ii
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA
PASAL 72
KETENTUTAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000 (lima milyar rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan,
iii
Takut akan Tuhan
iv
Buku Paket Kontekstual Papua
Untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional
Hak Cipta © 2016 pada
Yayasan Kristen Wamena & Stichting HOP
Judul
:
Buku Paket Kontekstual Papua
Buku Siswa Bahasa Indonesia
Kelas 3 Semester 2
Edisi I
Tim Penyusun
:
Tim Buku Paket Kontekstual Papua
Koordinator : Martijn van DrielPenyusun Utama Buku Ini : Sintike Bahabol, S.Pd, Sabrina Bayage
Angota Tim Penyusun : Netha Valentin Boseren, S.Pd, Emi Sarang’nga, S.Pd, T. Puji Suryanti, M.pd,
Penggambar : Nency Imelda Nahuway, S.Pd Editor : Rina Samba, S.Th, Ravita Devi, S.TP
Dilarang keras mengutip, menjiplak atau memfotokopi baik sebagian atau seluruh isi buku ini serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari Yayasan Kristen Wamena dan/atau Stichting HOP
© Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Penerbit : Yayasan Kristen Wamena (YKW) ISBN buku ini : 978-602-7772-33-5
v
Kata Pengantar
Tim Penyusun Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi kekuatan dan hikmat selama proses penyusunan BPKP. Kami terus berdoa agar hasil dari program ini akan menjadi berkat bagi guru dan siswa di Indonesia, khususnya di Papua.
BPKP menjawab kepada tujuan Pendidikan Nasional seperti dicantumkan di Kurikulum Nasional. Kompetensi Dasar dicantumkan pada bab “Isi dan Tujuan”, di garis besar materi dan di setiap RPP.
BPKP disusun karena melihat kondisi pendidikan di Papua yang memprihatinkan. Selain itu banyak guru kurang bisa mengadopsi dan mengimplementasikan buku paket dari pusat dalam proses pembelajaran. Latar belakang pendidikan guru dan kondisi siswa yang kurang menguasai bahasa Indonesia serta tidak mengikuti pendidikan di Taman Kanak-Kanak menjadi faktor penghambat.
BPKP ingin membantu menjawab permasalahan di atas. Buku Paket BPKP berfungsi sebagai jembatan antara situasi hidup sehari-hari anak di rumah ke buku cetak nasional. Kalau anak-anak dipersiapkan dengan BPKP dari kelas 1-3, maka mereka siap menghadapi buku cetakan nasional. BPKP adalah story based yang berarti cerita-cerita adalah pusat dalam memahami tujuan pelajaran baru. BPKP yang banyak menggunakan permainan, lagu-lagu dan pengulangan materi diharapkan dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Disamping itu, penjelasan yang bertahap melalui langkah-langkah kecil di dalam panduan guru akan sangat membantu guru dalam mengajar.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.Yayasan Kristen Wamena (YKW) yang menaungi program BPKP.
2.Kepada Dinas P & K Provinsi Papua beserta staf yang memberi masukan dan dukungan kepada Tim.
3.Stichting HOP (Belanda) yang mendanai penyusunan buku kelas 3.
Besar harapan kami, BPKP dapat menjadi salah satu alat yang membantu guru dan siswa dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif. Akhirnya, diharapkan kondisi pendidikan akan berubah dan potensi setiap siswa dapat dimaksimalkan.
Wamena, 2016
vi
PRAKATA
GUBERNUR PAPUA
Pertama-tama saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Kasih dan Penyayang karena atas karunia dan
rahmat-Nya kita bisa mempersembahkan Buku Paket Kontekstual Papua yang konten
maupun konteksnya sudah diselaraskan dan diadaptasikan dengan latar belakang
sosial budaya, tingkat perkembangan dan kebutuhan belajar peserta didik di
kelas 1, 2 dan 3 pada jenjang Pendidikan Dasar di Tanah Papua. Penyelarasan dan
pengadaptasian konten serta konteks buku ini telah dilakukan secara cermat dan
tepat dengan tetap mengacu pada Standar Kompetensi Kelulusan (Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar) yang dipersyaratkan bagi kelulusan setiap peserta
didik pada kelas awal Sekolah Dasar sebagaimana tercantum dalam Standar
Nasional Pendidikan.
Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) merupakan terobosan dan menjadi sebuah
langkah strategis dalam mendukung penyelenggaraan program strategis
pendidikan, terutama dalam rangka “Tuntas Baca, Tulis dan Hitung (CALISTUNG)”
kelas awal pada jenjang Sekolah Dasar yang menjadi salah satu indikator mutu
pendidikan di Provinsi Papua. Melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Papua; maka Tuntas Baca, Tulis dan Hitung telah ditetapkan sebagai
salah satu indidkator kunci keberhasilan penyelenggaraan pembangunan
pendidikan di Provinsi Papua pada tahun 2018. Peneribitan BPKP ini sudah sangat
sejalan dan mendukung kebijakan Gubernur Papau dalam rangka pengembangan
Sekolah Model pada satuan pendidikan jenjang PAUD, SD dan SMP melalui
Gerakan Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera Harapan Seluruh Masyarakat
Papua
(GERBANG
MAS
HASRAT
PAPUA).
rata-vii
rata lama sekolah. Dengan demikian pencepatan tuntas CALISTUNG akan
memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap percepatan peningkatan
capaian IPM di Provinsi Papua yang saat in
menjadi juru kunci dalam posisi IPM di
Indonesia. BPKP adalah jembatan transisi yang
sangat adapatif dan dapat diandalkan sebagai
materi pembelajaran utama dalam rangka
mempersiapkan kemampuan dasar akademik
(
basic academic capacity)
peserta didik di kelas
awal pada jenjang Pendidikan SD menuju
pemanfaatan
buku-buku
nasional
yang
cenderung lebih sulit dipahami oleh para
peserata didik pada kelas 1,2 dan 3 SD di
Provinsi Papua.
Selain Buku Siswa, telah diterbitkan juga Buku Pegangan Bagi Guru kelas 1, 2 dan
3 SD yang telah disusun cukup lengkap, sederhana, serta sangat praktis dan akan
membantu para guru SD dalam menyusun perencanaan pelajaran yang interaktif,
inovatif dan kontekstual. Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengisyaratkan
bahwa setiap peserta didik SD wajib memiliki buku Bahasa Indonesia dan
Matematika. Selaku Gubernur Papua saya menyarankan agar Kabupaten/Kota
menyediakan BPKP untuk mendukung kegiatan belajar para peserta didik kelas 1,
2 dan 3 SD dengan tujuan mutu pendidikan di wilayah pedalaman, pinggiran dan
terpencil dapat ditingkatkan.
Selamat dan sukses dalam penggunaan Buku Paket Kontekstual Papua bagi kelas
1, 2 dan 3 SD di Provinsi Papua.
Tuhan memberkati.
Jayapura, 2 Mei 2016
Selaku Gubernur Papua
saya
menyarankan
agar
Kabupaten/Kota
menyediakan
BPKP
untuk
mendukung
viii
Rekomendasi Dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua
Nomor : 421/33Sebagai salah satu upaya untuk terus meningkatkan akses dan mutu pendidikan di
Provinsi Papua, khususnya untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan proses
pembelajaran di kelas awal (kelas 1, 2 dan 3) Sekolah Dasar (SD) di Provinsi
Papua, melalui kerja sama yang sangat intensif dengan berbagai pemangku
kepentingan pendidikan, khususnya Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten
Jayawijaya, Yayasan Kristen Wamena melalui Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Kristen Wamena, USAID-Serasi tahun 2011-2012, USAID PRIORITAS,
UNICEF dan fasilitasi yang berkelanjutan dari program ACDP Indonesia di Tanah
Papua, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua telah berhasil
mengembangkan Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP). Penulisan awal dan
pengembangan buku tersebut dimulai sejak tahun 2011. Penyusunan BPKP ini
memenuhi syarat Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 2 Tahun 2013, Pasal 30
ayat 3, “bahwa
kurikulum dan bahan ajar pendidikan bagi anak Papua dipadukan dan
disesuaikan dengan keanekaragaman fisik, hayati, bahasa, dan sosial budaya Papua.
Menurut hemat kami, buku tersebut sangat relevan dengan kebutuhan anak-anak di
kelas awal, yang belum mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Bahasa Melayu-Papua yang sangat dipahami dengan baik oleh anak-anak asli
Papua, khususnya mereka yang berada di wilayah pedalaman, akan sangat
membantu dalam memahami isi dan makna dari setiap wacana di dalam buku
tersebut. Terlebih lagi materi dan contoh-contoh maupun gambar yang ditampilkan,
benar-benar telah disesuaikan dengan lingkungan hidup dan kebutuhan anak-anak.
Oleh sebab itu, kami pun akan terus mendukung agar BPKP ini juga dapat digunakan
oleh anak-anak di kelas awal di seluruh Papua, baik di wilayah perkotaan, pinggiran
dan di pedalaman. Dalam pelaksanaannya para pengguna buku tersebut secara
kreatif dapat menyesuaikan materi dan isi pelajarannya dengan kebutuhan dan
bahasa daerah/ibu masing-masing.
ix
Oleh sebab itu, dengan bangga kami mendukung keberadaan Buku Paket
Kontekstual Papua ini yang penyusunannya mengaca pada Kompetensi Dasar
Kurikulum Nasional (Standar Pendidikan Nasional), menggunakan bahasa Melayu
Papua, yang secara adaptif telah disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan
pengembangan pendidikan di Provinsi Papua baik materi pembelajaran, maupun
bahasanya. Upaya tersebut ditempuh untuk menarik dan membangkitkan minat
belajar anak agar dengan cepat memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh
gurunya.
Buku Paket Kontekstual Papua dilengkapi juga dengan Buku Panduan Guru yang
sekaligus dapat digunakan sebagai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Sehingga BPKP ini menjadi sangat praktis dan mudah digunakan serta sangat
membantu guru dalam menyusun perencanaan pelajaran yang terperinci, interaktif
dan kontekstual.
x
Cara Penggunaan Buku
Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) bertujuan agar dapat digunakan dan dimengerti oleh para guru dan siswa, secara khusus di pulau Papua. Tata bahasa yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak-anak di Papua, khususnya di daerah pinggiran kota dan di pedalaman. Buku ini berfungsi menjadi jembatan antara situasi hidup anak-anak di Papua ke buku belajar nasional yang dicetak untuk anak-anak yang besar di kota-kota metropolitan di Indonesia. Pada tingkat kelas 1 bahasa sangat sederhana, tetapi dalam buku kelas 3 ini, BPKP sudah menggunakan bahasa Indonesia yang mendekati Ejaan Yang Disempurnakan. Buku Paket Kontekstual Papua dari kelas 1 sampai 3 memenuhi tuntutan dan tujuan nasional pendidikan.
Buku siswa ini dapat digunakan dengan baik, kalau digunakan bersamaan dengan buku panduan guru. Guru akan sulit mengajar dari buku siswa saja, karena penjelasan tentang materi diberikan secara lengkap dalam buku panduan guru. Di buku siswa hanya berisi sekitar setengah dari semua bahan yang perlu diajarkan. Buku panduan memuat penjelasan, kunci jawaban, permainan, lagu, dan ide mengajar yang lainnya.
Tata bahasa yang digunakan dalam buku panduan guru sederhana dan juga mudah dimengerti oleh orang yang biasanya menggunakan bahasa daerah. Bahasa memang sederhana bahkan hampir tidak baku, tetapi langkah demi langkah dijabarkan dan sudah dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terbagi dalam P1 (Pembukaan), P2 (Penjelasan), P3 (Pelatihan), P4 (Penutup). Walaupun gunakan bahasa yang sederhana, namun buku ini memiliki cara penjelasan yang sangat berkualitas dan unik dibandingkan dengan buku paket lainnya di Indonesia. Buku panduan guru juga sudah memiliki kunci jawaban dari setiap latihan untuk anak.
Pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia merupakan pelajaran inti di tingkat Sekolah Dasar. Oleh karena itu, pelajaran tersebut perlu mendapat jam pelajaran lebih banyak dari pelajaran lain. Tiap pelajaran di BPKP (Matematika dan Bahasa Indonesia) memuat 95 pelajaran per semester dan membutuhkan waktu 70 menit per pelajaran. Jumlah jam tersebut merupakan hal yang biasa dilakukan di luar negeri. Hal ini untuk membantu siswa dalam menguasai pelajaran dengan lebih baik.
xi Siswa yang naik kelas dengan kemampuan di bawah standar, akan membuat siswa tersebut sulit mengikuti pelajaran di kelas selanjutnya. Anak-anak yang belum belajar atau menguasai bahan Buku Paket Kontekstual Papua dari kelas 1 dan 2 mungkin perlu penjelasan tambahan untuk konsep-konsep yang akan diulangi di kelas 3. Selain itu di kelas 1 dan 2 anak-anak dipersiapkan untuk bisa baca paling kurang 50 kata per menit. Kalau anak-anak di kelas Bapak/Ibu belum bisa baca secepat itu, mereka belum bisa menerima bahan kelas 3, karena mereka akan mengalami kesulitan dengan bahan bacaan. Siswa seperti itu akan merasa rendah diri dan cenderung putus sekolah.
Para guru disarankan untuk melibatkan orang tua dalam latihan membaca dan matematika dasar. Guru juga diharapkan dapat membantu anak menyelesaikan lembar latihan di kelas sebelum siswa pulang. Hal ini dilakukan karena tidak semua orangtua dapat menolong anaknya di rumah.
Siswa-siswi SD perlu melihat hal-hal yang ada di lingkungan mereka dalam buku kerja karena akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Buku Paket Kontekstual Papua memenuhinya dengan:
- Penggunaan bahasa yang sederhana
- Gambar-gambar sesuai lingkungan di Papua
- Menggunakan tema dari sejarah, budaya, cerita rakyat, dan lain-lain - Pengulangan hal dasar dengan cara yang menyenangkan
- Membangun nilai-nilai positif
xii
Penjelasan tentang format Buku Panduan
Buku Siswa dilengkapi dengan Buku Panduan yang bersifat seperti berikut:
-Semua pelajaran sudah dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
-RPP dalam tingkat bahasa yang sangat sederhana, dapat menolong guru untuk fokus ke praktik mengajar dan menghemat waktu administrasi kelas.
-Sesuai dengan konteks lingkungan hidup, cerita dan budaya Papua. -Menggunakan langkah-langkah mengajar yang sederhana dan kreatif.
BPKP memenuhi tujuan Nasional Pendidikan
Informasi proses pembelajaran
Setiap pelajaran dibagi dalam empat bagian
Warna merah: hal yang guru harus ucapkan
Latar belakang hitam: Guru perlu tulis di papan
Warna biru: langkah-langkah proses pembelajaran
Latar belakang abu-abu: Penanganan kelas atau masukan organisasi buat
xiii Lembar kerja siswa dalam ukuran kecil, sekaligus kunci jawaban
BPKP menggunakan cara belajar PAKEM (Pelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan) Download buku Panduan dari alamat website:
xiv
Isi dan Tujuan Pelajaran Bahasa Indonesia
Di bawah ini garis besar TOPIK-TOPIK Kelas 2B dan 3A dan 3B termasuk kompetensi
tambahan yang ada di BPKP.
Kompetensi-kompetensi telah ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) disusun untuk mencapai kompetensi dan tujuan akhir Pendidikan Nasional. Menurut tim penulis, perlu ada tujuan yang detil dan spesifik seperti yang dicantumkan dalam tabel di bawah ini.
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran 3.1 Menggali informasi tentang
konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual (gambar, film)
Mencari dan menemukan informasi penting tentang konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual (gambar, film) Menyampaikan hasil temuan berdasarkan
informasi tentang konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari secara lisan, tulis, dan visual (gambar, film) dengan menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif
Detil/Tambahan BPKP:
-Melatih hal terkait cerita (kosakata, cerita ulang isi cerita, perasaan tokoh, urutan kejadian, sebab-akibat, memberikan pendapat, menjalankan diskusi, membedakan hal penting dari yang tidak penting)
-Bisa mengelompokkan kata -Mencari tahu tujuan tulisan -Mengerti teks prosedur 4.1 Menyajikan hasil informasi
tentang konsep perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk lisan, tulis, dan visual menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif
Tema ini paling jelas di RPP 41-60, dan RPP 101-140.
3.2 Menggali informasi tentang sumber dan bentuk energi yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual (gambar, film)
Mencari dan menemukan informasi penting tentang sumber dan bentuk energi yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual (gambar, film)
Mempresentasikan hasil penggalian informasi tentang konsep sumber dan bentuk energi dalam bentuk tulis dan visual dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Detil/Tambahan BPKP:
-Menggunakan: dari mana, di mana, ke mana. -Menggunakan kata tanya.
-Tahu istilah kata, kalimat, paragraf dan tanda baca
4.2 Menyajikan hasil penggalian informasi tentang konsep sumber dan bentuk energi dalam bentuk tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Tema ini paling jelas di RPP 1-20
3.3 Menggali informasi tentang perubahan cuaca dan pengaruh-nya terhadap kehidup-an
manusia yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual
Mencari informasi penting tentang perubahan cuaca dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual (gambar, film)
Mempresentasikan hasil penggalian informasi tentang konsep perubahan cuaca dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam bentuk tulis dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Tema ini paling jelas di RPP 1-20 4.3 Menyajikan hasil penggalian
informasi tentang konsep perubahan cuaca dan
xv 3.4 Mencermati kosakata
dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual (gambar, film)
Menggali dan menemukan kosakata dalam teks tentang konsep, ciri-ciri, kebutuhan
(makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang ada di
lingkungan setempat yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, dan visual (gambar, film)
Menggunakan kosakata dalam teks tentang konsep, ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan
makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat dalam bentuk lisan dan tulisan
Mempresentasikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
• Detil/Tambahan BPKP: -Mendeskripsikan hewan -Mendeskripsikan ciri-ciri fisik 4.4 Menyajikan laporan tentang
konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Tema ini paling jelas di RPP 21-60 dan RPP 141-121-60
3.5 Menggali informasi tentang cara-cara perawatan tumbuhan dan hewan melalui wawancara
Mengidentifikasi informasi tentang cara-cara perawatan tumbuhan dan hewan melalui wawancara
Menemukan informasi penting tentang cara-cara perawatan tumbuhan, lingkungan dan hewan melalui wawancara
Mempresentasikan hasil wawancara tentang cara-cara perawatan tumbuhan dan hewan dalam bentuk tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Detil/Tambahan BPKP:
-Belajar cara wawancara dan lapor hasilnya -Mengilustrasikan cerita yang didengarkan -Bisa berdialog teleponan
4.5 Menyajikan hasil wawancara tentang cara-cara perawatan tumbuhan dan hewan dalam bentuk tulis dan visual (gambar, film) menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Tema ini paling jelas di RPP 21-60 dan RPP 141-121-60
3.6 Mencermati isi teks
informasi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat
Mengidentifikasi isi teks informasi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat
Menemukan informasi penting tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat
berdasakan sajian tertulis
Menyusun informasi penting menjadi sebuah ringkasan tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat secara tertulis
Detil/Tambahan BPKP:
-Menentukan ide utama per paragraf -Menulis paragraf
xvi
3.7 Mencermati informasi tentang konsep delapan arah mata angin dan pemanfaatannya dalam denah dalam teks lisan, tulis, dan visual(gambar, film)
Mengidentifikasi informasi tentang konsep delapan arah mata angin dan pemanfaatannya dalam denah yang disajikan secara lisan, tulis, dan visual(gambar, film)
Menyajikan konsep delapan arah mata angin dan pemanfaatannya dalam denah dalam bentuk tulis dan visual(gambar, film)dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Detil/Tambahan BPKP:
-Mengilustrasikan cerita yang didengarkan -Bisa mengerti jurnal
4.7 Menjelaskan konsep delapan arah mata angin dan
pemanfaatannya dalam denah dalam bentuk tulis dan visual (gambar, film) menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
3.8 Menguraikan pesan dalam dongeng yang disajikan secara lisan, tulis, dan visual (gambar, film) dengan tujuan untuk kesenangan
Mengidentifikasi pesan dalam dongeng yang disajikan secara lisan, tulis, dan visual (gambar, film) dengan tujuan untuk kesenangan
Menyajikan pesan yang terdapat dalam dongeng sebagai bentuk ungkapan diri dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Menerapkan isi pesan yang terdapat dongeng dalam kehidupan sehari-hari
Detil/Tambahan BPKP: -Belajar introduksi, isi, penutup -Menulis paragraf
-Menentukan judul untuk cerita
-Menyebutkan hal yang tidak tertulis dalam cerita berdasarkan konteks kosakata baku dan kalimat efektif
Tema ini paling jelas di RPP 81-95
3.9 Mencermati lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambang negara) beserta artinya dalam teks lisan, tulis, dan visual(gambar, film)
Mengidentifikasi lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambang negara) beserta artinya dalam teks lisan, tulis, dan visual(gambar, film)
Mempresentasikan hasil identifikasi tentang lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambang negara) beserta artinya dalam bentuk visual (gambar, film) dan tulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Menanggapi presentasi kelompok lain untuk menguatkan pengetahuannya
4.9 Menyajikan hasil identifikasi tentang lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan
lambang negara) beserta artinya dalam bentuk visual (gambar, film) dan tulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
Tema ini paling jelas di RPP 121-140
3.10 Mencermati ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah
(sederhana) dalam teks tulis.
Mengidentifikasi ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) dalam teks tulis.
Menggunakan ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) sebagai bentuk ungkapan diri dengan
xvii 4.10 Memeragakan ungkapan
atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) sebagai bentuk ungkapan diri menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif yang dibuat sendiri
Tema ini paling jelas di RPP 1-20, 61-80, 161-195
yang dibuat sendiri
Detil/Tambahan BPKP:
-Menceritakan pengelaman pribadi
-Mendeskripsikan sifat dan karakter tokoh cerita -Menggunakan kalimat sapaan
-Membaca cerita dengan intonasi yang baik -Bisa prediksi akhir cerita
-Bisa tulis akhir cerita yang mengejutkan -Bisa membedakan fakta dan opini
-Bisa membedakan saran dan pendapat -Menentukkan masalah-solusi
Kompetensi Tambahan BPKP: 3.11 Mencermati tata bahasa dalam kalimat/teks
Mencermati bentuk surat Mengerti idiom/peri bahasa Mengerti puisi
4.11 Menyajikan tata bahasa yang benar
Menyajikan surat
Menggunakan huruf kapital Mengeja dengan benar
Tata bahasa:
-Mengerti kata kerja dengan di- dan ter- -Mengerti kata kerja dengan meny- -Mengerti kata kerja dengan –kan
-Mengerti kata kerja dengan menye-, meng-, -kan, dan -i
-Mengerti kata kerja dengan akhiran –an, yang membentuk kata benda
-Mengerti kata kerja dalam bentuk: sudah terjadi, sedang, akan
-Menggunakan akhiran –nya
-Mengerti kata ganti milik dengan tambahan -ku dan -mu
-Mengerti -kan, -lah dan kah -Mengerti kata dengan awalan pe- -Mengerti ajakan ayo, mari, yuk
-Mengerti kata: ingin, harap, minta, mohon, mau -Mengerti kata ulang tidak murni (bauh-buahan) -Menggunakan kata ganti orang (kami, kita, mereka, aku, dong, dsb.)
-Memasukan kata sifat ke dalam kalimat
-Mengerti kata intensitas (selalu, kadang, jarang) -Memakai kata penghubung (dan, atau, tetapi, dsb) -Mengerti kata urutan (pertama, kedua, terakhir) -Tahu beberapa sinonim-antonim
-Mengerti beberapa idiom/peri bahasa -Mengerti arti puisi
-Mengerti struktur puisi (akronim, bebas, pantun) -Bisa persingkat/perpanjang kalimat
-Menggunakan huruf kapital -Mengerti fungsi tanda kutip ,”…”
-Menulis kalimat langsung tanpa tanda kutip -Bisa mengeja kata dengan au/ai, ng/ny, -h -Mampu membaca 75 kata per menit pada akhir semester 1
xviii
Dapat terlihat bahwa Buku Paket Kontekstual Papua bertujuan untuk mencapai keterampilan yang dalam dan spesifik.
Kompetensi yang telah diajarkan pada kelas 2, semester 2 Bulan 6 Buat akhir cerita.
Bedakan hal penting/kurang penting. Membuat kesimpulan cerita.
Belajar kata ganti orang. Huruf kapital pada nama orang. Mengeja kata dengan ny/ng. Bulan 7: Menebak/menjelaskan perasaan
tokoh cerita.
Sebut urutan kejadian.
Belajar mind mapping (kelompok kata) Memohon dengan sopan.
Belajar antonim.
Kenalkan istilah: kata, kalimat, paragraf, tanda baca, judul. Mengerti kalimat pasif.
Huruf kapital pada nama tempat. Mengeja kata dengan -h / tanpa -h. Bulan 8: Mendengar puisi.
Mengaitkan pengalaman sendiri dengan cerita + refleksi.
Menilai teks, apakah suka, dan beri alasan.
Pilih arti kata/kalimat yang tepat.
Huruf kapital pada nama hari dan bulan.
Awalan mem- dan men- Belajar kata ulang.
Mengerti kata akhiran -an. Belajar kata penghubung. Bulan 9: Cara diskusi.
Bisa tukar informasi.
Memberi pendapat tentang peristiwa. Tulis penjelasan di samping gambar. Melatih wawancara.
Menulis hasil wawancara. Huruf kapital di hari raya. Awalan -ter.
Kata tunjuk (ini, itu, di sana, begini). Kata kerja dengan awalan meng-. Bulan 10: Bisa baca cepat (>40 kata per menit)
Mengerti bacaan berita di radio.
Mengerti instruksi menggunakan alat transportasi.
Kompetensi yang termuat dalam buku ini, kelas 3, semester 1
Setelah bulan 1 hanya pokok baru disebut. Hal lama tetap diulang berlahan-lahan. Bulan 1
(tema: lingkungan)
Membaca cerita-cerita dengan pengertian penuh.
Melatih hal terkait cerita (kosakata, cerita ulang isi cerita, perasaan tokoh, urutan kejadian, sebab-akibat,
memberikan pendapat, menjalankan diskusi, membedakan hal penting dari yang tidak penting.)
Bisa mengelompokkan kata.
Menggunakan: dari mana, di mana, ke mana. Menggunakan kata tanya. Tahu istilah kata,kalimat, paragraf, dan tanda baca.
Mengerti kata dengan di-.
Mengerti kata kerja dengan akhiran -an, yang membentuk kata benda. Menggunakan akhiran -nya, Bulan 2
(tema: tumbuhan)
Tentukan ide utama per paragraf. Menggunakan huruf kapital.
Bisa mengeja kata dengan au/ai/ua. Belajar introduksi, isi, penutup. Bulan 3
(tema: hewan)
Menulis paragraf.
Mengilustrasikan cerita yang didengarkan.
Tentukan judul untuk cerita. Mendeskripsikan hewan.
Anak tahu pembuka, isi dan penutup dalam teks bacaan.
Memberikan saran. Bisa mengeja kata dengan ng/ny.
Mengerti kata ganti milik dengan tambahan -ku dan -mu.
xix Bulan 4
(tema: pengalaman berkesan)
Menceritakan pengalaman pribadi. Mendeskripsikan sifat tokoh cerita. Mendeskripsikan ciri-ciri fisik. Menjelaskan karakter tokoh cerita. Menulis paragraf.
Belajar wawancara dan lapor hasilnya. Memperkenalkan bentuk surat. Menggunakan kalimat sapaan. Mengajar kata kerja dengan awalan meny-.
Bulan 5
(tema: budaya, cerita rakyat)
Menyebut hal-hal yang tidak tertulis dalam cerita berdasarkan konteks. Main drama.
Mendiskusikan pesan moral.
Membaca cerita dengan intonasi yang baik.
Mengerti fungsi tanda kutip, “....”
Kompetensi yang termuat dalam buku berikut, kelas 3, semester 2 Bulan 6
(tema: sejarah)
Mencari tahu tujuan tulisan. Bisa prediksi akhir cerita. Bisa tarik simpulan.
Menulis kalimat langsung, tanpa tanda kutip.
Mengerti kata kerja dengan -kan. Bisa mengeja kata yang pakai -h.
Menggunakan kata ganti orang (kami, kita, mereka, aku, dong, dsb).
Mengerti kata intensitas (selalu, kadang, jarang, dsb).
Memakai kata penghubung (dan, atau, tetapi, dsb).
Bulan 7
(tema: budaya, seni)
Bisa bedakan fakta dan opini. Mengerti teks prosedur.
Bisa bedakan saran dan pendapat.
Mengerti kata urutan (pertama, kedua, terakhir)
Mengerti kata kerja dengan menye-, meng- dan -kan.
Mengerti -kan, -lah dan kah. Mengerti ajakan ayo, mari, yuk. Mengerti kata dengan awalan pe-. Bulan 9
(tema: bekerja untuk hidup )
Tulis akhir cerita yang mengejutkan. Bisa berdialog teleponan.
Membedakan kata kerja dalam bentuk: sudah terjadi, sedang, akan. Mengerti kata: ingin, harap, minta, mohon, mau.
Tahu beberapa sinonim-antonim. Mengerti kata ulang tidak murni (buah-buahan)
Mengerti kata kerja dengan di- dan ter-.
Mengerti kata dengan akhiran –i. Mengarti akhiran –an.
Bulan 10
(tema: nilai moral)
Mengerti idiom/peri bahasa Mengerti arti puisi.
1 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
Kota Merauke
(1)
Merauke adalah kota yang paling Timur di
Indonesia. Kota ini dekat dengan
perbatasan
negara
Papua Nugini. Dulu orang
Eropa
membagi Papua menjadi
dua bagian dengan perbatasan di 14. Perbatasan ini dulu
tidak ada arti sama sekali karena orang Papua pakai
batas suku yang tidak sesuai dengan batas negara.
(2)
Tahun 1891, orang Inggris di
PNG
mengeluh
kepada pemerintah Belanda kalau orang
Sarire
biasa
bunuh suku-suku yang ada di bawah
kuasa
Inggris.
Menurut adat mereka bunuh musuh dan potong kepala,
kemudian anak mereka dapat nama dari orang yang
dibunuh. Akhirnya orang Belanda buka
pos
pemerintahan
di Merauke. Sebenarnya mereka ingin membuka pos lebih
dekat dengan orang di Sarire, tetapi di situ tidak ada
tempat yang cocok untuk kasih sandar kapal-kapal.
(3)
Kota Merauke
didirikan
tahun 1902. Merauke
lain tebang pohon banyak. Mereka takut nanti tidak bisa
mencari makanan di hutan, tanah tidak
subur
, binatang
bisa
punah
dan tanah mereka nanti menjadi milik orang
lain.
(5)
Kota Merauke punya cerita yang menarik dari
tahun 1892. Pada saat kapal pos berada di dekat Serari,
beberapa perahu datang dengan orang Papua. Mereka
membawa Dokter Montague. Ini cerita dr. Montague,
perbatasan : batas
Eropa :nama
benua/tempat
PNG : negara Papua
Nugini
mengeluh : lapor karena tidak senang
didirikan :dibangun
muatan :barang yang diisi dalam kapal
subur :tidak kering
punah :semua habis dan tidak ada lagi
Pemerintah Belanda dulu mengajak orang Jawa untuk membuat sawah di Merauke karena tanah di Merauke luas dan subur. Mereka
menggunakan irigasi dalam jumlah besar. Masyarakat asli Papua di Merauke dari dulu biasa makan sagu, tetapi sekarang sering makan nasi.
PELAJARAN 101a
“
Saya seorang dokter. Saya baru tinggal satu bulan
dengan masyarakat di Morehead River (PNG), sekitar 50
kilometer dari perbatasan. Tiba-tiba saya dengar orang
berteriak dan saya melihat keluar. Di situ ada ratusan
orang
yang sudah siap untuk berperang. Mereka sudah
kejar suku saya dan membunuh satu orang. Waktu
mereka melihat saya, mereka bingung dan berhenti.
Mereka ambil semua barang rumah dan putuskan untuk
tunjuk saya ke istri-istri mereka. Setelah itu saya tinggal
cukup lama di kampung mereka. Saya belajar bahasa
mereka. Saya dijaga baik sekali dan tidak bisa melarikan
diri. Setelah beberapa bulan mereka
jadi lebih ramah.
Saya membagikan Injil dan mengajarkan mereka
bagaimana
tingkah
laku
yang baik. Walaupun mereka
tidak berpakaian lengkap, mereka gunakan banyak
waktu untuk menghias tubuh dengan cat, hias hidung
dan rambut. Orang-orang ini tidak miskin, mereka punya
babi, anjing, banyak sagu, singkong, tebu dan hampir
tiap laki-laki mempunyai kapak dan pisau. Mereka
semua pakai satu bahasa dan saya tidak mengalami
kesulitan untuk belajar bahasa mereka. Saya membuat
catatan yang isinya tentang kata-kata paling penting
seperti kamus kecil.
(6)
Sayang sekali penyakit lepra meningkat dan
juga ada penyakit beri-beri. Saya ingin sekali kembali ke
daerah ini untuk
melanjutkan pekerjaan saya. Suku ini.
Waktu saya tinggal bersama suku ini saya cukup ragu
apakah saya bisa bertemu dengan orang Eropa lagi,
karena penduduk di sini bilang bahwa hanya 5 kapal
telah lewat kampung mereka. Setelah ke luar,
pemerintah Belanda tidak ijinkan saya kembali ke
Merauke.”
tingkah laku : sikap orang
lepra : kusta (badan banyak luka-luka)
beri-beri : penyakit yang disebabkan karena kurang viamin C
melanjutkan : teruskan
penduduk : orang-orang yang tinggal di orang-orang yang ada di bawah pemerintahan Inggris?
2. Mengapa Dokter Montague mau belajar bahasa daerah?
3. Menurut kalian, bagaimana perasaan Dr. Montague melihat orang-orang yang kena penyakit lepra dan beri-beri?
4. Menurut kalian apakah Dokter Montague
melanjutkan pekerjaan di Merauke?
Orang Merauke (suku Marind) di kebun kelapa. Foto: Merauke en wat daaraan vooraf ging.
3 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
A.
Pilih kata kerja yang cocok.
Contoh:
(tapiskan/cucikan) Lia, tolong ……. sayur.
Lia, tolong cucikan sayur.
1.
(bawakan/masakkan)
Seki, ……. tas saya.
2.
(potongkan/tanamkan)
Mama, tolong ……. roti.
3.
(bawakan/carikan)
Bapak, jangan lupa …….
tebu dari Merauke.
4.
(bacakan/pasangkan)
Adik, tolong
……. surat ini.
5.
(masakkan/ikatkan)
Seli, ……. tali di pohon kelapa.
6.
(belikan/tuliskan)
Ronal, tolong
……. sayur di pasar.
7.
(pasangkan/tanamkan)
Kakak, tolong
……. tali di tiang.
8.
(tanamkan/bawakan)
Bapak minta Lia
……. singkong di kebun.
9.
(tuliskan/potongkan)
Mama, tolong ……. nama kota Merauke.
10.
(cabutkan/cucikan)
Om, jangan lupa ……. rumput di sawa.
11.
(jatuhkan/jauhkan)
Bapak, ……. air panas dari adik.
12.
(tapiskan/jatuhkan)
Mama berpesan supaya kakak ……. tepung sagu.
13.
(gorengkan/potongkan)
Nenek, tolong ……. tebu pakai pisau.
14.
(dengarkan/ siapkan)
Meri, ……. makanan untuk adik.
15.
(naikkan/tuliskan)
Erik,
……. nama
Dr. Montague di buku.
B. Baca dan
tulis kata
yang ada
huruf -h
dalam buku
tulis.
PELAJARAN 102a
Kalau kita tambahkan akhiran
‘
-kan
’
berarti:
1. Kita yang melakukan untuk
orang lain.
2. Kita sendiri melakukan sesuatu
dengan sungguh-sungguh.
sore
darah
kami
dari
bawah
kata
kasih
sudah
lama
putih
luka
bawa
basah
bisa
baca
buah
Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2 4
C. Baca kata-kata yang ada huruf -h di akhir kata.
Baca kata-kata yang ada huruf -h.
Aceh
Cara membedakan 3 bentuk kata: Bawah: Bunga tumbuh di bawah pohon. Bawa: Tolong bawa makanan.5 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
Damai
(1)
Dari dulu di Papua ada perang suku dan itu
susah
untuk berhenti. Kalau satu suku mau berhenti, belum tentu
suku yang di
sebelah
mau karena rasa
dendam
sangat
kuat. Mereka bilang bahwa roh orang yang sudah mati
meminta mereka untuk harus membalas dendam. Kalau
mereka tidak belas dendam, roh orang mati akan
mengganggu suku mereka.
(2)
Ada suku Yahrai dan Awyu yang tinggal di bagian
Selatan Papua. Mereka dulu selalu berperang, hal ini baru
mulai berubah waktu pemerintah Belanda melarang
perang suku dan meminta mereka untuk menghentikan
perang. Ada guru-guru yang mulai mengajar tentang
Tuhan di kampung-kampung. Tahun 1951 dibangun
pondok
-pondok untuk 5000 orang Yahrai dan 1000 orang
untuk suku Awyu. Hari itu acara luar biasa, banyak orang
menghias tubuh mereka dengan bulu burung kasuari dan
burung kakaktua. Mereka semua pegang tombak.
Tombak dari orang Yahrai dihias berbeda daripada
tombak orang Awyu yang pakai burung kasuari. Ribuan
orang itu berbicara dengan suara yang pelan karena
tifa-tifa berbunyi keras dan membuat suasana
ngeri
. Polisi-polisi
khawatir dan pegang senjata dengan
tegap
, tetapi
kepala-kepala perang mengatur
pasukan
mereka dengan
baik. Semua orang mendengarkan dengan baik pada
saat
pemimpin
bawa
berpidato
.
Pasukan
selalu
melakukan perintah dari kepala perang. Saat mereka
mendengar
perintah ‘maju’ mereka maju, tetapi
saat
disuruh mundur, mereka mundur.
(3)
Tiba-tiba ribuan pasukan dari suku Yahrai mulai
bergerak. Mereka mulai mengelilingi suku Awyu. Tifa-tifa
dipukul dan mereka tiup kerang triton. Semua orang
menakutkan : buat takut
ngeri : takut
tegap : berdiri lurus
pasukan : tentara
pemimpin : orang yang
ditunjuk untuk jadi ketua
pidato : bicara di depan
banyak orang
ribuan : 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, dst
Gambar baju adat laki-laki suku Awyu.
PELAJARAN 103a
Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2 6
tetapi lama-lama lebih cepat. Mereka seperti
menyerang
maju, tetapi setelah itu mundur lagi. Mereka
membuat seperti ular yang punya ekor panjang.
Tiba-tiba mereka maju menyerang,
sambil berteriak. Semua
kaki mereka membuat tanah bergoyang. Suku Yahrai
mengangkat tombak dan lari ke suku Awyu. Debu naik,
bunyi tifa sangat keras, kerang triton dan diatas itu ada
suara orang-orang yang masih berteriak. Suku Awyu tidak
bergerak, mereka berdiri diam seperti
patung
.
(4)
Dengan
jarak
dua meter dari orang Awyu
pasukan suku Yahrai melempar tombak ke dalam tanah,
mereka pegang bagian atas dan
mematahkan
tombak
itu. Mereka juga
hancurkan
perisai
dan tiba-tiba semua
diam. Suku Yahrai yang tadi seperti naga, sekarang diam
seperti patung. Tidak ada dua kelompok pasukan lagi
karena semua
membaur
. Mereka semua saling peluk dan
pemimpin suruh orang-orang untuk
membagikan
sagu.
Sementara
itu, kepala-kepala perang duduk di
tengah-tengah sambil cerita dan tertawa bersama.
(5)
Pada akhirnya orang-orang tidak bermusuhan
lagi karena mereka mengenal Tuhan.
menyerang : maju lawan
patung : manusia
mematahkan : kasih patah
perisai : benda untuk
peleh supaya tidak kena panah
membaur : duduk
sama-sama tidak ada yang beda
membagikan : kasih
sementara : tidak lama
bermusuhan : tidak mau hidup damai
agama : ajaran
tentang Tuhan
1. Bagaimana sifat orang-orang Awyu dan Yahrai? 2. Menurut kalian bagaimana
pendapat pemerintah Belanda melihat suku Awyu dan Yahrai yang suka berperang?
3. Menurut kalian apa yang akan terjadi dengan mereka, kalau tidak belajar tentang Tuhan?
perisai
suku
Yahrai
7 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
A. Tulis kalimat langsung. Tambahkan tanda koma, tanda petik dan huruf kapital.
Contoh:
Bapak berkata kita tidak boleh balas dendam.
Bapak berkata, “Kita tidak boleh balas dendam.”
1.
Guru menjawab dua suku yang berperang.
2.
Anak menjawab suku yahrai dan suku awyu berperang.
3.
Andi berpesan jangan berperang.
4.
Bapak berpesan jangan main tombak.
5.
Bapak berkata orang kasih bunyi tifa-tifa.
6.
Mama berkata saya tidak mau nonton orang perang.
7.
Paman berpesan hias badan pakai bulu kasuari.
8.
Andi menjawab saya mau berdamai dengan teman.
1. Pemerintah Belanda
…….. masyarakat yang sedang perang.
2. Pemimpin minta
……..
tombak supaya tidak perang.
3. Dewi diminta ……..
pidato di depan orang banyak.
4. Pasukan
……..
perintah dari pemimpin.
5. Bapak minta Oni ……..
tombak di tanah.
6. Pemimpin minta pasukan untuk saling ……..
supaya damai.
7. Pemimpin minta pasukan
……..
sagu.
B. Isi kata
kerja
yang
cocok
ke
dalam
kalimat.
buatkan
hentikan
ambilkan
hancurkan
Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2 8
3. Kalian bisa tanya arti
kata yang kalian
tidak mengerti
kepada teman atau
guru.
Peribahasa
Ada rotan, ada duri.
9 Bahasa Indonesia kelas 3 semester 2
Manokwari
(1)
Manokwari adalah kota yang terletak di provinsi
Papua Barat di
teluk
Doreri.
Jumlah
penduduk di sana
kira-kira 100.000 orang. Di sekitar Manokwari, khususnya
di pegunungan Arfak, ada hutan hujan yang lebat.
Dekat kota Manokwari ada Gunung Meja. Kita harus
lewat hutan untuk ke Gunung Meja dan di atas gunung
itu ada
monumen
yang dibangun oleh orang Jepang
waktu Perang Dunia Kedua. Dari Gunung Meja,
pemandangan kota dan teluk sangat bagus.
(2)
Pegunungan Arfak ada di bagian Selatan.
mengerami telur-telur dan membesarkan anak-anaknya
sendiri.
(3)
Manokwari adalah salah satu kota yang paling
tua di Papua.
Pemerintah
Belanda mendirikan pos-pos
pemerintahan
pertama di Fak-fak dan Manokwari.
Waktu itu kota Manokwari adalah ibu kota Papua, tetapi
setelah semua
bangunan
di kota Manokwari rusak
akibat Perang Dunia Kedua, akhirnya Jayapura menjadi
ibu kota. Pada tahun 2003
,
Papua di bagi menjadi dua
provinsi: Papua Barat dan Papua. Mulai saat itu
Manokwari menjadi ibu kota provinsi Papua Barat.
(4)
Kota
Manokwari dapat masukan uang dari
penjualan kayu, buah-
buahan dan ikan. Manokwari
juga dikenal sebagai Kota Injil, karena dekat dengan
Pulau
Mansinam
, tempat misionaris pertama tiba. Hari
jadi Kota Manokwari adalah 8 November 1898.
teluk : bagian laut yang menuju keluar jumlah : banyaknya monumen : bangunan
supaya ingat hal penting
perunggu : berkilau
pemerintahan : segala urusan di lakukan oleh pemerintah atau Negara
bangunan : gedung-gedung penjualan : cara/proses jual
barang
Mansinam : nama tempat di Manokwari
PELAJARAN 105a
Bahasa Indonesia kelas 3 semester 2 10
Ottow meninggal pada tahun 1862 di Manokwari dan dikubur di sana. Di atas
Pulau Mansinam disebut juga sebagai Pulau Doreh. Pulau ini hanya sekitar 15
menit dari kota Manokwari lewat laut. Pada tanggal, 5 Februari 1855 misionaris
pertama mendarat di sana. Misionaris pertama yang mendarat di Manokwari adalah
Ottow dan Geissler. Mereka tidak dapat bantuan uang dari orang lain sehingga harus
bekerja sambil menyampaikan Injil. Hidup mereka penuh tantangan.
Ottow meninggal pada tahun 1862 di Manokwari dan dikubur di sana. Di atas
nisannya tertulis kata-kata,
“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
percaya.”
Geissler pulang karena sakit dan meninggal di Jerman. Setelah penginjilan
di Papua selama 25 tahun, hanya ada 20 orang yang dibaptis, tetapi dalam waktu
yang sama 25 misionaris dan anggota keluar
g
anya meninggal.
PELAJARAN 105b
Peribahasa
Anak panah sudah terlepas dari busurnya, tak dapat dikembalikan lagi.
11 Bahasa Indonesia kelas 3 semester 2
B. Tulis kalimat langsung. Tambahkan tanda petik dan huruf kapital.
Contoh:
Ronal bertanya berapa jumlah penduduk di kota Manokwari?
Ronal bertanya, “
Berapa jumlah penduduk di kota
Manokwari?”
1.
lia berkata, kapal berhenti di teluk doreri.
2.
erik berkata, bulu burung jantan ada yang berwarna ungu.
3.
bapak berkata, ada monumen yang dibangun oleh orang jepang.
4.
tete berkata injil pertama kali masuk di pulau mansinam.
5.
lia berkata, pemerintah belanda bangun pos di fak-fak.
A. Pilih paragraf pembuka, isi dan penutup dari cerita Manokwari.
1. Di mana paragraf pembuka?
a.
Kedua
b.
Ketiga
c.
Pertama
2. Di mana paragraf isi?
a.
Pertama dan keempat
b.
Kedua dan ketiga
c.
Pertama dan ketiga
3. Di mana paragraf penutup?
a.
Kedua
b.
Ketiga
c.
Keempat
Bahasa Indonesia kelas 3 semester 2 12
D. Saat Perang Dunia kedua hampir semua bangunan di Manokwari rusak akibat
perang. Diskusi dengan teman tentang gambar. Kalian bisa tanya teman dengan
pertanyaan yang di bawah.
1. Menurut kamu mengapa rumah-rumah ini rusak?
2. Menurut kamu mengapa orang senang berperang?
3. Menurut kamu apakah ada hal baik, kalau orang berperang?
4. Apa dampak kalau orang berperang?
C. Pilih kata yang ada huruf
–
h dan tulis
dalam buku tulis.
lari
jauh
patah
lupa
marah
tujuh
tambah
sore
kata
lebah
batu
basah
bisa
putih
merah
sudah
salah
sama
satu
kasih
13 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
Lukisan di Teluk Berau
Menurut cerita rakyat di teluk Berau, dulu ada
laki-laki yang mempunyai dua istri. Satu istri kulitnya hitam dan
satu lagi putih. Mereka datang dari Timur dan jalan ke
Barat. Pada awalnya mereka buta dan untuk jalan mereka
harus bisa meraba dengan tangan dan kaki, tetapi waktu
mereka sampai di Teluk Berau, mata mereka mulai terbuka
dan secara pelan-pelan mereka bisa melihat. Teluk Berau
ada di bagian Utara dari kabupaten Fak-Fak. Mereka
tinggal di situ dan menjadi nenek moyang semua manusia.
Omimin, perempuan yang putih, tidak tinggal di Teluk
Berau, tetapi dia pindah ke arah Barat. Di situ dia
melahirkan anak-anak yang kemudian menjadi nenek
moyang orang Barat. Sebelum Omimin pergi, dia gambar
semua lukisan di tempat itu. Dia gambar: kaki, tangan dan
semua makanan yang dia makan dalam perjalanan.
Di bagian Utara di teluk Berau, ada satu tempat
yang sedikit lebih besar yaitu kota Kokas. Kapal yang besar
bisa datang dan berhenti di kota Kokas. Antara Kokas dan
kota Goras ada karang yang
terjal di pinggir laut
sepanjang sekitar 30 kilometer. Tinggi karang itu sampai 40
meter dari air laut. Kadang tebing karang terpisah dan di
sekitar pantai ada kampung-kampung yang rapi. Dinding
rumah mereka terbuat dari gaba-gaba
dan atapnya dari
daun kelapa atau daun sagu.
Di pinggir laut ada gua dari karang. Dulu
masyarakat selalu kubur orang yang mati di dalam gua.
Mereka dikubur di bawah tumpukan batu-batu atau
dalam kotak berbentuk perahu. Jauh sebelumnya ada
orang lain yang tinggal di gua. Saat Perang Dunia Kedua
masyarakat juga tinggal di gua itu untuk cari perlindungan.
buta : tidak bisa melihat meraba : sentuh dengan
tangan terjal : bentuk batu
tegak lurus. Kalau orang mau naik harus hati-hati. gaba-gaba : daun-daun tumpukan : susun ke atas perlindungan : tempat yang
aman untuk sembunyi
Hasil sablon tangan dan ikan pada dinding di Teluk Berau.
Foto: www.tui-berlin.de/festival-der-exotik-von-bali-nach-neukaledonien.
bumerang :
kura-kura :
abstrak : tidak berbentuk benda nyata jamur :
Ada gambar-gambar di dinding karang gua itu.
Beberapa masyarakat berkata bukan nenek moyang
mereka yang menggambar
, tetapi roh-roh. Mereka
berkata begitu, karena ada yang menggambar di
tempat yang tinggi sekitar 30 meter di atas laut dan tidak
ada jalan untuk naik. Gambar-gambar itu ada yang
sudah berumur ribuan tahun. Tidak ada yang tahu, siapa
yang menggambar. Apakah orang Papua pertama yang
tinggal di sana? Mereka gambar tangan, kaki, kadal,
bumerang, ikan,
kura-kura dan juga banyak gambaran
yang
abstrak. Banyak gambar sekarang mulai kurang
jelas, karena kena air,
jamur atau kadang ada orang
yang merusaknya.
Gua di Teluk Berau
PELAJARAN 106b
Peribahasa
Bagai katak dalam tempurung.
15 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
Baca cara tulis kalimat tidak langsung.
1. Kalimat yang tidak langsung diucapkan oleh orang lain.
2. Tidak ada tanda kutip.
3.
Sering pakai kata “bahwa”.
Contoh:
Ibu berkata, “Kita tidak boleh balas dendam.”
Ibu berkata bahwa kita tidak boleh balas dendam.
A. Kerjakan soal tentang kalimat tidak langsung bersama guru. Tambahkan kata
bahwa
.
Contoh:
1. Meri cerita,
“
Ini cara membuat sablon tangan
?”
Meri cerita bahwa ini cara membuat sablon tangan?
2.
Oni berkata, “Di gua ada lukisan bumerang.”
Oni berkata bahwa di gua ada lukisan tentang bumerang.
1.
Bapak berpesan,
“K
ura-kura harus dijaga dengan baik!
”
2.
Lia berkata, “Tidak perlu merasa malu, kalau tidak bisa melihat.”
3.
Tete berkata,
“K
alau mau naik karang yang terjal kamu harus hati-hati.
”
4.
Erik menjawab,
“M
ereka dikubur di bawah tumpukan batu
.”
5.
Pak g
uru berkata, “Jamur bisa merusak lukisan.”
6.
Seli berpesan,
“Buat atap dari gaba
-
gaba.”
B. Kerjakan soal kalimat langsung bersama guru. Tambahkan tanda kutip dan koma.
Contoh:
Guru berkata di pinggir laut ada gua dari karang.
Guru berkata, “D
i pinggir laut ada gua
dari karang.”
1. Guru pesan jangan ada yang melukis di dinding.
2. Oni menjawab dia yang melukis.
3. Guru berpesan jangan lupa selalu latihan melukis!
4. Bapak berkata terima kasih untuk orang yang bawa gaba-gaba.
5. Andi menjawab dia yang membawa gaba-gaba.
6. Mama berkata lukisan kita harus jaga dengan baik.
7. Paman berpesan untuk hias badan pakai bulu kasuari.
C. Tulis kata kerja yang sesuai dengan kalimat.
Contoh:
(melaporkan/mendirikan)
Pemerintah
mendirikan
gedung untuk
melukis.
1.
(hentikan/menyiapkan)
Erik
…………
tali untuk naik di tempat yang terjal.
2.
(dengarkan/ambilkan)
Seli tolong
…………
alat untuk melukis
3.
(mendirikan/membacakan)
Bapak
…………
tempat perlindungan.
4.
(meluruskan/melemparkan)
Joni
…………
bumerang.
5.
(membawakan/membiarkan) Bapak
…………
jamur dari hutan.
6.
(merasakan/memberikan)
Lia
…………
kura-kura makanan.
D. Baca kata-kata yang ada huruf -h di pelajaran 102 berdua dengan teman.
17 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
B. Kerjakan soal tentang kalimat tidak langsung bersama guru. Tambahkan kata bahwa.
Contoh: Mama berkata
, “
Kita akan pergi ke Fak-Fak
.”
Mama berkata bahwa Kita akan pergi ke Fak-Fak.
1. Guru berkata
, “
Anak-anak semua melukis sebuah kadal.
”
2. Siswa-siswa
menjawab, “
Kami tidak bisa
melukis.”
3.
Andi berkata, “Mama sudah belikan baju berwarna putih.”
4.
Bapak berpesan, “Erik jangan lupa bawa alat untuk melukis!”
5.
Lia berkata, “
Di Fak-Fak ada
lukisan.”
A. Kalimat langsung. Tambahkan tanda koma dan tanda kutip.
Contoh: Meri berkata saya tidak mau tinggal di Teluk Berau.
Meri berkata, “Saya tidak mau tinggal di Teluk Berau.”
1. Andi bertanya apakah bapak tahu tentang lukisan yang ada di batu?
2. Guru berpesan anak-anak jangan lupa latihan melukis di rumah.
3. Adik berkata saya mau tinggal di rumah yang pakai gaba-gaba.
4. Mama menjawab semua lukisan yang ada di batu itu pasti punya arti.
C. Tanyakan teman sebangku tentang kebiasaan dia.
Setelah itu, tulis kalimat dengan kata yang dipilih.
Contoh: Saya (tidak pernah/kadang/selalu melukis.
Saya tidak pernah melukis.
1. Saya (kadang/selalu) mandi.
2. Saya (selalu/jarang) sikat gigi.
3. Saya (selalu/kadang) makan.
4. Saya (sering/selalu) minum.
5. Saya (tidak pernah/jarang) belajar.
D. Pilih satu gambar dan tulis cerita sesuai dengan gambar itu.
Gunakan kata: selalu, sering, kadang, jarang, tidak pernah.
1
2
3
4
19 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
A. Dikte. Tulis kata-kata yang guru baca.
B. Kerjakan soal tentang kalimat langsung bersama guru.
Contoh:
Ibu guru berkata gula berasal dari tebu.
Ibu guru berkata, “G
ula berasal dari tebu.
”
1. Bapak berkata Rifan akan pergi ke Merauke.
2. Mama berkata rumah itu didirikan oleh orang Belanda.
3. Meri berpesan kita harus damai.
4. Bapak berkata ratusan orang akan datang ke Fak-fak.
5. Oni berkata ini cara mengobati orang yang buta.
1. (ambilkan/lupakan)
Mama minta Lia ...
air untuk bapak.
2. (lupakan/dengarkan)
Erik, ...
nasihat bapak dengan baik.
3. (buatkan/petikan)
Lia, ...
kopi untuk om minum.
4. (pecahkan/mainkan)
Bapak meminta kakak ...
gitar.
5. (tuliskan/haluskan)
Kakak bantu Oni ...
lagu.
6. (tapiskan/mandikan)
Mama minta kakak untuk ...
adik.
7. (ambilkan/buangkan)
Meri, ...
buku dari lemari.
C. Pilih kata
kerja yang
cocok
dalam
kalimat.
PELAJARAN 109a
Contoh:
(cucikan/buangkan)
Meri tolong ... sampah.
D. Ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.
Contoh:
Oni berkata, “
Ida
mau melukis di rumah Salo.”
Oni berkata bahwa Ida mau melukis di rumah Salo.
Ibu guru berpesan, “Sebelum makan semua harus cuci tangan.”
Ibu guru berpesan bahwa sebelum makan semua harus cuci tangan.
1.
Meri berkata, “
Max senang mengg
ambar.”
2.
Oni berkata, “Ini cara melukis di dinding.”
3.
Ibu guru berpesan, “Kita harus jaga monumen dengan baik.”
4.
Bapak berpesan, “
Setelah pulang kita harus bantu orang tua
.”
5.
Ronal berkata, “
Ronal
ke rumah Lia untuk belajar melukis.”
6.
Seli berkata
, “
Ada banyak jamur di lukisan.
”
selalu
tidak pernah
jarang
sering
kadang
E. Tuliskan lima kalimat
tentang kebiasaan kalian.
21 Bahasa Indonesia Kelas 3 Semester 2
Timika : nama kota
datar : rata
memancing : cari ikan pakai alat pelabuhan : tempat untuk
kapal berhenti gedung : bangunan lokasi : tempat
tantangan : lakukan hal yang sulit
Kota Timika
(1)
Sebelum perusahaan Freeport
mulai bekerja di
Papua pada tahun 1967,
Timika
hanya
sebuah kampung
kecil di mana hanya ada dua suku, yakni suku Kamoro
dan Amungme. Suku Amungme tinggal di bagian
gunung. Menurut cerita nenek moyang orang Amungme
datang dari lembah Baliem. Mereka keluar dari gua.
Mereka melakukan perjalanan ke arah Barat dan mereka
turun dari Puncak Jaya dan tinggal di lembah- lembah di
bagian Selatan dari gunung. Orang Kamoro hidup di
bagian
datar
. Mereka tinggal dalam kampung-kampung
yang kecil dengan keluarga yang besar. Mereka hidup
dengan
memancing
dan berburu.
(2)
Waktu perusahaan Freeport dibangun di Timika,
perusahaan ini bekerja di gunung, mereka membuat
banyak kegiatan di kampung Timika. Mereka perlu
tempat di tanah yang rata untuk membangun jalan
sepanjang
100
kilometer dari laut ke gunung. Mereka juga
membangun
pelabuhan.
Di gunung mereka membangun
gedung
-gedung.
Lokasi
kerja ada di gunung 3700 meter
di atas permukaan laut. Sekarang jumlah penduduk di
Timika sudah bertambah banyak.
Sejarah kota Timika
(3)
Pada tahun 1936, ada beberapa orang yang
mengambil foto bagian Selatan Papua dari pesawat
untuk mencari minyak. Orang-orang ini suka
tantangan
.
Mereka tahu bahwa belum ada orang yang sampai ke
puncak paling tinggi di Papua. Puncak itu sekarang orang
sebut “Puncak Jaya”, sedangkan suku Amungme yang
tinggal di sana sebut
Nemangkawi Ninggok,
artinya
puncak panah putih.
Penggalian tambang di Gunung Biji di Timika.
(4)
Mereka pakai pesawat untuk cari tahu jalan yang
paling baik dari pantai. Mereka turunkan makanan dan
tenda. Tempat mereka turunkan tenda dan makanan
adalah tempat di mana PT Freeport sedang
eksplorasi
di
gunung. Waktu tiba di gunung, mereka langsung lihat
ada batu yang berwarna hijau. Salah satu dari orang
yang naik tahu tentang batu-batu. Dia bawa beberapa
batu kecil sebagai bukti. Ketika mereka lanjut naik ke
gunung yang paling tinggi, mereka melihat ada banyak
salju yang tidak
meleleh
.
(5)
Mereka pulang dan tulis laporan tentang batu
yang mereka lihat di “Ertsberg” (Gunung Biji)
, tetapi tidak
ada orang yang melihat
laporan
itu sampai tahun 1959.
Pada tahun 1960 ada tim yang datang dan naik ke
gunung untuk lihat batu-batu itu. Akhirnya mereka
temukan banyak
tembaga
dalam batu-batu itu. Tidak
hanya tembaga, tetapi juga ada
emas
di dalamnya.
(6)
Sekarang batu yang mengandung tembaga dan
emas diturunkan lewat
pipa
ke pelabuhan. Dari situ
banyak hal. Salah satunya untuk
kabel
listrik.
(7)
Sekarang Gunung “Ertsberg” sudah digali habis,
tetapi sampai hari ini PT. Freeport masih dapat izin dari
pemerintah untuk gali tembaga dan emas di sekitar
tempat itu. Walaupun Timika menjadi lapangan kerja
untuk banyak orang, tidak semua orang senang dengan
perusahaan tambang. Mereka khawatir alam akan rusak.
eksplorasi : lihat tempat baru meleleh : jadi cair
tambang : tempat orang gali emas dan tembaga kabel : kawat yang biasa
dipasang di tiang listrik.
1. Apa dampak baik, kalau ada perusahaan tambang? 2. Apa akibat yang tidak baik,
kalau ada perusaan tambang?
PELAJARAN 111b
Peribahasa
Besi baik tidak berkarat.