5.1 Arahan RTRWKabupaten Mukomuko
5.1.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai tahun 2030 dirumuskan sebagai berikut :
1. Rencana Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan
Rencana hirarki pusat-pusat pelayanan/pusat pertumbuhan meliputi :
Pusat Utama/PKW : Kota Mukomuko dengan fungsi sebagai pusat pemerintahan, jasa, perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Memiliki 1 bandara dengan jenjang Bandara Perintis
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) : Kota Lubuk Pinang, Penarik dan Ipuh Pusat Pelayanan Lingkungan Promosi (PPlp) : Pasar Bantal
Pusat Pelayanan Lingkungan : Ibukota Kecamatan (IKK) lainnya
Sistem hirarki pusat-pusat pelayanan direncanakan menunjukkan suatu sistem yang berjenjang dan optimal. Keseluruhan rencana struktur ruang Kabupaten Mukomuko dapat dilihat pada Tabel 5.1.
2. Jangkauan Pusat Pelayanan
Jangkauan pusat pelayanan dalam mewujudkan keseimbangan pembangunan antar kawasan/sub wilayah pembangunan yang ada di Kabupaten Mukomuko, dalam usaha pengembangan pusat-pusat yang dapat menjadi simbol perkembangan daerah belakangnya. Pengembangan tersebut terarah untuk mengusahakan agar simpul (pusat-pusat pelayanan) yang telah ditentukan sebagai (pusat-pusat pengembangan/(pusat-pusat pelayanan dapat berfungsi sebagai penggerak kegiatan ekonomi dan sosial dari tiap sub wilayah pembangunan. Jangkauan tiap pusat pelayanan diuraikan berdasarkan pendekatan fungsi kegiatan dan orientasi pusat-pusat tersebut didasarkan pada pola pergerakan internal (antar wilayah di Kabupaten Mukomuko) dan eksternal (antar wilayah kabupaten dalam Provinsi Bengkulu).
Tabel 5.1
Rencana Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan Di Kabupaten Mukomuko
Hirarki Kota Pusat Pengembangan Kegiatan
Pusat Jasa Perkantoran
Pusat kegiatan jasa perdagangan
Pusat kegiatan jasa pelayanan
Kegiatan Pengembangan Peti Kemas
Pusat pengembangan industri
Pusat pengembangan koleksi dan distribusi
Kegiatan Perbankan
Kegiatan Industri Sumber : Hasil Analisis
Rencana pembangunan jembatan Air Selagan di pusat pengembangan perkotaan Mukomuko
Kebijakan pengembangan Lubuk Pinang – Penarik – Ipuh sebagai Jantung Ekonomi Mukomuko di masa yang akan datang
Rencana pengembangan pariwisata di kawasan Kota Mukomuko Pembangunan terminal C di Kawasan Kota Mukomuko
3. Rencana Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan
Mukomuko sebagai pusat pelayanan primer pemerintahan, permukiman perkotaan, pelayanan sosial budaya, perdagangan dan jasa, perkantoran
4. Rencana Sistem Fasiltas Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana pengembangan Fasilitas Wilayah yang akan dialokasikan untuk Kabupaten Mukomuko sampai tahun 2030, salah satunya mengenai rencana pengembangan jaringan air bersih, diulas pada uraian sebagai berikut:
a. Rencana Jaringan Air Bersih
Dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat, maka penyediaan air bersih menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi di Kabupaten Mukomuko. Air bersih merupakan fasilitas publik yang sangat strategis dalam mendorong percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Mukomuko. Sektor ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat/rumah tangga maupun terhadap pengembangan industri, perdagangan dan jasa-jasa serta kegiatan pemerintahan. Jenis pelayanan air bersih yang akan dilayani di Kabupaten Mukomuko adalah pelanggan domestik, hidran umum, komersial/industri dan sosial. Berdasarkan standar yang ada kebutuhan untuk domestik adalah 150 l/org/hari, hidran umum 40 l/org/hari, komersial/ industri 30 l/org/hari dan pelayanan sosial 15 l/org/hari. Diharapkan standar pelayanan tersebut dapat diterapkan untuk pelayanan air bersih terutama di pusat-pusat pengembangan wilayah seperti perkotaan Mukomuko, perkotaan Lubuk Pinang , Ipuh dan Penarik.
5. Rencana Pemanfaatan Kawasan Budidaya
a. Kawasan Perkotaan
Rencana pemanfaatan kawasan perkotaan diarahkan di lokasi Mukomuko, Lubuk Pinang, Penarik dan Ipuh dengan luas 8.515,51 hektar. Adapun kebijakan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
Kawasan perkotaan difungsikan sebagai kegiatan utama non pertanian, yaitu kegiatan jasa pemerintahaan, jasa perdagangan, jasa perkantoran, permukiman perkotaan, serta fasilitas-fasilitas pendukung perkotaan.
Pengembangan kawasan perkotaan dimulai dari kawasan pusat perkotaan yang telah berkembang saat sekarang, dengan mengarahkan perkembang-an perluasan kota ke daerah sekitarnya dan menghindarkan seminimal mungkin lahan basah beririgasi teknis untuk kegiatan perkotaan.
perkotaan yang memadai, antara lain : ruang terbuka hijau, pos pelayanan keamanan, drainase, jaringan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, sistem persampahan, listrik, dan air bersih.
Sedangkan arahan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut :
Menetapkan tata batas kawasan perkotaan dengan jelas, baik berupa batas fisik maupun batas administrasi.
Menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan untuk mengatur dan mengarahkan perkembangan kegiatan kawasan perkotaan yang baik dan teratur serta mampu menjadi penggerak pertumbuhan pada kawasan hinterlandnya. Penyusunan Rencana Terinci Tata Ruang Perkotaan termasuk didalamnya memuat pengaturan pengendalian dan pengawasan terhadap perkembangan fisik kawasan perkotaan.
Menyediakan infrastruktur (jalan dan terminal) dan utilitas (drainase, listrik, air bersih, dan telekomunikasi) sebagai kelengkapan kawasan perkotaan untuk mendukung kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan, dan hiburan.
5.1.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko sampai akhir tahun perencanaan 2030 disusun dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan, ijin lokasi, konsep dan strategi pengembangan serta tujuan dan sasaran pengembangan yang ingin dicapai. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Mukomuko dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) kawasan berfungsi lindung dan kawasan berfungsi budidaya. Kawasan berfungsi lindung meliputi kawasan dengan pemanfaatan hutan lindung, kawasan sempadan sungai kawasan sempadan pantai dan kawasan sempadan danau.
Kawasan perkotaan difungsikan sebagai kegiatan utama non- pertanian, yaitu kegiatan jasa pemerintahaan, jasa perdagangan, jasa perkantoran, permukiman perkotaan, serta fasilitas-fasilitas pendukung perkotaan.
Pengembangan kawasan perkotaan dimulai dari kawasan pusat perkotaan yang telah berkembang saat sekarang, dengan mengarahkan perkembangan perluasan kota ke daerah sekitarnya dan menghindarkan seminimal mungkin lahan basah beririgasi teknis untuk kegiatan perkotaan.
Dalam pengembangan kegiatan perkotaan harus memperhatikan potensi rawan bencana banjir, aman, lancar, bersih dan tertib. Oleh sebab itu dalam pengembangan perkotaan harus dilengkapi dengan sarana prasarana perkotaan yang memadai, antara lain : ruang terbuka hijau, pos pelayanan keamanan, drainase, jaringan jalan dan rambu-rambu lalu lintas, sistem persampahan, listrik, dan air bersih.
Sedangkan arahan pemanfaatan kawasan perkotaan di Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut :
Menetapkan tata batas kawasan perkotaan dengan jelas, baik berupa batas fisik maupun batas administrasi.
Menyusun Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Perkotaan untuk mengatur dan mengarahkan perkembangan kegiatan kawasan perkotaan yang baik dan teratur serta mampu menjadi peggerak pertumbuhan pada kawasan hinterlandnya. Penyusunan Rencana Terinci Tata Ruang Perkotaan termasuk didalamnya memuat pengaturan pengendalian dan pengawasan terhadap perkembangan fisik kawasan perkotaan.
Menyediakan infrastruktur (jalan dan terminal) dan utilitas (drainase, listrik, air bersih, dan telekomunikasi) sebagai kelengkapan kawasan perkotaan untuk mendukung kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan, dan hiburan.
5.1.3 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Mukomuko
Kawasan strategis yang ada di Kabupaten, terdiri atas: a. Kawasan strategis nasional
Kawasan strategis nasional adalah Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. b. kawasan strategis kabupaten.
Kawasan strategis kabupaten berupa kawasan strategis dari segi sosial ekonomi, yang meliputi:
b. kawasan strategis minapolitan di Pasar Bantal Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan Lubuk Pinang dan Kecamatan XIV Koto.
5.1.4 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Kebijakan yang terdapat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mukomuko antara lain kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan, meliputi :
1. Kebijakan 1 : meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi dan budaya keseluruh wilayah Kabupaten Mukomuko dengan strategi sebagai berikut :
Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke seluruh bagian wilayah Kabupaten;
Mengembangkan pembangkit tenaga listrik dan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik;
Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pasar, olahraga, pemerintahan dsb);
Melestarikan situs warisan budaya bangsa.
2. Kebijakan 2 : memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi resiko bencana alam dengan strategi sebagai berikut :
Mempertahankan luasan kawasan hutan di Kabupaten Mukomuko;
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya;
Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui penerapan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang secara sistematis;
Mengoptimasikan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana.
3. Kebijakan 3 : mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan strategi sebagai berikut :
Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya lainnya;
Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan produktif;
Mengembangkan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahannya;
4. Kebijakan Rencana Kota Terpadu Mandiri
Program Kota Terpadu Mandiri (KTM) merupakan program Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam upaya pemberdayaan masyarakat di unit-unit permukiman transmigrasi, terutama untuk dapat mengejar ketertinggalannya menjadi kawasan cepat tumbuh.
Kawasan Air Majunto merupakan kawasan transmigrasi yang akan dikembangkan menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM).
a. Konsep Pengembangan
Konsep pengembangan wilayah KTM Air Majunto dilakukan dengan mengembangkan Lubuk Pinang sebagai growth pole (pusat pertumbuhan) dan juga mengembangkan wilayah lainnya secara bersama-sama. Konsep rencana pemanfaatan ruang yang diterapkan adalah flexible zoning, artinya dalam bentuk ruang (spatial) peruntukan yang dimaksud tidak bersifat mutlak, dalam kondisi tertentu, pemasukan aktivitas lain terhadap kawasan yang telah ditetapkan asal tidak merubah fungsinya.
b. Struktur Pusat Pelayanan
Struktur ruang di kawasan KTM Air Majunto terdiri dari 5 SKP (Satuan Kawasan Pengembangan) dan 1 pusat KTM.
c. Rencana Pengembangan Pusat-pusat Pertumbuhan
Rencana pengembangan pusat-pusat pertumbuhan diarahkan pada 1 PPE/KTM (Lubuk Pinang) yang memiliki hirarki pusat orde 2 dibawah Mukomuko sebagai kota orde 1 lingkup kabupaten; dan 5 SKP/Desa Utama yang memiliki hirarki orde 3.
d. Rencana Pengembangan Transportasi
Akses jalan utama dari dan menuju pusat KTM didukung oleh akses, yaitu : Pusat KTM – Pusat SKP 1 sepanjang 5 km
Pusat KTM – Pusat SKP 2 sepanjang 10 km Pusat KTM – Pusat SKP 3 sepanjang 15 km Pusat KTM – Pusat SKP 4 sepanjang 10 km Pusat KTM – Pusat SKP 5 sepanjang 20 km
5.1.5 Rencana Sistem Transportasi
Sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Mukomuko: a. jaringan jalan;
b. jaringan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ); dan c. jaringan pelayanan LLAJ
Jaringan jalan eksisting sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas: a. jaringan jalan kolektor primer 1 ( K1) meliputi:
1). Seblat-Ipuh; 2). Ipu-Bantal;
3). Bantal-Mukomuko; dan
4). Mukomuko-Batas Provinsi Sumatera Barat.
b. jaringan jalan kolektor primer 2 ( K2) yaitu ruas Penarik - Lubuk Pinang; c. jaringan jalan kolektor primer 3 ( K3) meliputi:
1). Lubuk Gedang-Agung Jaya (SP. VI); 2). Agung Jaya (SP.VI)-Selagan Jaya (SP III); 3). Mukomuko-Agung Jaya
4). Mukomuko-Pondok Batu;
5). Pondok Batu-Pondok Kopi (Simpang Yamaja); dan 6). Mukomuko-Tanah Rekah
7). Tanah Rekah-Teras Terunjam
d. jaringan jalan kolektor primer 4 ( K4) meliputi: 1). Teras Terujam-Pondok baru
19). Pondok Makmur-Pondok Tengah; dan 20). Tanjung . Mulya-Lubuk Sanai-Rawa Mulya 21). Sungai Jerinjing-Talang Buai
Rencana pembangunan jalan baru di Kabupaten Mukomuko meliputi: a. Agung Jaya (SP.VI) -Lubuk Sanai;
b. Mukomuko-Selagan Jaya; c. Air Dikit-Pasar Sebelah;
d. Pembangunan jalan baru lintas tengah dari Talang Petai-Tunggal Jaya-Sungai Jerinjing-Talang Buai- Bukit Makmur-Talang Arah-Gajah Makmur; dan
e. Sekaligus menghubungkan rencana pembangunan Mukomuko Outer Ring Road (MOR) Arga Jaya-Bukit Makmut-Gajah Makmur-Talang Arah-Bukit Makmur-Talang Buai-Sungai Jerinjing-Talang Buai-Sungai Jerinjing-Tunggal jaya-Talang Petai-Lubuk Pinang.
Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Mukomuko terdiri atas: a. pengembangan terminal penumpang Tipe B di Ipuh;
b. pengembangan terminal penumpang Tipe B di Lubuk Pinang; c. pengembangan terminal Tipe C di Kota Mukomuko dan Penarik; d. pengembangan terminal Tipe C di Penarik; dan
e. pengembangan terminal barang di Perkotaan Mukomuko.
Jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) meliputi:
a. pembangunan rel kereta api ruas Bengkulu – Mukomuko – Padang; b. pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kota Mukomuko; dan c. pembangunan stasiun kereta api barang di Mukomuko.
Sistem transportasi laut terdiri atas: a. tatanan kepelabuhan
tatanan kepelabuhan pelabuhan pengumpan di Ipuh dan Bantal. b. Alur pelayaran sebagaimana meliputi:
Pulau Baai; Pulau Enggano; Mukomuko; Linau; dan Mentawai
Sistem transportasi udara di Kabupaten Mukomuko terdiri atas: a. Tatanan kebandarudaraan; dan
b. Ruang udara untuk penerbangan.
Ruang udara untuk penerbangan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5.1.6 Sistem Jaringan Energi di Kabupaten Mukomuko meliputi pembangkit tenaga listrik dan jaringan prasarana listrik.
a. pembangkit tenaga listrik;
Pembangkit listrik tenaga diesel yang berlokasi di Kecamatan Kota Mukomuko dan tenaga dieselIpuh Baru yang berlokasi di Kecamatan Pondok Suguh.
b. Jaringan prasarana listrik.
Jaringan prasarana listrik berupa jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah (SUTM) 150 (seratus lima puluh) kilovolt.
5.1.7 Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi meliputi jaringan teresterial dan jaringan satelit . 1. Rencana pengembangan jaringan teresterial terdiri atas:
a. Pengembangan jangkauan pelayanan dan kualitas pelayanan jaringan telepon kabel sesuai dengan kebutuhan serta arah pengembangan kabupaten; dan
b. pengembangan sistem jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah dengan sistem ducting dan terpadu dengan sistem jaringan bawah tanah lainnya.
2. Rencana pengembangan jaringan satelit meliputi:
a. pengaturan pola penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi didasarkan pada sifat lingkungan, kepadatan bangunan serta kepadatan jasa telekomunikasi.
b. pengembangan menara telekomunikasi yang sesuai dengan kaidah penataan ruang wi layah, keamanan dan ketertiban, lingkungan, estetika dan kebutuhan telekomunikasi pada umumnya;
c. penggunaan menara bersama sebagaimana diatur dalam peraturan penggunaan menara bersama;
d. penertipan menara selular yang tidak sesuai ketentuan rencana wilayah;
e. penyusunan rencana induk pengaturan menara telekomunikasi di Kabupaten Mukomuko dengan memperhatikan tata ruang wilayah; dan
f. dalam kondisi darurat akibat bencana alam dan terjadi pemadaman listrik maka pengoperasian menara telekomunikasi direncanakan dengan menggunakan sumber energi dari tenaga matahari.
3. Pengembangan jaringan telekomunikasi satelit
a. Berupa pengembangan menara base transifer system (BTS) di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Mukomuko.
5.1.8 Sistem jaringan prasarana lainnya:
Pengembangan jaringan prasarana pendukung dalam pengembangan kabupaten mukomuko antara lain:
a. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI); b. sistem prasarana lingkungan; dan
c. sistem fasilitas pendukung.
Secara lebih spesifik, pengembangan prasarana tersebut direkomendasikan sebagai berikut: 1. Rencana pembangunan PPP dan PPI meliputi:
a. Sungai Muar di Kecamatan Ipuh; b. Air Rami di Kecamatan Air Rami; c. Bantal di Teramang Jaya;
d. Talang Rio di Kecamatan Air Rami; dan e. Bandar Ratu di Kecamatan Kota Mukomuko. 2. Sistem prasarana lingkungan meliputi:
a. sistem jaringan drainase;
pembangunan sistem drainase pemukiman; perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase; penyesuaian elevasi saluran drainase; dan pengendalian banjir di Kota Mukomuko. b. sistem pengelolaan persampahan;
tempat pemrosesan akhir (TPA) Zona 1 dengan sistem sanitary landfill, untuk melayani wilayahXIV Koto, V Koto, Lubuk Pinang dan Air Manjuto;
tempat pemrosesan akhir (TPA) Zona 2 dengan sistem sanitary landfill, untuk melayani wilayah. Kota Mukomuko, Air Dikit, Penarik Teras Terunjam dan Selagan Raya;
tempat pemrosesan akhir (TPA)Zona 3 dengan sistem sanitary landfill, untuk melayani wilayah Pasar Bantal, Pondok Suguh dan Sungai Rumbai
tempat pemrosesan akhir (TPA)Zona 4 dengan sistem sanitary landfill, untuk melayani wilayah Air Rami, Malin Deman dan Ipuh;
c. sistem pengolahan limbah terpadu (IPLT); dan
Sistem pengelolaan limbah terpadu dilakukan secara komunal meliputi: IPLT Kecamatan Air Dikit;
IPLT Kecamatan Malin Deman; IPLT Kecamatan Pondok Suguh; IPLT Kecamatan Selagan Raya; IPLT Kecamatan XIV Koto;
IPLT Kecamatan Kota Mukomuko; IPLT Kecamatan Penarik;
IPLT Kecamatan Lubuk Pinang. d. jalur evakuasi bencana.
Prasarana jalur evakuasi bencana meliputi: titik lokasi ruang evakuasi; dan
rencana jalur evakuasi.
titik kumpul di setiap kelurahan untuk mempermudah proses evakuasi yang merupakan tempat yang dianggap sebagai tempat yang masih aman dan tempat pengungsian akhir.
lokasi ruang evakuasi berada jauh dari pusat bencana seperti ruang luar disekitar Kecamatan Ipuh, Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, dan Kawasan TNKS.
Rencana jalur evakuasi didukung dengan:
penanda/perambuan sebagai penunjuk arah jalur evakuasi; mengembangkan jalan eksisting;
mengintegrasikann/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan baru sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem
wilayah secara umum; dan
meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi.
5.2 Arahan RPJPD
Visi Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Kabupaten Mukomuko yang sejahtera, aman, damai, bersatu dan berdaya saing global berbasis pada pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan sumber daya manusia”.
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa visi pemerintah Kabupaten Mukomuko menginginkan masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhan hidup, tercipta kondisi sosial masyarakat yang tenteram, tertib dan bersatu menggerakkan seluruh potensi dalam mencapai cita-cita. Hal ini dicapai dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan menggunakan teknologi tepat guna, yang hasilnya berdaya saing global.
Dari Visi Pembangunan Kabupaten Mukomuko tahun 2005 - 2025 dapat dijabarkan ke dalam beberapa misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
2. Mewujudkan pemanfaatan dan pemeliharaan kelestarian alam yang bijaksana.
3. Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan, tangguh, mandiri dan berdaya saing.
Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Untuk Masing-masing Misi, Sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Mukomuko tahun 2005 -2025 untuk masing-masing misi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Sasaran Pokok 1 : Terwujudnya Sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dan religius
Arah Kebijakan :
Meningkatkan pelayanan social dan mutu kesehatan.
Meningkatkan pemerataan dan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu. Meningkatkan kualitas moral dalam kehidupan beragama.
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi perempuan dan anak serta terciptanya partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk unggulan daerah. Menggiatkan pemasyarakatan serta pembinaan prestasi olah raga. Meningkatkan potensi kewirausahaan pemuda dalam pembangunan.
2. Mewujudkan pemanfaatan dan pemeliharaan kelestarian alam yang bijaksana.
Sasaran Pokok 2: Meningkatnya kontribusi hasil pengelolaan sumberdaya alam.
Arah Kebijakan :
Penyelengaraan penanganan dan pengelolaan sumberdaya alam.
Peningkatan pengeloaan sumberdaya pariwisata secara berkesinambungan.
Sasaran Pokok 3: Meningkatnya kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim dan kelestarian Lingkungan.
Arah Kebijakan :
Optimasi perencanaan, emanfaatan dan pengendalian ruang. Meningkatkan kelestarian hidup dan pengelolaan persampahan.
Meningkatkan penanggulangan dan pengelolaan kawasan rawan bencana.
3. Mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan, tangguh, mandiri dan berdaya saing.
Sasaran Pokok 4: Mewujudkan pertumbuhan dan struktur ekonomi yang kokoh.
Arah Kebijakan
Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak serta industri perdagangan dan jasa sebagai pendukung.
Optimalisasi Kebijakan Revitalisasi Pertanian, Kelautan dan Perikanan.
Sasaran Pokok 5: Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkualitas.
Mengembangkan pusat ekonomi serta peningkatan kualitas tenaga kerja.
Meningkatkan peranan usaha mikro kecil menengah dan koperasi sebagai pelaku ekonomi yang berdaya saing.
Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial.
Sasaran Pokok 6: Terwujudnya infrastruktur yang berkualitas sebagai pendukung perekonomian daerah.
Arah Kebijakan:
Pemenuhan fasilitas infrastruktur pelayanan umum.
Optimalisasi pengelolaan dan pengawasan pertambangan dan kelistrikan. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Perluasan areal persawahan.
4. Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan.
Sasaran pokok 7: Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, berkualitas dan berwibawa.
Arah Kebijakan
Meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan SPM yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat.
Meningkatkan kinerja penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan profesionalisme.
Meningkatkan penegakan supremasi hukum.
Meningkatkan ketertiban dan keamanan masyarakat.
Sasaran pokok 8: Meningkatkan kualitas kinerja aparatur.
Arah Kebijakan:
Meningkatkan kualitas kinerja sesuai dengan SOP yang berlaku.
Meningkatkan profesionalisme dalam perencanaan yang berbasis kinerja
Pembangunan prioritas tahap III (2015 – 2019) dengan berlandaskan pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD II maka, RPJMD III ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada:
1. Pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.
3. Pembangunan sektor ekonomi dalam upaya peningkatan daya beli masyarakat difokuskan pada pengembangan sektor-sektor potensial seperti pertanian dengan fokus utama agroindustri yang merupakan keterkaitan pembangunan sektor pertanian yang telah direncanakan pada tahap pembangunan sebelumnya dengan sasaran pengem-bangan ekonomi mikro, kecil dan menengah yang dapat merangsang tumbuhnya industri yang sehat dan kuat. Pada saat yang sama juga dikembangkan sektor jasa, perdagangan dan pariwisata sebagai pendorong percepatan pencapaian tujuan pembangunan. Pembukaan dan penguatan peluang investasi di daerah semakin diperluas sebagai faktor pendorong bergerak majunya perekonomian menuju perekonomian yang stabil dan maju.
4. Sejalan dengan membaiknya kesejahteraan rakyat, semakin merata dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkat-nya kesetaraan gender, meningkatmeningkat-nya kesejahteraan, perlindungan dan tumbuh kembang anak, tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mantapnya budaya serta karakter daerah. Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari, sejalan dengan penerapan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan pada bidang pemerintahan masih tetap difokuskan pada penataan kembali sistem birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang baik sebagai perwujudan reformasi birokrasi yang menyeluruh.
5. Pada tahap ini masih dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini aparatur pemerintah, sehingga aparatur memiliki kinerja yang baik, produktivitas tinggi serta kreativitas optimal. Hal ini berkaitan erat dengan penciptaan palayanan prima terhadap masyarakat dan pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
6. Selain itu pada tahap ini juga fokus pada peningkatan sarana prasarana, penguasaan teknologi, pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien, penegakan supremasi hukum dan HAM, peningkatan ketentraman dan ketertiban, peningkatan proses politik dan budaya politik, lebih banyak melibatkan masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik dan proses pembangunan.
5.3 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) 5.3.1 Visi - Misi Air Limbah Domistik
Visi - misi air limbah domistik dirumuskan dalamrangka memberi arahan pengelolaan air limbah domistik di wilayah Kabupaten Mukomuko. Visi-misi Kabupaten Mukomuko dapat dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2.
Visi – Misi Sanitasi Kabupaten Mukomuko
Visi dan Misi Kabupaten Mukomuko*) `Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Mukomuko
Visi
Terbebasnya Kabupaten Mukomuko dari
Ketertinggalan Pada Tahun 2015 Menuju Terwujudnya Masyarakat yang sejahtera
Misi
1. Melanjutkan Pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pengentasan kemiskinan
2. Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi, pembangunan ketahanan pangan, pengembangan industry dan pariwisata
3. Melanjutkan pembangunan sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan dan IPTEK, kesehatan, social budaya, pemberdayaan perempuan, pemuda dan olah raga serta pengelolaan kependudukan.
4. Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal, dengan tetap mengedepankan azas kelestarian dan berkelanjutan.
5. Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola kepemerintahan untuk mendukung terciptanya pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Visi
Terwujudnya Lingkungan Sehat Kabupaten Mukomuko Melalui Pembangunan Sanitasi Yang Partisipatif
Misi Air Limbah Domistik
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Misi Persampahan
1. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui pembangunan sarana prasarana air bersih, air limbah, drainase dan persampahan
Misi Drainase
1. Menciptakan iklim yang mendukung (enabling environment) pengembangan air bersih dan sanitasi melalui peningkatan fokus kebijakan pembangunan sanitasi dan peningkatan alokasi pendanaan sanitasi.
Misi Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan)
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui penjaringan aspirasi, pemberdayaan,
kesetaraan gender dan kebersamaan dalam pembangunan sanitasi
2. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi
Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara Pembangunan dan pengembangan infrastruktur dasar penunjang
Peningkatan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam
Mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel
5.3.2 Tujuan Pengelolaan Air Limbah Domistik
Tujuan pengelolaan sektor sanitasi di wilayah Kabupaten Mukomuko adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kondisi kesehatan dan kebersihan lingkungan di Kabupaten Mukomuko 2. Meningkatnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Meningkatnya cakupan dan tingkat layanan air bersih untuk mendukung pengelolaan sanitasi kota yang berwawasan lingkungan.
5.3.3 Sasaran Pengelolaan Air Limbah Domistik
Untuk mewujudkan tujuan pengelolaan sektor sanitasi sebagaimana yang di jelakan di atas, sasaran kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Tercapainya kondisi bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada tahun 2019. 2) Meningkatnya pengetahuan seluruh stakeholder tentang pilihan (opsi) sanitasi yang
berwawasan lingkungan dan berbiaya rendah pada tahun 2019.
3) Terbangunnya dan dimanfaatkannya sarana Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Controlled Landfill di Kabupetan Mukomuko pada tahun 2019
4) Meningkatnya cakupan layanan persampahan skala Kabupaten Mukomuko dari 4% saat ini menjadi 10% pada tahun 2019.
5) Meningkatnya proporsi belanja sanitasi dari 0,77% hingga 2% pada tahun 2019. 6) Terbangunnya 1 (satu) sarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten
Mukomuko pada tahun 2019 beserta armada desludging trucknya (truk sedot lumpur tinja).
7) Diadopsinya SPM untuk layanan sanitasi pada tahun 2019.
8) Tersedianya dan dilaksanakannya regulasi tentang sanitasi pada tahun 2019.
9) Berkembangnya praktik 3R berbasis masyarakat di kawasan perkotaan Kabupaten Mukomuko pada tahun 2019.
10) Meningkatnya proporsi pemberi informasi (komunikan) tentang Perilaku Hidup Bersih dan sehat dari kalangan PKK, kader kesehatan, dan SKPD sebesar 10% pada tahun 2019.
11) Terwujudnya pengembangan skema community development untuk perbaikan sanitasi permukiman di wilayah bufferzone dari setiap perusahaan kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko pada tahun 2019.
5.3.4 Strategi Penanganan Air Limbah Domistik
Sesuai dengan visi – Misi Air Limbah Domistik Kabupaten Mukomuko, tujuan, sasaran, dan strategi percepatan pengelolaan air limbah domistik dapat diperlihatkan seperti pada
Tabel 5.3.
5.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Persampahan
Tabel 5.3
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Mukomuko melalui
Pembangunan pilot IPLT tingkat IKK
Perbaikan system tangki septic sesuai standar teknis – dari 52% menjadi 78%
Pembangunan system air limbah komunal – dari 3% menjadi 5%
Pembangunan Jamban baru untuk menghilangkan BABs – dari 19% menjadi 0% pada tahun 2014
Pemda belum memiliki perencanaan
pengelolaan air limbah yang baik, maka pemda harus mengembangkan perencanaan
pengelolaan air limbah pada masing – masing ibukota kecamatan.
Pemda harus meningkatkan jumlah dan cakupan pengelolaan air limbah. Karena baru 58 desa dari 152 desa atau 38 % di Kabupaten Mukomuko, ikut program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan telah dinyatakan Stop BABS.
Mengoptimalkan pembangunan, operasi dan pemeliharaan MCK dan IPAL/septiktank komunal. Sebanyak 71% atau 110.886 jiwa yang memiliki akses sanitasi dasar, seluruhnya, atau 18.481 KK, memakai jenis jamban keluarga leher angsa. Dari jumlah tersebut baru 47,1% keluarga yang telah memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemda harusmengoptimalkan pembangunan, operasi dan pemeliharaan MCK dan IPAL/Septiktank komunal.
Pemda butuh optimalisasi dan inovasi program stimulus kepemilikan jamban keluarga.
2. Meningkatkan cakupan kepemilikan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dengan penggunaan tangki septik dari 47,1 % menjadi 73,6 % pada akhir tahun 2015.
Peningkatan alokasi anggaran Pemerintah untuk sektor sanitasi dengan minimal jumlah tertentu sesuai arahan pemerintah pusat. Rekomendasi awal adalah 3% APBD dapat dialokasikan dalam tahapan Percepatan sampai 2016 ini.
Sosialisasi tingkat Legislatif untuk mendukung prioritas anggaran dan pengawalan anggaran.
Partisipasi Masyarakat/Swasta/Donor dalam kerjasama dan penganggaran sektor Air Limbah, agar peran pemerintah berkurang, dan menumbuhkan rasa memiliki oleh stakeholder.
3.Peningkatan Kinerja Kelembagaan Pengembangan SDM Pemerintah, terutama pengelola aair limbah.
Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya jamban dengan tangki septik.
Menumbuhkan permintaan kebutuhan jamban keluarga sesuai standar kesehatan dan jika memungkinkan standar kementerian PU.
4. Aspek Peningkatan Efektifitas Peraturan dan Perundang – undangan tahun 2015
Penyediaan Perda terkait pengelolaan Sektor Air Limbah
Mengoptimalkan penataan peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah domestik
5. Peningkatan Peran Serta Masyaraka Peningkatan pengetahuan masyarakat terkait PHBS.
Mendorong minat pihak swasta untuk berpartisipasi dalam layanan pengelolaan air limbah domestik
6. Peningkatan cakupan kepemilikan jamban keluarga yang ada sesuai standar teknis
Tabel 5.4
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan
Tujuan Sasaran Strategi
Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Mukomuko melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan untuk seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko sesuai kegiatan 3R di lingkungannya masing-masing
Optimalisasi pengelolaan composting skala kota
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder dalam pengelolaan persampah dengan konsep 3 R
Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat
menggunakan komposting komunal di 15 TPS secara bertahap
Optimalisasi dan perluasan program stimulus Komposter
Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur
pengelolaan persampahan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta kebutuhan yang ada. Berupa penyusunan perencanaan, pembangunan TPA, dan peningkatan TPS yang ada.
3.Meningkatnya efektifitas layanan pengelolaan persampahan
Meningkatkan kinerja operator layanan persampahan skala kota.
Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan persampahan
Mendorong partisipasi swasta dalam layanan pengelolaan persampahan, baik dkala rumahtangga maupun di tempat pemrosesan akhir.
5.5 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Tabel 5.5
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase
Tujuan Sasaran Strategi
Meningkatkan Iingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Mukomuko melalui penyediaan sarana dan prasarana drainase.
1.Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2012
Mengembangkan perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi dan komprehensif. Baik berupa studi dan
pengumpulan dan pengelolaan data.
2.Berkurangnya luas genangan di Kabupaten Mukomuko dengan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir Tahun 2016
Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen pengelolaan drainase
lingkungan, melalui sosialisasi daan advokasi kepada
stakeholder.
Optimalisasi fungsi sistem drainase lingkungan yang sudah ada, melalui penataan lingkungan dan pengembangan lingkungan sehat
Mengoptimalkan Daya Dukung Kebijakan Pengelolaan
Drainase Lingkungan, dengan penataan peratuan
perundangan.
5.6 Dokumen SPPIP
5.6.1 Tujuan dan Kebijakan SPPIP
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan hasil turunan dari visi dan misi pengembangan daerah yang tercantum dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan. Namun selain itu, tujuan dan kebijakan yang dihasilkan harus didasarkan pula atas berbagai kebutuhan penanganan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Sehingga, tujuan dan kebijakan yang telah dirumuskan dapat menjawab berbagai kebutuhan penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Tabel 5.6
Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kota Mukomuko No. Potensi/Permasalahan
Perkotaan Kebutuhan Pengembangan
1. Kawasan permukiman rawan bencana Relokasi pembangunan kawasan permukiman ke zona yang lebih aman
2.
Jaringan jalan skala nasional sebagai akses yang menghubungkan Ibukota kabupaten dengan Ibukota Provinsi, dan peningkatan status jalan lingkungan
Peningkata sarana dan infrastruktur jaringan jalan dalam rangka mengembangkan dan memudahkan pergerakan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat
3.
Potensi perekonomian kawasan di bidang agropolitan serta potensi pariwisata, di masa yang datang akan menarik konsentrasi kegiatan perdagangan dan jasa akan berdampak pada tumbuhnya sektor perumahan
Pengembangan permukiman dan pembangunan infrastruktur yang mendukung fungsi kawasan, penyesuaian fungsi kawasan dan pengendalian pembangunan permukiman pada lahan pertanian dan perkebunan dan daerah wisata, serta pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan wisata
5. Ketersediaan lahan bagi kegiatan permukiman yang masih cukup besar.
Pembangunan kawasan perumahan baru yang juga dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah pada lahan yang sesuai
6. Belum optimalnya pelayanan infrastruktur permukiman
Peningkatan pelayanan jaringan infrastruktur permukiman perkotaan
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011.
Berdasarkan hasil kajian kebijakan dan strategi pembangunan daerah dan perumusan kebutuhan penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kota
Mukomuko adalah ”Terwujudnya Kawasan Permukiman Kota Mukomuko dengan
Kemandirian Ekonomi dengan Selalu mempertahankan Kelestarian Budaya dan Lingkungan Serta Kemampuan mengantisipasi Bencana"
Sedangkan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah berhasil dirumuskan adalah sebagai berikut :
Pembangunan perumahan yang aman, nyaman, berkualitas, dan layak huni dengan memanfaatkan ketersediaan lahan yang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Pengendalian lingkungan permukiman perkotaan dalam mewujudkan permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur perkotaan yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar dan berkualitas dalam mendukung pengembangan ekonomi wilayah berbasis agribisnis dan pariwisata.
Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah, persampahan) yang memadai sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
Untuk mengetahui lebih jelas, tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kabupaten Mukomuko dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7
Tujuan dan Kebijakan Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Tujuan Kebijakan
Terwujudnya Kawasan Permukiman Kota Mukomuko dengan Kemandirian Ekonomi dengan Selalu mempertahankan Kelestarian Budaya dan Lingkungan Serta Kemampuan mengantisipasi Bencana
Pembangunan perumahan yang sehat dan berkualitas dengan memanfaatkan ketersediaan lahan yang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Pengendalian lingkungan permukiman perkotaan dalam mewujudkan permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkelanjutan.
Pembangunan infrastruktur perkotaan yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar dan berkualitas dalam mendukung pengembangan ekonomi wilayah berbasis agribisnis dan pariwisata.
Peningkatan pelayanan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah, persampahan) yang memadai sesuai dengan perkembangan kebutuhan.
Penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-pusat pelayanan.
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011
Berdasarkan kajian SPPIP tersebut, terpilih 3 (tiga) kawasan prioritas yang perlu penanganan, yaitu:
1. Kawasan Kota Agung (Kawasan Eks Transmigrasi SP 6)
Kawasan hunian yang dijadikan prioritas pengembangan hunian perkotaan (menggantikan kawasan kota lama) sebagai antisipasi dari bencana bahaya tsunami di bagian barat kawasan.
2. Kawasan Lubuk Sanai (Kecamatan XIV Koto)
Kawasan permukiman lama yang telah lebih dahulu berkembang dan telah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana pendukung wilayah termasuk wilayak kecamatan XIV Koto. Pada Kawasan ini juga terdapat lahan pertanian tanaman sawah yang cukup luas.
3. Kawasan Selagan Jaya (Kawasan Eks Transmigrasi SP 3).
5.6.2 SPPIP Skala Kota
Pengembangan permukiman di Wilayah Kabupaten Mukomuko, khususnya di Kota Mukomuko, selain diarahkan sebagai kawasan permukiman baru, juga dilakukan dengan upaya peningkatan kualitas permukiman perkotaan, agar layak huni. Karena itu perlu dikebangkan infrastruktur penunjangnya. Selain dari itu perlu dikembangkan juga program pengendalian kawasan pemukiman. Berkaitan dengan hal tersebut, rumusan kebijakan dan strategi pengembangan permukiman dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 5.8.
Arahan program dan kegiatan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dalam skala kota meliputi :
1. Program Pengembangan Permukiman Kawasan Perkotaan, yaitu : a. Penataan dan peremajaan
Rehabilitasi/pemugaran rumah tidak layak huni.
Program peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman nelayan yang memenuhi syarat
Peningkatan prasarana umum.
Pengembangan perencanaan dan program (DED, FS, Masterplan). Perencanaan pengembangan kawasan berciri khas Mukomuko (RDTRK) b. Peningkatan kualitas permukiman
Bantuan teknis (penyusunan RP4D Kota Mukomuko).
Pengembangan perencanaan dan program (DED, FS, Masterplan). c. Tata Bangunan dan Lingkungan
Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran. Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kegiatan penataan lingkungan permukiman.
Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan permukiman. Pembangunan infrastruktur pedesaan.
Bantuan teknis penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) kawasan tertentu (kawasan pusat perdagangan, kawasan pusat pemerintahan, permukiman kawasan pesisir, kawasan ikon kota, kawasan strategis)
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman, Peraturan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, sanitasi, dan persampahan
a. Jalan dan jembatan
Perbaikan dan pembangunan jalan dan jembatan
Pengembangan jalur pedestrian di sepanjang jalan arteri dan kolektor Peningkatan kualitas jalan lingkungan
Pembangunan jalan penghubung antara kawasan Kota Agung dan Kawasan Lubuk Sanai serta antara Kawasan Selagan Jaya dengan Kawasan
Tabel 5.8
Strategi Pembangunan Permukiman Skala Kota
No Kebijakan Strategi
1 Pengendalian kawasan permukiman di daerah rawan bencana.
a. Merelokasi kawasan permukiman di kawasan pesisir pantai
b. Melakukan sosialisasi secara kontinyu mengenai kebencanaan
c. Membatasi dan mengendalikan pembangunan permukiman di Kawasan Kota Tua
d. Pembatasan pembangunan infrastruktur permukiman
2 Pemberdayaan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan
agropolitan
a. Mengintegrasikan permukiman sebagai bagian dari pengembangan agropolitan
b. Memberdayakan potensi agropolitan sebagai kawasan permukman yang berbasis agropolitan
a. Pengembangan sistem layanan air minum yang berkualitas
b. Pengembangan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
c. Pembangunan sistem pengelolaan air limbah
d. Pengembangan jaringan jalan dan meningkatkan kualitas fisik jalan
e. Pengembangan jaringan drainase c. Pengembangan jaringan listrik
3 Pengembangan infrastruktur berkualitas yang menunjang lingkungan permukiman produktif
a. Pengembangan sistem layanan air minum yang berkualitas
b. Pengembangan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
c. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah
d. Pengembangan jaringan jalan dan meningkatkan kualitas fisik jalan
e. Pengembangan jaringan drainase f. Pengembangan jaringan listrik
4 Pemberdayaan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan potensi wisata
a. Mengintegrasikan permukiman sebagai bagian dari pengembangan kawasan pariwisata
b.Memberdayakan potensi pariwisata sebagai kawasan potensial kota yang ditunjang oleh kawasan permukiman
c. Pengembangan sistem pengelolaan limbah terpadu d.Pengembangan sistem layanan air minum berkualitas e. Pengembangan sistem pengelolaan sampah yang
produktif
5 Penyediaan sarana dan prasarana di kawasan pemerintahan baru yang didukung oleh kawasan permukiman baru
a. Memelihara Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Pelayanan Publik.
b. Mengoptimalkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan yang sehat, aman, serasi, produktif, dan berkelanjutan.
c. Pengembangan struktur ruang kota.
d. Percepatan pembangunan tingkat pelayanan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah, dan persampahan).
6 Penguatan kelembagaan stakeholder a. Mengembangkan system intensif bagi keterlibatan swasta
Rehab jalan poros dari kel Koto Jaya ke Desa Tanah Rekah dan Desa setia Budi Simpang SP IV Sebagai Jalan evakuasi Bencana sepanjang 15.000 Meter
b. Air Bersih
Rencana Induk Bidang Air Minum
Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan. Pengembangan wilayah sehat
Fasilitasi Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Bidang Air Minum
c. Drainase
Penyusunan masterplan sistem drainase kota.
Perencanaan program pembangunan prasarana drainase kota.
Pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan drainase perkotaan. Pengendalian banjir dan genangan.
Pembuatan drainase induk Pembuatan Klep pintu air
d. Air Limbah
Pengembangan pengelolaan sanitasi.
Penyusunan masterplan sistem pengelolan air limbah dan sanitasi perkotaan. Peningkatan sarana sanitasi.
Kegiatan pembuangan air limbah skala komunitas melalui sanitasi berbasis masyarakat.
e. Persampahan
Pembangunan pengelolaan persampahan.
Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan. Penyusunan masterplan pengelolan persampahan.
Penyusunan studi kelayakan TPA.
Penerapan sistem pengelolaan sampah dengan pola 3R.
5.6.3 SPPIP Skala Kawasan
Tabel 5.9
Strategi Pembangunan Permukiman Skala Kawasan
No Kawasan Tujuan Strategi
1 Kawasan Kota Agung Terwujudnya kawasan permukiman yang terpadu dengan pusat pelayanan kegiatan guna menunjang Kawasan Agropolitan
a.Mengintegrasikan permukiman sebagai bagian dari pengembangan agropolitan b.Memberdayakan potensi agropolitan
sebagai pengembangan pusat kegiatan yang berbasis agropolitan
c.Meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang layak
2 Kawasan Selagan Jaya Terwujudnya kawasan permukiman yang berbasis agribisnis
a. Mengintegrasikan permukiman sebagai bagian dari pengembangan agropolitan b. Memberdayakan potensi agropolitan
sebagai kawasan permukiman yang berbasis agropolitan
c. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang layak
3 Kawasan Lubuk Sanai Terwujudnya kawasan permukiman terpadu yang bercirikan kawasan agropolitan
a. Mengintegrasikan permukiman sebagai bagian dari pengembangan agropolitan b. Memberdayakan potensi agropolitan
sebagai pengembangan kawasan permukiman dan perekonomian yang berbasis agropolitan
c. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang layak
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011
Dalam rangka menentukan kawasan terpilih yang diprioritaskan dalam penanganannya maka, program PPIP skala kawasan menitikberatkan pada kondisi eksisting kawasan, isu-isu perkembangan kawasan di bidang permukiman beserta infrastruktur penunjang dan berdasarkan aspirasi dari masyarakat setempat yang diwakili oleh Pemerintah Daerah. Berdasarkan hal itu, program PPIP skala kawasan berorientasi pada penyerasian pembangunan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan yang lebih terarah dan sinergis. Berdasarkan kajian kebijakan yang menjadi acuan maka, program PPIP skala kawasan di Kota Mukomuko adalah :
1. Penanganan Kawasan Permukiman a. Kawasan Kota Agung
Program pembangunan permukiman Baru
Program pembangunan perumahan yang terjangkau dan layak huni;
Program peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman perkotaan yang memenuhi syarat;
b. Kawasan Lubuk Sanai
Meningkatkan pusat pelayanan lingkungan (PPL).
Menata kecenderungan alih fungsi lahan basah menjadi permukiman perdesaan.
Meningkatkan kualitas infrastruktur yang menurun.
Program pembangunan perumahan yang terjangkau dan layak huni;
Program peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman perkotaan yang memenuhi syarat;
c. Kawasan Selagan Jaya
Meningkatkan pusat pelayanan lingkungan (PPL).
Menata kecenderungan alih fungsi lahan basah menjadi permukiman perdesaan.
Meningkatkan kualitas infrastruktur yang menurun.
Program pembangunan perumahan yang terjangkau dan layak huni;
Mengendalikan peruntukkan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa perkantoran lokal serta perumahan
Program peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman perkotaan yang memenuhi syarat;
2. Jaringan Jalan
a. Kawasan Kota Agung
Meningkatkan pembangunan ruas jalan yang tidak dilengkapi saluran drainase.
Meningkatkan keterkaitan antar kawasan melalui peningkatan kualitas dan pengembangan jalan (Desa Ujung Padang – Kec. Air Manjunto)
peningkatan pembangunan prasarana jalan (Kota Agung)
Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 2,5 km (Desa Pondok Makmur)
Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 3 km (Desa Tirta Makmur)
Pembangunan jalan usaha tani sepanjang 4 km (Desa Agung Jaya)
Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 2,5 km (Desa Kota Praja)
Pengoralan jalan usaha tani sepanjang 750 Meter (Desa Kota Praja)
Pembuatan jalan usaha tani sepanjang 6 km (Desa Sido Makmur)
Pengerasan jalan Manjuto Jaya ke Pondok Makmur sepanjang 5 km (Desa Manjunto Jaya)
Pengerasan jalan Manjuto Jaya ke Sungai lintang sepanjang 6 km (Desa Manjunto Jaya)
Pengaspalan Jalan sepanjang 3,5 km (Desa Pondok Makmur)
Pengaspalan jalan poros desa sepanjang 2 km (Desa Tirta Makmur)
Pengaspalan halaman pasar sepanjang 1 km (Desa Agung Jaya)
Pengaspalan jalan SMA Desa Agung Jaya sepanjang 2,5 km (Desa Agung Jaya)
Pengaspalan jalan sekolah sepanjang 500 Meter (Desa Tirta Mulya)
Pengerasan jalan lingkungan desa sepanjang 6 km (Desa Tirta Mulya)
Pembangunan pelapis tebing jalan sepanjang 500 Meter (Desa Kota Praja)
Pengecoran jalan tanjakan sepanjang 200 Meter (Desa Kota Praja)
Pengaspalan jalan Sido makmur – Selagan jaya sepanjang 2,9 km (Desa Sido Makmur)
Pengoralan jalan lingkungan desa sepanjang 5,3 km (Desa Sido Makmur)
Pengecoran jalan tanjakan sepanjang 1,6 km (Desa Sido Makmur)
b. Kawasan Lubuk Sanai
Perbaikan dan pembangunan jalan dan jembatan
Pengembangan jalur pedestrian di sepanjang jalan arteri dan kolektor
Peningkatan kualitas jalan lingkungan
Pengerasan jalan lingkungan
Pembangunan pelapis tebing jalan
c. Kawasan Selagan Jaya
Pengoralan jalan usaha tani sepanjang 5.000 Meter(Desa Pondok Batu)
Pengaspalan Jalan Desa sepanjang 3.000 Meter (Desa Pondok Batu)
Pengoralan jalan usaha tani sepanjang 2.000 Meter (Desa Selagan Jaya)
Pembuatan jalan rabat beton sepanjang 1.500 Meter (Desa Selagan Jaya)
Rehab jalan poros desa sampai batas SP 6 sepanjang 6.000 Meter (Desa Selagan Jaya)
Meningkatkan pembangunan ruas jalan yang tidak dilengkapi saluran drainase.
Pengoralan jalan usaha tani sepanjang 5.000 Meter
Pengaspalan Jalan Desa sepanjang 3.000 Meter
Pengoralan jalan usaha tani sepanjang 2.000 Meter
Pembuatan jalan rabat beton sepanjang 1.500 Meter
Rehab jalan poros desa sampai batas SP 6 sepanjang 6.000 Meter
Pengerasan jalan desa sepanjang 1.000
Pembuatan jalan usaha tani di RT 1 dan RT 2 sepanjang 1.500 Meter
3. Jaringan Air Bersih a. Kawasan Kota Agung
Pengoperasian kembali jaringan instalasi air minum PDAM (Kota Agung)
Peningkatan pelayanan air bersih
Jaringan instalasi air minum PDAM
b. Kawasan Lubuk Sanai
Peningkatan pelayanan air bersih
c. Kawasan Selagan Jaya
Pembangunan jaringan instalasi air minum PDAM (Desa Selagan Jaya)
Pengembangan jaringan instalasi air minum PDAM
4. Jaringan drainase
a. Kawasan Kota Agung
Membangun dan meningkatkan saluran drainase.
Pembuatan drainse di BPS 1 dab sepanjang 3 km (Desa Manjuto Jaya)
Pembuatan drainase sepanjang 5 km (Desa Tirta Makmur)
Pembuatan drinase sepanjang 5,5 km (Desa Sido Makmur)
Pembuatan gorong – gorong 4 paket (Desa Kota Praja)
Pembangunan gorong – gorong 10 unit (Desa Sido makmur)
b. Kawasan Lubuk Sanai
Membangun dan meningkatkan saluran drainase.
Pembangunan gorong – gorong
c. Kawasan Selagan Jaya
Pembuatan drainase lingkungan sepanjang 6.000 Meter (Desa Pondok Batu)
Mengembangkan sistem drainase yang handal untuk menanggulangi bencana banjir
Meminimalisasi dampak banjir tahunan
5. Jaringan Limbah
a. Kawasan Kota Agung
Pembangunan jaringan pengelolaan air limbah
Pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara terpadu
b. Kawasan Lubuk Sanai
Pembangunan jaringan pengelolaan air limbah
Pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara terpadu
c. Kawasan Selagan Jaya
Pembangunan jaringan pengelolaan air limbah
Pengembangan sistem pengelolaan air limbah secara terpadu
6. Persampahan
a. Kawasan Kota Agung
Mengatasi pengelolaan sampah yang tidak tertangani dengan baik
Pembangunan sistem sarana persampahan (Kecamatan Air Manjunto)
Infrastruktur Tempat Sampah Terpadu/ 3R
b. Kawasan Lubuk Sanai
Mengatasi pengelolaan sampah yang tidak tertangani dengan baik
Infrastruktur Tempat Sampah Terpadu/ 3R
c. Kawasan Selagan Jaya
Pembangunan sistem sarana persampahan (Kecamatan Mukomuko)
Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah