah pidato pun adalah wacana.28 Jadi yang dinamakan dengan wacana tidak hanya dalam bentuk tulisan melainkan dalam bentuk lisan pun merupakan sebuah wacana.

―Pembahasan wacana pada segi lain adalah membahas bahasa dan tuturan

itu harus didalam rangkaian kesatuan situasi pengguna yang utuh. Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks dari pada penjumlahan unit kategori, dasar dari analisis wacana interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan pengamatan dan penafsiran peneliti.‖29

26 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.47

27 Dedy Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis

Wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h.3

28 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.10

29 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LkiS, 2006),

(35)

24

Aris Badara mengungkapkan ada tiga pandangan mengenai analisis wacana dalam bukunya Analisis Wacana: Teori, Metode dam Penerapannya pada Wacana Media, yaitu pandangan positivis-empiris, kontruktivisme, dan paradigm kritis.30

Positivis-empiris adalah analisis wacana yang menggambarkan tata tuturan

kalimat, bahasa, dan pengertian bahasa. Dalam pandangan ini melihat bahasa sebagai jembatan antara manusia dengan objek yang ada diluar dirinya. Pengalaman-pengalaman manusia dianggap secara langsung diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala.

Kontruktivisme adalah analisis wacana yang menempatkan suatu analisis

untuk membongkar maksud dan makna tertentu. Dalam pandangan ini bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan. Kontruktivisme justru menganggap bahwa subjek adalah faktor utama dalam kegiatan wacana serta hubungan-hubungan sosialnya, maka dari itu pandangan kontruktivisme sangat bertolak belakangan dengan pandangan positivis-empiris.

Paradigma kritis merupakan analisis wacana yang menekankan pada proses produksi dan reproduksi makna, dimana bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi didalamnya.

―Secara sederhana, wacana merupakan cara objek atau ide diperbincangkan

secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Sedangkan secara umum wacana merupakan rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek)

30

Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), h.19-20

(36)

25

yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsure segmental maupun nonmental bahasa.‖31

2. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk

Menurut Van Dijk analisis wacana kritis secara terminologi yang dikutip dari buku ―Principles of Critical Discourse Analysis‖ dalam pembahasannya mengenai ―What is Discourse?‖ adalah

―Critical discourse analysis (CDA) is a type of discourse analytical research

that primarily studies the way social power abuse, dominance, and inequality are enacted, reproduced, and resisted by text and talk in the social and political context. With such dissident research, critical discourse analysis take explicit position, and this want to understand, expose, and ultimately resist social inequality,‖32

―(Analisis wacana kritis (AWK) adalah jenis penelitian wacana yang

mempelajari cara penyalahgunaan kekuasaan sosial, dominasi, serta ketimpangan yang terjadi, direproduksi, dan mengulas teks dan pembicaraan dalam konteks sosial dan politik. Dengan begitu penelitian analis wacana kritis mengambil posisi lebih eksplisit, dan ingin memahami, mengekspos, serta mengulas ketimpangan sosial yang terjadi.)”

Dari kutipan diatas jelas bahwa Van Dijk telah menilai analisis wacana kritis merupakan studi kasus wacana yang digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial dan lain-lain.

Menurut Yoce dalam bukunya analisis wacana kritis, memahami analisis wacana kritis adalah sebuah upaya untuk memberikan penjelasan makna dari teks atau realitas sosial yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan.33

Mengutip Fairclough dan Wodak dalam Analisis Wacana yang ditulis Aris Badara mengatakan bahwa analisis wacana kritis adalah bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yang bertarung dan mengajukan ideologinya

31

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framming, h.11

32 Teun Van Dijk, Principle of Critical Discourse Analysis, (London: Sage, 2002), h.352

33

(37)

26

masing-masing, karakteristik dalam analisis wacana kritis adalah tindakan, konteks, historis, kekuasaan.34

Dalam karakteristik tindakan, wacana dapat dipahami sebagai tindakan yang mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Seseorang berbicara, menulis, menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain, seseorang berbicara bisa jadi untuk meminta atau memberi informasi. Ketika seseorang menulis, sebenarnya dia sedang berusaha berinteraksi dengan orang lain melalui tulisannya, karena dengan tulisan deskriptif dia menggambarkan sesuatu dengan lengkap agar pembaca dapat memiliki gambaran terhadap apa yang sedang dideskripsikan.

Dalam karakteristik konteks, analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana seperti latar, situasi, peristiwa dan kondisi. Pada dasarnya karakteristik konteks ini melihat unsur diluar bahasa, maka dari itu konteks adalah sesuatu yang menjadi bagian terpenting dalam memahami analisis wacana.

Dalam karakteristik historis, wacana ditempatkan dalam konteks sosial tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks. Sesuatu yang terjadi di masa sekarang selalu memliki hubungan dengan peristiwa di masa lalu, karena analisis wacana kritis tidak hanya mencari tahu kapan sesuatu itu terjadi, namun menggunakannya untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang mengapa wacana tersebut dibangun. Maka dari itu aspek historis ini dapat menuntun kita untuk menjawab dari pertanyaan tersebut.

Dalam konteks kekuasaan, analisis wacana kritis mempertimbangkan elemen kekuasaan. Analisis wacana mencoba memahami apa sebenarnya pesan atau

34 Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya pada Wacana Media,

(38)

27

makna yang terdapat dalam suatu wacana, baik itu wacana yang berbentuk lisan ataupun tulisan. Analisis wacana kritis memahami mencoba memahami kekuasaan apa yang bermain dalam terbentuknya suatu wacana.

Selanjutnya, lebih jauh Van Dijk melihat bagaimana teks yang diproduksi menjadi wacana bekerja. Dalam produksi yang bekerja terdapat proses penyusunan hingga menjadi teks yang utuh juga harus diamati dan diteliti, terdapat tiga dimensi yang digunakan dalam analisis wacana kritis model Van Dijk, yaitu segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yang dimana ketiga dimensi wacana ini merupakan bagian yang digabungkan kedalam satu kesatuan analisis.35

Van Dijk lebih melihat wacana kepada wacana tulis atau teks, Van Dijk melihat teks terdiri dari beberapa struktur atau tingkatan yang satu sama yang lain berhubungan dan saling mendukung yang dibaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.36

Skema penelitian dan metode analisis wacana Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.2

Skema Penelitian dan Metode Vam Dijk

Struktur Metode

Teks

Menganalisis bagaimana strategi wacana yang digunakan untuk

Critical Linguistic

35 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media , h.226

36

(39)

28 menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi penulis dalam memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis.

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam masyarakat. Proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa yang digambarkan.

Studi Pustaka, Penelusuran Sejarah, dan Wawancara

Sumber: Eriyanto37

a. Teks

Dalam ruang lingkup analisis wacana kritis Van Dijk melihat suatu teks dan membaginya kebeberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan.

Pertama adalah struktur makro, struktur ini merupakan makna global/universal dari suatu teks yang dapat diamati dengan cara melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita; kedua adalah superstruktur, ini merupakan

37

(40)

29

sturktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, yang dimana bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh; ketiga adalah struktur mikro, struktur mikro ini adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian

STRUKTUR WACANA HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Struktur Makro Tematik (Tema/topik yang dibahas dalam suatu teks berita).

Topik

Superstruktur Skematik (Melihat proses penyusunan dan urutan bagian-bagian dalam teks hingga menjadi berita yang utuh).

Skema

Struktur Mikro Semantik (Penekanan makna dalam suatu teks berita)

Sintaksis (Pemilihan kalimat, bentuk dan susunannya)

Stilistik (Pilihan kata yang dipakai dalam teks berita)

Latar, detail, maksud, praanggapan, dan nominalisasi

Bentuk, kalimat, koherensi, kata ganti

(41)

30

yang terkecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar, kemudian struktur mikro ini dibagi kembali menjadi beberapa bagian seperti semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.38

Semantik adalah penekanan makna dalam sebuah teks berita, artinya bagaimana wartawan ingin menekankan makna suatu teks berita dalam pemberitaannya; Sintaksis adalah pemilihan terhadap kalimat, baik secara bentuk atau susunannya, dalam hal ini yang diamati adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti; Stilistik adalah bagaimana kita mengamati tentang pemilihan kata yang digunakan wartawan dalam penulisan beritanya; Retoris adalah mengamati bagaimana dan dengan cara apa penekanan terhadap teks berita dilakukan.

Tabel 2.3

Sumber: Eriyanto39

Dari ketiga struktur ini kita dapat mempelajari suatu teks, tidak Cuma mengerti dari isi teks berita, namun juga elemen-elemen yang membentuk teks berita, kalimat, paragraf, dan proposisi. Tidak hanya mengetahui apa yang diliput oleh media, namun juga dapat mengetahui bagaimana media mengungkapkan peristiwa kedalam pilihan bahasa tertentu.

38 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.73-74

39

Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.228-229

Retoris (Proses dan cara

penekanan yang

dilakukan)

Grafis, metafora, ekspresi.

(42)

31

b. Kognisi Sosial

Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana untuk membongkar bagaimana makna yang tersembunyi dalam teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial, pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa.40

―Kognisi sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah produksi teks atau

cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks, penulis juga meneliti proses terbentuknya teks. Kognisi sosial menggambarkan bagaimana kesadaran mental penulis skenario membentuk teks. Untuk mengetahui hal tersebut, maka diperlukan wawancara mendalam kepada penulis skenario.‖41

c. Konteks Sosial

Dalam konteks sosial ini, membahas mengenai wacana yang berkembang dalam masyarakat umum yang diperlukan analisis intertekstual yang meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikontruksi dalam masyarakat.42

―Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian

dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti suatu teks perlu dilakukan wawancara seputar bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikontruksi dalam masyarakat. Pada intinya, konteks sosial itu berhubungan dengan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.‖ 43

40

Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.260

41 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.259-260

42 Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, h.271

43

(43)

32

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sekilas Tentang Film Airlift

Film Airlift adalah film drama dan action yang diambil dari kisah nyata, film ini menceritakan tentang invasi Irak terhadap Kuwait yang dibintangi oleh Akhsay Kumar dan Nimrat Kaur. Film ini disutradai oleh Raja Khrisna Menon dan menceritakan kisah seorang pebisnis kaya bernama Ranjit Katiyal yang diperankan oleh Akhsay Kumar.

Film ini menampilkan peristiwa yang sudah diatur pada tahun 1990, dimana pada saat itu sedang terjadi invasi Irak terhadap Kuwait. Film ini juga menceritakan penyelamatan terbesar didunia dengan mengevakuasi warga sipil India sebanyak 170.000 ribu orang.

Setelah diluncurkannya film ini, Airlift mendapatkan kesuksesan box office yang luar biasa, film ini diperkirakan telah mengais keuntungan yang sangat besar. Karena film ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh warga India yang dievakuasi melalui jalur penerbangan dengan Air India yang berkontribusi besar dalam melakukan evakuasi bersejarah tersebut. Setelah misi penyelamatan ini sukses, Air India langsung masuk dalam Guinnes Book of World Records sebagai maskapai sipil yang sukses membantu evakuasi manusia terbanyak dalam sejarah

Film ini berdurasi selama 125 menit, dan film ini juga memecahkan rekor terbaru dalam sejarah perfilman Bollywood dengan memiliki rating paling tinggi di Internet Movie Database (IMDB) sepanjang massa hingga mencapai angka 9,1.

(44)

33

Disamping itu film Airlift juga menjadi film India pertama yang mengangkat tema tentang Perang Teluk.

B. Sinopsis Film Airlift

Cerita ini diawali dengan pertemuan seorang pengusaha besar dari India, Ranjit Katyal dengan pemimpin Kuwait di istana Dasman, mereka bertemu untuk membicarakan permasalahan bisnis yang mereka sepakati. Setelah bertemu kemudian Ranjit langsung kembali kerumah dengan supir pribadinya yang sama berasal dari India.

Setelah sesampinya dirumah kemudian Ranjit langsung bersiap-siap untuk pergi kepesta bersama istrinya yang bernama Amrita Katyal. Pesta itu dimulai dengan sebuah lagu dan juga penarinya, kemudian dalam pesta itu Ranjit mengambil alih untuk menyanyi dan menari dihadapan semua tamu.

Pada malam yang sama pukul 03:00 dini hari di Abdali Labour Camp tiba-tiba mendapat serangan dari tentara Irak yang di utus oleh Saddam Hussein sebagai kepala negara di Irak. Penyerangan ini akibat Irak yang mempunyai hutang kepada Kuwait sebesar 14 miliar dolar pasca perang antara Irak-Iran, Irak ingin Kuwait membebaskan hutangnya, dan Irak pun telah menuduh Kuwait telah mencuri minyaknya, karena itu Irak menginvasi Kuwait.

Para tentara Irak tidak sungkan-sungkan untuk menghancurkan negara Kuwait dengan segala persenjataannya, dan memberikan perintah kepada warga Negara Kuwait untuk keluar dari rumahnya karena mereka telah mengakui bahwa Kuwait merupakan kekuasaan mereka sekarang. Sambil berteriak untuk memerintahkan warga Kuwait untuk keluar, mereka juga sambil menembakan senjata mereka keudara dan berteriak ―Hidup Saddam!‖.

(45)

34

Dalam situasi yang sangat genting, Ranjit memikirkan untuk membawa pergi keluarganya dari Kuwait. Kemudian Ranjit pergi keluar bersama supirnya untuk pergi kekedutaan dan mempersiapkan semua kebutuhan agar bisa keluar dari Kuwait.

Dalam perjalanan menuju kedutaan banyak tentara Irak sedang mencari warga Kuwait kemudian menyeret dan menembakinya. Ternyata tentara Irak tersebut masih banyak yang berusia dibawah umur, dan mereka sudah memperlakukan manusia secara tidak manusiawi. Ranjit kemudian dibawa tentara Irak untuk menemui panglima tentaranya di Istana Dasman. Di istana tersebut mereka membicarakan tentang masalalu mereka dan Ranjit diberikan stiker agar bisa bebas disetiap pos penjagaan.

Ranjit yang kemudian berangkat menuju ke kedutaan besar India di Kuwait ingin meminta pertolongan agar dia dan keluarganya bisa dikeluarkan dari negara Kuwait, karena pada saat itu dia hanya memikirkan kepentingan pribadinya tanpa memikirkan orang lain. Maka dari itu salah seorang pegawai dari kedutaan besar India menegur Ranjit untuk memikirkan 170.000 warga India lain yang mempunyai keinginan sama dengan Ranjit agar bisa keluar dari Negara Kuwait.

Disisi lain, film ini memperlihatkan para tentara Irak sedang menyerang warga Kuwait dengan menembaki dan juga membom daerah setempat. Terlihat para tentara Irak yang bernotabene agama Islam ini sangat arogan, angkuh, tidak mempunyai sifat manusiawi, pelecehan seksual, dan juga terlihat serakah.

Ranjit yang sedang berusaha untuk mengeluarkan keluarganya dari Kuwait, dia langsung menemui panglima militer Irak untuk melakukan diplomasi agar bisa mengeluarkan keluarganya. Pada akhirnya kesepakatan antara Ranjit dan

(46)

35

panglima militer Irak sudah dilaksanakan, dan Ranjit bisa membawa pergi keluaranya.

Akan tetapi sesampainya Ranjit di perusahaannya, dia mendapatkan teguran kembali bahwa warga India bukan hanya dia dan keluarganya saja, melainkan masih ada 170.000 warga India yang terlantar akibat invasi tersebut. Dimulai dari sini dia mempunyai rasa peduli dengan mengubah sifat egoisnya, walaupun keputusan dia untuk menolong warganya dibantah oleh istrinya tetapi dia tetap sabar dan tetap memikirkan kepentingan umat dibanding dengan kepentingan pribadinya, dan masih banyak cobaan lainnya yang menghadang dia untuk menyelamatkan warganya. Sampai pada akhirnya dia mampu menjadi pahlawan dan menyelamatkan sebanyak 170.000 warga India dengan selamat dan penuh perjuangan dan kesabaran yang sangat besar.

C. Profil Sutradara Film Airlift

(47)

36

Raja Khrisna Menon adalah seorang sutradara, produser, dan penulis dari India, dia sudah membuat tiga film Bollywood dan yang terakhir adalah film

Airlift yang rilis pada tanggal 22 Januari 2016 dan mempunyai kesuksesan yang

luar biasa dari box office.

Raja Khrisna Menon lahir di Thrissur – Kerala, dia menghabiskan waktu masa kecilnya di Kerala. Dia setelah besar kuliah di Universitas Kristen – Bangalore, dan mempunyai gelar sarjana kimia. Meskipun dia mengambil jurusan kimia pada saat kuliahnya, Raja Khrisna Menon juga melibatkan diri dibeberapa kegiatan seperti dia pernah menjadi pendebat, penulis, dan quizzer sehingga dia bisa memenangkan banyak kompetisi festival kampus.

Setelah menyelsaikan pendidikannya di universitas, Raja Khrisna Menon memulai karirnya menjadi asisten D. Radhakrishnan sebagai sutradara film dan sebagai photograper. Kemudian dia pindah ke Mumbai pada tahun 1993 sampai 1996 sebagai manager bisnis Sanjeev Khamgaonkar untuuk penulis atau sutradara. Kemudian pada akhir tahun 1996 dia keluar dari pekerjaannya dan membuat perusahaannya sendiri.

Pada tahun 2003, Raja Khrisna Menon membuat film terbarunya yang berjudul Bas Yun yang dibintangi oleh Nandita Das dan Purab Kohli. Setelah itu dia melanjutkan periklanan dari tahun 2003-2008, dan pada tahun 2009 dia kembali membuat film yang berjudul Barah Aana yang dibintangi oleh Naseeruddin Shah, Vijay Raaz, dan artis dari Italia yaitu Violante Placido. Film imi mendapatkan kritikan sukses, dan film Barah Aana terpilih di festival film internasional dan juga Chicago International Film Festival. Kemudian yang terakhir adalah film Airlift yang rilis pada tanggal 22 Januari 2016 yang

(48)

37

dibintangi oleh Akhsay Kumar dan Nimrat Kaur, film ini juga merupakan film tersukses Raja Khrisna Menon dalam Box Office dan mendapatkan rating 9,1 di Internet Movie DataBase (IMDB).

D. Profil Pemain Film Airlift 1. Akhsay Kumar

Akhsay Kumar (Ranjit Katyal)

Akhsay Kumar atau yang berperan sebagai Ranjit Katyal lahir di Amritsar, Punjab-India, 9 September 1967. Kemudian dia telah menikah dengan aktris India yang bernama Twinkle Khanna. Dari perkawinannya yang dilaksanakan pada 14 Januari 2001, mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Araav.

Ia adalah seorang aktor India yang mengawali karirnya dalam film Khiladi

Series dan Ek Rishtaa pada tahun 1990-an. Kemudia peran sebagai aktor mulai

didapatkan saat dia membintangi film Thriller Khiladi pada tahun 1992, kemudian pada tahun 1994 dia membintangi film Main Khiladi Tu Anari, Mohra, dan Yeh

(49)

38

film Yeh Dillagi pada tahun 1994, ia berhasil masuk ke nominasi untuk Best Actor

Filmfare.

Karena namanya dikenal semakin meluas, dia sudah membintangi banyak film

Bollywood, khususnya pada tahun 1997 disaat dia membintangi film larid Dil To Pagal Hai dengan arahan sutradara Yash Chopra, dia berhasil meraih nominasi Filmfare Best Supporting Actor yang membuat namanya semakin dikenal dan

dicari untuk memainkan film.

Selain berperan sebagai aktor, diajuga bertindak sebagai pemeran pengganti dalam adegan berbahaya, khususnya dalam film yang diperankannya. Karena profesinya tersebut, Akhsay Kumar dijuluki Jackie Chan India.

2. Nimrat Kaur

Nimrat Kaur (Amrita Katyal)

Nimrat Kaur yang berperan sebagai Amrita Katyal lahir pada 13 Maret 1982 di Pilani, Rajashtan-India. Dia berasal dari keluarga menengah, ayahnya adalah seorang tentara India dan adik perempuannya adalah seorang psikologi di

(50)

39

Bangalore. Disaat umur Nimrat Kaur berumur 12 tahun ayahnya meninggal dunia karena serangan teroris di Kasmhir, setelah kejadian itu Nimrat dan keluarga pindah ke Noida.

Di Noida Nimrat Kaur menyelsaikan sekolahnya di ―Delhi Publik School‖, kemudian melanjutkan kuliahnya di Universitas Delhi. Sesudah menyelsaikan kuliahnya Nimrat Kaur pindah ke Mumbai dan memulai pekerjaannya sebagai artis, pada tahun 2012 dia memberikan pertunjukan pertamanya di Bollywood dalam film Peddler yang disutradarai oleh Anurag Kashyap, yang diputar di festival Film Cannes 2012.

Kemudian dia kembali dengan perannya yang baik dalam film The Lunchbox, sebuah drama yang mendapat pujian para kritikus dan dibintangi oleh Irrfan Khan, yang diputar di Festival Film Cannes 2013. Kemudian dia memainkan peranan wanita terkemuka berpasangan dengan Akhsay Kumar dalam film Airlift, film ini juga kemudian mendapatkan pujian dari para kritikus dan termasuk box office tersukses yang pernah ada di Bollywood.

3. Inaamulhaq

(51)

40

Inaamulhaq yang berperan sebagai Mayor Kahlaf Bin Zayd lahir pada tanggal 14 November 1979 di Saharanpur-Uttar Pradesh. Dia pertama muncul di panggung pada umur 12 tahun, kemudian dia bergabung di ―Indian People’s Theatre Association‖ dan dia bertindak di banyak pemain layaknya pemimpin.

Di Mumbai dia memulai karirnya sebagai jurnalis di siaran Televisi, sesudah menjadi jurnalis kemudian dia bekerja di Creative Consultan dengan Comedy

Circus selama dua setengah tahun. Setelah itu dia pindah kedunia perfilman dan

menulis dialog untuk film Buddha Hoga Terra Baap (2011).

Inaamulhaq pernah memenangkan beberapa penghargaan dalam sejarah hidupnya, diantaranya adalah :

Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “Big Life Ok Now Awards”.

Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “SICA Awards”

Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “21st

Annual Screen Awards”.

Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “IBNLive Movie Awards 2015”

Best Actor in a Supporting Role (Male) Filmistaan at “AIBA Awards 2015”.

Gambar

Tabel 2.3  Sumber: Eriyanto 39
Tabel 4.5  Pelecehan Seksual
Tabel 4.6  Opening Billboard
Table 4.10  Ending (Akhir Cerita)
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Karena disadari oleh JICT bahwa untuk merubah pola pikir masyarakat wilayah Jakarta Utara khususnya adalah usaha yang dijalankan terus menerus, hal ini sesuai

Bank Syariah Indonesia KCP Bogor Cileungsi Metland merupakan bank yang turun ikut serta atas pengembangan pela- yanan digital banknya (BSI Mobile) demi masa

Forsyth (1980) mengemukakan Relativisme adalah suatu sikap penolakan terhadap nilai-nilai moral yang absolut dalam mengarahkan perilaku. Dalam hal ini individu

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, Untuk dapat mengetahui lebih jauh mengenai nilai-nilai keislaman dalam film tersebut dalam sudut pandang

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel brand image menghasilkan signifikan lebih rendah dari 0,05 yaitu 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

Keberadaan CSSN bertujuan untuk menjadikan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi kampus inklusif yang ditandai dengan sudah melakukanm beberapa kegiatan

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini film sebagai media komunikasi massa, remaja Surabaya adalah penonton film, film kata maaf terakhir, serta motif