JALAN MENUJU IMAN
JALAN MENUJU IMAN
Bangkitnya manusia tergantung pada
Bangkitnya manusia tergantung pada
pemikirannya tentang hidup, alam semesta
pemikirannya tentang hidup, alam semesta
dan manusia,
dan manusia, serta hubungan ketiganyserta hubungan ketiganyaa
dengan sesuatu yang ada
dengan sesuatu yang ada sebelum kehidupansebelum kehidupan
dunia dan yang ada s
dunia dan yang ada sesudahnya.esudahnya. Pemikiran
Pemikiran
•
•Tentang alam semesta,Tentang alam semesta, manusia dan hidup, manusia dan hidup,
•
•TTentang zat yaentang zat yang adang ada sebelum kehidupan sebelum kehidupan dunia dan apa yang ada dunia dan apa yang ada sesudahnya
sesudahnya
•
•Keterkaitan kehidupanKeterkaitan kehidupan dunia dengan zat yang dunia dengan zat yang ada sebelumnya dan ada sebelumnya dan apa yang ada
apa yang ada sesudahnya. sesudahnya.
Mafahim
Mafahim
•
•Persepsi terhadapPersepsi terhadap segala sesuatu segala sesuatu
•
•MempengaruMempengaruhi hi tingkahtingkah laku manusia
laku manusia
Tingkah Laku
Tingkah Laku
•
•Berkaitan erat denganBerkaitan erat dengan mafahim (persepsi) mafahim (persepsi)
J
J
ALAN MENUJU
ALAN MENUJU
IMAN
IMAN
Pemikiran Menyeluruh &
Pemikiran Menyeluruh &
Sempurna
Sempurna
•
• Landasan berpikirLandasan berpikir
•
• Solusi fundamental pada diriSolusi fundamental pada diri
manusia.
manusia.
Pemikiran cabang tentang
Pemikiran cabang tentang
kehidupan dunia
kehidupan dunia
•
• PersepPersepsi terhadap si terhadap segala sesuatusegala sesuatu
•
• Mempengaruhi tingkah lakuMempengaruhi tingkah laku
manusia
J
J
ALAN MENUJU
ALAN MENUJU
IMAN
IMAN
Pemecahan itu tidak akan mengantarkan kita pada
Pemecahan itu tidak akan mengantarkan kita pada
kebangkitan yang benar, kecuali jika pemecahan itu sendiri
kebangkitan yang benar, kecuali jika pemecahan itu sendiri
adalah benar, yaitu sesuai dengan fitrah manusia,
adalah benar, yaitu sesuai dengan fitrah manusia,
memuaskan akal dan
memuaskan akal dan
memberikan ketenang
memberikan ketenang
an hati.
an hati.
Problematika
Problematika
Pokok
Pokok
Seluruh
Seluruh
Problematika
Problematika
Kehidupan
Kehidupan
JALAN MENUJU IMAN
• Alam semesta •Manusia •HidupPemikiran
Cemerlang
Adanya sang penciptaAqidah
Islam
JALAN MENUJU IMAN
Sang
Pencipta
Alam
Semesta
Manusia
Hidup
Ketiganya bersifat kurang, lemah, terbatas & salingJALAN MENUJU IMAN
Sang
Pencipta
Azali
Menciptakan dirinya sendiri Diciptakan Tiga kemungkinan keberadaan Sang PenciptaJALAN MENUJU IMAN
I
m
a
n
k
e
p
a
d
a
S
a
n
g
P
e
n
c
i
p
t
a
Fitrah manusia
Muncul dari hati
nurani
Tanpa akal sangat
riskan
JALAN MENUJU IMAN
K
e
b
u
t
u
h
a
n
m
a
n
u
s
i
a
a
k
a
n
a
d
a
n
y
a
R
a
s
u
l
Pemenuhan Naluri
Kebutuhan Jasmani
Harus ada aturan
untuk mengatur
keduanya
JALAN MENUJU IMAN
D
a
r
i
m
a
n
a
a
l
Q
- u
r
’
a
n
b
e
r
a
s
a
l
?
Karangan bangsa
Arab
Karangan Nabi
Muhammad SAW
Berasal dari Allah
SWT
QADHA & QADAR
Perbuatan Manusia Area yang menguasainya (Qadhar) Sunnatullah Bukan sunnatullah Area yang dikuasainya Pilihan yang mengandung konsekuensiQADHA & QADAR
Naluri &
Kebutuhan
Jasmani
Khasiat
benda
Qadar
seluruh
khasiat yang
diciptakan
Allah SWT
KEPEMIMPINAN BERPIKIR
DALAM ISLAM
Ikatan kebangsaan tumbuh di tengah-tengah masyarakat tatkala pola pikir manusia mulai merosot. Ikatan ini muncul ketika manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak beranjak dari situ.
N
a
s
i
o
n
a
l
i
s
m
e
Mutunya Rendah Emosional TemporalKEPEMIMPINAN BERPIKIR
DALAM ISLAM
Ikatan kesukuan tumbuh di tengah-tengah masyarakat pada saat pemikiran manusia mulai sempit. Ikatan kesukuan muncul karena manusia pada dasarnya memiliki naluri mempertahankan diri kemudian dalam dirinya mencuat keinginan untuk berkuasa.
S
u
k
u
i
s
m
e
Qabiliyah Emosional Tidak ManusiawiKEPEMIMPINAN BERPIKIR
DALAM ISLAM
• Temporal
• Tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia
• Adanya peluang tawar menawar dalam mewujudkan kemaslahatan
Ikatan
Kemaslahatan
• Tidak nampak dalam kancah kehidupan
• Parsial
• Tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
Ikatan
KEPEMIMPINAN BERPIKIR
DALAM ISLAM
Ikatan yang benar untuk mengikat manusia dalam kehidupan adalah aqidah aqliyah (akidah yang sampai pada proses berpikir) yang melahirkan peraturan hidup menyeluruh. Inilah yang disebut ikatan ideologis.
• Berbagai konsep pemecahan masalah hidup
Fikrah
• Pelaksanaan Aqidah • Pemeliharaan Aqidah • Penyebaran risalahThariqah
Ideologi
(Mabda’)
TATACARA MENGEMBAN
DAKWAH ISLAM
• Kaum muslim tidak pernah mengalami kemunduran dari
posisinya sebagai pemimpin dunia selama tetap berpegang teguh pada agamanya. Kemunduran kamum muslim mulai tampak tatkala mereka meninggalkan dan meremehkan ajaran-ajaran agama. Kemunduran itu terjadi pada saat kaum muslim mengabaikan qiyadah fikriyah Islam.
• Kaum muslim tidak akan mungkin dapat melanjutkan
kehidupan Islam kecuali jika mereka mengemban dakwah Islam dengan jalan mengemban qiyadah fikriyah Islam dan berhasil mewujudkan Daulah Islam yang mampu mengemban qiyadah fikriyah Islam dengan menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh dunia. Usaha mengemban qiyadah fikriyah ini adalah dalam rangka membangkitkan kaum muslim.
TATACARA MENGEMBAN
DAKWAH ISLAM
• Sikap dan tindakan seorang pengemban dakwah Islam harus
menyampaikan dakwah secara terang-terangan, menentang segala adat, kebiasaan, ide-ide sesat dan persepsi yang salah, bahkan menentang opini umum masyarakat kalau memang keliru , sekalipun untuk ini dia harus bermusuhan.
• Mengemban dakwah Islam mengharuskan setiap
langkah-langkahnya memiliki tujuan tertentu dan mengharuskan para pengemban dakwah senantiasa memperhatikan tujuan itu. Selalu berusaha secara terus menerus untuk mencapai tujuan tersebut. Bersungguh-sungguh dan tidak pernah beristirahat demi tercapainya target dakwah.
• Dakwah Islam dalam keadaan tidak ada seorang Khalifah
harus mencakup dua bagian. Pertama, dakwah mengajak memeluk Islam. Kedua, dakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan berusaha mendirikan Daulah Islam.
HADHARAH ISLAM
• Sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan memiliki fakta)
tentang kehidupan.
• Bersifat khas terkait pandangan hidup.
Hadharah
• Bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang
digunakan dalam berbagai aspek kehidupan.
• Dapat bersifat umum.
• Dapat terkait hadharah.
HADHARAH ISLAM
HadharahIslam Barat
Berdasarkan Iman kepada Allah SWT Pemisahan agama dari kehidupan
Kehidupan Penggabungan materi & ruh Meraih manfaat
Kebahagiaan Mendapatkan ridha Allah Usaha untuk meraih kepuasan jasmani
PERATURAN HIDUP DALAM
ISLAM
• Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW yang mengatur hubungan manusia dengan Pencipta, dengan dirinya dan dengan manusia sesamanya. Dengan demikian Islam merupakan mabda yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Islam bukan berupa teologi, tidak ada kaitannya sedikitpun dengan sistem kepastoran. Islam menjauhkan teokrasi/otokrasi. Dalam Islam tidak ada istilah ahli agama dan tidak dijumpai ahli politik.
• Aspek kerohanian dalam Islam adalah bahwa segala sesuatu
adalah makhluk bagi Khaliqnya yang teratur mengikuti perintah dan kehendak-Nya. Manusia dalam menjalankan kehidupannya memerlukan sistem yang mengatur naluri dan kebutuhan jasmaninya.
PERATURAN HIDUP DALAM
ISLAM
• Amal perbuatan bersifat materi, sedangkan kesadaran akan
hubungannya dengan Allah tatkala melakukan suatu perbuatan dinamakan ruh. Penggabungan keduanya yang didasarkan pada kesadaran akan hubungannya dengan Allah itulah yang dimaksud penyatuan materi dengan ruh.
• Yang dimaksud dengan peraturan Islam adalah hukum-hukum
syariat yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Islam hanya memiliki satu metode dalam memecahkan berbagai problematika, yaitu dengan cara mendorong seorang mujtahid untuk mempelajari persoalan-persoalan yang baru, kemudian mempelajari nash-nash syara’ yang berkaitan dengan persoalan tersebut dan akhirnya mengambil kesimpulan hukum untuk memecahkan persoalan tersebut.
HUKUM SYARA’
• Hukum syara’ adalah khithab syari’ (seruan Allah sebagai
pembuat hukum) yang berkaitan dengan amal perbuatan hamba, baik itu berupa ketetapan yang sumbernya pasti
(al-Qur’an dan Hadits mutawattir), maupun yang sumbernya masih dugaan kuat (zhanni tsubut) seperti hadits yang tergolong bukan mutawatir.
• Jika seseorang tidak memiliki kemampuan berijtihad, maka
dibolehkan baginya bertaqlid kepada para mujtahid. Karena para sahabat telah sepakat tentang bolehnya seorang mujtahid bertaqlid kepada mujtahid lainnya.
HUKUM SYARA’
• Orang yang tidak memiliki kemampuan berijtihad dinamakan
muqallid. Muqallid terbagi menjadi dua, yaitu:
• Seorang yang memiliki sebagian ilmu dalam berijtihad.
• Bertaqlid kepada seorang
mujtahid setelah ia mengetahui dalilnya.
Muttabi’
• Seorang yang tidak memiliki sebagian ilmu dalam berijtihad.
• Ia bertaqlid kepada seorang mujtahid tanpa mengetahui dalilnya.
MACAM-MACAM HUKUM
SYARI’AT ISLAM
Fardhu
Mandub
Haram
Makruh
Mubah
MACAM-MACAM HUKUM
SYARI’AT ISLAM
Fardhu
• Seluruh perbuatan yang mendapat pujian bagi pelakunya dan celaan/siksa bagi yang meninggalkannya.
Mandub
• Pujian bagi pelakunya, tetapi tidak ada celaan bagi yang meninggalkannya.
Mubah • pilihan, meninggalkan atau melakukannya. Makruh
• pujian bagi yang meninggalkannya, meninggalkannya lebih utama daripada melakukannya.
Haram
• Perbuatan yang mendapatkan celaan/siksa bagi pelakunya dan pujian bagi yang meninggalkannya.
AS-SUNNAH
Menurut bahasa adalah jalan yang ditempuh. Menurut
syara’,
as-sunnah
kadang-kadang
digunakan
untuk
menyebut suatu amalan nafilah yang kita terima dari Nabi
SAW melalui suatu riwayat. Sunnah bukan berarti berasal
dari Nabi SAW, sedangkan fardhu dari Allah SWT. Yang
benar adalah bahwa keduanya berasal dari Allah SWT,
Rasulullah hanya sebagai muballigh.
MENELADANI PERBUATAN
RASULULLAH SAW
Perbuatan
Rasulullah
Selain Jibiliyah
Khusus untuk
Rasulullah
Penjelas/dalil
Jibiliyah
Biasa dilakukan
MELEGALISASI HUKUM
SYARI’AT ISLAM
Kebiasaan kaum muslim pada masa shahabat adalah
mengambil sendiri hukum-hukum
syari’at
Islam dari
kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Para qadhi ketika
menyelesaikan perselisihan di tengah-tengah masyarakat
pada saat itu selalu menggali hukum sendiri dalam setiap
peristiwa yang mereka hadapi. Begitu juga halnya dengan
para penguasa, mulai bari Amirulmukminin sampai para
Wali maupun para pejabat pemerintahan lainnya, mereka
selalu menggali sendiri hukum syara
’
.
UU & UUD
•
Undang-undang adalah seperangkat aturan yang
ditetapkan oleh pemerintah (Khalifah) dan memiliki
kekuatan yang mengikat rakyat, dan mengatur hubungan
antarmereka.
•
Undang-undang dasar adalah undang-undang yang
mengatur tentang bentuk negara, sistem pemerintahan,
pembagian kekuasaan dan wewenang badan-badan
pemerintah. Atau undang-undang yang mengatur
tentang
kekuasaan
negara
atau
badan-badan
pemerintah, menentukan hubungan hak dan kewajiban
pemerintah terhadap rakyat serta hak dan kewajiban
rakyat terhadap pemerintah.
UU & UUD
•
Undang-undang
dasar Inggris
adat
istiadat dan
kebiasaan
•
Perancis
•
Amerika
badan
khusus
UU & UUD
• Sumber yang melahirkan UUD & perundang-undangan.
• Adat istiadat, agama, pendapat para ahli hukum, yurisprudensi, norma-norma keadilan dan kebijaksanaan.
• Contoh : UUD Inggris & Amerika.
Sumber
yuridis
• Sumber yang menjadi rujukan untuk UUD dan perundang-undangan.
• Contoh : UUD Perancis atau UU sebagian negara di dunia Islam.
Sumber
UU & UUD
•
Bersifat
umum
UUD
•
Bersifat
khusus
UU
UU & UUD
UU & UUD
Islam Selain Islam
Sumber al-Qur'an dan hadits Adat Istiadat, yurisprudensi dll.
Tempat Lahir Ijtihad para mujtahid Badan khusus/parlemen Kedaulatan Milik syara' Di tangan rakyat
UU & UUD
UU & peraturan yang tidak berkaitan dengan fikrah &
thariqah yang tidak menggambarkan pandangan hidup,
seperi UU administrasi negara, pengaturan perkantoran
dsb, termasuk ke dalam sarana atau teknis yang
kedudukannya sama dengan ilmu-ilmu sains, teknik &
industri,
yang
demikian
itu
boleh
diambil
dan
dimanfaatkan oleh negara untuk mengatur segala
urusannya.
AKHLAK DALAM PANDANGAN
ISLAM
• Akhlak merupakan sifat-sifat yang diperintahkan oleh Allah
SWT kepada seorang muslim agar menjadi sifatnya ketika melakukan aktivitas.
• Akhlak tidak mempengaruhi secara langsung tegaknya suatu
masyarakat. Masyarakat tegak dengan peraturan-peraturan hidup, dan dipengaruhi oleh perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikiran.
• Akhlak tidak mempengaruhi tegaknya suatu masyarakat, baik
kebangkitan maupun kejatuhannya. Yang memengaruhinya adalah opini (kesepakatan) umum yang lahir dari persepsi tentang hidup.