• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1.1. Kondisi Umum - DOCRPIJM bece056f30 BAB VIBab 6 Aspek teknis per sektor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6.1.1. Kondisi Umum - DOCRPIJM bece056f30 BAB VIBab 6 Aspek teknis per sektor"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

KELAYAKAN ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

Pada tahapan ini penyusunan dokumen RPI2-JM mengacu pada sektor secara top down, yaitu mengikuti arahan dari pusat baik berupa output maupun sub out put kegiatan pada masing- masing

sektor. Adapun kelayakan aspek teknis tersebut :

6.1.Rencana Investasi Sektor Pengembangan Permukiman

6.1.1.Kondisi Umum

Penyebaran kawasan permukiman di Kabupaten Buol terkonsentrasi di pusat-pusat kota dikarenakan ketersediaan infrastruktur penunjang, sehingga kawasan kawanan

permukiman di perkotaan menjadi kumuh

Sektor Pengembangan permukiman berusaha menyediakan infrastruktur penunjang guna mendukung aktifitas masyarakat di kawasan permukiman

6.1.2.Isu Strategis, Permasalahan, dan Tantangan

Kawasan strategis Kabupaten Buol memiliki maksud untuk memilahkan wilayah kota atas beberapa bagian yang mempunyai karateristik pengembangan tertentu, sehingga mempermudah penerapan dan pengendaliannya di lapangan serta memperjelas hirarki

dalam pemenuhan fasilitas.

6.1.2.1.Isu Strategis

Ibu kota Kabupaten Buol terletak di kecamatan Biromaru yang mana semua pelayanan Masyarakat dan perdagangan berada di ibukota kabupaten dalam hal ini sangat mempenagruhi laju pertumbuhan di ibu kota kabupaten yang

menimbulkan berbagi dampak sosial masyarakat

Guna pengaturan/ penataan kawasan–kawasan permukiman yang berkembang saat ini sektor bangkim telah membantu dalam penyusunan dokumen SPPIP yang mengkaji Isu strategis penataan kawasan perkotaan

(2)

Berdasarkan kondisi Exiting sektor pengembangan permukiman permasalahan dan tantangan yang di hadapi adalah masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni di perkotaan sehingga dapat menyebabkan

terjadinya degradasi lingkungan, masih terbatasnya pelayanan infrastruktur sarana dan prasarana dasar bagi masyarakat sehingga menyebabkan tersendatnya arus perputaran ekonomi, keterbatan pemahanan masyarakat terhadap kebijakan / peraturan pembangunan kawasan sangat terkendala dalam

hal pembebasan lahan. Untuk kawasan Perdesaan permukiman masyarakat letaknya sangat berjauhan terutama di daerah pegunungan sehingga mempersulit akses ke desa tersebut, untuk itu pemerintah Kabupaten Buol

melalui semua jajaran ke pemerintahannya berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana di daerah perdesaan dengan membuka akses ke kantong-kantong produksi/ sentra ekonomi di kawasan perdesaan

6.1.3.Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor Bangkim

Kondisi eksisting secara keseluruhan terangkum dalam dokumen kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing dinas yang menangani, secara umum dibagi dalam 2 output kegiatan yaitu perkotaan dan perdesaan. Kondisi eksisting perkotaan secara rinci termuat dalam dokumen SPPIP.

6.1.4.Pembinaan Pengembangan Permukiman

6.1.4.1.Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman

(SPPIP)

Penyusunan SPPIP Kabupaten Buol dilaksanakan oleh sector bangkim dalam pelaksanaannya melibatkan SATGAS yang dibentuk oleh pemda Kabupaten

Buol Kawasan yang termuat dalam dokumen SPPIP adalah penataan kawasan kumuh yang ada dalam Kec Biromaru

6.1.4.2. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Penyusunan RPKPP Kabupaten Buol dilaksanakan oleh sector bangkim dalam

(3)

Buol. Kegiatan yang termuat RPKPP adalah penataan kawasan kumuh yang ada dalam Kota Buol.

6.1.5.Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan

6.1.5.1.Kawasan Permukiman Kumuh

Fokus utama pemenuhan infrastruktur di kawasan kumuh di Kabupaten Buol adalah jalan lingkungan dan kebutuhan akan sanitasi lingkungan. Sejalan dengan penataan kawasan yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Buol kawasan tersebut merupakan kawasan padat penduduk dan kawasan perdagangan.

Tabel 6.1 Data Kawasan Kumuh

No Lokasi /

Kwsn Kumuh Luas

Jumlah Penduduk

Terlayani Air Minum ( % )

Terlayani Sanitasi ( % )

Luas Genangan

1 Kota Biau 3 Ha 4.865 Jiwa 90 85 1,5 ha

6.1.5.2.Permukiman RSH yang Meningkat Kualitasnya

Seiring laju pertumbuhan penduduk berimbas akan kebutuhan pemenuhan hunian yang layak, pemerintah Kabupaten Buol bekerja sama dengan

pengusaha dalam hal pengembangan perumahan rakyat telah membangun beberapa kawasan perumahan RSH, namun tidak semua kebutuhan infrastruktur dapat terpenuhi di kawasan RSH oleh pihak pengembang. Untuk itu fasilitas umum berupa sarana infrastruktur dibangun oleh pemerintah Kabupaten Buol

6.1.5.3.Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya

Guna pemenuhan perumahan yang murah namun layak serta pemanfaatan lahan dan ruang yang terbatas terutama di Buol Kota Pemerintah berencana

akan membangun rusunawa, lokasi yang telah disiapkan adalah di kecamatan Buol Kota

(4)

6.1.6.Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan

6.1.6.1. Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya

Wilayah Kabupaten Buol terbesar adalah kawasan perdesaan yang mana daerah tersebut merupakan sentra pertanian dan perikanan olehnya itu pemerintah Kabupaten Buol dalam pengembangan kawasan sentra-sentra produksi membangun sarana dan prasarana penunjang kawasan produksi.

Dinas yang berkompeten dalam pemenuhan infrastruktur sarana dan prasarana pendukung adalah dinas pertanian dan kelautan melalui programprogram kerjanya terkait kegiatan diatas bidang cipta karya dalam pembangunan

infrastruktur penunjang bersifat stimulant.

6.1.6.2.Kawasan Permukiman Rawan Bencana

Kabupaten Buol sebagian besar merupakan dataran tinggi pegunungan yang rawan bencana tanah longsor dan sebagian permukiman berada kawasan pesisir, berdasarkan data dari badan penanggulangan bencana daerah

mengidentifikasi daerah-daerah permukiman yang rawan bencana.

Tabel 6.4 Daerah Rawan Bencana)

No Wilayah Jumlah

Penduduk

Identifikasi Bencana

Ket Jenis Penanganan

1 Kwsn Tiloan 5.980 Jiwa Banjir Drainase

6.1.6.3.Kawasan Permukiman di Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar

Untuk kawasan permukiman perbatasan dengan Negara lain dan pulau kecil

terluar Kabupaten Buol tidak memiliki,

6.2.Rencana Investasi Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

6.2.1.Kondisi Umum

(5)

mewujudkan lingkungan binaan, baik perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungan.

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan

lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah:

1. Memberdayakan masyarakat dalam penyelengaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi, dan selaras.

2. Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalm penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

6.2.2.Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan

6.2.2.1.Isu Strategis

Untuk merumuskan isu strategis sektor PBL dapat melihat agenda yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai agenda nasional yang salah satunya Kabupaten Buol ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional sehingga

penataan kawasan akan lebih terarah. Isu dalam hal penataan kawasan di Kabupaten Buol antara lain :

1) Kawasan Yang Belum Tertata

2) Minimnya infrastruktur kawasan yang tersedia 3) Belum terdapatnya Ruang terbuka Publik

4) Tingginya angka kebakaran

5) Belum tertanganinya kawasan/bangunan tradisional yang berpotensi

kawasan swasta.

6.2.2.2.Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan Tantangan yang terkait sektor PBL di Kabupaten Buol pada umumnya adalah lahan, yang mana status kepemilikan lahan terutama dalam

kota Buol sebagian besar milik masyarakat sehingga dalam pembebasan lahan sering terjadi kendala dan memerlukan waktu di tambah masih minimnya pengertian masyarakat akan pentingnya penataan kawasan. Untuk itu

(6)

Kurang ditegakkannya aturan tata bangunan dan keandalan pada bangunan gedung termasuk pada daerah-daerah permukiman padat perkotaan. Bantaran sungai dan pesisir pantai. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan

gedung di daerah, serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perisinan. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap nilai keandalan dan keserasian dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Untuk itu pemerintah Kabupaten Buol telah mengeluarkan perda bangunan gedung No. 15 tahun 2007 yang

bertujuan menata dan mengatur pemanfatan lahan.

6.2.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor PBL

Pencapaian sector PBL di Kabupaten Buol adalah dengan adanya desa yang telah mendapat fasilitas berupa peningkatan kualitas infrastruktur permukiman melalui program-program pemerintah. Kondisi eksisting kawasan yang termuat dalam RTRW Kabupaten Buol belum semuanya tertangani karena adanya keterbatasan biaya dan kurangnya koordinasi antara dinas – dinas yang terkait.

6.2.4. Bangunan Gedung dan Fasilitasnya

6.2.4.1. Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan

Bangunan gedung pemerintahan yang ada di Kabupaten Buol sebagian besar merupakan bangunan lama, yang mana aksesibilitas bangunan maupun lingkungan belum memenuhi standar pelayanan, sehingga banyak masyarakat

terutama penyandang cacat kesulitan dalam pelayanan.

Tabel 6.5 Gedung Pemerintahan

(7)

6.2.4.2. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah

Guna pelestarian peninggalan bersejarah di Kabupaten Buol yang memiliki

beberapa peninggalan gedung/benda bersejarah, bangunan bersejarah yang ada di Kabupaten Buol umumnya berupa rumah adat serta situs – situs purbakala.

Tabel 6.6 Bangunan Bersejarah

No Nama Bangunan Lokasi

1 Rumah adat Kulawi Kec. Kulawi

2 Kwsn Danau Lindu Kec. Lindu

6.2.5.Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman

6.2.5.1. Revitalisasi Kawasan

Sesuai dengan pembagian kawasan yang tertuang dalam RTRW tentang pemanfaatan lahan dan penataan kawasan.

Tabel 6.7 Penataan dan Pemanfaatan lahan)

No Nama Kawasan Lokasi

1

Kwsn Permukiman Kec Buol

2

Kwsn Budidaya Kec. Bokat

3

Kwsn Wisata Kec Paleleh Barat

4

Kwsn Perdagangan Kec Paleleh

6.2.5.2. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Dalam penataan Kota Buol perlu memperhatikan pemanfaatan ruang terbuka hijau

Tabel 6.8 Kawasan Ruang Terbuka Hijau/Taman Kota

No Nama Lokasi Luas Ket

(8)

2 Lapangan Buol. Biau 1,2 M2 Revitalisasi

6.2.5.3. Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Masyarakat Kabupaten Buol terdiri dari beberapa suku bangsa baik yang pendatang maupun penduduk asli. Penduduk asli Kabupaten Buol ada beberapa

suku.

Tabel 6.9 Lingkungan Permukiman Tradisional

No Suku Jumlah Penduduk Lokasi Keterangan

1 Buol 560 KK Desa Momunu Bermukim di gunung

6.2.5.4. Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Kepadatan permukiman terutama di daerah perkotaan sangat rawan akan terjadinya kebakaran. Untuk itu identifikasi terhadap daerah rawan kebakaran sangat diperlukan sehingga kita bisa meminimalisasi bencana kebakaran dan

penanganan terhadap kebakaran yang terjadi.

Tabel 6.10 Identifikasi Daerah Rawan Kebakaran

No Kawasan/

Pemukiman Luas

Jumlah penduduk

Jumlah

Rumah Rencana Sistem PK 1 Buol 32Ha 9.885.000 421.5600 Pemb Pos Pemadam

Tabel 6.11 Sarana dan Prasarana Proteksi Kebakaran

NO Sarana & Prasarana Jumlah Kondisi Ket

1 Mobil Pemadam 1 Unit Baik

2 Pos Jaga 1 Unit Baik

3 Personil 20 orang Baik

6.3.Rencana Investasi Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman

(9)

Kondisi sector PLP yang menangani kegiatan pengelolaan air limbah, drainase, dan persampahan secara umum di Kabupaten Buol belum maksimal karena penanganan kegiatan ini dilaksanakan secara per spot kegiatandan kesadaran masyarakat akan

system sanitasi perkotaan masih kurang peduli.

6.3.2. Isu Strategis, Pemasalahan dan Tantangan

6.3.2.1.Isu Strategis

Pemenuhan akan sarana sanitasi, penanganan air limbah, persampahan dan jaringan drainase sesuai dengan standar kesehatan lingkungan di kawasan permukiman dan kawasan publik.

6.3.3.Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pemenuhan akan sanitasi

terkendala beberapa aspek antara lain :

1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan sanitasi masih kurang

2. Masih banyak masyarakat yang BAB dan membuang sampah di sungai terutama di daerah perdesaan.

3. Kesulitan mendapatkan lahan yang akan digunakan pembangunan IPLT dan TPA

4. Kurangnya sarana angkutan pengolahan limbah dan sampah.

6.4.Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor PLP

6.4.1.Infrastruktur Air Limbah

Penanganan infrastruktur air limbah di Kabupaten Buol masih belum maksimal dikarenakan permasalahan yang telah diurai diatas, mengingat sangat penting dan perlunga akan penangan limbah terutama limbah permukiman dan industri yang

mempunyai dampak langsung akan pencemaran lingkungan untuk itu pemerintah Kabupaten Buol melalui dinas menangani limbah dengan cara sosialisasi dan penyediaan sarana penanganan limbah.

(10)

Sarana &

6.4.1.1. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kota

Kabupaten Buol belum mempunyai IPLT, penanganan air limbah masih bersifat komunal, karena masih terkendala dalam penyiapan lahan, namun pemerintah telah berupaya dalam penyediaan sarana penanganan limbah

dengan dibangunkannya MCK ++.

Tabel 6.13 Data Sanitasi Air Limbah Offsite

No Lokasi Sistem Dibangun

6.4.1.2. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal

Pada umumnya masyarakat di kawasan peerkotaan telah memiliki MCK,

namun MCK yang berada di kawasan umum tidak terawat dikarenakan belum adanya petugas pengelola, untuk kawasan perdesaan belum semuanya

memiliki masyrakat masih banyak yang BAB di sungai.

Tabel 6.14 Data Sanitasi Air Limbah On Site

No

Lokasi Jumlah PS Sanitasi

Kecamatan Desa

Pengumpulan Pengolahan

Jamban MCK Lainnya Septik

(11)

PAleleh 1.250 - 1.250

Dopalak 1.786 1.786

Tolau 1.564 1.564

Kuala Besar 1.647 1.647

Dutuno 2.076 2.076

Baturata 2.345 2.345

Talaki 1.975 1.975

Lilito 2.097 2.097

Pionoto 2.364 2.364

Mulangato 2.76 2.76

Umu 2.865 2.865

6.4.2. Infrastruktur Drainase Perkotaan

Dalam usaha penanggulangan bahaya banjir dan menghilangkan area/kawasan

genangan setelah hujan, pemerintah kabupaten melalui dinas pekerjaan umum telah membangun/membuat drainase dengan segala dimensi di kawasan permukiman maupun kawasan-kawasan rawan banjir.

Tabel 6.15 Daerah Genangan

No Lokasi/ Daerah/Kawasan Luas Genangan

1 Kec. Tiloan 1.655 M2

2 Kwsn Kamp. Bugis 786 M2

6.4.3. Infrastruktur Persampahan

Sampah merupakan momok bagi semua daerah baik daerah maju maupun berkembang

begitu juga di Kabupaten Buol persoalan sampah sampai sekarang belum bisa tertangani dengan sempurna dikarenakan banyak faktor.

Tabel 6.16 Kondisi Eksisting Penanganan Persampahan

No Sistem Pengelolaan

Sarana & Prasarana

Kapasitas Jumlah Kondisi Ket

1 Pewadahan Bin/Tong sampah

100

Unit

(12)

2 Pengumpulan Gerobak sampah 1 m3 5 Unit Baik

6.4.3.1.Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Pembangunan TPA Kabupaten Buol masih dalam tahap perencanaan.

Tabel 6.17 Operasional Pelayanan Persampahan TPA

No Uraian Volume Ket

Tabel 6.18 Operasional TPA

(13)

1.Buldosser - - -

Sarana lain

Jalan Masuk 2 Km 1 Akses Rusak

Kantor - - -

Pos Jaga - - -

Bengkel - - -

Jembatan

Timbang

- - -

6.4.4.Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu (3R)

Untuk mengurangi timbulan sampah di kawasan permukiman, pemerintah membangun sarana pengolahan sampah dengan skala kawasan yang dibangun di beberapa titik kawasan.

6.5.Rencana Investasi Sektor Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

6.5.1. Kondisi Umum

Pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi,

mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan atau mengevaluasi system fisik teknik dan non teknik penyediaan air minum.

Kondisi secara umum penanganan penyediaan air minum di Kabupaten Buol belum semua terlayani dikarenakan faktor daerah layanan yang tersebar dan tidak terhubung

satu daerah dengan daerah lainnya sehingga dalam pelaksanaan kegiatan terputus satu daerah layanan. Tidak semua daerah layanan memiliki sumber air yang mencukupi sehingga biaya pelaksanaan menjadi sangat mahal.

6.5.2. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan

6.5.2.1.Isu Strategis

Isu strategis dalam pengembangan SPAM termuat dalam RPJMD Kabupaten Buol yaitu ;

1. Pemenuhan akan air bersih bagi semua masyarakat 2. Pemenuhan akan Air Bersih yang murah dan aman

(14)

4. Penyelenggaran pengembangan air minum sesuai dengan kaidah teknis dan penerapan inovasi teknologi

6.5.2.2.Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan tantanangan yang dihadapi dalam pengelolaan dan pengembangan SPAM di Kabupaten Buol antara lain;

1. Lokasi daerah yang tidak terpusat/ menyebar 2. Tidak semua daerah memiliki sumber air baku

3. Laju Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan 4. Sumber dana daerah yang terbatas

6.5.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

Masih ada masyarakat yang belum mendapat pelayanan air bersih secara tersistem

terutama di daerah pedesaan, secara umum kondisi eksisting pemenuhan air bersih di Kabupaten Buol.

6.5.3.1. Penyelenggara SPAM Terfasilitasi A. PDAM yang Memperoleh Pembinaan

Pelayanan PDAM di Kabupaten Buol masih terpusat di ibu kota kabupaten, dikarenakan faktor kemampuan dari PDAM dalam mengelola

air minum.

Tabel 6.20 Pelayanan PDAM

Nama PDAM/UPTD

Lokasi Pelayanan ket

Kapasitas

Air Baku

Daerah layanan Jumlah

Rumah

Jumlah

Sambunga n Rumah

Tarif/

M3

1.250

Buol Kota

Buol

100 Ltr/dt

(15)

6.5.3.2. SPAM Di Kawasan MBR

Kawasan MBR di Kabupaten Buol terpusat di ibukota kabupaten dan terutama di kawasan pesisir pantai atau kawasan nelayan.

Tabel 6.21 Kondisi Eksisting Layanan SPAM Kawasan MBR

Kawasan/

Desa

Jumlah Penduduk

Pelayanan SPAM Ket

Sistem SPAM Penduduk terlayani (%)

Kondisi

Buol 2.654 KK Perpipaan PDAM 85 Baik

6.5.3.3. SPAM Perdesaan

A.SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil

Untuk Mendapatkan air bersih di beberapa desa masih kesulitan dikarenakan faktor kontur dari daerah tersebut, untuk itu pemerintah

Kabupaten Buol berupaya memenuhi infrastruktur penyediaan SPAM bagi semua masyarakat yang ada di perdesaan. Seluruh desa di wilayah Buol telah mendapat layanan air minum sistem perpipaan namun kondisinya

sebagian harus di rehap baik sumber air baku maupun jalur perpiaan baik yang di biayai oleh APBN , APBD I, APBD II, DAK maupun

PAMSIMAS

6.5.3.5.SPAM Di Kawasan Khusus

Di Kabupaten Buol ada beberapa kawasan yang menjadi kawasan strategis yang

memerlukan penanganan khusus termasuk pemenuhan akan air bersih antara lain

1. SPAM di KAPET

2. SPAM di kabupaten/kota pemekaran

3. SPAM di kawasan perbatasan

4. SPAM di pelabuhan perikanan

(16)

Tabel 6.23 Kondisi Eksisting SPAM Kawasan Khusus

Kawasan Lokasi Kondisi SPAM Ket

Ada Tidak Ada

Gambar

Tabel 6.4  Daerah Rawan Bencana)
Tabel 6.6  Bangunan Bersejarah
Tabel 6.13  Data Sanitasi Air Limbah Offsite
Tabel 6.16  Kondisi Eksisting Penanganan Persampahan
+5

Referensi

Dokumen terkait

- KASIBA (Kawasan Siap Bangun) adalah sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu Lisiba

Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang penyelenggaraan bangunan gedung Kegiatan penataan lingkungan untuk mendukung fungsi kawasan tertentu.. belum dilakukan

Pembangunan drainase lingkungan dengan pola kerja pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat (POKMAS) disetiap lokasi di Kabupaten Bombana telah dilaksanakan

persampahan serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara yang meliputi kesediaan masyarakat membayar retribusi,

Sebagian besar tinggal di aglomerasi perkotaan yaitu berada di Kecamatan Tenggarong (13,14 %), yang merupakan ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari keseluruhan rumah tangga

Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global Warming). Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisir pantai, yaitu

Instansi Pemerintah Kabupaten Klungkung yang menangani dan terkait dalam pengelolaan persampahan adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pemerintah Kabupaten Klungkung

Bentuk saluran drainase yang melayani Kawasan perkotaan di Kabupaten Tana Tidung adalah saluran terbuka yang belum diperkeras (berupa tanah) dan umumnya terletak di tepi