• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA KULIT KAYU MANIS.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA KULIT KAYU MANIS.docx"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA ISOLASI SENYAWA DARI SIMPLISIA KULIT KAYU

ISOLASI SENYAWA DARI SIMPLISIA KULIT KAYU MANISMANIS (Cinnamomum burmanii

(Cinnamomum burmanii BIBI ) )

Disusun Oleh : Disusun Oleh : Shift D / Kelompok 5 Shift D / Kelompok 5 1.

1. Dewi Dewi Puspitawati Puspitawati (10060315077(10060315077)) 2.

2. Desi Desi Ratnaningsih Ratnaningsih (10060315078))(10060315078 3.

3. Sani Sani Khairunnisa Khairunnisa (10060315079(10060315079)) 4.

4.  Novira Nur Aini R  Novira Nur Aini R (10060315080(10060315080))

Asisten

Asisten : : Restian Restian Budi Budi Prasetyo., Prasetyo., S.FarmS.Farm Shift

Shift / / Kelompok Kelompok : : D D / / 55

Tanggal Pengumpulan : Rabu, 10 Januari 2018 Tanggal Pengumpulan : Rabu, 10 Januari 2018

LABORATORIUM FARMAS

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT I TERPADU UNIT BB PROGRAM STUDI FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG

2018 M / 1439 H 2018 M / 1439 H

(2)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FITOKIMIA KULIT KAYU MANIS

KULIT KAYU MANIS ( (CCiinnannammoommum um bbururmmaaninii i BB II ))

I.

I. TUJUAN PERCOBAANTUJUAN PERCOBAAN 1.1

1.1 Dapat mendeteksi senyawa kimia tumbuhan dalam kulit kayu manisDapat mendeteksi senyawa kimia tumbuhan dalam kulit kayu manis  berdasarkan

 berdasarkan golongannygolongannya a dan dan mengidentifikasikan mengidentifikasikan senyawa senyawa kimiakimia tersebut yang menjadi informasi awal untuk mengetahui senyawa kimia tersebut yang menjadi informasi awal untuk mengetahui senyawa kimia yang mempunyai aktifitas biologis.

yang mempunyai aktifitas biologis. 1.2

1.2 Memisahkan linarut dari matriks (simplisia atau bahan yang diekstrak)Memisahkan linarut dari matriks (simplisia atau bahan yang diekstrak) menggunakan pelarut sehingga senyawanya dapat tertarik kemudian menggunakan pelarut sehingga senyawanya dapat tertarik kemudian mengidentifikasi keberadaan senyawa dari kulit kayu manis dengan mengidentifikasi keberadaan senyawa dari kulit kayu manis dengan kromatografi lapis tipis, metode ekstraksi yang digunakan adalah metode kromatografi lapis tipis, metode ekstraksi yang digunakan adalah metode refluks.

refluks. 1.3

1.3 Setelah simplisia diektraksi, dilakukan proses pemantauan terhadapSetelah simplisia diektraksi, dilakukan proses pemantauan terhadap ekstrak menggunakan kromatografi lapis tipis.

ekstrak menggunakan kromatografi lapis tipis. 1.4

1.4 Mengetahui dan memahami dalam proses pemisahan suatu senyawaMengetahui dan memahami dalam proses pemisahan suatu senyawa  berdasarkan kepolarannya menggunak

 berdasarkan kepolarannya menggunakan ekstraksi cair-cair.an ekstraksi cair-cair. 1.5

1.5 Mengetahui dan memahami pemisahan fraksi dengan menggunakanMengetahui dan memahami pemisahan fraksi dengan menggunakan kromatografi kolom

kromatografi kolom 1.6

1.6 Mengidentifikasi fraksi dan subfraksi menggunakan kromatografi lapisMengidentifikasi fraksi dan subfraksi menggunakan kromatografi lapis tipis.

tipis. 1.7

1.7 Mendapatkan zat murni dari subfraksi yang dipilih menggunakan KLTMendapatkan zat murni dari subfraksi yang dipilih menggunakan KLT  preparatif.

 preparatif. 1.8

1.8 Menguji kemurnian hasil isolat dengan menggunakan KLT satu dimensiMenguji kemurnian hasil isolat dengan menggunakan KLT satu dimensi dan KLT dua dimensi.

(3)

II.

II. TEORI DASARTEORI DASAR

2.1

2.1 SKRINING FITOKIMIASKRINING FITOKIMIA 2.1.1 Kulit Kayu Manis

2.1.1 Kulit Kayu Manis ( ( CCiinnannammoommum bum bururmmaaninii i BB II ))

Gambar 2.1 Tanaman Kulit Kayu Manis

Gambar 2.1 Tanaman Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmanii BI)(Cinnamomum burmanii BI) Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi Tanaman

Sistematika tanaman Kayu Manis menurut Suwarto (2014) adalah sebagai Sistematika tanaman Kayu Manis menurut Suwarto (2014) adalah sebagai  berikut :

 berikut :

Kingdom

Kingdom : : PlantaePlantae Division

Division : : MagnoliophytaMagnoliophyta Kelas

Kelas : : MagnoliopsidaMagnoliopsida Ordo

Ordo : : MagnolialesMagnoliales Family

Family : : LauraceaeLauraceae Genus

Genus : : CinnamomumCinnamomum

Spesies :

Spesies :Cinnamomum burmanii, Cinnamomum zeylanicum,Cinnamomum burmanii, Cinnamomum zeylanicum, Cinnamomum cassia, Cinnamomum cullilawan Cinnamomum cassia, Cinnamomum cullilawan (Suwarto, 2014 : 91).

(Suwarto, 2014 : 91).

Habitat dan Penyebaran Habitat dan Penyebaran

Cinnamomum burmanii

Cinnamomum burmanii BI merupakan kayu manis yang berasal dariBI merupakan kayu manis yang berasal dari sri lanka yang selanjutnya menyebar ke Mesir dan Eropa pada abad ke 50 sri lanka yang selanjutnya menyebar ke Mesir dan Eropa pada abad ke 50 sebelum masehi. Kayu manis jenis ini mulai dikenal di Jawa pada tahun 1825 sebelum masehi. Kayu manis jenis ini mulai dikenal di Jawa pada tahun 1825

(4)

setelah dibudidayakan di India, Seychelles, Madagaskar, Brasil, Asia setelah dibudidayakan di India, Seychelles, Madagaskar, Brasil, Asia Tenggara dan Negara tropis lainnya. Di Indonesia,

Tenggara dan Negara tropis lainnya. Di Indonesia, Cinnamomum burmaniiCinnamomum burmanii  banyak

 banyak terdapat terdapat di di Sumatera Sumatera Barat, Barat, Sumatera Sumatera Utara, Utara, Jambi, Jambi, Bengkulu, JBengkulu, Jawaawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Maluku.

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Maluku. Cinnamomum cullilawanCinnamomum cullilawan terdapat di pulau Seram, Ambon, sedangkan

terdapat di pulau Seram, Ambon, sedangkan Cinnamomum zeylanicumCinnamomum zeylanicum terdapat di pulau Ceylon (Sri Lanka). Hingga saat ini, Sri Lanka merupakan terdapat di pulau Ceylon (Sri Lanka). Hingga saat ini, Sri Lanka merupakan  produsen kayu manis

 produsen kayu manis terbesar di terbesar di dunia, disusul dunia, disusul oleh Seychelles oleh Seychelles dan Republikdan Republik Malagasy. Sementara itu,

Malagasy. Sementara itu, Cinnamomum cassiaCinnamomum cassia  telah intensif dibudidayakan  telah intensif dibudidayakan di cina (Suwarto, 2014 : 90 - 92).

di cina (Suwarto, 2014 : 90 - 92).

Nama daerah Nama daerah

Manis jangan; kayu legi; kaningar; hotim; huru mentek; kulit manis; Manis jangan; kayu legi; kaningar; hotim; huru mentek; kulit manis; ki amis; Inggris :

ki amis; Inggris : Indonesian cinnamon (Soenanto, 2009 : 83).Indonesian cinnamon (Soenanto, 2009 : 83).

Bagian yang digunakan Bagian yang digunakan

Kulit batang, daun, dan akar kayu manis dapat dimanfaatkan untuk Kulit batang, daun, dan akar kayu manis dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit (Hariana, 2013 : 151).

mengobati beberapa penyakit (Hariana, 2013 : 151).

Deskripsi tanaman/simplisia Deskripsi tanaman/simplisia

Kayu manis merupakan tanaman berkayu semak. Tumbuh sepanjang Kayu manis merupakan tanaman berkayu semak. Tumbuh sepanjang tahun. Tinggi tanaman dapat mencapai 5

tahun. Tinggi tanaman dapat mencapai 5  –  –   15 m tergantung jenisnya.  15 m tergantung jenisnya. Cinnamomum zeylanicum

Cinnamomum zeylanicum memiliki tinggi mencapai 5memiliki tinggi mencapai 5  –  –   6 m, bercabang  6 m, bercabang lateral. Sementara itu,

lateral. Sementara itu, Cinnamomum burmaniiCinnamomum burmanii dapat mencapai tinggi hinggadapat mencapai tinggi hingga 15 m. kulit kayu umumnya berwarna abu, coklat kekuning

15 m. kulit kayu umumnya berwarna abu, coklat kekuning  –  –   kuningan,  kuningan, hingga cokelat pada beragam jenis.

hingga cokelat pada beragam jenis. Cinnamomum burmaniiCinnamomum burmanii memiliki kulitmemiliki kulit kayu berwarna abu

kayu berwarna abu  –  –   abu dengan aroma yang khas dan rasanya manis,  abu dengan aroma yang khas dan rasanya manis, sedangkan

sedangkan Cinnamomum zeylanicumCinnamomum zeylanicum memiliki memiliki kulit kulit kayu kayu dengan dengan ukuranukuran yang lebih tipis (Suwarto, 2014 :

yang lebih tipis (Suwarto, 2014 : 91).91).

Daun kayu manis umunya berbentuk tunggal yang kedudukannya Daun kayu manis umunya berbentuk tunggal yang kedudukannya saling berseling dalam rangkaian spiral dan bersifat ila. Panjang daun antara 9 saling berseling dalam rangkaian spiral dan bersifat ila. Panjang daun antara 9  – 

(5)

sedangkan daun tuanya berwarna hijau tua.

sedangkan daun tuanya berwarna hijau tua. Cinnamomum burmaniiCinnamomum burmanii memilikimemiliki daun yang lebih kecil dan kaku, sedangkan

daun yang lebih kecil dan kaku, sedangkan Cinnamomum cassiaCinnamomum cassia memilikimemiliki tajuk pohon berbentuk piramida (Suwarto, 2014 : 91).

tajuk pohon berbentuk piramida (Suwarto, 2014 : 91).

Tanaman kayu manis memiliki bunga berkelamin dua atau bunga Tanaman kayu manis memiliki bunga berkelamin dua atau bunga sempurna, berwarna kuning. Bunga muncul di ujung ranting. Kelopak bunga sempurna, berwarna kuning. Bunga muncul di ujung ranting. Kelopak bunga  berjumlah

 berjumlah enam enam helai helai dalam dalam dua dua rangkaian. rangkaian. Bunga Bunga ini ini tidak tidak memiliki memiliki tajuktajuk  bunga.

 bunga. Bunga Bunga tunggal tunggal berukuran berukuran kecil kecil dengan dengan diameter diameter mencapai mencapai 3 3 mmmm  berwarna

 berwarna kuning dan kuning dan berbau berbau tajam. tajam. Benang sariBenang sarinya bernya berjumlah jumlah 12 12 helai helai yangyang terangkai dalam empat kelompok. Kelompok benang sari yang berada di terangkai dalam empat kelompok. Kelompok benang sari yang berada di  bagian

 bagian dalam dalam umumnya umumnya mandul. mandul. Kotak Kotak sarinya sarinya beruang beruang empat. empat. Kayu Kayu manismanis merupakan tanaman menyerbuk silang. Lalat merupakan serangga utama merupakan tanaman menyerbuk silang. Lalat merupakan serangga utama yang membantu penyerbukan kayu manis (Suwarto, 2014 : 91

yang membantu penyerbukan kayu manis (Suwarto, 2014 : 91 - 92).- 92).

Kayu manis memiliki buah buni berdaging dan berbenih satu. Bentuk Kayu manis memiliki buah buni berdaging dan berbenih satu. Bentuk  buah

 buah bulat bulat memanjang. memanjang. Buah Buah yang yang masih masih muda muda berwarna berwarna hijau hijau tua,tua, sedangkan buah yang sudah tua berwarna ungu tua. Panjang buah tergantung sedangkan buah yang sudah tua berwarna ungu tua. Panjang buah tergantung dari jenisnya yaitu sekitar 1,3

dari jenisnya yaitu sekitar 1,3  –  –   1,6 cm dan diameter 0,35  1,6 cm dan diameter 0,35  –  –   0,75 cm. buah  0,75 cm. buah dapat matang setelah enam bulan muncul dari bunga (Suwarto, 2014 : 92). dapat matang setelah enam bulan muncul dari bunga (Suwarto, 2014 : 92).

Kandungan Kimia dan Efek

Kandungan Kimia dan Efek FarmakologFarmakologisis

Kulit kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, Kulit kayu manis mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kayu serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kayu manis diantaranya minyak atsiri, eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, manis diantaranya minyak atsiri, eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak. Sementara itu efek farmakologis kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak. Sementara itu efek farmakologis yang dimiliki kayu manis diantaranya sebagai peluruh kentut (

yang dimiliki kayu manis diantaranya sebagai peluruh kentut ( carminative),carminative),  peluruh

 peluruh keringatkeringat (diaphoretic),(diaphoretic), antirematik, penambah nafsu makanantirematik, penambah nafsu makan (stomachica),

(stomachica), dan penghilang rasa sakitdan penghilang rasa sakit (analgesic)(analgesic) (Hariana, 2013 : 151).(Hariana, 2013 : 151).

2.1.2 Skrining Fitokimia 2.1.2 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa -senyawa

senyawa metabolit sekunmetabolit sekunder. der. Suatu ekSuatu ekstrak dari strak dari bahan bahan alam terdiri alam terdiri atasatas  berbagai

(6)

 biologiny

 biologinya. a. SenyawaSenyawa –  –  senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi  – 

 –   pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari  pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder. Skrining fitokimia serbuk simplisia dan sampel dalam metabolit sekunder. Skrining fitokimia serbuk simplisia dan sampel dalam  bentuk

 bentuk basah basah meliputi meliputi pemeriksaan pemeriksaan kandungan kandungan senyawa senyawa alkaloida,alkaloida, flavonoida, terpenoida/ steroida, tanin dan saponin (Harbone, 1987 : 7 - 8). flavonoida, terpenoida/ steroida, tanin dan saponin (Harbone, 1987 : 7 - 8). Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal yang berperan penting dalam menggunakan suatu pereaksi warna. Hal yang berperan penting dalam skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Herbert, skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Herbert, 1995 : 14).

1995 : 14).

2.1.3 Senyawa Sekunder yang biasa Fitokimia 2.1.3 Senyawa Sekunder yang biasa Fitokimia a.

a. AlkaloidAlkaloid

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh  –  –  tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Senyawa tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh

alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh  –  –   tumbuhan dan  tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintetis protein. Kegunaan alkaloid bagi digunakan sebagai cadangan bagi sintetis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai efek fisiologis. Sumber dan pengatur kerja hormon. Alkaloid mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah tanaman berbunga, angiospermae, hewan, serangga, alkaloid adalah tanaman berbunga, angiospermae, hewan, serangga, organisme laut dan mikroorganisme. Family tanaman yang mengandung organisme laut dan mikroorganisme. Family tanaman yang mengandung alkaloid adalah liliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan papaveraceae (Tobing, alkaloid adalah liliaceae, solanaceae, rubiaceae, dan papaveraceae (Tobing, 1989 :15). Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang 1989 :15). Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa terbesar. Pada umumnya alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen (N), biasanya dalam yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen (N), biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna dan seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk Kristal tetapi hanya dan seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk Kristal tetapi hanya

(7)

sedikit yang berupa cairan. (Sabirin et al, 1994:6) Prazat alkaloid yang paling sedikit yang berupa cairan. (Sabirin et al, 1994:6) Prazat alkaloid yang paling umum adalah asam amino, meskipun sebenarmya biosintesis kebanyakan umum adalah asam amino, meskipun sebenarmya biosintesis kebanyakan alkaloid lebih rumit. Secara kimia, alkaloid merupakan suatu golongan alkaloid lebih rumit. Secara kimia, alkaloid merupakan suatu golongan heterogen. Banyak alkaloid bersifat terpenoid, yang lainnya terutama berupa heterogen. Banyak alkaloid bersifat terpenoid, yang lainnya terutama berupa senyawa aromatic yang mengandung gugus basa sebagai gugus rantai senyawa aromatic yang mengandung gugus basa sebagai gugus rantai samping. Banyak sekali alkaloid yang khas pada suatu suku tumbuhan samping. Banyak sekali alkaloid yang khas pada suatu suku tumbuhan sekerabat. Jadi nama alkaloid sering kali diturunkan dari sumber tumbuhan sekerabat. Jadi nama alkaloid sering kali diturunkan dari sumber tumbuhan  penghasilnya,

 penghasilnya, misalnya misalnya alkaloid alkaloid atropa atropa atau atau alkaloid alkaloid tropana.tropana. (Padmawinata,1995).

(Padmawinata,1995).

Sebagian besar alkaloid alami yang bersifat sedikit asam akan Sebagian besar alkaloid alami yang bersifat sedikit asam akan memberikan endapan dengan reaksi yang terjadi dengan reagent mayer; memberikan endapan dengan reaksi yang terjadi dengan reagent mayer; reagen wangner; dengan larutan asan tanat; reagen hager; atau dengan reagen reagen wangner; dengan larutan asan tanat; reagen hager; atau dengan reagen dragendroff. Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari Kristal dari dragendroff. Endapan ini berbentuk amorf atau terdiri dari Kristal dari  berbagai

 berbagai warna. warna. Cream Cream (mayer), (mayer), kuning kuning (hager), (hager), coklat coklat kemerah-merahankemerah-merahan (wagner dan dragendroff) (Padmawinata, 1995).

(wagner dan dragendroff) (Padmawinata, 1995).

Pada bagian yang memaparkan sejarah alkaloid, jenis kiranya bahwa Pada bagian yang memaparkan sejarah alkaloid, jenis kiranya bahwa alkaloid sebagai kelompok senyawa, tidak diperoleh definisi tunggal tentang alkaloid sebagai kelompok senyawa, tidak diperoleh definisi tunggal tentang alkaloid. Sistem klasifikasi yang diterima, menurut Hegnauer, alkaloid alkaloid. Sistem klasifikasi yang diterima, menurut Hegnauer, alkaloid dikelompokkan sebagai :

dikelompokkan sebagai :

 Alkaloid sesungguhnyaAlkaloid sesungguhnya

Alkaloid sesungguhnya adalah racun. Senyawa tersebur menunjukkan Alkaloid sesungguhnya adalah racun. Senyawa tersebur menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas bersifat basa, hampir tanpa terkecuali bersifat aktivitas fisiologi yang luas bersifat basa, hampir tanpa terkecuali bersifat  basa,

 basa, lazim lazim mengandung mengandung nitrogen nitrogen dalam dalam cincin cincin heterosiklik heterosiklik dandan diturunkan dari asam amino. (

diturunkan dari asam amino. (Hardjono, 1996)Hardjono, 1996)

 ProtoalkaloidProtoalkaloid

Protoalkaloid merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen Protoalkaloid merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid dan asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dan asam amino yang berifat basa. diperoleh berdasarkan biosintesis dan asam amino yang berifat basa. (Hardjono, 1996)

(8)

 PseudoalkaloidPseudoalkaloid

Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari precursor asam amino dan bersifat Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari precursor asam amino dan bersifat  basa.

 basa. Ada Ada dua dua seri seri alkaloid alkaloid yang penting yang penting dalam dalam kasus kasus ini ini yaitu yaitu alkaloidalkaloid steroidal (contohnya konesin dan purin) (Hardjono,

steroidal (contohnya konesin dan purin) (Hardjono, 1996)1996)  b.

 b. FenolFenol

Senyawa asam fenolat ada hubungannya dengan lingnin yang terikat Senyawa asam fenolat ada hubungannya dengan lingnin yang terikat sebagai ester atau terdapat pada daun didalam fraksi yang tidak larut dalam sebagai ester atau terdapat pada daun didalam fraksi yang tidak larut dalam etanol atau mungkin terdapat dalam fraksi yang larut dalam etanol yaitu etanol atau mungkin terdapat dalam fraksi yang larut dalam etanol yaitu sebagai glikosida sederhana. Deteksi asam fenolat dari lignin dalam jaringan sebagai glikosida sederhana. Deteksi asam fenolat dari lignin dalam jaringan (Lignin adalah polimer fenol yang terdapat dalam

(Lignin adalah polimer fenol yang terdapat dalam dinding sel tumbuhan, yangdinding sel tumbuhan, yang  bersama

 bersama selulosa) selulosa) menyebabkan menyebabkan kekauan kekauan dan dan kekokohan kekokohan batang batang tumbuhan.tumbuhan. Lignin terutama terdapat pada tumbuhan berkayu karena sampai 30% bahan Lignin terutama terdapat pada tumbuhan berkayu karena sampai 30% bahan organic pepohonan terdiri atas zat ini. bila dioksidasi dengan nitrobenzene, organic pepohonan terdiri atas zat ini. bila dioksidasi dengan nitrobenzene, lignin

lignin menghasilkan menghasilkan tiga aldehida tiga aldehida fenol sederhanfenol sederhana ya yang ada ang ada kaitannyakaitannya dengan asam fenolat tumbuhan umum. (Harborne, 1987)

dengan asam fenolat tumbuhan umum. (Harborne, 1987) c.

c. TaninTanin

Tannin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan, baik Tannin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan, baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda - beda. Sumber tannin antara lain diperoleh oleh jenis bakau yang berbeda - beda. Sumber tannin antara lain diperoleh oleh jenis bakau  –  –   bakauan

 bakauan atau atau jenis jenis dari dari tumbuhan tumbuhan seperti seperti akasia, akasia, ekaliptus, ekaliptus, pinus pinus dandan sebagainya. Tannin selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekut tipe sebagainya. Tannin selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekut tipe eksterior, yang terutama terdapat pada bagian kulit kayu. Tannin memiliki eksterior, yang terutama terdapat pada bagian kulit kayu. Tannin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alcohol, karena tannin banyak sifat antara lain dapat larut dalam air atau alcohol, karena tannin banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, serta adanya zat yang bersifat antirayap dan jamur (Carter et al, 1978).

serta adanya zat yang bersifat antirayap dan jamur (Carter et al, 1978). Tannin adalah senyawa fenol yang memiliki berat

Tannin adalah senyawa fenol yang memiliki berat molekul 500molekul 500 –  –  3000 3000 daltons (Da). Tannin diklasifikasi atas dua kelompok atas dasar tipe struktur daltons (Da). Tannin diklasifikasi atas dua kelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik, yaitu tannin terkondensasi dan dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik, yaitu tannin terkondensasi dan tannin yang dapat dihidrolisis (Hagerman, 2002). Tanin merupakan senyawa tannin yang dapat dihidrolisis (Hagerman, 2002). Tanin merupakan senyawa  polivenol yang berarti termasuk dalam

 polivenol yang berarti termasuk dalam senyawa fenolik. Menurut batasannya,senyawa fenolik. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kepolimer mantap yang tidak tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kepolimer mantap yang tidak

(9)

larut dalam air. Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari larut dalam air. Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit tumbuhan yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit yang siap pakai karena kemampuannya menyambung silang protein. Secara yang siap pakai karena kemampuannya menyambung silang protein. Secara kimia, terdapat dua jenis utama tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia kimia, terdapat dua jenis utama tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tanin terkondensasi hampir terdapat didalam paku-pakuan dan tumbuhan. Tanin terkondensasi hampir terdapat didalam paku-pakuan dan gymnospermae serta tersebar luas dalam angiospermae terutama pada jenis gymnospermae serta tersebar luas dalam angiospermae terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Sebaliknya, tanin yang terhidrolisiskan penyebarannya tumbuhan berkayu. Sebaliknya, tanin yang terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua. (Harborne, 1987).

terbatas pada tumbuhan berkeping dua. (Harborne, 1987).

Uji tanin dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak sampel kedalam Uji tanin dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak sampel kedalam metanol sampai sample terendam semuanya. Kemudian ditambahkan 2-3 metanol sampai sample terendam semuanya. Kemudian ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl

tetes larutan FeCl33 1%. Hasil positif ditunjukan dengan terbentuknya warna1%. Hasil positif ditunjukan dengan terbentuknya warna

hitam kebiruan atau hijau. (Sangi et al,2008). hitam kebiruan atau hijau. (Sangi et al,2008). d.

d. FlavonoidFlavonoid

Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar yang senyawa yang Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar yang senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan terdiri dari C6-C3-C6 dan sering ditemukan diberbagai macam tumbuhan dalam bentuk glikosida atau gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih dalam bentuk glikosida atau gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup

grup hidroksil fenolik (Sirait, 2007; Bhidroksil fenolik (Sirait, 2007; Bhat et al., 2009). hat et al., 2009). Flavonoid merupakanFlavonoid merupakan golongan metabolit sekunder y ang disintesis dari asam piruvat melalui golongan metabolit sekunder y ang disintesis dari asam piruvat melalui metabolisme asam amino (Bhat et al., 2009). Flavonoid adalah seny awa metabolisme asam amino (Bhat et al., 2009). Flavonoid adalah seny awa fenol, sehingga warnanya berubah bila ditambah basa atau amoniak. Terdapat fenol, sehingga warnanya berubah bila ditambah basa atau amoniak. Terdapat sekitar 10 jenis flavonoid yaitu antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, sekitar 10 jenis flavonoid yaitu antosianin, proantosianidin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavanon, dan isoflavon (Harborne, glikoflavon, biflavonil, khalkon, auron, flavanon, dan isoflavon (Harborne, 1987).

1987).

Pemeriksaan golongan flavonoid dapat dilakukan dengan uji warna Pemeriksaan golongan flavonoid dapat dilakukan dengan uji warna yaitu fitokimia untuk menentukan keberadaan senyawa golongan flavonoid yaitu fitokimia untuk menentukan keberadaan senyawa golongan flavonoid dan uji adanya senyawa polifenol. Uji keberadaan senyawa flavonoid dari dan uji adanya senyawa polifenol. Uji keberadaan senyawa flavonoid dari dalam sampel digunakan uji Wilstatter, uji Bate-Smith, dan uji dengan NaOH dalam sampel digunakan uji Wilstatter, uji Bate-Smith, dan uji dengan NaOH 10%. Sedangkan uji adanya senyawa polifenol dilakukan dengan larutan 10%. Sedangkan uji adanya senyawa polifenol dilakukan dengan larutan  penambahan

 penambahan FeCl3 FeCl3 adapun adapun uji uji tersebut tersebut secara secara lengkap lengkap sebagai sebagai berikutberikut (Harbone, 1987)

(Harbone, 1987) e.

(10)

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang C30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang  –  –  kurangnya empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya, steroid, saponin kurangnya empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Kedua golongan yang terakhir sebenarnya triterpena dan glikosida jantung. Kedua golongan yang terakhir sebenarnya triterpena atau steroid yang terutama terdapat sebagai glikosida. Sterol adalah triterpena atau steroid yang terutama terdapat sebagai glikosida. Sterol adalah triterpena yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana perhidrofenantrena. yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana perhidrofenantrena. Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormone Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormone kelamin, asam empedu, dll), tetapi pada tahun

kelamin, asam empedu, dll), tetapi pada tahun  –  –   tahun terakhir ini makin  tahun terakhir ini makin  banyak

 banyak senyawa senyawa tersebut tersebut yang yang ditemukan ditemukan dalam dalam jaringan jaringan tumbuhantumbuhan (Harbrone.J.B,1987)

(Harbrone.J.B,1987) f.

f. KuinonKuinon

Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri dari

seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri dari dua gugus karbonil yangdua gugus karbonil yang  berkonjugasi

 berkonjugasi dengan dengan dua dua ikatan ikatan rangkap rangkap karbon. karbon. Untuk Untuk tujuan tujuan identifikasi,identifikasi, kuinon dapat dipilah menjadi empat kelompok, yaitu :

kuinon dapat dipilah menjadi empat kelompok, yaitu : a. a. BenzokuinonBenzokuinon  b.  b.  Naftokuinon Naftokuinon c. c. AntrakuinonAntrakuinon d.

d. Kuinon isoprenoidKuinon isoprenoid

Tiga kelompok pertama biasanya terhidroklisasi dan bersifat senyawa Tiga kelompok pertama biasanya terhidroklisasi dan bersifat senyawa fenol serta mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan dengan gula fenol serta mungkin terdapat in vivo dalam bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinon. Untuk memastikan adanya suatu sebagai glikosida atau dalam bentuk kuinon. Untuk memastikan adanya suatu  pigmen

 pigmen termasuk termasuk kuinon kuinon atau atau bukan, bukan, reaksi reaksi warna warna sederhana sederhana masih masih tetaptetap  berguna. Reaksi

 berguna. Reaksi yang khas yang khas ialah ialah reduksi reduksi bolak-balik bolak-balik yang mengubah yang mengubah kuinonkuinon menjadi senyawa warna, kemudian kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh menjadi senyawa warna, kemudian kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara. Untuk memastikan adanya adanya suatu pigmen termasuk kuinon atau udara. Untuk memastikan adanya adanya suatu pigmen termasuk kuinon atau  bukan,

 bukan, reaksi reaksi warna warna sederhan sederhan masih masih tetap tetap berguna. berguna. Reaksi Reaksi yang yang khas khas ialahialah reduksi bolak balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tanwarna, reduksi bolak balik yang mengubah kuinon menjadi senyawa tanwarna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara (Harbone.J.B, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara (Harbone.J.B, 1987).

(11)

g.

g. SaponinSaponin

Saponin atau glikosida sapogenin adalah salah satu t

Saponin atau glikosida sapogenin adalah salah satu t ipe glikosida yangipe glikosida yang tersebar luas dalam tanaman. Tiap saponin terdiri dari sapogenin yang terdiri tersebar luas dalam tanaman. Tiap saponin terdiri dari sapogenin yang terdiri dari sapogenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula. Saponin dari sapogenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula. Saponin merupakan

merupakan senyawa senyawa yang yang menimbulkan bumenimbulkan busa jika sa jika dikocok ddikocok dalam air dalam air danan  pada konsentrasi yang rendah sering menyebabk

 pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah,an hemolisis sel darah merah, sering digunakan sebagai detergen (Clauss dkk, 1970). saponin dapat sering digunakan sebagai detergen (Clauss dkk, 1970). saponin dapat digunakan untuk meningkatkan diuretika serta merangsang kerja ginjal. digunakan untuk meningkatkan diuretika serta merangsang kerja ginjal. Saponin dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir, bersifat toksik pada Saponin dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir, bersifat toksik pada  binatang

 binatang berdarah berdarah dingin dingin seperti seperti ikan ikan (Claus (Claus dkk., dkk., 1970). 1970). Pada Pada analisisanalisis dengan metode KLT, saponin tidak terdeteksi tanpa pereaksi semprot di dengan metode KLT, saponin tidak terdeteksi tanpa pereaksi semprot di  bawah

 bawah sinar sinar UV UV 254 254 nm nm atau atau 365 365 nm. nm. Saponin Saponin dapat dapat terdeteksi terdeteksi dengandengan  pereaksi

 pereaksi semprot semprot vanillin vanillin asam asam sulfat sulfat dan dan tampak tampak berupa berupa bercak bercak berwarnaberwarna  biru

 biru atau atau biru biru ungu ungu atau atau terkadang terkadang berupa berupa bercak bercak kuning kuning (Wagner (Wagner dkk.,dkk., 1984:26)

1984:26)

2.2

2.2 EKSTRAKSIEKSTRAKSI

2.3

2.3 PEMANTAUAN EKSTRAKPEMANTAUAN EKSTRAK

2.4

2.4 FRAKSINASIFRAKSINASI

2.5

2.5 TEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIANTEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIAN 2.5.1 Pemisahan Dan Pemurnian

2.5.1 Pemisahan Dan Pemurnian

Dalam konteks kimia, pemisahan merupakan satu sebutan yang Dalam konteks kimia, pemisahan merupakan satu sebutan yang menyeluruh bagi keadaan hipotesis apabila terjadi pemencilan yang lengkap, menyeluruh bagi keadaan hipotesis apabila terjadi pemencilan yang lengkap,  juzuk

 juzuk atau atau komponen komponen yang terkandung yang terkandung di di dalam dalam suatu suatu campuran. campuran. DikatakanDikatakan sebagai suatu hipotesis karena dalam teori pemisahan, tidak mungkin terdapat sebagai suatu hipotesis karena dalam teori pemisahan, tidak mungkin terdapat  pemisahan yang 100%

 pemisahan yang 100% lengkap. Tujuan suatu lengkap. Tujuan suatu proses pemisahan proses pemisahan adalah untukadalah untuk mengasingkan bahan atau sebatian kimia kepada bentuknya yang toluen. mengasingkan bahan atau sebatian kimia kepada bentuknya yang toluen.

(12)

Misalnya, campuran sebatian A dan sebatian B yang diasingkan dengan Misalnya, campuran sebatian A dan sebatian B yang diasingkan dengan menggunakan kaedah pemisahan (sanagi, 1998 : 2).

menggunakan kaedah pemisahan (sanagi, 1998 : 2).

Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan cara kualitatif dan Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan cara kualitatif dan kuantitatif. Pemisahan kualitatif merupakan pemisahan atau penulenan kuantitatif. Pemisahan kualitatif merupakan pemisahan atau penulenan  beserta

 beserta dengan dengan mengenal mengenal pasti pasti komponen, komponen, manakala manakala analisis analisis kuantitatifkuantitatif melibatkan penentuan kuantiti komponen tertentu. Langkah pemisahan sering melibatkan penentuan kuantiti komponen tertentu. Langkah pemisahan sering menjadi langkah yang paling sukar dalam analisis berkenaan (sanagi, 1998 : menjadi langkah yang paling sukar dalam analisis berkenaan (sanagi, 1998 : 2).

2).

Kedudukan langkah pemisahan dalam sesuatu analisis boleh dilihat Kedudukan langkah pemisahan dalam sesuatu analisis boleh dilihat daripada serangkaian langkah analisis kuantitatif sebagai berikut :

daripada serangkaian langkah analisis kuantitatif sebagai berikut : a.

a. Memilih dan penyediaan sampelMemilih dan penyediaan sampel  b.

 b. Mengukur jisim atau isi pada sampelMengukur jisim atau isi pada sampel c.

c. Pemelarutan sampelPemelarutan sampel d.

d. Perawatan awal : menyesuaikan pH, agen pengkompleksan, keadaanPerawatan awal : menyesuaikan pH, agen pengkompleksan, keadaan  pengoksidaan, dan sebagainya

 pengoksidaan, dan sebagainya e.

e. Memisahkan juzuk benda asing atau Memisahkan juzuk benda asing atau bahan gangguanbahan gangguan f.

f. Mengukur analit yang diperlukanMengukur analit yang diperlukan g.

g. Menganalisis data dan pentafsiran hasil.Menganalisis data dan pentafsiran hasil. (sanagi, 1998 : 3).

(sanagi, 1998 : 3).

Proses pemisahan berlaku dengan beberapa cara tetapi kebanyakannya Proses pemisahan berlaku dengan beberapa cara tetapi kebanyakannya melibatkan kaedah kimia dan fisika. Untuk memahami teknik pemisahan melibatkan kaedah kimia dan fisika. Untuk memahami teknik pemisahan secara menyeluruh, kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang keadaan secara menyeluruh, kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang keadaan kimia dan fisika analit yang hendak dipisahkan dan bagaimana dapat kimia dan fisika analit yang hendak dipisahkan dan bagaimana dapat  berinteraksi

 berinteraksi dengan dengan bahan bahan lain. lain. Interaksi Interaksi yang yang biasanya biasanya ditemukan ditemukan yaituyaitu antara analit dengan pelarut

antara analit dengan pelarut  –  –   pelarut yang berlainan dan melibatkan  pelarut yang berlainan dan melibatkan keseimbangan fase (sanagi, 1998 : 3).

keseimbangan fase (sanagi, 1998 : 3).

Cara pemisahan campuran tergantung pada jenis, wujud, dan sifat Cara pemisahan campuran tergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair maka itu biasa dipisahkan dengan saringan karena, partikelnya dapat cair maka itu biasa dipisahkan dengan saringan karena, partikelnya dapat lolos dalam pori

lolos dalam pori  –  –   pori kertas saring dan selaput semipermeabel. Proses  pori kertas saring dan selaput semipermeabel. Proses  pemisahan dan pemurnian

(13)

ini dapat dilakukan

ini dapat dilakukan dengan cara dengan cara seperti, destilasi, rekristalisasi, ekstraksi danseperti, destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromatografi. Empat cara tersebut masing

kromatografi. Empat cara tersebut masing  –  –   masing berdasarkan pada  masing berdasarkan pada  perbedaan

 perbedaan titik titik didih, didih, titik titik beku, beku, daya daya larut larut dan dan daya daya serap serap komponenkomponen campuran. Selain itu pemisahan dan pemurnian dapat juga dilakukan dengan campuran. Selain itu pemisahan dan pemurnian dapat juga dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi dan sublimasi (Syukri, 1999 : 15-16).

cara dekantasi, filtrasi dan sublimasi (Syukri, 1999 : 15-16).

2.5.1 Kromatografi Lapis Tipis

2.5.1 Kromatografi Lapis Tipis PreparPreparatifatif

Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) adalah salah satu metode Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) adalah salah satu metode yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling yang memerlukan pembiayaan paling murah dan memakai peralatan paling  besar.

 besar. Walaupun Walaupun KLTP KLTP dapat dapat memisahkan memisahkan bahan bahan dalam dalam jumlah jumlah gram,gram, sebagian besar pemakaianya hanya dalam jumlah milligram . KLTP bersama sebagian besar pemakaianya hanya dalam jumlah milligram . KLTP bersama  – 

 –  sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam sebaguian sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam sebaguian  besar

 besar publikasi publikasi mengenai mengenai isolasi isolasi bahan bahan alam. alam. Kromatografi Kromatografi Lapis Lapis TipisTipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan denagn tujuan mengisolasi (Hostettmann, 2006).

denagn tujuan mengisolasi (Hostettmann, 2006).

Ketebalan penjerap (adsorben) yang paling sering dipakai pada KLTP Ketebalan penjerap (adsorben) yang paling sering dipakai pada KLTP adalah sekitar 0,5

adalah sekitar 0,5  –  –   2 mm. ukuran pelat kromatografi biasanya 20 x 20 cm  2 mm. ukuran pelat kromatografi biasanya 20 x 20 cm atau 20 x 40 cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran pelat sudah tentu atau 20 x 40 cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran pelat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan KLTP. Penjerap mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan KLTP. Penjerap yang paling umum digunakan adalah silica gel dan dipakai untuk pemisahan yang paling umum digunakan adalah silica gel dan dipakai untuk pemisahan campuran senyawa lipofil maupun campuran senyawa hidrofil (Hostettmann, campuran senyawa lipofil maupun campuran senyawa hidrofil (Hostettmann, 2006).

2006).

2.6

(14)

III.

III. ALAT DAN BAHANALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

Alat Bahan

Alat

Alat Refluks Refluks Air Air panaspanas Batang

Batang pengaduk pengaduk AmilalkoholAmilalkohol Batu

Batu didih didih AquadestAquadest Beaker

Beaker glass glass Benang Benang kasurkasur Cawan

Cawan penguap penguap Etanol Etanol 96%96% Chamber

Chamber Etil Etil asetatasetat Corong

Corong pisah pisah EterEter Gelas

Gelas ukur ukur HCl HCl pekatpekat Hotplate

Hotplate Kapas Kapas bebas bebas lemaklemak Kaca

Kaca arloji arloji Kertas Kertas perkamenperkamen Kondensor

Kondensor Kertas Kertas saringsaring Labu

Labu didih didih KloroformKloroform Mortir

Mortir dan dan stemper stemper Larutan Larutan Amonia Amonia 10%10%  Neraca analitik

 Neraca analitik Larutan Besi (III) Klorida 1%Larutan Besi (III) Klorida 1% Oven

Oven Larutan Larutan Gelatin Gelatin 1%1% Pipet

Pipet tetes tetes Larutan Larutan HCl HCl 2 2 NN Spatel

Spatel Larutan Larutan NaOH NaOH 1 1 NN Spektrofotometer

Spektrofotometer UV-Vis UV-Vis Larutan Larutan Vanilin Vanilin 10% 10% dalam dalam HH22SOSO44

 pekat  pekat Statip

Statip dan dan klem klem MetanolMetanol Tabung

Tabung kromatografi kromatografi kolom kolom Natrium Natrium asetatasetat Tabung

Tabung reaksi reaksi n-heksann-heksan Vacum

Vacum rotary rotary evaporator evaporator Pereaksi Pereaksi Besi Besi (III) (III) KloridaKlorida Vial

Vial Pereaksi Pereaksi DragendorffDragendorff Water

Water bath bath Pereaksi Pereaksi Liebermann Liebermann BurchardBurchard Hairdryer

(15)

Pereaksi

Pereaksi SteasnySteasny Serbuk Magnesium Serbuk Magnesium Pipa kapiler Pipa kapiler  Plastic Wrap  Plastic Wrap Plat KLT analitik Plat KLT analitik Plat KLT preparatif Plat KLT preparatif Silika gel Silika gel

Simplisia kulit kayu manis Simplisia kulit kayu manis Toluen

Toluen

IV.

IV. PROSEDURPROSEDUR 4.1

4.1 SKRINING FITOKIMIASKRINING FITOKIMIA 4.1.1

4.1.1 AlkaloidAlkaloid

Semua alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu. Simplisia yang Semua alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu. Simplisia yang akan digunakan dirajang atau dihaluskan terlebih dahulu kemudian akan digunakan dirajang atau dihaluskan terlebih dahulu kemudian ditempatkan pada tabung reaksi, setelah itu diasamkan dengan asam ditempatkan pada tabung reaksi, setelah itu diasamkan dengan asam klorida 2N,lalu disaring. Filtrat dbasakan dengan larutan ammonia 10%, klorida 2N,lalu disaring. Filtrat dbasakan dengan larutan ammonia 10%, kemudian ditambahkan kloroform dan dikocok dengan kuat-kuat. kemudian ditambahkan kloroform dan dikocok dengan kuat-kuat. Kemudian lapisan kloroform dipipet lalu disaring, kemudian Kemudian lapisan kloroform dipipet lalu disaring, kemudian ditambahkan asam klorida lalu dikocok kuat-kuat sampai dua lapisan dan ditambahkan asam klorida lalu dikocok kuat-kuat sampai dua lapisan dan dipipet menjadi tiga bagian : bagian 1 ditambahkan pereaksi mayer, dipipet menjadi tiga bagian : bagian 1 ditambahkan pereaksi mayer,  bagian

 bagian 2 2 ditambahkan ditambahkan pereaksi dragendoff, pereaksi dragendoff, dan dan bagian bagian 3 3 sebagaisebagai  blangko. Apabila

 blangko. Apabila ditambahkan ditambahkan perekasi perekasi Mayer Mayer terbentuk terbentuk endapan endapan putih/putih/ keruh maka simplisia positif mengandung alkaloid, sedangkan jika keruh maka simplisia positif mengandung alkaloid, sedangkan jika ditambahkan pereaksi Dragendorff terdapat endapan jingga

ditambahkan pereaksi Dragendorff terdapat endapan jingga  –  –   kuning  kuning maka simplisia positif mengandung alkaloid.

maka simplisia positif mengandung alkaloid.

4.1.2 Polifenolat 4.1.2 Polifenolat

Simplisia kulit kayu manis ditempatkan pada tabung reaksi, Simplisia kulit kayu manis ditempatkan pada tabung reaksi, kemudian ditambahkan air secukupnya, lalu dipanaskan diatas penangas kemudian ditambahkan air secukupnya, lalu dipanaskan diatas penangas air dan disaring. Filtrat ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida. air dan disaring. Filtrat ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida.

(16)

Apabila larutan berubah warna menjadi hijau atau biru-hijau, merah Apabila larutan berubah warna menjadi hijau atau biru-hijau, merah ungu, biru-hitam atau hitam maka positif mengandung senyawa fenolat. ungu, biru-hitam atau hitam maka positif mengandung senyawa fenolat. Sedangkan jika terbentuk endapan coklat maka simplisia positif Sedangkan jika terbentuk endapan coklat maka simplisia positif mengandung polifenolat.

mengandung polifenolat.

4.1.3 Flavonoid 4.1.3 Flavonoid

1 gram simplisia kulit kayu manis ditempatkan dalam gelas 1 gram simplisia kulit kayu manis ditempatkan dalam gelas kimia, kemudian ditambahkan 100 ml air panas dan dididihkan selama 10 kimia, kemudian ditambahkan 100 ml air panas dan dididihkan selama 10 menit. Campuran disaring, filtrat ditampung sebagai larutan C yang menit. Campuran disaring, filtrat ditampung sebagai larutan C yang nantinya digunakan untuk pemeriksaan golongan flavonoid, saponin, dan nantinya digunakan untuk pemeriksaan golongan flavonoid, saponin, dan antarkuinon. 5 ml larutan C dimasukkan kedalam tabung reaksi, antarkuinon. 5 ml larutan C dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat. kemudian ditambahkan serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat. Kedalam campuran ditambahkan amilalkohol, dikocok dengan kuat lalu Kedalam campuran ditambahkan amilalkohol, dikocok dengan kuat lalu dibiarkan sampai terjadi pemisahan. Adanya warna pada lapisan dibiarkan sampai terjadi pemisahan. Adanya warna pada lapisan amilalkohol menunjukkan bahwa simplisia tersebut mengandung amilalkohol menunjukkan bahwa simplisia tersebut mengandung flavonoid.

flavonoid.

4.1.4 Saponin 4.1.4 Saponin

Diambil 5 ml larutan C, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi Diambil 5 ml larutan C, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi dan kocok secara vertical selama 10 detik. Dibiarkan selama 10 menit dan kocok secara vertical selama 10 detik. Dibiarkan selama 10 menit sampai terbentuknya busa. Terbentuknya busa 1 cm yang stabil di dalam sampai terbentuknya busa. Terbentuknya busa 1 cm yang stabil di dalam tabung reaksi menunjukkan adanya golongan senyawa s

tabung reaksi menunjukkan adanya golongan senyawa s aponin. Dan busaaponin. Dan busa tersebut masih bertahan (tidak hilang) setelah ditambahkan beberapa tersebut masih bertahan (tidak hilang) setelah ditambahkan beberapa tetes asam klorida.

tetes asam klorida.

4.1.5 Antrakuinon 4.1.5 Antrakuinon

5 ml larutan C dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 5 ml larutan C dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan beberapa tetes Natrium Hidroksida 1 N. Terbentuknya Ditambahkan beberapa tetes Natrium Hidroksida 1 N. Terbentuknya warna kuning hingga merah menunjukkan adanya golongan senyawa warna kuning hingga merah menunjukkan adanya golongan senyawa kuinon.

(17)

4.1.6 Tanin 4.1.6 Tanin

1 gram simplisia ditambahkan 100 ml air panas, kemudian 1 gram simplisia ditambahkan 100 ml air panas, kemudian dididihkan selams 15 menit. Campuran didinginkan, kemudian saring dididihkan selams 15 menit. Campuran didinginkan, kemudian saring dan filtrat dibagi 3 bagian dalam tabung reaksi. Filtrat pertama dan filtrat dibagi 3 bagian dalam tabung reaksi. Filtrat pertama ditambahkan larutan besi (III) klorida 1 %. Terbentuknya warna biru tua ditambahkan larutan besi (III) klorida 1 %. Terbentuknya warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan adanya golongan senyawa tanin. atau hitam kehijauan menunjukkan adanya golongan senyawa tanin. Filtrat kedua ditambahkan dengan larutan gelatin. Terbentuknya endapan Filtrat kedua ditambahkan dengan larutan gelatin. Terbentuknya endapan  putih

 putih menunjukkan menunjukkan keberadaan keberadaan senyawa senyawa tanin. tanin. Filtrat Filtrat ketigaketiga ditambahkan 15 ml pereaksi steasny, lalu dipanaskan dengan penangas. ditambahkan 15 ml pereaksi steasny, lalu dipanaskan dengan penangas. Hasil uji filtrat ketiga disaring, lalu dijenuhkan dengan penambahan Hasil uji filtrat ketiga disaring, lalu dijenuhkan dengan penambahan natrium asetat, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan besi (III) klorida natrium asetat, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan besi (III) klorida 1%. Terbentuknya warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat. 1%. Terbentuknya warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat.

4.1.7 Monoterpen dan

4.1.7 Monoterpen dan SeskuiterpeSeskuiterpenn

Simplisia kulit kayu manis digerus dengan eter lalu disaring. Simplisia kulit kayu manis digerus dengan eter lalu disaring. Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sampai kering. Lalu ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam sulfat pekat. kering. Lalu ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam sulfat pekat. Timbulnya warna-warna menandakan positif mengandung senyawa Timbulnya warna-warna menandakan positif mengandung senyawa monoterpen dan seskuiterpen.

monoterpen dan seskuiterpen.

4.1.8 Triterpenoid dan Steroid 4.1.8 Triterpenoid dan Steroid

Simplisia kulit kayu manis digerus dengan eter lalu disaring. Simplisia kulit kayu manis digerus dengan eter lalu disaring. Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sambil Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap dan dibiarkan menguap sambil kering, lalu ditambahkan larutan libebermann burchard. Terjadinya kering, lalu ditambahkan larutan libebermann burchard. Terjadinya warna merah-ungu menandakan positif triterpenoid, sedangkan bila warna merah-ungu menandakan positif triterpenoid, sedangkan bila warna hijau-biru menunjukkan positif steroid.

warna hijau-biru menunjukkan positif steroid.

4.2

(18)

4.3

4.3 PEMANTAUAN EKSTRAKPEMANTAUAN EKSTRAK

4.4

4.4 FRAKSINASIFRAKSINASI

4.5

4.5 TEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIANTEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

4.5.1 Kromatografi Lapis Tipis

4.5.1 Kromatografi Lapis Tipis PreparaPreparatiftif

Sub fraksi yang dipilih dari hasil kromatografi kolom dan Plat Sub fraksi yang dipilih dari hasil kromatografi kolom dan Plat KLT tebal khusus KLT Preparatif disiapkan. Kemudian KLT tersebut KLT tebal khusus KLT Preparatif disiapkan. Kemudian KLT tersebut diberi garis pada ujung bawah dan atas dengan jarak 1 cm. Setelah itu diberi garis pada ujung bawah dan atas dengan jarak 1 cm. Setelah itu  plat tersebut di akt

 plat tersebut di aktivasi dalam oven dengan suhu 100°C selama 15 menit.ivasi dalam oven dengan suhu 100°C selama 15 menit. Fraksi hasil kromatografi yang telah disiapkan ditotolkan membentuk Fraksi hasil kromatografi yang telah disiapkan ditotolkan membentuk  pita

 pita tepat tepat 1 1 cm cm dari dari ujung ujung bawah bawah plat. plat. Eluen Eluen toluen toluen dan dan etil etil asetatasetat disiapkan dengan perbandingan 70 : 30 sebanyak 100 ml. Chamber di disiapkan dengan perbandingan 70 : 30 sebanyak 100 ml. Chamber di  jenuhkan

 jenuhkan terlebih terlebih dahulu dahulu dengan dengan cara cara dimasukannya dimasukannya kertas kertas saring saring keke dalam chamber yang telah berisi eluen lalu didiamkan hingga kertas dalam chamber yang telah berisi eluen lalu didiamkan hingga kertas saring terbasahi sempurna. Plat KLT yang telah berisi totolan isolat saring terbasahi sempurna. Plat KLT yang telah berisi totolan isolat dimasukan ke dalam chamber kemudian didiamkan hingga diperoleh dimasukan ke dalam chamber kemudian didiamkan hingga diperoleh  bercak

 bercak yang yang memisah memisah sempurna. sempurna. Setelah Setelah itu, itu, bercak bercak pada pada plat plat tersebuttersebut dipantau dengan sinar uv 254 nm. Bercak pita yang diduga senyawa dipantau dengan sinar uv 254 nm. Bercak pita yang diduga senyawa target dikerok dan dimasukan ke dalam gelas kimia. Pada gelas kimia, target dikerok dan dimasukan ke dalam gelas kimia. Pada gelas kimia,  bercak pita

 bercak pita tersebut tersebut dilarutkan menggunakan dilarutkan menggunakan metanol metanol kemudian disaringkemudian disaring hingga silika gel terpisah. Setelah itu filtrat diuapkan hingga filtrat tidak hingga silika gel terpisah. Setelah itu filtrat diuapkan hingga filtrat tidak terlalu cair.

terlalu cair.

4.6

(19)

V.

V. DATA PENGAMATANDATA PENGAMATAN 5.1

5.1 SKRINING FITOKIMIASKRINING FITOKIMIA Golongan

Golongan Senyawa Senyawa

Hasil

Hasil PengamatPengamatan an Ket Ket FotoFoto

Alkaloid

Alkaloid Kulit kayu manis +Kulit kayu manis +

HCL + Amonia + HCL + Amonia + Kloroform + pereaksi Kloroform + pereaksi Mayer → ↓ putih Mayer → ↓ putih 

Kulit kayu manis +Kulit kayu manis +

HCL + Amonia + HCL + Amonia + Kloroform + pereaksi Kloroform + pereaksi dragendorff dragendorff → → ↓↓  jingga kuning  jingga kuning 

Sebagai blankoSebagai blanko

Kulit kayu manis + Kulit kayu manis + HCL + Amonia + HCL + Amonia + Kloroform →

Kloroform → tidaktidak terbentuk endapan terbentuk endapan

+ +

Polifenolat

Polifenolat Kulit kayu manis +Kulit kayu manis +

FeCl

FeCl33 → → larutanlarutan

 berwarna

 berwarna hijauhijau (Fenolat)

(Fenolat)

Kulit kayu manis +Kulit kayu manis +

FeCl

FeCl33 →→ endapanendapan

 berwarna

 berwarna coklatcoklat (polifenolat)

(polifenolat)

Dilakukan Dilakukan duploduplo

→hasil hasil yangyang didapatkan sama

didapatkan sama

+ +

(20)

Flavonoid

Flavonoid Kulit Kulit kayu kayu manis manis ++ amil alcohol → warna amil alcohol → warna merah bata pada lapisan merah bata pada lapisan amil alkohol

amil alkohol ++

Saponin

Saponin Kulit Kulit kayu kayu manismanis dikocok : dikocok : Tinggi busa 1= 0,4 cm Tinggi busa 1= 0,4 cm Tinggi busa 2 = 0,3 cm Tinggi busa 2 = 0,3 cm + HCl → busa tidak + HCl → busa tidak  bertahan lama  bertahan lama  _  _ Antrakuinon

Antrakuinon  Ekstrak +  NaOH Ekstrak + NaOH →→

warna kuning warna kuning hingga merah

hingga merah

 Dilakukan duplo →Dilakukan duplo →

hasil yang hasil yang didapatkan sama didapatkan sama + + Tanin

Tanin  Kulit kayu manis +Kulit kayu manis +

FeCl

FeCl33→ Warna→ Warna

larutan hitam larutan hitam kehijauan kehijauan

 Kulit kayu manis +Kulit kayu manis +

Gelatin → Warna Gelatin → Warna larutan endapan larutan endapan  putih  putih 

 Kulit kayu manis +Kulit kayu manis +

+ +

+ +

(21)

-- pereaksi

 pereaksi Steasny →Steasny → Warna larutan krem Warna larutan krem (Tanin katekat) (Tanin katekat)

 Filtrat hasil ujiFiltrat hasil uji

tabung 3 + tabung 3 + CH

CH33COONa + FeClCOONa + FeCl33

→ Warna kuningWarna kuning (tannin galat) (tannin galat) --Monoterpen dan Monoterpen dan Sesquiterpen Sesquiterpen

Kulit kayu manis + Kulit kayu manis + Vanilin → Timbul Vanilin → Timbul warna jingga warna jingga + + Triterpenoid dan Triterpenoid dan Steroid Steroid

Kulit kayu manis + Kulit kayu manis + Pereaksi Lieberman Pereaksi Lieberman Burchard → Warna Burchard → Warna merah

merah  –  –    unguungu (Triterpenoid) (Triterpenoid) Tidak mengandung Tidak mengandung steroid steroid + + --5.2 5.2 EKSTRAKSIEKSTRAKSI 5.3

(22)

5.4

5.4 FRAKSINASIFRAKSINASI

5.5

5.5 TEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIANTEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIAN 5.5.1 TABEL PENGAMATAN

5.5.1 TABEL PENGAMATAN No

No Gambar Gambar Hasil Hasil PengamatPengamatanan 1.

1.

Proses penotolan fraksi hasil Proses penotolan fraksi hasil kromatografi dengan membentuk kromatografi dengan membentuk  pita tepat 1 cm dari ujung bawah  pita tepat 1 cm dari ujung bawah

 plat  plat

2. 2.

Proses elusi dengan kromatografi Proses elusi dengan kromatografi

lapis tipis preparatif lapis tipis preparatif

menggunakan eluen toluen : etil menggunakan eluen toluen : etil asetat dengan perbandingan (70 : asetat dengan perbandingan (70 :

30) 30) 3.

3.

(Dipantau dengan sinar UV pada (Dipantau dengan sinar UV pada

 panjang gelombang 2

 panjang gelombang 254 nm)54 nm)

Spot senyawa hasil pemisahan Spot senyawa hasil pemisahan  pada Plat KLT Preparatif yang  pada Plat KLT Preparatif yang selanjutnya dilakukan pengerokan selanjutnya dilakukan pengerokan

5.5.2 PERHITUNGAN 5.5.2 PERHITUNGAN a. Perhitungan Eluen a. Perhitungan Eluen

Eluen yang digunakan yaitu Toluen dan Etil Asetat

Eluen yang digunakan yaitu Toluen dan Etil Asetat dengandengan  perbandingan (70 : 30)

(23)

 Toluen Toluen :: 7070 100

100 x x 100 100 = = 70 70 mLmL

 Etil Etil Asetat Asetat :: 3030 100 100 x x 100 100 = = 30 30 mLmL b. Perhitungan Rf b. Perhitungan Rf Diketahui : Diketahui : Jarak

Jarak Elusi Elusi = = 15,7 15,7 cmcm Jarak

Jarak spot spot = 11.7 = 11.7 cmcm Ditanyakan : Ditanyakan : Rf Rf = = ?? Jawab : Jawab : Rf =

Rf = Jarak spotJarak spot Jarak elusi Jarak elusi

=

=

11,7 11,7  15,7  15,7 

=

=

0,7450,745 5.6

5.6 UJI KEMURNIANUJI KEMURNIAN

VI.

VI. PEMBAHASANPEMBAHASAN

Percobaan selanjutnya dilakukan teknik pemisahan dan pemurnian yang Percobaan selanjutnya dilakukan teknik pemisahan dan pemurnian yang  bertujuan

 bertujuan untuk untuk memisahkan memisahkan senyawa senyawa yang yang diinginkan diinginkan dari dari senyawa senyawa lain lain yangyang tidak diharapkan sehingga dihasilkan senyawa atau isolat murni. Selain itu, untuk tidak diharapkan sehingga dihasilkan senyawa atau isolat murni. Selain itu, untuk menentukan senyawa target pada fraksi kulit kayu manis yang termasuk ke dalam menentukan senyawa target pada fraksi kulit kayu manis yang termasuk ke dalam senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, saponin atau kuinon melalui pengujian KLT preparatif. Pada prinsipnya, saponin atau kuinon melalui pengujian KLT preparatif. Pada prinsipnya,  pemisahan

 pemisahan dilakukan dilakukan untuk untuk memisahkan memisahkan dua dua zat zat atau atau lebih lebih yang yang salingsaling  bercampur,

 bercampur, sedangkan sedangkan pemurnian pemurnian dilakukan dilakukan untuk untuk mendapatkan mendapatkan zat zat murni murni daridari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.

(24)

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan dengan tujuan mengisolasi. Walaupun KLT preparatif menyebabkan pemisahan dengan tujuan mengisolasi. Walaupun KLT preparatif dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaiannya dapat memisahkan bahan dalam jumlah gram, sebagian besar pemakaiannya hanya dalam jumlah milligram. KLT preparatif bersama-sama dengan hanya dalam jumlah milligram. KLT preparatif bersama-sama dengan kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam sebagian besar publikasi kromatografi kolom terbuka, masih dijumpai dalam sebagian besar publikasi mengenai isolasi bahan alam (Hostettmann, 2006).

mengenai isolasi bahan alam (Hostettmann, 2006).

Pada Kromatografi Lapis Tipis Preparatif, fase diam yang digunakan Pada Kromatografi Lapis Tipis Preparatif, fase diam yang digunakan lebih tebal dibandingkan KLT, dimana pada umumnya yaitu berukuran 0,5 lebih tebal dibandingkan KLT, dimana pada umumnya yaitu berukuran 0,5  –  –  22 mm. hal ini tujuan agar senyawa yang terjerap pada fase diam lebih banyak mm. hal ini tujuan agar senyawa yang terjerap pada fase diam lebih banyak sehingga senyawa target yang didapatkan lebih banyak. Sebelum dilakukan elusi sehingga senyawa target yang didapatkan lebih banyak. Sebelum dilakukan elusi terlebih dahulu chamber harus dijenuhkan terlebih dengan menggunakan kertas terlebih dahulu chamber harus dijenuhkan terlebih dengan menggunakan kertas saring dalam eluen yang digunakan. Proses penjenuhan ini bertujuan untuk saring dalam eluen yang digunakan. Proses penjenuhan ini bertujuan untuk menghilangkan uap air didalam chamber agar nantinya tidak mempengaruhi menghilangkan uap air didalam chamber agar nantinya tidak mempengaruhi  perambatan

 perambatan noda noda pada pada lempeng, lempeng, selain selain itu itu agar agar tekanan tekanan yang yang ada ada didalamdidalam chamber tidak mempengaruhi proses perambatan noda dengan adanya penjenuhan chamber tidak mempengaruhi proses perambatan noda dengan adanya penjenuhan chamber. Setelah

chamber. Setelah itu pelat itu pelat KLT preparatif dKLT preparatif diberi iberi tanda 1 tanda 1 cm dibagian cm dibagian ujungujung  bawah dan

 bawah dan ujung atas, ujung atas, lalu lalu di di aktivasi aktivasi di dalam di dalam oven pada oven pada suhu 100suhu 10000C selama 15C selama 15 menit dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan adanya kandungan air menit dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan adanya kandungan air ataupun pengotor yang terdapat dipelat

ataupun pengotor yang terdapat dipelat yang mengandung silika gel.yang mengandung silika gel.

KLT preparatif dilakukan dengan menggunakan hasil fraksi yang telah KLT preparatif dilakukan dengan menggunakan hasil fraksi yang telah memiliki senyawa target yaitu vial no 8 yang telah diuapkan kembali untuk memiliki senyawa target yaitu vial no 8 yang telah diuapkan kembali untuk mendapatkan fraksi yang lebih kental. Kemudian dilakukan KLT preparatif yang mendapatkan fraksi yang lebih kental. Kemudian dilakukan KLT preparatif yang mula

mula –  –  mula plat KLT diberi garis pada bagian ujung bawah dan atas dengan jarak mula plat KLT diberi garis pada bagian ujung bawah dan atas dengan jarak 1 cm. Hal tersebut dibuat sebagai penanda agar spot yang kita totolkan pada plat 1 cm. Hal tersebut dibuat sebagai penanda agar spot yang kita totolkan pada plat KLT Preparatif tidak terendam eluen dan membiaskan hasil. Setelah diberi tanda, KLT Preparatif tidak terendam eluen dan membiaskan hasil. Setelah diberi tanda,  plat

(25)

dilakukan untuk menghilangkan air yang terdapat pada plat (Sastrohamidjojo, dilakukan untuk menghilangkan air yang terdapat pada plat (Sastrohamidjojo, 2007). Eluen yang digunakan yaitu toluen dan etil asetat sebanyak 100 ml dengan 2007). Eluen yang digunakan yaitu toluen dan etil asetat sebanyak 100 ml dengan  perbandingan

 perbandingan 70 70 : : 30. 30. Subfraksi Subfraksi kemudian kemudian ditotolkan ditotolkan pada pada plat plat KLT KLT PreparatifPreparatif dengan membentuk garis lurus / pita untuk memudahkan dalam pengamatan dan dengan membentuk garis lurus / pita untuk memudahkan dalam pengamatan dan  pengerokan senyawa yang

 pengerokan senyawa yang akan diambil.akan diambil.

Ketika proses penotolan selesai, Sebelum KLT preparatif dimasukan ke Ketika proses penotolan selesai, Sebelum KLT preparatif dimasukan ke dalam chamber, yang terlebih dahulu chamber dijenuhkan dengan eluen yang dalam chamber, yang terlebih dahulu chamber dijenuhkan dengan eluen yang akan dipakai dan menggunakan kertas saring. Fungsi dari penjenuhan chamber akan dipakai dan menggunakan kertas saring. Fungsi dari penjenuhan chamber adalah untuk menghilangkan lapisan udara pada chamber agar proses elusi dalam adalah untuk menghilangkan lapisan udara pada chamber agar proses elusi dalam  pemisahan

 pemisahan berjalan berjalan secara secara sempurna sempurna selain selain itu itu untuk untuk menghilangkan menghilangkan uap uap airair didalam chamber agar nantinya tidak mempengaruhi perambatan noda pada didalam chamber agar nantinya tidak mempengaruhi perambatan noda pada lempeng, selain itu

lempeng, selain itu agar tekanan yagar tekanan yang ada ang ada didalam chamber tidak didalam chamber tidak mempengaruhimempengaruhi  proses

 proses perambatan perambatan noda noda dengan dengan adanya adanya penjenuhan penjenuhan chamber. chamber. Dalam Dalam hal hal ini,ini, kertas

kertas saring digunakan saring digunakan sebagai indikator usebagai indikator untuk melihat jenuntuk melihat jenuhnya chamber hnya chamber oleholeh eluen yang ditandai dengan kertas saringnya terbasahi semua. Setelah chamber eluen yang ditandai dengan kertas saringnya terbasahi semua. Setelah chamber tersebut jenuh, subfraksi yang telah diuapkan, ditotolkan sepanjang 20 cm tanpa tersebut jenuh, subfraksi yang telah diuapkan, ditotolkan sepanjang 20 cm tanpa  putus

 putus membentuk pita, membentuk pita, pada saat pada saat penotolan tpenotolan tidak idak boleh boleh terjadi terjadi pemutusan pemutusan karenakarena dapat mengganggu proses pemisahan.

dapat mengganggu proses pemisahan.

Selanjutnya plat KLT tersebut dimasukkan ke dalam chamber yang telah Selanjutnya plat KLT tersebut dimasukkan ke dalam chamber yang telah diisi oleh eluen toluene dan etil asetat sebanyak

diisi oleh eluen toluene dan etil asetat sebanyak 100 mL dengan 100 mL dengan perbandingan 70perbandingan 70 : 30. Eluen yang digunakan adalah toluene : etilasetat karena eluen tersebut dapat : 30. Eluen yang digunakan adalah toluene : etilasetat karena eluen tersebut dapat membawa sampel terpisah (mengisolasi) ketika dimasukkan ke dalam chamber. membawa sampel terpisah (mengisolasi) ketika dimasukkan ke dalam chamber. karena pelarut ini umum digunakan dan daun umumnya menggunakan pelarut ini, karena pelarut ini umum digunakan dan daun umumnya menggunakan pelarut ini, selain itu karena untuk memisahkan senyawa yang bersifat semi polar dan non selain itu karena untuk memisahkan senyawa yang bersifat semi polar dan non  polar,

 polar, N N heksan heksan bersifat bersifat non non polar polar dan dan etil etil asetat asetat bersifat bersifat semi semi polar, polar, KeduaKedua  pelarut

 pelarut ini ini mudah mudah menguap menguap karena karena jika jika pelarut pelarut yang yang digunakan digunakan tidak tidak mudahmudah menguap, maka akan terjadi pelebaran pita. Setelah itu dilakukan proses elusi dan menguap, maka akan terjadi pelebaran pita. Setelah itu dilakukan proses elusi dan elusi dibiarkan berjalan hingga eluen mencapai batas garis atas plat KLT yang ada elusi dibiarkan berjalan hingga eluen mencapai batas garis atas plat KLT yang ada di dalam chamber ditunggu sampai eluen terangkat hingga mencapai batas atas di dalam chamber ditunggu sampai eluen terangkat hingga mencapai batas atas  plat KLT.

Gambar

Gambar 2.1 Tanaman Kulit Kayu Manis

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membuat cat dari bahan alami yaitu dari getah karet, menggunakan ekstrak kulit manggis sebagai pewarna serta pelarut bensin sehingga

Minyak adalah suatu senyawa yang bersifat non polar dan tidak larut pada pelarut polar seperti Na 2 SO 3 1%, Alkohol 70%, dan Aquades.. Minyak larut dalam senyawa non polar

45 Spatula plastik dan logam Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan 46 Sikat tabung Reaksi Untuk menyikat tabung reaksi 2. Nama Bahan Gambar Karakteristik

sehinnga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan menggunakan pelarut cair.. Simplisia yang diekstraksi mengandung senyawa aktif yang dapat larut

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan menggunakan dua jenis tanah yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa kedua tanah sampel yang

Pada uji kelarutan hampir semua bahan atau sampel dilarutkan menggunakan pelarut eter, air, dan kloroform lebih cepat larut menggunakan

Dalam kasus ini, dipilih untuk menggunakan dua buah reaktor saja, karena untuk jumlah reaktor lebih dari dua, volume masing-masing reaktor menjadi terlalu

Dasar Teori Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan