• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Kehamilan - Nyita Rusbaningsih BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Kehamilan - Nyita Rusbaningsih BAB II"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Masa kehimalan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan ( Prawirohardjo , 2009 h 80).

Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang atem (Sukarni, 2013; hal:63).

2. Proses Terjadinya Kehamilan

Peristiwa prinsip terjadinya kehamilan, yaitu :

a) Pembuahan / fertilisasi : bertemunya / ovum wanita dengan sel benih / spermatozoa pria.

b) Pembelahan sel (zigot) dari ahsil pembuahan.

(2)

kavum uteri). Pertumbuhan da perkembangan zigot-embrio-janin

menjadi bakal individu baru.

Kehamilan dipengaruhi berbagai hormone : estrogen, progesterone, human chorionic gonadotropin, human somatomammotrpin, dan prolaktin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan. Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi dan organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan hormonal tersebut (Sukarni, 2013; hal : 65).

3. Tanda Kehamilan

a) Terlambat datang bulan

Selain hamil, terlambat datang bulan biasa disebabkan oleh peningkatan atau penurunan berat badan secara drastic. Selain itu, masalah hormon, kelelahan, stress, pil kontrasepsi, dan sedang menyusui juga bisa jadi penyebab terlambat datang bulan (Sukarni, 2013; hal : 65).

b) Mual dan Muntah

(3)

muntah adalah tanda keracunan makanan, stres, dan gangguan perut

(Sukarni, 2013; hal : 65).

c) Payudara Membengkak

Beberapa ibu hamil mengalami pembengkakan di bagian payudara mereka. Sementara itu, factor lain yang menyebabkan hal ini adalah hormone, pil konrasepsi, dan tanda bahwa Anda akan segera mengalami menstruasi (Sukarni, 2013; hal : 65).

d) Lelah dan mengantuk

Susah bangun karena lelah, Perasaan tersebut identik dengan tanda kehamilan. Namun stress, sakit, dan depresi juga bisa memicu rasa lelah dan mengantuk (Sukarni, 2013; hal : 65).

e) Nyeri punggung

Kehamilan tiga bulan pertama ditandai dengan rasa nyeri di bagian punggung. Kalau Anda tidak hamil, mungkin Anda menderita penyakit tertentu yang berhubungan dengan punggung (Sukarni, 2013; hal : 65).

f) Sakit kepala

Kadar hormon estrogen biasanya membuat ibu hamil sering terserang sakit kepala secara berkala. Sebab lain dari sakit kepala ini

(4)

g) Suka ngemil.

h) Areola menghitam merupakan bagian sekitar puting. i) Sering pipis.

j) Gerakan dalam perut pada minggu ke-16 sampai ke-22, ada pergerakan yang merupakan tanda ada janin di dalam perut. k) Detak jantung dalam perut.

l) Sakit kepala ringan (pusing). m) Sakit di tulang rusuk.

n) Rasa sesak.

o) Air liur yang berlebihan bahkan sering muntah-muntah. p) Sebagian wanita merasa resah dan sensitif.

q) Suhu panas yang tinggi setelah indung telur mengeluarkan sel telur dan terjadi pembuahan.

r) Tidak mendapat haid/ menstruasi.

s) Badan mengembang dan rahim membesar membuat perut semakn tampak besar.

t) Perubahan pada payudara

u) Muntah-muntah ringan di pagi atau sore hari khususnya tahap awal kehamilan.

v) Sangat sensitive terhadap bau-bauan. w) Sulit berkonsentrasi terhadap pekerjaan. x) Mengidam.

(5)

z) Kelenjar endokrin.

aa) Perubahan pada tulang dan gigi.

bb) Sering buang air kecil dan sulit buang air besar terutama di awal dan akhir masa kehamilan.

cc) Keluarnya cairan dari vagina.

dd) Adanya gangguan pada pencernaan, khususnya di awal kehamilan.

ee) Bercak berwarna merah yang mirip dengan bisul dibagian bawah perut.

ff) Terjadi perubahan pada kulit, rambut, dan kuku.

gg) Merasa tersengat atau terbakar di bagian bawah dada dan biasanya diikuti oleh muntah atau cairan yang asam atau pahit. hh) Kehilangan selera makan akibat tekanan rahim terhadap perut

dan usus panjang.

ii) Adanya wasir, yaitu pembuluh darah normal di daerah rectum. jj) Nyei pada tulang.

kk) Sesak nafas yang terjadi selam dua bulan terakhir kehamilan. ll) Sakit punggung, sakit punggung yang dirasakan saat hamil

disebabkan beberapa ligament di puggung anda sudah tidak ada. Sakit ini akan terus dirasai saat berat badan anda bertambah dan

(6)

4. Masa-masa kehamilan

Masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester, masing-masing selama 13 minggu. Trimester membantu pengelompokkan tahap perkembangna janin dan tubuh ibu sebagai berikut :

a. Trimester pertama

Periode sebagai penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Ada beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama seperti kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, senua ini dapat mencerminkan konflik dan depresi yang di alami dan pada saat bersamaan hal-hal terseut menjadi pengingat tentang kehamilannya (Sukarni,2013; hal : 71-72).

b. Trimester kedua

(7)

kedua mulai terjadi perubahan pada tubuh. Janin mulai aktif bergerak pada periode ini (Sukarni,2013; hal : 74). c. Trimester ketiga

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan (Sukarni, 2013; hal : 74).

5. Posisi knee-chest

Tindakan ini dilakukan pada kehamilan sekitar 7-7,5 bulan, masih dapat dicoba melakukan posisi knee-chest 3-4 kali per hari selama 15 menit. Situasi ruangan yang masih longgar diharapkan dapat memberi peluang kepala turun menuju pintu atas panggul. Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah ke pintu atas panggul (Manuaba, 2010; hal : 117).

6. Fisiologi kehamilan

a) Proses kehamilan

(8)

dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Yuni kusmiati,2009,Hal:10).

b) Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal -> oogonium-> folikel primer-> proses pematangan pertama. Dengan pengaruh hormom FSH folikel primer mengalami perubhan menjadi folikel de graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de graf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. yang disebut dnegan ovulasi (Yuni kusmiati,2009,Hal:10).

c) Spermatozoa.

(9)

yang kompleks dari panca indera hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setipa hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. bentuk spermatozoa seperti kecebong yang terdiri dari kepala, leher dan ekor (Yuni kusmiati,2009,Hal:10).

d) Konsepsi.

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut dengan konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini. Keseluruhan proses tersebut merupakan matarantau fertilisasi atau konsepsi.

1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovuasi, diliouti oleh korona radiate, yang mengandung persediaan nutrisi. 2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase

ditengah sitoplasma yang disebut vitelus.

3) Dalam perjalnaan, korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.

(10)

yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama didalam ampula tuba.

5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

e) Proses Nidasi atau implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplma, “vitelus” membangkitkan kemabli pembelahan dalam inti ovum

yang dalam keadaan”metaphase”. Proses pemecahan dan

pematangan mengikuti bentuk anaphase dan “telofase”

sehingga pronukleusnya manjadi “haploid” (Yuni kusmiati,2009,Hal:38).

f) Pembentukan plasenta

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengan inner cell mas akan tertanam kedalam endometrium. Sel trfoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan pasenta yang berasal dari primer vili korealis.

Terjadinya nidasi mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi.sel yang dekat dnegan ruangan eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur)

(11)

amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac (Yuni kusmiati,2009,Hal:46). 7. Perubahan fisiologis pada kehamilan.

a) Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarbta sejempol atau beratnya 30 gram akan mengakamu hipertofidsn hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.Perubahan pada stimulus uteri (rahim) meneybabkan isthmus enjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh (Yuni kusmiati,2009,Hal:17).

b) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiruan (tanda Chadwick)

( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

c) Ovarium

(12)

kemungkinan vili korealis yang mengeuarkan hormone korionik gonadotropin yang mirip dengan hormone luteotropik hipofisis anterior ( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

d) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberan asi pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat di lepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone dan somatomamotrofin ( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

e) Sirkulasi darah

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa factor, antara lain:

1) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memnuhi kebutuhanm perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulais retroplasenter.

3) Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin meningkat. Akibat dari factor tersebut dijumpai beberapa perubahan perdaran darah. 4) Volume darah, volume darah semakin meningkat

(13)

pertumbuhan sel darah, sehingga terjaid pengecerab darah, dnegan puncaknya pada usia kehmailan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah besar menajadi 25-30% sedangka sel darah bertambah sekitar 20%.

5) Sel darah, sel darah merah maikn meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan jarum dalam rahim, ettapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai dengan anemia fisiologis.

6) Sistem respirasi, pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O₂.

7) Sistem pencernaan, oleh akrena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan:

a. Pengeluaran air liur berlebihan b. Daerah lambung terasa panas c. Terjadi mual dan sakit

(14)

e. Progesterone menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi. (Manuaba, 2010 h;110).

f) Plasenta dan air ketuban

Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tebal 2,5-3 cm dan berat plasenta 500 g. tali pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25-60 cm. tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan adalah 2,5 cm dan terpanjang sekitar 200 cm.

Plasenta merupakan akar janim untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam bentuk O₂, asam amino, vitamin,

minersl, dsn zat lainnya dan progesterone dan korpus sisa metabolism janin CO₂ (Yuni kuamiyati, 2009,

Hal:46). 8. Fisiologi pertumbuhan janin.

a. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim

Pada kehamilan 20 minggu, indeks plasnta adalah 0,30; 28 minggu 0,25; 38 minggu 0,15. Jadi makin tua usia kehamilan maka akan semakin rendah indeks plasentanya.

b. Usia kehamilan

(15)

a. Menggunakan rumus neggle b. Gerakan pertama kali

c. Perkiraan TFU

d. Penentuan usia kehamilan 9. Diagnosis kehamilan

Tanda dugaan kehamilan

a. Amenore, konsepsi dan nidasi akan menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi

b. Mual dan muntah, ini ada pengarungnya dari hormone estrogen menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

c. Ngidam, wanita hamil sering mengingikan makanan tertentu

d. Pingsan, terjaidnya gangguan sirkulasi kedaerah kepala menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan

e. Payudara tegang, pengruh dari estrogen dan progesterone dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lunak, air, dan garam pada payudara.

10. Kebutuhan dasar pada ibu hamil Trimester I ialah : a. Pola istirahat yang cukup

b. Kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil c. Rileksasi

(16)

f. Olahraga atau senam hamil g. Menjaga personal hygiene

h. Pemberian imunisasi TT

Perubahan fisik pada Trimester II antara lain yaitu :

a. Terjadinya pembesaran pada pembuluh-pembuluh darah alat genetalia b. Konsistensi serviks menjadi lunak dan akan mengeluarkan sekresi lebih

banyak.

c. Pada usia kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion yang terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri. Pada usia 16 minggu mulai terbentuk plasenta dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.

d. Pada kehamilan 12 minggu ke atas putting susu dapat mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih yang disebut colostrum.

e. Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat.

f. Penurunan tekanan oksigen sehingga wanita hamil sering mengeluhkan sesak nafas.

Kebutuhan dasar ibu hamil Trimester II ialah :

a) Penggunaan pakaian dalam yang berbahan katun untuk mempermudah penyerapan keringat

(17)

Perubahan fisik pada Trimester III antara lain yaitu :

a) Itmus lebih nyata menjadi korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahim

b) Kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul, sehingga keluhan sering kencing akan timbul karena kandung kencing mulai tertekan.

c) Kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan mulai awal kehamilan sampai akhir adalah 10-12 kg.

d) Sakit pinggang yang diakibatkan oleh hormon progresteron dan hormon relaxing yang menjadikan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, biasanya terjadi pada satu minggu terakhir kehamilan (Sujiyatini,2008 h; 55-69).

Kebutuhan dasar ibu hamil Trimester III yaitu :

a) Mempersiapkan rencana tempat kelahiran, memilih penolong (tenaga kesehatan) untuk membantu proses persalinan

b) Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi c) Konseling tentang tanda-tanda persalinan d) Konseling tentang tanda bahaya persalinan

Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan :

Trimester I :

a) Munculnya kebingungan tentang kehamilannya. b) Kekhawatiran terhadap kehamilan

(18)

d) Hasrat melakukan hubungan seks meningkat.

Trimester II :

a) Ibu sudah mulai menerima kehamilannya

b) Ketertarikan dan aktivitas terfokus pada kehamilannya

c) Kecemasan orang tua terhadap janinnya apabila anaknya lahir cacat d) Perhatian penuh terhadap janin yang ada dalam kandungan.

Trimester III :

a) Terpusatnya perhatian terhadap kehadiran bayi

b) Wanita hamil akan berusaha melindungi bayinya dengan menghindari kerumunan yang dianggap membahayakan

c) Mulai muncul ketakutan akan rasa sakit dan bahaya fisik yang muncul ketika persalinan

d) Perasaan sedih karena kehilangan perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan (Sujiyatini,2008 h; 70-81).

11. Perubahan psikologis pada kehamilan : a. Pada trimester I

(19)

b. Pada trimester II

Keadaan ibu pada trimester ini sudah mulai sehat dan psikologisnya sudah mulai membaik. Ibu sduah dapat menerima kehamilan ini dan mulai merasakan gerakan bayinya.

c. Pada trimester III

Seorang wanita hamil tinggal menanti kelahiran bayinya. Perhatian lebih memusat ke kehamilan dan selalu berusaha untuk melindungi bayi yang di kandung ( Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, 2008: 71 ).

12. Pengertian Antenatal Care

Antenatal Care adalah perawatan sebelum persalinan ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba I.B.G, 1998,hal.129). Antenatal Care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak (Mochtar R, hal.49).

13. Pelayanan Antenatal Care

(20)

(PMS) dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin A.B, 2006, hal.282).

12. Tujuan Pengawasan Antenatal a. Tujuan Umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu selama dalam kehamilan sehingga didapatkan ibu dan janin yang sehat (Mochtar R, hal. 47).

b. Tujuan Khusus

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin.

3) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

(21)

13. Jadwal Kunjungan Antenatal

a. Kunjungan Antenatal Care untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :

1) Trimester I : 1 kali 2) Trimester II : 1 kali

3) Trimester III : 2 kali, (Profil Departemen Kesehatan) b. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah :

1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.

2) Periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan c. Trimester ketiga (antara minggu ke-28 – 36).

1) Sama pada trimester pertama dan kedua.

2) Palpasi abdominal untuk mengetahui adatujuh bulan. 3) Periksa ulang dua kali sebulan sampai kehamilan

sembilan bulan.

4) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan sembilan bulan.

5) Periksa khusus apabila ada keluhan-keluhan.

(22)

langkah-langkah dalam pertolongan persalinan dan nifas (Manuaba I.B.G,

1998,hal.128).

14. Asuhan kebidanan yang dilakukan pada ibu hamil:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social ibu dan bayi

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan

e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi (Maternal, neonatal,2009,Hal:10).

15. Tanda bahaya kehamilan muda dan penatalaksanaannya seperti :

a. Abortus :

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janinmencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22 mingguatau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Sarwono, 2008,Hal:167).

(23)

kehamilan sebelum 20 minggu ataudengan berat kurang dari 500 gr (Handono, 2009,Hal: 154).

b. Kehamilan ektopik :

Kehamilan ektopik terganggu dapat dilihat jika pasien pucat/anemis, kesadaran menurun dan lemah, syok, perut kembung, nyeri pada perut bawah, nyeri goyang porsio. Jika terjadi tanda-tanda tersebut maka penanganannya yaitu : Lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat, menghentikan sumber perdarahan, siapkan darah pengganti, infus dengan RL (500 ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung), transfusi darah, lakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi, berikan antibiotika kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas, atasi anemia dengan tablet besi 600 mg/hari, dan konseling pasca tindakan (Icemi sukarni,2010,Hal 78).

c. Mola hidatidosa :

(24)

d. Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001) Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (Sastrawinata,2004,Hal:56).

Penatalaksanaan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan obat – obatan :

a) Sedativa : phenobarbital

b) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks c) Anti histamin : Dramamin, avomin

d) Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasi

Penatalaksanaan :

a) Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik

b) Menjaga keseimbangan cairan

(25)

e) Berikan konseling pada pasien bahwa penyakitnya bisa disembuhka serta menghilangkan rasa takut dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis

e. Preeklamsia/eklamsia

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Eklampsia adalah preeklampsia disertai dengan kejang atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed preeklampsia-eklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik (Yuni kusmiyati,2008,Hal:160).

Penatalaksanaan :

1) Preeklampsia ringan

Pastikan usia kehamilan, kematangan serviks, dan kemungkinan pertumbuhan janin terhambat. Pada pasien rawat jalan anjurkan untuk istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur >8 jam malam hari. Rawat pasien bila tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan rawat jalan.

(26)

2) Preeklampsia berat

Rawat pasien di rumah sakit. Berikan MgSO4 dalam infus dekstrosa 5% dengan kecepatan 15-20 tetes/menit. Dosis awal MgSO4, 2 g IV dalam 10 menit selanjutnya 2g/jam dalam drip infus sampai tekanan darah stabil (140-150/90-100 mmHg) (pemberian MgSO4 harus memenuhi syarat yaitu reflek patella +, pernafasan >16 kali/menit, urin >100 cc dalam 4 jam). Berikan nifedipin 3-4 x 10 mg oral. Lakukan terminasi kehamilan.

f. Anemia Dalam Kehamilan 1) pengertian

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr %. ( Saifuddin, AB,2006 hal 281). Anemia berarti kurangnya hemoglobin dalam darah, yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit. Anemia adalah kondisi di mana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Wasnidar,2007.Hal 20).

(27)

2) Penyebab anemia umumnya adalah: a) Kurang gizi (malnutrisi)

b) Kurang zat besi dalam diet c) Malabsorpsi

d) Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.

e) Penyakit-penyakit kronis: tbc, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.

3) Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. b. Anemia Megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.

c. Anemia Hipoplastik

(28)

d. Anemia Hemolitik

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya (Wiknjosastro H, 2006, hal.451-458).

4) Patofisiologi Anemia

(29)

minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro H, 2006, hal.448).

5) Tanda dan Gejala Anemia

Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva.

a) Tanda yang berkaitan dengan anemia a. Ikterus

b. Hipotensi ortostatik c. Edema perifer

d. Membran mukosa dan bantalan kuku pucat e. Lidah halus (papil tak menonjol), lecet f. Takikardi

g. Takipnea, dispnea saat beraktivitas b) Gejala yang berkaitan dengan anemia

a. Keletihan, mengantuk b. Lemah

c. Pusing d. Sakit kepala

e. Napsu makan kurang

(30)

h. Perubahan kebiasaan tidur (Varney H,2006.;h.127). 6) Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan

Bahaya selama kehamilan

a. Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya.

b. Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis. c. Menimbulkan plasenta previa.

d. Dapat menimbulkan solusio plasenta

Bahaya terhadap persalinan

a. Persalinan berlangsung lama. b. Sering terjadi fetal distress.

c. Persalinan dengan tindakan operasi. d. Terjadi emboli air ketuban

Bahaya selama post partum

a. Terjadi perdarahan post partum. b. Mudah terjadi infeksi pada masa nifas c. Dapat terjadi retensio plasenta

d. Subinfolusi uteri. Bahaya terhadap janin

a. Abortus.

(31)

d. Berat badan lahir rendah. e. Kelahiran dengan anemia. f. Dapat terjadi cacat bawaan.

g. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32).

7) Pencegahan

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan umum ibu hamil tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disertai adanya pemeriksaan laboratorium sebagian besar dari pemeriksaan serta pengobatan anemia dalam kehamilan biasanya meliputi pemberian tambahan zat besi dan asam folat, diet yang seimbang juga memperbaiki anemia. Arisman, MB (2004), menjelaskan pencegahan anemia dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah :

a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan

Mengkonsumsi pangan hewani seperti daging, ikan, dan telur dalam gizi yang cukup dapat mencegah anemia, sayur hijau dan buah- buahan ditambah dengan kacang – kacangan dan padi – padian yang cukup mengandung zat besi. Vitamin C diperlukan untuk meningkatkan penyerapan zat besi didalam tubuh.

(32)

Kebutuhan zat besi pada ibu dapat dilihat berdasarkan trimester kehamilan.

Trimester :Kebutuhan relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari. Trimester II:Kebutuhan meningkat yaitu 6,3 mg/hari. Trimester III:Kebutuhan zat besinya yaitu 6,3 mg/hari. c. Pengetahuan

Memberikan pengertian pada ibu hamil agar mengkonsumsi tablet besi, karena ibu hamil cenderung menolak mengkonsumsi tablet ini karena adanya berbagai efek samping seperti mual. Para ibu hamil harus diberikan pendidikan yang tepat tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia, dan beri penjelasan bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi.

d. Pengawasan Penyakit Infeksi

Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya kesehatan masyarakat pencegahan seperti : penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi infestasi parasit, penyebab kehilangan darah kronis sudah pasti cacing tambang yang menjadi penyebabnya. Parasit dalam jumlah besar dapat mengganggu penyerapan berbagai zat gizi, termasuk penyerapan zat besi.

(33)

Fortifikasi makanan merupakan salah satu cara pencegahan defisiensi zat besi paling efektif. Biaya permulaannya tidak terlalu mahal, dan biaya pengulangannya lebih murah dari pada pemberian suplemen. Kesulitan utama adalah mendapatkan makanan yang cocok untuk difortifikasi tanpa merubah rasa dan penampilan makanan. Karena orang tidak mungkin menerima makanan yang telah difortifikasi dimana zat besi yang ditambahkan dapat dideteksi

8) Hemoglobin (Hb)

adalah komponen sel darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme (Manuaba,2001Hal:76).

Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan mengunakan metode sachli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur kehamilan 28 sampai 36 minggu).

(34)

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb

Jenis Metode Obyektifitas Keakuratan Kesederhanaan Efisiensi

Sahli Sedang Sedang Tinggi Sedang

Sianmethemoglobin Tinggi Tinggi Rendah Rendah

Electric Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :

1) Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal). 2) Hb 9-10 gr% Anemia ringan.

3) Hb 7-8 gr% Anemia sedang.

4) Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba, 2001).

Dalam pemeriksaan Hb secara sahli kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai berikut :

1) Alat/reagen kurang sempurna, yaitu :

a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul. b. Warna standard sering sudah pucat. c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol 2) Orang yang melakukan pemeriksaan :

a. Pengambilan darah kurang baik.

b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah. c. Intensitas sinar/penerangan kurang.

d. Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembungudara.

(35)

f. Pengenceran tidak baik.

16. Tanda bahaya pada kehamilan lanjut dan penatalaksanaannya :

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normaladalah merah, banyak, dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.

b. Plasenta previa

Adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium uteri internum. Gejalanya adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi tiba-tiba, bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim.

Penatalaksanaannya :

Tentukan usia gestasinya, jika <37 minggu lakukan tirah baring dan

pemantauan ketat serta jika perdarahan banyak akhiri kehamilan dengan seksio sesaria. Usia gestasi >37 minggu lakukan PDMO jika diketahui plasenta previa marginalis atau plasenta letak rendah dapat dilakukan induksi atau akselerasi.

c. Solusio plasenta

(36)

Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tampak, kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang plasenta, bila perdarahan tersembunyi rahim keras seperti papan, perdarahan disertai nyeri, nyeri abdomen saat dipegang, palpasi sulit dilakukan, fundus uteri makin lama makin naik, tidak ada DJJ.

Penatalaksanaannya :

Evaluasi keadaan janin, evaluasi tanda vital, anemia dan koagulopati. Apabila janin masih hidup dan terjadi gawat janin namun pembukaan lengkap, bagian terendah di dasar panggul, maka percepat kala II dengan amniotomi dan dapat dilakukan partus pervaginam. Jika janin hidup dan keadaan normal lakukan tindakan seksio sesarea. Namun, apabila janin mati kondisi serviks pembukaan 1 jari, penurunan di hodge II-III lakukan seksio sesarea. Dan jika janin matu namun keadaan serviks lunak, pembukaan >3 cm, penurunan di hodge III-IV lakukan amniotomi, akselerasi (infus oksitosin), dan dapat partus pervaginam.

d. Ruptur Uteri

(37)

Penatalaksanaannya :

Berikan cairan RL 500 ml dalam 15-20 menit dan siapkan laparatomi. Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta. Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan, lakukan reparasi uterus. Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkhawatirkan, lakukan histerektomi. Lakukan bilasan peritoneal dan pasang drain dari kavum abdomen. Bila terdapat tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dan serum anti tetanus.

B. Tinjauan Teori Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinanan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (36-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni,2013; hal : 185 ).

Adapun bentuk persalinan sebagai berikut :

a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

(38)

2. Etiologi persalinan

Penyebab terjadinya persalinan karena beberapa teori diantaranya adalah:

a. Teori penurunan hormone:1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul His bila kadar progesterone turun

b. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang menyebabkan kekjangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahi,

c. Teori distensi rahim: Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter

d. Teori iritasi mekanik,dibelakang serviks terletak ganglion servikale.bila ganglion ini digeser dan ditekkan, misalnya ditekan oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus (Prawirodiharjo,2007;hal.181).

3. Proses terjadi persalinan

Dalam proses terjadinya persalinan ada dua hormone yang dominan saat hamil, yaitu :

(39)

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanis.

b. Progesteron yang menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan otot plos relaksasi (Manuaba, 2010; hal : 167).

Permualaan terjadinya persalinan dari penurunan hormone progesterone menjelang persalinan dapat menimbulkan kontraksi otot rahim menyebabkan:

a) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul terutama pada primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian bwah, di atas simfisi pubis dan sering ingin berkemih atau sulit kencing karena kandung kemh tertekan kepala.

b) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun

c) Muncul saat nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar serviks(tanda persalinan palsu).

d) Terjadi perlunakan serviks karena terdapatkontraksi otot rahim e) Terjadi pengeluaran lendir, lendir penutup serviks dilepaskan

(Manuaba, 2010; hal : 167-169). 4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

(40)

1) Power / tenaga yang mendorong anak

Power atau tenaga yang mendorong anak adalah : a. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan

1. His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks Terdiri dari : his pembukaan, his pengeluaran, dan his pelepasan uri.

2. His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks. 3. Tenaga mengejan .

4. Kontraksi otot-otot dinding perut.

5. Kepala di dasar panggul merangsang mengejan. 6. Paling efektif saat kontraksi/ his.

2) Passage / panggul

a. Bagian-bagian tulang panggul 1. Dua Os Coxae

(a) Os ischium (b) Os pubis (c) Os sacrum (d) Os illium 2. Os Cossygis

(41)

3) Passanger / Fetus

a. Akhir minggu ke-8 janin mulai Nampak menyerupai manusia dewasa, menjadi jelas pada minggu akhir minggu ke-12. b. Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah sapat dikenali. c. Quickening (terasa gerakan janin pada ibu hamil) terjadi usia

kehamilan 16-20 minggu.

d. Detak jantung janin mulai terdengar minggu 18/10. e. Panjang rata-rata jnain cukup bulan 50 cm.

f. Berat rata-rata janin laki 3400 gr/ perempuan 3150 gr. g. Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir sama.

Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari factor passanger adalah :

a) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian depan jalan lahir, seperti :

a. Presentasi kepala (verteks, muka, dahi)

b. Presentasi bokong (bokong murni/ frank breech), bokong kaki (complete breech), letak lutut atau leatk kaki (incomplete breech)

c. Presentasi bahu (letak lintang) b) Sikap janin

Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin lainnya (badan), misalnya fleksi dan defleksi.

(42)

Hubungan bagian / point pnentu dari bagian teendah janin dengan panggul ibu, dibagi dalam 3 unsur:

a. Sisi panggul ibu : kiri, kanan, dan melenting

b. Bagian terendah janin, oksiput, sacrum, dagu, dan scapula

c. Bagian panggul ibu : depan, belakang

d) Bentuk / ukuran kepala janin menetukan kemampuan kepala untuk melewati jalan lahir

(Sukarni,2013; hal : 194-195). 5. Tahapan dalam persalinan

a. Persalinan kala I 1. Kala I

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol (0 cm ) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam dan multigravida sekitar 8 jam (Manuaba, 2010; hal : 173).

Persalinan kala I di bagi 2 fase, yaitu :

1) Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam.

(43)

a. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

b. Fase dilatai maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm

c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. (Sukarni,2013; hal : 213).

Selama fase laten kondisi ibu dan bayi harus dicatat secara seksama, yaitu : denyut jantung janin setiap 30 menit, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 30 menit , nadi setiap 30 menit, pembukaan serviks setiap 4 jam, tekanan darah dan temperature setiap 4 jam, produksi urine, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam.

Perubahan-perubahan fisiologis kala I adalah :

a. Perubahan hormone

b. Perubahan pada vagina dan dasar panggul : 1) Kala I : ketuban meregang vagina bagian atas

2) Setelah ketuban pecah : perubahan vagina dan dasar panggul karena bagian depan anak

c. Perubahan serviks 1) Pendataran

(44)

d. Perubahan uterus

Segemen atas dan bawah rahim

1) Segmen atas rahim : aktif, berkontraksi, dinding

bertambah tebal

2) Segmen bawah rahim/SBR : pasif, makin tipis

3) Sifat khas kontraksi rahim :

a. Setelah kontraksi tidak relaksasi kembali (retraksi)

b. Kekuatan kontraksi tidak sama kuat : paling kuat di fundus

4) Karena segmen atas makin tebal dan bawah makin

tipis Bentuk rahim

5) Kontraksi : sumbu panjang bertambah ukuran

melintang dan muka belakang berkurang

6) Lengkung punggung anak berkurang : kutub atas anak ditekan oleh fundus, kutub bawah ditekan masuk PAP 7) Bentuk rahim bertambah panjang : otot-otot

memanjang diregang, menarik SBR dan serviks : pembukaan

e. Penurunan janin

2. Keadaan psikologis ibu bersalin kala I

(45)

b. Stress

c. Ketidaknyamanan d. Cemas

e. Marah-marah

3. Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I Kebutuhan ibu selama kala I :

a. Kebutuhan akan rasa aman dan nyaman b. Nutrisi

c. Kebutuhan privasi

d. Kebutuhan dukungan emosional, social, dan spiritual b. Persalinan kala II

Persalinan kala II (kala pegeluaran ) di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Perubahan fisiologis secara umum ynag terjadi pada persalinan kala II :

a. His menjadi lebih kuat dan lebuh sering b. Timbul tenaga untuk meneran

c. Perubahan dalam dasar panggul

d. Lahirnya fetus. (Sukarni, 2013; hal : 217)

Tanda dan gejala persalinan kala II :

a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

(46)

d) Vulva vagina, spinter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lendir darah (Sukarni, 2013; hal : 219-220).

Persiapan persalinan : a) Persiapan ruangan :

(a) Ruangan hangat dan bersih (b) Sumber air bersih dan mengalir (c) Air DTT

(d) Air bersih dengan jumlah yang cukup dan tersedia alat-alat unruk kebersihan

(e) Kamar mandi yang bersih dan jangan lupa di DTT (f) Tempat cukup luas, ibu mendapatkan privasi (g) Penerangan ynag cukup baik

(h) Tempat tidur bersih (i) Tempat yang bersih (j) Meja yang bersih b) Persiapan penolong

(a) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan (b) Pakai sarung tangan

(c) Perlengkapan perlindungan pribadi c) Persiapan perlengkapan persalinan

(47)

(c) Tempat pakaian kotor (d) Alat pemeriksaan vital sign (e) Obat-obatan

(f) Alat suntik

(g) Bahan habis pakai (h) Pakaian bayi

d) Persiapan runagan untuk kelahiran bayi

Ruangan harus nersih dan hangat (bebas dari tiupan angin, sediakan lampu, slimut)

e) Persiapan ibu dan keluarga (a) Pendampingan oleh keluarga

(b) Libatkan keluarga dalam asuhan ibu (c) Support ibu dna keluarga

(d) Tentramkan hati ibu selama kala II

(e) Bantu ibu memilih posisi yang nyamann saat bersalin (f) Ajarkan ibu teknik meneran yang benar

(g) Anjurkan minum ibu sela kala II (h) Membersihkan perineum ibu (i) Pegosongan kandung kemih

(j) Amniotomi (Sukarni,2013; hal : 223-225).

Episiotomi rutin tidak boleh dilakukan karena akan :

(48)

c. Meningkatnya nyeri pasca persalinan d. Meningkatnya resiko infeksi

E. Persalinan kala III (kala uri) a) His pelepasan uri

b) Tanda pelepasan plasenta : a. Uterus menjadi bundar

b. Perdarahan sekonyong-konyong c. Tali pusat yang lahir memanjang d. Fundus uteri naik

e. Perdarahan dianggap patologis bila melebihi 500 cc. c) Terdiri dari :

a. Pelepasan plasenta b. Pegeluaran plasenta

d) Sebab-sebab pelepasan plasenta :

a. Pengecilan rahim ynag sekonyong-konyong akibat retraksi dan kontraksi otot-otot rahim : perlekatan plasenta sangat mengecil

b. Di tempat plasenta lepas hematoma : plasenta terangkat dari dasarnya (Sukarni,2013; hal : 233).

E. Fisiologi kala IV

(49)

kembali kebentuk normal. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan ranngsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Perlu juga dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut (Sumarah,2009; hal:166).

6. Persiapan di kamar bersalin

1) Pastikan tempatnya aman, tenang,dan menyenangkan 2) Penerangan secukupnya

3) Tersedian alat pertolongan pertama ibu dan bayi 4) Mempunyai persiapan untuk melakukan rujukan 5) Persiapan alat bersalin, terdiri dari :

a. 2 klem untuk mengklem tali pusat b. 1 gunting episiotomy

c. Gunting tali pusat

d. ½ koher untuk memecahkan ketuban e. Beberapa pasangan sarung tangan steril f. Penjepit benang pengikat tali pusat g. Duk steril

h. Beberapa lembar gas steril

i. Lidi kapas untuk disenfektan tai pusat

(50)

k. Duk pembungkus bayi 7. Persiapan untuk pertolongan bayi baru lahir normal

a. Handuk pembungkus bayi

b. Bak mandi untuk membersihkan lendir dan darah c. Gas untuk pembungkus tali pusat

d. Pakaian bayi yang bersih e. Tempat tidur bayi

8. Persiapan obat untuk pertolongan pertama a. Untuk bayi :

1. Natrium bikarbonat

2. Tabung oksigen dan maskernya 3. Pengisap lendir

4. Set infus dan cairannya b. Untuk parturien:

1. Uterotonika: sintosinan 9. Asuhan persalinan normal

58 langkah asuhan persalinan normal 1) Memastikan adanya tanda kala II

a. Ibu memepunyai keinginan untuk meneran

b. Ibu merasa ada tekanan yang meningkat pada rectum dan vagina

c. Perineum menonjol

(51)

2) Memastikan kelengkapan partus set dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dengan tambahan :

a. Menggelar kain di atas perut ibu

b. Menyiapkan oksitosin dan alat suntik steril 3) Memakai alat pelindung diri

4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan dan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir

5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan VT

6) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik dengan menggunakan tangan yang memakai sarung tangan

7) Melakukan vulva hygiene 8) Melakukan periksa dalam (VT)

9) Mendekontaminasikan sarung tangan yang telah di pakai ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

10) Memeriksa denyut jantung janin

11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap

12) Meminta keluarga membantu menyiapkanposisi serta ibu dalam keaaan mengejan

13) Melaksanakan bimbingan untuk meneran ketika da kontraksi 14) Menganjurkan ibu untuk barbering miring ke kiri jika belum

ada dorongan meneran

(52)

16) Meletakkan 1/3 kain(underpad) bersih di bawah bokong ibu 17) Membuka tutup partus set dan peiksa kembali

kelengkapannya

18) Memakai sarung tangan DTT

19) Melakukan tindakan setelah kepala Nampak 5-6 cm membuka vulva, melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang lain (kiri) menahan kepala bayi agar mampu mengatur laju defleksi supaya tidak terlalu cepat, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal.

20) Memriksa adanya lilitan tali pusat

21) Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar

22) Menggerakkan atau memegang secara biparietal setelah adanya putaran paksi luar dengan cara gerakan kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu depan kemudian gerakan kearah atas untuk melahirkan bahu belakang.

23) Menggeser tangan bawah kearah perineum untuk menyangga kepala lengan dan siku sebelah bawah menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan serta siku sebelah atas

(53)

25) Melakukan penilaian bayi sepintas

26) Mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi di atas perut ibu 27) Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan janin tunggal 28) Memberitahu pada ibu bahwa akan disuntik oksitosin

29) Menyuntikkan oksitosin dalam waktu satu menit setelah bayi lahir di 1/3 paha atas distal lateral

30) Menjepit tali pusat menggunakan klem dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir dengan jarak 3 cm dari umbilicus bayi, sisi luar klem dorong tali pusat (pijat) kea rah ibu dan lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari klem pertama

31) Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat 32) Melakukan IMD dengan prinsip skin to skin

33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi

34) Memindahkan klem pada tali pusat hingga bejarak 5-10 cm dari vulva

35) Meletakkan satu tangan diatas kain perut ibu di tepi atas simpisis dan tangan kanan melakukan penegangan tali pusat 36) Menegangkan tali pusat setelah uterus kea rah belakang-

atas (dorsokranial) secara hati-hati

(54)

38) Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul di introitus vagina, pegang dengan kedua tangan dan putar hingga selaput ketuban terpilin

39) Melakukan masase uterus segera setelah plasenta lahir selama 10 detik

40) Memeriksa kelengkapan plasenta bagian fetal dan maternal serta tidak ada bagian yang tertinggal

41) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum

42) Memmastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam

43) Memberi cukup waktu untuk kontak kulit ibu dengan bayi 44) Melakukan penimbangan / pengukuran bayi, memebrikan

salep mata dan suntik vitamin K

45) Memberikan suntikan imunisasi hepatitis B 1 jam setelah vitamin K

46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam, yaitu :

a. 2-3x dalam 15 menit pertama pasca persalinan b. 15 menit pada satu jam kedua pasca persalinan c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua psaca

(55)

47) Mengajarjan ibu dan keluarga cara melakukan masase uteus dan menilai kontraksi

48) Mengevaluasi dan estimasi jumlah perdarahan/ kehilangan darah

49) Memantau kontraksi uterus jumlah perdarahan,TFU,TD,Nadi setiap 15 menit pada jam pertama post partum serta setiap 30 menit, pada jam kedua post partum dan mengukur suhu setiap 2 jam

50) Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik(40-60x/menit) serta suhu normal (36,5-37,5 C)

51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk didekontaminasi selama 10 menit cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasikan

52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai

53) Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir darah, dan memastikan ibu dalam keadaan bersih dan nyaman

(56)

55) Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%

56) Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% 57) Mencuci kedua tangan dengan menggunakan sabun dan air

mengalir

58) Melengkapi partograf (APN,2008). 10. Tanda-tanda inpartu

a. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur. b. Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada servik.

c. Ketuban pecah dengan sendirinya

d. Pada pemeriksaan dalam: servik mendatar dan pembukaan telah ada.

11. Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin :

a. Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.

b. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran. c. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi

komplikasi.

d. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.

(57)

f. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit.

12. Tanda bahaya persalinan dan penatalaksanaannya :

1) Persalinan preterm

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 20-37 minggu. Penyebab terjadinya persalinan preterm adalah hipertensi, perkembangan janin terhambat, solusio plasenta, plasenta previa, kelainan rhesus, diabetes, kelainan uterus, ketuban pcah dini, serviks inkompeten dan kehamilan ganda(Mansjoer, 2001, h; 274-275).

Penatalaksanaannya :

Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Sebelum di rujuk berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan menilai kontraksi berhenti atau tidak. Bila kontraksi masih berlanjut berikan obat tokolitik seperti fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau ritodrin 10 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan kedua, atau ibuprofen 400 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan ketiga. Bila pasien menolak dirujuk, pasien harus istirahat baring dan banyak minum. Tidak diperbolehkan bersenggama.

(58)

pervaginam bila janin presentasi kepala atau dilakukan episiotomi lebar dan ada perlindungan forseps terutama pada kehamilan 35 minggu. Lakukan persalinan dengan seksio sesarea bila janin letak sungsang, gawat janin dengan syarat partus pervaginam tidak terpenuhi, infeksi intrapartum dengan syarat partus pervaginam tidak terpenuhi, janin letak lintang, plasenta previa, dan taksiran berat janin 1.500 gram (Mansjoer, 2001, h; 274-275).

2) Kehamilan lewat waktu

Adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Tanda dan gejala yaitu perhitungan umur kehamilan yang lebih dari atau sama dengan 42 minggu, tidak timbul his karena kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta, gerakan janin jarang (Sarwono,2008, Hal: 562).

Penatalaksanaanya :

Bila keadaan janin baik tunda pengakhiran kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes tanpa tekanan 3 hari kemudian. Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea atau dengan induksi persalinan (Sarwono,2008, Hal: 562).

3) Distosia

(59)

letak dan bentuk janin meliputi kelainan letak posisi atau presentasi misalnya presentasi belakang kepala oksiput posterior menetap, presentasi belakang kepala oksiput melintang, presentasi puncak kepala, presentasi dahi, presentasi muka, presentasi rangkap, letak sungsang, letak lintang, presentasi ganda, dan kehamilan ganda.

Pada kelainan bentuk janin misalnya pertumbuhan janin berlebih, hidrosefalus atau anensefalus, dan tali pusat terkemuka/menumbung. Sedangkan distosia karena kelainan tulang panggul yaitu adanya kelainan bentuk panggul seperti panggul jenis naegle, rakhitis, skoliosis, kifosis robert, dll. Serta kelainan ukuran panggul.

4) Inersia Uteri

Adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. Inersia uteri ada 2 yaitu inersia uteri primer terjadi pada awal fase laten, dari permulaan his tidak adekuat dan inersia uteri sekunder terjadi pada fase aktif atau kala I dan kala II, pada permulaan his baik tetapi pada keadaan lebih lanjut terjadi inersia uteri (Sarwono,2008,Hal :564). Penatalaksanaannya :

(60)

Oksitosin diberikan 5 satuan dalam larutan glukosa 5% secara infus IV dengan kecepatan 12 tetes/menit. Bila tidak ada kemajuan hentikan pemberian oksitosin, lalu berikan lagi untuk beberapa jam. Jika tetap tidak ada kemajuan lakukan tindakan seksio sesarea.

Inersia uteri sekunder : pastikan tidak ada disporposi sefalopelvik. Rujuk ke rumah sakit bila persalinan kala I aktif lebih dari 12 jam pada multipara atau primipara atau jika pembukaan tidak maju dalam 3 jam. Pecahkan ketuban dan berikan infus pitosin 5 satuan dalam larutan glukosa 5% dengan kecepatan 12 tetes/menit, tetesan dinaikan perlahan-lahan sampai 50 tetes/menit. Nilai kemajuan persalinan kembali 2 jam setelah his baik, bila tidak ada kemajuan lakukan seksio sesarea. Pada akhir kala I atau pada kala II persalinan dapat dilakukan dengan ekstrasi vakum atau cunam bila syarat memenuhi (Sarwono,2008,Hal :564).

5) Incoordinate uterine action

Adalah kelainan his pada persalinan berupa perubahan sifat his yaitu meningkatnya tonus otot uterus di dalam dan di luar his, serta tidak ada koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah sehingga his tidak efisien mengadakan pembukaan serviks (Sarwono,2008, Hal:565).

Penatalaksanaannya :

(61)

uterus. Kurangi tonus otot dan ketakutan penderita dengan pemberian analgesik (morfin, petidin,dll). Lakukan persalinan dengan cunam bila syarat-syarat dipenuhi. Bila terjadi lingkarang konstruksi pada kala I lakukan seksio sesarea (Sarwono,2008, Hal:565).

6) Posisi belakang kepala oksiput posterior menetap

Posisi belakang kepala oksiput posterior menetap yaitu ubun-ubun kecil menetap di belakang karena tidak ke depan ketika mencapai dasar panggul (Puspita,2004 Hal:209).

Penatalaksanaannya :

Lakukan pengawasan persalinan dengan seksama. Bila kala II terlalu lama atau ada tanda gawat janin lakukan tindakan untuk mempercepat persalinan. Lakukan ekstrasi cunam, sebelumnya usahakan ubun-ubun kecil di depan dengan cara memutar kepala dengan tangan atau cunam (Puspita,2004 hal:209).

7) Presentasi puncak kepala

Adalah kelainan akibat defleksi ringan kepala janin ketika memasuki ruang panggul sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah (Puspita,2004 hal:210).

Penatalaksanaannya :

(62)

8) Presentasi muka

Adalah kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terenda (Sarwono,2008 Hal:584).

Penatalaksanaannya :

Bila dagu berada didepan dapat persalinan spontan. Bila dagu dibelakang berikan kesempatan agar dagu memutar ke depan dan dapat partus pervaginam. Bila tidak berhasil lakukan prasat Thorn, yaitu satu tangan penolong dimasukan ke dalam vagina untuk memegang bagian belakang kepala janin, kemudian menariknya ke bawah. Tangan yang lain berusaha meniadakan ekstensi tubuh janin dengan menekan dada dari luar. Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam diindikasikan untuk ekstraksi cunam. Bila tidak berhasil atau didapatkan disproporsi sefalopelvik lakukan seksio sesarea (Sarwono,2008 Hal:584).

9) Presentasi Dahi

Adalah kedudukan kepala di antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah.

Penatalaksanaannya :

(63)

10) Letak sungsang

Adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.

Penatalaksanaannya :

Lakukan versi luar pada kehamilan 34-38 minggu bila syarat versi luar terpenuhi. Bila pada persalinan masih letak sungsang, singkirkan indikasi untuk seksio sesarea. Lahirkan janin dengan prasat Bracht (Puspita,2004 Hal:215).

11) Letak lintang

Adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuk ibu.

Penatalaksanaannya :

Bila janin hidup lakukan seksio sesarea namun bila janin mati lahirkan pervaginam dengan dekapitas (Puspita,2004 Hal:216).

12) Hidrosefalus

Adalah penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi lebih besar dan terjadi pelebaran sutura dan ubun-ubun. Penatalaksanaannya :

(64)

dapat lahir dengan pungsi atau perforasi melalui foramen oksipitalis magnum atau sutura temporalis.

13) Prolaps tali pusat

Adalah tali pusat berada di samping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban pecah.

Penatalaksanaannya :

Bila tali pusat masih berdenyut, tetapi pembukaan belum lengkap maka dilakukan tindakan seksio sesarea.

14) Kehamilan ganda

Adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Penatalaksanaannya :

Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi prematur disediakan. Pada kehamilan ganda dapat dilakukan partus pervaginam apabila letak janin normal, jika janin letak lintang maka tindakan seksio sesarea dapat dilakukan atas indikasi.

15) Ketuban pecah dini

Adalah pecahnya selaput ketuban sebelumada tanda-tanda persalinan. Penatalaksanaannya :

(65)

letak memanjang lakukan partus pervaginam dengan induksi oksitosin, letak lintang dan gagal induksi oksitosin lakukan seksio sesarea. Janin mati letang memanjang partus pervaginam dengan induksi oksitosin dan janin mati letak lintang dapat partus pervaginam dengan embriotomi (Sarwono.2008, Hal:622).

16) Perdarahan pasca persalinan

Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah melibihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan primer (perdarahan pascapersalinan dini) terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan sekunder (perdarahan masa nifas) terjadi setelah itu.

Perdarahan pascapersalinan bisa terjadi karena retensio plasenta, trauma jalan lahir, atonia uteri, dan gangguan pembekuan darah.

Penatalaksanaannya :

(66)

17) Infeksi Intrapartum

Infeksi intrapartum adalah infeksi yang terjadi dalam persalinan. Infeksi dapat terjadi sebelum persalinan berupa korioamnionitis.

Penatalaksanaannya :

Antibiotika diberikan sesuai penyebab. Dapat diberikan ampisilin 4 x 500 mg atau derivatnya. Persalinan diusahakan pervaginam. Seksio sesarea dilakukan jika ada indikasi seperti kelainan letak,distosia, atau gawat janin (Manuaba,2013, Hal:410).

C.Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan, 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram (Sally.2013.hal; 151).

(67)

b. Perubahan fisiologis bayi baru lahir a) Perubahan sirkulasi

Setelah bayi lahir, bayi akan bernafas ini akan menjadikan penurunan pada tekanan arteri pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru, duktus arteriosus botali menutup 1-2 menit setelah bayi bernafas.

b) Perubahan respirasi

Pernafasan bayi baru lahir tidak teratur, kedalamannya, kecepatannya dan bervariasi 30 – 60 x/mnt.

c) Perubahan imunitas

Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis imunoglobulin (suatu protein yang mengandung anti bodi) diantaranya: IgG, Pembentukan sel plasma dan anti bodi gamma A,G dan gamma M. IgA telah dibentuk saat kehamilan dua bulan dan baru dapat ditemukan segera setelah lahir, IgM ditemukan pada kehamilan 5 bulan, produksinya meningkat setelah lahir.

d) Perubahan suhu tubuh

(68)

e) Perubahan nadi

Bayi Baru lahir denyut nadi 120-150 x/mnt, tergantung pada aktifitas. Nadi dapat menjadi tidak teratur karena stimulasi fisik atau emosional tertentu seperti gerakan involunter, menangis atau mengalami perubahan suhu yang tiba-tiba.

f) Perubahan tekanan darah

Tekanan darah pada bayi baru lahir rendah sehingga sulit untuk diukur secara akurat dengan spignomanometer konvensional, 80-60 / 45-40 mmHg dan 100/50 mmHg sampai dengan hari ke sepuluh.

g) Perubahan saluran pencernaan

Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup, absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan. h) Perubahan endokrin

Pada kehamilan 10 minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisis, hormon ini diperlukan untuk mempertahankan granula supra renalis. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar dibanding orang dewasa, kelenjar tyroid sudah sempurna saat lahir dan sudah mulai berfungsi sebelum lahir.

i) Perubahan keseimbangan air dan fungsi ginjal

(69)

berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan. Hingga umur tiga hari ginjal bayi belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah 5 hari ginjal mulai memproses air yang didapat dari luar.

j) Perubahan susunan saraf

Pada trimester akhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna, sehingga janin diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sangat sensitive terhadap cahaya.

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.

c. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan atau kelainan menunjukan suatu penyakit (Saifuddin, 2006: 136).

Tanda-tanda bayi baru lahir normal : a. Berat badan : 2500-4000 gram b. Panjang badan : 48-52 cm c. Lingkar kepala : 33-35 cm d. Lingkar dada : 30-38 cm

(70)

g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan adanya vernik caseosa

h. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna i. Kuku agak panjang dan lepas

j. Genetalia : jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testis sudah turun

k. Reflek menghisap dan menelan baik

l. Reflek moro baik (bila dikagetkan akan reflek seperti memeluk) m. Reflek menggenggam baik

n. Eliminasi : urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam (Saifuddin, 2006: 136).

d. Perilaku bayi baru lahir

Reflek adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari pada bayi normal ,dan di bawah ini ada beberapa tingkatan reflek pad bayi, yaitu:

1) Rooting reflek

Yaitu bila jari bayi menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka mulut bayi akan membuka , dan ia akan memiringkan kepalnya pada arah datangnya jari.

2) Tonik neek reflek

(71)

Yaitu reaksi emosional atau hentakan dan gerakan mengejang pada kaki dan tangan.

4) Stapping reflek

Yaitu reaksi kaki yang spontan jika diangkat tegak dan kakinya satu persatu menyentuh seolah olah kaki bayi berjalan.

5) Reflek rooting (mencari puting)

Bayi menoleh karah sentuhan pipinya atau dekat mulut. 6) Reflek menghisap (sucking)

Yaitu aerola puting susu tertekan pada gusi bayi. 7) Reflek menelan (swallowing)

Di mana ASI bayi dimulut mendesak otot daerah mulut (saefuddin.2009.hal;63).

e. Perawatan Pada Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir yang sehat memerlukan perawatan yang baik agar dapat tumbuh secara normal dan sehat. Dengan memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi baru lahir, pendekatan rasional terhadap perawatan dapat dimungkinkan. Tujuan perawatan adalah mendukung transisi, mencegah komplikasi potensial, mengidentifikasi abnormalitas dan melakukan intervensi bila perlu (Walsh, 2007 Hal: 361).

Gambar

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb
Tabel 2.2 nilai APGAR
Tabel 2.3 pembagian ikterus menurut metode

Referensi

Dokumen terkait

a) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik) kemudian meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan..

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi

(5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi. 38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan

ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama. 2) Kunjungan kedua, waktu 6 hari setelah persalinan. a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.. b) Evaluasi

Menurut Mohctar (2008), perawatan luka pada ibu nifas post seksio sesarea adalah merawat luka dengan cara mengganti balutan atau penutup yang sudah kotor atau lama

terpenuhi 0 0 8 33.3 Tabel 3 menunjukkan bahwa semua ibu nifas yang kebutuhan gizinya terpenuhi mempunyai luka perineum yang sembuh sedangkan semua ibu nifas

dibutuhkan untuk kesembuhan luka jahitan perineum antara ibu nifas yang mengonsumsi telur rebus dengan ibu nifas yang tidak mengonsumsi telur rebus mengalami